Porto Folio

17
PORTOFOLIO PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI IRNA IMAM BONJOL RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KAB. MALANG OLEH: Nila Almira Nim. 1303065 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN PRODI S1 KEPERAWATAN

description

portofolio manajemen keperawatan

Transcript of Porto Folio

Page 1: Porto Folio

PORTOFOLIO

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI IRNA IMAM BONJOL

RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KAB. MALANG

OLEH:

Nila AlmiraNim. 1303065

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PRODI S1 KEPERAWATAN

PROFESI NERS

2014

Page 2: Porto Folio

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hidup dan kehidupan selalu berubah, karena perubahan merupakan proses alamiah dan berubah adalah cara hidup manusia. Oleh karena itu perubahan dalam organisasi sangatlah penting dan perlu di kelola melalui perencanaan yang efektif. Begitu juga dengan keperawatan sebagai organisasi pelayanan kesehatan tak luput dari tuntutan perubahan. Hal ini disebabkan oleh kemajuan IPTEK, tuntutan masyarakat akan pelayanan berkualitas dan tuntutan profesionalisme. Manajemen keperawatan sangat penting untuk menunjang kegiatan keperawatan sebagaimana yang telah di jabarkan di atas. Karena dalam prakteknya dapat mempermudah segala kegiatan keperawatan mulai dari yang paling dasar seperti menghitung dan mendistribusikan tenaga perawat hingga membuat perubahan dan implementasi dalam bidang keperawatan.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner). Manajemen merupakan ilmu dan seni. Sedangkan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yg merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dalam bentuk bio-psiko-sosiokultural-spiritual dan komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit (hidayat, 2004). Jadi Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan adalah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

Page 3: Porto Folio

Oleh karena itu sangat penting mempelajari ilmu manajemen keperawatan. Dengan adanya manajemen keperawatan segala hal yang berkaitan dengan bidang keperawatan menjadi lebih sistematis dan pengelolaan serta pengawasan berbagai sumber daya maupun dana yang ada menjadi lebih mudah.

BAB 2PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MANAJEMEN

KEPERAWATAN

Setelah mempelajari ilmu manajemen keperawatan dan mempraktekanya, saya menyadari bahwa kemampuan saya dibidang manajemen keperawatan bertambah. Hal tersebut di tandai dengan:

Saya menjadi paham dan mengerti serta dapat mengamalkan tugas seorang kepala ruang, kepala tim, dan perawat pelaksana.

Saya beserta tim manajemen dapat melakukan pengkajian pada 5 komponen manajemen keperawatan secara lengkap dan membuat analisa SWOT dari masing masing komponen tersebut.

Saya beserta tim manajemen dapat melakukan sintesa masalah dan menghitung ranking dari setiap masalah yang ada.

Saya beserta tim manajemen dapat membuat rencana tindakan atau POA dan melaksanakan rencana tindakan tersebut dengan sebaik baiknya.

Saya beserta manajemen dapat melakukan evaluasi serta pembahasan dari masing masing masalah yang kami temukan di ruang Imam Bonjol.

Saya beserta tim manajemen dapat menghitung kebutuhan perawat ruang Imam Bonjol dan mengatur

Page 4: Porto Folio

pembagian shift dan tugas masing masing perawat dengan baik dan merata.

Saya beserta tim manajemen dapat memberikan bentuk nyata dari implementasi masalah keperawatan yang ada yaitu:a. Penempatan tempat leaflet beserta leaflet dengan 8

judul berbeda pada masing masing ruang perawatan.b. Pemajangan denah ruang Imam Bonjol pada letak yang

strategis sehingga dimungkinkan untuk dilihat banyak pengunjung.

c. Mengorientasikan pasien baru tentang tempat penyimpanan urinal & bedpan, tempat linen kotor, tempat kusri roda, letak kamar mandi, letak dapur, dan tempat jemuran.

d. Penempatan poster cara cuci tangan 6 langkah dengan menggunakan handrub pada masing masing ruang perawatan.

e. Penempelan label tempat sampah beserta gambar masing masing isi tempat sampah (sampah medis, sampah non medis, sampah botol injeksi, sampah spuit), sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan pembuangan sampah.

Page 5: Porto Folio

BAB 3KEGIATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Pelaksanaan MPKP Model Team WorkModel praktek keperawatan Team Work dinilai cukup

efisien untuk di gunakan pada ruang perawatan yang memiliki banyak pasien. Irna Imam Bonjol memiliki daya tampung pasien yang cukup banyak yaitu 40 pasien sehingga model Team Work dapat dilakukan untuk mengurangi beban kerja perawat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien. Dengan menerapkan model Team Work kinerja perawat menjadi lebih efisien karena 1 perawat hanya berfokus pada beberapa pasien saja, sehingga perawat dapat memberi perhatian lebih kepada pasien yang di rawat. Keuntungan menggunakan metode tim lainya adalah memungkinkam pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, mendukung pelaksanaan proses keperawatan

Praktek manajemen keperawatan yang dilakukan di Ruang Imam Bonjol mengadaptasi model Team Work. Jadi setiap mahasiswa mendapatkan giliran untuk role play menjadi KARU, Ka Tim dan perawat pelaksana. Perawat di bagi menjadi 2 Tim, Tim A dan Tim B. Masing masing Tim menangani 20 pasien dan masing masing tim dipimpin oleh seorang Kepala Tim. Setiap perawat pelaksana memiliki tanggung jawab untuk merawat beberapa pasien. Dalam prakteknya perawat pelaksana tidak hanya berasal dari mahasiswa STIKes Kepanjen tetapi juga dari beberapa institusi lain yaitu mahasiswa STIKes WCH prodi keperawatan dan prodi kebidanan, serta mahasiswa FIKES UMM.

Selama penggunaan model tim work ini saya merasa tidak mengalami kesulitan yang berarti karena setiap anggota tim manajemen keperawatan dapat melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya, dan apabila ada salah satu anggota tim yang mengalami kesulitan dalam

Page 6: Porto Folio

melaksanakan tugasnya maka akan di bantu oleh anggota lain.

3.2 Pelaksanaan Pre Konferen, Mid Konferen dan Post Konferen1. Pelaksanaan Pre Konferen

Kegiatan Pre konferen dilaksanakan setiap pagi setelah apel. Pre Konferen di pimpin oleh Kepala Ruang dan diawali dengan doa, pembacaan laporan jumlah pasien dengan tingkat kebutuhan perawatan (total care, partial care, minimal care) serta jumlah kebutuhan tenaga perawat dan pembagian shift. Lalu di lanjutkan dengan pembacaan laporan Tim A dan Tim B, masing masing laporan dibacakan oleh KA Tim. Laporan yang dibacakan adalah hasil anamnesa yang dilakukan sebelum apel meliputi nama pasien, diagnosa medis, keluhan pasien, TTV, dan tindakan medis yang telah dilakukan kepada pasien seperti pemasangan DC, oksigen, drain dan rencana keperawatan yang akan dilakukan. Setelah laporan dibacakan perawat pelaksana dapat menyampaikan klarifikasi atau tambahan selanjutnya di sambung dengan tambahan, klarifikasi dan revisi dari perawat senior. Kegiatan Pre Konferen di akhiri dengan reminder yang di sampaikan oleh KARU tentang penggunaan APD, dan cuci tangan 5 moment 6 langkah.

2. Pelaksanaan Middle KonferenMiddle Konferen dilaksanakan setiap hari pukul 11.00

WIB. Middle Konferen dipimpin oleh KARU dan di awali dengan pembacaan jumlah pasien apakah tetap, berkurang atau bertambah. Selanjutnya adalah pembacaan laporan kegiatan yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan oleh masing masing KA Tim dan dilanjutkan dengan tambahan dan klarifikasi dari masing masing Tim, setelah itu adalah tambahan, revisi dan klarifikasi dari perawat senior.

3. Pelaksanaan Post KonferenKegiatan Post Konferen dilakukan setiap hari pada

pukul 13.00 WIB. Kegiatan Post Konferen di pimpin oleh kepala ruang dan di awali dengan pembacaan laporan jumlah pasien. Selanjutnya laporan evaluasi yang akan di sampaikan oleh masing masing KA Tim, laporan evaluasi

Page 7: Porto Folio

yang di bacakan meliputi kondisi pasien setelah di lakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah di laksanakan, hasil dari laboratorium, X ray, USG, CT Scan jika ada, dan rencana yang perlu dilakukan oleh perawat yang jaga sore. Setelah pembacaan laporan, perawat pelaksana dapat memberikan klarifikasi dan tambahan lalu dilanjutkan tambahan serta revisi dari perawat senior. Post Konferen merupakan penutup dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perawat jaga yang pagi sekaligus merupakan awal dari kegiatan perawat jaga sore.

Dalam pelaksanaan prekonferen, mid konferen dan post konferen ini walaupun banyak manfaatnya namun juga terdapat sedikit kekurangan. Yaitu kegiatan ini dapat menyita waktu sehingga dapat mengurangi keefektifan waktu perawatan untuk pasien, biasanya untuk kegiatan pre konferen dan post konferen memakan waktu 45 menit sedangkan untuk mid konferen memakan waktu 30 menit.

3.3Pelaksanaan Bedside Teaching Dan Supervisi

Bedside teaching adalah pembelajaran tindakan keperawatan yang langsung dilakukan di samping tempat tidur pasien. Pelaksanaan Bedside teaching sekaligus sebagai bentuk supervisi dari pimpinan kepada anak buahnya.

Alur Supervisi

PERAWAT SENIOR

KEPALA RUANG

KEPALA TIM

PERAWAT PELAKSANA

Page 8: Porto Folio

Bedside teaching yang pernah dilakukan selama praktek manajemen diantaranya adalah:

Injeksi obat intramuskular dan intravena

Pengambilan darah vena

Perawatan Infus

Nebulizer Rawat Luka Pemasangan NGT Pemasangan Kateter Observasi Drain

Bentuk supervisi yang dilakukan selama bedside teaching bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan perawat dalam melakukan berbagai tindakan keperawatan dengan menerapkan standar praktek keperawatan. Supervisi di lakukan secara langsung selama tindakan keperawatan sehingga apabila ada kesalahan atau tindakan keperawatan yang tidak sesuai standar maka dapat langsung dibenahi.

Kegiatan supervisi yang berkaitan dengan bedside teaching ini dalam prakteknya memiliki sedikit kekurangan yaitu dapat mengurangi kenyamanan dan kepercayaan pasien yang dirawat. Karena pasien dapat merasa digunakan untuk praktek apabila terjadi ketidak sesuaian dalam tindakan keperawatan dan hal tersebut langsung diutarakan didepan pasien.

3.4Pelaksanaan Meet The ExpertMeet The Expert bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan perawat tentang suatu hal tertentu. MTE dilaksanakan 2 kali selama praktek manajemen dan membahas dua pokok bahasan yang berbeda yaitu tentang nebulizer dan rawat luka. MTE yang dilakukan di pimpin oleh kepala ruang Imam bonjol sebagai konselor dan seluruh mahasiswa praktek manajemen di ruang Imam Bonjol sebagai audience.

Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan MTE yang membahas tentang nebulizer diantaranya adalah:

Page 9: Porto Folio

Mahasiwa menjadi paham mengenai cara pengoperasian dan bagian bagian mesin nebulizer.

Mahasiswa paham tentang cara penggunaan mesin nebulizer yang baik dan benar.

Mahasiswa paham cara memasukan obat nebul dengan benar.

Mahasiswa dapat menghindari kesalahan kerja yang dapat diakibatkan oleh kurang pengetahuan tentang mesin nebulizer.

Mahasiswa paham cara perawatan dan penyimpanan mesin nebulizer yang baik dan benar.

Manfaat yang didapatkan mahasiswa setelah pelaksanaan MTE yang membahas tentang rawat luka diantaranya adalah:

Mahasiswa paham tentang berbagai alat yang harus disiapkan sebelum merawat luka.

Mahasiswa paham tentang cara merawat luka yang baik dan benar.

Mahasiswa paham berbagai teknik merawat luka. Mahasiswa paham cara membalut luka dengan baik

dan benar.Dengan melihat berbagai manfaat yang dapat di

ambil dari pelaksanaan kegiatan MTE maka untuk selanjutnya kegiatan MTE ini layak dan patut di selenggarakan kembali oleh ruang Imam Bonjol untuk meningkatkan pengetahuan perawat dengan membahas hal yang menarik lainya.

Pelaksanaan MTE yang telah dilakukan walaupun memiliki banyak kelebihan namun tak luput dari kekurangan. Yaitu kurangnya narasumber yang benar benar expert dalam bidangnya, serta topik yang di bahas bisa di bilang kurang menarik, alangkah baiknya bila topik yang di bahas adalah tren isu keperawatan yang sedang berkembang saat ini.

3.5Pelaksaan Ronde Keperawatan

Page 10: Porto Folio

Selama penerapan MPKP, ronde keperawatan dilakukan oleh mahasiswa praktik manajemen keperawatan yang melibatkan perawat ruangan. Dalam hal ini, ronde keperwatan yang diangkat adalah kasus yang membutuhkan perhatian khusus di bidang keperawatan.

Ronde keperawatan telah dilaksanakan pada minggu ketiga praktek manajemen yaitu pada hari jumat 29 Mei 2014. Bertugas sebagai moderator adalah mahasiswa Rita Dwi dan presentasi kasus di sajikan oleh mahasiswa Yofa Octarin. Kasus yang diambil yaitu kasus Post Op debridement abses inguinal dextra yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa praktek manajemen, kepala Ruang Imam Bonjol sekaligus sebagai pembimbing wahana klinik dan pembimbing institusi sebagai konsultan sekaligus pakar keilmuan. Ronde keperawatan mengupas kasus yang dialami oleh Tn. S umur 80 tahun, diagnosa medis Post Op debridement abses inguinal dextra mulai dari pengkajian s.d evaluasi keperawatan beserta discharge planning pasien KRS sekaligus mengupas kendala yang ada dan alternatif solusinya. Ronde keperawatan berjalan dengan lancar, namun kekuranganya adalah tidak hadirnya konselor dari disiplin ilmu lain.

Kesulitan dalam melakukan ronde keperawatan yang saya rasakan adalah kurangnya kerjasama dari anggota tim manajemen saya sendiri, karena ada beberapa anggota tim manajemen yang pasif atau kurang aktif dalam mengerjakan ronde keperawatan. Sehingga beban kerja anggota tim yang aktif bertambah dan apabila ada pertanyaan dari pembimbing jumlah anggota tim yang dapat menerangkan pertanyaan tersebut menjadi kurang.

3.6Pelaksanaan Presentasi Jurnal KeperawatanPresentasi jurnal keperawatan di lakukan pada hari

Jumat tanggal 6 Juni 2014 di gedung diklat. Jurnal yang di bahas berjudul “Hubungan Citra Pelayanan Terhadap Minat Pasien Menggunakan Jasa Pelayanan di Poli Bedah RSUD Lamongan” Presentasi jurnal dihadiri oleh pembimbing lahan, pembimbing klinik dan seluruh mahasiwa praktek manjemen di ruang Imam Bonjol. Bertugas sebagai moderator adalah mahasiswa Yofa Octarin, sebagai penyaji adalah mahasiswa Siti Nur dan notulen mahasiswa Sherlita.

Page 11: Porto Folio

Presentasi jurnal berlangsung cukup baik dengan adanya umpan balik antara mahasiswa, pembimbing lahan serta pembimbing institusi.

Dari hasil survey terhadap kepuasan pasien yang dilakukan di Ruang Imam Bonjol didapatkan 10% pasien menyatakan sangat setuju terhadap pelayanan dan kinerja perawat, 56% pasien setuju, 27,2% pasien tidak setuju dengan pelayanan dan kinerja perawat dan 7,2% pasien sangat tidak setuju terhadap pelayanan dan kinerja perawat. Sedangkan hasil survey terhadap kepuasan keluarga pasien didapatkan 19,6% keluarga pasien sangat setuju terhadap pelayanan dan kinerja perawat, 51% keluarga pasien setuju terhadap pelayanan dan kinerja perawat, 20,1% keluarga pasien tidak setuju dan 8,2% keluarga pasien sangat tidak setuju terhadap pelayanan dan kinerja perawat.

Kesimpulan dari pembahasan jurnal yang berjudul “Hubungan Citra Pelayanan Terhadap Minat Pasien Menggunakan Jasa Pelayanan di Poli Bedah RSUD Lamongan” bahwa pasien dan keluarga pasien di ruang Imam Bonjol puas terhadap pelayanan dan kinerja perawat dimana salah satu komponen yang mempengaruhi kepuasan pasien dan keluarga pasien adalah sikap pemberi pelayanan keperawatan.

Dalam pelaksanaan pengerjaan maupun presentasi jurnal keperawatan secara umum saya tidak merasakan kesulitan yang berarti selain kurang kooperatifnya beberapa anggota tim manajemen yang tidak memiliki inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam pengerjaan jurnal keperawatan.

Page 12: Porto Folio

BAB 4STRATEGI YANG DI GUNAKAN SELAMA PRAKTEK

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mengingat target maupun tugas manajemen keperawatan ini begitu banyak, maka dalam pengerjaanya di perlukan strategi khusus agar tugas yang di bebankan dapat diselesaikan dengan baik. Tanpa adanya strategi tersebut maka akan sulit untuk membagi waktu dalam mengerjakan tugas.

Adapun strategi yang saya gunakan selama praktek manajemen di ruang Imam Bonjol, yaitu:

a. Membagi tugas. Dalam pembagian tugas ini kami memilah mana anggota yang aktif dan mana anggota yang kurang aktif. Kami memberikan beban pekerjaan maksimal pada anggota yang aktif dan memberikan beban kerja minimal pada anggota yang kurang aktif. Walaupun telihat tidak adil karena anggota yang aktif memiliki beban kerja yang berat namun hal ini di tujukan agar pekerjaan tersebut cepat selesai. Apabila anggota yang kurang aktif mendapat beban kerja yang sama dengan anggota yang aktif maka hal ini hanya akan mengulur waktu dan penyelesaian pekerjaan tersebut menjadi terhambat.

b. Pergunakan waktu dengan baik. Untuk efisiensi waktu kami setiap hari berangkat pukul 05.30 WIB pagi hari untuk membuat laporan tim kami membagi anggota tim manajemen menjadi 2 bagian. Bagian pertama terdiri dari 4 orang, mendapat tugas membuat laporan tim A & B, mencatat TTV, keluhan pasien, hasil pemeriksaan penunjang, produksi drai dan produksi urin serta membuat planning dari masalah keperawatan yang muncul. Bagian kedua terdiri dari 3 orang mendapat tugas untuk verbed, menciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih bagi pasien.

c. Jangan menunda konsul dan revisi. Menunda waktu konsul dan revisi hanya akan mengulur dan membuang waktu percuma. Setiap ada kesempatan kami membuat kontrak dengan pembimbing untuk konsul dan kami langsung melakukan revisi sehingga tugas yang di bebankan pada kami dapat selesai dengan tepat waktu.

Page 13: Porto Folio

d. Minimalkan anggaran dana. Saat melakukan pengkajian komponen manajemen keperawatan yang meliputi 5 M kami menjumpai banyak sekali masalah namun kami tidak serta merta memasukannya dalam daftar masalah dan membuat POA, kami meneliti masalah mana yang dapat kami tangani dengan baik, yang dapat diselesaikan dengan dana minimal, sehingga kami dapat menghemat pengeluaran dana.