PikiranRakyat - Unpad...

1
Pikiran Rakyat o Selasa o Rabu Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 6 tD 8 9 10 11 12 13 14 15 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep .Okt ONov [M~mbedah Metamorfosis Partai Golka Dalam Panggung PolitikIndonesia Resensi Buku Sebagai partai politik yang telah malang melintang di Indonesia selama 45 tahun, Golkar telah memiliki seja- rah panjang dalam politik Indonesia, B UKU Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiqa Era; Dari Partai He- gemonik ke Partai Berorientasi Pa- sar merupakan hasil pelacakan terhadap po- litik komunikasi Partai Golkar di tiga era ke- pemimpinan yang berbeda, yaitu era Harmo- ko (1993-1998), era Akbar Tandjung (1998- 2004), dan era Jusuf Kalla (2004-2009). Se- bagai partai politik yang telah malang melin- tang di Indonesia selama 45 tahun, Golkar telah memiliki sejarah panjang dalam politik Indonesia. Tiga kali kepemimpinan diganti dengan karakter yang berbeda satu sama lain. Buku irii ditulis oleh salah seorang ka- der partai tersebut, yakni RullyChairul Az- war. Perkembangan politik komunikasi Golkar ini dianalisis berdasarkan konsep Sartori ten- tang partai politik hegemonik (hegemonic party) untuk Golkar era Harmoko dan konsep Lees-Marshment tentang market oriented party (MOP) untuk Golkar di era Akbar dan Kalla. Golkar di era Harmoko dikategorikan seba- gai partai hegemonik karena saat itu Golkar menyatu dengan kekuasaan dan tidak oto- nom. Selain itu, struktur politik tidak kompe- titif tanpa rotasi kepemimpinan dan tidak me- mandang perlunya pasar. Sementara di era Akbar, posisi Golkar berada di luar kekuasa- an. Oleh karena itu, Golkar lebih bebas me- mainkan peranan politiknya. Politik komuni- kasi Partai Golkar era Akbar tidak menentang pasar; kondisi ini diindikasikan bergerak ke arahMOP. Bahkan, Golkar pun kemudian melakukan adaptasi di masa transisi. Saat itu, Golkar mengubah dirinya menjadi partai yang berori- entasi pada pasar dengan istilah Golkar Baru. Di era tersebut, Akbar mulai melakukan riset secara profesional untuk mengetahui aspirasi pasar dan hasilnya dijadikan dasar merancang strategi. Di era Kalla, posisi Golkar dengan kekuasa- an mengalami perubahan. Konsekuensi posisi Kalla sebagai wakil presiden otomatis menja- dikan Golkar berada dalam kekuasaan meski- pun tidak dominan. Namun, di sisi lain, kare- na Kalla baru menjadi Ketua Umum Golkar setelah menjabat wapres, Golkar sering kali dianggap bukan bagian dari pendukung pa- sangan SBY-JK Studi inijuga menyirn ulkan bahwa ada beberapa kelemahan ketika model MOP Lees-Marshment diterapkan dalam ka- sus Golkar era Kalla. Oleh karena itu, diperlu- kan satu pengembangan model MOP baru (al- tematif) yangjuga memperhatikan survei pa- sar, tetapi tidak hanya di tingkat nasional me- lainkan juga di tingkat lokal. Kini era Kalla sudah berakhir dan tampuk kepemimpinan partai sudah berada di tangan Aburizal Bakrie yangjuga --sa- .ma seperti Kalla- ~adalah sosok pengusaha. Akan seperti apa Partai Golkar di masa depan ser- ta komunikasi poli~ seperti apa yang akan dikembangkan, pastilah tergantung dari sepak terjang dan ga- ya berpolitik Aburizal Bakrie sendiri. Hanya saja, buku ini pantas menjadi acuan sebagai bahan kontemplasi di tengah semakin berki- bamya kapitalisasi dan liberalisasi dala:m poli- tik Indonesia kontemporer. Beberapa pakar politik, sebut saja J. Kristia- di dim Effendi Ghazali menganggap buk ini menarik lantaran ditulis seorang politisi aktif Partai Golkar pada tiga era tersebut. Kajian dal~ buku ini bisa menjadi rujukan dan per- spektifbaru serta memperkaya wawasan poli- tik, khususnya bahasan memotret metamorfo- sis Partai Golkar dari partai hegemonik enu- ju partai berorientasi pasar. (A. Solihi ma- hasiswa Unpad) *** ' Kliping Humas Unpad 2010

Transcript of PikiranRakyat - Unpad...

Page 1: PikiranRakyat - Unpad Repositoryrepository.unpad.ac.id/6948/1/pikiranrakyat-20101007-membedahmeta… · 2004), dan eraJusuf Kalla(2004-2009). Se-bagai partai politik yangtelah malang

Pikiran Rakyato Selasa o Rabu • Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu4 5 6 tD 8 9 10 11 12 13 14 1520 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep .Okt ONov

[M~mbedahMetamorfosis Partai GolkaDalam Panggung Politik Indonesia

Resensi BukuSebagai partai politik yang telah

malang melintang di Indonesia selama45 tahun, Golkar telah memiliki seja-rah panjang dalam politik Indonesia,

B UKU Politik Komunikasi PartaiGolkar di Tiqa Era; Dari Partai He-gemonik ke Partai Berorientasi Pa-

sar merupakan hasil pelacakan terhadap po-litik komunikasi Partai Golkar di tiga era ke-pemimpinan yang berbeda, yaitu era Harmo-ko (1993-1998), era Akbar Tandjung (1998-2004), dan era Jusuf Kalla (2004-2009). Se-bagai partai politik yang telah malang melin-tang di Indonesia selama 45 tahun, Golkartelah memiliki sejarah panjang dalam politikIndonesia. Tiga kali kepemimpinan digantidengan karakter yang berbeda satu samalain. Buku irii ditulis oleh salah seorang ka-der partai tersebut, yakni RullyChairul Az-war.Perkembangan politik komunikasi Golkar

ini dianalisis berdasarkan konsep Sartori ten-

tang partai politik hegemonik (hegemonicparty) untuk Golkar era Harmoko dan konsepLees-Marshment tentang market orientedparty (MOP) untuk Golkar di era Akbar danKalla.Golkar di era Harmoko dikategorikan seba-

gai partai hegemonik karena saat itu Golkarmenyatu dengan kekuasaan dan tidak oto-nom. Selain itu, struktur politik tidak kompe-titif tanpa rotasi kepemimpinan dan tidak me-mandang perlunya pasar. Sementara di eraAkbar, posisi Golkar berada di luar kekuasa-an. Oleh karena itu, Golkar lebih bebas me-mainkan peranan politiknya. Politik komuni-kasi Partai Golkar era Akbar tidak menentangpasar; kondisi ini diindikasikan bergerak kearahMOP.Bahkan, Golkar pun kemudian melakukan

adaptasi di masa transisi. Saat itu, Golkarmengubah dirinya menjadi partai yang berori-entasi pada pasar dengan istilah Golkar Baru.Di era tersebut, Akbar mulai melakukan risetsecara profesional untuk mengetahui aspirasipasar dan hasilnya dijadikan dasar merancangstrategi.Di era Kalla, posisi Golkar dengan kekuasa-

an mengalami perubahan. Konsekuensi posisiKalla sebagai wakil presiden otomatis menja-dikan Golkar berada dalam kekuasaan meski-pun tidak dominan. Namun, di sisi lain, kare-na Kalla baru menjadi Ketua Umum Golkarsetelah menjabat wapres, Golkar sering kalidianggap bukan bagian dari pendukung pa-sangan SBY-JK Studi inijuga menyirn ulkanbahwa ada beberapa kelemahan ketika modelMOP Lees-Marshment diterapkan dalam ka-sus Golkar era Kalla. Oleh karena itu, diperlu-kan satu pengembangan model MOP baru (al-tematif) yangjuga memperhatikan survei pa-sar, tetapi tidak hanya di tingkat nasional me-lainkan juga di tingkat lokal.Kini era Kalla sudah berakhir dan tampuk

kepemimpinan partai sudah berada di tanganAburizal Bakrieyangjuga --sa-.ma seperti Kalla-~adalah sosokpengusaha.Akan seperti apaPartai Golkar dimasa depan ser-ta komunikasi

poli~ seperti apa yang akan dikembangkan,pastilah tergantung dari sepak terjang dan ga-ya berpolitik Aburizal Bakrie sendiri. Hanyasaja, buku ini pantas menjadi acuan sebagaibahan kontemplasi di tengah semakin berki-bamya kapitalisasi dan liberalisasi dala:m poli-tik Indonesia kontemporer.Beberapa pakar politik, sebut saja J. Kristia-

di dim Effendi Ghazali menganggap buk inimenarik lantaran ditulis seorang politisi aktifPartai Golkar pada tiga era tersebut. Kajiandal~ buku ini bisa menjadi rujukan dan per-spektifbaru serta memperkaya wawasan poli-tik, khususnya bahasan memotret metamorfo-sis Partai Golkar dari partai hegemonik enu-ju partai berorientasi pasar. (A. Solihi ma-hasiswa Unpad) *** '

Kliping Humas Unpad 2010