POA - Planning of Action
-
Upload
bahrul-ulum -
Category
Documents
-
view
82 -
download
2
description
Transcript of POA - Planning of Action
-
POA (Planning Of Action)
1. Pengertian POA (Planning Of Action) Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas diantara para pelaku
atau penanggung jawab suatu program.Lebih lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara
tataran konsep atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah
maupun jangka pendek.
Disadari, suatu konsep/ cetak biru tanpa tindak lanjut atau pelaksanaan diibaratkan wacana atau
buzz word yang tidak memberikan nilai tambah bagi kebaikan dan kemajuan
organisasi.Sedangkan pelaksanaan/ kegiatan tanpa konsep, akuntabilitas pihak pelaksana dan target-
target dan ukuran akan mengundang kekacauan.Ibarat nahkoda tanpa haluan, kegiatan-kegiatan yang
dijalankan diatas menjadi semacam kumpulan kegiatan reaktif, tidak berpola.Sehingga dalam jangka
panjang akan mengakibatkan demotivasi para anggota organisasi dan bahkan akan menyebabkan
organisasi berhenti bertumbuh, dimana organisasi hanyut kedalam pusaran ritual yang berputar di
satu tempat.
Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan motivasi tinggi dari para pelaksana.
Keterampilan, keahlian, competency, pengalaman yang didapat merupakan modal dasar penentu bagi
sukses atau tidaknya pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal keterampilan, keahlian, competency
yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka pencapaian target terhadap hasil yang
diharapkan oleh atasan akan jauh.
Komitmen di sisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana memiliki keterampilan yang
mumpuni.Namun tanpa komitmen,integritas,loyalitas si pelaksana pada pekerjaan, maka pencapaian
target akan menyimpang dari yang diharapkan. Motivasi, semangat,spirit untuk menjalankan
pekerjaan hingga tuntas sangat diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/ tenaga yang terbuang
(tidak terarah) untuk mengerjakan hal-hal yang tidak memberikan kontribusi bagi organisasi.
In action 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi) secara berimbang menjamin tidak
adanya peluang untuk tidak menjalankan apa yang telah dijanjikan pelaksana diawal, penyimpanan
target, dan terbuangnya waktu dan tenaga sia-sia.
2. Fungsi Manajemen Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya
ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi Perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi
pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing
(pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai
semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. Di bawah
ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :
1) Fungsi Perencanaan / Planning Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan
membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.Kegiatan dalam
Fungsi Perencanaan antara lain :
Menetapkan pasar sasaran
Merumuskan strategi untuk mencapai pasar sasaran tersebut
Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
Menetapkan standar / indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan pasar sasaran Strategi dan taktik dalam fungsi perencanaan dapat ditentukan dengan menggunakan metode
analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dilakukan
untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai inputan untuk
perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien.
Namun analisis SWOT bisa sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan
yang sama menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya
-
boleh digunakan sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah. Pembuat analisa harus sangat
realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan
atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
2) Fungsi Pengorganisasian / Organizing Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan. Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian antara lain :
Mengalokasikan sumber daya / sarana, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
Adanya struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab, sehingga setiap pekerja akan bergerak dan bertindak sesuai dengan job description dan
kewenangannya dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
Kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja, hal ini sangatlah penting agar dapat menyegarkan dan menambah wawasan pekerja.
Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat atau dengan kata lain strategi yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh pekerja yang dinilai mampu dan
layak dan memiliki pengetahuan yang cukup di bidangnya.
3) Fungsi Pengarahan / Directing / Leading Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan
lain sebagainya. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi antara lain :
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4) Fungsi Pengendalian / Controling Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat
untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Kegiatan dalam Fungsi
Pengawasan dan Pengendalian antara lain :
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada point mana
target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai sehingga dapat diambil langkah
penyelesaian.
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki.
Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip POAC. atau Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling. Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk
memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut akan kami jelaskan masing masing point
tersebut :
a. Planning Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART yaitu
Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar
dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan. Realistic artinya
sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Tapi tetap ada tantangan. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
b. Organizing Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan
dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap
jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job
Description). Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut
-
maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu
prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
c. Actuating Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan
kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada
hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
d. Controlling Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata
tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak
dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan
koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan zaman.
3. Manajemen Perencanaan Pendidikan dengan Pendekatan POAC Manajemen Pendidikan dapat mengacu kepada konsep yang disampaikan George R. Terry, yaitu
melalui pendekatan fungsi-fungsi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).
1. Perencanaan (Planning) Merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena perencanaan memegang peranan
yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan pendidikan. Dalam perencanaan proses
yang dilakukan sebagaimana menurut Bendavid-Val langkah-langkah yang dilaksanakan:
Pengumpulan dan analisis masalah (berdasarkan data)
1) Penentuan tujuan 2) Menentukan sasaran 3) Identifikasi pilihan-pilihan 4) Penilaian Perbandingan 5) Rencana Terpilih 6) Implementasi 7) Evaluasi
2. Pengorganisasian (Organizing) Merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki daerah dan
memanfaatkannya secara efisien guna mencapai tujuan (goals) yang telah ditetapkan. Dalam
pengorganisasian (organizing) harus pula diperhatikan adalah menentukan siapa melakukan apa
(staffing).
3. Penggerakan pelaksanaan, (Actuating) manajemen perencanaan pendidikan Administrator melakukan koordinasi dalam pelaksanaan perencanaan. Seluruh komponen (bagian,
bidang, seksi, kepala sekolah) dan stake holder pelayanan pendidikan dipersatukan dalam meja
bundar untuk memperoleh suatu kompromi atau komitmen tentang pendidikan. Seluruh
komponen. peranan leadership dari administrator / manajer sangat menentukan dalam fungsi
penggerakan (actuating) ini. Fungsi manajemen penggerakan pelaksanaan (actuating) ini adalah
termasuk di dalamnya fungsi :
a. Koordinasi (coordinating), b. Pengarahan (directing), c. Kepemimpinan (leading). Agar semua komponen dapat melaksanakan tugas sesuai dengan perannya masing-masing, maka
tugas administrator adalah melakukan koordinasi dan mengarahkan seluruh komponen manajemen
agar terbentuk sinergi, dan menghindari overlapping pelaksanaan tugasnya.
4. Pengawasan dan pengendalian (Controlling) Merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan
yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas.
-
4. Langkah untuk Membuat Action Plan Perencanaan adalah persiapan awal menuju tindakan. Sebaiknya secara analitis, perencanaan harus
dipisahkan dari implementasi sehingga pengambilan keputusan atas kebijakan sangat penting dapat
diambil dan implikasinya dapat dipahami lebih awal sebelum tindakan.
Berikut 9 langkah untuk membuat sebuah Action Plan (Strategi,goal):
1) Kemukakan solusi anda dalam rangkaian goal. Setelah anda menyepakati sebuah masalah tertentu di dalam organisasi anda, pertama anda perlu
mendefinisikan solusi tersebut kedalam sejumlah goal dan objektif. Sebagai contoh , setiap goal
dapat diekspresikan sebagai berikut : agar kita dapat . . . . kita harus . . . . catat setiap goal
dibagian atas papan tulis atau selembar kertas.
2) Hasilkan sebuah daftar berbagai tindakan untuk setiap goal. Gunakan brain storming untuk menghasilkan sebuah daftar tindakan untuk mencapai sebuah goal
dan catat ini dibawah goal. Atur daftar tindakan yang diusulkan secara berurutan.
3) Siapkan time line. Dimulai dengan sebuah titik waktu berlabel sekarang dan berakhir dengan titik berlabel tujuan
tercapai, buat time line untuk mengalokasikan tanggal date line disetiap tindakan yang telah
diurutkan, yang terdaftar di bawah goal tertentu. Penting sekali bagi anda menyelesaikan urutan
dan waktu secara tepat jika anda ingin meraih tujuan tercapai secara efektif.
