Pp Bahan Ajar Sets-A

12
© Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN 1

Transcript of Pp Bahan Ajar Sets-A

Page 1: Pp Bahan Ajar Sets-A

© Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

1

Page 2: Pp Bahan Ajar Sets-A

A. PENDAHULUAN Pengembangan silabus serta rencana pembelajaran bervisi dan berpende-katan SETS berimplikasi pada perlunya bahan pendukung berupa bahan pembelajaran yang memungkinkan terlaksanakannya dengan baik proses pembelajaran seperti yang direncanakan. Hal ini mengandung makna bahwa bahan-bahan pembelajaran tersebut harus memuat materi pokok serta materi lain yang diharapkan dapat menunjang pada pencapaian kompetensi yang diharapkan untuk subjek pembelajaran tertentu. Bahan pembelajaran yang dimaksud di sini, tentu saja bukan hanya berasal dari buku teks yang sesuai, akan tetapi juga bahan-bahan pembelajaran lain dalam berbagai bentuk yang digunakan untuk memudahkan pencapaian kompetensi yang diharapkan. Untuk itu pedoman yang telah tertuang di dalam rencana pembelajaran secara rinci dan terstruktur tersebut perlu tetap dipakai sebagai acuan perolehan bahan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, dari bahan pembelajaran yang telah ditetapkan kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan langkah yang telah direncanakan di dalam rencana pembelajaran itu juga. Sesuai dengan jenis subjek pembelajaran serta jenjang diberikannya subjek pembelajaran tersebut, maka sedangkal atau sedalam itu pula kebutuhan akan bahan pembelajaran pendukungnya. Karena di dalam rencana pembelajaran yang telah dikembangkan, secara tidak langsung termuat pesan karakteristik peserta didik, yang digambarkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang direncanakan untuk dilaksanakan, maka jenis, jumlah, ketersediaan, serta, waktu penyediaan bahan pembelajaran tersebut tentu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Dalam arti, bahan pembelajaran jenis tertentu, seperti buah kiwi, blue berries, dan sejenisnya untuk keperluan pembelajaran biologi, misalnya, yang bila tidak ditemukan di manapun, ketika akan dijadikan contoh, maka dengan sendirinya perlu diganti dengan bahan lain yang jenisnya serupa tapi lebih mudah didapat di tempat kegiatan pembelajaran itu berlangsung, pada saat kegiatan pembelajaran itu harus dilaksanakan. Sehubungan dengan pengembangan bahan pembelajaran ini dikaitkan dengan jenis serta jenjang keperluan bahan pembelajarannya, maka kita perlu membahasnya secara mencukupi agar dapat digunakan sebagai pegangan praktis ketika pembelajaran itu harus bervisi dan berpendekatan SETS. B. JENIS BAHAN PEMBELAJARAN Di dalam pedoman ini kita akan mengklasifikasikan bahan pembelajaran tersebut berdasarkan bentuk ketertulisan atau ketercetakannya. Berdasar-

©

- 1 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 3: Pp Bahan Ajar Sets-A

kan klasifikasi tersebut maka bahan pembelajaran tersebut dapat dibagi menjadi: Bahan pembelajaran tertulis/tercetak

Bahan pembelajaran tertulis/tercetak nyata Bahan pembelajaran tertulis/tercetak maya

Bahan pembelajaran Non Tulis/cetak Objek nyata pembelajaran Objek abstrak pembelajaran

Bahan Pembelajaran Tertulis/Tercetak Bahan pembelajaran tertulis/tercetak nyata adalah bahan-bahan yang secara nyata berada dalam bentuk tertulis atau tercetak dan dapat diraba dengan indra peraba. Bahan-bahan pembelajaran yang termasuk kelompok ini adalah:

