Portofolio Ht

11
Nama Peserta : dr. Erni Yessyca Nama Wahana: RUMKIT TK IV BENGKULU Toi! : "IPERTEN#I #T$GE I Tan%%a& '!as(s): *+,-+,*-+ Nama Pasien : Ny. # No. RM -*+ /0 Tan%%a& Presentasi: Maret *-+ Nama Pendamin%: dr. Rianty Temat Presentasi : RUMKIT TK IV BENGKULU 12ye!ti3 Presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil 4es!risi:Wanita usia ! tahun "atang "engan keluhan #akit kepala sejak $ hari yang lalu% sakit "irasakan h "engan istirahat' #akit "irasakan terutama pa"a &agian &elakang kepala' #esak na(as )*+% nyeri "a"a )*+' Mual )*+% "isangkal' Rasa &erat "i tengkuk ),+' Mu"ah lelah )*+% -epat marah )*+% sulit ti"ur ),+' BAB "an BAK &iasa' Riwaya tinggi garam "an &erlemak a"a' Riwayat ke&iasaan merokok)*+' Ke&iasaan minum kopi )*+' Riwayat ke&iasaan &erolah r

description

hhfhjfvhk

Transcript of Portofolio Ht

Nama Peserta : dr. Erni Yessyca

Nama Wahana: RUMKIT TK IV BENGKULU

Topik : HIPERTENSI STAGE I

Tanggal (kasus): 21-01-2015

Nama Pasien : Ny. SNo. RM 021549

Tanggal Presentasi: Maret 2015Nama Pendamping: dr. Rianty

Tempat Presentasi : RUMKIT TK IV BENGKULU

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja DewasaLansia Bumil

Deskripsi: Wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul, berkurang dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur disangkal. Rasa berat di tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada.

Tujuan: mengobati demam typoid pada pasien

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien:Nama: Ny. SNomor Registrasi: 021249

Nama klinik: Rumkit tk IV bengkuluTelp: -Terdaftar sejak: -

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Hipertensi Sakit kepala dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur disangkal. Rasa berat di tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada.

2.Riwayat Pengobatan: -

3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

4. Riwayat keluarga: Pasien adalah anak ketiga. Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa dengan pasien

5. Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN): -

7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): riwayat imunisasi lengkap

8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS WAHANA)Pemeriksaaan Fisik Tekanan darah : 150/80 mmHg Suhu: 36,7 CNadi : 84x/menit Nafas : 18x/menit

LaboratoriumKolesterol total : 167 mg/dl

Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)

1. Buku ajar penyakit dalam. Edisi IV. Fakultas kedokteran universitas indonesia: 2006; Jakarta

2. Harrison's Principles of Internal Medicine, 17`Edition: 2008; USA

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosa Hipertensi

2. Penatalaksanaan Hipertensi

3. Komplikasi Hipertensi

4. Pencegahan Hipertensi

SUBJEKTIFWanita usia 35 tahun datang dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul, berkurang dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur disangkal. Rasa berat di tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak adaOBJEKTIFKeadaan umum: Tampak sakit ringanKesadaran

: ComposmentisTekanan darah

: 150/80 mmHgDenyut nadi

: 884kali/menitkualitas nadi: kuat angkat, teratur

Frekuensi nafas: 18 kali/menit kualitas nafas: adekuat, reguler

Suhu

: 36,7 (CBerat badan

: 67kgPemeriksaan sistematis

Kepala: Normocephal Mata: Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), air mata (+), cekung (-)

Hidung: Pernapasan cuping hidung (-), discharge (-)

Telinga: Discharge (-)

Mulut: Mukosa kering (-), Abdomen

Inspeksi: Datar

Palpasi: Supel, distensi (-), nyeri tekan (-), turgor baik Perkusi: Timpani

Auskultasi: BU (+) normal Hepar: Tidak teraba membesar

Lien: Tidak teraba membesar Extremitas: Akral hangat, akrosianosis (-)ASSESMENTThe Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hypertension membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah. The sixth Report of The joint national Committee on Prevention, detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC VI) mengklasifikasikan tekanan darah untuk orang dewasa menjadi enam kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1 dibawah.

Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih.

Klasifikasi Tekanan DarahTDS (mmHg)TDD (mmHg)

Normal< 120< 80

Pre hipertensi120 13980 89

Stage 1 Hipertensi140 15990 99

Stage 2 Hipertensi> 160> 100

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau hipertensi renal.1) Hipertensi esensial

Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30 50 tahun.2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain lain.PLANNING1. Penegakan diagnosis hipertensi

Penegakan diagnosis demam hipertensi dapat dilakukan dengan anamnesis yang baik serta pemeriksaan fisik yang cermat. Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.2. Penatalaksanaan hipertensia. Penatalaksanaan farmakologisa. Diuretic. Obat golongan ini bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh melalui urin. Dengan begitu kerja jantung menjadi lebih ringan. Contoh diuretic adalah hidroklortiazid (HCT) dan furosemide.

b. Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Obat golongan ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga kerja jantung lebih mudah dan effisien. Contohnya adalah captopril, dan lisinopril.

c. Antagonis reseptor angiotensin II. Bekerja dengan cara yang sama dengan penghambat ACE. Contohnya, losartan dan irbesartan.

d. Beta bloker. Bekerja dengan cara mengurangi detak jantung sehingga tekanan darah menjadi turun. Contohnya propanolol.

e. Antagonis kalsium. Bekerja dengan cara mengurangi daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi jantung. Contohnya nifedipin.b. Penatalaksanaan non farmakologis Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet:

Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.

Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral

Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol dalam darah.

Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM.Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi :

Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang

Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita

Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet

Konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hr atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.Pada pasien ini diberikan terapi :

Amlodipin tab 1 x 5 mg Neurodextab 1 x 1 tab Ibuprofen tab 1 x 200 mg

3. Komplikasi hipertensi Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut silent killer karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapatdiobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

4. Edukasi

Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara :

Memeriksa tekanan darah secara teratur

Menjaga berat badan dalam rentang normal

Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan

berserat, rendah lemak dan mengurangi garam.

Hentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol

Berolahraga secara teratur

Hidup secara teratur

Mengurangi stress dan emosi

Mengurangi makanan berlemak