Dinkes Fix

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia sehat, serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Kegiatan pokok dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Khusus untuk Kota Denpasar, yang mempunyai visi “Denpasar Sehat yang Kreatif, Mandiri dan Berkeadilan”, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mempunyai misi salah satunya yaitu mengoptimalkan sumber daya kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Melalui tata kelola pemerintahan yang baik 1

description

fgge

Transcript of Dinkes Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia sehat, serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Kegiatan pokok dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Khusus untuk Kota Denpasar, yang mempunyai visi Denpasar Sehat yang Kreatif, Mandiri dan Berkeadilan, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mempunyai misi salah satunya yaitu mengoptimalkan sumber daya kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Melalui tata kelola pemerintahan yang baik dari Dinkes diharapkan segala program dapat dilaksanakan secara maksimal oleh institusi-institusi yang bernaung dibawahnya guna mencapai masyarakat yang sehat. Dengan demikian, akan dapat memaksimalkan pencegahan dalam unit pelayanan keshatan primer sehingga biaya yang dikeluarkan pemerintah dapat diminimalisasi atau dialokasikan pada kegiatan yang lain yang lebih penting. 1.2 TujuanAdapun tujuan dari penulisan student project 2 ini yaitu sebagai berikut.1. Untuk mengetahui cakupan program dan kegiatan terkait Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), pelayanan kesehatan anak balita, dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Dinas Kesehatan Kota Denpasar.2. Untuk mengetahui manajemen pencatatan dan pelaporan program atau kegiatan yang berkaitan dengan PWS KIA, pelayanan kesehatan anak balita, dan pelayanan KB di Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

3. Untuk mengetahui target dan pencapaian dari masing-masing program ataupun kegiatan yang berkaitan dengan PWS KIA, pelayanan kesehatan anak balita, dan pelayanan KB di Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

1.3 Manfaat1.3.1 Manfaat teoritis

Student project 2 ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca mengenai cakupan program dan kegiatan yang berkaitan dengan PWS KIA, pelayanan kesehatan anak balita, dan pelayanan KB di Dinas Kesehatan Kota Denpasar, termasuk manajemen, target, serta pencapaian dari masing-masing program ataupun kegiatan tersebut. 1.3.2 Manfaat praktisMelalui student project 2 diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi Dinkes Kota Denpasar untuk melakukan perbaikan atau peningkatan kualitas pada tata kelola pemerintahan terkait PWS KIA, pelayanan kesehatan anak balita, dan pelayanan KB di Dinas Kesehatan Kota DenpasarBAB IIKAJIAN PROGRAM KIA

2.1 Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) PWS KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat, meliputi program pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, dan keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.(1)2.1.1 Tujuan PWS - KIA

PWS KIA bertujuan untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus menerus di setiap wilayah kerja. Dinas Kesehatan Kota Denpasar bertanggungjawab untuk memantau wilayah denpasar secara keseluruhan dengan adanya pembagian wilayah kerja yang terbagi ke dalam Unit Pelaksana Teknis Puskesmas di masing masing wilayah.

Secara khusus PWS KIA bertujuan untuk :1. Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohort.2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur (bulanan) dan terus menerus.

3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.

4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang ditetapkan.

5. Menentukan sasaran individu dan wilayah pioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.

6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang potensial untuk digunakan.

7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakkan sasaran dan mobilitas sumber daya.

8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan KIA.(1)2.1.2 Sasaran kegiatan

Sasaran PWS KIA yaitu ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, Pasangan Usia Subur (PUS), bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita berdasarkan kurun waktu 1 tahun dengan prinsip konsep wilayah (misalnya: untuk provinsi memakai sasaran provinsi, untuk kabupaten memakai sasaran kabupaten). (1)2.1.3 Pelaksanaan kegiatan PWS KIA

Kegiatan utama PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait dan dipakai sebagai landasan untuk melakukan perencanaan, implementasi, dan evaluasi, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut. a. InputPendanaan kegiatan PWS KIA berasal dari APBD II dan petugas yang melaksanakan PWS KIA berjumlah 6 orang, yang berasal dari kordinator kesehatan keluarga, yang kemudian terbagi kedalam 5 sub bagian yaitu kesehatan ibu, kesehatan anak, pelayanan KB, kesehatan remaja, dan kesehatan lansia. Prasarana & sarana: menggunakan fasilitas ruangan yang terbagi sesuai yang membidangi, dan didukung dengan komputer untuk menunjang pengolahan data.b. Proses pelaksanaan kegiatan