- Buku ajar (buku teks) - Bahan cetakan lain seperti jurnal, majalah, surat kabar,

ensiklopedia tercetak, dan sejenisnya. Bahan pembelajaran tertulis/tercetak maya adalah bahan-bahan yang secara visual tampak dalam bentuk tertulis atau tercetak. Akan tetapi tulisan/cetakan itu tak dapat diraba dengan menggunakan indra peraba. Bahan-bahan pembelajaran semacam itu untuk menggunakannya memerlukan perangkat pembaca atau penampil yang seringkali disebut perangkat lunak menggunakan perangkat keras yang sesuai. Bahan-bahan pembelajaran semacam ini dapat diperoleh dari sumber informasi maya yang sesuai, dan untuk mengaksesnya diperlukan perangkat lunak untuk keperluan pembacaan informasi yang diperoleh. Bahan Non Tulis/Cetak Untuk bahan-bahan yang tergolong dalam bahan pembelajaran tidak tertulis atau tercetak, kita dapat memberi penjelasan lebih jauh serta mengambil contoh sebagai berikut: Objek nyata pembelajaran. Objek nyata pembelajaran adalah segala sesuatu yang dipelajari, baik karakteristik maupun sifat-sifat lain. Dari objek itu selanjutnya akan diperoleh pengetahuan, konsep, atau teori baru sebagai penjelas dari objek pembelajaran tersebut. Objek pembelajaran itu tidak selalu dapat disamakan dengan alat bantu pembelajaran, karena objek pembelajaran adalah sumber ditemukannya pengetahuan. Sebaliknya, alat bantu pembelajaran adalah benda-benda yang kita gunakan untuk membuktikan bahwa konsep yang dipelajari itu dapat ditampilkan melalui keberadaan atau penggunaan alat bantu pembelajaran itu. Objek nyata pembelajaran ini dapat berukuran mikro, bahkan

©

- 2 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 4: Pp Bahan Ajar Sets-A

nanometer hingga giga meter, tergantung kosep yang ingin dipelajari. Dari informasi ini dapat segera dipahami bahwa virus, bakteri, jamur, makanan segar, makanan kaleng, pohon, kambing, kuda, fosil dinosaurus, dinamo, motor, mobil, pesawat terbang, roket, pesawat jet, pecahan batu, gunung pasir, volkano, hutan, patung batu, patung logam, benda keramik, benda kaca, pecahan meteor, bulan, planet, bintang, galaksi, dan seterusnya itu harus dianggap sebagai objek nyata pembelajaran, walau di antaranya tak tersentuh oleh organ tubuh kita. Dari objek-objek itulah selanjutnya akan kita peroleh pengetahuan yang sengaja ingin kita ketahui. Di sisi lain alat bantu pembelajaran „seringkali meniru“ objek nyata pembelajaran dengan menyesuaikan ukurannya sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mengetahuai atau memahami konsep yang telah atau sedang dipelajari melalui bahan penjelas dalam bentuk alat bantu tadi. Alat bantu pembelajaranpun dapat bersifat nyata atau bersifat buatan atau artifisial. Dengan kata lain, ketika peserta didik diberi preparat bakteri dan diminta melihat bagian-bagiannya dengan menggunakan mikroskop, sementara bagian-bagian tersebut telah dipelajari dalam buku teks, maka preparat bakteri itu tidak lebih dari sekedar alat bantu pembelajaran. Objek abstrak pembelajaran. Objek abstrak pembelajaran adalah objek pembelajaran yang tidak dapat dikenal dengan indra fisik seperti peraba, perasa, pencium/pembau, maupun pendengar. Namun demikian, objek itu ada dan dapat dipelajari. Bukan karena jauh atau dekat, akan tetapi karena objek itu ada sebagai benda maya. Contoh objek abstrak pembelajaran adalah pengetahuan kognitif, seperti matematika, bahasa, kesenian, budaya, dan seterusnya. Sikap, minat, atau pengetahuan afektif, serta pengetahuan psikomotor seperti keterampilan juga termasuk objek abstrak pembelajaran. Akan tetapi produk dari hasil pembelajaran itu dapat berupa sesuatu yang nyata atau riel. Oleh karena itu, untuk mempelajari benda-benda abstrak ini diperlukan alat bantu pembelajaran.

