KAJIAN FISKAL - DJPb
Transcript of KAJIAN FISKAL - DJPb
- 1 -
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan I 2020
Penyusun
Penanggung Jawab : Syaiful Ketua Tim : Rochmad Arif Tri Setyawan Anggota : Rochmat Basuki | Muhammad Ulil Albab |
Achmad Puji Slamet | Reynaldi Wisnu Werdhana | Lusiane Noorlin Nussy | Maria Paulina Warwe |
Desain Grafis : Reynaldi Wisnu Werdhana
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ii Daftar Tabel iii Daftar Grafik iv I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto 1 B. Inflasi 2 C. Ekspor-Impor
D. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 3 4
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN 4 A. Pendapatan Negara 4 B. Belanja Negara 8 C. Prognosis Realisasi APBN 12
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 13 A. Pendapatan Daerah 14 B. Belanja Daerah 17 C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020 18
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
19
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 19 B. Pendapatan Konsolidasian 19 C. Belanja Konsolidasian 21 D. Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Dalam PDRB 22
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH 23
A. Dampak Kebijakan Pembatasan Sosial Covid-19 Bagi Perekonomian Sektor UMKM Provinsi Papua
23
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2019 dan 2020 5
Tabel 2.2 Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat (dalam miliar rupiah) 10
Tabel 2.3 Prognosis Realisasi APBN s.d. Akhir Tahun 2020 (miliar rupiah) 12
Tabel 3.1 Pagu dan Realisasi APBD Seluruh Pemda(Prov/Kota/Kab) di Provinsi Papua s.d. Triwulan I Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)
13
Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2020 18
Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Provinsi s.d. Triwulan I Tahun 2020
19
Tabel 4.2 Pertumbuhan Pendapatan dan PDRB 20
Tabel 4.3 Pertumbuhan Belanja Pemerintah dan PDRB 22
Tabel 4.4 Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB 22
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua Triwulan I-2020 Year on Year 1
Grafik 1.2 PDRB per Kapita Papua 2
Grafik 1.3 Tingkat Inflasi Provinsi Papua Tahun 2020 2
Grafik 1.4 Perkembangan Ekspor-Impor Provinsi Papua Tahun 2020 3
Grafik 1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Papua Tahun 2020 4
Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri s.d. Triwulan I Tahun 2020 5
Grafik 2.2 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional s.d. Triwulan I Tahun 2020
7
Grafik 2.3 Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat s.d. Triwulan I Tahun 2020 8
Grafik 2.4 Tren Realisasi TKDD s.d. Triwulan I Tahun 2020 9
Grafik 2.5 Realisasi Penyaluran KUR s.d. Triwulan I Tahun 2020 11
Grafik 2.6 Realisasi Penyaluran KUR Per Sektor Triwulan I Tahun 2020 11
Grafik 2.7 Realisasi Tren Realisasi Belanja Tahunan Pemerintah Pusat 12
Grafik 3.1 Realisasi PAD Lingkup Papua s.d. Triwulan I Tahun 2020 14
Grafik 3.2 Pemda Dengan Realisasi Pajak Daerah Terbesar s.d. Triwulan I Tahun 2020 (miliar rupiah)
14
Grafik 3.3 Pemda Dengan Realisasi Penerimaan Lain-Lain PAD Yang Sah Terbesar s.d. Triwulan I Tahun 2020
15
Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Pendapatan Transfer di Papua s.d. Triwulan I Tahun 2020
16
Grafik 3.5 Realisasi Pendapatan Transfer s.d. Triwulan I Tahun 2020 16
Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja s.d. Triwulan I Tahun 2020
17
Grafik 3.7 Tren Pendapatan dan Belanja Daerah, IPM dan Tingkat Kemiskinan 18
Grafik 3.8 18
Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan I 19
Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaan Konsolidasian s.d. Triwulan I 2020 20
Grafik 4.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan, PNBP, dan Hibah 20
Grafik 4.4 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah (miliar rupiah) 21
Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian s.d. Triwulan I 21
Grafik 5.1 Peningkatan Jumlah Penderita Covid19
di Provonsi Papua
24
Grafik 5.2 Penyaluran KUR di Papua Tahun 2020 24
Grafik 5.3 Penyaluran Pembiayaan Umi di Papua Tahun 2020 25
BAB 1
Bandara Mozes Ki langin - T imika
Perkembangan dan Anal is isEkonomi Regional
1
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto
Perekonomian Papua jika ditinjau
dari besaran Produk Domestik Regional
Bruto atas dasar harga berlaku triwulan I-
2020 adalah sebesar Rp46,31 triliun,
sedangkan atas dasar harga konstan
sebesar Rp.32,29 triliun. Selama periode
triwulan I-2020, kondisi perekonomian
papua mengalami pertumbuhan sebesar
1,48 persen jika dibandingkan triwulan
yang sama tahun 2019. Peningkatan mayoritas lapangan usaha merupakan pemicu
pertumbuhan tersebut, walaupun lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang
merupakan penyumbang ekonomi utama Papua mengalami kontraksi -2,35 persen.
Secara total, triwulan I-2020 ekonomi Papua masih berada pada pertumbuhan positif.
Walaupun terjadi peningkatan disbanding triwulan I-2019, beberapa lapangan usaha
justru mengalami perlambatan. Salah satu penyebab perlambatan tersebut adalah
munculnya covid-19 pada akhir triwulan I-2019. Walaupun terjadi perlambatan,
beberapa lapangan usaha mampu merespon situasi dengan pertumbuhan yang cukup
tinggi. Beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi selama
triwulan I-2020 adalah Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 5,69 persen;
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5,59 persen; dan kategori Perdagangan
Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 5,41 persen.
Kategori yang mengalami kontraksi pertumbuhan adalah Jasa Keuangan dan Asuransi
sebesar -7,33 persen; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur ulang
sebesar -7,51 persen, dan kategori Industri Pengolahan sebesar -4,86 persen.
Jika dilihat secara q-to-q, pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan I-2020
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -6,67 persen. Adanya penurunan produksi
pada kategori Pertambangan dan Penggalian yang merupakan penyangga tertinggi
ekonomi Papua sebesar -3,89 persen adalah penyebab terjadinya kontraksi ekonomi.
Selain itu, mayoritas lapangan usaha juga mengalami kontraksi. Berkurangnya aktivitas
pada triwulan I-2020 dibanding triwulan IV-2019 yang merupakan puncak perayaan hari
besar keagamaan dan hari libur panjang Papua merupakan pemicu menurunnya
perekonomian. Kontraksi tertinggi dialami lapangan usaha Konstruksi sebesar -13,41
BAB 1
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Papua
Triwulan I-2020 Year on Year
Sumber: BPS (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
2 Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
persen dan lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar -12,49 persen. Sedangkan
beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif adalah Jasa Keuangan
dan Asuransi sebesar 3,02 persen, Pengadaan listrik dan gas sebesar 1,21 dan kategori
Industri Pengolahan sebesar 0,08 persen.
PDRB per Kapita Papua
pada triwulan I-2020 senilai
Rp13,53 juta atau turun sebesar -
7,12 persen dibandingkan triwulan
lalu Rp.14,57 juta. Jika ditinjau
tanpa memasukkan sektor
Pertambangan dan Penggalian,
PDRB per kapita Papua pada
triwulan I-2020 sebesar Rp.10,44
juta atau turun sebesar 7,94
persen dibandingkan triwulan lalu Rp.11,34 juta.
B. Inflasi
Pada bulan Maret 2020
Papua mengalami deflasi
gabungan 3 kota IHK (Jayapura,
Merauke dan Timika) sebesar 0,92
persen. Deflasi di 3 kota IHK
terjadi akibat penurunan harga
barang dan jasa pada kelompok
makanan, minuman, dan
tembakau; kelompok pakaian dan
alas kaki; kelompok kesehatan;
kelompok transportasi; dan
kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Disamping itu, faktor yang juga
mendorong terjadinya deflasi tersebut adalah penurunan harga yang cukup signifikan
pada beberapa komoditi antara lain: tarif angkutan udara, cabai rawit, tomat, kangkung,
bawang merah, dan lain-lain. Sedangkan inflasi tahun kalender 3 kota IHK di Papua
pada Maret 2020 sebesar 0,09 persen dan inflasi year on year sebesar 1,21 persen.
Pada Maret 2020, Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,29 persen,
Merauke 1,53 persen dan Timika 1,91 persen. Ditinjau dari wilayah Sulampua (Sulawesi,
Maluku dan Papua), inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 0,62 persen dan inflasi
Grafik 1.2. PDRB per Kapita Papua
Sumber: BPS (2019), diolah
Grafik 1.3. Tingkat Inflasi Provinsi Papua Tahun
2020
Sumber: BPS (2019), diolah
3
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
terendah terjadi di Watampone sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi
di Timika sebesar -1,91 persen dan deflasi terendah terjadi di Palopo dan Sorong
sebesar -0,09 persen.
C. Ekspor Impor
Pada Maret 2020, Ekspor
Papua sebesar US$84,36 juta
atau meningkat sebesar 877,13
persen disbanding bulan Februari
2020 yang hanya sebesar
US$8,63 juta. Ekspor Papua pada
bulan Maret 2020 hanya
didominasi oleh ekspor nonmigas.
Ekspor terbesar berasal dari
Pelabuhan Amamapare yaitu
sebesar US$76,38 juta atau 90,54
persen dari total ekspor Papua. Total ekspor Papua selama triwulan I-2020 sebesar
US$100,98 juta atau menurun sebesar 72,9 persen dibandingkan triwulan yang sama
tahun 2019.
Impor Papua pada bulan Maret 2020 mencapai US$12,82 juta, yang terdiri dari
impor migas US$0,91 juta dan impor nonmigas US$11,91 juta. Nilai impor Papua
mengalami penurunan sebesar 30,52 persen dibandingkang bulan Februari 2020.
Walaupun impor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 16,87 persen pada bulan
Maret 2020, tetapi impor migas menurun tajam sebesar 89,01 persen. Komoditi
nonmigas yang memiliki nilai impor terbesar adalah Barang-barang dari besi dan baja
(HS73) yang memiliki nilai US$3,5 juta atau sebesar 29,37 persen dari total nilai impor
komoditi nonmigas.
Neraca perdagangan Papua pada bulan Maret 2020 mengalami surplus sebesar
US$71,54 juta. Secara kumulatif, Pada bulan Maret 2020 neraca perdagangan Papua
mengalami surplus sebesar US$51,45 juta.
Grafik 1.4. Perkembangan Ekspor-Impor Provinsi Papua
Tahun 2020
Sumber: BPS (2019), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
4 Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
D. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pada Februari 2020, jumlah
angkatan kerja di Papua mencapai
1.830.409 orang. Jumlah tersebut
meningkat 21.561 dibandingkan
Februari tahun 2019. Sedangkan
jumlah penduduk yang bekerja di
Papua mencapai 1.764.113 orang,
lebih banyak 17.150 orang
dibandingkan Februari 2019.
Jumlah pengangguran pada
Februari 2020 mencapai 66.296 orang, meningkat 4.411 orang dibandingkan Februari
2019. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua pada Februari 2020
mencapai 3,62 persen atau turun sebesar 0,03 persen dibandingkan kondisi pada bulan
Agustus 2019.
Akibat Wabah Corona, Perekonomian Papua Triwulan I Minus 6,77 Persen Jayapura – Perekonomian Papua pada triwulan I tahun 2020 minus 6,77 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2019. Kepala Bidang Neraca Wilayah Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Eko Mardiana mengatakan, hal tersebut disebabkan hampir semua lapangan usaha mengalami penurunan produksi. Sementara, dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan disebabkan oleh komponen ekspor barang dan jasa yang turun hingga 71,58 persen. Kontraksi pertumbuhan tertinggi, kata Eko, terjadi pada lapangan usaha konstruksi sebesar minus 13,41 persen dan lapangan usaha jasa pendidikan minus 12,49 persen. https://www.pasificpos.com/akibat-wabah-corona-perekonomian-papua-triwulan-i-minus-677-persen/
Grafik 1.5. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi
Papua Tahun 2020
Sumber: BPS (2019), diolah
BAB 2
Bandara Wamena - Jayawi jaya
Perkembangan dan Anal is isPelaksanaan APBN
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 5
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Realisasi APBN Papua pada triwulan I-2020 ditinjau dari sisi pendapatan dan
belanja mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Perkembangan APBN Papua dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1: Pagu dan Realisasi APBN s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2019 dan 2020
Uraian Tahun 2019 Tahun 2020
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A. PENDAPATAN NEGARA 9.783,78 1.974,65 11.032,06 1.860,44
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 9.783,78 1.974,65 11.032,06 1.860,44
1. Penerimaan Perpajakan 9.374,25 1.800,42 10.393,32 1.595,80
a. Pajak Dalam Negeri 7.090,34 1.256,54 8.751,93 1.437,49
b. Pajak Perdagangan Internasional 2.283,92 543,88 1.641,38 158,31
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 409,52 174,23 638,74 264,64
II. HIBAH 0,00 0,00 0,00 0,00
B. BELANJA NEGARA 66.333,14 10.491,50 64.156,44 8.510,60
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 17.897,41 1.777,86 16.856,58 1.773,83
1. Belanja Pegawai 4.092,10 750,66 4.099,05 799,75
2. Belanja Barang 7.040,30 679,89 5.396,81 539,52
3. Belanja Modal 6.613,74 347,13 7.236,07 414,80
4. Belanja Bantuan Sosial 35,48 0,00 24,27 0,00
5. Belanja Lain-lain 115,79 0,18 100,38 19,76
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 48.435,73 8.713,65 47.299,86 6.736,77
1. Transfer ke Daerah 43.198,23 8.637,12 41.890,99 6.736,77
a. Dana Perimbangan 34.396,13 8.573,41 33.054,83 6.736,77
1) Dana Alokasi Umum 23.105,60 7.668,50 23.456,05 5.906,08
2) Dana Bagi Hasil 4.211,46 455,63 2.701,31 368,79
3) Dana Alokasi Khusus Fisik 4.991,47 0,00 4.894,56 0,00
4) Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2.087,60 449,28 2.002,91 461,90
b. Dana Otonomi Khusus 8.674,68 0,00 8.715,88 0,00
c. Dana Insentif Daerah 127,42 63,71 120,28 0,00
2. Dana Desa 5.237,50 76,53 5.408,87 0,00
C. SURPLUS DEFISIT -56.549,36 -8.516,86 -53.124,38 -6.650,17
Sumber: OMSPAN dan MEBE (2020), diolah
Realisasi pendapatan negara sampai dengan triwulan I-2020 baru tercapai Rp1,86
triliun atau 16,9 persen dari target sebesar Rp11,03 triliun. Realisasi ini lebih rendah
dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 20,2 persen.
Penurunan pendapatan negara terutama terjadi pada komponen penerimaan pajak
perdagangan internasional, yang turun dari Rp543,88 miliar pada triwulan I-2019
menjadi hanya sebesar Rp158,31 miliar pada triwulan I tahun anggaran berjalan.
Di sisi belanja, alokasi pagu tahun 2020 sebesar Rp64,16 triliun, yang terdiri dari
Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp16,86 Triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa (TKDD) sebesar 47,30 Triliun. Pagu belanja tersebut turun 2,5 persen dari pagu
tahun sebelumnya, terutama pada alokasi Dana Bagi Hasil. Realisasi belanja negara
sampai dengan triwulan I-2020 baru mencapai Rp8,51 triliun atau 13,3 persen dari total
pagu, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 15,8 persen.
BAB 2
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 6
A. Pendapatan Negara
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan triwulan I-2020 baru terealisasi sebesar Rp1,59 triliun
atau 15,4 persen dari target penerimaan perpajakan sebesar Rp10,39 triliun.
Penerimaan tersebut turun sebesar 11,4 persen dibandingkan realisasi pada periode
yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,80 triliun. Penurunan tersebut
terutama diakibatkan berkurangnya penerimaan dari sisi Pajak Perdagangan
Internasional baik di sisi penerimaan Bea Masuk maupun Bea Keluar.
a. Penerimaan Pajak Dalam Negeri
Penerimaan Pajak Dalam
Negeri sampai dengan triwulan I-
2020 baru tercapai sebesar
Rp1,44 triliun atau 16,4 persen
dari target sebesar Rp8,75 triliun.
Penerimaan tersebut sebagian
besar berasal dari PPh yang
mencapai Rp951,90 Miliar atau
66,2 persen dari total
penerimaan Pajak Dalam Negeri.
Penerimaan PPh sendiri didominasi oleh PPh Non Migas yang mencapai 99,9 persen.
Penyumbang PPh terbesar berasal dari pembayaran PPh dari karyawan PT. Freeport
Indonesia yang terdaftar pada KPP Timika. Setelah PPh, penerimaan PPN yang
mencapai Rp388,34 Miliar menyumbang 27,0 persen dari total penerimaan Pajak Dalam
Negeri, khususnya di wilayah Kota Jayapura sebagai pusat perdagangan dan bisnis di
Papua. Penerimaan PBB sampai dengan triwulan I-2020 sebesar Rp3,60 miliar,
mengalami kenaikan signifikan (81,4%) dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, karena meningkatnya setoran PBB dari PTFI akibat perubahan Kontrak
Karya menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Dalam Negeri antara lain: 1. Status tanggap darurat pencegahan COVID 19 di Provinsi Papua, penutupan akses
transportasi laut dan udara; 2. Sektor konstruksi terdampak COVID 19 akibat minimnya pasokan bahan baku,
adanya penghentian proyek infrastruktur, serta realokasi anggaran infrastruktur.
Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri
s.d. Triwulan I Tahun 2020
Sumber: LRA tingkat Kanwil (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 7
b. Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional sampai dengan triwulan I-2020
baru tercapai sebesar Rp158,31 miliar atau 9,6 persen dari target sebesar Rp1,64 triliun.
Penerimaan tersebut mengalami penurunan sebesar 70,9 persen dari realisasi pada
periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp543,88 Miliar.
Penerimaan Pajak
Perdagangan Internasional di
Provinsi Papua lebih didominasi
oleh penerimaan Bea Keluar.
Penerimaan Bea Keluar sampai
dengan triwulan I-2020 sebesar
Rp132,95 miliar atau 9,4 persen
dari target yang ditetapkan
sebesar Rp1,42 triliun, menurun
sangat signifikan dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp488,22 Miliar. Selain faktor
produksi, menurunnya penerimaan Bea Keluar juga disebabkan adanya restitusi yang
mencapai Rp12,59 miliar akibat putusan pengadilan pajak atas banding yang diajukan
PT. Freeport Indonesia. Beberapa komoditas utama yang menopang penerimaan Bea
Keluar antara lain Konsentrat Tembaga dan Mineral Ikutannya serta ekspor Palm Acid
Oil.
Di sisi Bea Masuk, penerimaan sampai dengan triwulan I-2020 sebesar Rp25,36
Miliar atau 11,3 persen dari target sebesar 223,49 miliar. Penerimaan tersebut juga turun
signifikan sebesar 54,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang mencapai Rp55,66 Miliar. Penerimaan Bea Masuk terutama ditopang dari
importasi vanili dari Papua Nugini dan barang kiriman pos.
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasi PNBP sampai dengan triwulan I-2020 telah mencapai Rp264,64 miliar
atau 41,4 persen dari target sebesar Rp638,74 miliar. Realisasi tersebut meningkat 51,9
persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar
Rp174,23 miliar. Beberapa jenis PNBP yang menopang pendapatan di Papua antara
lain berasal dari Pendapatan Biaya Pendidikan sebesar Rp23,06 miliar, Pendapatan
BPJS Kesehatan sebesar Rp25,55 miliar, Pendapatan Jasa Kebandarudaraan sebesar
Rp23,93 miliar, Pendapatan Pengamanan Obyek vital sebesar Rp18,13 miliar, dan
kelompok pendapatan lain-lain.
Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan
Internasional s.d. Triwulan I Tahun 2020
Sumber: LRA tingkat Kanwil (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 8
Berdasarkan hasil penelusuran pada kelompok Pendapatan Lain-lain, tingginya
realisasi sampai dengan triwulan I-2020 berasal dari penerimaan kembali belanja tahun
anggaran yang lalu, khususnya belanja barang dan modal yang mencapai lebih dari
Rp103,99 miliar. Pengembalian belanja tersebut dapat diakibatnya antara lain adanya
pencairan garansi bank karena pelaksanaan pekerjaan yang tidak selesai di akhir tahun,
adanya temuan hasil pemeriksaan dari aparat pengawasan yang mewajibkan satker
harus menyetorkan kembali sebagian dari kelebihan pembayaran, dan sebagainya.
2. Pendapatan Hibah
Sampai dengan triwulan I-2020, belum terdapat realisasi pendapatan hibah.
Realisasi pendapatan hibah di Papua diperkirakan mulai ada pada akhir triwulan II-2020.
B. Belanja Negara
1. Belanja Pemerintah Pusat
Penyerapan belanja pemerintah pusat yang terdiri dari belanja pegawai, barang,
modal, bantuan sosial, maupun belanja lain-lain sampai dengan triwulan I-2020 belum
menunjukkan capaian yang optimal. Realisasi belanja pemerintah pusat baru mencapai
Rp1,77 triliun atau 10,5 persen dari pagu sebesar Rp16,86 triliun. Realisasi tersebut
sedikit lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 9,9 persen. Realisasi belanja sampai dengan triwulan I-2020 masih
didominasi oleh belanja pegawai yang mencapai 45,1 persen.
Pada tahun 2020,
Belanja Pemerintah Pusat di
Provinsi Papua diperuntukkan
bagi 43 Bagian Anggaran /
Kementerian Lembaga. Bagian
Anggaran selain BUN yang
memperoleh alokasi terbesar
yaitu Kementerian PUPR
sebesar Rp6,38 triliun dan Kementerian Pertahanan sebesar Rp2,40 triliun. Secara
keseluruhan, realisasi belanja pegawai sebesar Rp799,75 Miliar (19,5%) dari pagu
Rp4,10 triliun. Realisasi belanja barang sebesar Rp539,52 Miliar (10,0%) dari pagu
Rp5,40 triliun. Realisasi belanja modal sebesar Rp414,80 Miliar (5,7%) dari pagu Rp7,24
triliun. Realisasi belanja lain-lain sebesar Rp19,76 miliar (19,7%) dari pagu Rp100,38
miliar. Adapun belanja bantuan sosial hingga akhir triwulan I-2020 belum terdapat
realisasi penyaluran.
Grafik 2.3. Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan
I Tahun 2020
Sumber: SPAN (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 9
Tingginya realisasi belanja lain-lain didorong adanya percepatan proses lelang
pengadaan operator penyalur beras sehingga kontrak dapat ditandatangani dan
pekerjaan dapat dilaksanakan lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja Lain-
lain dipergunakan untuk pembayaran biaya ongkos angkut beras PNS di Distrik
Pedalaman Papua. Di sisi lain, belum adanya realisasi penyaluran belanja bantuan
sosial antara lain disebabkan adanya perubahan beberapa kebijakan/regulasi terkait
pemberian bantuan sosial yang disesuaikan dengan kebijakan bantuan sosial dalam
rangka penanganan pandemi Covid-19.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Penyaluran TKDD sampai dengan triwulan I-2020 belum menunjukkan capaian
yang optimal. Dari 7 jenis dana TKDD, hanya 3 saja yang telah terdapat realisasi
penyaluran, yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik, dan
Dana Bagi Hasil (DBH). Secara nominal, realisasi penyaluran DAU sebesar Rp5,91
triliun (25,2%) dari pagu Rp23,46 triliun, DBH sebesar Rp368,79 Miliar (13,7%) dari pagu
Rp2,70 triliun, DAK Nonfisik sebesar Rp461,90 Miliar (23,1%) dari pagu Rp2,00 triliun.
Adapun Dana Insentif Daerah (DID), DAK Fisik, Dana Otonomi Khusus, dan Dana Desa
hingga akhir triwulan I-2020 belum terdapat realisasi penyaluran.
Secara kumulatif,
hingga triwulan I-2020,
realisasi dana TKDD
mencapai Rp6,74 triliun atau
14,2 persen dari pagu
Rp47,30 triliun. Persentase
realisasi tertinggi terdapat
pada DAU sebesar 25,2
persen dan DAK Nonfisik sebesar 23,1 persen. DAK Fisik dan Dana Desa yang
disalurkan melalui KPPN di daerah, hingga triwulan I-2020 belum terdapat realisasi
penyaluran. Penyebab hal tersebut di sisi DAK Fisik adalah adanya penundaan dan/atau
pembatalan proses lelang sebagian besar proyek DAK Fisik karena anggaran DAK Fisik
tersebut sebagian akan dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19. Di sisi Dana
Desa, keterlambatan penyaluran disebabkan adanya perubahan mekanisme penyaluran
Dana Desa dari RKUN ke RKD melalui RKUD. Salah satu poin penting mekanisme
penyaluran Dana Desa yang baru adalah desa harus lebih dulu menyampaikan APBDes
sebagai salah satu persyaratan penyaluran Dana Desa tahap I.
Selain DAK Fisik dan Dana Desa, mulai tahun 2020 terdapat salah satu DAK
Grafik 2.4. Tren Realisasi TKDD s.d. Triwulan I Tahun 2020
Sumber: SPAN (2019), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 10
Nonfisik yang penyalurannya dilakukan melalui KPPN di daerah, khususnya KPPN yang
berlokasi di ibukota provinsi, yaitu Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sampai
dengan akhir triwulan I-2020, realisasi penyaluran Dana BOS sebesar Rp182,97 Miliar.
Realisasi tersebut diperuntukkan bagi 3.194 sekolah yang tersebar di seluruh wilayah
Papua.
3. Pengelolaan BLU
Sampai dengan akhir triwulan I-2020 terdapat tiga Satker BLU di Provinsi
Papua.Tiga Satker BLU tersebut masing-masing bergerak dalam bidang/pelayanan
pendidikan, kesehatan, dan penyediaan barang dan jasa lainnya. Ketiga BLU tersebut
memiliki total aset sebesar Rp2,88 triliun. Dari ketiga BLU tersebut, Satker BLU Bandar
Udara Sentani di Jayapura memiliki nilai aset tertinggi dibanding dua satker BLU lainnya.
Total aset yang dimiliki oleh Bandar Udara Sentani di Jayapura mencapai Rp2,49 triliun.
Tabel 2.2: Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat (dalam miliar rupiah)
Nama Satker BLU Total Aset Pagu RM Pagu BLU Realisasi
Bandar Udara Sentani di Jayapura 2.486,31 27,95 125,34 3,10 Politeknik Penerbangan Jayapura 338,79 46,52 15,66 9,70 RS Bhayangkara Jayapura 51,35 11,33 40,57 8,21
Sumber: E-Rekon & LK 2020, diolah
Untuk keperluan operasional, ketiga satker BLU mengelola pagu anggaran
sebesar Rp267,37 miliar, yang terdiri dari 67,9 persen pagu BLU dan 32,1 persen pagu
Rupiah Murni. Bandar Udara Sentani di Jayapura memiliki komposisi pagu BLU tertinggi
dibandingkan satker BLU lainnya, yaitu sebesar 81,8 persen dari keseluruhan pagu yang
dikelola. Hal ini menunjukkan bahwa Bandar Udara Sentani di Jayapura memiliki tingkat
kemandirian yang paling matang dibandingkan dua satker BLU lainnya.
4. Manajemen Investasi Pusat
a. Penerusan Pinjaman
Sampai dengan akhir triwulan I-2020, di wilayah Provinsi Papua belum terdapat
debitur yang menerima penerusan pinjaman lagi dari Pemerintah Pusat.
Salah satu penyebab masih belum optimalnya serapan anggaran pada triwulan I-2020 dikarenakan adanya dampak pandemi Covid-19 yang membuat aktifitas pemerintahan tidak berjalan sebagaimana biasanya, sehingga pelaksanaan proyek dan kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan untuk sementara waktu.
Belum adanya penyaluran TKDD khususnya Dana Otsus, DID, DAK Fisik dan Dana Desa karena pemda belum dapat memenuhi dokumen persyaratan penyaluran. Pada penyaluran Dana Desa, terdapat mekanisme dan beberapa dokumen persyaratan yang baru yang harus dipenuhi oleh desa maupun pemda, sehingga membutuhkan waktu bagi desa/pemda untuk menyesuaikan dengan mekanisme baru tersebut.
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 11
b. Kredit Program
Realisasi penyaluran KUR
sampai dengan triwulan I-2020
mencapai Rp282,08 miliar, dengan
total debitur sebanyak 6.141
orang/badan usaha. Realisasi
tersebut meningkat 5,4 persen
dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya yang hanya
sebesar Rp267,54 miliar.
Berdasarkan jumlah akad kredit, realisasi penyaluran KUR Mikro merupakan yang
terbesar, dengan realisasi penyaluran mencapai Rp174,23 miliar atau sebesar 61,8
persen dari total penyaluran KUR. Berdasarkan jumlah debitur, KUR mikro memiliki
debitur terbanyak, mencapai 5.480 debitur atau 89,2 persen dari total debitur KUR.
Penyaluran KUR terdistribusi ke
dalam 11 kelompok usaha. Di
provinsi Papua, Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran
merupakan sektor yang
memperoleh pembiayaan KUR
terbesar mencapai Rp130,15
miliar atau 46,1 persen dari total
penyaluran KUR. Hal ini senada
dengan realisasi penyaluran KUR
secara nasional yang mayoritas terdistribusi ke sektor perdagangan besar dan eceran
mencapai 43,3 persen. Sedangkan sektor yang memperoleh pembiayaan KUR paling
kecil adalah sektor konstruksi, dengan realisasi penyaluran KUR hanya sebesar Rp115
juta atau 0,04 persen dari total penyaluran KUR.
Berbeda dengan KUR Kecil dan Mikro, penyaluran KUR Ultramikro (UMi) di Papua
masih relatif rendah. Realisasi penyaluran KUR UMi sampai dengan akhir triwulan I-
2020 hanya sebesar Rp699,10 Juta, dengan debitur hanya 82 orang. Namun demikian,
jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penyaluran UMi pada
triwulan pertama tahun ini jauh lebih besar baik dari sisi nominal penyaluran maupun
jumlah debitur. Kanwil DJPb Papua bersama pihak-pihak terkait terus berupaya
memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat dan peranan UMi dalam
Grafik 2.5. Realisasi Penyaluran KUR s.d. Triwulan I
Tahun 2020
Sumber: SPAN (2019), diolah
Grafik 2.6. Realisasi Penyaluran KUR Per Sektor Triwulan
I Tahun 2020
Sumber: SIKP (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 12
mendorong perekonomian masyarakat khususnya kalangan ekonomi menengah ke
bawah yang belum bersentuhan dengan dunia perbankan.
C. Prognosis Realisasi APBN
Tren realisasi belanja Pemerintah
Pusat dalam enam tahun terakhir berkisar
pada angka 90,7 persen. Berdasarkan tren
tersebut dan mempertimbangkan berbagai
kebijakan yang diterapkan Kanwil DJPb
Provinsi Papua dalam mempercepat
penyerapan anggaran serta adanya
dampak pandemi Covid-19, maka realisasi
belanja Pemerintah Pusat hingga akhir tahun anggaran diproyeksikan akan mencapai
85,0 persen atau sebesar Rp15,21 triliun.
Di sisi TKDD, berdasarkan data historis dalam beberapa tahun terakhir
diproyeksikan akan mencapai 94,3 persen atau sebesar Rp44,60 triliun pada akhir tahun
anggaran. Meskipun pemda telah memiliki pengalaman dan kemampuan yang lebih
memadai dalam mengelola DAK Fisik dan Dana Desa berdasarkan pengalaman tahun-
tahun sebelumnya, namun pada tahun 2020 terdapat beberapa kebijakan baru
khususnya dalam penyaluran Dana Desa, sehingga pemda perlu menyesuaikan kembali
atas pelaksanaan kebijakan baru tersebut. Selain itu, dampak adanya pandemi Covid-
19 diprediksi juga akan sangat mempengaruhi penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
serta dana transfer ke daerah lainnya.
Adapun realisasi pendapatan pada akhir tahun 2020 diperkirakan hanya akan
mencapai 82,7 persen atau sebesar Rp9,13 triliun. Adanya transisi produksi
menyebabkan PT Freeport Indonesia belum berproduksi secara optimal menjadi faktor
utama yang menyebabkan turunnya ekspor, sehingga berpengaruh pada pendapatan
negara khususnya Bea Keluar. Selain itu, berbagai kebijakan relaksasi di bidang
perpajakan dalam menghadapi pandemi Covid-19 juga akan sangat mempengaruhi
penerimaan pajak di Papua.
Tabel 2.3: Prognosis Realisasi APBN s.d. Akhir Tahun 2020 (miliar rupiah)
Uraian
Pagu
Realisasi s.d. Triwulan I
Perkiraan Realisasi s.d. Akhir Tahun
Rp % Rp %
Pendapatan Negara 11.032,06 1.860,44 16,9% 9.126,59 82,7%
Belanja Negara 64.156,44 8.510,60 13,3% 59.813,97 93,2%
Surplus/Defisit (53.124,38) (6.650,17) 12,5% (50.687,38) 95,4%
Sumber: SPAN 2020, diolah
Grafik 2.7. Realisasi Tren Realisasi Belanja
Tahunan Pemerintah Pusat
Sumber: SPAN & Web MEBE (2020), diolah
BAB 3
Bandara Sentani - Jayapura
Perkembangan dan Anal is isPelaksanaan APBD
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 13
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
nggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen
kebijakan fiskal di daerah yang dapat digunakan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Struktur APBD Provinsi Papua Tahun 2020 dilihat dari sisi pendapatan, dari
total realisasi pendapatan sebesar Rp7,09 triliun atau 13,05 persen dari target, masih
didominasi oleh Pendapatan Transfer sebesar 95,13 persen dari total realisasi
pendapatan, sedangkan PAD hanya memiliki porsi sebesar 4,67 persen, dan sisanya
sebesar 0,20 persen berasal dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dengan
demikian, tingkat kemandirian Provinsi Papua masih sangat rendah karena memiliki
rasio PAD terhadap total pendapatan yang sangat kecil. Dari sisi belanja, pagu belanja
sebagian besar masih dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan Belanja Pegawai dan
Belanja Barang. Adapun realisasi Belanja sampai dengan triwulan I 2020 baru mencapai
Rp3,75 triliun atau sebesar 8,22 persen dari pagu.
Tabel 3.1. Pagu dan Realisasi APBD Seluruh Pemda(Prov/Kota/Kab) di Provinsi Papua s.d. Triwulan I Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)
Uraian 2019 2020
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN 54.477,80 7.264,25 54.337,93 7.092,34 PAD 2.755,27 474,20 3.069,10 331,45
Pajak Daerah 1.160,71 204,78 1.680,19 234,12 Retribusi Daerah 205,92 73,53 172,82 25,95
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 127,74 0,90 165,43 1,68 Lain-Lain PAD yang Sah 1.260,90 194,99 1.050,67 69,69
Pendapatan Transfer 47.188,25 6.758,06 46.755,46 6.746,77 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 33.199,71 6.603,94 34.263,06 6.736,77
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 12.482,59 113,10 5.278,82 - Transfer Pemerintah Provinsi 378,51 41,02 654,59 8,00 Transfer Bantuan Keuangan 1.127,44 - 6.558,99 2,00
Lain-lain pendapatan daerah yang sah 4.534,28 31,98 4.513,36 14,12 Pendapatan Hibah 385,94 28,11 503,20 13,78
Pendapatan Dana Darurat - 2,00 - - Pendapatan Lainnya 4.148,34 1,87 4.010,17 0,35
JUMLAH PENDAPATAN 54.477,80 7.264,25 54.337,93 7.092,34
BELANJA 44.672,88 2.335,00 45.564,18 3.747,08 Belanja Pegawai 14.596,31 1.232,22 15.175,36 1.523,21
Belanja Barang 14.599,01 688,51 14.068,78 1.133,66 Belanja Bunga 57,29 11,02 92,55 13,67
Belanja Subsidi 89,22 5,63 78,47 10,26 Belanja Hibah 2.301,42 172,30 5.460,35 649,95
Belanja Bantuan Sosial 705,26 132,32 686,42 213,37 Belanja Modal 12.184,52 53,29 9.810,67 136,12
Belanja Tidak Terduga 139,84 39,72 191,57 66,84
TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 10.770,39 126,19 10.272,07 175,35 Transfer/Bagi Hasil 602,56 126,19 956,27 8,00
Transfer Bantuan Keuangan 10.167,83 - 9.315,80 167,35
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 55.443,27 2.461,19 55.836,25 3.922,43 SURPLUS/DEFISIT (965,46) 4.803,05 (1.498,32) 3.169,92
Sumber: SIKD, LKPK Tingkat Kanwil, 2020 (data diolah)
BAB 3
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
14 Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
A. Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sampai dengan triwulan I
2020 realisasi PAD seluruh
pemda di Papua sebesar
Rp331,45 miliar atau hanya
sebesar 4,67 persen dari
total pendapatan daerah.
Realisasi masing-masing
komponen PAD dari porsi
terbesar yaitu Pajak Daerah
mencapai 70,64 persen,
diikuti Lain-Lain PAD yang
Sah mencapai 21,03 persen,
Retribusi Daerah mencapai
7,83 persen, dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan mencapai 0,51 persen. Daerah yang menyumbang PAD
terbesar adalah Provinsi Papua sebesar 53,76 persen dari total realisasi PAD di seluruh
Papua, diikuti Kota Jayapura sebesar 11,32 persen dan Kabupaten Mimika sebesar 5,95
persen sebagai penyumbang PAD terbesar kedua dan ketiga.
Realisasi penerimaan pajak
daerah hingga triwulan I 2020,
sebesar Rp234,12 miliar atau naik
14,33 persen dibandingkan
periode yang sama tahun
sebelumnya. Provinsi Papua
memberikan kontribusi terbesar
atas realisasi penerimaan pajak
daerah yang mencapai Rp158,52
miliar, dengan penyumbang
penerimaan terbesar berasal dari pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan pajak
rokok yang merupakan bagi hasil dari pemerintah pusat. Dari 5 pemda penyumbang
pajak daerah terbesar, hanya Kabupaten Merauke yang mengalami penurunan realisasi
penerimaan pajak daerah sebesar -78,21 persen (yoy), antara lain disebabkan karena
Grafik 3.2. Pemda Dengan Realisasi Pajak Daerah
Terbesar s.d. Triwulan I Tahun 2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
Grafik 3.1. Realisasi PAD Lingkup Papua s.d. Triwulan I Tahun
2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 15
turunnya penerimaan dari BPHTB.
Total realisasi penerimaan retribusi daerah seluruh Pemda di Papua sampai
dengan triwulan I 2020 turun -64,71 persen dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp25,95 miliar. Jenis retribusi yang menjadi
penyumbang terbesar penerimaan antara lain retribusi pelayanan kesehatan sebesar
Rp9,92 miliar dan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan sebesar Rp3,70 miliar.
Adapun realisasi penerimaan retribusi daerah terbesar berasal dari Provinsi Papua yang
mencapai 17,57 persen dari total penerimaan retribusi daerah, diikuti Kabupaten Kep
Yapen sebesar 15,68 persen dari total penerimaan retribusi daerah.
Penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dari seluruh
pemda di Papua sampai dengan triwulan I 2020 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan mencapai 86,89 persen dibandingkan triwulan I 2019 yaitu sebesar Rp1,68
miliar. Tercatat baru 2 dari 30 pemda yang membukukan penerimaan tersebut, dengan
realisasi tertinggi dari Pemerintah Kabupaten Merauke sebesar Rp1,18 miliar yang
seluruhnya bersumber dari bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD.
Sampai dengan triwulan I
2020 realisasi penerimaan lain-lain
PAD yang sah mencapai Rp69,69
miliar atau 6,63 persen dari total
target penerimaan. Adapun tiga
jenis penerimaan yang menjadi
penyumbang terbesar adalah
penerimaan tuntutan ganti
kerugian daerah sebesar Rp15,38
miliar, pendapatan pengembalian
belanja tahun yang lalu sebesar Rp14,29 miliar, dan pendapatan jasa giro sebesar Rp10
miliar. Dari seluruh pemda di Papua yang membukukan penerimaan ini, Pemerintah
Provinsi Papua tercatat menyumbang penerimaan terbesar yang mencapai Rp15,13
miliar.
2. Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer merupakan jenis pendapatan dengan proporsi paling besar
dalam APBD di Papua yang mencapai 95,13 persen dari total realisasi pendapatan.
Secara agregat realisasi pendapatan transfer di Papua sampai dengan triwulan I 2020
sebesar Rp6,75 triliun atau 14,43 persen dari total target pendapatan transfer sebesar
Rp46,76 triliun.
Grafik 3.3. Pemda Dengan Realisasi Penerimaan Lain-
Lain PAD Yang Sah Terbesar s.d. Triwulan I Tahun 2020
(miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
16 Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
Dari seluruh komponen
pendapatan transfer, hingga triwulan I
2020 porsi terbesar berasal dari DAU
yang mencapai Rp5,90 triliun atau
87,54 persen dari total pendapatan
transfer. Hal ini menunjukkan bahwa
ketergantungan Papua terhadap dana
transfer pemerintah pusat untuk
mendanai pemerintahan di daerah
begitu besar. Sementara itu, sampai
dengan triwulan I 2020, komponen
pendapatan transfer yang lain yaitu DBH realisasi sebesar Rp368,79 miliar, DAK
realisasi sebesar Rp461,90 miliar, Dana Otsus, Penyesuaian, dan DID belum terdapat
realisasi, serta Dana Transfer Provinsi dan Bantuan Keuangan realisasi sebesar Rp10
miliar. Untuk DAK terutama DAK Fisik, belum terdapat realisasi sampai dengan triwulan
I 2020 karena dalam rangka penanganan COVID-19, Menteri Keuangan mengambil
kebijakan untuk kegiatan DAK Fisik lebih fokus pada Bidang Kesehatan dan Pendidikan.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Realisasi penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah sampai dengan
triwulan I 2020 mencapai Rp14,12 miliar atau 0,31 persen dari target. Realisasi terdiri
dari pendapatan hibah sebesar Rp13,78 miliar dan pendapatan lainnya sebesar
Rp345,41 juta.
Grafik 3.5. Realisasi Pendapatan Transfer s.d. Triwulan I Tahun 2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
Grafik 3.4. Komposisi Realisasi Pendapatan
Transfer di Papua s.d. Triwulan I Tahun 2020
Sumber: SIKD (2020), diolah
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 17
B. Belanja Daerah
Pada tahun 2020 total pagu belanja daerah seluruh pemda di Papua sebesar
Rp55,84 triliun atau naik 0,71 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Pagu terbesar
dialokasikan untuk belanja pegawai yaitu Rp15,18 triliun, diikuti belanja barang sebesar
Rp14,07 triliun, dan belanja modal Rp9,81 triliun, sedangkan alokasi terkecil adalah
belanja subsidi sebesar Rp78,47 miliar.
Sampai dengan triwulan I 2020, total realisasi belanja daerah di Papua baru
mencapai 7,02 persen dari total pagu yaitu sebesar Rp3,92 triliun. Realisasi belanja
tertinggi yang sudah melebihi 15 persen yaitu belanja tidak terduga 34,89 persen dan
belanja bantuan sosial 31,08 persen. Sementara itu, untuk jenis belanja lain, realisasi
masih dibawah 15 persen antara lain belanja pegawai 10,04 persen, belanja barang 8,06
persen, dan belanja modal masih sangat rendah yaitu sebesar 1,39 persen. Rendahnya
realisasi belanja modal mengindikasikan hal yang kurang baik, mengingat belanja modal
sangat penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi dan menjadi penggerak
dalam kegiatan pembangunan di daerah.
Masih rendahnya realisasi belanja barang dan belanja modal di Papua antara lain
dipengaruhi oleh kondisi terjadinya pandemic Covid-19. Adanya himbauan pemerintah
untuk melaksanakan pembatasan sosial dalam rangka mencegah penyebaran Covid-
19, menyebabkan beberapa proyek dan kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada
triwulan I 2019, ditunda pelaksanaannya sehingga mengakibatkan realisasi belanja
barang dan belanja modal tidak tercapai secara ideal. Mengingat berbagai upaya
pemerintah dalam mengatasi Covid-19, diharapkan realisasi belanja daerah di Papua
dapat dioptimalkan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Papua.
Grafik 3.6. Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja s.d.Triwulan I Tahun 2020
(miliar rupiah)
Sumber: SIKD, LKPK Tingkat Kanwil, 2020 (data diolah)
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
18 Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020
C. Prognosis Realisasi APBD Hingga Akhir Tahun 2020
Selama 4 tahun terakhir,
rata-rata realisasi pendapatan
daerah mencapai 95,75 persen,
sedangkan tren realisasi belanja
daerah berkisar antara 84-88
persen. Sementara itu, indikator
pembangunan ekonomi seperti
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan tingkat kemiskinan
selama 4 tahun terakhir
menunjukkan kinerja cukup baik. IPM mengalami peningkatan dari 58,05 di tahun 2016
menjadi 60,84 di tahun 2019, sementara tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari
28,40 di tahun 2016 menjadi 26,55 di tahun 2019.
Dengan memperhatikan tren realisasi pendapatan dan belanja daerah, indikator
pembangunan ekonomi selama 4 tahun terakhir, dampak adanya pendemi Covid-19,
dan penundaan penyelenggaraan PON dimana Papua sebagai tuan rumah Pekan
Olahraga Nasional (PON) XX 2020, maka realisasi pendapatan daerah tahun 2020
diprediksi akan mencapai 90,00 persen, sedangkan realisasi belanja mendekati angka
84,00 persen.
Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2020
Uraian Pagu
(miliar Rp) Realisasi s.d.
Triwulan I Perkiraan Realisasi s.d.
Triwulan IV (miliar Rp) % (miliar Rp) %
Pendapatan Daerah 54.337,93 7.092,34 13,05% 48.904,13 90,00%
Belanja Daerah 55.836,25 3.922,43 7,02% 46.902,45 84,00%
Surplus/Defisit -1.498,32 3.169,92 2.001,68
Sumber: SIKD (2020), diolah
Grafik 3.7. Tren Pendapatan dan Belanja Daerah, IPM dan Tingkat Kemiskinan
Sumber: SIKD, BPS (2020), diolah
PON 2020 Ditunda Setahun Akibat Virus Corona Covid-19, Tetap di Papua
Pemerintah memutuskan untuk menunda PON 2020 di Papua akibat pandemi virus corona covid-19. Seharusnya, PON XX di Papua ini bakal berlangsung pada 20 Oktober hingga 2 November 2020. Stadion Utama Papua Bangkit menjadi lokasi utama penyelenggaraan PON 2020. Dalam keputusan Ratas (rapat terbatas), Menpora Zainudin Amali atas mandat dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menunda PON XX hingga Oktober tahun depan. Mundurnya jadwal PON 2020 karena virus corona. Di Indonesia hingga Kamis (23/4/2020) sudah ada 7.418 kasus. Bahkan, 635 orang di antaranya meninggal dunia, tapi sudah ada 913 kasus yang dinyatakan pulih dari wabah ini. "Terima kasih Bapak Presiden. Setelah mendapatkan paparan laporan lengkap dari Bapak Menpora, dengan cepat Bapak Presiden Jokowi telah memutuskan untuk penundaan PON di Papua di bulan Oktober 2021 di tempat yang sama di Papua." "Keputusan Bapak Presiden tersebut (mengenai penundaan PON) telah disambut positif oleh Bapak Wakil Gubernur Papua," bunyi keterangan Sesmenpora Gatot S Dewa Broto melalui akun Instagram pribadinya.
Sumber: liputan6.com (diolah)
BAB 4
Bandara Douw Aturure - Nabire
Perkembangan dan Anal is isPelaksanaan Anggaran
Konsol idasian
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN & APBD)
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 19
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN & APBD)
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
aporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode
tertentu.
Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Papua
s.d. Triwulan I 2020 (miliar rupiah)
Uraian
2020 2019
Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan/ Penurunan
Konsolidasi
Pendapatan Negara 1.772,02 7.084,35 2.119,60 -77,02% 9.224,00
Penenerimaan Perpajakan 1.556,18 234,12 1.790,30 -10,05% 1.990,30
Penerimaan Bukan Pajak 215,84 97,67 313,52 -29,94% 447,52
Hibah - 13,78 13,78 -51,00% 28,11
Transfer - 6.738,77 2,00 - 6.758,06
Belanja Negara 8.511,37 3.914,43 5.689,03 -56,08% 12.952,04
Belanja Pemerintah 1.774,60 3.747,08 5.521,68 34,28% 4.112,19
Transfer 6.736,77 167,35 167,35 - 8.839,84
Surplus/(Defisit) (6.739,35) 3.169,92 (3.569,43) -4,25% (3.728,04)
Pembiayaan - 367,21 367,21 -62,05% 967,71
Penerimaan Pembiayaan Daerah - 505,71 505,71 -57,48% 1.189,30
Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 138,50 138,50 -37,50% 221,59
SiLPA (6.739,35) 3.537,12 (3.202,23) 16,01% (2.760,33)
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Realisasi pendapatan konsolidasian sampai dengan triwulan I 2020 mengalami
penurunan sebesar 77,02 persen (yoy) yaitu Rp2,12 triliun, terutama disebabkan oleh
penurunan komponen penerimaan perpajakan. Sementara itu, sampai dengan triwulan
I 2020 realisasi belanja konsolidasian menurun sebesar 56,08 persen dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp5,69 triliun.
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Penerimaan perpajakan sampai dengan
triwulan I 2020 memberikan kontribusi lebih
besar yaitu sebesar 84,46 persen
dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 21,58
persen. Di sisi lain, kontribusi penerimaan
bukan pajak mengalami kenaikan menjadi sebesar 14,79 persen pada triwulan I 2020.
Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan
Konsolidasian s.d. Triwulan I
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
BAB 4
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN & APBD)
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 20
Secara agregat, sebagian
besar pendapatan konsolidasian
berasal dari penerimaan pemerintah
daerah yang mencapai Rp7,08 triliun
atau 79,99 persen dimana sebagian
besar berasal dari penerimaan
transfer yang mencapai Rp6,74
triliun. Sementara itu, untuk
penerimaan perpajakan sampai dengan triwulan I 2020 didominasi oleh penerimaan
pemerintah pusat sebesar Rp1,56 triliun (86,92%).
2. Analisis Perubahan
Jika dibandingkan dengan
realisasi triwulan I 2019, realisasi
pendapatan pemerintah pada triwulan
I 2020 mengalami penurunan.
Penerimaan perpajakan turun
sebesar -10,05 persen, penerimaan
negara bukan pajak turun sebesar -
29,94 persen, dan penerimaan hibah
turun sebesar -51,00 persen.
Penurunan penerimaan perpajakan disebabkan karena dampak Covid-19 terhadap
sektor konstruksi yang berpengaruh pada pasokan bahan baku, penghentian proyek
infrastruktur, dan adanya realokasi anggaran infrastruktur.
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
Pada triwulan I
2020, PDRB hanya
mengalami pertumbuhan
sebesar 1,48% (yoy),
Sementara itu, realisasi
pendapatan mengalami
penurunan yaitu sebesar
-14,13 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa rendahnya pertumbuhan ekonomi
mempunyai korelasi dengan penurunan pendapatan konsolidasian.
Ditengah kondisi pandemic Covid-19, pemerintah perlu melakukan berbagai
Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan
Konsolidasian s.d. Triwulan I 2020
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan Perpajakan,
PNBP, dan Hibah
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Tabel 4.2. Pertumbuhan Pendapatan dan PDRB
Uraian Triwulan
I 2019 (Miliar Rp)
Triwulan I 2020
(Miliar Rp)
Kenaikan/ Penurunan
(%) Penerimaan Perpajakan 1.990,30 1.790,30 -10,05%
PNBP 447,52 313,52 -29,94% Hibah 28,11 13,78 -51,00% Total 2.465,94 2.117,60 -14,13%
PDRB/Pert. Ekonomi 31.822,76 32.292,64 1,48%
Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN & APBD)
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 21
upaya untuk meningkatkan pergerakan ekonomi dari berbagai sektor, tidak hanya
mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertambangan dan penggalian,
sehingga dapat meminimalisir penurunan pendapatan karena pengaruh lesunya
perekonomian yang terdampak Covid-19.
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Realisasi belanja konsolidasian didominasi oleh belanja pemerintah daerah
dengan kontribusi sebesar 67,86 persen, sedangkan sisanya sebesar 32,14 persen
berasal dari belanja pemerintah pusat. Tingginya kontribusi belanja pemerintah daerah
antara lain berasal dari jenis belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja tak terduga, sedangkan
pemerintah pusat berkontribusi lebih besar pada belanja modal dan belanja lain-lain.
2. Analisis Perubahan
Komposisi belanja konsolidasian pada triwulan I 2019 dan triwulan I 2020 tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Kontribusi belanja pegawai terhadap total belanja
konsolidasian masih yang tertinggi baik di triwulan I 2019 maupun triwulan I 2020.
Grafik 4.4. Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah (miliar rupiah)
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian s.d. Triwulan I
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN & APBD)
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 22
Sementara itu, terjadi penurunan pada kontribusi belanja barang dari 33,26 persen
pada triwulan I 2019 menjadi 30,32 pada triwulan I 2020, sedangkan belanja modal
mengalami sedikit kenaikan dari 9,74 persen pada triwulan I 2019 menjadi 9,98 persen
pada triwulan I 2020.
3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional
Sampai dengan
triwulan I 2020, belanja
pemerintah meningkat
34,28 persen dibandingkan
triwulan I 2019. Hal tersebut
sejalan dengan PDRB triwulan I 2020 yang masih tumbuh sebesar 1,48 persen.
Pertumbuhan PDRB antara lain ditopang oleh belanja pemerintah sebagai
kontributor utama. Belanja pemerintah yang mengalami kenaikan pada triwulan I 2020
turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, pertumbuhan tersebut
masih kurang optimal karena terdampak oleh Covid-19 yang mulai dirasakan menjelang
pertengahan Maret 2020. Disamping itu, sebagian besar realisasi belanja pemerintah
sampai dengan triwulan I 2020 masih didominasi oleh belanja operasi seperti belanja
pegawai dan belanja barang. Sementara itu, belanja modal yang memiliki multiplier
effect tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, realisasinya
masih sangat rendah.
D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PDRB
Kontribusi belanja
pemerintah terhadap
PDRB triwulan I 2020
sebesar 12,33 persen,
sedangkan kontribusi
investasi pemerintah
sebesar 1,58 persen. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kontribusi belanja pemerintah
cukup signifikan, sedangkan kontribusi investasi pemerintah masih rendah. Peningkatan
kontribusi pemerintah dari investasi diharapkan menjadi lebih baik untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang melalui peningkatan alokasi belanja
modal dan percepatan penyerapannya.
Tabel 4.3. Pertumbuhan Belanja Pemerintah dan PDRB
Uraian Triwulan I
2019 (Miliar Rp)
Triwulan I 2020
(Miliar Rp)
Kenaikan/ Penurunan
Belanja Pemerintah 4.112,19 5.521,68 34,28%
PDRB/Pert. Ekonomi 31.822,76 32.292,64 1,48%
Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Tabel 4.4. Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB
Uraian Triwulan I 2020
Belanja Pemerintah (miliar rupiah) 3.983,26 Investasi Pemerintah (miliar rupiah) 509,43
PDRB (miliar rupiah) 32.292,64 Kontribusi Belanja Pemerintah thd PDRB 12,33%
Kontribusi Investasi Pemerintah thd PDRB 1,58% Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
BAB 5
Bandara Mopah - Merauke
Berita F iskal Terpi l ih
BERITA FISKAL REGIONAL TERPILIH
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 23
BERITA FISKAL REGIONAL TERPILIH
DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN SOSIAL COVID-19 BAGI PEREKONOMIAN
SEKTOR UMKM PROVINSI PAPUA
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan dengan infeksi virus pertama kali ditemukan di kota Wuhan (China) pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal ini membuat
beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka
mencegah penyebaran virus Corona (Sumber:www.alodokter.com). Pemerintah Indonesia
mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dengan
dua warga negara Indonesia yang dinyatakan positif setelah melakukan kontak dengan
warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Mengingat semakin banyaknya jumlah
korban, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini pada tanggal 31 Maret 2020 (Sumber:www.katadata.co.id).
Namun demikian, sebelum penetapan kebijakan PSBB ini, sejumlah Kepala
Daerah, pimpinan adat, dan stakeholder di Provinsi Papua telah melaksanakan rapat
pembahasan pada tanggal 24 Maret 2020 dalam rangka upaya pencegahan, pengendalian,
dan penanggulangan Covid-19 yang dipimpin oleh Gubernur Papua. Pelaksanaan rapat
tersebut sebagai tindak lanjut setelah ditemukannya dua orang pendatang di Kabupaten
Merauke yang dinyatakan positif Covid-19 sehingga Pemda setempat menetapkan status
Kejadian Luar Biasa (KLB). Rapat tersebut menyepakati beberapa hal antara lain:
a) Meningkatkan status Papua dari siaga darurat menjadi tanggap darurat Covid-19.
b) Melakukan penutupan bandara dan pelabuhan kapal penumpang di pintu-pintu masuk
Provinsi Papua.
c) Melakukan pembatasan sosial (Social Distancing) di dalam kehidupan masyarakat.
Kesepakatan pembatasan kegiatan dan penutupan akses ini berlaku sejak tanggal 26
Maret hingga 9 April 2020 dan akan dievaluasi kembali apabila terjadi perkembangan
kondisi terkait wabah Covid-19 ini. (Sumber:www.minews.id)
Hasil kesepakatan rapat tersebut diharapkan dapat segera dilaksanakan sehingga
dapat secara efektif akan mencegah penyebaran Covid-19 di Provinsi Papua. Kebijakan
pembatasan sosial bertujuan untuk melarang orang/pendatang untuk sementara waktu
tidak dapat masuk ke Papua, baik lewat jalur udara maupun laut. Hal ini menunjukkan
bahwa penutupan tidak berlaku untuk transportasi barang, sehingga diharapkan kebijakan
ini tidak mengganggu pengiriman kebutuhan bahan makanan dan barang-barang
kebutuhan pokok yang dibutuhkan sehari-hari oleh masyarakat Papua.
BAB 5
BERITA FISKAL REGIONAL TERPILIH
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 24
Salah satu tindak lanjut dari hasil kesepakatan di atas adalah pembatasan sosial/
aktivitas masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pokok dan
aktivitas lainnya secara terbatas
antara pukul 06.00 sampai pukul
14.00 WIT. Kebijakan ini menjadikan
Papua sebagai Provinsi pertama
yang menetapkan kebijakan
pembatasan sosial. Namun
kebijakan ini sepertinya belum
secara optimal menekan
penyebaran Covid-19. Hal ini dapat
dilihat dari data per 30 April 2020 yang menunjukkan bahwa jumlah korban positif Covid-19
di Papua meningkat signifikan menjadi 205 orang dan menjadikan Papua sebagai Provinsi
di Luar Jawa dengan jumlah korban terbanyak ketiga setelah Sulawesi Selatan dan Bali
(Sumber:www.covid19.go.id). Belum optimalnya kebijakan ini dalam menekan penyebaran
Covid-19 diduga karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan
social distancing sehingga belum terlihat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan
sehari-hari di Papua (khususnya Kota Jayapura) antara keadaan normal dengan keadaan
setelah kebijakan pembatasan sosial.
Namun demikian, kebijakan pembatasan sosial ini sangat berpengaruh dalam
perekonomian masyarakat Papua, terutama pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Pengaruh ini dapat dilihat dari menurunnya angka penyaluran kredit
kepada sektor UMKM, antara lain pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra
Mikro (UMi). Penurunan penyaluran KUR dan Pembiayaan UMi yang merupakan bagian
dari dampak kebijakan di masa tanggap darurat Covid-19 dapat dilihat pada grafik V.1 dan
V.2 sebagai berikut:
Grafik V.1. disamping
menunjukkan adanya kenaikan
penyaluran KUR sebesar Rp87,23
miliar di Bulan Januari menjadi
Rp106,91 miliar di Bulan Februari.
Tren kenaikan masih berlanjut hingga
pertengahan Maret 2020, namun
menurun di akhir Maret. Namun
demikian, total penyaluran di bulan
Maret sebesar Rp107,31 miliar masih
Grafik 5.1: Peningkatan Jumlah Penderita Covid19 di Provonsi Papua
Sumber: www.seputarpapua.com, diolah (2020)
Grafik 5.2: Penyaluran KUR di Papua Tahun 2020
Sumber: sikp.kemenkeu.go.id; data diolah (2020)
-
50,000
100,000
150,000
Jan Feb Mar Apr
58,602 66,665 68,840
33,108
28,630 40,247 38,468 7,230
87,231
106,911 107,308
40,338
(Rp Juta)
KUR Mikro KUR Kecil Jumlah
BERITA FISKAL REGIONAL TERPILIH
Kanwil DJPb Provinsi Papua – KFR Triwulan I-2020 25
sedikit lebih tinggi dari penyaluran KUR pada bulan sebelumnya. Kebijakan pembatasan
yang dimulai akhir Maret dan masih diperpanjang hingga saat ini, dapat dilihat pada
penurunan penyaluran KUR di Bulan April 2020 sebesar Rp40,34 miliar (hanya sebesar
37,59% dari penyaluran bulan sebelumnya).
Di samping penyaluran KUR, tren
penurunan juga terlihat pada penyaluran
Pembiayaan UMi. Pada Grafik V.2 di
samping, penyaluran Pembiayaan UMi
bahkan menurun secara konsisten dari
Bulan Januari s.d. April 2020. Namun
demikian, angka penurunan ini salah
satunya disebabkan oleh data penyaluran
pada PNM di Tahun 2020 yang belum diinput ke dalam SIKP maupun SIKP-UMi.
Penurunan penyaluran dampak dari kebijakan pembatasan dalam masa Covid-19 di Papua
dapat dilihat pada penurunan sangat signifikan penyaluran UMi di Bulan April 2020, yaitu
sebesar Rp8 juta yang disalurkan kepada dua debitur UMi (hanya 4,4% dari penyaluran
Bulan Maret 2020 sebesar Rp182 juta).
Mengingat besarnya dampak yang dirasakan oleh sektor UMKM dari kebijakan
pembatasan di masa tanggap darurat covid-19, Pemerintah Pusat telah menyiapkan lima
skema untuk perlindungan dan pemulihan ekonomi yang disiapkan dengan harapan agar
mereka dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Kelima skema tersebut adalah:
No Skema Pelaku Bentuk
1 Bantuan Sosial Pelaku UMKM dengan kategori miskin dan rentan terdampak covid-19
Masuk sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah
2 Insentif Pajak Pelaku UMKM dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per Tahun
Tarif PPh final 0% selama 6 bulan (April-September 2020)
3 Relaksasi dan Restrukturisasi Kredit UMKM
Pelaku KUR, UMi, PNM Mekaar, dan Lembaga Penyalur Kredit Program Pemerintah
Penundaan angsuran dan subsidi bunga selama 6 bulan
4 Perluasan Pembiayaan bagi UMKM
Pelaku UMKM yang belum pernah mendapat pembiayaan dari Lembaga Keuangan maupun sistem Perbankan
Stimulus bantuan modal kerja darurat khusus bagi pelaku UMKM terdampak Covid-19
5 Pemulihan dan Konsolidasi Usaha
Pemerintah melalui Kementrian, Lembaga BUMN, dan Pemda bertindak sebagai penyangga dalam ekosistem UMKM, terutama pada tahap pemulihan dan konsolidasi usaha setelah pendemi Covid-19
Sumber: www.kemenkeu.go.id (2020)
Grafik 5.3: Penyaluran Pembiayaan UMi di Papua Tahun 2020
Sumber: sikp.kemenkeu.go.id; data diolah (2020)
-
50
100
150
200
250
300
Jan Feb Mar Apr
296
224
182
8
(Rp Juta)
“Pembiayaan UMi pada PNM Mekaar di Papua mengalami penurunan usaha hingga 80% sebagai dampak dari Pandemi Covid-19. Beberapa debitur UMi bahkan tidak dapat berjualan menyusul kebijakan pembatasan sosial dari Pemda. Kebijakan dari Kantor Pusat PNM adalah dengan tidak memaksakan debitur UMi yang usahanya terdampak untuk membayar angsuran serta membatasi dalam pencairan baru”, ungkap Manajer PNM Mekaar Area Papua dan Papua Barat.
- 1 -
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Komplek Papua Trade Center Jalan Raya Kelapa Dua Entrop Jayapura 99224 Telp. 0967-533140, 534140 Faks. 0967-535963