PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · EVALUASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA PADA...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · EVALUASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA PADA...
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE 2008 – 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Clarissa Resty Prabaniswari
NIM : 078114115
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE 2008 – 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Clarissa Resty Prabaniswari
NIM : 078114115
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
The purpose of life is to live it, to taste experience to the utmost, to reach
out eagerly and without fear for newer and richer experience.
•Eleanor Roosevelt•
Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow.
The important thing is to not stop questioning.
•Albert Einstein•
Mistake are a part of being human.
Appreciate your mistakes for what they are: precious life lessons that can
only be learned the hard way.
•Anonim•
Kupersembahkan karya ini bagi:
Tuhan Yesus Kristus-ku
Papi, Mama, dan adik-adikku tercinta
Sahabat-sahabat dan teman-temanku tersayang
Terima kasih atas segala doa dan dukungan kalian........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :Nama : Clarissa Resty PrabaniswariNomor Mahasiswa : 07 8114 115
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBAPADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTAPERIODE 2008 – 2010
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,Pada tanggal : 9 Agustus 2011Yang menyatakan
Clarissa Resty Prabaniswari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan kasih karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan
Antimikroba pada Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010 ” dengan baik sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada Fakultas Farmasi,
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung, baik berupa moral, material maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis
menghaturkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai dan membimbing penulis
selama proses penelitian dan penulisan skipsi.
2. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian di RumahSakit PantiRapih Yogyakarta.
3. Kepala Personalia Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah
membantu dalam pengurusan izin penelitian.
4. Kepala Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta beserta staf
yang telah membantu selama proses pengambilan data.
5. Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ini, dan telah memberikan saran serta dukungan selama penyusunan
skripsi ini.
6. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan
kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
7. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK. selaku
penguji yang memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada
penulis dalam proses penyempurnaan naskah skripsi.
8. Papi Harnowo dan Mama Lestari tersayang atas kasih sayang, doa,
dukungan semangat, pengertian, dan perhatian serta bantuan financial
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Adikku Marcelius dan Dennis yang telah memberikan doa, bantuan,
semangat, dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.
10. Cornelius Danan Rufaldi yang selalu memberikan doa, dorongan,
pengertian, dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Sahabatku Prima Mustika, Yeyen Kristiyana, Dionysia Giovanni, dan
Mahendra Agil yang telah memberikan keceriaan, semangat, dan bantuan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
12. Rosanna Olivia Hartono, Dita Maria Virginia, Paulina Maya, Devi
Nathania, dan Frissa Kurniawan yang telah memberikan semangat,
dorongan, dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
13. Teman-teman kelas FKK B 2007, terima kasih atas keceriaan,
kebersamaan, dan pengalaman yang tak terlupakan selama menjalani
kuliah dan praktikum serta dorongan semangat yang telah diberikan
kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
14. Teman-teman dari angkatan 2005-2010 yang telah memberikan perhatian
dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan naskah.
15. Seluruh pasien yang penguji pilih sebagai sampel dalam penelitian
sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik.
16. Staff Sekretariat Fakultas Farmasi USD yang telah membantu dalam hal
perijinan dan surat-menyurat sehingga proses pengambilan data dan
penulisan skripsi dapat berjalan dengan baik.
17. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi
lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.
Yogyakarta, 13 Juni 2011
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 13 Juni 2011
Penulis
Clarissa Resty Prabaniswari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................v
PRAKATA.........................................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvi
INTISARI.........................................................................................................xxi
ABSTRACT......................................................................................................xxii
BAB I PENGANTAR.........................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
1. Permasalahan.....................................................................................4
2. Keaslian Penelitian............................................................................4
3. Manfaat Penelitian ............................................................................6
B. Tujuan Penelitian ....................................................................................7
1. Tujuan Umum ...................................................................................7
2. Tujuan Khusus ..................................................................................7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA..................................................................9
A. Pneumonia...............................................................................................9
1. Definisi..............................................................................................9
2. Epidemiologi ...................................................................................10
3. Etiologi............................................................................................11
4. Patologi dan Patogenesis.................................................................12
5. Manifestasi Klinis ...........................................................................14
6. Diagnosis.........................................................................................15
7. Tatalaksana......................................................................................16
B. Antimikroba ..........................................................................................19
C. Resistensi Terhadap Antimikroba .........................................................24
D. Landasan Teori......................................................................................26
E. Keterangan Empiris...............................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................28
B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................28
1. Variabel Utama ...............................................................................28
2. Variabel Terkendali.........................................................................28
3. Variabel Tak Terkendali .................................................................29
4. Definisi Operasional........................................................................29
C. Subyek Penelitian..................................................................................30
D. Bahan Penelitian....................................................................................30
E. Tata Cara Penelitian ..............................................................................30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Analisis Situasi................................................................................30
2. Pengambilan Data ...........................................................................30
3. Pengolahan Data..............................................................................31
F. Tata Cara Analisis Data ........................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................34
A. Profil Pasien ..........................................................................................35
1. Frekuensi Kejadian..........................................................................35
2. Usia .................................................................................................37
3. Jenis Kelamin..................................................................................39
4. Pemeriksaan Laboratorium .............................................................40
B. Penggunaan Antimikroba......................................................................42
1. Jenis Antimikroba ...........................................................................42
2. Dosis dan Frekuensi Penggunaan Antimikroba ..............................47
3. Durasi Penggunaan Antimikroba ....................................................49
4. Rute Pemberian Antimikroba..........................................................52
C. Ketepatan Penggunaan Antimikroba.....................................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................59
A. Kesimpulan ...........................................................................................59
B. Saran......................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................61
LAMPIRAN......................................................................................................65
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Terapi Antimikrobial Empirik untuk Pneumonia
pada Pasien Pediatrik....................................................................................17
Tabel II. Terapi Antimikrobial Empirik untuk Pneumonia
pada Pasien Dewasa .....................................................................................18
Tabel III. Dosis Antimikroba untuk Pengobatan Pneumonia Bakteri...............19
Tabel IV. Populasi Pasien Pneumonia ..............................................................35
Tabel V. Profil Pasien Pneumonia Berdasarkan Usia......................................37
Tabel VI. Profil Pasien Pneumonia Berdasarkan Pemeriksaan Laboratorium
yang Dilakukan.............................................................................................41
Tabel VII. Dosis dan Frekuensi Penggunaan Antimikroba .............................47
Tabel VIII. Durasi Penggunaan Antimikroba ...................................................49
Tabel IX. Kategori Ketepatan Penggunaan Antibiotika
(Kurrin dan Gyssens)....................................................................................53
Tabel X. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Golongan Aminoglikosida pada Pasien Pneumonia di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008
– 2010 ...........................................................................................................56
Tabel XI. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Golongan Sefalosporin pada Pasien Pneumonia di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010 ....56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel XII. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Golongan Kuinolon pada Pasien Pneumonia di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 - 2010.....57
Tabel XIII. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Golongan Penisilin pada Pasien Pneumonia di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010 ....57
Tabel XIV. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Golongan Karbapenem pada Pasien Pneumonia di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010 ....57
Tabel XV. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Golongan Lain pada Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010 ...............58
Tabel XVI. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan
Antimikroba Kombinasi pada Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagian – Bagian Paru Manusia .........................................................9
Gambar 2. Perbandingan Alveoli Orang Sehat dan Alveoli
Penderita Pneumonia......................................................................................9
Gambar 3. Kondisi Alveoli yang Berisi Lendir ................................................10
Gambar 4. Penampakan Mikroskopik Bakteri Pneumococci ...........................12
Gambar 5. Tanda dan Gejala Pneumonia..........................................................14
Gambar 6. Aktifitas Bakterisidal dan Bakteristatik Antimikroba.....................20
Gambar 7. Mekanisme Kerja Antimikroba.......................................................22
Gambar 8. Struktur Kimia Antimikroba Golongan Penisilin............................22
Gambar 9. Struktur Kimia Antimikroba Golongan Tetrasiklin ........................23
Gambar 10. Struktur Kimia Antimikroba Golongan Sefalosporin ...................23
Gambar 11. Profil Pasien Pneumonia Tiap Tahun............................................36
Gambar 12. Persentase Pasien Pneumonia Berdasarkan Jenis Kelamin...........39
Gambar 13. Profil Penggunaan Antimikroba pada Penderita Pneumonia ........43
Gambar 14. Profil Penggunaan Antimikroba Tunggal dan Kombinasi ............44
Gambar 15. Profil Rute Pemberian Antimikroba..............................................52
Gambar 16. Profil Kategori Ketepatan Penggunaan Antimikroba pada
Penderita Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta
Periode 2008 – 2010.....................................................................................54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Diagnosis Pasien Terkait Pneumonia Tahun Kunjungan
2010 ..............................................................................................................65
Lampiran 2. Daftar Diagnosis Pasien Terkait Pneumonia Tahun Kunjungan
2009 ..............................................................................................................66
Lampiran 3. Daftar Diagnosis Pasien Terkait Pneumonia Tahun Kunjungan
2008 ..............................................................................................................66
Lampiran 4. Daftar Antimikroba yang Digunakan Berdasar Generiknya ........67
Lampiran 5. Analisis Kasus 1 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................68
Lampiran 6. Analisis Kasus 2 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................70
Lampiran 7. Analisis Kasus 3 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................72
Lampiran 8. Analisis Kasus 4 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................74
Lampiran 9. Analisis Kasus 6 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................76
Lampiran 10. Analisis Kasus 8 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................78
Lampiran 11. Analisis Kasus 9 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 12. Analisis Kasus 10 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................81
Lampiran 13. Analisis Kasus 15 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................83
Lampiran 14. Analisis Kasus 16 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................84
Lampiran 15. Analisis Kasus 19 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................85
Lampiran 16. Analisis Kasus 20 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................86
Lampiran 17. Analisis Kasus 21 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................88
Lampiran 18. Analisis Kasus 23 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................90
Lampiran 19. Analisis Kasus 24 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................91
Lampiran 20. Analisis Kasus 25 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................92
Lampiran 21. Analisis Kasus 26 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................93
Lampiran 22. Analisis Kasus 27 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 23. Analisis Kasus 28 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................95
Lampiran 24. Analisis Kasus 30 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................97
Lampiran 25. Analisis Kasus 31 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................98
Lampiran 26. Analisis Kasus 32 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010........................99
Lampiran 27. Analisis Kasus 36 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................101
Lampiran 28. Analisis Kasus 37 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................103
Lampiran 29. Analisis Kasus 39 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................104
Lampiran 30. Analisis Kasus 40 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................106
Lampiran 31. Analisis Kasus 41 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................108
Lampiran 32. Analisis Kasus 42 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................109
Lampiran 33. Analisis Kasus 44 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 34. Analisis Kasus 45 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................111
Lampiran 35. Analisis Kasus 46 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................113
Lampiran 36. Analisis Kasus 47 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................114
Lampiran 37. Analisis Kasus 48 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................116
Lampiran 38. Analisis Kasus 49 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................117
Lampiran 39. Analisis Kasus 51 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................118
Lampiran 40. Analisis Kasus 56 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................120
Lampiran 41. Analisis Kasus 58 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................121
Lampiran 42. Analisis Kasus 59 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................123
Lampiran 43. Analisis Kasus 60 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................124
Lampiran 44. Analisis Kasus 62 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 45. Analisis Kasus 63 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................127
Lampiran 46. Analisis Kasus 64 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................129
Lampiran 47. Analisis Kasus 65 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................130
Lampiran 48. Analisis Kasus 66 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................131
Lampiran 49. Analisis Kasus 68 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010......................133
Lampiran 50. Penggunaan dan Evaluasi Penggunaan Antimikroba
Kombinasi ..................................................................................................134
Lampiran 51. Penggunaan dan Evaluasi Penggunaan Antimikroba
Tunggal.......................................................................................................140
Lampiran 52. Surat Izin Penelitian Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta ....141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
INTISARI
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian pneumonia tertinggike-6 di dunia menurut UNICEF dan WHO tahun 2006. Pengobatan pneumoniadilakukan dengan antimikroba yang terbukti efektif pada kejadian-kejadianpneumonia sebelumnya. Masalah yang timbul adalah munculnya mikroorganismeresisten. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi profil dan ketepatanpenggunaan antimikroba pada pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
Metode penelitian ini adalah non-eksperimental dengan rancangandeskriptif-analitik, bersifat retrospektif. Kriteria inklusi: pasien pria dan wanitasemua usia, pneumonia bakteri, rawat inap, menggunakan antimikroba, sembuhatau membaik.
Hasil yang diperoleh terhadap 45 kasus (69% laki-laki dan 31%perempuan), pasien terbanyak adalah kelompok usia 5–9 tahun (11,11 %).Terdapat 86 kasus pemakaian antimikroba (100%), pemakaian terbanyak adalahlevofloksasin (27 kasus). Kategori ketepatan penggunaan antimikroba menurutKurin dan Gyssens: antimikroba tepat (I) 61,23%, tidak tepat dosis (IIA) 14,29%,tidak dievaluasi (VI) 10,20%, tidak tepat interval(IIB) 8,16%, tersediaantimikroba alternatif(IVA) 4,08%, dan antimikroba tanpa indikasi (V) 2,04%.Kesimpulannya, kelompok pediatik dan geriatrik rentan terinfeksi pneumonia.Berdasar DiPiro (2008), DepKes RI (2007), dan Lacy (2006), sebagai pedoman,penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010 sudah tepat.
Kata kunci : pneumonia, evaluasi antimikroba, kategori ketepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
ABSTRACT
Indonesia is the sixth high probability peumonia in the world accordingto UNICEF and WHO in 2006. The pneumonia treatment is done withantimicroba which is effective in many cases that has been cured. The newproblem is the resistency of the microba. This research is purpose is to evaluatethe profile and the accuracy of using antimicroba on patients in Instalasi RawatInap RS Panti Rapih Yogyakarta in period of 2008 - 2010.
The research method is a non-experiment with descriptive-analiticproject, retrospectively. The specification are men or women of all ages that havebacteri pneumonia, hospitalized, threated by using antimicroba, and issued havebeen cured.
The result of 45 cases (69% man, 31% woman), most patients are in age5–9, shows that there’re 86 cases of antimicroba (100%) with the mostantimicroba that being used is levofloxacin. The specifications of antimicrobaaccuracy according to Kurin dan Gyssens: accurate antimicroba (I) 61,23%, notaccurate doses (IIA) 14,29%, no evaluation (VI) 10,20%, not accurate interval(IIB) 8,16%, there are substitute antimicroba (IVA) 4,08%, and antimicroba withno indication (V) 2,04%. The conclusion’s the group of pediatic and geriatric areeasy to be infected by pneumonia. According to DiPiro (2008), DepKes RI(2007), and Lacy (2006), the using of antimicroba on patients of Instalasi RawatInap RS Panti Rapih Yogyakarta period of 2008 – 2010 is accurate.
Keywords: pneumonia, antimicroba evaluation, antimicroba accuracy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru. Bakteri, virus, dan jamur
dapat menjadi penyebab pneumonia, dan bakteri yang paling sering menginfeksi
adalah Streptococcus pneumoniae yang menyerang semua kelompok umur.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pneumonia merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang diagnosisnya hanya berdasarkan penemuan klinis.
Pemeriksaan penunjang medis (serologi, Chest X-ray, dll.) dilakukan untuk
menunjang diagnosis yang telah ditetapkan. Penyakit ini telah menjadi masalah di
berbagai negara, termasuk Indonesia (Indrarto, 2010 ).
Pneumonia merupakan penyebab kematian tunggal pada anak terbesar di
seluruh dunia. Setiap tahun, pneumonia membunuh sekitar 1,8 juta anak di bawah
5 tahun, atau sekitar 20% dari seluruh kematian balita di seluruh dunia. Terdapat
sekitar 155 juta kasus pneumonia di seluruh dunia tiap tahunnya (Anonim, 2010).
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian pneumonia
tertinggi ke-6 di seluruh dunia menurut laporan UNICEF dan WHO pada tahun
2006. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1992,
1995 dan 2001 didapatkan pneumonia sebagai urutan terbesar penyebab kematian
pada balita. Hal tersebut juga sesuai dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKERDAS) 2007 yang menyatakan bahwa prevalensi pneumonia di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah 2,13%, lebih besar dibanding kasus tuberkolusis paru yang hanya
mencapai 0.99% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal
dengan antimikroba yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif
meliputi pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan
keseimbangan asam-basa, elektrolit, dan gula darah. Pilihan antimikroba lini
pertama dapat menggunakan antimikroba golongan beta-laktam atau
kloramfenikol (Rahajoe, Supriyatno, Setyanto, 2008).
Masalah yang timbul dalam pengobatan penyakit infeksi saat ini adalah
munculnya mikroorganisme resisten, bahkan resisten terhadap banyak
antimikroba yang sebelumnya masih sensitif. Kuman yang resisten antimikroba
merupakan masalah global karena dapat menimbulkan infeksi yang lebih berat,
yang hanya bisa diobati dengan antimikroba alternatif tertentu yang jumlahnya
terbatas dan harganya relatif mahal (Widodo, 2010).
Keadaan yang mempengaruhi peningkatan resistensi bakteri antara lain
karena kegagalan petugas kesehatan dalam melaksanakan upaya pencegahan
infeksi secara efektif (terjadi infeksi silang melalui tangan petugas) dan
ketidaktepatan penggunaan antimikroba. Ketidaktepatan ini terjadi karena banyak
faktor, antara lain pengetahuan dokter yang terbatas, mengikuti kolega atau
seniornya, pengaruh ekonomi, atau karena permintaan pasien sendiri (Widodo,
2010).
Proses pengobatan menggambarkan sebuah proses normal atau
“fisiologik” pengobatan, yang memerlukan pengetahuan, keahlian, sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berbagai pertimbangan profesional dalam setiap tahapan sebelum membuat suatu
keputusan. Kenyataannya dalam praktek, sering dijumpai prescribing habit yang
tidak berdasarkan proses dan tahap ilmiah tersebut. Secara umum keadaan
peresepan yang tidak normal tersebut sering lebih dikenal dengan peresepan yang
tidak rasional (irrational prescribing) (Quick et al., 1997).
Lokasi penelitian yang dipilih adalah Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta. Lokasi dipilih karena merupakan salah satu rumah sakit swasta besar
yang berdiri sejak tahun 1940-an dan menerima layanan askes, baik itu dari
pemerintah maupun dari swasta. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Hastuti
(2009), rumah sakit ini memiliki Bed Occupacy Rate (BOR) lebih dari 50%. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%.
Melihat permasalahan yang ada dalam masyarakat, maka perlu dilakukan
penelitian yang mengkaji “Evaluasi Penggunaan Antimikroba pada Pasien
Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode
2008 – 2010”. Kajian tersebut menggambarkan profil pasien pneumonia dan
penggunaan antimikroba sebagai terapi serta mengevaluasi apakah antimikroba
yang diresepkan oleh dokter telah tepat atau belum.
Evaluasi yang dimaksud adalah menjabarkan profil pasien pneumonia
yang menggunakan antimikroba meliputi frekuensi kunjungan, usia, jenis
kelamin, dan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan serta menggambarkan
profil penggunaan antimikroba dari jenis, dosis, durasi, dan rute pemberian
antimikroba. Penggunaan antimikroba tersebut dibandingkan dengan pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang telah ditentukan untuk mengetahui kriteria ketepatan penggunaannya (hasil
dinyatakan dalam %).
1. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan beberapa
permasalahan, yaitu:
a. Bagaimana profil pasien pneumonia yang menggunakan antimikroba di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008
– 2010?
b. Bagaimana profil penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008
– 2010?
c. Bagaimana kriteria ketepatan penggunaan antimikroba pada pasien
pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode 2008 – 2010?
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan evaluasi penggunaan
antimikroba pada pasien pneumonia yang pernah dilakukan, antara lain:
Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antimikroba di Ruang Rawat Intensif
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001 – 2002, dengan hasil jenis
kuman patogen adalah Pseudomonas sp. Klebsiellasp. Escherichia coli,
Streptococcus βhaemolyticus, Staphylococcus epidermidis dan
Staphylococcus aureus. Pola kepekaannya menunjukkan bahwa kuman
patogen mempunyai resistensi tertinggi terhadap ampisilin, amoksisilin,
penisillin G, tetrasiklin dan kloramfenikol. Kepekaan tertinggi ditunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
oleh fosmisin, amikasin, seftriakson pada Pseudomonas sp. netilmisin,
amikasin, seftriakson pada Klebsiella sp. seftriakson, amikasin,
seftizoksim pada Escherichia coli (Refdanita, Maksum, Nurgani, Endang
2004).