C. SUMBER BAHAN PEMBELAJARAN Bahan pembelajaran dapat diambil dari berbagai sumber, tergantug pada jenis, keperluan serta ketersediaannya. Bahan-bahan Tulis/Cetak

Untuk bahan pembelajaran dalam bentuk tertulis/cetak nyata dapat diambil dari buku teks, dari jurnal, dari guntingan koran, majalah, dan seterusnya, sejauh hal itu menunjang pada upaya pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam rencana pembelajarannya.

©

- 3 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 5: Pp Bahan Ajar Sets-A

Untuk bahan pembelajaran tertulis/cetak maya, tentu harus diambil dari sumber-sumber maya juga, termasuk dari perpustakaan maya. Dengan demikian, pendidik harus berupaya sedemikian rupa untuk melakukan sendiri, terutama mendorong peserta didik memperoleh bahan pembelajaran yang diperlukan tersebut sesuai dengan yang dikehendaki untuk mendukung ketercapaian kompetensi yang diharapkan. Sejumlah sumber rujukan untuk memperoleh bahan pembelajaran maya adalah:

- Disket Pembelajaran interaktif maupun non interaktif - Compact Disk (CD) berisi bahan rujukan seperti, ensiklopedia,

multimedia pembelajaran subjek atau konsep tertentu, dan kaset video dan sejenisnya, tetapi tidak termasuk tape recorder yang hanya memuat dan mengakses informasi audio.

- Bahan-bahan tertulis atau tercetak yang diperolah dari internet, yang selanjutnya untuk penggunaannya dilakukan secara langsung dari situs berangkutan atau lebih dulu di turunkan (downloaded) menggunakan perangkat lunak tertentu yang selanjutnya disimpan di dalam perangkat keras lain seperti disket atau sejenisnya.

Bahan Non Tulis/Cetak

Bahan-bahan nyata pembelajaran yang tidak dalam bentuk tertulis/cetakan dapat diakses dari sumber alam atau dari lingkungan sekitar, sesuai dengan jenis bahan nyata yang diperlukan. Tergantung pada pendekatan yang digunakan serta konsep yang dibelajarkan, kadang bahan nyata pembelajaran non tulis/cetak ini juga tidak harus disentuh oleh indra perasa atau peraba. Sebagai contoh:

- untuk mempelajari perubahan mata kucing di gelap malam hari, maka yang perlu dilakukan adalah melihat kucing berkeliaran di malam hari.

- Untuk mempelajari gerakan kelelawar di tempat gelap juga hanya diperlukan mengamati kehidupan kelelawar, khususnya gerakan kelelawar di ruang terbuka atau tertutup di malam hari.

- Untuk mempelajari cahaya matahari perlu dilakukan di dalam keadaan matahari bercahaya tidak tertutup awan.

- Untuk mempelajari langsung kegiatan pasar tradisional perlu dilakukan di pasar tradisional itu sendiri.

- Guna mengetahui kegiatan langsung pelelangan diperlukan kunjungan kegiatan pelangan nyata.

- Agar dapat mengolah dengan baik bahan keramik untuk dijadikan produk tertentu perlu dilakukan kerja menggunakan jenis tanah liat tertentu.

©

- 4 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 6: Pp Bahan Ajar Sets-A

- Untuk mempelajari cara bergerak cacing, dapat dilakukan dengan mengamati cacing bergerak secara langsung.

- Untuk memahami pemahatan batu menjadi patung diperlukan pengamatan terhadap karakteristik jenis batu sesungguhnya yang akan dipahat.

- Agar dapat memahami kebiasaan nyata suku bangsa tertentu, maka hidup di antara masyarakat itu akan merupakan salah satu cara terbaik perolehan pengetahuan yang dikehendaki.

