PLENO MINGGU 6

86
PLENO MINGGU 6 KELOMPOK 28 D

Transcript of PLENO MINGGU 6

PLENO MINGGU 6

PLENO MINGGU 6KELOMPOK 28 D1MATA BU MELLYModul 6Skenario 62Bu Melly berusia 50 tahun, ditemani anaknya datang berobat ke puskesmas dengan keluhan penglihatan semakin kabur sejak tiga bulan yang lalu. Bu Melly sudah memakai kacamata sejak remaja. Dari anamnesis diketahui bahwa ia melihat seperti di balik awan sejak dua tahun yang lalu. Walaupun sudah memakai kacamata tetap saja kabur sehingga sampai beberapa kali mengganti kacamata. Bu Melli merasa keluhannya bertambah berat sejak diketahui menderita diabetes melitus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kanan 1/300 dan mata kiri 2/60, tidak tampak mata merah, pada lensa di mata kiri masih terlihat pseudo iris shadow dan tekanan intra okulernya normal. Dokter mengatakan bahwa Bu Melli menderita katarak dan harus segera dirujuk agar dapat dilakukan operasi sehingga tidak timbul komplikasi seperti glaukoma fakolitik yang berujung kebutaan.3Di poliklinik mata RS Dr. M. Djamil, Bu Melli diperiksa kembali dan dokter menerangkan bahwa akan dilakukan operasi katarak dan pemasangan intraoculer lens. Operasi akan dilakukan pada mata kanan yang stadiumnya sudah matur terlebih dahulu, dengan syarat hasil laboratoriumnya dalam batas normal. Diberikan informed concent bahwa ada kemungkinan penglihatan setelah operasi tidak normal bila sudah terjadi retinopati diabetika. Bu Melli menanyakan apakah kataraknya sama dengan yang dialami keponakannya yang sudah dewasa, dioperasi pada umur 7 tahun, tapi penglihatannya tetap kabur. Bagaimanakah saudara menjelaskan apa yang terjadi pada mata Bu Melli dan keponakannya?4TerminologiPseudo iris shadow : bayangan iris pada lensa membesar ketika lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil, dan terletak jauh di belakang pupil.Glaukoma fakolitik : suatu neuropati optik kronis, yang ditandai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai peningkatan tekanan intra okuler yang disebabkan oleh katarak stadium lanjut.Katarak : setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjasi karena hidrasi pada lensa.Lensa intra okuler : lensa yang ditanamkan di bilik mata depan atau kadang-kadang bisa difiksasi di sulcus siliarisRetinopati diabetikum : mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh darah kecil retina5ANALISIS MASALAHMengapa penglihatan Bu Melli semakin kabur pada kedua mata sejak 3 bulan yang lalu?Penyebab mata kabur :Usia : degenerasi lensa kekeruhan lensaFisiologis : berkurangnya kemampuan akomodasi presbiopiRetinopati : dmDegenerasi makula luteaGlaukoma kronis : rusaknya N. Optikusinfeksi62. Mengapa Bu Melli melihat seperti di balik awan?Diduga karena ada kekeruhan pada lensa yang disebabkan oleh degenerasi in situ, merupakan ciri khas katarak. Kekeruhan disebabkan agregrasi protein pada lensa yang diakibatkan ketidak seimbangan protein yang larut dan tidak larut.Pupil akan tampak putih : cahaya tidak fokus ke retina73. Bagaimana hubungan keluhan Bu Melli sekarang dengan riwayat sudah memakai kacamata sejak remaja? Kacamata merupakan suatu metode dalam memperbaiki refraksi. Kelainan refraksi dapat berupa rabun jauh dan rabun dekatRabun jauh yang berat (miopi) merupakan faktor risiko katarak komplikata84. Bagaimana hubungan keluhan Bu Melli dengan usia dan jenis kelamin nya?Usia Bu Melli : 50 tahun semakin meningkatnya usia degenerasi katarak 50%Jenis kelamin : perempuan : laki-laki perempuan lebih banyak disebabkan harapan hidup yang lebih lama95. Mengapa Bu Melli walau sudah memakai kacamata dan diganti beberapa kali tetap saja melihat kabur?Kacamata berfungsi memperbaiki kelainan refraksi dengan menormalkan kembali titik fokus ke retina.Apabila yang mengalami kelainan adalah lensa yaitu berupa kekeruhan, maka kacamata tidak dapat memperbaikinya.106. Mengapa keluhan Bu Melli bertambah berat sejak diketahui menderita dm?Komplikasi dm terhadap mata yang terbanyak adalah retinopati diabetikumKomplikasi ini tidak bergantung dari tingkat keparahan dm, tapi bergantung dari lamanya seseorang menderita dm.Pada retinopati diabetikum dapat terjadi mikroaneurisma, melebarnya vena, perdarahan, dan eksudat lemak.117. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik Bu Melli?Visus mata kanan 1/300 : hanya bisa melihat gerakan tangan pada jarak 1 meterVisus mata kiri 2/60 : dapat menghitung jari pada jarak 2 meterTidak tampak mata merah : tidak ada peradangan dan perdarahanPseudo iris shadow positif mata lensa mata kiri: katarak hipermatur (?)TIO normal : tidak terdapat glaukoma fakolitik128. Mengapa dapat timbul komplikasi seperti glaukoma fakolitik yang berujung kebutaan?Pada glaukom stadium hipermatur : korteks lensa mencair cairan lensa keluar, mendadak peningkatan TIO menekan serabut saraf kematian saraf mata kebutaan139. Jenis operasi apa yang dilakukan terhadap Bu Melli?Indikasi operasi : katarak telah mengganggu visus, telah mencapai stadium matur, katarak dengan penyulitOperasi dilakukan untuk mengangkat lensa yang keruhMetode : ekstraksi katarak ekstrakapsuler meninggalkan bagian posterior kapsul ditanamkan lensa intraokuler1410. Mengapa yang dioperasi mata dengan katarak matur terlebih dahulu?Pada stadium matur kekeruhan telah mencapai seluruh lensa berkembang menjadi hipermatur glaukoma fakolitik1511. Apakah katarak yang diderita Bu Melli sama dengan keponakannya?Bu Melli 50 tahun : katarak senilKeponakan nya : katarak juvenillEtiologi berbedaKatarak senil : degenerasiKatarak juvenil : metabolik, obat, trauma, lanjutan katarak kongenital1612. Mengapa keponakan Bu Melli setelah di operasi penglihatannya tetap kabur?Katarak pada usia muda (juvenil/ kongenital) dapat mempengaruhi perkembangan visus anak ambliopia, anomali nervus optikus,1713. Bagaimana tatalaksana selanjutnya? Bagaimana prognosis nya?Setelah dioperasi : mata dijaga, tidak dikucek, kontrol rutinPrognosis : 95% bisa normal kembali jika belum terdapat komplikasi 18SISTEMATIKA19Kelainan refraksiBu Melli, 50 thkeponakanPakai kacamata sejak remajaPenglihatan kabur (3byl)Melihat seperti dibalik awanKatarak juvenillPF:OD d1/300OS 2/60Mata merah (-)Pseudoiris shadow (+)TIO N

DMRetinopati DiabetikumKatarak imaturKatarak maturKomplikasi Glaukoma fakolitikKebutaan Operasi (u 7th)Ambliopia Pembedahan Prognosis 20LOMahasiswa mampu menjelaskan gangguan visus akibat :Gangguan refrakterKelainan pada lensaKelainan pada retinaPenyakit sistemik211. KELAINAN REFRAKSINormalnya, bayangan tepat jatuh di retina saat mata tidak akomodasi = EMETROPIAKetika ada gangguan bayangan tidak tepat jatuh di makula = AMETROPIA, terdiri atasMiopiaHipermetropi Astigmatisma 22ASTIGMATISME kondisi di mana sinar - sinar sejajar yang masuk ke bolamata, oleh media refrakta dibiaskan tidak sama pada setiap meredian, sehingga terjadi lebih dari satu titik fokus

Penyebab Astigmatism.

Kelengkungan kornea yang tidak sphericalKelengkungan lensa kristalin yang tidak spherical. Terjadi kekeruhan yang tidak merata di media refraktaKombinasi antara beberapa faktor di atas.

23Gejala Mata cepat terasa lelah, terutama pada saat melakukan pekerjaan yang teliti pada jarak fiksasi.Terasa kabur sementara pada saat melihat dekat. Sakit kepala bagian frontal.

24Klasifikasi Astigmatisme reguler jika meredian - meredian utamanya mempunyai arah yang saling tegak lurusLensa koreksi = lensa cylindris harus memperhatikan axis cylindrisnya25a. Menurut letak daya bias terkuatnya

26b. Menurut letak fokusnya terhadap retina

AHCAMCAHSAMXAMS272. Astigmatisme ireguler meredian - meredian utama bolamatanya tidak saling tegak lurussulit untuk dikoreksi dengan lensa kacamata atau lensa kontak lunak (softlens). Meskipun bisa, biasanya tidak akan memberikan hasil akhir yang setara dengan tajam penglihatan normaldapat dikoreksi dengan optimal masih cukup besar, yaitu dengan pemakaian lensa kontak kaku (hard contact lens) atau dengan tindakan operasi (LASIK, keratotomy)28HIPERMETROPIAMerupakan gangguan kekuatan pembiasan lensa mata dimana sinar sejajar dibiaskan tidak cukup kuat sehingga titik fokusnya di belakang retina.29EpidemiologiKelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan jenis kelamin.Etiologi dan Faktor ResikoPenyebab kelainan ini sesuai jenisnya masing-masing, yaitu diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif

30KlasifikasiBerdasar struktur bola mataHipermetropi refraktif, berkurangnya indeks bias media penglihatanHipermetropi aksial, kekuatan refraksi mata normal, tetapi diameter anterior posterior bola mata lebih pendek dari normalHipermetropi kurvatura, besar bola mata normal tetapi kurvatura kornea dan lensa lebih lemah dari normal

31PatofisiologiDiameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang retina.

32Manifestasi KlinikManifestasi klinik hipermetropi adalahBila 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur.Penglihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau penerangan yang kurang.Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bisa membaik spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.EyestrainSensitive terhadap cahayaSpasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten

33DiagnosisPada pasien dengan daya akomodasi yang masih sangat kuat atau pada anak-anak, sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan pemberian siklopegik atau melumpuhkan otot akomodasi.Diagnosis BandingDiagnosis Banding kelainan ini adalah Presbiopi.

34Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang adalah ophtalmoscope.TatalaksanaDiberikan koreksi hipermetropia manifest dimana tanpa siklopegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajaman penglihatan normal.Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia diberikan kacamata koreksi hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka diberikan kacamata koreksi positif kurang.

35PrognosisPrognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang diberikan dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf optiknya matang (biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.

36KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.

37RujukanPasien dengan kelainan ini dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan mata sekunder (spesialis mata) jika tidak menunjukkan hasil yang memuaskan setelah diberi koreksi kacamata atau terdapat komplikasi.

382. KELAAINAN LENSA39PengertianKatarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998) Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).40KlasifikasiKatarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif.Katarak kongenital, juvenil, dan senil.Katarak komplikata.Katarak traumatik.41Katarak KongenitalKatarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Biasanya kelainan ini tidak meluas mengenai seluruh lensa 42Katarak Kongenital LanjutanLetak kekeruhan sangat tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme serat lensaKatarak kongenital yang terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi Iahir sampai berusia 1 tahun 43Katarak Kongenital LanjutanKatarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat-serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat infeksi virus atau gangguan metabolisme jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam kandungan, dan gangguan metabolisme oksigen. 44Katarak Kongenital LanjutanPada bayi dengan katarak kongenital akan terlihat bercak putih di depan pupil yang disebut sebagai leukokoria (pupil berwarna putih). Setiap bayi dengan leukokoria sebaiknya dipikirkan diagnosis bandingnya seperti retinoblastorrma, endoftalmitis, fibroplasi retrolental, hiperplastik vitreus primer, dan miopia tinggi di samping katarak sendiri 45Katarak Kongenital LanjutanKatarak kongenital merupakan katarak perkembangan sehingga sel-sel atau serat lensa masih muda dan berkonsistensi cair.Umumnya tindakan bedah dilakukan dengan disisio lentis atau ekstraksi linear.Tindakan bedah biasanya dilakukan pada usia 2 bulah untuk mencegah ambliopia eks-anopsia. Pasca bedah pasien memerlukan koreksi untuk kelainan refraksi matanya yang telah menjadi afakia 46Katarak JuvenilKatarak juvenil yang terlihat setelah usia 1 tahun lanjutan katarak kongenital yang makin nyata,Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat penyakit lokal pada satu mata, seperti akibat uveitis anterior. glaukoma, ablasi retina, miopia tinggi, ftisis bulbi, yang mengenai satu mata, penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan akibat trauma tumpul.Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. 47Katarak SenilKatarak senil biasanya mulai pada usia 50 tahun, kecuali bila disertai dengan penyakit lainnya seperti diabetes melitus yang akan terjadi lebih cepat. Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama ataupun berbeda.Proses degenerasi pada lensa dapat terlihat pada beberapa stadium katarak senil. 48Stadium Katarak SenilStadium insipien, di mana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa. Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda dengan satu matanya. Pada stadium ini., proses degenerasi belum menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan pada lensa. Tajam penglihatan pasien belum terganggu.49Stadium Katarak Senil LanjutanStadium imatur, lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Pterjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung pasien menyatakan tidak perlu kacamata sewaktu membaca dekat. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup. Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder.Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan iris positif.50Stadium Katarak Senil LanjutanStadium maturmerupakan proses degenerasi lanjut lensa. terjadi kekeruhan seluruh lensa. Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan menjadi normal kembali. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal, uji bayangan iris negatif. Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif 51Stadium Katarak Senil LanjutanStadium hipermaturterjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam dalam korteks lensa (katarak Morgagni). Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan. Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih kecil daripada normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka. Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga timbul glaukoma fakolitik.52Katarak TraumatikKekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior. Tindakan bedah pada katarak traumatik dilakukan setelah mata tenang akibat trauma tersebut. Bila pecahnya kapsul mengakibatkan gejala radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnya 53Katarak komplikataKatarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa oleh faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, koroiditis, miopia tinggi, ablasio retina, dan glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata 54EtiologiPenyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabalisme dasar lensaSekunder, akibat tindakan pembedahan lensa, Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.55PatofisiologiLensa mengandung 3 komponen anatomis:Nukleus zone sentralKorteks periferKapsul anterior dan posterior 56Nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan dg bertambahnya usiaPerubahan fisik (perubahan pd serabut halus multiple (zunula) yg memanjang dari badan silier kesekitar daerah lensa) hilangnya tranparansi lensaPerubahan kimia dlm protein lensa koagulasi mengabutkan pandanganTerputusnya protein lensa disertai influks air kedalam lensaUsia meningkat Penurunan enzim menurun degenerasi pd lensa57Faktor yg mempengaruhi kejadian katarakRadiasi sinar ultra violet B, Obat-obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yg kurang dlm jangka waktu lama58Manifestasi KlinikData subyektifVisus menurunSilauData objektifPengembunan seperti mutiara keabuan pada pupilBila lensa sudah opak cahaya terpendar tdk pada retina pandangan kabur atau redupSilau dan susah melihat pd malam hariPupil tampak kekuningan, abu-abu dan putih.

59Diagnostik TestKeratometriOftalmoskopA-Scan Ultrasoundm (Echography)Hitung sel endotel

60PenatalaksanaanAda 2 macam tekhnik pembedahan katarakEkstraksi katarak intrakasuler (ICCE)Ekstraksi katark ekstrakapsuler extraction (ECCE) 98 % keberhasilanFakoemulsifikasi penemuan terbaru pd ekstrakapsulerKaca mata apakiaLensa kontakImplan lensa okuler (IOL)

613. KELAINAN RETINA62Ablasio RetinaAblasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina

63Ablasio retina regmatogenRegmatogen karena robekan pada retina sehingga vitreous humor bisa masuk ke ruang potensial di bawah retina.Tipe yang paling sering ditemukan.Gejala: fotopsia, floater, hilangnya lapangan pandang perifer, penglihatan kabur, dan metamorfosia.

64Gambaran Oftalmoskopi:Gumpalan sel pigmen di vitreous anterior (Shaffers Sign)Daerah putih keabu-abuan yang meninggi di sekitar robekan retina.

Merupakan kasus emergency Bedah dalam 24 jam setelah diagnosis.

65Ablasio retina eksudatifEksudatif/Serous karena akumulasi cairan di bawah retina sensorikDisebabkan inflamasi (VKH), tumor pada mata (melanoma koroid), kelainan kongenital (Coats disease)Gejala: Penurunan penglihatan moderat, gangguan lapangan pandang, dan metamorfosia.

66Gambaran Oftalmoskopi:Penonjolan berbentuk kubah dengan permukaan licin dan tranlusen. Berubah posisi sesuai postur tubuh dan gerakan mata.

Kembali normal bila penyakit dasarnya diobati.

67Ablasio retina traksionalTraksional karena tarikan dari jaringan proliferatif vitrous.Paling sering karena retinopati diabetik proliferatif tingkat lanjutGejala: Asimtomatik. Namun bila makula terlibat terjadi kehilangan penglihatan sentral.

68Gambaran Oftalmoskopi:Tampak cekungan berpermukaan halus dikelilingi pita-pita fibrovaskular yang menuju vitreous (pseudo-hole)

Operasi dengan pars plana vitrektomi

694. GANGGUAN PADA MATA AKIBAT PENYAKIT SISTEMIK70RETINOPATI DIABETIKDefinisi:Kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes melitus akibat paparan hiperglikemia yang lama. Retinopati ini tidak disebabkan oleh proses radang.

Epidemiologi Penyebab kebutaan paling sering ditemukan pada usia dewasa antara 20 sampai 74 tahun.Pasien diabetes memiliki resiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan dibanding nondiabetes.Pasien dengan DM tipe I lebih dari 15 tahun berisiko RD 50%

71Etiologi & patogenesisBelum diketahui secara pastiHiperglikemik lama dianggap sebagai faktor resiko utama

Perubahan fisiologi dan biokimia:1) adhesi platelet yang meningkat, 2) agregasi eritrosit yang meningkat, 3) abnormalitas lipid serum, 4) fibrinolisis yang tidak sempurna, 5) abnormalitas serum dan viskositas darah.

Perubahan endotel vaskuler72KLASIFIKASIRD non proliferatifMikroaneurisma multipelDilatasi vena retina & berkelok-kelokBercak perdarahan intraretinal

RD proliferatifIskemia retina, merangsang neovaskularisasi. Vaskular baru rapuh perdarahan masifAblatio retina

73Gejala Klinik

Gejala Subjektif : Kesulitan membaca Penglihatan kabur disebabkan karena edema maculaPenglihatan gandaPenglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata Melihat lingkaran-lingkaran cahaya jika telah terjadi perdarahan vitreusMelihat bintik gelap & cahaya kelap-kelip

74Gejala objektif :Mikroaneurisma, tampak sebagai bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posteriorDilatasi vaskular dengan lumennya ireguler dan berkelok-kelok seperti sausage-like.Hard exudate ,merupakan infiltrasi lipid ke dalam retinaSoft exudate yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina. Tampak sebagai bercak kuning75Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah makula (macula edema) sangat mengganggu tajam penglihatanNeovaskularisasi, akibat iskemik.bersifat rapuh pecah perdarahan retina 76Diagnosis Oftalmoskopi Angiografi fluoresens77Tatalaksana Kontrol gula darah dan tekanan darahFotokoagulasi dengan sinar laser. Indikasi : retinopati diabetik proliferatif, edema macula dan neovaskularisasiSangat efektif untuk pasien dengan retinopati diabetik proliferatif dan edema makula untuk mencegah hilangnya fungsi penglihatan akibat perdarahan vitreus dan ablasio retina78metode terapi fotokoagulasi yaitu :scatter (panretinal) photocoagulation = PRP, dilakukan pada kasus dengan kemunduran visus yang cepat atau retinopati diabetik resiko tinggi dan untuk menghilangkan neovaskular dan mencegah neovaskularisasi progresif.

2) focal photocoagulation, ditujukan pada mikroaneurisma atau lesi mikrovaskular. Teknik ini mengalami bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan edema macula.

3) grid photocoagulation, sinar laser diarahkan pada daerah edema yang difus. Terapi edema macula sering dilakukan dengan menggunakan kombinasi focal dan grid photocoagulation.

79Vitrektomi dini perlu dilakukan pada pasien yang mengalami kekeruhan (opacity) vitreus dan yang mengalami neovaskularisasi aktif

80RETINOPATI HIPERTENSIDefinisi: suatu kondisi dengan karakteristik perubahan vaskularisasi retina pada populasi yang menderita hipertensiEpidemiologi:>>usia 40 tahun ke atas, walau pada mereka yang tidak pernah mempunyai riwayat hipertensiKadar prevalensi bervariasi antar 2%-15% untuk banyak macam tanda-tanda retinopati81PATOFISIOLOGI

Hipertensi perubahan patofisiologis pembuluh darah retina. Tahap akut spasme arterioles dan kerusakan endothelial Tahap kronis hialinisasi pembuluh darah yang menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah.Pada tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi secara generalisata.BP persisten penebalan intima vaskular, hiperplasia dinding tunika media dan degenerasi hyalin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang lebih berat. Terjadi juga perubahan pada refleks cahaya arteriolar yang dikenal sebagai copper wiring.

82Setelah itu akan terjadi tahap pembentukan eksudat. Bermanifestasi pada retina sebagai gambaran : mikroaneurisma,hemoragik,hard exudate infark pada lapisan serat saraf yang dikenal sebagai cotton-wool spot,Edema diskus optikus = indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat.83

84DIAGNOSISPemeriksaan fisis. Pemeriksaan penunjang :funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri terutama pada pasien lanjut usia pemeriksaan USG B-Scan untuk melihat kondisi di belakang lensa Pemeriksaan laboratorium juga penting untuk menyingkirkan penyebab lain retinopati selain dari hipertensi. Pasien dengan hipertensi biasanya akan mengeluhkan sakit kepala dan nyeri pada mata. Penurunan penglihatan atau penglihatan kabur hanya terjadi pada stadium III atau stadium IV peubahan vaskularisasi akibat hipertensi. 85TATALAKSANAMengobati faktor primer Tekanan darah harus diturunkan dibawah 140/90 mmHgPenggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan dinding arteri retinaKontrol BB dan hindari makanan dengan lemak jenuhKonsumsi garam perlu dibatasi 86