PO

download PO

of 30

description

fgfbv

Transcript of PO

Slide 1

Kelompok 4 :FIFIYAH PUAH SARI (201401050)ATIKA LISTIANI (201401058)MOHAMMAD IQBAL ADI. S (201401061)ISKA HARIYANI (201401064)YUANA PERTIWI (201401070)VISTA RINANDA WIDIAWATI (201401072)PUTRI LESTARI (201401076)WINDI ROSALIA AGUSTIN (201401077)WIDIA WATININGSIH (201401081)

BRONKITIS

Definisi Bronkitis

Bronkitis adalah suatu penyakit peradangn pada selaput yang melapisi bronkus. (sri pujiyantio: 2007).

Bronkhitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas. (Gunadi Santoso, 2004).

Klasifikasi Bronkitis Bronkitis akutBronkitis KronisIstilahakut dan kronis adalah terminologi (istilah)berdasarkan durasi berlangsungnya penyakit,bukan berat ringannya penyakit.

Bronkitis Akut

Bronkhitis Akut Bronkitis akut pada umumnya ringan.Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari.Meski ringan, namun ada kalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak,dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.

2. Bronkitis Kronik

Bronchitis kronik adalah bentuk peradangan yang lama dan berkesinambungan akibat serangan berulang bronchitis akut atau penyakitpenyakit umum kronis, dan ditandai dengan batuk, ekspektorasi, dan perubahan sekunder jaringan paru. Bronchitis kronik didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut (Gunawan,2006).

Etiologi

Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan Coxsackie virus Alergi : perubahan Kimia : cuaca polusi udara, asap rokok Tanda dan Gejala

Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (2001), tanda dan gejala yang ada yaitu:a.Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendahb.Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesakc.Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitisd.Pada paru didapatkan suara napas yang kasar

Menurut Ngastiyah (2006), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama, yaitu:a.Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien kurang istirahat.b.Daya tahan tubuh klien yang menurunc.Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik.d.Kesenangan anak untuk bermain terganggu.e.Konsentrasi belajar anak menurun

Komplikasi

a.Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronikb.Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumoniad.Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksise.Gagal jantung kongestif

Penatalaksanaan

a.Tindakan PerawatanPada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lender/secret.Sering mengubah posisi.Banyak minum.Inhalasi.NebulizerUntuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain.Tindakan Medis

Jangan beri obat antihistamin berlebihBeri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterialDapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehariChloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative

KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BRONKHITIS

1 PengkajianPengkajian FokusAnamnesis Keluhan utama pada klien dengan bronchitis batuk kering dan produktif dengan seputum purulent, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40C, dan sesak nafas.

Riwayat Penyakit Saat Ini

Riwayat penyakit saat ini pada klien bronchitis berfariasi tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari gejala batuk-batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasiklinis berat. Sebagai tanda-tanda terjadinya toksemia klien dengan bronchitis sering mengeluh malaise, demam, badan terasa lemah, banyak berkeringat, takikardia, dan takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi,keluhan yang di dapatkan terdiriatas batuk, ekspetorasi / peningkatan produksi secret,dan rasa sakit dibawah sternum.Riwayat Peyakit Dahulu

Pada pengkajian riwayat kesehatan terdahulu sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran pernafan bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernafasan atas. Perawat harus memerhatikan dan mencatatnya.

Pengkajian Pesiko- Sosio- SpiritualPada pengkajian psikologis klien dengan bronchitis di dapatkan klien sering mengalami kecemasan sesuai dengan keluhan yang di alamainya di mana adanya keluhan batuk, sesak nafas, dan demam merupakan stressor penting yang disebabkan klien cemasKaji pengetahuan klien dan keluarga tentang pengobatan yang diberikan (nama, cara kerja, frekuensi, efek samping dan tanda-tanda terjadinya kelebihan dosis). Pengobatan non farmokologi (non medicinal interventions) seperti olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan allergen atau iritan (jika diketahui penyebab alergi), system mendukung (support system), kemauan, dan tingkatkan pengetahuan keluarga.

PemeriksaanFisikKedaan Umum Dan Tanda-Tanda VitalHasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan bronchitis biasanya di dapatkan adanya peningkatan suhu tubuh lebih dari 40C, frekuensi nafas meningkat dari frekuensi normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernafasan, serta biasanya tidak ada masalah dengan tekanan darah

B1(Breathing)Inspeksi: klien biasanya menagalami peningkatan suhu dan frekuensi pernafan, biasanya menggunakan otot bantu pernafasan. Pada kasus bronchitis kronis,sering di dapatkan bentuk dada barell/ tong. Gerakan pernafasan masih simetris hasil pengkajian menunjukkan klien juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah.Palpasi: taktil fremitus biasanya normalPerkusi: hasil pengkajian perkusi menujukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paru.Austulkasi: jika abses terisi penuh dengan cairan pus akiabat dreinase yang buruk, maka suara nafas melemah. Jika brankus paten dreinasenya baik ditambah adanya konselidasi di sekitar abses maka akan terdengar suara nafas bronkia dan ronki basah.

Lanjutannya

B2(Blood)sering di dapatkan adanya kelemahan fisik secara umum denyut nadi takikardi. Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak di dapatkan ,batas jantung tidak mengalami pergeseran.

B3 (Brain)Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak komplikasi penyakit yang serius.

B4 (Bladder)Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan inteke cairan. Oleh karana itu perawat perlu memonitor adanaya oliguriya yang merupakan salah satu tanda awal syok.

Lanjutannya

B5(Bowel)Klien biasanya sering mual dan muntah, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.

B6(Bone)Kelemahan dan kelehan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari.

Pemeriksaan Diagnostik

a. Rongent : Peningkatan tanda bronkovaskulerb. Tes fungsi paru : Memperkirakan derajad disfungsi paruc. Volume residu : Meningkatd. GDA : Memperkirakan progresi penyakit (Pa02 menurun dan PaCO2 meningkat atau normal) e. Bronkogram : Pembesaran duktus mukosaf. Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi,identifikasi pathogeng. EKG : Disritmia arterialh. EKG latihan : Membantu dalam mengkaji derajad disfungsi paru untuk program latihan

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan fototoraks posterior- anterior dilakukan untuk menilai derajat progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktis menahun.Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratium menunjukkan adanya perubahan pada peningkatan eosinofil (bedasarkan pada hasil hitung jenis darah). sputum diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberkolosis paru.

Diagnosa keperawatan Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema tracheal/ faringeal. hipertermi yang berhubungan dengan peningkatan laju metabolism sekunder dari bacteremia/ viremia. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhungan dengan peningkatan metabolism tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam Intoleransi aktivitan yang berhungan dengan kelelahan dan kelemahan fisik umum cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit, proknosis penyakit yang berat. Kurangya pemenuhan informasi yang berhubungan sumber informasiIntervensi Diagnosa I : Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema tracheal/ faringeal. Diagnosa II : hipertermi yang berhubungan dengan peningkatan laju metabolism sekunder dari bacteremia/ viremia. Diagnosa III : Perubahan nutrisi ;kurang dari kebutuhan tubuh yang berhungan dengan peningkatan metabolism tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam Diagnosa IV : Intoleransi aktivitan yang berhungan dengan kelelahan dan kelemahan fisik umum Diagnosa V : cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit, proknosis penyakit yang berat. Diagnosa VI : Kurangya pemenuhan informasi yang berhubungan sumber informasi

ImplementasiImplementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan)

Evaluasi Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernapasan. Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih/ jelas. Menunjukkan perilaku/perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan berat yang tepat. Kemandirian dalam aktivitas perawatan diri. Mendapatkan mekanisme koping yang efektif dan ikut serta dalam program rehabilisasi paru. Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.

MATUR NUWUNKANCA-KANCA SAMPUN MIRENGAKEN PRESENTASI KULO KALE RENCANG-RENCANG KULO