PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Psikologi/Psikologi/079114072... · HALAMAN...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Psikologi/Psikologi/079114072... · HALAMAN...
i
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA
PADA GURU SLB
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Nama : Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
NIM : 07 9114 072
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA
PADA GURU SLB
Oleh :
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
079114072
Telah disetujui oleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA
PADA GURU SLB
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
NIM : 079114072
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tanggal 16 Agustus 2012
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama Lengkap : Tanda tangan
Pembimbing : Dr. Tjipto Susana, M.Si. __________________
Penguji I : C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. __________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
If you believe, you will receive anything you ask for in prayer
(Matthew 21 : 22)
My chosen ones will long enjoy the work of their hands
They shall not labour in vain
(Isaiah 65 : 22b, 65 : 23a)
There is a time for everything, and a season for every activity under
the heavens
He has made everything beautiful in it’s time
(Ecclesiastes 3 : 1, 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PersembahanPersembahanPersembahanPersembahan
Karya indah saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus sebagai penolong dan juru selamat
Bapak M. Marpaung dan Mama Martha Nanting terkasih
Abang Crist Immanuel Marpaung tercinta
Sahabat dan Kekasih tersayang
Semoga menjadi kado dan bukti yang indah untuk
kalian semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2012
Penulis,
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA
PADA GURU SLB
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru SLB. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan kinerja guru SLB. Subjek pada penelitian ini adalah 37 orang guru sekolah luar biasa (SLB) yang merupakan pegawai negeri sipil. Jenis kelamin yang menjadi subjek penelitian adalah pria dan wanita.Variabel pada penelitian ini adalah kecerdasan emosi sebagai variable bebas dan kinerja sebagai variable tergantung. Data yang diperoleh berasal dari skala kecerdasan emosi yaitu ECI yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation, dan berasal dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Validitas skala ditentukan berdasarkan penilaian ahli. Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Spearman’s Rank. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,212 (p > 0,05) dan dengan taraf signifikan = 0,104 (p > 0,05). Hipotesis pada penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan atau tidak ada korelasi antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Kecerdasan emosi baik tidak membuat kinerja menjadi baik, begitu juga sebaliknya, kecerdasan emosi buruk tidak membuat kinerja menjadi buruk. Kata Kunci : kecerdasan emosi, kinerja, guru SLB,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN THE EMOTION QOUTIENT WITH
PERFORMANCE AMONG TEACHERS OF SCHOOLS FOR THE
DIFFABLE
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
ABSTRACT
This research was aimed at discovering whether there was a correlation between the
emotion quotient and performance among teachers of schools for the diffable. It employed a
correlational quantitative approach. The hypothesis of this research was that there is a positive
correlation between the emotion quotient and performance among teachers of schools for the
diffable.The research subjects were 37 civil-servant teachers of schools for the diffable. They
consisted of both men and women. The research variables were their emotion quotient, as the
independent variable, and their performance, as the dependent variable. The data were obtained
from an emotion quotient scale, namely EC1, which had been adapted from Hay Group,
McClelland Center for Research and Innovation, and also from their Performance
Implementation Evaluation Lists.The research hypothesis was tested using Spearman’s Rank
correlation. The results showed a correlation coefficient of 0.212 (p> 0.05) with a significance
level of 0.104 (p > 0.05). Thus, the research hypothesis was refuted. This means that there is
insignificant correlation or there is no correlation between the emotion quotient and their
performance among teachers of schools for the diffable. A high emotion quotient does not lead
to good performance, and neither does the opposite: a low emotion quotient does not lead to
poor performance.
Keywords :emotion quotient, performance, teachers of schools for the diffable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
Nomor Mahasiswa : 079114072
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Pada Guru SLB”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal :
Yang menyatakan,
(Mega Cristhina Nurhayati Marpaung)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Bapa di surga, Yesus dan
Bunda Maria, atas kasih dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul : “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja
Pada Guru Sekolah Luar Biasa”.
Saya sangat menyadari bahwa ada banyak permasalahan dan kendala yang
muncul pada saat penulisan skripsi ini. Proses pembuatan skripsi ini, dari awal
hingga akhir, telah melibatkan banyak pribadi yang dengan baik dan tangan
terbuka untuk turut membantu saya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
ingin menghaturkan ungkapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan dan
kemudahan dalam mendapatkan perijinan penelitian.
2. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta dengan penuh kesabaran
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi saya.
3. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen penguji I yang turut
membantu saya dalam memberikan masukan.
4. Ibu MM. Nimas Eki S., M.Si., Psi selaku dosen penguji II yang turut
memberikan masukan dan arahan kepada saya untuk proses penyelesaian
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Agung Santoso S.Psi, M.Si yang telah memberikan masukan terkait
dengan penghitungan statistik sehingga dapat mempermudah pengerjaan
skripsi ini.
6. Semua Bapak – Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang tidak dapat saya sebutkan satu - persatu, tetapi telah banyak berbagi dan
mengajarkan banyak hal kepada saya.
7. Bapak M. Marpaung dan Mama Martha Nanting, kedua orang tua saya
tercinta yang telah dengan penuh kasih dan kesabaran untuk menunggu,
mendukung dan mendanai saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
karya ini bias menjadi kado untuk kalian berdua.
8. Abang saya Crist Immanuel Marpaung terkasih yang turut mendoakan dan
mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Kartinah selaku Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta yang
telah memberikan banyak informasi bagi skripsis aya.
10. Bapak Sutrisno selaku Kepala Subbag TU Sekolah Luar Biasa Negeri 1
Yogyakarta yang telah memberikan banyak informasi dan semangat kepada
saya.
11. Bapak dan Ibu guru Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta selaku subjek
pada penelitian saya yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi skala
penelitian.
10. Batara, sahabat sekaligus kekasih saya yang dengan sabar memberikan kasih,
perhatian, sindiran dan tiada henti memotivasi saya untuk segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
menyelesaikan skripsi ini. Thank you for waiting and needing me by your
side, my Láska.
11. Sahabat terbaik sekaligus teman seperjuangans elama saya berada di
Yogyakarta, Dino, Eva, Wening, Petra, Hellen, Wini, Lily dan Cangang yang
tidak hanya membantu namun selalu mendukung dan memberikan motivasi
dengan cara mereka masing-masing selama proses pengerjaan skripsi ini.
12. Abang - abang terkasih yang merangkap sebagai teman sekaligus abang bagi
saya selama berada di Yogyakarta, Mas Iray, Bang Felix, Mas Kara, Mas
Broti, Bang Adip, Bang Aang, Kokoh Marwin, Mas Wiko, dan Mas Unang
yang turut memberikan masukan dan motivasi selama proses pengerjaan
skripsi ini.
13. Sahabat terkasih sekaligus kakak bagi saya selama berada di Yogyakarta,
Mami Nice dan Mba Rani yang juga memberikan saya masukan dan motivasi
demi kelancaran proses pengerjaan skripsi ini.
14. Ledita sebagai sahabat baru di dalam keseharian saya yang juga memberikan
semangat agar saya segera menyelesaikan skripsi ini.
15. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mba
Nanik, Mas Gandung dan Pak Gie yang selalu bersedia direpotin untuk
urusan Proposal, Surat Perizinan, dan Surat Penelitian. Mas Muji dan Mas
Doni atas bantuan ditahap akhir serta selalu tersenyum ramah kepada saya.
16. Teman - teman Psikologi angkatan 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu-
persatu, terima kasih untuk suka duka dan dinamikanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
17. Bagus, Fay, Nita, Bella yang selama belajar bahasa Inggris di Real English
turut mendukung dan menghibur saya.
18. Wiwit dan Echa yang biarpun jauh di Surabaya tapi tetap memberikan
motivasi kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
19. Semua saudara – saudara saya yang sudah memberikan doa, dukungan dan
nasehat kepada saya selama proses mengerjakan skripsi ini.
20. Ibu dan anak - anak Kost Cinta yang juga turut menyemangati saya.
21. Mas dan Mba Psikologi mulai dari angkatan 2003 hingga 2006 yang
mengenal saya, terima kasih juga sudah mau berkenalan dan berdinamika
bersama saya.
22. Sahabat – sahabat semasa SMA, Nana, Monik, Titin, Desi, Uul, Windy,
Mimi, dan Tommy yang menghibur saya walau sekedar melalui sms dan
bbm.
23. Mas dan mba fotokopian yang turut membantu saya dari mulai menjilid,
memfotokopi bahkan mencetak skala penelitian saya.
24. Pihak – pihak terkait lainnya yang mendukung terwujudnya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua orang yang membacanya dan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Yogyakarta, 2012
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... . iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Permasalahan ............................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
A. Kinerja ..................................................................................... 10
1. Pengertian Umum ............................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Indikator Kinerja ............................................................... 13
3. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Guru ................................................................................. 14
B. Sekolah Luar Biasa ................................................................ 15
1. Guru SLB .......................................................................... 15
2. Karakteristik Murid Sekolah Luar Biasa ......................... 20
C. Kecerdasan Emosi .................................................................... 22
1. Pengertian Umum .............................................................. 22
2. Aspek – aspek Kecerdasan Emosi...................................... 25
3. Dinamika Psikologis .......................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 34
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 34
B. Variabel Penelitian .................................................................. 34
C. Definisi Operasional ............................................................... 35
1. Kecerdasan Emosi ................................................................ 35
2. Kinerja .................................................................................. 36
D. Subjek Penelitian .................................................................... 38
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 38
1. Skala Kecerdasan Emosi .................................................... 38
2. Penilaian Kinerja pada Guru SLB ...................................... 40
F. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................... 42
1. Validitas .............................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
2. Reliabilitas ....................................................................... 42
3. Seleksi Aitem ................................................................... 44
4. Metode Analisis Data ....................................................... 45
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 46
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 46
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 47
1. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................. 47
2. Tryout Skala Kecerdasan Emosi ....................................... 49
3. Deskripsi Data Penelitian ................................................. 51
a. Variabel Kecerdasan Emosi.......................................... 52
b. Variabel Kinerja ........................................................... 53
4. Kategorisasi Data Penelitian ............................................. 54
a. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi ......................... 54
b. Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan
(Kinerja) ........................................................................ 55
5. Analisis Data ..................................................................... 57
a. Uji Normalitas .............................................................. 57
b. Uji Linearitas .............................................................. 58
c. Uji Hipotesis ................................................................ 59
C. Pembahasan ............................................................................. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................................................. 69
B. Keterbatasan Peneliti ............................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
C. Saran .......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 72
LAMPIRAN ................................................................................................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala ECI (Emotional Competence Inventory)........... 40
Tabel 2. Model Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS ....... 41
Tabel 3. Distribusi Subjek Penelitian ......................................................... 48
Tabel 4. Hasil Tryout Skala Kecerdasan Emosi ......................................... 51
Tabel 5. Deskripsi Statistik Data Penelitian, Variabel Kecerdasan
Emosi ........................................................................................... 52
Tabel 6. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik, Skala Kecerdasan
Emosi ........................................................................................... 52
Tabel 7. Deskripsi Statistik Data Penelitian, Variabel Kinerja .................. 53
Tabel 8. Uji t Mean Empirikdan Mean Teoritik, Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) ...................................................... 53
Tabel 9. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi ......................................... 55
Tabel 10. Kategorisasi Skor pada Skala Kecerdasan Emosi ........................ 55
Tabel 11. Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan
(Kinerja)....................................................................................... 56
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Kecerdasan Emosi ..................................... 57
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Kinerja ....................................................... 57
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Hubungan Antar Variabel............................ 58
Tabel 15. Uji Hipotesis ................................................................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Skala Penelitian Kecerdasan Emosi ...................................... 78
Lampiran B: Hasil Analisis dan Seleksi Item Kecerdasan Emosi ............... 93
Lampiran C:Hasil Data Deskriptif Skala Kecerdasan Emosi dan Kinerja ... 97
Lampiran D: Hasil Uji t Mean Empirik dan Teoritik .................................. 99
Lampiran E: Hasil Uji Normalitas ............................................................. 101
Lampiran F: Hasil Uji Linearitas ............................................................... 103
Lampiran G: Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 106
Lampiran H: Skor Kinerja Subjek.............................................................. 107
Lampiran I: Surat Ijin Penelitian ................................................................ 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penelitian ini, akan diterangkan
lebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab
terhadap perkembangan mental dan emosional muridnya. Menurut Munandar
(1999) tugas seorang guru adalah merangsang dan membina perkembangan
intelektual, pertumbuhan sikap-sikap dan nilai-nilai dalam diri anak. Di
Indonesia sekolah khusus seringkali disebut dengan Sekolah Luar Biasa
(SLB) walaupun ada juga sekolah-sekolah khusus yang tidak menamakan
dirinya sebagai SLB. Pembentukan Sekolah Luar Biasa memberikan
pelayanan yang lebih baik bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus atau
anak luar biasa (Sunarjo, 2006). Menurut Sabri (2005) guru merupakan
pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Swasti (2009) tentang
Profil Emotional Intelligence Guru SLB di Jakarta yang menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
guru memiliki tuntutan dan tanggung jawab yang tidak mudah atas
pekerjaannya. Hasil wawancara ini juga menunjukkan bahwa guru SLB
memiliki tanggung jawab yang terbilang khusus dikarenakan mereka
memiliki siswa-siswa yang dengan karakteristik khusus, seperti misalnya
ketunaan atau kecacatan yang dimiliki oleh para siswa SLB. Hal ini membuat
para guru SLB harus memiliki kemampuan empati dan perhatian yang lebih
dikarenakan sisawa-siswa SLB memiliki perasaan yang sangat sensitif atas
kekurangan yang ada pada diri mereka.
Kirk (dalam Effendi, 2006) mengatakan bahwa guru SLB merupakan
satu profesi yang mengkhususkan pada upaya penanganan peserta didik yang
memiliki gangguan dan keterbatasan baik secara fisik maupun secara mental.
Siswa-siswa di SLB tergolong dalam anak dengan kebutuhan khusus, dimana
karakteristik anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang menderita
keterbatasan atau gangguan pada perkembangan sensorimotor, kognitif,
kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan
berinteraksi sosial, serta kreativitasnya (Tim Pengembangan Ilmu
Pendidikan, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Swasti (2009) tentang
Profil Emotional Intelligence Guru SLB di Jakarta, didapatkan bahwa
menangani dan mendidik anak-anak yang memiliki kecacatan atau ketunaan
seperti anak-anak yang bersekolah di SLB bukanlah hal yang mudah. Hal
tersebut menjadi salah satu tantangan bagi para guru SLB. Para guru SLB
diharapkan dapat mengerti dan menerima kekurangan yang dimiliki para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siswanya serta dapat menunjukkan rasa kasih sayang dengan tulus, selain itu
penanaman konsep kepada para siswa yang tidak mudah, membutuhkan
upaya dan kesabaran yang lebih dari para guru SLB. Begitu juga dalam hal
membina hubungan dengan para siswanya juga membutuhkan kecakapan
tersendiri. Guru SLB dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat, empati,
serta kesabaran yang lebih dibandingkan guru lainnya. Para guru SLB
diharapkan dapat menghadapi tantangan-tantangan yang ditemui pada
pekerjaannya dengan baik.
