poa rumah sehat

download poa rumah sehat

of 57

Transcript of poa rumah sehat

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    1/57

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan merupakan salah satu komponen penting yang berperan dalam

    kelangsungan hidup manusia. Ketidakseimbangan antara hubungan manusia dan

    lingkungan akan menyebabkan timbulnya masalah, salah satunya masalah

    kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan masih

    menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit Berbasis

    Lingkungan merupakan keadaan kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau

    morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan

    segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit (Dinkes Probolinggo,

    2013).

    Indonesia saat ini juga menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku

    hidup bersih dan sehat. Sejak diterapkan otonomi daerah pada Januari 2001,

    masalah sanitasi bukan lagi menjadi urusan Pemerintah Pusat, tetapi menjadi

    urusan wajib bagi Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai UU No. 32/2004 tentang

    Otonomi Daerah. (STBM, 2013). Berdasarkan aspek sanitasi, tingginya angka

    penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan karena tidak terpenuhinya

    kebutuhan air bersih masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah,

    tercemarnya tanah, air, dan udara karena limbah rumah tangga, limbah industri,

    limbah pertanian, sarana transportasi, serta kondisi lingkungan fisik yang buruk.

    Aspek sanitasi tersebut tergolong ke dalam sarana dan prasarana lingkungan yang

    merupakan parameter persyaratan perumahan dan lingkungan sehat (Dinkes

    Prov.Jawa Tengah 2005 dalam Khomariyatika T, 2011).

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    2/57

    ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan yang masuk

    ke dalam sepuluh penyakit terbanyak di seluruh puskesmas yang ada di Indonesia

    (Dinkes Probolinggo, 2013) termasuk di Kota Padang dengan rincian persentase

    ISPA sebanyak 39,1%, diare 24,2% dan penyakit kulit 5,4% (DKK, 2013). Lubuk

    Kilangan sendiri, jumlah kasus terbanyak penyakit berbasis lingkungan adalah

    ispa dengan 788 kasus dan diare dengan 253 kasus (Laporan Tahunan Lubuk

    Kilangan, 2013). Buruknya kualitas air dan sanitasi merupakan akar penyebab

    kematian karena diare yaitu 1.400.000 jiwa/tahun (WHO dalam STBM, 2013).

    Buruknya sirkulasi udara dalam rumah yang diakibatkan dari jendela rumah yang

    tidak memadai akan berakibat menjadi ISPA (Chandra B, 2007).

    Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat

    kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,

    tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,

    kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari

    tanah (Chandra B, 2007). Kementrian Kesehatan 2011 menyatakan target rumah

    sehat yang ingin dicapai pada tahun 2014 adalah 70% sementara Dinas Kesehatan

    Kota Padang tahun 2013 mencatat bahwa persentase rumah yang memenuhi

    syarat (rumah sehat) di Kecamatan Lubuk Kilangan hanya mencapai 61% dari

    1328 rumah yang diperiksa, yang merupakan presentase ketiga terendah dari

    semua kecamatan lainnya di Kota Padang dan persentase ini masih jauh dari target

    yang disebutkan di atas (DKK, 2013).

    Sebagai unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas

    bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah

    kerjanya. Dalam hal ini tentunya yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    3/57

    penyelenggaraan pembangunan kesehatan berupa perencanaan dan perwujudan

    rumah sehat di Kecamatan Lubuk Kilangan adalah pihak puskesmas Lubuk

    Kilangan itu sendiri. Pada standar pelayanan minimal Puskesmas Lubuk Kilangan

    cakupan rumah sehat dari 7 kelurahan pada Kecamatan Lubuk Kilangan

    didapatkan hasil 27% dari target Dinkes 2013 80%, sehingga menjadi salah satu

    masalah.

    Setelah mengidentifikasi masalah untuk mengetahui penyebab dari kurangnya

    cakupan rumah sehat maka dilakukan konfirmasi ke petugas kesehatan lingkungan

    Puskesmas Lubuk Kilangan tentang data cakupan rumah sehat pada Puskesmas.

    Dari data tersebut maka dilakukan survei pada RT/01 RW/02 Kelurahan Bandar

    Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang yang memiliki rendahnya

    cakupan rumah sehat dibandingkan daerah lainnya.

    Dengan demikian, maka perlu adanya usaha perencanaan dan perwujudan

    rumah sehat di RT/01 RW/02 Kelurahan Bandar Buat di wilayah kerja Puskesmas

    Lubuk Kilangan demi tercapainya mutu kesehatan yang lebih baik.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dapat

    dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

    a) Mengapa angka pencapaian rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

    Kilangan khususnya RT/01 RW/02 Kelurahan Bandar Buat masih rendah?

    b)

    Bagaimana alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kesehatan

    lingkungan melalui perencanaan program rumah sehat di wilayah kerja

    Puskesmas Lubuk Kilangan?

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    4/57

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan umum

    Mengetahui dan menetapkan pemecahan masalah untuk meningkatkan

    angka perumahan sehat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    a. Mengidentifikasi penyebab masih rendahnya angka pencapaian rumah sehat

    di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan khususnya RT/01 RW/02

    Kelurahan Bandar Buat.

    b. Menentukan alternatif pemecahan masalah untuk upaya peningkatan

    kesehatan lingkungan melalui perencanaan program rumah sehat di wilayah

    kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

    1.4 Manfaat Penulisan

    1.

    Dengan adanya tulisan ini diharapkaan dapat timbulnya kesadaran dari

    masyarakat mengenai pentingnya rumah sehat, untuk kemudian

    diaplikasikan dalam kehidupan sehingga tercapainya tingkat kesehatan yang

    lebih baik.

    2.

    Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Lubuk

    Kilangan dalam pengambilan keputusan untuk program kesehatan

    lingkungan.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    5/57

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Rumah Sehat

    2.1.1 Definisi

    Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat

    kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat

    pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik, kepadatan

    hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Depkes RI,

    2002). Menurut Winslow dalam Chandra (2007), rumah sehat harus dapat

    memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, serta dpat menghindarkan dari

    terjadinya kecelakaan dan penularan penyakit.

    Perumahan yang baik merupakan kumpulan rumah dengan berbagai fasilitas

    pendukung yaiu sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber air bersih,

    lampu jalan, lapangan bermain anak, sekolah, tempat ibadah, balai pertemuan, dan

    pusat kesehatan masyarakat, serta harus bebas banjir (Chandra, 2007).

    2.1.2 Kriteria Rumah sehat

    Kriteria menurut Winslow dalam Chandra (2007), rumah sehat harus

    memenuhi empat persyaratan yaitu

    1. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis

    Ada beberapa variabel yang harus dinilai dalam pemenuhan kebutuhan

    fisiologis, yaitu:

    a. Suhu ruangan

    Suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 18-20o C, hal ini sangat dipengaruhi

    oleh suhu udara luar, pergerakan udara, kelembapan udara, serta suhu benda-

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    6/57

    benda sekitar.

    b. Penerangan

    Rumah harus mendapatkan penerangan yang baik pada siang hari dari sinar

    matahari dan malam hari dari penerangan dengan bantuan listrik.

    c. Ventilasi Udara

    Pertukaran udara sangat diperlukan untuk menjaga hawa ruangan agar tetap

    segar, sehingga setiap rumah harus memiliki jendela dan ventilasi udara. Luas

    jendela secara keseluruhan kurang lebih 15% dari luas lantai.

    d. Jumlah ruangan atau kamar

    Ruang atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni rumah

    yaitu sekitar 5m2per orang

    Tabel 2.1 Perbandingan jumlah kamar dan penghuni dalam rumah

    Jumlah Jumlah Orang

    1

    2

    3

    4

    5

    2

    3

    5

    7

    10

    2. Memenuhi Kebutuhan Psikologis

    Kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi dan diperhatikan berkaitan

    dengan sanitasi rumah, antara lain:

    a. Cara pengaturan keadaan rumah dan lingkungan sekitarnya harus memenuhi

    rasa keindahan sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah

    tangga yang sehat.

    b.

    Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga yang

    tinggal di rumah tersebut.

    c.

    Setiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus memiliki

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    7/57

    ruangan sendiri sehingga privasinya tidak terganggu.

    d. Adanya ruangan untuk bermasyarakat, seperti ruang untuk menerima tamu.

    3.

    Terhindar dari kecelakaan atau kebakaran

    Rumah yang sehat dan aman harus dapat menjauhkan penghuninya dari

    bahaya kecelakaan atau kebakaran. Kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

    a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak

    mudah runtuh.

    b. Memiliki sarana pencegahan kasus kecelakaan di sumur, kolam, dan tempat-

    tempat lain terutama untuk anak-anak.

    c. Bangunan diupayakan terbuat dari material yang tidak mudah terbakar.

    d. Memiliki alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas.

    e. Lantai tidak boleh licin dan tergenang air.

    4.

    Perlindungan terhadap penularan penyakit (lingkungan sehat)

    Kriteria rumah yang sehat dan aman dari segi lingkungan, antara lain:

    a. Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun.

    b. Memilki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik.

    c. Mencegah terjadi perkembangbiakan vektor penyakit, seperti nyamuk, lalat,

    tikus, dan sebagainya.

    d.

    Letak perumahan jauh dari sumber pencemaran seperti kawasan industri,

    jarak minimal sekitar 5 km dan memiliki daerah penyangga atau daerah

    hijau (green belt) dan bebas banjir.

    2.2 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

    Ruang lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok

    komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, (Depkes RI, 2002).

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    8/57

    1. Kelompok komponen rumah

    Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah

    sebagaimana yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999

    tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.

    1. Bahan bangunan

    Syarat bahan bangunan yang diperbolehkan antara lain:

    a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat

    membahayakan kesehatan, seperti debu total tidak lebih dari 150 g/m3,

    asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam, dan timah hitam tidak

    melebihi 300 mg/kg.

    b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan

    berkembangnya mikroorganisme patogen.

    2. Komponen dan penataan ruang rumah

    Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis seperti

    berikut:

    a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah perlu

    dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen atau keramik.

    Lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah, untuk mencegah

    masuknya air ke dalam rumah.

    b.

    Dinding harus dilengkapi dengan ventilasi untuk pengaturan sirkulasi

    udara dan untuk pencahayaan rumah. Fungsi dinding selain sebagai

    pendukung atau penyangga atap, dinding juga berfungsi untuk

    melindungi ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan dan angin,

    serta melindungi dari pengaruh panas.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    9/57

    c. Langit-langit, harus kuat agar tehindar dari kecelakaan dan mudah

    dibersihkan.

    d.

    Bubungan rumah yang memiliki tinggi 10 m atau lebih harus dilengkapi

    dengan penangkal petir.

    e. Penataan ruang dalam rumah harus diperhatikan, ruang dalam rumah

    terdiri dari berfugsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan,

    ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan ruang bermain anak. Fungsi

    masing-masing ruangan tersebut, adalah:

    1. Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur)

    Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk tidur,

    ruangan ini biasanya juga digunakan untuk ruang ganti pakaian.

    Ruangan ini ditempatkan di tempat yang cukup tenang, tidak gaduh,

    jauh dari tempat bermain anak-anak. Luas ruang tidur minimal 9 m2

    untuk setiap orang yang berumur diatas 5 tahun atau untuk orang

    dewasa dan 4 m2untuk anak-anak berumur dibawah 5 tahun, dengan

    tinggi langit-langit minimal 2 m.

    2. Ruang tamu

    Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu,

    biasanya diletakkan di bagian depan rumah.

    3.

    Ruang duduk (ruang keluarga)

    Ruang duduk merupakan ruang untuk berkumpul bagi anggota

    keluarga, ruang ini harus dilengkapi jendela dan ventilasi yang

    memenuhi syarat.

    4. Ruang makan

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    10/57

    Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan tersendiri, tetapi

    untuk suatu rumah yangberukuran kecil, ruang makan ini boleh

    disatukan dengan ruang keluarga.

    5. Ruang dapur

    Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri biasanya dibagian

    belakang rumah, agar asap dari hasil pembakaran tidak mengganggu .

    Dapur harus dilengkapi dengan alat-alat memasak serta tempat

    penyimpanannya, tempat menyimpan bahan untuk memasak dan

    makanan yang telah siap disajikan, tempat untuk mencuci peralatan

    memasak dilengkapi dengan tersedianya air bersih serta sistem

    pembuangan yang baik, tempat pembuangan sampah sementara yang

    tertutup.

    6.

    Kamar mandi dan jamban

    Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air, tinggi dinding

    minimal setinggi 1 m dari lantai serta dilengkapi dengan ventilasi.

    Jamban harus berleher angsa memiliki septic tank dengan jaraknya

    minimal 10 m dari sumber air.

    7. Gudang

    Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat yang tidak

    dapat ditampung di ruangan lain, seperti alat-alat untuk memperbaiki

    rumah, alat-alat yang sudah tidak digunakan lagi.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    11/57

    3. Pencahayaan

    Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dari sinar

    matahari dan buatan dengan bantuan listrik. Intensitas minimal pencahayaan

    dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak menyilaukan.

    4. Kualitas udara

    Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai

    berikut:

    a)Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C.

    b)Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%.

    c)Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.

    d)Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per

    penghuni.

    e)

    Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam.

    f)

    Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3.

    5. Ventilasi

    Luas ventilasi alamiah yang pemanen minimal 10% dari luas lantai.

    Ventilasi mempunyai fungsi ganda, yang pertama ventilasi sebagai lubang

    masuknya udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan

    keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation), kedua ventilasi

    sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga

    didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari.

    Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan

    menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain:

    a) Kadar oksigen akan berkurang.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    12/57

    b) Kadar karbon dioksida akan meningkat.

    c) Ruangan akan berbau.

    d)

    Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat.

    Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran

    udara yang baik, yaitu:

    a)Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

    udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun lubang angin.

    b)Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk mengalirkan

    udara, misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air

    conditioner (AC).

    6. Binatang penular penyakit

    Pada rumah tidak boleh ada binatang penular penyakit seperti tikus.

    7. Air

    Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.

    Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih.

    8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.

    9. Limbah

    a)Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,

    tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.

    b)

    Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,

    pencemaran terhadap permukaan tanah, serta air tanah.

    10. Kepadatan hunian ruang tidur

    Luas ruang tidur minimal 9 m2.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    13/57

    11. Atap

    Fungsi atap adalah untuk melindungi penghuni rumah dan isi ruangan

    rumah dari gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi dari

    pencemaran udara seperti: debu, asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik

    adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan

    hangat di musim hujan.

    2. Kelompok sarana sanitasi.

    Dilihat dari aspek sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan

    dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut:

    a. Sarana air bersih dan air minum

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

    kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila

    telah dimasak (Peraturan Menteri Kesehatan No 492, 2010). Sarana air

    bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi

    penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang

    perlu diperhatikan dalam pembuatan sarana air bersih, antara lain

    (Chandra, 2007):

    a.

    Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik

    tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 m.

    b.

    Sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air

    dengan pembuatan cincin dan bibir sumur

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    14/57

    c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air

    atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan

    dipelihara rutin.

    Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar air layak dikonsumsi

    sebagai air minum, antara lain (Chandra, 2007):

    1) Syarat fisik

    Syarat fisik air minum yaitu air yang tidak berwarna atau, tidak

    berbau, dan tidak berasa.

    2) Syarat kimia

    Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara

    berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutama yang

    berbahaya bagi kesehatan.

    3)

    Syarat bakteriologis

    Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme, sebagai

    petunjuk bahwa air telah dicemari oleh faeces manusia adalah

    adanyaE.colidalam air.

    b. Saluran Pembuangan Air Limbah (Chandra, 2007)

    Air limbah atau air kotor atau air bekas ialah air yang tidak bersih dan

    mengandung zat yang bersifat membahayakn dan merupakan hasil

    perbuatan manusia. Pengolahan air limbah bertujuan untuk:

    (1)

    Melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman berbagai

    penyakit.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    15/57

    (2)Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah

    tersebut mengandung zat organik yang membahayakan

    kelangsungan hidup tumbuhan.

    c. Jamban/kakus (Chandra, 2007)

    Syarat-syarat untuk mendirikan kakus atau jamban ialah:

    (1) Harus tertutup, artinya terlindung dari pandangan orang lain,

    terlindung dari panas atau hujan.

    (2) Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi yang tidak sampai

    mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak

    menjadi tempat hidupnya binatang.

    (3) Mempunyai saluran pembuangan atau septic tank.

    Jenis-jenis kakus atau jamban, antara lain:

    (1)

    Kakus cubluk (pit privy), ialah kakus yang tempat penampungan

    tinjanya dibangun dekat dibawah tempat injakan atau dibawah

    bangunan kakus. Kakus ini dibuat dengan menggali lubang ke

    dalam tanah dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 meter.

    (2)Kakus empang (overhung latrine), ialah kakus yang dibangun di

    atas empang, sungai atau rawa.

    (3)

    Kakus kimia (chemical toilet), kakus model ini biasanya dibangun

    pada tempat- tempat rekreasi, pada alat transportasi dan lain

    sebagainya.

    (4)

    Kakus dengan angsa trine ialah, kakus dimana leher lubang

    kloset berbentuk lengkungan, dengan demikian akan selalu terisi

    air yang penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    16/57

    binatang kecil. Kakus model ini dilengkapi dengan lubang atau

    sumur penampung/sumur resapan yang disebut septic tank. Kakus

    model ini adalah yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan

    lingkungan.

    d. Tempat Sampah (Chandra, 2007)

    Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan kesehatan

    manusia adalah perlunya dilakukan pengelolaan terhadap sampah, seperti

    penyimpanan (storage), pengumpulan (collection), dan pembuangan

    (disposal).

    Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain

    a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah

    rusak,

    b)

    Harus mempunyai tutup sehingga tidak menarik serangga atau

    binatang-binatang lainnya, dan sangat dianjurkan agar tutup

    sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan,

    c) Ditempatkan di luar rumah.

    3. Kelompok perilaku penghuni

    Penghuni rumah harus selalu menjaga kebersihan rumah dengan

    menerapkan pola hidup bersih dan sehat, kebiasaan yang harus selalu dilakukan

    seperti membuka jendela rumah agar terjadi pertukaran udara, membersihkan

    rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang

    sampah pada tempat sampah (Depkes RI, 2002).

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    17/57

    2.3 Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman

    Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut

    Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    meliputi parameter sebagai berikut :

    1. Lokasi

    a.

    Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,

    aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan

    sebagainya

    b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)

    sampah atau bekas tambang

    c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran

    seperti jalur pendaratan penerbangan.

    2. Kualitas udara

    Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan

    gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut

    a.

    Gas H2S dan NH3secara biologis tidak terdeteksi

    b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3

    c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm

    d.

    Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

    3. Kebisingan dan getaran

    a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A

    b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

    4.

    Kualitas tanah di daerah pemukiman dan perumahan

    a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    18/57

    b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

    c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

    d.

    Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg

    5. Prasarana dan sarana lingkungan

    a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

    konstruksi yang aman dari kecelakaan

    b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor

    penyakit

    c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan

    tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan

    pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar

    pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata

    d.

    Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang

    memenuhi persyaratan kesehatan

    e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus

    memenuhi persyaratan kesehatan

    f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat

    kesehatan

    g.

    Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat

    kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya

    h.

    Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

    i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

    kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    19/57

    6. Vektor penyakit

    a. Indeks lalat harus memenuhi syarat.

    b.

    Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

    7. Penghijauan

    Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan

    pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian

    alam.

    2.4

    Hubungan Rumah Sehat dan Kesehatan Lingkungan dengan Penyakit

    Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan berhubungan dengan

    terjadinya penyakit, terutama penyakit berbasis lingkungan, antara lain infeksi

    saluran napas (common cold,Tb), infeksi pada kulit (skabies, tinea), infeksi akibat

    infestasi tikus (leptospirosis), penyakit yang ditularkan melalui vektor (DBD,

    malaria, filariasis), (Chandra, 2007).

    Pengetahuan mengenai perjalanan penyakit atau patogenesis penyakit

    sangat diperlukan dalam upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan.

    Patogenesis penyakit dapat diuraikan melalui bagan di bawah ini:

    Gambar 2.1 Patogenesis Penyakit Berbasis Lingkungan

    (Ahmadi, 2005)

    http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/teori-simpul.jpg
  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    20/57

    Berdasarkan bagan di atas komponen lingkungan merupakan media

    transmisi penyakit, komponen lingkungan ini salah satunya adalah rumah dan

    lingkungan sekitarnya (Ahmadi, 2005). Oleh karena itu, dengan adanya rumah

    dan lingkungan yang sehat penurunan jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan

    dapat terjadi .

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    21/57

    BAB III

    ANALISIS SITUASI

    3.1 Kondisi Geografis

    Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi seluruh wilayah

    Kecamatan Lubuk Kilangan, dengan luas wilayah 85,99 km2yang terdiri dari 7

    kelurahan dengan luas :

    a.

    Kelurahan Batu Gadang : 19,29 km2

    b. Kelurahan Indarung : 52,1 km2

    c. Kelurahan Padang Besi : 4,91 km2

    d. Kelurahan Koto Lalang : 3,32 km2

    e.

    Kelurahan Baringin : 1,65 km2

    f. Kelurahan Tarantang : 1,85 km2

    g. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 km2

    Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah

    sebagai berikut:

    a. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Solok.

    b.

    Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung.

    c.

    Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Pauh.

    d.

    Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    22/57

    Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    3.2 Kondisi Demografis

    Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang

    tahun 2013 yang dipublikasikan pada tahun 2013, didapatkan jumlah penduduk

    Kecamatan Lubuk Kilangan sebanyak 51.762 jiwa dengan KK (kepala keluarga)

    sebanyak 10.707 KK yang tersebar dalam 171 RT dan 44 RW. Adapun rincian

    jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat dengan perincian sebagai

    berikut :

    a. Kelurahan Bandar Buat : 14.359 jiwa dan 2.743 KK

    b. Kelurahan Padang Besi : 6.797 jiwa dan 1.610 KK

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    23/57

    c. Kelurahan Indarung : 10.069 jiwa dan 2.632 KK

    d. Kelurahan Koto Lalang : 6.563 jiwa dan 1.550 KK

    e. KelurahanBatuGadang : 6.480 jiwa dan 1.489 KK

    f. Kelurahan Baringin : 1.277 jiwa dan 244 KK

    g. Kelurahan Tarantang : 2.460 jiwa dan 439 KK

    Di lubuk kilangan terdapat 44 RW dan 171 RT dengan perincian sebagai

    berikut:

    a. Kelurahan Batu Gadang : 5 RW/ 21 RT

    b. Kelurahan Indarung : 12 RW/ 44 RT

    c. Kelurahan Padang Besi : 4 RW/ 20RT

    d. Kelurahan Bandar Buat : 11 RW/ 43 RT

    e. Kelurahan Koto Lalang : 8 RW/ 31 RT

    f. Kelurahan Baringin : 2 RW/ 5 RT

    g. Kelurahan Tarantang : 2 RW/ 7 RT

    3.3 Sarana dan Prasarana

    Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas,

    selain ditunjang oleh Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling dan Pos

    Kesehatan Keliling (Poskeskel), juga dibantu oleh peran institusi yang terdapat

    pada berbagai tatanan yang ada seperti Posyandu Balita dan Lansia, sekolah,

    majelis taklim, dan lain-lain.

    Salah satu lembaga atau institusi kesehatan yang dirasakan masih eksis

    ditengah masyarakat sampai saat ini adalah Pos Pelayan Terpadu (Posyandu).

    Pada tahun 2013, terdapat 43 buah Posyandu Balita dan 14 buah Posyandu Lansia

    di Kecamatan Lubuk Kilangan.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    24/57

    Adapun rincian sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas untuk

    mendukung jalannya kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dapat

    dilihat dengan perincian sebagai berikut :

    1. Sarana Pendidikan

    a. SMU/SMK : 3 Unit

    b. SLTP : 4 Unit

    c. SD : 23 Unit

    d. TK : 18 Unit

    2. Sarana Kesehatan

    Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki sarana:

    a. Puskesmas Induk : 1 Unit

    b. Puskesmas Pembantu : 4 Unit

    1.

    Pustu Indarung

    2.

    Pustu Batu Gadang

    3. Pustu Baringin

    4. Pustu Koto Lalang

    c. Rumah Sakit PT Semen Padang : 1 Unit

    d. Mobil Puskesmas Keliling : 1 Unit

    e.

    Motor Dinas : 4 Unit

    f.

    Komputer : 2 Unit

    g.

    MesinTik : 2 Unit

    h.

    Laptop : 1 Unit

    i. LCD/Infocus : 1 Unit

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    25/57

    3. Prasarana Kesehatan

    a. Posyandu Balita : 43 Buah

    b.

    Posyandu Lansia : 14 Buah

    c. Kader Kesehatan : 164 Orang

    d. Praktek Dokter Swasta : 5 orang

    e. Praktek Bidan Swasta : 21 orang

    f. Pos UKK : 3 Pos

    g. PengobatanTradisional : 38 Buah

    h. Toga : 27 Buah

    3.4 Ketenagaan

    a. Dokter Umum : 2 Orang

    b. Dokter Gigi : 2 Orang

    c. SKM : 3 Orang

    d. Akper : 6 Orang

    e. SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) : 7 Orang

    f. Akbid : 14 Orang

    g. Bidan (D I) : 5 Orang

    h. Asisten Apoteker : 2 Orang

    i. AKL (Akademi Kesehatan Lingkungan): 2 Orang

    j. AAK (Akademi Analis Kesehatan) : 1 Orang

    j. Perawat Gigi : 2 Orang

    k. Pekarya Kesehatan : 3 Orang

    l. SMA (Sekolah Menengah Atas) : 2 Orang

    m. SMP (Sekolah Menengah Pertama) : 1 Orang

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    26/57

    0. Rekam medis : 1 0rang

    i. Supir : 1 orang

    3.5 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi

    1. Sosial dan Budaya

    Suku terbesar yang ada di Kecamatan Lubuk Kilangan adalah suku

    Minang, juga ada beberapa suku lainnya yaitu Jawa dan Batak. Mayoritas

    agama yang dianut masyarakatnya adalah :

    a.

    Islam : 43.451 Jiwa

    b. Katolik : 39 Jiwa

    c. Kristen : 41 Jiwa

    2. Kondisi Ekonomi

    Mata Pencaharian Penduduk:

    a. Pegawai Negeri : 20 %

    b. Swasta : 10 %

    c. Buruh : 50 %

    d. Tani : 15 %

    e. Lain-Lain : 10 %

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    27/57

    3.6. Data Dasar, Jumlah Rumah, Lingkungan, dan Sarana Air Bersih

    Tabel 3.1 Data dasar jumlah rumah dan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas

    Lubuk Kilangan

    NO Kelurahan

    Jumlah Jenis Rumah Jamban Keluarga SPAL

    Jiwa KK P SP K Jumlah

    Leher

    angsa

    Pakai

    S.Tang

    Leher

    Angsa

    Non

    S.Tang

    Non

    Leher

    Angsa

    M

    C

    K

    Tertutup Terbuka

    1 Bandar Buat 14.839 3.753 1125 613 13 1751 1620 123 8 1 1026 725

    2 Padang Besi 7.037 1.448 802 389 9 1200 852 320 28 798 402

    3 Indarung 11.456 2.885 2561 1852 14 4427 3233 1189 5 2455 1972

    4 Koto Lalang 6.843 1.645 1101 998 7 2106 1287 798 21 1098 1008

    5 Batu Gadang 668 1.591 629 307 9 945 748 186 11 589 356

    6 Baringin 2.367 322 271 69 17 357 181 57 19 198 159

    7 Tarantang 254 646 426 58 12 496 424 58 14 378 118

    Puskesmas 51.762 12.290 6915 4286 81 11282 8445 2731 106 1 6542 4740

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    28/57

    Tabel 3.2 Data dasar sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

    Kilangan

    No Kelurahan Jumlah Rumah

    Sarana Air Bersih

    PDAM SGL MA Perpipaan TPS

    1 Bandar Buat 1751 1475 166 1

    2 Padang Besi 1200 224 125 1 850

    3 Indarung 4427 3716 100 1 610 1

    4 Koto Lalang 2106 1675 110 321

    5 Batu Gadang 945 - 120 3 822

    6 Baringin 357 - 80 6 275

    7 Tarantang 496 - 100 2 394

    Puskesmas 11282 7090 801 9 3272 2

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    29/57

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Identifikasi Masalah

    Proses identifikasi masalah di Puskesmas Lubuk Kilangan dilakukan

    melalui analisis data sekunder dari Laporan Tahunan Puskesmas di tahun

    2013 dan wawancara dengan kepala Puskesmas beserta penanggung jawab

    program di Puskesmas Lubuk Kilangan serta wawancara ke 10 rumah yang

    berada di RT 01/ RW 02 Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk

    Kilangan. Pada program pokok yang dijalankan di Puskesmas Lubuk

    Kilangan, masih terdapat beberapa kesenjangan antara pencapaian dengan

    target yang ditetapkan. Kesenjangan antara target dan pencapaian di

    Puskesmas Lubuk Kilangan yang ditemui antara lain:

    4.1.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana(KB)

    Target dan pencapaian program Kesehatan Ibu dan Anak di

    puskesmas Lubuk Kilangan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1

    berikut.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    30/57

    Tabel 4.1 Target dan Pencapaian Program KIA-KB Puskesmas Lubuk Kilangan

    Tahun 2013

    No IndikatorTarget

    (%)

    Capaian

    (%)

    Kesenjangan

    (%)

    12

    3

    4

    56

    7

    89

    10

    11

    Persalinan Oleh NakesK1

    K4

    KF1

    KF3Deteksi Ibu RESTI

    KN1

    KN3Kunjungan bayi

    Cakupan kunjungan

    balita

    KB Aktif

    9398

    93

    89

    8920

    89

    8993

    84

    75

    75.691,72

    82

    77,1

    70,428,8

    80

    69,499

    75,3

    72,1

    -17,4-6,28

    -11

    -11,9

    -18,6+8,8

    -9

    -19,6+6

    -8,7

    -2,90

    Sumber : Laporan Tahunan KIA-KB Puskesmas Lubuk Kilangan,2013

    Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir semua program KIA-

    KB belum mencapai target. Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang

    program KIA dan KB, program K1 dan K4 pada tahun 2013 tidak mencapai

    target dikarenakan banyaknya ibu hamil yang datang ke Puskesmas saat

    sudah memasuki bulan ketiga atau keempat kehamilan sehingga angka

    kunjungan ibu hamil tidak mencukupi empat kali. Selain itu, banyaknya ibu

    hamil dan ibu nifas yang memeriksakan dirinya ke bidan praktek swasta dan

    dokter spesialis yang tidak memiliki kerja sama dengan Puskesmas Lubuk

    Kilangan sehingga tidak ada data yang diberikan ke Puskesmas.

    4.1.2 Program Gizi

    Target dan pencapaian program Gizi di Puskesmas Lubuk Kilangan

    pada tahun 2013 dapat dilihat padaTabel 4.2 berikut.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    31/57

    Tabel 4.2 Target dan Pencapaian Program Gizi Puskesmas Lubuk Kilangan

    Tahun 2013

    No IndikatorTarget

    (%)

    Pencapaian

    (%)

    Kesenjangan

    (%)

    12

    3

    4

    5

    6

    78

    910

    1112

    13

    Pencapaian ASI EksklusifPencapaian vitamin A bayi

    Pencapaian vitamin A balita

    Pencapaian ibu hamil mendapat Fe1

    Pencapaian Fe3

    Pencapaian Vitamin A Ibu Nifas

    Pencapaian tablet Fe ibunifasPersentase RT yang mengkonsumsi

    garam beryodium

    Keluarga sadar giziBumil KEK

    Penimbangan Bayi D/S

    Penimbangan Bayi N/DBGM/D

    75100

    83

    98

    93

    93

    9385

    100

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    32/57

    9. Penyakit Persisten Gigi = 3,1%

    10. Penyakit Kulit Infeksi = 3,03%

    Target dan pencapaian program Pemberantasan Penyakit Menular

    (P2M) dan Pengelolaan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas

    Lubuk Kilangan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

    Tabel 4.3 Tabel Pencapaian dan Target Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

    dan Pengelolaan Penyakit Tidak Menular (PTM)

    No Program

    Target

    (%)

    Capaian

    (%)

    Kesenjangan

    (%)1

    2

    3

    4

    56

    7

    8

    9

    10

    1112

    13

    14

    Imunisasi BCG

    Imunisasi Polio 1

    Imunisasi Polio 2

    Imunisasi Polio 3

    Imunisasi Polio 4Imunisasi DPT 1

    Imunisasi DPT 2/HB-2

    Imunisasi DPT 3/HB-3

    Imunisasi Campak

    Imunisasi HB-0

    Angka Penjaringan SuspekProporsi BTA+ diantara

    suspek

    Konversi

    CDR

    95

    95

    90

    90

    9095

    90

    90

    90

    95

    1005-15

    >80

    >70

    99,50

    100

    97,9

    90,8

    88,1099,10

    91,6

    85,90

    88,20

    66,30

    4014

    95

    50

    +4,5

    +5

    +7,9

    +0,8

    -1,9+4,1

    +1,6

    +1,6

    -1,8

    -28,7

    -60

    +15

    -20

    Sumber : Laporan Tahunan P2M Puskesmas Lubuk Kilangan,2013

    Berdasarkan tabel diatas didapatkan penemuan suspek TB paru

    belum mencapai target. Dari hasil wawancara dengan pemegang program

    hal ini dikarenakan kurang tajamnya anamnesa saat pasien datang ke

    Puskesmas dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala awal

    TB Paru.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    33/57

    4.1.4 Program Kesehatan Lingkungan

    Target dan pencapaian program Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas Lubuk Kilangan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.4

    berikut.

    Tabel 4.4 Target dan Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2013

    No ProgramTarget

    (%)

    Pencapaian

    (%)

    Kesenjangan

    (%)

    1 Pengawasan TTU 100 80 -202 Pemeriksaan TPM 100 100

    3 Survey Rumah Sehat 80 61 -194 Survey JaGa 65 74,85 +9,85

    5 Survey SPAL 57,986 Sarana Air Bersih 80 99,02 +19,02

    7 Pemeriksaan Bakteriologis

    DAMIU

    100 100

    8 TPS 100 100

    Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2013

    Dapat dilihat pada tabel laporan tahunan puskesmas Tahun 2013di

    atas bahwa dari 8 program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di

    Puskesmas Lubuk Kilangan, terdapat beberapa program yang belum

    mencapai target, salah satunya yaitu program survey rumah dengan

    kesenjangan antara target dan capaiannya pada tahun 2013 sebesar 19%.

    Gambar 4.1 Data Survey Rumah Sehat Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk

    Kilangan Tahun 2013 (Laporan Tahunan Program Kesehatan

    Lingkungan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2013)

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    34/57

    Menurut laporan tahunan program kesehatan lingkungan tahun 2013,

    jumlah rumah yang disurvey hanya 1.328 rumah dari 11.282 rumah. Rumah

    yang memenuhi syarat sebanyak 810 rumah (61%), sedangkan yang tidak

    memenuhi syarat sebanyak 518 rumah (39%).

    Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program kesehatan

    lingkungan di dapatkan kendala dalam pelaksanaan program, yaitu

    kurangnya jumlah petugas kesehatan lingkungan, seperti pada survey

    rumah, jumlah sasaran 11.282 rumah sedangkan jumlah petugas kesehatan

    lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan hanya 2 orang. Namun

    berdasarkan Indikator Menuju Indonesia Sehat tahun 2010, rasio sanitarian

    yang dibutuhkan per jumlah penduduk adalah 40 : 100.000 (KepMenKes,

    2003). Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    adalah 51.762, seharusnya minimal dua puluh sanitarian yang dibutuhkan.

    4.1.5Program Promosi Kesehatan

    Target dan pencapaian program Promosi Kesehatan di Puskesmas

    Lubuk Kilangan pada tahun 2013 dapat dilihat padaTabel 4.5 berikut.

    Tabel 4.5 Target dan Pencapaian Program Promosi Kesehatan Tahun 2013

    No Program Target (per tahun) Pencapaian (per tahun)

    PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat)

    1 Penyuluhan dalam gedung 96x 96x

    2 Penyuluhan luar gedung 24x 24x

    UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)

    1 Kelurahan Siaga 85,71% (6 dari 7 kelurahan) 71,42% (5 dari 7 kelurahan)

    2 PHBS.

    Rumah tangga

    . Sekolah65%

    65%

    64,20%

    20%

    3 TOGA 1 TOGA per rumah 7 TOGA percontohan

    4 Pembinaan Batra 100% 26%

    Sumber: Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan Puskesmas Lubuk

    Kilangan Tahun 2013

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    35/57

    Dari program promosi kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan,

    program PKM (penyuluhan kesehatan masyarakat) telah mencapai target,

    sedangkan 4 UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    belum ada yang mencapai target. Program kelurahan siaga tidak mencapai

    target karena kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia. Program PHBS

    sekolah belum mencapai target karena diperlukan kerjasama dari kepala

    sekolah, guru dan orangtua agar program tersebut dapat terlaksana dengan

    baik.

    4.2 Prioritas Masalah

    Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas

    Lubuk Kilangan tidak mungkin dapat diselesaikan seluruhnya secara

    serentak, sehingga perlu ditentukan prioritas. Dalam hal ini metode yang

    digunakan adalah teknikscoring. Dari masalah tersebut akan dibuat suatu

    plan of action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan.

    Penentuan, penjabaran, analisis, serta pemecahan prioritas masalah di

    Puskesmas Lubuk Kilangan Padang dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel

    4.7.

    Penentuan prioritas masalah, metode yang digunakan adalah teknik

    scoring dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

    1. Urgensi merupakan tingkat masalah yang penting untukdiselesaikan

    Nilai 1 : tidak penting

    Nilai 2 : kurang penting

    Nilai 3 : cukup penting

    Nilai 4 : penting

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    36/57

    Nilai 5 : sangat penting

    2. Kemungkinan intervensi

    Nilai 1 : tidak mudah

    Nilai 2 : kurang mudah

    Nilai 3 : cukup mudah

    Nilai 4 : mudah

    Nilai 5 : sangat mudah

    3.

    Biaya

    Nilai 1 : sangat mahal

    Nilai 2 : mahal

    Nilai 3 : cukup mahal

    Nilai 4 : murah

    Nilai 5 : sangat murah

    4. Kemungkinan meningkatkan mutu

    Nilai 1 : sangat rendah

    Nilai 2 : rendah

    Nilai 3 : sedang

    Nilai 4 : tinggi

    Nilai 5 : sangat tinggi

    Tabel 4.6 Prioritas Masalah di Puskesmas Lubuk Kilangan Padang

    No Masalah U I B M Skor Ranking

    1 Survey Rumah Sehat 4 4 3 5 17 I

    2 Pemberian Asi Ekslusif 4 2 4 4 14 II

    3 Pemeriksaan DAMIU 3 1 4 2 10 IV

    4 Penjaringan suspek Tb 4 2 3 4 13 III

    Tabel 4.7 Keterangan Penentuan Prioritas Masalah

    No Masalah Metode Skor Alasan

    1. Rendahnya Pencapaian Rumah

    Sehat di Puskesmas Lubuk

    Kilangan

    U 5 Meningkatnya risiko

    penyakit berbasis

    lingkungan, seperti : ISPA,

    Diare, TB

    I 4 Mudah, karena :

    a. Tenaga kesehatan

    lingkungan di

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    37/57

    Puskesmas sudah

    memenuhi standar.

    b. Sudah tersedianya

    sarana untuk membantu

    masyarakat dalammembuat wc dan

    septictank, berupa

    cetakan jamban.

    c. Pengetahuan Kader

    mengenai konsep rumah

    dan lingkungan sehat

    sudah cukup baik.

    B 3 Cukup mahal, karena

    diperlukan dana untuk

    pembuatan leaflet, poster,

    dana transportasi dari

    petugas puskesmas untuk

    survey

    M 5 Kejadian penyakit berbasis

    lingkungan akan menurun.

    2. Asi Ekslusif U 4 a. Meningkatkan risiko

    penyakit pada bayi.

    b.

    Pertumbuhan dan

    perkembangan bayi

    tidak optimal.

    I 3 Cukup mudah, karena :

    Penyuluhan dapat

    dilakukan setiap kali

    posyandu.

    B 4 Murah, karena hanya

    dibutuhkan biaya untuk

    pembuatan leaflet danposter.

    M 5 Menurunnya jumlah kasus

    gizi buruk pada bayi.

    3. Rendahnya Pencapaian

    DAMIU yang memenuhi

    syarat

    U 4 Meningkatnya risiko

    penyakit berbasis

    lingkungan seperti diare

    I 1 Tidak mudah karena untuk

    intervensi dibutuhkan

    kerjasama berbagai lintas

    sektor dalam meningkatkan

    kesadaran pemilik DAMIU

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    38/57

    untuk melakukan

    pemeriksaan bakteriologis.

    B 4 Murah, Karena jumlah

    DAMIU di wilayah kerja

    Puskesmas LubukKilangan hanya 26 buah,

    sehingga dana yang

    diperlukan untuk turun

    tidak terlalu banyak.

    M 3 Menurunnya kejadian

    Penyakit berbasis

    lingkungan

    4. Rendahnya penjaringan suspek

    Tb

    U 4 a.Meningkatnya risiko

    penularan penyakit TB

    b.

    Meningkatnya jumlah

    penderita TBI 2 Kurang mudah karena

    pasien menganggap

    penyakitnya hanya

    penyakit flu biasa,

    sehingga tidak berobat ke

    puskesmas.

    B 3 Cukup mahal, karena

    dibutuhkan dana yang

    besar untuk turun langsung

    ke lapangan.M 4 a.Menurunnya jumlah

    penderita TB.

    b.Menurunkan risiko

    terjadinya MDR TB.

    Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2013

    4.3 Analisis Sebab Akibat Masalah

    Analisis masalah ini diawali dengan melakukan wawancara yang

    dilakukan pada tanggal 10 oktober 2014 dengan pemegang program

    kesehatan lingkungan, promkes, P2M, dan pimpinan Puskesmas Lubuk

    Kilangan tentang rendahnya jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah

    sehat yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, dan dari

    data Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2013 hanya 61%

    yang memenuhi persyaratan rumah sehat dari 1328 rumah yang diperiksa.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    39/57

    Masalah ini juga terkait dengan tingginya angka penyakit berbasis

    lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2013 yaitu ISPA.

    Berikutnya juga dilakukan wawancara yang dilakukan pada tanggal 12

    oktober 2014 kepada 10 responden yaitu warga RT01/RW02 Kelurahan

    Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan.

    Beberapa faktor penyebab masalah yang mendasari rendahnya angka

    rumah sehat diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah sebagai

    berikut:

    1. Manusia

    a. Penghuni rumah

    Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 responden di RT 01/RW 02

    Kelurahan Bandar Buat pada tanggal 11 Oktober 2014 didapatkan hasil,

    antara lain:

    i.

    ...............sehingga dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya

    pengetahuan penghuni rumah tentang lingkungan dan rumah yang

    sehat seperti ventilasi, pembuangan sampah, dan jamban sehat.

    ii. ............................... sehingga dapat disimpulkan bahwa masih

    kurangnya kepedulian penghuni rumah akan lingkungan dan rumah

    sehat seperti warga yang mengontrak rumah tidak ada keinginan

    untuk memperbaiki tempat tinggalnya.

    iii.

    .......................... kesibukan penghuni rumah seperti tidak ada waktu

    untuk memperbaiki jamban.

    iv. ................sehingga dapat disimpulkan masih kurangnya

    pengetahuan warga terhadap manajemen keuangan keluarganya.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    40/57

    Hal ini terlihat dari ketidakmampuan warga untuk membangun

    rumah yang sehat, seperti membuat jamban, membuat septictank

    dan tidak mau membayar biaya pungutan sampah yang hanya

    sebesar Rp. 15.000,- sebulan, namun sanggup membeli rokok 2

    bungkus sehari.

    b. Aparat setempat

    Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program kesling

    pada tanggal 10 Oktober 2014 dan 10 orang responden di RT 01/RW 02

    Kelurahan Bandar Buat pada tanggal 11 Oktober 2014, didapatkan hasil

    bahwa masih kurangnya dukungan aparat setempat yaitu Camat, Lurah,

    ketua RT, serta keuta RW dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan

    lingkungan, misalnya kurangnya dukungan aparat setempat dalam

    pembangunan WC dan septictank, serta dalam penyediaan bak untuk

    tempat pembuangan sampah. Hal ini terjadi karena banyaknya

    permasalahan yang ada di masyarakat yang dirasa lebih memiliki

    urgensi untuk diselesaikan, sehingga aparat setempat kurang persuasif

    terkait masalah rumah sehat dan kesehatan lingkungan.

    c. Tenaga Kesehatan

    Setiap bulannya dilakukan survey rumah dan lingkungan oleh

    pemegang program kesling ke setiap kelurahan, jumlah rumah yang

    disurvey yaitu sebanyak 30 rumah perbulannya. Setiap rumah yang

    disurvey langsung diberikan penyuluhan oleh pemegang program

    kesling. Setelah itu tidak dilakukan lagi monitoring dan evaluasi

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    41/57

    terhadap rumah-rumah yang telah disurvey, sehingga pencapaian rumah

    sehat tidak mencapai target.

    2. Material

    a. Kurangnya media penyuluhan, seperti leaflet dan poster mengenai

    rumah sehat dan kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk

    Kilangan dikarenakan Puskesmas Lubuk Kilangan saat ini sedang

    dalam tahap renovasi, hal ini terlihat dari pengamatan selama berada

    di Puskesmas Lubuk Kilangan. (terlihat dalam lampiran 1)

    b. Kurangnya media penyuluhan, seperti leaflet dan poster mengenai

    rumah sehat dan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas

    Lubuk Kilangan, hal ini terlihat dari pengamatan di wilayah kerja

    Puskesmas Lubuk Kilangan, wawancara dengan pemegang program

    kesehatan lingkungan, serta wawancara dengan 10 responden di RT

    01/RW 02 Kelurahan Bandar Buat pada tanggal 11 Oktober 2014.

    (terlihat dalam lampiran 1)

    c. Kurangnya alokasi dana dalam menunjang kegiatan survey rumah

    sehat di Puskesmas Lubuk Kilangan sehingga tidak semua rumah

    dapat diperiksa.

    3. Metode

    a.

    Penyuluhan yang dilakukan selama ini kurang menyeluruh ke semua

    wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, hal ini terbukti dari

    penyuluhan yang hanya dilakukan di posyandu, serta penyuluhan di

    puskesmas hanya dilakukan 5 x dalam setahun. (terlihat dalam

    lampiran 2)

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    42/57

    b. Penyuluhan yang dilakukan selama ini tidak tepat sasaran seperti

    saat penyuluhan di posyandu yang hanya dihadiri oleh ibu-ibu dan

    tidak hadirnya kepala keluarga dalam acara penyuluhan.

    4. Lingkungan

    Berdasarkan hasil wawancara pada 10 responden di RT 01/ RW 02

    Kelurahan Bandar Buat pada tanggal 11 Oktober 2014 didapatkan

    informasi bahwa:

    a. Kurangnya lahan untuk membuat septictanksehingga masih banyak

    warga yang tidak mempunyaiseptictankdan jarak antara sumber air

    denganseptictank menjadi terlalu dekat yaitu 5 meter.

    b. Jarak antara Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan rumah

    warga terlalu jauh, sehingga banyak warga yang memilih untuk

    membakar sampah.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    43/57

    Gambar 4.2 Diagram Ischikawa

    Manusia

    Penghuni rumah :

    1. Kurangnya pengetahuan penghuni rumah tentang

    lingkungan dan rumah yang sehat.

    2. Kurangnya kepedulian penghuni rumah akan lingkungan

    dan rumah sehat.

    3. Kesibukan penghuni rumah.

    4.

    Kurangnya pengetahuan warga terhadap manajemen

    keuangan keluarganya.

    Aparat setempat :

    Kurangnya dukungan aparat setempat dalam

    meningkatkan mutu kesehatan lingkungan.

    Tenaga kesehatan :

    Kurangnya monitoring dan evaluasi terhadappeningkatankesehatan rumah dan lingkungan setelah survey

    dilakukan.

    Metode

    1. Penyuluhan yang selama

    ini dilakukan kurang

    inovatif dan kurang

    menyeluruh ke semua

    wilayah kerja

    Puskesmas Lubuk

    Kilangan.

    2. Penyuluhan yang

    dilakukan selama ini

    tidak tepat sasaran

    seperti tidak hadirnya

    kepala keluarga dalamacara penyuluhan.

    Material

    Kurangnya media penyuluhan

    Kurangnya alokasi dana dalam menunjang

    kegiatan survey rumah sehat di Puskesmas

    Lubuk Kilangan

    Lingkungan

    1. Kurangnya lahan untuk membuat

    septictank

    2. Jarak antara Sumber Air dengan Septictank

    terlalu dekat

    3.

    Jarak antara Tempat Pembuangan Sampah

    dengan rumah warga terlalu jauh

    Rendahnya

    Pencapaian tar

    Rumah Sehat d

    wilayah kerja

    Puskesmas Lub

    Kilangan Tahu

    2013, yaitu sebe

    60% (80%)

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    44/57

    4.4 Alternatif Penyelesaian Masalah

    4.4.1 Manusia

    a. Penghuni rumah

    Rencana

    a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai

    rumah sehat dan kesehatan lingkungan, serta manajemen

    keuangan dan waktu yang baik.

    b. Mensosialisasikan adanya cetakan untuk membuat WC

    danseptictankkepada masyarakat, sehingga masyarakat

    lebih mudah dalam membuat jamban sehat

    Pelaksana PJ Kesling, PJ Promkes

    Sasaran Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    Waktu 1x /bulan

    Tempat Di Kantor Kelurahan

    TargetMasyarakat mengetahui mengenai rumah sehat dan kesehatan

    lingkungan, sehingga rumah sehat dapat terwujud.

    b. Aparat setempat (Camat, Lurah, Ketua RT, Ketua RW)

    RencanaMengadakan diskusi mengenai kondisi rumah warga dankesehatan lingkungan di Lubuk Kilangan serta solusi

    terkait dana dan lahan

    Pelaksana PJ Kesling, PJ Promkes

    SasaranAparat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    (Camat, Lurah, ketua RT, Ketua RW)

    Waktu 1x 3 bulan

    Tempat Di Kantor Kecamatan

    Target

    Aparat (Camat, Lurah, ketua RT, Ketua RW) dapat ikut

    serta membantu meningkatkan jumlah rumah sehat diLubuk Kilangan

    c. Tenaga Kesehatan

    Rencana

    Diskusi antara pimipnan puskesmas dengan PJ kesling

    mengenai monitoring dan evaluasi setelah survey rumah

    dan lingkungan dilakukan

    Pelaksana Pimpinan Puskesmas, PJ Kesling

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    45/57

    SasaranMasyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

    Kilangan

    Waktu 1x /bulan

    Tempat Di Puskesmas

    TargetPetugas kesehatan melakukan monitoring dan evaluasi

    setelah survey rumah dan lingkungan dilakukan

    2. Metode

    Rencana

    a. Melakukan penyuluhan yang lebih inovatif, salah

    satunya dengan membagikan leaflet dan menempelkan

    poster di tempat-tempat umum, serta mensosialisasikan

    adanya cetakan untuk membuat WC danseptictank,sehingga masyarakat lebih mudah dalam membuat

    jamban sehat

    b.

    Melakukan penyuluhan di setiap kelurahan dengan

    mengundang semua warga, terutama kepala keluarga

    Pelaksana PJ Kesling, PJ Promkes

    Sasaran Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    Waktu 2x dalam 1 tahun

    Tempat Di kantor kelurahan

    TargetMasyarakat mengetahui mengenai rumah sehat dan

    kesehatan lingkungan, sehingga rumah sehat dapat terwujud3. Material

    a. Menyediakan media informasi seperti poster, leaflet atau brosur

    Rencana

    a.

    Membuat poster dan leaflet mengenai rumah sehat dan

    kesehatan lingkungan

    b. Menempelkan poster di tempat-tempat umum dan

    membagikan leaflet gratis kepada masyarakat

    Pelaksana PJ Kesling, PJ Promkes

    Sasaran Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    Waktu Saat kegiatan Posyandu dan penyuluhan di kantor kelurahanTempat Di Posyandu dan saat penyuluhan di kantor kelurahan

    TargetMasyarakat mengetahui mengenai rumah sehat dan

    kesehatan lingkungan, sehingga rumah sehat dapat terwujud

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    46/57

    b. Memperbaharui rencana kerja program kesling

    RencanaMemperbaharui t rencana kerja progam kesling, sehingga dana

    yang turun lebih banyak dari tahun sebelumnya

    Pelaksana PJ KeslingSasaran

    Waktu 1 x / tahun

    Tempat Di Puskesmas

    TargetDana yang turun untuk program kesling lebih banyak dari tahun

    sebelumnya

    4. Lingkungan

    a. Mengupayakan lahan untuk membuat septictank

    RencanaMembuatseptictankbersama, 1 buahseptictankuntuk 5

    rumah, jarakseptictankdengan sumber air minimal 10 m

    Pelaksana PJ Kesling, masyarakat

    Sasaran Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    Waktu Disesuiakan

    Tempat Di lahan dekat perumahan warga

    Target Setiap masyrakat mempunyaiseptictank

    b.

    Mengupayakan lahan untuk tempat pembuangan sampah

    RencanaMelakukan advokasi kepada Lurah dan ketua RT

    mengenai lahan untuk untuk tempat membuang sampah

    Pelaksana PJ Kesling, Kader

    Sasaran Ketua RT dan Lurah

    Waktu Saat rapat lintas sektor

    Tempat Di kantor kecamatan

    TargetTersedianya tempat pembuangan sampah yang dapat

    dijangkau oleh warga

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    47/57

    BAB V

    RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM

    5.1 Tahap Persiapan

    Pada awal perencanaan dilakukan pendataan rumah yang tidak

    memuhi kriteria rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

    Data yang dijadikan sebagai acuan diambil dari data Laporan Tahunan

    Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2013. Data tersebut mencakup data

    jumlah rumah, jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan jumlah

    rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan, serta data penyakit berbasis

    lingkungan. Data ini berada pada program Kesling dan Promkes.

    Tahap kedua, dilakukan diskusi internal antar program Kesling dan

    Promkes terkait upaya peningkatan mutu kesehatan lingkungan melalui

    penyuluhan rumah sehat pada wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

    dan menganalisa masalah yang ada pada program kesehatan lingkungan,

    selanjutnya dilakukan rapat bersama dengan pimpinan beserta pemegang

    program yang terkait guna mempersiapkan koordinasi dan mempersiapkan

    rancangan program untuk mengatasi masalah pencapaian rumah sehat.

    Koordinasi dengan perangkat Kecamatan dan Kelurahan sebagai pemegang

    wilayah administrasi beserta RT/RW dibutuhkan untuk meningkatkan

    kelancaran dalam penyuluhan rumah sehat.

    5.2 Tahap Pelaksanaan

    Tahap pelaksanaan difokuskan pada:

    1. Pengadaan poster dan leaflet

    2.

    Sosialisasi program dengan lintas sektor

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    48/57

    3. Penyuluhan rumah sehat

    5.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi

    Tahap ini bertujuan mengetahui kesuksesan jalannya kegiatan.

    Monitoring dilakukan rutin setiap bulan setelah pelaksanaan program.

    Selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengindentifikasi kendala-kendala

    yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dan mencari

    solusinya. Evaluasi program dilakukan tiap 3 bulan pada lokmin triwulan.

    Monitoring dan evaluasi ini dilakukan oleh pemegang program Kesling dan

    Promkes Puskesmas Lubuk Kilangan.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    49/57

    Tabel 5 .1 Persiapan dan Pelaksanaan Program

    Kegiatan TujuanPenanggung

    Jawab

    Unsur yang TerlibatTempat dan Waktu

    Tenaga Sarana

    Tahap Persiapan

    Pendataan rumah

    yang belum

    memenuhi syarat

    kesehatan

    Untuk pendataan sasaran

    program

    Pemegang

    program

    Kesling

    Pemegang program

    kesling dan kader

    Laporan bulanan dan

    laporan tahunan

    puskesmas

    Kecamatan Lubuk

    Kilangan

    Bulan Desember

    Diskusi Internal

    pemegang

    program kesling

    dan promkes

    Persiapan koordinasi dan

    rancangan program

    Pemegang

    program

    Kesling

    Pemegang program

    kesling dan promkes

    Laporan bulanan dan

    laporan tahunan

    Puskesmas Lubuk

    Kilangan

    Bulan Januari

    Rapat bersama

    pimpinan dan

    pemegang

    program terkait

    Mempersiapkan

    koordinasi dan rancangan

    program

    Pemegang

    Program

    Kesling

    Pimpinan

    puskesmas,

    pemegang program

    Promkes, P2M,

    Surveillance dan

    kader.

    Laporan tahunan dan

    bulanan

    Ruang rapat

    puskesmas

    Rapat dengantokoh masyarakat

    (camat, lurah, RT,

    RW)

    Menghimbau tokohmasyarakat untuk

    menggerakan warganya

    agar peduli terhadap

    kesehatan lingkungan

    Pimpinanpuskesmas Pimpinan danpetugas puskesmas,

    camat, lurah,

    RT/RW.

    Laporan Kasus PBLdan Pencapaian

    Rumah Sehat

    Ruang rapatpuskesmas

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    50/57

    50

    Advokasi ke Dinas

    Kesehatan, Dinas

    Lingkungan Hidup

    dan PT Semen

    Padang

    Pemberian dukungan

    dana untuk biaya

    operasional kegiatan

    Pimpinan

    Puskesmas

    Pimpinan

    Puskesmas,

    Pimpinan Dinas

    Kesehatan, Dinas

    Lingkungan Hidup

    dan PT Semen

    Padang

    Laporan Kasus PBL

    dan Pencapaian

    Rumah Sehat

    Ruang Rapat Dinas

    Kesehatan

    Membuat jadwal

    tertulis untuk

    pelaksanaan

    pengawasan rumah

    sehat

    Mengoptimalkan

    monitoring dan evaluasi

    program rumah sehat

    Pimpinan

    Puskesmas

    Pimpinan

    puskesmas,

    pemegang program

    Kesling

    Laporan Program

    Kesling

    Ruang Rapat

    Puskesmas

    Menyusun rencana

    anggaran dana

    Menyusun anggaran dana

    yang dibutuhkan untuk

    kegiatan tersebut

    Bendahara Pimpinan

    puskesmas,

    Bendahara,

    pemegang program

    Kesling

    Catatan keuangan

    Puskesmas Lubuk

    Kilangan

    Ruang tengah

    puskesmas

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    51/57

    51

    Tahap Pelaksanaan

    Pengadaan media

    promosi berupa

    leaflet dan poster

    untuk masyarakat

    Sebagai sarana

    penyampaian

    informsi

    Pemegang

    program

    promkes

    Pemegang

    program promkes

    Komputer, Printer Puskesmas, posyandu,

    kantor lurah, masjid,

    jalanan, dan tempat

    umum lainnya

    PenyuluhanRumah Sehat

    Meningkatkanpengetahuan,

    sikap dan

    prilaku serta

    tindakanmasyarakat agar

    lebih sadar

    terhadap

    pentingnya

    rumah sehat

    Lurah,RT/RW,

    Kader.

    Masyarakat diwilayah kerja

    Puskesmas Lubuk

    Kilangan PAdang

    Leaflet dan Poster Lingkungan wilayahkerja Puskesmas Lubuk

    Kilangan Padang

    Lomba Rumah

    Sehat

    Meningkatkan

    Motivasi dan

    minat warga

    dalam hal

    peningkatanlingkungan dan

    rumah yang

    sehat

    Pemegang

    Program

    kesling

    Pimpinan

    Puskesmas,

    Petugas

    puskesmas, kader,

    camat, lurah, RT,RW

    Kriteria penilaian Lingkungan wilayah

    kerja Kecamatan Lubuk

    Kilangan

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    52/57

    52

    Program Monitoring Evaluasi

    Penyebaran Media Promosi

    berupa poster dan leaflet

    Memantau penyebaran leaflet pada warga dan

    Penempelan Poster pada tempat strategis yang

    telah diizinkan, serta membagikan kuesioner

    setelah media informasi tersebut tersebar.

    Pelaporan pemegang program kesling

    mengenai hasil penyebaran media informasi

    kepada pimpinan Puskesmas.

    Pemberian penyuluhan tentang

    rumah sehat

    Membagikan kuesioner setelah penyuluhan

    terlaksana. Membagikan kuesioner setelah

    media informasi disebarkan.

    Pelaporan oleh pemegang program kesling

    kepada pimpinan puskesmas mengenai hasil

    penyuluhan.

    Lomba Rumah Sehat Partisipasi aktif warga dalam mengikuti lomba

    rumah sehat.

    Terlaksananya perlombaan rumah sehat

    secara rutin satu kali setahun.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    53/57

    53

    BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Dari identifikasi masalah yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa belum

    tercapainya target rumah sehat di wilayah kerja puskesmas lubuk kilangan

    disebabkan oleh :

    6.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pencapaian rumah sehat di

    wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah :

    1. Kurangnya pengetahuan penghuni rumah tentang lingkungan dan rumah

    yang sehat.

    2. Kurangnya kepedulian penghuni rumah akan lingkungan dan rumah sehat.

    3. Kesibukan penghuni rumah.

    4.

    Kurangnya dukungan aparat setempat yaitu lurah, camat, RT dan RW

    dalam meningkatkan mutu rumah dan kesehatan lingkungan.

    5. Kurangnya monitoring kualitas peningkatan kesehatan lingkungan dan

    rumah.

    6. Kurangnya media penyuluhan, seperti leaflet dan poster tentang kesehatan

    lingkungan dan rumah sehat di Puskesmas dan di tempat-tempat umum.

    7. Kurangnya alokasi dana yang menunjang kegiatan rumah sehat

    dikarenakan belum optimalnya program rumah sehat di Puskesmas Lubuk

    Kilangan.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    54/57

    54

    8. Penyuluhan yang selama ini dilakukan kurang inovatif dan kurang

    menyuluruh ke semua wilayah kerja Puskesmas.

    9.

    Penyuluhan yang dilakukan selama ini tidak tepat sasaran.

    10.Pencacatan dan pelaporan data Puskesmas masih belum optimal.

    11.Kurangnya lahan untuk membuat septictank sehingga banyak warga

    yang tidak mempunyaiseptictank.

    12.Jarak antara Sumber Air dengan Septictank terlalu dekat yaitu 5 meter.

    13.Jarak antara Tempat Pembuangan Sampah dengan rumah warga terlalu

    jauh, sehingga banyak warga yang memilih untuk membakar sampah.

    6.1.2 Upaya pemecahan masalah dan alternatif untuk meningkatkan pencapaian

    rumah sehat di Puskesmas Lubuk Kilangan adalah

    1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya peningkatan kesehatan

    lingkungan dan rumah dalam rangka mencegah penyakit berbasis

    lingkungan.

    2. Membuat dan menyebarkan leaflet atau pamflet mengenai kesehatan

    lingkungan dan rumah sehat.

    3. Melakukan advokasi kepada aparat setempat.

    4. Pertemuan kepala Puskesmas, pemegang program dan Dinas Kesehatan

    Kota tentang penambahan penyediaan media penyuluhan.

    5.

    Menyusun anggaran program untuk mengatasi rendahnya angka

    pencapaian rumah sehat.

    6. Membuat penyuluhan yang lebih inovatif dengan media penyuluhan

    terkini.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    55/57

    55

    7. Optimalisasi kader dalam pendataan rumah yang sehat.

    8. Melakukan penyuluhan interaktif mengenai cara yang mudah dan murah

    untuk mewujudkan rumah dan lingkungan yang sehat.

    6.1.3 Planof Action dalam upaya penanggulangan kasus rendahnya angka

    rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Padang adalah

    1. Memberikan penyuluhan secara berkesinambungan dan berkala kepada

    masyarakat mengenai rumah sehat sekaligus memberikan motivasi kepada

    masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan

    sehari-hari.

    2. Penyebaran leaflet/pamflet dan penempelan poster mengenai rumah sehat.

    3. Menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan

    Hidup dan aparat setempat tentang pengadaan lomba rumah sehat.

    6.2 Saran

    Berdasarkan analisis sebab akibat masalah di atas, maka diperlukan

    alternatif solusi masalah dari berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya

    angka rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Padang

    khususnya RT 01/ RW 02 Kelurahan Bandar Buat yaitu :

    a. Kepada Masyarakat :

    Diharapkan memiliki kesadaran sendiri untuk membentuk rumah dan

    lingkungan yang sehat di keluarganya masing-masing.

    b. Kepada Penanggung Jawab Program :

    1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang rumah sehat.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    56/57

    56

    2. Menambah jumlah media penyuluhan yang inovatif seperti leaflet dan

    poster rumah sehat di setiap tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan

    Lubuk Kilangan dan tempat-tempat umum.

    3. Mengadakan lomba rumah sehat rutin setiap tahun.

    b. Kepada Pimpinan Puskesmas :

    1. Menjalin Kerjasama dengan pihak terkait, seperti PT Semen Padang

    untuk membantu kegiatan.

    2. Melakukan Monitoring dan Evaluasi 2 kali dalam 1 tahun.

  • 8/10/2019 poa rumah sehat

    57/57

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmadi FU. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Kompas Media

    Utama

    Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Penilaian Rumah Sehat.

    Jakarta: Depkes RI.

    Dinkes Probolinggo. 2013. Jenis Jenis Agent Penyakit Berbasis Lingkungan.

    http://dinkes.probolinggokota.go.id/index.php/artikel/101-penyakit-

    berbasis-lingkungan.diakses tanggal 11 Oktober 2014.

    Dinas Kesehatan Kota Padang. 2013. Laporan Tahunan DKK Tahun 2013 Edisi

    Tahun 2014.

    Keputusan Menteri Kesehatan. 1999. Kepmenkes Nomor

    829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan

    Perumahan. Jakarta: depkes RI

    Keputusan Menteri Kesehatan. 2003. Kepmenkes Nomor

    1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010.

    Jakarta: depkes RI

    Khomariyatika T. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis

    Air Sumur Gali. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7 (1).

    Peraturan Menteri Kesehatan. 2010. Permenkes No 492 Tahun 2010 Persyaratan

    Air Minum. Jakarta: 2010

    STBM. 2013. Road Map Percepatan Program STBM 2013-2015. Dinkes

    Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit

    dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Lingkungan RI.

    http://dinkes.probolinggokota.go.id/index.php/artikel/101-penyakit-berbasis-lingkunganhttp://dinkes.probolinggokota.go.id/index.php/artikel/101-penyakit-berbasis-lingkunganhttp://dinkes.probolinggokota.go.id/index.php/artikel/101-penyakit-berbasis-lingkunganhttp://dinkes.probolinggokota.go.id/index.php/artikel/101-penyakit-berbasis-lingkungan