Post Stroke Epilepsy

8
FARAH SONYA ANASTASYA 2010730036 Pembimbing : dr. samino sp,S

description

JURNAL READING

Transcript of Post Stroke Epilepsy

Slide 1

FARAH SONYA ANASTASYA2010730036Pembimbing : dr. samino sp,S

ABSTRACTStroke iskemik dan hemoragik telah ditetapkan sebagai faktor etiologi untuk kejang berulang.Namun hanya ada beberapa data prospektif yang tersedia untuk memprediksi epilepsi pasca stroke dan untuk memilih point terbaik dalam hal waktu dan pengobatan anti kejang.Pada penelitian prospektif, kami mengevaluasi 264 pasien stroke dan menilai risiko epilepsi pasca stroke dengan mengikuti nya selama satu tahun.

LATAR BELAKANG DAN TUJUANStroke iskemik dan hemoragik ditetapkan sebagai faktor etiologi untuk kejang berulang dan penyakit serebrovaskular yang menyebakan sekitar 11% dari semua epilepsi. Pada orang tua yang berusia di atas 60 tahun, epilepsi pasca stroke mewakili lebih dari 45% dari semua insiden kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi skala risiko epilepsi untuk pasien setelah iskemik atau stroke. Data klinis dikumpulkan dalam 2 minggu pertama dan pada kunjungan lanjutan ini digunakan untuk memprediksi diagnosis epilepsi dalam tahun pertama setelah stroke.

BAHAN KLINIS DAN METODEINKLUSI : Semua pasien berusia 18 tahun atau lebih yang rutin ke Departemen Neurologi dari universitas Philipps-Marburg dengan diagnosis stroke, baik iskemik atau hemoragik, selama kurun waktu 5 bulan disaring untuk kejang selama perawatan di rumah sakit dan pada follow-up rutin 6 dan 12 bulan setelah infark. Penelitian ini diterapkan dalam perawatan stroke rutin masuk rumah sakit dan kunjungan follow-up dijadwalkan. EKSLKUSI : Pasien dengan stroke akibat perdarahan subarachnoidal, intrakranial trombosis vena, didirikan diagnosis epilepsi dan dengan data yang cukup dikeluarkan dari penelitian.Berdasarkan publikasi sebelumnya, kita mendefinisikan sepuluh jenis untuk skala risiko epilepsi pasca-stroke (Posers).Kejang diklasifikasikan melalu klasifikasi ILAE dan epilepsi didiagnosis ketika dua atau lebih kejang tak beralasan terjadi. Analisis data statistik dilakukan dengan SPSS versi 17.0 dengan uji chi square.

HASIL : Uji chi square menunjukan frekuensi jauh lebih tinggi pada tujuh dari 10 jenis karakteristik klinis pasien epilepsi pasca stroke yang dibandingkan dengan pasien tanpa epilepsi.

HASILUntuk Analisis ROC dalam nilai prediksi positif Semuanya dimasukkan , dan tiga jenis yang menurut publikasi sebelumnya diduga sangat kuat pengaruhnya dalam prediksi epilepsi pasca stroke (ICH dengan keterlibatan area kortikal, stroke supraterintorial, dan kejang yang akhir/ lambat (yang terjadi pada 15 hari pasca stroke atauatau lebih)).Skala total menunjukan sensitifitas baik (100%) dan spesifitas (95,7%) untuk 5 pointSkala pada akhirnya mengeluarkan 3 point (2,5, dan 8)

DISKUSIKami telah menunjukkan bahwa skala risiko epilepsi pasca-stroke (Posers) mungkin bermanfaat dan alat yang mudah digunakan untuk risiko epilepsi pada pasien dalam rawat inap awal untuk stroke akut. Di kebanyakan kasus MRI atau CT scan akan tersedia dalam waktu 24 jam pada suatu titik waktu ketika sebagian besar kejang sudah terjadi dalam 24 jam.Seperti dalam penelitian kami, penelitian tentang bakal kejang setelah stroke Penelitian (SASS, n = 1897) menunjukkan bahwa korteks lokalisasi merupakan faktor risiko utama untuk kejang setelah stroke hemorrhagic dan bahwa semua pasien dengan kejang-an melanjutkan untuk diagnosis epilepsi dalam tindak lanjut rata-rata 9 bulan. Sebaliknya, 7 dari 13 pasien dengan stroke iskemik yang menderita kejang satu akhir tidak lanjutkan ke diagnosis epilepsi selama 1 tahun kami follow-up. Untuk dokter ini menunjukkan dilema, apakah untuk mengobati akhir kejang pertama atau menunggu keduaKESIMPULANData yang dihasilkan di sini menunjukkan bahwa Posers akan membantu dengan keputusan untuk mengobati atau tidak karena memungkinkan dokter untuk memperkirakan kemungkinan kejang di masa depan. Peran EEG dalam memfasilitasi prognosis epilepsi pasca stroke agak mengecewakan seperti tercermin dalam sensitivitas rendah dan PPV dalam penelitian kami. Dalam sebuah studi baru-baru ini dengan terus menerus EEG epileptiform discharges bisa dicatat di 17% dari pasien stroke berturut-turut, namun hanya 2% menderita kejang. Dengan demikian, pelepasan epileptiform tidak prediktif untuk pengembangan kejang awal atau terlambat dalam cara yang relevan secara klinis.