PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22716/2/061124029_Full.pdf · 2018. 3....
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22716/2/061124029_Full.pdf · 2018. 3....
MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO
THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS
KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
APRIDAWATI BR SITEPU
NIM: 061124029
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada YESUS Bapa yang Baik Hati yang
menjaga, merawat, mengasihi dan mencintaiku dengan sangat, serta
memberikan segala sesuatu yang terbaik.
Bapa yang menganugerahkan aku “Hati” sebagai tempat pertemuan
antara aku dengan Dia untuk berkisah tentang asa, rasa, gita dan cita.
Tempat aku untuk memulai berkata “ya” atau “tidak”
atas sesuatu.
Untuk Ibu dan Ayahku yang menjadi Sahabat terbaik, kekasihku,
pengukir jiwa ragaku, wujud nyata cinta Bapa padaku, yang telah
banyak meneteskan air mata karena pilihan dan keputusan yang
kuambil dalam hidupku;
Suatu ketika pada saat dan waktu yang tepat ‘Suara’ itu akan akan
membisikkan sesuatu yang membuat Ayah dan Ibu mengerti tentang
segala sesuatu yang selama ini belum dimengerti.
Untuk para guru dan dosenku yang telah menorehkan ilmu,
harapan, impian, dan cita-cita dalam hidupku.
Untuk Para Susterku, sahabat dan teman-temanku
yang ikut melukis kisah dalam kanvas hidupku, memberi semangat dan
meneguhkan langkah-langkahku.
Untuk segala Impianku, harapanku, air mataku dan….
Hidupku dengan segala warnanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dengarkanlah suara hatimu, sebab di mana hatimu berada
di situlah hartamu berada,
hatimu tahu segalanya, sebab hatimu berasal dari Jiwa dunia.
Saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu
padu membantumu untuk meraihnya.
(Paulo Coelho dalam novel The Alchemist)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi dengan judul MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI, berawal dari ketertarikan penulis terhadap buku-buku fiksi khususnya novel Paulo Coelho. Dari buku tersebut penulis menemukan pesan-pesan yang bernilai dan berguna untuk pengambilan keputusan, sehingga penulis terdorong untuk memanfaatkan buku Paulo Coelho bagi pembinaan novis.
Menyadari bahwa keputusan dapat membawa perubahan dalam hidup panggilan seorang novis religius, maka dibutuhkan suatu pertimbangan, keberanian dan tanggung jawab. Penulis memilih untuk mendalami buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym secara khusus mendalami pergulatan Miss Prym dalam pengambilan keputusan, sebagai salah satu bantuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati bagi seorang novis religius.
Tulisan ini adalah studi kepustakaan dari buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym dan buku-buku penuntun pembinaan novis Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE). Penulis menggunakan pendekatan reflektif kritis dan sistematis untuk menemukan nilai-nilai kebenaran suara hati dalam buku The Devil and Miss Prym dalam kegunaannya untuk pembinaan atau pendampingan novis religius.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku The Devil and Miss Prym memiliki nilai-nilai kebajikan yang sangat penting bagi seorang novis religius dalam kaitannya dengan pemurnian suara hati. Suara hati merupakan bisikan Roh, suara hati mengendalikan hawa nafsu yang tidak teratur, suara hati memberi pemurnian dalam pengambilan keputusan, suara hati membentuk orang supaya matang dalam kepribadian, suara hati mendorong seorang religius untuk lebih sungguh-sungguh dalam menghayati kaul-kaul, suara hati menuntun seorang novis untuk mengenal nilai-nilai kebenaran iman dan suara hati sebagai kekuatan untuk membangun suatu semangat cinta dan pengorbanan.
Novis FSE sebagai calon religius memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan kisah Miss Prym dalam menjalani karya perutusan mereka nantinya. Untuk mengkaji kemungkinan permasalah tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner kepada semua novis FSE sejumlah 22 orang sebagai responden. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan novis FSE dan novis FSE perlu memahami kisah Miss Prym untuk dapat memanfaatkan kisah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis mengusulkan suatu program retret tahunan untuk memperkenalkan kisah Miss Prym serta memberi pemahaman dalam memanfaatkannya. Dengan kegiatan retret tersebut novis FSE diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai kisah Miss Prym, sehingga Kisah Miss Prym dapat dijadikan sebagai sarana pembinaan bagi novis FSE dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Kata kunci: Miss Prym, suara hati, pembinaan, pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis, which entitles THE USE OF THE MISS PRYM’S STORY IN THE BOOK OF PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM FOR THE NOVICE FORMATION OF FSE CONGREGATION IN MEDAN IN TAKING DECISION BASED ON CONSCIENCE, is inspired by the fiction books especially the novel of Paulo Coelho. Out of this book, the writer found valuable and useful messages in taking decision. Therefore the writer has been encouraged to use the book of Paulo Coelho for Novice Formation.
Realizing that the decision could bring changes in a novice vocation life, thus it needs consideration, courage and responsibility. The writer chose the book of Paulo Coelho The Devil and Miss Prym, especially to understand the struggle of Miss Prym in taking decision, as one aspect for the novices to take decision based on their conscience.
This writing is a research through reading the main of Paulo Coelho The Devil and Miss Prym and the guideline books for the Novices of FSE. The writer uses the critical reflective and systematic approach order to find the truth values of conscience in The Devil and Miss Prym in its usage for novice formation or accompaniment.
The result of the research shows that “The Devil and Miss Prym” novel has important virtuous values for novices in its relation for purifying the conscience. The conscience is the Spirit’s whisper, the conscience control desires, the conscience brings light in taking decision, the conscience forms someone to maturity, the conscience urges a religious in living out the vows, the conscience guides novices to know the truth of faith and finally the conscience is a power to build a spirit of loving and sacrificing.
The FSE’s novices as the candidate of religious have possibility to use the story of Miss Prym in doing through their future mission. In order to see that possibility, the writer made a research by distributing the questioner to all FSE novices, 22 novices, as the respondent. Through this research the writer found out that the story of Miss Prym could be used as an instrument for novices formation and of course that novices need to know the story of Miss Prym well before using it. Based on the result of is research, the writer proposes an annual retreat program to introduce the story of Miss Prym as well as to show the way in using its values. By is retreat program, the novices hopefully will have the knowledge and understanding about the story of Miss Prym, therefore this Miss Prym’s story could be used as the formation instrument for novices of FSE in taking decision based on their conscience.
Key words: Miss Prym, conscience, formation, taking the decision.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Bapa yang Baik Hati, atas
rahmat-Nya yang memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi yang
berjudul MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO
COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS
KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI
Skripsi ini berhasil ditulis berkat dukungan, perhatian dan uluran tangan
kasih dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis mengucapakan rasa terimakasih kepada:
1. Rm. Dr. A. B. Rukiyanto, SJ selaku dosen pembimbing utama yang dengan
sabar dan penuh kasih membimbing, mendampingi dan mencurahkan pikiran
pada penulisan skripsi ini.
2. Dra. Yulia Supriyati, M. Pd selaku dosen pembimbing kedua sekaligus dosen
pembimbing akademik, yang dengan sabar, tabah dan penuh kasih
membimbing dan mendampingi penulis dalam proses perkuliahan dan secara
khusus telah berkenan mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Y.a.C.H. Mardiraharjo selaku penguji III yang dengan penuh
perhatian menyapa dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap staf dosen dan karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Dewan Pemimpin Umum persaudaraan Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE),
yang memberikan kesempatan, kepercayaan dan perhatian serta dukungan
kepada penulis selama kuliah samapi dengan menyelesaikan skripsi ini.
6. Sensianus yang telah memberikan buku-buku Paulo Coelho kepada penulis
untuk dibaca, direnungkan dan akhirnya menjadi inspirasi bagi penulis dalam
penulisan skripsi ini.
7. Para suster FSE komunitas St. Yohanes Bosco Yogyakarta yang menjadi
sahabat penulis menapaki hari-hari studi. Terimakasih atas sapaan, senyuman,
kehadiran dan tegur sapa kalian.
8. Sr.M. Yustina Situmorang FSE selaku Magistra Novis FSE. Terima kasih atas
kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian
berlangsung.
9. Para novis FSE yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
dan memberikan waktunya untuk berbagi pengalaman hidup. Terima kasih
telah menjadi teman belajar untuk mendengarkan suara hati.
10. Keluargaku tercinta: Ayah, Ibu, kakak Hendri, Adikku Irta dan Melani.
Terima kasih atas cinta, doa dan dukungan yang tiada hentinya bagi penulis.
11. Angkatan 2006 dan 2007 semuanya, untuk kalian semua penulis sampaikan
rasa persahabatan terdalam. Terimakasih atas kebersamaan kita.
12. Sahabat dan teman-teman: Taruna Boy Sitepu, P. Remigius yang setia
mendoakan dan mendukung penulis dengan penuh kasih dan cinta, P.
Bertholomeus yang setia mendukung penulis, memberi semangat cinta dan
perhatian selama penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... vii
ABSTRAK……………………………………………………………………… viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………. xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
B
3. Jalan Cerita Buku The Devil and Miss Prym ....................................... 17
........... 20
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 9
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 9
E. Metode Penulisan ................................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11
AB II. KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE
DEVIL AND MISS PRYM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ..... 13
A. Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym ..................................... 14
1. Deskripsi Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym .................... 15
2. Penokohan dalam Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym ....... 15
4. Pergulatan Miss Prym dalam Pengambilan Keputusan .............
5. Keadaan Chantal (Miss Prym) ............................................................. 30
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keputusan ............................................................................................. 32
1. Arti Keputusan ..................................................................................... 33
B
b. Pembinaan yang Mendukung Novis dalamPengambilan Keputusan 63
2. Keputusan Bebas dan Keputusan tidak Bebas ..................................... 35
3. Mengambil Keputusan ......................................................................... 35
4. Mempertanggungjawabkan Keputusan ................................................ 41
C. Suara Hati ............................................................................................. 42
1. Arti Suara Hati ...................................................................................... 42
2. Suara Hati Ragu-ragu ........................................................................... 44
3. Kemutlakan Suara Hati ........................................................................ 45
4. Mempertanggungjawabkan Suara Hati ................................................ 47
5. Pembinaan Suara Hati .......................................................................... 48
6. Keterkaitan Keputusan dan Suara Hati ................................................ 52
AB III. GAMBARAN TENTANG MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM
PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM
BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES
SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN ................................................ 53
A. Gambaran Umum Novis Fransiskanes Santa Elisabeth ....................... 54
1. Selayang Pandang Kongregasi Fransiskan Santa Elisabeth (FSE) ..... 54
2. Gambaran Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) .... 56
B. Penelitian tentang Memanfaatkan Kisah Miss Prym bagi Pembinaan Novis Kongregasi FSE ......................................................................... 57
1. Metodologi Penelitian .......................................................................... 58
a. Tujuan Penelitian ............................................................................ 58
b. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................... 59
c. Metode Penelitian ........................................................................... 59
d. Responden ...................................................................................... 59
e. Instrumen Penelitian ....................................................................... 59
f. Variabel Penelitian ......................................................................... 60
2. Hasil Penelitian ..................................................................................... 61
a. Gambaran Novis FSE ...................................................................... 62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan Keputusan ........................................................................................ . 66
3. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 70
a. Gambaran Novis FSE ........................................................................ 70
berdasarkan Suara Hati ...................................................................... 74
BAB IV.
. 110
BAB V. US
b. Pembinaan yang Mendukung Novis dalam Pengambilan Keputusan .......................................................................................... 71
c. Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan Keputusan
PENERAPAN KISAH MISS PRYM BAGI PARANOVIS DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA
HATI ............................................................................................... ... 79
A. Mendengarkan Suara Hati ................................................................... 80
B. Suara Hati dan Hawa Nafsu ................................................................ 85
C. Suara Hati Memurnikan Pengambilan Keputusan .............................. 92
D. Suara hati dan Penghayatan Kaul-kaul ................................................ 97
1. Ketaatan ............................................................................................... 103
2. Kemurnian ........................................................................................... 106
3. Kemiskinan .......................................................................................... 108
E. Suara Hati Petunjuk kepada Kebenaran .............................................
F. Suara Hati Mematangkan Kepribadian ............................................... 116
G. Suara Hati Membangun Cinta dan Pengorbanan ................................ 122
ULAN PROGRAM RETRET MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN ................................................ 128
A. Usulan Program ................................................................................... 128
B. Alasan Pemilihan Program .................................................................. 128
C. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ................................................... 129
D. Perumusan Tema dan Tujuan .............................................................. 131
E. Petunjuk Pelaksanaan .......................................................................... 133
F. Jadwal Acara ....................................................................................... 134
G. Penjabaran Tema dan Tujuan .............................................................. 142
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D
L
1. Lam .. (1)
2. Lampiran
4.
DAF
1.
2.
3. T
4. Tabel 2: Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan Keputusan 67
H. Contoh Satuan Persiapan ..................................................................... 155
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 172
A. Kesimpulan .......................................................................................... 173
B. Saran .................................................................................................... 174
AFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 177
AMPIRAN
piran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................
2: Kuesioner Penelitian ................................................................. (2)
3. Lampiran 3: Hasil Penelitian Keseluruhan .................................................... (5)
Lampiran 4: Ringkasan Kisah Miss Prym ..................................................... (8)
TAR TABEL
Tabel 1: Variabel Penelitian ............................................................................ 60
Tabel 2: Gambaran Novis FSE ........................................................................ 63
abel 3: Pembinaan yang Mendukung Novis dalam Pengambilan Keputusan......................................................................................... 64
Berdasarkan Suara Hati .....................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Deuterokanonika, penerbit Lembaga Alkitab Indonesia, terjemahan diterima
dan diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia, Jakarta: 1999.
Kej: Kitab Kejadian
Kor: Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus
Luk: Injil Lukas
Mat: Injil Matius
Rm: Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma
Yoh: Injil Yohanes
B. Singkatan Dokumen Gereja
DH: Dignitatis Humanae, Pernyataan Konsili Vatikan II tentang
Kebebasan Beragama, 7 Desember 1965.
GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang
Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.
Kan: Kanon.
KHK: Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
LG: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang
Gereja tanggal 21 November 1964.
PC: Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 38 Oktober 1965.
PT: Pacem in Terris, Ensiklik Paus Yohanes XXIII tentang Perdamaian
Dunia, 11 April 1963.
VC: Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
tentang Hidup Bakti bagi para Religius, 25 Maret 1996.
VS: Veritatis Splendor, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II Kepada
Semua Uskup Gereja Katolik tentang Pertanyaan-pertanyaan
Fundamental tertentu mengenai Ajaran Moral Gereja, 6 Agustus
1993.
C. Singkatan Lain
AngOrIIIReg : Anggaran Dasar Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus
Art : Artikel
Bdk : Bandingkan
FSE : Fransiskanes Santa Elisabeth
Konst : Konstitusi
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
No : Nomor
SEKAFI : Sekretariat Keluarga Fransiskan Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengambil keputusan adalah bagian hakiki hidup tiap manusia (Chang,
2001: 149). Manusia pertama, Adam dan Hawa sejak awal telah dihadapkan pada
pengalaman untuk memutuskan, menerima tawaran si ular dengan memakan buah
pohon pengetahuan yang dilarang Allah atau tetap menaati apa yang
diperintahkan Allah dengan tidak memakan buah pohon pengetahuan. Ketika
manusia pertama memilih dan mengambil keputusan untuk memakan buah pohon
pengetahuan, sejak saat itu juga terjadi perubahan atas diri mereka, keputusan
yang mereka ambil merupakan suatu pilihan yang tidak dapat ditarik kembali.
Hawa tergoda oleh bujuk rayu ular, Hawa memakan buah pengetahuan itu
dan memberikannya juga kepada Adam suaminya, mereka telah mengambil
keputusan untuk memakan buah pohon pengetahuan yang dilarang oleh Allah.
Keputusan untuk memakan buah pohon pengetahuan itu telah membuat mata
mereka terbuka: “Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa
mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat”
(Kej 3:7). Sejak saat itu mereka diusir dari taman Firdaus. Mereka yang semula
hidup di taman yang begitu indah harus pergi meninggalkan Firdaus dan berjuang
untuk hidup.
Manusia yang telah memakan buah pengetahuan itu menjadi tahu mana
yang baik dan jahat: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat…” (Kej 3: 22). Dalam buku The
Devil and Miss Prym, Paulo Coelho mengutarakan perubahan besar bisa terjadi
dalam waktu yang sangat singkat dan pada saat yang tidak kita duga:
Dalam kehidupan seseorang, seperti juga masyarakat, perubahan yang sangat besar justru bisa terjadi dalam bingkai waktu yang teramat sempit. Ketika sama sekali tidak disangka-sangka, kehidupan justru menyodorkan kepada kita tantangan untuk menguji keberanian dan kemauan kita untuk berubah; jika saat seperti itu tiba, tak ada gunanya berpura-pura sesuatu tidak terjadi, atau mengatakan kita belum siap (Coelho, 2009: 10).
Setiap orang tidak terlepas dari pengambilan keputusan dan harus berani
mengambil keputusan, mulai dari keputusan sederhana misalnya memutuskan
untuk belanja ke pasar atau mall, memasak ikan atau daging, berobat ke dokter
umum atau dokter spesialis dan banyak pilihan yang harus diputuskan.
Mengambil keputusan yang penting dalam hidup tentunya butuh waktu dan proses
agar keputusan tersebut benar-benar berguna dan mendukung untuk kelanjutan
perjalanan hidupnya juga berguna bagi orang lain. Oleh sebab itu seorang yang
akan mengambil keputusan penting atas hidupnya mengalami pergulatan,
pertimbangan baik atau buruk, berguna atau sia-sia. Banyak hal yang menjadi
pertimbangan, aturan, norma, hukum, ajaran agama, tanggung jawab serta risiko
dari keputusan tersebut.
Keputusan tidak selamanya bisa ditunda, pada saat yang ditentukan
keputusan harus diambil, tetapi tidak semua orang siap melakukannya. Orang
yang ingin mengambil keputusan sering takut menanggung risiko, ragu, bingung,
cemas, dan cenderung ingin menunda-nunda, mengingat keputusan tersebut
sangat penting dan berpengaruh bagi kelanjutan hidupnya, tetapi ada juga orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang begitu cepat mengambil keputusan tanpa pertimbangan baik buruk dari
keputusannya sehingga kurang bertanggungjawab dalam keputusannya sendiri.
Kita bingung dihadapkan dengan berbagai keputusan yang bisa saja kita
ambil, tetapi keputusan mana yang sebaiknya diambil? Paulo Coelho mengatakan
ketika kita harus memutuskan untuk melakukan sesuatu hal, yang bisa dilakukan
adalah melakukan apa yang diperintahkan hati kita, dan Tuhan akan senang
(Coelho, 2009:187). Suara hati menilai baik buruknya keinginan kita, keinginan
tersebut dipikirkan dan dipertimbangkan cocok atau tidak dengan suatu norma.
Suara hati menggerakkan kita untuk melakukan keinginan yang dinilai baik dan
tidak melakukan keinginan yang dinilai tidak baik.
Suara hati tidak sama dengan perasaan hati yang muncul spontan karena
perasaan muncul tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Hawa ketika mendengar
tawaran ular spontan merasa tertarik dengan buah pohon itu dan ingin
memakannnya, tetapi suara hatinya mengatakan keinginannya untuk memakan
buah pohon itu bertentangan dengan kehendak Allah. Meskipun Hawa tahu
keinginannya bertentangan dengan kehendak Allah tetapi Hawa tidak
mendengarkan suara hatinya melainkan mengikuti perasaan spontannya sehingga
dia memakan buah pohon pengetahuan itu dan memberikannya juga kepada Adam
suaminya.
Tahap novis dalam kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)
merupakan langkah pertama hidup sebagai religius. Selama masa novisiat, novis
dibina dan didampingi dengan harapan pada saat yang ditentukan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengambil keputusan secara bebas dan bertanggung jawab atas hidupnya.
Memilih hidup sebagai religius atau kembali ke tengah-tengah keluarga.
Pada kenyataannya tidak semua novis masuk biara karena kemauan dan
kehendak sendiri, ada masuk biara karena ikut-ikutan, disuruh orang tua, ingin
coba-coba dan sebagainya. Tetapi ada juga yang mengambil keputusan atas
kemauan dan kesadarannya secara bebas sehingga dia juga menyadari segala
konsekuensi atas keputusannya serta mampu mempertanggungjawabkannya.
Mengingat masa novis merupakan tahap awal pembinaan yang teratur dan
berkesinambungan maka sangatlah baik bila dalam pembinaan tersebut, novis
didampingi sehingga terbantu dalam mengambil keputusan secara bebas dan
bertanggungjawab, novis didampingi untuk belajar mendengarkan suara hati dan
mengambil keputusan berdasarkan suara hatinya. Pengambilan keputusan
berdasarkan suara hati bukanlah hal yang mudah, perlu pembinaan sejak awal
sehingga pada saatnya novis mampu mengambil keputusan berdasarkan suara
hatinya dan keputusan tersebut dapat dilaksanakan dengan bertanggungjawab
selama hidupnya.
Setiap orang selama hidupnya tidak pernah terlepas dari pemilihan dan
pengambilan keputusan. Setiap hari, seorang religius harus berani dan mampu
mengambil keputusan. Semakin lama menjalani hidup sebagai religius semakin
banyak tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tugas dan tanggung
jawab tersebut tidak terlepas dari berbagai tantangan, tawaran dan pilihan
sehingga semakin sering juga mereka dihadapkan pada suatu pilihan dan
pengambilan keputusan. Pada saat berhadapan dengan berbagai tawaran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pilihan mereka juga harus berani mengambil keputusan menerima tawaran atau
menolak tawaran tersebut dengan pertimbangan baik dan buruk dari pilihan dan
keputusanya.
Pemilihan dan pengambilan keputusan seseorang tentunya dipengaruhi
juga oleh tawaran pada jaman ini yang semakin menantang dan menggiurkan.
Seorang religius bisa saja mengambil keputusan menurut keinginannya sendiri
tetapi masalahnya adalah apakah keputusan yang dia ambil sesuai dengan aturan
dan cara hidupnya sebagai religius.
Tawaran yang menggiurkan sering menyebabkan seorang religius kurang
mempertimbangkan baik buruk dari keputusan yang dia ambil sehingga
pengambilan keputusan didasarkan pada keuntungan diri sendiri tanpa
mengindahkan aturan hidup sebagai seorang religius. Seseorang dapat terjebak
dalam tawaran tersebut karena tampaknya memberi kenikmatan dan kepuasan diri
sendiri sehingga meskipun dilarang dan tahu salah tetapi tetap melakukannya.
Tindakan seperti ini sebenarnya merugikan dirinya sendiri. Ada juga yang masih
mentaati aturan hanya karena takut.
Sama halnya dengan Hawa yang tahu tindakannya memakan buah pohon
pengetahuan sebenarnya salah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah,
tetapi godaan ular sangat menggiurkan, Hawa akan menjadi serupa dengan Allah,
sehingga Hawa memakannya meskipun tahu perbuatannya tersebut melanggar
perintah Allah.
Demikian dalam hidup sehari-hari kita sering melakukan sesuatu yang
sebenarnya menurut aturan cara hidup kita salah tetapi karena tawaran dan godaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tersebut sangat menggiurkan maka berbagai cara juga kita lakukan untuk
mendapatkan dan menikmatinya tanpa memikirkan baik buruk dari tindakan
tersebut. Sekarang ini orang mudah tergiur dengan apa yang tampaknya
menyenangkan, memberi rasa nikmat dan kegembiraan sehingga ada
kecenderungan menerima tawaran tanpa memikirkan baik buruknya.
Oleh sebab itu sangatlah perlu sejak awal para religius yaitu sejak tahap
novisiat mereka dilatih untuk mendengarkan suara hati dalam mengambil
keputusan sehingga pada saat mereka dihadapkan dengan berbagai pilihan dan
tawaran dalam hidup sehari-hari sebagai religius, mereka senantiasa mampu dan
peka mendengarkan suara hati dan mengambil keputusan berdasarkan suara hati.
Melalui buku The Devil and Miss Prym secara khusus pergulatan tokoh
utamanya Miss Prym yang juga disapa dengan Chantal, Chantal Prym, penulis
ingin memberikan suatu gambaran proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh Chantal atas suatu tawaran yang sulit dan menimbulkan dilema bagi dirinya.
Di satu sisi dengan menerima tawaran tersebut ia dapat mewujudkan semua
impiannya dalam waktu yang sangat singkat, tetapi di sisi lain ia harus menjadi
seorang yang mengkhianati nilai-nilai baik yang selama ini dipegang oleh
penduduk desanya dan telah tertanam di hatinya.
Chantal diberi kesempatan selama tujuh hari tujuh malam untuk
menentukan keputusan. Selama tujuh hari tujuh malam Chantal mengalami
pergulatan batin dengan berbagai situasi dan perasaan. Tepat malam ketujuh
Chantal tampil dan akhirnya mengambil keputusan bebas atas tawaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Chantal selama pergulatannya sering membayangkan dan memikirkan hal-
hal indah yang akan ia dapatkan dengan mengambil sebatang emas yang
ditawarkan orang asing itu, akan tetapi ia tidak pernah sanggup melakukannya.
Berbagai pertimbangan muncul dalam hatinya, ajaran orang tuanya, neneknya,
tradisi penduduk dan ajaran agama, hukum dan aturan-aturan lain menjadi
pertimbangannya. Setiap tindakan dan keputusan yang ingin diambilnya dia
pertimbangkan baik buruknya, tanggung jawab dan risikonya.
Paulo Coelho dalam bukunya menggambarkan Chantal seorang gadis
yatim piatu miskin yang ingin sekali meninggalkan Viscos tanah kelahirannya.
Chantal adalah satu-satunya penduduk termuda dan belum bersuami yang tinggal
di Viscos dan bekerja di sebuah bar hotel setiap malam. Chantal mempunyai
impian untuk meninggalkan desanya yang nyaris hancur untuk mengubah
kehidupannya. Impian Chantal akan segera tercapai, seorang laki-laki yang
mengaku bernama Carlos datang ke Viscos menawarkan sebelas batang emas
masing-masing seberat dua kilogram kepada Chantal dan emas itu akan menjadi
milik Chantal dan penduduk Viscos.
Sebelas batang emas tersebut akan mengubah hidup Chantal selama-
lamanya juga semua penduduk desa Viscos, akan tetapi untuk mendapatkan emas
itu Chantal harus menghianati nilai-nilai yang selama ini diyakini serta dijunjung
tinggi oleh penduduk Viscos. Chantal bisa mendapatkan sebatang emas menjadi
miliknya dengan mencurinya kapan saja ia mau karena dia tahu tempat emas
tersebut disembunyikan, tetapi dengan mencuri emas tersebut berarti Chantal
melanggar perintah Allah “Jangan mencuri”. Sepuluh batang emas lainnya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diberikan kepada penduduk Viscos dengan syarat seorang dari penduduk Viscos
harus dibunuh, jika hal itu terjadi berarti penduduk Viscos telah melanggar
perintah Allah “Jangan membunuh”. Chantal dilanda perang batin, Baik dan Jahat
bertarung dalam dirinya sebagaimana hal serupa juga terjadi dalam diri setiap
manusia ketika dihadapkan kepada tawaran dan harus mengambil keputusan.
Menyadari keputusan dapat membawa perubahan dalam hidup sehingga
perlulah suatu pertimbangan, keberanian dan tanggung jawab, penulis memilih
untuk mendalami buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym secara khusus
mendalami pergulatan Miss Prym dalam pengambilan keputusan, sebagai salah
satu bantuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Gagasan dan
ide tersebut akan penulis tuangkan dalam skripsi berjudul:
“Memanfaatkan Kisah Miss Prym Pada Buku Paulo Coelho The Devil And
Miss Prym bagi Pembinaan Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth
(FSE) Medan dalam Pengambilan Keputusan Berdasarkan Suara Hati”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pengambilan keputusan Miss Prym menurut buku The
Devil and Miss Prym?
2. Bagaimana kisah Miss Prym dipahami dalam konteks pengambilan keputusan
berdasarkan suara hati?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Apakah kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan bagi pembinaan novis
kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) dalam pengambilan keputusan
berdasarkan suara hati.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Menemukan proses pengambilan keputusan Miss Prym menurut buku The
Devil and Miss Prym.
2. Menemukan gambaran kisah Miss Prym dalam konteks pengambilan
keputusan berdasarkan suara hati.
3. Untuk mengetahui manfaat kisah Miss Prym pada buku The Devil and Miss
Prym bagi pembinaan novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)
Medan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:
1. Bagi para novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan
Skripsi ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi para novis agar dalam
perjalanan hidupnya semakin terbiasa dan mampu mengambil keputusan
berdasarkan suara hati sehingga mereka terbentuk menjadi manusia yang utuh.
2. Ilmu Pengetahuan
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan
empirik mengenai suara hati, selanjutnya dapat diwujudkan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengembangan pemahaman suara hati secara proporsional pada mata kuliah
tertentu, seperti Teologi Moral dan Pembinaan Spiritualitas.
3. Bagi para Pembina di Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)
Diharapkan dengan skripsi ini para suster FSE tergerak memahami dan
memanfaatkan buku-buku fiksi secara proposional dalam pembinaan untuk
membantu para suster mengetahui, mengerti dan memahami suara hati
sehingga semakin mampu mendengarkan suara hati dalam pengambilan
keputusan.
4. Bagi para Pembaca
Banyak buku fiksi yang juga merupakan hasil pengalaman pergulatan,
imajinasi dan renungan penulisnya sehingga bisa menjadi sumber inspirasi
yang baik bagi pembaca. Skripsi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi
penggemar buku fiksi agar tidak hanya sekedar membaca, tetapi merenungkan
dan merefleksikan kisah dalam buku-buku fiksi tersebut sehingga menemukan
pesan-pesan spiritualitas yang bernilai dan bermanfaat untuk membangun
kehidupan rohani.
E. Metode Penulisan
Penulisan menggunakan metode deskriptif analitis untuk memperoleh
gambaran mengenai pendapat tentang pemanfaatan kisah Miss Prym pada buku
Paulo Coelho The Devil and Miss Prym bagi pembinaan novis FSE dalam
pengambilan keputusan serta studi pustaka untuk memperoleh gambaran
mengenai pengambilan keputusan Miss Prym. Selain itu penulis menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pendekatan reflektif kritis dan sistematis untuk menemukan nilai-nilai kebenaran
suara hati dalam pengambilan keputusan pada buku Paulo Coelho The Devil and
Miss Prym dalam kegunaannya untuk pembinaan atau pendampingan novis
religius.
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pada bab ini penulis akan memaparkan pendahuluan yang berisikan:
latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II: Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai kisah Miss Prym
dalam buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym. Penulis akan
menguraikan empat hal pokok. Bagian pertama memaparkan tentang
buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym yaitu deskripsi buku,
penokohan dan jalan cerita. Bagian kedua memaparkan pergulatan Miss
Prym dalam pengambilan. Bagian ketiga memaparkan landasan teori
mengenai keputusan dan bagian keempat memaparkan landasan teori
mengenai suara hati.
Bab III: Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran memanfaatkan kisah
Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym bagi
pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan.
Bab III ini akan diawali dengan gambaran umum novis Fransiskanes
Santa Elisabeth Medan, dan bagian kedua penelitian tentang
memanfaatkan kisah Miss Prym bagi pembinaan novis kongregasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Fransiskanes Santa Elisabeth Medan. Pada bagian kedua ini akan
dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab IV: Pada bab ini menggali secara lebih dalam lagi pesan kisah Miss Prym
pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym dalam pengambilan
keputusan berdasarkan suara hati. Pada bab ini akan dipaparkan pokok-
pokok mengenai keputusan suara hati secara lebih mendalam dalam
kaitannya dengan perjalanan panggilan novis menuju hidup religius.
Pokok-pokok tersebut merupakan perpaduan antara kisah Miss Prym,
ajaran iman Kristiani dan refleksi penulis dikaitkan dengan situasi novis.
Bab V: Pada bab ini penulis memaparkan usulan program retret untuk
memanfaatkan kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil And
Miss Prym bagi pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth
(FSE) Medan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.
Usulan program ini meliputi alasan pemilihan program, alasan pemilihan
tema dan tujuan program, perumusan tema dan tujuan, petunjuk
pelaksanaan, jadwal acara, matriks program retret dan contoh satuan
persiapan retret.
Bab VI: Penutup berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO
THE DEVIL AND MISS PRYM
DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nenek moyang kita Adam dan Hawa diusir dari taman Eden karena telah
mengambil keputusan yang keliru. Mereka memilih untuk tidak taat kepada
perintah Allah. Mereka memutuskan untuk menerima tawaran si ular dan
memakan buah pohon pengetahuan agar bisa menyamai Allah.
Dewasa ini kita hidup di antara berbagai tawaran dan pilihan yang
menggiurkan. Tawaran yang tampaknya menyenangkan dan memberi kepuasan.
Ketika kita dihadapkan dengan berbagai pilihan itu, kita dituntut agar berani
memilih dan mengambil keputusan.
Sebelum mengambil keputusan, kita membutuhkan waktu untuk membuat
pertimbangan-pertimbangan atas pilihan dan keputusan yang akan kita ambil.
Tetapi, kita harus ingat, sekalipun kita memiliki kesempatan untuk mengambil
berbagai keputusan, bukan berarti kita dengan mudah mengambil keputusan
menurut keinginan, perasaan dan nafsu kita semata. Kita harus mempunyai alasan
moral atas keputusan yang kita ambil, sehingga ketika orang lain bertanya
mengapa kita mengambil keputusan tersebut, kita dapat memberi alasan yang
rasional.
Paulo Coelho dalam bukunya The Devil and Miss Prym mengisahkan
pengambilan keputusan seorang perempuan muda bernama Chantal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dihadapkan pada suatu tawaran. Chantal terperangkap antara impian dan
ketakutan, kegelisahan dan kecemasan, kesempatan dan hukuman. Chantal bisa
saja memilih dan mengambil keputusan untuk mewujudkan semua impiannya.
Tetapi setiap kali ingin mengambil keputusan itu, dia selalu mengalami
kegelisahan, ketakutan dan kecemasan. Chantal mengalami berbagai pergulatan
batin, sampai akhirnya dia mengambil keputusan secara bebas; keputusan bukan
karena pengaruh atau tekanan siapa pun; keputusan bukan karena rasa takut atau
terpaksa, melainkan keputusan bebas dan bertanggung jawab.
Pengalaman Chantal adalah gambaran pengalaman kita dalam menghadapi
berbagai tawaran. Kita juga dituntut berani memilih dan mengambil keputusan
dari berbagai tawaran yang kita hadapi. Untuk lebih memahami pergulatan
Chantal, pada bagian pertama bab ini akan dipaparkan kisah Chantal dalam
pengambilan keputusan atas tawaran sebelas batang emas dari Carlos. Selanjutnya
pada bagian kedua akan dijelaskan landasan teori mengenai keputusan dan suara
hati.
A. Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym
Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym adalah buku ketiga trilogi
And on the Seventh Day. Dua buku sebelumnya adalah: By the River Piedra I Sat
Down and Wept (1994) dan Veronika Decides to Die (1998). Ketiga buku ini
menceritakan satu minggu dalam kehidupan manusia untuk mengambil keputusan.
Untuk lebih memahami dan mendalami kisah Chantal, pada bagian ini
akan dipaparkan mengenai Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diawali dengan: deskripsi buku, penokohan, jalan cerita, dan akhirnya melihat
pergulatan Chantal dalam pengambilan keputusan.
1. Deskripsi Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym
Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym mengisahkan pengambilan
keputusan Chantal berhadapan dengan tawaran seorang asing yang mengaku
bernama Carlos. Buku The Devil and Miss Prym terdiri dari 256 halaman
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rosi L. Simamora, desain dan
ilustrasi sampul oleh Dina Chandra dan diterbitkan pertama kali oleh PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta pada bulan September 2005. Buku karangan
Paulo Coelho diterbitkan pada tahun 2000 dalam bahasa Spain dengan judul O
Demonio A Senhorita Prym oleh Sant Jordi Asociados, Barcelona, SPAIN.
Buku The Devil and Miss Prym mengingatkan akan pergulatan nenek
moyang kita Adam dan Hawa dalam hidup mereka yang menghadapi
kebimbangan untuk memutuskan menerima tawaran ular untuk memakan buah
pengetahuan atau tetap berpegang pada perintah Allah. Manusia sepanjang
hidupnya tidak pernah telepas dari pengambilan keputusan. Hal ini dikisahkan
dengan pergulatan Chantal dalam mengambil keputusan atas tawaran orang asing
yang datang ke Viscos.
2. Penokohan dalam Buku The Devil and Miss Prym
Buku The Devil and Miss Prym menampilkan tokoh-tokoh yang mewakili
kisah manusia dalam pergulatannya mengambil keputusan. Adapun tokoh-tokoh
dalam buku The Devil and Miss Prym adalah: Miss Prym–Chantal Prym, salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
seorang penduduk Viscos yang sehari-hari disapa oleh dengan Chantal menjadi
tokoh utama dalam buku The Devil and Miss Prym. Chantal adalah seorang
penduduk termuda dan satu-satunya orang yang belum berkeluarga. Chantal
bekerja dalam bar sebuah hotel di desanya. Ibunya meninggal dunia ketika
melahirkannya sedangkan ayahnya tidak diketahui (Coelho, 2009:47). Chantal
dibesarkan oleh neneknya yang akhirnya juga meninggal. Sejak kecil Chantal
diajari oleh neneknya tentang nilai-nilai baik dalam hidup setiap hari.
Carlos-orang asing, Seorang tamu yang datang ke Viscos mengaku
bernama Carlos kepada resepsionis hotel. Tetapi kepada Chantal dia mengakui
identitas yang diberikannya kepada resepsionis semuanya palsu. Namanya bukan
Carlos, maka Chantal menyebut Carlos ‘orang asing’.
Carlos datang ke Viscos untuk mencari kebenaran teori yang dia ketahui
tentang sifat manusia yaitu jika manusia dihadapkan pada pencobaan, manusia
selalu gagal dan setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan
kejahatan jika ditempatkan pada kondisi yang tepat (Coelho, 2009:27). Carlos
menawarkan sebelas batang emas kepada Chantal dan penduduk Viscos, dengan
konsekuensi mereka harus melanggar beberapa dari sepuluh perintah Allah.
Berta, seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Berta adalah penduduk
tertua di Viscos dan sehari-hari duduk di luar pintu rumahnya mengamati setiap
kejadian di Viscos. Berta mempunyai kepekaan menangkap situasi dan kejadian di
sekitarnya.
Kepala desa, bertanggung jawab atas peraturan berburu. Istri kepala desa
yang bertanggung jawab atas kepala desa dan keputusan-keputusannya. Pastor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang bertanggung jawab memelihara jiwa-jiwa penduduk viscos. Wanita pemilik
hotel yang bertanggung jawab atas kesejahteraan para turis. Si pandai besi yang
lolos dari maut meskipun sudah digigit serigala ganas; dia adalah pemilik hampir
seluruh tanah di Viscos.
3. Jalan Cerita Buku The Devil and Miss Prym
Buku The Devil and Miss Prym menceritakan pergulatan perempuan muda
bernama Chantal yang tinggal di desa Viscos. Pergulatannya berawal dari
perjumpaannya dengan orang asing yang mengaku bernama Carlos. Carlos
menunjukkan sebelas batang emas masing-masing seberat dua kilogram kepada
Chantal. Sebatang emas akan menjadi milik Chantal dan sepuluh batang lagi akan
diberikan kepada penduduk Viscos. Tetapi untuk mendapatkan emas tersebut
Chantal dan penduduk Viscos harus melanggar beberapa dari perintah Allah.
a. Situasi Viscos dan penduduknya
Viscos adalah sebuah desa yang penduduknya berpegang teguh pada
tradisi leluhur mereka. Penduduk Viscos adalah orang-orang yang jujur, baik dan
menghargai komitmen (Coelho, 2009:39). Viscos memiliki sebuah Gereja dan
seorang Pastor yang mempersembahkan Ekaristi pada hari Sabtu malam dan
Minggu pagi. Sebuah hotel yang di dalamnya ada sebuah bar tempat penduduk
bertemu setiap malam. Penduduk Viscos berjumlah dua ratus delapan puluh satu
orang yang hanya dikendalikan oleh beberapa orang penting saja, seperti: kepala
desa dan istrinya, pemilik hotel, si tukang besi dan pastor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Penduduk Viscos hidup dari hasil pertanian, berburu, beternak juga dari
para turis. Situasi Viscos memang kurang mengguntungkan karena cuaca yang
kurang mendukung. Setiap tahun penduduk Viscos hanya memiliki waktu
sembilan puluh hari untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di ladang mulai dari
menanam sampai menuai hasil. Bagi Carlos, Viscos adalah tempat yang tepat
untuk memperoleh jawaban dari kebenaran teori yang diketahuinya.
b. Impian Chantal (Miss Prym)
Setiap hari Chantal menanti kesempatan untuk mewujudkan impian-
impiannya. Chantal ingin hidup lebih baik dan lebih menyenangkan.
