Pp a.pragmatik
Click here to load reader
-
Upload
dhita-candra -
Category
Documents
-
view
596 -
download
0
Transcript of Pp a.pragmatik
WUJUD STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIFDALAM INTERAKSI ANTAR SISWA
SMP n 4 semarangDI LINGKUNGAN SEKOLAH
Rizka Windi Saputri
Mahasiswa PBSI FPBS IKIP PGRI Semarang
E-Mail: [email protected]
Dosen Pengampu : Arisul Ulumuddin, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah : Seminar Bahasa
IKIP PGRI SEMARANG
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sarana komunikasi
yang praktis dan efektif dalam kehidupan
sosial manusia (Zamzani 2005:17). Hal ini
terjadi karena melalui bahasa manusia
dapat mengenal satu sama lain, saling
bertukar informasi, menegur, memberikan
tugas, bertanya, memberikan pujian, dan
saling menghargai satu sama lain.
Penggunaan wujud kesantunan direktif
dalam interaksi antarsiswa terlihat dengan
jelas. Mereka sangat menjaga kerukunan
antarsiswa, menjaga keseimbangan sosial, dan
sebisa mungkin menghindari konflik di
lingkungan sekolah. Semua hal tersebut,
tercermin dalam kegiatan siswa dan dalam
berkomunikasi sehari sehari-hari di sekolah.
Strategi kesantunan direktif dalam
interaksi antar siswa dapat dilihat berdasarkan
besar kecilnya jarak tempuh serta kejelasan
pragmatiknya.
LANDASAN TEORETIS
Menurut Searle (dalam Rustono 1996:59)
tindak tutur direktif yaitu tindak tutur yang
berfungsi mendorong mitra tutur melakukan
sesuatu, missalnya
mengusulkan, memohon, memerintah, mendesak,
dan menentang. Dengan kata lain yang bisa
memerintah lawan tutur melakukan sesuatu
tindakan verbal maupun nonverbal.
Menurut Keraf (dalam Purwo 1990:36)direktif sebagai tindak tutur yangmengandung perintah atau permintaan agarorang lain melakukan sesuatu seperti yangdiinginkan orang yang memerintah, dalamsehari-hari makna direktif bisa diwujudkandengan tuturan deklaratif mapun tuturanintarogatif.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pendekatan pragmatik. Dalam penelitian ini
meupakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan
metode deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk
menggambarkan apap adanyadari hasil pengumpulan data
yang telah dilakukan penulis.
Data tersebut meliputi penggalan percakapan dan
situasi percakapan atau konteks. Adapun sumber data
dalam penelitian ini yaitu tuturan interaksi antar siswa
SMP N 4 Semarang. Data yang dikumpulkan kemudian
dicatat dalam kartu data, kemudian data-data yang berupa
tuturan itu dianalisis berdasarkan wujud tindak tutur
direktif dan kesantunan direktif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Secara umum, wujud kesantunan direktif tuturan siswaSMP di lingkungan sekolah ditemukan dalam tuturan langsung.Tuturan langsung digunakan oleh siswa SMP dengan tujuanuntuk meminta sesuatu secara langsung. Misalnyamengambilkan buku, meminjal alat tulis, dan sebagainya. Haltersebut sering dilakukan siswa SMP dilingkungan sekolahsebagai suatu wujud direktif kesanturan antarsiswa. Sepertidalam penggalan kutipan berikut.
Adel: “Liem, tolong ambilkan buku di sebelah bangkumu?”
Liem: “Ya, Del. Buku warna hijau ini?”
Adel: “Iya Liem.”
Liem: “Ini bukunya.”
Adel: “Makasih Liem.”
Berdasarkan penggalan kutipan tersebut, dijelaskanbahwa terjadi percakapan langsung antarsiswa SMP. Tuturanlangsung tersebut digunakan siswa dengan tujuan memintakepada temannya untuk melakukan sesuatu mengambilkan buku.
Wujud kesantunan direktif tuturan siswa SMP di
lingkungan sekolah yang kedua adalah desakan. Tuturan
langsung tersebut digunakan oleh siswa SMP dengan tujuan
untuk meminta sesuatu secara langsung. Misalnya siswa
SMP meminta jawaban soal kepada temannya. Hal tersebut
dilakukan kerena siswa dalam keadaan terdesak. Seperti
dalam penggalan kutipan berikut.
Rofi: “Di, aku minta jawaban soal essaimu?”
Diana: “Aku belum selesai?”
Rofi: “Waktunya sudah mau habis ni?”
Diana: “Iya bentar.”
Rofi: “Cepetan!”
Diana: “Iya, ya ini.”
Berdasarkan penggalan kutipan tersebut, dijelaskan
bahwa terjadi percakapan langsung antarsiswa SMP.
Tuturan langsung tersebut digunakan siswa dengan tujuan
meminta jawaban soal essai dengan mendesak.
langsung tersebut digunakan oleh siswa SMP dengan tujuan
untuk usaha menyakinkan sesuatu secara langsung.
Misalnya siswa SMP membujuk temannya yang ketakutan
masuk ruang guru. Seperti dalam penggalan kutipan
berikut.
Vava: “Sin, aku takut maju ke depan.”
Sinta: “Ayo Va, kamu pasti bisa. Ayo!”
Vava: “Aku grogi.”
Sinta: “Aku yakin kamu pasti bisa, jangan takut. Berdoa”
Vava: “Iya, ya. Aku akan maju.”
Berdasarkan penggalan kutipan tersebut, dijelaskan
bahwa terjadi percakapan langsung antarsiswa SMP.
Tuturan langsung tersebut digunakan siswa dengan tujuan
untuk menyakinkan temanya. Hal tersebut dilakukan
sebagai usaha siswa SMP untuk saling membantu temannya
dan usaha untuk menyemangati temannya dalam keadaan
tertentu.
Wujud kesantunan direktif tuturan siswa SMP di
lingkungan sekolah yang keempat adalah persilakan. Tuturan
langsung tersebut digunakan oleh siswa SMP dengan tujuan
untuk mengijinkan sesuatu secara langsung. Misalnya siswa
SMP memeprsilakan/mengijinkan temannya berjalan ketika
sedang lewat di depannya. Hal tersebut dilakukan sebagai sikap
rasa saling menghormati dan tenggang rasa antarsiswa. Sikap
tersebut sering terjadi di lingkungan sekolah SMP. Seperti dalam
penggalan kutipan berikut.
Dina: “Rev, aku pulang duluan ya?”
Revi: “Iya Din, silahkan. Hati-hati di jalan.”
Vava: “Iya Rev. Makasih.”
Berdasarkan penggalan kutipan tersebut, dijelaskan
bahwa terjadi percakapan langsung antarsiswa SMP. Tuturan
langsung tersebut digunakan siswa dengan tujuan untuk
mempersilakan temanya melakukan sesuatu. Hal tersebut
dilakukan sebagai sikap rasa saling menghormati dan tenggang
rasa antarsiswa. Sikap tersebut sering terjadi di lingkungan
sekolah SMP.
Wujud kesantunan direktif tuturan siswa SMP di lingkungan
sekolah yang kelima adalah larangan. Tuturan langsung tersebut
digunakan oleh siswa SMP dengan tujuan untuk usaha melarang
melakukan sesuatu secara langsung. Misalnya siswa SMP melarang
temannya yang ingin menyelakai temannya yang lain. Hal tersebut
dilakukan sebagai usaha siswa SMP untuk saling mengingatkan
temannya karena dapat merugikan orang lain. Seperti dalam penggalan
kutipan berikut.
Dino: “Nov, jangan duduk di tangga.”
Novi: “Memangnya kenapa? Nggak ada larangannya.”
Dino: “Nanti kalau temen-temen yang lain lewat, kan melahangi jalan.”
Novi: “Iya, iya. Aku pindah.”
Berdasarkan penggalan kutipan tersebut, dijelaskan bahwa
terjadi percakapan langsung antarsiswa SMP. Tuturan langsung tersebut
digunakan siswa dengan untuk melarang temanya melakukan sesuatu
yang dianggap merugikan. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha siswa
SMP untuk saling mengingatkan temannya karena dapat merugikan
orang lain. Sikap larangan yang ditunjukkan siswa SMP bertujuan agar
kehidupan dilingkungan sekolah berjalan dengan tenang dan nyaman
dalam proes belajar mengajar.
Strategi yang digunakan dalam
kesantunan direktif anatar siswa SMP
dilingkungan sekolah adalah positive
politeness strategy (strategi kesantunan
positif/keakraban), negative politeness
strategy (strategi kesantunan
negatif/formalitas), dan off-record politeness
strategy (strategi tidak langsung atau
tersamar)
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Wujud kesantunan direktif yang dinyatakan
siswa SMP di lingkungan sekolah terdapat lima
macam. Adapun wujud kesantunan direktif tersebut
(1) permintaan, (2) desakan, (3) bujukan, (4)
persilaan, dan (5) larangan. Kelima wujud pragmatik
tersebut ditemukan berdasarkan konteks yang
melatarbelakangi tuturan.
Sekiandan
Terimaksih