4) Alokasikan sumber-sumber yang ada. Sumber daya finansial dan SDM harus dialokasikan untuk setiap langkah tindakan. Jika sumber
yang ada terbatas atau selalu kurang dari kebutuhan pada tiap apapun, mungkin sebaiknya anda
kembali ke langkah sebelumnya dan merevisi action plan anda.
5) Identifikasi masalah yang kemungkinan akan muncul. Pertimbangankan berbagai hal yang kemungkinan tidak berjalan sesuai rencana dalam proses
pencapaian goal tertentu. Daftarkan masalah-masalah tersebut dan identifikasi penyebabnya dan
tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Tindakan ini mungkin perlu ditambahkan ke slot yang
sesuai di dalam time line.
6) Kembangkan strategi untuk memantau kemajuan. Daftarkan cara untuk memantau kemajuan dari action plan yang telah dibuat. Tahapan-tahapan
pemantauan harus disertakan juga dalam time line.
7) Delegasikan tugas-tugas. Ambil setiap titik pada time line secara bergantian dan tanyakan : siapa yang akan melakukan
apa, pada tanggal yang telah ditentukan untuk melakukan tugas yang telah ditetapkn ? bagikan
tugas-tugas ini kepada setiap individu atau tim yang sesuai.
8) Perkiraan berbagai biaya. Berikan pertimbangan pada ekspenditur yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
ada. Semua biaya yang harus dimasukkan pada saat penyusunan anggaran. Jika dana tidak
tersedia, tugas harus ditinjau ulang dan bila perlu direvisi atau dihilangkan.
9) Implementasikan rencana Terjemahkan semua informasi anda ke kertas baru, daftarkan semua tindakan yang diperlukan,
orang yang bertanggung jawab untuk tugas tertentu, dan kapan tugas tersebut harus diselesaikan.
Setelah action plan sudah diselesaikan, informasi ini sekarang dapat diberikan kepada semua
yang terlibat.
5. Perencanaan 1) Batasan Perencanaan
Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan apa (what) siapa (Who) kapan (When) dimana (When) mengapa (why) dan bagaimana
( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari
sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta
program-program yang dilakukan.
2) Unsur-unsur Perencanaan Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur
perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan 2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan 3. Dimana tindakan tersebut dilakukan 4. Kapan tindakan tersebut dilakukan 5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut 6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
-
3) Sifat Rencana Yang Baik. Rencana yang baik harus memuat sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-beda dapat ditiadakan.
b. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya bila ada perubahan keadaan maka tidak semua rencana dirubah dan dimungkinkan diadakan
penyesuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan
lain dari yang direncanakan.
c. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap rencana harus ada dalam perimbangan.
d. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan factor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
e. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
4) Proses Pembuatan Rencana 1. Menetapkan tugas dan tujuan. Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana
tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya.
Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang
akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa
terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah
diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarnya biaya yang
dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan
cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-
kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
5) Siapa Pembuat Rencana ? 1. Panitia Perencanaan
Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang masing-masing
membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, dengan harapan rencana yang
dibuat akan lebih baik.
2. Bagian Perencanaan Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi
disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3. Tenaga Staf Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu :
Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung menangani pekerjaan.
Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian merencanakan
sesuatu guna.
6) Bentuk-bentuk Perencanaan 1. Recana Global (Global Plan)
Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan. Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi.
2. Rencana Stategik (Strategic Plan) Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja
yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka
panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai
terlebih dahulu. Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alasan penggunaan perencanaan
strategic ini yaitu :
-
a. Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan b. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya. c. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi. d. Rencana Operasional ( Operational Plan ) Rencana ini meliputi perencanaan terhadap
kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.
Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali
pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam
suatu perusahaan.
Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu
dan akan terjadi berulang-ulang.
7) Management Bay Objective ( MBO ) Management by objective dapat juga disebut sebagai manajemen berdasarkan sasaran,
manajemen berdasarkan hasil (Management by Result), Goals management, Work planning and
review dan lain sebagainya yang pada intinya sama. Management by objective menekankan pada
pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan yang efektif, dengan menetapkan prosedur
pencapaian baik yang formal maupun informal, pertama dengan menetapkan tujuan yang akan
dicapai dilanjutkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan
peninjauan kembali atas pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan MBO singkatan dari
management by objective yaitu proses partisipasi yang melibatkan bawahan dan para manajer
dalam setiap tingkatan organisasi yang dirumuskan dengan bentuk misi atau sasaran, yang dapat
diukur dimana penggunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi pengoperasian satuan kerja.
8) Sistem Management By Objective Yang Efektif 1. Adanya komitmen para manajer tujuan pribadi dan organisasi, sehingga dia harus berjumpa
dengan bawahannya untuk memberikan penetapan tujuan dan menilainya.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak yang dinyatakan dalam nilai tertentu yang dapat diukur, sehingga antara manajer dan bawahan mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang
diharapkan oleh manajemen puncak, sehingga dapat diketahui antara individu dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
3. Tujuan perseorangan, dimana antara manajer dan bawahan harus merumuskan tujuan bersama dan tanggung jawab terhadap bagiannya secara jelas guna memahami tentang apa yang akan
dicapai.
4. Perlunya partisipasi semua pihak, dimana semakin besar partisipasi dari semua anggota, maka semakin besar tujuan yang akan tercapai.
5. Otonomi dan implementasi rencana, disini bawahan dan manajer bebas untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program-program pencapaian tujuannya.
6. Peninjauan kembali prestasi yang dilakukan secara periodik terhadap kemajuan tujuan. 9) Kebaikan dan Kelemahan MBO
Kebaikan :
1. Mengetahui apa yang diharap-harapkan dari organisasi. 2. Membantu manajer membuat tujuan dan sasaran. 3. Memperbaiki komunikasi vertikal antara manajer dengan bawahan 4. Membuat proses evaluasi. 1. Kelemahan yang melekat pada proses MBO. dalam konsumsi
waktu dan biaya yang besar.
5. Dalam hal pengembangan dan implementasi program-program MBO. 10) Unsur-unsur Efektivitas MBO
1. Agar MBO sukses maka manajer harus memahami dan mempunyai trampilan secara mengetahui kemanfaatan dan kegunaan dari MBO.
2. Tujuan merupakan hal yang realistis dan mudah dipahami oleh siapapun juga, sehingga tujuan ini sering digunakan untuk mengevaluasi prestasi kerja dari manajer, apakah dia
berhasil dalam tugasnya atau gagal.
3. Top manajer harus menjaga sistem MBO ini tetap hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Tanpa partisipasi semua pihak tidaklah mungkin program MBO ini berjalan, maka semua pihak harus mengetahui posisinya dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai,
umpan balik terhadapnya sangat berguna.
-
11) Bentuk-bentuk Pembuatan Keputusan ( Decision Making ) Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelesaian
suatu masalah. Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang diprogram (Programmed
decisions) atau tidak, bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi
kepastian, resiko dan ketidak pastian. Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh :
a. penetapan gaji pegawai, b. prosedur penerimaan pegawai baru, c. prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram (non-programmed decisions), yaitu keputusan yang dibuat karena
terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh :
a. pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, b. penjualan yang merosot tajam, c. pemakaian teknologi yang termodern, dan lain sebagainya. Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini tergantung dari beberapa aspek yang
tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, seperti:
a. reaksi pesaing, b. perubahan perekonomian, c. perubahan teknologi, d. perilaku konsumen dan lain sebagainya.
Oleh karena itu ini terbagi dalam tiga jenis situasi, yaitu :
1. Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keaaan yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility.
2. Resiko (risk), yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas setiap kemungkinan yang akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan.
3. Ketidak pastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas yang dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena tidak mempunyai
informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini menyangkut keputusan yang kritis dan paling menarik.
6. Proses Pembuatan Keputusan 1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian
mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat
keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang
cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4. Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan
sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai seberapa baik alternatif yang
diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6. Implementasi Keputusan Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang
diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap keputusan yang diambil.
Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif
bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas
segala kemungkinan yang terjadi.
7. Evaluasi atas Hasil Keputusan Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar
dan memberikan hasil yang diharapkan