Di sebuah SLB Negeri di Yogyakarta, seorang guru yang mengajar di
tingkat sekolah dasar menjabarkan pengalamannya di dalam mendidik
siswanya. Guru ini mengajar di sebuah kelas dengan murid yang menderita
Autis dan ADHD. Beliau mengatakan bahwa mengelola emosi (hati) selalu ia
lakukan hingga pada saat ini, terutama di saat mengajar murid-muridnya yang
berkebutuhan khusus. Beliau mengakui juga bahwa terkadang emosi dari
rumah terbawa ke sekolah, tetapi hal ini dapat diatasi karena guru ini segera
sadar bahwa ia sedang berada di sekolah dan berusaha untuk
mengendalikannya (Salah satu pengajar di SLB Negeri Yogyakarta,
wawancara, 10 September 2011).
Guru merupakan sosok panutan bagi para siswanya, terutama bagi
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Profesi guru tidak hanya
memerlukan kecerdasan intelektual saja namun juga sangat penting memiliki
kecerdasan emosi yang baik untuk dapat mengelola berbagai tuntutan dan
tekanan yang mereka hadapi. Supardono dan Widyatmoko (2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menyatakan bahwa sangat penting bagi guru untuk dapat mengelola emosi
mereka dengan baik. Hal tersebut didukung oleh Surya dan Natawidjaja
(dalam Usman, 1995) yang mengatakan bahwa guru juga berfungsi sebagai
petugas kesehatan mental, dimana para guru bertanggung jawab untuk
membina kesehatan mental para siswanya.
Sekarang ini kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya penentu
kesuksesan bagi seseorang. Kecerdasan intelektual tidak lagi dilihat sebagai
satu-satunya faktor kesuksesan bagi seseorang (Patton, 2000). Meskipun
kecerdasan intelektual penting tetapi bagaimana seseorang
mengimplementasikan pemikiran kognitifnya itu di lapangan sosial,
dibutuhkan kecerdasan emosi (Turmudhi, 2003). Kecerdasan emosi tersebut
telah dikembangkan oleh beberapa tokoh terkenal. Salovey dan Mayer
sebagai pencipta istilah kecerdasan emosi mengatakan arti kecerdasan emosi
itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengenali apa yang
dirasakan, kemampuan untuk dapat menggunakan perasaan untuk
mengoptimalkan pemikirannya, serta kemampuan untuk dapat
mengendalikan perasaannya sehingga dapat membantu perkembangan emosi
dan intelektual (Stein&Book, 2000). Goleman (1995) mengatakan bahwa
kecerdasan emosi adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan
emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.
BarOn juga memiliki definisi sendiri mengenai kecerdasan emosi,
yaitu “an array of non-cognitive capabilities, competencies, and skills that
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
influence one’s ability to succeed with coping with environmental demands
and pressures” (dalam Schulze&Roberts, 2005, h.40). Menurut BarOn,
kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan dan kompetensi pada diri
manusia yang dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan seseorang.
BarOn (2004) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi penting untuk
berbagai profesi. Baik profesi dari bidang pendidikan, kesehatan, bahkan
organisasi. Peran kecerdasan emosi dalam menentukan keberhasilan
seseorang lebih besar dibandingkan peran kecerdasan intelektual, sekalipun
keduanya tidak dapat menggantikan peran satu sama lainnya. Hal tersebut
didukung Goleman (1995) yang menyatakan bahwa pengaruh kecerdasan
emosi sangat besar dalam mencapai kesuksesan, sebesar 80%-90% jika
dibandingkan pengaruh kecerdasan intelektual. Nikolaou dan Tsaousis
(dalam King&Gardner, 2006) mengatakan bahwa individu yang memiliki
kecerdasan emosi yang tinggi dapat menghadapi tantangan yang ada dan
memiliki kontrol diri yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang
memiliki kecerdasan emosi yang rendah.
Salah satu profesi dimana kecerdasan emosi berperan penting di
dalamnya adalah guru. Kecerdasan emosi juga harus dimiliki oleh guru
sebagai pendidik (Dameria, 2005). Kecerdasan emosi juga merupakan salah
satu aspek pelengkap yang penting bagi profesi guru SLB agar dapat
menjadikan diri mereka sendiri menjadi lebih baik sehingga nantinya akan
memberikan yang terbaik juga bagi para siswa SLBnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Seorang guru memerlukan mental yang sehat untuk dapat membimbing dan
mendidik para siswanya, terutama bagi para siswa SLB yang cenderung
sangat sensitif perasaannya. Selain itu, didalam menjalankan profesinya dan
meraih prestasi kerja seorang guru juga diharapkan memiliki kecerdasan
emosi yang baik. Kecerdasan emosi yang baik dapat menjadikan mental
seseorang menjadi lebih sehat sehingga dapat merasa lebih bahagia dan lebih
optimis dalam memandang hidup. Goleman (dalam Kosim, 2007)
mengemukakan bahwa kecerdasan emosi menentukan posisi seseorang dalam
mempelajari keterampilan - keterampilan praktis yang didasarkan pada lima
unsurnya yaitu: kesadaran diri, motivasi diri, pengendalian diri, empati, dan
keterampilan dalam membina hubungan. Kecerdasan emosi itu juga menjadi
salah satu hal penting bagi individu karena individu dapat menggunakan
perasaannya secara optimal guna mengenali dirinya sendiri dan lingkungan
sekitarnya, termasuk juga berempati (Goleman, 1998).
Kecerdasan emosi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja guru di sekolah (Kosim, 2007). Menurut Kosim (2007), kinerja guru
adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
yang bermutu. Aspek dari keberhasilan guru tersebut meliputi kesetiaan dan
komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan
metode, menguasai bahan pelajaran dan menggunakan sumber belajar,
bertanggung jawab memantau hasil belajar mengajar, kedisiplinan dalam
mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran,
melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan motivasi, kepribadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, mampu berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan pemahaman dalam
administrasi pengajaran.
Dalam dunia pendidikan kinerja guru atau prestasi kerja (performance)
merupakan hasil yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan
waktu di dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kosim (2007) juga
mengatakan bahwa kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan
unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas
mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan
dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan
pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang
menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam
membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.
Disamping itu, peneliti berhasil menemukan beberapa referensi
penelitian, seperti misalnya Hubungan antara kecerdasan emosi dengan
kecenderungan problem focused coping pada sales oleh Arbadiati dan
Kurniati (tahun 2007), Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
kinerja guru SDIT NUR FATAHILLAH Pondok Benda Buaran Serpong oleh
Kosim (tahun 2007), Keterampilan pengelolaan kelas dilihat dari jenis
kelamin dan kecerdasan emosi guru sekolah luar biasa oleh Rachman dan
Tjalla (tahun 2008), dan Hubungan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja
dan komitmen terhadap organisasi oleh Adey dan Bahari (tahun 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kosim (tahun 2007) mengenai
Hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja guru SDIT NUR
FATAHILLAH Pondok Benda Buaran Serpong memiliki beberapa
perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian
yang dilakukan oleh Kosim (2007) menggunakan kuesioner dalam bentuk
skala likert dan observasi atau pengamatan, sedangkan peneliti akan
menggunakan skala kecerdasan emosi Goleman dan menggunakan skor yang
terdapat didalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai
Negeri Sipil. Selain itu, perbedaan yang didapat adalah populasi dalam
penelitian Kosim (2007) adalah seluruh guru SDIT Nur Fatahillah Pondok
Benda Buaran Serpong Kosim, sedangkan populasi pada penelitian ini adalah
guru-guru SLB yang ada di Jogjakarta. Hasil yang didapat dari penelitian
Kosim (2007) yaitu kecerdasan emosi guru mempunyai pengaruh yang cukup
besar (sebesar 45,5%) pada kinerja guru, walaupun selain faktor kecerdasan
emosi masih ada faktor lain yang turut mempengaruhi kinerja guru seperti
pendidikan, pelatihan, pengalaman, maupun yang lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini layak untuk diteliti karena
sedikitnya referensi yang ditemui oleh peneliti, khususnya mengenai
hubungan antara kecerdasan emosi yang dimiliki oleh guru sekolah luar biasa
dengan kinerjanya. Peneliti memilih meneliti hubungan antara kecerdasan
emosi yang dimiliki oleh guru dengan kinerjanya di sekolah luar biasa ini
dikarenakan kecerdasan emosi sangat diperlukan didalam menjalankan
profesi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru
SLB?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosi dengan kinerja pada guru SLB.
D. Manfaat Penelitian
Dapat memberikan gambaran mengenai kecerdasan emosi dengan
kinerja pada guru SLB sehingga dapat menjadi masukan bagi sekolah pada
umumnya, serta guru pada khususnya agar dapat mempertahankan atau
meningkatkan kecerdasan emosi dalam kegiatan mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan
kecerdasan emosi dan prestasi mengajar guru SLB. Kemudian dipaparkan juga
beberapa teori untuk menunjukkan hubungan antara keduanya.
A. Kinerja
1. Pengertian Umum
Kinerja merupakan terjemahan dari istilah Inggris performance
yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, atau hasil kerja/unjuk
kerja/penampilan kerja. Simamora (1998:23) memandang kinerja sebagai
tingkat terhadap dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan
pekerjaan. Mangkunegara (2000) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Sedangkan menurut Gibson, Cevich, dan Donelly (1993) bahwa
kinerja sebagai prestasi kerja dari perilaku. Prestasi kerja ini ditentukan
oleh kemampuan bekerja, baik terhadap cakupan kerja maupun kualitas
kerja secara menyeluruh.
Menurut Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2011, prestasi kerja
adalah prestasi akademik dan atau non akademik yang pernah diraih guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
atau pembimbingan yang dilakukan guru dan mendapatkan
penghargaan baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional. Di samping itu, prestasi kerja termasuk kinerja guru
didalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Menurut Kastartini (1971), prestasi kerja adalah kesanggupan
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan,
bermutu dan tepat mengenai sasarannya. Untuk menilai mutu tidaknya
suatu hasil pekerjaan dapat dilihat dari jumlah kekurangan kesalahan dari
hasil kerja. Hasibuan (2001) mengungkapkan prestasi kerja adalah suatu
hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan
serta waktu.
Sementara itu Cooper yang dikutip oleh Samsudin (2005)
mendefinisikan prestasi kerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat
dicapai oleh seseorang anggota atau divisi dengan menggunakan
kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Anwar (1984)
mengungkapkan prestasi kerja merupakan berapa besar dan berapa jauh
tugas-tugas yang telah dijabarkan dapat diwujudkan yang menggambarkan
pola perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki.
Prestasi ini juga diatur didalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. Undang-undang
ini berisi perihal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Pada pasal 1, yaitu pada ayat 1 yang menyebutkan “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
b. Pada pasal 1, yaitu ayat ke 2 yang menyebutkan “Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.”
c. Pada pasal 1, yaitu ayat ke 11 yang menyebutkan “Sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.”
d. Pada pasal 1, yaitu ayat ke 12 yang menyebutkan “Sertifikat pendidik
adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru
dan dosen sebagai tenaga profesional. “
Sementara itu Syadam (1996) mengemukakan prestasi kerja
dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan
lingkungan kerjanya sendiri.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi atau hasil kerja yang dicapai
seseorang dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sanggup
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mampu berkomunikasi secara efektif, menjadi teladan, serta
meningkatkan kapasitas dirinya dalam hal pemenuhan tuntutan profesinya.
2. Indikator Kinerja
Menurut PP nomor 10 tahun 1979 tentang Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, standar yang
digunakan untuk mengukur kinerja seorang pegawai negeri sipil adalah :
− Kesetiaan, mengundang muatan kesetiaan, ketaatan dan pengabdian
kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah.
− Prestasi kerja, adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
− Tanggung jawab, adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-
baiknya dan tepat waktunya serta berani memikul resiko atas
keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
− Ketaatan, adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan
oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan tidak melanggar
larangan yang ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
− Kejujuran, adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan
wewenang yang diberikan kepadanya.
− Kerjasama, adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk
bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa
menunggu perintah dari atasan.
− Prakarsa, adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil
keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah
dari atasan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Simanjuntak yang dikutip oleh Sedarmayati (2001)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap
kinerja adalah sebagai berikut: pendidikan dan latihan, keterampilan,
disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi, gaji dan kesehatan, tingkat
penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan
individual, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi
dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan.
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi prestasi kerja timbul dari
faktor internal dan eksternal. Faktor internal muncul dari dalam diri guru
sendiri seperti bakat, pengetahuan dan motivasi. sedangkan faktor eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
muncul dari luar diri guru misalnya lingkungan kerja. Menurut
Keith Davis yang dikutip oleh Mangkunegara (2001:67) faktor yang
menentukan prestasi kerja adalah :
a. Kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (knowledge skill)
b. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi
situasi kerja.
B. Sekolah Luar Biasa
1. Guru SLB
Menurut Ineupuspita (2008) guru SLB adalah orang yang
bertanggung jawab dalam pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
di sekolah. Selain itu, didalam Ineupuspita (2008) guru SLB berdasarkan PP
RI No. 72 tahun 1991 adalah: “Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan
luar biasa merupakan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi khusus
sebagai guru pada satuan pendidikan luar biasa”.
Guru SLB juga dituntut untuk memiliki kesabaran yang tinggi,
kesehatan fisik dan mental yang baik dalam bekerja karena mereka
melakukan tugas fungsional yaitu mengajar satu per satu siswanya dengan
penuh kesabaran, melakukan tugas administrasi seperti membuat rapor, dan
tugas struktural dalam organisasi sekolah (Hariyanti, 2004).
Selain itu, guru SLB dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti
harus mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khusus, kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ketersediaan sumber daya guru SLB, rendahnya insentif yang
mereka terima, kurangnya perhatian pemerintah terhadap Sekolah Luar
Biasa (Supriadi, 2003). Guru memiliki kemampuan professional untuk
melaksanakan tugasnya. Kemampuan profesional pada Guru SLB (dalam
Hidayat, 1996) tersebut adalah :
- Menguasai mata pelajaran dalam kurikulum Pendidikan Luar Biasa
(PLB).
- Mampu mengajarkan mata pelajaran kepada Anak Luar Biasa (ALB).
- Mampu merencanakan, mengelola, mengevaluasi, dan membangun
program-program belajar mengajar di PLB.
- Mampu melaksanakan dan mengelola administrasi dan supervisi di bidang
PLB.
- Mampu melakukan layanan pendidikan dan rehabilitasi kepada anak
berkelainan pada satuan PLB, serta lembaga-lembaga lain, maupun dalam
masyarakat.
- Mampu melakukan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang PLB.
