pjbl askep marasmus.malnutrisi

25
PROJECT BASED LEARNING ASUHAN KEPERAWATAN MARASMUS Oleh Tan Nina Fibriola 105070200111016 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

asuhan keperawatan pada klien dengan malnutrisi (marasmua) . pengkajian , analisa data dan intervensi

Transcript of pjbl askep marasmus.malnutrisi

PROJECT BASED LEARNING

ASUHAN KEPERAWATAN

MARASMUS

Oleh

Tan Nina Fibriola

105070200111016

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

An. A usia 18 bulan BB 9 kg TB 80 cm, dirawat di rumah sakit dengan keluhan

lemas. hasil pemeriksaan fisik didapatkan data, mata cowong, badan tampak kurus

hingga tulang costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak subkutan minimal, kulit

kering dan rambut tipis. orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa

hari sebelum MRS berak cair 6x sehari. An. A hanya mendapatkan ASI sampai usia

3 bulan karena ASInya sudah tidak berproduksi. hasil pemeriksaan lab : Hb 8 gr/dl.

dokter menginstruksikan untuk memberi terapi cairan dan kolaborasi dengan

dietician

PENGKAJIAN

A. Identitas Klien

Nama : An. A No. Register :

Usia : 18 bulan Tanggal Masuk :

Jenis Kelamin : Tanggal Pengkajian :

Alamat : Sumber Informasi : orang tua

Nama Orang tua :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Agama :

Suku :

B. Status Kesehatan Sekarang

1. Keluhan utama

Saat MRS : lemas

Saat Pengkajian : rewel dan berak cair 6x sehari

2. Lama Keluhan :

3. Kualitas Keluhan :

4. Faktor Pencetus :

5. Faktor Pemberat :

6. Upaya yang telah dilakukan :

7. Diagnosa Medis : Marasmus

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini

anak sering rewel dan beberapa hari sebelum MRS berak cair 6x sehari

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

1. Penyakit yang pernah di alami

a Kecelakaan (Jenis dan Waktu) :

b Operasi (jenis dan waktu) :

c Penyakit

Kronis :

Akut :

d Terakhir MRS :

2. Alergi :

E. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1. Prenatal

2. Natal

3. Postnatal

An. A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASInya sudah

tidak berproduksi

4. Imunisasi

F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pertumbuhan

2. Perkembangan

G. Riwayat Keluarga

Genogram

H. Lingkungan Rumah

1. Kebersihan :

2. Bahaya Kecelakaan :

3. Polusi :

4. Ventilasi :

5. Pencahayaan :

I. Pola Aktivitas

Jenis Rumah Rumah Sakit

Makan / Minum

Mandi

Berpakaian

Toileting

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah dan berjalan

J. Pola Nutrisi

Jenis Rumah Rumah Sakit

Jenis makanan

Frekuensi makanan

Porsi yang dihabiskan

Komposisi menu

Pantangan

Nafsu makan

Jenis minuman

Frekuensi minum

Jumlah minuman

K. Pola Eliminasi

1. BAB

Jenis Rumah Rumah Sakit

Frekuensi 6x sehari

Konsistensi cair

Warna / bau

Kesulitan

Upaya menangani

2. BAK

Jenis Rumah Rumah Sakit

Frekuensi

Warna / bau

Kesulitan

Upaya menangani

L. Pola Istirahat Tidur

1. Tidur siang

Jenis Rumah Rumah sakit

Lama tidur

Kenyamanan setelah

tidur

2. Tidur malam

Jenis Rumah Rumah Sakit

Lama tidur

Kenyamanan setelah

tidur

Kebiasaan sebelum

tidur

Kesulitan

Upaya mengatasi

M. Pola Kebersihan Diri

Jenis Rumah Rumah sakit

Mandi

Frekuensi

Menggunakan sabun

Keramas

Frekuensi

Penggunaan Shampoo

Menggosok gigi

Frekuensi

Penggunaan pasta gigi

Frekuensi ganti baju

Frekuensi memotong

kuku

Kesulitan

Upaya untuk mengatasi

N. Pola Koping Keluarga

1. Pengambilan keputusan :

2. Masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit :

3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah :

4. Harapan setelah anak menjalani perawatan :

5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit :

O. Konsep Diri

1. Gambaran diri :

2. Ideal diri :

3. Harga diri :

4. Peran :

5. Identitas diri :

P. Pola Peran dan Hubungan

1. Peran dalam keluarga :

2. Sistem pendukung keluarga :

3. Kesulitan dalam keluarga :

4. Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan

anak di rumah sakit :

5. Upaya yang dilakukan :

Q. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

Kesadaran :

Tanda-tanda vital

o Tekanan darah :

o Nadi :

o Suhu :

o RR :

Tinggi badan : 80 cm Berat badan : 9 kg

2. Kepala & Leher

a. Kepala

rambut tipis

b. Mata

mata cowong

c. Hidung

d. Mulut dan tenggorokan

e. Telinga

f. Leher

3. Thorak dan dada

a. Jantung

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

b. Paru

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

4. Payudara dan ketiak

5. Punggung dan tulang belakang

6. Abdomen

Inspeksi

badan tampak kurus hingga tulang costae menonjol, perut cekung

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

7. Genetalia dan anus

Inspeksi

Palpasi

8. Ekstremitas

Atas

Bawah

9. Sistem neurologi

10.Kulit dan kuku

Kulit

jaringan lemak subkutan minimal, kulit kering

kuku

R. Hasil Pemeriksaan Penunjang

hasil pemeriksaan lab : Hb 8 gr/dl

S. Terapi

dokter menginstruksikan untuk memberi terapi cairan dan kolaborasi dengan

dietician

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

Keperawatan

DS: An. A hanya mendapatkan

ASI sampai usia 3 bulan karena

ASInya sudah tidak berproduksi,

Dokter menginstrusikan untuk

memberi terapi cairan dan

kolaborasi dengan dietician.

DO: BB 9kg, badan tampak kurus

hingga tulang costae menonjol,

perut cekung, jaringan lemak

subkutan minimal, kulit kering dan

rambut tipis.

-pemasukan kalori yang tidak

mencukupi

-kelainan/ penyakit yang

menyebabkan malabsorbsi

-sanitasi dan pendidikan

yang buruk

Tubuh kekurangan kalori

protein

Mekanisme tubuh untuk

memenuhi kebutuhan

Marasmus

Memakai cadangan

karbohidrat

Tetapi setelah 25 jam terjadi

kekurangan karena tubuh

menyimpan karbohidrat

sangat sedikit

Memecah jaringan lemak

Menjadi asam lemak,

gliserol, dan badan keton, tjd

pengecilan otot, tidak ada

lemak, kulit keriput

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Kegagalan menaikkan BB

Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh

DS: Orang tua mengatakan

anaknya sering rewel dan

beberapa hari sebelum MRS

berak cair 6x sehari.

