PNEUMOTORAKS

12
PNEUMOTORAKS Pneumotoraks ialah suatu keadaan, di mana terdapat udara di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolaps jaringan paru. Di dalam praktek sehari-hari, dokter sering menerima penderita dengan keluhan sakit dada, sesak nafas, dan batuk-batuk. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan keluhan di atas, baik penyakit jantung maupun penyakit paru. Penyakit paru yang mempunyai keluhan utama seperti itu antara lain pneumotoraks. Pneumotoraks, terutama pneumotoraks ventil dapat menimbulkan darurat gawat, bahkan dapat mengakibatkan penderita meninggal dunia. Oleh karena itu, bilamana di dalam praktek kita menerima penderita dengan keluhan utama sakit dada, sesak nafas, dan batuk- batuk, kita jangan lupa memikirkan ke arah diagnosis pneumotoraks ventil. Dengan diagnosis yang tepat dan dengan tindakan yang sederhana tapi cepat, kita akan dapat menyelamatkan nyawa penderita. KEKERAPAN Kekerapan pneumotoraks berkisar antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per tahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio

Transcript of PNEUMOTORAKS

Page 1: PNEUMOTORAKS

PNEUMOTORAKS

Pneumotoraks ialah suatu keadaan, di mana terdapat udara di dalam rongga pleura

yang mengakibatkan kolaps jaringan paru. Di dalam praktek sehari-hari, dokter sering

menerima penderita dengan keluhan sakit dada, sesak nafas, dan batuk-batuk. Banyak

penyakit yang dapat menimbulkan keluhan di atas, baik penyakit jantung maupun

penyakit paru.

Penyakit paru yang mempunyai keluhan utama seperti itu antara lain

pneumotoraks. Pneumotoraks, terutama pneumotoraks ventil dapat menimbulkan darurat

gawat, bahkan dapat mengakibatkan penderita meninggal dunia. Oleh karena itu,

bilamana di dalam praktek kita menerima penderita dengan keluhan utama sakit dada,

sesak nafas, dan batuk-batuk, kita jangan lupa memikirkan ke arah diagnosis

pneumotoraks ventil.

Dengan diagnosis yang tepat dan dengan tindakan yang sederhana tapi cepat, kita

akan dapat menyelamatkan nyawa penderita.

KEKERAPAN

Kekerapan pneumotoraks berkisar antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per

tahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1. Ada

pula peneliti yang mendapatkan 8:1.

Pneumotoraks lebih sering ditemukan pada hemitoraks kanan daripada hemitoraks

kiri. Pneumotoraks bilateral kira-kira 2% dari seluruh pneumotoraks spontan.

Kekerapan pneumotoraks ventil 3 -- 5% dari pneumotoraks spontan.

Kemungkinan berulangnya pneumotoraks menurut James dan Studdy 20% untuk kedua

kali, dan 50% untuk yang ketiga kali.

Page 2: PNEUMOTORAKS

PEMBAGIAN

Pneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas beberapa hal, yaitu :

1. Berdasarkan kejadian.

2. Berdasarkan lokalisasi

3. Berdasarkan tingkat kolaps jaringan paru.

4. Berdasarkan jenis fistel.

Berdasarkan kejadian

(a) Pneumotoraks spontan primer

Pneumotoraks yang ditemukan pada penderita yang sebelumnya tidak menunjukkan

tanda-tanda sakit.

(b) Pneumotoraks spontan sekunder

Pneumotoraks yang ditemukan pada penderita yang sebelumnya telah menderita

penyakit, mungkin merupakan komplikasi dari pneumonia, abses paru, tuberkulosis paru,

asma kistafibrosis dan karsinoma bronkus.

(c) Pneumotoraks traumatika

Pneumotoraks yang timbul disebabkan robeknya pleura viseralis maupun pleura parietalis

sebagai akibat dari trauma.

(d) Pneumotoraks artifisialis

Pneumotoraks yang sengaja dibuat dengan memasukkan udara ke dalam rongga pleura,

dengan demikian jaringan paru menjadi kolaps sehingga dapat beristirahat. Pada zaman

dulu pneumotoraks artifisialis sering dikerjakan untuk terapi tuberkulosis paru.

Berdasarkan Lokalisasi

(a) Pneumotoraks parietalis

(b) Pneumotoraks mediastinalis

(c) Pneumotoraks basalis

Berdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru

(a) Pneumotoraks totalis, apabila seluruh jaringan paru dari satu hemitoraks mengalami

kolaps.

(b) Pneumotoraks parsialis, apabila jaringan paru yang kolaps hanya sebagian.

Page 3: PNEUMOTORAKS

Berdasarkan jenis fistel

(a) Pneumotoraks ventil

Di mana fistelnya berfungsi sebagai ventil sehingga udara dapat masuk ke dalam rongga

pleura tetapi tidak dapat ke luar kembali. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga

pleura makin lama makin tinggi dan dapat mendorong mediastinum ke arah kontra

lateral.

(b) Pneumotoraks terbuka

Di mana fistelnya terbuka sehingga rongga pleura mempunyai hubungan terbuka dengan

bronkus atau dengan dunia luar; tekanan di dalam rongga pleura sama dengan tekanan di

udara bebas.

(c) Pneumotoraks tertutup

Di mana fistelnya tertutup udara di dalam rongga pleura, terkurung, dan biasanya akan

diresobsi spontan.

Pembagian pneumotoraks berdasarkan jenis fistelnya ini sewaktu-waktu dapat berubah.

Pneumotoraks tertutup sewaktu-waktu dapat berubah menjadi pneumotoraks terbuka, dan

dapat pula berubah menjadi pneumotoraks ventil. Hal ini perlu mendapat perhatian.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Pneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang

diameternya tidak lebih Dari 1 --2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis,

dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior.

Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang

dindingnya ruptur melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di

bawah pleura viseralis.

Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga

ada dua faktor sebagai penyebabnya.

1) Faktor infeksi atau radang paru.

Infeksi atau radang paru walaupun minimal akan membentuk jaringan parut pada dinding

alveoli yang akan menjadi titik lemah.

2) Tekanan intra alveolar yang tinggi akibat batuk atau mengejan.

Page 4: PNEUMOTORAKS

Mekanisme ini tidak dapat menerangkan kenapa pneumotoraks spontan sering

terjadi pada waktu penderita sedang istirahat. Dengan pecahnya bleb yang terdapat di

bawah pleura viseralis, maka udara akan masuk ke dalam rongga pleura dan terbentuklah

fistula bronkopleura. Fistula ini dapat terbuka terus, dapat tertutup, dan dapat berfungsi

sebagai ventil.

DIAGNOSIS

Anamnesis

Biasanya ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti

ditusuk, disertai sesak nafas dan kadang-kadang disertai dengan batuk-batuk. Rasa nyeri

dan sesak nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat.

Berat ringannya perasaan sesak nafas ini tergantung dari derajat penguncupan

paru, dan apakah paru dalam keadaan sakit atau tidak. Pada penderita dengan COPD,

pneumotoraks yang minimal sekali pun akan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Sakit

dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk setempat pada sisi paru yang terkena,

kadang-kadang menyebar ke arah bahu, hipokondrium dan skapula.

Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk. Sakit dada biasanya akan

berangsur-angsur hilang dalam waktu satu sampai empat hari. Batuk-batuk biasanya

merupakan keluhan yang jarang bila tidak disertai penyakit paru lain; biasanya tidak

berlangsung lama dan tidak produktif, Keluhan.keluhan tersebut di atas dapat terjadi

bersama-sama atau sendiri-sendiri, bahkan ada penderita pneumotoraks yang tidak

mempunyai keluhan sama sekali.

Pada penderita pneumotoraks ventil, rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama

makin hebat, penderita gelisah, sianosis, akhirnya dapat mengalami syok karena

gangguan aliran darah akibat penekanan udara pada pembuluh darah dimediastinum.

PEMERIKSAAN FISIK

a) Inspeksi, mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batuk-batuk,

sianosis serta iktus kordis tergeser ke arah yang sehat.

b) Palpasi, mungkin dijumpai spatium interkostalis yang melebar Stemfremitus

melemah, trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau tergeser ke

arah yang sehat.

Page 5: PNEUMOTORAKS

c) Perkusi; Mungkin dijumpai sonor, hipersonor sampai timpani.

d) Auskultasi; mungkin dijumpai suara nafas yang melemah, sampai menghilang.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan Rontgen foto toraks. Pada

rontgen foto toraks P.A akan terlihat garis penguncupan paru yang halus seperti rambut.

Apabila pneumotoraks disertai dengan adanya cairan di dalam rongga pleura,

akan tampak gambaran garis datar yang merupakan batas udara dan caftan.

Sebaiknya rontgen foto toraks dibuat dalam keadaan ekspirasi maksimal.

KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder sehingga dapat menimbulkan pleuritis, empiema ,

hidropneumotoraks.

2. Gangguan hemodinamika.

Pada pneumotoraks yang hebat, seluruh mediastinum dan jantung dapat tergeser

ke arah yang sehat dan mengakibatkan penurunan kardiak output, sehingga dengan

demikian dapat menimbulkan syok kardiogenik.

3. Emfisema; dapat berupa emfisema kutis atau emfisema mediastinalis.

DIAGNOSIS BANDING

1. Emfisema pulmonum

2. Kavitas raksasa

3. Kista paru

4. Infarkjantung

5. Infark paru

6. Pleuritis

7. Abses paru dengan kavitas

PENATALAKSANAAN

Setelah diagnosis pneumotoraks dapat ditegakkan, langkah selanjutnya yang

terpenting adalah melakukan observasi yang cermat. Oleh karena itu penderita sebaiknya

dirawat di rumah sakit, mengingat sifat fistula pneumotoraks dapat berubah sewaktu-

waktu yaitu dari pneumotoraks terbuka menjadi tertutup ataupun ventil. Sehingga tidak

Page 6: PNEUMOTORAKS

jarang penderita yang tampaknya tidak apa-apa tiba-tiba menjadi gawat karena terjadi

pneumotoraks ventil atau perdarahan . yang hebat.

Kalau kita mempunyai alat pneumotoraks, dengan mudah kita dapat menentukan

jenis pneumotoraks apakah terbuka, tertutup, atau ventil. Apabila penderita datang

dengan sesak nafas, apalagi kalau sesak nafas makin lama makin bertambah kita harus

segera mengambil tindakan. Tindakan yang lazim dikerjakan ialah pemasangan WSD

(Water Seal Drainage). Apabila penderita sesak sekali sebelum WSD dapat dipasang,

kita harus segera menusukkan jarum ke dalam rongga pleura.

Tindakan sederhana ini akan dapat menolong dan menyelamatkan jiwa penderita.

Bila alat-alat WSD tidak ada, dapat kita gunakan infus set, di mana jarumnya ditusukkan

ke dalam rongga pleura di tempat yang paling sonor waktu diperkusi. Sedangkan ujung

selang infus yang lainnya dimasukkan ke dalam botol yang berisi air. Pneumotoraks

tertutup yang tidak terlalu luas (Kurang dari 20% paru yang kolaps) dapat dirawat secara

konservatif, tetapi pada umumnya untuk mempercepat pengembangan paru lebih baik

dipasang WSD.

Pneumotoraks terbuka dapat dirawat secara konservatif dengan mengusahakan

penutupan fistula dengan cara memasukkan darah atau glukosa hipertonis ke dalam

rongga pleura sebagai pleurodesi. Ada juga para ahli yang mengobati pneumotoraks

terbuka dengan memasang WSD disertai penghisap terus menerus (Continuous Suction).

TEKNIK PEMASANGAN WSD

Tempat pemasangan drain sebaiknya ialah :

a. Linea aksilaris media pada sela iga 6 atau sela iga ke 7.

b. Linea media klavikularis pada sela iga ke dua.

Setelah dilakukan desinfeksi kulit, maka dilakukan anestesi setempat dengan cara

infiltrasi pada daerah kulit sampai pleura. Kemudian dibuat sayatan kulit sepanjang 2 cm

sampai jaringan di bawah kulit.

Pleura parietalis ditembus dengan jarum pungsi yang pakai trokar dan mandrin.

Setelah tertembus, mandrin dicabut akan terasa keluar udara. Kemudian mandrin diganti

dengan kateter yang terlebih dahulu telah diberi lobang secukupnya pada ujungnya.

Setelah kateter masuk rongga pleura trokar dicabut dan pangkal kateter disambung

Page 7: PNEUMOTORAKS

dengan selang yang dihubungkan dengan botol yang berisi air, di mana ujungnya

terbenam � 2 cm. Kateter diikat dengan benang yang dijahitkan kepada kulit sambil

menutup luka

KAPAN WSD DICABUT ?

WSD dicabut apabila paru telah mengembang sempurna. Untuk mengetahui paru

sudah mengembang ialah dengan jalan penderita disuruh batuk-batuk, apabila di selang

WSD tidak tampak lagi fluktuasi permukaan cairan, kemungkinan besar paru telah

mengembang dan juga disesuaikan dengan hasil pemeriksaan fisik.

Untuk mengetahui secara pasti paru telah mengembang dilakukan Rontgen foto

toraks. Setelah dipastikan bahwa paru telah mengembang sempurna, sebaiknya WSD

jangan langsung dicabut tapi diklem dulu Selama 3 hari. Setelah 3 hari klem dibuka.

Apabila paru masih tetap mengembang dengan baik baru selang WSD dicabut. Selang

WSD dicabut pada waktu penderita Ekspirasi maksimal.

Page 8: PNEUMOTORAKS