Platform PembayaranPemerintah - DJPb
Transcript of Platform PembayaranPemerintah - DJPb
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1
Platform Pembayaran Pemerintah
Direktorat Sistem PerbendaharaanJakarta, 12 November 2020
KMK 36/KMK.01/2014
IS 3 Fungsi back office “Shared service” untukseluruh K/L, dipusatkandi Kemenkeu
KMK 974/KMK.01/2016 IS 10 Pengelolaan KeuanganNegara yang Modern, Efisien, dan Terintegrasi
KMK 302/KMK.01/2018 IS 8 Simplifikasi PelaksanaanAnggaran Melalui PenggunaanTeknologi Digital (Shared Service dan Government Platform)
KMK 125/KMK.01/2020 IS 11 Simplifikasi PelaksanaanAnggaran Melalui PenggunaanTeknologi Digital (Shared Service dan Government Platform)
2014
2016
2018
2020
EVOLUSI PROGRAM
Tayangan video
Konsep Platform sebagai SSC di IndonesiaManfaat Platform Pembayaran Pemerintah:
1. Enabler digitalisasi proses pembayaran (dokumen sumber dari sistem elektronik terpercaya)
2. Simplifikasi proses pada siklus pembayaran. Siklus pembayaran jauh lebih cepat (transisi antar approval tanpa waktu tunggu, update real time, dan tidak ada waktu tunggu pengantaran)
3. Penghematan tenaga administrasi (tidak perlu pengantar dokumen)
4. Mengkonsolidasi data transaksi dalam data terpusat sehingga dapat digunakan tools analisis data (bukti approval otomatis terbentuk dan dapat diakses kapanpun)
Fitur Shared Service (best practice)
Platform Pembayaran Pemerintah
Sentralisasi proses layananpendukung
Sentralisasi system pelaksanaan anggaran yang digunakan satker (IT as anabler), otorisasi melekatpada pemilik kewenangan (KPA, PPK, PPSPM
Kerjasama kelembagaanberdasarkan SLA
Kerjasama kelembagaan berdasarkan SLA hanyauntuk koneksi data SSC dengan penyedia sistemelektronik. Sedangkan satker pengguna diikatperaturan pelaksanaan anggaran
Unit khusus sebagai penyedialayanan shared service (SSC)
SSC = unit pengelola platform mengelola back end transaksi sistem elektronik
Pooling pagu APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Terdapat pendelegasian kewenangan PA kepada KPA untuk pelaksanaan anggaran
Otorisasi komitmen pelaksanaananggaran berada pada SSC
Pendelegasian kewenangan PA kepada KPA untuk pelaksanaan anggaran, sehingga komitmen dilakukan oleh KPA sebagai pemilik kewenangan
Otomasi pendebetan pagu pada satker oleh SSC atas layanan yang dipakai satker pengguna
Tidak diperkenankan otomasi pendebetan paguberdasarkan UU
Fungsi Utama 1Pagu &
Kewenangan
Fungsi Utama 2Pagu &
Kewenangan
Fungsi Utama 3Pagu &
Kewenangan
Fungsi layanan dokumentasitransaksi elektronik
Unit Pengelola Platform
Platfom Pembayaran Pemerintah
Sistem Platform sebagai sarana
Satker 1 Satker 2 Satker 3
Platform Pembayaran Pemerintah1. Platform Pembayaran Pemerintah
(Government Payment Platform) yangselanjutnya disebut Platform adalahintegrasi/interkoneksi system antaraCore System dengan Sistem Pendukung,Sistem Mitra, dan/atau Sistem Monitoringdengan tujuan pembayaran dapatdilakukan secara elektronik dan diaksespejabat yang berwenang dari berbagaikanal pembayaran yang memungkinkan
2. Platform berfungsi sebagai konsolidatorbackend system elektronik.
3. Perubahan ke era digital menimbulkantanggungjawab lebih besar dalampengelolaan data transaksi digital yangterkait pengeluaran negara, yang tidakdapat dihindari oleh DJPb sebagaipenyedia core system pembayaranpemerintah (SAKTI dan SPAN).
4. Dalam lingkungan digital penuh, perlu unitpengelola proses bisnis dan dokumenelektronik, termasuk supervisi SLAkerjasama system elektronik, terpisah darifungsi regulasi dan pengembanganaplikasi.
5. Jumlah kerjasama sistem elektronik akanterus tumbuh sesuai kebutuhan dan skopelayanan pembayaran.
Platform Pembayaran Pemerintah
Kemenkeu
Service Bus
HRIS
PLN/Telkom
marketplace
Sistempendukung
lainnya
Gaji Web
SAKTI
SPAN
Dashboard/ analytic
PembayaranGaji
Common expenses
Perjalanandinas
Pengadaansederhana
Bansos
DigitalisasiAdministrasi
keuangan
JadwalPembayaran
Monitoring
Evaluasi
Keamanandata
RepositoriBukti Digital
DasboardInformasi
Pejabatpengadaansebagaipenggunajasa
PengelolaBansos
Unit Pengelolakepegawaian
Auditor
Pemilik Sistemelektronik/ mitramarketplace
Operator komunikasi Analis kebijakanstatistik
User KPPN /BUN
Regulator/ policy maker
PPK/PPSPM /BP/BPP penggunalayanan
Digitalisasi dan Interkoneksi
Layanan baru PPP
Layanan baru PPP
Manfaat Platform Pembayaran Pemerintah
6
Single interaction to core process (tidak perlu
membuka banyak aplikasi karena data sudah
terhubung)
Simple
Penurunan resource clerical works dan admin
cost (rangkaian proses bisnis pengelolaan
belanja pemerintah di satker adalah paperless)
Efficient
Efektifitas proses pelaksanaan anggaran K/L dan Perencanaan kas yang
lebih terkendali (siklus pembayaran lebih singkat,
data kebutuhan kas diketahui lebih awal)
Effective
Akuisisi data transaksi keuangan pada level lebih detil (big data) yang dapat
diolah untuk berbagai kebutuhan
Data Analytics
Progress:1.Telah terbentuk pengelola platform (KEP-130/PB/2020); dan
Tim Asistensi (KEP-24/PB/2020)2.Pembangunan Kemenkeu service bus sudah selesai, sedang on
progress testing koneksi dengan SAKTI dan Gaji Web.3.Apikasi Gaji web sudah siap, system HRIS belum siap untuk
feeding Gaji web. Penyamaan data sudah 70%4.SAKTI web sudah siap5.integrasi dengan Telkom dan PLN on progress
Isu Strategis1. PMK Piloting platform pembayaran pemerintahmasih harmonisasi di DJPB
2. Pelaksanaan Piloting Payroll dan Commonexpenses awal Januari 2021 /APBN 2021 (DJPbdan Sekjen), SPM gaji perdana 2 Desember 2020
3. Penerapan full dokumen elektronik pada masapiloting terkendala legalitas vs performance
Transparan
Pelaksanaan dilakukandengan mekanisme sesuai
regulasi dan Informasipelaksanaan dapat diaksesdgn mudah sesuai dengan
kewenangannya
Dampak Platform Pembayaran Pemerintah
7
Efisiensi proses1. Digitalisasi secara pararel memungkinan untuk melakukan single entry, sehingga meringkas beberapa tahapan
approval tanpa menghilangkan unsur legalitas atas approval tersebut.2. Pengurangan norma waktu pembayaran karena siklus pembayaran akan menyesuaikan kebutuhan penyiapan dana
yang dapat lebih cepat. Siklus pembayaran 17hk, dapat ditekan sesuai kebutuhan treasury. 1 sd 2 hari kerja utkpenyelesaian tagihan SPP menjadi SPM. Tanggal SP2D akan ditetapkan sesuai dengan jadwal pembayaran yg ada di PKS (Perjanjian Kerjasama). Sehingga, norma waktu yg ditetapkan akan menjadi berkurang dari 17 hari kerja, mulaidari tagihan sd uang diterima beneficiary/vendor .
Efisiensi Sumber Daya ManusiaDengan berkurangnya beban kerja SDM pada pengumpulan bukti fisik, SDM dapat dialokasikan pada fungsi lainnya.Economies of scale1. Digitalisasi melalui pooling pengelolaan dan administrasi tidak memunculkan biaya tambahan dalam pengelolaan
belanja pemerintah, sebaliknya efisiensi sumber daya dapat dimaksimalkan. Biaya penangangan bukti dari biayaSDM dapat ditekan
2. Satker pengguna tidak perlu menyediakan data center/infrastruktur IT baru untuk mengelola bukti pembayaranTracking penggunaan sumber daya1. Platform dapat menyediakan BIG Data yang dapat digunakan untuk memonitor norma waktu penyelesaian
pembayaran tagihan negara. 2. Pembayaran ke beneficiary/penyedia barang jasa berdasarkan jadwal pembayaran yang ditetapkan dalam perjanjian
kerjasama sistem elektronik sehingga manajemen kas lebih pasti dan akurat
Detil baru pada analisa
pelaksanaanAPBN
Milestone Platform Pembayaran Pemerintah
2019Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor KEP-286/PB/2019 tanggal 27 November 2019 tentang Cetak Biru (Blueprint) Platform Pembayaran Pemerintah (Government Payment Platform) sebagai Pelaksanaan Layanan Shared Service Pembayaran Pemerintah,
Cetak Biru
2020
1. Penyusunan tim platform adhoc2. Development Gaji web & interkoneksi HRIS
(via KSB)3. Development SAKTI web untuk common
expenses PLN & Telkom (via KSB)4. Development DIGIT (dashboard)5. Pengembangan regulasi platform dan
PKS/SLA (PLN & Telkom)6. Penyusunan kajian tim platform dedicated7. Piloting gaji DJPb & Setjen (Desember)8. Change management & communication
Persiapan
2021 2023
20221. Perluasan pembayaran gaji Kemenkeu II2. Perluasan common expenses (PLN &
Telkom) Kemenkeu II3. Pengembangan layanan pembayaran
tunkin Kemenkeu I4. Perluasan pembayaran gaji K/L yang
menggunakan SAKTI (piloting I)5. Penyusunan regulasi pengadaan
sederhana6. Koneksi SAKTI – marketplace (pengadaan
sederhana)7. Penyusunan SLA (KKP, marketplace)8. Monev piloting9. Change management & communication
.
2024
1. Pembentukanorganisasi dedicated
2. Project closing
1. Piloting Common expenses (PLN & Telkom) DJPb & Setjen (Januari)
2. Perluasan piloting gaji dan common expenses (PLN & Telkom) Kemenkeu I
3. Pengembangan layanan pembayarantunkin (DJPb & Sekjen)
4. Monev piloting layanan5. Change management &
communication
1. Roll Out pembayaran gaji Kemenkeu2. Perluasan pembayaran gaji K/L yang
menggunakan SAKTI (piloting II)3. Pengembangan layanan pembayaran tunkin
Kemenkeu II4. Persiapan pembentukan unit dedicated
pengelola platform5. Perluasan layanan gaji, common expenses,
marketplace (pengguna SAKTI)6. Penyusunan SLA common expenses,
marketplace7. Monev implementasi8. Change management & communication
Proses Bisnis Platform Pembayaran Pemerintah
ASN/Polri/TNI
HRIS/ SistemMitra
Pengelola Platform
Perjanjiankerjasama
Platform PembayaranPemerintah
DS & OTP
PengujianPembayaran
Bank Operasional
K P P N
Laya
nan
Dig
ital
Lega
l O
pera
sion
al
Peng
elol
aan
Kas
Neg
ara
Reg
ulas
iPel
aksa
naan
Angg
aran
HRIS/SistemMitra
RepositoriDok Digital
Data analytic
JadwalPembayaran
U P K
PPK PPSPMPPABP
Gaji web
Transaksidigital
Entry data
OperasionalPlatform (back end)
PenyediaBarang Jasa
1. Platform Pembayaran Pemerintahmengakomodasi transaksi belanjadalam kanal elektronik (digitalisasi).
2. Pola ini meningkatkan secarasignifikan kecepatan sikluspembayaran sekaligus menghemattenaga administratif
3. Pejabat Perbendaharaan di KL (KPA, PPABP, PPK, PPSPM) dan BUN tetapmenjalankan peran sebagaimanaperan seperti existing untuk menjagacheck and balance
Peranan unit pengelola PPP dan Kantor Vertikal DJPb
1. Telah dilakukan rangkaiandiskusi dengan Bank Mandiriuntuk mempelajari tatakelolakanal elektronik.
2. Terdapat pengelola kanalelektronik yaitu unit electronic channel operation (ECO)
3. Pengkajian menghasilkanpandangan detail tentangpengelolaan transaksi digital ygdapat diterapkan pada pelaksanaan APBN bebasisdokumen digital
4. Dashboard menjadi alat utamauntuk supervisi transaksi
5. kanal elektronik merupakansuatu rangkaian interkoneksisistem elektronik berdasarkanperjanjian kerjasama
PengelolaPlatform
Kantor Vertikal DJPb
Penyusunankerjasama +
Supervisi perjanjian
Rekon data denganmitra kanal + tindak
lanjut hasil rekonPengembangan
layanan
Supervisikepatuhan satker
Tindaklanjut hasilrekon data
Analisa perilakusatker + layanan
konsultasiDas
hboa
rd P
latfo
rm
ECO
Kantor Cabang
Penyusunankerjasama +
Supervisi perjanjian
Rekon data denganmitra kanal + tindak
lanjut hasil rekonPengembangan
layanan
Supervisikepatuhannasabah
Tindaklanjut hasilrekon data
Analisa perilakunasabah +
penjualan kreditDas
hboa
rd E
CO
Pada Bank
Pada DJPb
Tugas Action/aktifitas Output
11
Pembagian Fungsi di Bidang Pelaksanaan Anggaranpada Platform, Kanwil dan KPPN
No Unit Sudah Ada Tambahan Baru
1 Unit PengelolaPlatform PembayaranPemerintah
- 1. Dukungan interkoneksi sistem dengan mitra penyediabarang/jasa
2. Penyusunan naskah Perjanjian kerja sama dengan mitrapenyedia barang/jasa
3. Rekonsiliasi data elektronik mitra penyedia barang/jasa4. Analisis dan tindak lanjut dashboard5. Tindakan keperdataan atas perjanjian sistem elektronik6. Koordinator Monev kepatuhan satker pada tanggal-
tanggal terkait jadwal pembayaran
2 Kantor Wilayah 1. Pembinaan pelaksanaan anggaran2. Proses revisi anggaran3. Penyelesaian permasalahan / dispensasi lingkup
regional4. Dukungan analisis data lingkup regional
1. Monev pagu DIPA satker berdasarkan data platform (terverifikasi system billing PLN/Telkom & HRIS)
2. Penyusunan rekomendasi revisi satker lingkup wilayah kerjanya untuk pengendalian pagu minus
3. Penyusunan analisa penghematan belanja pemerintahakibat penerapan PPP
3 KPPN 1. Pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran2. Penatausahaan dokumen SK pejabat pengelola
perbendaharaan satker3. Proses pencairan dana secara elektronik4. Penyelesaian retur5. Saksi ahli peradilan lingkup KPPN
1. Monev kepatuhan satuan kerja pada tanggal-tanggalterkait jadwal pembayaran (schedule payment)
2. Penatausahaan, pendaftaran, dan monev penggunaanDigital Signature (DS)
3. Penyusunan rekomendasi area penguatan kapasitassatker
4. Penyusunan analisa penghematan belanja pemerintahakibat penerapan PPP
Kesiapan Regulasi
12
PMK Piloting PPP Perdirjen Piloting PPP Kepdirjen Piloting PPP Perjanjian Kerjasama1. Sistem Platform2. Interkoneksi Sistem3. Administrasi Keuangan
Secara Elektronik4. Penyelesaian Tagihan5. Penatausahaan
Interkoneksi Pada Platform6. Monitoring Dan Evaluasi7. Keadaan Kahar8. Ketentuan Lain-lain
1. Tatacara pembayaran gajimelalui platform pembayaran pemerintah
2. Tatacara pembayaranbelanja operasional melaluiplatform pembayaranpemerintah
1. Penetapan tahapanpelaksanaan pembayaranbelanja atas beban APBN
2. Penetapan tahapan waktupelaksanaan
3. Penetapan Satuan kerjasebagai peserta piloting
1. Tujuan dan maksudperjanjian;
2. Tugas dan wewenang para pihak;
3. Data dan sistem yangdigunakan;
4. Jadwal pembayaran;5. Penanganan apabila terjadi
gangguan sistem dan jaringan;
6. Penyelesaian perselisihan; dan
7. Keadaan Kahar.
1. RPMK piloting dirancang agar dapat digunakan selama periode piloting (diperkirakan sampai 2024). 2. Pemekaran cakupan piloting didelegasikan pada regulasi teknis, sehingga didapat legalitas dan
fleksibilitas yang baik
Kesiapan Sistem dan Infrastruktur
13
SAKTI webSistem core pada satker. Sudah resmi
menggantikan SAKTI Desktop tanggal 5 November 2020
Gaji WebSistem core perhitungan gaji. Versi web sudah menyelesaikanUAT pada 5 November 2020
DIGIT & DashboardBerfungsi sebagai alat kerja utama unit pengelola platform. User requirement sudahdiajukan. Penyelesaian pada Desember 2020
Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi
Berfungsi untuk menggaransi legalitas dokumenelektronik. Implementasi pada 2021. 2020 menggunakan TTE tidak tersertifikasi.
Kemenkeu Service BusBerfungsi sebagai interface
interkoneksi antar system elektronik. Sudah beroperasi sejak Agustus 2020
HRIS Kemenkeu
Sistem pengelolaan data kepegawaian. Masih terdapat fitur yang belum tersedia untuk
bertransaksi dengan aplikasi Gaji. Diharapkanselesai minggu 3 November 2020
Interkoneksi sistem elektronik
Kegiatan untuk menciptakan keterhubungan antarsystem. Sd. 5 November 2020, Telkom telah memilikijalur khusus. Sedang testing API. Sedangkan PLN masih proses internal untuk penarikan jalur.
Kesiapan OrganisasiPPP ADHOC Saat Ini(KEP-130/2020)
Ketua
Sekretariat
Kasubdit TK
Kepala Seksi Manajemen Perubahandan Komunikasi,Tugas: Pengelolaan kinerja tim adhocOutput: rencana program kerja
Pokja Pengembangan Kerjasama Layanan Pokja Teknologi Informasi Pokja Layanan
OperasionalPokja Manajemen Mutu
dan Hukum
Manajer:Kepala Subdirektorat Analisis dan PengembanganTugas: Penyusunan regulasi, dan naskahperjanjianOutput: PMK, Perdirjen, Kepdirjen, PKS
Manajer:Kepala Subdirektorat Perancangan dan Pengembangan Sistem InformasiTugas: penyiapan sistem TIK pendukungplatformOutput: penyelesaian SAKTI, Gaji, DIGIT, penyamaan data
Manajer:Kepala Subdirektorat PelaksanaanAnggaran IIITugas: Penyiapan proses bisnis unit pengelolaOutput: penyusunan UR dashboard, perancangan prosbis Unit Pengelola
Manajer:Kepala Subdirektorat Pembinaan ProsesBisnis dan HukumTugas: Pendampingan penyusunan naskahregulasi, kerjasama, dan supervisi manajemenmutu dan hukumOutput: Kajian organisasi unit pengelola, pendampingan & legal drafting
Penanggungjawab
Dir. SP
Pengarah
• Sekretaris DJPb• Dir. PA• Dir. PKN• Dir. SITP
14
Transformasisd. 2024
Opsi OrganisasiO p s i 1 : o r g a n i s a s i d e d i c a t e dt a n p a p e n a m b a h a n s t r u k t u r b a r u
1.A. DJPb adalah PPP1.B. PPP adalah KPPN Khusus
setara eselon IIIO p s i 2 :o r g a n i s a s i d e d i c a t e dD E N G A N p e n a m b a h a n s t r u k t u r b a r u
2.A. PPP adalah Direktorat barusetara eselon II
2.B. PPP adalah KPPN KhususSetara eselon III
2.C. PPP adalah BLU dibawahDJPb
Milestone Piloting
15
November 20201. Penyelesaian regulasi2. Finalisasi integrasi system
elektronik
2 Desember 2020Transaksi perdana (gaji 2021) satker piloting
5 Januari 2021Transaksi perdana common expenses (PLN & Telkom) pada satker piloting (DJPb & Sekjen)
November 20201. Sosialisasi satker piloting
(DJPb & sekjen)2. Training end user3. Survey Readiness
Desember 2020Demo unit operasional keDirjen Perbendaharaan
Note : Sosialisasi dalam rangka persiapan Piloting Pembayaran Gaji Melalui PPP akan diselenggarakantanggal 24-25 November 2020, mengundang PPABP dan PBDK (Pengelola Basis Data Kepegawaian)pada Kanwil dan KPPN
• Sosialisasi implementasi PPP dan Kick Off pelaksanaan tugas Tim PPP Adhocpada BOD Meeting Pimpinan
• Sosialisasi implementasi PPP pada para Kakanwil,KaKPPN
Penguatan Dukungan ImplementasiPlatform Tingkat Pimpinan
• Penyusunan Program Kerja Tim Platform• Rapat Koordinasi Rutin Tim Platform
Pelaksanaan Koordinasi dan KomunikasiInternal Pengelola Platform/
Tim PPP Adhoc
• Rapat koordinasi dengan Pusintek, Biro SDM, PT. PLN, PT. Telkom, PerbankanPelaksanaan Koordinasi dan Komunikasi
dengan Pihak Eksternal Terkait
• Sosialisasi dan pengenalan platform kepada user platform, yaitu PPK, PPSPM,PPABP, Pengelola Kepegawaian
• Pelaksanaan Survey Readiness Pengguna Platform
Penguatan Dukungan dan Komitmendari Para Pengguna/User Platform
• Penyampaian informasi melalui Duta Transformasi DJPb• Penyampaian informasi melalui media sosial PMO DJPb• Pelaksanaan Sosialisasi melalui Webinar
Sosialisasi/Pengenalan Platform Pembayaran Pemerintah ke Stakeholder
16
1
2
3
4
5
Aktivitas Manajemen Perubahan dan Komunikasi
Terima kasihLebih dekat dengan kami
Gedung Prijadi Praptosuhardjo III Lantai 4 Jl. Budi Utomo No. 6 Jakarta – 10710021-3457618, 021-3449230 Ext. [email protected]; [email protected]
@pmodjpb
17
Pembagian fungsi pokja ppp TIM adhocPokja Pengembangan Kerjasama
Layanan Pokja Teknologi Informasi Pokja Layanan Operasional Pokja Manajemen Mutu dan Hukum
1. Membuka kerjasama PPP dengan pemilik sistem elektronik.
2. Menyiapkan bahan kajian dan penyusunan kebijakan kerjasama PPP dengan pemilik sistem elektronik.
3. Menyiapkan bahan analisis kebutuhan dan prioritas kerja sama dalam rangka perumusan nota kesepahaman dan/ atau kontrak kerja sama pada PPP.
4. Merumuskan perjanjian dan/ atau naskah kerjasama pada PPP.
5. Melakukan pengelolaan komunikasi publik dan hubungan antar pengguna PPP.
6. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi program pelaksanaankerjasama PPP dengan pemilik sistem elektronik.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerja sama PPP dengan pemilik sistem elektronik.
8. Melaksanakan administrasi setiap masukan dan permasalahan yang berhubungan dengan kerja sama serta pemecahan permasalahan dalam skala tertentu serta administrasi program aplikasi.
1. Melakukan perencanaan, pengembangan dan implementasi sistem pada PPP.
2. Melakukan penyusunan arsitektur dan analisis kapasitas teknologi informasi pada PPP.
3. Menyiapkan bahan kajian dan penyusunan kebijakan standarisasi teknis dan teknis operasional pada PPP.
4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan standarisasi teknis pada ekosistem dan pelayanan operasional pada PPP.
5. Melakukan pemantauan konfigurasi dan kapasitas infrastruktur,keamanan sistem dan jaringan komunikasi data, basis data, pengolahan data dan dokumen, dan pemeliharaan master file data transaksi yang tersimpan pada PPP.
6. Mengembangkan prosedur administrasi sistem, keamanan user dan dukungan teknis dalam rangka meningkatkan pelayanan pada penyelenggaraan PPP.
1. Melakukan pengelolaan data, analisis, perencanaan, pengembangan, dan implementasi sistem, serta pelaksanaan layanan operasional PPP
2. Melakukan rekonsiliasi data transaksi yang melintas dan tersimpan pada PPP.
3. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan standarisasi teknis pada ekosistem dan pelayanan operasional pada PPP.
4. Melakukan pemantauan konfigurasi dan kapasitas infrastruktur, keamanan sistem dan jaringan komunikasi data, basis data, pengolahan data dan dokumen, dan pemeliharaan master file data transaksi yang tersimpan pada PPP.
5. Mengembangkan prosedur administrasi sistem, keamanan user dan dukungan teknis dalam rangka meningkatkan pelayanan pada penyelenggaraan PPP.
6. Melaksanakan administrasi setiap masukan dan permasalahan yang berhubungan dengan layanan operasional serta pemecahan permasalahan dalam skala tertentu serta administrasi program aplikasi.
1. Melakukan koordinasi dan melaksanakan perumusan peraturan pada PPP.
2. Melakukan koordinasi dan melaksanakan penyusunan rekomendasi kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran dan pengelolaan kas terkait dengan penyelenggaraan PPP.
3. Melakukan koordinasi dan melaksanakan perumusan norma, standar, prosedur, kriteria dan tata kelola dalam penyelenggaraan PPP.
4. Menyiapkan bahan kajian hukum atas kebijakan standarisasi teknis dan teknis operasional pada PPP
5. Memberikan pertimbangan hukum dan penelitian/ penelaahan contract drafting rancangan perjanjian dan/ atau naskah kerjasama pada PPP.
6. Memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan penyelenggaraan PPP
7. Menyiapkan bahan penyusunan strategi, perancangan dan pelaksanaan uji coba pengembangan konsep penjaminan mutu (quality assurance) PPP.
8. Melakukan pemetaan, penilaian dan pengembangan strategi pengelolaan risiko dan hukum pada platform pembayaran pemerintah.
18
fungs i pok ja ppp adhoc vs URJAB SAAT INI
Pokja Pengembangan Kerjasama Layanan
Pokja Teknologi Informasi
Pokja Layanan Operasional
Pokja Manajemen Mutu dan Hukum
Kajian pengembangan layanan: 1. Subdit APPA – Dit. PA 2. Subdit TK – Dit. SP3. Subdit Opkas – Dit. PKN
Kerja sama: Subdit LitbangKK – Dit. SP
Compliance sistem dengan pihak ketiga:Subdit PSSI – Dit. SITP
Pengembangan sistem satker:Subdit PSIE – Dit. SITP
Pengelolaan dan Analisis Data:Subdit KKPA – Dit. PA
Pemantauan dan Evaluasi Sistem:1. Subdit PA I s.d. IV – Dit. PA2. Subdit MPPK – Dit. PKN3. Subdit PSIE – Dit. SITP
Keamanan konfigurasi sistem:Subdit PI – Dit. SITP
Pemeliharaan master file data transaksi (data warehouse) dan rekonsiliasi:Subdit PI – Dit. SITP
Perumusan peraturan1. Subdit HPP – Dit. SP2. Subdit Probiskum – Dit. SP
Rekomendasi kebijakan dan prosedur tata kelola:Bagian OTL - Setditjen
Kajian hukum dan quality assurance:Subdit Probiskum – Dit. SP
1. Berdasarkan pembagian fungsi perbendaharaan saat ini, tidak ada satupun direktorat yang bisa mencakup seluruh tusi dari PPP. Namun, tugas-tugas PPP sudah fit dengan tusi DJPb yang tersebar di beberapa direktorat, sebagaimana diatur dalam PMK OTK.
2. Tugas utama PPP pada organisasi dedicated. sebenarnya adalah layanan operasional. Yaitu, bagaimana PPP mengelola sebuah ekosistem layanan digital, melakukan analisis data dan business intelligence, dan menyiapkan apabila data dibutuhkan oleh pihak yang berwajib. Adapun tugas-tugas kebijakan, kerja sama, supervisi hukum, penyusunan peraturan merupakan ranah kebijakan yang nature-nya dilaksanakan oleh direktorat.
3. Apabila dilihat dari kedekatan tugas, saat ini tugas utama tersebut sebagian besar cenderung ke Dit. SITP. Namun demikian, dalam hal operasionalisasi layanan, tugas yang berkaitan dengan analisis data dan monev selama ini pada sistem pelaksanaan anggaran existing dilaksanakan oleh Dit. PA dan Dit. PKN
19
Opsi 1 : o rgan isas i ded icated tanpa penambahan s t ruktur baruOpsi Pilihan Pro Cons
1-A DJPb adalah PPP
Dasar:PPP merupakan masa depan DJPb di era digital.
1. Tugas PPP sudah selaras dengan tugas-tugas existing di unit kantor pusat dan instansi vertikal DJPb
2. Tugas utama PPP sebagai pengelola data elektronik sejalan dengan pengembangan treasury big data yang akan menjadi masa depan DJPb (digital treasury)
3. Tugas-tugas PPP dapat menjadi bahan pelaksanaan tugas dari jabatan-jabatan fungsional, seperti kajian pengembangan layanan, kerja sama dengan mitra, analisis data, dll
1. Meskipun tidak menambah unit baru, tetap diperlukan reorganisasi sehubungan dengan tusi-tusi yang spesifik untuk menunjang PPP (sehubungan delayering, perubahan tusi ada di eselon II)
2. Fungsi-fungsi pada direktorat sudah sangat penuh, apabila tugas pengelolaan data juga di SITP maka akan sangat berat karena SITP juga sebagai pengembang sistemnya mengingat besarnya data transaksi yang kemungkinan akan di-handle (data approval satker, tagihan pihak ketiga, pembayaran, dll)
3. Membutuhkan koordinasi rutin antar unit yang intensif apabila terdapat permasalahan data
1-B PPP adalah KPPN Khusus setaraeselon III
Dasar:1. Fungsi operator sebaiknya
dipisahkan dari regulator sehingga ada croPPPheck and balance
2. Benchmark dari KPPN Khusus Penerimaan yang juga melaksanakan operasional pengelolaan data penerimaan
1. Tugas PPP khusus layanan operasional terpisah dari regulator dan pengembang sistem
2. Tugas PPP menjadi lebih fokus, misalnya dalam hal menyupervisi validitas data, menyediakan data, dan menganalisis data
3. Analisis data yang semakin baik atas scheduled payment dapat dimanfaatkan oleh Dit. PKN dalam bentuk optimalisasi kas
1. Harus menghapus jabatan lain, karena kantor pusat sudah delayering, maka instansi vertikal yang memungkinkan menjadi alternatif penghapusan
2. Memerlukan kajian yang lebih lanjut mengenai unit-unit instansi vertikal yang akan dihapuskan (digabungkan tugasnya ke unit lain)
3. KPPN Khusus tersebut akan memiliki pembina yang tersebar di beberapa direktorat (Dit. SITP, SP, PA, PKN)
20
Opsi 2 : o rgan isas i ded icated DENGAN penambahan s t ruktur baru (1 /2 )
No Pilihan Pro Cons
2-A PPP adalah Direktorat baru eselon II
Dasar:1. Pada akhirnya operasional PPP adalah salah satu
bentuk pengelolaan BIG DATA2. Benchmark dari DJP di mana mereka mempunyai
direktorat data dan informasi, sehingga bisa fokus melaksanakan business intelligence tanpa meng-handle pengembangan sistem
3. Seiring dengan pengembangan business intelligence di DJPb
Asumsi:Fungsi-fungsi regulasi masih dilaksanakan oleh direktorat-direktorat teknis
1. Tugas PPP khusus layanan operasional terpisah dari regulator (direktorat teknis) dan pengembang sistem (dit. SITP)
2. Tugas PPP menjadi lebih fokus, misalnya dalam hal menyupervisi validitas data, menyediakan data, dan menganalisis data
3. Analisis data yang semakin baik atas scheduled payment dapat dimanfaatkan oleh Dit. PKN dalam bentuk optimalisasi kas
4. Pengembangan direktorat baru tersebut sangat mendukung penerapan business intelligence di DJPb yang saat ini konsepnya masih dilaksanakan seluruhnya oleh Dit. SITP
1. Memerlukan intervensi keputusan high level dari pimpinan Kementerian Keuangan
2. Kemungkinan besar akan mendapatkan tantangan ketat di Sekjen dan KemenPANRB
2-B PPP adalah KPPN Khusus setara eselon III
Dasar:1. Fungsi operator sebaiknya dipisahkan dari regulator
sehingga ada croPPPheck and balance2. Benchmark dari KPPN Khusus Penerimaan yang juga
melaksanakan operasional pengelolaan data penerimaan
Asumsi:Fungsi-fungsi regulasi masih dilaksanakan oleh direktorat-direktorat teknis
1. Tugas PPP khusus layanan operasional terpisah dari regulator dan pengembang sistem
2. Tugas PPP menjadi lebih fokus, misalnya dalam hal menyupervisi validitas data, menyediakan data, dan menganalisis data
3. Analisis data yang semakin baik atas scheduled payment dapat dimanfaatkan oleh Dit. PKN dalam bentuk optimalisasi kas
1. Memerlukan intervensi keputusan high level dari pimpinan Kementerian Keuangan
2. Kemungkinan besar akan mendapatkan tantangan ketat di Sekjen dan KemenPANRB
3. KPPN Khusus tersebut akan memiliki pembina yang tersebar di beberapa direktorat (Dit. SITP, SP, PA, PKN)
21
Opsi -ops i o rgan isas i ded icated DENGAN penambahan s t ruktur baru (2 /2 )
No Pilihan Pro Cons
2-C PPP adalah Badan Layanan Umum di bawah DJPb
Dasar:PPP dapat menghasilkan penerimaan negara berasal dari kontrak (PKS) antara DJPb dengan mitra pihak ketiga dalam bentuk diskon karena dapat diproyeksikan transaksi dalam jumlah besar melalui PPP.
Asumsi:Karena bentuknya BLU, yang tidak dapat dilaksanakan dari PPP hanya pengembangan sistem, sedangkan fungsi kerja sama, pengembangan layanan, dll bisa dilaksanakan secara mandiri oleh BLU PPP.
1. BLU merupakan organisasi yang lebih agile yang dapat melakukan perikatan secara mandiri dan memiliki previlege dalam pengelolaan keuangan sehingga tugas PPP dapat menjadi lebih optimal
2. Analisis data dan tata kelola yang semakin baik atas scheduled payment dapat dimanfaatkan oleh Dit. PKN dalam bentuk optimalisasi kas
1. Memerlukan intervensi keputusan high level dari pimpinan Kementerian Keuangan
2. Kemungkinan besar akan mendapatkan tantangan ketat di Sekjen dan KemenPANRB
3. KPPN Khusus tersebut akan memiliki pembina yang tersebar di beberapa direktorat (Dit. SITP, SP, PA, PKN)
22
Payment Schedule
1. Dit PKN dan KPPN nantinya akanmemproses dokumen pembayaranberdasarkan tanggal pembayaransebagaimana diatur dalamkerjasama sistem elektronik yang disusun PPP
2. Hari kerja diluar tanggal pembayarandigunakan untuk proses analisa dan rekonsiliasi data untuk memastikankebenaran data tagihan
3. Transaksi pada satker normal sebagaimana saat ini (business as usual)
Critical Points Digitalisasi1.PPP adalah integrasi/interkoneksi system antara Core System dengan Sistem Pendukung, Sistem
Mitra, dan/atau Sistem Monitoring dengan tujuan pembayaran dapat dilakukan secara elektronik dan diakses pejabat yang berwenang dari berbagai kanal pembayaran yang memungkinkan
2.Integrasi system harus menghasilkan data dan dokumen yang memenuhi legalitas dan keamanan3.Transaksi dapat ditelusui oleh pejabat yang berwenang melalui tandatangan elektronik
Integrasi sistem
• Dokumen menjadi legal jika ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. PP 71/2019 menyatakan tandatangan elektronik setara dengan tandatangan basah
• Transaksi dieksekusi oleh pejabat yang berwenang sesuai role pada sistem
Digitalisasi Dokumen dan transaksi
1.PP 71/2019 mengakui tandatangan elektronik (TTE) tersertifikasi dan TTE tidaktersertifikasi
2.Compliance: dokumen yang diterbitkan dari system harus sesuai PP 713.Performance: penerapan TTE tidak mengganggu kinerja system secara keseluruhan4.Penerapan DS memerlukan perubahan signifikan pada aplikasi Gaji dan SAKTI
compliance dan performance
1. Terobosan PPP adalah seluruh transaksi dan dokumentasi dapat dijalankan secara full elektronik dan memenuhi legalitas pengesahan dokumen
2. Dalam kondisi ideal, operator SAKTI dan SPAN (KPPN) tidak perlu mengelola dokumenhardcopy
25
Isu-isu organisasi PPP1. Delayering pada Direktorat
1. Struktur organisasi DJPb di masa depan sudah tidak terkotak-kotak lagi dengan adanya delayering. 2. Pembagian fungsi-fungsi akan semakin melekat/ditarik pada jabatan eselon II (Sekretaris/Direktur).
2. Fungsi SSC vs Fungsi Direktorat1. Fungsi-fungsi pada organisasi PPP tidak spesifik dilaksanakan oleh eselon II manapun, apabila melihat pada pembagian fungsi antar direktorat saat
ini. 2. Tugas PPP paling dominan yang belum ada adalah pengelolaan data transaksi. Adapun tugas lain masih fit dilaksanakan oleh direktorat2
berdasarkan tusi saat ini.3. Saat ini, unit yang dapat melaksanakan hubungan perikatan/kerja sama/pencocokan sistem dengan pihak ketiga (PLN/Telkom/dll) belum ada.
Satu-satunya unit yaitu Sekretariat DJPb dalam konteks perikatan dan penyelesaian tagihan atas beban APBN.4. SSC membutuhkan kewenangan untuk melakukan fungsi koordinasi dengan KPPN di daerah.
3. SSC = UU Keuangan Negara + UU ITE1. PPP melaksanakan dua undang-undang sekaligus yaitu UU Perbendaharaan Negara dan UU ITE. Apabila berdasarkan UU ITE, pengelolaan bukti
transaksi dan pengamanannya merupakan ranah penyelenggaran sistem elektronik. Sementara pada UU Keuangan negara, pengelolaan bukti transaksi merupakan ranah K/L.
2. Dalam hal alat kerja KL yang dipergunakan adalah SAKTI yang merupakan produk DJPb, maka Dit SITP berpotensi memiliki fungsi overload ketikaterjadi dugaan berbagai maladministrasi, fraud, dan illegal act yang memerlukan alat bukti.
3. Dalam hal pengamanan tandatangan elektronik (digital signature/DS), titik pendaftaran dan dokumentasi pendaftaran sangat krusial terutama formulir pendaftaran DS mengandung spesimen tandatangan.
4. Penegakan Check and Balances1. konsep check and balances merupakan prinsip yang selalu dijaga, perlu ada pemisahan tanggungjawab pengembangan aplikasi dan pengeloa
data, pengemban aplikasi dan pengelola DS. 2. Dit SITP dapat diproyeksikan hanya fokus pada pengembangan system, Dit teknis sebagai regulator, Platform sebagai pengelola data3. Layanan operasional dan legal (keperdataan, kerjasama, alat bukti, dll) direkomendasikan dipisahkan dari tugas pengembangan sistem.
5. PPP vs KPPN1. Keberadaan PPP diharapkan tidak mereduksi fungsi KPPN di daerah secara signifikan. 2. Sebagai contoh, saat ini KPPN di daerah bertindak sebagai verifikator dan penyimpan hardkopi spesimen dari satker dalam pengusulan DS.
Capaian
Next
1. Penetapan Kepdirjen 24/PB/2020 Tim Asistensi Platform (30 Januari 2020)2. Penetapan Kepdirjen 130/PB/2020 Tim Pengelola Platform (9 Juni 2020)3. Penetapan Kepdir SP 36/PB.7/2020 Tim Sekretariat Platform (4 September 2020)4. Penyusunan proker dan kegiatan Tim Pengelola Platform5. Penyusunan video publikasi PPP
1. Pemanfaatan fitur Kemenkeu Kolaborasi2. Sosialisasi penguatan dukungan dan komitmen3. Survei kesiapan implementasi4. Training end users
Sekretariat Tim Pengelola Platform
26
Kinerja Pokja SekretariatTim Output Keterangan
1. Kepala SubdirektoratTransformasi Kelembagaan,Dit SP
2. Kepala Seksi Perencanaandan Transformasi TeknologiInformasi, Dit SITP
3. Frenky DK Situmorang, Dit SP4. Faruq Al Amin, Dit SP5. Danang Setyahadi, Dit SP6. Marthony Mandra, Dit SP7. Murti Pagar Intan, Dit SP
• Pembentukan Unit PengelolaPlatform Adhoc
1. Penetapan Kepdirjen 24/PB/2020 Tim Asistensi Platform (30 Januari 2020)
2. Penetapan Kepdirjen 130/PB/2020 Tim Pengelola Platform (9 Juni 2020)
3. Penetapan Kepdir SP 36/PB.7/2020 Tim Sekretariat Platform (4 September 2020)
• Perangkat Manajemen PengelolaanPlatform
Mekanisme Koordinasi & Laporan melalui FiturKemenkeu Kolab
• Penyusunan Anggaran UnitPlatform
Sudah disusun rencana anggaran 2021
• Monev dan Pelaporan PengelolaanPlatform
Standar laporan sudah disiapkanLaporan Triwulan III dijadwalkan Oktober 2020
• Penguatan Dukungan danKomitmen Implementasi Platform
Kick off tim adhoc oleh Dirjen PB 5 Juli 2020
• Kegiatan Survei KesiapanImplementasi
Diagendakan November 2020
• Penyusunan Manual Implementasi Platform
Buku manual gaji web dan SAKTI web sedang disiapkan tim IT
• Kegiatan Training End Users Penyusunan video publikasi PPP sesi 1 sebanyak 7 video
27
Capaian
Next
1. Pembahasan draft regulasi terkait pembayaran gaji2. Pembahasan draft regulasi piloting platform3. Pembahasan PKS dengan PLN dan Telkom
Pokja Pengembangan Kerjasama layanan
1. Finalisasi dan pengajuan regulasi terkait pembayaran gaji2. Finalisasi dan pengajuan regulasi piloting platform3. Finalisasi PKS dengan PLN dan Telkom
Pimpinan memutuskan bahwa pola pagu belanja pegawai mengikuti kondisi existing(25 September 2020)
28
Kinerja Pokja Pengembangan Kerjasama LayananTim Output Keterangan
• Kasubdit APPA, Dit PA• Kasubdit Litbang & KK, Dit SP• Kasi APPA I, Dit PA• Kasi APPA II, Dit PA• Kasi PRP, Dit PKN• Kasi PVA, Dit PKN• Kasi KK, Dit SP• Kasi TSPP, Dit SP• Yusuf Prihantoro• Heru Priyantono• Ferry Sutiono
Penyusunan RPMK Piloting 1. Ketentuan tentang bukti elektronik masuk ranah revisi PMK 190. penyelesaian di 2021.
2. Drafting naskah RPMK Piloting sudah selesai, saat ini memasuki reviu antar direktorat
Naskah PKS + SLA dengan HRIS Kemenkeu
Tidak diperlukan, menggunakan SE Menkeu ttg HRIS (diputuskan 13/08/2020)
Naskah PKS + SLA dengan PLN
1. Sudah dilakukan rapat teknis dengan PLN (5x)2. Dalam proses penyusunan drafting
MOU/PKS/SLA3. Menunggu testing pertukaran data
Naskah PKS + SLA dengan Telkom
1. Sudah dilakukan rapat teknis dengan Telkom (5x)2. Dalam proses penyusunan drafting
MOU/PKS/SLA3. Jaringan sudah terhubung. Menunggu testing
pertukaran dataNaskah PKS + SLA dengan KKP KPK
Tahun 2021
29
Capaian
Next
1. Pengembangan Gaji Web2. Pengembangan SAKTI web3. Penyamaan data gaji dengan HRIS4. Pembahasan teknis integrasi, UR, kamus data dan koneksi dengan PLN dan Telkom5. Penyusunan konsep dashboard unit operasional6. Diskusi teknis pengamanan sistem elektronik7. Penyamaan data gaji
Pokja Pengembangan Teknologi Informasi
1. Pengkoneksian SAKTI web dengan Gaji web dan HRIS2. Pengkoneksian SAKTI dengan sistem PLN3. Pengkoneksian SAKTI dengan sistem Telkom4. Pengembangan fitur dashboard
30
Kinerja Pokja Pengembangan IT
31
Tim Output Keterangan1. Kasubdit PPSI, Dit. SITP2. Kasubdit PSIE, Dit SITP3. Kasi Duktek &PM,A
Dit.SITP4. Kasi PSIE I, Dit SITP5. Eko Aprianto6. Jananto Sigit Widodo7. Bambang Sugiarto8. Parno9. Rudi Hartono10. Widi Hiidayat11. Nur Fitra Aprilian Dian
Pamarna12. Rahadian Zahri13. Kamarul Rizal Y14. Argan Imam Bagusputra15. Rifan Abdul Rahman16. Josua Herry Martua Saragih17. Eko Firmansyah18. Aditya Nugraha19. M.Gebi Ramamdan Roring20. Randy Hermawan
Aplikasi gaji berbasis Web, Aplikasi Loader, Dokumen Pengembangan host to host. Dokumen Spesifikasi Host to Host
Output-output tersebut adalah bagian dari Pengembangan sistem/aplikasi piloting pembayaran gaji dan dijadwalkan selesai pada November 2020 (SAKTI web, Gaji web, DIGIT sebagai dashboard)VT dan ST saat ini masih proses
Laporan hasil pembahasan penyelarasan proses bisnis dan sistem SSC dengan PLN dan dokumen desain.
Output-output tersebut adalah bagian dari Pengembangan sistem/aplikasi piloting pembayaran tagihan listrik dijadwalkan selesai pada November 2020.
1. User requirement pada KSB, HRIS, PLN dan Telkom disampaikan bersamaan dengan pembahasan penyamaan data dan teknis integrasi
2. Layanan gaji pegawai DJPb (7000) dan Sekjen (1500)3. Telkom sudah menarik kabel leased line. Saat ini sedang
testing API.4. PLN masih proses penganggaran untuk jaringan5. Estimasi satker pengguna 230.
Laporan hasil pembahasan penyelarasan proses bisnis dan sistem SSC dengan telepon dan dokumen desain
Output-output tersebut adalah bagian dari Pengembangan sistem/aplikasi piloting pembayaran tagihan telepon dijadwalkan selesai pada November 2020.
1. Pembahasan keamanan sistem sudah dilaksanakan bersama bank Mandiri (29/09/2020) dan BPPT (08/10/2020)
2. DS pada BPPT cukup menjanjikan karena performa tinggi dan dapat ditambah pengaman tambahan OTP, token
3. Implementasi DS pada 2021
Capaian
Next
1. Benchmarking probis unit operasional dengan KPPN Penerimaan2. Benchmarking probis dengan Unit ECO PT Bank Mandiri (Persero)3. Penyusunan konsep dashboard platform
Pokja layanan Operasional
1. Penyusunan konsep penanganan transaksi pada unit pengelola2. Uji coba dan demo fitur dashboard
Implementasi Layanan Platform mulai Desember 2020untuk pembayaran gaji, tagihan PLN, dan tagihan Telkom
32
Kinerja Pokja Layanan OperasionalTim Output Keterangan
• Kasubdit PA III, Dit. PA• Kasubdit KKPA, Dit PA• Kasi PA III a, Dit PA• Kasi KPA I, Dit PA• Kasi KPA II, Dit PA• Kasi PD & PSI, Dit PA• Kasi TAP&SM, Dit SP• Asep Syamsu Diyar• Iman Santoso Simanjuntak• Irwan Marthiosep• Immanuel Budi Utomo
Laporan Benchmarking ke KPPN Penerimaan dan Laporan Benchmarking ke Bank Mandiri
Laporan-laporan tersebut adalah output dari kegiatan benchmarking dengan unit yang telah mengembangkan shared service.
Dashboard untuk tim OPS Rancangan awal sudah diusulkan pokja IT. Perlupendetilan dengan PLN/Telkom, dan simulasi operasi.Telah menyusun konsep dashboard untuk pembayaran gaji, listrik dan telepon berupa draftdashboard.
Penyamaan data HRIS, Telkom, dan PLN
Sementara diambil alih pokja IT, bersamaandengan pengembangan sistem dan dashboard.Masih menunggu poin-poin MoU/PKS/SLA denganPLN dan Telkom yang dilaksanakan Pokja Kerjasama Layanan.
33
Capaian
Next
1. Pendampingan pembahasan draft regulasi terkait pembayaran gaji2. Pendampingan pembahasan draft regulasi piloting platform3. Pendampingan pembahasan PKS dengan PLN dan Telkom4. Pengkajian rancangan organisasi unit pengelola
Pokja Manajemen Mutu dan Hukum
1. Pendampingan finalisasi dan pengajuan regulasi terkait pembayaran gaji2. Pendampingan finalisasi dan pengajuan regulasi piloting platform3. Pendampingan finalisasi PKS dengan PLN dan Telkom4. Penyusunan konsep manajemen mutu5. Penyusunan konsep pendampingan hukum
34
Kinerja Manajemen Kerja Mutu Dan HukumTim Output Keterangan
• Kasubdit Probiskum & Hukum,DSP
• Kabag OTL, Setditjen• Kasubbag Tata Laksana,
Setditjen• Kasubbag PO , Setditjen• Kasi P Probisku II, Dit SP• Kasi PProbiskum IV, Dit SP• Kasi TPL, Dit SP• Bambang Suharto• Pinto Kusuma Arief• Rizky Dian Bareta• Reza Yudhiansyah
Dokumentasi persiapan sertifikasi ISO 9001 dan ISO 27001
Diusulkan dimulai 2021 sambil proses operasional berjalan.
Rancangan organisasi SSC 1. Kedudukan SSC dalam hukum keuangan negara sudah dibahas Bersama Probiskum (30/06/2020). SSC hanya katalisator atau jembatan, tidak terlibat proses transaksi sehingga isu pagu, DS, dan bukti elektronik bukan ranah SSC.
2. Rancangan awal disampaikan 27 Agustus 2020
SOP internal SSC Diusulkan dimulai 2021 sambil proses operasional berjalan.
Legal opinion atas naskahMOU/PKS/SLA.
Bersamaan dengan proses drafting MOU/PKS/SLA diilakukan pendampingan penyusunan MOU/PKS/SLA pada gaji , PLN dan Telkom , pendampingan penyusunan regulasi, pelaksanaan manajemen mutudan pendampingan sengketa hukum.
35