DO: mata cowong, badan tampak

kurus hingga tulang costae

menonjol, perut cekung, jaringan

lemak subkutan minimal, kulit

kering

-pemasukan kalori yang tidak

mencukupi

-kelainan/ penyakit yang

menyebabkan malabsorbsi

-sanitasi dan pendidikan

yang buruk

Tubuh kekurangan kalori

protein

Mekanisme tubuh untuk

memenuhi kebutuhan

Marasmus

Memakai cadangan

karbohidrat

Tetapi setelah 25 jam terjadi

kekurangan karena tubuh

menyimpan karbohidrat

sangat sedikit

Diare

Cairan intraselular mengalir

ke pembuluh darah di usus

Kekurangan volume

cairan

Dehidrasi

Kekurangan volume cairan

DS : Berk cair 6x sehari, anak

sering rewel

DO : badan tampak kurus, BB

9kg, kulit kering

-pemasukan kalori yang tidak

mencukupi

-kelainan/ penyakit yang

menyebabkan malabsorbsi

-sanitasi dan pendidikan

yang buruk

Tubuh kekurangan kalori

protein

Mekanisme tubuh untuk

memenuhi kebutuhan

Marasmus

Memakai cadangan

karbohidrat

Tetapi setelah 25 jam terjadi

kekurangan karena tubuh

menyimpan karbohidrat

sangat sedikit

Imunitas tubuh menurun

Rentan infeksi

Diare

Diare

DS : Mendapat Asi sampai 3

bulan

DO : usia 18 bulan, bb 9 kg, Tb

80 cm. Jaringan sub kutan

minimal

-pemasukan kalori yang tidak

mencukupi

-kelainan/ penyakit yang

menyebabkan malabsorbsi

-sanitasi dan pendidikan

yang buruk

Tubuh kekurangan kalori

protein

Mekanisme tubuh untuk

memenuhi kebutuhan

Marasmus

Memakai cadangan

karbohidrat

Tetapi setelah 25 jam terjadi

kekurangan karena tubuh

menyimpan karbohidrat

sangat sedikit

Imunitas menurun

Rentan infeksi

Risiko Infeksi

Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d.

Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien

2. Kekurangan Volume Cairan b.d. kehilangan cairan aktif

3. Diare b.d. proses infeksi

4. Risiko Infeksi b.d. malnutrisi

INTERVENSI

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan :

- Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, masalah

ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan) dapat teratasi agar

proses metabolisme dalam tubuh kembali normal.

Kriteria hasil :

- jumlah albumin serum normal ( 4-5,8 gr/dl )

- Kadar hemoglobin normal ( 10 – 16 gr % )

- Kadar hematokrit normal

Intervensi Rasional

Lakukan pengaturan makanan

dengan berbagai tahap, salah

satunya adalah tahap

penyesuaian yang dimulai dari

pemberian kalori sebanyak 50 kal/

kg bb/ hari dalam cairan 200 ml/

kg bb/ hari pada kwashiorkor dan

250 ml/ kg bb/ hari pada

marasmus.

Pengaturan makanan dapat menjadi

fase penyesuaian pasien dalam

menerima makanan.

Berikan makanan tinggi kalori (3-4

gram/ kg bb/ hari) dan tinggi

protein (160-175 gram/ kg bb/

hari) pada kekurangan energi dan

Makanan tinggi kalori akan menyuplai

energy yang kurang dari pasien

malnutrisi

protein berat, serta berikan

mineral dan vitamin.

Pada bayi berat badan kurang dari

7 kg berikan susu rendah laktosa

(low lactose milk-LLM) dengan

cara 1/3 LLM ditambah glukosa

10% tiap 100 ml susu ditambah 5

gram glukolin

Penambahan glukolin dapat

mengantisipasi terjadinya

hipoglikemia pada pasien malnutrisi.

Apabila berat badan lebih dari 7

kg maka pemberian makanan

dimulai dengan makanan bentuk

cair selama 1-2 hari, lanjutkan

bentuk lunak, tim, dan seterusnya,

dan lakukan pemberian kalori

mulai dari 50 kal/ kg bb/ hari.

Bentuk makanan harus disesuaikan

dengan umur dan berat badan pasien

terkait dengan kemampuan menerima

dan mencerna makanan.

2. Kekurangan volume cairan

Tujuan :

- Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, kekurangan

volume cairan dapat teratasi.

Kriteria hasil :

- Tidak cekungnya daerah ubun-ubun, turgor kulit normal, membrane

mukosa lembap, dan jumlah serta berat jenis urin kembali normal.

INTERVENSI RASIONAL

Berikan cairan tubuh yang cukup

melalui rehidrasi jika terjadi

dehidrasi.

Upaya rehidrasi perlu dilakukan

untuk mengatasi masalah

kekurangan volume cairan.

Monitor keseimbangan cairan tubuh

dengan mengukur asupan dan

Pengukuran berat jenis urin

bertujuan untuk mengetahui fungsi

keluaran, dengan cara mengukur

berat jenis urin.

pemekatan atau pengenceran oleh

ginjal dan komposisi serta dilusi urin

itu sendiri. Pengukuran berat jenis

urin juga berfungsi untuk

membedakan oliguria karena acute

renal failure yang memiliki BJ

isosthenuria (berat jenis sekitar

1,010) dan oliguria akibat dehidrasi

Berikan penjelasan terhadap

makanan yang dianjurkan untuk

membantu proses penyerapan,

seperti tinggi kalori, tinggi protein,

mengandung vitamin, dan mineral.

Pemberian edukasi mengenai

makanan yang dianjurkan

membantu mengembangkan

kepatuhan pasien terhadap rencana

terapeutik

Pengelolaan diare Kolaborasi

pemberian obat pemadat feses

Pengelolan diare yang sering terjadi

pada penderita malnutrisi dapat

membantu pengobatan kekurangan

volume cairan

Kolaborasikan pemberian cairan IV Utuk penambahan cairan tubuh

3. Diare

Tujuan : mengontrol diare/meningkatkan fungsi usus optimal dalam 4x24 jam

Kriteria hasil : Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali

normal.

INTERVENSI RASIONAL

observasi dan catat frekuensi

defekasi, karakteristik, jumlah, dan

factor pencetus.

membantu membedakan penyakit

individu dan mengkaji beratnya

episode.

tingkatkan tirah baring, berikan alat-

alat di samping tempat tidur.

istirahat menurunkan motilitas

usus juga menurunkan laju

metabolisme bila infeksi atau

perdarahan sebagai komplikasi

buang feses dengan cepat. Berikan

pengharum ruangan.

menurunkan bau tak sedap untuk

menghindari rasa malu pasien.

observasi demam, takikardia, letargi,

leukositosis, penurunan protein

serum, ansietas,

tanda bahwa toksik megakolon

atau perforasi dan peritonitis akan

terjadi/telah terjadi memerlukan

Kolaborasikan pemberian antibiotik,

zinc sesuai kebutuhan

Mengatasi patogen penyebab

kolaborasi dalam pemberian obat

sesuai indikasi, missal Loperamid;

kodein.

diperlukan untuk diare

menetap/berat. Catatan :

penggunaan dengan hati-hati

karena toksik dilatasi dapat terjadi.

4. Resiko infeksi

Tujuan :

- Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, tidak terjadi

infeksi pada pasien

Kriteria hasil :

- Tidak ada tanda tanda infeksi ( suhu tubuh normal 36,5 – 37,5 C , tidak

terjadi eritema )

INTERVENSI RASIONAL

Gunakan standar kehati-hatian Menggunakan prinsip universal

umum (universal precaution) seperti

dalam mencuci tangan, menjaga

kebersihan, cara kontak dengan

pasien, dan menghindarkan anak

dari penyakit infeksi.

precaution dapat menghindari

kontaminasi silang antara petugas

kesehatan dengan pasien.

Berikan imunisasi pada anak yang

belum diimunisasi sesuai dengan

jadwal imunisasi.

Pemenuhan imunisasi yang

lengkap dapat memberikan dampak

pertahanan imun yang kuat pada

pasien dan mencegah terjadinya

infeksi.

Klaborasikan pemberian antibiotik,

vitamin, sesuai kebutuhan

Antibiotik untuk mencegah

serangan patogen dan vitamin

dapat digunakan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh

Batasi pengunjung dalam ruangan,

bila diperlukan

Mencegah kontaminasi

Pantau adanya tanda lanjut dari

infeksi, seperti mengkaji suhu, nadi,

leukosit, atau tanda infeksi lainnya.

Evaluasi secara berkala dapat

menjadi parameter keberhasilan

intervensi dan untuk mengantisipasi

kejadian yang lebih buruk dari

pasien

EVALUASI

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan tercapai tujuan intervensi dari

setiap diagnosa keperawatan, yaitu sebagai berikut.

1. Masalah kurang nutrisi (kurang dari kebutuhan) teratasi ditandai dengan proses

metabolisme dalam tubuh kembali normal.

2. Peningkatan hidrasi ditunjukkan dengan tidak cekungnya daerah ubun-ubun,

turgor kulit normal, membrane mukosa lembap, dan jumlah serta berat jenis

urin kembali normal.

3. Diare

4. Risiko infeksi berkurang atau tidak ada sama sekali ditandai dengan

peningkatan daya tahan tubuh.

Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2008

Michael J. Gibney. Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan Andry Hartono. Jakarta :

EGC, 2008

Richard E. Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1. Jakarta : EGC, 1999