Kegiatan PWS KIA dilakukan secara berjenjang dari tingkat Puskesmas. Puskesma bertanggungjawab atas seluruh sasaran yang ada di wilayah kerjanya, dalam proses pelaksanaannya koordinator KIA akan dibantu oleh bidan desa/kelurahan, masyarakat/tokoh mayarakat, penyedia pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan yang berada di dalam cakupan wilayah kerjanya. Untuk Dinas Kesehatan Kota Denpasar akan menerima laporan bulanan mengenai indikator pemantauan cakupan PWS KIA dari seluruh puskesmas yang ada di wilayah cakupannya. Dinkes kota akan melakukan rekapitulasi laporan, mengolah data, menganalisis data, serta melakukan koordinasi melalui rapat bulanan dengan bidang KIA di setiap puskesmas dan pihak pihak yang terkait lainnya untuk lebih memantapkan dan mengevaluasi kinerja setiap puskesmas. Laporan dikirim setiap bulannya oleh pihak Puskesmas ke Dinas Kesehatan Daerah tingkat II. Rekapitulasi dari Dinkes kota/kabupaten selanjutnya dikirim ke provinsi, dan dari rekapitulasi provinsi akan dikirim ke pusat dalam waktu selambatnya setiap 3 bulan.c. Output

Dari data yang didapat, masih terdapat beberapa kegiatan yang belum mencapai target seperti kegiatan penanganan komplikasi obstetri pada tahun 2011, 2012, dan 2013, termasuk juga cakupan penanganan komplikasi neonatus tahun 2011 dan 2012. Cakupan untuk pelayanan balita tahun 2011 dan 2012 juga belum mencapai targetnya yang persentasenya dijelaskan pada tabel dibawah ini (tabel 1).Tabel 1. Indikator PWS - KIA Dinas Kesehatan Kota Denpasar Pada Tahun 2011, 2012, dan 2013 yang Dikaitkan Dengan Rencana Strategis Tahun 2010 2015.

INDIKATOR PWS - KIATAHUNTargetNasional

(%)

20112012201320142015

Target Renstra(%)CapaianTarget (%)Target Renstra(%)CapaianTarget (%)Target Renstra(%)CapaianTarget (%)Target Renstra(%)CapaianTarget (%)Target Renstra(%)CapaianTarget (%)

Akses pelayanan ANC

(cakupan K1)100100100100100100,17100-100-100

Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4)9498,49598,09698,1397-98-98

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)96100971009899,9199-100-100

Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)9498,489598,569699,0797-98-98

Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1)921009499,9396104,8498-100-100

Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0 28 hari (KN lengkap)9098,749298,7993103,3494-95-98

Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat----------60

Cakupan penanganan komplikasi Obstreti (Pk)8070,78068,888070,2380-80-80

Cakupan penanganan komplikasi neonatus8076,38077,638083,4480-80-80

Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bulan (kunjungan bayi)8288,379091,049093,5890-90-90

Cakupan pelayanan anak balita (12 59 bulan)8280,129080,159094,8090-90-90

Cakupan yankes anak balita sakit yang dilayani oleh MTBS----------94

Cakupan peserta KB aktif (contraceptive prevalence rate)7584,475%80,027582,980%8080

Sumber : Data PWS KIA Dinkes Kota Denpasar, Renstra 2010 2015 Bappeda kota denpasar, dan pedoman PWS KIA 2010

2.1.4 Kendala Kegiatan

Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar, sebagai berikut :

Dari kunjungan lapangan diperoleh bahwa penyimpanan dari arsip secara keseluruhan belum baik. Data data PWS KIA belum tertata dengan baik dan belum disimpan dalam 2 bentuk arsip yaitu hard copy dan soft copy.

Keterlambatan dari UPT Puskesmas yang ada di wilayah cakupannya dalam melaporkan hasil analisa data PWS KIA.

Mobilisasi masyarakat perkotaan yang sangat tinggi menyebabkan tingginya angka drop out (DO).

Dari segi teknis pelaksanaan, Dinas Kesehatan Kota Denpasar masih terhambat dalam hal implementasi data baik dari pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, dan interpretasi data. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem operasional komputerisasi PWS KIA yang ada di dalam software PWS KIA. 2.1.5 Solusi

Dari kendala di ataas ada beberapa solusi yang ditawarkan yaitu sebagai berikut.

Perlu adanya penyediaan ruang dan fasilitas penyediaan arsip berupa beberapa rak penyimpanan arsip sehingga penyimpanannya menjadi terstruktur dan rapi, atau bila memungkinkan agar di buatkan software penginputan data-data dengan menggunakan server, sehingga penyimpanan data lebih mudah dan aman, selain itu data yang telah disimpan dapat diperopleh dengan mudah. Perlu adanya penambahan SDM, terutama dari pihak puskesmas sehingga dengan mudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta agar diupayakan koordinasi yang berlanjut sehingga penyampaian informasi tetap terus berjalan. Untuk mengantisipasi akibat mobilisasi penduduk kota yang tinggi, disi perlu dilakukan kerja sama lintas sektoral, sehingga pelaporan dan pencatatan penduduk yang telah bermigrasi akan cepat dilaporkan oleh pihak desa, dengan demikian pelaporan akan cepat diteruskan ke tingkat yang lebih atas. Perlu adanya anggaran untuk pembelian software dan anggaran untuk jasa teknis dan pelatihan tenaga kerja, dengan demikian penyediaan komputerisasi untuk pengolahan data berjalan dengan cepat.2.2Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Pelayanan kesehatan anak balita merupakan pelayanan kesehatan pada anak umur 12-59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun, yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan anak balita.(2)Cakupan program pelayanan kesehatan anak balita di Dinas Kesehatan Kota Denpasar adalah sebagai berikut.(3)1.Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK)

Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Sasaran dari SDIDTK yaitu semua anak umur 0-6 tahun di wilayah kerja puskesmas, khususnya yang dilayani di posyandu dan sekolah Taman Kanak-kanak. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.(3,4)Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya, yaitu :

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, untuk mengetahui (1) status gizi anak (normal, kurus, kurus sekali, dan gemuk) melalui pengukuran berat badan (BB), pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi bada (TB) dengan penggunaan tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002); (2) mengetahui mikro dan makrosefali.

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat dan gangguan daya dengar.

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, untuk mengetahui masalah mental emosional, autis dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.Tabel 2. Jadwal dan jenis skrining/ deteksi dini adanya penyimpangan gangguan perkembangan.(3)Umur AnakJenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Harus Dilakukan

DD Penyimpangan PertumbuhanDD Penyimpangan PerkembanganDD Penyimpangan Mental Emosional

BB/TB LKKPSPTDDTDLKMMECHAT*GPPH*

0 bulan

3 bulan

6 bulan

9 bulan

12 bulan

15 bulan

18 bulan

21 bulan

24 bulan

30 bulan

36 bulan

42 bulan

48 bulan

54 bulan

60 bulan

66 bulan

72 bulan

2.Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

MTBS merupakan suatu manajemen melalui pendekatan yang terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke fasilitas kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan. Sasaran dari MTBS terdiri dari dua kelompok usia yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun. MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi anak sakit, pengobatan, konseling bagi ibu dan pelayanan tindak lanjut yang akan disajikan pada bagan di bawah ini.(5)

Tindakan3.Skrining Hipotiroid Kongenital (SKH)Hipotiroid kongenital (HK) adalah kelainan yang terjadi akibat kekurangan hormon tiroid yang dialami sejak lahir berupa gangguan pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental. SHK merupakan pemeriksaan darah tumit untuk membedakan bayi dengan HK dari bayi sehat yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan klinik bersalin, puskesmas dan rumah sakit. Sasaran dari SHK ini adalah semua bayi baru lahir. SHK bertujuan untuk mencegah keterbelakangan mental sehingga tumbuh kembang anak menjadi normal.(6)4. Peningkatan Intelegensi Anak dari Kehamilan Ibu5. Kekerasan Terhadap Anak Kekerasan terhadap anak (KTA) adalah semua tindakan menyakitkan dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosional, penelantaran anak, eksploitasi anak yang mengakibatkan cidera/kerugian terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pelaporan terhadap kekerasan anak sehingga penanganannya juga dapat meningkat. Sasaran dari pelaporan ini adalah seluruh anak yang berumur 0-18 tahun.(7)

Gambar 2. Bagan Alur Pelaporan2.2.1Target dan pencapaian pelayanan kesehatan anak balita Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan anak Balita (1-4 tahun), pada tahun 2013 sebesar 94,8%. Empat puskesmas dengan capaian cakupan pelayanan kesehatan anak Balita terendah adalah Puskesmas II Denpasar Barat, Puskesmas III Denpasar Utara, Puskesmas II Denpasar Timur dan Puskesmas II Denpasar Barat. Target cakupan pelayanan kesehatan anak Balita yang tercantum pada Renstra Dinas Kesehatan untuk tahun 2013 adalah 90%, sehingga capaian untuk Kota Denpasar sudah melebihi target yang ditetapkan.Tabel 3. Sasaran dan cakupan pelayanan kesehatan anak balita menurut bulan pada tahun 2014Cakupan CAKUPAN ( % )

LPJMLLPJML

2505231948249,108,778,94

a. Bulan Februari :

Sasaran

LPJML

27.53326.45253.985

CakupanCakupan ( % )

L PJMLLPJML

628557661205122,8321,8022,32

b. Bulan Maret :

Sasaran

LPJML

27.53326.45253.985

Cakupan Cakupan ( % )

L P JML L P JML

757370241459727,5126,5527,04

c. Bulan April :

Sasaran

LPJML

27.53326.45253.985

Cakupan Cakupan ( % )

L P JML L P JML

996391141907736,1934,4535,34

d. Bulan Mei :Sasaran

LPJML

27.53326.45253.985

e. Bulan Juni

Sasaran

LPJML

27.53326.45253.985

Cakupan Cakupan ( % )

L P JML L P JML

12131112022333344,0642,3543,22

2.2.2 Kendala kegiatanAdapun kendala yang dihadapi dalam memanajemen program di Dinkes Kota Denpasar adalah kurangnya koordinasi dari sumber daya manusia yang bekerja sama di dalam program tersebut, dimana antara petugas yang mengurus masalah KIA belum begitu paham dengan program yang dilaksanakan oleh Dinkes. Alur pencatatan dan pelaporan dari setiap program juga masih kurang jelas, banyak data yang penyimpanannya belum diketahui dan kemungkinan hilang. 2.2.3 Solusi

Adapun saran yang dapat diberikan pada program pelayanan kesehatan anak balita di Dinkes Kota Denpasar adalah sebagai berikut.

Meningkatkan koordinasi antar petugas dalam setiap bidang kegiatan.

Meningkatkan pemahaman setiap petugas terhadap masing-masing program yang dijalankan.

Memperbaiki alur pencatatan dan pelaporan setiap bidang kegiatan, agar lebih sistematis dan mudah diakses.2.3 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)Dinkes Kota Denpasar tidak melakukan kegiatan khusus untuk pelayanan KB. Namun lebih kepada melakukan rekapitulasi dari masing-masing puskesmas di wilayah kerja Dinkes untuk nantinya dapat dievaluasi apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Selanjutnya Dinkes akan melakukan umpan balik ke puskesmas masing-masing untuk tujuan jika terjadi ketidaksesuaian data dan juga jika indikator keberhasilan pelayanan KB tidak tercapai akan dibicarakan saat rapat bulanan pada setiap tanggal 5. Saat rapat pihak Dinkes akan menanyakan kiat-kiat yang akan dilakukan pihak puskesmas untuk dapat mencapai target yang sudah disesuaikan. Dinkes tidak menemukan kendala yang berarti karena puskesmas yang termasuk wilayahnya selalu memberikan data setiap awal bulan dan akan langsung direkap oleh Sie Kesehatan Keluarga (Kesga) yang pada akhirnya akan dilaporkan ke Dinkes Provinsi. Adapun sasaran kegiatan rekapitulasi data di Dinas Kesehatan Kota Denpasar yaitu seluruh puskesmas di wilayah Kota Denpasar diantaranya Puskesmas I Denpasar Barat, Puskesmas II Denpasar Barat,Puskesmas I Denpasar Timur, Puskesmas II Denpasar Timur,Puskesmas I Denpasar Utara, Puskesmas II Denpasar Utara, Puskesmas III Denpasar Utara, Puskesmas I Denpasar Selatan, Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas III Denpasar Selatan, Puskesmas IV Denpasar Selatan Menurut Sie Kesga, untuk pengadaan alat dan obat kontrasepsi (alokon), puskesmas sudah menggunakan sistem 1 pintu dimana puskesmas akan langsung mencari alokon ke gudang Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sedangkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) yang membutuhkan alokon akan mengirim surat pengajuan alokon kepada Dinkes, kemudian Dinkes akan melaporkan ke bagian gudang UPT untuk penyediaan alokon. Dari hasil rekapitulasi data peserta KB aktif tahun 2014, target yang ingin dicapai Dinkes Kota Denpasar yaitu 80% dari seluruh PUS di wilayah kerjanya.(2) Pencapaian cakupan peserta KB aktif dapat diukur dengan rumus:

Jumlah Peserta KB Aktif Suatu Wilayah Kerja

Pada Kurun Waktu Tertentu

X100%

Jumlah Seluruh PUS di Suatu Wilayah Kerja

Laporan Dinkes pada Mei 2014 terdapat 75.542 peserta KB aktif dan 91.299 PUS, sehingga pencapaiannya sebanyak 82,74%. Dari pencapaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dinkes sudah dapat mencapai target peserta KB aktif yang diharapkan. Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa ada kemungkinan perencanaan Dinkes dalam melakukan pelayanan KB sudah baik, koordinasi antara Dinkes dan puskesmas di wilayah kerja Kota Denpasar sudah baik, pemanfaatan media sosial dalam rangka pemberian informasi tentang KB ke masyarakat luas sudah tepat sasaran. Sehingga perlu dipertahankan koordinasi dan kerjasamanya kepada puskesmas dalam melakukan rekapitulasi data pelayanan KB, agar tercipta data yang sesuai.BAB IIIPENUTUP

3.1 Simpulan

1. Cakupan Program dan kegiatan PWS KIA yaitu, Akses pelayanan ANC (cakupan K1), Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4), Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn), Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3), Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1), Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0 28 hari (KN lengkap), Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat, Cakupan penanganan komplikasi Obstreti (Pk), Cakupan penanganan komplikasi neonatus, Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bulan (kunjungan bayi), Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bulan (kunjungan bayi), Cakupan pelayanan anak balita (12 59 bulan), Cakupan yankes anak balita sakit yang dilayani oleh MTBS, Cakupan peserta KB aktif (contraceptive prevalence rate). Sedangkan Cakupan program dan kegiatan kesehatan anak balita yaitu Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Skrining Hipotiroid Kongenital (SKH), Peningkatan Intelegensi Anak dari Kehamilan Ibu, Kekerasan Terhadap Anak. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan anak Balita (1-4 tahun), pada tahun 2013 sebesar 94,8%, dimana sudah melebihi target yang ditetapkan sebesar 90%. Dinkes Kota Denpasar tidak melakukan kegiatan khusus untuk pelayanan KB. Namun lebih kepada melakukan rekapitulasi dari masing-masing puskesmas di wilayah kerja Dinkes untuk nantinya dapat dievaluasi apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. 2. Kegiatan utama PWS KIA, Kesehatan Anak Balita dan Pelayanan KB terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait dan dipakai sebagai landasan untuk melakukan perencanaan, implementasi, dan evaluasi, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut. 3. Dari data yang didapat di Dinkes Kota Denpasar, secara keseluruhan kegiatan yang dilakukan sudah memenuhi target, namun ada beberapa kegiatan yang belum mencapai target seperti kegiatan penanganan komplikasi obstetri pada tahun 2011, 2012, dan 2013, termasuk juga cakupan penanganan komplikasi neonatus tahun 2011 dan 2012. Cakupan untuk pelayanan balita tahun 2011 dan 2012 juga belum mencapai target. Pada Mei 2014, pencapaian peserta KB aktif mencapai 82,74% melebihi target pencapaian 80%.4. Tata kelola pemerintahan di Dinkes Kota Denpasar sudah berjalan dengan baik, namun pencatatan dan pelaporan perlu dilakukan evaluasi. 3.2 SaranAdapun saran yang dapat diberikan yaitu segala solusi yang ditawarkan dari masing-masing program atau kegiatan dapat diimplementasikan oleh jajaran staf Dinkes Kota Denpasar sebagai bahan evaluasi guna peningkatan kualitas manajemen.DAFTAR PUSTAKA1. Departemen Kesehatan. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan anak. Jakarta : Depkes ; 2009

2. Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2010-2015. Denpasar : Dinkes Kota Denpasar ; 20103. Depkes RI. Pedoman Fasilitator : Pelatihan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI ; 2011

4. Dinas Kesehatan Prov. Bali. Buku saku Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Denpasar : dinkes prov. Bali ; 20135. Depkes RI. Buku Bagan Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta : Depkes ; 20086. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI ; 20127. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak. Jakarta : Bakti Usadha ; 2007

Gambar 1.Alur bagan pendekatan MTBS

Penilaian

Klasifikasi

Pengobatan

Konseling dan Tindak lanjut

Tanda Bahaya Umum

Keluhan Utama

Status Gizi

Anemia

Status Imunisasi

Keluhan Lain

Perlu dirujuk

Pengobatan spesifik

Pengobatan spesifik

Menentukan Pengobatan

Konseling

Tindak lanjut

Direktorat Bina Kesehatan Anak

Dinkes Provinsi

Dinkes Kab/Kota

Masyarakat

Puskesmas

15