Didalam melaksanakan tugasnya di sekolah luar biasa, para guru
memiliki beban dan tanggung jawab. Terdapat perbedaan diantara beban dan
tanggung jawab yang dimiliki oleh guru sekolah luar biasa dengan guru di
sekolah pada umumnya. Hal ini dapat menyebabkan stres pada guru
sekolah luar biasa (Effendi, 2006), antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
- Pengaruh shift pekerjaan
Di beberapa sekolah-sekolah luar biasa, jumlah antara siswa yang ada
tidak berimbang dengan jumlah sarana dan prasarana yang ada di
sekolah tersebut. Baik dari staf pengajar, maupun fasilitas-fasilitas lain
guna mendukung proses pendidikan. Bagi sekolah yang memiliki
kelebihan jumlah siswa, terpaksa pihak pengelola sekolah harus
membagi waktu belajar menjadi beberapa shift. Guru seringkali
diharuskan menjalani shift ganda. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan yang diberikan kepada siswa, terlebih jika di luar sekolah
para guru masih memiliki tugas tambahan.
- Optimalisasi pemanfaatan kemampuan
Didalam hal menyampaikan materi-materi pada murid di sekolah luar
biasa bukanlah suatu hal yang mudah dikarenakan adanya keterbatasan
pada diri murid tersebut. Bahkan seringkali penyampaian materi-materi
pelajaran tidak dapat diterima secara optimal oleh para murid dikelas.
Hal tersebut dapat menimbulkan, keputusasaan, kebosanan, dan
kejenuhan bagi para guru SLB jika mereka tidak dapat menjaga sinergi
yang dimiliki.
- Kelebihan beban kerja
Sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh para siswanya, guru
SLB dituntut tidak hanya mampu mengajar sejumlah pengetahuan dan
keterampilan namun juga sesekali harus mampu bertindak atau berperan
seperti paramedis, terapis, konselor, serta administrator. Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
paramedis, para guru diharapkan dapat mengetahui perkembangan
fisiologis para siswanya. Sebagai terapis, para guru harus senantiasa siap
untuk melakukan kegiatan yang memiliki unsur-unsur terapi seperti
play therapy, speech therapy, occupational therapy, physiotherapy, dan
lain- lainnya, baik pada waktu mengajar maupun di luar waktu
mengajar. Sebagai konselor, para guru diharapkan dapat terus
memberikan dorongan positif kepada para siswanya untuk terus
belajar dan agar para siswa dapat menerima keadaan diri mereka. Tidak
hanya kepada para siswa, tetapi juga memberikan pengertian kepada
para orangtua murid, serta masyarakat mengenai kekurangan yang
dimiliki para siswanya. Lalu sebagai administrator, para guru
diharuskan memberikan laporan tertulis kepada pimpinannya
mengenai program kerja dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan.
Tanggung jawab yang telah dipaparkan tadi dapat menjadi menjadi
beban kerja yang berlebih bagi para guru SLB.
- Konflik peranan
Guru SLB tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan didalam hal
mengajar, tetapi juga memiliki pengetahuan sebagai konselor,
paramedis, terapis, serta administrator. Hal tersebut dapat menimbulkan
konflik peran bagi para guru tersebut. Peran dan tanggung jawab
pekerjaan yang dimiliki oleh para guru SLB atas multiperan yang kurang
jelas seringkali menimbulkan stres (Sutherland&Cooper, 1990; Smet,
1994, dalam Effendi, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
- Ketimpangan dalam pengupahan
Sebagian besar dari guru-guru SLB adalah pegawai negeri sipil yang
diangkat oleh pemerintah. Upah atau gaji yang mereka dirasa masih
kurang sepadan dengan pengorbanan dan tanggung jawab yang
mereka emban. Sebagai guru SLB, beban yang dipikul lebih berat
dibandingkan dengan beban pekerjaan yang harus dipikul oleh guru
sekolah biasa, baik beban fisik, mental, maupun moral. Besarnya upah
atau gaji yang tidak seberapa yang diterima oleh para guru SLB seolah
membuat kurangnya pengakuan terhadap kerja keras mereka. Sarafino
(1990) mengatakan bahwa kurangnya pengakuan terhadap prestasi
kerja dapat menjadikan seseorang memiliki stres (dalam Effendi, 1996).
- Status profesi
Profesi guru sekolah luar biasa bukanlah profesi yang mudah untuk
dijalankan. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal seperti beban kerja
yang seringkali melebihi tugas guru pada umumnya, gaji atau upah
yang diterima masih dapat dikatakan belum sepadan dengan tanggung
jawab mereka, persiapan mental yang lebih harus diperhatikan
dibandingkan guru pada umumnya, penghargaan yang masih rendah
bagi para guru SLB karena masih banyak masyarakat beranggapan
bahwa profesi sebagai guru SLB bukanlah profesi yang dapat
dibanggakan.
- Perangkat atau fasilitas pendidikan
Memberikan pengajaran kepada para siswa yang memiliki kecacatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bukanlah hal yang mudah dan praktis, tetapi memerlukan perangkat-
perangkat lain untuk membantu proses belajar mengajar menjadi lebih
optimal. Tidak semua sekolah mampu untuk mengadakan alat bantu
tersebut, jika memang sekolah tidak mampu maka para guru yang
harus turun tangan untuk mengusahakannya. Untuk itu, para guru SLB
diharapkan dapat kreatif untuk mengusahakan perangkat khusus yang
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.
2. Karateristik Murid Sekolah Luar Biasa
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk
menggantikan kata ”Anak Luar Biasa” (ALB) yang menandakan adanya
kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang
berbeda antara satu dan lainnya (Delphie, 2006:1). Di Indonesia, anak
berkebutuhan khusus yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah
diberikan layanan antara lain sebagai berikut;
- Anak yang mengalami hambatan penglihatan (tunanetra), khususnya anak
buta (totally blind), tidak dapat menggunakan indera penglihatannya
untuk mengikuti segala kegiatan belajar maupun kehidupan sehari-hari.
- Anak dengan hambatan pendengaran dan bicara (tunarungu wicara), pada
umumnya mereka mempunyai hambatan pendengaran dan kesulitan
melakukan komunikasi secara lisan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
- Anak dengan hambatan perkembangan kemampuan (tunagrahita),
memiliki problema belajar yang disebabkan adanya hambatan
perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial, dan fisik.
- Anak dengan hambatan kondisi fisik atau motorik (tuna daksa). Anak -
anak tersebut digolongkan sebagai anak yang membutuhkan layanan
khusus pada gerak anggota tubuhnya.
- Anak dengan hambatan perilaku maladjustment atau sering disebut
dengan tuna laras. Karakteristik yang menonjol adalah sering membuat
keonaran secara berlebihan, dan bertendensi ke arah perilaku kriminal.
- Anak dengan hambatan autism (autistic children). Anak autistik
mempunyai ketidakmampuan bahasa. Anak autistik mempunyai
kehidupan sosial yang aneh dan terlihat seperti orang yang selalu sakit,
tidak suka bergaul, dan terisolasi dari lingkungan hidupnya.
- Anak dengan hambatan hiperaktif (attention deficit disorder with
hyperactive). Hiperaktif bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala.
Cirinya adalah tidak mau diam, suka mengganggu teman, sulit
berkonsentrasi, bermasalah dalam belajar, dan kurang atensi terhadap
pelajaran.
- Anak dengan hambatan belajar (learning disability atau specific
learning disability). Istilah ini ditujukan pada siswa yang mempunyai
prestasi rendah dalam bidang akademik tertentu, seperti membaca,
menulis, dan kemampuan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
- Anak dengan hambatan kelainan perkembangan ganda (multihandicapped
and developmentally disabled children). Mereka sering disebut dengan
istilah tunaganda yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup
hambatan-hambatan perkembangan neurologis (Tarmansyah, 1996).
Adapun satuan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terdiri
dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, SMLB (Mangunsong, 1998).
Jenis pendidikan Luar Biasa tersebut meliputi: SLB-A bagi peserta didik
Tunanetra, SLB-B bagi peserta didik Tunarungu, SLB-C bagi peserta didik
Tunagrahita, SLB-D bagi peserta didik Tunadaksa, SLB-E bagi peserta didik
Tuna Laras, dan SLB-G bagi peserta didik Tuna Ganda. Disamping itu, pada
saat ini telah berkembang pula sekolah untuk anak autis (Supriadi, 2003).
C. Kecerdasan Emosi
1. Pengertian Umum
Goleman (1995) mengatakan bahwa EI adalah kemampuan lebih
yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam
menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta
mengatur keadaan jiwa. Goleman (dalam Nggermanto, 2002) juga
mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sedangkan, Patton (1998) mendefinisikan kecerdasan emosi
sebagai kemampuan menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai
tujuan, membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan di
tempat kerja.
Gardner (Goleman, 1999) memberikan pengertian tentang
kecerdasan emosi sebagai kemampuan yang bersifat pribadi yang meliputi
kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi. Kecerdasan
antarpribadi adalah kemampuan memahami orang lain, apa yang memotivasi
mereka, bagaimana mereka bekerja dan bagaimana bekerja sama dengan
mereka. Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan korelatif yang terarah
ke diri sendiri. Kemampuan intrapribadi tersebut adalah kemampuan untuk
membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri
sendiri serta kemampuan untuk menggunakan model tadi sebagai alat untuk
menempuh kehidupan yang efektif.
Salovey dan Mayer (dalam Stein&Book, 2000) sebagai pencipta
istilah kecerdasan emosi (EI) mengatakan arti dari kecerdasan emosi itu
sendiri adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengenali apa yang
dirasakan, kemampuan untuk dapat menggunakan perasaan untuk
mengoptimalkan pemikirannya, serta kemampuan untuk dapat
mengendalikan perasaannya sehingga dapat membantu perkembangan emosi
dan intelektual. Selain itu, Salovey dan Mayer (dalam Goleman 2001) juga
mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan
mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan
tindakan.
Cooper dan Sawaf (Tedja, 2003) kecerdasan emosi adalah
kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.
Howes dan Herald (Tedja, 2003) juga pada intinya menjelaskan, kecerdasan
emosi merupakan kemampuan dalam diri seseorang yang membuat orang
tersebut menjadi pintar menggunakan emosi. Sedangkan menurut BarOn, EI
adalah suatu kemampuan dan kompetensi pada diri manusia yang dapat
memberikan pengaruh terhadap kesuksesan seseorang. BarOn (2004)
mengemukakan bahwa EI penting untuk berbagai profesi. Baik profesi dari
bidang pendidikan, kesehatan, bahkan organisasi.
Senada dengan Daniel Goleman, dalam Emotional Competence
Inventory dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation
(2005) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk
mengenali perasaan diri sendiri, memotivasi diri sendiri dan mengelola
emosi secara efektif dalam diri sendiri.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang, yang terdiri dari kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan
intrapribadi yang digunakan untuk mengelola emosinya, menggunakan
perasaan untuk mengoptimalkan pemikirannya, memotivasi diri sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
serta kemampuan untuk dapat mengendalikan perasaannya
sehingga dapat mencapai tujuan.
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi
Senada dengan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Goleman,
dalam Emotional Competence Inventory (2005) kecerdasan emosi dibagi
menjadi empat kluster dengan delapan belas kompetensi seperti yang
dipaparkan berikut ini:
- Kesadaran diri merupakan kemampuan untuk mengetahui keadaan,
prefensi, sumber daya, dan intuisi diri sendiri. Kluster kesadaran diri
terbagi dalam tiga kompetensi, yaitu:
a. Kesadaran emosi: Mengenali emosi diri sendiri dan efeknya.
b. Penilaian diri secara teliti: Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri.
c. Percaya diri: Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.
- Pengaturan diri merupakan kemampuan untuk mengelola keadaan,
impuls, dan sumber daya yang ada dalam diri. Dalam kluster ini terdapat
enam kompetensi, sebagai berikut:
a. Kendali diri emosi: Mengelola emosi dari impuls yang merusak.
b. Sifat dapat dipercaya (transparan): Memelihara integritas, berperilaku
sesuai dengan nilai pada diri sendiri.
c. Adaptabilitas: Keluwesan dalam menghadapi perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Dorongan berprestasi: Dorongan untuk menjadi lebih baik atau
memenuhi standar keberhasilan.
e. Inisiatif: Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
f. Optimisme: Kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada
halangan dan kegagalan.
- Kesadaran sosial merupakan bagaimana seseorang menangani hubungan
dan kesadaran perasaan orang lain, kebutuhan, dan perhatian. Dalam
kluster ini terdapat tiga kompetensi, sebagai berikut:
a. Empati: Mengindra perasaan dan perspektif orang lain, dan
menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
b. Kesadaran politis: Mampu membaca arus-arus emosi sebuah
kelompok.
c. Orientasi membantu orang lain: Mengantisipasi, mengenali, dan
berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.
- Pengaturan hubungan menyangkut dengan keterampilan atau kecakapan
seseorang dalam menanggapi respon yang diinginkan orang lain. Dalam
kluster pengaturan hubungan terdapat enam kompetensi, yaitu:
a. Mengembangkan orang lain: Merasakan kebutuhan perkembangan
orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.
b. Kepemimpinan yang inspiratif: Membangkitkan inspirasi dan
memandu kelompok dan orang lain.
c. Katalisator perubahan: Memulai dan mengelola perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Pengaruh: Memiliki taktik untuk melakukan persuasi.
e. Manajemen konflik: Negosiasi dan pemecahan silang pendapat.
f. Kolaborasi dan kooperasi: Kerja sama dengan orang lain demi tujuan
bersama menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan
tujuan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Bagan Dinamika Psikologis
SLB
Tuntutan atau
beban
Guru SLB
Kecerdasan
emosi guru
yang baik
Kecerdasan
emosi guru
yang buruk
Kesadaran diri,
pengaturan diri,
kesadaran sosial
dan pengaturan
Kesadaran diri,
pengaturan diri,
kesadaran sosial
dan pengaturan
Kinerja guru
yang baik
Kinerja guru
yang buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Dinamika Psikologis
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah khusus bagi anak usia
sekolah yang memiliki ”kebutuhan khusus” (Supriadi 2003). Menurut
Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1993, Lembaga
pendidikan SLB adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membantu
peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental, perilaku dan
sosial agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan
lanjutan. Satuan SLB disebut juga sistem segregasi yaitu sekolah yang
dikelola berdasarkan jenis ketunaan namun terdiri dari beberapa jenjang.
Tenaga kerja atau guru yang bekerja di sekolah khusus ini dituntut
untuk memiliki kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik dan mental yang baik
dalam bekerja karena mereka melakukan tugas fungsional yaitu mengajar
satu per satu siswanya dengan penuh kesabaran, melakukan tugas
administrasi seperti membuat rapor, dan tugas struktural dalam organisasi
sekolah (Hariyanti, 2004). Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti
pada saat di dalam ruang kelas, guru mengajar satu per satu muridnya
tentang materi yang sudah dipersiapkan. Hal ini juga dikarenakan jumlah
murid yang sedikit pada setiap ruang kelasnya. Disisi lain, guru SLB di
hadapkan pada berbagai tantangan, seperti harus mengajar siswa yang
memiliki kebutuhan khusus, kurangnya ketersediaan sumber daya guru SLB,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
rendahnya insentif yang mereka terima, kurangnya perhatian pemerintah
terhadap Sekolah Luar Biasa (Supriadi, 2003). Selain itu, di dalam sekolah
luar biasa juga terdapat murid SLB yang memiliki karakteristik yang
berbeda pula dengan murid-murid disekolah regular. Anak – anak yang
bersekolah di SLB adalah anak berkebutuhan khusus yang mempunyai
karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya (Delphie, 2006).
Dengan berbagai karakteristik dan tuntutan tersebut, muncul
stressor tersendiri. Stresor tersebut (Effendi, 2006) berupa pengaruh shift
pekerjaan, optimalisasi pemanfaatan kemampuan, kelebihan beban kerja,
konflik peranan, ketimpangan dalam pengupahan, status profesi dan
perangkat atau fasilitas pendidikan. Profesi guru Sekolah Luar Biasa juga
memiliki beban dan tanggung jawab yang tidak sedikit. Beban dan tanggung
jawab yang mereka miliki sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka.
Beban atau tuntutan tersebut berupa empati dan perhatian lebih terhadap anak
didiknya, kecakapan dalam berkomunikasi, penanaman konsep yang
berulang dan hasil yang minim, multiperan pada saat dibutuhkan (sebagai
konselor, paramedis, terapis, dll), dan perasaan kurang senang menjadi guru
SLB.
Stres kerja (Siahaan, 2004) dapat mengganggu kesehatan tenaga
kerja, baik fisik maupun emosional. Hal ini didukung juga oleh Sulliyan dan
Bhagat (1992) dalam studi mereka mengenai stres kerja (yang diukur dengan
role ambiguity, role conflict, dan role overload) dan kinerja, pada umumnya
ditemukan bahwa stres kerja berhubungan secara negatif dengan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Stres mempunyai posisi yang penting dalam kaitannya dengan produktivitas
sumber daya manusia, dana, dan materi. Selain dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang ada dalam diri individu, stres juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari organisasi dan lingkungan (Siahaan, 2004).
Masalah stres kerja (Hidayati, Puranto, & Yuwono, 2008) di dalam
organisasi menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya
tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Setiap tenaga kerja bekerja sesuai
dengan perannya dalam organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai
kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang
ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya. Namun demikian,
tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa
menimbulkan masalah. Kurang baik berfungsinya peran, yang merupakan
pembangkit stress yaitu meliputi konflik peran dan ketaksaan peran (role
ambiguity).
Menurut Cooper dan Sawaf (1999), berbagai penelitian
membuktikan bahwa kecerdasan emosi menyumbang persentase yang lebih
besar dalam kemajuan dan keberhasilan masa depan seseorang,
dibandingkan dengan kecerdasan intelektual yang biasanya diukur dengan
Intelligent Quotient (IQ). Penelitian yang dilakukan oleh Yen,
Tjahjoanggoro, dan Atmadji (2003) tentang hubungan kecerdasan emosi
dengan prestasi kerja Multi Level Marketing, menghasilkan kesimpulan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan
prestasi kerja Multi Level Marketing. Artinya, semakin tinggi kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
emosi, maka semakin tinggi prestasi kerja distributor tersebut dan
sebaliknya. Disisi lain, Shapiro (1997) mengungkapkan bahwa kecerdasan
emosi akan mempengaruhi perilaku tiap individu dalam mengatasi
permasalahan yang muncul pada diri sendiri termasuk dalam permasalahan
kerja. Kecerdasan emosi lebih memungkinkan seorang karyawan mencapai
tujuannya. Kesadaran diri, penguasaan diri, empati dan kemampuan sosial
yang baik merupakan kemampuan yang sangat mendukung karyawan di
dalam pekerjaannya yang penuh tantangan serta persaingan diantara rekan
kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosi sangat dibutuhkan
oleh setiap karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Adanya kecerdasan
emosi yang tinggi, individu akan memiliki kestabilan emosi. Kestabilan
merupakan kemampuan individu dalam memberikan respon yang
memuaskan dan kemampuan dalam mengendalikan emosinya sehingga
mencapai suatu kematangan perilaku (Hidayati, Puranto & Yuwono, 2008).
Rosidah (2003) dalam temuannya yang menunjukkan ada korelasi
negatif antara stres kerja dengan kinerja pada karyawan, yang berarti
semakin tinggi stres kerja maka akan semakin rendah kinerja karyawan. Hal
ini didukung oleh hasil penelitian Adi (2000) yang dipublikasikan dalam
jurnalnya yang menunjukkan bahwa stres kerja yang sangat tinggi dapat
berakibat negatif terhadap kinerja. Hal ini membuat seorang guru SLB
membutuhkan kecerdasan emosi yang baik dalam bekerja. Patton (1998)
mengemukakan manfaat kecerdasan emosi di tempat kerja, yaitu : seseorang
dapat berkerja lebih baik dari pekerja lain, menjadi anggota kelompok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
baik, merasa percaya diri dan diberdayakan untuk mencapai tujuan,
menangani masalah dengan efektif, memberikan pelayanan dengan lebih
baik, dan memimpin dan mengelola pekerja dengan falsafah hati dan kepala.
Ketika kecerdasan emosi dikaitkan dengan kinerja, maka guru
dengan kinerja tinggi akan lebih mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga kinerjanya akan meningkat.
Kinerja kerja yang baik akan menghasilkan prestasi kerja. Hal ini membuat
seorang guru yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka ia
mempunyai kinerja yang tinggi pula. Sedangkan seorang guru yang
mempunyai kecerdasan emosi yang rendah maka dalam kinerjanya akan
rendah pula.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori mengenai kecerdasan emosi dan prestasi
mengajar, maka penelitian ini mengajukan hipotesis “Terdapat Hubungan yang
Positif antara Kecerdasan emosi dengan Kinerja Guru SLB”. Semakin baik
kecerdasan emosinya, semakin tinggi pula prestasi mengajar pada guru SLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas metode penelitian yang akan digunakan pada
penelitian ini. Hal-hal yang yang akan dijabarkan dalam bab ini antara lain jenis
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen dan
teknik pengumpulan data, serta metode analisis data yang akan dipakai pada
penelitian ini.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional.
Menurut Sukmadinata (2007), penelitian korelasional adalah penelitian
empirik yang sistematis, untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan
variabel lain. Studi korelasional ini bertujuan mencari hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini termasuk kategori penelitian
korelasi maka variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua macam,
yaitu variabel X dan variabel Y. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui
apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada guru
sekolah luar biasa (SLB).
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
tergantung. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Idrus, 2009). Variabel bebas pada
penelitian ini adalah kecerdasan emosi. Sementara variabel tergantung
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Idrus, 2009). Variabel tergantung pada penelitian ini adalah
kinerja pada guru yang berbentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3).
C. Definisi Operasional
1. Kecerdasan Emosi
Senada dengan Daniel Goleman, dalam Emotional Competence
Inventory dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation
(2005) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk
mengenali perasaan diri sendiri, memotivasi diri sendiri dan mengelola
emosi secara efektif dalam diri sendiri.
Pada penelitian ini, skala yang digunakan untuk mengukur
kecerdasan emosi adalah terfokus pada empat kluster dan delapan belas
kompetensi yang dipaparkan oleh Emotional Competence Inventory, hal ini
dikarenakan ECI (Emotional Competence Inventory) sudah teruji dan
banyak digunakan di berbagai Negara. Selain itu, ECI ini memiliki
persamaan dengan ke 5 aspek yang dipaparkan oleh Goleman, yaitu
kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, pengaturan hubungan.
ECI di dalam penelitian menunjukkan konstruk validitas yang bagus. ECI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
juga sudah banyak digunakan di banyak Negara dengan jumlah sampel
lebih dari 10.000.
Untuk melihat kecerdasan emosinya, subjek diminta untuk mengisi
skala ECI dengan indikator berupa kesadaran diri, pengaturan diri,
kesadaran sosial, pengaturan hubungan. Tingkat kecerdasan emosi dilihat
dari besarnya skor yang diperoleh pada skala ECI. Semakin tinggi skor
yang diperoleh, semakin tinggi pula kecerdasan emosinya. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin
rendah pula kecerdasan emosinya.
2. Kinerja
Pada penelitian ini, penilaian kinerja pada guru diperoleh
berdasarkan data yang terdapat pada Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3) pegawai negeri sipil. Dasar hukum sebagai implementasi
kebijakan pemerintah terhadap penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS
melalui DP3, yaitu : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10
tahun 1979, tanggal 15 Mei 1979, tentang Penilaian Pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil. yang dimaksud dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3) adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pekerjaan
seorang PNS dan atau calon PNS dalam jangka waktu satu tahun. Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu dokumen yang bersifat
rahasia, oleh sebab itu DP3 hanya boleh diketahui oleh pegawai negeri sipil
yang dinilai, pejabat penilai, atasan pejabat penilai, atasan dari atasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi, dan pejabat lain
yang terkait dengan penilaian tersebut. Oleh karena itu, peneliti meminta
bantuan kepada pejabat penilai atau kepala sekolah untuk menilai para guru
dengan format berdasarkan indikator yang terdapat didalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Sistem penilaian DP3 menggunakan teknik rating scale dan
critical incident method. Menurut Mondy dan Noe (1993:402-414) critical
incidents, merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator mencatat
mengenai apa saja perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely
good or bad behaviour) pegawai. Sedangkan graphic rating scales,
merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai kinerja pegawai
dengan menggunakan skala dalam mengukur faktor-faktor kinerja
(performance factor). Misalnya adalah dalam mengukur tingkat inisiatif
dan tanggung jawab pegawai. Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5,
yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah yang terbaik. Jika tingkat inisiatif
dan tanggung jawab pegawai tersebut biasa saja, misalnya, maka ia diberi
nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja
lainnya.
Baik atau buruknya kinerja guru dilihat dari skor total yang
diperoleh data yang telah dinilai oleh kepala sekolah. Semakin tinggi
jumlah skor total penilaian maka kinerja pada guru juga semakin tinggi atau
baik. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah jumlah skor total penilaian
maka semakin rendah atau buruk pula kinerja pada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru sekolah luar biasa (SLB)
yang merupakan pegawai negeri sipil. Jenis kelamin yang menjadi subjek
penelitian adalah pria dan wanita. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat
gambaran emotional intelligence baik pada guru SLB pria maupun wanita agar
mendapatkan gambaran yang lebih luas.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada
2 macam, yaitu:
1. Skala Kecerdasan Emosi
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi adalah
terfokus pada empat kluster dan delapan belas kompetensi yang dipaparkan
oleh Emotional Competence Inventory, hal ini dikarenakan ECI (Emotional
Competence Inventory) sudah teruji dan banyak digunakan di berbagai
negara. Selain itu, ECI ini memiliki persamaan dengan ke 5 aspek yang
dipaparkan oleh Goleman, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran
sosial, dan pengaturan hubungan.
Skala ini terdiri dari 72 aitem yang terbagi dalam 2 kategori yaitu
59 item favourable (pernyataan yang mendukung) dan 13 aitem
unfavourable (pernyataan yang tidak mendukung). Setiap aitem memiliki
empat kategori pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak
Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Kategori penilaian untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
setiap pilihan jawaban pada aitem favourable adalah nilai empat untuk
Sangat Sesuai (SS), nilai tiga untuk Sesuai (S), nilai dua untuk Tidak Sesuai
(TS), dan nilai satu untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sementara itu,
kategori penilaian untuk setiap pilihan jawaban pada item unfavourable
adalah nilai satu untuk Sangat Sesuai (SS), nilai dua untuk Sesuai (S), nilai
tiga untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai empat untuk Sangat Tidak Sesuai
(STS). Menurut Hadi (2004), modifikasi skala Likert yang terdiri dari 4
kategori jawaban, dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang
dikandung oleh 5 kategori jawaban, karena kategori netral mempunyai arti
ganda atau dapat diartikan belum dapat memutuskan. Tersedianya jawaban
di tengah atau netral juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke
tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas
kecenderungan jawabannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sistem uji coba
terpakai atau try out terpakai. Hasil skala yang disebar akan sekaligus
digunakan sebagai data penelitian yang dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 1
Blue Print Skala ECI (Emotional Competence Inventory)
2. Penilaian Kinerja pada Guru SLB
Penilaian kinerja pada guru SLB menggunakan skor total yang
terdapat pada data yang dinilai oleh kepala sekolah dengan format
berdasarkan indikator yang terdapat di dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3).
Skor yang diambil adalah skor komulatif hasil dari penjumlahan
nilai ditiap aspek yang terdapat didalam DP3. Menurut PP nomor 10 tahun
1979 tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai
Negeri Sipil, standar yang digunakan untuk mengukur kinerja seorang
pegawai negeri sipil adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Penilaian
kinerja PNS melalui DP3 dilakukan dengan menggunakan metode penilaian
kategori, yaitu metode skala penilaian (rating scale). adapun nilai
Aspek Nomor Item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
Kesadaran diri 1, 2, 6, 13, 27, 53, 62, 66 9 68
Pengaturan diri 3, 4, 9, 10, 11, 12, 5, 21, 26, 37, 31 15, 16, 20, 23, 24, 56, 60 30, 40, 44, 47, 48, 49, 52, 55, 57, 63, 67, 69, 70, 72
Kesadaran 22, 32, 34, 38, 39, 51 13 Sosial 42, 43, 45, 46, 54, 64, 71 Pengaturan 7, 8, 14, 17, 18, 19, 33, 59, 61 19 Hubungan 25, 28, 29, 31, 34, 35, 36, 41, 50, 65 Total 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pelaksanaan pekerjaan pada DP3 dinyatakan dengan sebutan dan angka
sebagai berikut :
a. amat baik : 91 - 100
b. baik : 76 - 90
c. cukup : 61 - 75
d. sedang : 51 - 60
e. kurang : 50 ke bawah
Setelah dilakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap
seorang PNS, maka hasil penilaian tersebut dimasukkan ke dalam suatu
format yang sudah ditentukan, yaitu dengan menjumlah nilai semua unsur
penilaian tersebut ke dalam tabel.
Tabel 2
Model Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS
No Unsur Yang
Dinilai
Nilai Keterangan
Angka Sebutan
1. Kesetiaan 2. Prestasi kerja 3. Tanggung jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7. Prakarsa
Jumlah
Nilai Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument
pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran
tersebut (Azwar, 2004). Salah satu bentuk validitas adalah validitas isi.
Validitas isi adalah validitas yang dipandang dari segi isi skala, yaitu sejauh
mana isi dari skala tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang
mewakili keseluruhan tentang apa yang hendak diukur (Azwar, 2004).
Validitas ini ditentukan dengan membandingkan isi aitem dengan blue print
yang telah ditentukan melalui pendapat dosen pembimbing selaku
professional judgment yang bersifat subjektif dan disebut validitas non-
empirik. Pada penelitian ini, dosen pembimbing melakukan analisis
rasional terhadap aitem-aitem yang telah tersusun. Pengujian validitas ini
bertujuan untuk melihat sejauh mana pernyataan dalam skala telah
mewakili komponen variable yang hendak diukur (Azwar, 2004).
