PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/11528/2/129114105_full.pdf · 2017. 7....

186
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Aurelia Judith Pratiwi 129114105 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/11528/2/129114105_full.pdf · 2017. 7....

  • HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

    PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI

    PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Disusun oleh:

    Aurelia Judith Pratiwi

    129114105

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTO

    “Look not to the faults of others, nor to their omissions and commissions.

    But rather look to your own act, to what you have done and left undone.”

    Gautama Buddha

    “There is no such thing as coincidence in this world.

    Everything happens for a reason.”

    “Yen wedi ing kewuh, sabarang tan ana kang dadi.”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya sederhana ini kupersembahkan untuk semesta yang selalu menyertai

    dan merestui hingga karya ini dapat selesai pada akhirnya. Semoga yang direstui

    oleh semesta dapat membagi kebajikan pada sesama.

    Kupersembahkan pula karya ini untuk:

    ibuku, Foustina Lily Rahayu Prabaningrum

    ayahku, Mayor SUS Agustinus Wigit Santosa, M.Si.

    serta juniorku, Anastasya Nauli Putri Regitha

    sebagai balasan (yang mungkin masih belum sepadan) atas pengorbanan,

    dampingan, dukungan, dan doa-doa yang selalu berhasil meringankan keluh

    dalam peluhku. Tidak pernah seujung jarum pun Ibu dan Ayah meminta yang tak

    bisa aku lakukan, maka yang telah kuupayakan sekeras-kerasnya inilah yang

    kupersembahkan untuk Ibu di rumah dan Ayah di surga.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL

    DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI

    PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

    Aurelia Judith Pratiwi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara locus of control internal dan penyesuaian

    diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti

    adalah ada hubungan postitif antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan

    tinggi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Responden

    pada penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma, yang

    berusia 18 sampai 25 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala

    pengukuran locus of control internal dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang

    berbentuk skala Likert kepada responden penelitian. Koefisien reliabilitas skala locus of control

    internal adalah sebesar α = 0,707, sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar α = 0,849. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Pearson Product Moment Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara locus of

    control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu sebesar r = 0,528 (p = 0,00),

    artinya hipotesis yang diajukan diterima. Locus of control internal memberikan kontribusi terhadap

    penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar 27,9%.

    Kata kunci: locus of control internal, penyesuaian diri di perguruan tinggi, mahasiswa tahun

    pertama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND

    COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMEN

    Aurelia Judith Pratiwi

    ABSTRACT

    This study was aimed to examine the correlation between internal locus of control and college

    adjustment among freshmen. 125 freshmen at Sanata Dharma University were participated in this

    study. Data were collected by using Internal Locus of Control Scale and College Adjustment

    Scale. The coefficient reliability of Internal Locus of Control Scale (α) is 0,707 and coefficient reliability of College Adjustment Scale (α) is 0,849. Data were analyzed by using Pearson Product Moment technique. The result of data analyze shows that there is a significant positive correlation

    between internal locus of control and college adjustment with r = 0,528 (p = 0,00). It means the

    hypothesis in this study is accepted. In conclusion, this study shows that the higher level of internal

    locus of control, the better college adjustment freshmen can have. Internal locus of control

    contribute 27,9% toward college adjustment while 72,1% is contributed by other variables.

    Keyword: internal locus of control, college adjustment, freshmen

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas restu, waktu dan

    akal budi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    penuh pembelajaran dalam prosesnya.

    Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas

    dari dukungan berbagai pihak dalam bentuk bantuan dan hal lainnya. Oleh karena

    itu, pada kesempatan ini penulis mengungkapkan ucapan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma

    2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M. Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas

    Psikologi.

    3. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

    Terima kasih yang teramat banyak atas kesabaran, waktu dan tenaga yang luar

    biasa Ibu curahkan selama membimbing saya

    4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    5. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu,

    wawasan, dan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis.

    6. Segenap karyawan Fakulas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik dan Mas

    Muji) atas bantuan yang diberikan berkaitan keperluan administrasi dan

    praktikum sejak tahun pertama perkuliahan.

    7. Seluruh mahasiswa USD angkatan 2016 yang bersedia menjadi responden

    penelitian secara suka rela.

    8. Mama dan Papa. Terimakasih untuk kesabaran, pengorbanan dan semua yang

    telah Mama dan Papa lakukan sampai kakak bisa menyelesaikan kewajiban

    ini. Terimakasih pula untuk adikku, Tasya, my personal alarm.

    9. Bue dan Babe atas segala bentuk dukungan, baik secara materiil maupun

    moril.

    10. Clara, Nona, Jeje, dan Rio sebagai teman penelitian ‘tenda’, serta teman-

    teman lain di bawah bimbingan Bu Titik (Ken, Monic, Devita, Bella, Ivie,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    Olive, Indri, Rizki, Dira, dll.) yang sangat signifikan pengaruhnya dalam

    pengerjaan skripsi ini.

    11. Bella, Teteh, Lona, Chika, Devita, Yosua, Gede, Vishnu, Lintang, dan Oni

    yang sering menemani serta mendukung proses pengerjaan skripsi ini bahkan

    menjadi tutor pribadi.

    12. Gede, Yosua, dan Yogi (beserta pasangan masing-masing). Terima kasih

    untuk layar-layar film dan panggung-panggung musik yang menjadi salah satu

    sumber energi dalam proses pengerjaan tiap lembar skripsi ini.

    13. LION, Panti PF 2015, Maureen, Ochi, Indun, Bayu, Ita, Dipa, Unyil-Menuk,

    Leviana, Lia, Bebing, Anette, Manansyer, Lydia, Ayne, Kasita, Ochasasmitha,

    serta teman-teman lain yang selalu menjadi pengingat untuk menyelesaikan

    karya ini dengan bertanya (secara berulang): “Gimana skripsinya?”

    14. Seluruh pihak yang mendukung pengerjaan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh

    karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

    pembaca supaya skripsi ini menjadi penelitian yang lebih baik dan bermanfaat

    untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Terima kasih.

    Yogyakarta, 19 Juli 2017

    Penulis,

    Aurelia Judith Pratiwi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

    HALAMAN MOTO ...................................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi

    ABSTRAK ..................................................................................................... vii

    ABSTRACT ..................................................................................................... viii

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix

    KATA PENGANTAR ................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

    DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xviii

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

    D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9

    1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 9

    2. Manfaat Praktis .............................................................................. 9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 11

    A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ................................................. 11

    1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ......................... 11

    2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ............................ 13

    3. Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi 16

    B. Locus of Control Internal ..................................................................... 20

    1. Konsep Locus of Control ............................................................... 20

    2. Pengertian Locus of Control Internal ............................................. 21

    3. Karakteristik Locus of Control Internal ......................................... 22

    4. Dampak Locus of Control Internal pada Individu......................... 23

    C. Mahasiswa Tahun Pertama .................................................................. 26

    D. Penelitian-Penelitian Terkait ............................................................... 27

    E. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Penyesuaian Diri

    di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Tahun Pertama ........................ 30

    F. Skema Penelitian ............................................................................ … 36

    G. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 38

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 39

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39

    B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 39

    C. Definisi Operasional ............................................................................ 39

    1. Locus of Control Internal ............................................................... 39

    2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ........................................... 40

    D. Responden Penelitian .......................................................................... 40

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 41

    1. Penyusunan Blueprint .................................................................... 41

    2. Focus Group Discussion ................................................................ 44

    3. Penulisan Item ................................................................................ 49

    4. Review dan Revisi Item .................................................................. 51

    5. Validitas Isi .................................................................................... 51

    6. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................ 54

    F. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 57

    G. Metode Analisis Data .......................................................................... 58

    1. Uji Normalitas ................................................................................ 59

    1. Uji Linearitas .................................................................................. 59

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60

    A. Hasil Penelitian .................................................................................... 60

    1. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 60

    2. Deskripsi Responden ...................................................................... 60

    3. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 61

    4. Reliabilitas Data Penelitian ............................................................ 64

    5. Hasil Uji Asumsi ............................................................................ 65

    6. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 66

    B. Pembahasan ......................................................................................... 68

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    B. Saran .................................................................................................... 73

    1. Bagi Mahasiswa Tahun Pertama .................................................... 74

    2. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................... 74

    3. Bagi Dosen Pembimbing Akademik .............................................. 75

    4. Bagi Institusi Perguruan Tinggi ..................................................... 75

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 83

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Blueprint Skala Locus of Control Internal ........................................... 42

    Tabel 2. Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ....................... 44

    Tabel 3. Pemberian Skor Skala Locus of Control Internal dan Skala

    Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ................................................ 50

    Tabel 4. Distribusi Item Skala Locus of Control Internal Sebelum dan

    Sesudah Uji Coba ................................................................................ 57

    Tabel 5. Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

    Sebelum dan Sesudah Uji Coba .......................................................... 55

    Tabel 6. Deskripsi Responden Penelitian........................................................... 61

    Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 62

    Tabel 8. Kategorisasi Tingkat Locus of Control Internal Responden ................ 63

    Tabel 9. Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi............... 64

    Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Data Penelitian .................................................. 65

    Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 65

    Tabel 12. Hasil Uji Linearitas .............................................................................. 66

    Tabel 13. Hasil Uji Korelasi................................................................................. 67

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Panduan FGD Locus of Control Internal ........................................ 83

    Lampiran 2 Panduan FGD Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .................... 85

    Lampiran 3 Form Penilaian Validitas Isi Locus of Control Internal .................. 87

    Lampiran 4 Form Penilaian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan

    Tinggi ............................................................................................. 96

    Lampiran 5 Hasil Pengujian Validitas Isi Locus of Control Internal .............. 104

    Lampiran 6 Hasil Pengujian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan

    Tinggi ........................................................................................... 108

    Lampiran 7 Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba ....................................... 112

    Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Locus of

    Control Internal ........................................................................... 128

    Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Penyesuaian

    Diri di Perguruan Tinggi ............................................................. 134

    Lampiran 10 Skala Kehidupan Perkuliahan ....................................................... 144

    Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................... 155

    Lampiran 12 Uji Normalitas ............................................................................. 157

    Lampiran 13 Uji Linearitas ............................................................................... 160

    Lampiran 14 Uji Hipotesis ................................................................................ 163

    Lampiran 15 Uji One Sample Test ................................................................... 165

    Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 167

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 1. Dinamika Hubungan antara Locus of Control Internal dan

    Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi................................................... 37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Kehidupan tahun pertama di perguruan tinggi merupakan dunia baru

    bagi individu yang beralih status dari siswa sekolah menengah menjadi

    mahasiswa. Mereka umumnya merasakan perbedaan dan mengalami banyak

    perubahan pada masa awal memasuki dunia perkuliahan. Menurut Gunarsa

    (2004), individu yang baru saja beralih status menjadi mahasiswa mengalami

    perbedaan dalam hal sistem pendidikan perguruan tinggi meliputi sistem

    pengajaran, disiplin, serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen. Selain

    dalam hal akademik, perubahan juga terjadi pada hubungan sosial. Hal

    tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang

    mahasiwa tahun pertama angkatan 2016 pada tanggal 15 September 2016 di

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa tahun pertama dalam

    wawancara tersebut memaparkan bahwa dirinya merasakan perbedaan pada

    masa awal perkuliahan dan mengalami perubahan dalam hal-hal kompleks

    seperti sistem belajar, lingkungan pergaulan, dan aktivitas sehari-hari.

    Perbedaan dan perubahan yang dialami tersebut, jika tidak diatasi

    dengan baik oleh mahasiswa tahun pertama dapat menyebabkan masalah-

    masalah seperti menimbulkan perasaan tertekan pada individu (Duffy &

    Atwater, 2005; Friedlander, Reid, Shupak, & Cribbie, 2007; Thurber &

    Walton, 2012). Hal ini ditemukan pula dalam hasil wawancara yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    dilakukan oleh peneliti dimana sebanyak delapan dari sepuluh orang

    mahasiswa tahun pertama mengakui bahwa dirinya masih mengalami

    perasaan tertekan dan cemas karena perbedaan dan perubahan yang terjadi

    dalam tahun pertama perkuliahan hingga memengaruhi prosesnya mengikuti

    perkuliahan. Hal tersebut dialami mahasiswa tahun pertama yang menghadapi

    norma dan budaya baru, teman baru, tugas yang banyak, dan perubahan lain

    pada gaya hidup menuntut waktu dan pengaturan diri yang lebih baik

    dibandingkan pada saat masa sekolah menengah atas.

    Berdasarkan hasil wawancara tersebut pula, diketahui mahasiswa

    tahun pertama belum menemukan cara belajar yang efektif sehingga merasa

    kewalahan dengan tugas kuliah yang menumpuk dan membutuhkan tenaga

    serta waktu yang ekstra untuk menyelesaikannya. Mereka mencemaskan

    ujian-ujian, bermasalah saat berbicara di depan kelas, dan semakin merasa

    tertekan karena kesulitan dalam mengatur waktu antara mengerjakan tugas

    dengan kegiatan lain seperti kegiatan keorganisasian dan kegiatan komunitas

    kampus. Hal ini membuat mereka takut mengalami kegagalan di perguruan

    tinggi. Gerdes dan Mallinckrodt (1994) menyatakan bahwa kegagalan dalam

    memenuhi tuntutan-tuntutan universitas menjadi masalah paling umum bagi

    mahasiswa untuk menarik diri dari pendidikan di perguruan tinggi.

    Tidak hanya itu, dari hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa

    enam dari sepuluh mahasiswa mengalami kesulitan untuk bergaul karena

    merasa cemas dengan lingkungan barunya. Ahkam (2004) memaparkan data

    dari Unit Bimbingan Konseling Mahasiswa (UBKM) Universitas Negeri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Makassar tahun 2001-2003 yang menunjukkan bahwa permasalahan yang

    paling sering dikonsultasikan oleh mahasiswanya berupa perasaan rendah diri

    dalam situasi baru, kurang percaya diri dalam kegiatan di kelas, kesulitan

    bergaul di dalam maupun di luar kampus, sulit menyesuaikan diri dengan

    dosen, menyelesaikan kuliah melebihi waktu yang seharusnya, hingga drop

    out. Data lain juga dimuat oleh mediaindonesia.com pada tahun 2016 dan

    kabarkampus.com pada tahun 2015 bahwa jumlah mahasiswa yang

    mengalami drop out di Universitas Tadulako Sulawesi Tengah dan Institut

    Teknologi Sepuluh November Surabaya terbilang tinggi akibat gagal

    menyesuaikan diri dengan tuntutan perkuliahan seperti kurangnya

    kemampuan bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan dan

    perubahan pola belajar.

    Dalam menghadapi situasi terkait perbedaan dan perubahan itu,

    mahasiswa tahun pertama dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di

    perguruan tinggi agar mampu menguasai lingkungan sosial barunya,

    mengembangkan orientasinya terhadap institusi tempat dirinya berkuliah,

    menjadi anggota yang produktif dalam lingkup perguruan tinggi, dan

    menyesuaikan diri dengan peran serta tanggung jawab barunya (Credé &

    Niehorster, 2012; Gall, Evans, & Bellerose, 2000).

    Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan sebuah respon

    psikososial pada diri mahasiswa dalam menanggapi perubahan-perubahan

    yang terjadi di lingkungan sekitarnya, yang dapat menjadi sumber stress dan

    memerlukan serangkaian keterampilan coping (Baker, McNeil, & Siryk,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    1985). Baker dan Siryk (1986) mengemukakan empat dimensi penyesuaian

    diri di perguruan tinggi yang meliputi penyesuaian akademik (academic

    adjustment), penyesuaian sosial (social adjustment), penyesuaian personal-

    emosional (personal-emotional adjustment), dan kelekatan institusional

    (institutional-attachment). Berdasarkan pendapat tersebut, mahasiswa tahun

    pertama dikatakan telah melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi

    ketika mampu beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan akademik perkuliahan

    yang cenderung lebih besar dibandingkan saat SMA, mampu berintegrasi

    dengan lingkungan sosial yang baru di kalangan kampus, mulai muncul

    kelekatan secara emosional dengan perguruan tingginya, dan mampu melalui

    kecemasan serta stress akibat tuntutan lingkungan perkuliahan.

    Mahasiswa tahun pertama yang mampu melakukan penyesuaian diri

    dengan baik akan lebih mudah untuk berkembang secara optimal sesuai

    potensi yang dimilikinya sehingga tujuan dalam menempuh pendidikan

    tercapai. Hal ini didukung dengan penelitian-penelitian yang menunjukkan

    penyesuaian di perguruan tinggi yang baik pada mahasiswa tahun pertama

    berpengaruh dalam pencapaian akademik yang baik pula serta ketahanan

    mahasiswa dalam berkuliah (Baker & Siryk, 1986; Beyers & Goossens, 2003;

    Credé & Niehorster, 2012). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya

    hubungan negatif antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dengan tingkat

    stress dan kecenderungan drop out (Baker & Siryk, 1986; Beyers &

    Goossens, 2003; Crede & Nichorster, 2012; Friedlander et al., 2007). Hal ini

    menunjukkan bahwa dengan melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    mahasiswa tahun pertama akan cenderung terhindar dari stress akibat

    perubahannya yang dapat menghambat proses menempuh pendidikan di

    perguruan tinggi. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi yang

    baik dirasa cukup penting bagi para mahasiswa tahun pertama.

    Menyadari pentingnya penyesuaian diri di perguruan tinggi, para

    peneliti terdahulu telah melakukan penelitian-penelitian terkait guna

    mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyesuaian diri di

    perguruan tinggi itu sendiri. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan

    bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dipengaruhi oleh faktor

    demografis seperti etnis, jenis kelamin, usia dan status generasi (Bernier,

    Larose, Boivin, & Soucy, 2004; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010;

    Schneider & Ward, 2003), persepsi dukungan sosial (Friedlander et al., 2007;

    Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003) dan persepsi hubungan mahasiswa

    dengan orangtua (Orrego & Rodriguez, 2001; Schnuck & Handal, 2011).

