Healthcare associated Pneumonia Pneumonia terkait perawatan medis
PNEUMONIA BENTUK KHUSUS.pdf
-
Upload
zack-daniel -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of PNEUMONIA BENTUK KHUSUS.pdf
7/23/2019 PNEUMONIA BENTUK KHUSUS.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/pneumonia-bentuk-khususpdf 1/3
811
PNEUMONIA BENTUK KHUSUS
Zul Dahian
Pneumonia dapat mernberikan gambaranyang berbeda dan pneumonia baktenial yangakut dan dapat terjadi di lingkungan rnasyarakatataupun di rumah sakit. Keadaan mi teijadiakibat latar belakang patoflsiologinya yangberbeda dan pneumonia bakterial akut.
PNEUMONIA REKURENS
Disebut pneumonia rekurens (PR) atau
berulang bila dijumpai 2 atau lebih episodeinfeksi paru non TB dengan berjarak waktulebih dan 1 bulan, dan disertai adanya febnis,gambaran infiltrat paru dan umumnya disertaisputum purulen, leukositosis dan responsterhadap antibiotik yang baik. Pneumonia miperlu dibedakan dan pneumonia relaps yangdiakibatkan oleh 1 episode infeksi yang samadan terjadi pads 2 waktu atau lebih sertaberturutan dengan interval waktu yang lebih
pendek.Pads pneumonia relaps perlu dicari
kelainan dasar paru, apakah terdapatnya lokalatau pada beberapa tempat. Bila bersifatumum kelainan mi bisa dalam bentuk kelainankongenital, herediter atau didapat yangberJ~ubungandengan adanya kelainan panu,
jantung, gastrointestinal, gangguari imunitas,ataupun sebab lainnya. Penyakit intratoraksyang tersering dijumpai berhubungan dengan
PR adalah PPOK, gagal jantung kongestif,bronkiektasis, TB paru, asma, dan pasca-operasi paru. Sedangkan penyakit di luar dadaadalah alkoholik, OM, sinusitis knonik, epilepsi,penyakit hematologi (misalnya leukemialimfositik knonik), penyakit keganasan danterapi steroid sistemik. Sindrom lobus tengah
kanan (right middle lobe syndrome) merupa-kan suatu bentuk infeksi rekurens lokal padaparu oleh atelektasis lobus media kanan yangdiakibatkan adanya perbesaran kelenjar pen-bronkial, gangguan ventilasi dan kelainan ana-tomis.
Diagnosis penyakit dasar PR sening telahdiketahui dan pemeriksaan klinis namun kadang-kadang memenlukan pemeniksaan khusus.
PNEUMONIA ASPIRASI
Aspirasi rnerupakan proses terbawanyabahan yang ada di orofaning pada saat respi-rasi ke saluran napas bawah yang dapat me-nimbulkan kerusakan parenkim paw. Kerusak-an yang terjadi tergantung jumlah dan jenisbahan yang teraspirasi senta daya tahan tubuh.Sindrom aspirasi dikenal dalam benbagai ben-tuk berdasarkan etiologi dan patofisiologi yang
benbeda dan cara terapi yang juga berbeda.Dapat benupa pneumonia aspirasi oieh infeksikuman, pneurnonitis kimia yang diakibatkanoleh aspirasi bahan toksik, akibat aspirasicairan inert misalnya cairan makanan ataulambung, edema paru, dan obstruksi mekaniksimpel oleh bahan padat. Pada pneumoniaaspirasi (PA), ludah orofaning yang mengan-dung kuman tenisap hingga menimbulkaninfeksi bakteni pada panu. Faktor pnedisposisitenjadinya aspirasi berulangkali adalah adanya:1. Penurunan kesadaran yang mengganggu
proses penutupan glotis, refleks batuk (ke- jang, strok, pembiusan),
2. Disfagia sekunder akibat penyakit esofagusatau saraf (kanken nasofaning, sklenoden-ma),
7/23/2019 PNEUMONIA BENTUK KHUSUS.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/pneumonia-bentuk-khususpdf 2/3
812
3. Kerusakan sfingter esofagus oteh slangnasogastrik. Juga berperan jumlah bahanaspirasi, higiene gigi yang tidak baik, dangangguan mekanisme klirens saluran napas.
lnfeksi terjadi secara endogen oleh ku-man orofaring yang biasanya polimikrobialnamun jenisnya tergantung kepada lokasi,tempat, di luar RS atau di RS. Bila didapat dimasyarakat, kuman patogen terutama berupakuman anaerob obligat yang terdapat di sekitargigi dan dikeluarkan melalui ludah, misalnyaFusobacterium nucleatum, Bactenodes male-ninogenicus, Peptostreptococcus dan Pepto- coccus yang juga dapat disertai Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus. Pada pasien
di RS kumannya berasal dan kolonisasi kumananaerob fakultatif, batang Gram negatif, pseudo- monas, proteus, serratia dan S. aureus disamping bisa juga disertai oleh kuman anaerobobJigat di atas.
Manifestasi pneumonia aspirasi dapatberupa bronkopneumonia, pneumonia lobar,pneumonia nekrotikans, atau abses paru.Dapat diikuti terjadinya empiema. Diagnosisditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang
menyokong adanya pneumonia aspirasi,dijumpainya kuman saluran napas normal padasputum, pewarnaan Gram yang menunjukkanadanya banyak neutrofil dan kuman campuran.Awitan umumnya insidious, walaupun padainfeksi anaerob bisa memberikan gambaranakut seperti pneumonia pneumokokus. timum-nya pasien datang 1-2 minggu sesudah aspi-rasi, dengan keluhan demam menggigil, nyeripleuritik, batuk, dan dahak purulen berbau(pada 50% kasus). Terdapat leukositosis, LEDmeningkat, foto dada menunjukkan gambaraninfiltrat pada segmen paru unilateral yangdependen serta mungkin disertai kavitasi danefusi pleura.
PNEUMONIA PADA GANGGUAN
IMUN
Pada pasien gangguan imun terdapatkekurangan imunitas akibat proses penyakitdasarnya atau oleh terapi. Pemberian kemo-terapi merusak ketahanan mukosa yangmemudahkan terjadinya invasi kuman. lnfeksimerupakan penyebab kematian terseringterutama pada pasien leukemia akut. Lokasiinfeksi yang utama adalah di saluran napas
bawah, dan pneumonia yang terjadr padapasien mi sulit didiagnosis, sulit diterapi. sertaburuk prognosisnya. Penyebab infeksi dapatdisebabkan oleh kuman patogen atau mikro-organisme yang biasanya nonvirulen, berupa
bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur, dancacing.Defisiensi imun dan peradangan tertentu
merupakan predisposisi untuk terjadinya infeksioleh mikroorganisme. Perubahan flora kumanorofaring dan saluran napas aLas cepat terjadihingga terutama dijumpai kuman Gram negatifdan setelah terapi antibiotik atau steroid jugadidapatkan kandidiasis. Tindakan pengisapan,intubasi atau bronkoskopi menyebabkan ada-nya kolonisasi kuman di saluran napas bawah.Pasien granulositopenia dan gangguan granu-losit cenderung peka untuk infeksi oleh kurnanGram (-) batang, S. aureus, atau jamur aspeagillus dan zygomycetes. Sebaliknya pasien dengangangguan imunitas seJular cenderung terinteksioleh infeksi virus terutama grup virus herpes(CMV, Herpes simplex) dan adenovirus, myco - bacterium, Pneumocystic carinii, toksoplasma,cryptococcus, espergilus, dan nocardia.
Diagnosis ditegakkan atas dasar adanya
faktor predisposisi, status epidemiologi, tingkatawitan dan progresivitas penyakit. Gambaranklinis bervariasi, awitan akut mungkin olehbakteri atau aspergilus, subakut dalam be-berapa han oleh P. car/nfl atau nokardia, dansubakut dalam beberapa minggu mungkin olehmikobakteria, atau jamur. Gambaran kon-solidasi pada foto dada mungkin minimal atautidak ada pada infeksi bakteri dengan granulo-sitopenia yang berat, dan hal mi tidak sesuai
dengan beratnya proses patologi. Pemeriksaaninvasif diperlukan bilamana diagnosis sulitditegakkan. Bila setelah terapi empiris febristimbul lagi, perlu dipertimbangkan kemungkin-an terjadinya rekurensi atau inteksi oJeh kuman lain, dan perlu dilakukan pemeriksaan ulangan.
Diagnosis etiologi ditegakkan berdasar-kan kepada 2 hal:
1. Gangguan imun yang mendasarinya.
Gangguan imun tertentu merupakan
predisposisi untuk tipe infeksi tertentu.Misalnya gangguan imunitas humoral yangberperan terhadap infeksi kuman akancenderung terinfeksi oleh kuman, sedang-kan gangguan imunitas selular cenderungterinfeksi oleh virus, jamur, mycobacteria dan protozoa. Keadaan neutropenia dangangguan fungsi granulosit seperti pada
7/23/2019 PNEUMONIA BENTUK KHUSUS.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/pneumonia-bentuk-khususpdf 3/3
813
leukemia akut, pemberian kemoterapi,metaplasia mieloid merupakan predispo-sisi untuk terjadinya infeksi Staphylococcus aureus, aspergillus, bakteri Gram negatif,dan kandida.
2. Gambaran radiologi. Infiltrat difus biasanyadidapat pada pneumonia oleh Pneumo - cystic cerinii atau virus. Infiltrat yang ter-lokalisasi oleh bakteri dan jamur.
3. Waktu terjadinya penyakit. Awitan akutbiasanya disebabkan bakteni sedangkanawitan insidious oleh virus, jamur, protozoaatau mikobakteria. Pneumonia yang terjadidalam 2-4 minggu setelah transplantasibiasanya disebabkan oleh bakteri, sedang-
kan bila beberapa bulan lebih mungkinoleh P. car/nil, virus (CMV), jamur (aspergilus).
Perlu diperiksa bahan dan sputum, darahatau cairan terhadap kemungkinan penyebabtersebut. Bila diperlukan dapat dilakukan pe-meriksaan secara invasif misalnya bronkos-kopi untuk melakukan cuci bronkus, biopsitranstorakal, dan biopsi paru dengan caravideo assisted thoracoscopy. Terapi empirissegera dimulai bila tindakan mi dianggapkurang menguntungkan.
Diagnosis banding gambaran infiltrat parupada foto dada perlu dipikirkan kemungkinanpenyebab lain selain infeksi seperti edemaparu, reaksl obat, infark paru, kanker paru, danpneumonitis radiasi.
PNEUMONIA RESOLUSI LAMBAT
Dikatakan pneumonia mengalami resolusilambat bila pengurangan gambaran konsolidasi
pada foto dada lebih kecil dan 50% dalam 2minggu dan berlangsung lebih dan 21 han.
PNEUMONIA KRONIK
berbulan-bulan. Pneumonia kronlk yang di-sebabkan campuran kurnan aerob dan anaerobmenimbulkan pneumonia nekrotikans berupalesi infiltrat multipel dan rongga di paru.Didapatkan adanya gejala panas badan yang
ningan, penurunan berat badan, dan batuk yanglama dengan atau tanpa disertai hemoptisis.Foto dada sering menunjukkan gambaranrongga tunggal atau multipel, dengan pe-ningkatan corakan yang menghubungkan Jesi
dengan hilus sepanjang saluran limfatik.Pneumonia mi dapat disebabkan bakteria
(actinomyces, Noca rd/a, P. pseudomallei,enaerob), mikobakteria (tuberculosae, kansasii,avium, intrecellulare), jamur (blastomyces,histoplasmosis), protozoa (E. histolytica), atau
cacing. Diagnosis ditegakkan berdasarkan per-sangkaan lokasi kediaman di daerah endemikinfeksi, adanya faktor predisposisi/gangguanimunitas pasien (penyakit kronik atau penyakitdasar), gambaran manifestasi klinis di paru/ ekstra paw, hasil pemeriksaan radiologis danbakteriologi. Penlu difikinkan diagnosis bandingdengan penyakit noninfeksi seperti proseskeganasan, sarkoidosis, vaskulitis, pneumonitisreaktif atau alergik. Terapi diberikan bila telah
ditegakkan diagnosis pasti, kecuali padadugaan kuat adanya infeksi anaenob ataumikobakterium. Pada keadaan mi dapat diberi-kan terapi empinis sementara menunggu hasilbakteriologi.
Daftar Pustaka
1. BerkowItz c. Infectious diseases. In: Stein JH (Eds).Internal Medicine. Diagnosis and Therapy 88189.
Sydney: Prentice-HaD mt.; 1989.2. Levison ME. The pneumonias. In: Wright J. Clinical
Approaches to Infectious Diseases of the LowerRespiratoryTract. Boston: P50 Inc.; 1984.
3. Stauffer JL. Lung. In: Tiemey LM Eds. Current MedicalDiagnosis & Treatment. Prentice-Hall Int., Inc.; 35. 241-94.
4. Tuxen DV. Aspiration syndromes. In TE Oh Eds.Intensive Care Manual. 3rd Ed. Sydney: Butterworths;1990.
Merupakan pneumonia yang berkembang
dan berlangsung berminggu-minggu sampai