Sumber-sumber objek abstrak pembelajaran yang bukan tertulis atau cetak hanya diperoleh melalui abstraksi dari konsep yang dipelajari. Oleh karena itu, tak ada sumber asli yang dapat diakses kecuali menampilkan abstraksi tadi ke bentuk nyata. Pernyataan 2 X 2 = 4 itu hanya ada di dalam tulisan. Untuk memahaminya perlu abstraksi sesungguhnya. Hal yang sama juga harus dilakukan untuk menyatakan konsep bau-bauan, rasa sesuatu, dan konsep-konsep lain bersifat abstrak. D. KESESUAIAN & KECUKUPAN BAHAN PEMBELAJARAN Kesesuaian Bahan Pembelajaran Di sini, kesesuaian bahan pembelajaran dikaitkan dengan validitas isi bahan pembelajaran tertentu yang disiapkan bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu untuk mencapai kompetensi yang diharapkan pada jenjang tersebut melalui tampilan indikator-indikator yang ditetapkan sebelumnya. Dalam pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, kesesuaian tersebut dengan sendirinya juga perlu dikaitkan dengan keberadaan informasi kemenyeluruhan keterkaitan antar konsep pembelajajaran yang ingin diperkenalkan kepada peserta didik dalam konteks SETS. Sebagai contoh ekstrim: - bahan pembelajaran sains bervisi dan berpendekatan SETS dengan

topik tertentu yang sesuai untuk jenjang SD, tentu berbeda dengan untuk jenjang SMP, maupun SMA dan yang sederajat

- bahan pembelajaran agama bervisi dan berpendekatan SETS dengan topik tertentu yang sesuai untuk jenjang SD, tentu berbeda dengan untuk jenjang SMP maupun SMA dan yang sederajat

- dan seterusnya Kecukupan Bahan Pembelajaran Kecukupan Akademik Secara akademik kecukupan bahan pembelajaran dikaitkan dengan seberapa dalam dan luasnya isi bahan yang sesuai tadi diberikan kepada

©

- 5 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 7: Pp Bahan Ajar Sets-A

peserta didik untuk jenjang pendidikan tertentu dalam upaya mencapai kompetensi yang diharapkan melalui penampilan indikator sebagaimana disebutkan di atas. Dalam pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, kecukupan bahan pembelajaran subjek tertentu juga harus dikaitkan dengan kecukup luasan serta dalamnya bahan pembelajaran subjek tersebut dibahas serta diperlakukan dalam konteks kesalingterkaitan unsur SETS. Sebagai contoh ekstrim dalam hal isi bahan pembelajarannya: - bahan pembelajaran sains bervisi dan berpendekatan SETS dengan

topik tertentu yang dianggap cukup untuk jenjang SD, tentu belum mencukupi untuk kebutuhan jenjang SMP, maupun SMA dan yang sederajat

- bahan pembelajaran agama bervisi dan berpendekatan SETS dengan topik tertentu yang sesuai untuk jenjang SD, tentu juga belum mencukupi untuk keperluan pembelajaran di jenjang SMP maupun SMA dan yang sederajat

- dan seterusnya

Kecukupan Kuantitatif Di samping itu, kecukupan akademik kecukupan bahan pembelajaran itu sendiri dapat dikaitkan dengan pemenuhan secara kuantitatif kebutuhan bahan pembelajarannya untuk keperluan belajar secara mandiri atau berkelompok, sesuai keperluan setiap peserta didik. Kecukupan secara kuantitatif itu dapat pula dinyatakan sebagai ketersedian bahan pembelajaran yang diperlukan, untuk pemenuhan keseluruhan peserta didik yang menjadi tanggung jawab seorang pendidik atau guru. Dalam hal-hal atau kondisi tertentu ketersediaan bahan pembelajaran itu mungkin relatif kecil atau tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan keseluruhan peserta didik yang harus dibelajarkan. Pada kondisi semacam ini yang perlu dilakukan oleh pendidik tentu melakukan kegiatan kelompok secara terstruktur yang memungkinkan para peserta didik memperoleh peluang yang sama, satu sama lain dalam mengakses bahan ajar tersebut. Dalam hal ketersediaan bahan pembelajarannya mencukupi atau melimpah untuk digunakan oleh setiap peserta didik maka bahan pembelajaran tersebut sedapat mungkin dapat diperoleh setiap peserta didik. Dengan demikian, masing-masing peserta didik akan memperoleh peluang sama secara mandiri untuk mengakses informasi pengetahuan yang perlu mereka pelajari agar sampai pada kompetensi yang diharapkan. Dalam keadaan ekstrim di mana bahan pembelajaran itu jumlahnya sangat terbatas, atau bahkan sulit diperoleh, maka pendidik perlu memiliki kemampuan menggunakan bahan yang berjumlah sangat

©

- 6 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 8: Pp Bahan Ajar Sets-A

terbatas tadi untuk keperluan pembelajaran kelas, secara menyeluruh melalui strategi pembelajaran yang lebih sesuai. Sebagai contoh, pada musim buah tertentu misal rambutan, jumlah bahan ini sangat melimpah. Ketika pendidik mengajak peserta didik untuk mempelajari bagian buah rambutan melalui potongan melintang atau membujur buah itu, tentu tidak perlu peserta didik berebut karena pendidik hanya menyediakan jumlah sangat terbatas untuk kebutuhan seluruh kelas. Sebaliknya, ketika peserta didik diajak mempelajari struktur gigi buaya, tentu sulit mengajak peserta didik melihat langsung buaya memamerkan giginya. Namun ketika tersedia gigi buaya, dapat dipastikan jumlahnya akan sangat terbatas, yang belum tentu setiap sekolah menyediakannya. Dalam hal ini, hanya model yang dapat disediakan sebagai pengganti benda sebenarnya. Untuk itu semua, masing-masing pendidik subjek pembelajaran berkom-peten diharapkan dapat mengukur secara jelas dan kongkret kesesuaian dan kecukupan bahan pembelajaran tersebut. Bagian berikut ini membahas tentang indikator yang dapat dipakai sebagai acuan untuk menandai kesesuaian dan kecukupan bahan tersebut untuk keperluan pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS. E. INDIKATOR KESESUAIAN DAN KECUKUPAN BAHAN PEMBELAJARAN BERVISI DAN PENDEKATAN SETS 1. Sejalan dengan rencana pembelajarannya

©

- 7 -

2. Memberi peluang penampilan visi SETS Penampilan Visi SETS ditandai setidaknya

keberadaan keempat unsur SETS yang ingin disalingkaitkan dalam proses pembelajaran (lihat diagram 1)

3. Memungkinkan penampilan ciri-ciri pende-katan SETS • Tetap memberi penekanan pada subjek

pembelajarannya • Peserta Didik di bawa ke situasi untuk

setidaknya memahami kemanfaatan konsep sains yang terkait dengan konsep yang dibelajarkan dalam subjek pembelajaran ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.

Diagram 1: Keterkaitan antar unsur SETS. Dalam pembahasan konsep

kecepatan dalam pembelajaran sains

• Peserta Didik diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains ke bentuk teknologi tersebut.

Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 9: Pp Bahan Ajar Sets-A

• Peserta didik diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara konsep yang dibelajarkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut.

• Peserta Didik dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian penggunaan konsep sains, terkait dengan konsep yang dibelajarkan tersebut, bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan.

• Dalam konteks konstruktivisme, memberi peluang peserta didik untuk dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik bersangkutan.

3. Memberi peluang kepada pendidiknya untuk dapat melakukan

evaluasi bervisi SETS berdasarkan bahan pembelajaran tersebut. Ciri pengevaluasian pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS akan dibahas pada materi terpisah.

4. Bahan pembelajarannya tersedia, dan sedapat mungkin mencukupi, untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang direncanakan.