Chantal memiliki banyak sekali impian: ia mengira bisa mengatasi setiap rintangan, menemukan suami, mencari pekerjaan di kota besar, ditemukan pencari bakat yang kebetulan mengunjungi tempat terpencil itu untuk mencari kedamaian, merintis karier di dunia teater, menulis buku best-seller, diteriaki fotografer yang memintanya berpose, berjalan di atas karpet merah kehidupan (Coelho, 2006:47-46).
Bagi Chantal setiap hari adalah penantian, setiap malam dipenuhi harapan
bahwa dia akan bertemu dengan seseorang yang mengajaknya pergi dari Viscos
untuk mewujudkan semua impiannya.
c. Tawaran untuk Chantal (Miss Prym)
Hari pertama tiba di Viscos, Carlos pergi ke hutan dan mengubur emasnya
di hutan. Sebatang emas dikuburnya di dekat batu berbentuk Y dan sepuluh
batang lainnya di dekat batu berbentuk elang. Pada hari kedua, Carlos mengajak
Chantal ke hutan dan menunjukkan sebelas batang emas kepada Chantal. Carlos
menawarkan sebatang emas yang dikubur dekat batu berbentuk Y kepada Chantal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Carlos memberi kesempatan kepada Chantal untuk memiliki emas seberat dua
kilogram itu dengan cara mencurinya. Emas itu akan tetap dikubur di situ
sehingga Chantal bisa mencurinya kapan saja dia mau.
Chantal bisa menjualnya dan mewujudkan semua impiannya. Carlos hanya
mengingatkan, kalau Chantal mencurinya berarti Chantal melanggar salah satu
dari sepuluh perintah Allah yaitu “Jangan mencuri”. Carlos juga mengatakan
bahwa semua penduduk Viscos jujur termasuk Chantal.
Sepuluh batang emas lainnya yang dikubur dekat batu berbentuk elang
akan dipindahkan oleh Carlos dan menguburnya di tempat yang hanya diketahui
oleh Carlos saja. Sepuluh batang emas itu akan diserahkan Carlos kepada
penduduk Viscos dengan syarat mereka bersedia melanggar perintah Allah
“Jangan membunuh”. Carlos meminta Chantal untuk memberitahukan emas dan
tawarannya kepada penduduk Viscos.
Carlos memberi waktu satu minggu kepada Cantal untuk mengambil
keputusan menolak atau menerima tawarannya. Jika pada hari ke tujuh seorang
penduduk Viscos mati terbunuh, emas itu akan menjadi milik penduduk dan
Carlos akan menyimpulkan semua penduduk Viscos jahat. Kalau Chantal mencuri
sebatang emas tapi penduduk tidak membunuh satu orang penduduk pun, atau
sebaliknya Chantal tidak mencuri emas tetapi salah seorang penduduk dibunuh,
Carlos akan menyimpulkan ada orang baik dan orang jahat (Coelho, 2009:31).
Tawaran orang asing itu menggiurkan sekaligus menantang Chantal. Chantal
mengalami pergulatan selama satu minggu, sampai akhirnya dia mengambil
keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Pergulatan Miss Prym dalam Pengambilan Keputusan
Tawaran orang asing itu membuat Chantal bingung cemas, takut, benci
dan marah. Di satu pihak tawaran orang asing itu adalah kesempatan untuk
mewujudkan impiannya, tetapi di pihak lain dengan menerima tawaran sebatang
emas itu berarti Chantal harus menghianati nilai-baik dan komitmen bahwa semua
penduduk Viscos baik. Mengambil keputusan menerima atau menolak tawaran
orang asing itu bukanlah hal mudah baginya. Chantal mengalami berbagai
pergulatan pelik selama satu minggu.
1. Malam pertama (Senin malam): Chantal gelisah dan menimbang-nimbang
Sejak pertemuan dengan orang asing itu Chantal gelisah, tidak bisa tidur.
Dia dan mengalami mimpi-mimpi buruk. Chantal berdoa agar Tuhan
menolongnya tetapi Chantal merasa Tuhan begitu jauh. Dalam kegelisahannya
Chantal teringat akan cerita almarhum neneknya yang mengatakan bahwa
penduduk Viscos adalah orang-orang baik, menghargai komitmen dan dihormati
di seluruh daerah dan bisa dipercayai. Maka Chantal menimbang-nimbang apakah
akan memberitahu penduduk tentang tawaran orang asing itu (Coelho, 2009:41).
2. Malam kedua (Selasa malam): mengingat-ingat emas dan tawaran orang asing,
Malam kedua, Chantal masih merahasiakan kepada penduduk Viscos,
mengenai pertemuannya dengan orang asing itu. Malam itu Chantal sulit tidur.
Dari jendela kamarnya dia memandang pegunungan tempat emas itu dikubur. Dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mencoba berdoa, tetapi pikirannya hanya terpusat pada sebatang emas yang dia
telah lihat dengan mata kepalanya sendiri (Coelho, 2009:45).
3. Hari ketiga (Rabu): gugup, merasa mendengar sesuatu, impian, panik
Pagi itu Chantal dengan jantung berdegup menyelinap masuk hutan.
Chantal menggali tanah dekat batu berbentuk Y, mengambil emas itu dan
menggenggamnya. Emas itu sangat menarik dan berharga bagi Chantal, sehingga
dia khawatir kalau-kalau orang asing itu memutuskan pergi ke desa lain dan
menyampaikan tawarannya kepada perempuan lain. Chantal takut kehilangan
kesempatan untuk mewujudkan impiannya.
Chantal berniat mencuri emas itu dan pergi meninggalkan Viscos
mewujudkan impiannya. Tetapi dia sangat takut dengan risiko dan konsekuensi
buruk yang harus dihadapinya. Ketidak beraniannya mencuri emas itu
membuatnya merasa lemah dan putus asa. Chantal pun kembali mengubur emas
itu (Coelho, 2009:51).
4. Malam ketiga (Rabu malam): muncul perasaan malu, berhalusinasi, sakit
Seperti biasa orang asing itu selalu hadir di bar dan bercerita bersama
pengunjung bar. Malam itu dia mengatakan setiap orang bisa saja berbuat baik
dan buruk, tergantung pada waktu dan situasi. Mendengar cerita orang asing itu
Chantal merasa malu, dia tahu cerita itu ditujukan kepadanya. Malam itu Chantal
tidak bisa tidur, dia demam dan sepanjang malam berhalusinasi (Coelho, 2009:58-
59).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Hari keempat (Kamis): pergulatan batin, cemas, curiga, benci dan membuat
keputusan.
Chantal mengalami pergulatan batin yang sangat pelik. Pergulatan antara
impian, kekuasaan dan rasa takut. Chantal memutuskan mengungkapkan tawaran
orang asing itu kepada semua penduduk Viscos. Chantal berharap setelah dia
mengungkapkannya, penduduk akan menyerahkan orang asing kepada polisi dan
Chantal bebas mengambil sebatang emas itu menjadi miliknya.
Meskipun telah membuat keputusan demikian Chantal tetap mencemaskan
sebatang emas itu. Chantal tidak bisa memusatkan pikirannya. Chantal mencoba
menemukan cara untuk mengungkapkan prihal tawaran orang asing kepada
penduduk. Chantal membayangkan malam yang sungguh menegangkan ketika
penduduk mendengarnya.
Sepanjang hari itu Chantal gelisah. Ketika bertemu dengan Berta, Chantal
ingin menceritakan prihal emas itu namun ia curiga Berta mengetahui sesuatu,
maka Chantal tidak mengatakan apa-apa (Coelho, 2009:68). Chantal kembali ke
kamarnya, dia merasakan kebencian menyesaki dirinya. Dia tahu sesungguhnya
sasaran kebenciannya terpusat pada orang asing itu. Orang asing itulah yang harus
dia bunuh. Maka Chantal memutuskan tetap merahasiakan pertemuannya dengan
orang asing itu kepada semua penduduk Viscos (Coelho, 2009:78).
6. Malam keempat (Kamis malam): Chantal menangkap ada ancaman dari orang
asing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Chantal menerima pesan dari orang asing yang ditulis dalam secarik
kertas. Orang asing itu meminta Chantal bertemu empat mata. Dari isi pesan itu
Chantal menangkap ada ancaman dari orang asing itu. Chantal senang diancam,
baginya ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal orang asing itu sehingga
Chantal tahu cara mengalahkannya (Coelho, 2009:80).
7. Hari kelima (Jumat): pertemuan dan desakan orang asing
Chantal memenuhi keinginan orang asing itu untuk bertemu empat mata di
tempat pertemuan mereka pertama kalinya. Orang asing itu mendesak Chantal
agar segera mengambil keputusan karena dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi
(Coelho, 2009:97).
8. Malam kelima (Jumat malam): Chantal menceritakan prihal tawaran orang
asing kepada penduduk Viscos
Setelah mengalami pergulatan selama empat malam, akhirnya Chantal
tampil dihadapan penduduk Viscos dan menceritakan prihal tawaran orang asing
itu. Chantal menceritakannya dengan yakin dan berani (Coelho, 2009:104).
9. Hari keenam (Sabtu pagi): tuduhan orang-orang terhadap Chantal, saling
menuding dan keinginan Chantal untuk mencuri sebatang emas
Orang-orang yang telah mengetahui prihal pertemuan Chantal dengan
orang asing itu, menuduh Chantal sebagai orang gila, sinting dan penghasut.
Chantal tidak mau menerima tuduhan itu begitu saja, menurut Chantal orang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
orang itulah yang gila dan sinting. Tuduhan penduduk Viscos membuat Chantal,
cemas, takut dan ngeri (Coelho, 2009:124).
Chantal tidak bisa berpikir, berkata dan menanggapi apapun. Keinginan
berbuat baik dan jahat berkecamuk dalam pikirannya. Dalam situasi sulit dan
rumit itu Chantal menerima nasehat dari Berta. Sekalipun dalam situasi lemah dan
tidak dapat berpikir Chantal masih bisa mendengar. Maka Berta menyarankan
agar Chantal berjalan-jalan di hutan bertanya kepada alam dan mendengarkan apa
yang dikatakan alam (Coelho, 2009:124).
Chantal dengan langkah pasti pergi ke hutan sambil membayangkan
keuntungan dan risiko dari tindakannya kalau dia mencuri emas orang asing itu.
Chantal menghampiri batu berbentuk Y dan menggali emas itu untuk ketiga
kalinya. Chantal merasa sudah siap menghadapi risiko apa pun. Tetapi ketika dia
menggenggam emas itu, dia panik dan dipenuhi perasaan benci. Chantal tahu dia
tidak sanggup melakukan kejahatan (Coelho, 2009:171). Chantal tidak sanggup
mencurinya.
10. Malam keenam (Sabtu malam): pertemuan penduduk Viscos
a. Chantal mengetahui apa yang harus dia lakukan
Pada hari Sabtu malam wanita pemilik hotel memberitahu akan diadakan
pertemuan pada malam hari. Mendengar itu Chantal sebenarnya sudah tahu apa
yang akan terjadi dan tahu apa yang harus dia lakukan kalau penduduk mengambil
tindakan atas tawaran orang asing itu. Chantal mengatakan kepada pemilik hotel:
“Kejahatan tidak pernah membawa Kebaikan” (Coelho, 2009:183).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Pertemuan penduduk Viscos khusus para pria
Hari Sabtu malam penduduk Viscos khusus para pria mengadakan
pertemuan di tanah lapang untuk membicarakan beberapa hal berhubungan
dengan tawaran orang asing:
a) Rencana atas emas tawaran orang asing
Kepala desa memberitahu dia akan menggunakan emas itu untuk
memperbaiki kehidupan di Viscos. Tetapi mereka sepakat emas itu dibagi rata
kepada semua penduduk. Maka semua penduduk juga harus terlibat dan
bertanggung jawab (Coelho, 2009:209).
b) Memilih korban
Untuk mendapatkan sepuluh batang emas itu, kepala desa memilih dan
menetapkan Berta yang akan dibunuh dan semua peserta rapat setuju (Coelho,
2009:210). Mereka yakin dengan mendapat emas itu mereka akan menjadi orang
kaya dan hidup lebih baik dan menyenangkan.
c) Menyusun strategi untuk membunuh Berta
Dalam pertemuan itu diputuskan Berta akan dibunuh dengan cara
ditembak oleh regu tembak. Semua penduduk pria akan membawa senapan
dengan sebutir peluru di dalamnya dan dikumpulkan di sakristi. Beberapa dari
senapan akan dikosongkan pelurunya oleh Pastor tanpa diketahui oleh siapa pun.
Semua senapan akan ditembakkan serentak ke arah Berta sehingga tidak seorang
pun tahu senapan siapa yang berisi peluru dan menembus tubuh Berta (Coelho,
2009:212). Mereka menetapkan lokasi pembunuhan di depan tugu Celtic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
11. Hari ketujuh (Minggu pagi): Chantal diberitahu oleh pemilik hotel tentang
hasil pertemuan penduduk
Pagi itu Chantal diberitahu oleh wanita pemilik hotel, bahwa penduduk
memilih Berta menjadi korban. Mendengar itu Chantal merasa beruntung karena
sebelumnya dia menyangka dirinyalah yang akan dibunuh. Meskipun Chantal
senang dan merasa senang, tetapi dia juga merasa malu bertemu dengan Berta.
12. Malam ketujuh (Minggu malam): pengambilan keputusan terakhir atas
penawaran orang asing
Minggu malam adalah batas terakhir bagi Chantal untuk mengambil
keputusan atas tawaran orang asing itu. Berta yang dipilih menjadi korban,
ditandu menuju tugu Celtic (Coelho, 2009:230). Di sana Berta akan ditembak
mati. Kematian Berta akan menjadi jawaban tawaran orang asing itu.
a. Miss Prym-Chantal memastikan keaslian emas orang asing
Tubuh Berta yang tidak berdaya diletakkan di depan tugu Celtic dekat batu
dengan tangan terikat. Para regu tembak sudah siap dengan senapan terarah ke
tubuh Berta. Mereka tinggal menunggu aba-aba dari kepala desa untuk membidik
tubuh Berta. Tiba-tiba Chantal tampil di tengah-tengah regu penembak. Dia
meminta agar dipastikan apakah emas itu benar ada (Coelho, 2009:234).
Miss Prym bersama sembilan wanita lain memeriksa setiap emas batang
yang dikeluarkan dari ransel orang asing. Istri kepala desa memastikan semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
emas itu asli. Setiap batang emas ada stempel resmi, seri, tanggal cetak serta
beratnya.
b. Perdebatan Miss Prym dengan kepala desa
Chantal masih ingin berbicara tetapi kepala desa menyelanya dan
mendesak agar secepatnya menembak Berta. Tetapi Chantal membentak kepala
desa dengan kata-kata kasar yang belum pernah dilontarkan oleh seorang
penduduk Viscos pun. Chantal menegaskan orang asing itu hanya mau menjebak
dan menyeret mereka ke dalam dosa. Usaha penduduk membunuh Berta demi
emas, di satu sisi memang benar. Tetapi di sisi lain penduduk Viscos tidak akan
pernah memperoleh emas itu (Coelho, 2009:237).
c. Chantal menceritakan legenda Midas
Selanjutnya Chantal menceritakan kisah raja Midas yang mati
bergelimangan emas. Midas adalah seorang raja yang sangat kaya. Dewa selalu
mengabulkan setiap permintaannya. Tetapi dia tidak pernah puas. Dia meminta
kepada dewa kemampuan untuk mengubah segala sesuatu yang disentuhnya
menjadi emas. Dewa pun mengabulkan permintaan raja Midas.
Hari pertama Midas mengubah istananya menjadi emas. Setelah siang dia
lapar dan ingin makan, tetapi ketika dia menyentuh daging dan anggur semua
berubah menjadi emas. Bahkan ketika dia menyentuh tangan istrinya, istrinya pun
berubah menjadi patung emas. Akhirnya Midas mati kelaparan dan kehausan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
meskipun bergelimangan emas. Midas mati karena tidak puas dengan apa yang
dimilikinya (Coelho, 2009:237-238).
d. Chantal menyampaikan alasannya menyampaikan cerita raja Midas
Mendengar cerita itu istri kepala desa segera meletakkan emas yang
sedang digenggamnya, dan bertanya mengapa Chantal menceritakan kisah itu.
Kisah itu diceritakan Chantal karena sebenarnya emas tidak berharga. Yang
berharga adalah uang. Maka emas orang asing itu harus ditukarkan dengan uang.
Tetapi penduduk tidak akan pernah bisa menukarkannya.
Ketika mereka menukarkannya seketika itu juga emas itu akan hilang dari
genggaman mereka, karena kalau emas itu dilebur dan dibagi rata kepada semua
penduduk, ketika mereka menjualnya ke kota, pihak berwenang pasti curiga,
karena Viscos tidak mengandung emas, jadi sangat aneh kalau tiba-tiba masing-
masing penduduk Viscos memiliki emas. Kalau mereka mengatakan menemukan
harta karun peninggalan kuno, akan ketahuan bahwa emas itu masih baru dan
Viscos tidak pernah digali, dan penduduk Viscos tidak pernah memiliki emas
sebanyak ini.
Pilihan kedua yang dapat dilakukan adalah emas itu dijual oleh kepala
desa dengan apa adanya. Tetapi pastilah pihak bank akan meminta dokumen
kepemilikan, dan kepala desa tidak memilikinya. Hal ini pasti menimbulkan
kecurigaan. Maka persoalan ini akan sampai kepada pihak berwajib dan mereka
akan mencari tahu dari mana sebenarnya asal emas itu. Emas itu memiliki nomor
seri dan tanggal pembuatan sehingga emas itu mudah untuk diidentifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Selesai memberi penjelasan, Chantal mempersilahkan para penembak
untuk menembak Berta kalau mereka mau melakukannya. Chatal meyakinkan
semua ini hanyalah jebakan orang asing. Maka Chantal tidak mau terlibat dan
apabila Berta dibunuh, kepala desa harus bertanggung jawab (Coelho, 2009:238-
241).
e. Keputusan masing-masing penembak
Mendengar penjelasan Cantal beberapa penembak meletakkan senjatanya.
Meskipun kepala desa berusaha meyakinkan mereka, tetapi satu persatu pria itu
meletakkan senjatanya dan pergi. Hanya tinggal senapan kepala desa dan pastor.
Satu terarah kepada Miss Prym dan satu lagi kepada Berta. Tetapi si tukang kayu
melucutinya (Coelho, 2009:242).
f. Percakapan Chantal dengan orang asing
Orang asing itu menjelaskan tawaran sebelas batang emas itu bukan
semata-mata hanya memberi kesempatan kepada Chantal menjadi kaya, tetapi
kesempatan untuk mengambil keputusan: “Seharusnya engkau bersyukur atas
semua yang terjadi, karena dengan menunjukkan emas itu padamu, aku tidak
hanya memberimu kesempatan menjadi kaya, melainkan juga memaksamu untuk
bertindak, untuk berhenti mengeluhkan segala sesuatu, dan mengambil sikap”
(Coelho, 2009:245).
Orang asing menanyakan apakah Chantal bisa memberi jawaban atas
pertanyaannya dulu tentang sifat manusia: bahwa jika dihadapkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pencobaan, manusia akan selalu gagal. Jika ditempatkan pada kondisi yang tepat,
setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan.
Menjawab pertanyaan ini Chantal menceritakan kisah pertemuan seorang
kudus St. Savin dan Ahab si penjahat. Ahab berusaha menantang St. Savin dengan
pertanyaan-pertanyaan:
”’Jika malam ini pelacur tercantik desa ini datang kemari, apakah kau akan sanggup memandangnya dan menganggapnya tidak cantik dan tidak menggoda?”
”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku,” sahut si orang kudus.
’”Dan jika aku menawarimu setumpuk kepingan uang emas agar kau meninggalkan guamu di gunung dan bergabung dengan kami, sanggupkah kau memandang emas itu dan menganggapnya batu kerikil?’ ”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku’.
”’Dan jika kau dicari-cari oleh dua bersaudara, yang satu membencimu dan yang lain menganggapmu suci, sanggupkah kau memiliki perasaan yang sama terhadap keduanya?’
”’Itu benar-benar sulit, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku sendiri dan memperlakukan mereka dengan sama”’ (Coelho, 2009:246).
St. Savin mampu mengambil keputusan memilih salah satu dari antara
kemungkinan yang disodorkan kepadanya. Setiap orang mempunyai naluri baik
dan jahat bertarung di hati mereka. Apakah manusia berbuat jahat atau baik,
semuanya hanya masalah pengendalian diri dan pilihan (Coelho, 2009:247).
Orang harus berani memilih, membuat keputusan dan bertanggung jawab.
Keputusan dipertanggungjawabkan dengan alasan yang rasional.
5. Keadaan Chantal (Miss Prym)
Selama tujuh hari tujuh malam Chantal bergulat sampai pada keputusan
akhir, Chantal mengalami keadaan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Bimbang
Chantal, sejak awal pertemuannya dan mendapat tawaran dari orang asing
itu tahu bahwa dia sedang dalam dilema. Tawaran itu merupakan kesempatan baik
baginya untuk mewujudkan impiannya tetapi ia juga harus siap mengingkari
komitmen yang selama ini dipegang teguh oleh penduduk Viscos. Chantal
mempunyai keinginan untuk mendapatkan sebatang emas, tetapi dia bimbang
karena tahu perbuatan mencuri bukanlah perbuatan baik. Chantal tahu dia hidup di
desa yang penduduknya baik dan menghargai komitmen, orang-orang yang
bangga dan dihormati di seluruh daerah (Coelho, 2009:39).
b. Kacau (takut dosa)
Chantal sudah tiga kali menggali emas di dekat batu berbentuk Y dan tahu
impiannya akan terwujud, namun Chantal tidak pernah berani membawa emas itu
kabur karena ia takut risiko, hukuman dan dosa. Ia telah melakukan dosa itu
dalam jiwanya, namun tak sanggup mewujudkannya ke dunia nyata (Coelho,
2009:170-171).
Chantal yang diberi kebebasan oleh orang asing untuk mengambil
sebatang emas tidak pernah berani mengambil emas itu dan memilikinya.
Meskipun Chantal tahu sebatang emas itu dapat mewujudkan impiannya selama
ini. Chantal masih mempunyai pertimbangan akan risiko, hukuman dan dosa.
Chantal tidak mau kebebasan yang dimilikinya membawanya pada suatu
kesalahan dan dosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Kecemasan batin
Batas untuk mengambil keputusan atas tawaran orang asing itu semakin
mendekat dan Chantal mengalami kecemasan, kekacauan bahkan ia tidak bisa
berpikir dan berusaha menghindari orang-orang yang memanggilnya. Chantal
tidak ingin mengobrol, Dia sedang tidak bisa berpikir, menanggapi, atau
mengatakan apa-apa (Coelho, 2009:125).
Chantal mengambil keputusan untuk tidak mencuri dan tidak seorang pun
penduduk Viscos yang membunuh atau pun terbunuh. Pergulatan selama tujuh
hari tidaklah sia-sia. Chantal mengambil keputusan bebas dan bertanggung jawab.
Banyak orang dan hal yang berperan dalam pengambilan keputusan Chantal
maupun keputusan penduduk Viscos: kisah-kisah bijak masa lalu, nasehat orang
tua, kepekaannya membaca situasi, keberanian, keterbukaan, ajaran agama dan
lain sebagainya. Chantal selalu mempertimbangkan baik buruk dari setiap pilihan
dan keputusan yang ingin diambilnya. Dia mendengarkan suara hatinya.
Setelah mendalami pergulatan Chantal dalam pengambilan keputusan,
pada bagian berikut ini akan dipaparkan landasan teori mengenai keputusan.
B. Keputusan
Setiap orang pastilah pada suatu saat harus membuat suatu keputusan atas
sesuatu yang terjadi. Keputusan untuk menerima atau menolak, melakukan ini
atau itu. Keputusan yang diambil seharusnya dipertanggungjawabkan dengan
alasan yang rasional. Maka sebelum memutuskan sebaiknya kita membuat
pertimbangan-pertimbangan atas keputusan yang akan kita ambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Setiap orang mempunyai waktu untuk mempertimbangkan keputusan apa
yang akan dia ambil. Entah waktunya lama atau atau singkat. Selama jangka
waktu tersebut biasanya orang mengalami pergulatan yang tidak mudah. Apalagi
tersedia berbagai pilihan yang bisa saja dia ambil dan tampaknya semua
menguntungkan dan menggiurkan. Tetapi justru dalam situasi inilah orang
dituntut berani mengambil keputusan. Memilih salah satu dari beberapa tawaran
yang tersedia dan meninggalkan yang lain.
Mengambil keputusan memang tidak mudah. Sehingga orang sering ragu-
ragu, takut, cemas dan bahkan tidak mau mengambil keputusan. Tetapi keputusan
pada waktunnya harus diambil. Keputusan tidak selamanya bisa ditunda-tunda.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai
keputusan yang meliputi: arti keputusan, pengambilan keputusan, bentuk-bentuk
keputusan dan cara mengambil keputusan.
1. Arti Keputusan
Keputusan berarti menentukan suatu pilihan definitif, suatu keputusan,
suatu pilihan tak dapat ditarik kembali (Chang, 2001:148). Keputusan adalah
tindakan memisahkan, memotong dan membedakan sesuatu kemudian
mengambil salah satu dan membuang yang lain (Valles, 1998:46). Hawa yang
tergoda bujuk rayu ular telah membuat keputusan atas dirinya dengan memilih
taat kepada ular dan melanggar perintah Allah. Hawa bersama Adam suaminya
memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Manusia dengan kebebasannya memilih untuk tidak taat kepada Tuhan
dengan melanggar perintah Tuhan, bahkan manusia ingin menjadi Tuhan. Hal ini
menunjukkan kecenderungan manusia yang mau menolak eksistensinya sebagai
ciptaan (Indra Sanjaya, 2003:93). Manusia memutuskan menerima tawaran yang
disodorkan karena merasakan prospek akan memperoleh sesuatu yang
menguntungkan dan menyenangkan.
Keputusan manusia untuk tidak menaati perintah Tuhan telah merusak
relasinya dengan berbagai pihak: sehingga manusia sendiri merasa tidak aman
dengan dirinya sendiri, dengan sesamanya, dengan alam dan dengan Tuhan
sendiri. Manusia meskipun diberi kuasa oleh Allah atas dunia ini, manusia tetap
memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu:
Manusia seharusnya selalu mendengarkan Allah, terus bertanya kepada Allah mana hal baik yang harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus dihindari. Namun, sering kali manusia melepaskan tangan Allah dan mengikuti keinginan sendiri, seolah-olah ia tahu mana yang baik dan mana yang jahat. Pada saat manusia mulai melepaskan tangan Allah dan merasa tidak lagi memerlukan Allah, maka manusia akan bertindak sebagai Allah, tidak lagi bertindak sesuai dengan Allah. Inilah awal kejatuhan manusia ke dalam dosa (Van Beurden, 2004:17)
Manusia yang dihadapkan pada suatu tawaran sering kali tergoda sehingga
dia mengikuti emosi, perasaan dan dengan mudah mengambil keputusan untuk
menerima tawaran tanpa terlebih dahulu membuat pertimbangan terhadap
keputusan yang akan dia ambil, dia sendiri menjadi penentu norma terakhir atas
perbuatan-perbuatannya. Padahal, Allahlah yang menentukan hal tersebut (Van
Beurden, 2004:15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Keputusan Bebas dan Keputusan tidak Bebas
Seseorang yang ingin mengambil keputusan bisa saja dipengaruhi banyak
hal, sehingga dalam pengambilan keputusan ada orang yang kurang bebas. Paul
Suparno (2009:13-14) menyebutkan ada keputusan bebas dan keputusan kurang
bebas.“Keputusan bebas bila orang dengan sungguh-sungguh bebas memutuskan
hal yang penting dalam hidupnya, tanpa banyak tekanan dari orang lain.
Keputusan kurang bebas, bila dipengaruhi oleh pihak luar, sehingga ada sebagian
kebebasan yang hilang”.
Keputusan yang paling ideal adalah bila kita dapat memutuskan apa yang
penting dalam hidup kita dengan kebebasan penuh, tanpa tekanan dari orang lain
sehingga kita juga bertanggungjawab. Kadang orang tidak dapat memutuskan
dengan bebas karena situasi batinnya tidak seimbang (Suparno, 2009:14).
3. Mengambil Keputusan
Keputusan penting dan berpengaruh dalam hidup seseorang. Maka dalam
proses pengambilan keputusan sebaiknya diperhatikan dua hal penting yaitu
pembedaan roh (discretio spirituum) dan pemilihan/pengambilan keputusan
sendiri (Suparno, 2009:16). Menjatuhkan pilihan itu penting karena jika kita
menjatuhkan pilihan yang salah, sama halnya kita telah mengambil jalan yang
salah yang tentunya dapat meruntuhkan harapan dan menimbulkan penderitaan
seperti Hawa dan Adam yang salah menjatuhkan pilihan menyebabkan mereka
harus pergi meninggalkan Firdaus. Keputusan yang tepat akan mengantar kita
kepada keberhasilan dan kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pilihan adalah apa yang membuat seseorang menjadi orang, yang membuat orang menjadi seseorang. Pilihan-pilihan itu membentuk kepribadian, mendefinisikan watak, dan membentuk hidupnya. Aku adalah apa pilihan-pilihanku, dan dengan demikian aku hendak mengetahui apa pilihan-pilihan itu, bagaimana aku membuatnya sejauh mana pilihan-pilihanku adalah pilihanku bukan hanya jiplakan atau sikap patuh membudak yang lemah, tetapi memang pilihanku, yang merupakan tindak manusia, komitmen pribadi, pilihan bebas. Tidak pernahlah aku merasa aku adalah aku selain ketika aku berdiri tenang, mengamati medan, menimbang-nimbang pilihan-pilihanku, menatapkan wajah ke satu arah dan melangkah maju dengan langkah tegap-mantap serta hati gembira. Mengetahui apa mauku dan melaksanakannya adalah inti hidup dan kehidupan (Valles, 1998:17 ).
Mengambil keputusan yang tepat atas berbagai pilihan bukanlah hal yang
sederhana. Kita sering dihadapkan pada perkara-perkara pemilihan dalam situasi
hidup setiap hari dan kita dituntut membuat keputusan atas sekian pilihan yang
ditawarkan kepada kita, “Aku mempunyai ribuan pilihan dalam hidupku sehari-
hari, dan kadang kala keputusan-keputusan besar dalam hidup, di mana kedua
pilihan benar dari segi hukum dan moral serta sama sahnya, namun aku harus
memilih satu dan meninggalkan yang lain” (Valles, 1998:18).
Jika kita memutuskan memilih salah satu dari beberapa hal yang
ditawarkan, berarti kita memulai sesuatu yang baru dari keputusan kita tersebut
dengan segala tuntutan, tanggung jawab serta risiko yang disebabkan dari
keputusan tersebut. Oleh sebab itu Valles (1998:193) mengingatkan kita:
“Bidiklah sebelum menembak, pusatkan seluruh perhatianmu sebelum membuat
keputusan”.
a. Dua saat dalam mengambil keputusan
Apabila kita mengambil keputusan, kita seharusnya mempunyai alasan
yang rasional mengapa kita mengambil keputusan tersebut. Keputusan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diambil secara moral memadai (Magnis-Suseno, 1985:68). Sehubungan dengan
hal tersebut, Franz Magnis-Suseno (1985:69-70) menjelaskan apabila mengambil
keputusan dapat dibedakan antara dua saat yaitu: Saat sebelum keputusan itu
harus kita ambil saat sewaktu keputusan akhirnya saya ambil.
1) Saat sebelum keputusan itu harus kita ambil
Franz Magnis-Suseno (1985:69) menjelaskan seorang yang akan mengambil
keputusan selalu memiliki waktu sebelum keputusan harus diambil, entah
waktunya sedikit atau banyak. Waktu tersebutlah yang harus dipergunakan sebaik
mungkin untuk menjamin sedapat-dapatnya agar keputusan yang akan diambil
betul-betul setepat dan sebaik mungkin. Dalam persiapan pengambilan keputusan
itulah rasionalitas kesadaran moral harus dimainkan peranannya.
Selama waktu persiapan pengambilan keputusan tersebut hal yang sangat
dibutuhkan adalah sikap terbuka. Kita bersedia membiarkan pendapat kita
dipersoalkan. Meskipun sudah ada kecondongan dalam hati kita ke salah satu
arah, kita tidak boleh puas dengan pendapat atau kecondongan tersebut. Kita
secara kritis dan terbuka harus mencari, apa yang paling baik untuk diputuskan.
Untuk itu kita harus mencari semua informasi yang diperlukan untuk memberikan penilaian yang tepat. Kita harus mempelajari masalahnya. Kita harus memperhatikan pendapat-pendapat utama yang terdapat mengenai masalah yang harus kita putuskan. Terutama kita harus terbuka terhadap pandangan yang berbeda dengan pandangan kita. Kita harus mempertimbangkan argumen pro dan contra, mana yang lebih kuat. Seperlunya kita mencari pelbagai pertimbangan. Kita minta nasehat ornag lain yang kita anggap bijaksana atau ahli dalam bidang permasalahan yang kita hadapi. Jadi kecondongan atau pendapat kita sendiri belum kita bakukan melainkan kita buka terhadap kritik (Magnis-Suseno, 1985:69).
Sementara itu William Chang (2001:150) mengutip pendapat Bohr,
mengemukakan perlunya langkah-langkah peninjauan sebelum mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
keputusan yang berlaku untuk jangka waktu yang lama atau bahkan seumur hidup.
Langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a) Memeriksa segala sesuatu yang berhubungan dengan fakta dan keadaan.
sedapat mungkin semua data dihimpun dan diperjelas dengan menerapkan
sistem 5W + 1H. Apa masalah pokok yang sedang dihadapi (what); siapa
yang sedang menghadapi masalah itu (who); kapan masalah itu terjadi
(where); mengapa masalah itu terjadi (why); dan bagaimanakah seharusna
masalah itu dihadapi dan dipecahkan? (how).
b) Mempelajari kemungkinan-kemungkinan dan akibat-akibat dari keputusan itu.
c) Menjadikan Kitab Suci dan Ajaran Gereja dalam panduan dalam pengambilan
keputusan. Kalau dirasa perlu, bisa diminta pendapat pembimbing rohani dan
pakar teologi.
d) Setelah semua data dikumpulkan, berusaha dengan jeli melihat apa yang
seharusnya dilakukan yaitu kewajiban saya, dalam keadaan konkret ini.
Perlu dipertimbangkan tujuan kita mengambil keputusan, bagaimana kita
menjalankan dan mempertanggungjawabkannya, serta perlu disadari apakah
sesuai dengan kehendak Allah.
2) Saat mengambil keputusan
Saat sebelum keputusan diambil adalah saat tuntutan rasionalitas suara
hati, maka saat keputusan diambil saat berada di bawah tuntutan kemutlakan suara
hati. Franz Magnis-Suseno menegaskan keputusan harus diambil menurut suara
hati bukan menurut pendapat orang lain:
Keputusan selalu harus diambil menurut apa yang pada saat itu disadari sebagai kewajiban, jadi menurut suara hati. Betapapun kita sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
bersedia membiarkan suara hati kita dipersoalkan, tetapi pada saat keputusan harus diambil, kita harus mengikuti suara hati kita. Kita selalu mengambil keputusan sesuai dengan keinsafan kita pada saat itu. Jadi tidak sesuai dengan pandangan orang lain, dengan suatu tuntutan ideologis, dengan suatu perasaan, melainkan sesuai dengan apa yang pada saat itu disadari sebagai kewajiban saya, entah sesuai atau tidak dengan pendapat orang lain (Magnis-Suseno, 1985:71).
b. Kebebasan untuk memutuskan
Seorang yang ingin mengambil keputusan mempunyai kesempatan untuk
memilih keputusan mana yang akan dia ambil. Sekalipun dia mempunyai
kebebasan memilih dan memutuskan, tetapi tetap tidak terlepas dari risiko dan
tanggung jawab. Kebebasan untuk memutuskan sebaiknya tidak menjadikan
seseorang mengambil keputusan sesuka hatinya, menurut kesenangan pribadinya
dan demi kenikmatan semata.
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia mengingatkan agar
jemaat jangan mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk berbuat
dosa: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi
janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk
kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”
(Gal 5:13).
Keputusan yang diambil seharusya berarti dan berguna bukan berdasarkan
kepentingan diri sendiri sekalipun dia mempunyai wewenang untuk memutuskan.
Dalam mengambil keputusan, seseorang kadang diperhamba oleh kenikmatan dan
kepentingan pribadi sehingga keputusan yang diambil bukan lagi menurut suara
hatinya, melainkan menurut perasaan dan ketertarikan akan kenikmatan dari
keputusan yang diambilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus mengingatkan
sekalipun segala sesuatu halal tetapi tidak semua berguna: “…segala sesuatu halal
bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku
tidak membiarkan diri diperhamba oleh sesuatu apa pun” (1Kor 6:12). Orang yang
mengambil keputusan, diharapkan agar keputusannya tidak membawanya kepada
kemerosotan moral.
Valles (1998:17) menegaskan: ”Bagi biarawan-biarawati mencari pilihan
yang benar memiliki matra yang baru yang jauh lebih dalam daripada pencarian
kehendak Allah bagi diri pribadinya.” Setiap keputusan yang kita ambil perlu
diketahui dan disadari apakah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah.
Setiap tindakan yang kita pilih seharusnya dapat menyenangkan hati Tuhan.
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah keputusan kita sesuai dengan kehendak
Allah dan menyenangkan hati-Nya? Valles menjelaskan:
Agar dapat melakukan kehendak-Nya untuk diriku, aku harus mengetahui apa kehendak-Nya itu. Aku harus mengerti perintah-perintah dan keputusan-keputusan-Nya. Aku telah mendengarkan mendengarkan nabi-nabi-Nya serta imam-imam-Nya (dan bahkan para ahli hukum serta para ahli moral). Aku tahu apa yang Ia harapan dari diriku dalam hidup moralku, dan hanya nafsu serta kelengketan-kelengketanku yang kadang kala menjauhkan diriku sehingga aku tidak melakukan apa yang-aku tahu ini-merupakan kehendak-Nya untuk aku lakukan (Valles, 1998:18).
Setiap kali kita mengambil keputusan, kita juga diajak untuk setia dan
bertanggung jawab melaksanakan keputusan tersebut. Paul Suparno (2009:14)
menegaskan: “Semakin manusia dapat memilih dan memutuskan apa yang akan
dilakukan dan bertanggung jawab terhadap keputusannya, semakin ia bernilai”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Mempertanggungjawabkan Keputusan
Orang dituntut hidup secara bertanggung jawab. Begitu juga perlu
mengambil keputusan secara bertanggung jawab. Menurut H. Richard Niebuhr,
ciri-ciri orang bertanggung jawab adalah: mampu mencetuskan suatu perbuatan,
mampu membuat respons murni atas suatu situasi di mana mereka berada di
dalamnya dan berani mempertanggungjawabkan perbuatan mereka (Smedes,
1990:132).
Menanggapi Richard tersebut, Smedes (1990:132-165) menguraikan
tanda-tanda dari tingkah laku orang yang bertanggung jawab dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah aku cukup peka?
b. Apa akibat dari keputusanku?
c. Apakah perbuatanku cocok dengan situasinya?
d. Apakah keputusanku sejalan dengan peranku?
e. Apakah aku sudah berimajinasi?
f. Apakah aku mau bertindak secara terbuka?
g. Apakah aku mau menerima konsekuensi?
