PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

17
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA “USAHA BUDI DAYA BELUT DI BOJONEGORO“ JENIS KEGIATAN : PKM-K Di susun oleh: AW. SYAIFUL HUDA (NPM: 08010114) ALI ROHMAN (NPM :06010038) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) CENDEKIA BOJONEGORO 2009

Transcript of PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

Page 1: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“USAHA BUDI DAYA BELUT DI BOJONEGORO“

JENIS KEGIATAN : PKM-K

Di susun oleh:

AW. SYAIFUL HUDA

(NPM: 08010114)

ALI ROHMAN

(NPM :06010038)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) CENDEKIA

BOJONEGORO

2009

Page 2: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

PENGESAHAN

1. Judul kegiatan : USAHA BUDIDAYA BELUT DI BOJONEGORO 2. Bidang Kegiatan : PKM-K 3. Bidang Ilmu : Sosial-Ekonomi 4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a) Nama : AW. Syaiful Huda b) NIM/NPM : 08010114 c) Jurusan : Ekonomi d) Niversitas/Institte/ : STIE Cendekia Bojonegoro e) Alamat Rumah : Ds. Kandangan-Trcuk-Bojonegoro

RT/RW:09/02 No.Hp 085230434282 (e-mail:[email protected]) 5. Anggota Pelaksana : 2 Orang 6. Dosen Pendamping :

a) Nama Lengkap dan Gelar : Dyah Pravita sari b) NIDN : NIDN : 0715027301 c) Alamat dan No. Tlp/Hp : Bojonegoro

7. Biaya Kegiatan : a) Dikti : Rp. 4.150.000,00 b) Sumber lain : Rp. -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan Bojonegoro, 26 Mei 2010

Menyetujui Ketua Jurusan/Program Study/ Ketua Pelaksana Kegiatan Pembimbing unit Kegiatan Kemahasiswaan (Andriani Samsuri, S.Sos, MM) (AW. Syaiful Huda) NIDN : 070208760 NIM : 08010114 Ketua STIE Cendekia Dosen Pendamping (Anang ADP, Drs. MM) ( Dyah Pravita sari) NIDN : 07080763301 NIDN : 0715027301

Page 3: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

ABSTRAK

Belut merupakan salah satu jenis ikan yang masih mendapat tempat di pasar. Bahkan bukan hanya di wilayah Bojonegoro saja, bahkan di wilayah sekitar semisal Tuban, Lamongan, Ngawi dan sekitarnya. Dari berbagai sumber pun memberi gambaran betapa peluang pasar belut bisa menembus pasar ekspor. Namun, peluang tersebut tidak berimbang dengan minimnya pasokan belut dalam memenuhi kebutuhan pasar karena kebanyakan belut-belut yang pasok di pasar hanya mengandalkan penangkapan alam. Sehingga hal itu terbatasi oleh kondisi alam. Dengan adanya konsep pembudidayaan belut ini, bahkan dengan menggunakan media terpal yang tidak terlalu rumit dan mudah mendapatkankan medianya, diharapkan bisa membantu meningkatkan komoditas belut dalam memenuhi kebutuhan pasar, terlebih di Bojonegoro sendiri. Karena dari data yang diperoleh kebutuhan warung-warung makan pada ikan belut bisa mencapai 5 kg/harinya. Demikian yang menjadi latarbelakang pembuatan PKMK Budidaya Belut di Bojonegoro ini karna melihat peluang pasar serta bertujuan untuk menguraikan sebuah konsep untuk usaha meningkatkan produktivitas budidaya budidaya belut di Bojonegoro serta adanya pembiayaan terhadap pengaplikasian dari usaha tersebut. Adapun dalam realisasinya digunakan metode budidaya dengan media kolam terpal. Harapan dari hasil pelaksanaan PKMK ini bisa meningkatkan komoditas belut dalam memenuhi kebutuhan pasar, terlebih di Bjonegoro dan selanjutnya bisa berkembang lagi.

Page 4: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya maka penyusunan laporan PKMK berjudul, " USAHA BUDIDAYA BELUT DI BOJONEGORO ", ini dapat terselesaikan dengan baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada; 1. Bapak Mochammad Munir selaku Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan PKMKyang kami ajukan.

2. Bapak Drs. ADP Aspranawa, MM. Selaku Ketua STIE CENDEKIA BOJONEGORO yang telah memberikan kesempatan dan arahan bagi kami dalam menyelesaikan PKMK.

3. Ibu Dyah Pravitasari, SE.Dosen pendamping dalam menyelesaikan dalam merealisasikan PKMK.

4. Seluruh keluarga besar, sahabat dan rekan dan rekanita yang dengan tulus memberikan semangat dan bantuan baik moril maupun materiil.

5. Semua pihak yang telah memberikan inspirasi, motivasi, dan semangat untuk menyelesaikan penyusunan laporan PKMK berikut ini.

Semoga Allah SWT memberikan amal pahala dan kebajikan di sisi-Nya atas semua bantuan dan jerih payah yang telah diberikan. Mudah-mudahan PKMK ini membawa nilai dan arti dalam rangka meningkatkan usaha kewirausahaan di Indonesia, khususnya di daerah Bojonegoro. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan PKMK ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan program PKMK ini di masa mendatang.

Bojonegoro, 21 Juni 2010

Penulis

Page 5: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

Manfaat belut sudah tidak diragukan lagi. Jenis ikan ini manfaatnya tidak kalah dengan jenis ikan-ikan yang lain, atau bahkan dengan daging-daging seperti daging sapi, kambing, ayam dan lain-lain, bahkan justr boleh dibilang lebih baik. Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang tinggi. Sebagian orang berangapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya.

Di Bojonegoro yang secara geografisnya merupakan kabupaten yang jauh dari laut (daerah perairan), atau kalupun ada, itu cuma aliran bengawan solo saja. Sehingga dapat dibilang bahwa produktifitas budidaya ikan / belut sangat rendah. Bahkan dari pengamatan penulis sendiri menilai di kabupaten di Bojonegoro ini sedikit sekali masyarakat yang bergelut usaha budidaya belut bahkan bias dibilang sama sekali ada. Kalau pun ada, kebanyakan mereka mencari disawah-sawah yang istilah jawanya “Nyloh welut” , yakni mencari belut yang dilakukan dimalam hari.

Tentunya usaha untuk menghasilkan belut seperti cara di atas dapat dibilang kurang produktif karena bisa terkendala oleh musim atau terbatasnya jumlah belut di sawah. Bahkan bisa pula usaha semacam itu berbahaya karena biasanya dilakukan di malam hari. Padahal melihat pasar, belut juga termasuk jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat di Bojonegoro. Berangkat dari kenyataan tersebutlah akhirnya sangatlah dibutuhkan suatu cara yang lebih produktif dan memenuhi komoditas pasar. Yakni dengan cara “budidaya belut dengan kompos”.

. Selain itu juga peluang bisnis belut tidak hanya pada tataran local, yang lebih menggiurkan lagi adalah pasar eksporpun masih sangat mendkng Tak heran jika akhir-akhir ini banyak media mengekspos tentang besarnya peluang bisnis budidaya belut. Dan bagi yang terbiasa akses di depan internet, mungkin juga tak jarang menemukan sebuah forum yang memperbincangkan tentang gurihnya berbisnis di bidang yang satu ini.

Page 6: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

B. Rumusan Masalah

Mengamati permasalahan dan beberapa kekurangan terhadap produktivitas usaha dalam bilang bisnis belut, serta beberapa pelang-peluang pasar akan respon atau daya konsmsi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya dalam mengkonsumsi belut maka apakah ada semacam usaha yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya belut yang sebelumnya lebih menggantungkan pada tangkapan dari alam? C. Tujuan

Tujuan dari penulisan Proposal PKM-K ini adalah menguraikan sebuah konsep untuk usaha meningkatkan produktivitas budidaya budidaya belut di Bojonegoro serta adanya pembiayaan terhadap pengaplikasian dari usaha tersebut. D. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang dihasilkan dari pengajuan proposal usaha ini adalah berupa barang yang berorientasi saha ntuk mencari keuntungan ( profit oriented ). E. Kegunaan

Uraian dari pengajuan usaha ini mempunyai kegunaan : 1) Meningkatkan usaha untuk mencari keuntungan ( profit oriented ). Dalam

usaha per-belutan. 2) Meningkatkan ekonomi bagi pemilik usaha ini. 3) Memenuhi kebtuhan pasar atau daya konsumsi belut di Bojonegoro atau

disekitarnya.

Page 7: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Seperti dijelaskan dalam latar belakang masalah, bahwasanya Bojonegoro adalah kabupaten yang jauh dari laut, tetapi ia dilalui aliran bengawan solo. Kondisi di atas tentu menjadi kendala terhadab kebutuhan pasar akan konsumsi ikan-ikan termasuk ikan jenis belut. Padahal kebanyakan masyarakat Bojonegoro sangat membutuhkan itu sebagai laukpauk. Kondisi daerah yang dilalui aliran bengawan solo pun tidak memberikan solusi terhadap untuk memenuhi kebutuhan pasar, mengingat produktivitas ikan di sungai mulai menurun apalagi jenis belut. Sebenarnya daya konsumsi masyarakat pada ikan jenis belut tidak kalah dengan tingkat konsumsi pada jenis ikan-ikan yang lain, seperti lele, ikan asin, bader dll. Masyarakat Bojonegoro kebanyakan menghasilkan ikan jenis belut ini dari hasil tangkapan di sawah-sawah atau rawa-rawa, yang boleh dibilang produktiviyasnya rendah karena terbentur dengan kendala musim dan terbatasnya jumlah belut di area persawahan.

Hal tersebut tentu menjadi tendensi bahwa bisnis dalam bidang budidaya belut sangat mempunyai prospek yang baik. Bahkan bukan pada level local, bias juga merambah ke pasar daerah-daerah yang lain. Disamping itu juga iklim di sebagian daerah Bojonegoro apalagi yang di tempati oleh penyusn sangat mendukung pula. Sehingga dapat disimplkan bahwa Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

Page 8: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

BAB III METODE PENDEKATAN

Metode budidaya belut yang diterapkan adalah menggunakan media kolam terpal dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Persiapan/Fregmentasi 2) Memasukkan bibit belut 3) Pemeliharaan & Pembesaran 4) Pemeliharaan & Pembesaran 5) Panen & Pemasaran

Jumlah Kolam terpal yang disiapkan untuk budidaya belut ini ada 2 buah, dengan masing-masing berukuran 5x 6 m dan 5 x 6 m dengan kedalaman 1 m. Kolam terpal tersebut juga dianam di tanah sekitar 40 cm.

Page 9: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM

A. Waktu Dan Tempat

Pelaksanaan PKMK ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret 2009 sampai dengan 15 Juni 2009. Tempat Pelaksanaan PKMK ini dilaksanakan di kediaman saudara AW. SYAIFUL HUDA yang berada di wilayah Desa Kandangan Kec. Trucuk Kab. Bojonegoro.

A. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Adapun tahapan-tahapan kegiatan seperti yang terjadwal dalam jadwal

kegiatan sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 01 JADWAL KEGIATAN

Bulan No.

Keterangan 1 2 3 4 5

1 Persiapan/Fregmentasi √ 2 Memasukkan bibit belut √ 3 Pemeliharaan & Pembesaran √ 4 Pemeliharaan & Pembesaran √ 5 Panen & Pemasaran √ B. Instrumen Pelaksanaan

1) Persiapan Fregmentasi Dari tgl 22-23 Januari 2010 pembuatan kolam sebanyak 2 buah dengan ukuran 5x6 m dengan kedalaman 1 m sebagian terpal tersebut ditanam di tanah sekitar 40 cm setelah itu proses fregmentasi hingga lebih dari 1 bulan.

2) Memasukkan Bibit belut ke dalam media Setelah proses fregmentasi maka pemasukan bibit belut sebanyak 18 kg ke dalam 2 buah kolam. ( tgl 24 februari 2010)

3) Pemeliharaan/Pembesaran Mulai tanggal 24 Februari-23 proses pemeliharaan/pembesaran bibit belut dengan rutin memberikan pakan sesuai aturannya.

4) Panen & Pemasaran 23 Juni 2010 melakukan panen selanjutnya dari hasil panen di promosikan ke pasar belut.

Page 10: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

D. Rancangan dan Realisasi Biaya

Tabel 02. Alokasi Biaya

Biaya No KEGIATAN Harga (Rp) (Sat/Pcs/kg) Jml Sat. Biaya (Rp)

1. Tahap Fregmentasi • Terpal • Bambu • Ember, cangkul, serok, baskom • Pembelian Kotoran Sapi+ Jerami • Pipa Plastik Saluran Air • Obat Kompos • Tali Kawat • Upah minta pngerjaan kolam 3 hari

200.000,- 10.000,-

200.000,- - 8.000,-

25.000,- 25.000,- 35.000,-

3 Pcs 5 Pcs 1 pcs

- 15 M 3 Kg 1 Kg 3 Org

600.000,- 50.000,-

200.000,- 750.000,- 120.000,- 75.000,- 25.000,-

315.000,-

2 Tahap Mamasukkan Bibit Belut • Pengadaan bibit unggul

70.000,-

18 Kg

1.260.000,-

3 Tahap Pemeliharan/Pembesaran • Pakan Bekicot • Konsentrat • Cacing • Vaksinasi • Transportasi selama Kegiatan

10.000,- 20.000,- 80.000,-

100.000,- 100.000,-

6 Kg 6 Kg 3 Kg

-

60.000,-

120.000,- 140.000,- 100.000,- 100.000,-

4 Panen & Pemasaran • Pembelian drum plastik • Tali • Biaya Promosi

30.000,- 25.000,-

120.000,-

3 Pcs

90.000,- 25.000,-

120.000,-

Total 4.150.000,- Jadi usaha ini, telah direalisasikan 100% dan telah menghabiskan anggaran Rp 4.150.000,- ( Empat Juta Seratus lima puluh ribu rupiah).

Page 11: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha budidaya Belut ini menggunakan kolam terpal, yang memang dianggap lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng gondok di atas permukaan air. Klasifikasi jenis belut adalah sebagai berikut :

Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Synbranchoidae Famili : Synbranchidae Genus : Synbranchus Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albusZuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)

Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Melihat jenis-jenis belut tersebut, maka jenis belut yang kami budidayakan adalah jenis belut sawah, karena mudah mendapatkan bibitnya daripada jenis belut yang lain.

Adapun tahapan-tahapan prosesnya adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan Media Pemeliharaan

Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya. Ukuran kolam 5 x 6 m dengan media kolam dari tepal yang setiap sisi-sisnya diberi penguat dari bambu. Setelah menyiapkan kolam tersebut, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut : a. Jerami setinggi 25 - 40 cm. b. Pupuk Urea 2 kg dan NPK 5 kg c. Lumpur/tanah setinggi 5 cm. d. Pupuk Kandang setinggi 5 cm. e. Pupuk kompos setinggi 5 cm. f. Lumpur/tanah setinggi 5 cm. g. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm. h. Lumpur/tanah setinggi 15 cm. i. Air setinggi 5 cm.

Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan Fermentor atau pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di dapat. Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk mengetahui media sudah matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai kedasar kolam angkat pelan- pelan keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang.

Page 12: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar. 2. Persiapan Benih / Bibit Belut

Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.

Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan. b. Gerakan lincah dan agresif. c. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas

manakala dipegang. d. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan. e. Umur antara 2-4 bulan sebanyak 18 kg. Tidak dianjurkan benih berwarna

hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil tangkapan dgn wuwu / bubu.

f. 3. Pakan dan kebiasaan makan belut

Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar. Umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %. 4. Pemeliharaan Pembesaran

1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.

2) Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.

3) Pemberian Vaksinasi 4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak

Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

5. Hama dan Penyakit a. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung

mengganggu kehidupan belut.

Page 13: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

b. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.

c. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.

d. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama. e. Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh

organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

6. Panen Pemanenan belut yaitu :

a. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).

b. Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

7. Pemasaran

Pemasaran belut dilaksanakan dengan langkah pelaksanaannya sebagai berikut.

• Belut yang sudah ditangkap dipasarkan dalam drum plastik ke penjual ikan maupun lele dan belut dengan yang berdagang di rumah-rumah makan dan pasar ikan Bojonegoro.

• Pemasaran produk juga dilakukan dengan menawarkan jasa pesanan antar belut segar ke penjual masakan lalapan belut yang ada di sekitar.

• Belut dijual dengan harga Rp 22.000,00 sampai 30.000,00 /kg.. Sampai saat laporan ini dibuat, belut yang terjual sudah mencapai 19 kg jadi total pemasukan mencapai Rp 418.000,00. Sedangkan hasil budidaya belut ini menghasilkan 179 kg.

Page 14: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan PKMK ini adalah sebagai berikut.

1. Proses pembudidayaan belut menggunakan teknik pembudidayaan belut di kolam terpal dengan proses sebagai berikut;

a) Persiapan/Fregmentasi b) Memasukkan bibit belut c) Pemeliharaan & Pembesaran d) Panen & Pemasaran

2. Analisis usaha sebagai berikut : a) Asumsi

1) Kolam terpal digunakan berukuran 5 x 6 x 1 m sebanyak 2 buah. 2) Lama setiapperiode pemeliharaan 4-5 bulan. 3) Kolam (terpal & kerangka bambu)bias digunakan selama 1 tahun/

3 peruode pemeliharan. 4) Berbagai perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4

tahun/ 12 peruode pemeliharaan. 5) Kegiatan budidaya dilakukan sendiri oleh pembudidaya. 6) Media yang digunakan adalah canpuran tanah yang dimatangkan

dengan proses kompos. 7) Pakan utama dapat dibudidayakan sendiri sehingga dapatt menekan

biaya pakan 8) Dari 18 kg bibit, waktu panen bisa mencapai 180 kg belut

sedangkan harga belut bervariasi tergantung musim, dari 20.000,00 sampai 30.000,00 /kg.

9) Harga bibit yang mahal, selanjutnya bisa dihasilkan sendiri.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dari pelaksanaan PKMK ini diajukan saran sebagai berikut.

1. Pendampingan dana oleh bank Pemerintah supaya pelaksanaan PKMK menjadi lebih optimal.

2. Pendampingan dari pihak-pihak pemerintah sampai pada pemasaran tingkat global/ekspor.

Page 15: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

Lampiran

BIODATA PENYUSUN

1) Ketua Kelompok

Nama Lengkap : AW. SYAIFUL HUDA NIM/NPM : 08010114 Tempat/ Tgl Lahir : Bojonegoro, 16 Juli 2009 Jursan/semester : Manajemen/ 3 (tiga) Alamat : Ds. Kandangan Kec. Trucuk Kab. Bojonegoro No Hp/ email : 085230434282/ [email protected] Organisasi : BEM, HMJ, LDMC, PMII, KP-LIMA

2) Anggota Kelompok

Nama Lengkap : Ali Rohman NIM/NPM : 08010114 Tempat/ Tgl Lahir : Blora, 16 Juli 2009 Jursan/semester : Manajemen/ 3 (tiga) Alamat : Jln. Trunojoyo Bojonegoro No. Hp/ email : 081231144460 Organisasi : BEM, GEMAPALA, PMII, PUB

Page 16: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut
Page 17: PKMK 09 STIE CENDEKIA Syaiful Usaha Bididaya Belut

ERROR: ioerrorOFFENDING COMMAND: image

STACK: