Poros Hormonal Sistem Reproduksi

27

Click here to load reader

Transcript of Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Page 1: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI

Badan pineal

Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari

bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer

otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki

hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek

berisi serabut-serabut saraf.

Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.

Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya

melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat

juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan

sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu /

onset mulainya fase pubertas.

Hipotalamus

Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.

Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai

hipofisis posterior (neurohipofisis).

Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing

Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin

Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF

(Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat :

PIF (Prolactin Inhibiting Factor).

Page 2: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Pituitari / hipofisis

Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.

Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar

reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH –

Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone).

Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-

hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri

yaaa…)

Ovarium

Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel

telur (ovum).

Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna

folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon

gonadotropin.

Endometrium

Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi

hasil konsepsi.

Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan

mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi,

endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.

Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat

Page 3: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

konsepsi.

Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.

(gambar)

Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle.

A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like

patternof glands.

B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear

vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands.

C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.

D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and

stromal hemorrhage.

D. HORMON-HORMON REPRODUKSI

GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)

Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi

hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon

gonadotropin (FSH / LH ).

FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.

Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di

ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).

Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3

Page 4: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim

inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating

Hormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi

memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga

mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase

luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum

pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.

Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase

siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan

singkat.

(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).

Estrogen

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium

secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal

melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.

Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.

Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai

organ reproduksi wanita.

Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.

Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.

Page 5: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.

Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.

Juga mengatur distribusi lemak tubuh.

Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan

/ regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang

keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik)

pengganti.

Progesteron

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian

diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.

Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi)

pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada

keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas

(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu

(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar

1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar

10.000 mU/ml).

Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi

hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga

memiliki fungsi imunologik.

Page 6: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan

adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan

produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut

mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.

Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental

Lactogen).

Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /

pascapersalinan.

Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika

kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan

follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

http://hendracliquerz001.blogspot.com/2011/05/makalah-anatomi-dan-hormonal-

wanita.html

DAFTAR PUSTAKA

Golinko, 1990. Kesehatan reproduksi wanita. E.r : jakarta

Http//: kespro.wanita.blogspot.com

Notoatmodjo, S. 2003. reproduksi dan hormonal. Jakarta: Rineka Cipta

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta : YBPSP

Page 7: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

SIKLUS HORMONAL

Pada seorang wanita tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula hypophyse dan ovarium. Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon :a. FSH (Folikel Stimulating Hormon)FSH dalam jumlah besar ditemukan di urine wanita menopouse, pada gadis umur 11 th dan jumlah terus bertambah sampai dengan dewasa. FSH dibentuk oleh sel b (Basophil) dari lobus anterior Hypophise. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah cukup, kehamilan. Pengaruh FSH yaitu dapat menimbulkan beberapa folikel primordial yang dapat berkembang dalam ovarium menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen (yang menimbulkan proliferasi pada endometrium). b. LH (Luteinizing Hormon)Banyak ditemukan pada wanita menopouse. LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graaf, juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah cukup besar, maka akan menyebabkan pengurangan FSH. Sedang produksi LH bertambah sehingga tercapai suatu rasio produksi FSH & LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi. Corpus luteum berkembang dibawah pengaruh LH dan memproduki estrogen & progesteron (menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuku-leku dan bersekresi)c. Prolaktin (LTH= Luteo Tropic Hormon)Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, laktasi dan post menopouse. Dibentuk oleh sel Alpha (acidophil) dari lobus anterior hypophise. Fungsi hormon ini ialah untuk memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari corpus luteum. Hormon ini keluarnya juga diatur dan dirangsang oleh pusat hypothalamus yang menghasilkan gonadotropine releasing faktor dan prolactin inhibitory hormon (PIH) yang menghambat produksi prolactin. Hormon-hormon dari ovarium :a. EstrogenTerdiri dari beberapa campuran yaitu oestriol, oestradiol, oestron. Diproduksi dibawah pengaruh FSH, menjelang granula sel-sel theca (interna) memperbanyak jumlahnya sampai proses kemunduran dari corpus luteum. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium, pengaruhnya juga lebih luas karena menyebabkan timbulnya tanda kelamin sekunder seperti tumbuhnya buah dada, rambut kemaluan, rambut pada ketiak,dll serta

Page 8: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

menambah kontraktilitas uterus. Hormon ini digunakan untuk mengatur haid, untuk pengobatan menopouse, ada kalanya untuk memulai persalinan misalnya kalau janin mati dalam kandungan, serotinus. Estrogen ini juga berpengaruh pada produksi dari sekresi struktur epitel vagina, mendorong pertumbuhan dari basil doderlein (untuk keasaman vagina)b. Progesteron Dibentuk oleh corpus luteum setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Seperti estrogen, progesteron dapat diisolir kecuali dari plasenta, juga dari glandula supra renalis dan darah vena ovarica. Kadar pregnandiol (metabolit dari progesteron dalam urine). Yang tertinggi dijumpai hari ke 20 & 21 setelah menstruasi dan berkurang sampai 2 hari sebelum menstruasi. Pengaruh dari hormon ini terutama pada alat-alat reproduksi terutama uterus dan mammae.Pengaruh terhadap uterus :1. Endometrium akan bersekresi kelenjarnya, semakin panjang berkelok-kelok seperti cork screw, sehingga tebal, oedematus, lembut mudah untuk nidasi. Dalam fase ini endometrium terdapat timbunan glikogen à untuk makanan telur dan mempertahankan kehamilan .2. Pengaruh terhadap dinding uterus: mengurangi kontraksi dinding uterus dan mengurangi pengaruh oksitosin.3. Pengaruh terhadap mammae : menyebabkan pertumbuhan dari sel-sel acini dan lobuli glandula mammae, seperti yang dijumpai pada fase post ovulatoir selama kehamilan. c. RelaxinHormon ini maksimum jumlahnya pada 38-42 minggu kehamilan, relaxin ini berpengaruh pada pengenduran panggul, kelembutan serviks, mendorong uterus untuk berkontraksi.

http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/siklus-hormonal.html

Page 9: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

SIKLUS HORMONAL

Pada seseorang tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat di

pengaruhi oleh hormon-hormon yang di hasilkan oleh glandula hypophyse

dan ovarium.

Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon :

a.        FSH

FSH dibentuk oleh sel β (basophil) dari lobus anterior hypophise.

Pembentukan FSH akan berkurang pada pembentukan atau pemberian

estrogen dalam jumlah cukup, kehamilan. Pengaruh FSH yaitu dapat

menimbulkan beberapa folikel primordial yang dapat berkembang dalam

ovarium menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen (yang

menimbulkan proliferasi pada endometrium).

b.        LH

LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari

folikel de graaf dan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel

granulose. Produksi LH bertambah sehingga menyebabkan produksi  FSH

dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi.

c.        Prolaktin

Dibentuk oleh sel alpha (acidophil) dari lobus anterior hypophyse,

berfungsi untuk memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari

corpus luteum.

Hormon-hormon dari ovarium

a.        estrogen

terdiri dari campuran oestriol, oestradiol, oestron, diproduksi dibawah

pengaruh FSH. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium dan

berperan dalam merangsang timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder

seperti tumbuhnnya buah dada, rambut kemaluan, rambut ketiak,

Page 10: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

menambah kontraktilitas uterus, untuk mengatur haid untuk pengobaatan

menpouse, ada kalanya untuk memulai persalinan,

b.        progesteron

dibentuk oleh corpus luteum setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Pengaruh

hormon ini adalah pada alat-alat reproduksi terutama uterus dan mammae.

Progesteron berfungsi dalam mempersiapkan uterus untuk menerima dan

mengembangkan sel ovum yang telah dibuahi.

c.        Relaxin

Relaxin berpengaruh pada penggenduran panggul, kelembutan serviks,

mendorong uterus untuk berkontraksi.

A.       Siklus Ovarium

  fase folikular

Hari 1-8

kadar FSH dan LH yang cukup tinggi  mamacu perkembangan 10-20 folikel

dengan satu folikel dominan.folikel dominan tampak pada fase mid

follicular, sisa folikel mengalami atresia.

Hari ke 9-14

Saat ukuran folikel meningkat lokalisasi cairan tampak sekitar sel granulose

dan menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisisan cairan diruang

sentral  (antrum) yang merupakan transformasi folikel primer menjadi

folikel graaf.

  Folikel Primordial

Pematangan gamet wanita tergantung pada interaksi kompleks  antara

gamet yang sedang berkembang dan sel di sekitarnya yang membentuk

lapisan luar folikel. Selama profase meiosis pertama, oosit merangsang

organisasi sel di sekitarnya untuk membentuk granulose folikel primordial.

  Folikel Praantrum (primer)

Sejak pubertas, beberapa folikel primordial memulai kembali

perkembangan dan membentuk aliran kontinu folikel praantrum atau

Page 11: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

folilkel primer yang terus tumbuh. Sebagian folikel dini gagal berkembang

sempurna dan mengalami atresia. Karena sebagian besar folikel mengalami

regresi dan bukan terus berkembang, ovarium memiliki populasi folikel

atretik yang padat sehingga permukaan luar ovarium menjadi kasar.

Perkembangan folikel primordial menjadi folikel primer memerlukan waktu

sekitar 85 hari.

   Folikel Antrum (sekunder)

Terbentuk suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli) yang

makin lama makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan

zona pellucida oosit primer tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus.

Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.

Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar

lapisan folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka

interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan

hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).

  Folikel de Graaf

Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel. folikel Graaf

menghasilkan hormon estrogen. 

Pada pubertas, dibawah pengaruh hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang dihasilkan kelenjar hipofise dan hormon releasing gonadotropin yang dihasilkan hipotalamus, folikel primordial mengalami pematangan menjadi folikel primer.

Folikel primer menghasilkan hormon estrogen sambil terus berkembang menjadi folikel sekunder.

Folikel sekunder menjadi matang/matur menjadi folikel de Graaf. Di dalam folikel de Graaf, oosit matang siap dilepaskan. Dari mulai folikel primordial sampai folikel de Graaf, dibutuhkan waktu 10 – 14

hari. Pelepasan oosit matang dari folikel de Graaf disebut Ovulasi. Setelah oosit matang terlepas (ovulasi), bekas folikel de Graaf berubah menjadi

korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.

Hormon estrogen dan progesteron ini berguna untuk mematangkan endometrium.

Page 12: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

        Ovulasi

Hari ke 14

Ovulasi adalah pembesaran folikel sacara tepat yang diikuti dengan protrusi

dari permukaan korteks ovarium dan pecahnya folikel dengan ekstrusinya

oosit yang ditempeli oleh kumulus ooforus.

        Fase Luteal

Sisa folikel tertahan dalam ovarium di penitrasi oleh kapilar dan fibroblas

dari teka. Sel granulosa mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum.

Korpus luteum merupakan sumber utama hormon steroid, estrogen dan

progesteron disekresi oleh ovarium pada fase pasca-ovulasi.

Korpus luteum meningkatkan produksi progesteron dan estradiol.

Kedua hormon tersebut di produksi dari prekursor yang sama.

Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan tetap

rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke 26-

28. Jika terjadi konsepsi dan implantasi,korpus luteum tidak mengalami

regresi karena di pertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh

trofoblas. Jika konsepsi dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan

mengalami regresi dan terjadilah haid. Setelah kadar hormon steroid turun

akan diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk inisiasi siklus

berikutnya.

B.     Siklus Uterus

Dengan diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklik akan

menginduksi perubahan penting pada uterus, yang melibatkan endometrium

dan mukosa serviks.

  Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari  ke- 14)   

Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari

hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel

Page 13: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

telur (ovulasi). Dinamakan fase  folikuler karena pada saat ini terjadi

pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler,

kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 

- 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1

folikel  yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus,  sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon

terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium

terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan,

sedangkan lapisan dasarnya tetap  dipertahankan dan menghasilkan sel-sel

baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.

Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang

sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi. 

  Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi  (hari ke-14 sampai

harike-28)

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus

luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel

ovum (telur) pada saat  terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini

peningkatkan hormon progesteron yang  bermakna, yang diikuti oleh

penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan  LH. Keadaan ini

digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan 

dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan,

Page 14: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

digunakan  untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan

proses peluruhan dinding  rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir

fase ini. 

  Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)

Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan

endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi

kembali peningkatan kadar dan  aktivitas hormon-hormon FSH dan

estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH  dan pengaruhnya

karena produksinya telah diheikan oleh peningkatan kadar hormon

progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal

dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat

mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada daerah tsb dan

menimbulkan keputihan   

Page 15: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

  Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai  hari ke-5) Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di

http://alisarjunip.blogspot.com/2013/06/siklus-hormonal.html

Page 16: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Home > Askeb I (Kehamilan) > Siklus Hormonal

Siklus Hormonal

May 04, 2011 3 Comments by lusa

Seorang wanita untuk tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula hypophyse dan ovarium.

Glandula Hypophyse

Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon yaitu:

1. FSH (Folikel Stimulating Hormon)2. LH (Luteizening Hormon)3. Prolactin (LTH=Luteo Tropic Hormon)

FSH (Folikel Stimulating Hormon)

FSH mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa. FSH dalam jumlah besar ditemukan pada urine wanita menopause. FSH dibentuk oleh sel B (basophil) dari lobus anterior hypophyse. Pembentukan FSH akan berkurang pada pembentukan atau pemberian hormon estrogen dalam jumlah cukup maupun saat kehamilan. FSH dapat mempengaruhi folikel promodial yang berkembang dalam ovarium menjadi folikel de graaf yang dapat menimbulkan proliferasi pada endometrium.

LH (Luteinizing Hormon)

LH banyak ditemukan pada wanita menopause. LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graaf, penimbunan subtansi dari progesteron dalam sel granulosa. Apabila estrogen dibentuk dalam jumlah besar, maka akan menyebabkan pengurangan FSH. Sedangkan produksi LH bertambah, sehingga akan tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi. LH juga mempengaruhi korpus luteum serta

Page 17: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

memproduksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan kelenjar-kelenjar berleku-leku dan bersekresi.

Prolactin (LTH=Luteo Tropic Hormon)

Prolaktin hormon ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi. Prolaktin hormon terbanyak pada urin wanita hamil, laktasi dan post menopause. Prolaktin dibentuk oleh sel alpha (achidophil) dari lobus anterior hyphopyse. Fungsi hormon prolaktin adalah memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum, mempengaruhi proses metabolisme, dan merangsang pengeluaran air susu. Prolaktin diatur dan dirangsang oleh pusat hipotalamus yang menghasilkan gonadotropin releasing faktor dan Prolactin Inhibitory Hormon (PIH) yang menghambat produksi prolaktin.

Hormon-Hormon Ovarium

Hormon-hormon ovarium terdiri dari:

1. Esterogen 2. Progesteron 3. Relaxin

Esterogen

Esterogen menimbulkan proliferasi dari endometrium, juga menyebabkan timbulnya tanda kelamin sekunder dan menambah kontraktilitas uterus. Hormon esterogen berfungsi mengatur haid, pengobatan menopause, memulai persalinan (kasus KJDK, serotinus), mempengaruhi produksi dari sekresi epitel vagina dan mendorong pertumbuhan dari basil doderlein (keasaman vagina).

Progesteron

Progesteron dibentuk oleh korpus luteum, setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Kadar pregnandiol (metabolit dari progesteron dalam urin) paling tinggi dijumpai pada hari ke 20 dan ke 21 setelah menstruasi dan berkurang 2 hari sebelum menstruasi. Hormon progesteron berpengaruh pada uterus dan mammae.Pengaruh progesteron pada uterus adalah sebagai berikut:

1. Endometrium akan bereaksi, kelenjar semakin panjang dan berkelok-kelok, sehingga endometrium menjadi tebal dan lembut sehingga memudahkan nidasi.

2. Pengaruh terhadap dinding uterus: mengurangi kontraksi dinding uterus dan mengurangi pengaruh oksitosin.

Pengaruh terhadap mammae adalah menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobulis glandula mammae, seperti yang dijumpai pada fase post ovulatoir dan selama kehamilan.

Page 18: Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Relaxin

Hormon relaksin maksimum jumlahnya pada usia kehamilan 38-42 minggu. Hormon relaksin mempengaruhi pengenduran panggul, kelembutan serviks dan mendorong uterus untuk berkontraksi.

Referensi

Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Fitramaya. Yogyakarta.Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat.Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta.Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika. Jakarta.

http://www.lusa.web.id/siklus-hormonal/

Page 19: Poros Hormonal Sistem Reproduksi