Bagi Smedes bertindak secara bertanggung jawab bukan berarti kita telah
membuat satu-satunya pilihan yang benar. “Berbuat secara bertanggung jawab
merupakan tuntutan cinta kasih demi keunggulan moral di dalam dunia yang
rumit” (Smedes, 1990:165).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Setelah membahas tentang keputusan, pada bagian berikut ini akan
dipaparkan mengenai suara hati. kemudian akan dilihat bagaimana keterkaitan
antara pengambilan keputusan dan suara hati.
C. Suara Hati
Untuk lebih memperdalam suara hati ini, maka akan diuraikan beberapa
pokok yaitu: arti suara hati, kemutlakan suara hati, fungsi suara hati, suara hati
yang keliru dan pembinaan suara hati.
1. Arti Suara Hati
Dalam Katekismus Gereja Katolik halaman 472 artikel 6, suara hati di
namakan "hati nurani" dan lebih tepat lagi keputusan hati nurani. Buku Iman
Katolik halaman 13, menyebut suara hati; keputusan suara hati, yang kiranya sama
dengan kata hati. Yang lain lagi berbicara tentang angan-angan hati atau hati
sanubari. Dalam tulisan ini penulis membatasi pada nama: keputusan suara hati
sebagai terjemahan Indonesia dari istilah Latin "Judicium Conscientiae" atau
istilah Inggris "(Judgment of) Conscience".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hati diartikan sebagai sesuatu
yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan
batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian; apa yang terasa dalam batin
(KBBI, 1991:344). Para teolog moral sering melontarkan suara hati (conscientia)
ialah “Sebuah pertimbangan praktis dari akal budi untuk bertindak secara moral”
(Mali, 2009:194). St. Agustinus berkata mengenai pengertian-pengertian spiritual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang berkaitan dengan hati: mendengarkan, melihat, merasakan, membau, dan
menyentuh dengan hati. Bagi Agustinus, Tuhan adalah hati, mata, suara, bau, dan
makanan kita. Hati merupakan “gurun batin” di mana kita sendirian, dalam
ketenangan, dengan Allah (Van Bavel, 2011:77-79).
Magnis Suseno merumuskan suara hati adalah:
Kesadaran dalam batin saya bahwa saya berkewajiban mutlak untuk selalu menghendaki apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya, bahwa dari kehendak itulah tergantung kebaikan saya sebagai manusia, dan bahwa hanya saya sendirilah dapat-dan berhak untuk-mengetahui apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya itu (Magnis-Suseno, 1985:54).
Suara hati adalah suatu keinsyafan batin yang mempengaruhi hati kita
masing-masing serta menyatakan kepada kita entah suatu keinginan yang telah
muncul itu baik atau tidak baik bagi manusia sebagai manusia (Van Paasen,
2002:1). Dalam buku Iman Katolik (KWI, 1996:13-14) dikatakan “Suara hati
ialah kemampuan manusia untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil
keputusan moral”. Suara hati bukanlah perintah langsung dari Tuhan, yang
memberitahukan seseorang untuk melakukan apa yang harus dibuat sekarang ini.
Sehubungan dengan rumusan dalam buku Iman Katolik tersebut, Van
Paasen (2002:3) menjelaskan pengertian tersebut menekankan bahwa “Suara hati
adalah hasil otak dan hati manusia yang menilai baik buruknya keinginan kita dan
menggerakkan kita agar melaksanakan keinginan yang dinilai baik serta tidak
mengindahkan keinginan yang dinilai buruk”. Suara hati adalah kesadaran moral
dalam situasi konkret sehingga kita bisa memilih antara melakukan yang benar
dan melakukan yang tidak benar dan bahwa kita tidak boleh melakukan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tidak benar (Magnis-Suseno, 2006:177). Manusia sendiri harus membuat
pertimbangan sebelum mengambil keputusan dalam hidupnya. Suara hati
mengingatkan manusia serta menilai sarana dan tujuan manusia sesuai arah
hidupnya. Suara hati menjadi pedoman dan penggerak bagi tindakan manusia.
Kita hidup tidak terlepas dari tuntutan-tuntutan lembaga-lembaga
normatif, aturan-aturan, perintah, larangan dan kebiasaan dari berbagai pihak yang
memang harus kita perhatikan, tetapi pada akhirnya kita sendirilah yang harus
memutuskan apa yang menjadi kewajiban kita sesuai dengan suara hati kita.
Suara hati adalah pangkal otonomi manusia, pusat kemandiriannya, unsur yang tidak mengizinkan manusia menjadi pembeo atau kerbau yang mudah digiring menurut pendapat orang lain. Suara hati adalah piece de resistence, unsur perlawanan yang akan mengganggu kerukunan dengan fihak yang tidak benar. Suara hati membuat kita sadar bahwa kita selalu berhak untuk mengambil sikap sendiri, dan bahwa kewajiban untuk taat terhadap pelbagai otoritas dalam masyarakat selalu terbatas: suatu perintah melawan suara hati, dari mana pun datangnya, wajib kita tolak (Magnis-Suseno 1985:55).
Berhard Häring berpendapat “Suara hati adalah kekuatan yang dinamis
yang hadir pada kehendak dan sekaligus pada akal budi dan bahkan berakar pada
seluruh keberadaan manusia. Dinamika suara hati adalah reaksi dari seluruh
personalitas manusia untuk menentukan suatu keputusan: baik atau jahat” (Mali,
2009:196).
2. Suara Hati Ragu-ragu
Sering kali kita ragu-ragu untuk mengambil keputusan, padahal sudah
sampai saatnya keputusan harus diambil. Kita takut mengambil keputusan dan
terus ragu-ragu. Menurut Franz Magnis–Suseno keragu-raguan dan tidak berbuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
apa-apa adalah pemecahan masalah paling buruk. Tipe orang seperti itu adalah
tipe orang yang akan terus ragu-ragu dan tidak akan pernah memutuskan sesuatu.
Dalam situasi tersebut dibutuhkan keberanian dan kepribadian yang kuat. Kalau
memang tidak dapat ditunda lagi kita hendaknya berani mengambil keputusan.
Kalau tetap tidak jelas mana yang lebih baik dan mana yang lebih merugikan, maka kita bebas memilih salah satu. Daripada mengelak dari tanggung jawab dan menyembunyikan diri di belakang keragu-raguan itu, kita, kalau sudah tiba waktu keputusan harus diambil, memutuskan salah satu. Sekaligus kita sepenuhnya menyadari kemungkinan bahwa keputusan kita kurang baik. (Magnis-Suseno, 1985:73).
Kesadaran bahwa ada kemungkinan keputusan kita kurang baik atau
mungkin berakibat negatif. Maka kita juga harus siap menanggung risiko. Kita
harus bertanggung jawab dan dengan terbuka menerima teguran dan siap sedia
mengambil tidankan selanjutnya untuk memperbaiki keadaan yang negatif
tersebut.
3. Kemutlakan Suara Hati
Ada kalanya orang mengambil keputusan bukan menurut suara hatinya,
melainkan menurut keinginan dan kesenangan orang lain. Sekali pun dia tahu
keputusannya bertentangan dengan suara hatinya. Tetapi karena banyak orang
mendukungnya, maka dia memilih untuk menyenangkan orang yang
mendukungnya daripada menuruti suara hatinya.
Setiap orang wajib menaati suara hatinya, oleh sebab itu suara hati tidak
dapat ditawar-tawar oleh segala pertimbangan untung-rugi, kepentingan maupun
kesenangan seseorang. “Suara hati memuat tuntutan mutlak untuk selalu bertindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dengan baik, jujur, wajar dan adil, apa pun biayanya dan apa pun pendapat
lembaga-lembaga normatif” (Magnis-Suseno, 1985:57).
Kenyataan bahwa suara hati tidak dapat ditawar-tawar inilah yang menjadi
ciri khas suara hati.
Maka dalam suara hati manusia sadar bahwa ia berada dibawah kewajiban mutlak untuk selalu memilih yang baik, benar, jujur, adil sesuai dengan janji, dsb., dan menolak yang kebalikannnya. Ia sadar bahwa ia mutlak wajib memilih nilai moral. Ia juga sadar bahwa ia tidak dapat melemparkan tanggungjawabnya atas pihak lain. Ia sendiri, secara individual, dituntut untuk menolak segala perbuatan yang tidak baik, tidak benar, tidak adil, dst (Magnis-Suseno, 2006:178).
Dalam setiap situasi, orang harus tetap melakukan apa yang disuarakan
hatinya. Meskipun suara hati dapat keliru tetapi harus tetap ditaati karena: “Suara
hati adalah kesadaran kita yang langsung tentang apa yang menjadi kewajiban
kita” (Magnis-Suseno, 1985:54). Santo Agustinus menegaskan perbuatan
melawan suara hati adalah dosa (Kiesser, 1987:112).
Suara hati bersifat mutlak, tidak dapat ditawar-tawar. Apakah ini berarti
suara hati sama dengan suara Allah? Menjawab pertanyaan ini Franz Magnis-
Suseno (1985:78) menjelaskan demikian: Suara hati dapat keliru, sedangkan Allah
tidak dapat keliru, maka suara hati tidak begitu saja boleh disamakan dengan suara
Allah. Suara hati kita tidak mutlak benar. Hanya Allah yang mutlak, maka
kemutlakan suara hati menunjuk pada Allah. Kita mutlak terikat oleh suara hati
karena:
“Penilaiannya-jadi penilaian kita sendiri-seakan-akan diadakan dihadapan tahta Allah. Seakan-akan dengan Allah sebagai saksi. Sehingga meskipun penilaiaan kita barangkali keliru, namun jelas jujur dan sungguh-sungguh. Karena kita melakukannya dalam kesadaran bahwa Allah menyaksikannya” (Magnis-Suseno, 1985:78).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Sehubungan dengan kemutlakan suara hati ini Franz Magnis-Suseno
mengutip pandangan Kardinal John Henry Newman (1801-1890):
Suara hati sebagai jalan yang paling tepat untuk memahami bahwa Allah ada. Bahwa suara hati bicara dengan begitu tak tergoyahkan, tanpa menghiraukan segala macam pertimbangan dan kepentingan kita sendiri, jadi kemutlakan tuntutannya untuk melakukan apa yang disadari sebagai kewajiban kita, hanya dapat difahami kalau kita menerima adanya Yang Mutlak yang menyaksikan usaha kita. Kelihatan bahwa manusia pada dasar otonominya terbuka bagi yang mutlak (Magnis-Suseno, 1985:78).
4. Mempertanggungjawabkan Suara Hati
Di atas telah dijelaskan setiap orang wajib menaati suara hatinya. Apakah
ini berarti suara hati selalu benar dan tidak pernah salah atau keliru? Franz
Magnis-Suseno (1985:63) mengatakan: “Suara hati tidak mempunyai jaminan
bahwa ia tidak pernah keliru”. Mengenai hal ini dalam Kompendium Katekismus
Gereja Katolik no 376, dijelaskan kemungkinan penyebab penilaian suara hati
yang salah tersebut:
Seseorang harus selalu menaati penilaian yang keluar dari suara hatinya, tetapi ada kemungkinan dia membuat penilaian yang salah karena alasan-alasan yang mungkin berasal dari orangnya. Tetapi kesalahan dari suatu tindakan buruk yang dilakukan karena ketidaktahuan yang tak sengaja tidak dapat ditimpakan kepadanya. Namun demikian, tindakan tersebut tetaplah buruk secara objektif. Karena itu, seseorang harus harus berusaha untuk memperbaiki kesalahan suara hati moralnya. “Suara hati mengklaim rasionalitas dan objektivitas, maka ia harus
dipertanggungjawabkan” (Magnis-Suseno, 1985:67). Kita harus terbuka bagi
setiap argumen, sangkalan, pertanyaan dan keragu-raguan dari orang lain atau dari
dalam hati kita sendiri. Apabila ternyata suatu pendapat moral kelihatan sungguh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sungguh tidak dapat kita pertanggungjawabkan, kita harus bersedia untuk mencari
orientasi baru (Magnis-Suseno, 1985:67).
Franz Magnis-Suseno (1985:71-72) menjelaskan manusia bisa saja keliru
atau salah mengambil keputusan. Tetapi bukan berarti keputusan yang salah itu,
secara moral salah juga. Kesalahan moral mungkin terletak dalam persiapan
keputusan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
Tetapi apabila keputusan itu betul-betul diambil diambil sesuai dengan apa yang pada saat itu disadari sebagai kewajiban, keputusan itu sendiri secara moral tidak bercacat. Akan tetapi, kalau keputusan yang secara objektif salah itu ternyata mempunyai akibat-buruk bagi orang lain, kita memang wajib berusaha untuk sedapat-dapatnya mengurangi akibat buruk itu. Jadi kita bertanggung jawab terhadap akibat keputusan kita. Kita tidak boleh cuci tangan dengan alasan bahwa kita sudah berusaha dengan sebaik-baiknya….. Meskipun keputusan sendiri secara moral tidak bercacat, tetapi kita tetap memikul tanggung jawab agar akibat-akibatnya sedapat-dapatnya tidak merugikan orang lain, atau kalau perlu untuk memulihkan keadaan semula (Magnis-Suseno, 1985:72).
5. Pembinaan Suara Hati
Keputusan suara hati kadang dapat keliru sehingga keputusan tersebut juga
dapat berakibat negatif bagi orang lain. Agar suara hati dapat benar-benar
memutuskan tindakan yang baik, suara hati harus dibina secara terus menerus.
Sehubungan dengan pembinaan suara hati, Konsili Vatikan II mengingatkan kita
melalui Dignitatis Humanae (Pernyataan tentang Kebebasan Beragama) yang
berbunyi “Tetapi kaum beriman Kristiani dalam membentuk suara hati mereka
wajib mengindahkan dengan seksama ajaran Gereja yang suci dan pasti. Sebab
atas kehendak Kristus Gereja Katolik adalah guru kebenaran” (DH 14).
Dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik no. 374, dijelaskan:
“Suara hati yang lurus dan benar dibentuk melalui pendidikan, penghayatan Sabda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Allah dan pengajaan Gereja, didukung oleh anugerah Roh Kudus dan dibantu oleh
orang-orang bijak. Doa dan penelitian batin juga dapat sangat membantu
pembentukan suara hati moral”. Sementara itu Mateus Mali (2009:197)
berpendapat bahwa:
Suara hati menyadarkan manusia akan adanya keterbukaan si subjek itu sendiri untuk menerima orang lain di dalam dirinya. Kesadaran ini dalam iman lalu diterima sebagai kesatuan dengan Kristus yang memperdengarkan suara-Nya dan kita menanggapi suara-Nya itu dengan membiarkan diri dibuka oleh-Nya agar suara hati semakin hari semakin dibimbing kepada kepenuhan kebenaran.
Van Paasen, (2002:87) menegaskan suara hati bisa diperhalus lewat proses
pembinaan:
Kehalusan suara hati berarti bahwa sebanyak mungkin segi dari suatu keinginan tertentu disadari sebelum perbuatan itu dilaskanakan. atau jika sudah terlaksana, maka dalam evaluasinya segi-segi lain itu ikut diinsafi pula. hal ini akan mendorong untuk menyesali perbuatan itu bukan semata-mata oleh karena telah membaawa kerugian bagi pelaku sendiri, melainkan pula karena merupakan suatu perbuatan anti sesama dan anti Tuhan, bahkan merugikan lingkungan hidup dan masa depan orang lain.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk memperhalus suara hati
adalah dengan pemeriksaan batin dalam ibadat tobat. Dalam pemeriksaaan batin
serius terjadi suatu rethinking, suatu evaluasi atas perbuatannya. Segi atau akibat-
akibat dari keputusan yang sebelumnya kurang jelas atau masih kabur dan kurang
disadari sekarang menjadi jelas (Van Paasen, 2002:88).
Bernhard Kieser (1987:148-150) memaparkan beberapa gagasan teologi
moral mengenai proses perkembangan suara hati dikaitkan dengan tahap-tahap
perkembangan kepribadian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a. Suara hati berkembang bila orang sanggup untuk mengakui dan membiarkan
diri dibimbing oleh keputusannya:
Suara hati mulai berkembang bila orang bertekad untuk mempertimbangkan kelakuan dengan wajar dan untuk mengarahkan kelakuan dengan setia sesuai dengan keputusan suara hati. Kesetiaan terhadap suara hati tidak mengurung orang dalam egoisme. Tanggung jawab dalam suara hati menghadapkan orang kepada Allah, untuk menyerahkan diri kepada kehendak-Nya. Sikap moral sebagai ketaatan karena diancam hukum harus diatasi sebelumnya; begitu juga egoisme moral yang mencari pemenuhan kebutuhan sendiri. Kesetiaan akan suara hati menuntut lebih daripada hanya kerelaan untuk menolong, pengakuan terhadap tata keadilan sosial dan dan sikap solider. Kesetiaan akan suara hati mengandaikan kesanggupan untuk bertindak atas dasar keyakinan sendiri, atas dasar pengertian, didukung oleh alasan yang masuk akal, demi kepentingan semua dan secara konsisten (Kieser, 1987:148)
b. Suara hati dapat berkembang, jika ketergantungannya diakui dan diolah
Suara hati dipengaruhi oleh pandangan-pandangan moral, kebiasaan-
kebiasaan dan sikap moral di lingkungan kita yang kita batinkan dan kita anggap
“biasa”. Agar suara hati berkembang, kita berusaha bersikap terbuka, mau belajar
serta membuat penilaian kritis terhadap segala sesuatu yang kita anggap “biasa”
tersebut.
c. Mengembangkan kemahiran untuk menangkap nilai-nilai
Suara hati terbentuk dan semakin berkembang apabila kita
mengembangkan kepekaan merasakan nilai dan makna dari tiap-tiap perbuatan
yang kita lakukan. Oleh sebab itu dibutuhkan keterbukaan hati, keheningan dan
membiarkan dunia dan lingkungan berbicara kepada kita sehingga kita mampu
memaknai dan menilai setiap tindakan kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d. Membentuk suara hati selalu dihubungkan dengan kesadaran norma
Suara hati dibina dengan informasi luas yang menyangkut persoalan-
persoalan hidup dan pendapat-pendapat moral. Kita perlu terbuka mendengarkan
nasehat-nasehat, membaca dan menambah pengetahuan. Tetapi bukan berarti apa
yang kita terima dan kita ketahui langsung diterapkan, melainkan untuk
dipertimbangan dan pertimbangan kita semakain luas.
e. Suara hati dibina dengan latihan untuk mempertimbangkan nilai dalam kasus-
kasus kompleks
Agar suara hati semakin terbina kita perlu mempertimbangkan nilai setiap
tindakan yang akan kita lakukan. Nilai ini menjadi kerangka acuan setiap
pemikiran dan keputusan yang akan kita ambil. Nilai ini membantu mengarahkan
pikiran kita dalam melakukan pemilihan, dan hati yang melihat keputusan tidak
sesuai dengan nilai akan merasa gelisah (Suparno, 2009:35-36).
f. Suara hati dibina berhadapan dengan Allah
Hati merupakan inti jiwa, kebahagiaan terdalam, kebenaran terdalam dan
kesadaran batin kita. Dalam hati ini tidak ada keraguan lagi. Inilah sentuhan dari
Tuhan sendiri pada jiwa kita. Oleh sebab itu suara hati harus didengarkan dalam
keheningan doa, diam dan refleksi (Suparno, 2009:31).
Pembinaan suara hati orang beriman ditekankan dalam keterbukaan dan
harapan hati manusia kepada Allah, sehingga keputusan suara hati semakin
dialami sebagai hasil sentuhan Allah pada hati manusia (Kieser, 1987:148).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6. Keterkaitan Keputusan dan Suara Hati
Manusia mempunyai kemampuan untuk memutuskan, dia dapat
melakukan sesuatu hal dengan kemampuan fisik yang dia miliki. Tetapi tidak
semua hal yang mampu dilakukan boleh dilakukan. Yan van Paasen (2002:96-97)
melihat perbedaan antara ‘dapat/mampu’ dengan ‘boleh’. Kata “dapat” berarti ada
kemampuan dan keleluasaan fisik untuk melakukan sesuatu, sedangkan kata
“boleh” berarti bahwa ada izin moral untuk melakukan sesuatu. Setiap orang
memiliki kebebasan fisik yang tidak bisa dihancurkan. Jadi, setiap orang tetap
mampu melawan suara hatinya.
Setiap orang yang dihadapkan pada tawaran dituntut keberaniannya untuk
membuat keputusan menerima atau menolak. Tawaran itu bisa jadi baik atau
buruk. Demikian juga keputusan yang diambil bisa berguna atau merugikan diri
sendiri mau pun orang lain. Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor dari
diri sendiri dan dari luar diri. Suara hati berperan untuk memurnikan keputusan
dan mengarahkan orang untuk mengambil keputusan secara benar dan senantiasa
terarah kepada Allah. Maka suara hati harus senantiasa dibina agar dari hari ke
hari suara hati semakin memberi pengarahan dan penilaian yang semakin baik
dalam pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
GAMBARAN TENTANG MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM
PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM
BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI
FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN
Kongregasi FSE memberi perhatian kepada pembinaan para anggotanya
oleh sebab itu pembinaan telah dimulai sejak calon diterima menjadi postulant.
Setelah menjalani masa postulan, para postulan akan melanjutkan ke masa
novisiat yang merupakan tahap permulaan menjalani hidup religius (Konst. no.
47). Sebagai calon religius mereka dibekali dengan pengetahuan mengenai
pengambilan keputusan dan mendengarkan suara hati dalam kursus moral, latihan
rohani dan retret, tetapi dalam kegiatan tersebut tidak dibahas secara mendalam
pengetahuan mengenai pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.
Dewasa ini berbagai tawaran menggiurkan dan menggoda juga masuk ke
dalam biara. Tawaran yang sedemikian banyak menuntut para religius berani dan
mampu mengambil keputusan yang benar sesuai dengan suara hatinya, sehingga
keputusan tersebut mendukung kehidupannya sebagai religius. Oleh sebab itu
perlulah para novis sebagai calon religius mengetahui dan memahami tentang
pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.
Kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym
adalah salah satu kisah pergulatan seorang perempuan muda dalam mengambil
keputusan ketika menghadapi tawaran dan pilihan yang menggiurkan. Pada bab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tiga ini penulis ingin mengetahui kemungkinan memanfaatkan kisah Miss Prym
bagi pembinaan novis FSE dalam pengambilan keputusan. Bab ini akan diawali
dengan gambaran umum para novis Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE), yang
meliputi selayang pandang kongregasi FSE dan gambaran novis kongregasi FSE
dan pada bagian kedua memuat penelitian tentang manfaat kisah Miss Prym bagi
pembinaan novis Kongregasi FSE yang meliputi metodologi penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
A. Gambaran Umum Novis Fransiskanes Santa Elisabeth
1. Selayang Pandang Kongregasi Fransiskan Santa Elisabeth (FSE)
Kongregasi FSE lahir berawal dari keberanian Sr. Mathilda Leenders
mengambil keputusan untuk menerima tawaran dari uskup Breda Mgr. Henrikus
van Beek. Pada tahun 1878-1879 di kota Breda negeri Belanda banyak orang sakit
yang terlantar di rumah masing-masing tanpa mendapat perawatan. Mgr Henricus
van Beek uskup Breda menangkap situasi itu. Maka beliau tergerak untuk mencari
jalan keluar dengan mengetuk pintu biara-biara yang kiranya bersedia membantu
beliau memulai karya merawat orang-orang sakit tersebut.
Mgr. Henricus menemui kesulitan dengan aturan biara-biara saat itu yang
dikenal dengan clausura ketat sehingga tidak memungkinkan anggota biara
melayani dari rumah ke rumah. Mgr Henricus akhirnya mengetuk biara
Fransiskan Alles Voor Allen/ Mater Dei yang juga bercirikan clausura dan
menawarkan karya pelayanan melayani orang sakit dari rumah ke rumah.
Sr. Alfonse, pemimpin biara Alles Voor Allen keberatan dan menolak
tawaran tersebut dengan alasan tidak sesuai dengan Anggaran Dasar dan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
hidup para suster Alles voor Allen. Tetapi Mgr. Henricus menjelaskan bahwa
melayani orang sakit dari rumah ke rumah tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar.
Akhirnya pemimpin biara menyampaikan tawaran Mgr. Henricus kepada
para susternya. Sr. Alfonse menegaskan tidak ada seorang suster pun yang
diwajibkan menerima tawaran tersebut. Para suster yang mau menerima karya
tersebut haruslah atas keputusan bebas mereka sendiri. Bagi para suster yang
menerima tawaran tersebut harus melepaskan keanggotaannya dari biara Alles
voor Allen/ Mater Dei.
Suster Mathilda dan Sr. Anna, anggota biara Alles voor Allen menanggapi
tawaran Mgr. Henricus. Akan tetapi keputusan untuk memulai karya baru tersebut
bukanlah hal yang mudah bagi Sr. Mathilda karena dia telah menjadi anggota
tarekat Alles voor Allen selama 33 tahun. Dia dihadapkan pada dua pilihan:
menerima tawaran tetapi juga meninggalkan biaranya, atau menolak tawaran dan
tetap tinggal di biaranya (Simbolon, 2009: 186). Dalam situasi itu Sr. Mathilda
mendengarkan bisikan Tuhan dalam hatinya bahwa dia harus memulai karya baru
itu.
Maka pada tanggal 25 Juli 1880 Sr. M. Mathilda Leenders dan Sr. M. Anna van Dun, menandatangani surat yang menyatakan kerelaan melepaskan keanggotaanya dari Biara Alles voor Allen/ Mater Dei. Empat hari kemudian tepatnya pada tanggal 29 Juli 1880, mereka meninggalkan Biara Alles voor Allen dan tinggal di sebuah rumah sederhana di Janstraat, belakang Gereja St. Antonius, Breda. Tiga hari kemudian yakni pada tanggal 1 Agustus 1880, kongregasi ini berdiri dengan nama Kongregasi Religieuze Penitenten Recolectinen van de Heilige Fransiscus van Assisi. Sebagai pelindung kongregasi dipilih St. Elisabeth dari Hongaria (Simbolon, 2009:187).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kongregasi ini mengangkat Sr. Mathilda Leenders sebagai pemimpin dan
sekaligus pendiri. Pada tanggal 29 September 1929, empat orang suster diutus
sebagai misionaris ke Medan Sumatera Utara Indonesia. Di Indonesia kongregasi
ini dikenal dengan nama kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE).
Kongregasi FSE termasuk Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus Assisi.
Maka kongregasi ini mengikuti cara hidup dan semangat Bapa St. Fransiskus
dengan berpedoman pada Anggaran dasar Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus
Assisi yang disahkan oleh Bapa Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 8 Desember
1982.
2. Gambaran Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)
Masa novisiat merupakan tahap permulaan menjalani hidup religius. Masa
novisiat bertujuan memberikan pembinaan serta pendidikan religius secara lebih
cermat, membentuk hati dan budi sesuai dengan semangat kongregasi, sehingga
pada saatnya novis dapat dengan bebas menentukan sikap demi perkembangan
selanjutnya (Konst. No. 4). Dalam Kitab Hukum Kanonik 1983 dijelaskan:
Novisiat merupakan awal dari kehidupan seseorang di dalam suatu tarekat
religius. Dalam arti ini tidak ada seorang pun yang bisa menjadi anggota suatu
tarekat religius tanpa terlebih dahulu melewati masa novisiat (KHK. kan. 646).
Novisiat ini bertujuan agar novis bisa lebih memahami panggilan ilahi
yang telah mereka rasakan tumbuh di dalam hatinya. Novisiat merupakan masa
pengenalan akan kekhasan, kharisma dan kekayaan tarekat, masa penyesuaian diri
terhadap pola dan cara hidup tarekat, dengan harapan mereka mampu membentuk
hati dan budinya dengan semangat tarekat. Selain itu novisiat merupakan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
penggodogan dan pengolahan motivasi dan niat menjadi seorang religius (KHK.
kan. 646).
Seorang yang telah memasuki masa novisiat memulai hidup pertobatan
injili di hadapan Allah, sesama dan harta duniawi, sekaligus mengembangkan
kehidupan pertobatan khas saudara saudari Ordo Ketiga Regular. Seorang novis
hidup di bawah bimbingan Tuhan, harus mengalami bentuk hidup fransiskan
dengan terus-menerus melakukan pertobatan injili dalam semangat doa,
kemiskinan dan kedinaan. Mereka mengabdi Tuhan dalam pertobatan dengan
mengakui kemutlakan dan hak Allah untuk diabdi dalam hidup dan diri mereka
(Conti, 2006: 36).
Seorang novis menghayati nilai-nilai injil melalui pertobatan yang
memungkinkan dia hidup bersama para saudara dengan gembira dan
kesederhanaan hati. Hidup dalam tingkah laku murni sebagai anak-anak Allah,
memelihara kebijaksanaan akan akan hal baik dan kesederhanaan dalam derita
serta hidup dengan tulus hati (Conti, 2006: 38)
B. Penelitian tentang Memanfaatkan Kisah Miss Prym bagi Pembinaan
Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)
Para novis FSE yang akan hidup sebagai religius perlu dibekali
kemampuan dalam pengambilan keputusan. Sebab bagaimanapun juga para novis
tidak terlepas dari tawaran dunia yang menggoda dan menggiurkan. Untuk
membekali novis agar siap menghadapi berbagai tantangan dunia dengan berbagai
tawaran dan godaan, para novis dibekali dengan berbagai pengetahuan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
keterampilan dalam menghadapi tawaran tersebut. Kemampuan tersebut sangatlah
penting bagi novis dalam mengambil sikap dan keputusan terhadap tawaran yang
dihadapinya. Oleh sebab itu di para novis dibekali dengan kursus moral dan
latihan-latihan rohani.
Kursus dan latihan rohani tersebut tidaklah cukup sebagai bekal dalam
mengambil keputusan terhadap berbagai tawaran yang semakin menggoda dan
menggiurkan. Oleh karena itu para novis masih butuh pembinaan dengan
menggunakan sarana-sarana lain yang dapat menjadi bahan bantuan bagi novis
dalam mengambil keputusan sesuai dengan suara hatinya.
Kisah Miss Prym dalam buku The Devil and Miss Prym memuat beberapa
pokok yang kiranya relevan dengan pembinaan dan situasi novis dalam
pengambilan keputusan atas berbagai tawaran. Meskipun kisah Miss Prym dalam
buku The Devil and Miss Prym ini memuat tentang pengambilan keputusan, tetapi
kisah ini belum dipergunakan di novisiat. Maka perlulah diketahui pengetahuan
dan pendapat novis tentang kisah Miss Prym dalam buku The Devil and Miss
Prym serta kemungkinan memanfaatkan kisah Miss Prym bagi pembinan di
novisiat.
1. Metodologi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1) Memperoleh gambaran tentang novis sebagai calon religius di Kongregasi
Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE).
2) Mengetahui pendapat novis tentang kisah Miss Prym.
3) Memberi usulan memanfaatkan kisah Miss Prym bagi pembinaan para
novis dalam pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Novisiat Fransiskanes Santa Elisabeth
(FSE) waktu pelaksanaannya selama bulan September 2011.
c. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden. Dalam metode ini langkah pertama
yang dilakukan peneliti adalah membagikan ringkasan kisah Miss Prym kepada
responden untuk dibaca, dimengerti dan dipahami secara pribadi. Selanjutnya
peneliti memberikan kesempatan kepada responden menjawab kuesioner untuk
mendapatkan gambaran tentang novis FSE dan pendapat novis tentang
pemanfaatan kisah Miss Prym bagi pembinaan novis FSE dalam pengambilan
keputusan berdasarkan suara hati.
d. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para novis kongregasi Fransiskanes
santa Elisabeth (FSE), dengan menggunakan teknik populasi. Berdasarkan teknik
tersebut, penulis menentukan semua novis FSE berjumlah 22 yang terdiri 8 novis
pertama dan 14 novis kedua menjadi responden penelitian.
e. Instrumen Penelitian
Dalam memperoleh data penulis menggunakan teknik penelitian dengan
menyebarkan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup artinya
alternatif jawaban telah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal
memilih satu jawaban dengan memberi tanda checklist (√) pada salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
jawaban dalam kuesioner yang sesuai dengan, 2008:72). Ada lima alternatif
jawaban pada penelitian ini yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju
(KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). (Soal instrumen penelitian
terlampir)
f. Variabel Penelitian
Adapun variabel Penelitian tertera dalam tabel berikut:
Tabel 1. Variabel Penelitian
No Variabel Aspek yang
diungkap Indikator Item
soal 1 Gambaran
Novis FSE Novis FSE adalah calon religius di Kongregasi FSE
• Novis belajar tentang kekhasan dan kharisma kongregasi FSE.
• Novis diperkenalkan dengan kaul-kaul religius.
1
2
2 Pembinaan mendukung novis dalam pengambilan keputusan
Pembinaan adalah kegiatan yang dilangsungkan untuk para novis di novisiat berupa pengetahuan, informasi, ketrampilan dan kecakapan
• Novis diberi informasi, pengetahuan, keterampilan dan kecakapan.
• Novis terlibat di Gereja dan lingkungan.
3, 4
5
Kegiatan yang mendukung novis dalam pengambilan keputusan
• Novis belajar tentang pengambilan keputusan melalui kursus moral.
• Novis dilatih secara rutin dan teratur mendengarkan suara hati.
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
• Novis perlu suatu program khusus untuk mendalami tentang keputusan dan suara hati.
8,
9,10
3
Kisah Miss Prym bagi pembinaan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati
Pengetahuan dan pendapat novis tentang kisah Miss Prym
• Kisah Miss Prym adalah pergulatan manusia untuk mengambil keputusan.
• Keputusan Miss Prym atas tawaran tidak tergantung pada situasi melainkan pengendalian diri.
• Miss Prym selalu mempertimbangkan setiap keputusan yang ingin diambilnya.
• Miss Prym mengambil
keputusan dan mempertanggungjawabkannya secara rasional.
• Pergulatan Miss Prym adalah juga pergulatan hidup sebagai religius untuk mengambil keputusan ketika menghadapi tawaran dan godaan.
11,
12,
13
14
15
16
17,
18
Pendapat tentang pemanfaatan kisah Miss Prym bagi pembinaan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati
• Kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan untuk pembinaan novis FSE.
• Kisah Miss Prym perlu dipahami dan dimanfaatkan dalam mengambil keputusan berdasarkan suara hati oleh novis FSE ketika menghadapi berbagai tawaran jaman ini
19
20
Jumlah 20
2. Hasil Penelitian
Setelah memdalami kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil
and Miss Prym, penulis mengadakan penelitian sederhana melalui kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kepada para novis FSE. Sebelum menjawab kuesioner para novis diberi waktu
untuk membaca, mempelajari dan memahami secara pribadi kisah Miss Prym
yang telah diringkas oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran umum novis FSE dan pendapat para novis tentang kisah Miss Prym.
Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pendapat novis apakah
kisah Miss Prym tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembinaan
Novis.
Dalam bagian ini disampaikan hasil penelitian tentang memanfaatkan
kisah Miss Prym dalam pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym bagi
pembinaan novis FSE dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati, yang
dilaksanakan pada bulan September 2011. Jumlah responden yang ditargetkan
untuk penelitian ini dapat dicapai yaitu berjumlah 22 orang dari keseluruhan novis
FSE yang berjumlah 22 orang, 8 orang novis pertama dan 14 orang novis kedua.
Berikut ini akan disajikan laporan hasil penelitian: yang disusun menurut urutan
variabel penelitian.
a. Gambaran Novis FSE
Variabel ini menyangkut dua pernyataan yang berfungsi untuk
memperoleh pendapat responden mengenai pelajaran yang menyangkut kekhasan
kongregasi FSE yang meliputi: kharisma, spiritualitas, konstitusi dan kaul-kaul
kebiaraan. Ada lima alternatif jawaban yang disediakan yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Hasil dari variabel ini dijabarkan dalam tabel 2 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 2. Gambaran Novis FSE (N=22)
No Item
Pernyataan Pendapat Jumlah Responden
Persentase (%)
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Dengan belajar kharisma,
spiritualitas dan konstitusi, novis belajar menyesuaikan diri terhadap pola dan cara hidup kongregasi FSE.
SS S
KS TS
STS
4 18 0 0 0
18.18 81.82
0 0 0
2 Calon religius, perlu mengetahui dan memahami kaul-kaul kebiaraan.
SS S
KS TS
STS
4 18 0 0 0
18.18 81.82
0 0 0
Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh hasil sebagai berikut:
• 81% responden setuju pelajaran kharisma, spiritualitas dan konstitusi
mengarahkan novis untuk menyesuaikan diri terhadap pola dan cara hidup
setuju kongregasi FSE dan 18, 18% responden sangat setuju kalau pelajaran
tersebut mengarahkan novis untuk menyesuaikan diri terhadap pola dan cara
hidup kongregasi FSE.
• 81% responden setuju perlunya pengetahuan dan pemahaman tentang kaul-kaul
kebiaraan dan 18, 18% responden sangat setuju kalau novis mengetahui dan
memahami kaul-kaul kebiaraan.
b. Pembinaan yang mendukung novis dalam pengambilan keputusan
Variabel ini terdiri dari delapan pernyataan mengenai pembinaan novis
yang meliputi pengetahuan, informasi, keterampilan dan kecakapan. Selain itu
juga untuk memperoleh pendapat responden tentang kegiatan pembinaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mendukung dalam pengambilan keputusan yaitu kursus moral, latihan doa dan
peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang keputusan dan suara hati. . Ada
lima alternatif jawaban yang disediakan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil dari
variabel dijabarkan dalam tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Pembinaan yang Mendukung Novis dalam Pengambilan Keputusan
(N=22)
No Item
Pernyataan Pendapat Jumlah Responden
Persentase(%)
(1) (2) (3) (4) (5) 3 Teori-teori di novisiat
menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman.
SS S
KS TS
STS
1 21 0 0 0
4.55 95.45
0 0 0
4 Latihan-latihan rohani secara teratur menambah ketrampilan dan kecakapan.
SS S
KS TS
STS
3 16 1 0 0
13.64 72.73 4.545
0 0
5 Keterlibatan di Gereja dan lingkungan melatih hidup kerasulan di luar komunitas novisiat.
SS S
KS TS
STS
2 20 0 0 0
9.09 90.91
0 0 0
6 Calon religius perlu bekal kemampuan untuk mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai tawaran dunia, sebagaimana yang diberikan dalam kursus moral.
SS S
KS TS
STS
4 18 0 0 0
18.18 81.82
0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
7 Latihan mendengarkan suara hati melalui pemeriksaan batin dan latihan doa secara teratur.
SS S
KS TS
STS
3 18 1 0 0
13.64 81.82 4.545
0 0
8 Dengan banyaknya pilihan dan kenikmatan yang ditawarkan dunia, kongregasi FSE masih perlu meningkatkan pembinaan yang membantu para novis agar mampu mengambil keputusan yang tepat.
SS S
KS TS
STS
6 15 1 0 0
27.27 68.18 4.545
0 0
9 Pengetahuan dan pemahaman tentang keputusan dan suara hati masih perlu ditingkatkan.
SS S
KS TS
STS
8 14 0 0 0
36.36 63.64
0 0 0
10 Novis perlu mendalami tentang suara hati sehingga dapat mengambil keputusan secara benar dan tepat ketika menghadapi tawaran dan godaan dunia ini.
SS S
KS TS
STS
8 14 0 0 0
36.36 63.64
0 0 0
Dari tabel diperoleh hasil sebagi berikut:
• 95, 54% responden setuju teori-teori di novisiat menambah pengetahuan,
wawasan dan pemahaman dan 4, 55% responden sangat setuju kalau teoro-teori
tersebut menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman.
• 72.73% responden setuju latihan-latihan rohani secara teratur menambah
keterampilan dan kecakapan, sedangkan 4.545% kurang setuju kalau latihan
rohani menambah keterampilan dan kecakapan.
• 90.91% responden setuju dengan keterlibatan di Gereja dan lingkungan melatih
hidup kerasulan di luar komunitas novisiat dan 9, 09% responden sangat setuju
dengan keterlibatan di Gereja dan lingkungan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
• 81.82% responden setuju dengan pembekalan kemampuan untuk mengambil
keputusan bagi para novis dan 18.18% responden sangat setuju dengan
pembekalan kemampuan tersebut.
• 81.82% responden setuju dengan melangsungkan latihan doa dan pemeriksaan
batin sebagai latihan mendengarkan suara hati, sedangkan hanya 4.54%
responden kurang setuju kalau latihan doa dan pemeriksaan batin sebagi latihan
mendengarkan suara hati.
• 68.18% responden setuju perlunya meningkatkan pembinaan untuk membantu
novis dalam pengambilan keputusan, sedangkan 4.54% responden kurang setuju
dengan peningkatan pembinaan novis tersebut.
• 63.64% responden setuju dengan peningkatan pengetahuan, pemahaman dan
pendalaman tentang keputusan dan suara hati bagi para novis dan 36, 36%
responden sangat setuju dengan hal tersebut.
c. Kisah Miss Prym bagi pembinaan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
suara hati
Variabel ini berfungsi untuk memperoleh pendapat responden mengenai
kisah Miss Prym yang meliputi sikap, tindakan dan keputusan Miss Prym serta
relevansinya dengan pengalaman responden. Selain itu peneliti juga ingin
mengetahui pendapat responden untuk memanfaatkan kisah Miss Prym dalam
pembinaan novis FSE. Ada lima alternatif jawaban yang disediakan yaitu: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4. Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan Keputusan Berdasarkan Suara Hati (N=22)
No Item
Pernyataan Pendapat Jumlah Responden
Persentase (%)
(1) (2) (3) (4) (5) 11 Miss Prym mengalami
pergulatan pelik dalam menghadapi tawaran emas karena dia tidak ingin mengambil keputusan yang salah dalam hidupnya.
SS S
KS TS
STS
3 19 0 0 0
13.6 86.4
0 0 0
12 Kisah Miss Prym memuat pokok-pokok penting dalam kehidupan manusia seperti tawaran, kebenaran, dosa, pengendalian diri, kemurnian hati dan keputusan.
SS S
KS TS
STS
2 20 0 0 0
9.09 90.9
0 0 0
13 Dalam pengambilan keputusannya Miss Prym mengalami pergulatan antara hawa nafsu dengan kebenaran suara hatinya.
SS S
KS TS
STS
21 0 0 1 0
95.5 0 0
4.55 0
14 Bagi Miss Prym keputusan bukan soal situasi melainkan soal pengendalian diri.
SS S
KS TS
STS
1 18 2 1 0
4.55 81.8 9.09 4.55
0
15 Miss Prym selalu mempertimbangkan konsekuensi baik dan buruk dari setiap keputusan yang ingin diambilnya.
SS S
KS TS
STS
2 20 0 0 0
9.09 90.9
0 0 0
16 Miss Prym berani dan mampu mengambil keputusan bebas dan bertanggungjawab tanpa merugikan siapapun
SS S
KS TS
STS
2 18 2 0 0
9.09 81.8 9.09
0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
17 Calon religius juga tidak terlepas dari berbagai tawaran dan godaan dunia yang menggiurkan sebagaimana yang dialami oleh Miss Prym.
SS S
KS TS
STS
4 15 3 0 0
18.2 68.2 13.6
0 0
18 Ketika berhadapan dengan godaan dan tawaran dunia yang menggiurkan, ada keinginan saya untuk untuk menerima dan menikmati tawaran tersebut.
SS S
KS TS
STS
0 16 5 1 0
0 72.7 22.7 4.55
0
19 Kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan untuk pembinaan para novis dalam mengambil keputusan.
SS S
KS TS
STS
2 16 4 0 0
9.09 72.7 18.2
0 0
20 Novis FSE perlu memahami dan memanfaatkan kisah Miss Prym dalam mengambil keputusan berdasarkan suara hati sekaligus dalam menjalani panggilan sebagai religius yang menghidupi kaul kemurniaan, ketaatan dan kemiskinan.
SS S
KS TS
STS
4 18 0 0 0
18.2 81.8
0 0 0
Dari tabel diperoleh hasil sebagai berikut:
• 86,40% responden setuju Miss Prym mengalami pergulatan pelik dalam
menghadapi tawaran emas karena tidak ingin mengambil keputusan yang salah
dalam hidupnya, dan 13, 6% responden sangat setuju dengan pergulatan yang
dialami Miss Prym.
• 90, 90% responden setuju kisah Miss Prym memuat pokok-pokok penting
dalam kehidupan manusia seperti tawaran, kebenaran, dosa, pengendalian diri,
kemurnian hati dan keputusan, dan 9,09% responden sangat setuju kalau kisah
Miss Prym memuat pokok-pokok penting tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
• 95, 50% responden sangat setuju dalam pengambilan keputusan Miss Prym
mengalami pergulatan antara hawa nafsu dengan kebenaran suara hatinya,
sedangkan hanya 4,55% responden tidak setuju kalau pergulatan Miss Prym
adalah pergulatan antara hawa nafsu dengan kebenaran suara hatinya.
• 81, 8% responden setuju keputusan bukan soal situasi melainkan soal
pengendalian diri, sedangkan 4, 55% responden tidak setuju kalau keputusan
adalah soal pengendalian diri.
• 90, 90% responden setuju Miss Prym selalu mempertimbangkan konsekuensi
baik dan buruk dari setiap keputusan yang ingin diambilnya, dan 9,09%
responden sangat setuju dengan pertimbangan Miss Prym dalam mengambil
keputusan.
• 81, 08% responden setuju Miss Prym berani dan mampu mengambil keputusan
bebas dan bertanggungjawab tanpa merugikan siapapun karena dia
mendengarkan suara hatinya, sedangkan 9, 09% responden kurang setuju
dengan apa yang dilakukan Miss Prym.
• 68, 02% responden setuju calon religius tidak terlepas dari berbagai tawaran
dan godaan dunia yang menggiurkan sebagaimana yang dialami oleh Miss
Prym, sedangkan 13, 06% kurang setuju kalau calon religius juga mengalami
godaan dunia yang menggiurkan.
• 72, 07% responden setuju ketika berhadapan dengan godaan dan tawaran dunia
yang menggiurkan, ada keinginan untuk menerima dan menikmati tawaran
tersebut sedangkan 4, 55% responden tidak setuju kalau calon religius
mempunyai keinginan untuk menerima dan mengalami tawaran dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
• 72, 07% responden setuju memanfaatkan kisah Miss Prym untuk pembinaan
novis dalam mengambil keputusan dan 9, 09% responden sangat setuju kalau
kisah Miss Prym dimanfaatkan dalam pembinaan novis.
• 81, 08% responden setuju novis FSE memahami dan memanfaatkan kisah Miss
Prym pada buku The Devil and Miss Prym dalam mengambil keputusan
berdasarkan suara hati sekaligus dalam menjalani hidup sebagai religius yang
hidup dalam kemurnian, ketaatan dan kemiskinan dan 18, 20% responden
sangat setuju kalau kisah Miss Prym dipahami dan dimanfaatkan oleh novis
FSE.
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian dengan lebih
terperinci.
a. Gambaran Novis FSE
Berdasarkan Tabel 2 item 1 dan 2 sebagian besar responden setuju dengan
belajar kekhasan kongregasi FSE mereka belajar menyesuaikan diri terhadap pola
dan cara hidup kongregasi FSE (81, 2 %). Responden juga setuju diperkenalkan
dengan kaul-kaul kebiaraan yang merupakan ciri khas hidup religius karena novis
merupakan calon religius yang akan menghidupi kaul-kaul kebiaraan tersebut (81,
20 %). Ada kemungkinan pelajaran-pelajaran tersebut sangat mendukung novis
untuk mengenal hidup membiara sesuai pola hidup religius di kongregasi FSE
sehingga novis juga mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup
religius di kongregasi FSE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Pembinaan yang mendukung novis dalam pengambilan keputusan
Berdasarkan Tabel 3 item 3 sebagian besar responden setuju dengan
belajar berbagai teori menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman mereka
(95, 45%). Kemungkinan pelajaran tersebut merupakan pelajaran baru atau
pendalaman bagi novis dan berguna sebagai bekal dalam perjalanan panggilan
mereka.
Pada Tabel 3 item 4 responden setuju keterampilan dan kecakapannya
bertambah dengan latihan rohani secara teratur (72, 73%); kemungkinan besar
kehidupan rohani novis turut menentukan praktek hidup novis sehari-hari. Novis
yang kehidupan rohaninya semakin terlatih dan semakin baik maka dia juga akan
semakin terampil dan cakap dalam hidupnya, tetapi ada juga responden kurang
setuju kalau keterampilan dan kecakapan dapat bertambah dengan latihan rohani
secara teratur (4, 545%). Kemungkinan responden tersebut kurang mampu
mengikuti latihan rohani secara baik sehingga kurang mendapat manfaat dari
latihan tersebut sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan
kecakapannya. Novis tersebut mungkin mengalami ketidak seimbangan antara
hidup rohani dengan praktek hidup sehari-hari.
Dari Tabel 3 item 5 pada umumnya responden setuju dengan keterlibatan
di Gereja dan lingkungan melatih hidup kerasulannya di luar komunitas novisiat
(90, 01 %). Hasil tersebut menunjukkan kegiatan pembinaan yang mereka terima
di novisiat berupa teori, latihan dan keterlibatan langsung di Gereja
menyeimbangkan antara pengetahuan dan keterampilan sehingga sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mendukung kehidupan menggereja dan mengembangkan kecakapan dalam hidup
sehari-hari.
Berdasarkan Tabel 3 item 6, responden setuju kursus moral sebagai bekal
dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi tawaran dunia (81, 82%),
bahkan ada responden yang sangat setuju kalau kursus moral merupakan bekal
bagi mereka dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai tawaran
dunia (18, 18%). Kursus moral ini memang memuat beberapa hal praktis tentang
keputusan sehingga melatih novis mengambil keputusan dalam hidup sehari-hari.
Selain belajar teori-teori para novis juga dibekali dengan latihan rohani
berupa pemeriksaan batin dan latihan doa secara teratur. Dari Tabel 3 item 7
dipelroleh data responden setuju latihan doa dan pemeriksaan batin sebagai sarana
untuk melatih novis semakin peka mendengarkan suara hatinya (81, 82%); hal ini
berarti latihan doa dan pemeriksaan batin memberi dampak positif terhadap
kemampuan novis mendengarkan suara hati, namun ada juga responden kurang
setuju kalau pemeriksaan batin dan latihan doa sebagai sarana untuk
mendengarkan suara hati (4, 55%). Kemungkinan novis tersebut kurang mengerti
tujuan dan makna dari latihan doa dan pemeriksaan batin sehingga kurang
berdampak terhadap kepekaannya mendengarkan suara hati.
Berdasarkan Tabel 3 item 8 responden setuju dengan meningkatkan
pembinaan akan membantu para novis dalam mengambil keputusan secara tepat
ketika menghadapi berbagai tawaran dunia yang menggiurkan (68, 18%), bahkan
ada responden yang sangat setuju kalau peningkatan pembinaan membantu novis
dalam pengambilan keputusan secara tepat ketika berhadapan dengan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tawaran dunia yang menggiurkan (4, 545%). Dari hasil ini tampak adanya
kesadaran novis akan banyaknya tawaran dunia yang semakin menggiurkan dan
masuk ke dalam hidup membiara, sehingga pembinaan novis juga harus lebih
ditingkatkan, terutama pembinaan yang membantu novis mengambil keputusan
terhadap tawaran-tawaran tersebut.
Berdasarkan Tabel 3 item 9, responden setuju pengetahuan dan
pemahaman mereka tentang suara hati perlu ditingkatkan (63, 64%), bahkan ada
responden sangat setuju kalau pengetahuan dan pemahaman mereka tentang
keputusan dan suara hati masih perlu ditingkatkan (36, 36%). Berdasarkan
pendapat ini ada kemungkinan novis menyadari suara hati sangat berperan dalam
mengambil keputusan tetapi pengetahuan dan pemahaman mereka tentang suara
hati dan keputusan masih kurang sehingga masih perlu ditingkatkan. Pengetahuan
dan pemahaman yang baik dan benar tentang keputusan dan suara hati turut
mendukung kemampuan novis dalam pengambilan keputusan yang baik dan benar
pula.
Dari Tabel 3 item 10, diperoleh data sebagian besar responden setuju
dengan mendalami suara suara hati akan semakin mampu mengambil keputusan
secara benar dan tepat ketika menghadapi tawaran dan godaan dunia (63.64%)
dan responden lainnya sangat setuju kalau pendalaman mengenai suara hati
mendukung kemampuan novis dalam mengambil keputusan yang benar ketika
menghadapi berbagai tawaran dunia (36, 36%). Dari hasil ini tampak suara hati
berperan positif dalam pengambilan keputusan; semakin mendalami suara hati,
orang akan semakin mampu mengambil keputusan secara baik dan benar. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
itu mungkin novis menyadari tawaran dunia juga masuk ke dalam kehidupan
membiara dan berpengaruh bagi novis. Maka pembinaan novis FSE berkaitan
dengan pengambilan keputusan dan suara hati masih perlu ditingkatkan, karena
hal ini bermanfaat bagi mereka dalam pengambilan keputusan secara tepat baik.
c. Kisah Miss Prym bagi pembinaan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
suara hati
Miss Prym ketika berhadapan dengan tawaran yang menggiurkan
mengalami pergulatan pelik dalam batinnya. Dari tabel 4 item 11, responden
setuju pergulatan yang dialami Miss Prym karena Miss Prym tidak mau membuat
keputusan yang salah dalam hidupnya atas tawaran emas dari orang asing
(86.4%), bahkan ada responden sangat setuju kalau pergulatan pelik yang dialami
Miss Prym tersebut karena Miss Prym tidak mau mengambil keputusan yang salah
dalam hidupnya (13.60%).
Kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym
memuat pokok-pokok penting pengalaman dan peristiwa hidup manusia.
Berdasarkan Tabel 4 item 12 responden setuju Kisah Miss Prym memuat tentang
tawaran, kebenaran, dosa, pengendalian diri, kemurnian hati dan keputusan dan
kesemuanya ini juga terjadi dalam perjalanan hidup manusia (90.90%), bahkan
ada responden sangat setuju kalau kisah Miss Prym memuat pokok-pokok penting
pengalaman hidup manusia seperti tawaran, kebenar, dosa, pengendalian diri dan
kemurnian hati (9.09 %). Berdasarkan Tabel 4 item 12 ini ada tanda-tanda kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
responden dapat menemukan makna yang terkandung dalam kisah Miss Prym
tersebut bagi kehidupan manusia terutama bagi seorang novis.
Dari Tabel 4 item 13 responden sangat setuju pergulatan yang dialami
Miss Prym adalah pergulatan antara hawa nafsu untuk menerima tawaran yang
menggiurkan tersebut dengan kebenaran suara hatinya (95.5%). Kemungkinan
novis sudah menyadari mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah. Hawa
nafsu dan kebenaran suara hati saling bertentangan ketika berhadapan dengan
tawaran yang menggiurkan sehingga membutuhkan jangka waktu untuk
memutuskan menerima atau menolak tawaran tersebut. Selama jangka waktu
tersebut terjadi pergulatan antara hawa nafsu dan kebenaran di dalam batin,
namun ada juga responden tidak setuju dengan pergulatan hawa nafsu dan
kebenaran suara hati Miss Prym (4.55%). Kemungkinan responden kurang
mampu menemukan makna dari pergulatan dalam pengambilan keputusan yang
dialami oleh Miss Prym, atau kurang mengerti tentang kebenaran suara hati dan
hawa nafsu.
Miss Prym mengatakan keputusan sebenarnya bukanlah tergantung pada
situasi melainkan kemampuan seseorang mengendalikan dirinya. Berdasarkan
Tabel 3 item 14 tanggapan responden terhadap pernyataan ini sangat bervariasi.
Pada umumya responden setuju dengan pendapat Miss Prym ini (81.8%) dan ada
responden yang sangat setuju dengan yang dikatakan oleh Miss Prym yaitu
keputusan tergantung pada kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya
(4.55%). Tetapi ada juga responden yang kurang setuju dengan pendapat Miss
Prym tersebut (9.09%) dan bahkan ada responden tidak setuju kalau keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tergantung pada kemampuan seseorang mengendalikan dirinya (4.55%). Jawaban
responden yang bervariasi ini sangat menarik karena tersirat bagaimana responden
menanggapi suatu tawaran serta mengambil keputusan. Ada banyak hal yang
mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan. Kemungkinan ada novis
yang begitu mudah memutuskan sesuatu tanpa pertimbangan matang, ada yang
sekedar mempertimbangkan dengan melihat keuntungannya saja. Tetapi juga ada
yang benar-benar membuat pertimbangan yang matang sebelum mengambil
keputusan.
Setiap kali ingin mengambil keputusan Miss Prym selalu
mempertimbangkan secara matang konsekuensi dari keputusan yang akan dia
ambil. Berdasarkan Tabel 4 item 15 mengenai sikap Miss Prym ini pada
umumnya responden setuju (90.09%) dan bahkan ada responden yang sangat
setuju kalau Miss Prym selalu mempertimbangkan secara matang kosekuensi dari
setiap keputusan yang ingin diambilnya (9.09 %). Berdasarkan hasil item 15 ini
ada kemungkinan responden mulai menyadari perlu mempertimbangkan secara
matang setiap konsekuensi baik dan buruk dari setiap keputusan yang ingin
diambil agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik dan benar
serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dari Tabel 4 item 16 responden setuju keputusan yang diambil Miss Prym
adalah berdasarkan suara hatinya (81, 8%), namun ada sebagian kecil responden
kurang setuju kalau keputusan Miss Prym adalah keputusan suara hatinya
(9,09%). Dari item 16 tersebut kemungkinan ada novis sudah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pengetahuan tentang suara hati serta peran suara hati dalam pengambilan
keputusan, tetapi juga masih ada novis yang belum mengerti tentang suara hati.
Berdasarkan Tabel 4 item 17 responden setuju berbagai tawaran dan
godaan dari dunia yang menggiurkan juga dialami novis sebagaimana yang
dialami oleh Miss Prym (68.2%). Ada juga responden yang kurang setuju kalau
novis juga mengalami godaan dari tawaran yang menggiurkan (13.6 %). Ada
kemungkinan sebagian besar novis pernah mengalami godaan karena tawaran
yang menggiurkan, tetapi tawaran tersebut tidak sesuai dengan penggilannya
sebagai novis. Tawaran yang menggiurkan memang selalu menggoda tidak
terkecuali menggoda para calon religius.
Dari Tabel 4 item 18 responden setuju kalau tawaran yang menggiurkan
menimbulkan keinginan untuk menikmati tawaran tersebut (72.07%). Hanya
sebagian kecil responden yang tidak setuju kalau ada keinginan untuk menerima
dan menikmati tawaran dunia yang menggiurkan (4, 55%). Tawaran yang
menggiurkan memang sangat menggoda sehingga para novis pun memiliki
keinginan untuk menerima dan menikmati tawaran itu meskipun tawaran tersebut
tidak sesuai dengan cara hidup mereka sebagai calon religius.
Dalam pembinaan novis banyak sarana dan metode yang dipakai. Dari
Tabel 4 item 19 responden setuju memanfaatkan kisah Miss Prym dalam
pembinaan para novis FSE (72.07%) dan bahkan ada responden yang sangat
setuju kalau kisah Miss Prym dimanfaatkan dalam pembinaan para novis FSE
(9.09%). Berdasarkan Tabel 4 (item 20) responden sangat setuju kalau novis
lebih memahami dan memanfaatkan kisah Miss Prym dalam mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
keputusan suara hati sehingga bermanfaat bagi perjalanan hidup novis sebagai
calon religius yang pada waktunya akan menjalani hidup religius (81.8%). Bahkan
responden lainnya sangat setuju dengan memahami Kisah Miss Prym ini maka
akan dimanfaatkan dalam dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati
(18, 20%).
Dari Tabel 4 item 19 dan 20 ini ada kemungkinan novis sudah
menemukan beberapa nilai dan pesan dari kisah Miss Prym yang relevan dengan
kehidupan novis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup panggilannya, terutama
dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Oleh sebab itu para novis
sangat perlu lebih memahami dan mendalami kisah Miss Prym serta
memanfaatkan dalam pembinaan novis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PENERAPAN KISAH MISS PRYM BAGI PARA NOVIS
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERDASARKAN SUARA HATI
Sekalipun setiap orang mempunyai kekuatan untuk memutuskan, tidak
semua orang mampu membuat keputusan yang tepat dan benar. Salah satu hal
yang paling sulit ialah menentukan sikap dan membuat keputusan di antara
banyak tawaran dan pilihan. Salah dalam membuat keputusan atau memutuskan
secara salah bisa membuat orang menyesal seumur hidup. Paulo Coelho
menggambarkan bahwa manusia ingin mengambil keputusan sesuai dengan yang
dikehendaki Tuhan, tetapi manusia sering gelisah dan ragu apakah keputusan yang
diambil dikehendaki Tuhan atau tidak. “Bagaimana kita tahu apa yang
menyenangkan hati Yang Maha Kuasa? Lakukan apa yang diperintahkan hatimu,
dan Tuhan akan senang” (Coelho, 2009: 187).
Setelah mendalami kisah Miss Prym pada buku The Devil and Miss Prym,
penulis menemukan peran suara hati sangat penting dalam menentukan suatu
keputusan. Demikian juga hasil penelitian terhadap novis FSE, pada umumnya
responden setuju kalau suara hati memiliki peran besar dalam pengambilan
keputusan. Keputusan yang baik dan benar adalah keputusan berdasarkan suara
hati, sebab “Suara hati itu sesungguhnya adalah seperangkat nilai, suatu kesadaran
mengenai keadilan, kejujuran, rasa hormat, dan sumbangan yang mengatasi
budaya, sesuatu yang abadi, yang mengatasi jaman” (Covey, 2010:116)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa pokok mengenai keputusan suara
hati secara lebih mendalam dalam kaitannya dengan perjalanan panggilan novis
menuju hidup religius. Pokok- pokok tersebut merupakan perpaduan refleksi
penulis tentang kisah Miss dikaitkan dengan situasi novis dan ajaran iman
Kristiani.
A. Mendengarkan Suara Hati
Keputusan dipengaruhi oleh faktor dari luar dan dari dalam. Faktor dari
dalam diri sendiri bisa berupa nafsu, keinginan, rasionalitas dan sifat egois,
sedangkan faktor dari luar bisa disebabkan oleh tekanan dari pihak lain. Oleh
sebab itu keputusan tersebut bisa jadi baik atau pun tidak berguna, baik bagi diri
sendiri maupun orang lain. Dalam pengambilan keputusan, suara hati sangat
berperan untuk memurnikan keputusan secara benar dan terarah kepada Allah.
Dengan demikian sangat perlulah mendengarkan suara hati agar dari hari ke hari
dapat membuat keputusan yang baik dan benar sesuai dengan suara hatinya.
Setiap kali akan mengambil keputusan, suara hati yang lembut
memastikan orang tersebut untuk mengambil keputusan yang benar, dan
mendorongnya untuk benar-benar mengambil keputusan tersebut. Maka apabila
orang mengambil keputusan yang benar-benar digerakkan oleh suara hatinya, di
situlah memang panggilannya untuk melakukan apa yang dikatakan suara hatinya
(Covey, 2010: 127).
Novis adalah orang yang mesti memulai hidup pertobatan (bdk.
AngOrIIIReg. art 6). Pada masa ini novis di bawah bimbingan Tuhan harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mengalami bentuk hidup Fransiskan dengan terus menerus melakukan pertobatan
injili dalam semangat kemiskinan dan kedinaan. Novis melakukan hidup
pertobatan di bawah tuntunan Allah dengan mengembangkan dirinya menurut
“proyek Allah”. Maka seorang novis diharapkan siap mendengarkan bisikan roh
Allah dan tunduk pada karya Roh Allah serta menanggapinya secara pribadi
(Conti, 2006: 36).
Dialog dengan suara hati adalah sesuatu yang menjadi salah satu ciri khas
manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diciptakan sesuai gambaran-Nya.
Bentuk dialog itu dapat dilakukan dengan pemeriksaan batin. Novis dapat
‘berjumpa’ dengan Tuhan pada saat dia menyelami lubuk hatinya sendiri. Dengan
kembali ke dalam hati, novis dapat berdialog dengan hatinya sendiri yang
mewakili suara Tuhan, yaitu pada saat suara hati memimpin ke arah kebaikan.
Demikianlah yang dikatakan dalam Gaudium et Spes 14 (Konstitusi Pastoral
tentang Gereja di dunia dewasa ini):
“Sebab dengan hidup batinnya ia melampaui semesta alam. Ia kembali kepada hidup batinnya yang mendalam itu, bila ia berbalik kepada hatinya; di situlah Allah yang menyelami lubuk hati menantikannya; di situ pula ia mengambil keputusan tentang nasibnya sendiri di bawah pandangan Allah. Maka dari itu, dengan menyadari bahwa jiwa dalam dirinya bersifat rohani dan kekal abadi, ia tidak tertipu oleh khayalan yang menyesatkan dan timbul dari kondisi-kondisi fisik atau sosial semata-mata, melainkan sebaliknya ia justru menjangkau kebenaran yang terdalam” (GS 14).
Novis sebagai calon religius perlu mendengarkan suara hati, sebab suara
hati bisa menjadi pegangannya agar bisa survive dalam membuat keputusan dan
dalam menghadapi tantangan. Selain itu, suara hati seperti ‘radar’ yang bisa
mengarahkan orang dalam bertindak. Suara hati amatlah lembut sehingga amat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
mudah terabaikan, tetapi sekaligus juga amat jelas sehingga tidak mungkin
disalahartikan. Suara hati akan memandu dan mengarahkan, namun suara itu
tetaplah suara yang amat lembut. Semakin sering mematuhi suara hati, semakin
besar tuntutan suara hati untuk mematuhi kehendak Allah. Tetapi suara hati bukan
hanya membuat tuntutan, melainkan juga memperbesar kemampuan, kecerdasan,
dan kontribusi kita (Covey, 2010: 523).
Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengatakan
bahwasanya hukum Allah ditulis dalam hati orang kafir (bdk. Rm 2: 14-15).
Berpangkal dari pernyataan Santo Paulus ini, St. Agustinus berpendapat bahwa
suara hati merupakan tempat kewajiban moral dan menjadi organ untuk
mendengarkan sabda Allah. Suara hati merupakan perjumpaan Allah dengan
manusia. Suara hati dipahami dengan iman sebagai pusat ilahi di dalam diri
manusia, tempat panggilan dan jawaban manusia terhadap Allah, tempat dialog
antara Allah dan kepribadian manusia (Kieser, 1987: 111-112).
Miss Prym bukanlah orang yang religius, dia tidak tahu apa-apa mengenai
sepuluh perintah Allah (Coelho, 2009: 30). Meskipun demikian Miss Prym
mengenal perintah Allah dalam hatinya dan dia tidak mau melanggar perintah
Allah. Miss Prym ditegur dan disadarkan oleh suara hatinya, bahwa mencuri
adalah perbuatan dosa karena melanggar perintah Allah.
Miss Prym tidak pernah langsung melakukan apa yang dia pikirkan dan
inginkan tetapi dia selalu menimbang-nimbang baik buruk dari keputusan yang
ingin diambilnya. Miss Prym berdialog dengan suara hatinya dan mendengarkan
suara hatinya sehingga dia tidak pernah mencuri sebatang emas itu sekalipun dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tahu sebatang emas itu sangat berharga. Setiap kali Miss Prym ingin menerima
tawaran orang asing, dia selalu ditegur dengan ajaran nilai-nilai baik yang
diajarkan neneknya, ajaran orang-orang bijak yang dipercayai oleh penduduk
desanya dan perintah Allah (Coelho, 2009: 38-41).
Novis dapat mendengarkan bisikan Allah dalam hatinya yang merupakan
pusat kehidupan batinnya, tempat dan asal dari segala kekuatan dan fungsi psikis
dan spiritual dari seorang manusia. Dalam hati terdapat akar hidup religius, yang
menentukan sikap moral seseorang (Conti, 2006: 44). Dalam Injil Matius 5: 8,
Yesus bersabda: “Berbahagialah orang yang berhati murni”. Orang yang berhati
murni akan memiliki ketulusan hati dan kesetiaan dalam pengabdian dan
pelayanan kepada Tuhan.
Ketika novis menghadapi tawaran yang bertentangan dengan
kehidupannya sebagai calon religius, dia akan berani mengambil keputusan secara
tegas untuk menolak tawaran tersebut, sekalipun dia tahu dan sadar tawaran itu
sangat menggiurkan dan memberi kepuasan. Berkat suara hatinya, dia berani
menolaknya tanpa merasa dirugikan dan tanpa merasa kehilangan kesempatan.
Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan menyediakan
waktu tenang dan dalam keadaan hati yang tenang pula. Seorang novis yang
sedang dihadapkan pada tawaran dan pengambilan keputusan yang sulit, dalam
keheningan mengingat kembali tujuan hidupnya dalam batin serta nilai-nilai yang
menjadi pegangan hidupnya selama ini. Misalnya, bahwa novis dipanggil dan
dipilih Tuhan untuk mengabdi Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Ketika Miss Prym semakin merasa terdesak untuk mengambil keputusan
dia semakin tidak mampu berpikir. Dalam situasinya yang sedang kacau itu, Berta
menyuruh Miss Prym pergi ke tempat yang jauh dari Viscos (Coelho, 2009: 126).
Sekalipun pikiran sedang kacau, suara hati terus berbicara dan dalam kesendirian
dan keheningan kita dapat mendengarkannya. Demikian juga dalam kesendirian
dan keheningan, novis dapat mengetahui setiap perbuatan dan keputusannya entah
itu baik atau pun buruk.
Dalam pengambilan keputusan atas tawaran dan pilihan yang dihadapi,
keterlibatan Tuhan memiliki peran yang sangat besar. Calon religius novis
diharapkan senantiasa mohon penerangan Tuhan agar keputusan yang diambilnya
sesuai dengan kehendak Tuhan dan menyerahkan apa yang ingin diputuskan ke
dalam penyelenggaraan Tuhan (Suparno, 2009: 59). Seorang novis membutuhkan
waktu hening dan tenang untuk mendengarkan Tuhan berbicara dalam hatinya
tentang keputusan yang ingin dia diambil.
Mendengarkan Tuhan tidak cukuplah hanya sekali. Novis perlu berkali-
kali membawa apa yang ingin dia putuskan ke hadapan Tuhan dalam doa agar
semakin mendapat kepastian dengan keputusan yang ingin diambilnya. “Bila
setiap kali kita membawa dalam doa kepada Tuhan hati kita menjadi damai,
gembira, tenang, semakin dekat dengan Tuhan, maka kita semakin pasti bahwa
itulah yang dikehendaki Tuhan bagi hidup kita. Lalu kita dapat menjadikan
pilihan itu keputusan kita” (Suparno, 2009: 62).
Orang yang telah mengambil keputusan bukan berarti tidak lagi
mengalami godaan. Godaan dapat berupa kegelisahan atau ketidakmampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil. Maka novis harus waspada
terhadap setiap godaan setelah dia mengambil keputusa, sebab roh jahat atau setan
tidak senang kalau seseorang melakukan apa yang benar dan baik dalam
hidupnya. Roh jahat akan selalu menggoda agar novis mundur atau menjadi
bingung dengan keputusan yang telah dia ambil karena roh jahat tidak suka
dengan keputusan manusia yang benar. Oleh karena itu novis yang telah
mengambil keputusan harus senantiasa berdoa agar keputusannya dapat dia
laksanakan dan pertanggungjawabkan secara rasional.
B. Suara Hati dan Hawa Nafsu
Suara hati merupakan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab
pribadi sebagai manusia dalam situasi konkrit. Suara hati sebagai suatu
kesadaran, berarti segala tindakan manusia didasari atas pertimbangan-
pertimbangan. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Hewan tidak
memiliki suara hati, tetapi segala tindakannya didorong oleh naluri/insting.
Setiap orang pastilah menginginkan keputusannya adalah yang terbaik dan
bermanfaat bagi dirinya. Namun kita harus waspada sebab pemikiran yang
demikian dapat menyeret orang pada suatu orientasi untung semata (Wardani,
2010: 117). Miss Prym ketika dihadapkan dengan tawaran emas spontan
memikirkan keuntungan yang dapat dia peroleh, sehingga berulangkali muncul
niatnya untuk mencuri emas orang asing itu. “Tiga kali sudah ia menggali emas
itu, tapi tak sekali pun ia sanggup membawanya kabur. Ia telah melakukan dosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
itu dalam jiwanya, namun tak sanggup mewujudkannya ke dunia nyata” (Coelho,
2009: 170-171).
Miss Prym tahu dan sadar mencuri bukanlah tindakan yang benar. Dengan
mendengarkan suara hatinya Miss Prym tidak dikalahkan oleh situasi yang dia
alami. Dia tidak tunduk kepada nafsu dan keinginannya menjadi orang kaya dan
terkenal sekalipun selama ini Miss Prym sangat mengimpikannya. Miss Prym
mampu mengontrol keinginan dan hawa nafsunya karena dia mendengarkan suara
hatinya.
Emas menggambarkan kekayaan, kekuasaan, kenikmatan, ketenaran, nama
baik dan sebagainya yang kesemuanya adalah harapan setiap orang. Tidak ada
salahnya seorang novis mempunyai keinginan untuk meraih impian. Tetapi yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya meraihnya dan apakah sesuai
dengan cara hidup seorang novis.
Seorang novis dipanggil untuk “Mengabdi Tuhan dalam pertobatan
dengan mengakui kemutlakan dan hak Allah untuk diabdi…” (Conti, 2006: 36).
Maka seharusnya keinginan dan impian novis adalah melakukan pertobatan dan
mengabdi Allah. Godaan untuk menyimpang dari cita-cita ini pasti selalu ada,
tetapi dengan mendengarkan suara hatinya novis dimampukan untuk mewujudkan
impiannya menjadi abdi Allah yang setia.
Miss Prym yang dihadapkan dengan tawaran emas, mengalami pergulatan
antara suara hati dan hawa nafsunya. Miss Prym menimbang-nimbang setiap
kemungkinan keputusan yang bisa diambilnya. Dalam pergulatan itu suara hatinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mengingatkan dia akan dosa dan iman. Suara hatinya terbuka kepada Allah maka
Miss Prym menolak tawaran dunia dalam rupa emas.
Miss Prym tidak mau mengulangi kesalahan nenek moyangnya Adam dan
Hawa yang telah mengambil keputusan yang salah karena tergiur oleh godaan
kenikmatan dari si ular. Miss Prym yakin “Kejahatan tidak pernah membawa
Kebaikan” (Coelho, 2009: 183). Maka Miss Prym tidak pernah mau mencuri emas
dan tidak setuju dengan keputusan penduduk Viscos untuk membunuh Berta,
sekali pun Miss Prym memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Tawaran selalu dibarengi dengan janji-janji yang menggoda dan
menggiurkan. Sehingga orang akan terfokus pada keuntangan dari tawaran itu
tanpa menyadari hal-hal yang menggiurkan dan menggoda tersebut menyeret
mereka kepada keadaan yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Sering
setelah keputusan yang yang menawarkan janji-janji itu diambil yang terjadi
hanyalah penyesalan. Maka dari itu, tawaran dan pilihan yang memberi janji-janji
perlu diwaspadai karena janji-janji itu pada akhirnya bisa membawa penyesalan
dan kerugian (Wardani, 2010: 117).
Bagi Miss Prym setiap kesempatan yang menawarkan kenikmatan
memang sangat menggoda dan menggiurkan tetapi keputusan untuk menerima
tawaran atau menolaknya tergantung pada pengendalian diri. Orang asing
menantang Miss Prym dengan mengutarakan suatu teori mengenai sifat manusia:
“Jika dihadapkan pada pencobaan, kita selalu gagal. Jika diberi pada kondisi yang
tepat,setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan”
(Coelho, 2009: 27). Untuk membuktikan kebenaran teorinya itulah maka orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
asing menawarkan emas kepada Miss Prym. Orang asing menawarkan
kesempatan kepada Miss Prym untuk mewujudkan impiannya selama ini menjadi
orang terkenal dan kaya raya. Miss Prym diberi kesempatan memiliki sebatang
emas tetapi dengan cara tidak jujur yaitu dengan mencuri.
Emas yang ditawarkan orang asing bisa menjadi titik awal bagi Miss
Prym untuk meraih impiannya selama ini. Sekalipun Miss Prym mempunyai
kesempatan untuk mencuri emas itu kapan saja dia mau, tetapi ternyata Miss Prym
tidak begitu saja dengan mudah menerima tawaran orang asing itu. Miss Prym
memang mempunyai tujuan menjadi seorang kaya-raya dan terkenal akan tetapi
Miss Prym tidak mau meraih tujuannya dengan cara yang salah yaitu dengan
mencuri atau pun terlibat dalam pembunuhan salah seorang penduduk Viscos.
Tawaran dan godaan memang selalu menggiurkan dan manusia cenderung ingin
menikmatinya. Tetapi manusia dapat mengendalikan diri sehingga dia tidak
tunduk kepada hawa nafsunya (Coelho, 2009: 246).
Novis yang sedang menjalani hidup pertobatan dalam pengabdian diri
kepada Allah juga tidak terlepas dari keinginan untuk menikmati tawaran yang
menggiurkan. Ranjau pertama dari setiap tawaran adalah kesan. Ketika sekilas
melihat tawaran itu bisa sangat menggiurkan, bermanfaat dan menarik perhatian.
Ketika novis mengalami hal tersebut dia harus menyadari penilaian itu hanyalah
dari luarnya saja. Maka jika mengambil keputusan hanya berdasarkan kesan
pertama yang menggiurkan, berarti dia telah tergoda oleh tampilan-tampilan yang
sengaja dipoles pada pilihan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Seorang novis mengambil keputusan karena dia mempunyai tujuan. Tetapi
perlu dipertimbangkan bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sekalipun
tersedia berbagai kesempatan tetapi tidak semua kesempatan adalah baik dan
benar. Semua ini dapat disadari apabila novis peka mendengarkan suara hatinya
karena suara hati selalu mengarahkannya untuk mengambil tindakan yang benar.
Dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu tujuan yang mulia jangan
sampai dicapai dengan cara yang yang salah.
Steven R. Covey mengingatkan kita melalui bukunya The 8th Habit
“Menarik sekali bahwa masing-masing tujuan mulia itu dapat dicapai dengan cara
yang salah. Tapi, bila kita meraih tujuan yang pantas dikagumi itu dengan cara
yang salah, tujuan itu sendiri akhirnya berubah menjadi debu di tangan Anda”
(Covey, 2010: 119). Oleh sebab itu novis harus mempertimbangkan segala
konsekuensi jangka panjang keputusannya. Dengan kata lain keputusan yang
diambil adalah keputusan yang baik dan benar yaitu keputusan suara hati, sebab
suara hati selalu membisikkan apa yang baik dan benar (Mali, 2009: 201). Suara
hati adalah baik maka dalam segala segala hal yang diinginkan dalam hidup
adalah baik pula (bdk. Ibr 13: 18). Maka jangan hanya terfokus pada tujuan yang
ingin dicapai melalui keputusan tersebut, melainkan juga cara mencapai tujuan
tersebut.
Kepala desa Viscos mempunyai tujuan untuk memperbaiki kehidupan
warga Viscos dengan emas yang ditawarkan oleh orang asing. Tujuan tersebut
sangat baik, tetapi ketika untuk mencapai tujuan tersebut dia membuat keputusan
untuk mengorbankan nyawa Berta salah seorang penduduk Viscos, maka tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tersebut tidak akan berarti dibandingkan dengan akibat dari keputusannya
tersebut. Dia akan dituduh sebagai seorang pembunuh, tidak menaati perintah
Allah dan seorang yang kejam. Coelho mengingatkan “Tindakan yang paling
sepele, sekalipun tujuannya baik, dapat menghacurkan segalanya” (Coelho, 2009:
68).
Suara hati menyediakan jawaban rasional mengapa seseorang memutuskan
menolak atau menerima suatu tawaran. Keputusan yang motivasinya dangkal
misalnya karena ingin dilihat hebat, terkenal, berpengaruh dan demi pujian dari
orang-orang sekitar, akan kehilangan kekuatannya dan segera luntur. Godaan yang
hanya menyangkut enak-tidak enak, tidak suka atau tidak suka dan akan cepat
berlalu; sementara kemampuan untuk menolaknya justru akan membantu kita
memperoleh kebahagiaan di masa depan (Covey, 2010: 130).
Miss Prym, ketika berhadapan dengan penduduk Viscos yang ingin
membunuh Berta demi memperoleh emas, mengisahkan tentang raja Midas yang
tidak pernah puas dengan kekayaan yang dia miliki. Dia ingin memiliki kekuatan
untuk mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas. Keinginan Raja
Midas pun terkabul, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa emasnya karena segala
sesuatu yang disentuhnya menjadi emas termasuk makanan dan bahkan istri yang
dia cintai pun berubah menjadi patung emas karena Midas menyentuhnya. Midas
pun mati kelaparan bergelimangan emas (Coelho, 2009: 237-238). Midas dibunuh
oleh nafsu yang menguasai dan memperbudaknya.
Hawa nafsu yang tidak dikendalikan memang bisa membawa kepada
kehancuran. Oleh sebab itu novis sebagai calon religius harus mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
mengendalikan hawa nafsunya dengan menundukkannya kepada suara hatinya.
Tujuan yang didasarkan pada suara hati akan memperkuat motivasi novis untuk
lebih melihat hal lebih penting dan berguna bagi dirinya maupun sesamanya.
Kalau novis membuat keputusan dengan hanya berpikir mengenai kepuasan sesaat
dan mengabaikan konsekuensi-konsekuensi jangka panjang, maka keputusan
tersebut akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Lebih dari itu berarti
dia juga menghianati kepercayaan dan imannya (Covey, 2005: 215).
Adam dan Hawa mengambil keputusan menurut hawa nafsu dan keinginan
mereka sendiri tanpa memperhitungkan konsekuensi jangka panjang dari
keputusannya. Mereka melanggar perintah Allah demi kenikmatan yang tawaran
si ular, tetapi yang mereka peroleh adalah penderitaan. Oleh sebab itu, sangat
penting novis mendengarkan suara hatinya yang selalu berbicara menuntunnya ke
jalan yang benar, sehingga tidak terjerumus ke dalam nafsu untuk menikmati
tawaran yang menggiurkan.
Novis tidak boleh membiarkan nafsu menguasai dirinya tetapi berusaha
dan berjuang agar nafsu tersebut tunduk terhadap suara hatinya. Orang yang
hidupnya hanya ditentukan oleh selera dan nafsu, bukan oleh suara hati, tidak
akan bisa mendarmabaktikan diri mereka (Covey, 2005: 496). Romo Darminta
menegaskan nafsu-nafsu itu sebagai suatu yang jahat maka harus dikalahkan.
Nafsu-nafsu jahat itu terus-menerus menyerang dan menggoda. Dengan
perjuangan dan keberanian nafsu-nafsu itu dapat dikalahkan dan ditaklukkan
meskipun dengan perjuangan panjang (Darminta, 2009: 16). Novis yang mudah
tergoda dan tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya tidak akan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Dia tidak akan mampu setia dan
tunduk kepada kehendak Allah melainkan memaksakan kehendaknya sendiri.
Kepada Jemaat di Korintus Santo Paulus menegaskan suara hati adalah
kesetiaan orang Kristiani terhadap situasi sehari-hari untuk tidak melarikan diri ke
dalam alam impian (bdk. 1Kor 10:23-11:1). Maka dari hari ke hari novis perlu
belajar untuk menemukan pengalaman akan Allah dalam setiap peristiwa
hidupnya dan menemukan kehendak Allah serta melaksanakannya seturut suara
hatinya, sebab dengan mendengarkan suara hati novis tidak akan menjadi budak
dari kesenangan dan nafsu-nafsunya. Hidup yang dirahkan dan dituntun oleh suara
hati akan semakin memampukan novis mengabdi dan setia kepada Allah.
Novis yang semakin mampu mengendalikan hawa nafsunya akan semakin
mampu mengambil keputusan yang benar-benar penting dalam hidupnya sebagai
seorang calon religius. Tetapi novis yang mengabaikan suara hatinya, akan
semakin diperbudak oleh nafsu-nafsunya yang mengakibatkan “Kesabaran, cinta,
pengertian, empati, kemampuan untuk mendengarkan dan welas asih akan ikut
tertundukkan pula” (Covey, 2010: 505). Maka sangatlah penting menjadikan suara
hati sebagai landasan dari setiap keputusan dan aksi hidup seorang novis. Suara
hati ditempatkan sebagai “kompas hidup” agar tidak diperbudak oleh hawa nafsu.
C. Suara Hati Memurnikan Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan harus diupayakan agar tidak ada penipuan,
tidak ada manipulasi, tidak ada kebohongan, tidak ada kepalsuan, atau menginjak
orang lain dan membuatnya terpuruk (Covey, 2010: 134). Seorang novis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sedang menghadapi tawaran yang menggiurkan sering takut kehilangan
kesempatan sehingga dengan mudah memutuskan menerima tawaran tersebut
tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjangnya.
Miss Prym mengalami kecemasan ketika melihat orang asing
meninggalkan hotel. Miss Prym khawatir kalau-kalau orang asing itu pergi
meninggalkan Viscos dengan membawa emasnya dan tidak akan kembali lagi.
Miss Prym takut kehilangan kesempatan untuk memperoleh emas itu (Coelho,
2009: 64). Oleh karena itu Miss Prym ingin mencuri emas itu tetapi suara hatinya
juga tidak mau diam.
Keinginan mengambil keputusan yang tidak benar akan selalu terusik oleh
suara hati, sehingga orang yang mendengarkan suara hatinya tidak akan begitu
saja dengan mudah mengambil keputusan menurut apa yang dia pikirkan atau pun
menurut keuntungan yang dia peroleh, melainkan berusaha mencari jalan terbaik
demi keputusan yang baik dan benar pula. “Manusia perlu berpikir dua atau
bahkan sepuluh kali sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan” (Coelho,
2009: 182). Tetapi tidak hanya berhenti pada pikiran dan pertimbangan,
melainkan juga dituntut keberanian untuk memutuskan, keputusan yang didukung
oleh suara hati.
Adakalanya keputusan itu diambil tidak berdasarkan suara hati yang
murni, tetapi karena adanya ancaman, paksaan atau pun ketidaktahuan novis yang
bersangkutan. Dalam situasi demikian seringkali novis membuat keputusan
menurut apa yang dia pikirkan, menurut pendapat orang lain dan situasi di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dirinya. Keputusan diambil tidak secara bebas karena dihinggapi rasa takut, takut
ditolak, takut orang lain terluka.
Pilatus mengambil keputusan menyerahkan Yesus untuk disalibkan bukan
karena dia menemukan kesalahan Yesus melainkan karena rasa takut (bdk. Yoh
19: 7- 16). Pilatus berusaha membebaskan Yesus, tetapi teriakan orang-orang
Yahudi membuat Pilatus menjadi takut sehingga dia menuruti kemauan orang-
orang Yahudi dan mengorbankan Yesus. Keputusan Pilatus bukan berdasarkan
suara hatinya melainkan didasari oleh desakan dan rasa takut.
Dalam pengambilan keputusan novis juga bisa bertindak seperti Pilatus.
Keputusan seperti ini tentunya tidak sesuai dengan panggilan novis sebagai abdi
Allah yang hidup dalam pertobatan terhadap Allah dan sesama. Seorang novis
tidak mungkin dapat mengabdikan hidupnya kepada Allah dengan mengorbankan
sesamanya dan mengabaikan suara hatinya. Oleh sebab itu novis mestinya
disadarkan kalau keputusan bukanlah demi nama baik, bukan karena takut,
melainkan keputusan demi kebenaran dan didukung oleh suara hati. Suara hati
pasti tidak setuju dengan keputusan yang mengorbankan orang lain.
Pada saat-saat tertentu bisa terjadi novis tidak siap mengambil keputusan
karena takut terhadap risiko dan konsekuensi dari keputusan itu. Paulo Coelho
menggambarkan ketakutan bisa muncul di saat orang ingin mengambil keputusan
dan mewujudkan impiannya, “…takut memulai perjalanan baru, takut terhadap
kehidupan baru yang penuh tantangan, kita takut dengan keputusan itu kita
kehilangan segala sesuatu yang akrab dengan kita” (Coelho, 2009: 52). Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sebab itu novis memilih menunda mengambil keputusan atau pun membuat
keputusan yang sebenarnya bukan dari hatinya.
Terkadang novis mengambil keputusan karena ingin mempertahankan rasa
hormat terhadap diri sendiri, takut dikecam, takut dihina, balas budi dan ingin
menyenangkan orang lain. Covey dalam bukunya The 8th Habit menegaskan
“Lebih baik membuat orang lain tidak senang dengan melakukan hal-hal yang
anda ketahui benar, daripada untuk sementara membuat mereka senang dengan
melakukan apa yang Anda ketahui salah” (Covey, 2010: 122).
Novis yang mengenal dengan baik setiap situasi dan keadaan tidak akan
mengalami rasa takut dan khawatir karena dia tahu apa yang harus dia lakukan.
Dia tahu keputusan apa yang harus diambil dan memahami setiap konsekuensi
dari keputusannya. Sekalipun dihadapkan pada tawaran yang menggiurkan dia
tidak akan dengan mudah memutuskan untuk menerimanya. Suara hati
mengarahkannya mengambil keputusan yang baik dan benar sesuai dengan
keberadaannya sebagai novis.
Keputusan yang bertentangan dengan suara hati akan berpengaruh secara
jasmani maupun rohani bagi orang bersangkutan. Dia menjadi tidak tenang, tidak
aman, resah, tidak tenang dan khawatir (Coelho, 2009: 45). Adam dan Hawa
menjadi takut setelah memakan buah pohon yang dilarang Allah, maka mereka
berusaha bersembunyi dari Allah, tetapi Allah menemukan mereka (bdk. Kej 3: 6-
9). Novis tidak akan mengalami kebahagiaan dan kedamaian apabila keputusan
yang diambilnya melawan suara hatinya, sebab dia akan diusik oleh suara hatinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
sendiri. Keputusan berdasarkan suara hati akan membuat novis selalu merasa
puas, aman, tenang dan bertanggungjawab dengan keputusannya.
Novis yang menghadapi berbagai tawaran dunia sering terjebak pada
keinginan untuk menikmati apa yang kelihatan menggiurkan. Ada novis merasa
menjadi pemenang dan merasa hebat apabila mampu menikmati semua tawaran
dunia yang menggiurkan itu, sehingga tidak jarang juga novis berusaha
meraihnya, sekalipun dia tahu hal itu tidak sesuai dengan cara hidupnya sebagai
seorang calon religius.
Dari penelitian diperoleh hasil, sebagian besar novis memiliki keinginan
untuk menerima dan menikmati tawaran dunia yang menggiurkan. Tawaran
duniawi memang sangat menggoda. Permasalahannya adalah novis sebagai calon
religius adalah mereka yang memulai hidup dalam pertobatan terhadap harta dan
kenikmatan barang duniawi. Godaan memang selalu ada bahkan ketika kita telah
mengambil keputusan, iblis itu bisa mengacaukan segalanya (Coelho, 2009: 203).
Godaan itu baiklah dipandang sebagai sesuatu yang menguji keteguhan dalam
keputusan dan pertanggungjawaban atas keputusan tersebut.
Novis tidak boleh goyah karena pengaruh-pengaruh dari luar. Semua
godaan dan tantangan itu memang tidak bisa diabaikan begitu saja tetapi
ditanggapi dengan mendengarkan suara hati. Suara hati akan membantu novis
dalam setiap peristiwa hidupnya, ketika menghadapi berbagai tawaran dan
menuntunnya dalam mengambil keputusan. Suara hati mengarahkannya dalam
melaksanakan serta mempertanggungjawabkan keputusannya secara benar dan
rasional. Suara hati akan selalu mengingatkannya akan panggilannya sebagai abdi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Allah, sehingga akan tumbuh kesadaran bahwa seluruh hidupnya termasuk
keputusan-keputusan yang diambilnya dipersembahkan kepada Allah dan demi
pengabdian kepada Allah.
Kesadaran ini tumbuh di dalam hati maka, apabila novis semakin
mendengarkan suara hatinya, dia akan hidup berdasarkan suara hatinya. Dengan
demikian novis akan semakin mencintai kebenaran dan terbebaskan dari
keinginan yang sia-sia. Novis tidak akan mengambil keputusan yang tidak
bermanfaat baginya sebagai calon religius, melainkan membuat keputusan yang
mendukungnya dalam panggilannya sebagai abdi Allah.
D. Suara Hati dan Penghayatan Kaul-Kaul
Sejak awal pertemuannya dengan orang asing itu, Miss Prym berkomitmen
tidak akan pernah mau mengulangi kesalahan nenek moyangnya. Miss Prym tahu
dan sadar kalau menerima tawaran emas itu berarti dia melanggar ajaran
leluhurnya dan melanggar perintah Allah dan dia tidak mau melakukannya. “Aku
tidak akan melakukannya demi nenekku dan Keselamatan abadiku” (Coelho,
2009: 108). Miss Prym juga tahu dan sadar bahwa dia hidup dan tinggal di Viscos
yang penduduknya menghargai komitmen (Coelho, 2009: 39).
Miss Prym mengalami pergulatan dalam mempertahankan komitmennya
untuk tidak akan pernah melanggar perintah Allah. Keputusannya menolak
tawaran emas itu mengalami berbagai tantangan dan godaan. Keinginan-keinginan
duniawi muncul dalam diri Miss Prym dan kadang menimbulkan niatnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
melanggar komitmennya dan perintah Allah. Tetapi suara hatinya selalu
menegurnya setiap kali dia ingin melakukan niatnya melanggar perintah Allah.
Demikian halnya ketika novis dihadapkan dengan tawaran kenikmatan
duniawi. Tawaran itu menggoda dengan manis dan lembut, tawaran itu tampaknya
sangat masuk akal, berguna dan tidak salah. Oleh karena itu novis harus sadar
kalau-kalau tawaran dan godaan itu bertentangan dengan komitmen dan pola
hidup seorang calon religius yang akan menghidupi kaul-kaul religius. Novis
harus peka terhadap suara hatinya agar tidak terbuai dengan godaan-godaan itu.
“Karena Iblis memang selalu berkeliaran di muka Bumi, mencoba menyelinap
masuk di saat manusia lengah” (Coelho, 206: 204).
Novis adalah orang yang menjalani pembinaan dan mempersiapkan diri
menjadi seorang religius dengan menggabungkan diri ke dalam tarekat. Dalam
hidup religius penggabungan ini dikenal dengan mengikrarkan kaul-kaul.
Perwujudan dan penghayatan kaul-kaul tersebut dijabarkan dalam Anggaran
Dasar, Konstitusi yang merupakan pedoman bagi mereka dalam menghidupi cara
hidup di tarekat FSE.
Dalam buku Identitas Fransiskan yang disadur oleh Paskalis B. Syukur
OFM dari buku L’identita Francescana dei Fratelli e delle Sorelle del Terzo
Ordine Regolare di San Francesco karangan Martino Conti OFM ditegaskan
seorang religius bertindak, bersikap, memilih dan memutuskan bukan berdasarkan
kepentingan pribadi, rasa takut atau ikut-ikutan, melainkan berdasarkan kesadaran
akan norma yang tertinggi yaitu Yesus Kristus sendiri. Santo Fransiskus Assisi
menegaskan cara hidup pengikutnya baik pria maupun wanita adalah menepati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Injil Suci Tuhan Yesus Kristus (Conti, 2006: 4). Dalam Kitab Hukum Kanonik
ditegaskan penggabungan diri dalam suatu tarekat membawa kewajiban untuk
menjadikan Kristus Yesus sebagai norma tertinggi seorang religius (bdk Kan.
662). Setiap religius wajib menjadikan Yesus Kristus menjadi pusat dan arah
seluruh kehidupannya. Yesus harus menjadi pedoman dan patokan utama hidup
membiara.
Dengan profesi religius novis menguduskan diri kepada Allah melalui
perjanjian nikah yang diadakan dengan Kristus di hadapan Gereja. Perjanjian itu
mewajibkan novis untuk menyelaraskan seluruh kehidupannya dengan kehidupan
Kristus yang murni, miskin dan taat (Conti, 2006: 40). Novis mewujudkan dan
melaksanakan janjinya dalam kongregasi FSE, maka perjanjian ini disesuaikan
dengan kekhasan tarekat FSE.
Miss Prym hidup di Viscos sebuah desa yang dihuni oleh orang-orang
yang jujur dan baik. “Viscos adalah rumah bagi orang-orang yang berkemauan
baik” (Coelho, 2009: 100). Keyakinan itu membentuk Miss Prym dalam
tindakannya agar jangan pernah merusak kepercayaan penduduk Viscos.
Demikian juga novis yang memilih hidup sebagai religius di kongregasi FSE
harus menyesuaikan diri dengan pola hidup tarekat FSE. Maka selama pembinaan
novis diperkenalkan dengan hidup sebagai religius agar siap menjalaninya dan
mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Pembinaan diharapkan menjadi bekal bagi novis dalam melanjutkan
panggilannya. Sangat diharapkan selama pembinaan novis benar-benar
memahami makna dari kaul-kaul, karena inilah yang akan dihidupi dan dihayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
selama perjalanan hidupya terutama dalam menghadapi tantangan dunia yang
penuh dengan tawaran yang menggiurkan.
Novis tidak mungkin dapat menjalani hidup religius yang dicita-
citakannya jika dia sendiri tidak mengetahui dan memahami kehidupan religius itu
secara baik dan benar, sebab “Kapan pun Anda ingin mencapai sesuatu, bukalah
mata anda Anda lebar-lebar, pusatkan pikiran Anda, dan pastikan Anda tahu
benar-benar apa yang Anda inginkan. Tak seorang pun bisa membidik sasaran
dengan mata terpejam” (Coelho, 2009: 72).
Novis hendaknya tetap memperhitungkan kaul-kaul religius dalam setiap
keputusannya, sebab kaul-kaul tersebut adalah sarana untuk menjaga pengabdian
kepada Kristus dan untuk mencapai tujuan keselamatan abadinya. Kepekaan
mendengarkan suara hati akan menuntun novis dalam melaksanakan dan
menghayati kaul-kaulnya.
Adam dan Hawa tinggal di taman Eden dengan aturan dan konsekuensi
yang ditetapkan Allah yaitu tidak boleh memakan buah pohon di tengah-tengah
taman. Ketika mereka tidak sanggup berpegang pada komitmen dan perjanjian
dengan Allah, mereka pun harus pergi dari taman Eden. “Meninggalkan taman
Allah, meninggalkan kebahagiaan yang telah disediakan baginya” (Marsunu,
2008: 34). Demikian juga halnya dengan novis, ketika mengambil keputusan yang
melanggar kaul-kaul kebiaraan yang merupakan janji kepada Alah, dia juga sudah
mulai bertindak tidak adil. Dia mengkhianati Kristus yang seharusnya dia abdi.
Konsekuensinya adalah novis harus meninggalkan tarekatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kaul adalah janji sukarela kepada Allah, untuk melaksanakan suatu
tindakan yang lebih sempurna. Kaul merupakan dasar hidup membiara yang
disahkan oleh Gereja, di mana para anggota yang terhimpun dalam suatu
komunitas religius memutuskan untuk memperjuangkan kesempurnaan lewat
sarana-sarana ketiga kaul religius, yakni kaul kemiskinan, kemurnian, dan
ketaatan, yang diamalkan sesuai dengan peraturan tarekat yang dijabarkan dalam
Anggaran Dasar maupun Konstitusi tarekat.
Seorang religius harus berpegang kepada ketiga kaul tersebut. Ketiga kaul
inilah yang ditawarkan kepada seorang novis, karena setelah menjadi religius kaul
tersebut haruslah dihidupi dan dihayati selama hidupnya. Sementara itu dunia juga
memberi tawarannya yang bertolak belakang dengan tawaran hidup membiara.
Ketika hidup religius menawarkan hidup taat, murni dan miskin, dunia
menawarkan kebebasan, kebohongan, popularitas dan kenikmatan.
Sering yang menjadi permasalahan dan persoalan adalah ketika novis
keliru membuat keputusan atas tawaran tersebut. Terkadang novis melanggar
aturan dan tata cara hidup membiara dengan sembunyi-sembunyi, tidak jujur,
mengingkari kaul-kaul tetapi pada waktunya akan terungkap, sebab tidak ada
kejahatan yang tidak terungkap. “Kecurangan apa pun akan ketahuan” (Coelho,
2009: 108).
Novis yang mulai melakukan kekeliruan kecil yang melanggar kaul-
kaulnya dalam mengambil keputusan tanpa ada rasa bersalah dan pertobatan,
maka lama-kelamaan kekeliruan akan dipandang sebagai sesuatu hal yang biasa
sehingga semakin lama kekeliruan semakin bertambah dan kemungkinan mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
teman untuk melakukan kekeliruan. Akhirnya melanggar kaul-kaul dipandang
sebagai hal yang biasa saja. “Awalnya hanya ada sekelumit ketidakadilan di dunia
ini, tapi orang-orang yang hadir setelahnya menambahkan bagian masing-masing.
Mereka selalu berpikir ketidakadilan yang mereka perbuat itu sangat kecil dan
sepele” (Coelho, 2009: 69).
Apabila sudah mulai mengalami kenikmatan dari tawaran itu, ada
kecenderungan untuk mengabaikan suara hati dan lebih menikmati tawaran,
bahkan tidak mau melepaskan diri dari kenikmatan itu. Paulo Coelho
menggambarkannya demikian: “Jika seekor binatang menyerang dan mencicipi
darah manusia, dia jadi berbahaya; dia akan ketagihan; dia bukan hanya binatang
buas, melainkan pembunuh. Semua orang percaya suatu hari nanti serigala itu
akan menyerang lagi” (Coelho, 2009: 84). Kalau suara hati selalu diabaikan maka
tidak mengherankan pelanggaran terhadap kaul akan semakin sering terjadi.
Mengambil keputusan yang benar bukanlah hal yang mudah meskipun
tolok ukur sudah tersedia. Tawaran dunia akan kenikmatan, harta, seks, uang,
ketidakjujuran, ketidaktaatan juga menyusup ke dalam biara yang menganut cara
hidup miskin, murni dan taat. Maka suara hati tetap perlu dididik dan dibina agar
hidupnya benar-benar dapat diselaraskan dengan tuntutan hidup membiara di
tarekat FSE. Suara hati akan selalu mengarahkan novis agar bertindak adil dan
melaksanakan kaul-kaulnya dengan setia, setia kepada Kristus yang dia abdi.
Fransiskus Assisi menegaskan kepada para pengikutnya, sesuai dengan
ajaran Yesus, siapa yang membajak tidak boleh menoleh ke belakang. Setiap
orang yang memilih cara hidup ini punya aturan dan tata cara hidup sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kepada setiap pengikutnya Fransiskus menegaskan bahwa hidup mereka mutlak
mengikuti Injil Yesus Kristus (AngOrIIIReg. art. 1). Mereka secara total
meninggalkan cara hidup selama ini dan bertobat dengan menjalani cara hidup
yang baru secara total. Cara hidup inilah yang ditawarkan oleh Fransikus kepada
orang yang mau mengikutinya di tengah-tengah gejolak tawaran dunia yang
sangat menggiurkan.
1. Ketaatan
Dalam konsep Fransiskus, ketaatan secara esensial adalah persekutuan.
Novis dipanggil untuk tinggal dalam persekutusan dengan para saudari setarekat.
Maka novis tidak boleh memisahkan diri dari persekutuan dengan pimpinan
(Conti, 2006: 41). Miss Prym menyadari dia tidak mampu sendirian menghadapi
tawaran orang asing “…ia butuh berhubungan dengan dunia” (Coelho, 2009: 59).
Miss Prym membuka diri terhadap penduduk Viscos.
Keterbukaan diri mendorong Miss Prym untuk menceritakan
pertemuannya dengan orang asing kepada penduduk Viscos dan memberi
kesempatan kepada penduduk Viscos untuk mengambil keputusan atas tawaran
orang asing itu. Meskipun demikian Miss Prym tidak mau taat terhadap keputusan
penduduk Viscos karena keputusan tersebut melanggar perintah Allah “Jangan
membunuh”. Miss Prym disadarkan oleh suara hatinya bahwa membunuh adalah
tindakan dosa dan mencelakakan keselamatan jiwanya. Maka sekalipun semua
penduduk Viscos setuju dengan keputusan untuk membunuh Berta, Miss Prym
akan menentang gagasan penduduk untuk membunuh Berta (Coelho, 2009: 121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Novis hidup dalam persekutuan dengan pemimpin dan para saudari yang
lain. Dalam persekutuan itulah novis belajar untuk taat kepada pemimpin dan
persaudaraan, tetapi bukan berarti menaati hal-hal yang tidak benar atau pun
ketaatan yang membahayakan keselamatan jiwanya. Ketaatan harus didukung
oleh suara hati.
Miss Prym menentang perintah kepala desa, keberanian serta ketidaktaatan
Miss Prym terhadap keputusan kepala desalah yang menyelamatkan nyawa Berta
dan menghindarkan penduduk Viscos dari hukuman dosa pembunuhan.
Ketidaktaatan Miss Prym menyebabkan para penembak menjadi sadar dan
mengurungkan niat untuk membunuh Berta (Coelho, 2009: 242).
Kaul ketaatan adalah suatu kurban dan penting karena ketaatan
membangun dan menjiwai tubuh religius. Dengan kaul ketaatan novis berjanji
pada Allah untuk taat kepada para pimpinan yang sah dalam segala sesuatu yang
mereka perintahkan. Kaul ketaatan membuat novis bergantung kepada pimpinan
atas dasar peraturan-peraturan sepanjang hayatnya dan dalam segala urusannya.
Keutamaan ketaatan ini mencakup ketentuan dan peraturan, bahkan nasihat-
nasihat para pimpinan. Memenuhi perintah dengan tulus dan sempurna ini disebut
ketaatan kehendak kalau kehendak mendorong budi untuk tunduk kepada nasihat
pimpinan.
Miss Prym sekalipun mengalami kekacauan pikiran, dia tetap taat kepada
Berta salah seorang penduduk Viscos. Miss Prym mendengarkan dan
melaksanakan nasehat Berta. Ketika Berta memanggil dan menyuruh Miss Prym
duduk, Miss Prym bukan hanya duduk, tetapi memeluk Berta (Coelho, 2009:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
125). Berta menyuruhnya pergi ke hutan dan Miss Prym melakukannya (Coelho,
2009: 131). Ketaatan ini membawa hal baik bagi Miss Prym.
Novis dituntut untuk taat kepada pembimbing dan persaudaraan sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah. Motivasi dasar dari ketaatan seorang religius
adalah cinta akan kehendak Allah (bdk. KHK. kan. 601). Sebagaimana Kristus
taat kepada Bapa-Nya sampai mati, demikian juga setiap religius mesti
menghayati ketaatannya sampai pada kesudahannya. Hal ini ditunjukkan dalam
ketaatan dan kesetiaannya mencari dan melaksanakan kehendak Allah sendiri.
Bagi St. Fransiskus Assisi ketaatan itu ditunjukkan dengan mengurbankan
segala hal bagi Allah dan melepaskan segala sesuatu demi mengasihi Allah sebab
itulah “Ketaatan penuh kasih karena menyenangkan Allah dan sesama” (Petuah
III: 3-6). St. Fransiskus Assisi mengajak pengikutnya untuk menyatukan
kehendaknya dengan kehendak Bapa, sebagaimana Kristus telah menyatukan
kehendak-Nya dengan kehendak Bapa-Nya.
Ketaatan tidak tergantung kepada siapa atau bagaimana pembimbing atau
pun persaudaraan. Ketaatan harus disertai dengan keyakinan akan maksud yang
baik. Ketaatan berpola pada teladan Yesus Kristus sendiri ‘taat sampai mati’.
Seperti Yesus novis juga diajak mengasingkan kehendak sendiri dan
menggantikannya dengan kehendak Bapa, sebab “Ketaatan membawa kita masuk
ke dalam rencana Allah dan ambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus
yang kita wujudkan baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam persaudaraan”
(Konst. 85).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Menerima dalam ketaatan dan menjanjikan ketaatan dalam bahasa
Fransiskus Assisi merupakan ungkapan yang berkaitan dengan tindakan khusus
dari novis menjawab tindakan ilham ilahi, yakni panggilan untuk mengalami
hidup religius dari suatu tarekat Ordo ketiga regular (Conti, 2006: 39-40). Makna
dari ketaatan ini menunjuk kepada pembaktian kepada Allah melalui profesi
religius dan penginkorporasian ke dalam tarekat (Conti, 2006: 40).
2. Kemurnian
Kemurnian yang dimaksud disini adalah kemurnian secara fisik, perbuatan
dan kemurnian hati. Dewasa ini banyak tawaran membuat orang tidak murni lagi
dengan bertindak tidak benar. Martino Conti menegaskan seorang yang memiliki
hati murni dan budi yang jernih berarti meninggalkan barang-barang duniawi:
menyingkirkan segala kekhawatiran dan kecemasan, untuk mencari hal-hal
surgawi, yakni mengabdi, mencintai, menghormati dan menyembah Tuhan Allah
(Conti, 2006: 44).
Dengan memiliki hati yang murni novis akan mampu mengarahkan
seluruh hidup dan keputusannya kepada Allah. Dia akan mampu menghadapi
setiap peristiwa hidupnya termasuk dalam menghadapi setiap tawaran duniawi
dengan senantiasa mampu mengambil keputusan-keputusan yang terarah kepada
kehendak Allah yaitu keputusan yang didasarkan pada suara hatinya. Dalam hati
terdapat akar hidup religius, yang menentukan sikap moral seseorang. Setiap
orang yang mendengarkan suara hatinya, tindakannya akan terarah kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
ketulusan dan menyingkir dari kemenduaan, kemunafikan dan setiap godaan
untuk melayani dua tuan (Mat 6: 22).
Untuk memilih dan mengambil keputusan secara benar suara hati berperan
mengarahkan agar seorang memilih yang benar dan murni. Kemurnian merupakan
sarana untuk terus menerangi hati manusia akan cinta kepada Allah dan sesama,
yakni mencintai, menghormati dan melayaninya dengan hati suci dan budi murni
(Conti, 2006: 93).
Miss Prym mengakui dia tidak tahu dengan sepuluh perintah Allah tetapi
dia tidak pernah mau melanggarnya karena suara hatinya mengarahkannya agar
hidupnya tetap murni terhindar dari kejahatan. Hatinya yang murni membuat Miss
Prym mengenal perintah-perintah Allah. Miss Prym tidak menerima tawaran
orang asing karena dia tahu menerima tawaran menjadi seorang pencuri dan
pembunuh adalah tindakan yang salah. Miss Prym tidak mau hidupnya dicemari
dengan dosa karena tergoda kepada kenikmatan materi dan polularitas.
Untuk membantu novis mewujudkan hidup dalam kemurnian, novis perlu
diarahkan untuk mencari perkara-perkaran Tuhan (1Kor 7: 32); mengikuti
kehendak Tuhan dan menyenangkan Dia yang diwujudkan dalam tindakan
cintakasih kepada Allah dan semua orang (bdk. AngOrIIIReg. art. 15).
Kemurnian hidup bakti merupakan suatu sarana untuk terus mengarahkan hati
manusia akan cinta kepada Allah dan sesama. Kemurnian menjadi sarana
pengabdian paling tepat dengan hati murni (Conti, 2006: 93).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
3. Kemiskinan
Kaul kemiskinan adalah pelepasan sukarela hak atas milik atau
penggunaan milik tersebut dengan maksud untuk menyenangkan Allah. Semua
harta milik dan barang-barang menjadi milik Kongregasi, atau tarekat. Novis tidak
lagi memiliki hak atas apa saja yang diberikan kepadanya, entah barang entah
uang. Keutamaan Kemiskinan adalah keutamaan injili yang mendorong hati untuk
melepaskan diri dari barang-barang fana; karena kaulnya, seorang religius terikat
oleh kewajiban itu.
Hidup religius menawarkan kemiskinan, sementara dunia menawarkan
kemewahan, kenikmatan, harta, popularitas dan keindahan fisik. Miss Prym tidak
mau menggunakan kesempatan menjadi orang kaya dengan cara yang tidak benar.
Dia memilih tetap “Menjadi miskin tetapi terhormat daripada kaya-raya tapi
dipenjara” (Coelho, 2009: 121).
Seorang novis yang dipanggil untuk hidup miskin harus mempunyai
komitmen agar tidak mudah tergoda dengan kenikmatan duniawi. Komitmen ini
dapat dilaksanakan apabila novis mau mendengarkan dan melaksanakan apa yang
dikatakan oleh suara hatinya. Suara hati akan selalu membantu novis dalam
melaksanakan panggilannya untuk hidup miskin.
Kemiskinan juga dipandang sebagai kerendahan hati untuk menerima
kelebihan dan kekurangan orang lain. Dibutuhkan kerendahan hati untuk
menerima kelebihan orang lain dengan hati terbuka. Novis harus menyadari
dirinya tetap memiliki kekurangan, sekalipun juga harus diakui pastilah memiliki
kelebihan. Kesadaran akan kekurangan dan keterbatasan ini mendorong novis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
untuk rendah hati menerima masukan, kritikan, teguran dari pembimbing dan
sesamanya. Novis yang tidak menyadari kekurangan dan kelemahannya akan
menjadi sombong dan sulit mendengarkan orang lain. Coelho mengatakan “Kalian
yang menganggap diri kalian orang kudus, tidak cukup rendah hati untuk
menerima…” (Coelho, 2009: 186).
Novis menjalani panggilannya, bertindak dan berbuat sesuai dengan posisi
dan bagiannya, misalnya menggunakan barang-barang seperlunya sesuai dengan
aturan yang ditetapkan. Kaul kemiskinan mengarahkan novis agar tidak
menggantungkan diri kepada harta duniawi melainkan berharap kepada
pemeliharaan Allah, sebab “Untuk memperoleh keselamatan hanya dibutuhkan
satu tindakan, satu tindakan sederhana: yakni menerima Yesus sebagai satu-
satunya Penyelamat umat manusia” (Coelho, 2009: 185).
Fransiskus Assisi sendiri ketika memulai cara hidupnya mengalami
godaan dan tantangan. Dia sering teringat dan tergoda dengan daya tarik keadaan
rumah dan orang tuanya yang masih tersimpan dalam hatinya (Bodo, 2009: 61).
Saat dia mengalami kesulitan, dia menyadari semua yang dilihat dan dialaminya
sangat bertolak belakang dengan kenikmatan di rumah ayahnya.
Miss Prym juga sering mengingat dan memikirkan emas yang telah pernah
diperlihatkan kepadanya. Sering muncul keinginannya untuk mencuri emas itu
dan membayangkan kalau emas itu dapat mewujudkan semua impiannya. Akan
tetapi setiap kali dia ingin mewujudkan niatnya dia juga mengalami kekacauan
pikiran dan batin, kadang dia takut, cemas, takut akan hukuman dan dosa (Coelho,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
2009: 170). Miss Prym dengan tuntunan suara hatinya tetap pada keputusannya
tidak akan mencuri emas.
Fransisikus Assisi selalu mengingatkan para saudaranya agar hati-hati
terhadap uang. “Godaan yang dialami setiap orang adalah menciptakan sandaran
alternatif dari Allah, yakni menaruh kepercayaan entah pada diri sendiri atau
orang yang berkuasa dan berpengaruh serta dalam kekayaan (Conti, 2006: 132).
E. Suara Hati Petunjuk kepada Kebenaran
Hal-hal yang tampaknya menyenangkan belum tentu baik, bisa saja
menjerumuskan. Iblis bisa hadir dalam wujud baik, demikian juga kejahatan bisa
tampak dalam wujud yang baik. Coelho menggambarkan iblis dalam wujud
manusia dan berpakaian sebagai musafir (Coelho, 2009: 15). Maka tidak heran
banyak orang terjebak dengan situasi tersebut. Tampaknya tawaran itu
menguntungkan dan membangun sehingga orang memutuskan untuk menerima
padahal sebenarnya hanyalah jebakan yang membawa kepada hal yang tidak baik
dan bertentangan dengan perintah Allah.
Dalam situasi tersebut novis tetap bisa mendengarkan bisikan Tuhan
dalam hatinya. Suara hati menjadi pedoman yang mengarahkan novis kepada
kebenaran. Bapa Suci Yohanes Paulus II melalui Ensiklik Veritatis Splendor
(Cahaya Kebenaran) artikel 54 menjelaskan hubungan antara kebebasan manusia
dengan hukum Allah yang paling mendalam dihayatinya di dalam “hati” manusia,
dalam suara hatinya. Maka ketika novis tidak lagi mendengarkan suara hati, dia
juga tidak mempedulikan hukum dan perintah Allah, sehingga tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
mengherankan keputusan-keputusannya juga hanya berdasarkan keinginan yang
dia miliki sehingga keputusan tersebut menjerumuskan ke dalam hal yang jahat.
Suara hati terus bertahan dan mengarah kepada hal yang baik dan benar.
Apa pun yang dilakukan sesuai dengan dengan dorongan suara hati akan berhasil
dengan baik dan mencapai tujuan yang mulia. Tetapi keputusan tanpa dorongan
suara hati akan membawa dampak yang buruk atau bahkan kehancuran. Maka
setiap keputusan perlu dipertimbangkan dengan matang, dalam hal ini suara hati
akan menimbang-nimbang kebenaran yang terkandung di dalam keputusan
tersebut (Covey, 2010: 103). Setiap kali menentukan keputusan akan terjadi
pertarungan antara suara hati dan emosi negatif karena dalam setiap diri manusia
sudah ada suara hati yang berguna dan berarti bagi kehidupannya.
Coelho melukiskan pertarungan itu sebagai pertarungan baik dan jahat
untuk memenangkan hati manusia.
“Pertarungan antara Baik dan Jahat berlangsung setiap saat dalam hati setiap manusia. Hati manusia adalah medan pertarungan bagi semua malaikat dan iblis; demi menguasai hati manusia; keduanya berjuang sedikit demi sedikit selama ribuan milenium, sampai salah satu dari mereka akhirnya menaklukkan lawannya” (Coelho, 2009: 204).
Suara hati mengarahkan kepada yang baik sedangkan emosi negatif
menuntut pemenuhan dengan segera yang memang cukup mudah dilakukan,
menggiurkan dan menguntungkan (Wardani, 2010: 27). Dalam setiap situasi suara
hati selalu hadir dan berbisik serta mengarahkan kepada kebenaran. Maka novis
diharapkan mampu dan semakin peka mendengarkan bisikan-bisikan suara hati
yang lembut itu. Lebih lanjut Bapa Suci menegaskan dalam Ensikliknya Veritatis
Splendor: “Suara hati akan selalu menggemakan dalam lubuk hati: jalankan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dan elakkan itu, sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis
oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu
pulalah ia akan diadili” (VS 54).
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa suara hati bukanlah suatu
penilaian yang tak dapat keliru; suara hati dapat melakukan kekeliruan akibat dari
suatu ketidaktahuan yang yang tidak disadari oleh si pelaku dan tidak dapat diatasi
oleh dirinya sendiri (VC 63). Untuk mempunyai “suara hati yang baik”, manusia
harus mencari kebenaran dan harus membuat penilaian selaras dengan kebenaran
suara hati dan diteguhkan oleh Roh Kudus (bdk. Rm 9: 1).
Kita dipanggil untuk membentuk suara hati kita, untuk menjadikan suara
hati sebagai sasaran dari pertobatan terus-menerus kepada apa yang benar dan apa
yang baik (VC 62). Santo Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Roma
mendorong kita untuk tidak menyesuaikan diri dengan semangat dunia ini, tetapi
diubah dengan pembaharuan budi sehingga dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna
(Rm. 12:2), sehingga dengan melakukan apa yang dikehendaki Allah kita juga
telah melakukan apa yang benar (bdk. Yoh 3:21).
Banyak novis yang mampu dan mau mendengarkan suara hatinya. Tetapi
juga ada novis yang tidak mendengarkan suara hatinya sehingga juga kurang
mempertimbangkankan apakah keputusan yang diambilnya salah atau benar. Ada
novis tahu mana yang benar dengan tuntunan suara hatinya tetapi tidak
mendengarkan apa yang dikatakan suara hatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Ada orang memang tidak mampu mendengar suara hatinya sehingga juga
tidak tahu mana keputusan yang benar dan mana yang salah. Ada yang tidak
mengerti dengan suara hati sehingga cenderung hanya ikut-ikut saja atau menuruti
perasaan dalam mengambil keputusan entah keputusan itu benar atau salah tidak
dipedulikan. Semakin novis tidak mendengarkan suara hati, keputusannya
semakin tidak baik dan tidak benar. Keputusan-keputusannya akan mengacu
kepada ketidakadilan, dia menjadi keras, kejam dan melakukan apa yang dia
senangi tanpa peduli lagi aturan yang ada.
Seorang calon religius yang tidak mendengarkan suara hatinya, akan
mudah mengambil tindakan yang menghancurkan hidupnya sendiri, bahkan juga
sesamanya. Dia kurang menghargai hidupnya sebagai orang yang dicintai dan
dipanggil oleh Allah. Dia akan menjadi tuli terhadap teguran dan situasi di
sekitarnya karena takut kehilangan kesempatan untuk menikmati tawaran dunia
ini.
Suara hati dapat ditulikan oleh keuntungan-keuntungan pribadi dan
kenikmatan yang diberikan dunia ini. Orang melawan suara hatinya dengan
membangun kebohongan-kebohongan, membuat pembelaan diri atas apa yang dia
lakukan dan putuskan karena itu dia juga mulai mengubur suara hatinya.
Kebenaran yang diserukan suara hatinya menjadi kalah oleh suara keras dari
kenikmatan dunia ini. Oleh sebab itu dari hari ke hari novis dituntut untuk belajar
mendengarkan dan membina suara hati agar dalam mengambil keputusan selalu
dilandasi oleh suara hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Sebagai anggota Gereja kita mendapat bantuan yang besar bagi pembinaan
suara hati. Seperti yang ditegaskan oleh Konsili Vatikan II melalui Dignitatis
Humanae:
“Kaum beriman kristiani dalam membentuk suara hati mereka wajib mengindahkan dengan seksama ajaran Gereja yang suci dan pasti. Sebab atas kehendak Kristus Gereja katolik adalah guru kebenaran. Tugasnya mengungkapkan dan mengajarkan secara otentik Kebenaran, yakni Kristus, pun juga menjelaskan dan mengukuhkan dengan kewibawaannya azas-azas tata kesusilaan, yang bersumber pada kodrat manusia sendiri” (DH 4).
Banyak kebenaran bisa ditemukan dari berbagai sumber, seperti nasehat-
nasehat bijak orang tua, kursus, buku-buku, belajar di universitas dan lain
sebagainya (Coelho, 2009: 28). Tetapi kebenaran yang otentik harus dilandasi
pada kebenaran moral yang dilandaskan pada suara hati. Kebenaran yang
diperoleh dari belajar lebih ditekankan pada segi rasional, sedangkan kebenaran
murni terdapat dalam suara hati. Pada tahun 1963, dalam ensiliknya yang berjudul
Pacem in Terris Paus Yohanes XXIII menegaskan bahwa “Sang Pencipta dunia
telah mencamkan ke dalam hati sanubari manusia suatu tata moral, yang
diwahyukan kepadanya, yang suara hatinya dengan tegas menyuruhnya untuk
mentaatinya” (PT 5).
Dalam kalimat di atas sebetulnya sudah dapat diketahui bahwa suara hati
sudah dimiliki oleh setiap orang, namun masih perlu diperhatikan bagaimana
seseorang mendengarkan dan melakukan tindakan berdasarkan suara hati tersebut.
Caranya memang dapat mudah dan dapat sulit, tergantung bagaimana seseorang
melakukannya dan niatnya untuk mendengarkannya. Caranya yaitu dengan selalu
berbuat sesuai norma yang berlaku, peka terhadap kejadian sekitar, introspeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
diri dan berbuat sesuai dengan apa yang diyakini sebagai yang benar baik menurut
diri kita dan orang lain.
Kebenaran suara hati tidak didasarkan pada kebodohan atau kecerdasan
seseorang tetapi didasarkan pada sejauh mana kepekaan dan ketajaman seseorang
untuk mendengarkan bisikan suara hati itu. Manusia mengalami pergulatan
dengan berbagai pertanyaan berkaitan dengan dengan setiap pengalaman baik dan
buruk. Perbuatan baik atau pun buruk sering tidak dapat dibedakan secara jelas
oleh manusia. Tindakan buruk kadang terselubung dalam perbuatan yang baik,
tetapi sebenarnya maksud dan tujuannya buruk. “Baik dan Buruk memiliki wajah
yang sama” (Coelho, 2009: 56). Demikian juga perbuatan yang tujuannya baik
kadang tampak kurang baik karena manusia tidak mampu memahami setiap
tindakannya.
Iman dan moral merupakan dua aspek yang sangat menitikberatkan
kebenaran yang datang dari hati. Dalam perspektik iman suara hati perlu
dimurnikan, diteguhkan dan dikuatkan dengan kekuatan rahmat Allah dan
kekuatan itu datang ketika orang membuka hati kepada Allah dalam doa dan
pengorbanan. Coelho mengisahkan, ketika Miss Prym mengalami kegelisahan dan
mimpi buruk, “Ia berdoa agar Tuhan menolongnya” (Coelho, 2009: 38). Hal ini
menunjukkan betapa berartinya kehadiran Tuhan dalam setiap situasi orang yang
sedang cemas dan bimbang membuat keputusan.
Keputusan yang mengikutsertakan Allah di dalamnya dan keikutsertaan
Allah bisa dirasakan apabila orang bersangkutan siap dan mau membuka hati dan
menanggapi kehendak Allah dengan iman. Demikianlah yang dikatakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Gaudium et Spes artikel 14 (Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa
Ini):
“Sebab dengan hidup batinnya ia melampaui semesta alam. Ia kembali kepada hidup batinnya yang mendalam itu, bila ia berbalik kepada hatinya; di situlah Allah yang menyelami lubuk hati menantikannya; di situ pula ia mengambil keputusan tentang nasibnya sendiri di bawah pandangan Allah. Maka dari itu, dengan menyadari bahwa jiwa dalam dirinya bersifat rohani dan kekal abadi, ia tidak tertipu oleh khayalan yang menyesatkan dan timbul dari kondisi-kondisi fisik atau sosial semata-mata, melainkan sebaliknya ia justru menjangkau kebenaran yang terdalam.”
Petunjuk dan suara Tuhan dapat didengar didalam hatinya. Memang
mendengar dan menemukan petunjuk Tuhan bukanlah hal yang mudah. Maka
perlu niat dan perjuangan untuk selalu melaksanakan suara hati. Dengan semakin
terbiasa melaksanakan apa yang diperintahkan suara hati, semakin mudah
melakukan tindakan memilih dan memutuskan berdasarkan suara hati. Novis yang
dipanggil kepada pertobatan, dalam perjalanan hidupnya perlu diarahkan kepada
kebenaran. Kebenaran yang pokok bersumber dari Allah sendiri dan Allah
berbicara dan berbisik kepadanya melalui suara hati.
F. Suara Hati Mematangkan Kepribadian
Dewasa ini banyak cobaan, tawaran, godaan bisa berupa janji, seks,
kekuasaan, uang, dan orang harus memutuskan menerima atau menolak (Coelho,
2009: 26). Tawaran ini juga dialami oleh novis sebagai calon religius. Ketika ada
tawaran-tawaran, novis dihadapkan pada dua pilihan yaitu menerima atau
menolak tawaran tersebut. Agar bisa melihat secara jernih, perlu suara hati yang
berperan berkat rahmat dan kuasa rahmat Allah. Suara hati berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
ketulusan, tetapi dalam hati manusia bisa ada kemunafikan, iri, marah dan tidak
jujur, egoisme, tidak jujur dan kepura-puraan (Coelho, 2009: 26).
Keputusan berdasarkan suara hati akan bermanfaat bagi perkembangan
kepribadian novis. Dia akan selalu merasa puas, aman, tenang dan juga
bertanggungjawab dengan keputusannya. Tetapi keputusan demi keuntungan
pribadi dan bertentangan dengan suara hati menyebabkan orang bersangkutan
tidak aman, tidak bahagia dan tidak berkembang. “Hati akan membenarkan
manusia jika ia berbuat baik dan hati akan mengusik jika manusia berbuat jahat”
(Mali, 2009: 199-200).
Keputusan demi keuntungan dan kenikmatan pribadi biasanya dicapai
dengan cara yang tidak baik pula, entah dengan ambisi atau pun emosi yang tidak
terkendali. Akibatnya novis tersebut akan mengalami trauma-trauma emosional,
stress dan emosi-emosi negatif yang merusak seperti marah, iri hati, ketamakan,
kecemburuan dan rasa bersalah yang irrasional (Covey, 2010: 521). Miss Prym
sering marah kepada dirinya sendiri, cemas dan bahkan sakit ketika dia ingin
mengambil keputusan untuk mencuri emas itu. “Jiwanya sendiri terlibat
pergulatan pelik, antara impian dan petualangan, rasa takut dan kekuasaan”
(Coelho, 2009: 59).
Novis perlu membuat pertimbangan dan mendengarkan suara hati ketika
akan mengambil keputusan. Dengan suara hatinya novis bisa mengetahui mana
yang baik dan mana yang jahat karena “Suara hati adalah kekuatan dari dalam
diri manusia” (Mali, 2009: 207). Maka dari itu kehancuran bisa disebabkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
pengambilan keputusan tanpa suara hati, hanya mengandalkan kekuasaan formal
dan jabatan (Covey, 2005: 103).
Kepala desa Viscos dalam kisah Miss Prym, karena tergiur dengan
tawaran emas dan menganggap dirinya mempunyai kuasa formal, memutuskan
menerima tawaran orang asing itu dan memilih Berta sebagai korban yang akan
dibunuh (Coelho, 2009: 209). Kepala desa Viscos tidak mempertimbangakan
konsekuensi dari keputusannya. Pikirannya hanya terfokus pada kenikmatan dan
kekayaan yang akan dia peroleh dari sepuluh batang emas itu.
Memang harus diakui kadang novis mengalami kegagalan dalam niat yang
baik, kadang menang dan kadang kalah. Tetapi novis harus selalu siap sedia
bergumul menghadapi kesulitan dalam menjalankan kaul-kaul tersebut, sebab
“Kemenangan dan kekalahan turut membentuk kehidupan setiap manusia kecuali
pengecut…, karena mereka tidak pernah kalah atau pun menang” (Coelho, 2009:
88).
Suara hati membentuk orang menjadi antusias, intuitif, bertanggungjawab,
bajik, bijak, integritas, pelayan, rendah hati, etis, adil, penuh greget karena
terinspirasi, berkelimpahan, penuh bela rasa, hormat, berorientasi pada tujuan
mulia (Covey, 2005: 99). Demikian juga halnya dengan suara hati:
“Suara hati akan jernih dan murni kalau seluruh kepribadian manusia (faktor biologi, psikologi, spiritual) berada di dalam keharmonisan yang intim. Suara hati yang demikian menjadi “sarang” yang baik bagi wahyu ilahi. Dalam iman, diterima bahwa suara hati yang jernih akan selalu diterangi oleh Roh Kudus yang menciptakan manusia semakin berintegrasi dengan dirinya sendiri. Dalam totalitas dan keterbukaan suara hati, manusia adalah tanda yang riil dari kehadiran Roh Tuhan yang selalu membarui suara hati” (Mali, 2009: 208).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Suara hati merupakan suara yang didengar dan dari dalam diri, maka
suara hati merupakan cermin dari kepribadian novis yang sesungguhnya. Suara
hati dapat didengarkan atau dirasakan apabila novis selalu mengintrospeksikan
diri sendiri atas apa yang telah dia lakukan. Dalam hal ini para novis dilatih untuk
mengadakan pemeriksaan batin secara teratur setiap malam dan pengakuan dosa
setiap bulan. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa pemeriksaan batin secara
teratur sangat membantu novis dalam pembinaan dan pembentukan suara hatinya.
Covey menegaskan orang yang tidak hidup dari suara hatinya tidak akan
mengalami integritas batiniah dan ketenangan pikiran (Covey, 2005: 123). Maka
novis perlu memiliki kepekaan terhadap segala gejala yang dilihat dan dialaminya
sebab segala sesuatu mengandung pesan. Setiap pengalaman dihadapi dan
ditanggapi dengan baik sesuai dengan suara hati.
Novis adalah juga manusia yang mempunyai sifat-sifat egois, ingat diri,
marah, dengki, cinta, pengampunan. Yang perlu dipupuk adalah sifat-sifat baik
yang bisa mengarahkan novis menjadi pribadi yang baik pula dengan menolak
kejahatan dan mendekatkan diri kepada kebaikan. Sebab keputusan suara hati
tergantung dari berbagai kondisi tersebut. “Namun apa yang diputuskan secara
bijaksana pastilah merupakan aspirasi dari suara hati demi keberadaan utuh dari
manusia. Karena kita diciptakan secara total oleh Tuhan, kita dapat menangkap
dan mewujudkan keputusan yang bijaksana dalam situasi kini dan di sini” (Mali,
2009: 208).
Perasaan-perasaan yang muncul dalam kehidupan seperti bahagia, damai,
kasih sayang adalah kualitas kepribadian manusia yang perlu dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
sebagai bagian dari pembentukan suara hati yang lebih matang dan dewasa. Iman
mengajarkan supaya orang yang menolak yang jahat dan melakukan yang baik.
Ajaran iman seperti ini juga sesuai dengan prinsip-prinsip moral kemanusiaan
karena prinsip moral juga mengajarkan agar orang menjauhkan tindakan yang
merugikan dirinya sendiri dan sesama serta mendekatkan diri pada perbuatan yang
membawa kebaikan bagi diri sendiri dan sesama.
Kesepuluh perintah Allah sebagaimana yang dikisahkan dalam buku The
Devil and Miss Prym merupakan juga ajaran moral agar orang melakukan hanya
yang baik dan menjauhkan yang jahat. Orang asing menjelaskan kalau Miss Prym
menerima tawaran orang asing berarti Miss Prym melanggar perintah Allah yaitu
“Jangan mencuri.” Sekalipun Miss Prym bukan orang religius, Miss Prym tahu
melanggar perintah Allah bukanlah perbuatan yang baik. Selain itu Miss Prym
juga mengenal penduduk Viscos dan dirinya sebagai orang-orang jujur (Coelho,
2009: 30).
Nilai-nilai persahabatan, persaudaraan, kasih dan solidaritas merupakan
ungkapan hati seseorang dalam berelasi dengan orang lain sehingga relasi itu
memberikan nilai-nilai kehidupan (Coelho, 2009: 37). Manusia adalah makhluk
sosial, maka perlu membuka diri terhadap sesamanya. Demikian juga ketika novis
menghadapi pergulatan atas berbagai tawaran diperlukan keterbukaan kepada
sesama sebab tidak seorang pun mampu menyimpan dan menyelesaikan sendiri
pergulatan batinnya (Coelho, 2009: 59).
Novis perlu terbuka menyampaikan pengalamannya dan meminta
pendapat orang lain yang lebih bijak dan berpengalaman dari dirinya. Bersikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
terbuka bukanlah hal yang mudah. Novis kadang curiga, takut dan cemas untuk
menyampaikan apa yang dialaminya kepada pembimbing maupun sesamanya.
Takut dirugikan dan takut menanggung risiko, sehingga novis menyimpan
pergulatan dalam dirinya dan bahkan memilih untuk merahasiakannya (bdk.
Coelho, 2009: 60).
Setiap orang harus menyadari bahwa sejak semula Allah tidak
menciptakan manusia sendirian. Maka: “Suara hati tidak akan tenang kalau
manusia tidak membuka diri. Karena pembukaan diri dan pengembangan diri
membawa orang pada interaksi dengan yang lain dalam relasi yang saling
memperkembangkan” (Mali, 2009: 209). Novis yang sering dikenal sebagai orang
yang sedang menjalani masa pembinaan didampingi oleh pembimbing yang yang
diberi tugas untuk mendidik, membina dan membimbing novis dalam perjalanan
panggilannya (bdk. Statuta 55). Diharapkan novis bersedia dan mau membuka diri
kepada pendampingnya agar pembimbing dapat membantu perkembangan novis
dalam panggilannya.
Sekalipun terbuka terhadap pendapat orang lain bukan berarti otomatis
dilaksanakan tanpa pertimbangan. Setiap nasehat dan pendapat orang lain tetap
perlu dipertimbangkan dengan matang sampai pada kesadaran bahwa pendapat
dan usul orang lain itu memang benar dan sesuai suara hati. Dengan demikian
pendapat orang lain akan membantu dalam mengambil keputusan dan keputusan
yang diambil bukan semata-mata karena anjuran orang lain, tetapi karena memang
itulah keputusan yang benar dan seharusnya diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
G. Suara Hati Membangun Cinta dan Pengorbanan
Suara hati mengajak orang rela berkorban dan mengalahkan diri sendiri
demi tujuan, alasan, atau prinsip yang lebih tinggi.
“Pengorbanan itu sesungguhnya berarti melepaskan sesuatu yang baik demi sesuatu yang lebih baik lagi. Kendati demikian, dalam benak orang yang melakukan pengorbanan, sesungguhnya tidak ada kerugian, dan hanya si pengamat yang melihat hal itu sebagai pengorbanan. Pengorbanan itu bisa mengambil banyak bentuk, sebagaimana dia dapat menampakkan diri dalam empat dimensi kehidupan kita: berkorban secara fisik dan ekonomis (tubuh); berupaya menumbuhkembangkan pikiran yang terbuka, selalu ingin tahu, dan membersihkan diri dari bermacam prasangka (pikiran); menunjukkan rasa hormat dan cinta mendalam terhadap sesama (hati); menundukkan kehendak diri kita pada kehendak yang lebih tinggi demi kebaikan yang lebih besar (jiwa)” (Covey, 210: 18).
Setiap novis yang mempersiapkan diri menjadi religius diharapkan
bertahan dalam susah payah mencapai tujuan. Sekalipun menghadapi banyak
tantangan, diharapkan dia tidak langsung menyerah kalah. Tantangan dapat
berupa tawaran kenikmatan dunia yang tentunya sangat berlainan dengan pilihan
hidup sebagai religius. Setiap orang pasti ingin hidup enak dan nyaman. Kepada
seorang novis ditawarkan suatu hidup dalam kemiskinan, tanpa milik, kemurnian
dan ketaatan yang kesemuanya ini ingin dihindari banyak orang. Menghidupi
kemiskinan, kemurnian dan ketaatan pastilah membutuhkan pengorbanan.
Seorang novis harus rela mengorbankan kebebasannya untuk memiliki barang-
barang duniawi, mengorbankan keinginan pribadinya dan taat kepada
persaudaraan.
Sekalipun sulit dan penuh pengorbanan, tetapi kalau novis mampu melihat
nilai tertinggi yang mau dicapai, dia akan dengan sukacita dan gembira
mengorbankan apa yang menjadi kesenangannya. Kalau novis memutuskan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
membiara demi tujuan dan alasan yang didasarkan pada suara hati, tentulah dia
akan memperkuat motivasinya untuk lebih melihat hal lebih penting dan berguna
bagi dirinya dan sesama (Covey, 2005: 131).
Miss Prym memilih mengorbankan impian dan kesempatannya untuk
memperoleh kekayaan daripada harus melanggar perintah Allah. Miss Prym
dengan tuntunan suara hatinya berani tampil di hadapan semua penduduk Viscos
dan dengan tegas menentang keinginan penduduk Viscos untuk membunuh Berta.
Meskipun di desanya dia hanyalah seorang yatim-piatu dan tidak diperhitungkan,
dia berani menyatakan kebenaran. Sikap dan tindakan Miss Prym menyebabkan
pertentangan dengan kepala desa Viscos dan penduduk Viscos, tetapi Miss Prym
tidak mundur. Kepala desa menuduh Miss Prym gila tetapi Miss Prym tetap teguh
dalam pendiriannya.
Miss Prym berani tampil di hadapan semua penduduk Viscos untuk
menjelaskan pertemuannya dengan orang asing itu meskipun “Risiko yang
diambilnya sangat besar” (Coelho, 2009: 99). Miss Prym melakukan hal yang
tidak biasa meskipun dia hanyalah seorang yatim-piatu dan tidak diperhitungkan
oleh penduduk Viscos. Keberaniannya membuat Miss Prym terancam kehilangan
pekerjaannya sebagai pekerja bar (Coelho, 2009: 98-99). Padahal kelangsungan
hidup Miss Prym tergantung kepada kebaikan pemilik hotel yang
mempekerjakannya di bar.
Setelah Miss Prym menceritakan tawaran orang asing itu kepada penduduk
Viscos, dia harus berhadapan dengan penduduk Viscos yang mulai memusuhinya,
menuduhnya dengan berbagai tuduhan negatif yang menyebabkan Miss Prym
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
mengalami tekanan (Coelho, 2009: 123-124). Miss Prym merasa tidak
mempunyai seorang pun tempatnya untuk mengeluh. Ada keinginan untuk lari
dari kenyataan karena merasa tanggung jawabnya terlalu besar.
Miss Prym kadang menyalahkan diri sendiri, neneknya dan keyakinannya.
Sementara itu orang-orang di Viscos sepakat kalau Miss Prymlah yang bersalah,
bukan tawaran itu atau orang asing. Miss Prymlah dituduh menjadi penghasut
(Coelho, 2009: 124). Kesediaan berkorban dengan keputusan yang telah diambil,
membuat orang bersangkutan bertahan pada saat-saat sulit, tetap bergairah,
bersemangat dan mempertahankan komitmen. Pengorbanan dijalankan dengan
berpegang pada tuntutan suara hati.
Seorang novis yang pada umumnya masih berusia muda pastilah memiliki
cita-cita, keinginan yang kadang bertentangan dengan kehidupannya sebagai
novis. Kesadaran akan panggilan hidupnya sebagai abdi Kristus akan membuat
dia rela megorbankan keinginan pribadinya demi cita-cita yang lebih luhur yaitu
mengabdi Allah. Berkorban bukanlah hal mudah. Dibutuhkan perjuangan dan
komitmen yang kuat. Maka novis perlu mengenal Kristus yang adalah
mempelainya, mengenal dan mencintai-Nya di dalam hatinya.
Pengenalan dan cinta yang mendalam kepada Kristus Sang Mempelai akan
membuat novis rela mengorbankan keinginan pribadinya demi relasi yang baik
dengan mempelainya. Pengorbanan ini hanya bisa terjadi apabila seorang novis
benar-benar mendengarkan suara hatinya dan menanggapinya dengan iman akan
Kristus. Pengorbanan dipandang bukan sebagai sesuatu yang merugikan dan
keterpaksaan, melainkan kerelaan dan kebebasan yang timbul dari suara hatinya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
sehingga pengorbanan itu dilandasi oleh iman akan Kristus. Mali dalam bukunya
Iman dalam Tindakan mengutip pendapat Bernhard Häring:
“Suara hati yang betul-betul kristiani didasarkan pada kebebasan dan kepercayaan yang kreatif yang melekat pada iman akan Kristus. Iman berarti penerimaan dengan gembira, bebas dan rendah hati akan dia yang diutus oleh Allah Bapa yang menjadi Jalan, Kehidupan, dan Kebenaran kita. Iman berarti kita menyerahkan diri secara total kepada Dia yang membimbing kita kepada Bapa. Iman juga berarti suatu pengalaman baru yang membebaskan manusia karena manusia secara bebas masuk ke dalam relasi yang intim dengan Allah” (Mali, 2009; 223).
Pengorbanan didukung oleh suara hati. Semakin seseorang mengenal
Kristus, semakin dia memiliki iman dan keberanian untuk menyerahkan seluruh
hidupnya kepada Tuhan serta menyesuaikan keinginan dan keputusannya seturut
kehendak Tuhan. Kehendak Kristus ini dikenal di dalam hati yang suci dan murni.
Melaksanakan kehendak Tuhan menuntut kerelaan untuk mengorbankan
keinginan dan kehendak sendiri serta kesetiaan dalam tugas perutusan (bdk. Yoh
15: 18-21).
Seorang novis dibina dan diarahkan untuk mengenal Kristus dan
mengabdikan dirinya kepada Kristus. Oleh sebab itu novis harus mengenal mana
kehendak Kristus dan mana kehendaknya sendiri sehingga dalam pengambilan
keputusan novis dapat mengarahkan keputusannya sesuai dengan kehendak
Kristus. Untuk melaksanakan semua ini novis perlu mendengarkan suara hatinya
dan meyakininya sebagai kehendak Kristus, sebab “Suara hati dan keyakinan
suara hati adalah sama karena kedua-duanya diterangi dan dibimbing oleh iman”
(Mali, 2009: 224).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Yesus Kristus menerima perutusan dari Bapa-Nya dan seluruh hidup-Nya
diarahkan kepada kehendak Bapa. Yesus setia kepada panggilan-Nya dengan
mengorbankan hidup-Nya sehabis-habisnya di kayu salib demi cinta kepada Bapa
dan manusia. Perjalanan Yesus adalah suatu perjuangan cinta dan pengorbanan
yang berat. Dalam perjalanan itu Yesus juga pernah merasa berat, takut dan
gentar, tetapi Yesus tidak mundur, melainkan memohon kekuatan dari Bapa-Nya.
Yesus memohon agar Bapa-Nya mengambil cawan daripada-Nya, tetapi tetap
menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa-Nya (bdk. Luk 42: 22). Karena
cinta kepada Bapa dan kepada manusia Yesus rela mengorbankan diri-Nya dan
Yesus menimba kekuatan dari Bapa-Nya dalam doa-doa-Nya kepada Bapa-Nya.
Seorang novis akan semakin berani dan rela berkorban apabila dia
semakin mengenal kehendak Bapa dan senantiasa menjalin relasi yang erat
dengan Kristus. Kristuslah yang selalu mengarahkan dan membantunya agar siap
dan rela berkorban. Suara hati yang senantiasa menyerukan agar melakukan
tindakan cinta tersebutlah yang menuntut keberanian untuk berkorban serta
menantang novis untuk melepaskan diri dari dari hal-hal yang tidak baik.
Novis yang tidak mendengarkan suara hatinya adalah mereka yang takut
untuk berkorban, takut rugi sehingga suara hatinya ditulikan oleh keuntungan-
keuntungan, kemudahan-kemudahan dan kenyamanan, sehingga ada
kemungkinan ikut membangun kebohongan-kebohongan dan kepalsuan-kepalsuan
sehingga dia mengubur suara hatinya.
Mendengarkan dan mengikuti suara hati memang kadang menyakitkan,
karena menuntut untuk berlaku benar dan adil terhadap situasi yang dihadapi. Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
bukanlah hal yang mudah bagi seorang novis. Novis takut disakiti, takut
kehilangan dukungan dan takut kehilangan teman. Alasan-alasan itulah yang
menyebabkan novis kadang memilih hidup dalam kepura-puraan agar kelihatan
baik. Paulo Coelho mengatakan: “Hanya orang-orang yang takut mengambil
sikaplah yang berpura-pura memiliki jiwa yang murah hati” (Coelho, 2009: 63).
Oleh sebab itu novis harus diyakinkan bahwa orang yang mendengarkan
suara hati adalah mereka yang berani mengambil sikap dan mengambil keputusan
yang baik dan benar. Sekalipun menerima akibat yang menyakitkan, Tuhan akan
menganugerahkan hal-hal yang lebih besar kepadanya (bdk. Yoh 1:51). Orang
yang hidup dalam kepura-puraan agar kelihatan baik, tampaknya dia memang
senang, tidak ada masalah, tetapi sebenarnya dia diam-diam meratapi
kepengecutannya (Coelho, 2009: 63).
Allah memanggil novis menjadi pengikut-Nya karena Allah mencintainya.
Cinta Allah ini ditanggapi oleh novis dengan tetap setia mengikuti panggilan
Allah. Menghayati kesetiaan sebagai abdi Allah menuntut pengorbanan untuk
melepaskan diri dari hawa nafsu dan sepenuhnya menyerahkan kehendak kepada
Allah yang diabdi. Kerelaan berkorban membutuhkan kepekaan mendengarkan
suara hati. Suara hati menyadarkan bahwa cinta kepada Allah tidak lepas dari
pengorbanan dan pengorbanan itu mempunyai makna dalam perjalanan
panggilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
USULAN PROGRAM RETRET MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM
PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI
PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA
ELISABETH (FSE) MEDAN
A. Usulan Program
Suasana dan kegiatan pembinaan novis FSE dikondisikan agar sungguh-
sungguh kondusif baik fisik maupun spiritual. Yang paling utama dalam
pembinaan novis adalah kondisi spiritualnya. Kondisi spiritual ini meliputi
beberap aspek yaitu aspek rohani, hidup bersama dan apostolat. Aspek rohani ini
didukung dengan acara harian dan kegiatan pembinaan, yaitu doa bersama
maupun pribadi, meditasi dari Kitab suci (dengan mencatat hasil meditasi),
refleksi mingguan (dengan laporan kepada pembimbing), Lectio Divina, rekoleksi
bulanan, bimbingan rohani setiap bulan, memelihara keheningan batin dan retret
tahunan.
B. Alasan Pemilihan Program
Dari semua acara dan kegiatan tersebut, penulis memilih retret sebagai
salah satu kegiatan pembinaan untuk memanfaatkan buku Paulo Coelho The Devil
and Miss Prym bagi pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth
(FSE) dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Retret ini ditujukan
bagi para novis kongregasi FSE yang sedang menjalani masa pembinaan sebagai
calon religius di kongregasi FSE. Tujuannya adalah agar mereka memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
pengetahuan, pemahaman dan penghayatan mengenai keputusan suara hati,
sehingga dalam menjalani hidupnya sebagai calon religius maupun sebagai
religius mampu membuat pilihan dan keputusan secara tepat sesuai dengan
panggilan hidupnya atas berbagai tawaran dunia yang dihadapinya. Dengan
demikian mereka akan mampu menjalani dan menghayati panggilannya sebagai
religius yang dipanggil secara khusus oleh Tuhan dalam ketaatan, kemurnian dan
kemiskinan melalui kongregasi FSE.
C. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan
Yang menjadi alasan pemilihan tema-tema untuk pembinaan novis dalam
pengambilan keputusan berdasarkan suara hati melalui retret adalah rasa
keprihatinan terhadap situasi jaman sekarang. Keprihatinan atas apa yang dihadapi
novis pada situasi jaman ini berkaitan dengan pengambilan keputusan ketika
menghadapi berbagai pilihan yang ditawarkan oleh dunia ini. Keputusan tidak lagi
dipertimbangkan secara matang dan tidak sesuai dengan kebutuhan yang
mendukung hidup sebagai calon religius, melainkan didasarkan pada kenikmatan
dan keinginan semata.
Kenikmatan yang sangat menggoda dari suatu tawaran membuat para
religius kurang memperhitungkan konsekuensi keputusannya menerima tawaran
tersebut. Kaul-kaul religius tidak dihargai dan dihormati sebagai bentuk perjanjan
dengan Allah. Suara hati yang seharusnya sebagai petunjuk ke arah kebenaran pun
diabaikan sehingga lama-kelamaan suara hati menjadi tumpul dan terabaikan.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk mengajak novis sebagai calon religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
untuk lebih memahami, mendalami, merefleksikan dan menghayati keputusan dan
suara hati dalam perjalanan hidupnya sehari-hari dengan memanfaatkan kisah
Miss Prym yang telah terlebih dahulu penulis dalami dan refleksikan.
Tema-tema yang dipilih berdasarkan pesan dari kisah Miss Prym pada
buku Paulo Coelho yang penulis paparkan pada bab empa dan kenyataan hasil
penelitian yang diperoleh. Kenyataan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah
anggapan novis mengenai keputusan adanya rasa tergoda dan tergiur terhadap
godaan, anggapan mengenai pengambilan keputusan adalah terletak pada
pengendalian diri namun tidak semua novis mampu mengendalikan diri. Miss
Prym dalam pengambilan keputusan adalah contoh teladan yang sangat baik
sehingga kisahnya perlu didalami dan dimanfaatkan. Demikian juga kesadaran
novis akan pentingnya suara hati dalam pengambilan keputusan tetapi pemahaman
mereka sendiri tentang suara hati masih sangat terbatas sehingga masih perlu
ditingkatkan. Novis perlu dibantu untuk menyadari keputusan bukanlah soal
situasi melainkan pengendalian diri, demikian juga suara hati adalah petunjuk
kepada kebenaran sehingga dalam pergulatan pengambilan keputusan mereka
mampu dan mau mendengarkan suara hatinya agar dapat mengambil keputusan
yang baik dan benar yang mendukkung hidup mereka sebagai novis yang
mempersiapkan diri menjadi religius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
D. Perumusan Tema dan Tujuan
Berdasarkan keprihatinan situasi zaman saat ini dan kenyataan novis di
kongregasi FSE tersebut di atas, tema umum dan tema-tema khusus dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Tema umum: Pengambilan Keputusan Berdasarkan Suara Hati bagi Novis FSE
Tujuan Umum: Agar novis menjadi pribadi yang tangguh dan mampu mengambil
keputusan berdasarkan suara hatinya dalam menghadapi berbagai
pilihan menggiurkan yang ditawarkan dunia, sehingga semakin
setia menjalani panggilannya sebagai religius yang dipanggil
Tuhan untuk hidup seturut nasehat Injil.
Tema 1: Mendengarkan Suara Hati
Tujuan: Agar para peserta semakin peka mendengarkan suara hati yang
mengarah pada kebaikan sehingga selalu mengambil keputusan
yang baik dan benar.
Tema 2: Mensyukuri Suara Hati
Tujuan: Agar peserta semakin menyadari suara hati sebagai anugerah
Tuhan sehingga semakin mensyukuri suara hatinya
Tema 3: Suara Hati dan Hawa Nafsu
Tujuan: Agar dalam terang suara hati para peserta semakin peka untuk
mengenal hawa nafsunya yang baik maupun yang buruk sehingga
semakin mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Tema 4: Suara Hati dan Pemurnian Pengambilan Keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Tujuan: Agar dalam terang suara hati para peserta dapat mengenal setiap
tawaran dan pilihan sehingga dapat mengambil keputusan secara
benar dan bertanggungjawab.
Tema 5: Suara Hati dan Penghayatan Kaul-kaul
Tujuan: Agar para peserta dengan terang suara hati mampu menghayati
kaul-kaul kebiaraannya sehingga semakin tekun dan setia
menjalani panggilannya.
Tema 6: Suara Hati Petunjuk kepada Kebenaran
Tujuan: Agar peserta memahami suara hati sebagai penunjuk arah kepada
kebenaran dalam setiap pengambilan keputusan sehingga semakin
berani mengungkapkan kebenaran.
Tema 7: Suara Hati Mematangkan Kepribadian
Tujuan: Agar dalam terang suara hati para peserta semakin dibentuk
menjadi pribadi yang matang sehingga semakin dewasa dalam
menghadapi berbagai tawaran dunia dan mampu mengambil
keputusan yang baik dan benar.
Tema 8: Suara Hati Membangun Cinta dan Pengorbanan
Tujuan: Agar dengan terang suara hati para peserta semakin bertumbuh
dalam cinta dan pengorbanan sehingga semakin berani
menanggung risiko dari setiap keputusannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
E. Petunjuk Pelaksanaan
Program retret bagi para novis FSE dilaksanakan sekali setahun pada
bulan Juli minggu ketiga. Retret dilangsungkan di Rumah Pembinaan Keuskupan
Agung Medan Samadi Maranatha Berastagi Medan Sumatera Utara.
Waktu pelaksanaan retret ini ditargetkan selama tujuh hari penuh
menjelang novis pertama memasuki novis kedua. Dengan harapan
perkembangannya masih dapat diikuti oleh magistra dan pembimbing setelah
retret kurang lebih satu tahun lagi sebelum memasuki masa profesi.
Dalam retret tahunan ini peserta diajak untuk mendalami delapan tema
yang dijabarkan menjadi lima belas judul pertemuan. Retret dilaksanakan dengan
mengunakan model katekese SCP dan konferensi. Pelaksanaannya dijalankan
sebanyak empat belas kali pertemuan sesuai dengan judul pertemuan.
Tema akan digunakan secara berurutan. Pertemuan setiap sesi
dilaksanakan dalam durasi 90 menit, sedangkan durasi untuk refleksi pribadi
dilaksanakan selama 60-120 menit setiap hari, sharing kelompok selama 45-60
menit, diskusi kelompok 60 menit. Bimbingan, devosi, meditasi dan konsultasi
pribadi sesuai kebutuhan peserta. Pengakuan dosa dilaksanakan pada hari Sabtu
pukul 09. 00 WIB sampai dengan pukul 12. 00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
F. Jadwal Acara
Hari Waktu Acara
Minggu
16. 00 - 17.00
17. 30 - 18. 00
18. 00 - 18. 30
18. 30 - 19. 15
19. 15 - 20. 00
20. 00 - 21. 00
21. 00 - 21. 30
21. 30 - 21. 45
- Selamat datang
- Snack
- Ibadat sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan Malam
- Pembukaan
- Jurnal harian
- Completorium
Senin
05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
07. 30 - 09. 00
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
10. 30 - 11. 30
11. 30 - 12. 00
12. 00 - 12. 15
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
- Bangun
- Ibadat pagi
- Sarapan
- Sesi I:
Suara Hati sebagai Bisakan Roh
- Diskusi Kelompok
- Minum
- Pleno
- Refleksi
- Ibadat siang
- Makan siang
- Istirahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
15. 00 - 15. 30 - Minum
15. 30 - 17. 00
17. 00 - 18. 00
18. 00 - 18. 30
18. 30 - 19. 00
19. 00 - 19. 30
20. 00 - 20. 45
20. 45 - 21. 15
21. 15 - 21. 30
- Sesi II:
Suara Hati sebagai Tempat Perjumpaan
dan Dialog Pribadi Manusia dengan
Tuhan
- Refleksi
- Ibadat Sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan malam
- Sharing kelompok
- Jurnal harian
Completorium
Selasa
05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
- Bangun
- Ibadat pagi
- Sarapan
07. 30 - 09. 00
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
- Sesi III:
Mesyukuri Suara Hati
- Refleksi
- Minum
10. 30 - 11. 30
11. 30 - 12. 00
12. 00 - 12. 15
- Sesi IV:
Antara Suara hati dan Hawa nafsu
- Pengendapan
- Ibadat siang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
15. 00 - 15. 30
- Makan siang
- Istirahat
- Minum
15. 30 - 17. 00
17. 00 - 18. 00
18. 00 - 18. 30
18. 30 - 19. 00
19. 00 - 19. 30
20. 00 - 20. 45
20. 45 - 21. 15
21. 15 - 21. 30
- Sesi V:
Suara Hati Mengendalikan Hawa Nafsu
- Refleksi
- Ibadat Sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan malam
- Sharing
- Jurnal harian
- Completorium R
abu 05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
07. 30 - 09. 00
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
10. 30 - 11. 30
11. 30 - 12. 00
- Bangun
- Ibadat pagi
- Sarapan
- Sesi VI:
Keputusan yang Murni berdasarkan Suara
Hati
- Diskusi kelompok
- Minum
- Pleno
- Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
12. 00 - 12. 15
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
15. 00 - 15. 30
- Ibadat siang
- Makan siang
- Istirahat
- Minum
15. 30 - 17. 00
17. 00 - 18. 00
18. 00 - 18. 30
18. 30 - 19. 00
19. 00 - 19. 30
20. 00 - 20. 45
20. 45 - 21. 15
21. 15 - 21. 30
- Sesi VII:
Suara Hati Mengarahkan Keputusan
Kepada Kehendak Allah
- Refleksi
- Ibadat Sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan malam
- Sharing
- Jurnal harian
- Completorium
Kam
is
05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
- Bangun
- Ibadat pagi
- Sarapan
07. 30 - 09. 00
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
- Sesi VIII:
Kaul-kaul Sebagai Tawaran Menuju
Keselamatan
- Diskusi kelompok
- Minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
15. 00 - 15. 30
- Pleno
- Refleksi
- Ibadat siang
- Makan siang
- Istirahat
- Minum
15. 30 - 17. 00
17. 00 - 18. 00
18. 00 - 18. 30
18. 30 - 19. 00
19. 00 - 19. 30
20. 00 - 20. 45
20. 45 - 21. 15
21. 15 - 21. 30
- Sesi IX:
Keputusan Suara Hati sebagai Bentuk
Kesetiaan dalam Penghayatan Kaul-kaul
- Refleksi
- Ibadat Sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan malam
- Refleksi
- Jurnal harian
- Completorium
Jumat
05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
07. 30 - 09. 00
- Bangun
- Ibadat pagi
- Sarapan
- Sesi X:
Keputusan Sebagai Buah Pergulatan Antara
Baik dan Jahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
10. 30 - 11. 30
11. 30 - 12. 00
12. 00 - 12. 15
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
15. 00 - 15. 30
- Diskusi kelompok
- Minum
- Pleno
- Refleksi
- Ibadat siang
- Makan siang
- Istirahat
- Minum
15. 30 - 17.00
17. 00 - 18. 00
18. 00 - 18. 30
18. 30 - 19. 00
19. 00 - 19. 30
20. 00 - 20. 45
20. 45 - 21. 15
21. 15 - 21. 30
- Sesi XI:
Suara Hati Sebagai Sumber Menuju
Kebenaran
- Refleksi
- Ibadat Sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan malam
- Refleksi
- Jurnal harian
- Completorium
Sabtu
05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
07. 30 - 09. 00
- Bangun
- Ibadat pagi
- Sarapan
- Sesi XII:
Suara Hati Membangun Integrasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
10. 30 - 12. 00
12. 00 - 12. 15
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
15. 00 - 15. 30
- Pengakuan dosa
- Minum
- Pengakuan dosa
- Ibadat siang
- Makan siang
- Istirahat
- Minum
15. 30 - 17. 00
17. 00 - 18. 00
1 8. 00 - 18. 30
1 8. 30 - 19. 00
1 9. 00 - 19. 30
20. 00 - 20. 4 5
20. 45 - 21. 15
21. 15 - 21. 30
- Sesi XIII:
Suara Hati Sebagai Kekuatan dari dalam
Diri Manusia
- Diskusi kelompok
- Ibadat Sore
- Perayaan Ekaristi
- Makan malam
- Refleksi
- Jurnal harian
Completorium
Minggu
05. 30
06. 00 - 06. 30
06. 30 - 07. 00
07. 30 - 09. 00
- Bangun pagi
- Ibadat pagi
- Sarapan
- Sesi XIV:
Antara Suara Hati, Cinta dan Pengorbanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
09. 00 - 10. 00
10. 00 - 10. 30
10. 30 - 12. 00
12. 00 - 12. 15
12. 15 - 12. 45
13. 00 - 14. 00
15. 00 - 15. 30
- Refleksi
- Minum
- Pengendapan
- Ibadat siang
- Makan siang
- Istirahat
- Minum
15. 30 - 17. 00
17. 00 - 17. 30
17. 30 - 18. 00
18. 00 - 19. 00
19. 00 - 20. 00
20. 00 - 20. 30
20. 30 - 21. 30
21. 30 - 21. 40
- Sesi XV:
Cinta dan Pengorbanan sebagi Komitmen
untuk Setia dalam Panggilan
- Pengendapan
- Ibadat sore
- Perayaan Ekaristi (penutupan)
- Makan malam
- Evaluasi
- Rekreasi
- Doa malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
G. Penjabaran Tema dan Tujuan
MATRIK PROGRAM RETRET MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM
PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM
BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI
Tema Umum : Pengambilan Keputusan Berdasarkan Suara Hati bagi Para Novis FSE
Tujuan Umum : Agar novis menjadi pribadi religius yang mampu mengambil keputusan berdasarkan suara hatinya dalam
menghadapi berbagai tawaran dunia, sehingga semakin setia menjalani panggilannya menurut pola hidup
religius dan nasehat Injil.
No Tema Tujuan Judul
Pertemuan
Tujuan
pertemuan
Metode Sarana Sumber
bahan
Keterang
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Mendengar
kan Suara
Hati
Agar para peserta
semakin peka
mendengarkan
a. Suara hati
sebagai
bisikan Roh
Agar para peserta
menyadari bahwa
suara hati adalah
- Sharing
- Informasi
- Tanya
- Hand out
- Spidol
- LCD
- Martino
Conti, 1986:
35-42
Konfrensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
suara hati yang
mengarah pada
kebaikan sehingga
selalu mengambil
keputusan yang
baik dan benar.
bisikan Roh
sehingga semakin
setia untuk
mendengarkan
suara hati dalam
setiap keputusan
jawab
Laptop
- Teks lagu
- Paulo Coelho
2006: 11-40
- GS 14
- Covey, 2010:
125-129
b. Suara hati
sebagai
tempat
perjumpaan
dan dialog
pribadi
manusia
dengan
Tuhan
Agar para peserta
menyadari bahwa
suara hati
merupakan tempat
perjumpaan
dengan Allah
sehingga semakin
menyadari
kehadiran Allah
dalam setiap
- Sharing
- Diskusi
- Pleno
- Informasi
- Refleksi
- Hand out
- Spidol
- LCD
Laptop
- Teks
Kitab
Suci
- Teks lagu
- Teks
panduan
- Rm 2: 14-15
- Covey, 2010:
523-524
- Kieser, 1987:
111-113
- Van Bavel,
2011: 77-81
Konfren
si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
keputusan refleksi
- LCD
- Laptop
2. Mensyukur
i Suara
Hati
Agar para peserta
semakin
menyadari suara
hati sebagai
anugerah Tuhan
sehingga semakin
mensyukuri suara
hatinya
c. Suara Hati
sebagai
anugerah
Allah
Agar para peserta
menyadari suara
hati sebagai
anugerah khusus
bagi manusia
sehingga semakin
mensyukuri suara
hatinya
- Sharing
- Refleksi
Pribadi
- Informasi
- Panduan
refleksi
- Pengalaman
peserta
Konfre
nsi
3. Suara Hati
dan Hawa
Nafsu
Agar dalam
terang suara hati
para peserta
semakin peka
d. Antara suara
hati dan
hawa nafsu
Agar para peserta
tahu membedakan
antara suara hati
dan hawa nafsu
- Nonton
- Sharing
- Informasi
- Refleksi
- Iklan
- Teks
Kitab Suci
- Teks lagu
- Iklan Pons
- Kej 3:1-24
- Wardani,
2010: 117
Konfre
nsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
untuk mengenal
hawa nafsunya
yang baik
maupun yang
buruk sehingga
semakin mampu
mengendalikan
hawa nafsunya.
sehingga selalu
mengarahkan diri
untuk mengambil
keputusan yang
benar dan baik
pribadi
- Teks
Refleksi
- Hand out
- CD
- Marsunu,
2008: 31-33
e. Suara hati
mengendalik
an hawa
nafsu
Agar para peserta
menyadari peran
suara hati dalam
pengendalian hawa
nafsu sehingga
semakin mampu
mengarahkan
hawa nafsunya
kepada hal yang
baik dan benar.
- Informasi
- Diskusi
kelompok
- Refleksi
Pribadi
- Sharing
kelompok
- Teks
Pertanyaa
n refleksi
- Teks
Lagu
- Teks
kisah
Raja
Midas
- CD
instrumen
- Wardani,
2010: 117
- Coelho,
2006: 237-
238
- Darminta,
2006: 14-17
(seri 10)
- 1Kor 10:23-
11:1
SCP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
4. Suara Hati
dan
Pemurnian
Pengambila
n
Keputusan
Agar dalam
terang suara hati
para peserta dapat
mengenal setiap
tawaran dan
pilihan sehingga
dapat mengambil
keputusan secara
benar dan
bertanggungjawa
b.
f. Keputusan
yang murni
berdasarkan
suara hati
Agar para peserta
menyadari
keputusan-
keputusan yang
murni berdasarkan
suara hati sehingga
semakin peka
mendengarkan
suara hati dalam
pengambilan
keputusan.
- Nonton
- Diskusi
- Sharing
- Informasi
- Teks lagu
- Teks
pertanyaa
n sharing
- Teks
Kitab
Suci
- LCD
- CD
- Laptop
- Nugie
“Lentera
jiwa”
- Coelho,
2006: 203-
206
- Covey, 2010:
122-135
- Magnis-
Suseno,
1985: 55
Konfre
n
g. Suara hati
mengarahka
n keputusan
Agar peserta
memahami suara
hati mengarahkan
- Ceramah
- Tanya
jawab
- Teks
Kitab
Suci
- Coelho,
2006: 182
- Yoh 19: 1-18
SCP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
kepada
kehendak
Allah
keputusan pada
kehendak Allah
sehingga semakin
menyadari campur
tangan Allah
dalam segala
tindakannya
- Diskusi
kelompok
- Sharing
- Refleksi
Pribadi
- Teks
Kisah
Miss
Prym
- Coelho,
2002: 52
- Covey, 2010:
122
- Coelho,
2006: 45
- Coelho,
2006: 203
- Magnis-
Suseno,
1985: 67
5. Suara Hati
dan
penghayata
n kaul-
kaul
Agar para peserta
dengan terang
suara hati
mampu
menghayati kaul-
h. Kaul-kaul
sebagai
tawaran
menuju
keselamatan
Agar para peserta
menyadari
pentingnya
memahami kaul-
kaul sebagai
- Ceramah
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Hand
out
- Spidol
- Kertas
flap
- Coelho,
2006: 108
- AngIIIReg,
art. 1
- Konst. No.
Konfre
nsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
kaul kebiaraannya
sehingga semakin
tekun dan setia
menjalani
panggilannya.
tawaran menuju
keselamatan
sehingga semakin
mampu untuk
menghayati kaul-
kaulnya secara
benar.
- Pleno
- Refleksi
Pribadi
- LCD
Proyekt
or
- Laptop
- Teks
pertany
aan
diskusi
kelomp
ok
85
- 1Kor 7: 32
i. Keputusan
suara hati
sebagai
bentuk
kesetiaan
dalam
Agar para peserta
semakin
menyadari
pentingnya
memahami
keputusan
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Pleno
- Refleksi
- Hand
out
- Spidol
- LCD
- Laptop
- 1Kor 7: 17-
35
- Coelho,
2006: 185
- VS 60
Konfre
nsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
penghayatan
Kaul-kaul
berdasarkan suara
hati dalam
penghayatan kaul-
kaul sehingga
semakin setia
dalam menghayati
kaul-kaul dan
mampu
menghadapi
berbagai macam
tantangan
Pribadi
6. Suara Hati
Petunjuk
kepada
Kebenaran
Agar para peserta
memahami suara
hati sebagai
penunjuk arah
kepada kebenaran
j. Keputusan
sebagai
buah
pergulatan
antara baik
Agar para peserta
memahami
keputusan sebagai
buah pergulatan
antara baik dan
- Ceramah
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Hand out
- Spidol
- LCD
Proyektor
- Laptop
- Covey, 2010:
103
- Coelho,
2006: 204
- VS 54
Konfre
nsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
dalam setiap
pengambilan
keputusan
sehingga semakin
berani
mengungkapkan
kebenaran.
dan jahat jahat sehingga
semakin mampu
mengendalikan
keinginan-
keinginan jahat
dalam
pengambilan
keputusan.
- Pleno
- Refleksi
Pribadi
- VC 63
- DH 4
- Rm. 12:2
- 2 Kor 4: 2
k. Suara hati
sebagai
sumber
menuju
kebenaran
Agar para peserta
menyadari
pentingnya
memahami suara
hati sebagai
sumber menuju
kebenaran
sehingga dalam
- Sharing
- Diskusi
- Refleksi
pribadi
- Teks
Kisah
Miss
Prym
- Teks
Kitab
Suci
- Teks
- Coelho,
2006: 184-
188
- Covey, 2010:
103
- Rm 9: 1-6a
- G S 14
SCP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
setiap keputusan
selalu setia
mendengarkan
suara hati
diskusi
kelompok
7. Suara Hati
Mematang
kan
Kepribadia
n
Agar dalam
terang suara hati
para peserta
semakin dibentuk
menjadi pribadi
yang matang
sehingga semakin
dewasa dalam
menghadapi
berbagai tawaran
dunia dan mampu
mengambil
l. Suara hati
membangun
integrasi diri
Agar para peserta
menyadari
pentingnya
memahami suara
hati sebagai
pembangun
integrasi diri
sehingga dalam
bertindak dan
mengambil
keputusan selalu
dilandasi pada
- Ceramah
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Pleno
- Refleksi
Pribadi
- Hand out
- Spidol
- LCD
Proyektor
- Laptop
- Coelho,
2009: 26-69
- Mali, 2009:
199-200
- Covey, 2005:
99, 123, 521
- Statuta 55
Konfrensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
keputusan yang
baik dan benar.
suara hati
m. Suara hati
sebagai
kekuatan
dari dalam
diri
Agar para peserta
semakin
menyadari
pentingnya
memahami suara
hati sebagai
kekuatan dari
dalam diri
sehingga semakin
berusaha untuk
membina suara
hatinya sebagai
dasar kekuatan
perjalanan
panggilan
- Ceramah
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Refleksi
Pribadi
- Hand
out
- Spidol
- LCD
Proyekto
r
- Laptop
- Mali, 2009:
207-208-209
- Coelho,
2006: 234-
243
Konfrensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
hidupnya.
8. Suara Hati
Membangu
n Cinta dan
Pengorbana
n
Agar dengan
terang suara hati
para peserta
semakin
bertumbuh dalam
cinta dan
pengorbanan
sehingga
semakin berani
menanggung
risiko dari setiap
keputusannya.
n. Antara
suara hati,
cinta dan
pengorbana
n
Agar para
peserta semakin
memahami
hakekat dari
cinta dan
pengorbanan
sehingga
semakin setia
untuk berkorban
dalam semangat
cinta kepada
Allah dan
sesama.
- Ceramah
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Refleksi
Pribadi
- Hand out
- Spidol
- LCD
Proyektor
- Laptop
- Covey, 210:
18
- Coelho,
2006: 123-
124
- Mateus Mali,
2009; 223
Konfre
nsi
o. Cinta dan
pengorbanan
Agar para
peserta
- Sharing
- Diskusi
- Pengalam
an peserta
- Coelho, 2006
- Yoh 15:18-
SCP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
sebagai
komitmen
untuk setia
dalam
panggilan
menyadari cinta
dan
pengorbanan
sebagai
komitmen untuk
setia dalam
panggilan
sehingga
semakin teguh
dalam
menghayati
hidupnya
sebagai religius
- Informasi
- Refleksi
mengenai
kisah
miss
Prym
- Teks
Kitab
Suci
- Teks
Lagu
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
H. Contoh Satuan Persiapan Retret Novis FSE
1. Identitas pelaksanaan
Tema: Cinta dan Pengorbanan sebagai Komitmen untuk setia dalam
Panggilan
Tujuan: Agar bersama pendamping peserta semakin menyadari cinta dan
pengorbanan sebagai komitmen untuk setia dalam panggilan
sehingga semakin teguh dalam menghayati hidupnya sebagai
religius.
Peserta : Para Novis FSE
Tempat: Rumah Pembinaan Keuskupan Agung Medan Samadi Maranatha
Berastagi
Waktu: 90 menit (15.30-17.00 WIB)
Metode: Sharing kelompok, Diskusi kelompok, refleksi pribadi, Informasi,
tanya jawab
Model: Shared Christian Praxis
Sarana:
- Buku Madah Bakti
- Teks/Kitab Suci Perjanjian Baru
- Pengalaman peserta mengenaiKisah Miss Prym
- Lilin dan salib
Sumber Bahan:
- Yohanes 15:18-21
- Hadiwiyata, A.S (2008) Tafsir Injil Yihanes. Yogyakarta:
Kanisius. Hal. 222- 223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
- Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki. IPPAK. USD. Yogyakarta
(2010). Oleh Rm. Sumarno, SJ
- Pink, A. W. (1945). Tafsir Injil Yohanes. Surabaya: Yakin. Hal.
347-349
- Coelho, Paulo (2006) The Devil and Miss Prym. Jakarta:
Gramedia
2. Pemikiran dasar
Dalam kenyataan, banyak religius kurang menyadari panggilannya sebagai
utusan Allah. Kadang kala para religius masih menyesuaikan diri dengan kehendak
dunia yang menggiurkan dan menggoda. Sebagai utusan Allah kita dituntut tidak
lagi mengikuti keinginan diri sendiri maupun keinginan dunia. Tetapi saat ini
banyak religius melakukan apa yang bukan lagi menjadi bagiannya, seperti
menjalin relasi yang tidak sehat, memakai barang elektronik secara sembunyi-
sembunyi, memakai hand phone, mempergunakan uang tanpa sepengetahuan
pimpinan, mencuri-curi waktu untuk kesenangan pribadi, kurang taat kepada
pimpinan maupun kepada persaudaraan dan lain sebagainya.
Dalam tugas setiap hari pun kita seharusnya setia bukan karena kesenangan
dan keinginan pribadi. Tetapi kadang kala kita menjalankan tugas kalau itu
menyenangkan, tidak perlu perjuangan, tidak menuntut pengorbanan dan
menguntungkan diri sendiri. Sering tugas yang diberikan dipandang sebagai beban
yang berat, dilaksanakan dengan terpaksa, dan tidak jarang kita menolak tugas itu.
Kita kadang melaksanakan tugas dengan tidak jujur, pura-pura serius tetapi dalam
hati bersungut-sungut. Padahal seorang religius menyakini hidupnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
panggilan untuk diutus. Dengan kata lain hidup sebagai religius adalah hidup untuk
melaksanakan kehendak yang mengutus yaitu Allah bukan kehendak sendiri.
Dalam hal ini kehendak Allah dijalankan dengan setia dalam tugas setiap hari yang
diterima dari komunitas, kongregasi, pimpinan, Gereja dan sesama. Semua
dilaksanakan dengan setia bukan demi sang utusan tapi demi sesama yang
membutuhkan. Kesetiaan dalam tugas menunjukkan kesetiaan sebagai seorang
utusan dan merupakan ungkapan iman.
Dari kisah Miss Prym kita belajar mengenali godaan-godaan dan tawaran-
tawaran yang bisa membuat kita menyimpang dari perutusan kita. Godaan-godaan
itu dapat berupa tawaran uang, harga diri, kenikmatan, barang-barang mewah dan
nafsu-nafsu kita. Miss Prym menjadi teladan bagi kita bagaimana menghadapi
berbagai tawaran itu. Miss Prym mengalami pergulatan yang tidak mudah sampai
pada pengambilan keputusan untuk tetap setia kepada perintah Allah tidak mencuri
dan tidak membunuh. Keputusan untuk tetap setia kepada perintah Allah dilakukan
Miss Prym sesuai dengan bisikan suara hatinya.
Injil Yohanes 15:18-21, menguraikan sikap-sikap seorang utusan. Yesus
Sang Utusan senantiasa setia dalam tugas perutusan-Nya, siap menanggung segala
risiko panggilan-Nya sebagai Utusan. Ia menunjukkan kesetiaan-Nya dengan
berkorban sampai mati disalib demi umat manusia. Hendaknya kita pun
menghayati panggilan kita sebagai utusan sehingga kita semakin setia dalam
perutusan kita dan dalam menjalankan tugas sehari-hari serta memiliki sikap-sikap
yang dimiliki Yesus Sang Utusan Sejati. Dengan demikian kita dapat menunjukkan
kesetiaan kita dalam tugas perutusan dengan pengorbanan, perjuangan, ketabahan,
ketulusan. Kesetiaan kita tunjukkan tanpa menghitung untung rugi tapi demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
keselamatan sesama. Sebagai seorang religius kitapun dituntut meneladan sikap-
sikap Yesus yang setia melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya dengan
mengorbankan segala-galanya. Sikap-sikap tersebut haruslah dimiliki seorang yang
dipanggil sebagai utusan dalam melaksanakan tugas perutusannya dengan harapan
agar semakin setia dalam tugas setiap hari sebagai religius, sehingga apa yang kita
lakukan dengan setia memberi kebahagiaan dan keselamatan bagi kita maupun
sesama kita.
Dari pertemuan ini kita berharap akan semakin mampu meneladani sikap-
sikap Miss Prym dan mampu menyadari serta meneladani Yesus Sang Utusan
Sejati. Dengan demikian kita semakin mampu menjalankan tugas perutusan dengan
penuh syukur sekalipun penuh pengorbanan dan senantiasa berjuang agar tetap
setia melaksanakan tugas sehari-hari bukan lagi demi kepentingan maupun
kesenangan diri sendiri, melainkan demi sesama. Karena dengan meneladan sikap
Yesus sebagai Utusan Sejati, akan terwujudlah kesetiaan dalam melaksanakan
tugas perutusan dalam hidup sehari-hari. Pada akhirnya kita semakin merasakan
kebebasan, kegembiraan, kebahagiaan dan kehadiran kita membawa keselamatan
bagi sesama.
3. Pengembangan langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Para Suster yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita berkumpul di tempat ini
karena kasih Yesus Sang Utusan Sejati. Dia telah mempersatukan kita sebagai satu
keluarga untuk menanggapi panggilan-Nya. Sore ini merupakan saat yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
menyenangkan karena bisa bertemu dengan para suster dalam keadaan sehat dan
bahagia. Kita bangga bahwa di tengah zaman modern ini masih ada tunas-tunas
muda yang siap diutus untuk melaksanakan kehendak Allah. Sebagai calon religius
kita perlu sungguh-sungguh menyadari panggilan kita sebagai utusan Allah. Yesus
Kristus sebagai Utusan sejati, patut menjadi teladan bagi penghayatan panggilan
kita selaku utusan Allah. dalam seluruh hidup-Nya di dunia, Yesus senantiasa setia
melaksanakan tugas panggilan-Nya sebagai Utusan Bapa dengan memperjuangkan
kepentingan seluruh umat manusia, maka sudah selayaknya kita mampu
mengusahakan serta mewujudkan teladan sikap-sikap Yesus tersebut. Dengan
demikian kita semakin mampu setia menjalankan tugas kita sehari-hari. Sekaligus
dalam pertemuan ini kita berharap semakin sadar untuk menjawab Panggilan hidup
kita sebagai utusan Allah.
2) Lagu Pembukaan : Puji Syukur No. 683 (Kau dipanggil Tuhan)
Reff. Kau dipanggil Tuhan dijadikan duta
supaya hidupmu menyinarkan kasih-Nya
1. Berat memang tugasmu
tetapi kau diberi rahmat
2. Sang Kristus memikatmu
tak’kan mampu kau menolaknya
3. Dan doaku bagimu
semoga teguh semangatmu
3) Doa pembukaan:
Bapa yang penuh kasih setia, kami bersyukur dan berterimakasih atas
pengorbanan-Mu dan rahmat kesetiaan-Mu kepada kami sampai saat ini. Terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
kami bersyukur kepada-Mu, karena Engkau telah mengumpulkan kami di tempat
ini sebagai satu keluarga yang Engkau panggil sebagai utusan-Mu. Saat ini kami
akan bersama-sama menggali, merefleksikan sejauh mana kami sungguh
menghayati panggilan kami sebagai utusanMu. Bimbinglah dan hantarlah kami
agar semakin mampu terus memperbaiki dan memperkembangkan diri kami dalam
menanggapi panggilan-Mu dengan setia melaksanakan tugas perutusan yang telah
Engkau percayakan kepada kami. Bantulah kami agar Yesus Sang Utusan Sejati,
sungguh menjadi teladan, kekuatan dan sumber hidup kami dalam melaksanakan
tugas kami sehari-hari. Kami persembahkan segala pembicaraan kami saat ini
kepadaMu, semoga Engkau berkenan memberkati dan menyemangati usaha kami
ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
b. Langkah I : Mengungkap pengalaman hidup peserta
1) Peserta diajak mengingat pesan-pesan dalam kisah Miss Prym yang telah
didalami selama enam hari ini.
2) Penceritaan kembali isi kisah Miss Prym: Pendamping meminta salah satu
peserta untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat tentang isi pokok
dari kisah Miss Prym
3) Intisari kisah Miss Prym sebagai berikut:
Miss Prym ditawari emas oleh orang asing dengan persyaratan Miss
Prym harus melanggar beberapa dari sepuluh perintah Allah. Miss Prym sangat
tergiur dengan tawaran itu karena tawran itu menjadi modal baginya untuk
mewujudkan seluruh impiannya menjadi orang kaya dan terkenal. Miss Prym
bukanlah seorang religius dan tidak tahu tentang sepuluh perintah Allah, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
dia mengenal Allah. Miss tahu dan sadar melanggar perintah Allah adalah dosa.
Oleh karena itu Miss Prym bertekad tidak akan pernah melanggar perintah
Allah. Miss Prym tidak mau melakuakan dosa.
Sementara itu penduduk Viscos yang mengetahi tawaran orang asing
sepakat menerima tawaran orang asing itu. Penduduk sepakat membunuh Berta
demi emas. Miss Prym yang tahu keputusan penduduk Viscos tidak mau tinggal
diam. Miss Prym berusaha mencegah niat penduduk Viscos membunuh Berta.
Akibatnya Miss Prym dibenci, dituduh sebagai penghasut dan gila. Tetapi Miss
Prym tetap pada pendiriannya untuk tidak akan pernah melanggar perintah
Allah. Miss Prym tidak takut dengan tuduhan dan risiko tindakannya menolak
tawaran orang asing dan menentang keputusan penduduk Viscos. Miss Prym
setia pada perintah Allah dan tidak mau tergiur dengan godaan emas dari orang
asing.
4) Pengungkapan pengalaman: Peserta diajak untuk mendalami Kisah Miss Prym
tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan:
a) Risiko-risiko apa yang dialami oleh Miss Prym dalam komitmennya
untuk tidak melanggar perintah Allah?
b) Ceritakanlah pengalaman anda dalam menghadapi risiko-risiko dalam
menghayati panggilan sebagai seorang novis di kongregasi FSE ini?
5) Suatu Contoh Arah rangkuman
Dalam kisah tersebut, Miss Prym merupakan contoh salah seorang gadis
sederhana yang bertahan menghadapi kesulitan dalam melaksanakan
komitmennya untuk tetap setia kepada perintah Allah. Tantangan dan kesulitan
tidak membuatnya larut dalam keterpurukan dan menyerah melainkan ia selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
berusaha dan tetap setia pada perintah Allah. Begitu juga dalam pengalaman kita
di dalam menjalani panggilan kita, kesulitan yang kita hadapi, dapat menjadi
jerat masuk dalam ketidaknyamanan dalam tugas sehari-hari, tetapi dengan
kesetiaan, pengorbanan dan penyerahan diri kepada Yesus, kita dapat menjalani
semuanya dengan baik.
c. Langkah II: Mendalami pengalaman hidup peserta
1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas
dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:
a) Cara apa yang dipakai Miss Prym menghadapi risiko-risiko kesetiaannya
dalam melaksanakan perintah Allah?
b) Cara apa sajakah yang anda pakai dalam menghadapi risiko-risiko
sebagai seorang novis dalam hidup sehari-hari?
2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan
arahan rangkuman singkat, misalnya:
Sebagai seorang religius yang mendasarkan panggilannya sebagai seorang
utusan Allah akan tetap setia menjalankan tugasnya setiap hari. Risiko-risiko
yang dialami dalam tugas sehari-hari bukanlah alasan untuk menyerah dan
mundur melainkan sebagai kesempatan untuk lebih berkembang. Dengan
kesetiaan melaksanakan tugas dengan tetap bersandar kepada Kristus kita akan
menjadi murid yang setia pada-Nya. Hendaklah kita tetap setia menanggung
segala risiko dalam panggilan kita sebagai seorang utusan, dengan tetap setia
melaksanakan tugas kita dalam hidup sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
d. Langkah III: Menggali pengalaman iman Kristiani
1) Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikop
langsung dari Kitab Suci, Injil Yohanes 15:18-21.
15:18 Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku dari pada kamu.
15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai
miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah
memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
15:20 Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba
Tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka
telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.
15:21 Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena
nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
2) Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi
merenungkan dan menanggapi pembacaan Kita Suci dengan dibantu pertanyaan
sebagai berikut:
a) Ayat-ayat mana yang menunjukkan penghayatan panggilan sebagai
utusan Allah? Mengapa?
b) Makna penghayatan panggilan sebagai utusan Allah mana yang dapat
dipetik dari perikop tersebut di atas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
3) Peserta diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop
sehubungan dengan jawaban atas 2 (dua) pertanyaan 2) di atas.
4) Pendamping memberikan interpretasi atau tafsir dari Injil Yohanes 15:18-21 dan
menghubungkan dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan
tujuan, misalnya, sbb:
Ayat 18, Yesus mengemukakan risiko yang akan dialami oleh para murid-
Nya. Mereka harus siap sedia menderita, dibenci dan dimusuhi oleh dunia.
Demikian pula kita yang dipanggil sebagai utusan Allah, akan banyak
menghadapi kesulitan sebagai risiko dari tugas perutusan kita dalam hidup
sehari-hari. Ayat19 menjelaskan alasan-alasan risiko yang dialami para murid-
Nya yaitu pertama karena para murid tidak lagi dari dunia ini dan kedua karena
Kristus telah memilih mereka dari dunia. Sehingga para murid tidak lagi
melakukan keinginan dunia melainkan kehendak Allah. Ayat 19 ini mengajak
kita untuk tidak lagi terpengaruh oleh kenikmatan dunia ini serta kita harus
berani menaggung risiko dari panggilan kita sebagai seorang utusan Allah. Ayat
20, menekankan kepada kita bahwa sebuah tanda dari seorang yang dipanggil
sebagai utusan (murid sejati) adalah bersedia mengalami apa yang dialami oleh
Yesus, yaitu dibenci dunia.
Rangkaian perikop ini menawarkan sikap hidup yang radikal sebagai
pengikut dan utusan Allah. Yesus menawarkan kesempatan untuk menunjukkan
kesetiaan iman dalam hidup sehari-hari dan siap dengan ‘nasib’ yang serupa
dengan Yesus, karena para murid bukan berasal dari dunia, namun berasal dari
atas. Oleh karena itu mereka harus setia kepada Tuhan sekalipun mennghadapi
banyak kesulitan dari dunia ini. Para murid harus siap sedia menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
perlakuan jahat seperti yang dialami oleh Yesus. Sebagai orang yang dipanggil
para murid diharapkan tidak lagi tergoda oleh dunia, tidak dipengaruhi oleh
keinginan dan tujuan dunia, tidak diperintah oleh perinsip-perinsip dunia.
Mereka harus tetap setia dengan berpola pad Kristus.
Dalam perikop ini Yesus mau menegaskan bahwa para murid dipanggil
untuk hidup dalam cara yang bertentangan kepada dunia. Di dunia yang diatur
menurut kepentingan egoistik dan para murid yang terpilih diutus untuk hidup
dan memancarkan cinta akan dibenci. Oleh karena itu Yesus menguatkan dan
menghibur para murid-Nya, agar mendasarkan diri pada pilihan dan perutusan
Yesus, sehingga mereka memiliki kekuatan untuk menderita penganiayaan dan
tetap bersukacita, meskipun kesulitan.
Yesus juga menegaskan konsekuensi-konsekuensi dari panggilan dan
perutusan para murid-Nya sama dengan yang dialami-Nya. Dengan ini jelas
bahwa para murid tidak memiliki kehidupan yang mudah dalam tugas
perutusannya. Dalam semua itu para murid yang dipilih diharapkan kesetiaannya
menjalankan tugas setiap hari sebagai dasar seorang utusan. Para murid Kristus
adalah adalah anak-anak dunia yang sudah dipilih Kristus menjadi milik-Nya.
Orang-orang pilihan telah menjadi murid-Nya dan diutus untuk berkarya di
dunia. Dalam dunia para murid dipanggil untuk membawa serta menyebarkan
karya keselamatan Allah melalui kesaksian hidup mereka sebagai murid Yesus.
Sikap-sikap yang diharapkan Yesus dari para murid-Nya dalam perikop
ini, para murid yang memiliki sikap seorang yang dipanggil sebagai utusan
Allah adalah agar para murid yang telah dipilih dan diutus di tengah-tengah
dunia untuk melaksanakan kehendak Bapa, harus siap menghadapi benturan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
kesulitan, aniaya dan segala macam kesusahan, maka diharapkan para murid rela
untuk berkorban sebagaimana Yesus juga telah berkorban. Dia telah terlebih
dahulu dibenci, ditolak, dianiaya bahkan dibunuh. Para murid hendaknya tidak
tergiur oleh dunia dengan tetap setia melaksanakn tugas perutusan setiap hari
sebagai mana Dia tetap setia dalam tugas perutusan-Nya.
e. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit
1) Pengantar
Para Suster yang terkasih dalam Kristus, dalam pembicaraan tadi, kita
menemukan sikap-sikap sebagai seorang pilihan dan pengikut Kristus. Sebagai
Novis Fransiskanes Santa Elisabeth kita juga terpanggil untuk meneladan sikap-
sikap yang diperjuangkan Yesus. Meskipun dalam perjalanan hidup, kita
seringkali tidak mampu berbuat apa-apa karena banyaknya tugas, tanggung
jawab yang harus kita selesaikan dalam komunitas maupun tugas-tugas pribadi
yang diberikan oleh pemimpin kita. Demikian juga maraknya tawaran-tawaran
dunia yang menggoda kita untuk ingin mengetahui, memakai dan bahkan
memilikinya yang sering membuat kita tergoda. Namun dalam pertemuan kali
ini yang merupakan saat berahmat, Allah menyadarkan kembali penggilan kita
sebagai utusanNya yang seharusnya mendasarkan hidupnya pada Sang Utusan
Sejati, Yesus sang Utusan yang tetap setia.
2) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyandarkan
diri pada Allah satu-satunya pedoman bagi langkah hidup kita, saat ini kita akan
melihat situasi konkrit dunia sekitar kita, dengan mencoba merenungkan
pertanyaan-pertanyaan ini sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Apa arti utusan Allah bagi hidup novis Fransiskanes Santa Elisabeth agar
tetap setia melaksanakan tugas sehari-hari?
Saat hening diiringi musik instrumen untuk mengiringi renungan secara
pribadi akan pesan Injil dengan situasi konkrit peserta dengan panduan pertanyaan
di atas. Kemudiaan peserta diberi kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan
hasil-hasil renungan pribadi itu. Akhirnya, sebagai bahan renungan dalam rangka
konfrontasi ini pendamping dapat memberi arah rangkuman singkat sesuai dengan
hasil-hasil renungan pribadi mereka, misalnya, sbb:
3) Arah rangkuman penerapan pada situasi peserta:
Yesus Sang Utusan telah banyak menawarkan nilai-nilai baik yang akan
sangat berguna bagi kita selaku novis Fransiskanes Santa Elisabeth. Marilah
kita kembali menyadari tugas dan peranan kita sebagai Novis Fransiskanes
Santa Elisabeth yang diutus Allah dalam hidup sehari-hari di komunitas,
masyarakat, lingkungan dan Gereja. Hendaknya kita menjadi saksi Kristus di
tengah-tengah umat dengan cara hidup sebagai teladan kehidupan beriman bagi
sesama, komunitas, Tarekat, dan sebagainya. Kita menjadi saksi Kristus melalui
kesetiaan kita dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai utusan Allah di
tengah umat dan masyarakat dimanapun kita berada. Oleh karena itu sebaiknya
kita berani menanggalkan hal-hal yang menghambat kita untuk setia sebagai
utusan Allah. Kita hendaknya semakin berani mengakui kelemahan kita dan
memohon bantuan Allah agar Dia mengubahnya menjadi daya kekuatan baru.
Tidaklah mudah untuk menjadi utusan Allah yang tetap setia seperti Yesus
Utusan Allah, yang memberi teladan bagaimana setia dalam melaksanakan tugas
perutusan-Nya, dengan melaksanakan kehendak Bapa-Nya, mengorbankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
keinginan pribadiNya, tidak tergiur oleh tawaran dunia. Ia menerima hinaan,
aniaya bahkan Ia mengorbankan nyawanya demi keselamatan manusia sebagai
tanda cinta dan kesetiaan-Nya sebagai seorang yang dipanggil menjadi
utusanAllah. Namun, dengan kekuatan sendiri pasti kita tidak mampu
meneladani Yesus, tetapi hanya dengan rahmat dan kekuatan Allah sendiri,
maka Dialah yang sanggup memampukan kita untuk meneladan Yesus yang
setia dalam melaksanakan tugas perutusan-Nya.
f. Langkah V : Mengusahakan suatu aksi kokrit
1) Pengantar
Para Suster yang terkasih dalam Kristus, setelah kita bersama-sama
menggali pengalaman kita lewat kisah Miss Prym, kita temukan bahwa
menjalankan tugas perutusan bukanlah hal yang mudah. Kita temukan bahwa
kesetiaan dalam melaksanakan tugas perutusan bukanlah tanpa perjuangan,
melainkan penuh kesulitan dan perjuangan. Meskipun ditolak, dicurigai,Miss
Prym tetap setia dalam tugasnya dengan berusaha mencintai Berta dan tetap
setia pada komitmen dan perintah Allah.
Demikian juga pengalaman kita dalam melaksanakan tugas perutusan
setiap hari, kita sering merasa sulit, berat dan kecewa. Banyak tawaran yang
menggiurkan membuat kita tergoda dan tidak berdaya menolaknya, sehingga
membuat kita lupa akan tugas perutusan kita. Meskipun kita telah berusaha
melaksanakannya karena kita mempunyai suatu harapan tertentu dalam tugas
kita tetapi ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Dari pengalaman iman Yohanes dalam Injilnya hari ini kita memahami
siapa Yesus sebagai seorang utusan. Ia adalah pilihan dan utusan Bapa untuk
membawa keselamatan, tetapi Dia ditolak, dianiaya bahkan di bunuh. Ia telah
banyak mengalami kesulitan dan penderitaan dalam perutusan-Nya. Namun Ia
tetap setia melaksanakan tugas perutusan-Nya
Kita telah mendapat wawasan baru dan cara pandang, semangat baru,
harapan baru, kemauan untuk semakin meningkatkan penghayatan kita sebagai
utusan Allah sesuai teladan Yesus Sang Utusan yang Setia. Dalam seluruh
perjalanan dan perjuangan kita, kita senantiasa perlu menyadari bahwa Allah
sungguh menyertai, mendampingi, menemani, menjaga, melindungi, membantu
dan membimbing hidup kita, bahkan dalam kesulitan dan permasalahan yang
kita hadapi dalam melaksanakan tugas perutusan kita. Marilah kita sekarang
memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita buat untuk semakin rela
berkorban dalam melaksanakan tugas perutusan kita, sebagai bentuk pembaruan
keterlibatan kita dalam umat.
2) Memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita yang baru (pribadi, kelompok
atau bersama). Untuk lebih meningkatkan kesetiaan kita dalam tugas sehari-hari,
khususnya dalam penghayatan panggilan kita sebagai utusan Allah. Berikut ini
adalah pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat.
a) Niat apa yang hendak dilakukan untuk menghayati panggilan kita
sebagai utusan Allah?
b) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niat-niat
tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
3) Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening memikirkan
sendiri-sendiri tentang niat-niat pribadi/bersama yang akan dilakukan. Sambil
merumuskan niat tersebut, diputar musik instrumen.
4) Niat-niat pribadi dapat diungkapkan bersama dengan pasangan masing-masing
untuk saling meneguhkan.
5) Kemudiaan pendamping mengajak peserta untuk membicarakan atau
mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama secara konkrit, yang
dapat segera dapat diwujudkan, agar mereka semakin memperbaharui sikap
bersama/ kelompok sebagai utusan Allah yang setia dan rela berkorban.
g. Penutup
1) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, kemudian semua bisa
menyanyikan bersama Lagu “Saya Mau iringYesus”
Saya mau iring Yesus
Saya mau iring Yesus
sampai selama-lamanya
meskipun aku susah karena dunia ini
saya mau iring Yesus
sampai slama-lamanya
2) Kesempatan hening sejenak untuk meresapkan dan membatinkan lagu tersebut.
Sementara lilin dan salib dapat diletakkan di tengah peserta untuk kemudian
dinyalakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
3) Kesempatan doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dengan
menghubungkan dengan kebutuhan situasi hidup peserta. Setelah itu doa umat
disusul secara spontan oleh peserta yang lain. Akhir doa umat bersama-sama
mendoakan “Bapa Kami” dan doa penutup dari pendamping yang merangkum
keseluruhan langkah, dalam pertemuan ini dalam kelima langkah ini.
4) Doa penutup
Tuhan Yesus Kristus, Sang Utusan Sejati, kami bersyukur atas panggilan-Mu
sebagai Novis Fransiskanes Santa Elisabeth dan utusan-Mu di komunitas,
Gereja dan masyarakat kami. Engkau telah memberikan teladan bagaimana
menjadi utusan yang setia. Engkau telah membimbing kami dalam menghadapi
bermacam tantangan dan permasalahan untuk melaksanakan tugas kami sebagai
utusan-Mu di komunitas, Gereja dan masyarakat. Tanpa bantuan dan
bimbinganMu, kami orang yang lemah ini, sering tidak mampu melaksanakan
tugas perutusan yang Engkau percayakan kepada kami. Oleh karena itu buatlah
kami, buatlah kami semakin merasakan kegembiraan dan kebahagiaan dalam
panggilan kami serta semakin menyadari tugas dan tanggungjawab kami sebagai
utusan-Mu, sehingga kami mampu memberi kesaksian iman dalam hidup kami
sehari-hari, khususnya dalam tugas-tugas kami dalam komunitas, tarekat, Gereja
dan masyarakat sekitar kami. Akhirnya, semoga kami dapat meneladan Yesus
Sang Utusan yang setia dalam tugasnya, dengan menyerahkan nyawa-Nya,
wafat disalib dan kini mulia bersama Bapa dan Roh Kudus sepanjang segala
masa. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran-saran yang dapat berguna
bagi novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan.
A. Kesimpulan
1. Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym (Iblis dan Miss Prym) adalah
sebuah novel yang mengandung pesan-pesan sosial dan iman. Dalam kaitan
dengan pesan iman, buku ini sangat baik kalau dibaca dan direfleksikan oleh
kaum religius. Karena buku ini mengisahkan pergulatan seorang perempuan
dalam menghadapi tantangan kehidupan terutama dalam mengambil keputusan,
seorang perempuan yang berani dan mampu menunjukkan kesetiaan terhadap
komitmen dan kebenaran meskipun menghadapi berbagai tantangan dan
kesulitan. Dia mampu setia berpegang pada iman dan kebenaran suara hati.
2. Makna yang terkandung dalam tokoh Miss Prym dan orang asing yang
ditampilkan dalam buku Paulo Coelho dapat diambil untuk dijadikan
kebajikan-kebajikan iman dalam penghayatan kehidupan seorang religius.
Makna yang diambil dari kisah Miss Prym berguna untuk kehidupan para
novis. Sebagai calon religius novis memiliki kesempatan untuk berproses
mengenal hidup religius yang akan dia masuki, kehidupan religius yang
menawarkan cara hidup yang khas dengan ketiga kaul serta tata cara hidup
tarekat yang akan dia masuki. Keputusannya menjadi seorang religius akan
menjadi awal baginya untuk memulai cara hidup yang khas yang tentunya
mempunyai kesulitan dan tantangan tersendiri. Justru dalam tantangan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
dia dipanggil untuk melaksanakan dan menghayati kekhasannya sebagai
religius.
3. Dalam pembinaan para novis yang merupakan saat seseorang menentukan
jalan panggilannya, pesan-pesan yang terkandung dalam novel Miss Prym
dapat menjadi inspirasi, kekuatan, motivasi dan dorongan untuk seorang novis
dalam pengambilan keputusan secara tepat dan benar dalam perjalanan
panggilannya.
4. Dalam pengambilan keputusan, suara hati berperan penting bagi seseorang
dalam menentukan pilihan. Suara hati adalah bisikan Roh yang mengarahkan
seseorang dalam mengambil keputusan menurut kehendak Allah sendiri. Suara
hati yang terbuka terhadap bisikan Roh Allah akan mengarahkan seseorang
mengambil keputusan secara benar, sedangkan hati yang tertutup terhadap
bisikan Roh Allah akan mengakibatkan seseorang mengambil keputusan yang
salah dan menjerumuskan yang bersangkutan ke dalam kegagalan atau
kehancuran.
5. Tokoh Miss Prym yang ditampilkan dalam buku Paulo Coelho memberikan
sebuah pesan, jikalau seseorang mendengar bisikan suara hatinya untuk
menentukan keputusan, dia akan mengambil keputusan secara tepat. Miss Prym
mampu melawan godaan yang ditampilkan dalam rupa emas karena
mendengarkan suara hati yang merupakan bisikan Roh Allah.
6. Nilai-nilai yang dapat diambil dari buku Paulo Coelho tentang Miss Prym yang
sangat relevan dengan kehidupan seorang novis adalah nilai kemurnian,
ketaatan, kejujuran dan kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari kejujuran dan
ketaatan Miss Prym terhadap bisikan suara hatinya untuk menolak bermacam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
macam godaan harta duniawi. Kemampuannya untuk menolak berbagai godaan
itu menjadikan Miss Prym tokoh yang dapat menjadi contoh bagi kehidupan
seorang religius.
7. Nilai-nilai cinta, pengorbanan, keterbukaan terhadap bisikan Roh Allah dan
kebenaran merupakan nilai-nilai yang menonjol dalam novel Miss Prym. Nilai-
nilai ini merupakan sumber kebajikan iman bagi semua orang beriman. Bagi
seorang novis nilai-nilai ini menjadi penting untuk menentukan kedewasaan
iman dan kerohaniannya.
8. Kisah Miss Prym dalam buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan novis FSE. Sebagai sarana pembinaan,
kisah Miss Prym dapat dijadikan sebagai bahan untuk mendalami mengenai
pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Novis FSE merasa perlu
memahami, bahkan memanfaatkan kisah Miss Prym dalam pembinaan novis
FSE.
9. Dengan memahami kisah Miss Prym novis dibimbing menemukan
pengalamannya dalam mengambil keputusan dan merefleksikannya dalam
terang iman Kristiani, sehingga novis semakin diperkaya dengan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan mengambil keputusan berdasarkan suara hati
untuk mendukung mereka sebagai calon religius.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis melihat ada hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh kongregasi FSE yang terlibat dalam pembinaan novis, terutama,
magistra, pembimbing dan formator kongregasi FSE. Oleh karena itu penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
memberikan masukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
kemampuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati bagi novis
dalam kongregasi FSE, sebagai berikut:
1. Diadakan pertemuan khusus untuk mendalami keputusan dan suara hati untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman novis.
2. Pihak magistra dan formator menggalakkan kegiatan pembinaan untuk
menekankan pentingnya nilai-nilai kisah Miss Prym dalam usaha pengambilan
keputusan berdasarkan suara hati
3. Membaca, mendalami dan merenungkan kisah Miss Prym agar novis
menemukan makna, nilai dan pesan kisah Miss Prym berkaitan dengan
pengambilan keputusan dan suara hati.
4. Memanfaatkan pesan-pesan iman yang terkandung dalam kisah Miss Prym
sebagai pengetahuan spiritual kepada novis untuk semakin mengenal diri dan
panggilannya dan untuk memampukan seorang religius dalam menentukan jalan
panggilannya.
5. Perlu ditekankan kepada novis bahwa peranan suara hati dalam pengambilan
keputusan sangat penting, walaupun tidak dapat diabaikan bahwa para pembina
dan semua anggota kongregasi FSE mempunyai tanggung jawab untuk membina
novis dalam proses perkembangan panggilan mereka.
6. Selain untuk para novis, pesan atau nilai yang terkandung dalam kisah Miss
Prym ini sangat penting untuk dibaca dan direnungkan serta diambil maknanya
oleh pembina novis, agar dapat menjadi pedoman bagi seorang pembina novis
untuk pembinaan para novis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
7. Dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam novel Miss Prym ini
pembina novis akan mampu mengarahkan novis secara benar dan mampu
melihat perkembangan kepribadian para novis serta mengarahkan para novis
untuk menentukan pilihannya.
8. Pemahaman mengenai kisah Miss Prym kepada novis FSE dapat dilaksanakan
melalui berbagai kegiatan di novisiat, seperti retret, kursus, les dan pendalaman
iman. Melalui kegiatan tersebut novis diajak memahami kisah Miss Prym,
menemukan pesan dan nilai-nilai dalam kisah Miss Prym dalam kaitannya
dengan pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
DAFTAR PUSTAKA
Anggaran Dasar dan Cara Hidup Saudara-Saudari Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus. (1984). Jakarta: SEKAFI.
Bodo, Murray. (2006). Perjalanan dan Impian. (Disadur dari buku Francis: The Journey and The Dream oleh Paskalis, dkk). Jakarta: SEKAFI.
Chang, William. (2001). Pengantar Teologi Moral. Yogyakarta: Kanisius. Coelho, Paulo. (2009). The Devil and Miss Prym: Iblis dan Miss Prym. (Rosi L.
Simamora, penerjemah). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Conti, Martino (1986). Identitas Fransiskan Ulasan Anggaran Dasar Ordo Ketiga
Regular. (Disadur dari L’identita Francescana dei Fratelli e delle Sorelle del Terzo Ordine Regolare di San Francesco oleh Paskalis B. Syukur, dkk). Jakarta: Sekafi.
Covey, Stephen R. (2010). The 8th Habit Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan. (Wandi S Brata dan Zein Isa, penerjemah). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Darminta, J. (2006). Hidup Surgawi Buah Pergulatan. Yogyakarta: Kanisius. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Kedua. Balai pustaka. Indra Sanjaya, Vincentius. (2003). Membaca Lima Kitab Pertama Alkitab I.
Yogyakarta: Kanisius. Katekismus Gereja Katolik. (1995). (Disahkan oleh Uskup Propinsi Gerejani Ende
dan diakui oleh Konfrensi Wali gereja Indonesia). Ende: Arnoldus Kieser, Bernhard. (1987). Moral Dasar kaitan Iman dan Perbuatan. Yogyakarta:
Kanisius. Kitab Hukum Kanonik. (2006). (R.D.R. Rubiyatmoko, edtr). Jakarta: KWI. Konferensi Wali Gereja Indonesia. (2009). Kompendium Katekismus Gereja
Katolik. (Diterjemahkan dari Catechismo della Chiesa Cattolica oleh Harry Susanto, SJ). Yogyakarta: Kanisius. (Naskah asli diterbitkan tahun 2005)
________. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan referensi. Jakarta: Kanisius. Konsili Vatikan II. (2008). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,
penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966) Konstitusi Kongregasi Fransiskan Santa Elisabeth. (2011). Medan. Magnis-Suseno, Frans. (1985). Etika Umum. Yogyakarta: Kanisius. ________. (2006). Menalar Tuhan. Yogyakarta: Kanisius. Mali, Mateus. (2009). Iman Dalam Tindakan. Kanisius: Yogyakarta. Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta:
Kanisius. Marsunu, Y.M. Seto. (2008). Allah Leluhur Kami. Yogyakarta: Kanisius. Pedoman Pembinaan FSE. (2004). Kongregasi FSE: Medan. Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: ALFABETA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Roman, Philip ST. (2002). Menjadi Manusia Baru. (Paulus Yuliadi, penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.
Sigit, Soehardi. (2001). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bagian Penerbitan FE UST
Simbolon, Wilfrida. (2009). “Dari Breda ke Breda” dalam buku Gerakan Awal Kongregasi Peniten Rekolek. (Antonius Eddy Kristiyanto. Edtr). Yogyakarta: Kanisius.
Smedes, Lewis B. (1990). Teknik mengambil Keputusan. Yoyakarta: Kanisius. Suparno, Paul. (2009). Dicerment Panduan Mengambil Keputusan. Yogyakarta:
Kanisius. ________. (2007). Communal Dicernment. Yogyakarta: Kanisius. Valles, Carlos G. (1998). Art Choosing: Seni Memilih. (Willie Koen, penerjemah).
Yogyakarta: Kanisius. Van Bavel, T.J. (2011). Hatiku Merindukan Allah. Yogyakarta: Kanisius. Van Beurden, Leo. (2004). How to Enjoy the holy Bible: Mari menikmati Kitab
Kejadian. Yogyakarta: Kanisius. Van Paasen, Yan. (2002). Suara Hati Kompas Kebenaran. Jakarta: Obor. Wardani, Dani. (2010). 7 Langkah Membuat Keputusan Terbaik. Yogyakarta:
Leutika. Yohanes Paulus II. (1994). Veritatis Splendor. (R. Hardawiryana, penerjemah).
Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1993. Yohanes XXIII. (1999). Pacem in Terris. (R. Hardawiryana, penerjemah). Jakarta:
Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1963.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Kuesioner penelitian
A. IDENTITAS RESPONDEN Nama :______________________ Tahun masuk Biara FSE : ______________________
B. PETUNJUK
1. Bacalah terlebih dahulu Kisah Miss Prym secara cermat (terlampir) 2. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan baik dan teliti, kemudian
berilah tanda centang (√) pada satu alternatif yang cocok dengan pengalaman dan pendapat Anda. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut: SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Sejarah kongregasi FSE perlu diajarkan kepada para novis
√
C. SOAL KUESIONER
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Dengan belajar kharisma, spiritualitas dan konstitusi, novis belajar menyesuaikan diri terhadap pola dan cara hidup kongregasi FSE.
2 Calon religius, saya perlu mengetahui dan memahami kaul-kaul kebiaraan.
3 Teori-teori di novisiat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman.
4 Latihan-latihan rohani secara teratur menambah ketrampilan dan kecakapan.
5 Keterlibatan saya di Gereja dan lingkungan melatih hidup kerasulan saya di luar komunitas novisiat.
6 Calon religius perlu bekal kemampuan untuk mengambil keputusan dalam
[2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghadapi berbagai tawaran dunia, sebagaimana yang diberikan dalam kursus moral.
7 Latihan mendengarkan suara hati melalui pemeriksaan batin dan latihan doa secara teratur.
8 Dengan banyaknya pilihan dan kenikmatan yang ditawarkan dunia, kongregasi FSE masih perlu meningkatkan pembinaan yang membantu para novis agar mampu mengambil keputusan yang tepat.
9 Pengetahuan dan pemahaman tentang keputusan dan suara hati masih perlu ditingkatkan.
10 Novis perlu mendalami tentang suara hati sehingga dapat mengambil keputusan secara benar dan tepat ketika menghadapi tawaran dan godaan dunia ini.
11 Miss Prym mengalami pergulatan pelik dalam menghadapi tawaran emas karena dia tidak ingin mengambil keputusan yang salah dalam hidupnya.
12 Kisah Miss Prym memuat pokok-pokok penting dalam kehidupan manusia seperti tawaran, kebenaran, dosa, pengendalian diri, kemurnian hati dan keputusan.
13 Dalam pengambilan keputusannya Miss Prym mengalami pergulatan antara hawa nafsu dengan kebenaran suara hatinya.
14 Bagi Miss Prym keputusan bukan soal situasi melainkan soal pengendalian diri.
15 Miss Prym selalu mempertimbangkan konsekuensi baik dan buruk dari setiap keputusan yang ingin diambilnya.
16 Miss Prym berani dan mampu mengambil keputusan bebas dan bertanggungjawab tanpa merugikan siapapun.
17 Calon religius juga tidak terlepas dari berbagai tawaran dan godaan dunia yang menggiurkan sebagaimana yang dialami oleh Miss Prym.
18 Ketika berhadapan dengan godaan dan tawaran dunia yang menggiurkan, ada keinginan saya untuk untuk menerima dan menikmati tawaran tersebut.
[3]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 Kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan untuk pembinaan para novis dalam mengambil keputusan.
20 Novis FSE perlu memahami dan memanfaatkan kisah Miss Prym dalam mengambil keputusan berdasarkan suara hati sekaligus dalam menjalani panggilan sebagai religius yang menghidupi kaul kemurnian, ketaatan dan kemiskinan.
[4]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Hasil Penelitian Keseluruhan
HASIL PENELITIAN TENTANG MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES
SANTA ELISABETH (FSE)
No Item
Pernyataan Pendapat Jumlah Responden
Persentase (%)
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Dengan belajar kharisma,
spiritualitas dan konstitusi, novis belajar menyesuaikan diri terhadap pola dan cara hidup kongregasi FSE.
SS S KS TS STS
4 18 0 0 0
18.18 81.82
0 0 0
2 Calon religius, perlu mengetahui dan memahami kaul-kaul kebiaraan.
SS S KS TS STS
4 18 0 0 0
18.18 81.82
0 0 0
3 Teori-teori di novisiat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman.
SS S KS TS STS
1 21 0 0 0
4.55 95.45
0 0 0
4 Latihan-latihan rohani secara teratur menambah ketrampilan dan kecakapan.
SS S KS TS STS
3 16 1 0 0
13.64 72.73 4.545
0 0
5 Keterlibatan di Gereja dan lingkungan melatih hidup kerasulan di luar komunitas novisiat.
SS S KS TS STS
2 20 0 0 0
9.09 90.91
0 0 0
6 Calon religius perlu bekal kemampuan untuk mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai tawaran dunia, sebagaimana yang diberikan dalam kursus moral.
SS S KS TS STS
4 18 0 0 0
18.18 81.82
0 0 0
[5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 Latihan mendengarkan suara hati melalui pemeriksaan batin dan latihan doa secara teratur.
SS S KS TS STS
3 18 1 0 0
13.64 81.82 4.545
0 0
8 Dengan banyaknya pilihan dan kenikmatan yang ditawarkan dunia, kongregasi FSE masih perlu meningkatkan pembinaan yang membantu para novis agar mampu mengambil keputusan yang tepat.
SS S KS TS STS
6 15 1 0 0
27.27 68.18 4.545
0 0
9 Pengetahuan dan pemahaman tentang keputusan dan suara hati masih perlu ditingkatkan.
SS S KS TS STS
8 14 0 0 0
36.36 63.64
0 0 0
10 Novis perlu mendalami tentang suara hati sehingga dapat mengambil keputusan secara benar dan tepat ketika menghadapi tawaran dan godaan dunia ini.
SS S KS TS STS
8 14 0 0 0
36.36 63.64
0 0 0
11 Miss Prym mengalami pergulatan pelik dalam menghadapi tawaran emas karena dia tidak ingin mengambil keputusan yang salah dalam hidupnya.
SS S KS TS STS
3 19 0 0 0
13.6 86.4
0 0 0
12 Kisah Miss Prym memuat pokok-pokok penting dalam kehidupan manusia seperti tawaran, kebenaran, dosa, pengendalian diri, kemurnian hati dan keputusan.
SS S KS TS STS
2 20 0 0 0
9.09 90.9
0 0 0
13 Dalam pengambilan keputusannya Miss Prym mengalami pergulatan antara hawa nafsu dengan kebenaran suara hatinya.
SS S KS TS STS
21 0 0 1 0
95.5 0 0
4.55 0
[6]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[7]
14 Bagi Miss Prym keputusan bukan soal situasi melainkan soal pengendalian diri.
SS S KS TS STS
1 18 2 1 0
4.55 81.8 9.09 4.55
0
15 Miss Prym selalu mempertimbangkan konsekuensi baik dan buruk dari setiap keputusan yang ingin diambilnya.
SS S KS TS STS
2 20 0 0 0
9.09 90.9
0 0 0
16 Miss Prym berani dan mampu mengambil keputusan bebas dan bertanggungjawab tanpa merugikan siapapun
SS S KS TS STS
2 18 2 0 0
9.09 81.8 9.09
0 0
17 Calon religius juga tidak terlepas dari berbagai tawaran dan godaan dunia yang menggiurkan sebagaimana yang dialami oleh Miss Prym.
SS S KS TS STS
4 15 3 0 0
18.2 68.2 13.6
0 0
18 Ketika berhadapan dengan godaan dan tawaran dunia yang menggiurkan, ada keinginan saya untuk untuk menerima dan menikmati tawaran tersebut.
SS S KS TS STS
0 16 5 1 0
0 72.7 22.7 4.55
0
19 Kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan untuk pembinaan para novis dalam mengambil keputusan.
SS S KS TS STS
2 16 4 0 0
9.09 72.7 18.2
0 0
20 Novis FSE perlu memahami dan memanfaatkan kisah Miss Prym dalam mengambil keputusan berdasarkan suara hati sekaligus dalam menjalani panggilan sebagai religius yang menghidupi kaul kemurniaan, ketaatan dan kemiskinan.
SS S KS TS STS
4 18 0 0 0
18.2 81.8
0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: ringkasan Kisah Miss Prym
Kisah Miss Prym
Viscos adalah sebuah desa yang penduduknya berpegang teguh pada tradisi leluhur mereka. Mereka adalah orang-orang yang jujur, baik dan menghargai komitmen. Viscos memiliki sebuah Gereja dan seorang Pastor yang mempersembahkan Ekaristi pada hari Sabtu malam dan Minggu pagi. Sebuah hotel yang di dalamnya ada sebuah bar tempat penduduk bertemu setiap malam.
Penduduk Viscos hidup dari hasil pertanian, berburu, beternak juga dari para turis. Situasi Viscos memang kurang mengguntungkan karena cuaca yang kurang mendukung. Setiap tahun penduduk Viscos hanya memiliki waktu sembilan puluh hari untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di ladang mulai dari menanam sampai menuai hasil.
Miss Prym yang sehari-hari disapa oleh penduduk Viscos dengan Miss Prym adalah penduduk termuda dan satu-satunya orang yang belum berkeluarga. Miss Prym bekerja dalam bar hotel di desanya. Ibunya meninggal dunia ketika melahirkannya sedangkan ayahnya tidak diketahui. Miss Prym dibesarkan oleh neneknya yang akhirnya juga meninggal. Sejak kecil Miss Prym diajari oleh neneknya tentang nilai-nilai baik dalam hidup setiap hari. Miss Prym memiliki banyak sekali impian: ia ingin mengatasi setiap rintangan, menemukan suami, mencari pekerjaan di kota besar, merintis karier di dunia teater, menulis buku best-seller. Miss Prym ingin hidup lebih baik dan lebih menyenangkan
Setiap hari Miss Prym menanti kesempatan untuk mewujudkan impian-impiannya. Bagi Miss Prym setiap hari adalah penantian, setiap malam dipenuhi harapan bahwa dia akan bertemu dengan seseorang yang mengajaknya pergi dari Viscos untuk mewujudkan semua impiannya.
Dalam kerinduan Miss Prym untuk mewujudkan semua impiannya itu, seorang lelaki yang mengaku bernama Carlos datang ke Viscos dan bertemu dengan Miss Prym di pinggir hutan. Carlos mengajak Miss Prym ke hutan dan menunjukkan sebelas batang emas kepada Miss Prym. Carlos menawarkan sebatang emas yang dikubur dekat batu berbentuk Y kepada Miss Prym. Carlos memberi kesempatan kepada Miss Prym untuk memiliki emas seberat dua kilogram itu dengan cara mencurinya kapan saja dia mau.
Miss Prym bisa menjualnya dan mewujudkan semua impiannya. Carlos hanya mengingatkan, kalau Miss Prym mencurinya berarti Miss Prym melanggar salah satu dari sepuluh perintah Allah yaitu “Jangan mencuri”. Sepuluh batang emas lainnya yang dikubur dekat batu berbentuk elang. Sepuluh batang emas itu akan diserahkan Carlos kepada penduduk Viscos dengan syarat mereka bersedia melanggar perintah Allah “Jangan membunuh”. Dengan tawarannya itu Carlos mau mencari kebenaran teori yang dia ketahui tentang sifat manusia yaitu jika manusia dihadapkan pada pencobaan, manusia selalu gagal dan setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan jika ditempatkan pada kondisi yang tepat. Carlos meminta Miss Prym untuk memberitahukan emas dan tawarannya kepada penduduk Viscos.
[8]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Carlos memberi waktu satu minggu kepada Miss Prym untuk mengambil keputusan menolak atau menerima tawarannya. Jika pada hari ke tujuh seorang penduduk Viscos mati terbunuh, emas itu akan menjadi milik penduduk dan Carlos akan menyimpulkan semua penduduk Viscos jahat. Kalau Miss Prym mencuri sebatang emas tapi penduduk tidak membunuh satu orang penduduk pun, atau sebaliknya Miss Prym tidak mencuri emas tetapi salah seorang penduduk dibunuh, Carlos akan menyimpulkan ada orang baik dan orang jahat.
Tawaran orang asing itu menggiurkan sekaligus menantang Miss Prym. Tawaran itu membuat Miss Prym bingung cemas, takut, benci dan marah. Di satu pihak tawaran orang asing itu adalah kesempatan untuk mewujudkan impiannya, tetapi di pihak lain dengan menerima tawaran sebatang emas itu berarti Miss Prym harus menghianati nilai-baik dan komitmen bahwa semua penduduk Viscos baik. Mengambil keputusan menerima atau menolak tawaran orang asing itu bukanlah hal mudah baginya. Miss Prym mengalami berbagai pergulatan pelik selama satu minggu.
Malam pertama (Senin malam): Miss Prym gelisah dan menimbang-nimbang
Sejak pertemuan dengan orang asing itu Miss Prym gelisah, tidak bisa tidur.
Dia dan mengalami mimpi-mimpi buruk. Miss Prym berdoa agar Tuhan menolongnya tetapi Miss Prym merasa Tuhan begitu jauh. Dalam kegelisahannya Miss Prym teringat akan cerita almarhum neneknya yang mengatakan bahwa penduduk Viscos adalah orang-orang baik, menghargai komitmen dan dihormati di seluruh daerah dan bisa dipercayai. Maka Miss Prym menimbang-nimbang apakah akan memberitahu penduduk tentang tawaran orang asing itu.
Malam kedua (Selasa malam): mengingat-ingat emas dan tawaran orang asing
Miss Prym masih merahasiakan kepada penduduk Viscos, mengenai pertemuannya dengan orang asing itu. Malam itu Miss Prym sulit tidur. Dari jendela kamarnya dia memandang pegunungan tempat emas itu dikubur. Dia mencoba berdoa, tetapi pikirannya hanya terpusat pada sebatang emas yang dia telah lihat dengan mata kepalanya sendiri.
Hari ketiga (Rabu): gugup, merasa mendengar sesuatu, impian, panik
Pagi itu Miss Prym dengan jantung berdegup menyelinap masuk hutan. Miss Prym menggali tanah dekat batu berbentuk Y, mengambil emas itu dan menggenggamnya. Emas itu sangat menarik dan berharga bagi Miss Prym, sehingga dia khawatir kalau-kalau orang asing itu memutuskan pergi ke desa lain dan menyampaikan tawarannya kepada perempuan lain. Miss Prym takut kehilangan kesempatan untuk mewujudkan impiannya.
Miss Prym berniat mencuri emas itu dan pergi meninggalkan Viscos mewujudkan impiannya. Tetapi dia sangat takut dengan risiko dan konsekuensi buruk yang harus dihadapinya. Ketidakberaniannya mencuri emas itu
[9]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuatnya merasa lemah dan putus asa. Miss Prym pun kembali mengubur emas itu.
Malam ketiga (Rabu malam): muncul perasaan malu, berhalusinasi, sakit
Seperti biasa orang asing itu selalu hadir di bar dan bercerita bersama pengunjung bar. Malam itu dia mengatakan setiap orang bisa saja berbuat baik dan buruk, tergantung pada waktu dan situasi. Mendengar cerita orang asing itu Miss Prym merasa malu, dia tahu cerita itu ditujukan kepadanya. Malam itu Miss Prym tidak bisa tidur, dia demam dan sepanjang malam berhalusinasi. Hari keempat (Kamis): pergulatan batin, cemas, curiga, benci dan membuat keputusan.
Miss Prym mengalami pergulatan batin yang sangat pelik. Pergulatan antara impian, kekuasaan dan rasa takut. Miss Prym memutuskan mengungkapkan tawaran orang asing itu kepada semua penduduk Viscos. Miss Prym berharap setelah dia mengungkapkannya, penduduk akan menyerahkan orang asing kepada polisi dan Miss Prym bebas mengambil sebatang emas itu menjadi miliknya.
Meskipun telah membuat keputusan demikian Miss Prym tetap mencemaskan sebatang emas itu. Miss Prym tidak bisa memusatkan pikirannya. Miss Prym mencoba menemukan cara untuk mengungkapkan prihal tawaran orang asing kepada penduduk. Miss Prym membayangkan malam yang sungguh menegangkan ketika penduduk mendengarnya.
Sepanjang hari itu Miss Prym gelisah. Ketika bertemu dengan Berta, Miss Prym ingin menceritakan prihal emas itu namun ia curiga Berta mengetahui sesuatu, maka Miss Prym tidak mengatakan apa-apa. Miss Prym kembali ke kamarnya, dia merasakan kebencian menyesaki dirinya. Dia tahu sesungguhnya sasaran kebenciannya terpusat pada orang asing itu. Orang asing itulah yang harus dia bunuh. Maka Miss Prym memutuskan tetap merahasiakan pertemuannya dengan orang asing itu kepada semua penduduk Viscos.
Malam keempat (Kamis malam): Miss Prym menangkap ada ancaman dari orang asing.
Miss Prym menerima pesan dari orang asing yang ditulis dalam secarik kertas. Orang asing itu meminta Miss Prym bertemu empat mata. Dari isi pesan itu Miss Prym menangkap ada ancaman dari orang asing itu. Miss Prym senang diancam, baginya ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal orang asing itu sehingga Miss Prym tahu cara mengalahkannya.
Hari kelima (Jumat): pertemuan dan desakan orang asing
Miss Prym memenuhi keinginan orang asing itu untuk bertemu empat mata
di tempat pertemuan mereka pertama kalinya. Orang asing itu mendesak Miss
[10]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prym agar segera mengambil keputusan karena orang asing itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Malam kelima (Jumat malam): Miss Prym menceritakan prihal tawaran orang asing kepada penduduk Viscos
Setelah mengalami pergulatan selama empat malam, akhirnya Miss Prym
tampil dihadapan penduduk Viscos dan menceritakan prihal tawaran orang asing itu. Miss Prym menceritakannya dengan yakin dan berani.
Hari keenam (Sabtu pagi): tuduhan orang-orang terhadap Miss Prym, saling menuding dan keinginan Miss Prym untuk mencuri sebatang emas
Orang-orang yang telah mengetahui prihal pertemuan Miss Prym dengan orang asing itu, menuduh Miss Prym sebagai orang gila, sinting dan penghasut. Miss Prym tidak mau menerima tuduhan itu begitu saja, menurut Miss Prym orang-orang itulah yang gila dan sinting. Tuduhan penduduk Viscos membuat Miss Prym, cemas, takut dan ngeri.
Miss Prym tidak bisa berpikir, berkata dan menanggapi apapun. Keinginan berbuat baik dan jahat berkecamuk dalam pikirannya. Dalam situasi sulit dan rumit itu Miss Prym menerima nasehat dari Berta. Sekalipun dalam situasi lemah dan tidak dapat berpikir Miss Prym masih bisa mendengar. Maka Berta menyarankan agar Miss Prym berjalan-jalan di hutan bertanya kepada alam dan mendengarkan apa yang dikatakan alam.
Miss Prym dengan langkah pasti pergi ke hutan sambil membayangkan keuntungan dan risiko dari tindakannya kalau dia mencuri emas orang asing itu. Miss Prym menghampiri batu berbentuk Y dan menggali emas itu untuk ketiga kalinya. Miss Prym merasa sudah siap menghadapi risiko apapun. Tetapi ketika dia menggenggam emas itu, dia panik dan dipenuhi perasaan benci. Miss Prym tahu dia tidak sanggup melakukan kejahatan. Miss Prym tidak sanggup mencurinya.
Malam keenam (Sabtu malam): pertemuan penduduk Viscos
Pada hari Sabtu malam wanita pemilik hotel memberitahu akan diadakan pertemuan pada malam hari. Mendengar itu Miss Prym sebenarnya sudah tahu apa yang akan terjadi dan tahu apa yang harus dia lakukan kalau penduduk mengambil tindakan atas tawaran orang asing itu. Miss Prym mengatakan kepada pemilik hotel: Kejahatan tidak pernah membawa Kebaikan.
Hari Sabtu malam penduduk Viscos khusus para pria mengadakan pertemuan di tanah lapang untuk membicarakan beberapa hal berhubungan dengan tawaran orang asing: 1. Rencana atas emas tawaran orang asing
Kepala desa memberitahu dia akan menggunakan emas itu untuk memperbaiki kehidupan di Viscos. Tetapi mereka sepakat emas itu dibagi rata
[11]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepada semua penduduk. Maka semua penduduk juga harus terlibat dan bertanggung jawab.
2. Memilih korban
Untuk mendapatkan sepuluh batang emas itu, kepala desa memilih dan menetapkan Berta yang akan dibunuh dan semua peserta rapat setuju. Mereka yakin dengan mendapat emas itu mereka akan menjadi orang kaya dan hidup lebih baik dan menyenangkan.
3. Menyusun strategi untuk membunuh Berta
Dalam pertemuan itu diputuskan Berta akan dibunuh dengan cara ditembak oleh regu tembak. Semua penduduk pria akan membawa senapan dengan sebutir peluru di dalamnya dan dikumpulkan di sakristi. Beberapa dari senapan akan dikosongkan pelurunya oleh Pastor tanpa diketahui oleh siapa pun. Semua senapan akan ditembakkan serentak ke arah Berta sehingga tidak seorang pun tahu senapan siapa yang berisi peluru dan menembus tubuh Berta. Mereka menetapkan lokasi pembunuhan di depan tugu Celtic. Hari ketujuh (Minggu pagi): Miss Prym diberitahu oleh pemilik hotel tentang hasil pertemuan penduduk
Pagi itu Miss Prym diberitahu oleh wanita pemilik hotel, bahwa penduduk memilih Berta menjadi korban. Mendengar itu Miss Prym merasa beruntung karena sebelumnya dia menyangka dirinyalah yang akan dibunuh. Meskipun Miss Prym senang dan merasa senang, tetapi dia juga merasa malu bertemu dengan Berta.
Malam ketujuh (Minggu malam): pengambilan keputusan terakhir atas penawaran orang asing
Minggu malam adalah batas terakhir bagi Miss Prym untuk mengambil keputusan atas tawaran orang asing itu. Berta yang dipilih menjadi korban, ditandu menuju tugu Celtic. Di sana Berta akan ditembak mati. Kematian Berta akan menjadi jawaban tawaran orang asing itu.
a. Miss Prym-Miss Prym memastikan keaslian emas orang asing
Tubuh Berta yang tidak berdaya diletakkan di depan tugu Celtic dekat batu dengan tangan terikat. Para regu tembak sudah siap dengan senapan terarah ke tubuh Berta. Mereka tinggal menunggu aba-aba dari kepala desa untuk membidik tubuh Berta. Tiba-tiba Miss Prym tampil di tengah-tengah regu penembak. Dia meminta agar dipastikan apakah emas itu benar ada. Miss Prym bersama sembilan wanita lain memeriksa setiap emas batang yang dikeluarkan dari ransel orang asing. Istri kepala desa memastikan semua emas itu asli. Setiap batang emas ada stempel resmi, seri, tanggal cetak serta beratnya.
b. Perdebatan Miss Prym dengan kepala desa
[12]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Miss Prym masih ingin berbicara tetapi kepala desa menyelanya dan mendesak agar secepatnya menembak Berta. Tetapi Miss Prym membentak kepala desa dengan kata-kata kasar yang belum pernah dilontarkan oleh seorang penduduk Viscos pun. Miss Prym menegaskan orang asing itu hanya mau menjebak dan menyeret mereka ke dalam dosa. Usaha penduduk membunuh Berta demi emas, di satu sisi memang benar. Tetapi di sisi lain penduduk Viscos tidak akan pernah memperoleh emas itu.
c. Miss Prym menceritakan legenda Midas
Selanjutnya Miss Prym menceritakan kisah raja Midas yang mati bergelimangan emas. Midas adalah seorang raja yang sangat kaya. Dewa selalu mengabulkan setiap permintaannya. Tetapi dia tidak pernah puas. Dia meminta kepada dewa kemampuan untuk mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas. Dewa pun mengabulkan permintaan raja Midas.
Hari pertama Midas mengubah istananya menjadi emas. Setelah siang dia lapar dan ingin makan, tetapi ketika dia menyentuh daging dan anggur semua berubah menjadi emas. Bahkan ketika dia menyentuh tangan istrinya, istrinya pun berubah menjadi patung emas. Akhirnya Midas mati kelaparan dan kehausan meskipun bergelimangan emas. Midas mati karena tidak puas dengan apa yang dimilikinya.
d. Miss Prym menyampaikan alasannya menyampaikan cerita raja Midas
Mendengar cerita itu istri kepala desa segera meletakkan emas yang sedang digenggamnya, dan bertanya mengapa Miss Prym menceritakan kisah itu. Kisah itu diceritakan Miss Prym karena sebenarnya emas tidak berharga. Yang berharga adalah uang. Maka emas orang asing itu harus ditukarkan dengan uang. Tetapi penduduk tidak akan pernah bisa menukarkannya. Ketika mereka menukarkannya seketika itu juga emas itu akan hilang dari genggaman mereka. Alasannya adalah: 1) Kalau emas itu dilebur dan dibagi rata kepada semua penduduk, ketika mereka
menjualnya ke kota, pihak berwenang pasti curiga, karena Viscos tidak mengandung emas, jadi sangat aneh kalau tiba-tiba masing-masing penduduk Viscos memiliki emas. Kalau mereka mengatakan menemukan harta karun peninggalan kuno, akan ketahuan bahwa emas itu masih baru dan Viscos tidak pernah digali, dan penduduk Viscos tidak pernah memiliki emas sebanyak ini.
2) Pilihan kedua: kalau emas itu dengan apa adanya dijual ke bank, pastilah pihak bank akan meminta dokumen kepemilikan, dan kepala desa tidak memilikinya. Hal ini pasti menimbulkan kecurigaan. Maka persoalan ini akan sampai kepada pihak berwajib. Mereka akan mencari tahu dari mana sebenarnya asal emas ini. Emas ini ada nomor serinya dan tanggal pembuatannya sehingga mudah diidentifikasi.
e. Miss Prym menegaskan sungguh sulit untuk mempercayai orang yang meminta orang lain melakukan pembunuhan
Jadi tidak perlu menanyakan asal emas itu kepada orang asing itu. Miss Prym meletakkan emas dari gengamannya dan pergi dari tengah-tengah penduduk. Miss Prym mempersilakan mereka menembak kalau mau, tapi dia
[13]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[14]
meyakinkan semua ini hanyalah jebakan orang asing. Maka Miss Prym tidak mau terlibat. Apabila Berta dibunuh kepala desa harus bertanggung jawab.
f. Keputusan masing-masing penembak
Mendengar penjelasan Miss Prym beberapa penembak meletakkan senjatanya. Meskipun kepala desa berusaha meyakinkan mereka, tetapi satu persatu pria itu meletakkan senjatanya dan pergi. Hanya tinggal senapan kepala desa dan pastor. Satu terarah kepada Miss Prym dan satu lagi kepada Berta. Tetapi si tukang kayu melucutinya.
g. Percakapan Miss Prym dengan orang asing
Orang asing itu menjelaskan tawaran sebelas batang emas itu bukan semata-mata hanya memberi kesempatan kepada Miss Prym menjadi kaya, tetapi kesempatan untuk mengambil keputusan: Seharusnya engkau bersyukur atas semua yang terjadi, karena dengan menunjukkan emas itu padamu, aku tidak hanya memberimu kesempatan menjadi kaya, melainkan juga memaksamu untuk bertindak, untuk berhenti mengeluhkan segala sesuatu, dan mengambil sikap.
Orang asing menanyakan apakah Miss Prym bisa memberi jawaban atas pertanyaannya dulu tentang sifat manusia: bahwa jika dihadapkan pada pencobaan, manusia akan selalu gagal. Jika ditempatkan pada kondisi yang tepat, setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan.
Menjawab pertanyaan ini Miss Prym menceritakan kisah pertemuan seorang kudus St. Savin dan Ahab si penjahat. Ahab berusaha menantang St. Savin dengan pertanyaan-pertanyaan:
”’Jika malam ini pelacur tercantik desa ini datang kemari, apakah kau
akan sanggup memandangnya dan menganggapnya tidak cantik dan tidak menggoda?”
”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku,” sahut si orang kudus.
’”Dan jika aku menawarimu setumpuk kepingan uang emas agar kau meninggalkan guamu di gunung dan bergabung dengan kami, sanggupkah kau memandang emas itu dan menganggapnya batu kerikil?’ ”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku’. ”’Dan jika kau dicari-cari oleh dua bersaudara, yang satu membencimu
dan yang lain menganggapmu suci, sanggupkah kau memiliki perasaan yang sama terhadap keduanya?’
”’Itu benar-benar sulit, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku sendiri dan memperlakukan mereka dengan sama”’
St. Savin mampu mengambil keputusan memilih salah satu dari antara
kemungkinan yang disodorkan kepadanya. Setiap orang mempunyai naluri baik dan jahat bertarung di hati mereka. Apakah manusia berbuat jahat atau baik, semuanya hanya masalah pengendalian diri dan pilihan. Orang harus berani memilih, membuat keputusan dan bertanggung jawab. Keputusan dipertanggungjawabkan dengan alasan yang rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI