Planning of Action Edit Revisi
-
Upload
sarrah-kusuma-dewi -
Category
Documents
-
view
100 -
download
6
Transcript of Planning of Action Edit Revisi
PLANNING OF ACTION (POA)
PROGRAM GIZI
DESA SUMBERPAKEM, ROWOSARI, DAN RANDUAGUNG
KECAMATAN PUTRI SUMBERJAMBE
2011
oleh :
Pramesti Widya Harini, S.Ked (NIM 0520111010280)
Ayudia Dwi Arisandy , S. Ked (NIM 052011101037)
Sarrah Kusuma Dewi, S. Ked (NIM 072011101028)
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS SUMBERJAMBE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................3
BAB 2. GAMBARAN UMUM KECAMATAN PUTRI.....................................6
2.1 Data Umum......................................................................................6
2.2 Data Khusus...................................................................................11
BAB 3. ANALISIS MASALAH..........................................................................17
BAB 4. TUJUAN DAN SASARAN.....................................................................22
BAB 5. RENCANA KEGIATAN........................................................................23
BAB 6. KESIMPULAN DAN PENUTUP..........................................................27
6.1 Kesimpulan....................................................................................27
6.2 Penutup..........................................................................................28
2
BAB 1. PENDAHULUAN
Sampai saat ini 76,4 juta penduduk Indonesia tergolong miskin dan hampir
miskin, serta tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Menurut Susenas tahun 2005
angka prevalensi gizi kurang anak balita 28%, dan di antara angka tersebut 8,8
% menderita gizi buruk. Pada tahun 2008 dari hasil Riskesdas angka tersebut
berkurang menjadi 13,0 %. Walau prevalensi gizi kurang menurun namun anak
yang stunting ( pendek) masih cukup tinggi 36,8% yang berarti pernah menderita
kekurangan gizi. Sedangkan Prevalensi gizi buruk 5,4 %.
Kasus gizi buruk dapat disebabkan oleh asupan makanan anak yang
kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk melakukan aktivitas
dan berkembang. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh yang salah, seperti ibu
yang sibuk bekerja di hutan/ladang sehingga anak tidak terawat (biasa terjadi di
pedesaan). Keadaan ini diperberat dengan kebiasaan seperti memberikan
makanan padat sebelum usia 6 bulan dan kadang tidak higienis.
Gizi buruk sangat berhubungan dengan penyakit infeksi, hal ini dapat
digambarkan seperti telur dan ayam. Mana yang lebih dulu terjadi tidaklah perlu
dipersoalkan, yang terpenting adalah segera menanggulangi keadaan tersebut.
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan
telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab
timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung,
akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi
Pangan dan Gizi nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi
yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan
makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan
yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang
gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan
3
tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan
maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola
pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya.
Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya,
perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan
dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan
keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan keluarga makin banyak
memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait
dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta
pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
Sifat gotong royong yang ada pada masyarakat perlu ditumbuhkan
kembali. Tidak terbatas pada masyarakat saja, tetapi kepedulian dari sektor swasta
dan pemerintah daerah secara terpadu diharapkan dapat menekan prevalensi gizi
buruk. Potensi yang ada di masyarakat serta hasil bumi baik dari laut maupun
daratan dapat menjadi sumber gizi yang baik apabila dikelola secara seksama.
Pemanfaatan pekarangan disekitar rumah menjadi lahan produktif, lingkungan
sekitar rumah bersih dan asri, penyediaan air bersih. Sarana prasana seperti jalan
penghubung untuk membuka keterisolasian daerah adalah faktor pendukung tidak
langsung untuk memperbaiki status gizi balita.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas memiliki 3 fungsi antara lain sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
4
kesehatan tingkat pertama. Sebagai wujud pelaksanaan ketiga fungsi puskesmas di
atas, puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi program
dasar/pokok berupa promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak, pelayanan gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular, dan
pengobatan.
Kecamatan putri terdiri dari 3 desa, yaitu : desa Sumber pakem, Rowosari,
dan Randuagung. Ketiga desa ini merupakan desa yang memiliki kepadatan cukup
besar tetapi sangat rendah tingkat perekonomian dan tingkat pendidikannya.
Tingkat kesehatan terutama sanitasi dasar di desa inipun juga rendah, terbukti
dengan tingkat kejadian penyakit ISPA dan diare yang cukup tinggi. Penyediaan
air bersih yang masih di bawah target dan masih banyak ditemukan kebiasaan
masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat. Banyaknya problematika
seputar kesehatan tidak menyurutkan petugas kesehatan wilayah untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat terutama dari segi kesehatan lingkungan di
kecamatan putri.
Visi kami adalah mencapai “Masyarakat Kecamatan Putri yang Sehat“.
Sedangkan misi kami antara lain:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat termasuk masyarakat swasta dan madani, terutama kesehatan gizi
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
5
BAB 2. GAMBARAN UMUM DESA SUMBER PAKEM, ROWOSARI,
RANDU AGUNG
2.1 DATA DASAR
A. KEADAAN DAERAH
a. Keadaan Geografi
1) Desa Sumber Pakem
6
2) Desa Rowo Sari
3) Desa Randu Agung
Keadaan geografi desa Sumber Pakem, Rowosari, Randu Agung meliputi:
Sumberpakem Rowosari Randuagung
Batas Utara Desa Plerean, Kec. Sumberjambe
Jambearum Arjasa-sukowono
Batas Selatan
Randu Agung Dan Cumedak
Gunungmalang Sukodigri-Ledokombo
Batas Barat Sumber Danti Sukowono
Sumberjambe Sukosari-Sukowono
7
Batas Timur
Sumber Jambe Hutan Cumedak- Sumberjambe
Tinggi tempat
280 m dari permukaan laut
400 m di atas permukaan air laut
Curah hujan
402 mm/th 200 - 300 mm/th
Topografi dataran rendah Dataran rendah
Luas wilayah
8.484.280 Ha 912,342 ha 612,56999 ha
Pemukiman
54,6 ha 187,36 ha
Pertanian 550,27 ha 491,784 ha
b. Demografi
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin:
Sumber Pakem Randu Agung Rowosari
Laki-laki 3334 orang 3037 jiwa 2497 jiwa
perempuan 3582 orang 3181 jiwa 2509 jiwa
Jumlah penduduk 6916 orang 6218 jiwa 5006 jiwa
Jumlah penduduk berdasarkan usia:
Sumber Pakem Randu Agung Rowosari
Bayi dan Balita 458 178 152
Anak-anak 2194 1780 1989
Remaja 1217 1132 1187
Dewasa 2176 2012 932
Lanjut Usia 871 1116 746
8
Jumlah kepala keluarga:
Uraian SumberPakem RanduAgung Rowosari
Keluarga pra sejahtera
828 KK 1.488 KK 967 KK
Keluarga Sejahtera I
625 KK 814 KK 654 KK
Keluarga Sejahtera II
369 KK 315 KK 239 KK
Keluarga Sejahtera III
225 KK 253 KK 232 KK
Keluarga Sejahtera III plus
153 KK 106 KK 112 KK
Jumlah 2200 KK 2.234 KK 2204 KK
B. SARANA DAN PRASARANA
Sumber Pakem Randuagung Rowosari
Kesehatan Puskesmas pembantu / Polindes
1 1 1
Posyandu 8 6 (bayangan 3 buah)
8
Bidan 1 1 1
Perawat - 1 1
Kader Posyandu
40 31 40
Pendidikan TK 3 0 3
SD/MI 3 3 4
SMP 2 3 1
SMA 1 0 0
9
C. TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK
Sumberpakem Randuagung Rowosari Penduduk usia >10 th buta huruf
390 orang 112 265
Penduduk tidak tamat SD/sederajat
1125 orang 1113 1289
Penduduk tamat SD/sederajat
2000 orang 1204 1156
Penduduk tamat SLTP 536 orang 731 594 Penduduk tamat SLTA 150 0rang 106 89 Penduduk tamat D3 8 orang 4 2 Penduduk S1 4 orang 7 1 Jumlah 4213 orang 3277 orang 3396 orang
D. STATUS MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
Sumber pakem Randuagung Rowosari Bidang kepemerintahan 32 org 29 org 37 org Bidang pendidikan 22 org 19 org 19 org Bidang kesehatan 3 org 3 org 3 org Usaha/dagang/jasa 457 org 216 org 115 org Pensiunan ABRI/sipil - 2 org 3 org Petani 4250 org 1028 org 2783 org Pekerja di sektor industri 615 org 164 org 145 org
E. KEMATIAN IBU DAN BAYI
Sumber Pakem
Randuagung Rowosari
Kematian Ibu - - - Kematian Perinatal dan neonatal
- 2 -
Kematian Bayi - - - Kematian Balita - - -
10
2.2 DATA KHUSUS
A. DATA PENGOBATAN
Tujuh besar penyakit di kecamatan Putri dari bulan Januari – Februari
2011:
Penyakit Sumber Pakem Randu Agung Rowosari JumlahISPA 78 21 123 222Diare 17 7 5 29Konjungtivitis 4 2 5 11Demam Typhoid 0 4 0 4TB 0 1 0 1Herpes simpleks 1 0 0 1chikungunya 0 1 0 1
Dari data diatas menunjukkan jumlah pasien yang berobat ke Polindes dan
Pustu selama 2 bulan terakhir ini dengan pasien terbanyak yaitu ISPA sebanyak
222 kasus. Angka kejadian diare menempati urutan kedua dari seluruh penyakit
setelah ISPA yaitu sebanyak 29 kasus. Adanya data diatas menunjukkan bahwa
insiden penyakit menular yang terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat
cukup banyak terjadi di wilayah kecamatan Putri.
B. DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
Data kesehatan lingkungan di kecamatan Putri bulan Januari dan Februari
tahun 2011 antara lain:
Sasaran Jamban keluarga dan WC
SPAL Air bersih
Rowosari 1273 352 0 931Sumberpakem 1372 68 64 13Randuagung 746 325 57 2975Total 745 121 3919
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa masih banyak masyarakat
kecamatan Putri yang belum menggunakan sumber air bersih dan masih banyak
yang belum memiliki jamban keluarga. Hal ini menunjukkan masih banyak
11
masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat salah satunya di sungai.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa status kesehatan lingkungan pada
masyarakat kecamatan Putri masih di bawah target pencapaian pada setiap
indikatornya. Rendahnya presentase pencapaian dari indikator air bersih dan
jamban keluarga sangat erat hubungannya dengan kejadian penyakit diare.
C. DATA KIA
a. Indikator kesehatan ibu
Data Indikator Kesehatan Ibu bulan Januari s/d Februari 2011
JUMLAH TARGETK1 59 49K4 30 49Deteksi risiko tinggi oleh masyarakat 8 10Bumil risti yang ditangani nakes 25 10Komplikasi kebidanan yg ditangani 11 49Persalinan oleh nakes 38 49Persalinan nakes di fasilitas kesehatan 29 49Pelayanan ibu nifas 39 45
Dari data diatas didapatkan jumlah ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya (K1) dan ibu hamil risti yang ditangani nakes telah memenuhi
target. Sedangankan K4, deteksi risiko tinggi oleh masyarakat, komplikasi
kebidanan yang ditangani, persalinan oleh nakes, persalinan nakes di fasilitas
kesehatan, dan pelayanan ibu nifas tidak memenuhi target puskesmas.
b. Indikator kesehatan anak
Data Indikator Anak bulan Januari s/d Februari 2011
JUMLAH TARGETKN 1 murni 39 45KN Lengkap 39 45Neonatal Risti yang ditangani 5 7Cakupan kunjungan bayi 41 45Cakupan pelayanan anak balita 61 185Cakupan pelayanan anak prasekolah 23 94Pelayanan Balita Sakit Baru 27 -Pelayanan Balita Sakit di MTBS 27 -Pelayanan Balita Sakit tidak di MTBS 0 -Cakupan MTBS 100% -
12
Dari data diatas didapatkan bahwa semua indikator kesehatan anak tidak
memenuhi target puskesmas kecuali pada cakupan MTBS yang memenuhi target,
yaitu 100% balita yang sakit di MTBS.
D. DATA IMUNISASI
Capaian Imunisasi Bulan Januari s/d Februari 2011
DESA IMUNISASI (%) JANUARI-FEBRUARI 2011 DESA
UCIBCG
HB POLIO DPT/HB COMBO
CAMPAK
1 2 3 4 1 2 3Sumber pakem
16.16
14.4
14.14
11.11
11.11
18.18
12.12
11.11
20.20
17.17 NonUCI
Rowosari
16.05
16.05
16.05
14.81
22.22
18.52
16.05
22.22
18.52
13.58 NonUCI
Randuagung
15.05
15.05
15.05
11.83
16.13
16.13
11.83
16.13
16.13
13.98 NonUCI
Ketentuan UCI : Hb > 15%, BCG > 15,8%, DPT/HB 1 > 15,8%, Polio 1 >
15,8%,DPT/ HB 2 > 15%, Polio 2 > 15%, Polio 3 > 15%,
DPT/HB 3 > 15%, Polio 4 > 15%, Campak > 15%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kecamatan Putri pada bulan
Januari s/d Februari belum mencapai UCI.
E. DATA GIZI
Pencapaian Gizi Ibu Hamil dan Ibu Nifas bulan Januari s/d Februari 2011
G NG TOTAL TARGET Fe Bumil 1 28 31 59 49Fe bumil 2 18 20 38 49Fe bumil 3 19 24 43 49Hb bumil <11,8 mg/dl 2 4 6 49Hb bumil >11,8 mg/dl 26 25 51 49IMT bumil < 18,5 1 6 7 49IMT bumil > 18,5 27 24 51 49LILA < 23,5 6 11 17 49LILA > 23,5 22 17 39 49POZI K1 28 30 58 49
13
POZI K2 17 24 41 49POZI K3 21 23 44 49POZI K4 26 4 30 49POZI K>4 6 3Vitamin A1 (target 15%) 27 18 45 (total 100%) 45Vitamin A2 (target 15%) 16 14 30 (total 67%) 45
Dari data diatas didapatkan jumlah ibu hamil yang mendapatkan Fe 2 dan
Fe 3 belum memenuhi target, masih terdapat ibu hamil dengan Hb < 11,8 mg/dl
dan IMT < 18,5, capaian pozi K2 keatas belum memenuhi target, serta tidak
semua ibu nifas mendapatkan vitamin A2 meskipun telah memenuhi target
sehingga dapat disimpulkan bahwa gizi ibu hamil dan ibu nifas masih rendah.
Pencapaian Gizi Anak bulan Januari s/d Februari 2011
G NG TOTAL TARGET Sasaran 1589 817 2406
KMS 1589 817 2406 2406
Datang 1508 750 2258 2406
Naik 903 414 1317 2406
O 40 71 111 0
D/S 95 % 92 % 93.8 % 85 %
N/D 60 % 55 % 58.3 % 80 %
T1 193 79 272 0
T2 160 62 222 0
T3 274 122 396 0
2T 192 52 244 0
BGM Lama 14 3 17 < 5%
BGM Baru 8 4 12 < 5%
BGT Lama 285 82 367 < 10%
BGT Baru 10 22 32 < 10%
Vitamin A 809 419 1228 2165
14
Dari data diatas didapatkan jumlah bayi dan balita yang datang per jumlah
sasaran (D/S) sudah memenuhi target yaitu 93.8%. jumlah bayi dan balita yang
datang dan ditimbang yang mengalami kenaikan berat badan (N/D) belum
memenuhi target yaitu hanya mencapai 58.3%. pada kecamatan putri juga masih
ada bayi dan balita yang mengalami T dan 2T serta masih ada bayi dan balita yang
BGM dan BGT. Pemberian vitamin A belum mencakup semua balita. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa gizi anak masih rendah.
Data pemberian ASI ekslusif bulan januari s/d Februari 2011
G NG TOTAL TARGET
ASI-A0 14 17 31 0ASI-A1 15 14 29 0ASI-A2 11 16 27 0ASI-A3 15 13 28 0ASI-A4 19 12 31 0ASI-A5 16 18 34 0ASI-A6/A.Eks 29 17 46 180
Dari data diatas didapatkan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif
belum memenuhi target.
F. DATA KB
Data KB bulan Januari s/d Februari 2011
Kegiatan Desa Sumber Pakem Desa Rowosari Desa Randu AgungTarget Capaian Target Capaian Target Capaian
1. IUD 30 10 28 94 28 5492. MOP 1 0 1 2 1 03. MOW 3 0 3 14 3 24. Implan 4 0 3 56 3 6075. Suntikan 119 43 118 349 119 9686. Pil 107 47 87 286 87 4417. Kondom 2 0 2 8 2 0
15
Dari data diatas didapatkan mayoritas capaian penggunaan KB di desa
Rowosari dan desa Randu Agung sudah memenuhi target kecuali pada desa
Sumber Pakem yang penggunaan semua jenis KB belum memenuhi target.
G. DATA PROMOSI KESEHATAN
Data Strata Posyandu bulan Januari s/d Februari 2011
Mandiri Purnama Madya PratamaSbr. Pakem - 7 1 -Rowosari - 8 - -Randuagung - 6 - -Total - 21 1 -
Dari data diatas didapatkan strata posyandu di kecamatan Putri sebanyak
21 merupakan strata purnama dan 1 posyandu berstrata madya.
16
BAB 3. ANALISIS DAN PRIORITAS MASALAH
3.1 Daftar Permasalahan
Berdasarkan data yang telah didapatkan di atas, maka dapat ditarik
permasalahan-permasalahan sebagai berikut,
3.1.1 Gizi
a) Gizi bayi dan balita buruk
1) S=K≠D≠N
2) Banyak terdapat BGM, BGT, T1, T2, T3, 2T
3) N/D tidak 80% (60% gakin, 55 % non gakin)
4) Cakupan vit A pada bayi dan balita tidak memenuhi sasaran
5) Tidak semua buteki memberikan ASI eksklusif
b) Gizi bumil dan bufas buruk
1) Tidak semua ibu hamil mendapat vit A2
2) Tidak semua ibu hamil mendapat Fe 2 dan Fe 3
3) Hb bumil <11,8 = 6 orang
4) IMT bumil <18,5 = 7 orang
5) LILA < 23,5 = 17 orang
3.1.2 KB
Capaian KB di desa sumberpakem tidak memenuhi target.
3.1.3 KIA
1) K4, deteksi risiko tinggi bumil oleh masyarakat, komplikasi
kebidanan yang ditangani, persalinan oleh nakes, persalinan
nakes di fasilitas kesehatan, dan pelayanan ibu nifas tidak
memenuhi target puskesmas.
2) KN 1 murni, KN Lengkap, Neonatal Risti yang ditangani,
Cakupan kunjungan bayi, Cakupan pelayanan anak balita,
Cakupan pelayanan anak prasekolah tidak memenuhi
target.
17
3.1.4 Imunisasi
Semua capaian belum mencapai UCI
3.1.5 Promosi Kesehatan
Belum ada posyandu berstrata mandiri, 21 berstrata purnama dan 1
berstrata madya
3.1.6 Kesehatan Lingkungan
Tidak semua rumah memiliki Jamban keluarga dan WC, SPAL ,
dan Air bersih
3.1.7 P2M
Penyakit terbanyak adalah ISPA, yang kemudian diikuti diare,
konjungtivitis, Demam Typhoid, TB, Herpes simpleks,
chikungunya.
3.2 ANALISIS PENYEBAB MASALAH
3.2.1. Man
a. Petugas: Kurangnya jumlah nakes
b. Sasaran: Ibu bekerja; Imunisasi sudah lengkap sehingga tidak
datang ke posyandu; Tingkat pengetahuan orang tua; Balita
mengalami berkali-kali T; Balita sakit (ISPA, diare, TB);
BBLR; D/S tidak 100%; Pola makan ibu hamil; K1-K4 tidak
memenuhi target sehingga pemberian Fe dan vit A terhambat.
3.2.2. Money
a. Kemiskinan penduduk sehingga pemenuhan kebutuhan
terbatas
b. Kurangnya dana transport untuk kader
18
3.2.3. Material
a. Logistik yang kurang
3.2.4. Method
a. Penyuluhan tentang pentingnya ANC / kunjungan posyandu
kurang
b. Sosialisasi pelaksanaan posyandu kurang
3.2.5. Minute
a. Momen dilaksanakan posyandu tidak sesuai dengan
masyarakat, misal pada musim tanam/panen di sawah, atau
jamnya yang tidak sesuai
3.2.6. Market
a. Lokasi yang jauh dan sulit
3.3 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Dari beberapa akar permasalahan diatas, kami memberikan prioritas pada
masalah tersebut dengan menggunakan metode CARL, yaitu merupakan suatu
cara untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu,yaitu CARL=
Capability (kemampuan), Accessability (kemudahan), Readiness (kesiapan) dan
Leverage (daya ungkit), semakin besar skor maka semakin besar masalahnya,
sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.
Metode CARL digunakan apabila pelaksana program masih mempunyai
keterbatasan (belum siap) dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini
menekankan pada kemampuan pelaksana program.
Daftar akar permasalahan pada kecamatan Putri:
A. Kurangnya jumlah nakes
B. Tingkat pengetahuan orang tua kurang
19
C. Kemiskinan penduduk
D. Logistik yang kurang
E. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi yang kurang
F. Sosialisasi pelaksanaan posyandu kurang
G. Lokasi yang jauh dan sulit
H. Kurangnya dana operasional
Metode CARL:
No
Masalah Skor Hasil Ranking C A R L CxAxRxL
1 Kurangnya jumlah nakes 2 3 2 4 48 4 2 Tingkat pengetahuan orang
tua kurang 5 3 5 5 375 2
3 Kemiskinan penduduk 1 1 1 4 4 8 4 Logistik yang kurang 2 2 3 3 36 5 5 Penyuluhan tentang
kesehatan dan gizi yang kurang
5 5 5 4 500 1
6 Sosialisasi pelaksanaan posyandu kurang
5 5 4 3 300 3
7 Lokasi yang jauh dan sulit 2 2 2 3 18 6 8 Kurangnya dana
operasional 2 1 2 3 12 7
Keterangan:
5 = sangat tidak menjadi masalah
4 = tidak menjadi masalah
3 = cukup menjadi masalah
2 = sangat menjadi masalah
1 = sangat menjadi masalah (mutlak)
Berdasar metode CARL, maka urutan prioritas masalah antara lain :
1. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi yang kurang
2. Tingkat pengetahuan orang tua kurang
20
3. Sosialisasi pelaksanaan posyandu kurang
4. Kurangnya jumlah nakes
5. Logistik yang kurang
6. Lokasi yang jauh dan sulit
7. Kurangnya dana operasional
8. Kemiskinan penduduk
Dari skala prioritas permasalahan yang didapat dari metode CARL diatas,
munculah alternatif kegiatan yang mampu mengatasi permasalahan diatas dengan
tujuan agar program gizi dapat tercapai, yaitu:
- Penyuluhan tentang ANC, gizi, P2M, PHBS, dan KB
- Pemanfaatan meja kelima di posyandu
- Sosialisasi dan penempelan jadwal pelaksanaan posyandu di tiap
posyandu, forum pengajian, dan surau
- Pembuatan permohonan permintaan nakes
- Pembuatan proposal permohonan penyediaan logistik
- Menambah posyandu bayangan
- Pengajuan penambahan APBD dan APBN
- Membangun kemitraan dengan perusahaan maupun UKM setempat
21
BAB 4. TUJUAN DAN SASARAN
4.1 TUJUAN
4.1.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari program gizi kecamatan Putri adalah dalam rangka
meningkatkan satatus gizi kecamatan puteri
4.1.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau
pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa :
1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, seperti
berperan serta secara aktif pada kegiatan posyandu, mengikuti program
KB secara rutin.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi
khususnya para ibu hamil, ibu nifas, ibu meneteki, dan ibu yang memiliki
anak bayi dan balita
3. Meningkatnya kerjasama lintas sektoral terkait peningkatan taraf hidup
masyarakat.
4.2 SASARAN
Sasaran dari program ini adalah :
a. Ibu hamil, ibu nifas, ibu meneteki, dan ibu yang memiliki anak bayi dan
balita
b. PUS dan WUS
c. Neonatus, bayi, balita, dan apras
d. Petugas kesehatan yang bekerja di wilayah kecamatan Putri
e. Instansi-instansi yang terkait
22
BAB 5. RENCANA KEGIATAN
No
Program Sasaran
Target Vol Kegiatan
Waktu Lokasi Tenaga Pelaksan
a
Biaya Sumber Biaya
A. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi 1 Penyuluhan
tentang ANC, gizi, P2M, dan PHBS, KB
Bumil, bufas, buteki, PUS
KI > 96%K4 > 91%N/D>80%D/S >85%KB>80%
9 kali/pos April-des1x/bulan
Tiap-tiap posyandu
Bidan Peralatan penyuluhan:- Poster = 22
pos x 5 lembar x Rp. 15.000 = Rp. 1.650.000
- Leaflet = 22 pos x 20 orang x 9 kali x Rp. 150.000 = Rp. 594.000
Pendanaan kader 22 pos x 9 kali x Rp. 20.000 = Rp. 3.960.000
APBNAPBD
2 Pemanfaatan meja kelima di posyandu
Bumil, bufas, buteki,
KI > 96%K4 > 91%N/D>80%
9 kali/pos April-des1x/bulan
Tiap-tiap posyandu
Bidan - -
PUS D/S >85%KB>80%
B. Sosialisasi pelaksanaan posyandu 3. Sosialisasi dan
penempelan jadwal pelaksanaan posyandu di tiap posyandu, forum pengajian, dan surau
Bumil, bufas, buteki
N/D menc apai >80%D/S mencapai >85%
9 kali/pos April-des1x/bulan @ desa
Surau/ lokasi pengajian
Bidan/pembantu bidan/ kader posyandu
Fotokopi = 15 lembar x Rp. 200 = Rp.3.000
APBNAPBD
C. Peningkatan tenaga kesehatan 4 Pembuatan
permohonan permintaan nakes
Dinas Kesehatan
Terpenuhinya NAKES sesuai SPM
1 kali Mei Puskesmas
Sekretariat Cetak surat permohonan dan proposal = 1 buah x Rp. 10.000 = Rp. 10.000
Swadaya puskesmas
D. Penyediaan Logistik 5 Pembuatan
proposal permohonan penyediaan logistik
Dinas Kesehatan
Terpenuhinya logistik
1 kali Mei Puskesmas
Sekretariat
Cetak surat permohonan dan proposal = 2 buah x Rp. 10.000 = Rp. 20.000
Swadaya Puskesmas
E. Kemudahan Lokasi 6 Menambah Kader. Terjangkau 9 Kali April-des Pada Bidan Alat timbang APBN
posyandu bayangan
Bumil, bufas, buteki,
nya layanan oleh masyarakat
pada masing2 pos
1x/bulan setiap dusun
Wilayah bayi dan meteran = 6 pos x Rp. 300.000,- = Rp. 1.800.000ATK = 6 pos x Rp. 30.000,- = Rp. 180.000
APBD
F. Peningkatan Dana Operasional 7
Pengajuan penambahan APBD dan APBN
Dinas Kesehatan
Semua anggaran terpenuhi
1 kali Mei Puskesmas
Sekretariat dan dana usaha
Cetak surat permohonan dan proposal = 2 buah x Rp. 10.000 = Rp. 20.000
Swadaya Puskesmas
G. Mengurangi tingkat kemiskinan 8
Membangun kemitraan dengan perusahaan maupun UKM setempat
Penduduk usia produktif
Meningkatkan pendapatan keluarga dlm memenuhi kebutuhan
1 kali Juni Perusahaan dan UKM
Staff TU Pembuatan proposal 10 buah x Rp. 10.000 = Rp. 100.000Transportasi+konsumsi 5 orang x Rp. 15.000 = Rp. 75.000
APBD
No Program Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des 1 Penyuluhan tentang ANC, gizi, P2M,, dan PHBS, KB √ √ √ √ √ √ √ √ √2 Pemanfaatan meja kelima di posyandu √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 Sosialisasi dan penempelan jadwal pelaksanaan
posyandu di tiap posyandu, forum pengajian, dan surau
√ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Pembuatan permohonan permintaan nakes √5 Pembuatan proposal permohonan penyediaan logistik √ 6 Menambah posyandu bayangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7 Pengajuan penambahan APBD dan APBN √ 8 Membangun kemitraan dengan perusahaan maupun
UKM setempat √
BAB 6. KESIMPULAN DAN PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Planning of Action (POA) adalah upaya puskesmas dalam merencanakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas terutama untukprogram gizi
masyarakat. Dengan memperhatikan permasalahan yang timbul seperti :
Gizi pada bayi, balita, dan bumil serta bufas masih rendah
Capaian KB di kecamatan putrid Belum semua target
Semua capaian pada program KIA belum memenuhi dari target
Capaian imunisasi belum mencapai UCI
Belum ada posyandu berstrata mandiri
Tidak semua rumah memiliki Jamban keluarga dan WC, SPAL , dan Air
bersih
Dari berbagai masalah yang ada didapatkan beberapa akar masalah
mengenai program gizi masyarakat di puskesmas, yaitu :
Jumlah S≠ D ≠ N, hal ini dikarenakan berbagai hal seperti kurangnya
tingkat pengetahuan ibu, ibu bekerja, imunisasi sudah sudah sehingga ibu-
anak malas dating ke posyandu, lokasi posyandu yang tidak
terjangkau,balita sakit, tidak semua buteki memberikan ASI eksklusif
terhadap bayinya, dan kemiskinan
Cakupan vitamin A pada bufas tidak memenuhi target, dikarenakan
banyak bufas yang tidak dating saat posyandu, dan logistik Fe yang kurang
di puskesmas
Gizi bumil masih rendah, dapat dikarenakan tingkat pengetahuan gizi
bumil yang kurang dan kemiskinan.
Dari akar permasalahan tersebut di atas telah dibuat program dalam jangka
waktu satu tahun yang diharapkan dapat meningkatkan status gizi masyarakat
pada kecamatan putri.
27
6.2 PENUTUP
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, POA tentang gizi
pada kecamatan putrid telah dibuat dengan harapan dapat dipergunakan sebagai
referensi dalam mengerjakan kegiatan pokok puskesmas, sehingga apa yang
menjadi tujuan di atas bisa tercapai.
Hormat kami,
Tim Kecamatan Putri
28