Terlampir diberikan contoh pengembangan bahan pembelajaran untuk subjek kimia, dikaitkan dengan rencana pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya. Materi pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS dari subjeknya berada di sekitar konsep reaksi oksidasi reduksi yang dibelajarkan pada kelas X semester genap. Guna memperoleh gambaran lengkap keterkaitannya dengan rencana pembelajaran sebelumnya, maka dilampirkan pula rencana pembelajaran yang dirujuk. F. Penutup Untuk menghasilkan haban pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS yang baik, sesuai dan mencukupi sehingga dapat membawa suasana pembelajaran yang menyenangkan diperlukan latihan secara sungguh-sungguh, namun tidak harus dianggap menakutkan atau menegangkan. Bahan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kita tersedia sedemikian banyak variasinya. Diantaranya juga melimpah. Yang diperlukan adalah kemampuan pendidik untuk memilih dan menugaskan kepada peserta didik untuk mengambil dan memanfaatkannya untuk kepentingan pembelajaran sesuai dengan subjek pembelajarannya. ©

- 8 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 10: Pp Bahan Ajar Sets-A

G. RUJUKAN: Binadja, Achmad (1996). Why Do We Need SETS Education? Paper

Submitted for training and workshop on Environmental Education, Brisbane

Binadja, Achmad (1997). Environment and Population Education in

RECSAM. Paper presented in the Training Workshop on Education for Sustainability, organised by UNESCO-PROAP-IPST, Bangkok, 17-21 November 1997.

Binadja, Achmad (1999). STL (Science and Technology Literacy) in the

SETS (Science, Environment, Technology, and Society Education) Perspective. Paper presented in the Regional Workshop on Scientific and Technological Literacy for All, Conducted by SEAMEO RECSAM In Collaboration with UNESCO and ICASE, Penang, 10 – 15 May 1999.

Binadja, Achmad (2004-a). Chemistry Teaching in English Language, a

Teaching Model Applying SETS Approach. Instructional Material in SETS. SETS Laboratory of UNNES.

Binadja, Achmad (2004-b). Model Pembelajaran Berbahasa Inggris

Bervisi dan Berpendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society), Atom, Unsur, dan Susunan Berkala Unsur. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Program Pendidikan IPA-PPS UPI, Bandung, 11September 2004.

Binadja, Achmad (2005). Pembelajaran Sains Berdasar Kurikulum 2004

Bervisi dan Berpendekatan SETS. Implikasinya pada Pengembangan Silabus Subjek Sains. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA Universitas Negeri Semarang, 10 Desember 2005.

Binadja, Achmad (2005). Pembelajaran Sains Berdasar Kurikulum 2004

Bervisi dan Berpendekatan SETS. Implikasinya pada Pengembangan Rencana Pembelajaran Subjek Sains. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 Desember 2005.

©

- 9 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 11: Pp Bahan Ajar Sets-A

Lampiran 1 Model Rencana Pembelajaran Subjek Sains Kimia

RENCANA PEMBELAJARAN 1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia Materi Pokok : Reaksi Oksidasi Reduksi Kelas/Semester : X/ 2 Kelompok target : Bervisi dan Berpendekatan SETS Pertemuan ke : 3 Waktu pelaksanaan : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Kompetensi Standar: Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

Membandingkan produk serta akibat relatif yang ditimbulkan oleh reaksi oksidasi reduksi dari oksidator dan reduktor berbeda, yang diterima secara internasional.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Membedakan, berdasarkan standar klasifikasi PBB, akibat yang ditimbulakn oleh reaksi oksidasi reduksi menggunakan jenis bahan yang tergolong dalam peledak.

Memberi contoh hasil-hasil reaksi oksidasi reduksi dalam bentuk kembang api sampai bentuk bom beserta akibat yang ditimbulkan.