    Selain itu, penyesuaian diri juga dapat dipengaruhi oleh faktor

    kecerdasan emosi (Adeyemo, 2005; Durán, Extremera, Rey, Fernández-

    Berrocal, & Montalbán, 2006; Parker, Summerfeldt, Hogan, & Majeski,

    2004; Petrides, Sangareau, Furnham, & Frederickson, 2006), karakter

    kepribadian atau trait (Rice, Vergara, & Aldea, 2006; Schnuck et al., 2011),

    serta evaluasi diri atau core self-evaluation yang meliputi stabilitas emosi,

    harga diri atau self-esteem, efikasi diri atau self-efficacy, dan locus of control

    (Aspelmeier, Love, McGill, Elliott, & Pierce, 2012; Credé & Niehorster,

    2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Hickman, Bartholomae, &

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    McKenry, 2000; Pritchard, Wilson, & Yamnitz, 2007; Toews & Yazedjian,

    2007).

    Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, peneliti melihat

    locus of control sebagai sebuah variabel yang perlu dilihat hubungannya

    dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hal ini mengacu pada

    pernyataan bahwa locus of control menjadi faktor yang penting dalam

    menentukan bagaimana mahasiswa baru akan menyesuaikan diri melalui

    pemaknaan situasi menekan di perguruan tinggi (Crede & Nichorster, 2012;

    Kammeyer-Mueller, Judge, dan Scott 2009). Rotter (1966) mengungkapkan

    seorang individu dapat memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya

    sebagai hal yang bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri (locus of

    control internal), atau memaknai peristiwa tersebut sebagai hal yang terjadi

    karena pengaruh dari luar dirinya seperti takdir dan pengaruh orang lain

    (locus of control eksternal). Individu dengan locus of control internal

    diketahui cenderung memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya

    sebagai hal yang dapat dikendalikan (Lefcourt, 1991). Dalam konteks

    kehidupan di perguruan tinggi, pemaknaan terhadap tuntutan di perguruan

    tinggi juga akan dilakukan oleh mahasiswa tahun pertama sebelum

    menentukan bagaimana cara mahasiswa tersebut merespon tuntutan itu

    sendiri. Mahasiswa tahun pertama yang memaknai tuntutan di perguruan

    tinggi sebagai hal yang dapat dikendalikan, atau disebut memiliki locus of

    control internal, akan memutuskan tindakan yang efektif dalam menghadapi

    situasi tersebut dan mempertimbangkan konsekuensinya. Dengan kata lain,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    mahasiswa dengan locus of control internal akan cenderung merespon

    tuntutan tersebut dengan berusaha menyesuaiankan dirinya di perguruan

    tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada faktor

    locus of control internal.

    Locus of control merupakan sebuah kecenderungan yang bersifat

    dinamis dan dapat berubah seiring bertambahnya usia individu (Crandall,

    Katkovsky, & Crandall, 1965). Penelitian yang dilakukan oleh Crandall,

    Katkovsky, dan Crandall (1965) menunjukkan semakin bertambahnya usia

    individu maka kecenderungan locus of control yang dimilikinya semakin

    internal sesuai dengan tingkat kedewasaan individu tersebut. Hal ini

    menunjukkan bahwa locus of control merupakan faktor yang masih dapat

    dikembangkan pada diri individu. Oleh karena itu, dengan menguji hubungan

    antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi maka

    dapat diketahui peran locus of control internal terhadap penyesuaian diri di

    perguruan tinggi.

    Penelitian-penelitian terdahulu terkait locus of control internal pada

    mahasiswa telah menunjukkan kaitan locus of control internal terhadap

    karakteristik individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan

    tinggi (Abouserie, 1994; Aspelmeier et al., 2012; Caplan, Henderson,

    Henderson, & Fleming, 2002; Findley & Cooper, 1983; Gifford, Briceno-

    Perriott, & Mianzo, 2006; Janssen & Carton, 1999; Martin & Dixon, 1994;

    Roddenberry & Renk, 2010; Rose, Hall, Bolen, & Webster, 1996; Warehime

    & Foulds, 1971). Akan tetapi, penelitian-penelitian yang dilakukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    sebelumnya hanya menunjukkan hubungan locus of control internal dengan

    salah satu dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti penyesuaian

    akademik atau penyesuaian sosial saja. Di sisi lain, tuntutan yang terjadi di

    perguruan tinggi tidak hanya berasal dari dimensi akademik maupun sosial

    saja, melainkan meliputi dimensi personal-emosianal dan komitmen terhadap

    institusi perkuliahan seperti teori yang dikemukakan oleh Baker dan Syrik

    (1986). Mahasiswa tahun pertama dikatakan berhasil melakukan penyesuaian

    diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi keempat dimensi tersebut dan

    tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Akan tetapi, pengukuran penyesuaian

    diri di perguruan tinggi secara menyeluruh meliputi keempat dimensi tersebut

    belum pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pemaparan tersebut,

    penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara locus of control

    internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun

    pertama secara lebih komprehensif dengan menggunakan pengukuran yang

    meliputi keempat dimensi penyesuaian diri dari Baker dan Syrik (1986).

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait munculnya berbagai

    masalah dalam perkuliahan akibat penyesuaian diri yang buruk pada tahun

    pertama perkuliahan, maka peneliti berupaya melihat faktor yang dapat

    memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun

    pertama. Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus ingin melihat locus of

    control internal sebagai faktor yang berhubungan dengan penyesuaian diri di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian, rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara locus of control

    internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun

    pertama?

    C. TUJUAN PENELTIAN

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara locus of

    control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa

    tahun pertama.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan di

    bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan, mengenai hubungan

    antara locus of control internal dengan penyesuaian diri di perguruan

    tinggi pada mahasiswa tahun pertama.

    2. Manfaat Praktis

    2.1.Bagi penelitian selanjutnya

    Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitian-

    penelitian selanjutnya mengenai locus of control internal, penyesuaian

    diri di perguruan tinggi dan mahasiswa tahun pertama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    2.2.Bagi mahasiswa tahun pertama

    Penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa tahun pertama

    sebagai pertimbangan akan pentingnya penyesuaian diri di perguruan

    tinggi dan faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Selain itu,

    penelitian ini memberikan gambaran bagi mahasiswa tahun pertama

    akan pentingnya memiliki locus of control internal.

    2.3.Bagi Dosen Pembimbing Akademik

    Penelitian ini memberikan informasi kepada dosen pembimbing

    terkait gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa

    tahun pertama. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi

    pertimbangan bagi dosen pembimbing untuk melakukan

    pendampingan pada mahasiswa yang masih mengalami kesulitan

    dalam penyesuaian dirinya.

    2.4.Bagi Institusi Perguruan Tinggi

    Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak institusi perguruan tinggi

    sebagai referensi untuk menyusun program guna membantu

    mahasiswanya dalam proses penyesuaian diri di perguruan tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI

    1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

    Penyesuaian diri (adjustment) pada dasarnya merupakan istilah

    psikologis yang berkembang dari konsep adaptasi secara biologis

    (Lazarus, 1961). Lazarus (1961) mulai mengembangkan konsep

    penyesuaian diri sebagai usaha pertahanan diri yang lebih menekankan

    pada proses-proses psikologis individu untuk menanggapi tekanan

    eksternal maupun internal pada dirinya. Secara lebih rinci, Schneiders

    (1960) menjelaskan penyesuaian diri sebagai rangkaian respon mental dan

    tingkah laku yang dilakukan individu untuk menyelaraskan kebutuhan-

    kebutuhan dalam dirinya dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di

    mana ia tinggal. Lalu, Sawrey dan Telford (1971) menekankan bahwa

    penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi antara individu dengan

    lingkungannya secara terus-menerus dengan melibatkan proses kognisi,

    emosi, dan perilakunya yang saling terkait satu sama lain.

    Santrock (2006) berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan

    respon psikologis terkait adaptasi, koping, dan pengelolaan tantangan

    dalam kehidupan sehari-hari. Eschun (2006) berpendapat bahwa

    penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahan-perubahan

    yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta membantu individu dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    mengatasi tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula

    Dunn, Hammer dan Weiten (2015) menyebutkan penyesuaian diri sebagai

    proses psikologis mengenai bagaimana individu mengelola atau mengatasi

    tuntutan dan tantangan pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan

    pandangan-pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri

    merupakan respon individu berupa usaha yang dilakukan secara terus

    menerus untuk menyelaraskan dorongan dalam dirinya dengan tekanan

    dari lingkungan dan melibatkan sistem kognisi, emosi serta perilaku.

    Dalam pengembangannya, Baker et al. (1985) menjelaskan

    penyesuaian diri di konteks perguruan tinggi, khususnya terjadi pada

    mahasiswa, yaitu merupakan respon psikologis yang melibatkan tuntutan-

    tuntutan dengan jenis dan tingkatan yang berbeda, serta membutuhkan

    keterampilan coping. Pengembangan konsep penyesuaian diri di

    perguruan tinggi oleh Baker, McNeil dan Siryk inilah yang menjadi dasar

    acuan penelitian-penelitian terkait hingga saat ini. Dari uraian tersebut,

    dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah

    sebuah respon mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan

    lingkungan dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di

    perguruan tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

    Dalam konteks penyesuaian diri di perguruan tinggi, Baker dan

    Siryk (1986) menyebutkan bahwa terdapat empat dimensi penyesuaian diri

    di perguruan tinggi (college adjustment) berdasarkan penelitian yang

    dilakukannya, yaitu:

    2.1.Penyesuaian Akademik (Academic Adjustment)

    Penyesuaian akademik adalah kemampuan mahasiswa dalam

    menyesuaikan diri dengan tuntutan akademis dalam perkuliahan dan

    mencapai tingkat kepuasan pada prestasi akademisnya. Dimensi ini

    tercermin dari motivasi (sikap terhadap tujuan akademis, motivasi

    untuk mencapai tujuan akademis dan berkuliah), aplikasi (seberapa

    jauh motivasi diubah menjadi usaha untuk mencapai tujuan akademis),

    performa (keberhasilan dan keefektifaan dalam mencapai tujuan

    akademis), dan lingkungan akademis (kepuasan terhadap prestasi

    akademis). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan

    tinggi mampu mengaplikasikan motivasi akademik, memiliki

    performansi akademik yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan

    akademik.

    2.2.Penyesuaian Sosial (Social Adjustment)

    Penyesuaian sosial adalah kemampuan mahasiswa untuk

    berintegrasi dengan struktur sosial di lingkungan kampus. Dimensi ini

    meliputi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di lingkungan kampus

    secara umum, keterlibatan mahasiswa dengan orang lain seperti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    menjalin pertemanan baru, dan kepuasan terhadap lingkungan kampus.

    Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi terlibat

    aktif dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi, mampu menjalin

    hubungan dengan orang lain dalam lingkup perguruan tinggi dan

    mampu mengatasi perubahan lingkungan sosial.

    2.3.Penyesuaian Personal-Emosional (Personal-Emotional Adjustment)

    Penyesuaian personal-emosional adalah kemampuan mahasiswa

    untuk menyesuaikan diri terhadap masalah emosional seperti stress dan

    kecemasan, serta masalah fisik seperti kesulitan tidur yang dihadapi

    mahasiswa. Dimensi ini meliputi kesejahteraan psikologis

    (psychological well-being) dan kesejahteraan fisik (physical well-

    being). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi

    menunjukkan bahwa dirinya dapat mengontrol emosi dengan baik,

    memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi dan

    memiliki kondisi fisik yang baik.

    2.4.Kelekatan terhadap Institusi / Komitmen (Institutional Adjustment)

    Kelekatan terhadap institusi atau komitmen adalah kemampuan

    mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan membangun kelekatan

    antar dirinya dengan kampus dan kegiatan perkuliahan yang dijalani,

    yang kemudian berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk

    melanjutkan perkuliahan. Individu yang memiliki penyesuaian diri

    yang baik di perguruan tinggi cenderung merasa puas terhadap fakultas

    tempat dirinya berkuliah, puas terhadap universitas tempat dirinya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    berkuliah, dan puas terhadap keberadaannya di perguruan tinggi secara

    umum.

    Walaupun penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dikemukakan

    oleh Baker dan Siryk (1986) memiliki empat dimensi, akan tetapi dalam

    penelitian ini penyesuaian diri di perguruan tinggi diperlakukan sebagai

    satu komponen tunggal dengan alasan individu dikatakan berhasil

    melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi

    keempat dimensi tersebut dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

    Alasan serupa juga dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang

    mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi sebagai sebuah komponen

    yang menyeluruh (Beyers & Goossens, 2003; Caplan et al., 2002; Choi,

    2002; Marmarosh & Markin, 2007; Ramos-Sanchez & Nichols, 2007,

    2007).

    Tuntutan yang dihadapi mahasiswa tahun pertama di perguruan

    tinggi tidak hanya berupa tuntutan akademik saja melainkan juga tuntutan

    sosial. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi tidak dapat

    dipisahkan antara penyesuaian akademik dan penyesuaian sosial. Di sisi

    lain, hanya dengan berhasil dalam akademik dan sosial tidak dapat

    menunjukkan bahwa individu telah melakukan penyesuaian diri di

    perguruan tinggi dengan baik apabila penyesuaian personal-emosionalnya

    sendiri masih buruk. Kemudian, dimensi komitmen dan kelekatan terhadap

    institusi tentunya tidak dapat semata-mata menunjukkan penyesuaian diri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    di perguruan tinggi yang baik apabila pada dimensi lain individu

    menunjukkan indikasi yang berkebalikan.

    3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan

    Tinggi

    Dalam lingkup perguruan tinggi, ditemukan faktor-faktor yang

    memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu:

    3.1.Persepsi dukungan sosial

    Dukungan sosial merupakan sumber daya yang dimiliki individu

    untuk melakukan penyesuaian diri. Persepsi individu mengenai

    lingkungan sosial yang mendukung mengurangi ketegangan yang

    dialami individu dan memudahkan dirinya melakukan proses transisi

    di lingkungan yang baru (Credé & Niehorster, 2012; Friedlander et al.,

    2007).

    3.2.Persepsi hubungan dengan orang tua

    Kelekatan antara anak dengan orangtua dan pola asuh orangtua

    berpengaruh dalam proses penyesuaian diri karena berkaitan dengan

    ketergantungan hubungan mahasiswa dengan orangtuanya (Beyers &

    Goossens, 2003; Credé & Niehorster, 2012; Mattanah, Hancock, &

    Brand, 2004; Orrego & Rodriguez, 2001). Mahasiswa dengan tipe

    kelekatan tak aman, khususnya kelekatan kecemasan dapat

    menyebabkan dirinya mengalami ketakutan pada penolakan,

    kurangnya keterampilan sosial, dan isolasi. Keadaan ini berdampak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    pada penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti merasa kesepian,

    depresi, dan dapat mengakibatkan distress (Marmarosh & Markin,

    2007). Pola asuh autoritatif mempermudah mahasiswa melalui masa

    transisi ke dalam lingkungan perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan

    keluarga yang hangat, emosional, peduli, serta memiliki komunikasi

    yang terbuka membuat individu mencapai penguasaan (prestasi) yang

    lebih besar dan regulasi diri yang baik (Hickman et al., 2000).

    3.3.Data demografi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data demografis

    terkait posisi etnis tertentu dalam masyarakat (minoritas atau

    mayoritas), status generasi mahasiswa (terkait perbedaan informasi

    yang dimiliki antara mahasiswa generasi pertama berkuliah dalam

    keluarganya dengan mahasiswa generasi lanjutan yang memiliki

    pengalaman keluarga berkuliah), dan status ekonomi sosial memiliki

    pengaruh terhadap proses penyesuian dirinya (Credé & Niehorster,

    2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003).

    Mahasiswa yang beretnis minoritas di masyarakat, cenderung

    memerlukan usaha yang lebih untuk dapat menyesuaikan diri di

    perguruan tinggi atau akan mengalami kesulitan dalam

    penyesuaiannya. Status mahasiswa dengan keluarga yang sudah pernah

    berkuliah sebelumnya cenderung memiliki informasi yang lebih

    banyak mengenai kehidupan perkuliahan sehingga dapat

    mempersiapkan diri dan tidak terlalu mengalami kesulitan dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    menyesuaikan diri di perguruan tinggi. Kemudian, penelitian juga

    menemukan bahwa mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang

    tinggi cenderung lebih mudah untuk menyesuaikan diri di perguruan

    tinggi dibandingkan mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang

    rendah.

    3.4.Kecerdasan emosi

    Kecerdasan emosi merupakan tipe kecerdasan yang meliputi

    kemampuan untuk memproses informasi emosional dan

    menggunakannya dalam penalaran dan aktivitas kognitif lainnya

    (VandenBos, 2007). Dalam menyesuaikan diri, individu melibatkan

    keterampilan untuk mengelola perubahan. Keterampilan mengelola

    perubahan itu sendiri melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi

    potensi masalah serta menggunakan strategi koping yang realistis dan

    fleksibel. Dimensi pengelolaan stres melibatkan kemampuan untuk

    mengelola situasi yang penuh tekanan dengan cara yang tenang dan

    proaktif. Individu dengan kemampuan pengelolaan stres yang baik

    cenderung tidak impulsif dan dapat bekerja dengan baik di bawah

    tekanan sehingga mendukung proses penyesuaian dirinya termasuk

    dalam konteks perguruan tinggi (Parker et al., 2004).

    3.5.Karakter kepribadian (trait)

    Trait merupakan dimensi kepribaian yang memengaruhi pikiran,

    perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu. Karakter seperti

    ekstraversi, keramahan, keterbukaan dan kestabilan emosi dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    membuat individu lebih cepat menjalin pertemanan baru dan lebih siap

    mempelajari lingkungan barunya sehingga mendukung proses

    penyesuaian diri di perguruan tinggi (Aspinwall & Taylor, 1992; Credé

    & Niehorster, 2012; Schnuck et al., 2011). Individu dengan

    perfeksionisme maladaptif memiliki kecenderungan stres yang lebih

    tinggi, memiliki pandangan yang kaku atau tidak fleksibel terhadap

    diri sendiri, dan orang lain. selain itu juga kurang memiliki solusi yang

    efektif dalam memahami dan mengatasi masalahnya sehingga

    mengakibatkan individu ini sulit menyesuaikan diri dengan baik di

    lingkungannya (Rice et al., 2006).

    3.6.Evaluasi-diri inti (core self-evaluation)

    Faktor yang mencakup harga diri, efikasi diri, locus of control,

    ini berpengaruh pada penyesuaian diri di perguruan tinggi karena

    menentukan cara yang dilakukan individu untuk menghadapi

    permasalahan dari tekanan lingkungan pada dirinya, serta cara individu

    mempersepsikan dan memaknai lingkungan barunya dalam perguruan

    tinggi. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kepercayaan diri dan

    optimisme sehingga lebih mudah untuk membentuk hubungan sosial

    baru (Credé & Niehorster, 2012).

    Menurut Friedlander et al. (2007), individu dengan penilaian diri

    yang baik cenderung memiliki strategi yang lebih efektif untuk

    menghadapi tuntutan akademik dan sosial yang melekat di lingkungan

    perguruan tinggi. Locus of control merupakan cara pandang, berkaitan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    dengan kesadaran bahwa dirinya memiliki kendali dalam perilakunya,

    responnya terhadap lingkungan. Dengan demikian, orang yang merasa

    punya kendali akan mengarahkan dirinya dalam merespon tekanan

    sehingga melakukan penyesuaian diri, sedangkan yang merasa tidak

    punya kendali akan mengikuti arus tekanan dari lingkungan. Oleh

    karena itu, locus of control internal berdampak pada kesuksesan

    individu untuk menyesuaiakan diri pada keempat dimensi penyesuaian

    diri di perguruan tinggi (Aspelmeier et al., 2012).

    B. LOCUS OF CONTROL INTERNAL

    1. Konsep Locus of Control

    Locus of Control dikembangkan oleh Rotter (1966) yang

    mendefinisikannya sebagai keyakinan individu akan sumber kontrol atau

    penguatan dalam hidupnya, apakah kontrol dan penguatan tersebut

    bergantung pada perilaku dirinya sendiri (internal) atau bergantung pada

    kekuatan dari luar dirinya (ekstenal). Ahli lain seperti Lefcourt (1991) juga

    berpendapat serupa bahwa locus of control merupakan keyakinan individu

    mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam

    hidupnya. Individu dapat meyakini bahwa dirinya mampu mengontrol

    hidupnya, atau meyakini bahwa orang lain atau lingkungannya lah yang

    justru mengatur. Locus of control digambarkan sebagai suatu konsep yang

    mencerminkan sejauh mana orang percaya bahwa apa yang terjadi kepada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    mereka adalah dalam kendali mereka atau di luar kendali mereka dengan

    dua sisi yang berlawanan (April, Dharani, & Peters, 2012).

    Duffy dan Atwater (2005) mengemukakan definisi locus of control

    sebagai sumber keyakinan yang dimiliki oleh individu dalam

    mengendalikan peristiwa yang terjadi baik itu dari diri sendiri ataupun

    dari luar dirinya. Senada dengan hal itu, Robbins et al., (2008)

    mendefinisikan locus of control sebagai tingkat dimana individu yakin

    bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Semakin individu

    yakin bahwa dirinya merupakan penentu nasib mereka sendiri, maka

    locus of control mereka dikatakan semakin internal.

    Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan

    bahwa locus of control merupakan suatu konsep yang menunjukkan

    keyakinan individu mengenai letak kendali atau kontrol akan peristiwa-

    peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control terdiri dari dua

    jenis yang menunjukkan orientasi keyakinan individu, yaitu locus of

    control internal dan locus of control eksternal. Dalam penelitian ini,

    variabel yang digunakan secara spesifik adalah locus of control internal.

    2. Pengertian Locus of Control Internal

    Rotter (1966) menekankan locus of control internal sebagai keyakinan

    seseorang bahwa penguatan atau hasil dari perilakunya bergantung pada

    karakteristik pribadi dan dapat dipengaruhi oleh penyesuaian perilaku

    mereka sendiri misalnya meningkatkan tingkat keinginan untuk berusaha.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Selain Rotter, ahli lain seperti Lefcourt (1991) melihat locus of control

    internal sebagai keyakinan individu bahwa hasil interaksi antara individu

    dengan peristiwa yang terjadi bergantung dari tingkah lakunya sehingga

    dapat dikontrol.

    Kreitner & Kinicki (2009) berpendapat bahwa individu yang memiliki

    kecenderungan locus of control internal adalah individu yang memiliki

    keyakinan untuk dapat mengendalikan segala peristiwa konsekuensi yang

    memberikan dampak pada hidup mereka. Individu dengan internal locus

    of control akan menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya

    dengan faktor yang ada dalam dirinya sendiri karena diyakini bahwa hasil

    dari perilakunya disebabkan oleh faktor kemampuan, minat dan usaha

    (Phares, 1976).

    Sarafino (2011) berpendapat bahwa locus of control internal adalah

    keyakinan individu bahwa kesuksesan dan kegagalan yang terjadi pada

    dirinya bergantung pada dirinya sendiri. Dari penjelasan para ahli

    tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa locus of control internal

    merupakan keyakinan individu bahwa konsekuensi dari interaksi antara

    individu dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya

    bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri seperti tingkah laku,

    kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    3. Karakteristik Locus of Control Internal

    Menurut Sarafino (2011), karakteristik individu yang mempunyai

    locus of control internal adalah sebagai berikut:

    3.1.Ekspektansi

    Individu memiliki keyakinan bahwa perilaku yang dilakukannya

    akan menghasilkan konsekuensi tertentu. Individu tersebut meyakini

    bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai

    imbalan atas tingkah lakunya.

    3.2.Kontrol

    Individu meyakini bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari

    kontrol personal sehingga individu tersebut akan melakukan usaha

    untuk mengarahkan dirinya mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu.

    3.3.Mandiri

    Individu percaya pada kemampuan dan ketrampilannya sendiri

    dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu.

    3.4.Bertanggung jawab

    Individu merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi

    dalam hidupnya sebagai akibat dari faktor internal sehinggga memiliki

    kesediaan untuk menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap

    atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau

    tingkah lakunya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    4. Dampak Locus of Control Internal pada Individu

    Perbedaan orientasi locus of control pada setiap individu dapat

    berdampak pada sikap dan perilaku individu, bahkan berpengaruh pada

    efisiensi dan efektivitasnya (Findley & Cooper, 1983). Phares (1978)

    menunjukkan bahwa locus of control internal membawa dampak pada

    individu, yaitu:

    4.1.Sikap terhadap lingkungan

    Orang-orang dengan locus of control internal akan menganalisa

    situasi dengan lebih terarah dan waspada dibandingkan dengan orang

    dengan locus of control eksternal. Mereka lebih aktif mencari,

    menggunakan dan mengelola informasi yang relevan dalam rangka

    memanipulasi dan mengendalikan lingkungan.

    4.2.Konformitas dan perubahan sikap

    Individu dengan locus of control internal lebih mampu bertahan

    terhadap pengaruh dan tekanan dari lingkungan. Hal ini menunjukkan

    konformitas yang cenderung lebih rendah dibandingkan individu

    dengan locus of control eksternal karena perubahan sikap individu

    dengan locus of control internal bergantung pada keinginan dan

    kendalinya sendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    4.3.Perilaku menolong dan atribusi tanggung jawab

    Phares menyebutkan bahwa individu dengan locus of control

    internal lebih sering menunjukkan perilaku menolong daripada

    individu dengan eksternal locus of control. Individu dengan locus of

    control internal cenderung mengatribusikan tanggung jawab pada

    dirinya sendiri. Artinya, individu tersebut merasa bertanggung jawab

    akan hal yang terjadi pada dirinya sehingga sering menunjukkan

    keinginan untuk memperbaiki perilakunya.

    Kleinke (1978) menambahkan dampak locus of control internal pada

    individu dalam hal:

    4.4.Pencapaian prestasi

    Menurut Kleinke, tingginya prestasi yang dicapai oleh orang-

    orang dengan locus of control internal merupakan hasil dari

    kemampuannya untuk menunda menikmati penghargaan atas hasil-

    hasil usahanya serta mengurangi reaksi negatif yang cenderung muncul

    pada saat dirinya mengalami kegagalan.

    4.5.Penyesuaian diri

    Orang-orang dengan internal locus of control akan lebih mampu

    menyesuaikan diri daripada orang-orang dengan eksternal locus of

    control karena mereka lebih mampu mengandalkan diri sendiri, aktif

    dan memiliki kecenderungan berjuang yang tinggi, dimana hal ini

    membawanya pada keberhasilan dalam penyesuaian diri. Dalam usaha

    menyesuaikan diri, individu melakukan coping (Lazarus & Folkman,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    1984). Orang-orang dengan locus of control internal cenderung lebih

    mampu melakukan coping secara lebih adaptif terhadap stress sehingga

    dapat dikatakan melakukan penyesuaian diri dengan baik.

    C. MAHASISWA TAHUN PERTAMA

    Mahasiswa merupakan pelajar yang menimba ilmu pengetahuan

    tinggi, dimana pada tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik

    dan perkembangan pemikiran luas, sehingga dengan nilai lebih tersebut

    mereka dapat memiliki kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta

    mampu bertanggung jawab terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam wacana

    ilmiah (Ganda, 1987). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa

    diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Senada dengan itu,

    dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

    juga tertulis bahwa mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan

    belajar pada perguruan tinggi tertentu. Setiap tahunnya, perguruan tinggi akan

    menerima peserta didik baru sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 12

    Tahun 2012 Pasal 73 tentang penerimaan mahasiswa baru. Dengan demikian,

    setiap peserta didik baru pada perguruan tinggi dapat disebut dengan

    mahasiswa tahun pertama.

    Pada umumnya, mahasiswa tahun pertama pada perguruan tinggi

    berusia 18 sampai 21 tahun. Usia ini masih termasuk pada tahap

    perkembangan dewasa awal atau oleh Arnett (2012) disebut dengan istilah

    emerging adulthood yang ditandai dengan adanya transisi dari masa remaja ke

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    masa dewasa. Pada masa transisi ini individu mengalami banyak perubahan

    dalam dirinya termasuk dalam bidang pendidikan (Ganda, 1987). Pendidikan

    di perguruan tinggi pada tahap usia ini merupakan salah satu hal penting untuk

    menuju kedewasaan (Papalia, Feldman, & Olds, 2007; Santrock, 2006).

    Menurut Ganda (1987), mahasiswa bertujuan untuk mencapai dan

    meraih taraf keilmuan yang matang, menguasai suatu ilmu, serta memiliki

    wawasan ilmiah yang luas, sehingga mampu bersikap dan bertindak ilmiah

    dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk diabdikan kepada

    masyarakat dan umat manusia. Mahasiswa juga diharapkan menjadi insan

    dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri

    dan secara aktif melakukan pembelajaran, pengembangan serta pengalaman

    suatu ilmu pengetahuan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor

    12 tahun 2012.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

    mahasiswa tahun pertama merupakan peserta didik dengan rentang usia 18

    sampai 21 tahun yang sedang menjalankan tahun pertamanya (semester I dan

    II) berkuliah di suatu perguruan tinggi.

    D. PENELITIAN-PENELITIAN TERKAIT

    Penelitian yang dilakukan Findley dan Cooper (1983) mengenai

    hubungan antara locus of control dengan pencapaian performansi akademik

    merujuk pada kesimpulan bahwa semakin individu meyakini kemampuan dari

    dalam dirinya sendiri (internal control) maka ia mampu memperoleh prestasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    akademik yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan pengukuran locus of

    control spesifik dan pengukuran prestasi atau tes intelejensi yang

    terstandardisir.

    Warehime dan Foulds (1971) meneliti tentang persepsi locus of control

    dengan penyesuaian personal. Penelitian ini dilakukan pada 110 mahasiswa

    perguruan tinggi yang terdiri dari 55 mahasiswa perempuan dan 55 mahasiswa

    laki-laki. Dalam pengukurannya, Warehime dan Founds menggunakan skala

    Internal-External Control of Reinforcement milik Rotter (I-E) dan sebuah

    pengukuran penyesuaian personal dengan alat ukur Personal Orientation

    Inventory (POI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

    antara locus of control internal dengan penyesuaian personal.

    Berangkat dari banyaknya penelitian mengenai hubungan antara stress

    dengan penyakit fisik, Roddenberry dan Renk (2010) melakukan sebuah

    penelitian yang bertujuan untuk menguji fenomena psikologis seperti locus of

    control dan efikasi diri sebagai mediator antara stress dan sakit fisik pada 159

    mahasiswa perguruan tinggi. Hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut

    menunjukkan bahwa subjek dengan tingkat stress yang tinggi memiliki

    kecenderungan yang kuat pada locus of control eksternal karena subjek

    dengan kecenderungan locus of control eksternal lebih perseptif terhadap

    stress. Hal ini juga berkorelasi dengan tingkat sakit fisik yang tinggi dan

    tingkat efikasi diri yang cenderung rendah. Dalam penelitian ini, locus of

    control secara signifikan terbukti sebagai mediator antara stress dan sakit fisik

    yang dialami mahasiswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Rose, Hall, Bolen, dan Webster (1996) melakukan pengujian untuk

    mengetahui kemampuan faktor psikologis seperti locus of control, pendekatan

    belajar mahasiswa, dan kehadiran dalam perkuliahan untuk memprediksi

    indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian yang dilakukan pada 202

    mahasiswa strata satu (72 laki-laki, 125 perempuan dan 5 tidak diketahui)

    dengan alat ukur Study Process Questionare, Scholastic Aptitude Test, daftar

    hadir perkuliahan dan laporan indeks prestasi kumulatif menunjukkan bahwa

    pendekatan belajar mahasiswa berkorelasi secara signifikan dengan indeks

    prestasi kumulatifnya. Pendekatan belajar mahasiswa yang mendalam

    menunjukkan karakteristik mahasiswa yang termotivasi secara internal, sama

    halnya dengan memiliki locus of control internal, sedangkan pendekatan

    belajar permukaan menunjukkan karakteristik mahasiswa yang termotivasi

    secara eksternal yaitu mementingkan pemberian nilai dari pengajar dan

    dengan kata lain memiliki locus of control eksternal. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa pendekatan belajar yang mendalam dan terkait dengan

    motivasi internal dapat memprediksi perolehan indeks prestasi kumulatif dan

    diikuti kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan.

    Aspelmeier et al., (2012) melakukan penelitian guna menguji peran

    status generasi sebagai moderator dari hubungan antara faktor psikologis

    (locus of control dan harga diri) dan variabel perkuliahan (penyesuaian di

    perguruan tinggi dan indeks prestasi kumulatif). Hasil penelitian ini

    menunjukkan status generasi secara signifikan menjadi moderator hubungan

    faktor psikologis dengan variabel perkuliahan. Secara umum, dari hasil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    penelitian ini tampak bahwa hubungan antara faktor psikologis (locus of

    control dan harga diri) dengan variabel perkuliahan (penyesuaian diri di

    perguruan tinggi dan indeks prestasi kumulatif) bersifat paling kuat pada

    kelompok mahasiswa yang merupakan generasi pertama berkuliah di

    keluarganya. Selain itu, ditemukan bahwa status generasi pertama dalam

    perkuliahan pada mahasiswa berperan sepakai faktor yang memengaruhi

    kepekaan individu pada efek negatif maupun positif dari orientasi locus of

    control yang dimilikinya. Secara kontras, status generasi pertama pada

    mahasiswa justru menyebabkan dirinya beresiko memiliki harga diri yang

    lebih rendah.

    Martin dan Dixon (1994) juga melakukan penelitian yang

    menunjukkan bahwa locus of control memiliki korelasi dengan penyesuaian

    diri mahasiswa dimana mahasiswa yang memiliki internal locus of control

    menunjukkan nilai yang tinggi pada Freshmen Transition Questionare (FTQ)

    yang mengindikasikan keberhasilan mahasiswa tersebut dalam penyesuaian

    diri. Akan tetapi penelitian ini kurang menggambarkan dimensi penyesuaian

    diri seperti halnya yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1986).

    E. HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

    PENYESAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI

    Locus of control merupakan suatu konsep yang menunjukkan

    keyakinan individu mengenai letak kendali atau kontrol akan peristiwa-

    peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, apakah hal tersebut bergantung pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    kendali dirinya atau dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya (Lefcourt,

    1991;). Julian Rotter (1966) yang mengembangkan konsep ini membagi

    sumber kontrol menjadi dua, yaitu kontrol internal sebagai persepsi bahwa

    sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidupnya bergantung pada faktor dalam

    diri individu itu sendiri atau bagian dari karakteristiknya pribadinya; dan

    kontrol eksternal sebagai persepsi bahwa suatu peristiwa dikendalikan oleh

    faktor di luar diri seperti keberuntungan, kebetulan, takdir, sesuatu yang tidak

    dapat dikendalikan individu, tidak dapat diprediksi karena kompleksitas hebat

    dari daya di sekitarnya. Berdasarkan hal itu pula individu dapat dikategorikan

    menjadi dua, yaitu individu dengan locus of control internal dan individu

    dengan locus of control eksternal.

    Individu dengan locus of control internal akan menghubungkan

    peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya dengan sumber daya yang ada dalam

    dirinya sendiri seperti kemampuan, minat dan usaha (Phares, 1976). Dengan

    demikian, individu dengan locus of control internal memiliki keyakinan

    bahwa dirinya akan memperoleh konsekuensi positif sebagai imbalan atas

    tingkah lakunya pada suatu situasi tertentu (Sarafino, 2011). Dalam

    kehidupan perkuliahan, mahasiswa tahun pertama yang menghadapi

    perubahan dan tantangan baru di perguruan tinggi dengan karakteristik ini

    akan menyadari bahwa untuk menghadapi tuntutan di perguruan tinggi maka

    dirinya perlu melakukan suatu usaha agar mendapat konsekuensi sesuai

    harapannya. Dengan adanya kesadaran tersebut, mahasiswa tahun pertama

    akan memiliki motivasi untuk menyesuaikan dirinya secara akademik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    maupun sosial dan mengaplikasikan motivasi tersebut ke dalam bentuk

    tindakan nyata. Hal ini merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan

    bahwa dirinya memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi.

    Locus of control internal akan mendorong individu untuk berusaha

    mengontrol dan mengendalikan lingkungan sekitarnya karena mereka

    meyakini kemampuan yang dimilikinya, sehingga mereka akan cenderung

    mengandalkan diri mereka sendiri daripada bergantung pada orang lain

    (Phares, 1976). Hal ini juga digambarkan oleh Sarafino (2011) sebagai

    karakteristik individu dengan locus of control internal yang mempunyai

    keyakinan bahwa peristiwa dalam hidupnya terjadi sebagai hasil dari kontrol

    yang dilakukannya, sehingga mereka cenderung mengarahkan dirinya agar

    memperoleh suatu hasil yang ingin dicapainya. Jika mahasiswa tahun pertama

    memiliki locus of control internal maka mereka akan berusaha semaksimal

    mungkin untuk mengontrol perilakunya dan menyesuaikan diri dalam

    menghadapi perubahan dan tantangan di perguruan tinggi. Hal ini dapat

    tercermin dari adanya persepsi bahwa tuntutan di perguruan tinggi merupakan

    suatu hal yang dapat dikendalikan sehingga mahasiswa memiliki kecemasan

    yang cenderung rendah akan tuntutan tersebut.

    Mahasiswa juga akan memiliki motivasi yang kuat dan berusaha

    memberikan perhatian yang lebih untuk mengarahkan perilaku agar dapat

    mencapai tujuan perkuliahan. Adanya motivasi tercermin ketika seorang

    individu seperti mahasiswa tahun pertama melakukan penyesuaian terhadap

    tekanan di lingkungan perguruan tinggi. Mahasiswa tahun pertama yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    melakukan penyesuaian akademik akan mengaplikasikan motivasi akademik

    ke dalam usaha nyata seperti memberi perhatian lebih untuk mengarahkan

    perilaku agar mencapai tujuannya tersebut. Hal ini dapat mendukung dan

    memengaruhi dirinya untuk melibatkan informasi dan pembelajaran yang

    telah dilakukannya agar dapat menunjukkan performansi yang lebih baik.

    Lebih lanjut, adanya keyakinan bahwa peristiwa dalam hidupnya terjadi

    sebagai hasil dari kontrol yang dilakukannya dapat mendorong individu

    seperti mahasiswa tahun pertama untuk berperan aktif dan menjalin hubungan

    dengan orang lain sebagai bentuk penyesuaian sosialnya. Mereka akan

    berinisiatif untuk terlibat aktif dalam relasi dengan orang lain agar dapat

    menyesuaikan diri di lingkup sosial perguruan tinggi. Ketika seorang

    mahasiswa tahun pertama memiliki karakter ini maka dirinya akan mampu

    mengatasi perubahan lingkungan dalam konteks penyesuaian sosial dan

    mampu mengatasi tekanan atau stress secara adaptif dalam penyesuaian

    personal-emosionalnya di perguruan tinggi.

    Individu dengan locus of control internal akan memiliki rasa percaya

    diri dan kemampuan pemecahan masalah yang baik karena hal tersebut

    menunjang kemampuannya untuk mengubah kondisi lingkungan yang

    bermasalah menjadi situasi yang diharapkannya. Mereka akan berusaha

    memberdayakan segenap kemampuannya untuk menghadapi situasi yang

    terjadi secara mandiri tanpa menunggu atau bergantung dari pihak lain

    (Phares, 1976; Sarafino, 2011; Shojaee & French, 2014). Mahasiswa tahun

    pertama yang cenderung mengandalkan diri mereka sendiri daripada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    bergantung pada orang lain seperti karakteristik individu yang memiliki locus

    of control internal tersebut akan menghadapi tuntutan dalam hal akademik

    maupun sosial secara mandiri dan penuh inisiatif. Mahasiswa tahun pertama

    akan terdorong untuk mengendalikan perubahan dan tantangan di perguruan

    tinggi dengan percaya pada kemampuannya sendiri, sehingga untuk

    menghadapi perubahan dan tantangan tersebut ia tidak menunggu atau

    bergantung dengan orang lain atau lingkungannya. Rasa kepercayaan pada

    kemampuannya sendiri ini pula akan memfasilitasi kemampuan berelasi

    sosial yang lebih baik dan kecemasan yang cenderung lebih rendah sehingga

    terbebas dari stress. Hal ini menunjukkan penyesuaian diri yang baik di

    perguruan tinggi.

    Individu merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi dalam

    hidupnya sebagai akibat dari faktor internal akan memiliki kesediaan untuk

    menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya

    sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau tingkah lakunya agar

    mencapai hasil yang lebih baik lagi (Sarafino, 2011). Oleh karena itu,

    individu ini akan memiliki kepuasaan atas prestasi yang diraih dari hasil kerja

    kerasnya sendiri, kepuasan terhadap fakultas tempat dirinya berkuliah, dan

    kepuasan terhadap universitas tempat dirinya berkuliah karena ia merasa

    bahwa apa yang diperolehnya sejauh ini merupakan hasil dari kerja kerasnya

    sendiri.

    Individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal yang

    rendah merasa bahwa tingkah lakunya belum tentu akan menghasilkan sebuah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    konsekuensi tertentu karena dirinya kurang yakin bahwa sebah konsekuensi

    bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri. Keraguan bahwa perilakunya

    menghasilkan konsekuensi tertentu ini membuat mahasiswa yang memiliki

    kecenderungan locus of control internal rendah juga kurang termotivasi baik

    secara akademik maupun sosial. Dirinya akan ragu untuk berusaha

    melakukan sesuatu untuk menghadapi tuntutan di perguruan tinggi karena

    walaupun ia melakkan usaha, hal itu tidak serta merta membuatnya dapat

    mengatasi tuntutan tersebut sehingga performansinya pun cenderung kurang

    baik disbanding mahasiswa dengan locus of control internal tinggi.

    Individu dengan locus of control internal yang rendah kurang

    melakukan kontrol untuk mencapai suatu tujuan karena dia merasa bahwa

    tidak ada gunanya. Mampu atau tidaknya mencapai tujuan bergantung pada

    kontrol orang lain atau keberuntungan sehingga tidak dapat diupayakan.

    Mahasiswa yang tidak mengarahkan perilakunya dan tidak melakukan upaya

    dalam menghadapi tuntutan di perguruan tinggi akan menunjukkan

    performansi yang kurang baik dibandingkan mahasiswa dengan locus of

    control internal tinggi. Mahasiswa ini juga akan cenderung tidak berdaya

    dalam menghadapi tekanan dan tuntutan di perguruan tinggi sehingga

    beresiko mengalami stress dan kecemasan selama masa perkuliahan. Hal ini

    menunjukkan adanya permasalahan akibat penyesuaian diri yang buruk di

    perguruan tinggi.

    Lebih lanjut, individu dengan locus of control internal yang rendah

    juga tidak meyakini kemampuannya sendiri. Ia akan cenderung bergantung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    pada faktor lain di luar dirinya seperti power dari orang yang lebih berkuasa

    atau faktor keberuntungan. Keraguan pada kemampuan dirinya sendiri ini

    akan membuat mahasiswa merasa rendah diri dan tidak berdaya dalam

    menghadapi tuntuttan di perguruan tinggi. Oleh karena itu mereka cenderung

    bergantung pada hal-hal di luar dirinya seperti dosen atau teman kuliah. Jika

    seorang mahasiswa mengalami kesulitan dalam perkuliahan, baik secara

    akademik maupun sosial sedangkan dirinya ragu akan kemampuannya sendiri

    dalam menghadapi kesulitan tersebut, maka ia akan menunggu bantuan teman

    atau dosen dalam menghadapinya terlebih dahulu. Hal ini membuat

    penyesuaian dirinya di perguruan tinggi kurang efektif atau bahkan

    terhambat.

    Kemudian, dengan adanya keyakinan-keyakinan tersebut, indiviidu

    dengan locus of control internal akan mengatribusikan tanggung jawabnya

    pada faktor di luar dirinya. Hal ini dikarenakan keberhasilan atau kegagalan

    yang diperolehnya tidak berasal dari dirinya sendiri melainkan dari orang lain

    atau faktor lain. Mahasiswa yang mengatribusikan tanggung jawab pada

    faktor di luar dirinya akan kurang merasa puas dengan segala prestasi atau hal

    yang diperolehnya karena apa yang diperolehnya tersebut tidak serta merta

    merupakan hasil dari perilaku atau usahanya sendiri melainkan dari orang lain

    atau faktor lain di luar dirinya. Gambaran dinamika hubungan locus of

    control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dilihat pada

    bagan 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Bagan 1. Dinamika Hubungan Locus of Control Internal dan Penyesuaian

    Diri di Perguruan Tinggi

    Locus of Control Internal

    TINGGI

    Yakin bahwa perilaku

    akan menghasilkan

    konsekuensi,

    melakukan kontrol,

    mandiri, bertanggung

    jawab

    Mengaplikasikan motivasi

    akademik, performansi

    akademik baik, mengatasi

    tuntutan akademik, aktif

    dalam relasi sosial,

    Persepsi positif terhadap

    tuntutan, bebas dari cemas,

    kepuasan terhadap hal-hal

    yang diperolehnya

    RENDAH

    Ragu bahwa perilakunya

    akan menghasilkan

    konsekuensi tertentu, tidak

    mengontrol perilakunya,

    bergantung, melempar

    tanggung jawab

    Kurang termotivasi,

    performansi kurang baik,

    tidak berdaya terhadap

    tuntutan akademik, pasif

    dalam bersosialisasi,

    mempersepsi tuntutan

    sebagai hal yang

    membebani, tidak puas

    terhadap hal yang

    diperolehnya karena bukan

    berasal dari diri sendiri

    Penyesuaian diri yang baik

    di perguruan tinggi

    Penyesuaian diri yang

    buruk di perguruan tinggi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    F. HIPOTESIS

    Berdasarkan landasan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka

    hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan

    antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada

    mahasiswa tahun pertama. Semakin tinggi tingkat locus of control internal

    yang dimiliki mahasiswa tahun pertama, maka akan semakin baik

    penyesuaian dirinya di perguruan tinggi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

    locus of control internal mahasiswa tahun pertama, maka penyesuaian dirinya

    di perguruan tinggi pun semakin buruk.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. JENIS PENELITIAN

    Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survey dengan

    pendekatan kuantitatif yang bertujuan menguji hubungan antara locus of

    control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi.

    B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas dari penelitian ini adalah locus of control internal.

    2. Variabel Tergantung

    Variabel tergantung dari penelitian ini adalah penyesuaian diri di

    perguruan tinggi.

    C. DEFINISI OPERASIONAL

    1. Locus of control Internal

    Locus of control internal adalah keyakinan individu bahwa

    konsekuensi dari interaksi antara individu dengan peristiwa-peristiwa yang

    terjadi dalam hidupnya dapat dikendalikan karena bergantung pada

    tingkah laku, kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya sendiri yang

    diukur menggunakan skala locus of control internal. Skor locus of control

    internal diperoleh dari penjumlahan skor setiap indikator. Semakin tinggi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    skor yang diperoleh oleh responden menunjukkan tingkat locus of control

    internal yang lebih tinggi.

    2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

    Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah sebuah respon

    mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan lingkungan

    dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di perguruan tinggi.

    Penyesuaian diri di perguruan tinggi diukur dengan skala penyesuaian diri

    di perguruan tinggi yang disusun peneliti berdasarkan karakteristik

    penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi. Karakteristik tersebut

    berasal dari empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi yang

    dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1986), yaitu (a) penyesuaian diri

    akademik; (b) penyesuaian diri sosial; (c) penyesuaian diri personal-

    emosional; (d) kelekatan pada institusi. Skor penyesuaian diri di

    perguruan tinggi diperoleh dari penjumlahan keseluruhan skor setiap

    dimensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh responden

    menunjukkan penyesuaian diri di perguruan tinggi yang lebih baik.

    D. RESPONDEN PENELITIAN

    Responden penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai

    dengan karakterisitik populasi (purposive sampling). Responden penelitian ini

    merupakan mahasiswa aktif yang sedang menempuh tahun pertama

    pendidikan S1 di perguruan tinggi. Pemilihan mahasiswa tahun pertama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    merujuk pada permasalahan penyesuaian diri yang umumnya terjadi pada

    tahun pertama perkuliahan di perguruan tinggi. Kemudian, responden dalam

    penelitian ini memiliki rentang usia 18 sampai dengan 21 tahun. Rentang usia

    tersebut ditentukan karena mencerminkan usia mahasiswa tahun pertama pada

    umumnya.

    E. METODE PENGUMPULAN DATA

    Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

    membagikan dan meminta responden penelitian untuk mengisi skala

    penelitian yang disusun oleh peneliti. Penggunaan skala penelitian dilakukan

    dengan tujuan agar data yang diperoleh peneliti beragam dari setiap

    responden. Skala yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terdiri

    dari dua skala, yaitu Skala Locus of Control Internal dan Skala Penyesuaian

    Diri di Perguruan Tinggi. Penyusunan skala penelitian dilakukan dengan

    tahap-tahap sebagai berikut:

    1. Penyusunan Blueprint

    Skala penelitian disusun berdasarkan teori-teori yang digunakan

    dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menyusun blueprint terlebih

    dahulu sebagai pedoman tahap-tahap selanjutnya dalam proses

    penyusunan skala agar item-item skala sesuai dengan teori yang

    digunakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    1.1.Skala Locus of control internal

    Skala locus of control internal digunakan untuk mengukur tingkat

    keyakinan responden bahwa konsekuensi dari interaksinya dengan

    peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat dirinya kendalikan sendiri

    dengan kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya. Skala ini

    disusun dengan mengacu pada karakteristik individu yang

    menunjukkan kecenderungan memiliki locus of control internal yaitu

    ekspektansi, kontrol, mandiri dan bertanggung jawab (Sarafino, 2011).

    Karakteristik tersebut kemudian digunakan sebagai indikator dalam

    penyusunan skala ini. Peneliti menyusun blueprint sebagai pedoman

    penulisan item yang dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1.

    Blueprint Skala Locus of Control Internal

    No Indikator Bobot (%)

    1. Individu memiliki keyakinan bahwa perilaku

    yang dilakukannya akan menghasilkan

    konsekuensi tertentu (Ekspektansi)

    25%

    2. Individu meyakini bahwa peristiwa hidupnya

    adalah hasil dari faktor internal atau kontrol

    personal sehingga melakukan kontrol untuk

    mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu

    (Kontrol)

    25%

    3. Individu percaya dengan kemampuan dan

    ketrampilannya sendiri dalam usahanya untuk

    mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu

    (Mandiri)

    25%

    4. Individu merasa bertanggung jawab akan

    peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sebagai

    akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri

    (Bertanggung jawab)

    25%

    Total 100%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    2. Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi

    Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi digunakan untuk

    mengukur usaha responden dalam menghadapi tekanan, dorongan, dan

    tuntutan-tuntutan di perguruan tinggi agar mencapai keselarasan antara

    responden dengan lingkungan perguruan tinggi. Peneliti menyusun

    indikator-indikator untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan

    tinggi berdasarkan karakteristik individu yang memiliki penyesuaian

    diri yang baik di perguruan tinggi. Karakteristik tersebut

    mencerminkan empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi

    yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1986), yaitu (a) penyesuaian

    diri akademik; (b) penyesuaian diri sosial; (c) penyesuaian diri

    personal-emosional; (d) kelekatan pada institusi. Peneliti menyusun

    blueprint sebagai acuan penyusunan skala yang dapat dilihat pada

    Tabel 2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Tabel 2.

    Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

    Dimensi Indikator Bobot (%)

    1. Penyesuaian

    Akademik

    Mampu mengaplikasikan motivasi

    akademik

    8,33%

    Mampu mengatasi tuntuan

    akademik

    8,33%

    Memiliki prestasi akademik yang

    baik

    8,33%

    2. Penyesuaian

    Sosial

    Terlibat dalam kegiatan yang ada

    diperguruan tinggi

    8,33%

    Mampu menjalin hubungan dengan

    orang lain di lingkungan perguruan

    tinggi

    8,33%

    Mampu mengatasi perubahan

    lingkungan

    8,33%

    3. Penyesuaian

    Personal-

    Emosional

    Mampu mengontrol emosi dengan

    baik

    8,33%

    Memiliki persepsi yang positif

    terhadap tuntutan di perguruan

    tinggi

    8,33%

    Memiliki kondisi fisik yang baik 8,33%

    4. Komitmen

    Institusi

    Kepuasan terhadap fakultas atau

    program studi

    8,33%

    Kepuasan terhadap universitas 8,33%

    Kepuasan terhadap status

    mahasiswa

    8,33%

    Total 100%

    3. Focus Group Discussion (FGD)

    Focus group discussion dalam proses penyusunan skala penelitian

    dilakukan dengan tujuan menggali lebih banyak informasi mengenai

    variabel penelitian agar dapat menyusun pedoman penulisan item sehingga

    item-item yang disusun dapat sesuai dengan kondisi/konteks yang dialami

    oleh responden sebenarnya.

    Focus group discussion terkait variabel locus of control internal

    dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dilakukan selama 2 hari dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI