KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

99
KABUPATEN KOLAKA Tahun 2014 PROFIL KESEHATAN PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2015 Target AKB Nasional Capaian AKB Kab. Kolaka 2010 2011 2012 2013 2014 34 32 29 27 24 16,2 11,1 11,6 8,7 11,2 Angka Kematian Bayi http://www.dkkkolaka.esy.es Email; [email protected]; [email protected]

Transcript of KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Page 1: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

KABUPATENKOLAKATahun 2014

PROFIL KESEHATANPROFIL KESEHATAN

DINAS KESEHATANKABUPATEN KOLAKA TAHUN 2015

Target AKB Nasional

Capaian AKB Kab. Kolaka

2010 2011 2012 2013 2014

3432

2927

24

16,2

11,1 11,6

8,711,2

Angka Kematian Bayi

http://www.dkkkolaka.esy.esEmail; [email protected]; [email protected]

Page 2: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif komprehensif. Sumber data Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka berasal dari unit teknis di lingkungan Dinas Kesehatan serta institusi lain yang memiliki data terkait bidang kesehatan seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka dapat membantu kita dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu Kecamatan dengan Kecamatan lainnya, mengukur capaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Kolaka, serta sebagai dasar untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya. Terdapat perbedaan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 dibandingkan dengan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu perubahan sistematika bab. Pada Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka terdahulu, sistematika bab secara berurutan terdiri dari ; Pendahuluan, Gambaran Umum, Situasi Derajat Kesehatan, Upaya Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan. Sedangkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 urutan bab terdiri dari Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan Keluarga (Kesehatan Ibu & Kesehatan Anak), serta Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft copy (pdf) yang dapat diunduh di website www.dkkkolaka.esy.es Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Kabupaten Kolaka. Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini, kami mengucapkan terima kasih.

Page 3: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

ii

Tim Penyusun

Pengarah : dr. Hj. Rosmawati

Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes

Sekretaris : Santosa, SKM

Anggota : Nasruddin, SKM Tamsidar, AMG

Jumiati Bandu, SKM

Kontributor : Sekretariat

Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan

Bidang Penunj. Medis, Kefarmasian dan Promkes Bidang Pengemb. SDM, Pembiayaan dan SIK

UPTD Instalasi Farmasi UPTD Laboratorium Kesehatan

Judul : Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Dicetak : Mei Tahun 2015

Diterbitkan oleh : DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA

Jl. Pancasila No. 12 Kolaka 93500 Phone/Fax 0405-2321170, 2321037 web-blog:http://dkkkolaka.esy.es

email : [email protected], [email protected]

Page 4: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

iii

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR i

TIM PENYUSUN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIK vi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 1 2. SistematikaPenyajian 1

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan Geografi 2. Keadaan Demografi 3. Rasio Beban Tanggungan 4. Keadaan Lingkungan

3 4 8

11

B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT 15

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN

A. Dasar Pembangunan Kesehatan B. Visi dan Misi C. Tujuan dan Sasaran D. Strategi/Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran

18 19 20 23

BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA

TAHUN 2014

A. MORTALITAS 1. Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Angka Kematian Ibu (AKI)

B. MORBIDITAS 1. Angka Kesakitan Penyakit Menular Langsung 2. Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I) 3. Penyakit Menular Bersumber Vektor dan Binatang 4. Trend Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular

BAB V UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Pelayanan Keluarga Berencana

26 28

30 38

41 45

47 53

Page 5: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

iv

3. Imunisasi

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 1. Pelayanan Kesehatan Rujukan 2. Pelayanan Kesehatan Penunjang 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2. Status Gizi Balita 3. Pemberian Kapsul Vitamin A 4. Pemberian Tablet Besi 5. ASI Eksklusif 6. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

55

59 61 61

62 63 66 66 67 68

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN 69

B. SUMBER DAYA TENAGA 81 C. DISTRIBUSI TENAGA BERDASARKAN UNIT KERJA 85 D. PEMBIAYAAN KESEHATAN 85 E. SARANA INFORMASI KESEHATAN 89

BAB VII PENUTUP 90

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 6: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

v

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Gambaran Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Wilayah 6

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif

8

Tabel 3. Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 10

Tabel 4. Data Hasil Pemeriksaan TTU 14

Tabel 5. Data Hasil Pemeriksaan TPM 14

Tabel 6. Jumlah Penduduk/KK terhadap Akses Air Minum 15

Tabel 7. Data Kematian bayi berdasarkan Penyebab 28

Tabel 8. Data Kematian Ibu berdasarkan Puskesmas dan Penyebab Kematian

30

Tabel 9. Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 72

Tabel 10. Fasilitas Kesehatan berdasarkan Pemilik/Pengelola 73

Tabel 11. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit 77

Tabel 12. Penggunaan Obat Generik per Puskesmas 81 Tabel 13. Tenaga PNS Kesehatan berdasarkan Unit Kerja 85

Tabel 14. Alokasi Anggaran Kesehatan berdasarkan sumbernya 88

Page 7: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

vi

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Kolaka 3

Gambar 2. Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2014

4

Gambar 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Kecamatan Tahun 2014

5

Gambar 4. Piramida Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2014 5

Gambar 5. Peta persebaran Penduduk Kabupaten Kolaka berdasarkan Kecamatan Tahun 2014

7

Gambar 6. Proporsi Kondisi Rumah Sehat dari Rumah yang diperiksa di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

12

Gambar 7. Keadaan Rumah Sehat Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

12

Gambar 8. Proporsi Penduduk/KK memiliki Akses Air Bersih/Air Minum di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

13

Gambar 9. Proporsi Kepala Keluarga memiliki Jamban Sehat di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

13

Gambar 10. Perkembangan Pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

17

Gambar 11. Trend Angka Kematian Bayi per 1000 KLH di Kabupaten Kolaka dan Angka Nasional Tahun 2010-2014

26

Gambar 12. Peta Wilayah Kejadian Kematian Bayi berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

27

Gambar 13. Trend Angka Kematian Ibu per 100.0000 kelahiran hidup di Kabupaten Koalka tahun 2010-2014

28

Gambar 14. Peta wilayah kejadian Kematian Ibu di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

29

Gambar 15. Proporsi BTA+ di anatara seluruh Suspek TB Paru di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

31

Gambar 16. Propirsi BTA+ di antara seluruh kasus TB Paru menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

32

Gambar 17. Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan Seluruh Kasus (Suspek) per 100.000 Penduduk Tahun 2010-2014

33

Gambar 18. Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan Pasien TB di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

33

Gambar 19. Jumlah Kasus Baru HIV Positif, Kasus Meninggal, dan Total Kasus HIV di Kabupaten Kolaka Tahun 2011-2014

34

Gambar 20. Angka Kesakitan Penyakit ISPA Per 1000 Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014

35

Gambar 21. Angka Kesakitan Pneumonia Balita per 1000 Penduduk Balita Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

36

Gambar 22. Angka Kesakitan Penyakit Diare per 100.000 Penduduk kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014

37

Gambar 23. Angka Kesakitan Penyakit Kusta per 100.000 Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

38

Gambar 24. Peta Persebaran Kasus Campak berdasarkan Kecamatan 39

Page 8: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

vii

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Gambar 25. Peta Kasus AFP berdasafrkan Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

41

Gambar 26. Pencapaian Angka Kesakitan Penyakit DBD/100.000 Penduduk Kabupaten Kolaka dan Angka Target Nasional Tahun 2010-2014

42

Gambar 27. Peta Wilayah Kejadian Kematian akibat Penyakit DBD di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

43

Gambar 28. Angka Kesakitan Penyakit Malaria per 1000 Penduduk Kabupaten Kolaka dan target Nasional Tahun 2010-2014

43

Gambar 29. Pencapaian Angka Kesakitan Filariasis Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

44

Gambar 30. Angka Kesakitan Gigitan Hewan Tersangka Rabies Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

45

Gambar 31. Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

46

Gambar 32. Presentase Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

47

Gambar 33. Presentase Cakupan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010-2014

48

Gambar 34. Presentase Cakupan Penanganan Bumil Resti Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010-2014

49

Gambar 35. Presentase Cakupan Penanganan Neonatal Resti Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010-2014

50

Gambar 36. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (3 Kali) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

50

Gambar 37. Cakupan Pemeriksaan Balita Prasekolah Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

52

Gambar 38. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Kelas 1 Tahun 2010-2014

53

Gambar 39. Gambaran Peserta KB Aktif Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

54

Gambar 40. Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif Tahun 2014

54

Gambar 41. Presentase Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Kolaka menurut Puskesmas Tahun 2014

57

Gambar 42. Presentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Kabupaten Kolaka menurut Puskesmas Tahun 2014

57

Gambar 43. Presentase Cakupan UCI Desa Kabupaten Kolaka menurut Puskesmas Tahun 2014

58

Gambar 44. Pola 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Se-Kabupaten Kolaka Tahun 2014

59

Gambar 45. Pola 10 Penyakit Rawat Jalan Terbesar di RSUD Kabupaten Kolaka Tahun 2014

60

Gambar 46. Pola 10 Penyakit Rawat Inap Terbesar di RSUD Kabupaten Kolaka Tahun 2014

60

Gambar 47. Peta Lokasi Kasus BBLR di Kabupaten Kolaka Tahun 62

Page 9: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

viii

2010-2014

Gambar 48. Presentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

63

Gambar 49. Peta Lokasi Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

64

Gambar 50. Presentase Kasus Gizi Buruk Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

64

Gambar 51. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

65

Gambar 52. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

66

Gambar 53. Cakupan Pemberian Tablet Fe3 (90 Tablet) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

67

Gambar 54. Trend Presentase bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

67

Gambar 55. Jumlah Puskesmas se-Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

70

Gambar 56. Presentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

75

Gambar 57. Perkembangan Strata Posyandu di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

67

Gambar 58. Perkembangan Rumah Sakit di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

77

Gambar 59. Penggunaan Obat Generik per Puskesmas di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

80

Gambar 60. Presentase Penggunaan Obat Generik per Puskesmas di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

80

Gambar 61. Proporsi Tenaga Kesehatan menurut Kategori di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

84

Gambar 62. Gambaran Anggaran Dinas Kesehatan Kab. Kolaka berdasarkan Alokasi dan realisasi Tahun 2010-2014

86

Gambar 63. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji Pegawai) Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

86

Gambar 64. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Langsung (Belanja Kegiatan) Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

87

Gambar 65. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Barang dan jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

87

Gambar 66. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Modal Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

88

Page 10: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 1 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah satu produk

dari Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Kolaka yang dapat digunakan

untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil

pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan

pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kabupaten.

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014 adalah gambaran

situasi kesehatan yang memuat berbagai data tentang hasil pencapaian

pelaksanaan pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat

tentang data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian

indikator hasil kinerja pembangunan kesehatan.

B. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :

BAB I – PENDAHULUAN

Merupakan penjelasan tentang Maksud, Tujuan dan

Sistematika Penyajiannya.

BAB II – GAMBARAN UMUM

Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Kolaka

dalam hal Keadaan Geografis, Keadaan Demografi, Sarana

Kesehatan, Keadaan Lingkungan dan Perilaku Masyarakat di

Kabupaten Kolaka.

BAB III – PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN.

Menguraikan tentang Dasar Pembangunan Kesehatan, Visi

dan Misi, Tujuan dan Sasaran serta Strategi Dalam

Pencapaian Tujuan.

Page 11: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 2 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB IV – SITUASI DERAJAT KESEHATAN.

Memuat informasi tentang angka kematian (Mortalitas) dan

Angka kesakitan (Morbiditas).

BAB V – UPAYA KESEHATAN.

Memuat informasi tentang hasil pencapaian Pelayanan

Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan dan

Penunjang, dan Perbaikan Gizi Masyarakat.

BAB VI – PENUTUP

Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/

kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan

untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan

perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan

keputusan di Kabupaten Kolaka.

LAMPIRAN

Berisi resume dan tabel data profil kesehatan tahun 2014 mulai tabel 1 s/d

tabel 81.

Page 12: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 3 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan Geografi

Secara geografis Kabupaten Kolaka terletak di jazirah bagian tenggara

Pulau Sulawesi dan secara geografis berada di bagian barat Propinsi

Sulawesi Tenggara yang melintang dari utara ke selatan di antara 3000’-

50 00’ LS dan membujur dari barat ke timur antara 1200 30’- 1230 00’ BT

tahun 2014, secara administratif kabupaten Kolaka terbagi atas 12

kecamatan yang terdiri dari 32 kelurahan dan 103 desa dengan luas

wilayah daratan 3.265,30 KM2 dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Kolaka Utara Sebelah Timur : Kabupaten Kolaka Timur Sebelah Selatan : Kabupaten Bombana Sebelah Barat : Teluk Bone

Adapun batas wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat pada

gambar peta berikut :

Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Kolaka

Kab. Kolut

Teluk Bone

TELUK BONE

Page 13: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 4 Profil Kesehatan Tahun 2014

2. Keadaan Demografi

Pada tahun 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka menghitung

estimasi jumlah penduduk dengan metode geometrik. Metode ini

menggunakan prinsip bahwa parameter dasar demografi yaitu

parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi per tahun tumbuh konstan.

Metode ini lebih mudah dilakukan dengan mengkaji pertumbuhan

penduduk di dua atau lebih titik waktu yang berbeda berikut ini grafik

penduduk kabupaten Kolaka selama 5 tahun terakhir .

Gambar 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Jenis Kelamin

Tahun 2010 – 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010, Hasil Sensus Penduduk Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Hasil Estimasi

Jumlah penduduk Kabupaten Kolaka tahun 2014 Estimasi Dinas

Kesehatan Kabupaten Kolaka setelah pemisahan wilayah Kolaka dan

Kolaka Timur adalah 244.154 jiwa yang terdiri dari 122.630 laki-laki dan

121.524 perempuan dengan 44.595 rumah tangga/KK atau rata-rata 4 -

5 jiwa per rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 49

Jiwa/km2 dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan

Toari sebesar 197 jiwa/km2 sedangkan yang terendah adalah di

Kecamatan Tanggetada sebesar 35 jiwa/km2. Untuk mengetahui

gambaran penduduk per kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

-

50.000

100.000

150.000

200.000

2010 2011 2012 2013 2014

16

1.9

14

15

8.0

81

16

5.7

38

17

3.3

95

12

2.6

30

15

3.3

18

16

4.6

41

16

4.2

44

16

3.8

47

12

1.5

24

Laki-laki Perempuan

Page 14: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 5 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Kecamatan

Tahun 2014

Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi

Adapun komposisi penduduk kabupaten Kolaka berdasarkan Jenis

kelamin dan golongan umur dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 4

Piramida Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2014

14.17514.853

13.20711.173

10.13311.594

10.5889.812

8.2816.281

4.7763.730

2.638

1.9271.1541.211

13.295 13.932

12.347 10.548 10.580

11.272 10.279

9.255 7.459

5.588 4.515

3.008 2.471

1.689 1.154 1.229

-20.000 -15.000 -10.000 -5.000 0 5.000 10.000 15.000 20.000

Perempuan Laki-Laki

Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi

7.573

7.859

10.404

11.883

15.518

17.152

20.416

21.673

24.533

32.127

32.874

42.142

- 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000

Polinggona

Iwoimendaa

Toari

Baula

Tanggetada

Watubangga

Wolo

Wundulako

Samaturu

Latambaga

Pomalaa

Kolaka

75 +

70 - 74

65 - 69

60 - 64

55 - 59

50 - 54

45 - 49

40 - 44

35 - 39

30 - 34

25 - 29

20 - 24

15 - 19

10 - 14

5 - 9

0 - 4

Page 15: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 6 Profil Kesehatan Tahun 2014

Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Kabupaten

Kolaka termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari

jumlah penduduk usia muda yang masih tinggi. Badan piramida besar,

ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada

kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-laki maupun

perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal

ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup.

Kondisi ini menuntut kebijakan terhadap penduduk usia tua.

Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat dimaknai sebagai

meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan

tetapi juga dapat dimaknai sebagai beban karena kelompok usia tua ini

sudah tidak produktif lagi. Rincian jumlah penduduk menurut jenis

kelamin dan kelompok umur di Kabupaten Kolaka tahun 2014 dapat

dilihat pada Tabel 2. Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat

dipelajari dengan menggunakan kepadatan penduduk. Kepadatan

penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer

persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan

bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut.

Kepadatan rata-rata penduduk di Kabupaten Kolaka berdasarkan hasil

estimasi sebesar 75 penduduk per km2. Kepadatan penduduk berguna

sebagai acuan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran

penduduk. Kepadatan penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Gambaran Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Wilayah Kabupaten Kolaka Tahun 2014

KECAMATAN LUAS WILAYAH (km 2)

JUMLAH DESA /

KELURAHAN

JUMLAH

PENDUDUK

KEPADATAN

PENDUDUK per km 2

IWOIMENDAA 194,3 10 7.859 40

WOLO 536,3 14 20.416 38

SAMATURU 344,7 19 24.533 71

LATAMBAGA 298,2 7 32.127 108

KOLAKA 217,3 7 42.142 194

WUNDULAKO 478,1 11 21.673 45

BAULA 150,5 10 11.883 79

POMALAA 373,8 12 32.874 88

TANGGETADA 441,7 14 15.518 35

POLINGGONA 80,5 7 7.573 94

WATUBANGGA 97,1 14 17.152 177

TOARI 52,8 10 10.404 197

KABUPATEN 3.265,30 135 244.154 75 Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi

Page 16: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 7 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 5

Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Kolaka Berdasarkan Kecamatan Tahun 2014

Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi

Pada Gambar 5 di atas menunjukkan kepadatan penduduk dan jumlah

penduduk di Kabupaten Kolaka secara umum belum merata. Jumlah

penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Kolaka, Pomalaa dan

Latambaga sementara jumlah penduduk terendah terletak di Kecamatan

Polinggona dan Kecamatan Iwoimendaa. Kalau dilihat dari segi

kepadatan penduduk di Kabupaten Kolaka, kepadatan tertinggi terdapat

di Kecamatan Toari sebesar 197 penduduk per km2. Di kecamatan ini

merupakan wilayah transmigrasi sehingga penduduknya cukup padat,

Kecamatan Kolaka sebesar 194 penduduk per km2, kecamatan ini

adalah ibukota kabupaten Kolaka dan Watubangga sebesar 177

penduduk per km2. Kepadatan penduduk terendah di Kabupaten

Kolaka terdapat di Kecamatan Tanggetada sebesar 35 penduduk per

km2, Wolo 38 penduduk per km2 dan Iwoimendaa sebesar 40 penduduk

per km2. Untuk pemerataan penduduk di Kabupaten Kolaka dapat

digunakan cara, antara lain : transmigrasi atau program memindahkan

penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya

Page 17: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 8 Profil Kesehatan Tahun 2014

baik dilakukan atas bantuan pemerintah maupun keinginan diri sendiri,

pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri, terutama

untuk Kecamatan yang luas wilayahnya tapi kurang penduduknya;

pengendalian jumlah penduduk dengan menurunkan jumlah kelahiran

melalui program keluarga berencana atau penundaan umur nikah

pertama.

3. Rasio dan Beban Tanggungan

Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering

digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka

Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan

adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang

yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke

atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur

15–64 tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan

menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap

umur non produktif. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang

secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara.

Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin

tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif

lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah

menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk

yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi.

Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan

Menurut Jenis Kelamin dan kelompok Usia Produktif dan Non Produktif di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 – 14 Tahun 44.056 41.436 85.492

2 15 – 64 Tahun 74.342 75.002 149.345

3 65 Tahun keatas 4.231 5.086 9.317

Jumlah 122.629 121.524 244.154

Angka Beban Tanggungan 65,0 62,0 63,5 Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi

Page 18: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 9 Profil Kesehatan Tahun 2014

Pada Tabel 2 di atas, Angka Beban Tanggungan penduduk Kolaka

pada tahun 2014 sebesar 63,5. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk

Kolaka yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, juga

menanggung 63,5 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila

dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan laki-

laki lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan. Pada tahun 2014,

angka beban tanggungan laki-laki sebesar 65,0, yang berarti bahwa 100

orang penduduk laki-laki yang produktif, disamping menanggung dirinya

sendiri, akan menanggung beban 65,0 penduduk laki-laki yang

belum/sudah tidak produktif lagi. Penduduk sebagai determinan

pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program

pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus

didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di

bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat

kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari

sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor

pendidikan, sektor ekonomi, sektor sosial dan pemerintahan juga

memiliki peranan yang cukup besar. Untuk mendukung upaya tersebut

diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran

program pembangunan kesehatan.

Page 19: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 10 Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel 3 Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Kolaka Tahun 2014

No. Sasaran Program Kelompok

Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Jumlah Penduduk Semua umur

122.630 121.524 244.154

2 Bayi 0 tahun 2.317 2.203 4.520

3 Batita 0-2 tahun 8.839 8.361 17.201

4 Anak Balita 1-4 tahun 12.154 11.447 23.601

5 Balita 0-4 tahun 15.089 14.236 29.325

6 Prasekolah 5-6 tahun 6.152 5.777 11.929

7 Anak Usia Klas 1 SD / Setingkat

7 tahun 3.031 2.843 5.874

8 Anak Usia SD/Setingkat 7-12 tahun 17.578 16.464 34.043

9 Penduduk Usia Muda <15 tahun 44.056 41.436 85.492

10 Penduduk Usia Produktif 15-64 tahun 74.342 75.002 149.345

11 Penduduk Pra Usia Lanjut 45-59 tahun 13.588 13.292 26.880

12 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 tahun 6.599 7.671 14.270

13 Penduduk Usia Lanjut Resti ≥ 70 tahun 2.436 3.175 5.611

14 Wanita Usia Subur 15-49 tahun - 64.609 64.609

15 Wanita Usia Subur Imunisasi 15-39 tahun - 51.983 51.983

16 Ibu Hamil 1,10 x LH - 4.972 4.972

17 Ibu Bersalin 1,05 x LH - 4.746 4.746

18 Ibu Nifas 1,05 x LH - 4.746 4.746

19 Lahir Hidup

2.317 2.203 4.520 Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi

Data penduduk sasaran program sangat diperlukan bagi pengelola

program terutama untuk menyusun perencanaan (tahunan dan lima

tahunan) serta evaluasi hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah

dilaksanakan. Dalam perencanaan biasanya diperlukan untuk

menghitung sasaran, menyusun rencana kegiatan serta kebutuhan

sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 20: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 11 Profil Kesehatan Tahun 2014

4. Keadaan Lingkungan

Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan

pada peningkatan kualitas lingkungan melalui pemanfaatan dan

kepemilikan sanitasi dasar. Sanitasi merupakan faktor penting dalam

menciptakan lingkungan yang sehat. Banyaknya penyakit ditularkan

karena tidak dilakukan cara-cara penanganan sanitasi yang benar.

Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan

akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya

peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan

kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala.

Upaya yang dilakukan mencakup pembinaan, pemantauan,

pemeriksaan fasilitas sanitasi dasar. Sehingga diharapkan secara

epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna

terhadap kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas

lingkungan yang lebih baik, ada beberapa indikator penting penyehatan

lingkungan pemukiman yang dapat dikemukakan yaitu :

a) Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan, yaitu bangunan yang memiliki sarana sanitasi dasar

antara lain: jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat

pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi

rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai

rumah tidak terbuat dari tanah. Dari kompilasi data yang terkumpul,

Pemeriksaan rumah belum dilaksanakan secara menyeluruh

sehingga data pembanding antara rumah yang ada dengan rumah

yang memenuhi kriteria sehat sangat jauh berbeda dari kenyataan

dilapangan.

Grafik di bawah menggambarkan bahwa berdasarkan rekapitulasi

laporan puskesmas hasil kegiatan Program Kesehatan Lingkungan

diperoleh gambaran bahwa dari 48.134 Rumah yang diperiksa pada

tahun 2014 terdapat 24.860 rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Page 21: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 12 Profil Kesehatan Tahun 2014

(51,6%) ini lebih kecil dibanding tahun 2013 lalu sebelum Kabupaten

Kolaka mekar yakni 54.095 rumah yang diperiksa dan rumah

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 38.811 rumah (53.9%), terjadi

peningkatan sebesar 4,16% dibanding rumah sehat tahun 2012

sebanyak 35,798 (49.74%).

Gambar 6 Proporsi Kondisi Rumah Sehat dari Rumah yang diperiksa

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

berikut data gambaran kondisi rumah sehat tahun 2010 s/d 2014.

Gambar 7 Keadaan Rumah Sehat Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 - 2014

Sehat24.860 34%

Tidak Sehat48.134 66%

Sehat Tidak Sehat

71

.77

0

72

.17

7

72

.46

4

72

.71

3

48

.13

4

56

.69

2

61

.10

6

53

.54

8

48

.50

9

24

.86

0

67% 67%74%

63%

51,6%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

2010 2011 2012 2013 2014

JML RUMAH DIPERIKSA % SEHAT

`

Page 22: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 13 Profil Kesehatan Tahun 2014

b) Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga

meliputi persediaan air bersih (PAB) dan Jamban keluarga. Adapun

kondisi Kepemilikan sarana penyehatan lingkungan pemukiman

berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Kolaka

tahun 2014 yang memilki akses air bersih baru 49 % dari total

penduduk seperti terlihat pada grafik berikut :

Gambar 8 Proporsi Penduduk/KK Memiliki Akses Air Bersih/Air Minum

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Gambar 9 Proporsi Kepala Keluarga Memiliki Jamban Sehat

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Memilki Akses Air Bersih119.598

49%

Tidak Memiliki Akses

124.556 51%

Memilki Akses Air Bersih Tidak Memiliki Akses

Sehat124.556

51%

Jamban Tidak Sehat

119.598 49%

Sehat Jamban Tidak Sehat

Page 23: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 14 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 8 di atas menunjukkan gambaran Kepala Keluarga (KK)

yang diperiksa dan memiliki jamban sehat baru mencapai 51 % pada

tahun 2014.

c) Tempat Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan

Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan

Makanan (TUPM) adalah sarana yang dikunjungi banyak orang dan

berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. adapun TTU yang

dilakukan pemantauan adalah Sarana Pendidikan, Fasilitas

pelayanan Kesehatan dan Hotel. Adapun hasil pemantauan

kesehatan Tempat Tempat Umum (TTU) Kabupaten Kolaka Tahun

2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 4 Data Hasil Pemeriksaan TTU

Kabupaten Kolaka Tahun 2014

No Jenis TTU Jumlah Diperiksa Memenuhi

Syarat %

MS

1 Sekolah 241 241 196 91

2 Puskesmas 14 14 14 100

3 Hotel 32 32 29 84

Tempat Pengolahan Makanan (TPM) adalah sarana yang dikunjungi

banyak orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit.

Adapun TPM yang dilakukan pemantauan adalah Jasa Boga,

Rumah Makan/Restoran, Depot Air Minum dan Makanan Jajanan.

adapun hasil pemantaun Kesehatan Tempat Pengolahan Makanan

(TPM) Kabupaten Kolaka Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Data Hasil Pemeriksaan TPM Kabupaten Kolaka Tahun 2014

No Jenis TPM Jumlah Diperiksa Memenuhi

Syarat %

MS

1 Rumah makan/ Restorant 222 222 196 88,3

2 Depot Air Minum 63 63 60 95,2

3 Makanan Jajanan 263 263 193 73,4

Page 24: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 15 Profil Kesehatan Tahun 2014

d) Akses Terhadap Air Bersih

Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Kolaka

menjadikan kebutuhan air bersih semakin meningkat. Adapun

sumber air di Kabupaten Kolaka pada umumnya berasal dari mata

air, sumur dalam, sumur gali dan air permukaan. Sistem yang

digunakan untuk mensuplai air bersih melalui perpipaan dan non

perpipaan. Untuk pengelolaan pada daerah pemukiman di perkotaan

pada umumnya dikelola PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Kabupaten. Pencapaian KK yang mempunyai dan memanfaatkan

sarana air bersih selama 5 tahun terakhir bervariasi.

Tabel 6 Jumlah Penduduk/KK Terhadap Akses Air Minum

di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 s/d 2014

B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh

terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari 10 indikator serta cakupan

jaminan pemeliharaan kesehatan.

Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat

Promosi Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah

tangga ber-PHBS. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-

PHBS, terdapat perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu:

TAHUN

JUMLAH PENDUDUK

/KK

JUMLAH PENDUDUK/

KK AKSES

PDAM

SGL TERLIN

DUNG

MATA

AIR

SGL DENGAN

POMPA

SUMUR

BOR

2010 71.770 44.520 14.355 1 16.021 14.143

2011 72.177 61.106 11.396 - 11.896 37.814

2012 72.464 22.206 5.746 4.852 9.997 1.611

2013 72.713 12.268 4.875 6 1.031 6.356

2014 244.154 119.505 62.340 18.923 1.027 16.182 21.033

Page 25: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 16 Profil Kesehatan Tahun 2014

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan

merupakan orang yang ahli dalam membantu persalinan. Jika ada

kelainan dapat diketahui dan ditolong. Peralatan tenaga kesehatan

aman, bersih, dan steril.

2) Memberi bayi ASI eksklusif. Keunggulan ASI diantaranya kandungan

gizinya sesuai kebutuhan bayi, mengandung zat kekebalan, melindungi

alergi, terjamin kebersihannya, tidak basi, memperbaiki refleks

menghisap, menelan, dan pernapasan bayi.

3) Menimbang balita setiap bulan. Manfaat yang didapatkan diantaranya

mengetahui apakah balita tumbuh sehat, mencegah gangguan

pertumbuhan balita, mengetahui balita sakit,

4) berat badan dibawah garis merah, gizi buruk, kelengkapan imunisasi,

penyuluhan gizi.

5) Menggunakan air bersih. Manfaat air bersih yaitu menghindarkan dari

gangguan penyakit

6) seperti diare, kolera thypus dan lain-lain. Sumber air bersih dari mata air,

sumur atau pompa, ledeng, air hujan atau air kemasan.

7) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Mencuci tangan

membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit

seperti diare, ISPA, penyakit kulit.

8) Menggunakan jamban sehat. Syarat jamban sehat yaitu tidak mencemari

sumber air minum, tidak berbau, kotoran tidak dapaat dijamah serangga

dan tikus, tidak mencemari tanah sekitar, aman dan mudah dibersihkan,

dilengkapi dinding dan atap, penerangan dan ventilasi cukup, lantai

kedap air dan luas ruangan memadai, tersedia air, sabun dan alat

pembersih.

9) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur,

plus Menghindari gigitan nyamuk). Menguras dan menyikat tempat

penampungan air. Menutup rapat tempat penampungan air. Mengubur

atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.

Page 26: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 17 Profil Kesehatan Tahun 2014

10) Makan sayur dan buah setiap hari. Manfaat makanan berserat

diantaranya mencegah diabetes, melancarkan buang air besar,

menurunkan berat badan, membantu pembersihan racun, mencegah

kanker, mengatasi anemia, membantu perkembangan bakteri baik dalam

usus.

11) Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Dilakukan sedikitnya 30 menit setiap

hari berupa pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran

tenaga yang penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan

mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang

hari.

Pada tahun 2014, persentase rumah tangga yang ber-PHBS tertinggi di

Kecamatan Samaturu sebesar 89% diikuti oleh Kecamatan Latambaga

sebesar 76,6%. Sedangkan persentase terendah di Kecamatan Iwoimendaa

sebesar 7,5% kemudian Polinggona sebesar 15%.

Dari Tabel 57 lampiran profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014

menunjukkan bahwa jumlah Rumah Tangga sebanyak 54.278 Rumah

Tangga, dari jumlah tersebut dilakukan pemantauan sebanyak 14.964

rumah tangga dilakukan pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

dengan hasil pemantauan didapatkan presentase rumah tangga yang ber-

PHBS sebesar 51,4% atau sekitar 7.688 Rumah Tangga. terjadi penurunan

jumlah Rumah Tangga yang dipantau maupun rumah tangga yang ber-

PHBS Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu berikut gambaran

capaian PHBS kurun waktu 5 tahun.

Gambar 10

Perkembangan Pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 -2014

29.669 26.557 37.196

50.014

14.963

70%

48% 48%

70%

51%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

2010 2011 2012 2013 2014

RT Dipantau % PHBS

Page 27: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 18 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang melalui pendekatan

paradigma sehat, di mana upaya pencegahan dan promosi lebih diutamakan

tanpa mengabaikan upaya pengobatan dan rehabilitasi yang menjadi sangat

kompleks, dinamis, terarah dan saling terkait dengan berlandaskan pada prinsip

dasar pembangunan kesehatan yang mantap dan konsisten yang nantinya

diharapkan akan berdampak pada kemampuan masyarakat untuk mandiri hidup

sehat.

A. Dasar Pembangunan Kesehatan

Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok

yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Adapun dasar-dasar yang

merupakan landasan sebagai petunjuk pokok dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Prikemanusiaan.

Setiap upaya kesehatan berupa kegiatan program kesehatan harus

berlandaskan prikemanusiaan yang dijiwai dan dikendalikan oleh

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pemberdayaan dan kemandirian

Setiap orang, keluarga dan masyarakat bersama dengan pemerintah

berperan, berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat

beserta lingkungannya. Setiap kegiatan program kesehatan harus

mampu membangkitkan peran serta perorangan, keluarga dan

masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang, keluarga dan

masyarakat dapat mandiri untuk hidup sehat.

Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui

kegiatan, proyek, program kesehatan difasilitasi agar mampu

Page 28: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 19 Profil Kesehatan Tahun 2014

mengambil keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan

kesehatan. Warga masyarakat harus mau untuk bahu-membahu

menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat

menjangkau fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu

sesingkat mungkin. Di lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang

ada perlu terus diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan

kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan norma sosial

budaya setempat serta tepat waktu.

3. Adil dan Merata

Dalam pembangunan kesehatan, setiap orang mempunyai hak yang

sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, tanpa

memandang perbedaan suku, golongan, agama dan status sosial

ekonominya.

4. Pengutamaan dan Manfaat

Penyelenggaraan upaya kesehatan harus lebih mengutamakan

pendekataan pemeliharaan, peningkatan dan pencegahan penyakit.

B. Visi dan Misi

1. Visi

” Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat, Mandiri dan Berkeadilan ”

Adapun makna dari Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Masyarakat Kolaka yang sehat, kuat; adalah Tatanan kondisi

masyarakat yang secara administratif mendiami wilayah

Kabupaten Kolaka yang sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis melalui peningkatan upaya

kesehatan secara paripurna;

2) Mandiri untuk Hidup Sehat; adalah merupakan kondisi yang ingin

dicapai yaitu masyarakat partisipatif, berdaya sebagai subject

pembangunan kesehatan untuk ikut aktif memelihara

kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktif tanpa menunggu

Page 29: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 20 Profil Kesehatan Tahun 2014

sampai jatuh sakit sehingga tidak kehilangan nilai produktifnya.

Oleh karena Masyarakat yang sehat selain akan mendorong

peningkatan produktifitas dan pendapatan penduduk, tetapi juga

dalam jangka panjang merupakan investasi dan salah satu aspek

pendorong peningkatan “human development indeks” di masa

depan;

3) Berkeadilan; adalah merupakan perwujudan pembangunan

kesehatan yang adil dan merata tanpa diskriminasi

(nondiskriminatif) baik antar individu, golongan maupun antar

wilayah, perempuan maupun laki-laki dan menjamin bahwa hasil

pembangunan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan

masyarakat secara berkelanjutan;

2. Misi

untuk mewujudkan Visi Kabupaten Kolaka tersebut maka ditempuh

dengan 4 Misi yakni :

a) Menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, bermutu,

terjangkau dan berkeadilan;

b) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan

yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan;

c) Mendorong terwujudnya lingkungan sehat yang berkualitas dan

kemandirian masyarakat untuk perilaku hidup sehat;

d) Meningkatkan managemen dan pengelolaan kelembagaan

pelayanan kesehatan dan secara profesional;

C. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten kolaka adalah

mewujudkan Derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Kolaka seperti

yang telah dituangkan dalam Visi Dinas Kesehatan. Adapun tujuan

pembangunan kesehatan sebagaimana dituangkan dalam Rencana

Strategis 2014 - 2019 adalah :

Page 30: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 21 Profil Kesehatan Tahun 2014

a) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, status gizi masyarakat,

upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah

kesehatan, serta meringankan beban biaya masyarakat tertentu;

b) Meningkatkan akses, pemerataan kualitas serta ketersediaan

sumber daya dan perbekalan kesehatan;

c) Meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat dan kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat;

d) Meningkatkan kualitas manajemen, perencanaan dan pembiayaan

kesehatan yang ditunjang dengan sistem informasi kesehatan up to

date, serta mengembangkan kajian kebijakan dan produk hukum

bidang kesehatan

2. Sasaran

Sasaran Program yang tertuang dalam rencana strategis jangka

menengah yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka

adalah sebagai berikut :

a) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan individu,keluarga,

masyarakat dan keluarga sadar gizi serta terselenggaranya upaya

penganggulangan masalah gizi yang ditandai dengan;

(1) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 25/1000

kelahiran hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI)

226/100.000 kelahiran hidup.

(2) Menurunnya prevalensi, angka kesakitan, kematian dan

kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular, serta

terselenggaranya sistem surveilans, imunisasi dan

kewaspadaan dini KLB/wabah ditandai dengan :

Menurunnya prevalensi Tuberclosis menjadi 210 per

100.000 penduduk;

Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API)

menjadi < 1 per 1000 penduduk;

Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa

sampai kurang dari 0.5%;

Page 31: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 22 Profil Kesehatan Tahun 2014

Angka Insiden DBD menjadi 1 per 100.000 penduduk;

(3) Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang menjadi

<15% dan gizi buruk menjadi <2%)

b) Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan

masyarakat tertentu;

c) Meningkatnya akses masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan

dasar di puskesmas dan jaringannya, yang ditunjang dengan

tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten dan terdistribusi

secara merata sesuai kebutuhan;

d) Meningkatnya ketersediaan, pemerataan dan kualitas pengelolaan

obat dan perbekalan kesehatan, serta terselenggaranya

pengawasan dan pengendalian mutu peredaran obat dan

perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, kosmetik serta

makanan dan minuman;

e) Meningkatnya hygiene sanitasi dasar, kualitas air bersih, tempat-

tempat umum, tempat pengolahan makanan dan minuman serta

pengendalian faktor risiko dampak pencemaran lingkungan di

masyarakat;

f) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat serta terselenggaranya upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat;

g) Terselenggaranya pengelolaan manajemen yang berkualitas serta

meningkatnya pembiayaan kesehatan yang teralokasi sesuai

prioritas dan kebutuhan yang didukung dengan sistem informasi

kesehatan yang berkualitas, sistematis dan komprehensif;

h) Meningkatnya kajian kebijakan hukum kesehatan serta,

terbangunnya komunikasi dan kemitraan dengan pengambil

kebijakan, lintas sektor, swasta, masyarakat dan stakeholders;

Page 32: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 23 Profil Kesehatan Tahun 2014

D. Strategi / Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran

1. Kebijaksanaan

Pembangunan di bidang kesehatan sebagaimana dijelaskan dalam Visi

dan Misi Kabupaten Kolaka yang tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kolaka

tahun 2015-2019 dengan memperhatikan potensi dan permasalahan

kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil pelaksanaan

pembangunan kesehatan sebelumnya serta menelaah berbagai

dokumen yang relevan antara lain Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan, Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dan

Millenium Development Goals (MDGs), maka strategi pembangunan

kesehatan di Kabupaten Kolaka periode tahun 2015-2019 diarahkan

pada :

a) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar di

puskesmas dan jaringannya;

b) Peningkatan kualitas, kuantitas dan penataan distribusi tenaga

kesehatan;

c) Perluasan Pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat

di Kabupaten Kolaka;

d) Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup

sehat;

e) Penguatan advokasi dan peningkatan kerjasama lintas sektor dan

lintas program;

f) Pengembangan jejaring kemitraan dengan penyedia pelayanan

kesehatan swasta dan masyarakat.

g) Pengembangan sistim jaminan kesehatan terutama bagi penduduk

miskin.

2. Program

Adapun program Pembangunan di Bidang Kesehatan Kabupaten

Kolaka sejalan dengan program yang tertuang dalam RPJP, RPJM,

dan Renstra 2009 – 2014 Departemen Kesehatan RI sebagai berikut :

Page 33: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 24 Profil Kesehatan Tahun 2014

a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Ditujukan untuk memberdayakan individu, keluarga dan

masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan

mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.

b. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Ditujukan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih

sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk

menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan

kesehatan.

c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam

upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu

hamil, bayi dan anak balita.

d. Program Kesehatan Ibu dan Anak

Ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan meningkatkan pelayanan

kesehatan bagi bayi, dan anak balita.

e. Program Pencegahan Penyakit

Ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan

kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Prioritas penyakit yang akan ditanggulangi adalah DBD, malaria,

diare, polio, filariasis, kusta, TBC paru, HIV/AIDS, pneumonia dan

penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah

penyakit jantung, gangguan sirkulasi, hipertensi, diabetes mellitus

dan kanker.

f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan,

dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan

jaringannya meliputi Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling,

Poskesdes dan Polindes.

Page 34: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 25 Profil Kesehatan Tahun 2014

g. Program Upaya Kesehatan Perorangan

Bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas

pelayanan kesehatan perorangan

h. Program obat dan perbekalan kesehatan

Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan,

mutu dan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan

termasuk obat tradisional, perbekalanan kesehatan rumah tangga

dan kosmetika.

i. Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program ini ditujukan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan

mutu, keamanan dan kemanfaatan/khasiat produk obat,

perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, kosmetika,

dan produk pangan dalam rangka perlindungan masyarakat/

konsumen.

j. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

Ditujukan untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman obat

Indonesia.

k. Program Sumber Daya Kesehatan

Ditujukan untuk meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran

tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan

kesehatan.

l. Program Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Ditujukan untuk mengembangkan kebijakan dan manajemen

pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan

sistem kesehatan nasional.

Page 35: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 26 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB IV

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2014

A. MORTALITAS

Angka Kematian (Mortalitas) merupakan salah satu indikator untuk

mengukur derajat kesehatan masyarakat dan untuk melihat keberhasilan

upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam program pembangunan

bidang kesehatan. Adapun mortalitas yang menjadi indikator adalah :

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

berfluktuasi, tahun 2010 16,2 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian tahun

2011 turun menjadi 11,1 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2012

menjadi 11,6 per 1.000 kelahiran hidup dan turun kembali pada tahun

2013 menjadi 8,7 per 1000 kelahiran hidup dan meningkat kembali pada

tahun 2014 yaitu 11,2/1000 KLH. Pencapaian ini cukup baik karena

masih lebih rendah dari angka nasional sebesar 24 per 1000 kelahiran

hidup.

Gambar 11 Trend Angka Kematian Bayi per 1000 KLH di Kabupaten Kolaka dan Angka Nasional

Tahun 2010 - 2014

3432

2927

24

16,2

11,1 11,6 8,7

11,2

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2010 2011 2012 2013 2014

AKB NASIONAL AKB KAB/1000 KLH

Page 36: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 27 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar berikut adalah gambaran jumlah dan lokasi kasus kematian bayi

berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kabupaten Kolaka Tahun 2014.

Gambar 12 Peta Wilayah Kejadian Kematian Bayi berdasarkan Kecamatan

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kematian bayi , antara lain

yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Asfiksia, Hipotermi, kelainan

Kongenital dan karena penyebab lain-lain. Untuk itu kegiatan Audit

Maternal Perinatal perlu dilaksanakan secara optimal oleh tenaga bidan

di Puskesmas sehingga pelaporan dapat akurat dan lengkap. Berikut

rincian penyebab kematian bayi dan neonatal berdasarkan penyebab

kematian pada Tahun 2014 sebagai berikut :

Page 37: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 28 Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel 7 Data kematian bayi berdasarkan penyebab

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

NO. PENYEBAB KEMATIAN BAYI & NEONATAL JUMLAH

1 BBLR 14

2 ASFIKSIA 13

3 ASPIRASI 4

4 PNEU MONIA 2

5 INFEKSI PARU 1

6 KELA INAN KONGENITAL 5

7 SEPSIS NEONATORUM 5

8 LAIN 2 1

9 FEBRIS 1

10 INFAGINASI 1

11 DIARE 1

12 PERDARAHAN OTAK 1

TOTAL 49

2. Angka Kematian Ibu (AKI) /100.000 kelahiran hidup

Angka Kematian Ibu memberi gambaran tentang perilaku hidup sehat,

kondisi status gizi, kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan

kesehatan ibu mulai dari saat hamil, melahirkan dan masa nifas.

Gambar 13 Trend Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014

Grafik di atas memberi gambaran tentang jumlah kematian ibu di

Kabupaten Kolaka selama kurun waktu 5 tahun, dengan lebih tertibnya

pencatatan dan pelaporan di sarana pelayanan kesehatan, terlihat

228

201 173

146

118

147

226 239 267

114

-

50

100

150

200

250

300

-

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013 2014

AKI nas/100.000 AKI kolaka/100.000

Page 38: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 29 Profil Kesehatan Tahun 2014

bahwa jumlah kematian ibu yang terlaporkan semakin meningkat. Tahun

2010 kematian ibu sebanyak 10 orang dari 6.800 kelahiran hidup,

kemudian tahun 2011 jumlah kematian ibu 13 orang dari 5.744 kelahiran

hidup, tahun 2012 sebanyak 15 kematian ibu dari 6.285 kelahiran hidup

dan tahun 2013 menjadi 16 kematian ibu dari 5.993 Kelahiran hidup dan

tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 5 orang kematian ibu dari 4.382

Kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu pada tahun 2014

adalah Perdarahan, HDK dan penyebab lain. Adapun secara rinci

jumlah kematian ibu dan wilayah kerja puskesmas dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 14 Peta Wilayah Kejadian Kematian Ibu di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Page 39: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 30 Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel 8 Data Kematian Ibu berdasarkan Puskesmas dan Penyebab Kematian

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Puskesmas Penyebab

Kematian Saat

Tempat Keterangan Perdarahan

HDK Lain2

Kolaka 1 Bersalin RSB Eklamsia

Kolaka 1 Nifas RS Regional

Penyakit kronis, HB, 35 hari post partum

Wolo 1 Persalinan RSUD Kala I lama, pasca induksi persalianan, RUI, KJDR

Latambaga 1 Persalinan RSUD Eklamsia, anemia berat, gimely, hellt sindrom

Pomalaa 1 Post SC RSB Eklampsia

B. MORBIDITAS

Pada bab ini menyajikan data mengenai pencegahan dan pengendalian

penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit

menular meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan

melalui Binatang. Situasi penyakit, baik kesakitan maupun kematian,

merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.

1. Angka Kesakitan Penyakit Menular Langsung

Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten

Kolaka tahun 2014 ini antara lain adalah penyakit TB Paru, HIV/AIDS,

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pneumonia Balita, Diare dan

Kusta.

a) Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar

melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Beban

penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan

case notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai

jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan

mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat

tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

Page 40: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 31 Profil Kesehatan Tahun 2014

1) Kasus Baru BTA Positif

Pada tahun 2014 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif

(BTA+) sebanyak 284 kasus, menurun bila dibandingkan kasus

baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 yang sebesar 376

kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di 3

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu Kecamatan

Kolaka, Pomalaa, dan Wundulako. Kasus baru BTA+ di tiga

Kecamatan tersebut sebesar 47% dari jumlah seluruh kasus

baru di Kabupaten Kolaka. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+

pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu hampir 1,6

kali dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan. Pada masing-

masing Kecamatan di Kabupaten Kolaka kasus BTA+ lebih

banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi di

Kecamatan Samaturu, kasus pada laki-laki sembilan kali lipat

dari kasus pada perempuan.

2) BTA positif di antara semua kasus TB

Proporsi pasien baru BTA positif di antara semua kasus TB

menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular di

antara seluruh pasien TB paru yang diobati. Angka ini

diharapkan tidak kurang dari 65%. Apabila proporsi pasien baru

BTA+ di bawah 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis

yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk

menemukan pasien yang menular (pasien BTA+).

Gambar 15

Proporsi BTA+ di antara seluruh Suspek TB Paru Di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014

Gambar 17 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2014

proporsi pasien baru BTA+ di antara seluruh kasus belum

mencapai target yang diharapkan meskipun tidak terlalu jauh

1.045 4.381 4.206 3.382 2.544

21%

10% 10% 11% 11%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

2010 2011 2012 2013 2014

Suspek % (+)

Page 41: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 32 Profil Kesehatan Tahun 2014

berada di bawah target minimal yang sebesar 65%. Hal itu

mengindikasikan kurangnya prioritas menemukan kasus BTA+.

Namun ada satu kecamatan yaitu Kecamatan Wolo yang telah

mencapai target dengan kasus 14 kasus (suspek) positif 13 atau

(92,9%). Sementara itu, Kecamatan Polinggona, Kecamatan

Toari dan Kecamatan Watubangga merupakan Kecamatan

dengan proporsi pasien baru BTA+ terendah yaitu masih di

bawah 10% dari total suspek. Secara rinci gambaran per

kecamatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 16

Proporsi BTA+ Di Antara Seluruh Kasus TB Paru Menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

3) Angka notifikasi kasus atau Case Notification Rate (CNR)

Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah

pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000

penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila

dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan

penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka

ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend)

meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah

tersebut. Gambar 18 dan Gambar 19 menunjukkan angka

notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dan angka notifikasi seluruh

kasus TB per 100.000 penduduk dari tahun 2010-2014. Angka

notifikasi kasus BTA+ pada tahun 2014 di Kolaka sebesar 116

per 100.000 penduduk.

100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Polinggona

Toari

Watubangga

Samaturu

Tanggetada

Wundulako

Kolaka

Baula

Latambaga

Pomalaa

Iwoimendaa

Wolo

Kabupaten

Page 42: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 33 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 17 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan Seluruh Kasus (suspek)

Per 100.000 Penduduk Tahun 2010-2014

4) Angka Keberhasilan Pengobatan

Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan

pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi

pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan (success

rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka

kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Berikut ini

digambarkan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan

tahun 2010-2014.

Gambar 18 Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan Pasien TB

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014.

332

1.363 1.275

1.003 1.042

69 131 128 127 116 -

500

1.000

1.500

2010 2011 2012 2013 2014

Semua Kasus TB /100.000 Penduduk Kasus BTA +/100.000

84,8% 89,9%67,3%

93,2% 88,9%

84,8% 90,2%

67,5%

94,6% 92,2%

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

200,0%

2010 2011 2012 2013 2014

Angka Kesembuhan Angka Keberhasilan

Page 43: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 34 Profil Kesehatan Tahun 2014

b) HIV & AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita

mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah

untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki

fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif.

Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3

metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing

(VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku

(STBP).

Setelah 4 tahun berturut-turut (2011-2014) perkembangan jumlah

kasus baru HIV positif mengalami peningkatan secara signifikan,

dibanding tahun 2010 tidak ditemukan kasus dan untuk mengetahui

perkembangan HIV Positif sampai tahun 2014 disajikan pada

Gambar 21 berikut ini.

Gambar 19 Jumlah Kasus Baru HIV Positif, Kasus Meninggal,

dan Total Kasus HIV Di Kabupaten Kolaka Tahun 2011 - 2014

2011 2012 2013 2014

1 5

89

0 3 21

16

14

23

Kasus Baru Meninggal Komulatif

Page 44: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 35 Profil Kesehatan Tahun 2014

c) Penyakit Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA tergolong sebagai salah satu penyakit yang sangat mudah

menyerang siapa saja baik dewasa maupun kalangan anak-anak

termasuk pada bayi dan balita. Petugas kesehatan yang ada tidak

tinggal diam dalam menyikapi fenomena tersebut, berbagai upaya

kesehatan dilakukan untuk menekan angka kesakitan ISPA di

masyarakat baik itu secara promotif dan preventif, maupun tindakan

kuratif dan rehabilitatif. Di Kabupaten Kolaka kurun waktu 5 tahun

angka kesakitan ISPA berfluktuasi, tahun 2009 berjumlah penderita

ISPA sebanyak 20.588 penderita atau angka kesakitan 72/1.000

penduduk, tahun 2010 naik menjadi 24.076 atau 76/1.000

penduduk. Sedangkan pada tahun 2011 turun drastis menjadi

17.239 penderita atau 55/1.000 penduduk, Tahun 2012 kembali naik

menjadi 23.031 penderita dengan angka kesakitan 70/1.000

penduduk dan pada tahun 2013 menjadi 26.559 penderita dengan

angka kesakitan 79/1.000 penduduk untuk mengetahui gambaran

trend ISPA selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 20 Angka Kesakitan Penyakit ISPA per 1000 Penduduk

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

24.076 17.239 23.031 26.559 27.830

76

55

7079

114

0

20

40

60

80

100

120

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2010 2011 2012 2013 2014

JUM.PENDERITA ANGKA KESAKITAN/1000 PDDK

Page 45: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 36 Profil Kesehatan Tahun 2014

d) Penyakit Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman

pneumococcus, staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala

penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,

mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi yang rentan

terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun,

usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah

kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Sedangkan menurut

status ekonomi dengan menggunakan kuintil indeks kepemilikan,

semakin rendah kuintil indeks kepemilikan semakin tinggi period

prevalence pneumonia. Akan tetapi penanganannya tidak begitu

sulit apabila dilakukan pada tempat dan dengan cara yang benar.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini

yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita.

Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar

10% dari jumlah balita di wilayah tersebut. Berikut ini gambaran

penemuan peneumonia pada balita tahun 2010-2014.

Gambar 21 Angka Kesakitan Pneumonia Balita per 1000 Pddk Balita

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

364 305

1.028923

1.129

11 10

31 27

46

-

10

20

30

40

50

0

200

400

600

800

1.000

1.200

2010 2011 2012 2013 2014

JUM.PENDERITA ANGKA KESAKITAN/1000 balita

Page 46: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 37 Profil Kesehatan Tahun 2014

e) Diare

Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang

sangat dipengaruhi oleh higiene perorangan dan higiene

lingkungan. Daerah kumuh dan padat penduduk merupakan wilayah

yang penduduknya paling rentan terkena diare. Upaya penyuluhan

merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam

menekan angka kesakitan diare. Penyakit ini tergolong mudah

disembuhkan apabila ditangani dengan cepat dan benar. Akan

tetapi bila tidak ditangani dengan cepat dan benar maka dapat

berakibat kematian.

Berdasarkan grafik di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa perlu

adanya kewaspadaan dini terhadap penyakit diare karena adanya

peningkatan kasus sepanjang 5 tahun terakhir. Pada tahun 2010

terdapat 6.473 kasus, tahun 2011 sebanyak 6.806 kasus, tahun

2012 sebanyak 6.862 kasus, tahun 2013 naik menjadi 7.395 kasus

dengan angka kesakitan sebesar 2.193 per 100.000 penduduk dan

turun kembali pada tahun 2014 menjadi 4.426 kasus dengan angka

kesakitan 1.813 per 100.000 penduduk, berikut trend gambaran

angka kesakitan diare dalam kurun 5 tahun terakhir.

Gambar 22 Angka Kesakitan Penyakit Diare per 100.000 Penduduk

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

6.473 6.806 6.862 7.395 4.426

2.053 2.159 2.134 2.193

1.813

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

2010 2011 2012 2013 2014

Page 47: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 38 Profil Kesehatan Tahun 2014

f) Penyakit Kusta

Penyakit kusta dibedakan dalam 2 kategori yaitu Pausi Basiler (PB)

atau biasa dikenal dengan Kusta Kering dan Multi Basiler (MB) atau

biasa disebut Kusta Basah. Bila dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah Kasus baru yang ditemukan kurun waktu 5 tahun

berfluktuasi. Pada tahun 2010 terdapat 38 penderita, tahun 2011

sebanyak 37 penderita, kemudian tahun 2012 ditemukan 44 kasus

dan tahun 2013 penemuan kasus baru sebanyak 16 orang dengan

prevalensi 13 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2014 penemuan

kasus baru sebanyak 27 kasus dengan prevalensi 11 per 100.000

penduduk, berikut gambaran trend penemuan kasus baru Kusta 5

tahun terakhir .

Gambar 23 Angka Kesakitan Penyakit Kusta per 10.000 Penduduk

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat

diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil

kesehatan ini akan dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak,

difteri, dan polio.

a. Tetanus Neonatorum

Pada tahun 2014 dan tahun 2013 di Kabupaten Kolaka sudah tidak

ditemukan kasus Tetanus Neonatorum (TN). Penanganan kasus

Tetanus Neonatorum memang tidak mudah tetapi juga bukannya

tidak mungkin untuk dicegah. Yang terpenting adalah upaya

pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang higienis di

fasilitas kesehatan dan oleh petugas kesehatan yang berkompetensi

38 37 44 16 27

1,2 1,21,3

0,5

1,1

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

0

10

20

30

40

50

2010 2011 2012 2013 2014

KASUS KUSTA Prev /10.000 PDDK

Page 48: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 39 Profil Kesehatan Tahun 2014

kebidanan, kemudian ditunjang dengan imunisasi TT lengkap pada

ibu hamil.

b. Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan

kejadian luar biasa (KLB). Pada tahun 2014 ditemukan kasus

sebanyak 6 kasus (2 laki-laki dan 4 perempuan) di dua puskesmas

yaitu Puskesmas Baula 4 kasus dan Pomalaa 2 kasus. Semua

ditangani dengan baik dan tidak ada yang meninggal, tahun 2013

ditemukan 21 kasus yaitu Puskesmas Latambaga 7 kasus,

Watubangga, 6 kasus Tirawuta 4 kasus, Baula 2 Kasus, Pomala 1

kasus, dan Tanggetada 1 kasus. Kasus campak tahun ini mengelami

penurunan dibanding tahun 2012 yakni sebanyak 57 penderita

campak yang tersebar di tujuh kecamatan yaitu Kolaka, Wundulako,

Baula, Pomalaa, Watubangga, Polinggona, dan Ladongi. Sedangkan

pada tahun 2011 ditemukan kasus campak sebanyak 117 kasus,

kasus ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu 14

kasus.

Berikut ini gambaran persebaran kasus Campak berdasarkan

kecamatan Tahun 2014.

Gambar 24 Peta persebaran Kasus Campak berdasarkan Kecamatan

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Page 49: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 40 Profil Kesehatan Tahun 2014

c. Difteri

Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah.

Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program

imunisasi. Di Kabupaten Kolaka selama kurun waktu 2014 tidak

ditemukan kasus difteri, tahun 2013 ditemukan 1 suspek difteri yaitu

di puskesmas Wundulako namun hasil pemeriksaan laboratorium (-)

dan tahun 2012 tidak ditemukan adanya kasus difteri, pada tahun

2011 ditemukan 4 kasus difteri yaitu di wilayah kerja puskesmas

Kolaka 2 kasus, Puskesmas Wundulako 1 kasus dan Puskesmas

Ladongi Jaya 1 kasus akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun

2010, terjadi peningkatan karena hanya ditemukan 1 kasus di

kecamatan Kolaka.

d. Polio

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah

dilakukan melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti

dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap

kasus-kasus AFP kelompok umur <15 tahun. Pada Tahun 2014

ditemukan 1 (satu) kasus AFP di Puskesmas kecamatan Pomalaa

Tahun 2013 ditemukan 2 kasus yaitu di Puskesmas Tinondo dan

Puskesmas Tirawuta sama dengan Tahun 2012 ditemukan kasus

AFP sebanyak 2 kasus yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Wolo. Hal ini lebih rendah dibanding pencapaian tahun 2011

sebanyak 4 kasus, pencapaian ini sesuai dengan target nasional

yang ingin dicapai sebesar sama atau lebih dari 2 per 100.000

penduduk usia < 15 Tahun.

Berikut peta lokasi kejadian kasus AFP di Kabupaten Kolaka Tahun

2014.

Page 50: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 41 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 25 Peta Kasus AFP berdasarkan Kecamatan

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

3. Penyakit Menular Bersumber vektor dan Binatang

Grafik di bawah ini menjelaskan pencapaian angka kesakitan beberapa

penyakit menular bersumber vektor dan binatang yang diamati selama 5

tahun, yaitu angka kesakitan penyakit DBD, Malaria Palsifarum, filariasis

dan angka kesakitan kasus gigitan anjing tersangka rabies, dengan

hasil sebagai berikut :

a. Angka Kesakitan Penyakit DBD

Penyakit DBD merupakan Penyakit yang endemis di Kabupaten

Kolaka dan dari tahun ke tahun berfluktuasi baik jumlah penderita

maupan angka kesakitannya berikut grafik gambaran angka

kesakitan diare 5 tahun terakhir.

Page 51: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 42 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 26

Pencapaian Angka Kesakitan Penyakit DBD /100.000 Penduduk Kabupaten Kolaka dan Angka Target Nasional

Tahun 2010 – 2014

Grafik di atas menjelaskan pencapaian angka kesakitan penyakit

DBD Angka kesakitan DBD tahun 2010 113/100.000 penduduk

dengan jumlah penderita sebanyak 356 orang, hal ini disebabkan

adanya kejadian luar biasa (KLB) di beberapa wilayah kerja

Puskesmas. Tahun 2011 pencapaian angka kesakitan sebesar

41/100.000 penduduk atau 131 penderita, Tahun 2012 ditemukan

84 dan 1 orang diantaranya meninggal dunia dengan angka

kesakitan sebesar 25/100.000 penduduk dengan CFR 1,2%. Dan

pada tahun 2013 meningkat menjadi 198 dengan angka kesakitan

59/100.000 penduduk dan 4 diantaranya meninggal dunia dengan

CFR 2,02% dan pada tahun 2014 ditemukan penderita 447 d dan 6

diantaranya meninggal dengan angka kesakitan 183/100.000

penduduk dengan CFR 1,34% angka ini masih jauh lebih tinggi

dari target yang ingin dicapai tahun 2014 sebesar 1 per 100.000

penduduk. Adapun peta wilayah kejadian kematian akibat DBD

tahun 2014 adalah sebagai berikut :

55 54 53 52 51

113

41 25

59

183

-

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013 2014

ANGKA KESAKITAN NASIONAL ANGKA KESAKITAN KABUPATEN

Page 52: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 43 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 27

Peta Wilayah Kejadian Kematian Akibat Penyakit DBD di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

b. Malaria

Gambar 28 Angka Kesakitan Penyakit Malaria Per 1000 PDDK

Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014

`

0,2

0,3

0,1 0,1

0,02

2,0 1,8

1,5 1,3

1,0

-

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

-

0,1

0,1

0,2

0,2

0,3

0,3

2010 2011 2012 2013 2014

ANGKA KABUPATEN ANGKA NASIONAL

Page 53: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 44 Profil Kesehatan Tahun 2014

Grafik di atas memperlihatkan angka kesakitan malaria kurun waktu

5 tahun yakni tahun 2010 ditemukan 50 penderita dengan angka

kesakitan 0,16/1.000 penduduk, tahun 2011 meningkat lagi menjadi

84 penderita dengan angka kesakitan 0,26 per 1.000 penduduk,

tahun 2012 turun menjadi 37 penderita dengan angka kesakitan

0,11 per 1.000 penduduk. sedangkan pada 2013 ditemukan 38

kasus dengan angka kesakitan 0,11 per 1.000 penduduk pada 2014

ditemukan 5 kasus dengan angka kesakitan 0,02 per 1.000

penduduk.

c. Filariasis

Grafik 16 menjelaskan pencapaian Angka kesakitan penyakit

filariasis 5 tahun terakhir, tahun 2010 angka kesakitan 0,7/1.000

penduduk atau sekitar 22 kasus, tahun 2011 ditemukan 5 kasus

baru sehingga jumlah penderita menjadi 27 orang dengan angka

kesakitan sebesar 0,84/1.000 penduduk, pada tahun 2012

ditemukan lagi 1 kasus baru Filariasis di wilayah kerja Puskesmas

Tanggetada, sehingga total penderita hingga tahun 2012 yaitu 28

orang, dan pada tahun 2013 sebanyak 26 kasus kurang dari tahun

2012 karena 1 penderita pindah ke Provinsi Sulawesi Selatan, 1

penderita meninggal dunia dan pada tahun 2014 ditemukan lagi 1

kasus baru di kecamatan Pomalaa dan karena pemekaran

kabupaten, sisa kasus tahun lalu tinggal 18 dan ditambah 1 tahun

2014 menjadi 19 kasus. Berikut gambaran kasus filariasis 5 tahun

terakhir.

Gambar 29 Pencapaian Angka Kesakitan Filariasis Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 – 2014

22

27 28 26

19

0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 -

5

10

15

20

25

30

2010 2011 2012 2013 2014

jml kasus AK/1.000 pddk

Page 54: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 45 Profil Kesehatan Tahun 2014

d. Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies

Gambar 30 Angka Kesakitan Gigitan Hewan Tersangka Rabies

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014

Gambar di atas menjelaskan angka kesakitan kasus gigitan hewan

tersangka rabies selama 5 tahun masih tinggi jika dibanding target

yang ingin dicapai sebesar 5 per 1000 penduduk. Ini terlihat pada

pencapaian Tahun 2010 0,9/1000 penduduk akan tetapi tahun 2011

meningkat menjadi 0,9/1000 penduduk. Tahun 2012 meningkat

kembali menjadi 1,1/1000 penduduk. dan tahun 2013 kasus

meningkat namun kalau dihitung dari angka kesakitan menurun

yakni 1,1/1000 penduduk Ini merupakan hal yang perlu diwaspadai

mengingat hampir selalu terjadi peningkatan kasus dari tahun ke

tahun dan untuk tahun 2013 angka kematian rabies sebanyak 4

orang atau 1,04% tahun 2014 ditemukan kasus tersangka rabies

sebanyak 162 gigitan dan semua diberikan VAR dan tidak ada

kasus yang meninggal.

4. Trend Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular

Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif

yang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, perilaku dan pola makan

masyarakat. Berikut ini merupakan gambaran jumlah Penderita penyakit

286 303 378 384 162

0,9 0,9

1,1 1,1

0,7

-

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

0

100

200

300

400

500

2010 2011 2012 2013 2014

JUMLAH KASUS ANGKA GIGITAN/1.000PDDK

Page 55: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 46 Profil Kesehatan Tahun 2014

Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Kabupaten Kolaka selama kurun

waktu 5 tahun terakhir.

Gambar 31 Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014

Gambar di atas menjelaskan angka kesakitan penyakit tidak menular

yang diamati selama 5 tahun menunjukkan terjadinya peningkatan,

seperti penyakit hipertensi dan Penyakit Diabestes militus mengalami

peningkatan, khususnya di tahun 2011 dan tahun 2012.

667 2.594

819

3.413

1.254

4.898

7.778 9.362

10.685

6.701

2010 2011 2012 2013 2014

Diabetes Millitus Hipertensi

Page 56: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 47 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB V

UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu

hamil selama masa kehamilannya, yang dapat dipantau dari

cakupan K1 untuk mengetahui kontak pertama ibu hamil dengan

petugas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, serta K4 yang

memberi gambaran kualitas pelayanaan sesuai standar minimal

empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada

trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga).

Persentase kunjungan baru ibu hamil (K1) Kabupaten Kolaka dari

hasil kompilasi laporan Puskesmas tahun 2014 sangat baik yakni

sebesar 99,98 % atau 4.971 kunjungan ibu hamil dari total sasaran

ibu hamil sebanyak 4.972 ini menandakan kesadaran ibu hamil

sangat tinggi dalam memeriksakan kehamilannya kepada petugas

kesehatan. Sedangkan kunjungan K4, pada tahun 2014 sebanyak

3.976 kunjungan ibu hamil atau sebesar 80% dari 4.972 sasaran ibu

hamil angka ini belum memenuhi target nasional tahun 2014 yaitu K4

sebesar 95%. Hal ini disebabkan karena pada saat penentuan

sasaran di awal tahun, ibu hamil K4 pada saat itu tidak dimasukkan

dalam sasaran. Berikut gambaran kunjungan bumil K1 dan K4

selama 5 tahun terakhir.

Gambar 32 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

2010 2011 2012 2013 2014

10

0,0

89

,5

97

,5

73

,1 10

0,0

97

,1

72

,0

79

,8

67

,6

80

,0

% K1 % K4

Page 57: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 48 Profil Kesehatan Tahun 2014

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong

oleh dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan. Hasil

pengumpulan data persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten

Kolaka pada tahun 2014 sebesar 89,6% atau sebanyak 4.253

persalinan oleh tenaga kesehatan dari total jumlah ibu bersalin

sebanyak 4.745, angka di tahun 2014 ini belum mencapai target

SPM tahun 2014 sebesar 90%. Pencapaian tertinggi pada wilayah

Puskesmas Tosiba, Kolaka dan Latambaga yakni mencapai 99%

dan terendah adalah Puskesmas Polinggona 73,5%, Watubangga

80,8% dan Baula 80,8%. Penyebab terjadinya kesenjangan antara

sasaran dan cakupan tersebut salah satunya adalah kemitraan bidan

dan dukun yang belum optimal. Berikut gambaran persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan selama 5 tahun terakhir.

Gambar 33 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan

Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014

c. Penanganan Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi

Salah satu upaya penanganan masalah yang dapat mengakibatkan

tingginya angka kematian ibu dan anak adalah upaya pelayanan

rujukan ibu hamil dan neonatus risti. Selain Rumah Sakit sebagai

pusat rujukan, juga telah dikembangkan 2 Puskesmas menjadi

86 87 88 89 89

88,3

71,9

94,0

80,0

89,6

60

65

70

75

80

85

90

95

2010 2011 2012 2013 2014

Target Nasional Cakupan PN Kabupaten

Page 58: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 49 Profil Kesehatan Tahun 2014

Puskesmas PONED yaitu Puskesmas Watubangga dan Puskesmas

Wolo, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan emergency

dasar pada ibu hamil dan neonatal risti. Dari data estimasi sasaran

ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Kolaka tahun 2014 sebesar 994

bumil, yang ditemukan sebanyak 537 bumil atau sebesar 54%,

semuanya ditangani (100%). Cakupan ini meningkat dibandingkan

tahun 2013 sebanyak 1.584 orang, ditemukan ibu hamil risti

sebanyak 781 orang (49,3%) dan 100% mendapatkan penanganan

baik itu ditangani di puskesmas PONED maupun dirujuk ke RSU.

Sedangkan neonatal resti pada Tahun 2014 diperkirakan sebanyak

677 bayi, ditemukan sebanyak 173 atau sekitar 25,5% dari jumlah

perkiraan neonatal resti dan semua kasus neonatal risti yang

ditemukan mendapatkan menanganan baik di Puskesmas PONED

maupun di RSU. Berikut grafik cakupan penanganan Bumil Resti:

Gambar 34 Persentase Cakupan Penangan Bumil Resti

Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014

Sedangkan untuk cakupan penanganan Neonatal Resti dapat

digambarkan pada grafik berikut :

71% 73% 75% 77% 79%

74%

21%

49%57% 54%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

2010 2011 2012 2013 2014

Target Nas (%) Capaian Kab. Kolaka (%)

Page 59: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 50 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 35 Persentase Cakupan Penangan Neonatal Resti

Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014

d. Kunjungan Neonatus (KN)

Kunjungan Neonatal adalah persentase neonatal (bayi umur 0-28

hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali (KN

Lengkap) dari petugas kesehatan. Kunjungan ini bertujuan untuk

memantau kondisi kesehatan bayi baru lahir sehingga masalah

yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi secepatnya

tertangani. Secara rinci jumlah kunjungan neonatus tahun 2010 s/d

tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (3 Kali)

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

80% 80% 80% 80% 80%

10% 9%

25% 29% 31%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

2010 2011 2012 2013 2014

Target Nas (%) Capaian Kab. Kolaka (%)

6.1

14

5.2

29

5.9

07

5.7

70

4.2

95

84,4

91,0

94,0

83,7

95,1

84,0 86,0 87,0 88,0

90,0

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

2010 2011 2012 2013 2014

Absolut % Cakupan % Target Nasional

Page 60: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 51 Profil Kesehatan Tahun 2014

Secara keseluruhan cakupan KN Lengkap di Kabupaten Kolaka

tahun 2014 sebanyak 4.295 kunjungan atau sekitar 95,1% tahun

2013 sebanyak 5.770 kunjungan atau sekitar 83,7%, tahun 2012

sebanyak 5.907 atau 94%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun

2011 hanya sebesar 5.229 atau sekitar 91%, tahun 2010 sebesar

6.114 atau sekitar 84,4%, Pencapaian tahun 2014 ini sudah

memenuhi target program yaitu 90% dari jumlah bayi lahir hidup.

e. Pelayanan Kesehatan balita/Anak Pra Sekolah

Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang

sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang

membentuk masa depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan,

perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di sekolah, keluarga,

masyarakat dan kehidupan secara umum. Kesehatan balita harus

dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi

optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi

ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan balita, salah

satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun

batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran

umur 12 sampai dengan 59 bulan. Pelayanan kesehatan pada anak

balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan memperoleh :

1) Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun

(Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

minimal 8 kali dalam setahun).

2) Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan

Februari dan Agustus

3) Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita

minimal 2 kali dalam setahun.

4) Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia

sekolah dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap

Page 61: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 52 Profil Kesehatan Tahun 2014

tumbuh kembang, dan jika kita melihat hasil pemantauan selama 5

tahun mengalami fluktuasi tahun 2010 sebesar 11,9%, tahun 2011

meningkat menjadi 76,6%, tahun 2012 sebesar 79,3% dan tahun

2013 menjadi 60,3% dan pada tahun 2014 terjadi penurunan yakni

dari 20.563 balita yang berkunjung dan dilakukan pemeriksaan

selama 8 kali sebanyak 6.456 atau 31,4% hal ini dimungkinkan

terjadi karena :

- sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa setelah

dilakukan imunisasi lengkap sudah tidak perlu lagi dibawa ke

posyandu untuk dilakukan pemeriksaan tumbuh kembangnya.

- pelaporan apras belum dilakukan oleh semua puskesmas dan

petugas perlu ada pelatihan DDTK di tingkat puskesmas.

Berikut gambaran cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita

Pra Sekolah.

Gambar 37 Cakupan Pemeriksaan Balita Prasekolah Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

f. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Dasar Kelas 1 (satu)

Berikut gambaran hasil pelayanan kesehatan pada Penjaringan

Anak Sekolah SD Kelas 1 (satu) di kabupaten Kolaka selama 5

tahun mengalami peningkatan, tahun 2010 cakupan pelayanan

kesehatan Anak SD kelas 1 sebesar 47,1%, tahun 2011 sebesar

3.8

45

22

.25

6

24

.64

9

17

.91

5

6.4

65

11,9

76,6 79,3

60,3

31,4

78 80 83 86 90

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2010 2011 2012 2013 2014

Mendapat Yankes % Cakupan % Target Nasional

Page 62: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 53 Profil Kesehatan Tahun 2014

65,4%, tahun 2012 sebesar 48,2% dan tahun 2013 meningkat

menjadi 90,7% dan pada tahun 2014 menjadi 98,2% target yang

harus dicapai 100% akan tetapi tidak dapat dipenuhi disebabkan

waktu pelayanan di sekolah ada murid yang tidak hadir waktu

pelaksanaan berikut gambaran.

Gambar 38 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Kelas 1

Tahun 2010 s/d 2014

2. Pelayanan Keluarga Berencana

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data

pada tahun 2014 sebanyak 59.946 PUS dengan peserta KB Aktif

sebanyak 28.432 atau sekitar 49,9%, tahun 2013 sebanyak 59.946 PUS

dengan peserta KB Aktif sebanyak 28.432 atau sekitar 49,9%. Peserta

KB aktif di kabupaten Kolaka mengalami kenaikan antara tahun 2009

s/d 2011 dan mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir yakni dari

tahun 2012-2013. Hal ini dimungkinkan dari sistem pencatatan dan

pelaporan yang belum sesuai dengan definisi operasional yang telah

ditentukan, Masalah pencatatan yang belum maksimal (kb mandiri tdk

terlapor). Olehnya itu perlu adanya sosialisasi dan bimbingan teknis

yang intensif kepada pengelola laporan di puskesmas. Berikut

92

39

74

81

74

02

66

64

56

51

47,1

65,4

48,2

90,798,2

94 95 97 98 99

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

2010 2011 2012 2013 2014

SD Kls 1 dpt Yankes % Cakupan % Target

Page 63: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 54 Profil Kesehatan Tahun 2014

gambaran peserta KB aktif di Kabupaten kolaka selama 5 tahun

terakhir:

Gambar 39 Gambaran peserta KB Aktif

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif tahun

2014 yakni IUD 597 orang, MOP/MOW 265 orang, Implant 2.752 orang,

Kondom 628 orang, suntik 12.404 orang, Pil 8.127 orang, dengan

proporsi masing-masing alat kontrasepsi tersebut dapat dilihat pada

grafik berikut :

Gambar 40 Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif

Tahun 2014

41

.31

4

42

.55

5

40

.15

2

28

.43

2

24

.77

3

74,4 75,5 67,5

49,9 54,6

70 70 70 70 70

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

2010 2011 2012 2013 2014

KB Aktif % Cakupan % Target

IUD597 Implant

2.752

Suntik12.404

Pil8.127

Kondom628

MOP/MOW265

IUD Implant Suntik Pil Kondom MOP/MOW

Page 64: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 55 Profil Kesehatan Tahun 2014

3. Imunisasi

Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/ bakteri/ protozoa/ jamur,

masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam

tubuh manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang

disebut dengan antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan

membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen.

Pada saat pertama kali antibodi “berinteraksi” dengan antigen, respon

yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum

“mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang ke-2 dan

seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah memiliki “memori” untuk

mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang

terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat. Proses

pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut

imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian

vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk

menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan

melumpuhkan “antigen” yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin.

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga

bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau

hanya sakit ringan. Program imunisasi merupakan salah satu upaya

untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program

imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit

penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan

ibu hamil.

a) Imunisasi Dasar pada Bayi

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi

dengan vaksin yang disuntikkan atau diteteskan melalui mulut. Pada

beberapa negara hepatitis masih menjadi masalah. Sepuluh dari 100

orang akan menderita hepatitis sepanjang hidupnya jika tidak

Page 65: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 56 Profil Kesehatan Tahun 2014

divaksin hepatitis B. Sampai dengan seperempat dari jumlah anak

yang menderita hepatitis B dapat berkembang menjadi kondisi

penyakit hati yang serius, seperti kanker hati. Disamping itu wajib

diberikan imunisasi hepatitis B segera setelah bayi lahir untuk

mencegah penularan virus hepatitis dari ibu kepada anaknya.

Imunisasi BCG dapat melindungi anak dari penyakit tuberculosis.

Imunisasi DPT dapat mencegah penyakit diphteri, pertusis dan

tetanus. Diptheri menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas,

yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kesulitan bernafas

bahkan kematian. Tetanus menyebabkan kekakuan otot dan

kekejangan otot yang menyakitkan dan dapat mengakibatkan

kematian. Pertusis atau batuk rejan mempengaruhi saluran

pernafasan dana dapat menyebabkan batuk hingga delapan minggu.

Semua anak perlu mendapatkan imunisasi polio. Tanda-tanda polio

adalah tungkai tiba-tiba lumpuh dan sulit untuk bergerak. Dari 200

anak yang terinfeksi polio, maka satu orang akan menjadi cacat

sepanjang hidupnya.

Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program

imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar

lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis

polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi

dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan

imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan

komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk

mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini

terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab

utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak

memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.

Kabupaten Kolaka memiliki cakupan imunisasi campak pada tahun

2014 sebesar 89 %. Capaian tersebut belum memenuhi target 90%

yang menjadi Target Nasional. Cakupan pada tahun 2014

Page 66: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 57 Profil Kesehatan Tahun 2014

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 99,8

%. Pada tingkat Puskesmas, terdapat 5 Puskesmas yang telah

mencapai target 90% seperti disajikan pada gambar 59 berikut.

Gambar 41 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Kolaka

Menurut Puskesmas Tahun 2014

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Pomalaa

memiliki capaian tertinggi sebesar 107% diikuti oleh Kecamatan

Kolaka sebesar 105% dan Polinggona sebesar 104%. Sedangkan

Kecamatan dengan cakupan terendah adalah Toari sebesar 66%,

diikuti oleh Baula sebesar 74% dan Tanggeatada sebesar 80,69%.

Sedangkan berdasarkan laporan Riskesdas 2013, persentase

imunisasi campak pada anak 12 – 23 bulan secara nasional sebesar

82,1%. Capaian tersebut belum memenuhi target 90% yang menjadi

komitmen Indonesia pada lingkup regional.

Gambar 42 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Kabupaten Kolaka

Menurut Puskesmas Tahun 2014

66

74

74

76

77

87

89

90

93

104

105

107

- 20 40 60 80 100 120

TOARI

BAULA

TANGGETADA

LATAMBAGA

SAMATURU

WOLO

IWOIMENDAA

WATUBANGGA

Wundulako

POLINGGONA

KOLAKA

POMALAA

70 71

74 77 78 80

87 93 94 95

107 107

- 20 40 60 80 100 120

LATAMBAGA

TOARI

TANGGETADA

BAULA

SAMATURU

KOLAKA

WATUBANGGA

Wundulako

IWOIMENDAA

WOLO

POMALAA

POLINGGONA

Page 67: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 58 Profil Kesehatan Tahun 2014

Tiga Kecamatan dengan capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi

yang tertinggi pada tahun 2014 adalah di kecamatan Polinggona

sebesar 107% diikuti oleh Pomalaa sebesar 107%, dan Wolo

sebesar 95%. Sedangkan tiga Kecamatan dengan capaian terendah

adalah Kecamatan Latambaga sebesar 70%, diikuti oleh Toari

sebesar 71%, dan Tanggetada sebesar 74%. Data dan informasi

terkait imunisasi dasar pada bayi yang dirinci menurut kecamatan

tahun 2014 terdapat pada lampiran 43. Capaian imunisasi campak

dan imunisasi dasar lengkap yang melebihi 100% dari sasaran

dimungkinkan adanya perpindahan kunjungan dari fasilitas

kesehatan lain.

b) Universal Child Immunization

Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

imunisasi adalah Universal Child Immunization atau yang biasa

disingkat UCI. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥

80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan

tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target UCI pada

Renstra tahun 2014 adalah sebesar 95%. Pada tahun 2014 terdapat

Kecamatan yang memiliki persentase desa UCI melebihi target 95%

seperti yang nampak pada gambar berikut ini.

Gambar 43 Persentase Cakupan UCI Desa Kabupaten Kolaka

Menurut Puskesmas Tahun 2014

71,4

78,6

80,0

90,0

92,9

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

TANGGETADA

WATUBANGGA

TOARI

BAULA

WOLO

IWOIMENDAA

SAMATURU

LATAMBAGA

KOLAKA

Wundulako

POMALAA

POLINGGONA

Page 68: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 59 Profil Kesehatan Tahun 2014

Pada Gambar 61 dapat diketahui bahwa terdapat 7 Kecamatan memiliki

capaian tertinggi sebesar 100%, yaitu Polinggona, Pomalaa,

Wundulako, Kolaka, Latambaga, Samaturu dan Iwoimendaa Sedangkan

Kecamatan memiliki capaian terendah kecamatan tanggetada sebesar

71,4%, diikuti oleh Watubangga sebesar 78,6%, dan Toari sebesar

80%. Informasi terkait capaian desa UCI pada tahun 2014 menurut

kecamatan terdapat pada lampiran tabel 41 Imunisasi dasar pada bayi

seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan umurnya. Pada kondisi

ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal.

Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak

mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang

disebut dengan drop out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan

imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak

mendapatkan imunisasi campak, disebut Drop Out Rate DPT/HB1-

Campak. Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih penurunan

cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT/HB1.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

1. Pelayanan Kesehatan Rujukan

Hasil Rekapitulasi laporan STP untuk pola 10 penyakit terbesar di

Kabupaten Kolaka tahun 2014 masih diduduki Nasopharingitis di urutan

pertama dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 44 Pola 10 penyakit Terbesar di Puskesmas

Se Kabupaten Kolaka Tahun 2014 2.

3.

4.

5.

6.

Sumber: Laporan LB1 Sumber Lap. LB 1 20.235

7.748

6.701

3.416

3.354

3.074

2.834

2.800

2.210

1.986

- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000

Nesopharingitis akut

Gastritis

Hipertensi

Penyakit kulit

Arthritis

Luka

ISPA

Diare non spesifik

A s m a

Dermatitis

Page 69: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 60 Profil Kesehatan Tahun 2014

Hasil dari Catatan dan Pelaporan (Medical Record) Rumah Sakit

Benyamin Guluh Kolaka, data kunjungan rumah sakit untuk 10 penyakit

terbesar Rawat Jalan di RSBG Kolaka didominasi yakni urutan pertama

ISPA 705 pasien, kemudian urutan ke 10 Ulcus Pecticum yakni 135.

Sedangkan pada kunjungan rawat inap yaitu Penyakit GEA/Diare

sebanyak 446 pasien dan urutan yang ke 10 yaitu penyakit Ulcus

Pecticum sebanyak 99 pasien. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik berikut :

Gambar 45 Pola 10 penyakit Rawat Jalan Terbesar di RSUD

Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Gambar 46 Pola 10 penyakit Rawat Inap Terbesar di RSUD

Kabupaten Kolaka Tahun 2014

548

272 218 205

151 147 134 128 124 121

0 100 200 300 400 500 600

ISP

A

DIS

PE

PS

IA

HIP

ER

TE

NS

I ( H

T )

CE

RU

ME

N

OB

ST

UR

AN

S

BR

ON

CH

ITIS

DIA

BE

TE

S M

ILIT

US

FA

RIN

GIT

IS

TB

-PA

RU

ISK

LBP

450 447

214 214 186 168 162 147

93 90

0 50

100 150 200 250 300 350 400 450 500

DB

D

GE

A

TB

PA

RU

TR

AU

MA

CA

PIT

IS

DE

MA

M T

YP

OID

HIP

ER

TE

NS

I

DIS

PE

PS

IA

BR

ON

C.P

NE

MO

NI

FA

RIN

GIT

IS

CH

F

Page 70: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 61 Profil Kesehatan Tahun 2014

Persentase penduduk yang memanfaatkan pelayanan di Rumah Sakit

Umum baik pemerintah maupun BUMN di Kabupaten Kolaka tahun

2014, dapat dilihat dari cakupan kunjungan rawat jalan 57.199 dan rawat

inap 8.037 dengan total Kunjungan sebanyak 65.272 orang atau sekitar

26,7% dari total penduduk sebanyak 244.154 jiwa. Sedangkan

pemanfaatan tempat tidur dinilai dari pencapaian BOR sebesar 60,1 Jika

dibandingkan dengan nilai ideal BOR 60%–85%, pencapaian ini sudah

memenuhi nilai ideal, sementara untuk melihat lamanya seorang pasien

dirawat adalah dengan nilai LOS sebesar 4,3 hari, hasil ini belum

memenuhi angka ideal 6 – 9 hari. Sedangkan penggunaan tempat tidur

dinilai dengan pencapaian TOI sebesar 3,5 sudah memenuhi nilai ideal

yaitu 1–3 hari, dan pencapaian Net Death Rate (NDR) atau angka

kematian setelah dirawat sebesar 14 per 1000 penduduk.

2. Pelayanan Kesehatan Penunjang

Pemeriksaan penunjang laboratorium di Puskesmas masih terbatas

pada pemeriksaan sputum program TB, malaria, Test Laboratorium

dasar sederhana (urin darah rutin) protein urin, HB, dan tes golongan

darah bagi calon jemaah haji. Ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan

sarana prasarana penunjang laboratorium Puskesmas.

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka

pemerintah telah melakukan berbagai cara pembiayaan kesehatan baik

yang bersumber dana Pusat melalui program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, bersumber dana

Provinsi melalui program Bahteramas, serta bersumber dana Kabupaten

melalui program Jamkesda yang diperuntukkan bagi seluruh penduduk

di Kabupaten Kolaka yang belum mempunyai jaminan kesehatan. Dari

laporan BPJS Kesehatan per Desember tahun 2014, dari jumlah

penduduk Kabupaten Kolaka sebanyak 244.154 jiwa, jumlah peserta

JKN BPJS sebanyak 98.352 jiwa atau sekitar 40,28%.

Persentase penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan

Puskesmas di Kabupaten Kolaka tahun 2014 sebesar 112.532

kunjungan (46,1%) dari jumlah penduduk 244.154. Kunjungan

Puskesmas yang tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

masyarakat sudah mulai sadar atas pentingnya memelihara kesehatan

dan ditunjang oleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat masyarakat

miskin dan tidak mampu melalui program pembiayaan BPJS Kesehatan

dan Jamkesda yang ditanggung oleh pemerintah baik melalui APBN,

APBD Propinsi maupun APBD Kabupaten.

Page 71: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 62 Profil Kesehatan Tahun 2014

C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara

lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status

gizi wanita usia subur Kurang Energi Protein (WUS KEP).

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan

salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal

dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena

prematur atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR),

yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. gambar

di bawah ini menunjukkan jumlah dan lokasi bayi BBLR yang direkap

dari puskesmas selama tahun 2014, untuk melihat secara rinci kasus

BBLR pada tabel 37 lampiran profil kesehatan ini.

Adapun persebaran kasusnya dapat dilihat pada peta di bawah ini :

Gambar 47 Peta Lokasi Kasus BBLR di Kabupaten Kolaka

Tahun 2014

Mengenai gambaran kasus BBLR selama kurun waktu 5 tahun terakhir

berfluktuasi yaitu pada tahun 2010 sebesar 1,6% atau 106 bayi BBLR,

Page 72: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 63 Profil Kesehatan Tahun 2014

kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 2,4% atau 136 bayi lahir

BBLR, tahun 2012 menjadi 2,8% atau 177 bayi lahir BBLR dan pada

tahun 2013 ditemukan 153 Bayi BBLR atau 2,6%. pada tahun 2014

ditemukan 115 Bayi BBLR atau 2,6%. Jika melihat target yang ingin

dicapai tahun 2014 sebesar 1%, maka belum memenuhi harapan. Untuk

lebih jelas perkembangan kasus BBLR dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 48 Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

2. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Umumnya cara

penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang

menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) atau Indeks

Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan (BB/TB). Gambar di bawah ini

adalah gambaran lokasi dan jumlah kasus gizi buruk tahun 2014.

106 136 177 153 115

1,6

2,4 2,8

2,6 2,6

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

0

50

100

150

200

2010 2011 2012 2013 2014

Jum.BBLR % BBLR

Page 73: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 64 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 49 Peta Lokasi Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Kolaka

Tahun 2014

Adapun status gizi selama kurun waktu 5 tahun di Kabupaten Kolaka

berfluktuasi, pada tahun 2010 terdapat 0,3% atau ditemukan 32 kasus

gizi buruk dari 11.092 balita yang ditimbang, pada tahun 2011 ditemukan

66 kasus gizi buruk (0,4%) dari 17.434 balita ditimbang, tahun 2012

ditemukan 22 Kasus atau sekitar 0,11%, pada tahun 2013 ditemukan

kasus gizi buruk (0,05%) atau 12 kasus dari 24,678 balita yang

ditimbang dan pada tahun 2014 ditemukan kasus 14 dari 20.510 Balita

ditimbang ( 0,07%) Pencapaian ini cukup bagus jika dibandingkan target

nasional < 1,5%, untuk lebih jelasnya gambaran kasus Gizi Buruk di

Kabupaten Kolaka terlihat pada grafik berikut :

Gambar 50 Persentase Kasus Gizi Buruk Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 - 2014

32 66 22 12 14

0,3

0,4

0,11

0,05 0,07

-

0,1

0,1

0,2

0,2

0,3

0,3

0,4

0,4

0

10

20

30

40

50

60

70

2010 2011 2012 2013 2014

Jum Kasus % Gizi buruk

Page 74: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 65 Profil Kesehatan Tahun 2014

11.092 21.301 19.683 24.678 20.510

34,4

62,0

52,0

65,6 75,8

-

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2010 2011 2012 2013 2014

Balita ditimbang D/S

Dari 14 kasus gizi buruk yang ditemukan, 6 anak sudah membaik kondisi

gizinya, 6 anak masih tergolong gizi kurang, 1 anak meninggal, 1 masih

tetap gizi buruk karena intoleran lactose.

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk

menagani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa

permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah

kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat

kekurangan yodium, dan anemia zat besi.

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui

kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari

kompilasi 12 puskesmas di Kabupaten Kolaka tahun 2014, didapatkan

balita ditimbang sebanyak 20.510 orang atau 75,8% dari 27.042 balita

terdaftar. Jumlah balita yang naik berat badannya sebesar 99% atau

20.316 orang, balita BGM 0,9% (180 orang). Gizi buruk 0,05% (14

orang).

Adapun Cakupan D/S Kabupaten Kolaka tahun 2010 - 2014 dapat dilihat

pada grafik di bawah ini :

Gambar 51 Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 s/d 2014

Page 75: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 66 Profil Kesehatan Tahun 2014

3. Pemberian Kapsul Vitamin A

Pencapaian cakupan pemberian Kapsul Vitamin A tahun 2014 yang

dilakukan 2 kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus sebanyak 18.417

balita dari sasaran balita 27.042 terdata, dengan presentase pencapaian

sebesar 68,1%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ini belum

memenuhi target 80%, disebabkan karena masih kurangnya kesadaran

orang tua membawa balitanya ke posyandu.

Rincian cakupan pemberian Kapsul Vitamin A per Puskesmas Se-

Kabupaten Kolaka Tahun 2014 sebagai berikut :

Gambar 52 Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 s/d 2014

4. Pemberian Tablet Besi

Pada tahun 2014, ibu hamil yang ada berjumlah 4.972 dan yang

mendapatkan pemberian 90 tablet besi adalah 4.082 (82,1%) bumil.

Petugas kesehatan diharapkan harus tetap memberikan motivasi agar

90 tablet besi tersebut benar-benar diminum oleh ibu hamil untuk

mencegah terjadinya anemia ibu hamil.

Adapun rincian pemberian tablet Fe lengkap (90 Tablet) dapat dilihat

pada grafik di bawah ini :

83

6

1.7

28

1.6

38

1.7

86

3.3

15

2.2

69

55

9

2.7

72

1.0

15

38

8

1.0

48

1.0

63

87

72,661,9

53,8

7687,2

48,3

82,475,6

51,162,1

94,7

0102030405060708090100

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Iwo

imen

daa

Wo

lo

Tosi

ba

Lata

mb

aga

Ko

laka

Wu

nd

ula

ko

Bau

la

Po

mal

aa

Tan

gget

ada

Po

lingg

on

a

Wat

ub

angg

a

Toar

i

Absolut % Cakupan

Page 76: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 67 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 53 Cakupan Pemberian Tablet Fe3 (90 Tablet) Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 s/d 2014

5. ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti berdasarkan berbagai

riset yang telah dilakukan memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek

gizi, imunologik, psikologik, kecerdasan, neurologik, ekonomi maupun

aspek penundaan kehamilan. Disamping itu, ASI juga dapat melindungi

bayi dari sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death

Syndrome/SIDS). Di Kabupaten Kolaka tahun 2014, dari 2.401 jumlah

bayi umur (0-6 bln), yang diberi ASI eksklusif sebanyak 1.142 atau

47,6%, target tahun 2014 sebesar 68%, maka pencapaian ASI eksklusif

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014 belum memenuhi target yang

diharapkan berikut gambaran capaian ASI Ekseklusif selama 5 tahun

terakhir :

Gambar 54 Trend Persentase bayi umur 0-6 bln yang diberi ASI Ekseklusif

di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

98

29

7

38

4

52

8

63

1

34

5

33

1

67

7

20

7

72

28

9

22

3

65,877,7

92,874,2

84,270,1

108,2 91,068,5

58,580,3

93,3

0,020,040,060,080,0100,0120,0

0

200

400

600

800

Iwo

imen

daa

Wo

lo

Tosi

ba

Lata

mb

aga

Ko

laka

Wu

nd

ula

ko

Bau

la

Po

mal

aa

Tan

gget

ada

Po

lingg

on

a

Wat

ub

angg

a

Toar

i

Absolut % Cakupan

3.622 3.536 3.616 3.393 2.401

22%

49%41% 40%

48%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

2010 2011 2012 2013 2014

Bayi (0-6 Bln) % Diberi ASI Eksklusif

Page 77: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 68 Profil Kesehatan Tahun 2014

6. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (>60 th) pada tahun 2014 di

Kabupaten Kolaka dari seluruh jumlah usila yang ada 27.425 orang dan

yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 8.821 (32%).

Page 78: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 69 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dipengaruhi oleh

keberadaan sarana kesehatan. Adapun sarana kesehatan yang dimaksud

dalam pembahasan ini terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi

pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga

kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari : Puskesmas, Rumah

Sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan

atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan

kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat mendefinisikan Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan

berwawasan kesehatan, puskesmas berkewajiban melaksanakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama terdiri atas

upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan, meliputi :

Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial yaitu:

a. Pelayanan promosi kesehatan;

b. Pelayanan kesehatan lingkungan;

Page 79: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 70 Profil Kesehatan Tahun 2014

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. Pelayanan gizi; dan

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

Jumlah puskesmas di kabupaten kolaka sampai dengan desember 2014

sebanyak 12 puskesmas yang terdiri dari 2 unit puskesmas perawatan

dan 9 unit puskesmas non perawatan. dari 12 Puskesmas tersebut

terdapat 2 Puskesmas perawatan PONED dan 1 Puskesmas non

perawatan PONED. Jumlah ini lebih kecil dibanding tahun 2013 sebelum

Kabupaten Kolaka mekar menjadi dua kabupaten sebanyak 25 unit

puskesmas. Dalam kurun lima tahun terakhir jumlah puskesmas di

kabupaten kolaka dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 55 Jumlah Puskesmas se-Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 - 2014

Gambar di atas menunjukkan jumlah puskesmas dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2012 tidak ada penambahan yaitu tetap sebanyak 21 unit.

Tahun 2013 ada penambahan 4 unit karena adanya pemekaran

kecamatan sehingga jumlah Puskesmas menjadi 25 unit. Tahun 2014 di

Kabupaten Kolaka terjadi pemekaran kabupaten menjadi Kabupaten

Kolaka dan Kabupaten Kolaka Timur, sehingga jumlah puskesmas di

Kabupaten Kolaka menjadi 12 unit dan di Kabupaten Kolaka Timur 13

unit.

0

5

10

15

20

25

2010 2011 2012 2013 2014

21 21 21

25

12

Page 80: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 71 Profil Kesehatan Tahun 2014

Persebaran Puskesmas di Kabupaten Kolaka tahun 2014 sudah merata,

karena di setiap kecamatan sudah memliki minimal 1 Puskesmas, bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Kolaka tahun 2014

sebanyak 244.154 jiwa, maka 1 Puskesmas melayani penduduk

sebanyak 20.346 jiwa, berdasarkan standar nasional ( IS 2010) bahwa 1

Puskesmas melayani 30.000 jiwa, ini memberi arti bahwa pemerintah

Kabupaten Kolaka sudah mampu menyediakan sarana Puskesmas

sesuai standar nasional.

2. Puskesmas Pembantu.

Jumlah Puskesmas Pembantu tahun 2014, tercatat sebanyak 39 buah.

Rasio antara jumlah desa dengan Puskesmas pembantu sebesar 3,6.

Angka ini memberi gambaran bahwa setiap puskesmas pembantu

melayani kurang lebih 3 - 4 desa. Jika dilihat dari rasio Puskesmas

pembantu terhadap Puskesmas sebesar 3, maka rata-rata Puskesmas

membawahi 3 Puskesmas Pembantu.

3. Polindes dan Poskesdes

Pondok Bersalin Desa (Polindes) didirikan dengan tujuan untuk

mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak

yang merupakan upaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat

khususnya di wilayah pedesaan yang masih sangat jauh dari jangkauan

pelayanan kesehatan. Selain Polindes, dalam upaya mendukung

pelaksanaan Desa Siaga, terdapat Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

sebagai bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

yang juga merupakan wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai

risiko dan masalah kesehatan yang dikelola oleh kader/forum

masyarakat desa dengan bimbingan tenaga kesehatan. Di Kabupaten

Kolaka pada tahun 2014 terdapat 6 polindes, 60 poskesdes dan 5

Posbindu. Berikut tabel rincian Sarana Poskesdes dan Polindes per

Puskesmas :

Page 81: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 72 Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel 9 Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Kolaka Tahun 2014

PUSKESMAS DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

POSKESDES POLINDES POSBINDU

Iwoimendaa 10 4 1 -

Wolo 14 7 2 -

Tosiba 19 7 - -

Latambaga 7 3 - 1

Kolaka 7 - 1 1

Wundulako 11 7 - 1

Baula 10 7 - 2

Pomalaa 12 4 - -

Tanggetada 14 9 - -

Polinggona 7 2 - -

Watubangga 14 8 2 -

Toari 10 2 - -

JUMLAH 135 60 6 5

4. Fasilitas Perumahan Dinas

Untuk sarana perumahan terdiri atas rumah Kepala Dinas 1 unit, rumah

dinas dokter ahli 5 unit, rumah dinas Direktur RSU 1 unit. Sedangkan

rumah dinas dokter umum di puskesmas dari 12 puskesmas yang ada

semuanya sudah memilki rumah dokter

5. Fasilitas Kendaraan

Untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan pada

masyarakat serta peningkatan kinerja petugas, diperlukan adanya

sarana penunjang seperti kendaraan yaitu :

a. Roda empat

Sampai dengan tahun 2014, sarana kendaraan di Puskesmas terdiri

atas Puskesmas keliling sebanyak 12 unit, Adapun sarana kendaraan

di Rumah Sakit Benyamin Guluh adalah roda 4 ambulans sebanyak 6

Unit, UTD 2 unit, Mobil Dinas Dokter Ahli 13 Unit, Mobil Dinas

Direktur 2 Unit dan Mobil Dinas Kepala Tata usaha 1 unit Sedangkan

sarana kendaraan yang ada di Dinas Kesehatan adalah roda 4

sebanyak 9 unit.

Page 82: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 73 Profil Kesehatan Tahun 2014

b. Roda Dua

Kendaraan roda dua 113 unit, jika dirata – ratakan maka setiap

Puskesmas mempunyai kendaraan roda 2 sebanyak 5 unit. Sarana

kendaraan di Rumah Sakit Benyamin Guluh roda 2 sebanyak 14 unit.

Sedangkan sarana kendaraan yang ada di Dinas Kesehatan adalah

roda 2 sebanyak 40 unit.

Adapun secara rinci sarana kesehatan pada Dinas kesehatan

Kabupaten Kolaka pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10 Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Pemilik/Pengelola

di kabupaten KolakaTahun 2014

6. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat.

Melalui konsep Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat (UKBM),

masyarakat berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan. Bentuk UKBM antara lain Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan RW/desa/kelurahan

siaga aktif. RW/Desa/kelurahan Siaga Aktif adalah desa yang

mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang

buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan

NO FASILITAS KESEHATAN PEMDA BUMN SWASTA JUMLAH

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 - 2

2 RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK - - 1 1

3 PUSKESMAS RAWAT INAP 2 - - 2

4 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 10 - - 10

5 PUSKESMAS KELILING 12 - - 12

6 PUSKESMAS PEMBANTU 38 - - 38

7 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 - - 1

8 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - - 24 24

9 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 - - 1

10 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - - 5 5

11 APOTEK - - 30 30

12 TOKO OBAT - - 18 18

Sumber: Sarana Prasarana Kesehatan

Page 83: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 74 Profil Kesehatan Tahun 2014

dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans

berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi),

penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Terdapat 135 Desa/kelurahan

Siaga Aktif dengan persentase sebesar 100%. Dalam memberikan

pelayanan kesehatan, Desa/kelurahan Siaga Aktif terbagi menjadi empat

strata, yaitu pratama, madya, purnama, dan mandiri. Desa/kelurahan

Siaga Aktif pratama sebanyak 82, madya sebanyak 52, belum ada

Pokesdes purnama dan mandiri. Poskesdes, yaitu UKBM yang dibentuk

di desa untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat

desa sehingga mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan dasar. Kegiatan utama poskesdes yaitu pelayanan kesehatan

bagi masyarakat desa berupa pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan

kesehatan ibu menyusui, pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan

kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans

perilaku berisiko, surveilans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),

penanganan kegawatdaruratan kesehatan serta kesiapsiagaan terhadap

bencana. Jumlah poskesdes yang beroperasi pada tahun 2014

sebanyak 60 unit. Jumlah ini tidak ada peningkatan dibandingkan tahun

sebelumnya.

Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah

posyandu. Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita.

Posyandu memiliki 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan

penanggulangan diare. Terdapat 182 Posyandu pada tahun 2014 di

Kolaka. Dari jumlah tersebut, posyandu pratama sebanyak 32,4 madya

sebanyak 34,6 %, purnama sebanyak 22 %, dan mandiri sebanyak 11%.

Page 84: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 75 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 56 Persentase Posyandu Menurut Strata Di Kabupaten Kolaka

Tahun 2014

Untuk mengetahui peningkatan strata posyandu maka dilakukan telaah

kemandirian Posyandu dengan mengelompokkan posyandu ke dalam 4

kategori perkembangan yaitu Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan

Mandiri, seperti tergambar pada grafik berikut :

Gambar 57 Perkembangan Strata Posyandu

di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014

Yang menjadi masalah dana sehat (Strata Madya ke Purnama)

karena adanya dana jaminan kesehatan dari pemerintah baik berupa

JKN maupun Jamkesda

Pratama59

32%

Madya63

35%

Purnama 40

22%

Mandiri20

11%

Pratama Madya Purnama Mandiri

121

142 145

115 115

97 92 89 96 969279

59 63 63

22 16

36 37 37

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2010 2011 2012 2013 2014

Pratama Madya Purnama Mandiri

Page 85: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 76 Profil Kesehatan Tahun 2014

7. Rumah Sakit

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga

diperlukan upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan

preventif. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat

diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia

pelayanan kesehatan rujukan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit

mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah

sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah

sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum

yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit

yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk

perseroan terbatas atau persero.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang

diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah

sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus

adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu

bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kolaka sampai dengan

tahun 2014 sebanyak 3 unit Rumah Sakit yang terdiri dari 1 unit RSK

(Rumah Sakit Khusus) dan 2 Unit RSU (Rumah Sakit Umum)

sedangkan pengelola dari Rumah Sakit tersebut adalah 1 unit RSU

Dikelola Oleh Pemerintah Daerah, 1 Unit RSU yang dikelola oleh BUMN

PT. Aneka Tambang Tbk, dan 1 unit RSK dikelola oleh Swasta. Baik

rumah Sakit Umum Maupun Rumah Sakit Khusus di Kabupaten Kolaka

tidak mengalami peningkatan pada kurun waktu 2011 sampai dengan

2014 seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Page 86: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 77 Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel 11 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit

di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 s/d 2014 No Pengelola/Kepemilikan 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan

1 Publik

Pemerintah Kabupaten 1 1 1 1 1 RSBG

2 Privat

BUMN 1 1 1 1 1 RS. PT. Antam Pomalaa

Swasta 2 2 2 1 1 - RSIA Rajawali Beroperasi sd 2012

- RSIA Mekongga Beroperasi sd 2013

- RSIA Harifah Beroperasi mulai 2014

4 4 4 3 3 Jumlah

Sedangkan penyajian data jumlah rumah sakit di Kabupaten kolaka

dalam bentuk grafik yakni sebagai berikut :

Gambar 58 Perkembangan Rumah Sakit di Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 - 2014

8. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Program obat dan perbekalan kesehatan adalah salah satu bagian

prioritas dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya

tersebut bertujuan untuk :

a. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik

dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat,

b. Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat yang

generik,

c. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian difarmasi komunitas

dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta

2 2 2 2 22 2 2

1 1

0

0,5

1

1,5

2

2,5

2010 2011 2012 2013 2014

RSU RSIA

Page 87: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 78 Profil Kesehatan Tahun 2014

d. Melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak

memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan.

Ketersediaan obat generik untuk kebutuhan pelayanan pengobatan di

Puskesmas se-Kabupaten Kolaka Tahun 2014 mencapai 97%. Hal ini

terjadi karena proses pengadaan obat generik melalui sistem e-catalog

yang ditender langsung antar pihak LKPP, Menteri Kesehatan, penyedia

barang dengan distributor obat (kontrak payung) sehingga menyebabkan

ada beberapa item obat yang tidak terpenuhi.

a. Sarana Produksi, Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang

signifikan dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap

obat khususnya obat esensial merupakan salah satu hak asasi

manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan

kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik

publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang

beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat

memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu

upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima

konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat

kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat

mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang

terlatih. sarana produksi Obat dan Perbekalan Kesehatan dan

Pedagang Besar Farmasi (PBF) sampai dengan tahun 2014 di

Kabupaten Kolaka belum ada, yang ada baru Apotek dan Toko Obat

sehingga semua perbekalan kesehatan didistribusi oleh propinsi

sulawesi tenggara dan dari luar propinsi sulawesi tenggara.

b. Ketersediaan Obat dan Vaksin

Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis

yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif

dan bermutu dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah

sasaran yang harus dicapai. Kementerian Kesehatan telah

Page 88: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 79 Profil Kesehatan Tahun 2014

menetapkan indikator rencana strategis tahun 2010-2014 terkait

program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu meningkatnya

sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan

terjangkau oleh masyarakat. Indikator tercapainya sasaran hasil

tersebut pada tahun 2014 yaitu persentase ketersediaan obat dan

vaksin sebesar 100%. Dalam rangka mencapai target tersebut, salah

satu kegiatan yang dilakukan adalah peningkatan ketersediaan obat

esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar. Pemantauan

ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat

ketersediaan obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi

Farmasi Kabupaten (IFK) dan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan

untuk mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam rangka

menentukan langkah-langkah kebijakan yang akan diambil di masa

yang akan datang. Di era otonomi daerah, pengelolaan obat

merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan ke kabupaten.

Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di

Kabupaten Kolaka, dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan

vaksin. Obat yang dipantau ketersediaannya merupakan obat

indikator yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat

yang mendukung pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat

yang dipantau adalah 144 item obat dan vaksin yang terdiri dari 135

item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis vaksin untuk

imunisasi dasar. Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin

tahun 2014 memiliki target sebesar 95%, dari data dan perhitungan

yang dilakukan oleh Intalasi Farmasi IFK didapatkan persentase

ketersediaan rata-rata Kabupaten Kolaka pada tahun 2014 sebesar

96,93%. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan target tahun

2014, maka capaian kinerja indikator persentase ketersediaan obat

dan vaksin tersebut adalah sebesar 102,03%. Data dan informasi

lebih rinci mengenai ketersediaan obat dan vaksin 144 item terdapat

pada Lampiran Data Profil Kesehatan 2014 Tabel 67.

Page 89: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 80 Profil Kesehatan Tahun 2014

c. Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan juga memantau

pemanfaatan obat generik melalui indikator persentase penggunaan

obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas dan

rumah sakit. Rata-rata penggunaan obat generik di fasilitas

pelayanan kesehatan pada tahun 2014 sebesar 94 %. Penggunaan

tersebut telah memenuhi target tahun 2014 yaitu sebesar 75%.

Gambar 59 Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

Adapun persentase rata-rata penggunaan obat generik di fasilitas

pelayanan kesehatan di kabupaten Kolaka tahun 2014 dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

Gambar 60 Presentase Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

574

493

444

514

577

617 2.

201

7.06

7

431

437

505

109

13.9

69

546

441

432

482

559

485 1.

999

6.87

1

380

428

446

100

13.1

69

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

Kol

aka

Bau

la

Pom

alaa

Wun

dula

ko

Tan

gget

ada

Wat

uban

gga

Toa

ri

Lata

mba

ga

Tos

iba

Wol

o

Pol

ingg

ona

Iwoi

men

daa

Kab

upat

en

JML ITEM OBAT PER RESEP JUMLAH ITEM OBAT GENERIK

88%88%

89%91%

92%94%

95%97%

97%97%

98%94%

82% 84% 86% 88% 90% 92% 94% 96% 98% 100%

Tosiba

Polinggona

Baula

Toari

Iwoimendaa

Wundulako

Kolaka

Tanggetada

Latambaga

Pomalaa

Wolo

Kabupaten

Page 90: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 81 Profil Kesehatan Tahun 2014

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa semua kecamatan telah

memenuhi target 75%, akan tetapi ada 5 kecamatan yang melebihi

rata-rata kabupaten dengan rata-rata penggunaan tertinggi adalah

Wolo sebesar 98% diikuti oleh puskesmas Pomalaa sebesar 97%,

Latambaga 97% dan Kolaka sebesar 95%. Sedangkan Kecamatan

dengan persentase terendah adalah Tosiba sebesar 88% diikuti oleh

Polinggona sebesar 88%. Data dan informasi lebih rinci menurut

kecamatan mengenai penggunaan obat generik terdapat pada tabel

berikut :

Tabel 12 Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

NAMA PUSKESMAS/

KECAMATAN

JML ITEM

OBAT PER

RESEP

JUMLAH ITEM

OBAT GENERIK%

Watubangga 617 485 79%

Tosiba 431 380 88%

Polinggona 505 446 88%

Baula 493 441 89%

Toari 2.201 1.999 91%

Iwoimendaa 109 100 92%

Wundulako 514 482 94%

Kolaka 574 546 95%

Tanggetada 577 559 97%

Latambaga 7.067 6.871 97%

Pomalaa 444 432 97%

Wolo 437 428 98%

Kabupaten 13.969 13.169 94%

B. SUMBER DAYA TENAGA

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Kolaka tahun 2014

sebanyak 991 orang yang terdiri atas 938 orang (PNS) dan 53 orang

(PTT), dengan jenis ketenagaan adalah tenaga medis, tenaga paramedis

perawatan dan non perawatan.

Page 91: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 82 Profil Kesehatan Tahun 2014

Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut kategori yaitu :

1. Tenaga medis yang terdiri atas : Dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi.

Untuk tahun 2014 jumlah tenaga medis sebanyak 59 orang dengan

rincian dokter ahli 13 orang dengan rasio 5,3 per 100.000 penduduk,

dokter umum 33 orang mencapai rasio 13,5 per 100.000 penduduk dan

dokter gigi sebanyak 13 orang dengan rasio 5,3 per 100.000 penduduk.

Jika dilihat dari target Indonesia Sehat maka rasio tenaga medis per

100.000 penduduk belum memenuhi target Indonesia Sehat yaitu dokter

spesialis 6/100.000 penduduk, dokter umum 40/100.000 penduduk dan

dokter gigi 11/100.000 penduduk.

2. Tenaga Para Medis Keperawatan.

Tenaga Paramedis Keperawatan terdiri atas perawat, perawat gigi dan

bidan merupakan salah satu profesi yang sangat berperan aktif dalam

menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan yang berkualitas di

masyarakat, oleh karenanya dibutuhkan rasio jumlah tenaga yang sesuai

dengan jumlah penduduk.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada tahun 2014, tercatat

jumlah tenaga paramedis keperawatan sebanyak 555 orang, secara rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tenaga Perawat

Tenaga perawat umum sebanyak 427 orang dengan kualifikasi

S1/DIV 31 orang, DIII perawat sebanyak 347 orang, SPK 49 orang.

Berdasarkan jumlah tenaga tersebut dapat dihitung rasio tenaga

perawat dibandingkan jumlah penduduk yaitu 174 per 100.000

penduduk. Jika dibandingkan Standar Nasional dimana rasio perawat

117/100.000 penduduk. Jika ditinjau dari segi kwantitas sudah

memenuhi tapi kalau dilihat dari segi kompetensi perawat minimal

pendidikan DIII baru 377 orang atau 154/100.000 penduduk maka

sudah memenuhi standar nasional akan tetapi dari segi

pendistribusian tenaga yang tidak merata sehingga ada beberapa

puskesmas yang masih kekurangan tenaga perawat.

Page 92: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 83 Profil Kesehatan Tahun 2014

b. Perawat Gigi

Tenaga perawat gigi sebanyak 21 orang dengan kualifikasi DIII

perawat Gigi sebanyak 5 orang, SPRG 16 orang Berdasarkan jumlah

tenaga tersebut dapat dihitung rasio tenaga Perawat Gigi

dibandingkan jumlah penduduk yaitu 8,6 per 100.000 penduduk. Jika

dibandingkan Standar Nasional dimana rasio perawat 10/100.000

penduduk belum memenuhi baik secara kulitas maupun kuantitas

sehingga masih ada beberapa Puskesmas yang tidak memiliki

tenaga Perawat Gigi.

c. Tenaga Bidan

Tenaga bidan sebanyak 191 bidan yang terdiri dari 142 PNS dan 49

PTT dengan kualifikasi DIV 9 orang, DIII Kebidanan 163 Orang, dan

DI Kebidanan 19 orang dengan rasio tenaga bidan dibanding jumlah

penduduk baru 78 per 100.000. Jika dibandingkan target Nasional

belum memenuhi target sebesar 117,5/100.000 penduduk.

3. Tenaga Paramedis Non Perawatan

a. Tenaga Gizi

Kesesuaian rasio tenaga gizi masyarakat dengan jumlah penduduk

merupakan penunjang peningkatan status gizi di masyarakat.

Adapun jumlah tenaga gizi Kabupaten Kolaka tahun 2014 tercatat

sebanyak 41 orang terdiri atas S1 sebanyak 6 orang, DIII sebanyak

26 orang dan DI sebanyak 9 orang. Adapun rasio tenaga yaitu 16,8

per 100.000 penduduk, angka ini masih jauh dari target Nasional

sebesar 100/ 100.000 penduduk.

b. Tenaga Farmasi

Sampai tahun 2014 ini tenaga farmasi di Kabupaten Kolaka sudah

mencapai 64 orang secara rinci adalah Apoteker 24 orang dan S1

Farmasi adalah 19 orang, DIII farmasi 15 orang dan Asisten apoteker

sebanyak 6, dengan rasio 26 per 100.000 penduduk, angka ini masih

jauh dari target Indonesia Sehat sebesar 100/100.000 penduduk.

Page 93: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 84 Profil Kesehatan Tahun 2014

c. Tenaga Kesehatan Masyarakat

Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Kolaka tercatat

sebanyak 95 orang yang terdiri dari S1 Kesmas 87 orang S2

Kesehatan 8 orang, dengan rasio tenaga Kesehatan masyarakat

dibandingkan jumlah penduduk yaitu 39 per 100.000 penduduk,

sedangkan Sanitarian DIII Kesehatan Lingkungan 22 orang dan

SPPH 4 orang atau (26 orang sanitarian) dengan rasio per 100.000

penduduk sebesar 11 Jika melihat target IS sebesar 40 per 100.000

penduduk, ini belum memenuhi target.

d. Tenaga Keteknisian Medis

Tenaga Teknis Medis sebanyak 44 orang terdiri atas Analis

kesehatan 16 orang Analis Kimia 5 orang, Tenaga Elektro Medik 2

orang, Teknik Tranfusi 1 orang dan Penata Rontgen sebanyak 9

orang. Jika dihitung rasio jumlah penduduknya yaitu sebesar 8 per

100.000 penduduk. Jika melihat target IS sebesar 40 per 100.000

penduduk, maka angka ini masih jauh dari target.

e. Tenaga Keterapian Fisik

Tenaga Keterapian Fisik yaitu tenaga fisioterpy 4 orang. Dengan

rasio per 100.000 penduduk sebesar 2. Jika melihat target IS sebesar

40 per 100.000 penduduk, maka angka ini masih jauh dari target.

Gambar 61 Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Kategori

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

medis; 66

perawat; 390

bidan; 277

teknismedis; 26

kesmas; 167

farmasi; 57Gizi; 49

Lain-lain; 67

Page 94: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 85 Profil Kesehatan Tahun 2014

C. DISTRIBUSI TENAGA BERDASARKAN UNIT KERJA

Tabel 13 Tenaga PNS Kesehatan Berdasarkan Unit Kerja

di Kabupaten Kolaka Tahun 2014

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Alokasi anggaran kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan pada

tahun 2014 sebesar 55.551.361.997 rupiah dengan realisasi sebesar

43.951.064.387 rupiah. Besar alokasi maupun realisasi anggaran

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013, yaitu alokasi sebesar

60.230.470442 rupiah dengan realisasi sebesar 56.630.593.608 rupiah

Meskipun dalam hal besaran anggaran mengalami penurunan dari tahun

2013, hal ini terjadi karena Kabupaten Kolaka mengalami pemekaran

wilayah menjadi 2 kabupaten namun persentase realisasi anggaran tahun

2014 hanya mencapai 86% dan merupakan realisasi terendah selama 5

tahun terakhir dibandingkan tahun 2013 yaitu 94%. Pada tahun 2012

sebesar 95% pada tahun 2011 sebesar 98% dan tahun 2010 sebesar 87%,

berikut gambaran alokasi dan realisasi anggaran Dinas Kesehatan

Kabupaten Kolaka tahun 2010 - 2014;

RS PKM Lab IFK Akper Dinkes

dr Umum + Ahli 23 24 - - - 47

drg 4 8 - - 12

Perawat 201 140 - 8 2 351

Bidan 46 139 - - 4 189

Perawat Gigi 5 12 - - 17

Apt 10 7 - 5 - 1 23

Farmasi (S1+D3+D1) 12 21 - 5 - 1 39

Kesmas ( S1+S2) 26 34 5 32 97

Kesling (S1+D3+D1) 1 18 - - 7 26

Gizi (S1+D3+D1) 14 22 1 4 41

Keterapian 4 - - 4

Keteknisan Medis 39 5 - 44

Kes. Lain 1 13 6 - 20

Struktural 17 22 2 2 2 19 64

Non Kesehatan 9 1 2 6 18

Jumlah 412 465 8 13 18 76 992

Jenis Tenaga Total TEMPAT KERJA

Page 95: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 86 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 62 Gambaran Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka

Berdasarkan Alokasi dan Realisasi Tahun 2010 – 2014

Gambar 63

Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji Pegawai) Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka

Tahun 2010 – 2014

32

.73

6.6

81

.40

2

39

.75

6.1

78

.18

0

50

.32

3.2

47

.94

8

60

.23

0.4

70

.44

2

55

.54

2.3

61

.99

7

28

.44

2.6

18

.69

7

39

.10

6.1

74

.59

0

47

.64

5.6

71

.56

9

56

.63

0.5

93

.60

8

43

.95

1.0

64

.38

7

87%98% 95% 94%

79%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

10.000.000.000

20.000.000.000

30.000.000.000

40.000.000.000

50.000.000.000

60.000.000.000

70.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

ALOKASI REALISASI % REALISASI

22

.22

1.7

77

.27

2

26

.80

5.1

54

.18

0

29

.87

5.8

82

.19

8

34

.17

9.6

99

.44

2

25

.31

0.6

91

.54

3

19

.93

3.9

40

.20

3

26

.54

8.9

67

.65

1

28

.22

2.9

65

.48

0

33

.98

2.9

91

.50

8

24

.97

7.7

93

.36

6

90%

99%

94%

99%99%

84%

86%

88%

90%

92%

94%

96%

98%

100%

102%

0

5.000.000.000

10.000.000.000

15.000.000.000

20.000.000.000

25.000.000.000

30.000.000.000

35.000.000.000

40.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

Alokasi BTL Realisasi BTL % Realisasi BTL

Page 96: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 87 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 64 Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung (Belanja Kegiatan)

Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

Gambar 65 Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

10

.51

4.9

04

.13

0

12

.95

1.0

24

.00

0

20

.44

7.3

65

.75

0

26

.05

0.7

71

.00

0

25

.60

1.5

24

.45

4

8.5

08

.67

8.4

94

12

.55

7.2

06

.93

9

19

.42

2.7

06

.08

9

22

.64

7.6

02

.10

0

18

.97

3.2

71

.02

1

81%

97% 95%87%

74%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

5.000.000.000

10.000.000.000

15.000.000.000

20.000.000.000

25.000.000.000

30.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

Alokasi BL Realisasi BL % Realisasi BL

4.1

36

.85

3.4

30

6.4

90

.58

7.9

21

9.3

17

.86

1.7

50

9.6

36

.32

0.3

10

17

.39

6.3

35

.75

4

3.1

51

.00

6.7

44

6.2

05

.11

2.6

56

8.6

00

.32

2.2

14

8.8

35

.47

3.3

31

13

.64

4.9

44

.22

1

76%

96% 92% 92%

78%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

2.000.000.000

4.000.000.000

6.000.000.000

8.000.000.000

10.000.000.000

12.000.000.000

14.000.000.000

16.000.000.000

18.000.000.000

20.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

ALOKASI REALISASI % REALISASI

Page 97: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 88 Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 66 Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Modal

Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014

Adapun sumber pembiayan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka pada

tahun 2014 berasal dari ABPD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN

secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 14 Alokasi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumbernya

di kabupaten Kolaka Tahun 2014 ALOKASI ANGGARAN

KESEHATAN

Rupiah %1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 45.188.992.997 81,35

a. Belanja Langsung 19.878.301.454

b. Belanja Tidak Langsung 25.310.691.543

2 APBD PROVINSI - -

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi -

3 APBN : 8.614.323.000 15,51

- Dana Alokasi Umum (DAU) -

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 5.723.223.000 10,30

- Dana Dekonsentrasi -

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 1.497.900.000 2,70

- BOK 1.393.200.000 2,51

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 1.748.046.000 3,15

Dana Dnederlan Leprosy Relief ( NLR ) untuk

Program P2 Kusta 1.511.205.000

RTI - USAID 141.570.000

Dana Gavi 49.905.000

Dana GF ( TB ) 45.366.000

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - -

55.551.361.997

897.892.342.885

5,0

227.525,91

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

3.0

89

.81

1.2

00

1.8

94

.51

2.0

79

4.5

03

.59

7.0

00

5.2

90

.45

2.0

90

5.0

99

.67

4.8

80

2.9

55

.68

0.0

00

1.8

56

.11

0.0

83

4.4

26

.04

8.0

00

4.8

72

.54

5.4

89

5.0

01

.70

6.8

00

96%

98% 98%

92%

98%

89%

90%

91%

92%

93%

94%

95%

96%

97%

98%

99%

0

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

Page 98: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 89 Profil Kesehatan Tahun 2014

E. SARANA INFORMASI KESEHATAN

Seksi Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka memilki

Jaringan Internet yang difasilitasi dari Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan sejak Tahun 2007 sebagai sarana pelaporan

Komunikasi Data Siknas Online (Komunikasi Data Prioritas sekarang).

Selain itu Seksi Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka

juga memilki Web off line sederhana sejak tahun 2008 yang bisa diakses di

area Dinas Kesehatan melalui Jaringan Lokal Area Network serta memilki

Web Blog online yaitu ”dkkkolaka.esy.es “ sejak Juni tahun 2014 yang

memuat Data Umum Peta Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Kolaka dan Profil Kesehatan.

Page 99: KABUPATENKOLAKA - DINKES KOLAKA

Halaman 90 Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB VII

PENUTUP

Data dan Informasi bidang kesehatan di Kabupaten Kolaka diperoleh

melalui penyelenggaraan Sistem Informasi dengan Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Puskesmas yang secara rutin dilaporkan dari Puskesmas ke

Programer Kabupaten. Perlu disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang

ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi

kesehatan secara optimal. Namun demikian diharapkan Profil Kesehatan

Kabupaten Kolaka Tahun 2014 ini dapat memberi gambaran secara garis besar

dan menyeluruh tentang seberapa jauh pencapaian indikator derajat kesehatan

masyarakat. Serta menjadi salah satu sarana yang dapat digunakan untuk

melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil

pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan Standar

Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan pencapaian indikator MDGs di

Kabupaten Kolaka.

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini pada intinya berisi berbagai

data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan

masyarakat di Kabupaten Kolaka. Data dan informasi yang akurat merupakan

sumber daya yang strategis bagi lembaga, instansi maupun organisasi dalam

pelaksanaan manejemen suatu kegiatan untuk mencapai target yang telah

ditetapkan. Olehnya itu penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat

dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi sehingga Buku Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini

dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa

didalam penyusunan masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami selalu

terbuka menerima kritik dan saran demi sempurnanya penyusunan Profil

Kesehatan Kabupaten Kolaka di tahun mendatang.