PLLB A5 (Repaired)

44
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAPANGAN PENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH DAERAH RAWA dan MUARA SUNGAI Dosen Pembimbing : TOTOK WIANTO, M.Si NIP. 132303417197805042003121 004 Oleh : KELOMPOK A5 AGUS PRANADI J1A111016 AHMAD RAPI’I HAMDI J1D111022 M. WAHYU HIDAYAT J1E111013 ELLISYA ELVIYANA J1D111023 DIEVY PRASTIKA PUTRI J1D111207 HERNITA NOVIARINA J1F110017 YULIANA SRI WATI J1B111031 LIONA FEBRIANA J1E111037 ASMILIATI J1E111053 NUR HIDAYAH J1F110034 ASISTEN : ETHA MAWARNI H. NIM : J1B110212 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

description

PLLB

Transcript of PLLB A5 (Repaired)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAPANGANPENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH

DAERAH RAWA dan MUARA SUNGAI

Dosen Pembimbing :TOTOK WIANTO, M.SiNIP. 132303417197805042003121 004Oleh :KELOMPOK A5AGUS PRANADIJ1A111016AHMAD RAPII HAMDIJ1D111022M. WAHYU HIDAYATJ1E111013ELLISYA ELVIYANAJ1D111023DIEVY PRASTIKA PUTRIJ1D111207HERNITA NOVIARINAJ1F110017YULIANA SRI WATIJ1B111031LIONA FEBRIANAJ1E111037ASMILIATIJ1E111053NUR HIDAYAHJ1F110034ASISTEN: ETHA MAWARNI H.NIM: J1B110212KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU2012

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKTIKUM LAPANGANPENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAHLaporan praktikum ini telah diperiksa dan desetujui sebagai hasil praktikum mata kuliah Pengenalan Lingkungan Lahan Basah pada Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Banjarbaru, yang diadakan selama semester genap tahun ajaran 2011/2012 dalam rangka memenuhi kurikulum pengajaran Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Banjarbaru, Kalimantan Selatan.Disusun oleh Kelompok A5, yaitu1. Agus PranadiJ1A1110162. Ahmad Rapii HamdiJ1D1110223. M. Wahyu HidayatJ1E1110134. Ellisya ElviyanaJ1D1110235. Dievy Prastika PutriJ1D1112076. Hernita NoviarinaJ1F1100177. Yuliana Sri WatiJ1B1110318. Liona FebrianaJ1E1110379. AsmiliatiJ1E111053

Banjarbaru, 4 Juni 2012PraktikanAsisten

Agus PranadiEtha Mawarni H. NIM. J1B110033 NIM. J1B110212 Dosen Pembimbing

TOTOK WIANTO, M.SiNIP. 132303417197805042003121 004KATA PENGANTARPuji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas hidayah dan limpahan rahnmat-Nya jualah, praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Lapangan Pengenalan Lingkungan Lahan Basah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata Kuliah Pengenalan Lingkungan Lahan Basah.Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Pengenalan Lingkungan Lahan Basah, Dosen Pembimbing, serta kakak Asisten Praktikum Pengenalan Lingkungan Lahan Basah, yang telah memberikan arahan serta bimbingan kepada praktikan selama melaksanakan kegiatan praktikum, kemudian terima kasih juga kepada teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan secara materi maupun nonmateri, begitu juga dengan semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik.Praktikan juga menyadari akan adanya keterbatasan pengetahuan yang praktikan miliki, namun praktikan berusaha menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu, praktikan mengharapkan kritikan maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.Akhir kata, dengan segala kerendahan hati praktikan mengharapkan agar laporan ini dapat berguna pada lain pihak dan semoga praktikan yang selanjutnya dapat menyelesaikan laporannya lebih sempurna lagi.

Banjarbaru, 4 Juni 2012

Praktikan

DAFTAR ISILEMBAR PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 TujuanBAB II DASAR TEORIBAB III METODE PRAKTIKUMBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Data Hasil Pengamatan4.2 Perhitungan4.3 PembahasanBAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan5.2 SaranDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB ILATAR BELAKANGLahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau atau asin.Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi (masyarakat tetumbuhan), seperti hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain. Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan berbagai macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk pula harimau dan gajah.Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan, maupun --di Indonesia-- sebagai wilayah transmigrasi.Salah satu contoh lahan basah adalah rawa dan sungai. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Sedangkan sungai dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah yang melalui saluran itu air dari darat menglir ke laut.

BAB IITUJUAN PRAKTIKUMTujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur beberapa parameter baik fisik, kimia, dan biologi di ekosistem muara sungai dan rawa .

BAB IIIDASAR TEORILahan basah adalah daerah berawa, payau, gambut atau perairan alami atau buatan, yang tertutup air yang tergenang atau mengalir secara tetap atau sementara oleh air tawar, payau atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada saat air surut. Lahan basah juga mencakup pinggiran aliran sungai atau zona-zona pesisir yang berdekatan dengan lahan basah, dan dengan pulau-pulau atau bagian-bagian perairan laut yang kedalamannya lebih dari 6 meter pada saat air surut dan berada di lahan basah (Supriatna, 2008).Lahan basah merupakan habitat penting bagi avertebrata air, ikan dan burung. Lahan basah juga berguna untuk mengendalikan banjir, air minum, dan sumber listrik. Meskipun banyak spesies lahan basah tersebar luas, beberapa sistem perairan diketahui mempunyai tingkat ondemismo yang tinggi (Indrawan, 1998).3.1 SungaiSungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai (Anonim1, 2012).Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS) (Ahira, 2012). Aliran sungai dimulai dari daerah yang lebih tinggi di kawasan pegunungan atau perbukitan dan berakhir di kawasan pesisir atau tepi pantai. Daerah tempat aliran sungai berawal disebut sebagai daerah hulu sungai, dan daerah tempat aliran sungai berakhir disebut sebagai daerah hilir. Di antara kedua daerah tersebut terdapat daerah pertengahan yang merupakan daerah transisi. Jadi, dalam kondisi ideal, daerah aliran sungai dapat dibedakan menjadi kawasan hulu, kawasan hilir dan daerah pertengahan (Anonim2, 2012)A. Sungai di Daerah HuluDaerah hulu adalah daerah awal aliran sungai, dan berada di daerah pegunungan atau perbukitan. Sungai-sungai di daerah hulu dapat memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: Memiliki lembah sungai berbentuk V. Debit airnya relatif kecil dan sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Kondisi dasar sungai berbatu-batu. Erosi oleh aliran air sungai terutama terjadi ke arah vertikal (aliran air sungai mengerosi dasar sungai). Aliran sungai mengalir di atas batuan induk (country rocks). Aliran sungai mengerosi batuan induk. Aliran sungai cenderung relatif lurus. Tidak pernah terjadi banjir (air sungai yang meluap) karena air segera mengalir ke hilir.B. Sungai di Daerah HilirDaerah hilir adalah daerah akhir aliran sungai, dan di dataran rendah tepi pantai. Sungai-sungai di daerah hilir dapat memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: Memiliki lembah sungai berbentuk U. Aliran air permanen meskipun debit aliran sungai dapat dipengaruhi oleh curah hujan (musim). Di dalam alur sungai cenderung terjadi pengendapan, dan aliran air sungai mengalir di atas endapannya sendiri. Mendapat air dari alur yang berasal dari daerah hulu, dan kondisi debit dipengaruhi oleh kondisi daerah hulu. Dapat terjadi banjir bila debit air yang datang dari daerah hulu melebihi daya tampung saluran sungai yang ada di daerah hilir. Daerah genangan air sungai ketika banjir dikenal sebagai daerah dataran banjir, dan di dataran ini muatan yang dibawa oleh air sungai ketika banjir sebagian diendapkan. Aliran sungai cenderung berkelok-kelok membentuk pola aliran sungai yang dikenal sebagai meander. Sungai cenderung mengerosi ke arah lateral (mengerosi tebing sungai).(Anonim2, 2012)3.2 RawaRawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang penggenangannya secara ilmiah yang terjadi terus-menerus daat bersifat musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis. ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut (Anonim3, 2012). Rawa-rawa yang memiliki penuh nutrisi adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya (Anonim4, 2012).Di daerah air menggenang kotor, dangkal, dan berlumpur dan sering dijumpai vegetasi seperti mangrove (bakau) dan eceng gondok. Kenampakan itulah yang dinamakan dengan rawa. Air di rawa terlihat kotor karena tanahnya banyak mengandung bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang mati. Akibat air yang menggenang menyebabkan tanah menjadi asam (Anonim5, 2012).Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi swamp, marsh, bog, dan rawa pasang surut. Di Indonesia, luas rawa diperkirakan lebih dari 23 juta hektare. Hutan rawa memiliki manfaat bagi manusia maupun lingkungan di sekitarnya. Manfaat hutan rawa sangat banyak, seperti : sumber cadangan air, mencegah terjadinya banjir, mencegah terjadinya intrusi air laut ke dalam air tanah dan air sungai, sebagai sumber makanan nabati maupun hewani dan sebagai sumber energi. Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya (Rotter, 2001).Jenis-jenis flora yang dapat dijumpai pada hutan rawa antara lain yaitu ramin, kayu putih, sagu, rotan, pandan, palem-paleman, dan lain sebagainya. Jenis faunanya antara lain harimau, buaya, rusa, babi hutan, badak, gajah, dan berbagai jenis ikan. Rawa dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), walaupun daya yang dihasilkan tidak terlalu besar (Anonim5, 2012).

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN4.1Data Hasil PengamatanDari praktikum yang sudah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:Tabel 1. Praktikum LapanganNo.ParameterHasil

Rawa (Sambang Lihum)Rawa (Trikora)Sungai (Bati-Bati)

1. Kimia pH air DO meter Kelembaban tanah Salinitas pH tanah3-5 (asam)14 ppm401,0005,84-6 (asam)14 ppm101,0006,85 (asam)14 ppm201,0006,4

2. Biologia. Flora

Petak 1x1Rumput Teki, Ilalang, Tumbuhan paku, lumut, karamuntingRumput, GalamRumput teki, Ilalang

Petak 2x2Tumbuhan paku, karamunting, galam, pohon semak, rumput teki , ilalangTeratai Air, Rumput, purun tikus, ilalangPuruntikusKaramuntingKelapasawitAkasiaRumput Teki

Petak 5x5Tumbuhan paku, karamunting, akasia, rumput teki, ilalang,Pohon GalamIlalangRumput TekiHydrillaIlalangTeratai

b. Fauna

Petak 1x1Capung, semut merah, semut hitam , anak kecoaCapung, cacing, semut, Ikan, capung,semut

Petak 2x2Capung, semut merah, semut hitam, Serangga AirLaba-labaKatakCapungsemut, capung, serangga

Petak 5x5Capung, semut merah, semut hitam, serangga, laba-laba, jangkrik, nyamuk,Capung, cacing, semut, belalang,Ikan Sepat, seluang capung, nyamuk

3. Fisika Kekeruhan air Suhu air Suhu tanah26 cm27,02 oC26,2 oC31 cm28,2 oC29,27 oC

31,5 oC30,4 oC

Tabel 2. Praktikum LaboratoriumNo.AnalisisHasil

Rawa (Sambang Lihum)Rawa (Trikora)Sungai (Bati-Bati)

1. pH sedimen tanah3,615,053,25

2. pH sedimen air---

3. Logam Fe dengan SSAa. Tanahb. Air

3,643 (fp 10x)0,074 (fp 10x)

1,490 (fp100x)0,608 (induk)

0,732(fp1000x)0,351 (fp 5x)

4. Bahan Organik31,07%13,89%15,61%

4.2PerhitunganA. Analisa Bahan Organik pada sampel Bati-BatiDiket: Volume blanko = 5,22 mL N FeSO4 . 7 H2O = 0,2 N F = 1,3 Volume sampel : 3,22 mL Ditanyakan : Persentase kandungan C organik ...? Penyelesaian : % C Organik = x100%% C Organik = x 100%% C Organik = 15,61 %B. Analisa Bahan Organik pada sampel TrikoraDiket: Volume blanko = 5,22 mL N FeSO4 . 7 H2O = 0,2 N F = 1,3 Volume sampel : 3,44 mL Ditanyakan : Persentase kandungan C organik ...? Penyelesaian : % C Organik = x100%% C Organik = x 100%% C Organik = 13,89 %

C. Analisa Bahan Organik pada sampel SambangllihumDiket: Volume blanko = 5,22 mL N FeSO4 . 7 H2O = 0,2 N F = 1,3 Volume sampel : 1,24 mL Ditanyakan : Persentase kandungan C organik ...? Penyelesaian : % C Organik = x100%% C Organik = x 100%% C Organik = 31,07 %Grafik

4.3PembahasanLahan basah yang diamati pada praktikum Pengenalan Lingkungan Lahan Basah (PLLB) kali ini adalah rawa dan muara sungai. Beberapa lokasi praktikum adalah di daerah rawa RSJ Sambang Lihum Banjarbaru, daerah peralihan rawa menjadi permukiman di Trikora, dan sungai di Bati-Bati. Terdapat beberapa faktor yang diamati terkait flora fauna, pH air dan pH tanah, kelembaban tanah, suhu air, intensitas cahaya, kedalaman air, kejernihan, analisis Fe dan lain-lain.Berdasarkan data yang diperoleh di daerah rawa Sambang Lihum, diperoleh data pH air adalah 3-5 (asam); kelembaban tanah adalah 40; kekeruhan adalah 26 cm; DO 14 ppm, Suhu tanah 26,2 oC, suhu air 27,02 oC, pH tanah 5,8; dan salinitas 1,000. Pada literatur , pH normal berada diantara 6-9, sehingga dapat dikatakan kandungan air dan tanah pada rawa ini bersifat asam. Berdasarkan data yang diperoleh di daerah rawa trikora, diperoleh data pH air adalah 4-6 (asam); kelembaban tanah adalah 10; DO 14 ppm; suhu air 28,2 oC, pH tanah 6,8; suhu tanah 29,27 oC; kekeruhan 31 cm; dan salinitas 1,000. Seperti literatur, pH normal berada diantara 6-9, sehingga dapat dikatakan kandungan air dan tanah pada rawa ini bersifat asam. Rawa pada daerah ini sudah berubah fungsi menjadi lahan permukiman.Berdasarkan data yang diperoleh di daerah sungai Bati-Bati diperoleh data pH air adalah 5 (asam); kelembaban tanah adalah 20; DO 14,0 ppm, suhu air 31,5 oC, suhu tanah 30,4 oC; pH tanah 6,4; dan salinitas 1,000. Seperti literatur, pH normal berada diantara 6-9, sehingga dapat dikatakan kandungan air dan tanah pada rawa ini bersifat asam. Pada rawa Sambang Lihum, Trikora dan Bati-bati suhu air sekitar 27-31 oC, dan suhu tanah sekitar 26-30 oC. Perbedaan suhu yang terjadi pada masing-masing sampel disebabkan karena adanya perbedaan waktu pada saat pengambilan data yang mengakibatkan adanya perbedaan cuaca. Lingkungan lahan basah di lapangan merupakan tempat yang banyak ditumbuhi tumbuhan vegetasi air dan darat. Pada petak 1x1 meter, 2x2 meter dan 5x5 meter pada setiap tujuan daerah pengamatan tidak jauh berbeda. Hanya saja pada petak yang lebih besar, ditemukan flora atau fauna baru dibanding petak yang lebih kecil.Berdasarkan data yang terdapat pada tabel, Flora dan Fauna yang terdapat pada rawa di daerah Sambang Lihum, Trikora dan Bati-bati adalah Rumput teki, Karamunting, Kelekai, Capung , Kecoa dan lain-lain. Rumput Teki (Cyperus rotundus) termasuk sukuCyperaceae(teki-tekian).Ciri-ciri tumbuhan ini adalah rumput teki merupakan rumput semu menahun, tingginya 10-95 cm, memiliki batang rumputnya berbentuk segitiga (truangularis) dan tajam dengan daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal batang. Adapun memiliki akar dengan pelepah daunnya tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita bersilang sejajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 3-6 cm.Selanjutnya adalah Kelakai.Ini adalah jenis tumbuhan pakis atau paku. Memiliki famili Dennstaedtiaceae dengan nama botani Stenochiaena palustris. Pakis tumbuh subur di tanah lembab di kawasan-kawasan cerah atau sedikit teduh.Purun tikus memiliki nama ilmiah Eleocharis dulcis yang kalau dalam ilmu taksonomi digolongkan cyperaceae merupakan tumbuhan khas lahan rawa. Tumbuhan jenis air ini banyak ditemui pada tanah sulfat masam dengan tipe tanah lempung atau humus. Biasanya kita dapat menjumpainya pada daerah terbuka atau tanah bekas kebakaran.Batangnya tegak dan tidakbercabang dengan warna abu-abu hingga hijau mengkilat.Sedangkan daun mengecil sampai ke bagian basal, pelepah tipis seperti membran, ujungnya asimetris, berwarna cokelat kemerahan.Flora selanjutnya adalah Tumbuhan Karamunting. Karamunting (Melastoma malabathricum) adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang.Tumbuhan ini biasanya ditemukan sampai pada ketinggian 1.650 m dpl.Ciri-ciri termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, bangun elips memanjang sampai lonjong, duduk daun berhadapan bersilang, permukaan daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung daun meruncing.Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan, buahnya dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil.Di dalam kawasan perairannya, selain purun tikus terdapat juga Hydrilla sp. Selanjutnya adalah pohon akasia. Pohon akasia termasuk dalam famili Fabaceae (Mimosoideae), yang sama dengan Rancosperma mangium.Untuk fauna didaptkan juga data.Semut yang ada adalah semut merah dan semut hitam.Memiliki taksonomi sebagai berikut.Kerajaan:Animalia

Filum:Artropoda

Kelas:Insekta

Ordo:Hymenoptera

Upaordo:Apokrita

Superfamili:Vespoidea

Famili:Formicidae

Semut hidup dengan berkelompok dan dari yang didapatkan adalah semut-semut keluar secara satu per satu dari sarangnya dan mencari makan di tanah yang dipijak.Laba laba adalah sejenis hewan berbuku-bukudengandua segmen tubuh,empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah.Taksonominya adalah sebagai berikut.Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Arachnida

Ordo:Araneae

Laba laba yang ditemukan untuk kawasan rawa gambut adalah labalaba yang hidup di pepohonan.Selain itu ditemukan anak kecoa dan belalang.Anak kecoa memiliki tubuh yang kecil, memiliki taksonomi sebagai berikut.Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Insecta

Upakelas:Pterygota

Infrakelas:Neoptera

Superordo:Dictyoptera

Ordo:Blattodea

Sedangkan belalang memilikiantenayang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memilikiovipositorpendek, femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat.Serangga ini umumnyabersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang.Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan, dan memiliki taksonomi sebagai berikut.Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Insecta

Upaordo:Caelifera

Tak hanya fauna di atas.Di daerah rawa terdapat juga nyamuk.Ukurannya besar dan berwarna hitam keabu-abuan.Taksonominya adalah sebagai berikut.Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Serangga (Insecta)

Ordo:Diptera

Famili:Culicidae

Fauna selanjutnya adalah capung.Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping.Namun ada juga capung yang umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memilikiabdomenyang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.Taksonominya adalah sebagai berikut.

Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Insecta

Ordo:Odonata

Upaordo:Epiprocta

Infraordo:Anisoptera

Dari semua flora dan fauna yang telah disebutkan, dapat diketahui bahwa jenis-jenis flora adalah jenis flora yang hidup di rawa yang bertanahkan gambut.Sedangkan fauna merupakan fauna pada umumnya di lahan basah.Pada analisis Fe yang dilakukan pada sampel tanah melalui proses sedimentasi diperoleh :1. pH sedimen tanah pada daerah rawa sambang lihum adalah 3,612. pH sedimen tanah pada daerah rawa trikora adalah 5,053. pH sedimen tanah pada daerah sungai bati-bati adalah 3,25Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada ketiga daerah tersebut memiliki ph sedimen tanah yang bersifat asam, karena pH asam adalah