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran: Pendekatan SETS/Salingtemas Bentuk Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (5 menit)

Siswa diajak mengingat peristiwa-peristiwa pemboman karena perang atau oleh perbuatan para teroris di sejumlah tempat di Indonesia dan juga di Negara lain seperti Iraq, Afganistan, Mesir, Israel, Palestina, dan membayangkan apa yang terjadi berbagai akibat yang berlangsung karena pemboman

Kegiatan Utama Siswa diminta berkelompok 4-5 orang, untuk memperoleh 8-10 kelompok. (5 menit) Setiap dua kelompok diberi bahan diskusi sama dari salah satu topik berkaitan dengan

bahan peledak, kembang api, mercon, senjata api, serta bahan-oksidator dan reduktor, (5 menit)

Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan berbagai implikasi SETS berkaitan dengan masing-masing topik yang dibahas (10 menit)

Masing-masing kelompok diminta untuk menurunkan hasil diskusinya dalam laporan tertulis (10 menit)

Untuk kelompok dengan topik serupa diminta untuk membandingkan hasil diskusinya serta saling memberi masukan (10 menit)

Perwakilan dari masing-masing kelompok dengan topik berbeda diminta menyajikan hasil diskusi, dengan menyertakan hasil diskusi gabungan dua kelompok sama (20-25 menit)

Penutup/Kegiatan Akhir

o Forum dipandu guru menyimpulkan dengan menarik benang merah keberadaan bahan-bahan oksidator dan reduktor serta kekuatan daya oksidasi reduksi yang berimplikasi pada daya ledak berbagai jenis produk teknologi yang dibahas. (10 menit)

©

- 10 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN

Page 12: Pp Bahan Ajar Sets-A

o Guru menugasi setiap kelompok untuk merapikan hasil diskusi di masing-masing kelompok serta melengkapi hasil diskusi dengan kesimpulan yang logis untuk dikumpulkan (5-10 menit)

4. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat/bahan: - Contoh kembang api, petasan, gambar-gambar berbagai senjata api, ranjau, gra-nat, dinamit,

dan sejenisnya - Informasi bahan-bahan yang bersifat oksidator dan reduktor. Sumber rujukan - buku kimia yang memuat informasi tentang reaksi oksidasi reduksi - Website yang memuat informasi perang, peledakan bom, perayaan menggunakan kembang api,

petasan, dan sejenisnya, seperti Wikipedia, UNESCO, CNN, dst seperti http://www. Chemistry coach.com/tutorial.htm#tutorials; Rogers, Raymond N. Joan L. Rogers. Explosives Science. Los Alamos, NM; Columbia Encyclopedia, Sixth Edition, 2005. Plating. http://www.encyclopedia.com; http://electrochem.cwru.edu/ed/encycl

- Berita surat kabar

5. PRODUK PEMBELAJARAN Sumber Daya Manusia (SDM) - peserta didik yang memahami impliksdi keterhubungkaitan SETS untuk topik bahan

oksidator, reduktor dan daya ledak - peserta didik yang memiliki gagasan tentang kemungkinan pekerjaan yang dapat dilakukan

berdasarkan topik di atas Produk Non Sumber Daya Manusia

- Kumpulan hasil diskusi bervisi SETS tentang oksidator, reduktor dan daya ledak 6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program - Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui observasi diri,

kelompok, serta proses oleh guru dan siswa Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif Menguji pengenalan tentang bahan-bahan bersifat oksidator dan reduktor Menguji pemahaman kekuatan oksidasi reduksi Aspek Afektif Mengobservasi kesan peserta didik, melalui tampilan wajah, komentar, dan reaksi fisik lain ketika diperlihatkan gambar-gambar berbagai jenis senjata, bahan peledak, petasan, dan kembang api serta peristiwa berkaitan dengan benda-benda tersebut. Aspek Psikomotorik

Mengobservasi kemampuan para peserta didik dalam melakukan kegiatan diskusi serta keterampilan mengelola kegiatan diskusi kelompok

7. PENANGGUNG JAWAB

Guru Subjek Pembelajaran : Tulis nama dan tanda tangan guru pengembang rencana pembelajaran

Direktur Institusi Pendidikan: Tulis nama dan tanda tangan penanggung jawab instirtusi pendidikannya

©

- 11 - Copyright by Achmad Binadja PEDOMAN PERENCANA PEMBELAJARAN