Policy Brief k3

download Policy Brief k3

of 8

description

Policy Brief k3

Transcript of Policy Brief k3

P

POLICY BRIEF

OPTIMALISASI PENGGUNAAN GOGGLE UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT PTERIGIUM AKIBAT HAZARD DEBU PADA KARYAWAN LAPANGAN WOOD YARD PT RAPP TOWNSITE I PANGKALAN KERINCI

DISUSUN OLEH:

Policy Brief

5

Agnes Pritama Fahmi, S.Ked Elia Megasari, S.KedPatriot Fajri Rakasiwi, S.KedResmi Debby, S.KedVitya R. Mardiah, S.KedWiwi Hardiyani, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2015OPTIMALISASI PENGGUNAAN GOGGLE UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT PTERIGIUM AKIBAT HAZARD DEBU PADA KARYAWAN LAPANGAN WOOD YARD PT RAPP TOWNSITE I PANGKALAN KERINCI

Dokter Muda Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat-Kedokteran Komunitas (IKM-KK)Fakultas Kedokteran Universitas Riau Periode 15 Juni 2015 25 Juli 2015

Topik KebijakanKebijakan upaya Optimalisasi penggunaan Goggle untuk pencegahan penyakit pteriguim akibat hazard debu pada karyawan lapangan wood yard PT RAPP Townsite I Pangkalan Kerinci

Objek Kebijakan:Optimalnya penggunaan Goggle untuk pencegahan penyakit pteriguim akibat hazard debu pada karyawan lapangan wood yard PT RAPP Townsite I Pangkalan Kerinci

Dasar HukumKebijakan dan Evidence Based:a. Undang-undang ketenagakerjaan no 13/2003b. Undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2c. Undang- Undang keselamatan Kerja no.1/1970d. Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No3/1992e. Peraturan pemerintah tentang Penyelanggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No 14/1993f. Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja No 22/1993g. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tenaga Kerja No7/1964h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselematan Kerja No 2/1980i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Tentang NAB faktor fisika di tempat kerja No 51/1999j. Surat Ederan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor Kimia di udara lingkungan kerja No.1/1997

Ringkasan eksekutif

Penyakit pterigium merupakan kasus yang cukup Kasus-kasus pterigium cukup sering didapati pada kelompok orang yang sering bekerja di bawah cahaya matahari dengan konsentrasi debu yang tinggi. Faktor resiko dari penyakit pterigium adalah dibawah cahaya matahari, paparan allergen, iritasi berulang misalnya karena debu atau kekeringan. Salah satu upaya pencegahan resiko terkena penyakit adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (APD).