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (Azwar, 2004). Untuk menghitung koefisien
reliabilitas, peneliti menggunakan metode Coefficient Alpha Cronbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS for Windows versi 16.0. Metode ini digunakan karena setiap aitem
dalam alat ukur penelitian ini merupakan multiple-scored item, sehingga
subjek penelitian dapat memperoleh skor yang berbeda untuk tiap aitem
(Anastasia & Urbina, 1997). Nilai alpha bervariasi dalam rentang 0 hingga
1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti
semakin tinggi reliabilitas alat ukur. Begitu pula sebaliknya, koefisien yang
semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas alat
ukurnya.
Reliabilitas telah dianggap memuaskan apabila koefisien alpha-nya
mencapai 0,900. Dengan koefisien reliabilitas 0,900 berarti perbedaan
(variasi) yang tampak pada skor skala tersebut mampu mencerminkan 90%
dari variasi yang terjadi pada skor murni kelompok subjek yang
bersangkutan. Atau dengan kata lain bahwa hanya 10% dari perbedaan skor
yang tampak disebabkan oleh variasi atau kesalahan pengukuran tersebut
(Azwar, 1999).
Konsistensi reliabilitas internal (Cronbach's alpha) ECI
(Emotional Competency Inventory) secara keseluruhan tergolong bagus,
relibilitas berkisar dari 0,68 (Transparasi) hingga 0,87 (Kesadaran Emosi
Diri) dengan rata-rata reliabilitas 0,78, dan reliabilitas "self" berkisar dari
0,47 (Manajemen Konflik) hingga 0,76 (Kepemimpinan Inspiratif) dengan
rata-rata reliabilitas sebesar 0,63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Seleksi Item
Seleksi item digunakan untuk memilih aitem-aitem yang fungsi
ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes seperti dikehendaki oleh
penyusunnya. Dasar dari seleksi aitem adalah memilih aitem yang mengukur
hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan.
Penelitian ini menggunakan koefisien korelasi aitem-total (rix) untuk
menguji kesahihan aitem, yang diperoleh dari formula koefisien korelasi
product-moment Pearson (Azwar, 2007). Peneliti menggunakan batasan rix ≥
0,300 sebagai kriteria untuk memilih item yang sahih atau berkualitas pada
skala. Semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0,300 dianggap
memiliki daya beda yang memuaskan dan aitem dapat digunakan.
Sebaliknya, aitem yang memiliki koefisien kurang dari 0,300 dinyatakan
gugur (Azwar, 2003). Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS for Windows versi 16.0.
Pada saat analisa item dilakukan, item bernomer 64 secara otomatis
terhapus. Item pada skala kecerdasan emosi yang dipakai oleh peneliti yang
semula berjumlah 72 item menjadi 71 item. Hal ini dikarenakan tidak
adanya variasi skor disemua subjek, sehingga pada saat peneliti menganalisa
menggunakan SPPS for windows versi 16.0, item tersebut secara otomatis
terhapus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosi
dan kinerja pada guru sekolah luar biasa (SLB), maka data yang telah
berhasil dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji
statistik, yaitu uji korelasi. Jenis uji korelasi yang digunakan adalah
Spearman’s Rank. Teknik korelasi ini menggunakan program SPSS for
Windows 16.0. Alasan penggunaan teknik analisis statistik ini adalah karena
data ordinal serta data kedua variabel tidak harus terdistribusi normal
(Sugiyono, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini, diuraikan proses pelaksanaan penelitian, hasil penelitian
yang diperoleh serta analisis yang dilakukan. Bagian pertama mencakup proses
jalannya penelitian dan pemaparan mengenai gambaran umum subyek penelitian.
Sedangkan bagian kedua berisi analisis penelitian yang bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu pada tanggal 1
Maret 2012 dan pada tanggal 28 April 2012. Pada tahap awal, peneliti
mengambil hasil penilaian dari kepala sekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta.
Pada tahap akhir, peneliti memberikan skala penelitian kepada bapak dan ibu
guru sekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta secara langsung.
Dalam melakukan penelitian diperlukan surat ijin penelitian.
Perijinan ini dilakukan sebagai salah satu pemenuhan prosedur pengambilan
data guna memohon kesediaan pihak yang terkait untuk ikut serta dalam
penelitian. Dalam hal ini, peneliti meminta ijin kepada pihak kepala sekolah
luar biasa negeri 1 Yogyakarta sebelum melakukan penelitian.
Selain meminta ijin kepada pihak kepala sekolah, peneliti juga
memohon kesediaan bapak dan ibu guru untuk ikut serta dalam penelitian
melalui informed consent dan nota kesepahaman yang terlampir dalam skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
penelitian. Informed consent berisi hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
peneliti maupun subjek penelitian. Setelah memahami hak dan kewajiban
masing-masing, serta menyatakan setuju dan dengan sukarela bersedia
menjadi subjek dalam penelitian ini, maka bapak dan ibu guru yang
bersangkutan diminta untuk menandatangani nota kesepahaman.
Sebelum memulai mengerjakan, subjek diminta untuk mengisi
identitas diri sembari peneliti menjelaskan mengenai petunjuk pengerjaan
skala. Setelah semua dirasa jelas, barulah subjek dipersilahkan untuk mengisi
jawaban atas pernyataan-pernyataan yang terdapat didalam skala penelitian.
Peneliti memberikan batasan waktu pengisian kepada subjek kurang lebih satu
setengah jam. Peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada subjek
atas partisipasinya didalam penelitian.
Dari sejumlah 45 angket penelitian yang disebar, terkumpul dan
kembali sejumlah 37 angket penelitian. Sebanyak 8 subjek penelitian tidak
mengembalikan angket penelitian kepada peneliti.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 37 orang. Keseluruhan
data yang terkumpul dapat diproses dan dianalisis lebih lanjut karena
sesuai dengan karakteristik subjek yang diminta. Selain itu, subjek mengisi
angket tersebut secara lengkap sehingga tidak ada angket yang
digugurkan. Subjek dalam penelitian ini adalah bapak dan ibu guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengajar disekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta. Berikut adalah data
diri subjek :
Tabel 3
Distribusi Subjek Penelitian
Usia (tahun)
Jumlah
(orang)
32 2 33 1 34 1 35 1 40 1 41 1 42 1 43 2 44 1 45 2 46 1 47 1 50 1 52 1 53 5 54 2 55 4 56 4 58 3 59 1 60 1
Total 37
Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung rerata usia subjek penelitian ini
adalah 49,10 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Tryout Skala Kecerdasan Emosi
Pada penelitian ini, peneliti melakukan tryout terpisah sebanyak
3 kali dan dilanjutkan dengan tryout terpakai. Tryout yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
- Tryout 1
Pada tryout pertama ini, peneliti memberikan skala penelitian kepada 10
orang subjek. Dalam penelitian ini, dikarenakan skala orisinil ECI
memakai bahasa Inggris maka skala diterjemahkan terlebih dahulu ke
dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan subjek penelitian di dalam
memahami pernyataan yang diberikan.
- Tryout 2
Pada tryout kedua ini, peneliti memakai skala yang sudah lebih baik dan
mengalami perbaikan di beberapa pernyataannya. Peneliti memberikan
skala penelitian kepada 30 orang subjek. Tryout kedua ini menghasilkan
beberapa item yang bernilai minus pada saat dianalisis. Item-item yang
bernilai minus terdapat pada item nomor 18, 26, 63, dan 70 dengan nilai
koefisien alpha cronbach yaitu 0,955, 0,952, 0,955, dan 0,954. Peneliti
tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti
memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for
Research and Innovation. Selain itu, peneliti juga tidak meminta ijin
kepada Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation
untuk menggugurkan aitem yang bernilai minus sehingga peneliti tetap
mempertahankannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
- Tryout 3
Pada tryout yang ketiga, peneliti memperbaharui terjemahan skala
penelitian secara keseluruhan dan kemudian memberikan kepada 32
orang subjek. Hasil analisis item pada tryout ketiga ini juga
menghasilkan beberapa item yang bernilai minus. Item-item yang
bernilai minus terdapat pada item bernomor 21, 26, 33, 43, 51, 56, 69,
dan 70 dengan nilai koefisien alpha cronbach yaitu 0,873, 0,874, 0,871,
0,875, 0,870, dan 0,877. Pada tryout ini, peneliti juga tidak dapat
menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti memakai
skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research
and Innovation.
- Tryout Terpakai
Setelah melakukan tryout sebanyak dua kali dan tetap menghasilkan
aitem bernilai minus, peneliti memutuskan untuk melakukan tryout
terpakai. Selain itu, tryout ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan
sekolah yang menjadi tempat penelitian. Pada tryout terpakai ini,
peneliti menggabungkan terjemahan setiap pernyataan yang terdapat
pada skala penelitian tryout kedua dan tryout ketiga. Skala penelitian
yang sudah digabungkan kemudian diberikan kepada 37 orang subjek.
Hasil analisis item pada tryout terpakai ini menghasilkan beberapa item
yang juga bernilai minus. Item-item yang bernilai minus terdapat pada
nomor 6, 21, 26, 33, 59, dan 70 dengan nilai koefisien alpha cronbach
yaitu 0,918, 0,919, 0,924, dan 0,922. Pada tryout ini juga, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kembali tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan
peneliti memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland
Center for Research and Innovation.
Tabel 4
Hasil Tryout Skala Kecerdasan Emosi
Tryout 2 Tryout 3 Tryout Terpakai
Aitem no. 18, 26, 63, dan 70
Aitem no. 21, 26, 33, 43, 51, 56, 69, dan 70
Aitem no. 6, 21, 26, 33 dan 70
Berdasarkan hasil analisis aitem pada setiap tryout, terdapat
beberapa aitem yang memiliki nilai minus secara konsisten. Aitem-aitem
yang bernilai minus secara konsisten tersebut bernomor 21, 26, 33, dan 70.
Hal ini menunjukkan bahwa aitem pada skala ini jelek atau tidak begitu
baik bagi subjek pada penelitian ini. Peneliti tidak menggugurkan aitem
yang bernilai minus disebabkan peneliti memakai skala yang diadaptasi.
Selain itu, peneliti juga tidak meminta ijin kepada Hay Group, McClelland
Center for Research and Innovation untuk menggugurkan aitem yang
bernilai minus sehingga peneliti tetap mempertahankannya.
3. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data digunakan untuk mengetahui informasi yang
berkaitan dengan data penelitian yang akan menggambarkan tanggapan
subjek terhadap variabel penelitian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
diperoleh nilai mean teoritis dan mean empiris. Mean teoritis adalah rata-
rata skor alat penelitian yang diperoleh dari angka yang menjadi titik
tengah alat ukur. Sedangkan mean empiris adalah rata-rata skor data
penelitian yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata
skor penelitian.
a. Variabel Kecerdasan Emosi
Tabel 5
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Variabel Kecerdasan Emosi
N Min Max Mean Mean
Median SD SD
Teoretik Empirik Teoretik Empirik
37 186 259 177,5 212,19 209 35,5 16,205
Tabel 6
Uji t Mean Empirik dan Mean Teoretik
Skala Kecerdasan Emosi
T Df
Sig. (2- Mean 95% Confidence
Interval of the
tailed) Difference Difference
Lower Upper
79,648 36 0,000 212,189 206,79 217,59
Seperti terlihat pada tabel 4 bahwa diperoleh mean teoretik
sebesar 177,5 yang lebih kecil daripada mean empirik yang sebesar
212,19. Berdasarkan hasil uji t, mean empirik memiliki perbedaan yang
signifikan dengan mean teoritik karena memiliki nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (p < 0,05). Mean empirik pada variabel
kecerdasan emosi mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
teoritiknya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini
mempunyai tingkat kecerdasan emosi yang cenderung tinggi. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa skala kecerdasan emosi
mempunyai standar deviasi sebesar 16,205.
b. Variabel Kinerja
Tabel 7
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Variabel Kinerja
N Min Max
Mean Mean SD N
Teoretik Empirik Empirik
37 0 100 50 80,7789 0,84 37
Tabel 8
Uji t Mean Empirik dan Mean Teoretik
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
T Df
Sig. (2- Mean
95% Confidence
Interval of the
tailed) Difference
Difference
Lower Upper
586,204 36 0,000 80,78 80,5 81,1
Seperti terlihat pada tabel 6 bahwa diperoleh mean teoretik
sebesar 50 yang lebih kecil daripada mean empirik yang sebesar 80,7789.
Berdasarkan hasil uji t, mean empirik memiliki perbedaan yang signifikan
dengan mean teoretik karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
yaitu 0,000 (p < 0,05). Mean empirik pada variabel kinerja mempunyai
nilai yang lebih tinggi daripada mean teoretiknya. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bahwa subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat kinerja yang
cenderung tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa daftar
penilaian pekerjaan mempunyai standar deviasi sebesar 0,84.
4. Kategorisasi Data Penelitian
Azwar (1999) mengemukakan bahwa untuk mengetahui skor
penelitian pada subjek termasuk tinggi atau rendah, dapat dilakukan
dengan menetapkan kriteria-kriteria kategorisasi. Tujuan kategorisasi ini
adalah menempatkan subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok
yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut
yang diukur. Peneliti melakukan kategorisasi pada kedua skala penelitian
untuk mengetahui distribusi skor skala pada subjek dan pada hal tersebut
dapat menjadi informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau
variabel yang diteliti.
a. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi
Skala kecerdasan emosi terdiri atas 71 item, setiap itemnya
diberikan nilai 1 pada jawaban STS, nilai 2 untuk jawaban TS, nilai 3
untuk jawaban S, dan nilai 4 untuk jawaban SS. Nilai minimum pada
skala kecerdasan emosi adalah 71 dan nilai minimumnya adalah 284.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 9
Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi
Kategori Keterangan
X < (177,5 – 1,0 x 35,5) Rendah (1,0 x 35,5) ≤ X < (177,5 + 1,0 x 35,5) Sedang
(177,5 + 1,0 x 35,5) ≤ X Tinggi
Ket : µ = mean teoritis σ = standar deviasi
Tabel 10
Kategorisasi Skor pada Skala Kecerdasan Emosi
Kategori Interval Skor Frekuensi Prosentase
Tinggi 214 – 284 11 29,72% Sedang 143 – 213 26 70,27% Rendah 71 – 142 0 0%
Total 37 100%
Berdasarkan hasil kategorisasi skor subjek pada skala
kecerdasan emosi, terlihat sebanyak 11 subjek termasuk kedalam
kategori tinggi, sebanyak 26 subjek termasuk kedalam kategori sedang,
dan tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini paling banyak memiliki
tingkat kecerdasan emosi yang sedang, sedangkan hanya sedikit subjek
memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi.
b. Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (Kinerja)
Data hasil daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan pegawai
dikategorisasikan ke dalam 5 kategori yakni amat baik, baik, cukup,
sedang, dan kurang. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan
sebutan dan angka. Nilai untuk masing-masing unsur penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pelaksanaan pekerjaan, adalah rata-rata dari nilai sub-sub unsur
penilaian. Setelah ditentukan nilainya dengan menggunakan angka,
kemudian ditentukan nilai sebutannya. Nilai minimum pada unsur
penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah 0 dan nilai maksimumnya
adalah 100. Nilai penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan sebutan dan
angka sebagai berikut :
Tabel 11
Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan
(Kinerja)
Kategori Interval Skor Frekuensi Prosentase
Amat baik 91-100 0 0% Baik 76-90 37 100%
Cukup 61-75 0 0% Sedang 51-60 0 0% Kurang 50 ke bawah 0 0%
Total 37 100%
Berdasarkan hasil kategorisasi nilai subjek pada setiap unsur
yang terdapat didalam daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan pegawai,
terlihat sebanyak 37 subjek termasuk kedalam kategori baik, dan tidak
ada subjek yang termasuk kedalam kategori kurang, cukup, sedang
maupun amat baik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pada penelitian
ini paling banyak memiliki daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan
pegawai yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5. Analisis Data
Peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk melihat
apakah data yang diperoleh sudah memenuhi syarat untuk dianalisi. Uji
asumsi ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPPS for windows versi
16.00. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui data variabel penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas disajikan pada
tabel 11 dan 12 berikut :
Tabel 12
Hasil Uji Normalitas Kecerdasan Emosi
Variabel Kolmogorov- Asymp. Sig.
Keterangan Smirnov Z (2-tailed)
Normalitas 1,127 0,158 Normal
Kecerdasan Emosi
Sebaran data pada variabel kecerdasan emosi mempunyai
nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih besar daripada 0,05 (p >
0,05), yaitu 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan
emosi berdistribusi normal.
Tabel 13
Hasil Uji Normalitas Kinerja
Variabel Kolmogorov- Asymp. Sig.
Keterangan Smirnov Z (2-tailed)
Normalitas Daftar
1,804 0,003 Tidak normal Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sedangkan sebaran data pada variabel kinerja mempunyai
nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih kecil daripada 0,05 (p <
0,05), yaitu 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kinerja
berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung mempunyai
hubungan yang linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan menggunakan
Test for Linearity dalam program SPPS for windows versi 16.00. Hasil
uji linearitas disajikan pada tabel berikut :
Tabel 14
Hasil Uji Linearitas Hubungan Antar Variabel
Uji Linearitas F Sig.
Kecerdasan Emosi * (Combined) 1,999 0,098 Kinerja
Linearity 0,970 0,343 Deviation from Linearity 2,046 0,092
Berdasarkan hasil uji linearitas tersebut, diperoleh nilai F
hitung sebesar 0,970 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar
0,343. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,343 > 0,05) ini
menunjukkan bahwa hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja
bersifat tidak linear. Selain itu, pada scatter plot tampak bahwa data
tersebar tidak mengikuti garis linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1
Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
c. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji asumsi, peneliti melakukan uji
hipotesis untuk melihat apakah hipotesis penelitian
tidak. Pada penelitian ini, pengujian hipotesis yang diajukan adalah
dengan menggunakan uji nonparametis, yaitu cara pengujian yang
tidak berdasar pada pengetahuan tentang distribusi populasi yang
dibicarakan, sehingga disebut uji bebas d
dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi
Gambar 1
Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji asumsi, peneliti melakukan uji
hipotesis untuk melihat apakah hipotesis penelitian ini diterima atau
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis yang diajukan adalah
dengan menggunakan uji nonparametis, yaitu cara pengujian yang
tidak berdasar pada pengetahuan tentang distribusi populasi yang
dibicarakan, sehingga disebut uji bebas distribusi. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Spearman’s Rank
59
Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
Setelah melakukan uji asumsi, peneliti melakukan uji
ini diterima atau
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis yang diajukan adalah
dengan menggunakan uji nonparametis, yaitu cara pengujian yang
tidak berdasar pada pengetahuan tentang distribusi populasi yang
istribusi. Pengujian hipotesis
Spearman’s Rank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.00. Koefisien
korelasi Peringkat Spearman dipakai untuk jenis data yang
dikorelasikan adalah data ordinal serta data kedua variabel tidak harus
terdistribusi normal (Sugiyono, 2010). Selain itu, pada scatter plot
terlihat bahwa sebaran data tidak normal atau tidak linear.
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15
Uji Hipotesis
Kecerdasan Kinerja
Emosi
Spearman's Kecerdasan Correlation Coefficient 1,000 0,212
Rho Emosi Sig. (1-tailed) 0,104 N 37 37
Kinerja Correlation Coefficient 0,212 1,000 Sig. (1-tailed) 0,104
N 37 37
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi untuk
variabel kinerja dan kecerdasan emosi adalah 0,212 dengan taraf
signifikan (p) = 0,104 (p > 0,05). Perhitungan ini dilakukan pada taraf
signifikan p < 0,05 dan memakai uji satu ekor (1-tailed). Pemakaian
uji satu ekor dalam penelitian ini dilakukan sebab hipotesis penelitian
merupakan hipotesis yang berarah, yakni terdapat hubungan negatif
antara kecerdasan emosi dengan kinerja.
Untuk dapat memberikan besar kecilnya penafsiran terhadap
koefisien yang ditemukan, maka dapat dilihat dalam analisis korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dimana terdapat koefisien determinasi yang besarnya adalah kuadrat
dari koefisien korelasi (r2).
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan
positif antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru sekolah luar biasa.
Pada penelitian ini, variabel kecerdasan emosi mempunyai nilai signifikansi
atau probabilitas (p) lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05), yaitu 0,158. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi berdistribusi normal. Peneliti
menggunakan skala yang diadaptasi dari Emotional Competence Inventory
dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation yang sudah
diperbaharui pada November 2005 (Wolff, 2005). Peneliti
mengkategorisasikan skor pada skala kecerdasan emosi kedalam 3 kategori,
yaitu kategori tinggi dengan interval skor 214-284, kategori sedang dengan
interval skor 143-213, dan kategori rendah dengan interval skor 71-142.
Kategorisasi skor skala yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat 70,27% subjek yang memiliki tingkat kecerdasan emosi
sedang dan 29,72 % subjek berada pada kategori tinggi. Sedangkan tidak
terdapat subjek yang berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa kecerdasan emosi yang dimiliki oleh guru-guru sekolah luar biasa di
SLB Negeri 1 sebagian besar sedang.
Berdasarkan hasil dari beberapa tryout yang dilakukan pada skala
kecerdasan emosi, terdapat aitem-aitem yang bernilai minus yang muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
secara konsisten. Hasil tryout yang memiliki aitem-aitem minus tersebut
menunjukkan bahwa aitem tersebut jelek untuk subjek pada penelitian ini.
Peneliti tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti
memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for
Research and Innovation. Selain itu, peneliti juga tidak meminta ijin kepada
Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation untuk
menggugurkan aitem yang bernilai minus sehingga peneliti tetap
mempertahankannya.
Sedangkan, pada variabel kinerja mempunyai nilai signifikansi atau
probabilitas (p) lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05), yaitu 0,003, yang
menunjukkan bahwa variabel kinerja berdistribusi tidak normal. Skala kinerja
memiliki variasi skor yang kecil. Hal ini dapat dilihat pada variasi skor antar
subjek yang terdapat pada tiap indikator. Peneliti mengukur variabel kinerja
menggunakan penilaian kinerja pada guru yang diperoleh berdasarkan data
yang terdapat pada Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pegawai
negeri sipil. Dasar hukum sebagai implementasi kebijakan pemerintah
terhadap penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS melalui DP3, yaitu : Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1979, tanggal 15 Mei 1979,
tentang Penilaian Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian
pekerjaan seorang PNS dan atau calon PNS dalam jangka waktu satu tahun.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu dokumen
yang bersifat rahasia, oleh sebab itu DP3 hanya boleh diketahui oleh pegawai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
negeri sipil yang dinilai, pejabat penilai, atasan pejabat penilai, atasan dari
atasan pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi, dan pejabat lain
yang terkait dengan penilaian tersebut. Oleh karena itu, peneliti meminta
bantuan kepada pejabat penilai atau kepala sekolah untuk menilai para guru
dengan format berdasarkan indikator yang terdapat didalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) memiliki tujuh
indikator yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
kerjasama, dan prakarsa. Pada penelitian ini, setiap subjek memiliki skor 91
pada indikator kesetiaan. Sedangkan pada indikator prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa, setiap subjek pada
penelitian ini memiliki skor dengan rentang antara 76 – 80.
Berdasarkan hasil uji linearitas, diperoleh nilai F hitung sebesar
0,970 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,343. Nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,343 > 0,05) ini menunjukkan bahwa
hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja bersifat tidak linear. Selain itu,
pada scatter plot tampak bahwa data tersebar tidak mengikuti garis linear.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah uji nonparametis, yaitu
cara pengujian yang tidak berdasar pada pengetahuan tentang distribusi
populasi yang dibicarakan, sehingga disebut uji bebas distribusi. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Spearman’s Rank
dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.00. Koefisien korelasi
Peringkat Spearman dipakai untuk jenis data yang dikorelasikan adalah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ordinal serta data kedua variabel tidak harus terdistribusi normal (Sugiyono,
2010).
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 13, diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0,212 dengan signifikansi sebesar 0,104 (p > 0,05).
Hasil penelitian ini menolak hipotesis penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang tidak signifikan atau tidak adanya korelasi antara
kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Kecerdasan
emosi baik tidak membuat kinerja menjadi baik, begitu juga sebaliknya,
kecerdasan emosi buruk tidak membuat kinerja menjadi buruk.
Variabel-variabel pada penelitian ini memiliki hubungan yang tidak
signifikan. Hal ini dikarenakan kedua variabel pada penelitian memiliki
korelasi yang mendekati nol. Menurut Santoso (2007), hubungan korelasi ini
menjelaskan bahwa kenaikan suatu variabel tidak diikuti oleh kenaikan atau
penurunan variabel yang lain (nilai dari variabel lain stabil). Pada penelitian
ini, variabel kinerja memiliki nilai yang stabil antar subjek pada setiap
indikatornya. Nilai yang stabil pada setiap indikator antar subjek dilakukan
untuk memenuhi tuntutan kenaikan pangkat pegawai yang dinilai. Menurut
Badan Kepegawaian Negara (2010), setiap unsur penilaian DP-3 sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir sebagai salah satu syarat
kenaikan pangkat pegawai.
Supriyadi (Maret, 2006) dalam penelitiannya, mengatakan bahwa
atasan atau kepala sekolah yang memberikan penilaian hampir bisa dipastikan
menilai dengan kategori baik. Bahkan ada kecenderungan terdapat kenaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
secara terus menerus sekecil apapun untuk setiap tahunnya. Hal ini
menyebabkan semakin senior seorang pegawai maka akan semakin tinggi
nilainya. Padahal sesungguhnya belum ada kepastian bahwa pegawai senior
mempunyai kinerja yang lebih baik.
Supriyadi (Maret, 2006) juga menuliskan bahwa jika penilaian ini
dilakukan secara objektif, diprediksikan dapat menimbulkan konflik
tersembunyi antara atasan yang menilai dengan pegawai yang sudah senior.
Kondisi ini juga cenderung terjadi karena budaya yang dibangun sejak awal
oleh atasan yang terkadang lebih suka menghindari daripada mengelolanya.
Pengaruh penilaian ini terhadap pegawai yang berprestasi dapat menimbulkan
kecemburuan karena dedikasi dan prestasinya tidak mendapat penghargaan
yang memadai. Hal ini disebabkan karena tidak adanya daya pembeda, skor
bisa saja berbeda tetapi masih dalam rentang kriteria yang sama, yaitu baik
sehingga efek yang ditimbulkan juga sama. Persamaan yang didapat oleh
pegawai bisa saja dalam hal kenaikan pangkat dan mendapat honor yang sama
bila kedua pegawai berada dalam golongan pangkat yang sama.
Menurut Bapak Kepala Sub Bagian Tata Usaha SLB Negeri 1
(wawancara pribadi, Mei 2012), nilai pada indikator kesetiaan yang terdapat
didalam DP3 memiliki nilai minimal 91. Beliau juga mengatakan bahwa nilai
minimal pada indikator prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
kerjasama, dan prakarsa adalah 76. Patokan nilai pada setiap indikator tersebut
terdapat didalam PP no 53 tahun 2010. Selain itu, beliau juga mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bahwa masing-masing nilai pada tiap indikator akan mengalami kenaikan
sebanyak 1 poin dan bergantung dari prestasi pegawai yang dinilai.
Menurut Badan Kepegawaian Negara (2012), penilaian pelaksanaan
pekerjaan pegawai ini merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
mengevaluasikan tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja seorang
pegawai. Badan Kepegawaian Negara juga mengatakan bahwa pada kenyataan
empirik, proses penilaian ini cenderung terjebak kedalam formalitas. Penilaian
ini dirasa telah kehilangan arti dan makna substantif, tidak terkait langsung
dengan apa yang telah dikerjakan oleh pegawai yang dinilai. Selain itu,
penilaian ini lebih berorientasi pada penilaian kepribadian (personality) dan
perilaku (behavior) terfokus pada pembentukkan karakter individu dengan
menggunakan kriteria behavioral, belum terfokus pada kinerja, peningkatan
hasil, produktivitas dan pengembangan pemanfaatan potensi.
Badan Kepegawaian Negara (2012) juga menuliskan bahwa proses
penilaian ini bersifat rahasia sehingga menyebabkan penilaian ini kurang
memiliki nilai edukatif, karena hasil penilaian tidak dikomunikasikan secara
terbuka. Pengukuran dan penilaian prestasi kerja atau kinerja pegawai tidak
didasarkan pada target goal (kinerja standar/harapan), sehingga proses
peneilaian cenderung terjadi bias dan bersifat subjektif (terlalu pelit/murah),
nilai jalan tengah dengan rata-rata baik untuk menghindari nilai “amat baik”
atau “kurang”, apabila diyakini untuk promosi jabatan maka dinilai tinggi,
sebaliknya bila tidak untuk promosi jabatan cenderung mencari alasan untuk
menilai “sedang” atau “kurang”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pernyataan lain muncul dari Utomo dan Hermawan (dalam artikel
Evaluasi Terhadap Sistem Penilaian Prestasi Kerja Menurut DP3), bahwa
terdapat sisi kelemahan dari proses penilaian ini, seperti adanya unsur
penilaian yang sangat kualitatif, misal pada unsur kesetiaan. Pada unsur ini,
bukan tidak mungkin akan memberikan penafsiran yang berbeda pada masing-
masing penilai dalam menilai kesetiaan pegawai yang sedang dinilai. Sisi
kelemahan lainnya adalah sistem penilaian ini berorientasi pada masa lalu
dengan menggunakan teknik rating scale dan critical incident method, apabila
tidak dilakukan sebagaimana mestinya maka akan menimbulkan bias penilaian
berupa bias leniency effect, central tendency effect, dan recency effect.
Menurut artikel yang ditulis oleh Utomo dan Hermawan (Evaluasi
Terhadap Sistem Penilaian Prestasi Kerja Menurut DP3), Leniency effect
adalah penilai cenderung beranggapan bahwa mereka harus berlaku baik
terhadap pegawai yang dinilai, sehingga mereka cenderung memberi harkat
(nilai) yang baik terhadap semua aspek penilaian. Central tendency effect
adalah dimana penilai tidak ingin menilai terlalu tinggi dan juga tidak terlalu
rendah kepada pegawai yang dinilainya (selalu berada ditengah-tengah).
Sedangkan recency effect adalah penilai cenderung memberikan nilai atas
dasar perilaku yang baru saja penilai saksikan, dan melupakan perilaku yang
lalu dari pegawai yang dinilai selama suatu jangka waktu tertentu.
Berdasarkan yang telah dijelaskan, peneliti berasumsi bahwa tidak
adanya korelasi diantara kedua variabel ini disebabkan oleh kelemahan yang
terdapat pada masing-masing alat ukur dan asumsi yang tidak terpenuhi. Alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
ukur kecerdasan emosi yang memiliki nilai minus secara konsisten dan alat
ukur kinerja yang hanya dinilai oleh 1 rater (penilai), tidak ada variasi atau
adanya kestabilan pada nilai disetiap indikatornya dan cenderung bersifat
subjektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini, terdapat rangkuman hasil analisis data yang ada
pada bab terdahulu, yang sekaligus juga merupakan jawaban dari masalah
penelitian. Pada bagian ini juga disertai dengan keterbatasan penelitian dan saran-
saran agar penelitian serupa mengenai hal ini dapat dilakukan dengan lebih baik di
kemudian hari.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada guru
sekolah luar biasa.
B. Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti menyadari bahwa ada beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Peneliti mengambil sampel sedikit yakni berjumlah 37 dari subjek yang
luas, sehingga data yang diperoleh kurang representatif menggambarkan
tingkat kecerdasan emosi dan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Selain
itu, pengambilan sampel yang menjadi subjek pada penelitian ini hanya
dilakukan pada satu sekolah luar biasa saja. Hal ini disebabkan karena data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
penilaian yang dipakai bersifat rahasia dan tidak semua sekolah mau
memberikan penilaian tersebut.
2. Peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi yang tersaji dalam bahasa
Inggris. Pada awalnya peneliti meminta jasa bantuan penterjemah dari
sebuah lembaga bahasa atau tempat les dan kemudian diterjemahkan ulang
di lembaga bahasa yang berbeda. Peneliti hanya mengandalkan
penterjemahan dari bahasa Inggris ke Indonesia, tanpa meminta bantuan
pada ahli bahasa Indonesia lagi dan ahli budaya.
3. Peneliti menggunakan alat ukur yang dinilai oleh kepala sekolah dengan
format berdasarkan indikator yang terdapat di dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Alat ukur ini dinilai oleh satu orang dan jika
dilakukan secara objektif, diprediksikan dapat menimbulkan konflik
tersembunyi antara atasan yang menilai dengan pegawai yang sudah
senior. Selain itu, aspek-aspek yang terdapat didalam alat ukur ini tidak
menggambarkan secara tepat konsep dari kinerja secara umum.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat
peneliti ajukan, yaitu :
1. Untuk Atasan atau kepala sekolah
Bagi atasan atau kepala sekolah selaku pejabat disekolah sebaiknya lebih
memperhatikan pentingnya kecerdasan emosi bagi para guru. Kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
sekolah sebaiknya melakukan upaya untuk meningkatkan kecerdasan
emosi para pegawainya.
2. Untuk peneliti lain
Meskipun hipotesis pada penelitian ini tidak terbukti, namun penelitian ini
dapat memberikan gambaran kepada peneliti lain yang tertarik untuk
mengkaji masalah-masalah guru sekolah luar biasa. Bagi para peneliti
selanjutnya yang hendak meneliti hal yang sama agar dapat menggunakan
alat ukur kinerja yang lebih baik atau yang lebih tepat menggambarkan
konsep variabelnya. Selain itu, disarankan untuk alat ukur kecerdasan
emosi, peneliti selanjutnya meminta ijin pada orang yang membuat alat
ukur tersebut untuk menggugurkan aitem yang jelek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, A. &Urbina, S. (1997). Tes psikologi (ed.Bahasa Indonesia). Jakarta: PT.Prenhalindo.
Anwar, Idochi. (1984). Evaluasi dan pengukuran pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset. Bar-On, R. (2004). BarOn emotional quotient inventory. New York: Multi-Health
System. Bipath, M. (2007, Juni).The dynamic effects of leader emotional intelligence and
organisational culture on organisational performance (Thesis). University of South Africa, Africa.
Dameria. (2005, Juni). Pendidikan kecerdasan emosional di Amerika Serikat.
ganeca.blogspirit.com. Diunduh dari http://ganeca.blogspirit.com/archive/2005/06/27/ge_mozaik_juni_2005_–_pendidikan_kecerdasan_emosional_di_am.html
Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung: Refika
Aditama. Effendi, M. (2006). Stress akibat kerja yang dihadapi oleh guru sekolah luarbiasa.
Jurnal Kependidikandan Kebudayaan 9(043), 545-547. Gibson, J.L., & Ivan, C. (1993). Organisasi dan manajemen. Terjemahan:
Sulistyo. Jakarta: Erlangga. Goleman, D. (1995). Emotional intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D. (1998). Working with emotional intellegence. eiconsortium.org.
Diunduh dari http://www.eiconsortium.org /research/emotinal_competence_framework.htm
Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi research. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hariyanti, Muji. (2004). Tinjauan stres kerja pada guru sekolah luar biasa widya
bakti Semarang. undip.ac.id. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/8009/1/2266.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hasibuan, S.P.M. (2001). Manajemen sumber daya manusia: pengertian dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Hidayat, M.S. (1996). Administrasi supervisi, dan ketenagaan plb. (Tidak
diterbitkan). Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Hidayati, R., Purwanto, Y., &Yuwono, S. (2008, Desember). Kecerdasan emosi,
stres kerja, dan kinerja karyawan. Jurnal Psikologi, Vol. 2 No. 1 Ineupuspita. (2008). Profesionalitas guru slb. wordpress.com. Diunduh dari
http://ineupuspita.wordpress.com/2008/07/31 /profesionalitas-guru-slb/.
Kastartini. (1971).Pokok - pokok tentang penilaian dan pembawaan hasil kerja. Bulletin No.7, BPA UGM.
King, M. & Gardner, D. (2006). Emotional intelligence and occupational stress
among professional staff in new zealand. International Journal of Organizational Analysis, Vol. 14(3), p.186.
Kosim, N. (2007). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja
Guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong.(Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuullah, Jakarta, Indonesia.
Mangkunegara, A.A.A.P. (2000). Manajemen sumber daya manusia perusahaan.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Munandar, S.C.V. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah :
petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Nggermanto, A (2002). Quantum quotient, kecerdasan kuantum. Bandung:
Nuansa. Patton, P. (1998). Emotional intelligence (alih bahasa: Zaini Dahlan). Jakarta:
Pustaka Delapratasa. Patton, P. (2000). Kecerdasan emosional – pengembangan sukses lebih bermakna.
Jakarta: Mitra Media. Rachman, P.M., & Tjalla, A. (2008, Desember). Keterampilan pengelolaan kelas
dilihat dari jenis kelamin dan kecerdasan emosi guru sekolah luar biasa. Jurnal Psikologi, Vol. 2 No. 1.
Sami'an. (2008). Penilaian Kinerja. wordpress.com. Diunduh dari
http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-kinerja.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Samsudin, Sadili. (2005). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Santoso, Agung. (2007). Korelasi bagian I: apa itu korelasi.
psikologistatistik.blogspot.com. Diunduh dari http://www.psikologistatistik.blogspot.com/2007/08/korelasi-dan-regresi.html
Siahaan, Rotua. (2004). Pengaruh stres dalam pekerjaan terhadap kinerja karyawan (suatu kajian terhadap karyawan departemen plant PT. Nippon
Indosari Corpindo, Cikarang Bekasi). (Tesis tidak dipublikasikan). Bogor, Indonesia.
Siahaan, S., & Martiningsih, Rr. (2008, Juni). Seputar sertifikasi guru. Jurnal
Teknodik. Vol. XII No. 1. Simamora, Henry. (1998). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: STIE
YKPN. Simanjuntak, J.P. (2005). Manajemen dan evaluasi kinerja (h.10-13). Jakarta:
LPFE UI. Stein, S.J. & Book, H.E. (2000). Ledakan eq 15 prinsip dasar kecerdasan
emosional meraih sukses. Bandung: Kaifa. Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sukmadinata, N.S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sunarjo, D.L. (2006). Gambaran sikap guru SD inkluisi dan guru SLB terhadap
anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SD inkluisi (Skripsi tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.
Supardono, & Widyatmoko, K. (2006, November). Penting! Pengelolaan emosi
guru. Majalah Educare, hlm. 12. Supriadi, Dedi. (2003). Guru di Indonesia. Jakarta: Geranusa Jaya. Supriyadi. (2006, Maret). Profesionalisme guru SMA: harapan, tantangan, dan
tuntutan mendesak dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Widya Tama, Vol. 3 No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Swasti, S.L. (2009). Profil emotional intelligence guru SLB di Jakarta dengan menggunakan 5 skala Bar-On emotional quotient inventory (EQ-i) (Tesis tidak diterbitkan). Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Jakarta, Indonesia.
Syadam, Gouzali. (1996). Manajemen sumber daya manusia (jilid 2). Jakarta:
Gunung Agung. Tarmansyah. (1996). Gangguan komunikasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Teddy, B.Th. (2005, Juni). Analisis hubungan antara stres kerja, kepribadian, dan
kinerja manajer bank. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, Vol 1 No. 1. Turmudhi, A.M. (2003, Juni). Membalik paradigma pendidikan. (Tidak
dipublikasikan). worldwideweb. Diunduh dari http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/MEMBALIK%20PARADIGMA%20PENDIDIKAN.doc.
Usman, M. (1995). Menjadi guru professional (ed. Ke-2). Bandung: Remaja
Rosdakarya. Utomo, T.W.W., & Hermawan, D. Evaluasi terhadap sistem penilaian prestasi
kerja menurut sistem DP3. geocities.ws. Diunduh dari http://www.geocities.ws/mas_tri/SistemDP3.pdf
Badan Kepegawaian Negara. (2010, Maret). Kenaikan pangkat PNS. bkn.go.id. Diunduh dari http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-kenaikan-pangkat.html
Badan Kepegawaian Negara. (2012).Sasaran kerja PNS (SKP) gantikan DP-3 PNS. bkn.go.id. Diunduh dari http://www.bkn.go.id/kanreg01/in/berita/212-sasaran-kerja-pns-skp-gantikan-dp-3-pns.html
Hay Group McClelland Center for Research and Innovation. (2005, November). Emotional Competence Inventory (ECI). Technical Manual. eiconsortium.org. Diunduh dari http://www.eiconsortium.org/pdf/ECI_2_0_Technical_Manual_v2.pdf
Mencegah & Menangani Stres (Tidak dipublikasikan). worldwideweb. Diunduh dari http://tni.mil.id/patriotweb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979. Tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil. kaltimbkd.info. Diunduh dari http://kaltimbkd.info/index.php/id/peraturan/func-download/11/ chk,a606574520316438feae57a7823e0f33/no_html,1/
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu & aplikasi pendidikan (Bag II: ilmu pendidikan praktis). Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Undang – Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005. Tentang guru dan
dosen. itb.ac.id. Diunduh dari http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN A
SKALA PENELITIAN KECERDASAN EMOSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKALA PENELITIAN
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Yogyakarta, Mei 2012
Kepada :
Yth. Bapak/Ibu yang turut berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Dengan hormat, saya:
Nama : Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
NIM : 07 9114 072
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma
Sedang menyusun tugas akhir guna menyelesaikan tanggung
jawab saya sebagai seorang mahasiswa. Oleh karena itu, saya
mohon bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan tanggapan
terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam
skala ini. Semua tanggapan yang Bapak/Ibu berikan akan
dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan
Bapak/Ibu untuk menjawab sesuai keadaan yang sebenarnya.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Bapak/Ibu yang saya hormati, saya Mega Cristhina Nurhayati Marpaung,
mahasiswi Psikologi Universitas Sanata Dharma, meneliti tentang “Kecerdasan
Emosional dan Kinerja Pada Guru SLB “. Penelitian ini merupakan salah satu
kegiatan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya.
Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu berupa :
- Mengisi Angket
- Dinilai oleh atasan Bapak/Ibu
Pengisian Angket
Angket saya terdiri dari 72 pernyataan, dan Bapak/Ibu di dalam mengisi
angket tersebut hanya akan memberikan tanda centang pada salah satu pilihan
jawaban yang sudah tersedia. Pengisian angket ini bisa dilakukan sendiri oleh
Bapak/Ibu. Waktu pengisian angket kira-kira 1,5 (satu setengah) jam.
Penilaian Kinerja
Kinerja Bapak/Ibu akan dinilai oleh kepala sekolah selaku atasan
Bapak/Ibu. Penilaian akan berbentuk skor yang dinilai menggunakan indikator
yang sama seperti yang terdapat di dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan) Pegawai Negeri Sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil dari pengisian angket dan penilaian kinerja tersebut tidak akan
memberikan risiko apapun kepada Bapak/Ibu.
Kerahasiaan
Hasil angket maupun hasil penilaian kinerja hanya akan digunakan untuk
keperluan penelitian ini. Oleh karena itu saya menjamin kerahasiaan data dan
identitas Bapak/Ibu.
Partisipasi Sukarela
Bapak/Ibu tidak dapat dan tidak akan dipaksa untuk ikut serta dalam
penelitian ini bila anda tidak menghendakinya. Bapak/Ibu berhak untuk sewaktu-
waktu tidak melanjutkan partisipasi tanpa perlu memberikan suatu alasan, tetapi
Bapak/Ibu diharapkan memberitahu peneliti jika ingin mengundurkan diri.
Apabila terdapat efek samping kepada Bapak/Ibu yang berkaitan dengan
penelitian ini, maka saya akan bertanggung jawab. Penelitian yang saya lakukan
ini dibawah supervisi dosen pembimbing saya Dra. Tjipto Susana, M.Si,
Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, telp. (0274)
883037, 883968.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pernyataan Responden
Saya telah membaca, atau dibacakan kepada saya tentang penelitian ini.
Saya memahami maksud dari penelitian ini. Oleh karena itu, saya secara sukarela
ingin atau akan berpartisipasi.
Yogyakarta, 8 Mei 2012
Peneliti Responden
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung ___________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Pada bagian pertama, Bapak/Ibu diminta untuk mengisikan data diri
Bapak/Ibu. Data diri Bapak/Ibu akan dirahasiakan, sehingga
dimohon untuk mengisi dengan sungguh-sungguh sesuai keadaan
Bapak/Ibu. Mohon tidak mengosongkan bagian pengisian data diri
Identitas Diri (Identitas Bapak/Ibu/Saudara/i akan dirahasiakan)
Nama :…………………………………………………
NIP :…………………………………………………
Jenis Kelamin : Pria/Wanita (coret yang tidak perlu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAGIAN II
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat 72 buah pernyataaan, bacalah dan pahami setiap
pernyataan tersebut dengan seksama. Berilah tanda centang atau cek
list (√) di dalam kotak yang telah tersedia yaitu:
SS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Setuju” dengan diri
Bapak/Ibu.
S : Bila pernyataan tersebut “Setuju” dengan diri Bapak/Ibu.
TS : Bila pernyataan tersebut “Tidak Setuju” dengan diri
Bapak/Ibu.
STS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Setuju” dengan
diri Bapak/Ibu.
Bapak/Ibu bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri
Bapak/Ibu sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah
karena jawaban Bapak/Ibu mencerminkan diri Bapak/Ibu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya dapat beradaptasi dengan
baik
√
Ketika Bapak/Ibu keliru dalam memberi tanda centang (√) maka Bapak/Ibu
dapat mengganti jawaban Bapak/Ibu dengan memberi tanda (√),
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya dapat beradaptasi dengan
baik
√ √
Selamat Mengerjakan….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya mengenali situasi yang sangat
membangkitkan emosi pada diri saya
2 Saya memilki harapan yang kebanyakan positif
3 Saya memulai suatu tindakan yang menciptakan
kesempatan
4 Saya mengantisipasi hambatan dalam mencapai
suatu tujuan
5 Saya ragu-ragu untuk berubah atau membuat
perubahan
6 Saya memiliki rasa humor terhadap diri-sendiri
7 Bila dalam kelompok, saya mendorong orang lain
untuk berpartisipasi
8 Saya memberikan umpan balik yang membangun
9 Saya menyesuaikan ide-ide berdasarkan informasi
yang baru
10 Saya menentukan tujuan yang terukur dan
menantang
11 Saya mengundang orang lain untuk memberikan
masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
12 Saya mengambil resiko yang sudah terukur atau
diperhitungkan untuk mencapai tujuan
13 Saya percaya bahwa masa depan lebih baik
daripada masa lalu
14 Saya memberikan arahan atau contoh tindakan
untuk mengembangkan orang lain
15 Saya mengupayakan umpan balik, bahkan bila
kedengarannya tidak enak
16 Saya melakukan refleksi atas sebab-sebab yang
mendasari perasaan
17 Saya menyediakan diri untuk pelanggan atau klien
18 Secara terbuka, saya menyatakan posisi masing-
masing pihak kepada mereka yang terlibat dalam
suatu konflik
19 Saya memiliki hubungan yang baik dengan orang
yang latar-belakangnya berbeda-beda
20 Saya membuat pekerjaan menjadi menarik atau
menyenangkan
21 Saya bersikap defensif atau marah ketika diberi
umpan-balik
22 Saya mengemukakan masalah-masalah etis
23 Saya mendengar dengan penuh perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
24 Saya tetap tegar dan positif, bahkan dalam saat-
saat sulit
25 Saya memimpin dengan memberi teladan
26 Saya bertindak atas dasar nilai-saya sendiri
bahkan bila menyebabkan kerugian pribadi
27 Saya tahu bagaimana perasaan mempengaruhi
tindakan saya
28 Saya mengemukakan ketidak-setujuan atau
konflik
29 Saya memberikan ilham (inspirasi) bagi orang
lain
30 Saya menerapkan prosedur baku secara luwes
atau fleksibel
31 Kehadiran saya ada dampaknya bagi orang-orang
disekitar saya
32 Saya memantau kepuasan pelanggan atau klien
33 Bila dalam konflik, saya mengambil posisi yang
dapat diterima siapa saja
34 Saya melibatkan hadirin ketika menyampaikan
presentasi
35 Saya menyatakan perlunya perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
36 Saya mendukung perubahan meskipun ada
perlawanan
37 Saya menjadi tidak sabar atau menunjukkan
frustrasi
38 Saya mengenali kekuatan atau kelebihan tertentu
yang ada pada orang lain
39 Saya memahami struktur tak resmi di dalam
organisasi
40 Saya berlaku tenang di dalam situasi yang
menekan
41 Saya secara pribadi memimpin sebuah perubahan
42 Saya memperoleh dukungan dari tokoh-tokoh
kunci atau penting
43 Saya memahami aturan organisasi yang tidak
tertulis
44 Saya menepati janji
45 Saya memahami alasan historis masalah-masalah
di dalam organisasi
46 Saya mengambil tanggung-jawab pribadi untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
47 Saya mengakui kesalahan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
48 Saya menampilkan diri secara meyakinkan
(percaya diri)
49 Saya dengan baik menangani tuntutan atau
permintaan yang tak terduga
50 Saya mengemukakan visi yang meyakinkan
51 Saya tidak cerdas berpolitik di tempat kerja
52 Saya berupaya mencari jalan untuk memperbaiki
kinerja saya
53 Saya mengenali kekuatan dan kelemahan diri
sendiri
54 Saya mampu melihat sesuatu dengan sudut
pandang orang lain
55 Saya percaya bahwa saya mampu melaksanakan
suatu tugas
56 Saya memotong birokrasi dan mengubah aturan
bila diperlukan
57 Saya tetap positif meskipun mengalami
kemunduran atau halangan
58 Saya mengembangkan dukungan yang ada di
belakang saya
59 Saya membujuk orang dengan memanfaatkan
kepentingan pribadi masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
60 Saya bertindak secara impulsif (meledak-ledak)
61 Saya tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
62 Saya meragukan kemampuan diri sendiri
63 Saya menghindari konflik
64 Saya menyesuaikan pelayanan atau produk
dengan kebutuhan pelanggan atau klien
65 Saya membangun dan mempertahankan hubungan
yang dekat di tempat saya bekerja
66 Saya ragu untuk memanfaatkan kesempatan yang
ada
67 Saya memberikan arahan dan tuntunan secara
berkelanjutan
68 Saya sadar akan perasaan saya sendiri
69 Saya mengubah keseluruhan strategi, tujuan, atau
proyek untuk disesuaikan dengan situasi yang ada
70 Saya berupaya mencari informasi dengan cara
yang tak lazim atau tidak biasanya
71 Saya memperhatikan perasaan dan isyarat-isyarat
non-verbal dari orang lain
72 Saya belajar dari kegagalan saya
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN B
Hasil Analisis dan Seleksi Aitem Kecerdasan Emosi
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlati
on
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Aitem1 208.5610 235.952 .279 . .916
Aitem2 208.2439 233.489 .488 . .914
Aitem3 208.6098 238.844 .250 . .916
Aitem4 208.3902 229.894 .658 . .913
Aitem5 208.5854 235.049 .446 . .915
Aitem6 208.7073 242.862 -.039 . .918
Aitem7 208.3902 232.244 .571 . .914
Aitem8 208.3415 237.130 .374 . .915
Aitem9 208.4878 235.406 .565 . .914
Aitem10 208.7805 234.476 .426 . .915
Aitem11 208.4878 234.456 .498 . .914
Aitem12 208.5854 237.899 .343 . .915
Aitem13 208.2683 236.101 .376 . .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Aitem14 208.5610 232.552 .534 . .914
Aitem15 208.8293 235.195 .398 . .915
Aitem16 208.5122 239.656 .153 . .917
Aitem17 208.6829 232.522 .518 . .914
Aitem18 208.7561 234.689 .368 . .915
Aitem19 208.3902 230.494 .674 . .913
Aitem20 208.2683 233.401 .545 . .914
Aitem21 208.6585 241.980 -.001 . .919
Aitem22 208.6585 238.930 .162 . .917
Aitem23 208.5122 232.256 .669 . .913
Aitem24 208.4878 229.606 .746 . .912
Aitem25 208.3659 232.038 .570 . .914
Aitem26 208.9756 255.174 -.542 . .924
Aitem27 208.4878 237.256 .287 . .916
Aitem28 208.9756 234.474 .352 . .915
Aitem29 208.6585 235.380 .374 . .915
Aitem30 208.5366 232.655 .604 . .914
Aitem31 208.6098 231.444 .553 . .914
Aitem32 208.6341 227.938 .718 . .912
Aitem33 209.6098 252.444 -.548 . .922
Aitem34 208.5854 233.999 .571 . .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Aitem35 208.5366 235.755 .624 . .914
Aitem36 208.6341 233.038 .525 . .914
Aitem37 208.7317 239.351 .150 . .917
Aitem38 208.4390 232.402 .652 . .913
Aitem39 208.9024 234.740 .350 . .915
Aitem40 208.6341 233.638 .453 . .914
Aitem41 208.9512 228.248 .594 . .913
Aitem42 208.7317 236.551 .362 . .915
Aitem43 208.7073 230.512 .573 . .913
Aitem44 208.3415 233.080 .673 . .913
Aitem45 208.7317 232.151 .546 . .914
Aitem46 208.6829 230.772 .574 . .913
Aitem47 208.3659 232.788 .635 . .913
Aitem48 208.5122 237.406 .429 . .915
Aitem49 208.7317 235.251 .348 . .915
Aitem50 208.6098 233.644 .633 . .914
Aitem51 209.0732 242.070 .001 . .918
Aitem52 208.2683 235.401 .466 . .915
Aitem53 208.3902 235.344 .542 . .914
Aitem54 208.7561 233.139 .516 . .914
Aitem55 208.3659 232.088 .683 . .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Aitem56 209.0000 242.150 .000 . .918
Aitem57 208.6585 242.230 .005 . .917
Aitem58 208.6098 238.844 .250 . .916
Aitem59 208.8293 244.945 -.136 . .919
Aitem60 208.5854 241.149 .066 . .917
Aitem61 208.6585 241.580 .016 . .918
Aitem62 208.7805 237.376 .244 . .916
Aitem63 208.6829 236.122 .299 . .916
Aitem65 208.3415 236.130 .397 . .915
Aitem66 208.7073 234.912 .442 . .915
Aitem67 208.7317 235.251 .406 . .915
Aitem68 208.4878 236.406 .372 . .915
Aitem69 208.7073 232.762 .410 . .915
Aitem70 209.6098 244.144 -.104 . .919
Aitem71 208.6098 236.694 .299 . .916
Aitem72 208.3902 239.544 .185 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN C
Hasil Data Deskriptif Skala Kecerdasan Emosi dan Kinerja
Statistics
kecerdasanemosi
N Valid 37
Missing 0
Mean 212.19
Std. Error of Mean 2.664
Median 209.00
Mode 205
Std. Deviation 16.205
Variance 262.602
Range 73
Minimum 186
Maximum 259
Sum 7851
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Statistics
DP3
N Valid 37
Missing 0
Mean 80.7789
Std. Deviation .83821
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN D
Hasil Uji t Mean Empirik dan Teoritik
a. Uji t Skala Kecerdasan Emosi
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
kecerdasanemo
si 79.648 36 .000 212.189 206.79 217.59
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
kecerdasanemosi 37 212.19 16.205 2.664
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
b. Uji t DP3 (Kinerja)
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
DP3 37 80.7789 .83821 .13780
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
DP3 586.20
4 36 .000 80.77892 80.4994 81.0584
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN E
Hasil Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Emosi
NPar Tests 71 item (Kecerdasan Emosi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ke
N 37
Normal Parametersa Mean 212.19
Std. Deviation 16.205
Most Extreme
Differences
Absolute .185
Positive .185
Negative -.132
Kolmogorov-Smirnov Z 1.127
Asymp. Sig. (2-tailed) .158
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
b. Uji Normalitas Variabel Kinerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pk
N 37
Normal Parametersa Mean 80.7186
Std. Deviation .91346
Most Extreme
Differences
Absolute .297
Positive .218
Negative -.297
Kolmogorov-Smirnov Z 1.804
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN F
Hasil Uji Linearitas
Uji Linearitas Skala Kecerdasan Emosi dan DP3 (Kinerja)
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
DP3 * ke 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
DP3 * ke Between Groups (Combined) 23.417 23 1.018 1.999 .098
Linearity .494 1 .494 .970 .343
Deviation from
Linearity
22.923 22 1.042 2.046 .092
Within Groups 6.622 13 .509
Total 30.039 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
DP3 *
ke .128 .016 .883 .780
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1
Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
Gambar 1
Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
105
Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN G
Hasil Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Skala Kecerdasan Emosi dan DP3 (Kinerja)
Nonparametric Correlations
Correlations
kecerdasanem
osi DP3
Spearman's rho kecerdasanemosi Correlation
Coefficient 1.000 .212
Sig. (1-tailed) . .104
N 37 37
Kinerja Correlation
Coefficient .212 1.000
Sig. (1-tailed) .104 .
N 37 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN H
Skor Kinerja Subjek
No Aspek/Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kesetiaan 91 91 91 91 91 91 91 91 91
2 Prestasi Kerja 77 80 78 79 80 80 77 80 79
3 Tanggung Jawab 78 80 78 80 80 80 77 80 80
4 Ketaatan 79 79 79 80 80 80 77 80 80
5 Kejujuran 78 79 78 80 79 80 77 80 80
6 Kerjasama 78 80 77 80 80 80 76 80 80
7 Prakarsa 77 79 77 79 80 79 77 79 79
Total 558 568 558 569 570 570 552 570 569
Nilai Rata-rata 79,71 81,14 79,71 81,29 81,43 81,43 78,86 81,43 81,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Aspek/Subjek 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kesetiaan 91 91 91 91 91 91 91 91 91
2 Prestasi Kerja 79 80 79 76 76 79 80 77 79
3 Tanggung Jawab 80 80 80 77 76 80 80 78 80
4 Ketaatan 80 80 80 76 77 79 80 77 79
5 Kejujuran 80 79 80 77 76 78 80 78 80
6 Kerjasama 79 80 80 76 76 78 79 78 80
7 Prakarsa 79 79 79 77 77 79 79 78 79
Total 568 569 569 550 549 564 569 557 568
Nilai Rata-rata 81,29 81,14 81,29 78,57 78,43
80,57 81,29 79,57 81,14
No Aspek/Subjek 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kesetiaan 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
2 Prestasi Kerja 79 79 78 76 80 79 80 79 80 80
3 Tanggung Jawab 80 80 78 77 80 80 80 79 80 80
4 Ketaatan 80 80 79 76 80 79 79 79 80 79
5 Kejujuran 79 79 79 77 80 80 80 80 80 80
6 Kerjasama 79 79 77 76 80 79 80 80 80 80
7 Prakarsa 79 79 79 76 79 79 79 79 79 79
Total 567 569 561 549 570 567 569 567 570 569
Nilai Rata-rata 81,43 81,00 81,29 80,14 78,43 81,00 81,29 81,00 81,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Aspek/Subjek 28 29 30 31 32 33
1 Kesetiaan 91 91 91 91 91 91
2 Prestasi Kerja 80 80 79 79 79 79
3 Tanggung Jawab 80 80 80 80 80 80
4 Ketaatan 79 80 80 80 80 80
5 Kejujuran 80 80 80 80 80 79
6 Kerjasama 80 79 79 80 80 78
7 Prakarsa 79 79 79 79 79 78
Total 569 569 568 569 569 565
Nilai Rata-rata 80,57 81,29 81,14 81,29
81,29 80,71
No Aspek/Subjek 34 35 36 37
1 Kesetiaan 91 91 91 91
2 Prestasi Kerja 79 78 79 79
3 Tanggung Jawab 79 79 80 80
4 Ketaatan 78 79 79 79
5 Kejujuran 79 78 80 80
6 Kerjasama 79 78 79 80
7 Prakarsa 79 78 80 79
Total 564 561 568 568
Nilai Rata-rata 80,57 80,14 81,14 81,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN I
SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI