Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

15

Click here to load reader

Transcript of Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Page 1: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

PNEUMONIA PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR

DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF

Page 2: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Pneumonia nosokomial merupakan penyebab utama kematian akibat infeksi yang didapat di rumah sakit dengan angka kematian sekitar 30 %. Pneumonia pada penderita yang menggunakan ventilator atau yang dikenal dengan ventilator associated pneumonia (VAP) dilaporkan sebagai infeksi nosokomial paling sering. Sebagian besar faktor resiko tersebut merupakan predisposisi kolonosasi mikroorganisme patogen saluran cerna maupun aspirasi.

Page 3: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Ventilator associated pneumonia (VAP) timbul sebagai komplikasi pada 8-28 % penderita menggunakan ventilasi mekanis. Angka kematian yang disebabkan VAP bervariasi antara 24-50% dan dapat mencapai 76% pada beberapa kasus. Mikroorganisme yang berperan pada infeksi VAP adalah Staphylococus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan enterobacteriaceae.

Page 4: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

DEFENISIVentilator associated pneumonia (VAP) didefinisikan sebagai pneumonia yang muncul lebih dari 48 jam setelah instubasi endotrakeal dan inisiasi ventilasi mekanis. Langer dkk membagi VAP menjadi onset dini yang terjadi dalam 4 hari pertama pemberian ventilasi mekanis dari onset lambat yang terjadi 5 hari atau lebih setelah pemberian ventilasi mekanis.

Page 5: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

VAP terjadi pada 9,3 % penderita yang menggunakan ventilasi mekanis lebih dari 24 jam. Resiko pneumonia pada penderita di IPI sebesar 18 % dan Pseudomonas aeruginosa merupakan kuman pathogen dominan biasanya muncul di minggu pertama setelah trakeostomi. Angka mortality penderita VASP di beberapa institusi bervariasi antara 24-76 % sedangkan risikokematian dapat mencapai 2 sampai 10 kali lipat dibandingkan penderita tanpa pneumonia

Page 6: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

FAKTOR PEJAMU FAKTOR INTERVENSI FAKTOR LAIN

Alumin serum < 2,2 g/dl Antagonis H ±antasid Musim dingin

Usia ≥ 60 th Obat paralitik, sedasi intravena

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Produksi > 4 unit darah

PPOK dan atau penyakit paru Penilaian tekanan intracranial

Koma dan penurunan tingkat kesadaran Ventilasi mekanis 2 > hari

Luka bakar dan trauma Positive end-expiratory pressure

Gagal organ Perubahan sirkuit ventilator

Keparahan penyakit Reintubasi

Aspirasi volume lambung Pipa nasogastric

Kolonisasi saluran napas atas Transport keluar IPI

Sinusitis Antibiotik dan tanpa antibiotik

Table : Faktor-faktor resiko berkaitan dengan VAP pada beberapa penelitian analisis multivariate .

Page 7: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Ventilator associated pneumonia (VAP) onset dini yang terjadi pada 4 hari pertama perawatan di IPI pada umumnya memiliki prognosis lebih baik karena disebabkan oleh kuman yang masuh sensitive terhadap antibiotic Ventilator associated pneumonia onset lambat yang terjadi setelah 5 hari atau lebih perawatan memiliki prognosis lebih buruk karena disebabkan oleh kuman pathogen yang multidrug-resistant ( MDR )

Page 8: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Pengambilan sampel saluran napas bawah dapat dilakukan dengan metode noninvasif dan invasif. Metode noninfasif yang paling sering dilakukan adalah aspirasi endotrakeal sedangkan protected specimen brush (PSB) dan bronchoalveolar lavage (BAL) merupakan metode invasif.Selain parameter klinis sebagai evaluasi respons VAP terhadap pengobatan antibiotic, penilaian harian C-reacreative protein (CRP) dapat mengidentifikasi perbaikan maupun perburukan klinis penderita.

Page 9: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Hasil pengukuran CRP lebih besar 0,6 kali dibandingkan nilai awal padahari keempat merupakan pertanda perburukan. Penurunan konsentrasi CRP menunjukkan resolusi proses inflamasi yang berhubungan dengan perbaikan klinis sedangkan peningkatan CRP yang menetap menunjukkan prognosis yang buruk.

Page 10: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

PATOGENESIS Saluran pernapasan normal memiliki berbagai mekanisme pertahanan paru terhadap infeksi seperti glottis dan laring, reflex batuk, sekresi trakeobronkial, gerak mukosiler, imuniti humoral serta system fagostik yang meliputi makrofag alveolar dan neutrofil. Pneumonia akan terjadi apabila sistem pertahanan tersebut terganggu dan mengalami inflasi mikroorganisme virulen. Sebagian besar VAP disebabkan oleh aspirasi kuman patogen yang berkolonisasi di permukaan mukosa saluran orofaring.

Page 11: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Instubasi dapat mempermudah masuknya kuman kedalam paru dan menyebabkan kontaminasi sekitrar ujung pipa endotrakeal pada penderita dengan posis terlentang. Kuman gram negatif dan Staphyloccocus aureus merupakan koloni yang sering ditemukan disaluran pernapasan atas saat perawatan lebih dari 5 hari.

Page 12: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

Ventilator associated pneumonia dapat pula terjadi akibat makroaspirasi lambung pada beberapa penderita. Bronkoskopi serat optic, penghisapan lender sampai trakea maupun ventilasi manual dapat mengkontaminasi kuman patogen kedalam saluran pernapasan bawah.

Page 13: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

PENATALAKSANAANPemberian antibiotik adekuat sejak awal dapat meningkatkan angka ketahanan hidup penderita VAP saat data mikrobiologi belum tersedia.

Page 14: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

INTERVENSI PENCEGAHAN VAPIntervensi dengan tujuan mencegah kolonisasi saluran cerna.• Dekantaminasi dan menjaga kebersihan mulut• Selalu mencuci tangan sebelum kontak dengan penderita • Mengisolasi penderita resiko tinggi dengan kasus MDRIntervensi dengan tujuan utama mancegah aspirasi•Posisi penderita semirencumbent atau ½ duduk

Page 15: Pneumonia Pada Penderita Dengan Ventilator

TERIMAKASIH