Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

16
POLICY PAPER KAJIAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA BIDANG KESEHATAN TERHADAP INDIKATOR PADANG SEHAT 2010 Rizanda Machmud*, Safrawati § , Rosfita Rasyid*, Masrul # , Zulkarnaian Agus # , Indrawati Lipoeto # , Nizwardi Azkha § , Deni Elnovriza § , Denas Symon § *Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran komunitas, Universitas Andalas # Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Gizi, Universitas Andalas § Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas Disampaikan pada pertemuan ”Padang Sehat 2010”, oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, Senin, 28 Juni 2010, Hotel Basko, Padang Abstrak Pencapaian Target Derajat Kesehatan Kota Padang 2009 Terhadap Indikator Padang Sehat 2010, merupakan rujukan dan gambaran situasi dunia Kesehatan di wilayah Kota Padang untuk pengembangan dan peningkatan kinerja bidang Kesehatan pada masa yang akan datang. Pencapaian target bukan semata–mata menunjukkan kinerja pemerintah di bidang Kesehatan, namun target indikator bidang Kesehatan dijadikan suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat. Tujuan terpenting penulisan ini adalah ada dua hal; pertama, untuk menganalisis pencapaian kinerja program kesehatan di Kota Padang, kedua memberikan sumbang saran pemikiran terhadap rekomendasi dan prioritas kebijakan intervensi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Padang. Pada penulisan ini dibahas Kajian Pencapaian Target Kinerja Bidang Kesehatan Terhadap Indikator Padang Sehat 2010 berdasarkan Indeks Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan no. 1091/Menkes/SK/X/2004. Dari hasil Kompilasi data diperoleh indek rata-rata derajat Kesehatan Kota Padang sebesar 1.04 yang dikelompokkan terhadap Klasifikasi A artinya target rata-rata dapat dicapai. Selanjutnya diupayakan agar derajat Kesehatan Kota Padang tercapai optimal, memiliki ketahanan kesehatan yang handal. Akan tetapi masih terdapat permasalahan kesehatan di Kota Padang mencakup 2 area standar pelayanan minimal yang masih perlu mendapat perhatian, yaitu: derajat kesehatan berupa morbiditas pada penyekit DHF dan polio; dan pembangunan kesehatan berupa akses mutu layanan pada labkesda yang kurang, akses pelayanan kesehatan yang masih rendah pada pekerja; SDM kesehatan yang masih kurang dan angka kecelakaan yang cukup tinggi. Saran untuk dasar kebijakan yang perlu diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Prinsip dasar-dasar pelayanan public health yang merupakan suatu proses yg berkesinambungan, didukung oleh sistem manajemen dan dikembangkan dengan riset. 1

Transcript of Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

Page 1: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

POLICY PAPER

KAJIAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA BIDANG KESEHATAN TERHADAP INDIKATOR PADANG SEHAT 2010

Rizanda Machmud*, Safrawati§, Rosfita Rasyid*, Masrul#, Zulkarnaian Agus#, Indrawati Lipoeto#, Nizwardi Azkha§, Deni Elnovriza§, Denas Symon§

*Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran komunitas, Universitas Andalas#Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Gizi, Universitas Andalas§ Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Disampaikan pada pertemuan ”Padang Sehat 2010”, oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, Senin, 28 Juni 2010, Hotel Basko, Padang

Abstrak

Pencapaian Target Derajat Kesehatan Kota Padang 2009 Terhadap Indikator Padang Sehat 2010, merupakan rujukan dan gambaran situasi dunia Kesehatan di wilayah Kota Padang untuk pengembangan dan peningkatan kinerja bidang Kesehatan pada masa yang akan datang. Pencapaian target bukan semata–mata menunjukkan kinerja pemerintah di bidang Kesehatan, namun target indikator bidang Kesehatan dijadikan suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat. Tujuan terpenting penulisan ini adalah ada dua hal; pertama, untuk menganalisis pencapaian kinerja program kesehatan di Kota Padang, kedua memberikan sumbang saran pemikiran terhadap rekomendasi dan prioritas kebijakan intervensi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Padang.

Pada penulisan ini dibahas Kajian Pencapaian Target Kinerja Bidang Kesehatan Terhadap Indikator Padang Sehat 2010 berdasarkan Indeks Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan no. 1091/Menkes/SK/X/2004. Dari hasil Kompilasi data diperoleh indek rata-rata derajat Kesehatan Kota Padang sebesar 1.04 yang dikelompokkan terhadap Klasifikasi A artinya target rata-rata dapat dicapai. Selanjutnya diupayakan agar derajat Kesehatan Kota Padang tercapai optimal, memiliki ketahanan kesehatan yang handal. Akan tetapi masih terdapat permasalahan kesehatan di Kota Padang mencakup 2 area standar pelayanan minimal yang masih perlu mendapat perhatian, yaitu: derajat kesehatan berupa morbiditas pada penyekit DHF dan polio; dan pembangunan kesehatan berupa akses mutu layanan pada labkesda yang kurang, akses pelayanan kesehatan yang masih rendah pada pekerja; SDM kesehatan yang masih kurang dan angka kecelakaan yang cukup tinggi.

Saran untuk dasar kebijakan yang perlu diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Prinsip dasar-dasar pelayanan public health yang merupakan suatu proses yg berkesinambungan, didukung oleh sistem manajemen dan dikembangkan dengan riset. Diperlukannya 3 proses yaitu: Pengukuran (Assesment; Pengembangan kebijakan (policy development); Jaminan (assurance). Langkah kebijakan untuk penguatan Dinas Kesehatan Kota Padang memerlukan komitmen pengambil kebijakan yaitu, Pemko Padang, untuk melakukan intervensi kegiatan pada sisi supply dan demand side. Bila kebijakan perencanaan dan program kesehatan sudah berdasarkan hasil evidence based dan mengacu kepada evaluasi yang sudah dilakukan, diharapkan akan terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang sesuai harapan.

1

Page 2: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

I. PENDAHULUAN

Pencapaian target bukan semata–mata menunjukkan kinerja pemerintah di bidang Kesehatan, namun target indikator bidang Kesehatan yang dibuat berdasarkan Standar Pelayanan Minimum Kota berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan no. 1091/Menkes/SK/X/2004 dimana dijadikan suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat merupakan rujukan dan gambaran situasi dunia Kesehatan di wilayah Kota Padang untuk pengembangan dan peningkatan kinerja bidang Kesehatan pada masa yang akan datang.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kesehatan di Kota Padang ditetapkan sebanyak 50 indikator bidang Kesehatan, yang dibagi kedalam 4 parameter yaitu :

1) Derajat Kesehatan

- Mortalitas ( 4 Indikator)- Morbiditas ( 5 Indikator)- Status Gizi ( 2 Indikator)

2) Lingkungan Sehat ( 2 indikator)

3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( 2 Indikator)

4) Pembangunan Kesehatan

- Pelayanan Kesehatan ( 5 Indikator)- Proses & input ( 8 Indikator)- SDM Kesehatan (10 Indikator)- Manajemen Kesehatan ( 5 Indikator)- Kontibusi sektor terkait ( 4 Indikator)

Selanjutnya untuk bahan pembanding pencapaian target diambil pencapaian tahun 2009, sekaligus merupakan data tahun terbaru yang diperoleh dari dinas terkait.

II. KAJIAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA BIDANG KESEHATAN TERHADAP INDIKATOR PADANG SEHAT 2010

Penilaian Pencapaian Derajat Kesehatan Kota Padang tahun 2009 terhadap Target Indikator Padang Sehat 2010. Penilaian ini dibuat melalui pengelompokan berdasarkan kriteria pencapaiannya. Klasifikasi dilakukan berdasarkan indek penilaian pencapaian tahun 2009 terhadap target Pencapaian Indikator Padang Sehat tahun 2010. Klasifikasi itu diantara :

Indek ≥ 1,00 = Klasifikasi A, Target 2010 terlampaui.

Sangat memuaskan, target perlu tetap ditingkatkan.

0,75≤Indek < 1,00 = Klasifikasi B, Target th 2010 belum tercapai

2

Page 3: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

(Perlu perhatian dan langkah peningkatan)

0,55 < Indeks < 0,75 = Klasifikasi C, Target belum terpenuhi dan perlu perbaikan terhadap kinerja pencapaian target.

Indeks ≤ 0,55 = Klasifikasi D, Target masih jauh dari harapan, perlu penanganan dan tindakan khusus terhadap kinerja pencapaian target.

Selanjutnya untuk penjelasan lebih rinci dan kompilasi data, dibuat suatu Penilaian Pencapaian Derajat Kesehatan Kota Padang tahun 2009 terhadap Target Indikator Padang Sehat 2010. Penilaian ini dibuat melalui pengelompokan berdasarkan kriteria pencapaiannya. Klasifikasi dilakukan berdasarkan indek penilaian pencapaian tahun 2009 terhadap target Pencapaian Indikator Padang Sehat tahun 20101. Untuk lebih jelasnya mengenai pencapaian derajat Kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Pencapaian Target Derajat Kesehatan Kota Padang 2009 Terhadap Indikator Padang Sehat 2010

NO INDIKATORTARGET

2010CAKUPA

N 2009

INDEKS Cakupan/Targe

tKATEGORI

A. DERAJAT KESEHATAN

  MORTALITAS      

1Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup 40 28.70 1.28 A

2Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup 58

3Angka Kematian Ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 150 181.20 0.79 B

4 Angka harapan hidup waktu lahir 67.9     MORBIDITAS

5Angka Kesakitan malaria per 1000 penduduk 5 0.23 1.95 A

6Angka Kesembuhan penderita TB paru BTA+ 85 62.80 0.74 B

7Angka Persentase HIV (persentase kasus terhadap penduduk beresiko) 1

jmlah kasus 59

8Angka "Acute Flaccid Paralysis" pada anak usia <15 2 2.50 0.00 D

9Angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) per 100.000 penduduk 55 185.00 0.00 D

     STATUS GIZI

10 Persentase balita dengan gizi buruk 15 13.30 1.11 A11 Persentase Kecamatan bebas rawan gizi 80 45.45 0.57 C

   B. LINGKUNGAN SEHAT

3

Page 4: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

  KEADAAN LINGKUNGAN12 Persentase rumah sehat 80 77.29 0.97 B13 Persentase tempat-tempat umum sehat 80 75.50 0.94 B

    C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

14 Persentase rumah tangga sehat 65 70.10 1.08 A

15Persentase posyandu purnama dan mandiri 40 79.00 1.98 A

   D. PEMBANGUNAN KESEHATAN

 AKSES MUTU PELAYANAN KESEHATAN

16Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas 15 32.00 2.13 A

17Persentase penduduk yang memanfaatkan rumah sakit 2 10.60 7.07 A

18Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan lab. Kes 100 39.30 0.39 D

19

Persentase rumah sakit yang menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan spesialis dasar 100 100.00 1.00 A

20Persentase obat generik berlogo dalam persediaan obat 100 95.00 0.95 B

     PROSES DAN MASUKAN

21Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan 90 87.80 0.98 B

22Persentase desa yang mencapai "universal Child Immunization" (UCI_ 100 86.54 0.87 B

23Persentase desa terkena kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani <24 jam 100 100.00 1.00 A

24Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe 80 90.70 1.13 A

25Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif 80 69.20 0.87 B

26Persentase murid SD?MI yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut 100 92.30 0.92 B

27Persentase pekerja yang mendapat pelayanan kesehatan kerja 80 0.00 0.00 D

28Persentase keluarga miskin yang mendapat pelayanan kesehatan 100 122.30 1.22 A

     SUMBER DAYA KESEHATAN

29 Rasio dokter per 100.000 penduduk 40 20.90 0.52 D

30Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk 6 34.40 2.00 A

31 Rasio dokter keluarga per 100 penduduk 2 0.11 0.06 D32 Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk 11 7.90 0.72 B33 Rasio apoteker per 100.000 penduduk 10 2.90 0.29 D34 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 100 41.80 0.42 D35 Rasio perawat per 100.000 penduduk 118 160.40 1.37 A

4

Page 5: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

36 Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk 22 6.40 0.29 D37 Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk 40 5.61 0.14 D38 Rasio ahli kesmas per 100.000 penduduk 40 15.90 0.40 D

39Persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan 80 47.75 0.60 B

     MANAJEMEN KESEHATAN

42Persentase kab/kota yang mempunyai dokumen sistem kesehatan 100 100.00 1.00 A

43

Persentase kota yang memiliki "contingency plan" utk masalah kesehatan akibat bencana 100 100.00 1.00 A

44Persentase kota yang membuat profil kesehatan 100 100.00 1.00 A

45Persentase propinsi yang melaksanakan Surkesda 100 100.00 1.00 A

46Persentase propinsi yang mempunyai "provincial health account” 100

     KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT

47Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 85 75.00 0.88 B

48Persentase pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB 70 72.94 1.04 A

49Angka kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk 10 103.82 0.00 D

50 persentase penduduk yang melek huruf 95 99.60 1.05 ATOTAL 43.71INDEKS RERATA 1.04 A

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2009 dan Hasil Analisa

Dari hasil Kompilasi data diperoleh indek rata-rata derajat Kesehatan Kota Padang sebesar 1.04 yang dikelompokkan terhadap Klasifikasi A, sangat memuaskan, dimana target rata-rata dapat dicapai. Selanjutnya masih diperlukan langkah–langkah peningkatan pencapaian dari masing-masing parameter indikator, dimana pencapaian tidak hanya untuk menyamai target angka pada tahun 2010, namun yang lebih penting adalah agar derajat Kesehatan Kota Padang tercapai setinggi- tingginya dan memiliki ketahanan Kesehatan yang handal.

Permasalahan kesehatan di Kota Padang menurut Indikator Standart Pelayanan Minimal adalah mencakup 2 area standar pelayanan minimal yang masih perlu mendapat perhatian, yaitu: parameter derajat kesehatan masyarakat dan parameter pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan berupa indikator morbiditas pada penyakit DHF dan kemungkinan masih adanya penyakit yang menyebabkan "acute flaccid paralysis (AFP)" pada anak usia <15 tahun. Hal ini akan berdampak pada angka ketergantungan dan dissability. Selanjutnya pembangunan kesehatan berupa indikator untuk akses mutu layanan pada Labkesda yang masih rendah. Indikator proses dan masukan antara lain pada pekerja yang mendapatkan layanan kesehatan kerja yang masih sedikit; indikator SDM kesehatan yang masih kurang, serta angka kecelakaan yang cukup tinggi.

Adapun uraian sebagai berikut:

5

Page 6: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

A. Derajat kesehatan Masyarakat, dengan indikator:

Morbiditas Angka "acute flaccid paralysis (AFP)" pada anak usia <15 tahun Angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) per 100.000 penduduk

B. Pembangunan Kesehatan, dengan indikator:

Akses mutu pelayanan kesehatan Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan lab. Kes

Proses dan masukan Persentase pekerja yang mendapat pelayanan kesehatan kerja

Sumber daya kesehatan Rasio dokter per 100.000 penduduk Rasio dokter keluarga per 100 penduduk Rasio apoteker per 100.000 penduduk Rasio bidan per 100.000 penduduk Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk Rasio ahli kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk

 Kontribusi sektor terkait Angka kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk

Disamping itu, ada beberapa data penunjang yang dapat menjadi rujukan dalam mengevaluasi kinerja bidang kesehatan yaitu data RISKESDAS 2008. dari hasil peneliitian, salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di Propinsi Sumatera Barat terutama masalah kekurusan, adalah sebesar 15.7%. Hal ini merupakan permasalahan kesehatan yang sudah dianggap Kritis. Dari 19 kabupaten kota, hanya kota Solok dan Kota Bukittinggi yang prevalensi kekurusan dibawah 10%. Ada 7 kabupaen/kota yang menjadi permasalahan kesehatan yang serius yaitu: Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman, Payakumbuh, Kota Pariaman, Padang dan Sawahlunto. Disamping itu yang ada 10 kabupaten kota yang kritis, prevalensi diatas 15% yaitu Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Sawahlunto Sijunjung, Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Koto, Solok Selatan, Dharmas Raya, Pasaman Barat2.

Dengan adanya dampak gempa, permasalahan ini menjadi semakin berat, karena hancurnya sarana dan prasarana. Gizi buruk pun diprediksi akan semakin meningkat dengan adanya multiplyer effect pasca gempa. Peningkatan penyakit menular pun akan bertambah terutama pada sasaran risiko tinggi yaitu bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

Semua permasalahan kesehatan tersebut akan berdampak pada 3 ukuran penting indikator kesehatan yaitu: Angka Kematian Bayi (AKI), dan Umur Harapan Hidup(UHH). Dampaknya adalah upaya untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM) tidak akan tercapai. Termasuk upaya dalam pencapaian target Millenium Development Goals. (MDGs). Target yang terdapat dalam MDGs tersebut antara lain:

6

Page 7: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

menurunkan angka kematian bayi (23/100 kelahiran hidup) dan anak (32/1000 Kelahiran hidup) sampai dua pertiganya dari jumlah saat ini, meningkatkan kesehatan ibu dan mengurangi sampai tiga perempat jumlah angka kematian ibu hamil dan melahirkan (102/100.000 kelahiran hidup), memberantas HIV/AIDS dan penyakit-penyakit infeksi penyebab utama kematian.3

Berdasarkan data-data diatas dibutuhkan perencanaan kedepan tentang perencanaan terhadap antisipasi gempa, pemetaan terhadap gizi buruk, penyakit menular. Disamping itu, untuk menunjang pelayanan kesehatan dasar diperlukan penambahan SDM kesehatan di daerah, peran serta masyarakat di bidang kesehatan. Selanjutnya akses ke pelayanan kesehatan juga perlu ditingkatkan terutama bagi masyarakat miskin dan pekerja. Hancurnya sarana prasarana akibat dampak gempa, tentunya pelaksanan ini tentunya memerlukan anggaran yang cukup besar.

III. SARAN KEBIJAKAN

Masalah kesehatan itu sangat kompleks, saling berkaitan dengan masalah-masalah lain, di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari kesehatannya sendiri, tetapi harus dilihat juga dari seluruh segi yang ada pengaruhnya dengan masalah sehat-sakit atau kesehatan. Masalah kesehatan sangat berkaita erat dengan sosek rendah atau penduduk miskin. Bila dilihat lebih jauh lagi terdapat pula peranan dari kabupaten miskin3.

Besarnya peran diluar individu terhadap kesehatan, ini menunjukkan masalah kesehatan tidak akan dapat diselesaikan oleh Departemen Kesehatan sendiri, tapi harus dipikirkan bersama. Untuk itu pola kebijakan kesehatan pemerintah Kota Padang harus seiring dengan pola kebijakan dari rancangan Pemko Padang. Dengan kebijakan desentralisasi, program kesehatan dalam konteks otonomi penuh kota Padang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pemahaman dari walikota, DPRD, dan jajaran kepala dinas tentang makna sehat3.

Pencanangan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan merupakan dasar yang kuat untuk pengalokasian dana sektor kesehatan terutama untuk masyarakat miskin serta upaya-upaya dalam peningkatan pembangunan kesehatan penduduk. Pemerintah perlu menekankan pada pelayanan yang mempunyai dampak pada masyarakat luas ’public good’ serta melindungi masyarakat miskin untuk tetap dapat menjangkau pelayanan kuratif yang mereka perlukan3.

Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah sesuai analisis tersebut diatas maka implikasi pada kebijakan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di Kota Padang adalah sebagai berikut :

Prinsip dasar-dasar pelayanan public health merupakan suatu proses yg berkesinambungan, didukung oleh sistem manajemen dan dikembangkan dengan riset. Sistem manajemen yang membangun siklus pelayanan kesehatan masyarakat4:

1. Pengukuran (Assesment), meliputi kegiatan:a. pemantauan kondisi kesehatan (monitor health)b. diagnosa dan investigasi (diagnose and investigate).

7

Page 8: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

Pada tahap ini dibutuhkan sistem surveilance yang baik, epidemiologist yang cukup dan laboratorium kesehatan yang memadai.

2. Pengembangan kebijakan (policy development), meliputi kegiatan:a. pemberian informasi, mendidik, memberdayakan (inform, educate,

empower)b. Memobilisasi kemitraan dalam masyarakat (mobilize community

partnership)c. Mengembangkan Kebijakan (develop policies)

Sistem ini membutuhkan sebuah forum kesehatan atau dewan kesehatan, peraturan daerah/keputusan Gubernur/Keputusan Bupati yang mendukung pembangunan berwawasan kesehatan, tenaga penggerak pembangunan masyarakat/fasilitator dan pembiayaan masyarakat/dunia usaha.

3. Jaminan (assurance), meliputi kegiatan:a. Menegakkan hukum (enforce laws)b. Menghubungkan kepada/ Menyediakan pelayanan kesehatan (link

to/provide care)c. Menjamin tenaga kerja yang kompeten (ensure competent workforce)d. Evaluasi (evaluate)

Membutuhkan: Leadership untuk pengendalian seluruh program dan memba-ngun jejaring dan tersedianya SDM Kesehatan yang memadai.

Lebih jelasnya uraian diatas dapat dilihat pada gambar dasar pelayanan kesehatan masyarakat.

Gambar. Dasar Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sumber: Budi Raharja, 2009.

8

Page 9: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

Untuk itu area penguatan yang harus dilakukan intervensi oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, maka direkomendasikan sebagai berikut5 :

1. Penguatan Dinas Kesehatan Penguatan Dinas Kesehatan bisa dilakukan dengan meningkatkan Sistem

Surveilans, Sistem Informasi Kesehatan, Sistem Informasi Manajemen. Selain itu peningkatan kemampuan teknis staf Dinas kesehatan perlu terus

di tingkatkan seperti dalam perencanaan (P2KT, pembiayaan (DHA), DTPS, Supervisi dan Monitoring dan Evaluasi.

Tentunya harus disertai komitmen dari pemerintah daerah Kota Padang sendiri dalam bentuk anggaran untuk kesehatan. Sesuai dengan kesepakatan antar Bupati dan Walikota se Indonesia dengan Menteri Kesehatan, disepakati 10%. Saat ini anggaran kesehatan Kota Padang untuk Dinas Kesehatan Kota dan RSUD, baru mencapai 6.29% termasuk gaji. Perlu peningkatan persentase anggaran untuk menunjang program MDGs untuk pengembangan program KIA dalam menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu.

Sistem Jaminan Kesehatan Daerah yang perlu diperkuat

2. Kemitraan Kemitraan antara Dinas Kesehatan dengan organisasi profesi seperti IDI,

POGI, IBI, IAKMI, HAKLI, PPNI, Perguruan Tinggi yang ada di Kota Padang (dalam bentuk pengabdian masyarakat) ataupun peranan perusahaan dalam bentuk Community Social Responsibility (CSR) dan LSM akan dapat membantu Dinkes dari segi pelaksanaan kegiatan dan pendanaan.

Mengupayakan peningkatan kualitas bidan lebih ke hulu, dengan mengupayakan bersama IBI dan sektor pendidikan dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pendidikan kualitas bidan.

Peranan lintas sektoral terkait, dalam melakukan koordinasi program kesehatan. Seperti indikator air bersih terkait dengan PDAM, pengelolaan sampah kota berkaitan erat dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota. Masalah laju penduduk berkaitan dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Kegiatan pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat. Keamanan berlalu lintas berkaitan dengan Dinas Perhubungan dan Polantas. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang berkaitan erat dengan Dinas Pendidikan.

3. Supply Side Intervensi di sisi supply, dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan, diantaranya adalah melakukan uji kompetensi bidan, melakukan pelatihan bagi bidan, memberikan insentif pada bidan, pemberian sarana transportasi bagi bidan di wilayah terpencil.

Sustainnibility program kesehatan.

9

Page 10: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

Meningkatkan kapasitas puskesmas untuk melayani persalinan (Puskesmas dengan PONED), PONEK di rumah sakit, menyediakan obat dan bahan yang cukup (misal alat kontrasepsi).

Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang didukung dengan kualitas labkesda. Hal ini berkaitan erat dengan pasca gempa.

4. Demand Side Strategi di sisi permintaan atau masyarakat sebagai pengguna pelayanan

kesehatan diantaranya adalah melakukan kampanye massal melalui KIE, revitalisasi posyandu, meningkatkan kesiagaan masyarakat, menyalurkan bantuan bersyarat (PKH, PNPM, dll)

Menciptakan sistem rujukan berbasis masyarakat dan meningkatkan kesehatan dan kegiatan ekonomi masyarakat.

Gambar. Area Penguatan Dinas Kesehatan

Sumber: Ascobat Gani. MDGs, Kesehatan dan Pembangunan Manusia Sumatra Barat. Temu Ilmiah Andalas Center, Padang, 1 Juni 2009

IV. KESIMPULAN

Hasil kajian pencapaian target kinerja bidang kesehatan terhadap Indikator Padang Sehat 2010 berdasarkan Indeks Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan no. 1091/Menkes/SK/X/2004. beberapa indikator menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Adapun indek rata-rata derajat Kesehatan Kota Padang sebesar 1.04, yang dikelompokkan terhadap Klasifikasi A. Artinya kinerja program sudah tercapai, sangat memuaskan.

Selanjutnya lebih penting lagi adalah agar derajat Kesehatan Kota Padang tercapai setinggi- tingginya dan memiliki ketahanan Kesehatan yang handal dan beberapa

SUPPLY DEMAND

KEMITRAAN

PENGUATANDINKES

KOMITMENT

KB, ANC, Linakes, , Gizi, KN, Rujukan, ASI-Ex, PMT-ASI, MTBS, Hygiene

RINGKASAN

10

Page 11: Policy Paper Dinkes Padang 2010 Edit3

program, masih memerlukan perhatian dan langkah peningkatan kinerja program. Permasalahan kesehatan di Kota Padang menurut Indikator Standart Pelayanan Minimal adalah mencakup 2 area standar pelayanan minimal yang masih perlu mendapat perhatian, yaitu: derajat kesehatan berupa morbiditas pada penyakit DHF dan polio; dan pembangunan kesehatan berupa akses mutu layanan pada labkesda, akses pelayanan kesehatan pada pekerja (upaya kesehatan Kerja-UKK); SDM kesehatan dan angka kecelakaan yang cukup tinggi.

Dasar kebijakan yang perlu diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Prinsip dasar-dasar pelayanan public health merupakan suatu proses yg berkesinambungan, didukung oleh sistem manajemen dan dikembangkan dengan riset. Diperlukannya 3 proses yaitu: Pengukuran (Assesment); Pengembangan kebijakan (policy development); Jaminan (assurance). Langkah kebijakan untuk penguatan Dinas Kesehatan Kota Padang memerlukan komitmen pengambil kebijakan yaitu, Pemko Padang, melakukan intervensi kegiatan pada sisi supply dan demand side.

.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan. Indikator Standar Pelayanan Minimal. Diakses dari www.depkes.go.id 9 Mei, 2010.

2. Departemen Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar Propinsi Sumatera Barat, 2008.

3. Rizanda Machmud, Paradigma Baru Dalam Upaya Menekan Angka Kematian Ibu & Angka Kematian Bayi Di Indonesia: Analisis Kontekstual. Orasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 8 Oktober 2008

4. Budi Raharja, Kebijakan Pemerintah Dalam Reformasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan. Disampaikan pada Simposium ‘Reforming Indonesian Health Care’, Medan ,16 Oktober 2009.

5. Ascobat Gani. MDGs, Kesehatan dan Pembangunan Manusia Sumatra Barat. Temu Ilmiah Andalas Center, Padang, 1 Juni 2009.

11