Pmi

6
PMI (Palang Merah Indonesia) - Organisasi Non Profit BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan kesehatan lainnya yang berpegang pada prinsip-prinsip palang merah dan bulan sabit internasional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pembentukan organsasi Palang Merah tidak terlepas dari kondisi peperangan. Sejarah kehidupan manusia telah mencatat, bahwa sejak terjadinya peperangan di solferino pada tahun 1859 yang menimbulkan korban puluhan ribu prajurit gugur dan terluka telah menarik perhatian sosiawan Swiss yang bernama jean Henry Dunant untuk memberikan pertolongan bersama-sama dengan pernduduk di sekitar medan pertempuran tersebut. Peristiwa yang menyedihkan itu mendorong Henry Dunant menuliskannya kedalam buku sederhana yan berjudul ”un souvenier De solferino”, buku karangan inilah yang menjadi titik tolak pengembangan ide terbentuknya perhimpunan Palang Merah. Indonesia sendiri baru tahun 1945 Palang Merah Indonesia (PMI) terbentuk tepatnya tanggal 17 september 1945 sebulan setelah kemerdekaan bangsa indonesia. Sejak saat itu organisasi palang Merah makin dirasakan kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Sudah banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang dipetik PMI dalam penanggungan korban baik kecelakaan, bencana alam maupun dalam suasana konflik bersenjata. PMI pada saat ini berada dalam gerak pembangunan nasional, oleh karena itu PMI harus dapat menentukan ciri khas peranan sosialnya secara tepat, tidak terlepas dari tugas-tugas konkrit yang telah

description

pmi

Transcript of Pmi

PMI (Palang Merah Indonesia) -Organisasi Non Profit

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar belakang masalah

Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan kesehatan lainnya yang berpegang pada prinsip-prinsip palang merah dan bulan sabit internasional dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Pembentukan organsasi Palang Merah tidak terlepas dari kondisi peperangan. Sejarah kehidupan manusia telah mencatat, bahwa sejak terjadinya peperangan di solferino pada tahun 1859 yang menimbulkan korban puluhan ribu prajurit gugur dan terluka telah menarik perhatian sosiawan Swiss yang bernama jean Henry Dunant untuk memberikan pertolongan bersama-sama dengan pernduduk di sekitar medan pertempuran tersebut. Peristiwa yang menyedihkan itu mendorong Henry Dunant menuliskannya kedalam buku sederhana yan berjudul un souvenier De solferino, buku karangan inilah yang menjadi titik tolak pengembangan ide terbentuknya perhimpunan Palang Merah.

Indonesia sendiri baru tahun 1945 Palang Merah Indonesia (PMI) terbentuk tepatnya tanggal 17 september 1945 sebulan setelah kemerdekaan bangsa indonesia. Sejak saat itu organisasi palang Merah makin dirasakan kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Sudah banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang dipetik PMI dalam penanggungan korban baik kecelakaan, bencana alam maupun dalam suasana konflik bersenjata.

PMI pada saat ini berada dalam gerak pembangunan nasional, oleh karena itu PMI harus dapat menentukan ciri khas peranan sosialnya secara tepat, tidak terlepas dari tugas-tugas konkrit yang telah ditentukan seperti penyelenggaraan transfusi darah, pendidikan dan pelatihan, pembinaan terhadap generasi muda Palang Merah

Remaja (PMR) serta relawan yang perduli terhadap kemanusiaan, peningkatan kemampuan kesiapsiagaaan dalam menghadapi bencana alam dan lain sebagainya.Seperti kita ketahui bersama saat ini bangsa indonesia banyak dilanda bencana alam baik itu banjir, tanah longsor, aktivitas gunung api, dan termasuk lumpur lapindo yang hangat di bicarakan beberapa tahun terakhir ini, gempa bumi bahkan tsunami yaeng melanda aceh-nias bulan desember 2004 yang lalu. Dengan kondisi yang terjadi di atas tersebut semua elemen-elemen yang terkait yang berperan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana alam saling berkerja sama untuk menangani hal tersebut. Tidak luput juga peran Palang Merah Indonesia sebagai Salah satu organisasi sosial kemanusiaan.

Apabila dikhususkan untuk daerah sumatera utara, saat ini juga sering dilanda bencana seperti angin kencang yang melanda beberapa wilayah di medan, dan beberapa tahun lalu mungkin kita masih ingat akan bencana banjir yang melanda langkat yang mengambil banyak korban jiwa dan harta. Dalam hal ini PMI daerah Sumatera Utara bekerja sama dengan PMI cabang Medan mengirimkan karyawan/relawannya untuk membantu dalam penanganan awal penanggulangan bencana seperti pertolongan pertama, evakuasi korban dan pemberian bantuan terhadap korban bencana alam bahkan program pendampingan terhadap pengungsi/korban bencana alam itu.

Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan hasil yang lebih baik diperlukan pembenahan organisasi dalam segala aspek salah satunya pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap karyawan/relawan, dengan memberi pendidikan dan pelatihan yang bersifat dasar/lanjutan kepada para karyawan/relawan yang bertugas di kantor ataupun lapangan sehingga lebih profesional dalam pemberian bantuan kepada masyarakat yang terkena musibahbencana. Program pendidikan dan pelatihan ini sudah menjadi bagian dari agenda kebijakan PMI sebab Diharapakan dengan adanya program pendidikan dan pelatihan selain dapat meningkatkan kemampuan SDM juga diharapkan dapat menambah semangat kerja yang tinggi guna meningkatkan prestasi kerja. Berbagai pendidikan dan pelatihan terbukti berdampak positif terhadap perbaikan kapasitas karyawan/relawan, mengurangi kesalahan dalam pemberian bantuan, mengikuti prosedur yang sesuai prinsip-prinsip kepalangmerahan dan kemanusiaan. Karyawan/relawan tidak lagi merasa panik, canggung ketika dihadapkan dengan situasi bencana ataupun konflik sebab mereka telah memiliki modal dan pengetahuan menyangkut apa yang harus dilakukan, sebab karyawan/relawan PMI Cabang Medan telan mendapat pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. Ada beberapa sasaran pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh PMI Cabang Medan yaitu mencakup diklat kepada organisasi pemuda, instansi swasta/pemerintah tentang ke-palang merahan, pendidikan dan pelatihan pertolongan Pertama berbasis masyarakat atau Communty Based First Aid (CBFA), mengadakan pendidikan dan pelatihan pelatih kesiapsiagaan bencana berbasis Palang merah, Pendidikan dan pelatihan pertolongan Pertama berbasis masyarakat atau Communty Based First Aid (CBFA)dll sebagainya.Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Relawan/Karyawan Pada Palang Merah Indonesia Cabang Medan.

BAB IITEORI

Palang Merah Indonesia(PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesiaPalang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan namaNederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indi(NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali1932. Kegiatan tersebut dipeloporiDr.R. C. L. Senduk dan Dr.Bahder Djohandengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkai pada1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.Proses pembentukan PMI dimulai3 September1945 saat ituPresiden SoekarnomemerintahkanDr. Boentaran(Menkes RIKabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.Dibantu panitia lima orang yang terdiri dariDr.R.Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M.Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI,17 September1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

BAB IIIPEMBAHASAN

Berbagai faktor geografis, gelologis, dan demografis sangat mempengaruhi kondisi wilayahIndonesiasehingga frekuensi bencana alam sangat tinggi. Sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi, Palang Merah Indonesia berkewajiban memberikan pertolongan dan bantuan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara profesional berdasarkan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional. Kegiatan respon bencana yang diutamakan PMI meliputi evaluasi penyelamatan korban dan pertolongan pertama dengan memprioritaskan kaum rentan, seperti ibu hamil/menyusui, anak-anak, dan manula.Penanganan bencana akan dilakukan beberapa unit, seperti: unit Assessment; unit medis (medical action team); unit ambulans; unit dapur umum lapangan; dunit distribusi bantuan bencana; unit penampungan darurat (shellter);unit pemulihan hubungan keluarga; serta unit fungsional pendukung operasional, yang terdiri atas administrasi, keuangan, humas, logistik, dan teknologi informasi. Tahapan bantuan penanganan bencana PMI:

1.Upaya tanggap darurat lapis pertama dilakukan di tingkat PMI Cabang, yang dapat membangun Posko Tanggap Darurat Bencana PMI Cabang atau Posko PMI Cabang dengan mendayagunakan unsur-unsur pengurus, staf, dan satgana/relawan. Untuk operasional tanggap darurat bencana berbasis masyarakat, khususnya di desa/kelurahan rawan bencana, PMI Cabang/PMI Ranting memobilisasi anggota TSR/PMI di tingkat desa/kelurahan serta anggota masyarakat terlatih binaan PMI dalam wadah Tim SIBAT (Siaga Bantuan Berbasis Masyarakat).

2.Jika skala bencana melampaui kapasitas PMI Cabang setempat, PMI Daerah dapat diminta bantuan untuk mengkoordinir bantuan baik dari PMI Cabang lain di wilayahnya maupun pihak terkait lainnya. Bantuan ini merupakan upaya tanggap darurat lapis kedua. PMI Daerah dapat mendirikan Posko Tanggap Darurat Bencana PMI Daerah atau Posko PMI Daerah dengan mendayagunakan unsur-unsur seperti yang disebutkan pada poin sebelumnya.

3.Jika skala bencana melampaui kapasitas PMI Daerah setempat, PMI Pusat dapat diminta bantuan untuk mengkoordinir bantuan dari PMI Daerah lain maupun pihak terkait lainnya. Bantuan ini menjadi upaya tanggap darurat lapis ketiga. PMI Pusat dapat membentuk Posko Tanggap Darurat Bencana PMI Pusat atau Posko PMI Pusat.

4.Jika skala bencana masih melampaui kapasitas PMI Pusat, sumber daya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dapat diminta bantuan ataupun pihak terkait lainnya di tingkat nasional maupun internasional. PMI sebagai organisasi sosial kemanusiaan diharapkan mampu memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat demi mengurangi beban yang diderita korban bencana. (DM)

sumber :http://www.pmi.or.id/ina/program/?id_sub=1,http://id.wikipedia.org/wiki/Palang_Merah_Indonesia