Behavioral problems in children with epilepsy

17
Behavioral problems in children with epilepsy Dora Novriska, Retno Sutomo, Amalia Setyati Journal Reading Retno Suci Fadhillah (20.31 727 2010) Pembimbing : dr. Jauhari Triwasista, Sp.A

Transcript of Behavioral problems in children with epilepsy

Behavioral problems in children with epilepsy

Dora Novriska, Retno Sutomo, Amalia Setyati

Journal Reading Retno Suci Fadhillah (20.31 727 2010)

Pembimbing : dr. Jauhari Triwasista, Sp.A

Abstrak

• .

•Epilepsi adalah gangguan neurologis yang paling sering berdampak pada anak-anak . Sebagian besar kasus epilepsi ditemukan di negara berkembang . Anak-anak dengan epilepsi berisiko memiliki gangguan perilaku yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka . Studi pada masalah perilaku pada anak dengan epilepsi telah dibatasi di Indonesia .

Latar Belakang

• Untuk membandingkan gangguan perilaku pada anak-anak dengan epilepsi dan anak-anak normal , dan untuk menilai kemungkinan faktor yang terkait dengan terjadinya gangguan perilaku .

Tujuan• penelitian ini menggunakan studi cross- sectional yang melibatkan 47 anak-anak dengan epilepsi dan 46 anak tanpa epilepsi , berusia 3-16 tahun . Masalah perilaku disaring dengan Strength and Difficulty Questionnaire ( SDQ ) , versi Indonesia . informasi tentang deskripsi EEG , obat-obatan , onset , dan durasi epilepsi diperoleh dari catatan medis

Metode

• Hasil : gangguan perilaku ditemukan pada 19,1 % anak-anak dengan epilepsi dan hanya 2,2 % dari anak-anak tanpa epilepsi ( PR 8,8 ; 95 % CI 1,16-66,77 ; P = 0,015 ) . Perbedaan signifikan juga ditemukan dalam persentase gangguan perilaku dan gangguan emosional . Analisis multivariat dengan regresi logistik mengungkapkan bahwa faktor yang terkait dengan gangguan perilaku pada anak-anak dengan epilepsi adalah epilepsi yang tidak terkendali ( PR 13,9 ; 95 % CI 1,45 untuk 132,4 ; P = 0,023 ) dan gambaran focal pada EEG ( PR 19 ; 95 % CI 1.71 untuk 214,43 ; P = 0,017 ) . epilepsi yang tidak terkontrol merupakan faktor yang terkait dengan gangguan emosional ( PR 6,7 ; 95 % CI 1,66-26,76 ; P = 0.007 ) dan gangguan perilaku ( PR 6.1 ; 95 % CI 1,35-27,29 ; P = 0.019 ) .

• Kesimpulan : epilepsi yang tidak terkontrol dan hasil fokal EEG merupaka faktor yang terkait dengan peningkatan risiko gangguan perilaku pada anak-anak dengan epilepsi . Anak-anak dengan epilepsi harus menjalani skrining gangguan perilaku , diikuti dengan konfirmasi diagnosis dan pengobatan .

Pendahuluan

• Anak-anak dengan epilepsi memiliki risiko yang lebih besar mengalami gangguan kejiwaan dan perilaku, seperti attention deficit / hyperactivity disorder ( AD / HD ) , gangguan perilaku , autisme spektrum disorder ( ASD ) , serta Gangguan afektif dan agresif yang mempengaruhi kualitas hidup mereka . Anak-anak dengan kejang memiliki risiko 4,7 kali lebih tinggi mengalami gangguan perilaku dibandingkan anak-anak yang tidakpernah kejang . Prevalensi gangguan perilaku pada anak epilepsi di Thailand sebesar 54 % pada tahun 2007 dan 52,8 % di India pada 2004

• Banyak faktor yang menjadi penyebab gangguan perilaku pada epilepsi , melibatkan faktor neurobiologic dan faktor psikososial . Faktor neurobiologic mungkin termasuk usia saat onset , durasi penyakit , frekuensi dan tingkat keparahan kejang , jenis kejang , serta sebagai jenis dan jumlah obat anti - epilepsi yang diminum . Faktor psikososial yang berkontribusi mungkin termasuk stigma yang melekat pada anak denganepilepsi , adaptasi yang rendah untuk penyakit , stres keuangan , dinamika keluarga dan orang tua, serta karakteristik anak-anak , seperti sebagai temperamen dan tingkat kecerdasan yang rendah

• Di indonesia sendiri, Sebuah penelitian menemukan bahwa meskipun 60 % anak-anak epilepsi didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dan perilaku , hanya 33 % dari mereka yang menjalani terapi perilaku dan rehabilitasi kejiwaan

Metode

• Penelitian ini menggunakan metode studi cross sectional

• Penelitian dilakukan di bagian Pediatric RS Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta dari Juni-July 2013.

• Sampel dibagi menjadi dua kelompok, kelopok epilepsi dan non epilepsi

Kriteria inklusi• Kelompok epilepsi : anak usia

3 -16 tahun yang didiagnosis dengan epilepsi dan dirawat di Neurology Klinik Pediatric di DR . Sardjito

• Kelompok nonepilepsi : non - epilepsi adalah anak-anak berusia 3-16 tahun yang tidak memiliki epilepsi , riwayat kejang demam atau penyakit kronis lainnya .

Kriteria eksklusi• untuk kedua kelompok anak-

anak dengan cacat fisik atau mental yang berat ( misalnya , tidak bisa berjalan tanpa bantuan alat atau tidak untuk berkomunikasi ) , telah didiagnosis sebelumnya dengan AD / HD , autisme , atau gangguan kejiwaan lainnya , memiliki penyakit kronis lainnya atau tidak hidup dengan mereka orang tua.

• Masalah perilaku yang dinilai menggunakan SDQ Versi Indonesia yang telah divalidasi dan mungkin download di www.sdqinfo.com . The SDQ adalah dibagi menjadi dua bagian : satu diisi oleh orang tua / guru untuk anak usia 3 sampai 10 tahun , dan satu diselesaikan oleh anak-anak sendiri bagi mereka yang berusia 11 hingga 16 tahun

• data sekunder , seperti jumlah anti - epilepsi obat ( AED ) dan deskripsi EEG diambil dari catatan medis .

Hasil

Pembahasan

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan perilaku lebih sering terjadi pada anak dengan epilepsi dibandingkan pada anak-anak tanpa epilepsi ( 19,1 % vs 2,2 % ). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik mengungkapkan bahwa faktor yang terkait dengan gangguan perilaku pada anak dengan epilepsi adalah epilepsi yang tidak terkontrol dan gambaran fokal pada EEG .

• Penelitian ini juga menemukan bahwa epilepsi tidak terkendali adalah faktor yang berhubungan dengan gangguan emosi dan perilaku . Keterbatasan penelitian adalah tidak menggunakan beberapa informan untuk mengisi SDQs , yang bisa diselesaikan oleh kedua orang tua dan guru . informan yang berbeda akan memberikan sensitivitas SDQ yang lebih baik untuk mendeteksi gangguan perilaku pada anak-anak ddibanding hanya ari satu informan , baik orang tua atau guru . Penggunaan beberapa informan telah terbukti menjadi prediktor yang lebih baik , Selain itu, ada hubungan yang signifikan antara gangguan kognitif dan masalah perilaku

• Karena penelitian ini adalah penelitian cross sectional , maka peneliti tidak dapat menetukan apakah sebab mendahului suatu akibat. Maka dari itu perlunya penelitian lebih lanjut dengan desain studi yang lebih kompleks untuk membuktikan faktor-faktor apa saja yang menjadi risiko gangguan perilaku pada anak dengan epilepsi.

• Karena anak-anak dengan epilepsi beresiko untuk masalah perilaku , skrining diikuti oleh konfirmasi diagnosis dan pengobatan harus dilakukan pada semua anak dengan epilepsi . penelitian lebih lanjut pada masalah perilaku pada anak-anak Indonesia dengan epilepsi dengan penilaian faktor risiko lain diperlukan .

Kesimpulan

• masalah perilaku lebih sering terjadi pada anak dengan epilepsi daripada yang normal anak-anak, terutama melakukan dan gangguan emosional . Epilepsi yang tidak terkontrol dan gambaran fokal EEG adalah Faktor-faktor yang signifikan terkait dengan masalah perilaku di anak-anak dengan epilepsi .