portofolio ppok

8
PORTOFOLIO Topik: Penyakit Paru Obstruktif Kronis Tanggal (Kasus) : 27 November 2012 Presenter : dr. Afrida Aryani Nasution Tanggal Presentasi :11 Januari 2012 Pendamping : dr. Andri Perdana Siregar dr. Desi Puspa A. Siregar Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan RSUD Kabupaten Tapanuli Selatan Objektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Laki-laki, 79 tahun dengan keluhan utama sesak napas sejak 1 minggu ini. Tujuan : mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan PPOK. Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data Pasien : Nama : Tn. B Umur : 79 tahun Alamat : Sipagimbar Agama : No. RM : - 1

Transcript of portofolio ppok

Page 1: portofolio ppok

PORTOFOLIO

Topik: Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Tanggal (Kasus) : 27 November 2012 Presenter : dr. Afrida Aryani Nasution

Tanggal Presentasi :11 Januari 2012 Pendamping : dr. Andri Perdana Siregar

dr. Desi Puspa A. Siregar

Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan RSUD Kabupaten Tapanuli Selatan

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Laki-laki, 79 tahun dengan keluhan utama sesak napas sejak 1 minggu ini.

Tujuan : mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan PPOK.

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data

Pasien :

Nama : Tn. B Umur : 79 tahun

Alamat : Sipagimbar Agama : Islam

Bangsa : Indonesia Pekerjaan : Bertani

No. RM : -

Nama RS: RSUD Kabupaten Tapanuli

Selatan

Telp : - Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis / Gambaran Klinis: sesak napas dalam 1 bulan ini dan memberat sejak

1minggu ini. Batuk (+), dahak (+) berwarna kekuningan. Riwayat merokok sejak >20 tahun

yang lalu hingga saat ini, >12 batang perhari. Riwayat sesak napas berulang (+), riwayat

batuk berulang (+). Riwayat batuk berdarah (-). Riwayat demam (+). BAB (+)N, BAK

(+)N.

2. Riwayat Pengobatan : Tidak jelas.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Tidak jelas.

4. Riwayat Keluarga : Tidak ditemukan anggota keluarga lain yang mengalami gejala

ataupun riwayat gejala yang sama dengan pasien.

5. Riwayat Pekerjaan : Bertani.

1

Page 2: portofolio ppok

Daftar Pustaka:

a. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003.

b. Riyanto, B. dan Hisyam, B. Obstruksi Saluran Pernapasan Akut. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006; 978 –

987.

c. PPOK, Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan

Dokter Paru Indonesia. 2003.

Hasil Pembelajaran

1. Penegakan diagnosis PPOK

2. Etiologi PPOK

3. Penatalaksanaan PPOK

4. Edukasi untuk pencegahan PPOK

1. Subjektif :

Pasien mengeluhkan sesak napas dalam 1 bulan ini dan memberat sejak 1minggu ini.

Batuk (+), dahak (+) berwarna kekuningan. Riwayat merokok sejak >20 tahun yang lalu

hingga saat ini, >12 batang perhari. Riwayat sesak napas berulang (+), riwayat batuk

berulang (+). Riwayat batuk berdarah (-). Riwayat demam (+). BAB (+) normal, BAK (+)

normal.

RPT : Hipertensi (+), DM (-), Asma (-)

RPO : tidak jelas

2. Objektif :

Hasil pemeriksaan fisik :

Status Presens

Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)

Tekanan Darah : 190/110 mmHg Ikterik : (-)

Nadi : 100 x/ menit Sianosis : (-)

Pernafasan : 34 x/ menit Dyspnoe : (+)

Temperatur : 37,5 °C Oedem : (-)

2

Page 3: portofolio ppok

Status Lokalisata

Kepala : Mata : Conj. Palpebra inferior pucat (-/-), ikterik (-/-).

Thoraks : Inspeksi : Barrel chest (+), hipertrofi alat bantu napas (+).

Palpasi : sela iga melebar; stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru.

Auskultasi : SP: vesikuler

ST: ronki (+), mengi (-).

Abdomen : soepel, peristaltik (+) normal, nyeri tekan (-). H/L: tidak teraba.

Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan

Pemeriksaan Penunjang

1. Darah Rutin : Hb : 15,6 g/dl

WBC : 10.500/mm3

2. Foto Thoraks : corakan bronkovaskuler bertambah.

3.Assessment :

PPOK adalah penyakit paru kronis yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran

napas yang bersifat progresif, ireversibel atau reversible parsial. PPOK terdiri dari

bronkitis kronis dan emfisema atau gabungan keduanya. PPOK sering dikaitkan dengan

gejala eksaserbasi akut. Pasien PPOK dikatakan mengalami eksaserbasi akut bila kondisi

pasien mengalami perburukan yang bersifat akut dari kondisi sebelumnya yang stabil dan

3

Page 4: portofolio ppok

dengan variasi gejala harian normal sehingga pasien memerlukan perubahan pengobatan

yang sudah biasa digunakan. Eksaserbasi akut ini biasanya disebabkan oleh infeksi

(bakteri atau virus), bronkospasme, polusi udara, atau obat golongan sedative. Pasien yang

mengalami eksaserbasi akut dapat ditandai dengan gejala yang khas seperti sesak napas

yang semakin bertambah, batuk produktif dengan perubahan volume atau purulensi

sputum atau dapat juga memberikan gejala yang tidak khas, seperti malaise, fatigue, dan

susah tidur.