Pengantar

Pterigium merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratifdan invasif. Seperti daging berbentuk segitiga, dan umumnya bilateral di sisi nasal. Temuanpatologik pada konjungtiva, lapisan Bowman kornea digantikan oleh jaringan hialin dan elastik. Jika pterigium membesar dan meluas sampai ke daerah pupil, lesi harus diangkat secarabedah bersama sebagian kecil kornea superfisial di luar daerah perluasannya. Kombinasi autograft konjungtiva dan eksisi lesi terbukti mengurangi resiko kekambuhan. Faktor resiko utama pterigium adalah paparan sinar matahari (ultraviolet), dan bisa dipengaruhi juga oleh paparan alergen, iritasi berulang misalnya karena debu atau kekeringan, oleh karena itu penyakit pterigium sering terjadi pada orang yang sebagian besar hidupnya berada pada di lingkungan berangin, penuh sinar matahari, berdebu dan berpasir. Kasus-kasus pterigium cukup sering didapati pada kelompok orang yang sering bekerja di bawah cahaya matahari dengan konsentrasi debu yang tinggi terutama penduduk yang tinggal di negara tropis, termasuk Indonesia.3 Selain ultraviolet sebagai faktor resiko utama dari pterigium, debu juga menjadi faktor resiko yang sangat berpengaruh. Berdasarkan penelitian Punjabi dkk, pekerja dalam ruangan dengan konsentrasi debu yang tinggi, memiliki prevalensi penyakit pterigium lebih tinggi dibandingkan pekerja di luar ruangan yang terpapar radiasi sinar ultraviolet. Sedangkan menurut penelitian Laszuarni di Kabupaten Langsat, prevalensi pterigium terbesar ditemukan pada kelompok pekerjaan peternak, pedagang keliling, dan pegawai lapangan yaitu sebanyak 64,2% (43 dari 67 orang). Salah satu upaya pencegahan resiko terkena penyakit pada lingkungan kerja adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). APD ini wajib digunakan untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya di tempat kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.08/MEN/VII/2010. Salah satu jenis APD adalah alat pelindung mata seperti goggle. Goggle berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda kecil seperti abu, bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan benda lain.PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) merupakan perusahaan yang memproduksi Pulp dan Paper. Berdasarkan hasil observasi di lapangan Wood Yard PT. RAPP dan wawancara dengan petugas pihak Loss Prevention and Control Departement (LP&C Dept.), terdapat jumlah konsentrasi debu yang tinggi di daerah Wood Yard, namun masih ada tenaga kerja yang tidak menggunakan APD. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit pterigium pada karyawan. Pihak perusahaan telah melakukan pembekalan dan penyediaan APD kepada karyawan PT RAPP dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja, yaitu safety helmet, kacamata pelindung (goggle), masker, sarung tangan dan sepatu boot, namun upaya pencegahan belum terlaksana secara optimal seperti kurangnya sosialisasi terhadap pencegahan pterigium, kedisiplinan karyawan dalam menggunakan APD saat bekerja masih kurang, dan belum maksimalnya pengendalian debu di Wood Yard.Setelah dilakukan wawancara terhadap salah seorang Process Engineer di Wood Yard diketahui bahwa masih kurangnya pengetahuan karyawan mengenai dampak dari penggunaan goggle yang tidak benar dengan faktor resiko yang tinggi untuk terjadinya pterigium. Hasil wawancara dengan 2 orang karyawan LP&C dan 3 orang karyawan chip screen diketahui bahwa sebagian besar pekerja lapangan wood yard tidak menggunakan APD yang sesuai standar terutama kacamata pelindung (goggle) dan masker. Kegiatan optimalisasi penggunaan masker sudah sering dilakukan di lapangan wood yard. Sedangkan kegiatan terhadap optimalisasi penggunaan goggle masih jarang dilakukan sehingga banyak karyawan yang masih belum paham tentang pentingnya pemakaian goggle saat bekerja di lapangan seperti sebagai pencegahan penyakit pterigium.Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang optimalisasi penggunaan goggle untuk pencegahan penyakit pterigium akibat hazard debu pada karyawan lapangan di Wood Yard PT RAPP Pangkalan Kerinci.

Permasalahan

Hal yang dapat diidentifikasi terkait permasalahan optimalisasi penggunaan goggle untuk mencegah penyakit pterigium akibat hazard debu pada karyawan lapangan di Wood Yard PT. RAPP Pangkalan Kerinci yaitu:

1. Belum adanya jadwal penyuluhan rutin tentang pentingnya penggunaan goggle untuk mencegah pterigium pada karyawan di Wood Yard PT RAPP Pangkalan Kerinci.2. Kurangnya kepatuhan karyawan di Departemen Wood Yard PT RAPP dalam penggunaan goggle untuk mencegah penyakit pterigium pada karyawan di Departemen Wood Yard PT RAPP Pangkalan Kerinci3. Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan goggle untuk mencegah penyakit pterigium pada karyawan di Departemen Wood Yard PT RAPP Pangkalan Kerinci4. Tidak adanya media informasi mengenai penggunaan goggle untuk menurunkan kejadian pterigium

Pendekatan dan Hasil

Upaya optimalisasi penggunaan Google untuk pencegahan penyakit pteriguim akibat hazard debu pada karyawan lapangan wood yard PT RAPP Townsite I Pangkalan Kerinci dapat dilakukan melalui: Memaksimalkan pengawasan dan membentuk tim khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan jadwal penyuluhan secara berkala kepada seluruh karyawan. Meningkatkan sistem Reward and Punishment kepada setiap karyawan berdasarkan tingkat kepatuhan dalam menggunakan APD. Membuat jadwal penyuluhan rutin tentang tingkat kepatuhan dalam menggunakan APD Menyediakan APD sesuai standar

