Epidemiologi dari Global Polio Eradication Initiative hari ini mengeluarkan peringatan keras bahwa Afrika barat dan tengah berada di ambang epidemi polio terbesar dalam beberapa tahun terakhir. http://www.news-medical.net/news/2004/06/23/15/Indonesian.aspxPeringatan berikut konfirmasi hari ini bahwa seorang anak lumpuh pada 20 Mei oleh polio di wilayah Darfur, Sudan, sebuah negara yang tidak melihat penyakit dalam lebih dari tiga tahun. Virus ini terkait erat dengan virus polio genetik endemik utara Nigeria, yang telah menyebar melalui Chad dalam beberapa bulan terakhir. Data epidemiologis menunjukkan bahwa penularan virus polio liar terus mempercepat pada tingkat yang mengkhawatirkan di wilayah ini. Selain infeksi ulang dari Sudan, lima kali lebih banyak anak di Afrika barat dan tengah telah lumpuh akibat polio sejauh ini di tahun 2004 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2003. 197 anak telah lumpuh di Nigeria, menyusul suspensi kampanye imunisasi polio di Nigeria Utara akhir tahun lalu. "Tidak ada pertanyaan bahwa virus ini menyebar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan," kata ahli penyakit menular Dr David Heymann, Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia untuk Pemberantasan Polio. "Fakta bahwa Sudan kini kembali terinfeksi adalah bukti konkret kebutuhan untuk mendukung respon yang tepat imunisasi besar-besaran di Afrika barat dan tengah." Heymann menekankan kembali infeksi Sudan adalah kemunduran terbaru untuk kemajuan Afrika yang kuat dicapai dalam eradikasi polio. "Pada awal 2003, hanya dua negara di sub-Sahara Afrika endemik polio. Hari ini, bagaimanapun, rekening Afrika untuk hampir 90% dari beban polio global, dengan anak-anak sekarang lumpuh dalam sepuluh yang sebelumnya bebas polio negara di benua . " Epidemiologi takut bahwa epidemi yang meluas ini musim gugur (selama 'high season' polio) akan meninggalkan ribuan anak-anak Afrika lumpuh seumur hidup. Anak-anak sangat rentan di barat dan negara-negara Afrika tengah, mengelilingi Nigeria, kurang dari separuh anak-anak di wilayah ini secara rutin diimunisasi terhadap serangkaian penyakit, termasuk polio. Menanggapi ancaman ini, mereka merekomendasikan berencana mengadakan besar, kampanye imunisasi disinkronkan di 22 negara Afrika pada bulan Oktober dan November, bertujuan untuk mencapai 74 juta anak. Kampanye ini bisa mencegah tragedi kesehatan masyarakat. Menyadari bahwa negara Nigeria utara Kano tetap pusat wabah, pemerintah federal dan negara telah bekerja untuk menyelesaikan kontroversi lokal atas keamanan vaksin polio yang telah menyebabkan penangguhan kampanye di daerah itu. Pada Mei 2004, otoritas negara Kano mengumumkan kepada pers dunia bahwa kegiatan imunisasi polio di negara itu akan segera restart. "Kampanye ini bisa mencegah tragedi kesehatan masyarakat," kata Carol Bellamy, Direktur Eksekutif UNICEF. "Tapi untuk menjadi efektif mereka harus memiliki yang kuat, dukungan akar rumput Prioritas pertama harus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan polio di seluruh wilayah.. Banyak keluarga masih perlu kembali jaminan, di tengah rumor menyebar dari Nigeria utara, tentang keamanan vaksin polio. " "Jadi banyak orang Afrika di sudut-sudut begitu banyak benua ini telah mempertaruhkan - dan dalam beberapa kasus tragis kehilangan - nyawa mereka untuk membawa polio untuk ambang pemberantasan," kata Jonathan Majiyagbe, Presiden Rotary International, dan dirinya sendiri yang berasal dari Nigeria. "Semua Afrika sekarang harus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak diimunisasi dan dilindungi selamanya dari penyakit ini menghancurkan." Dengan investasi global dari US $ 3 miliar sejak 1988 untuk upaya pemberantasan, termasuk lebih dari US $ 600 juta dilakukan oleh Rotary International, menanggapi epidemi ini menjulang akan memerlukan tambahan US $ 100 juta, dimana US $ 25 juta mendesak dibutuhkan oleh Agustus untuk kampanye pertama.