Pemeriksaan yang diperlukan untuk menilai tingkat keparahan pasien PPOK yang

mengalami eksaserbasi akut adalah:

1. Tes fungsi paru; PEF<100L/menit atau FEV1 <1L mengindikasikan adanya

eksaserbasi yang parah.

2. Pemeriksaan analisis gas darah; PaO2<8,0kPa (60mmHg) dan atau SaO2<90%

dengan atau tanpa PaCO2>6,7kPa (50mmHg), saat bernapas dalam udara

ruangan, mengindikasikan adanya gagal napas. PaO2 <6,7kPa (50mmHg),

PaCO2>9,3kPa (70mmHg) dan pH<7,3, member kesan episode yang

mengancam jiwa dan perlu dilakukan monitor ketat serta penanganan intensif.

3. Foto toraks, dilakukan untuk melihat adanya komplikasi seperti pneumonia.

4. EKG, dapat membantu penegakan diagnosis hipertrofi ventrikel kanan, aritmia,

dan iskemia.

5. Kultur dan sensitivitas kuman, kuman penyebab eksaserbasi akut yang paling

sering ditemukan adalah Streptococcus pneumonia, Moraxella catarrhalis, dan

H.influenzae.

Prinsip penatalaksanaan eksaserbasi PPOK:

a. Bronkodilator kerja cepat: β2-agonis dan anti kolinergik dosis ditinggikan dan

frekuensi pemberian dinaikkan.

b. Steroid oral atau intravena.

c. Antibiotik oral atau intravena.

d. Pertimbangan teofilin oral atau intravena.

e. Pertimbangan ventilator mekanik invasif.

4. Plan :

Diagnosis : Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan:

Gejala Klinis : dijumpai sesak napas dalam 1 bulan ini dan memberat sejak 1minggu

ini. Batuk (+), dahak (+) berwarna kekuningan. Riwayat merokok sejak >10 tahun yang

4

Page 5: portofolio ppok

lalu hingga saat ini, >12 batang perhari. Riwayat sesak napas berulang (+), riwayat batuk

berulang (+). Riwayat demam (+).

Pemeriksaan Fisik : pada inspeksi dijumpai Barrel chest dan hipertrofi otot-otot

bantu pernapasan. Pada perkusi dijumpai sonor pada kedua lapangan paru. Pada

auskultasi dijumpai ronki basah.

Pemeriksaan tambahan : pada pemeriksaan darah rutin dijumpai leukositosis dan

pada foto Thorax PA dijumpai corakan bronkovaskuler bertambah.

Disimpulkan sebagai PPOK Eksaserbasi Akut.

Penatalaksanaan :

Penatalaksanaan di IGD bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum pasien, adapun

penatalaksanaannya meliputi:

1. Pemberian O2 2L/menit.

2. Pemberian bronkodilator, yaitu Combivent (nebulizer) dan Aminophilin (drip).

3. Pemberian kortikosteroid sistemik.

4. Pemberian antibiotik, yaitu Ceftriaxone (injeksi).

5. Pemberian mukolitik, yaitu Ambroxol sirup 3xCI.

6. Pemberian ekspektoran, yaitu GG Tablet 3x1.

7. Pemberian obat antihipertensi, yaitu Amlodipin 1x10mg.

8. Konsul rawat alih ke dokter spesialis paru.

Edukasi:

Inti dari edukasi pada pasien PPOK adalah menyesuaikan keterbatasan aktivitas dan

mencegah kecepatan perburukan fungsi paru.

1. Berhenti merokok; disampaikan pertama kali kepada penderita pada waktu diagnosis

PPOK ditegakkan.

2. Penggunaan obat-obatan; macam obat dan jenisnya, cara penggunaannya yang benar,

waktu penggunaan yang tepat, dan dosis obat yang tepat dan efek sampingnya.

3. Penggunaan oksigen; kapan oksigen harus digunakan, berapa dosisnya, mengetahui

efek samping kelebihan dosis oksigen.

4. Penilaian dini eksaserbasi akut dan penanganannya, yaitu batuk dan sesak bertambah,

sputum bertambah dan berubah warna.

5. Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas.

5

Page 6: portofolio ppok

6