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: Adanya peningkatan pemahaman karyawan tentang pentingnya penggunaan goggle dalam mencegah penyakit pterigium pada karyawan di Departemen Word yard PT RAPP Pangkalan Kerinci. Adanya perubahan perilaku karyawan dalam upaya optimalisasi penggunaan Google untuk pencegahan penyakit pteriguim akibat hazard debu pada karyawan lapangan wood yard PT RAPP Townsite I Pangkalan Kerinci. Kepada karyawan wajib menggunakan APD yang disediakan perusahaan saat bekerja

Implikasi dan Rekomendasi

Sehubungan dengan ditemukannya faktor resiko penyakit pterigium di Departemen Wood Yard PT.RAPP Townsite I Pangkalan Kerinci yaitu konsentrasi debu yang tinggi dan masih ada karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri, kami telah mengidentifikasikan salah satu prioritas masalah yaitu belum optimalnya penggunaan APD dalam upaya mencegah penyakit pterigium pada pekerja di Departemen Wood Yard PT.RAPP Townsite I Pangkalan Kerinci. Dengan ini kami memberikan rekomendasi kepada LP&C, antara lain:1. Merekomendasikan jadwal kegiatan penyuluhan secara rutin tentang pentingnya penggunaan APD dengan tujuan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dan khususnya kacamata dan helmet untuk mencegah terjadinya penyakit pterigium pada mata para karyawan PT.RAPP.2. Merekomendasikan adanya kerjasama yang dibuat oleh LP&C antara pihak LP&C dan leader masing-masing tim kerja untuk dibentuknya rekan kerja dalam mengawasi penggunaan APD terhadap sesama karyawan.3. Merekomendasikan penyedian APD yang memiliki standar khusunya goggle untuk para pekerja di di Departemen Wood Yard.

Penutup

Dengan optimalnya penggunaan goggle pada karyawan lapangan wood yard PT RAPP Pangkalan Kerinci merupakan solusi untuk mencegah penyakit pterigium. Optimalisasi penggunaan goggle diungkapkan dalam bentuk pengawasan dan tim khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan jadwal penyuluhan secara berkala kepada seluruh karyawan, peningkatan sistem Reward and Punishment kepada setiap karyawan berdasarkan tingkat kepatuhan dalam menggunakan APD, adanya jadwal penyuluhan rutin tentang tingkat kepatuhan dalam menggunakan APD, dan tersedianya APD sesuai standar.

Lampiran 1

Beberapa jenis alat pelindung mata dan wajah

a. Kacamata Safety; bahan kacamata ini memiliki kemampuan untuk melindungi mata dengan lensa yang tahan benturan dan frame dari plastik atau logam. Beberapa model memiliki perisai samping.b. Goggles; adalah kacamata pelindung yang menutupi semua area disekitar mata. Spesifikasi goggle sesuai standar ANSI (American National Standard Institute) dengan nomor ANSI Z87.1-1989 yaitu dapat melindungi mata dari debu dan percikan bahan kimia cair, menghambat radiasi sinar UVB (380 nm) dan anti fogging dengan desain khusus (lihat gambar 2.1). Goggles juga bisa digunakan bersamaan dengan kacamata resep karena desainnya yang lebih besar.

Goggles standar ANSI Z87.1-1989 c. Perisai Pengelasan (Welding); umumnya dibuat dari fiberglass dan dilengkapi dengan lensa saring sehingga bisa melindungi mata dari luka bakar akibat radiasi sinar inframerah yang berasal dari pengelasan, perisai ini juga dapat melindungi wajah dari percikan api dan logam panas dari pengelasan. OSHA mensyaratkan lensa filter memiliki nomor peneduh (shade number) yang bisa diatur sesuai dengan radiasi sinar pada saat pengelasan.d. Kacamata Pengaman Laser; kacamata ini khusus dibuat untuk melindungi mata dari sinar laser. Pemilihan jenis kacamata ini tergantung pada peralatan dan kondisi operasi ditempat kerja.e. Perisai Wajah; terbuat dari lembaran plastik transparan yang dapat menutupi semua wajah yang dapat melindungi semua wajah dari percikan atau semprotan cairan atau debu berbahaya. Tetapi perisai wajah tidak dapat melindungi dari bahaya benturan dan karena itu harus digunakan bersamaan dengan kacamata safety untuk perlindungan terhadap benturan.