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2004-November
2006, dengan hasil kejadian pneumonia sebanyak 62 kasus, sebanyak 49
pasien (79%) kategori inklusi, sebanyak 13 pasien (21%) kategori ekslusi.
Metode pengobatan antimikroba diketahui 83,7% (41 pasien) dalam
bentuk tunggal, 16,3% (8 pasien) dalam bentuk kombinasi. Antimikroba
yang digunakan dalam pengobatan adalah Golongan sefalosporin I, II dan
III: sefadroksil, sefprozil, seftriakson, sefiksim, seftazidim; Golongan
kuinolon: levofloksasin, ofloksasin, siprofloksasin, pefloksasin,
gatifloksasin; Golongan penicillin: ampisilin+sulbaktam,
amoksisilin+asam klavulanat ; Golongan makrolida: azitromisin;
Golongan linkosamid: klindamisin. Berdasarkan penilaian terapi
diketahui: sebanyak 83,7% (41 pasien) mendapatkan antimikroba sesuai
dengan standar pedoman terapi pneumonia penelitian, sebanyak 16,3% (8
pasien) mendapatkan antimikroba tidak sesuai dengan standar pedoman
terapi pneumonia penelitian. Keberhasilan terapi diketahui: sebanyak
57,1% (28 pasien) saat Keluar Rumah Sakit (KRS) dinyatakan sembuh
dengan perbaikan parameter klinis, sebanyak 40,8% (20 pasien)
dinyatakan belum sembuh dan sebanyak 2% (1 pasien) dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
meninggal dunia. Lama waktu perawatan diketahui sebanyak 44,9%
pasien dirawat < dari 1 minggu, sebanyak 20,4% pasien dirawat Selama 1
minggu, sebanyak 20,4% pasien dirawat < dari 2 minggu, sebanyak 10,2%
pasien dirawat selama 2 minggu, sebanyak 1% pasien dirawat selama <
dari 3 minggu dan sebanyak 1% pasien dirawat selama 3 minggu (Subhan,
2007).
Perbedaan: periode pengambilan dan poin pembahasan data
Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Anak Usia Bawah Lima
Tahun (Balita) Rawat Jalan Di Puskesmas I Purwareja Klampok
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004, dengan hasil 120 kasus yang terjadi
pada balita usia 0– 59 bulan, seluruhnya terdiagnosa sebagai penderita
infeksi saluran pernafasan akut pneumonia, terdiri dari 55,8% anak laki-
laki dan 44,2% anak perempuan. Penggunaan antimikroba sudah sesuai
dengan standar penatalaksanaan menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (Wahyono, Hapsari, Astuti, 2008).
Perbedaan: sampel, periode, lokasi, poin pembahasan data
3. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Pasien
Membantu pasien memahami pengobatan penyakit pneumonia
dengan antimikroba secara tepat, sehingga pengobatan penyakit
pada kasus rawat jalan dapat berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai sarana evaluasi ataupun refleksi bagi dokter maupun
apoteker bahwa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
dibutuhkan sikap yang bijaksana dalam pemilihan dan
penggunaan antimikroba sesuai kondisi pasien, sehingga
pengobatan berjalan efektif dan aman.
c. Bagi Peneliti
Sarana refleksi di masa mendatang bahwa dalam menjalankan
tugas melayani pasien haruslah mempertimbangkan banyak hal
sehingga pengobatan pasien menjadi rasional dan efektif.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Melihat karakteristik pasien pneumonia, penggunaan, ketepatan
penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
2. Tujuan khusus
Penelitian ini secara khusus dimaksudkan untuk:
a. Mengetahui gambaran profil pasien pneumonia yang menggunakan
antimikroba berdasarkan frekuensi kunjungan, usia, jenis kelamin, dan
pemeriksaan laboratorium yang dilakukandi Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Mengetahui gambaran penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia
berdasarkan dosis, frekuensi, durasi, dan rute pemberiannya di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
c. Mengetahui ketepatan penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode
2008 – 2010 berdasarkan pedoman pengobatan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pneumonia
1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, parasit, dll.). Secara anatomis pneumonia
diklasifikasikan sebagai pneumonia lobaris, pneumonia segmentalis, dan
pneumonia lobularis yang lebih dikenal sebagai bronkopneumonia dan biasanya
mengenai paru bagian bawah (Komite Medik, 2005).
Gambar 1. Bagian – bagian parumanusia (Hadjiliadis, 2011)
Gambar 2. Perbandingan alveoli orangsehat dan alveoli penderita pneumonia(Hadjiliadis, 2011)
Pneumonia bukan penyakit tunggal. Terdapat lebih dari 30 pemicu yang
berbeda (American Lung Association, 2011a). Pada umumnya merupakan
kelanjutan dari infeksi saluran nafas atas/ radang tenggorokan yang gejalanya
berupa batuk, pilek, dan panas badan (Ditjen Bina Pelayanan Medik, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 3. Kondisi alveoli yang berisi lendir (Anonim, 2009)
2. Epidemiologi
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan
utama pada anak di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah 5 tahun (balita). Diperkirakan
hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita,
meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan
Asia Tenggara. Menurut Survei Kesehatan Nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian
bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem
respiratori, terutama pneumonia (Rahajoe, 2008).
Di negara maju, seperti Amerika, pneumonia dan influenza menduduki
peringkat ke-4 sebagai penyebab kematian tertinggi. Ditemukan sekitar 18,2 kasus
pneumonia per 1000 penduduk berusia 65-69 tahun. Angka itu meroket menjadi
52,3 kasus per 1000 penduduk berusia 85 tahun ke atas. Di Taiwan, kematian
akibat pneumonia mencapai hampir 200 per 100.000 pasien lansia pada 2002
(Felix, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut hasil RISKERDAS 2007, prevalensi nasional ISPA adalah
25,50%. Pneumonia memiliki prevalensi 2,13%, lebih besar dibanding kasus
tuberkolusis paru (0.99%). Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi pada
laki-laki (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
3. Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi,
gambaran klinis, dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab
pada neonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar. Etiologi
pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus group B dan
bakteri Gram negatif seperti E.coli, Pseudomonas sp, dan Klebsiella sp. Pada bayi
yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi
Streptococcus Pneumoniae, Haemophillus influenza tipe B, dan Staphylococcus
aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut,
sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma Pneumoniae (Rahajoe, 2008).
Penyebab pneumonia adalah kuman Pneumococcus, Stafilococcus,
Streptococcus, atau virus, selain itu minyak tanah atau bensin yang tertelan dapat
pula menyebabkan terjadinya pneumonia (Oswari, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 4. Penampakan mikroskopik bakteri Pneumococci (Hadjiliadis, 2011)
Tiga organisme yang paling sering dikaitkan pada pneumonia bakteri
adalah pneumokokus, Streptococcus pneumonia (lebih dari 90% dari semua
kasus); Klebsiella atau basil Friedlander (1%), dan stafilokokus (1-5%). Lebih
jarang lagi adalah streptokokus hemolitikus dan organisme gram-negatif seperti
Pseudomona aeruginosa dan Escherichia coli dapat menyebabkan pneumonia
(Price & Wilson, 1984).
4. Patologi dan patogenesis
Di antara kasus pneumonia bakteri, patogenesis pneumonia pneumokokus
merupakan salah satu kasus yang paling banyak diselidiki. Pendapat sekarang
adalah : pneumokokus mencapai alveolus-alveolus dalam bentuk percikan mucus
atau saliva. Lobus bawah paru-paru paling sering terserang, karena pengaruh gaya
tarik bumi. Bila sudah mencapai dan menetap dalam alveolus, maka
pneumokokus menimbulkan respon patologis khas yang terdiri atas empat
stadium yang berurutan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) – eksudat serosa masuk dalam
alveolus-alveolus dari pembuluh darah yang bocor dan dilatasi.
b. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) – paru tampak merah dan tampak
bergranula karena sel darah merah, fibrin, dan leukosit polimorfonuklear
mengisi alveolus-alveolus.
c. Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) – paru tampak abu-abu karena
leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi dalam alveolus yang terserang.
d. Resolusi (7 sampai 11 hari) – eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi
oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula (Price
& Wilson, 1984).
Beberapa bakteri tertentu sering menimbulkan gambaran patologis tertentu
bila dibandingkan bakteri lain. Infeksi Streptococcus pneumoniae biasanya
bermanifestasi sebagai bercak-bercak konsolidasi merata di seluruh lapangan paru
(bronkopneumonia), dan pada anak besar atau remaja dapat berupa konsolidasi
pada satu lobus (pneumonia lobaris). Pneumotokel atau abses-abses kecil sering
disebabkan oleh Staphylococcus aureus pada neonatus atau bayi kecil, karena
Staphylococcus aureus menghasilkan berbagai toksin dan enzim seperti
hemolisin, lekosidin, stafilokinase, dan koagulase. Toksin dan enzim ini
menyebabkan nekrosis, perdarahan, dan kavitasi. Koagulase berinteraksi dengan
faktor plasma dan menghasilkan bahan aktif yang mengkonversi fibrinogen
menjadi fibrin, sehingga terjadi eksudat fibrinopurulen. Terdapat korelasi antara
produksi koagulase dan virulensi kuman. Staphylococcus yang tidak
menghasilkan koagulase jarang menimbulkan penyakit serius. Pneumotokel dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menetap hingga berbulan-bulan, tetapi biasanya tidak memerlukan terapi lebih
lanjut (Rahajoe, 2008).
5. Manifestasi klinis
Pada pneumonia bakteri, temperatur tubuh dapat meningkat hingga 105ºF,
berkeringat, dan peningkatan pernafasan. Bibir dan kuku dapat berwarna kebiruan
karena terjadi kekurangan oksigen dalam darah. Status mental pasien juga dapat
mengalami perubahan (American Lung Association, 2011b).
Gambar 5. Tanda dan gejala pneumonia (Souti, 2011)
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-
ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
a. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise,
penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah,
atau diare; kadang-kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada,
takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih, sianosis (Rahajoe,
2008).
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk,
sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah:
kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah
volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing,
demam dan badan terasa dingin (Rasmaliah, 2004).
6. Diagnosis
Akibat tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia pada anak
dan balita, maka dalam usaha penanggulangannya, WHO mengembangkan
pedoman diagnosis dan tatalaksana yang sederhana. Pedoman ini terutama
ditujukan untuk Pelayanan Kesehatan Primer, dan sebagai pendidikan kesehatan
untuk masyarakat di Negara berkembang. Tujuannya adalah penyederhanaan
kriteria diagnosis berdasarkan gejala klinis yang dapat langsung dideteksi;
menetapkan klasifikasi penyakit, dan menentukan dasar pemakaian antimikroba.
Gejala klinis sederhana tersebut meliputi nafas cepat, sesak nafas, dan berbagai
tanda bahaya agar anak cepat dirujuk ke pelayanan kesehatan. Nafas cepat dinilai
dengan menghitung frekuensi nafas selama satu menit penuh ketika anak dalam
keadaan tenang. Sesak nafas dinilai dengan melihat adanya tarikan di dinding
dada bagian bawah ke dalam ketika menarik nafas (retraksi epigastrium). Tanda
bahaya pada anak usia 2 bulan – 5 tahun adalah tidak dapat minum, kejang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kesadaran menurun, stridor, dan gizi buruk; tanda bahaya untuk bayi berusia di
bawah 2 bulan adalah malas minum, kejang, kesadaran menururn, stridor, mengi,
dan demam/ badan terasa dingin (Rahajoe, 2008).
Pasien yang diduga menderita pneumonia harus dilakukan penyinaran
dengan sinar X di bagian dada (CXR), untuk menggambarkan konsolidasi, dimana
merupakan dasar diagnosis akurat dari pneumonia. Selain CXR, tes darah juga
harus dilakukan, termasuk jumlah sel darah, inflammatory markers, dan renal and
hepatic indices (Loebinger, 2009).
7. Tatalaksana
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan
antimikroba yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi
pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan
keseimbangan asam-basa, elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam
dapat diberikan analgetika/ antipiretik. Suplementasi vitamin A tidak terbukti
efektif. Penyakit penyerta harus ditanggulangi dengan adekuat, komplikasi yang
mungkin terjadi harus dipantau dan diatasi (Rahajoe, 2008).
Pada pasien rawat inap, pilihan antimikroba lini pertama dapat
menggunakan antimikroba golongan beta-laktam atau kloramfenikol. Pada
pneumonia yang tidak responsif terhadap beta-laktam dan kloramfenikol, dapat
diberikan antimikroba lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin, sesuai
dengan petunjuk etiologi yang ditemukan. Terapi antimikroba diteruskan selama 7
– 10 hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi, meskipun tidak ada
studi kontrol mengenai lama terapi antimikroba yang optimal (Rahajoe, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Outcome yang diharapkan dalam terapi adalah meminimalisasi morbiditas,
termasuk penyakit yang sifatnya reversibel dan atau irreversibel dan kerusakan
organ yang diinduksi oleh obat. Penentuan antimikroba:
Tabel I. Terapi Antimikrobial Empirik untuk Pneumonia pada Pasien Pediatrik(DiPiro et al., 2008)
Umur Mikroba Patogen Terapi Presumtif0 – 1bulan
Group B Streptococcus,Hemophilus influenzae,Escherchia coli,Staphylococcus aureus,Listeria, CMV, RSV,adenovirus
Ampisilin-sulbaktam,sefalosporinb, karbapenemc
Ribavirin untuk RSV
1 – 3bulan
Chlamydia, Ureaplasma,CMV, Pneumocytis Carinii
RSVPneumococcus, S.aureus
Makrolida/azalidad,trimtoprim-sulfametoksazol
RibavirinSemisintetikpenisiline atau
sefalosporinf
3 bulan –6 tahun
Pneumococcus, Hemophilusinfluenzae, RSV,
adenovirus, Parainfluenza
Amoksisilin atau sefalosporinf
Ampisilin-sulbaktam,amoksisilin-klavulanat
Ribavirin≥ 6 tahun Pneumococcus, Mycoplasma
pneumoniae, adenovirusMakrolida/azalidad,
sefalosporinf/ amoksisilin-klavulanat
Keterangan :CMV = cytomegalovirusRSV = respiratory syncial virusaLihat tabel pengobatan pneumonia bakteribGenerasi ketiga : seftriakzon, sefatoksim, sefepimcKarbapenem : imipenem-cilastatin, meropenemdMakrolida/azalida : eritromisin, klaritromisin/ azitromisineSemisintetik penisilin : nafsilin, oksasilin.fGenerasi kedua sefalosporin : sefuroksim, sefprozil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel II. Terapi Antimikrobial Empirik untuk Pneumonia pada Pasien Dewasa(DiPiro et al., 2008)
Kondisi Klinis Mikroba Patogen Terapi Presumtif
Sehat, pasienambulatori
Pneumococcus, Mycoplasmapneumoniae
Makrolida/azalidab,tetrasiklinc
Lanjut usia(awal)
Pneumococcus, gram-negatifbacilli (K. pneumoniae),Staphylococcus aureus,Haemophilus influenzae
Piperasilin-tazobaktam,sefalosporind,karbapeneme
Bronkitiskronik
Pneumococcus, H.influenzae, M. catarrhalis
Amoksisilin, tetrasiklinc,trimetiprim-sulfametoksazol,sefuroksim, amoksisilin-klavulanat,makrolida/azalidab,fluorokuinolon
Pecandualkohol
Pneumococcus, K.pneumoniae, S. aureus,H.influenzae,memungkinkan anaerobmulut
Tikarsilin-klavulanat,piperasilin-tazobaktam,plus aminoglikosida;karbapeneme,fluorokuinolonf
AspirasiKomunitas
RumahSakit/PelayananKesehatam
Anaerob mulut
Anaerob mulut, S. aureus,Gram-negatif enterik
Penisilin atau klindamisin
Klindamisin, tikarsilin-klavulanat, piperasilin-tazobaktam, plusaminoglikosida
Pneumonianosokomial
Gram-negatif bacilli, S.Aureus
Piperasilin-tazobaktam,karbapeneme, atausefalosporing plusaminoglikosida;fluorokuinolonf
Keterangan:aLihat tabel pengobatan pneumonia bakteridMakrolida/azalida : eritromisin, klaritromisin/ azitromisincTetrasiklin : tetrasiklin HCl, doksisiklindSefalosporin : sefuroksim, seftriakson, sefotaksimeKarbapenem : imipenem-solastatin, meropenemfFluorokuinolon : siprofloksasin, gatifloksasin, atau levofloksasingSefalosporin : seftazidim, sefepim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tabel III. Dosis Antimikroba untuk Pengobatan Pneumonia Bakteri (DiPiro et al.,2008)
GolonganAntimikroba
AntimikrobaDosis Antimikroba Harian
Pediatrik(mg/kg/ hari)
Dewasa(dosis total/hari)
Makrolida
Azalida
Tetrasiklin
Penisilin
Sefalosporin(extended-spectrum)
Fluorokuinolon
Amoniglikosida
KlaritromisinEritromisin
Azitromisin
Tetrasiklin HClOksitetrasiklin
AmpisilinAmoksisilin/amoksisilin-klavulanatPiperasilin-tazobaktamAmpisilin-sulbaktam
SeftriaksonSeftazidimSefepim
GatifloksasinLevofloksasinSiprofloksasin
GentamisinTobramisin
1530 – 50
10 mg/kg x 1hari, dilanjutkan5 mg/kg/ hari x 4hari
25 – 5015 – 25
100 – 20040 – 90
200 – 300100 – 200
50 – 75150100 – 150
10 – 2010 – 1520 – 30
7,57,5
0,5 – 1 g1 – 2 g
500 mg hari I,dilanjutkan 250mg/ hari x 4hari
1 – 2 g0,25 – 0,3 g
2 – 6 g0,75 – 1 g
12 g4 – 8 g
1 – 2 g2 – 6 g2 – 4 g
0,4 g0,5 – 0,75 g0,5 – 1,5 g
3 – 6 mg/kg3 – 6 mg/kg
B. Antimikroba
Antibakterial atau antimikroba adalah substansi yang dapat menghambat
pertumbuhan atau membunuh bakteri atau mikroorganisme seperti virus, jamur,
protozoa, riketsia, dan lain-lain. Sedangkan antimikroba adalah zat kimia yang
dihasilkan oleh mikroorganisme dan jamur berkhasiat untuk menghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
perkembangbiakan atau membunuh mikroorganisme. Keduanya berfungsi sama,
tetapi bahan asalnya berbeda (Sutedjo, 2008).
Berdasarkan asalnya, antimikroba dikelompokkan menjadi: antimikroba
alamiah (diperoleh langsung dari alam), antimikroba semisintetis, antimikroba
sintetis. Pemberian antimikroba dengan konsentrasi penghambatan (MIC:
Minimum Inhibitory Concentration) diperlukan untuk menghentikan pertumbuhan
mikroorganisme. Apabila diinginkan efek bakterisidal diperlukan konsentrasi
bakterisidal minimum (MBC: Minimum Bacterisidal Concentration), yang
biasanya dalam dosis tinggi (Lee & Hayes, 1996).
Gambar 6. Aktifitas bakterisidal dan bakteristatik antimikroba (Lüllmann, Mohr,Ziegler, Bieger, 2000)
Istilah "antimikroba" awalnya dikenal sebagai senyawa alami yang
dihasilkan oleh jamur atau mikroorganisme lain yang membunuh bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penyebab penyakit pada manusia atau hewan. Secara teknis, istilah "agen
antibakteri" mengacu pada kedua senyawa alami dan sintetis, akan tetapi banyak
orang menggunakan kata "antimikroba" untuk merujuk kepada keduanya.
Meskipun antimikroba memiliki banyak manfaat, tetapi penggunaannya telah
berkontribusi tehadap terjadinya resistensi (Katzung, 1997).
Ada beberapa penggolongan jenis antimikroba yang ada saat ini.
Penggolongan tersebut didasarkan pada mekanisme tempat kerja antimikroba,
berdasarkan aktifitas dari antimikroba serta berdasarkan aktifitas antimikroba
terhadap bakteri (Bagian Farmakologi Klinik FK UGM, 1990).
Ada lima kelompok penggolongan antimikroba berdasarkan mekanisme
kerjanya (mekanisme tempat kerja) yaitu :
1. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel bakteri, mencakup
golongan penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, sikloserin.
2. Antimikroba yang menghambat/mengganggu fungsi selaput/membran sel
bakteri, mencakup polimiksin.
3. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel bakteri, mencakup
banyak jenis antimikroba, terutama dari golongan makrolid,
aminoglikosid, tetrasiklin, kloramfenikol, linkomisin.
4. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel bakteri,
mencakup golongan kuinolon, rifampisin.
5. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel bakteri, mencakup
golongan sulfonamide, trimetoprim, asam p-amino salisilat (PAS), sulfon
(Ganiswara, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 7. Mekanisme kerja antimikroba (Lüllmann et al, 2000)
Antimikroba berdasarkan aktifitasnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Antimikroba berspektrum sempit
Misalnya : golongan penisilin dan eritromisin
b) Antimikroba berspektrum luas
Misalnya : golongan tetrasiklin, kloramfenikol, ampisilin,
amoksisilin, rifampisin, siprofloksasin (Ganiswara, 1995).
Gambar 8. Struktur kimia antimikroba golongan penisilin (Stitzel & Craig, 2005)
β
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 9. Struktur kimia antimikroba golongan tetrasiklin
Gambar 10. Struktur kimia antimikroba golongan sefalosporin
Antimikroba
digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Kuman Gram Positif
Kuman Gram Positif terd
positif aerob dan kuman
meliputi kuman
dan batang.
sempit, penisilin berspektrum luas, eritromisin dan sefalosporin.
Sedangkan kuman
positif, antimikroba
dan metronidazol.
. Struktur kimia antimikroba golongan tetrasiklin (Stitzel &
Gambar 10. Struktur kimia antimikroba golongan sefalosporin (Stitzel &2005)
mikroba berdasarkan aktifitasnya terhadap anti bakteri dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
Kuman Gram Positif
Kuman Gram Positif terdiri dari dua macam yaitu kuman
positif aerob dan kuman Gram positif anaerob. Kuman Gram positif aerob
meliputi kuman-kuman koken (streptokokus, stafilokokus
Antimikroba pilihan utama adalah penisilin berspektrum
sempit, penisilin berspektrum luas, eritromisin dan sefalosporin.
Sedangkan kuman Gram positif anaerob meliputi kuman
mikroba pilihan utama adalah penisilin berspektrum sempit
dan metronidazol.
β
23
(Stitzel & Craig, 2005)
(Stitzel & Craig,
berdasarkan aktifitasnya terhadap anti bakteri dapat
iri dari dua macam yaitu kuman Gram
ram positif aerob
streptokokus, stafilokokus), basilus, spiral,
pilihan utama adalah penisilin berspektrum
sempit, penisilin berspektrum luas, eritromisin dan sefalosporin.
puti kuman-kuman batang
pilihan utama adalah penisilin berspektrum sempit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b) Kuman Gram Negatif
Kuman Gram negatif terdiri dari kuman Gram negatif aerob dan
kuman Gram negatif anaerob. Kuman Gram negatif aerob meliputi
kuman-kuman koken, kuman enterik. Antimikroba pilihan utama adalah
penisilin berspektrum luas, tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin, dan
lain-lain. Sedangkan kuman-kuman Gram negatif anaerob adalah
golongan bakteriosida yaitu linkomisin, klindamisin, beberapa
sefalosporin, kombinasi amoksisilin dan asam klavulanat (Ganiswara,
1995).
C. Resistensi Terhadap Antimikroba
Resistensi bakteri adalah suatu keadaaan dimana kehidupan bakteri itu
sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran antimikroba. Sifat ini merupakan
suatu mekanisme pertahanan tubuh dari suatu makhluk hidup. Penggunaan
antimikroba secara berlebihan dan tidak selektif akan meningkatkan kemampuan
bakteri untuk bertahan (Stitzel & Craig, 2005).
Terdapat empat jalur mekanisme resistensi antimikroba, yaitu (1)
penurunan permeabilitas terhadap antimikroba, (2) adanya proses enzimatik, (3)
modifikasi letak reseptor obat, dan (4) peningkatan sintesis metabolit antagonis
terhadap antimikroba (Hadinegoro, 1999).
1. Perubahan permeabilitas
Antimikroba tidak dapat mencapai lokasi target yang dikehendaki.
Keadaan ini berhubungan dengan penurunan permeabilitas dinding
mikroorganisme terhadap antimikroba. Perubahan permeabilitas berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan perubahan reseptor permukaan sel sehingga antimikroba kehilangan
kemampuan untuk melakukan transportasi aktif guna melewati membran sel, dan
akhirnya terjadi perubahan struktur dinding sel yang tidak spesifik. Sebagai
contoh mekanisme ini terjadi pada Gram negatif. Bakteri Gram negatif
mempunyai lapisan lipid pada membran luar dinding sel, membran luar tersebut
terdiri dari protein porin yang berbentuk saluran, penuh berisi air. Perubahan yang
terjadi pada porin akan menyebabkan penurunan permeabilitas terhadap
antimikroba tertentu, misalnya golongan beta laktam (Hadinegoro, 1999).
2. Proses inaktifasi oleh enzim
Organisme patogen memacu terjadinya mekanisme biokimia, melalui
proses enzimatik yang berperan mengurangi atau mengeliminasi antimikroba.
Pada mikroorganisme yang telah mengalami mutasi, terjadi peningkatan aktifitas
enzim atau terjadi mekanisme baru sehingga obat menjadi tidak aktif. Contoh,
adanya β-laktamase menyebabkan penisilin dan sefalosporin menjadi in-aktif,
enzim asetilase menyebabkan golongan aminoglikosid tidak aktif melalui
mekanisme fosforilasi, adenilasi, atau asetilasi. Modifikasi biokimia antimikroba
oleh enzim bakteri merupakan suatu masalah yang sangat serius dalam
pengobatan antimikroba dan kemoterapi (Hadinegoro, 1999).
3. Modifikasi lokasi reseptor sel target
Melalui mekanisme biokimiawi yang menyebabkan ikatan antara
antimikroba dengan mikroorganisme tidak berlangsung lama, interaksi antara obat
dengan sel target tidak terjadi. Pada mikroorganisme yang telah mengalami
mutasi, perubahan biokimiawi ini terjadi selama fase pengobatan pasien. Contoh,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
resistensi yang terjadi pada pengobatan eritromisin, klindamisin, dan streptomisin
(Hadinegoro, 1999).
4. Peningkatan sintesis metabolit yang bersifat antagonis
Peningkatan kemampuan mikroba untuk membuat zat metabolit esensial
yang bersifat antagonis terhadap antimikroba, dapat memutuskan kerja
antimikroba. Sebagai contoh terjadinya resistensi terhadap kloramifenikol,
trimetropim disebabkan oleh plasmid mediated (Hadinegoro, 1999).
D. Landasan Teori
Pneumonia adalah peradangan pada alveoli yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Penyakit ini umumnya menyerang kelompok usia anak dan
geriatri. Streptococcus pneumoniae , Klebsiella, dan Staphylococcus merupakan
bakteri yang paling sering ditemukan pada kejadian pneumonia bakteri. Penetapan
diagnosis didasarkan pada gejala klinis yang dapat langsung dideteksi, meliputi
nafas cepat dan sesak nafas. Nafas cepat dinilai dengan menghitung frekuensi
nafas selama satu menit ketika anak dalam keadaan tenang. Sesak nafas dinilai
dengan melihat adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke dalam ketika
menarik nafas (retraksi epigastrium). Pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan adalah CXR, tes darah (termasuk jumlah sel darah), inflammatory
markers, dan renal and hepatic indices.
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan
antimikroba dan tindakan suportif. Pilihan antimikroba lini pertama yaitu
antimikroba golongan beta-laktam atau kloramfenikol. Jika tidak berhasil, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
diberikan antimikroba lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin, sesuai
dengan petunjuk etiologi yang ditemukan. Terapi antimikroba diteruskan selama 7
– 14 hari. Terapi diharapkan dapat mengurangi morbiditas dan kerusakan organ
yang diinduksi oleh antimikroba.
Resistensi bakteri adalah suatu keadaaan dimana kehidupan bakteri itu
sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran antimikroba. Penggunaan antimikroba
secara berlebihan dan tidak selektif akan meningkatkan kemampuan bakteri untuk
bertahan. empat jalur mekanisme resistensi antimikroba, yaitu (1) penurunan
permeabilitas terhadap antimikroba, (2) adanya proses enzimatik, (3) modifikasi
letak reseptor obat, dan (4) peningkatan sintesis metabolit antagonis terhadap
antimikroba.
E. Keterangan Empiris
Pemilihan antimikroba untuk pengobatan infeksi, sebaiknya disesuaikan
dengan kuman kondisi penyakit (kuman penyebab dan tingkat keparahan
penyakit) dan kondisi intrinsik pasien (usia, berat badan, riwayat penyakit, dll.)
Penggunaan antimikroba yang tepat pada pasien pneumonia penting untuk upaya
penyembuhan dan pencegahan bertambah parahnya penyakit. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran serta mengevaluasi penggunaan
antimikroba pada pasien penderita pneumonia sebagai upaya penyembuhan dan
pencegahan bertambah parahnya penyakit di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan deskriptif – analitik yang bersifat retrospektif. Non eksperimental
karena tidak terdapat perlakuan pada subyek uji oleh peneliti. Rancangan
penelitian deskriptif – analitik karena terbatas pada usaha mengungkapkan dan
menganalisis suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya,
sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta secara obyektif. Bersifat
retrospektif karena data diperoleh dari penelusuran dokumen terdahulu (data
sekunder), yaitu rekam medik pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variable bebas
Jenis, dosis, frekuensi, dan durasi penggunaan antimikroba
b. Variable terikat
Kondisi pasien saat proses pengobatan
2. Variabel terkendali
a. Usia
b. Jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Ras
3. Variabel tak terkendali
a. Berat badan
b. Kondisi psikis
4. Definisi operasional
a. Pasien adalah pasien laki-laki dan perempuan yang menderita pneumonia
akibat infeksi bakteri, rawat inap, memperoleh pengobatan dengan
antimikroba, tidak memiliki kelainan paru-paru, dan dinyatakan sembuh
atau membaik pada saat keluar dari Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010.
b. Antimikroba adalah substansi yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh bakteri atau mikroorganisme seperti virus, jamur, protozoa,
riketsia, dan lain-lain, dihasilkan secara alami, semisintetik, dan sintetik.
c. Evaluasi pada penelitian ini adalah terkait dengan profil pasien pneumonia
yang menggunakan antimikroba meliputi frekuensi kejadian, usia, jenis
kelamin, dan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan. Penggambaran
profil penggunaan antimikroba dari jenis, dosis, durasi, dan rute pemberian
antimikroba. Penggunaan antimikroba tersebut dibandingkan dengan
pedoman yang telah ditentukan untuk mengetahui kriteria ketepatan
penggunaannya
d. Rekam medik adalah catatan yang berisi data klinis pasien di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pasien laki-laki dan perempuan yang
menderita pneumonia akibat infeksi bakteri, rawat inap, memperoleh pengobatan
dengan antimikroba, tidak memiliki kelainan paru, dan dinyatakan sembuh atau
membaik saat keluar dari Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode 2008 – 2010.
D. Bahan Penelitian
Bahan dari penelitian ini adalah data yang terdapat dalam kartu rekam
medik pasien yang berisi nomor rekam medik, nama pasien, jenis kelamin, umur,
tanggal masuk, gejala klinis, indikasi penyakit, data laboratorium, dan pengobatan
yang diterima di rumah sakit tersebut.
E. Tata Cara Penelitian
1. Analisis situasi
Analisis situasi dengan melihat data pasien yang dirawat di RS Panti
Rapih Yogyakarta karena terdiagnosis pneumonia dan menerima terapi
antimikroba yang diperoleh dari Instalasi Catatan Medik rumah sakit pada
bulan Januari 2008 hingga Desember 2010.
2. Pengambilan data
Data pasien yang diperoleh dari lembar rekam medis dipilih sesuai
dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh penulis. Tahap pengambilan
data dilakukan melalui beberapa proses:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a) Penelusuran data, yang dilakukan dengan melihat data komputer ataupun
data tertulis di Instalasi Catatan Rekam Medik yang memuat laporan
mengenai data nama, tanggal masuk dan keluar, nomor rekam medis, dan
umur pasien yang pernah dirawat di rumah sakit bersangkutan.
b) Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pencarian pasien yang sesuai
dengan kriteria dan definisi operasional di atas berdasarkan nomor rekam
medis yang didapat.
c) Pencacatan data, dilakukan dengan mencatat data pasien yang telah
menerima terapi antimikroba dan melakukan pemeriksaan laboratorium
untuk menunjang diagnosis yang telah ditegakkan pada periode 200 - 2010
berdasarkan rekam medis.
Data yang dikumpulkan meliputi nomor rekam medis, umur, jenis
kelamin, data laboratorium, serta dosis, frekuensi, rute, dan durasi penggunaan
terapi antimikroba yang diberikan.
3. Pengolahan data
Data yang diperoleh akan dievaluasi dengan cara membandingkan
dengan acuan yang telah ditentukan. Evaluasi terkait kesesuaian jenis, dosis,
frekuensi, rute, dan durasi antimikroba. Data yang diperoleh akan disajikan
dalam bentuk tabel, diagram batang, dan atau diagram pie.
Evaluasi penggunaan antimikroba dilakukan dengan membandingan
terapi antimikroba yang diterima pasien dengan literatur yang diacu. Pustaka
yang digunakan sebagai acuan yaitu Pharmacotherapy- A Pathophysiologic
Approach, 7th edition (DiPiro et al., 2008), Drug Information Handbook
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(Lacy, 2006), dan Bimbingan Keterampilan Tatalaksana Pneumonia Balita
(Depkes RI, 2007).
F. Tata Cara Analisis Data
Data kualitatif yang diperoleh dibahas dalam bentuk uraian secara
deskriptif dalam bentuk tabel dan atau gambar diagram. Data pasien akan
dikelompokkan terlebih dahulu sebagai berikut:
1. Persentasi pasien pneumonia yang telah menerima terapi antimikroba
berdasarkan frekuensi kejadian di RS dengan menghitung jumlah pasien yang
sesuai kriteria per tahun dibagi total kasus dikali 100%.
2. Persentasi pasien pneumonia yang telah menerima terapi antimikroba
berdasarkan usia dengan menghitung jumlah pasien dibagi total kasus dikali
100%.
3. Persentasi pasien pneumonia yang telah menerima terapi antimikroba
berdasarkan jenis kelamin dengan menghitung jumlah pasien laki-laki dan
perempuan dibagi total kasus dikali 100%.
4. Persentasi pasien pneumonia yang telah menerima terapi antimikroba
berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dengan menghitung
jumlah pasien tiap pemeriksaan dibagi total kasus dikali 100%.
5. Persentasi penggunaan antimikroba berdasarkan jenisnya (nama generik) yang
dilakukan dengan menghitung jumlah antimikroba dibagi total kasus dikali
100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
6. Persentasi penggunaan antimikroba berdasarkan dosis dan frekuensinya yang
dilakukan dengan menghitung jumlah antimikroba dibagi total kasus dikali
100%.
7. Persentasi penggunaan antimikroba berdasarkan durasinya (selama rawat
inap) yang dilakukan dengan menghitung jumlah antimikroba dibagi total
kasus dikali 100%.
8. Persentasi penggunaan antimikroba berdasarkan rute pemberiannya yang
dilakukan dengan menghitung jumlah antimikroba tiap rute dibagi total kasus
dikali 100%.
9. Persentasi pasien pneumonia yang telah menerima terapi antimikroba
berdasarkan kriteria ketepatan penggunaan antimikroba dengan menghitung
jumlah pasien dengan penggunaan antimikroba yang tepat (jenis, dosis,
frekuensi, rute dan cara pemberian, dan durasi (selama rawat inap dan rawat
jalan)) dibagi total kasus dikali 100%.
10. Persentasi pasien pneumonia yang telah menerima terapi antimikroba
berdasarkan kriteria ketepatan penggunaan antimikroba dengan menghitung
jumlah pasien dengan penggunaan antimikroba yang tidak tepat (jenis, dosis,
frekuensi, rute dan cara pemberian, dan durasi (selama rawat inap dan rawat
jalan)) dibagi total kasus dikali 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil pasien
pneumonia yang menggunakan antimikroba dan ketepatan penggunaannya. Data
yang didapat kemudian dibandingkan dengan pedoman pengobatan yang telah
ditentukan, dalam penelitian ini menggunakan acuan Pharmacotherapy- A
Pathophysiologic Approach, 7th edition (DiPiro et al., 2008), Drug Information
Handbook (Lacy, 2006), dan Bimbingan Keterampilan Tatalaksana Pneumonia
Balita (Departemen Kesehatan, 2007).
Subyek penelitian adalah pasien laki-laki dan perempuan yang menderita
pneumonia akibat infeksi bakteri, rawat inap, memperoleh pengobatan dengan
antimikroba, tidak memiliki kelainan paru, dan dinyatakan sembuh atau membaik
saat keluar dari Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hasil
penelitian disajikan dalam tabel dan diagram yang akan dibagi dalam 2 bagian,
yaitu karakteristik pasien dan penggunaan antimikroba serta evaluasinya.
A. Profil Pasien
Gambaran profil pasien pneumonia yang dibahas, diperoleh dari rekam
medik pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode 2008 – 2010. Persentasi dihitung dari jumlah kasus menurut
frekuensi kejadian, usia, jenis kelamin, dan pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan dibagi jumlah keseluruhan kasus, kemudian dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Frekuensi kejadian
Terdata, ada 70 pasien terkait pneumonia di Instalasi Rawat Inap RS
Panti Rapih. Tiap pasien menyumbang 1 atau 2 kunjungan, jadi jumlah seluruh
kasus adalah 71. Dari 71 kasus tersebut, 10 kasus dinyatakan meninggal, 6 rekam
medik yang tidak ditemukan, dan 10 kasus suspek pneumonia. Sisanya ada 46
kasus terdiagnosis menderita pneumonia, tapi ada satu kasus yang keluar rumah
sakit dalam keadaan belum membaik atau sembuh, jadi kasus yang masuk dalam
kriteria inklusi hanya 45.
Tabel IV. Populasi Pasien Pneumonia
No. Kondisi PasienJumlah Pasien
TotalPersentase
(%)2008 2009 2010
1 Pneumonia 6 9 15 30 42.25
2Pneumonia +Penyakit Penyerta
2 7 7 16 22.54
3 Meninggal 1 3 6 10 14.08
4File TidakDitemukan
0 1 5 6 8.45
5 Susp. Pneumonia 4 3 2 9 12.68
Total 13 23 35 71 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar
Diagram batang di atas menunjukkan bahwa jumlah pasien terbanyak
selama periode penelitian adalah
Peningkatan jumlah pasien tiap tahunnya dapat disebabkan olah beberapa faktor,
antara lain faktor imunitas tubuh dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan
meliputi pemukiman yang padat, polusi udara, dan kontak dengan p
pneumonia (Ditjen Bina Pelayanan Medik
Menurut Centers for Disease Control and Prevention
For Health Statistics
seperti yang dikutip oleh
pneumonia cenderung meningkat pada tahun 2001
responden), tetapi turun pada tahun 2004 (1.329.000 responden), dan pada tahun
2006 turun menjadi 1.232.000 responden (
0
5
10
15
20
25
Ju
mla
hP
asi
en(O
ran
g)
Profil Kunjungan Pasien PneumoniaPeriode Januari 2008
Gambar 11. Profil Pasien Pneumonia Tiap Tahun
Diagram batang di atas menunjukkan bahwa jumlah pasien terbanyak
selama periode penelitian adalah tahun 2010, yaitu 22 orang (48,89 %).
Peningkatan jumlah pasien tiap tahunnya dapat disebabkan olah beberapa faktor,
antara lain faktor imunitas tubuh dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan
meliputi pemukiman yang padat, polusi udara, dan kontak dengan p
Ditjen Bina Pelayanan Medik, 2009).
Centers for Disease Control and Prevention,National Center
For Health Statistics, National Hospital Discharge Survey tahun
seperti yang dikutip oleh American Lung Association (2010), jumlah penderita
pneumonia cenderung meningkat pada tahun 2001 – 2003 (mencapai 1.393.000
responden), tetapi turun pada tahun 2004 (1.329.000 responden), dan pada tahun
2006 turun menjadi 1.232.000 responden (American Lung Association
Profil Kunjungan Pasien PneumoniaPeriode Januari 2008 - Desember 2010
2008 2009 2010
36
hun
Diagram batang di atas menunjukkan bahwa jumlah pasien terbanyak
tahun 2010, yaitu 22 orang (48,89 %).
Peningkatan jumlah pasien tiap tahunnya dapat disebabkan olah beberapa faktor,
antara lain faktor imunitas tubuh dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan
meliputi pemukiman yang padat, polusi udara, dan kontak dengan penderita
National Center
tahun 1988-2006
(2010), jumlah penderita
2003 (mencapai 1.393.000
responden), tetapi turun pada tahun 2004 (1.329.000 responden), dan pada tahun
American Lung Association, 2010).
Profil Kunjungan Pasien PneumoniaDesember 2010
2008
2009
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Di RSU dr. Soetomo Surabaya, jumlah kasus pneumonia meningkat dari
tahun-ke-tahun. Pada tahun 2003 dirawat sebanyak 190 pasien. Tahun 2004
dirawat sebanyak 231 pasien. Pada tahun 2005, anak yang berumur kurang dari 5
tahun yang dirawat sebanyak 547 kasus (Retno, Landia, Makmuri, 2006).
2. Usia
Tabel V. Profil Pasien Pneumonia Berdasarkan Usia
No. Kelompok Usia JumlahPasien
Persentase(%)
1 0-28 hari 2 6,672 1-12 bulan 3 4,443 1-< 5 tahun 1 2,22
4 5-9 tahun 5 11,115 10-14 tahun 0 06 15-19 tahun 2 4,447 20-24 tahun 2 4,448 25-29 tahun 3 6,679 30-34 tahun 0 0
10 35-39 tahun 3 6,6711 40-44 tahun 1 2,22
12 45-49 tahun 1 2,22
13 50-54 tahun 4 8,8914 55-59 tahun 2 4,4415 60-64 tahun 3 6,6716 65-69 tahun 1 2,2217 70-74 tahun 3 6,6718 75-79 tahun 2 4,4419 80-84 tahun 3 6,67
20 ≥ 85 tahun 4 8,89
Total 45 100
Seperti yang terlihat pada diagram, jumlah pasien pneumonia terbanyak
adalah anak – anak usia 5 – 9 tahun (11,11 %) diikuti oleh kelompok usia 50 -54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tahun dan ≥ 85 tahun (8,89 %). Tidak terdaftar pasien pneumonia pada kelompok
usia 10-14 dan 30-34 tahun.
Penyakit pneumonia sering terjadi pada anak-anak. Hal ini disebabkan
karena fungsi organ dan daya tahan tubuh anak relatif rendah. Daya tahan tubuh
yang relatif rendah ini memungkinkan anak mudah terinfeksi bakteri, virus, dan
jamur. Berdasar hasil Rikerdas tahun 2007 (2008), diketahui bahwa prevalensi
nasional anak usia sekolah kurus 13,3% (laki-laki) dan 10,9% (perempuan).
Malnutrisi merupakan faktor resiko terpenting pada pneumonia anak
dalam populasi, ada 3 kriteria antropometik, yaitu low weight-for-height, low
height-for-age, dan low weight-for-age. Terdapat 8,4% memiliki height-for-age
Z-score<-3 dengan odds ratio 5,05; 9,5% memiliki weight-for-age Z-score<-2
dengan perkiraan odds rasio 4,57; dan 0,9% yang memiliki weight-for-height Z-
score<-2. Faktor lainnya adalah berat badan lahir yang rendah ( odds ratio 3,16)
dan tidak menerima ASI (1,69) (Fonseca et al., 1996).
Peningkatan usia, fungsi fisiologis tubuh pun ikut menua. Sistem imun
tak lagi seaktif dulu. Hal tersebut menyebabkan kelompok usia geriatri lebih
mudah terserang penyakit, seperti gangguan pernafasan. Faktor komorbid yang
mempengaruhi antara lain: diabetes, CHF, terapi steroid, COPD, gagal ginjal
kronik (Medical Associates Clinic & Health Care, 2010).
Menurut Jean-Paul Janssens (2005), mortalitas pada pasien geriatri yang
dirawat di rumah sakit dengan CAP mencapai 30% yang berhubungan dengan
komorbiditas, status nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Jenis kelamin
Gambar 12. Persentas
Jumlah penderita pneumonia terbanyak berdasarkan diagram adalah
pasien dengan jenis kelamin laki
sebesar 31%. Penelitian ini
menyatakan persentase bayi berjenis
sebesar 61,9%. Bayi laki
bayi perempuan.
Dalam American College of Chest
mengadakan studi pada 112 laki
Berdasarkan penelitian, hampir 65% responden adalah perokok.Gonzalez
menyatakan bahwa perokok yang merokok lebih dari 38 bungkus rokok dalam 1
tahun memiliki resiko terserang pneumonia 3 kali lebih besar. Setelah 5 tahun
Profil Pasien Pneumonia BerdasarJenis Kelamin Periode Januari 2008
Persentasi Pasien Pneumonia Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penderita pneumonia terbanyak berdasarkan diagram adalah
pasien dengan jenis kelamin laki-laki (69%), sedangkan pasien perempuan hanya
sebesar 31%. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Aditama (2008
menyatakan persentase bayi berjenis kelamin laki-laki yang mengidap pneumonia
ayi laki-laki cenderung lebih rawan terkena pneumonia daripada
American College of Chest Physicians, Gonzalez pernah
mengadakan studi pada 112 laki-laki dan 93 perempuan yang menderita CAP.
Berdasarkan penelitian, hampir 65% responden adalah perokok.Gonzalez
menyatakan bahwa perokok yang merokok lebih dari 38 bungkus rokok dalam 1
ki resiko terserang pneumonia 3 kali lebih besar. Setelah 5 tahun
69%
31%
Profil Pasien Pneumonia BerdasarJenis Kelamin Periode Januari 2008
Desember 2010
Laki-Laki Perempuan
39
Pasien Pneumonia Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penderita pneumonia terbanyak berdasarkan diagram adalah
laki (69%), sedangkan pasien perempuan hanya
mendukung hasil penelitian Aditama (2008), yang
g mengidap pneumonia
cenderung lebih rawan terkena pneumonia daripada
Gonzalez pernah
laki dan 93 perempuan yang menderita CAP.
Berdasarkan penelitian, hampir 65% responden adalah perokok.Gonzalez
menyatakan bahwa perokok yang merokok lebih dari 38 bungkus rokok dalam 1
ki resiko terserang pneumonia 3 kali lebih besar. Setelah 5 tahun
Profil Pasien Pneumonia BerdasarJenis Kelamin Periode Januari 2008 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berhenti merokok, maka resiko terserang pneumonia dapat berkurang (Gonzalez,
1999).
Persentasi nasional merokok setiap hari pada penduduk umur >10 tahun
adalah 23,7% (DI Yogyakarta memiliki prevalensi di atas prevalensi nasional) dan
85,4% perokok merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarganya.
Perokok saat ini laki-laki sebesar 55,7%, sedangkan perempuan hanya 4,4%.
Persentasi terbesar terdapat pada kelompok usia 45-54 tahun (38%) (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
4. Pemeriksaan laboratorium
Penegakan diagnosis pasien dapat ditentukan berdasar data-data yang
tercatat dalam lembar rekam medik pasien. Data yang dapat diperoleh, antara lain:
riwayat penyakit, keluhan pasien, gejala yang tampak, dan hasil pemeriksaan
laboratorium. Secara umum, pasien yang menderita pneumonia akan mengalami
demam, sakit kepala, mual dan muntah, batuk, dan sesak nafas.
Saat pengambilan data, peneliti tidak dapat memperoleh data yang
lengkap mengenai riwayat penyakit yang dialami pasien. Oleh karena itu, peneliti
hanya akan membahas pemeriksaan penunjang yang dialami oleh pasien. Di
rumah sakit, pemeriksaan penunjang yang dilakukan tidak selalu satu jenis saja.
Untuk mengambarkan kondisi pasien yang sebenarnya, perlu dilakukan beberapa
jenis tes, seperti CBC blood test, Chest X-ray, Cultur & Sensitivity Test dari
sputum atau cairan pleural, CT scan dada, Bronchoscopy, Gas Darah Arteri, dan
Pulse Oximetry (American Lung Association, 2011b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Data laboratorium yang didapat, dihitung kemudian dibagi jumlah
keseluruhan pasien yang masuk kriteria inklusi, lalu dikalikan 100%.
Tabel VI. Profil Pasien Pneumonia Berdasarkan Pemeriksaan Laboratorium yangDilakukan
No. Pemeriksaan LaboratoriumJumlahPasien
Persentase(%)
1 Serologi 43 95.56
2 Makroskopik dan Mikroskopik Dahak 10 22.22
3 Cultur & Sensitivity Testo Sputumo Sekret Mata
13121
28.8992.317.69
4 Chest X-ray 45 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa pemeriksaan Chest X-ray dilakukan
pada semua pasien yang didiagnosa terkena panyakit pneumonia. Pemeriksaan
lain yang banyak dilakukan adalah serologi. Tes ini dilakukan untuk mengetahui
jumlah trombosit, leukosit, eritrosit, dan hemoglobin dari pasien.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh
banyak mikroorganisme (bakteri, virus, parasit, dll.) (Komite Medik, 2005) dan
dalam penyembuhannya membutuhkan antimikroba sebagai obat utama.
Keberhasilan terapi ini dipengaruhi oleh kesesuaian daya bunuh antimikroba yang
dipilih terhadap kuman patogen. Cara mengetahui dengan pasti mikroorganisme
yang menginfeksi adalah dengan melakukan Cultur & Sensitivity Test pada darah,
sputum (dahak/ lendir), atau sekret mata (biasanya dilakukan terhadap neonatus
karena belum dapat mengeluarkan sputum) dari pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
B. Penggunaan Antimikroba
Keberhasilan pengobatan terhadap suatu penyakit tidak hanya karena
kandungan zat aktif dari obat. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan
sehingga pengobatan yang dilakukan menjadi tepat dan memenuhi tujuan terapi
yang diharapkan. Faktor-faktor tersebut antara lain dosis, frekuensi, rute
pemberian, serta durasi dari terapi.
Antimikroba yang digunakan dalam terapi akan dianalisis profil dan
ketepatan penggunaanya dengan mengacu pada Kategori Ketepatan Penggunaan
Antimikroba menurut Kurin dan Gyssens.
1. Jenis antimikroba
Pengobatan penyakit pneumonia dengan antimikroba dapat dilakukan
secara tunggal maupun kombinasi. Pemilihan antimikroba dipengaruhi oleh
bakteri penyebab infeksi. Namun dalam pelaksanaan, antimikroba tidak dapat
diberikan setelah dilakukan kultur sputum atau darah. Hal itu disebabkan karena
proses pemeriksaan membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan tidak semua
rumah sakit memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dokter rumah sakit (prescriber) sering memilih antimikroba
secara empiris.
Jumlah kasus yang masuk kriteria inklusi adalah 45. Satu kasus dapat
menerima 1 atau lebih jenis antimikroba, sehingga diperoleh data jumlah
penggunaan antimikroba sebanyak 86 kasus. Berikut adalah antimikroba yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
2010:
Gambar 13. Profil Penggunaan
Berdasar diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa
yang paling sering digunakan dalam terapi adalah levofloksasin, yaitu sebanyak
29 kasus.
0
5
10
15
20
25
30
Jum
lah
Pe
ngg
un
aan
Profil Penggunaan Antimikroba Pada Penderita
Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Profil Penggunaan Antimikroba pada Penderita Pneumonia
Berdasar diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa
yang paling sering digunakan dalam terapi adalah levofloksasin, yaitu sebanyak
Antimikroba
Profil Penggunaan Antimikroba Pada PenderitaPneumonia
43
Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 –
pada Penderita Pneumonia
Berdasar diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa antimikroba
yang paling sering digunakan dalam terapi adalah levofloksasin, yaitu sebanyak
Profil Penggunaan Antimikroba Pada Penderita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 14. Profil Penggunaan Anti
Diagram pie
antimikroba tunggal dan kombinasi, di mana terapi kombinasi lebih banyak
digunakan (69%).
Tujuan pemakaian
spektrum antimikroba
jenis penginfeksinya belum dapat dipastikan dan juga untuk mengatasi adanya
bakteri yang resisten.
Antimikroba
kombinasi. Terapi tunggal yang dimaksud ada
(satu) jenis antimikroba
dalam terapi, dokter meresepkan
Penggunaan Antimikroba Pada
Profil Penggunaan Antimikroba Tunggal dan Kombinasi
pie di atas menggambarkan perbandingan penggunaan
tunggal dan kombinasi, di mana terapi kombinasi lebih banyak
Tujuan pemakaian antimikroba kombinasi antara lain: untuk memperluas
mikroba pada pasien dengan kondisi kritis atau infeksi berat, tetapi
jenis penginfeksinya belum dapat dipastikan dan juga untuk mengatasi adanya
bakteri yang resisten.
mikroba yang diberikan pada pasien dapat berupa terapi tunggal dan
Terapi tunggal yang dimaksud adalah terapi yang menggunakan 1
mikroba saja selama dirawat. Sedangkan terapi kombinasi apabila
dalam terapi, dokter meresepkan antimikroba lebih dari 1 (satu) jenis.
31%
69%
Penggunaan Antimikroba PadaPasien Pneumonia
Tunggal Kombinasi
44
Tunggal dan Kombinasi
di atas menggambarkan perbandingan penggunaan
tunggal dan kombinasi, di mana terapi kombinasi lebih banyak
kombinasi antara lain: untuk memperluas
kondisi kritis atau infeksi berat, tetapi
jenis penginfeksinya belum dapat dipastikan dan juga untuk mengatasi adanya
yang diberikan pada pasien dapat berupa terapi tunggal dan
lah terapi yang menggunakan 1
Sedangkan terapi kombinasi apabila
lebih dari 1 (satu) jenis. Terapi
Penggunaan Antimikroba Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kombinasi meliputi pergantian jenis antimikroba dan penggunaan dua atau lebih
antimikroba selama dirawat.
Bimbingan Keterampilan Tatalaksana Pneumonia Balita (2007)
menyatakan bahwa antimikroba oral pertama yang dianjurkan adalah
kotrimoksasol. Ini dipilih karena sangat efektif, cara pemberiannya mudah, dan
murah. Antimikroba pilihan kedua adalah amoksisilin. Pada pasien rawat inap,
dianjurkan menggunakan antimikroba ampisilin dan gentamisin (dosis
disesuaikan dengan berat badan).
Menurut Update of Practice Guidelines for the Management of
Community-Acquired Pneumonia in Immunocompetent Adults (2003),
antimikroba empiris haruslah berspektrum luas, sehingga bisa mengeradikasi S.
pneumoniae. Beberapa pilihan antimikroba yang direkomendasikan adalah
sefalosporin generasi ke-2, atau beta-laktam/inhibitor beta laktamase, atau
trimethoprim-sufamethoxazol, dengan/tanpa makrolid atau kuinolon untuk
membasmi kuman atipikal. Untuk penderita pneumonia yang disebabkan oleh
lebih dari 1 mikrobia, antimikroba yang dianjurkan adalah sefalosporin generasi 2
dan 3 atau beta laktam, dengan/tanpa makrolida atau kuinolon. Bila pasien
menderita pneumonia komuniti berat, terapinya berupa makrolida atau kuinolon
dan sefalosporin generasi 3 dengan antipseudomonas seperti imipenem/cilastatin,
meropenem, atau siprofloksasin.
Dari profil penggunaan antimikroba yang diperoleh, terdapat
kecenderungan terapi menggunakan levofloksasin (antimikroba golongan
fluorokuinolon) sebagai terapi awal. Dari segi biaya, uang yang dikeluarkan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
rendah daripada menggunakan kombinasi makrolid dengan sefalosporin generasi
3. Sedangkan dari sisi efektivitasnya, levofloksasin memiliki efektivitas yang
baik.
Hal itu didukung oleh hasil studi Community Acquired Pneumonia
Recovery in the Elderly (CAPRIE) (2005). Dalam penelitian, populasi yang
digunakan sebesar 394 orang yang dibagi dalam 2 kelompok ( 195 sampel diberi
perlakuan dengan moksifloksasin 400 mg/hari dan 199 sampel diberi perlakuan
dengan levofloksasin 500 mg/hari). Kedua kelompok diberi perlakuan selama 7 –
14 hari. Hasilnya, gejala klinis lebih cepat hilang pada kelompok moksifloksasin
dibandingkan levofloksasin. Angka kesembuhan pun lebih tinggi pada
moksifloksacin, mencapai 90% daripada levofloksasin 80%. Sementara itu,
tingkat keamanan kedua obat tersebut sama baiknya.
Tingkat keefektifan dan keamanan antimikrobia golongan kuinolon yang
baik terhadap CAP, menyebabkan antimikrobia jenis ini banyak digunakan dalam
terapi. Antimikrobia ini disarankan tidak digunakan pada penderita CAP yang
juga sedang menderita tuberkolusis. Berdasarkan penelitian dari Dooley, K.,
et.al.(2002), fluorokuinolon yang diberikan pada pasien pneumoni yang juga
menjalani terapi TBC, dapat menghambat inisiasi pada terapi antituberkolusis.
Hal tersebut ditunjukkan oleh perbandingan waktu inisiasi terapi antiTBC dengan
fluorokuinolon dan waktu inisiasi terapi antiTBC tanpa fluorokuinolon. Waktu
inisiasi terapi antiTBC yang diberikan bersamaan dengan fluorokuinolon adalah
21 hari, sedangkan waktu inisiasi terapi anti TBC tanpa pemberian fluorokuinolon
adalah 5 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Dosis dan frekuensi penggunaan antimikroba
Tabel VII. Dosis dan Frekuensi Penggunaan Antimikroba
No. Antimikroba Dosis Frekuensi/hari
JumlahKasus
Persentase(%)
1 Amikasin 30 mg 2 1 1,16
75 mg 2 1 1,16
150 mg 2 2 2,33
2 Gentamicin 7,5 mg 2 2 2,33
20 mg 2 1 1,16
60 mg 2 1 1,16
3 Dibekacin 3 mg 2 1 1,16
4 Meropenem 1 g 2 1 1,16
1 g 3 2 2,33
5 Cefixime 50 mg 2 2 2,33
50 mg 3 1 1,16
750 mg 2 1 1,16
100 mg 2 1 1,16
6 Cefotaxime 150 mg 2 2 2,33
750 mg 2 1 1,16
1 g 2 2 2,33
7 Cefoperazone 1 g 1 1 1,16
8 Ceftazidime 1 g 2 1 1,16
1 g 3 5 5,81
9 Ceftriaxone 500 mg 2 1 1,16
1 g 2 9 10,47
10 Ceftizoxime 500 mg 2 1 1,16
500 mg 3 1 1,16
750 mg 2 1 1,16
11 Cephrodine ⅓ g 3 1 1,16
12 Amoxycillin 150 mg 2 1 1,16
250 mg 2 1 1,16
13 Levofloxacin 500 mg 1 27 31,40
500 mg 2 1 1,16
750 mg 1 1 1,16
14 Moxifloxazone 400 mg 1 1 1,16
15 Fosmycin 1 g 2 1 1,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
No. Antimikroba Dosis Frekuensi/hari
JumlahKasus
Persentase(%)
16 Chloramphenicol 500 mg 3 1 1,16
17 Sulbactam,Cefoprazone
1 g 2 4 4,65
18 Amoxycillin,Clavulanate Acid
625 mg 3 2 2,33
1 g 3 2 2,33
19 Imipenem, Cilastatin ⅓ g 3 1 1,16
1 g 2 1 1,16
1 g 3 1 1,16
Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan terbanyak
antimikroba adalah levofloxacin dengan dosis 500 mg dan frekuensi pemberian 1
x sehari (31,40%), diikuti oleh penggunaan antimikroba ceftriaxone 1 g 2 x sehari
(10,47%). Penentuan dosis dan frekuensi sangat penting untuk mencapai tujuan
terapi suatu penyakit.
Dosis yang digunakan disesuaikan dengan diagnosis penyakit, berat
infeksi, efek dan kerja antimikroba, serta efek samping obat karena sangat
berhubungan dengan kondisi intrinsik pasien, misalnya fungsi ginjal, fungsi hati,
usia, dan berat badan. Fungsi organ tubuh anak belum sempurna, hal ini
menyebabkan proses ADME dalam tubuhnya belum optimal. Bila dosis obat tidak
tepat, obat dapat menjadi racun dalam darah (mempengaruhi organ hati dan
ginjal). Pada hati, enzim-enzim belum terbentuk sempurna, sehingga obat tidak
termotabolisme dengan baik, mengakibatkan konsentrasi obat yang tinggi di tubuh
anak. Pada ginjal, bayi berumur 6 bulan, ginjal belum belum efisien
mensekresikan obat sehingga mengakibatkan konsentrasi yang tinggi di darah
anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Frekuensi penggunaan antimikroba dipengaruhi oleh farmakokinetika
obat dan kondisi klinis pasien. Farmakokinetika yang perlu diperhatikan adalah t½
eliminasi dari antimikroba. Pengertian t½ eliminasi adalah waktu yang dibutuhkan
oleh obat untuk mencapai penurunan konsentrai obat sebesar 50% dari konsentrasi
sebelumnya dalam plasma. Nilai t½ eliminasi bervariasi untuk tiap obat. Interval
pemberian obat harus tepat agar pengobatan berjalan efektif, efisien, dan aman
bagi pasien. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga konsentrasi obat di dalam cairan
plasma. Pejanan obat yang kedua dan seterusnya dilakukan sebelum konsentrasi
obat dalam darah turun. Kondisi ginjal dan hati sebagai organ ekskresi utama juga
mempengaruhi frekuensi pemberian obat. Jika organ ekskresi mengalami
gangguan, maka proses eliminasi obat akan berjalan lebih lambat.
3. Durasi penggunaan antimikroba
Tabel VIII. Durasi Penggunaan Antimikroba
No. Antimikroba Durasi(hari)
JumlahKasus
Persentase(%)
1 Amikasin 4 1 1,16
5 2 2,33
6 1 1,16
2 Gentamicin 4 1 1,16
5 1 1,16
7 1 1,16
9 1 1,16
3 Dibekacin 5 1 1,16
4 Meropenem 5 2 2,33
9 1 1,16
5 Cefixime 1 1 1,16
2 3 3,49
5 1 1,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
No. Antimikroba Durasi(hari)
JumlahKasus
Persentase(%)
6 Cefotaxime 4 1 1,16
5 2 2,33
6 1 1,16
7 1 1,16
7 Cefoperazone 5 1 1,168 Ceftazidime 4 2 2,33
6 1 1,16
7 3 3,49
9 Ceftriaxone 1 1 1,16
3 2 2,33
4 1 1,16
5 1 1,16
6 2 2,33
7 1 1,16
10 1 1,16
11 1 1,16
10 Ceftizoxime 5 1 1,16
6 1 1,16
8 1 1,16
11 Cephrodine 4 1 1,16
12 Amoxycillin 5 1 1,16
7 1 1,16
13 Levofloxacin 1 1 1,16
2 1 1,16
3 2 2,33
4 6 6,98
5 5 5,81
6 9 10,47
7 1 1,16
9 1 1,16
12 1 1,16
14 Moxifloxazone 9 1 1,16
15 Fosmycin 5 1 1,16
16 Chloramphenicol 10 1 1,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No. Antimikroba Durasi(hari)
JumlahKasus
Persentase(%)
17 Sulbactam,Cefoprazone
2 1 1,16
3 1 1,16
4 1 1,16
6 1 1,16
18 Coamoxiclav 4 2 2,33
6 1 1,16
7 1 1,16
19 Imipenem, Cilastatin 4 1 1,16
6 2 2,33
Durasi yang dimaksudkan dalam tabel di atas adalah durasi penggunaan
antimikroba selama masa perawatan di Instalasi Rawat Inap rumah sakit.
Berdasarkan tabel durasi di atas, dapat disimpulkan bahwa durasi pengunaan
antimikroba tersering adalah pada kisaran 6 hari. Durasi pengobatan adalah waktu
yang dibutuhkan agar pengobatan suatu penyakit maksimal. Pada pengobatan
yang menggunakan antimikroba, durasi pengobatan harus tepat. Menurut
Moussaoui, R., et al. (2006) , durasi pengobatan pneumonia yang
direkomendasikan adalah 7 – 10 hari. Pada penelitiannya, terdapat 2 kelompok
perlakuan, yaitu kelompok dengan pemberian amoksisilin selama 3 hari dan 8
hari. Hasil penelitiannya adalah baik pemberian amoksisilin 3 hari, maupun 8 hari
memiliki tingkat kesuksesan klinis yang relatif sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Rute pemberian anti
Gambar
Diagram di atas menggambarkan profil rute pemberian anti
pasien. Dapat dilihat bahwa rute pemberian yang paling sering digunakan adalah
secara intravena (i.v.). Menurut WHO, pengobatan pneumonia (adanya nafas
cepat tanpa penarikan dinding dada) sebaiknya dirawat seca
antimikroba peroral. Pilihan
trimetoprim atau penisilin prokain s
menderita pneumonia berat, maka pasien dirawatinapkan dan diberikan
antimikroba secara parenteral, misalnya ampisilin atau benzylpenisillin.
Kloramfenikol juga dapat diberikan secara intramuskular (i.m.).
berumur kurang dari 2 bulan, WHO merekomendasikan pemberian penisillin dan
1,06%
Rute Pemberian Antimikroba pada
Rute pemberian antimikroba
Gambar 15. Profil Rute Pemberian Antimikroba
Diagram di atas menggambarkan profil rute pemberian anti
Dapat dilihat bahwa rute pemberian yang paling sering digunakan adalah
intravena (i.v.). Menurut WHO, pengobatan pneumonia (adanya nafas
cepat tanpa penarikan dinding dada) sebaiknya dirawat secara poliklinis dengan
peroral. Pilihan antimikrobanya adalah amoksisilin, ampisilin,
trimetoprim atau penisilin prokain selama 5 hari. Jika pasien didiagnosis
menderita pneumonia berat, maka pasien dirawatinapkan dan diberikan
secara parenteral, misalnya ampisilin atau benzylpenisillin.
Kloramfenikol juga dapat diberikan secara intramuskular (i.m.).
umur kurang dari 2 bulan, WHO merekomendasikan pemberian penisillin dan
72,34%
26,69%
Rute Pemberian Antimikroba padaPasien Pneumonia
intravena intramuskular peroral
52
Diagram di atas menggambarkan profil rute pemberian antimikroba pada
Dapat dilihat bahwa rute pemberian yang paling sering digunakan adalah
intravena (i.v.). Menurut WHO, pengobatan pneumonia (adanya nafas
ra poliklinis dengan
nya adalah amoksisilin, ampisilin,
Jika pasien didiagnosis
menderita pneumonia berat, maka pasien dirawatinapkan dan diberikan
secara parenteral, misalnya ampisilin atau benzylpenisillin.
Kloramfenikol juga dapat diberikan secara intramuskular (i.m.). Pada bayi
umur kurang dari 2 bulan, WHO merekomendasikan pemberian penisillin dan
Rute Pemberian Antimikroba pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
gentamisin, sedangkan Depkes RI menyarankan pemberian ampisilin dan
gentamisin.
C. Ketepatan Penggunaan Antimikroba
Pengobatan yang rasional menurut kriteria WHO adalah menyangkut tepat
indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis dan cara pemberian serta waspada
terhadap efek samping. Penelitian ini memfokuskan pada analisis ketepatan
penggunaan antimikroba pada pasien penderita pneumonia di Instalasi Rawat Inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010. Analisis mengenai ketepatan
penggunaan antimikroba mengacu pada kategori ketepatan penggunaan
antimikroba menurut Kurin dan Gyssens (Benin dan Dowell, 2001).
Tabel IX. Kategori Ketepatan Penggunaan Antimikroba (Kurrin dan Gyssens)
Kategori Penjelasan
I Tepat atau rasional-antimikroba optimalII Tidak tepat, karena kesalahan dosis atau interval/
frekuensi pemberian atau cara dan rute pemberianIII Tidak tepat, karena pemberian terlalu lama atau terlalu
pendekIV Tidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif
yang lebih efektif atau kurang toksik atau lebih murahatau antimikroba dengan spektrum lebih sempit
V Antimikroba tidak ada indikasiVI Tidak ada data atau tidak dapat dievaluasi
(Benin dan Dowell, 2001)
Keterangan:IIA = tidak tepat, karena kesalahan dosisIIB = tidak tepat, karena kesalahan interval/ frekuensi pemberianIIC = tidak tepat, karena kesalahan cara dan rute pemberianIIIA = tidak tepat, karena pemberian terlalu lamaIIIB = tidak tepat, karena pemberian terlalu pendekIVA = tidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang lebih efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IVB = tidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang kurang toksikIVC = tidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang lebih murahIVD = tidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif dengan spektrum
lebih sempit
Gambar 16. Profil KategoriPneumonia di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode
Analisis kategori penggunaan antimikroba ini menggunakan durasi total
terapi dengan antimikroba (durasi penggunaan antimikroba selama dirawat inap
dan selama rawat jalan).
kasus terbanyak terdapat pada kategori I, yaitu
pada kategori IIA 7 kasus (1
kasus (8,16%), kategori IVA
Kategori I, artinya penggunaan
antimikroba optimal.
pengobatan, dan kesesuaian
0
5
10
15
20
25
30
I
Jum
lah
Kas
us
Profil Kategori Ketepatan PenggunaanAntimikroba Pada Pasien Pneumonia
idak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang kurang toksikidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang lebih murahidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif dengan spektrum
Profil Kategori Ketepatan Penggunaan Antimikroba pada PenderitaPneumonia di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode
2010
Analisis kategori penggunaan antimikroba ini menggunakan durasi total
terapi dengan antimikroba (durasi penggunaan antimikroba selama dirawat inap
rawat jalan). Berdasarkan diagram, dapat diketahui bahwa jumlah
rdapat pada kategori I, yaitu 30 kasus (61,2
kasus (14,29%), kategori VI 5 kasus (10,20%), kategori IIB 4
%), kategori IVA 2 kasus (4,08%), dan kategori V 1 kasus (2,04%).
Kategori I, artinya penggunaan antimikroba tepat atau rasional
optimal. Ketepatan dilihat dari dosis, durasi, frekuensi, durasi
dan kesesuaian antimikroba yang digunakan dengan indikasi.
II A II B IV A V
Kategori Ketepatan
Profil Kategori Ketepatan PenggunaanAntimikroba Pada Pasien Pneumonia
54
idak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang kurang toksikidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang lebih murahidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif dengan spektrum
a pada PenderitaPneumonia di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 –
Analisis kategori penggunaan antimikroba ini menggunakan durasi total
terapi dengan antimikroba (durasi penggunaan antimikroba selama dirawat inap
Berdasarkan diagram, dapat diketahui bahwa jumlah
23%). Sementara
%), kategori VI 5 kasus (10,20%), kategori IIB 4
%), dan kategori V 1 kasus (2,04%).
tepat atau rasional-
Ketepatan dilihat dari dosis, durasi, frekuensi, durasi
yang digunakan dengan indikasi.
VI
Profil Kategori Ketepatan PenggunaanAntimikroba Pada Pasien Pneumonia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kategori IIA, artinya penggunaan antimikroba belum tepat dalam hal dosis
pemberian. Kategori VI, artinya data pengobatan tidak dapat dianalisis karena
data belum lengkap. Dalam kasus, data yang belum lengkap adalah berat badan
pada pasien pediatrik. Kategori IIB, belum tepat dalam penentuan frekuensi
pemberian perhari. Kategori IVA, penggunaan antimikrobabelum tepat karena
tersedianya antimikroba alternatif yang lebih efektif. Dalam kasus terdapat 3
kasus yang belum tepat pemilihan antimikrobanya, yaitu:
Penggunaan Cephradine dan Imipenem+Cilastatin pada pasien berusia 5
tahun. Menurut pedoman Community-Acquired Pneumonia in Infants
and Children, anak usia 5 – 18 tahun dianjurkan menggunakan dosis
tunggal azitromisin, eritromisin, klaritromisin karena dapat mengatasi
pneumococcus yang sensitif penisilin. Pilihan untuk pasien rawat inap
adalah sefurotaksim atau sefotaksim + makrolida.
Penggunaan Levofloksasin pada pasien berusia 15 tahun.
Kategori V, artinya penggunaan antimikroba belum tepat karena terdapat
antimikroba tidak ada indikasi. Antimikrobia tersebut adalah fosfomisin.
Fosfomisin digunakan pada terapi infeksi saluran kencing (ISK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel X. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Golongan Aminoglikosida pada Pasien Pneumoniadi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 - 2010
Antimikroba GolonganAminoglikosida
Tepat (n) Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Amikasin - - 2 1 - - 2
Gentamisin - - 2 - - - 2
Dibekasin - - - - - - 1
Tabel XI. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Golongan Sefalosporin pada Pasien Pneumonia diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 - 2010
Antimikroba GolonganSefalosporin
Tepat (n) Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Cefixime 2 - 1 - - - 2
Cefotaxime 2 - 1 - - - 2
Cefoperazone 1 - - - - - -
Ceftazidime 6 - - - - - -
Ceftriaxone 9 - 1 - - - -
Ceftizoxime - - 1 - - - 2
Cefradine - - 1 1 - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel XII. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Golongan Kuinolon pada Pasien Pneumonia diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 - 2010
Antimikroba Golongan Kuinolon Tepat (n) Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Levofloxacin 27 1 - 1 - - -
Moxifloxacin 1 - - - - - -
Tabel XIII. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Golongan Penisilin pada Pasien Pneumonia diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 - 2010
Antimikroba GolonganPenisilin
Tepat(n)
Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Amoksisilin 1 - - - - - 1
Tabel XIV. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Golongan Karbapenem pada Pasien Pneumonia diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
Antimikroba GolonganKarbapenem
Tepat(n)
Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Meropenem 3 - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel XV. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Golongan Lain pada Pasien Pneumonia di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
Antimikroba Golongan Lain Tepat(n)
Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Fosmycin 1 - - - - -Kloramfenikol 1 - - - - - -
Tabel XVI. Jumlah Kasus Ketepatan dan Ketidaktepatan Penggunaan Antimikroba Kombinasi pada Pasien Pneumonia di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 - 2010
Antimikroba Kombinasi Tepat(n)
Belum Tepat (n) TidakDiketahuiIndikasi Dosis Frekuensi Durasi Rute Pemberian
Sulbactam + Cefoperazone 4 - - - - - -Amoxycillin + Clavulanic Acid 3 - 1 - - - -Imipenem + Cilastatin 2 - 1 1 - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis data yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Profil pasien pneumonia yang menggunakan antimikroba di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010, yaitu jumlah
pasien terbanyak adalah tahun 2010 (48,89 %), 11,11 % pada kelompok usia 5
– 9 tahun dan 8,89% di usia 50 – 54 tahun dan >85 tahun, 69% diantaranya
adalah pasien laki-laki, dan 100% kasus mendapat pemeriksaan Chest X-ray
sebagai data penunjang diagnosis.
2. Profil penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010, yaitu penggunaan
antimikroba terbanyak adalah levofloksasin (29 kasus) dengan dosis 500 mg 1
kali sehari selama 6 hari, 69% antimikroba digunakan secara kombinasi, dan
rute pemberian yang paling sering dipilih adalah intravena (i.v.).
3. Kriteria ketepatan penggunaan antimikroba pada pasien pneumonia di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2008 – 2010, yaitu
kategori I 61,23%, pada kategori IIA 14,29%, kategori VI 10,20%, kategori IIB
8,16%, kategori IVA 4,08%, dan kategori V 2,04%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan, antara lain:
1. Penelitian selanjutnya hendaknya bersifat prospektif agar dapat
melihat efek antara pemakaian antimikroba lanjutan setelah tidak
dirawat inap dengan kondisi kesehatan pasien.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menampilkan data wawancara dengan
dokter selaku penulis resep di rumah sakit, sehingga analisis tidak
hanya dari segi peneliti (buku acuan yang telah dipilih), namun juga
terdapat pembanding berupa argumen dokter yang meresepkan
antimikroba sebagai terapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, A., 2008, Hubungan Antara Faktor Risiko Pneumonia denganPeningkatan Terjadinya Pneumonia pada Bayi Rawat Inap Usia 1 – 12 Bulandi Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Blitar Periode 1 Januari 2006 –31 Desember 2006, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya
American Lung Association, 2010, Trends in Pneumonia and Influenza Morbidityand Mortality, American Lung Association, USA, p.156.
American Lung Association, 2011a, Understanding Pneumonia,http://www.lungusa.org/lung-disease/pneumonia/understanding-pneumonia.html, diakses tanggal 6 Juni 2011.
American Lung Association, 2011b, Symptoms, Diagnosis and Treatment,http://www.lungusa.org/ lung-disease/pneumonia/symptoms-diagnosis-and.html, diakses tanggal 6 Juni 2011.
Anonim, 2009, What Is Pneumonia? What Causes Pneumonia?, http://www.coolhealthtips. com/what-is-pneumonia-what-causes-pneumonia.html, diaksestanggal 1 Juli 2011.
Anonim, 2010, Pneumonia: Penyalit Menular yang Terabaikan,http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2010/11/10/33767/Pneumonia-Penyakit-Menular-yang-Terabaikan, diakses tanggal 15 November 2010.
Anzueto, A., Niederman, M., Pearle, J., Restrepo, M., Heyder, A., and Choudhri,S., 2005, Community-Acquired Pneumonia Recovery in the Elderly(CAPRIE): Efficacy and Safety of Moxifloxacin Therapy versus That ofLevofloxacin Therapy, Clin Infect Dis.42 (1): pp. 73-81.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008, Hasil Riset KesehatanDasar (RISKERDAS) Nasional Tahun 2007, Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta, halaman 12, 23, 28,48, 49.
Bagian Farmakologi Klinik FK UGM, 1990, Peta Klasifikasi Antibiotika danPrinsip Pemilihan dan Pemakaiannya dalam Klinik, dalam KumpulanMakalah Seminar, Lab.Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran UniversitasGajah Mada, Yogyakarta, halaman 2 – 20.
Benin, A.L. and Dowell, S.F., 2001, Antibiotic Resistance and Implications forThe Appropriate Use of Antimicrobial Agents. Dalam Mainous AG, PomeroyC (eds). Management of Antimicrobial in Infectious Disease. Impact ofAntibiotics Resistance, pp.3-25, New Jersey: Humana Press Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Departemen Kesehatan RI, 2007, Bimbingan Keterampilan TatalaksanaPneumonia Balita, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,halaman 2 – 40.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,2008, Pharmacotherapy- A Pathophysiologic Approach, 7th edition, TheMcGraw Hill Companies Inc., New York.
Ditjen Bina Pelayanan Medik, 2009, Pencegahan Dini Pneumonia, Warta Yamed,edisi XVIII, halaman 45.
Dooley, K., Golub, J., Goes,F., Merz,W., Sterling,T., 2002, Empiric treatment ofcommunity-acquired pneumonia with fluoroquinolones, and delays in thetreatment of tuberculosis, Clin Infect Dis;34:1607-12.
Felix, 2007, Si Pembunuh Nomor Empat Pada Lansia,Majalah Farmacia, EdisiApril 2007 , halaman 13.
Fonseca, B.R., Kirkwood, C.G., Victora, S.R., Fuchs, J.A., Flores, Misago, C.,1996, Risk Factors for Childhood Pneumonia among The Urban Poor inFortaleza, Brazil: A Case Control Study, dalam Buletin of The World HealthOrganization, 74 (2): pp. 199-208.
Ganiswara, 1995, Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, Jakarta, halaman 47 - 50.
Gonzalez, C., 1999, Smokers Pneumonia Risk Three Times Greater,ScienceDaily, Retrieved June 6, 2011, from http://www.sciencedaily.com/releases/1999/08/990816073437.htm, diakses tanggal 6 Juni 2011.
Hadinegoro, S., 1999, Masalah Multi Drug Resistance pada Demam Tifoid Anak,Cermin Dunia Kedokteran (CDK), No. 124, halaman 5 – 8.
Hadjiliadis, D., 2011, Pneumonia, http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em
Print Article.aspx?ptid=1&gcid=000145, diakses tanggal 1 Juli 2011.
Indrarto, W., 2010, Pneumonia dan Merapi, http://health.kompas.com/index.php/read/2010/11/04/04591464/Pneumonia.dan.Merapi-12, diakses tanggal 15November 2010.
Janssens, J., 2005, Pneumonia in The Elderly (Geriatric) Population, LaporanPenelitian, Division of Lung Disease, Geneva University Hospital,Switzerland.
Katzung, B.G., 2004, Basic and Clinical Pharmacology, 9th ed., Mc Graw-Hill,U.S., pp. 553, 1007, 1012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Komite Medik, 2005, Standar Pelayanan Medis RS dr. Sardjito, Buku 3, KomiteMedik RS dr.Sardjito, Yogyakarta.
Lacy, C. F., Amstrong, L. L., Goldman, M. P., and Lance, L. L., 2008, DrugInformation Handbook, 17th ed., Lexi-Comp, U.S., pp. 149, 200, 453, 978,1089.
Lee, JL., Hayes, ER., 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Alihbahasa Peter Abugerah, EGC, Jakarta, halaman 42 - 48.
Loebinger, A., Wilson, R., 2009, Bacterial Pneumonia, Medical Progress, volume36, p. 275.
Lüllmann, H., Mohr, K., Ziegler, A., Bieger, D., 2000, Color Atlas ofPharmacology, 2nd Ed., Thieme, New York.
Mandell, L., Bartlett, J., Dowell, S., et al., 2003, Update Of Practice GuidelinesFor The Management Of Community-Acquired Pneumonia InImmunocompetent Adults, Clin Infect Dis;37:1405-33.
Medical Associates Clinic & Health Care, 2010, Clinical Practice Guideline forthe Outpatient Antibiotic Treatment of Community Acquired Pneumonia,Medical Associates Clinic & Health Care, USA, pp.1 - 3.
Moussaoui, R., Borgie, C., Broek, P., et al., 2006, Effectiveness Of DiscontinuingAntibiotic Treatment After Three Days Versus Eight Days In Mild ToModerate-Severe Community Acquired Pneumonia: Randomised, DoubleBlind Study, BMJ 332 :1355.
Oswari, E., 1995, Penyakit dan Penanggulangannya, PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta, halaman 51 - 77.
Price, S. A., Wilson, L. M., 1984, Patofisiologi; Konsep Klinik Proses-ProsesPenyakit, edisi 2, diterjemahkan oleh EGC Penerbit Buku Kedokteran,Jakarta, halaman 550 – 570.
Quick, J. D., Rankin, J. R., Laing, R. O., O’Connor, R. W., Hogerzeil, H. V.,Dukes, M. N. G., 1997, Managing Drug Supply, 2nd ed., West Hartford, CT:Kumarian Press, pp. 256 – 269.
Rahajoe, N.N., Supriyatno, B., Setyanto, D.B, 2008, Buku Ajar Respirologi Anak,edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, halaman 350 – 364.
Rasmaliah, 2004, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) danPenanggulangannya, Laporan Penelitian, Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sumatera Utara, Medan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Refdanita, Maksum, R., Nurgani, A., Endang, P., 2004, Pola Kepekaan KumanTerhadap Antimikroba di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit FatmawatiJakarta Tahun 2001 – 2002, MAKARA, KESEHATAN, VOL. 8, NO. 2,DESEMBER 2004: halaman 41- 48.
Retno, A., Landia, S., Makmuri, M., 2006, Pneumonia, Naskah LengkapContinuing Education, FK Unair RSU dr. Soetomo, Surabaya.
Souti, 2011, Pneumonia: Some Early Indicators, http://www.coolhealthtips. com/tag/pneumonia, diakses tanggal 1 Juli 2011.
Stitzel, RE., Craig, CF., 2005, Modern pharmacology with clinical applications.Hagerstwon, MD: Lippincott Williams & Wilkins. p. 49. ISBN 0-7817-3762-1
Subhan, A., 2007, Evaluasi Penggunaan Antiobiotik Pada Pasien PneumoniaRawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2004-November 2006, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sutedjo, A.Y., 2008, Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah dan Aplikasinyadalam Perawatan, Amara Books, Yogyakarta, halaman 21.
Wahyono, D., Hapsari, I., Astuti, I., 2008, Pola Pengobatan Infeksi SaluranPernapasan Akut Anak Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Rawat Jalan DiPuskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004,Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), halaman 20 – 24.
Widodo, D., 2010, Kebijakan Penggunaan Antimikroba Bertujuan Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Pasien dan Mencegah Peningkatan Resistensi Kuman,
Cermin Dunia Kedokteran (CDK), vol.37 no.1, halaman 7 – 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Diagnosis Pasien Terkait Pneumonia Tahun Kunjungan 2010
No. Kasus No. RM Keterangan
1 086774 Pneumonia2 148296 Pneumonia + Obs. Bronkitis3 170963 Pneumonia4 249283 Pneumonia5 259070 File Tidak Ditemukan6 281600 Pneumonia7 329788 Meninggal8 401929 BronkoPneumonia9 443533 Pneumonia Dextra + Efusi Pleura10 472976 BronkoPneumonia11 499997 Susp. Pneumonia12 578293 File Tidak Ditemukan13 579215 Meninggal14 626232 Meninggal15 627778 BronkoPneumonia16 662789 Pneumonia17 663118 File Tidak Ditemukan18 688805 File Tidak Ditemukan19 689097 Pneumonia20 689473 BronkoPneumonia21 701920 Pneumonia + Asma22 704166 Meninggal23 705623 Pneumonia24 705686 Pneumonia + Hipertensi + Geriatric State25 712522 Pneumonia26 714041 Pneumonia + Asma Bronkiale27 719612 Pneumonia28 721542 Pneumonia Dextra + Obs. Dyspneu29 726448 Meninggal30 726614 Pneumonia + Dispepsia31 727963 Susp. TB, dyspepsi, dan pneumonia dextra32 728111 BronkoPneumonia33 728122 Meninggal34 729523 File Tidak Ditemukan35 729646 Susp. Pneumonia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 2. Daftar Diagnosis Pasien Terkait Pneumonia Tahun Kunjungan 2009
No.Kasus
No. RekamMedik
Keterangan
36 53251 Pneumonia + Typoid Fever37 154036 Pneumonia Dextra38 195500 Meninggal39 275258 Pneumonia Dextra40 329788 Pneumonia + Asma41 347632 Pneumonia + Bronkitis42 348737 Pneumonia43 540497 Susp. Pneumonia + Obs. Cephalgia44 548565 Pneumonia45 555285 Pneumonia46 636464 ISPA DD BronkoPneumonia47 642153 Pneumonia48 651539 Pneumonia + Typoid Fever49 655074 Pneumonia50
670703Pneumonia + TB paru + GEA (keluar pada saatbelum membaik atau sembuh)
51 672099 Pneumonia52 672362 Meninggal53 674272 Susp. Pneumonia + Hemaptoe54 675062 Susp. Pneumonia55 676684 File Tidak Ditemukan56 678998 Pneumonia57 682296 Meninggal58 684801 Pneumonia Dextra
Lampiran 3. Daftar Diagnosis Pasien Terkait Pneumonia Tahun Kunjungan 2008
No.Kasus
No. RekamMedik
Keterangan
59 236759 Pneumonia60 535122 Pneumonia Dextra61 552096 Susp. Pneumonia + ISK62 599806 Pneumonia + Obs. Dyspneu dengan insomnia63 608756 Obs. Hemaptoe DD BronkoPneumonia64 615400 Pneumonia Lobaris + GEA + Bronkitis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No.Kasus
No. RekamMedik
Keterangan
65 619793 Pneumonia66 620691 Pneumonia Dextra67 622570 Meninggal68 624997 Pneumonia69 625509 Susp. Pneumonia + ISK + Typhoid Fever70 633996 Susp. Pneumonia71 638628 Susp. Pneumonia + Abdominal Pain
Lampiran 4. Daftar Antimikroba yang Digunakan Berdasar Generiknya
No. AntimikrobaJumlah
Pemakaian
1 Golongan AminoglikosidaAmikasin 4Gentamisin 4Dibekasin 1
2 Golongan KarbapenemMeropenem 3
3 Golongan SefalosporinCefixime 4Cefotaxime 5Cefoperazone 1Ceftazidime 6Ceftriaxone 8Ceftizoxime 3Cefradine 1
4 Golongan PenisilinAmoksisilin 2
5 Golongan KuinolonLevofloxacin 20Moxifloxacin 1
6 Antimikroba Golongan LainFosmycin 1Kloramfenikol 1
7 Antimikroba KombinasiSulbactam + Cefoperazone 4Amoxycillin + Clavulanic Acid 4Imipenem + Cilastatin 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 5. Analisis Data Tiap Kasus Kasus 1 Pasien Pneumonia di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 086774Dirawat pada tanggal : 30-10-2010 - 16-11-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 15 tahun. Keluhan utama: demam, tidak nafsu makan, batukberdahak. Diagnosa utama : febris dan pneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
30-Okt 3-Nop 8-Nop 11-Nop 15-Nop
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.00
21.70
4.16
33.80
306.00
10.70
18.60
3.73
31.20
279.00
11.60
16.20
4.76
34.60
469.00
16.20 12.80
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
0.00
84.80
7.70
7.40
0.50
0.10
82.70
7.00
9.70
1.30
0.10
86.60
8.00
4.00
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
81.30
28.80
35.50
14.50
48.00
85.00
83.60
28.70
34.30
14.90
81.10
27.10
33.40
15.20
Makroskopik Dahak
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
-
Mikroskopik Dahak
Spesimen
Hasil
ANegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lanjutan tabel
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
3
4
Ceftriaxon inj.
Stabactam inj.
Levofloxacin infus
Ceftazidime i.v
Ceftriaxone
Sulbactam, Cefoperazone
Levofloxacin
Ceftazidime
2 x 1 g
2 x 1 g
1 x 500 mg
3 x 1 g
31 Oktober
1 – 3 November
4 – 8 November
9 – 15 November
AssessmentPenggunaan levofloksasin pada pasien berusia 15 tahun kurang tepat
RecommendationMengganti levofloksasin dengan antimikroba golongan lain yang berspektrum luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 6. Analisis Kasus 2 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 148296Dirawat pada tanggal : 16-05-2010 – 25-05-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 50 tahun. Keluhan utama: demam, batuk, mual, badanlemas, sesak nafas. Diagnosa utama : obs. Bronchitis dan pneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
16-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.70
9.70
4.44
37.80
497.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.50
0.30
82.10
10.80
6.30
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
85.20
28.70
33.70
13.40
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 17 Mei 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Ps. putrefactiensSensitif terhadap : amikacin, doripenem, meropenem,
netilmicin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No.Nama
AntimikrobaGenerik
Dosis danFrekuensi
TanggalPemberian
1
2
3
Nislev inj.
Stabactam inj.
Merofen i.v
Levofloxacin
Sulbactam, Cefoperazone
Meropenem
1 x 500 mg
2 x 1 g
3 x 1 g
16 – 20 Mei
16 – 21 Mei
21 – 25 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 7. Analisis Kasus 3 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 170963Dirawat pada tanggal : 12-04-2010 – 15-04-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 61 tahun. Keluhan utama:sesak nafas, tidak nafsumakan, batuk berdahak. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
12-April 13-April
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.20
9.60
4.34
36.50
100.10
10.10
39.20
103.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
1.00
0.10
83.30
9.20
6.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
84.00
28.20
33.60
14.70
Makroskopik Dahak
NanahLendirDarahAir liur
-+--
-+--
Mikroskopik Dahak
SpesimenHasil
BNegatif
BNegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
1
2
Nislev drip
Co amoxycillin
Levofloxacin
Coamoxiclav
1 x 500 mg
3 x 625 mg
12 – 15 April
12 – 15 April
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 15 April 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Ps. aeruginosaSensitif terhadap : amikacin, ampicilin, cefoperazone sulbactam,
ceftazidime, cotrimoxazole, imipenem, doripenem,
gentamicin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 8. Analisis Kasus 4 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 249283Dirawat pada tanggal : 23-01-2010 – 28-01-2010
SubjectivePasien : perempuan, 36 tahun. Keluhan utama:sesak nafas, demam.Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
24-Jan 25-Jan 26-Jan
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
19.80
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
Makroskopik Dahak
NanahLendirDarahAir liur
-+--
-+--
-+--
Mikroskopik Dahak
SpesimenHasil
ANegatif
BNegatif
BNegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
1 Levocin drip Levofloxacin 1 x 500 mg 23 – 27 Januari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 9. Analisis Kasus 6 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 281600Dirawat pada tanggal : 3-10-2010 – 8-10-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 86 tahun. Keluhan utama: batuk berdahak, sesaknafas, puyeng. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
3-Okt 4-Okt 6-Okt 7-Okt
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.20
10.30
3.97
35.80
548.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
1.40
0.20
77.80
15.50
5.10
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
90.10
30.70
34.10
14.40
83.00
109.00
Makroskopik Dahak
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
-
-
+
-
+
-
+
-
-
Mikroskopik Dahak
Spesimen
Hasil
B
Negatif
C
Negatif
B
Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Nislev inj. Levofloxacin 1 x 500 mg 3 – 8 Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 10. Analisis Kasus 8 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 401929Dirawat pada tanggal : 8-05-2010 – 14-05-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 71 tahun. Keluhan utama: sesak nafas selama 5 hari.Diagnosa utama : bronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
8-Mei 12-Mei 13-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.80
20.80
4.63
43.20
337.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
0.20
83.80
7.80
8.00
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
93.30
29.90
32.00
13.60
Makroskopik Dahak
NanahLendirDarahAir liur
-+-+
-+--
Mikroskopik Dahak
SpesimenHasil
BNegatif
BNegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
1 Ceftriaxon inj. Ceftriaxone 2 x 1 g 8 – 14 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 11. Analisis Kasus 9 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 443533Dirawat pada tanggal : 12-09-2010 – 23-09-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 53 tahun. Keluhan utama: nyeri dada kanan, batukberbuih 3 hari. Diagnosa utama : efusi pleura dan pleuropneumoniadextra.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
12-Sept 17-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.00
25.40
4.83
36.60
493.0
19.5
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
0.20
81.20
8.70
9.80
0.5
0.2
88.70
6.20
4.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
75.80
26.90
35.50
13.10
101.00
107.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
3
4
Levofloxacin infus
Ceftriaxon inj.
Levofloxacin tablet
Cefixime
Levofloxacin
Ceftriaxone
Levofloxacin
Cefixime
1 x 500 mg
2 x 1 g
1 x 500 mg
2 x 100 mg
12 – 22 September
12 – 22 September
22 – 23 September
22 – 23 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 12. Analisis Kasus 10 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 472976Dirawat pada tanggal : 8-05-2010 – 14-05-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 5 tahun. BB : 17 kg. Keluhan utama: sesak nafas selama2 hari, batuk, tidak nafsu makan. Diagnosa utama : bronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
8-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.40
10.40
5.52
33.80
401.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
7.80
0.70
49.40
34.20
7.90
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
61.20
20.70
33.70
15.60
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 10 Mei 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Klebsiella oxytocaSensitif terhadap : amikacin, ceftriaxone, chloramphenicol,
ciprofloxacin, levofloxacin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba kurang tepat. Dosis cephradine terlalu rendah
dan frekuensi pemberiannya kurang, sedangkan dosis imipenem+cilastatin
terlalu besar. Selain itu, antimikroba yang dipilih kurang tepat karena ada
antimikroba lain yang lebih efektif, misalnya ceftriaxone.
RecommendationMengganti antimikroba yang digunakan dengan ceftriaxone atau
cefotaxime.
Terapi
No.Nama
AntimikrobaGenerik
Dosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
DynacefPelastine
CephradineImipenem, Cilastatin
3 x ⅓ g3 x ⅓ g
8 – 11 Mei11 – 14 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 13. Analisis Kasus 15 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 627778Dirawat pada tanggal : 3-04-2010 – 8-04-2010
SubjectivePasien : perempuan, 86 tahun. Keluhan utama: dada terasa sakit, batuk.Diagnosa utama : bronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
3-April
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.10
12.90
4.89
39.70
221.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
5.40
0.30
75.40
10.40
8.60
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
81.20
26.80
33.00
14.40
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Clacef inj. Cefotaxime 2 x 1 g 3 – 8 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 14. Analisis Kasus 16 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 662789Dirawat pada tanggal : 10-05-2010 – 18-05-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 50 tahun. Keluhan utama: mual, muntah, lemas, batukkering. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
10-Mei 14-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
9.40
6.50
3.35
26.90
365.00
9.70
8.30
3.57
29.20
417.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.50
0.20
79.00
14.30
6.00
0.70
0.10
78.70
14.20
6.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
80.30
28.10
34.90
14.50
81.70
27.10
33.20
15.80
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Levofloxacin inj. Levofloxacin 1 x 750 mg 11 – 17 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 15. Analisis Kasus 19 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 689097Dirawat pada tanggal : 2-01-2010 – 10-01-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 41 tahun. Keluhan utama: nyeri di bagian dada, sesaknafas, batuk. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
2-Jan 5-Jan
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.70
33.50
5.59
32.80
283.00
10.50
20.20
5.16
32.00
250.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.30
0.20
84.00
8.80
6.70
0.70
0.20
87.70
6.50
5.00
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
58.70
20.90
35.70
18.40
61.90
20.40
32.90
15.80
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
123
Clacef inj.Nislev tabletNislev fls
CefotaximeLevofloxacinLevofloxacin
2 x 1 g1 x 500 mg1 x 500 mg
2 – 5 Januari5 Januari
6 – 8 Januari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 16. Analisis Kasus 20 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 689473Dirawat pada tanggal : 21-09-2010 – 25-09-2010
SubjectivePasien : perempuan, 18 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, pusing. Diagnosautama : bronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
21-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
9.90
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
2.10
0.30
77.90
14.00
5.50
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 23 September 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Enterobacter aerogenesSensitif terhadap : amikacin, cefepime, cefoperazone, cefotaxime, ceftazidime,
ceftriaxone, ciprofloxacin, doripenem, ertapenem, gentamicin,
imipenem, levofloxacin, meropenem, nalidic acid, netilmicin,
piperacillin tazobactam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba Generik Dosis dan Frekuensi Tanggal Pemberian1 Nislev inj. Levofloxacin 1 x 500 mg 22 – 25 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 17. Analisis Kasus 21 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 701920Dirawat pada tanggal : 16-04-2010 – 30-04-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 73 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, mual, badanlemas, mual. Diagnosa utama : pneumonia dan asma
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
16-April 20-April 26-April
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
14.70
13.60
5.23
44.80
339.00
14.50
13.10
5.11
45.80
310.00
14.20
9.30
4.89
43.70
278.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
1.40
0.30
79.10
13.50
5.70
1.50
0.30
74.60
17.10
6.60
5.30
0.20
71.20
15.60
7.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
85.60
28.20
32.90
14.90
13.00
26.00
89.50
28.40
31.70
14.50
89.40
29.10
32.50
14.80
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 18 April 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Seratia MarcescensSensitif terhadap : amikacin, amoxicillin, cefpirome, ceftriaxone,
chloramphenicol, doripenem, gentamicin, imipenem,
levofloxacin, meropenem, piperacillin tazobactam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
123
Nislev i.vCeftriaxon i.vChloramphenicol
LevifloxacinCeftriaxoneChloramphenicol
1 x 500 mg2 x 1 g
3 x 500 mg
16 – 19 April20 – 22 April21 – 30 April
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 18. Analisis Kasus 23 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 705623Dirawat pada tanggal : 14-05-2010 – 19-05-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 1 bulan. Keluhan utama: nafas berat. Diagnosa utama :
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
14-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.50 - 19.50
10.00 - 26.00
4.00 - 6.00
44.00 - 64.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
10.10
26.50
3.25
31.40
281.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
1.10
2.90
23.10
56.50
16.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
96.60
31.10
32.20
18.00
AssessmentPenggunaan antimikroba tidak dapat dievaluasi karena data berat badanpasien tidak diketahui
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Claforan inj.Dibecasyn i.m
CefotaximeDibekacin
2 x 150 mg2 x 3 mg
14 – 18 Mei14 – 18 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 19. Analisis Kasus 24 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 705686Dirawat pada tanggal : 18-05-2010 – 24-05-2010
SubjectivePasien : perempuan, 90 tahun. Keluhan utama: demam, pusing, batuk,mual, muntah. Diagnosa utama : pneumonia, hipertensi, dan geriatric
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
18-Mei 22-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.30
18.60
3.91
34.40
264.00
10.50
4.90
3.61
33.00
209.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.00
0.20
89.70
3.50
6.60
2.60
0.30
48.80
35.50
12.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
88.00
28.90
32.80
14.30
91.50
29.20
32.00
14.50
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
1 Cravit i.v Levofloxacin 1 x 500 mg 19 – 24 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 20. Analisis Kasus 25 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 712522Dirawat pada tanggal : 9-07-2010 – 16-07-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 59 tahun. Keluhan utama: sesak, batuk. Diagnosa utama: pneumonia.
Objective
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
CravitCeftriaxon
LevofloxacinCeftriaxone
1 x 500 mg2 x 1 g
10 – 15 Juli13 – 16 Juli
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 15 Juli 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Enterobacter aerogenesSensitif terhadap : amikacin, cefepime, cefoperazone sulbactam,
ceftazidime, meropenem, chloramphenicol,
ciprofloxacin, ertapenem, doripenem, imipenem,
fosfomycin, cotrimoxazole, netilmicin, piperacillin
tazobactam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 21. Analisis Kasus 26 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 714041Dirawat pada tanggal : 27-07-2010 – 13-08-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 68 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, demam, tidaknafsu makan,. Diagnosa utama : pneumonia dan asma bronkial.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
26-Juli
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.00
24.60
5.09
39.90
49.90
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.60
0.10
86.50
6.40
6.30
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
78.50
23.60
30.10
14.40
84.00
100.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
123
Pharodim i.vNislev i.vTripenem i.v
CeftazidimeLevofloxacinMeropenem
3 x 1 g1 x 500 mg
3 x 1 g
27 – 30 Juli27 – 29 Juli
31 Juli – 4 Agustus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 22. Analisis Kasus 27 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 719612Dirawat pada tanggal : 13-09-2010 – 20-09-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 70 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, mual. Diagnosautama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
13-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
15.10
6.00
5.44
45.60
251.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.20
0.30
79.50
15.60
4.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
83.80
27.80
33.10
13.40
21.00
42.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
12
LevofloxacinCeftriaxon
LevofloacinCeftriaxone
1 x 500 mg2 x 1 g
13 – 18, 20 September14 – 18 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 23. Analisis Kasus 28 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 721542Dirawat pada tanggal : 19-09-2010 – 2-10-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 36 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, batuk-batuk.Diagnosa utama : pneumonia dextra dan obs. dyspneu.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
19-Sept 27-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
16.40
14.30
6.93
47.30
232.00
9.20
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.70
0.90
83.70
9.20
5.50
3.20
0.20
76.20
12.90
7.60
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
68.20
23.70
34.80
14.40
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 21 September 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Enterobacter gergoviacSensitif terhadap : cefepime, cefoperazone sulbactam, ceftazidime,
ceftriaxone, chloramphenicol, ciprofloxacin, doripenem,
ertapenem, imipenem, meropenem, nalidic acid, netilmicin,
piperacillin tazobactam, streptomicin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
12
LevofloxacinPelastin i.v
LevofloxacinImipenem, cilastatin
1 x 500 mg3 x 1 g
19 – 22 September25 – 30 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 24. Analisis Kasus 30 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 726614Dirawat pada tanggal : 26-10-2010 – 31-10-2010
SubjectivePasien : perempuan, 48 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, dada kiri nyer,demam selama 1 minggu. Diagnosa utama : pneumonia dan dispepsia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
26-Okt 29-Okt
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
14.00
19.50
4.77
40.60
289.00
11.80
5.40
4.05
35.20
317.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.50
0.10
86.80
9.80
2.80
5.20
0.20
50.60
36.60
7.30
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
85.20
29.30
34.40
13.30
85.20
29.30
86.90
29.10
33.50
13.40
86.90
29.10
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Cravit inj.Levofloxacin
LevofloxacinLevofloxacin
1 x 500 mg1 x 500 mg
26 – 29 Oktober30 – 31 Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 25. Analisis Kasus 31 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 727963Dirawat pada tanggal : 8-11-2010 – 13-11-2010
SubjectivePasien : laki-laki, 57 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, batuk. Diagnosa utama: susp. TB, dyspepsi, dan pneumonia dextra.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
8-Nov
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.10
11.70
4.64
36.50
262.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
1.00
0.10
70.40
9.90
18.60
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
78.70
26.10
33.20
14.20
98.00
107.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Levofloxacin inj.Pelastin inj.
LevofloxacinImipenem, cilastatin
1 x 500 mg2 x 1 g
8 – 13 November8 – 13 November
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 26. Analisis Kasus 32 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 728111Dirawat pada tanggal : 5-11-2010 – 16-11-2010
SubjectivePasien : perempuan, 29 tahun. Keluhan utama: sesak nafas selama 1 bulan,batuk. Diagnosa utama : bronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
5-Nov 11-Nov 15-Nov
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.50
9.70
5.11
38.60
498.00
11.40
9.00
4.31
33.90
479.00
9.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
2.00
0.10
75.10
19.60
3.10
0.90
0.10
77.80
15.50
5.70
1.40
0.10
71.90
21.10
5.50
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
75.60
26.50
35.10
14.00
95.00
103.00
78.70
26.50
33.60
13.90
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 6 November 2010Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Pseudomonas aeruginosaSensitif terhadap : amikacin, cefepime, cefoperazone sulbactam,
cefpirome, ceftazidime, doripenem, ertapenem,
imipenem, meropenem, nalidic acid, netilmicin,
piperacillin tazobactam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
123
Levofloxacin inj.Ceftriaxon inj.Ceftazidime inj.
LevofloxacinCeftriaxoneCeftazidime
1 x 500 mg2 x 1 g3 x 1 g
6 – 11 November10 – 12 November12 – 15 November
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 27. Analisis Kasus 36 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 053251Dirawat pada tanggal : 21-08-2009 – 28-08-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 27 tahun. Keluhan utama: sesak, demam, batuk-batuk.Diagnosa utama : pneumonia dan typhoid fever.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
21-
Agust
22-
Agust
23-
Agust
24-
Agust
25-
Agust
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
14.20
18.50
5.31
42.4
304.00
41.0
271.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.30
0.20
90.90
3.60
5.00
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
79.80
26.70
33.40
13.20
29.00
53.00
Makroskopik Dahak
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
-
-
+
-
-
-
+
-
-
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 21 Agustus 2009Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Klebsiella pneumoniaeSensitif terhadap : amikacin, cefoperazone sulbactam, ciprofloxacin,
fosfomycin, gentamicin, imipenem, netilmicin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan coamoxiclav belum tepat karena pemberian dosis p.o.berlebih.
RecommendationMengubah dosis coamoxiclav p.o. menjadi 375 – 625 mg tiap kalidigunakan.
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis dan
Frekuensi
Tanggal
Pemberian
1
2
3
Claneksi i.v
Levocin
Claneksi tablet
Coamoxiclav
Levofloxacin
Coamoxiclav
3 x 1 g
1 x 500 mg
3 x 1 g
21 – 24 Agustus
21 – 26 Agustus
24 – 26 Agustus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 28. Analisis Kasus 37 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 154036Dirawat pada tanggal : 15-07-2009 – 16-07-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 80 tahun. Keluhan utama: dada kanan nyeri, sesaknafas. Diagnosa utama : pneumonia dextra.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
14-Juli 12-Mei 13-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.30
36.60
4.25
39.10
735.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.00
0.30
83.00
2.60
14.10
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
92.00
28.90
31.50
14.30
86.00
92.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis dan
Frekuensi
Tanggal
Pemberian
1
2
Levocin inj.
Stabactam inj.
Levofloxacin
Sulbactam, Cefoperazone
1 x 500 mg
2 x 1 g
14 – 15 Juli
15 – 16 Juli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 29. Analisis Kasus 39 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 275258Dirawat pada tanggal : 4-09-2009 – 10-09-2009
SubjectivePasien : perempuan, 75 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, nyeri di dadakanan, batuk. Diagnosa utama : pneumonia dextra.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
4-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
7.00
10.30
3.81
24.70
484.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.70
0.40
78.10
11.40
9.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
64.80
18.40
28.30
19.00
23.00
51.00
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 6 September 2009Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Proteus retgeriSensitif terhadap : erithromycin, fosfomycin,
imipenem, meropenem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Levocin i.vCeftazidime i.v
LevofloxacinCeftazidime
1 x 500 mg3 x 1 g
4 September4 – 10 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 30. Analisis Kasus 40 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 329788Dirawat pada tanggal : 4-09-2009 – 9-09-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 60 tahun. Keluhan utama: batuk-batuk, sesak nafas.Diagnosa utama : pneumonia dan asma.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
4-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.30
23.60
6.30
48.00
179.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.50
0.20
88.00
8.10
3.20
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
76.10
25.90
34.10
14.10
12.00
30.00
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 7 September 2009Spesimen : SputumHasil : Gram positif coccusSpesies : Staphylococcus aureusSensitif terhadap : amikacin, ampicillin, cefepime,
cefoperazone sulbactam, cefotaxime,
ceftazidime, cefuroxime, dibecacin,
erithromycin, gentamicin, imipenem,
kanamycin, levofloxacin,
meropenem, netilmicin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Levocin inj. Levofloxacin 1 x 500 mg 4 – 8 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 31. Analisis Kasus 41 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 347632Dirawat pada tanggal : 15-07-2009 – 21-07-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 84 tahun. Keluhan utama: demam, lemas, tidak nafsumakan, sesak. Diagnosa utama : pneumonia dan bronkitis.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
15-Juli
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.30
17.50
4.48
40.40
352.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.20
0.10
88.70
5.50
5.50
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
90.00
29.60
32.90
14.10
78.00
87.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
123
Claneksi i.vLevocin infusCravox
CoamoxiclavLevofloxacinLevofloxacin
3 x 1 g1 x 500 mg1 x 500 mg
16 – 21 Juli17 – 20 Juli
21 Juli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 32. Analisis Kasus 42 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 348737Dirawat pada tanggal : 21-07-2009 – 27-07-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 89 tahun. Keluhan utama: demam 2 hari, mual, batuk.Diagnosa utama : pneumonia dan obs. febris hari II.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
21-Juli
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.90
6.70
4.34
37.70
173.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
1.50
0.20
81.20
12.20
4.90
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
86.90
29.70
34.10
13.40
78.00
87.00
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Bifotik inj.Cravox tablet
CefoperazoneLevofloxacin
1 x 1 g1 x 500 mg
21 – 25 Juli22 – 27 Juli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 33. Analisis Kasus 44 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 548565Dirawat pada tanggal : 7-09-2009 – 13-09-2009
SubjectivePasien : perempuan, 78 tahun. Keluhan utama: batuk, lemes, agak sesak.Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
7-Sept 12-Sept
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.40
15.40
3.91
36.10
258.00
11.00
11.00
3.66
33.10
372.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.70
0.20
87.80
4.50
6.80
1.60
1.00
85.10
6.70
5.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
92.40
29.20
31.60
12.50
90.40
29.90
33.10
12.90
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
3
Levocin fls
Ceftazidime i.v
Biozim
Levofloxacin
Ceftazidime
Ceftazidime
1 x 500 mg
3 x 1 g
3 x 1 g
7 – 12 September
7 – 9 September
9 – 12 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 34. Analisis Kasus 45 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 555285Dirawat pada tanggal : 10-10-2009 – 15-10-2009
SubjectivePasien : perempuan, 3 tahun. BB : 11,5 kg. Keluhan utama: demam,muntah tiap makan atau minum, batuk, tidak nafsu makan. Diagnosautama : bronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
8-Mei 12-Mei 13-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.90
21.10
4.40
34.20
198.00
12.30
24.60
4.51
35.6
250.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
4.70
0.20
75.80
14.60
4.70
0.20
0.20
80.20
14.60
4.80
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
77.70
27.00
34.80
13.40
78.90
27.30
34.60
13.80
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Rocephin i.vMikasin i.v
CeftriaxoneAmikasin
2 x 500 mg2 x 75 mg
10 – 15 Oktober10 – 14 Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba belum tepat. Frekuensi pemberian amikasinseharusnya 3 x /hari, bukan 2 x /hari. Dosis ceftriaxone berlebih,sedangkan dosis amikasin kurang.
RecommendationMengurangi dosis ceftriaxone, sehingga dosis perharinya menjadi 575-862,5 mg. Menambah frekuensi pemberian amikasin menjadi 3 x 75 mgper hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 35. Analisis Kasus 46 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 636464Dirawat pada tanggal : 02-04-2009 – 02-04-2009
SubjectivePasien : perempuan, 5 bulan. BB : 6,4 kg. Keluhan utama: panas, batuk,pilek 4 hari, muntah-muntah. Diagnosa utama : ISPA DDbronkopneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
2-April
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.30
13.50
4.22
34.80
547.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
0.60
27.70
57.20
14.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
82.50
25.80
32.50
12.70
AssessmentPenggunaan gentamicin belum tepat, karena dosis yang digunakan kurangdari dosis anjuran.
RecommendationMenambah dosis gentamicin sehingga total dosis perharinya menjadi 48mg.
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
Amoxan i.vSagestam i.v
AmoxycillinGentamicin
2 x 250 mg2 x 20 mg
2 – 8 April2 – 8 April
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 36. Analisis Kasus 47 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 642153Dirawat pada tanggal : 24-12-2008 – 14-01-2009
SubjectivePasien : perempuan, 80 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, batuk, lemas,tidak nafsu makan, mual-muntah, pusing. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
24-Des 27-Des 2-Jan 5-Jan
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.40
18.40
3.69
33.00
403.00
10.20
32.10
3.38
31.40
362.00
10.50
11.00 6.60
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.20
0.20
82.60
10.00
7.10
0.10
0.10
89.60
6.00
4.20
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
89.50
30.90
34.50
14.70
92.90
30.10
32.40
14.50
Makroskopik Dahak
31-Des 2-Jan
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
-
-
+
-
-
-
+
-
-
Mikroskopik Dahak
Spesimen
Hasil
ANegatif
BNegatif
BNegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No.Nama
AntimikrobaGenerik
Dosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
Sulferazon
Merofen
Sulbactam,
Cefoperazone
Meropenem
2 x 1 g
2 x 1 g
24 – 27 Desember 2008
27 Desember 2008 – 4 Januari
2009
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 24 Desember 2008Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Klebsiella pneumoniaeSensitif terhadap : amikacin, cefoperazone sulbactam, ciprofloxacin,
fosfomycin, gentamicin, imipenem, netilmicin.
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 31 Desember 2008Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Pseudomonas aeruginosaSensitif terhadap : amikacin, cefepime, cefoperazone sulbactam, cefpirome,
ceftazidime, doripenem, ertapenem, imipenem,
meropenem, nalidic acid, netilmicin, piperacillin
tazobactam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 37. Analisis Kasus 48 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 651539Dirawat pada tanggal : 25-02-2009 – 03-03-2009
SubjectivePasien : perempuan, 22 tahun. Keluhan utama: batuk-batuk, pusing, mual.Diagnosa utama : pneumonia dan typhoid fever.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
25-Feb
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.90
8.70
4.88
35.60
368.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.50
0.80
63.70
21.40
13.60
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
73.00
24.40
33.40
14.90
73.00
24.40
AssessmentPenggunaan fosmycin belum tepat karena merupakan antimikroba spesifikuntuk ISK, bukan pneumonia
RecommendationMengganti fosmycin dengan antimikroba lain yang spesifik untukpneumonia, misalnya golongan penisilin, sefalosporin, dll.
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Fosmycin Fosmycin 2 x 1 g 26 Februari – 2 Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 38. Analisis Kasus 49 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 655074Dirawat pada tanggal : 27-03-2009 – 30-03-2009
SubjectivePasien : perempuan, 29 hari. BB : 3,67 kg. Keluhan utama: nafas berat,rewel. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
27-Feb
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.50 - 19.50
10.00 - 26.00
4.00 - 6.00
44.00 - 64.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.70
26.50
3.89
37.90
458.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
4.80
1.80
19.90
55.80
17.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
97.40
35.20
36.10
18.30
AssessmentPenggunaan gentamicin belum tepat, karena dosis yang diberikan kurangdari dosis anjuran.
RecommendationMenambah dosis gentamicin sehingga total dosis perharinya menjadi18,35 mg.
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Garamycin inj. Gentamicin 2 x 7,5 mg 27 – 30 Februari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 39. Analisis Kasus 51 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 672099Dirawat pada tanggal : 12-08-2009 – 16-08-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 1 hari. Keluhan utama: nafas terlihat berat, bibirmembiru, tidak mau meminum ASI. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
12-Agust
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.50 - 19.50
10.00 - 26.00
4.00 - 6.00
44.00 - 64.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
22.10
15.60
6.41
63.00
258.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
3.60
0.30
66.10
20.60
5.40
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
98.30
34.50
35.10
18.60
98.30
34.50
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 31 Desember 2008Spesimen : Sekret mataHasil : Gram negatif batangSpesies : Pseudomonas aeruginosaSensitif terhadap : amikacin, cefepime, cefoperazone sulbactam,
cefpirome, ceftazidime, ceftriaxone,
ciprofloxacine, dibekacin, gentamicin,
imipenem, meropenem, netilmicin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba tidak dapat dievaluasi karena tidak terdapat databerat badan.
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
Amoxan
Garamycin
Amoxycillin
Gentamicin
2 x 150 mg
2 x 7,5 mg
12 – 16 Agustus
12 – 16 Agustus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 40. Analisis Kasus 56 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 678998Dirawat pada tanggal : 08-10-2009 – 12-10-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 5 tahun. BB : 19 kg. Keluhan utama: demam, batuk,pilek, sesak. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
8-Okt
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.30
11.60
4.73
37.50
363.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
2.00
0.30
57.70
27.30
12.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
79.30
26.80
33.90
13.10
AssessmentPenggunaan cefixime belum tepat, karena dosis yang diberikan kurangdari dosis anjuran.
RecommendationMenambah dosis gentamicin sehingga total dosis perharinya menjadi 152-380 mg.
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
TanggalPemberian
12
SporetikSporetik
CefiximeCefixime
2 x ½ cth3 x ½ cth
8 – 9 Oktober9 – 11 Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 41. Analisis Kasus 58 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 684801Dirawat pada tanggal : 26-11-2009 – 30-11-2009
SubjectivePasien : laki-laki, 64 tahun. Keluhan utama: mual-muntah, badan sakit-sakit, meriang. Diagnosa utama : pleurapneumonia kanan.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUANTANGGAL
23-Nov 27-Nov 28-Nov 29-Nov
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
13.60
9.70
4.99
40.90
328.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.30
0.30
77.00
16.40
6.00
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
82.00
27.30
33.80
12.80
45.00
74.00
Makroskopik Dahak
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
+
-
+
-
-
-
+
-
-
Mikroskopik Dahak
Spesimen
Hasil
BNegatif
BNegatif
BNegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat.
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
Coamoxyclav
Nislev
Coamoxiclav
Levofloxacin
3 x 625 mg
1 x 500 mg
27 – 30 November
27 – 29 November
Cultur and Sensitivity Test
Tanggal : 28 November 2008Spesimen : SputumHasil : Gram negatif batangSpesies : Proteus penneriSensitif terhadap : amikacin, cefepime, cefotaxime, cefoperazone
sulbactam, ceftazidime, ceftriaxone, ciprofloxacine,
clindamycin, cotrimoxazole, eritromicin, imipenem,
levofloxacin, streptomicin, meropenem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 42. Analisis Kasus 59 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 236759Dirawat pada tanggal : 30-08-2008 – 04-09-2008
SubjectivePasien : laki-laki, 7 tahun. Keluhan utama: panas, batuk, pilek. Diagnosautama : pneumonia.
ObjectiveHanya menjalani pemeriksaan chest X-ray.
AssessmentPenggunaan antimikroba tidak dapat dievaluasi karena tidak terdapat databerat badan.
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis dan
FrekuensiTanggal Pemberian
1
2
3
Cefizox i.v
Mikasin
Starcef
Ceftizoxime
Amikasin
Cefotaxime
2 x 500 mg
2 x 150 mg
2 x 50 mg
30 Agustus – 3
September
31 Agustus – 3
September
2 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 43. Analisis Kasus 60 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 535122Dirawat pada tanggal : 04-03-2008 – 11-03-2008
SubjectivePasien : perempuan, 24 tahun. Keluhan utama: batuk-batuk ± 2 minggu,pusing, kadang batuk ada darahnya. Diagnosa utama : pneumonia dextra.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
5-Maret 6-Maret
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.50
22.40
4.50
36.10
555.00
13.70
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.20
0.20
76.50
14.60
8.50
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
80.20
25.60
31.90
14.20
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis dan
Frekuensi
Tanggal
Pemberian
1
2
Ceftazidine
CefspanCeftazidime
Cefixime
2 x 1 g
2 x 100 mg
4 – 9 Maret
10 – 11 Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 44. Analisis Kasus 62 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 599806Dirawat pada tanggal : 30-12-2007 – 11-01-2008
SubjectivePasien : perempuan, 29 tahun. Keluhan utama: sesak nafas, lendir sulitkeluar, panas, mual, ada riwayat asma. Diagnosa utama : pneumonia danobs. Dyspneu dengan insomnia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
30-Des 31-Des
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 16.50
4.00 - 11.00
3.80 - 5.80
37.00 - 47.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
15.70
11.60
5.36
45.00
266.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
2.00
88.80
5.60
3.50
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 15.00
0.00 - 15.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
84.00
29.30
34.90
13.10
56.00
85.00
Makroskopik Dahak
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
-
Mikroskopik Dahak
Spesimen
Hasil
B
Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan levofloxacin belum tepat, karena frekuensi pemberian perharimelebihi frekuensi anjuran.
RecommendationMengurangi frekuensi pemberian levofloxacin sehingga frekuensiperharinya menjadi 1 kali.
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
Ceftriaxone
Nislev
Coamoxiclav
Levofloxacin
2 x 1 g
2 x 500 mg
30 Desember 2007 – 8
Januari 2008
3 – 11 Desember 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 45. Analisis Kasus 63 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 608756Dirawat pada tanggal : 10-03-2008 – 18-03-2008
SubjectivePasien : laki-laki, 36 tahun. Keluhan utama: batuk berdahak, lendir sulitkeluar, pilek, sesak nafas. Diagnosa utama : obs. Hemoptoe DDbronchopneumonia.
Objective
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUAN
TANGGAL
10-
Maret
11-
Maret
12-
Maret
13-
Maret
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.20 5.10
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.90
0.30
83.60
9.70
5.50
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
Makroskopik Dahak
Nanah
Lendir
Darah
Air liur
-
+
-
-
-
+
-
-
Mikroskopik Dahak
Spesimen
Hasil
BNegatif
BNegatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
Avelox i.v
Avelox tablet
Moxifloxacin
Moxifloxacin
1 x 400 mg
1 x 400 mg
10 – 13 Maret
14 – 18 Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 46. Analisis Kasus 64 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 615400Dirawat pada tanggal : 03-05-2008 – 10-05-2008
SubjectivePasien : laki-laki, 26 hari. Keluhan utama: batuk, pilek, diare. Diagnosautama : pneumonia lobaris dan GEA.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
3-Mei
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.50 - 19.50
10.00 - 26.00
4.00 - 6.00
44.00 - 64.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
11.50
7.50
3.20
33.40
359.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
0.50
19.30
68.40
11.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
104.40
35.30
33.80
16.40
AssessmentPenggunaan antimikroba tidak dapat dievaluasi karena tidak terdapat databerat badan.
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
Claforan i.v
Mikasin i.v
Cefotaxime
Amikasin
2 x 150 mg
2 x 30 mg
3 – 9 Mei
5 – 10 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 47. Analisis Kasus 65 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 619793Dirawat pada tanggal : 09-06-2008 – 09-06-2008
SubjectivePasien : laki-laki, 7 tahun. Keluhan utama: batuk, pilek, sakit di bawahketiak, muntah. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
9-Juni 14-Juni 16-Juni
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
12.50
19.60
4.62
35.70
342.00
9.40
13.30
40.10
433.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.30
0.20
87.10
7.60
4.90
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
77.30
27.10
35.00
13.30
AssessmentPenggunaan antimikroba tidak dapat dievaluasi karena tidak terdapat databerat badan.
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
3
Cefspan
Cefizox
Garamycin
Cefixime
Ceftizoxime
Gentamicin
2 x ¾ cth
3 x 500 mg
2 x 60 mg
9 – 10 Juni
10 – 17 Juni
10 – 18 Juni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 48. Analisis Kasus 66 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 620691Dirawat pada tanggal : 18-06-2008 – 27-06-2008
SubjectivePasien : laki-laki, 7 tahun. BB : 20 kg. Keluhan utama: panas, batuk, dadakanan sakit, sesak nafas. Diagnosa utama : pneumonia dextra.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
18-Juni 22-Juni
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
12.00 - 14.00
4.00 - 11.00
4.10 - 5.50
36.00 - 44.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
10.30
24.70
4.03
30.60
354.00
10.80
6.00
4.28
33.50
319.00
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.10
0.10
89.10
7.00
3.60
3.70
0.80
47.70
40.80
7.00
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
75.80
25.60
33.80
12.30
78.30
25.20
32.20
13.30
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1
2
3
Cefizox i.v
Mikasin i.v
Claforan i.v
Ceftizoxime
Amikasin
Cefotaxime
2 x 750 mg
2 x 150 mg
2 x 750 mg
18 – 23 Juni
23 – 27 Juni
23 – 27 Juni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lanjutan tabel
AssessmentPenggunaan ceftizoxime, amikacin, cefotaxime belum tepat. Dosisceftizoxime dan cefotaxime yang diberikan kurang dari dosis anjuran,sedangkan frekuensi pemberian amikasin kurang dari frekuensi yangdianjurkan.
RecommendationMenambah dosis (dan frekuensi) ceftizoxime dan cefotaxime sehinggatotal dosis perharinya berada dalam kisaran 9000-12000 mg (ceftizoxime)dan 4000 mg (cefotaxime), sedangkan frekuensi pemberian amikacinditingkatkan menjadi 3 kali perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 49. Analisis Kasus 68 Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2008 – 2010
No. RM : 624997Dirawat pada tanggal : 25-07-2008 – 30-07-2008
SubjectivePasien : laki-laki, 53 tahun. Keluhan utama: batuk berdahak, meriang,lemes. Diagnosa utama : pneumonia.
Objective
PEMERIKSAANNILAI
RUJUKANSATUAN
TANGGAL
25-Juli
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
13.00 - 18.00
4.00 - 11.00
4.50 - 6.50
40.00 - 54.00
150.00 - 450.00
g%
103 /µL
106 /µL
%
103 /µL
14.70
Jenis Lekosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.00 - 9.50
0.00 - 2.50
35.00 - 88.70
12.00 - 44.00
0.00 - 11.20
%
%
%
%
%
0.90
0.10
78.80
12.50
7.70
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
LED 1 Jam
LED 2 Jam
80.00 - 96.00
27.00 - 31.00
32.00 - 36.00
11.6 - 14.80
0.00 - 10.00
0.00 - 10.00
fl
pg
g/dL
%
mm/jam
mm/jam
AssessmentPenggunaan antimikroba sudah tepat
Recommendation -
Terapi
No. Nama Antimikroba GenerikDosis danFrekuensi
Tanggal Pemberian
1 Cefnoxone Ceftriaxone 2 x 1 g 27 – 30 November
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 50. Penggunaan dan Evaluasi Penggunaan Antimikroba Kombinasi
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1kali
minum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
DosisTotal
(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
51 1 hariAmoxycillin
Kombinasii.v 150 mg 2 5 300
VIGentamicin i.v 7,5 mg 2 5 15
6426
hari
CefotaximeKombinasi
i.v 150 mg 2 7 300VI
Amikasin i.v 30 mg 2 6 60
231
bulan
CefotaximeKombinasi
i.v 150 mg 2 5 300VI
Dibekacin i.m 3 mg 2 5 6
465
bulan
AmoxycillinKombinasi
i.v 250 mg 2 7 500 256-576b,c
IIAGentamicin i.v 20 mg 2 7 40 48b
453
tahun
CeftriaxoneKombinasi
i.v 500 mg 2 6 1000 575-862,5a,b,c
IIA, IIBAmikasin i.v 75 mg 2 5 150 172,5-258,75 a,b,c
105
tahun
Cephradine Ganti Obat i.v 333,3 mg 3 4 999,9 3400-6800c
IIA, IIB,IVAImipenem,
Cilastatini.v 333,3 mg 3 4 999,9 136-340c
597
tahun
Ceftizoxime Kombinasi i.v 500 mg 2 5 1000
VIAmikasin Ganti Obat i.v 150 mg 2 4 300
Cefixime p.o 50 mg 2 1 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1kali
minum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
Dosis Total(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
657
tahun
Cefixime Ganti Obat p.o 75 mg 2 2 150
VICeftizoximeKombinasi
i.v 500 mg 3 8 1500
Gentamicin i.v 60 mg 2 9 120
667
tahun
Ceftizoxime Ganti Obat i.v 750 mg 2 6 1500 9000-12000a,c
IIA, IIBAmikasinKombinasi
i.v 150 mg 2 5 300 300-450b,c
Cefotaxime i.v 750 mg 2 5 1500 4000a,c
115
tahun
Ceftriaxone Ganti Obat i.v 1000 mg 2 1 2000 1000-2000a,c
IVA
Sulbactam,Cefoperazone
Ganti Obat i.v 1000 mg 2 3 2000 2000-4000c
Levofloxacin Ganti Obat p.o 500 mg 1 5 500 500-750a,c
Ceftazidime i.v 1000 mg 3 7 3000 2000-6000a,c
6024
tahun
Ceftazidime Ganti Obat i.v 1000 mg 2 6 2000 2000-6000a,c
ICefixime p.o 100 mg 2 2 200 200-400a,c
3627
tahun
Levofloxacin Kombinasi p.o 500 mg 1 6 500 500-750a,c
IIACoamoxiclavGanti RutePemberian
i.v 1000 mg 3 4 3000 3000-4000c
Coamoxiclav p.o 1000 mg 3 3 3000 500-1500c
3229
tahun
Levofloxacin Kombinasi p.o 500 mg 1 6 500 500-750a,c
ICeftriaxone Ganti Obat i.v 1000 mg 2 3 2000 1000-2000a,c
Ceftazidime i.v 1000 mg 3 4 3000 2000-6000a,c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1kali
minum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
DosisTotal
(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
6229
tahun
CeftriaxoneKombinasi
i.v 1000 mg 2 10 2000 1000-2000a,c
IIBLevofloxacin p.o 500 mg 2 9 1000 500-750a,c
2836
tahun
Levofloxacin Ganti Obat p.o 500 mg 1 4 500 500-750a,c
IImipenem,Cilastatin
i.v 1000 mg 3 6 3000 750-4000c
1941
tahun
Cefotaxime Ganti Obat i.v 1000 mg 2 4 2000 2000-6000a,c
ILevofloxacinGanti RutePemberian
p.o 500 mg 1 1 500 500-750a,c
Levofloxacin i.v 500 mg 1 3 500 500-750a,c
250
tahun
Levofloxacin Kombinasi i.v 500 mg 1 5 500 500-750a,c
ISulbactam,
CefoperazoneGanti Obat i.v 1000 mg 2 6 2000 2000-4000c
Meropenem i.v 1000 mg 3 5 3000 1500-6000a,c
953
tahun
Ceftriaxone Kombinasi i.v 1000 mg 2 11 2000 1000-2000a,c
ILevofloxacin Ganti Obat i.v 500 mg 1 10 500 500-750a,c
Cefixime Kombinasi p.o 100 mg 2 2 200 200-400a,c
Levofloxacin p.o 500 mg 1 2 500 500-750a,c
3157
tahun
Levofloxacin
Kombinasi
i.v 500 mg 1 6 500 500-750a,c
IImipenem,Cilastatin
i.v 1000 mg 2 6 2000 750-4000c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1kali
minum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
DosisTotal
(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
2559
tahun
LevofloxacinKombinasi
i.v 500 mg 1 6 500 500-750a,c
ICeftriaxone i.v 1000 mg 2 4 2000 1000-2000a,c
361
tahun
LevofloxacinKombinasi
i.v 500 mg 1 4 500 500-750a,c
ICoamoxiclav p.o 625 mg 3 4 1875 500-1500c
5864
tahun
CoamoxiclavKombinasi
p.o 625 mg 3 4 1875 500-1500c
ILevofloxacin i.v 500 mg 1 4 500 500-750a,c
2668
tahun
Ceftazidime Kombinasi i.v 1000 mg 3 4 3000 2000-6000a,c
ILevofloxacin Ganti Obat i.v 500 mg 1 3 500 500-750a,c
Meropenem i.v 1000 mg 3 5 3000 1500-6000a,c
2770
tahun
LevofloxacinKombinasi
i.v 500 mg 1 7 500 500-750a,c
ICeftriaxone i.v 1000 mg 2 5 2000 1000-2000a,c
2173
tahun
Levofloxacin Ganti Obat p.o 500 mg 1 4 500 500-750a,c
ICeftriaxone Kombinasi i.v 1000 mg 2 3 2000 1000-2000a,c
Chloramphenicol p.o 500 mg 3 10 1500 1000-2000c
3975
tahun
Levofloxacin Ganti Obat i.v 500 mg 1 1 500 500-750a,c
ICeftazidime i.v 1000 mg 3 7 3000 2000-6000a,c
4478
tahun
Levofloxacin Kombinasi i.v 500 mg 1 6 500 500-750a,c
ICeftazidimeGanti Bentuk
Sediaani.v 1000 mg 3 3 3000 2000-6000a,c
Ceftazidime p.o 1000 mg 3 4 3000 2000-6000a,c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1 kaliminum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
DosisTotal
(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
3780
tahun
Levofloxacin
Kombinasi
i.v 500 mg 1 2 500 500-750a,c
ISulbactam,Cefoperazone
i.v 1000 mg 2 2 2000 2000-4000c
4780
tahun
Sulbactam,Cefoperazone
Ganti Obat i.v 1000 mg 2 4 2000 2000-4000c
I
Meropenem i.v 1000 mg 2 9 2000 1500-6000a,c
4184
tahun
Coamoxiclav Kombinasi i.v 1000 mg 3 6 3000 3000-4000c
ILevofloxacinGanti Bentuk
Sediaani.v 500 mg 1 4 500 500-750a,c
Levofloxacin p.o 500 mg 1 1 500 500-750a,c
4289
tahun
CefoperazoneKombinasi
i.v 1000 mg 1 5 1000 2000-4000a,c
ILevofloxacin i.v 500 mg 1 6 500 500-750a,c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 51. Penggunaan dan Evaluasi Penggunaan Antimikroba Tunggal
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1kali
minum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
Dosis Total(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
49 29 hari Gentamicin i.v 7,5 mg 2 4 15 18,35b IIA
56 5 tahunCefixime
GantiFrekuensi
p.o 50 mg 2 2 100 152-380a,c
IIACefixime p.o 50 mg 3 3 150 152-380a,c
20 18 tahun Levofloxacin p.o 500 mg 1 4 500 500-750a,c I
48 22 tahun Fosmycin i.v 1000 mg 2 5 2000 V
4 36 tahun Levofloxacin p.o 500 mg 1 5 500 500-750a,c I
30 48 tahunLevofloxacin
Ganti RutePemberian
i.v 500 mg 1 4 500 500-750a,c
I
Levofloxacin p.o 500 mg 1 2 500 500-750a,c
63 36 tahunMoxifloxacin
Ganti RutePemberian
i.v 400 mg 1 4 400 400a,c
I
Moxifloxacin p.o 400 mg 1 5 400 400a,c
40 60 tahun Levofloxacin i.v 500 mg 1 5 500 500-750a,c I
16 50 tahun Levofloxacin i.v 750 mg 1 3 750 500-750a,c I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
No.Kasus
UsiaAntimikroba
GenerikKeterangan
RutePemberian
Dosis (1kali
minum)
Frekuensi( /hari )
Durasi(Hari)
Dosis Total(mg/hari)
Literatur(mg/hari)
Kategori
68 53 tahun Ceftriaxone i.v 1000 mg 2 6 2000 1000-2000a,b,c I
8 71 tahun Ceftriaxone i.v 1000 mg 2 7 2000 1000-2000a,b,c I
6 86 tahun Levofloxacin p.o 500 mg 1 6 500 500-750a,c I
15 86 tahun Cefotaxime i.v 1000 mg 2 6 2000 2000-6000a,c I
24 90 tahun Levofloxacin i.v 500 mg 1 6 500 500-750a,c I
Keterangan:
I : tepat, antimikroba optimal
IIA : tidak tepat, karena kesalahan dosis
IIB : tidak tepat, karena kesalahan interval/ frekuensi pemberian
IVA : tidak tepat, karena tersedianya antimikroba alternatif yang lebih efektif
V : antimikroba tidak ada indikasi
VI : tidak ada data atau tidak dapat dievaluasi
a : Pharmacotherapy- A Pathophysiologic Approach, 7th edition (DiPiro et al., 2008)
b : Bimbingan Keterampilan Tatalaksana Pneumonia Balita (Departemen Kesehatan, 2007)
c : Drug Information Handbook (Lacy, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
Lampiran 52. Surat Izin Penelitian Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
141PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
BIOGRAFI PENULIS
Nama Lengkap : Clarissa Resty Prabaniswari
Nama Panggilan : Risa, Icha
Tempat,Tanggal Lahir: Biak (Papua Barat), 2 Mei 1989
Agama : Katolik
Nama Ayah : Joanes Prabani Setioharnowo
Nama Ibu : Cipriana Lestari Saptarini Nurdibiakti
Status dalam Keluarga: Anak kandung
Jumlah Saudara : 2 orang adik laki-laki
Nama Saudara : Marcelius Patria Prabaniswara dan
Vincentius Dennis Prabaniarga
Riwayat Pendidikan:
Tahun 1992 – 1995 : TK Nuri Manis Nabire
Tahun 1995 – 2001 : SD USABA I (sekarang SD PL Santo Yosef)
Ketapang, Kalimantan Barat
Tahun 2001 – 2004 : SLTP Santo Albertus Ketapang, Kalimantan Barat
Tahun 2004 – 2007 : SMA ditempuh di SMA Santa Maria Yogyakarta
Tahun 2007 : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Kegiatan Akademik:
Tahun 2011 : Asisten Praktikum Botani Dasar
Tahun 2011 : Asisten Praktikum Perbekalan Steril
Kegiatan Kemahasiswaan:
Tahun 2007 : Lomba Mewarnai dan Menggambar yang bekerja sama
dengan Satu Atap untuk menyambut Hardiknas
Tahun 2008 : Panitia Pharmacy Perfomance and Event Cup
Tahun 2010 : Bendahara UKF Basket Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma
142PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI