PikiranRakyat -...

2
Pikiran Rakyat o Senin o Selasa o Rabu Kamis (j Jumat (] Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 @ 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 OPeb OMar (lApr OMei C)Jun eJul GAgs OSep lDesa Peradaban, Peradaban Oleh DEDE MARIANA P EMERINTAH Provin- si Jawa Barat di bawah kepemimpinan Guber- nur Ahmad Heryawan dan Wa- kil Gubernur Dede Yusuf pada 2010 ini telah melansir konsep pembangunan desa bertajuk Desa Peradaban yang akan dite- rapkan di 100 (seratus) desa ter- pilih di Jawa Barat. Setiap desa terpilih akan didanai satu miliar rupiah. Jumlah yang cukup be- sar untuk ukuran di perdesaan. Tentu program ini harus didu- kung dan disukseskan karena apabila berhasil akan sangat menyentuh masyarakat di akar rumput, yakni masyarakat di perdesaan. Untuk menuju ke- berhasilan program tersebut, ada dua sisi yang harus dicerma- ti yakni sosialisasi dan imple- mentasi. Dua sisi ini, sering kali menjadi lahan rawan teIjadinya ''kongkalikong'' dan kemungkin- an "sunat-menyunat" dari sisi pendanaan. Tulisan ini akan memberikan beberapa catatan terkait rencana implementasi program tersebut untuk didisku- sikan lebih lanjut. Pertama, istilah Desa Per- adaban sepertinya terlalu beurat ku ngaran: peradaban yang ma- na? Apa standar peradabannya? Kalau berani gunakan saja isti- lah Desa Peradaban Islam, ini .lebih fokus danjelas ukurannya. Sebab tidak ada yang salah ka- lau tema peradaban Islam digu- nakan, bukan lantaran warga Jawa Barat mayoritas beragama Islam tetapi memang harus dia- kui secara objektif bahwa per- adaban Islam perlu diimple- mentasikan, tidak sekadar di- perdebatkan. Kedua, petunjuk pelaksanaan soal Desa Peradaban hanya mengatur bagaimana cara memberikan bantuan keuangan ke desa dari APBD provinsi, ar- tinya antara isi program dan ke- masannya tidak sinkron. Perso- alan lain yang lebih penting, se- perti bagaimana agar anggaran APBD tersebut bisa sampai ke desa sasaran dan digunakan menurut ukuran kebutuhan ma- sing-masing desa, tidak dengan jelas diatur dalam regulasi terse- but. Padahal ini menjadi penting agar ada keterlibatan publik agar ikut melakukan kontrol ter- hadap program tersebut. Ketiga, adanya repetisi kebia- saan mendahulukan jargon se- mentara konsepnya kurang atau bahkan tidak matang, tidak ter- ukur. Seharusnya kebiasaan mendahulukan jargon harus se- gera dihilangkan dengan me- numbuhkan semangat meng- ajak peran publik untuk meru- muskan hingga mengevalusi im- plementasi satu kebijakan. Keempat, positifnya sakitu ge aya kahayatrg, walaupun seha- rusnya disertai konsep yang ma- tang dan ada keseriusan dari yang bertanggung jawab atas program tersebut. Sebab jika ti- dak, khawatir cacag nangka- eun, artinya, sebelum program ini diregulasikan harus dima- tangkan dulu ide dan bagaima- na implementasinya. Pada poin ini, kita patut memberi apresia- si atas diluncurkannya program tersebut. Yang jelas, political will-nya sudah ada. Tinggal ba- gaimana publik turut terlibat mengawasi political action-nya. Setiap regulasi, termasuk per- aturan gubernur dan keputusan gubernur, harus dibaca secara utuh sebagai satu kesatuan yang masing-masing bagian tidak bi- sa dipisahkan. Yang diangkat Kliping Humas Unpad 2010 esa dalam tulisan ini hanya bebera- pa bagian, terutama yang oleh penulis dianggap patut untuk di- ketahui publik. Dalam Peratur- an Gubernur tentang Pedoman Program Desa Peradaban di Ja- wa Barat disebutkan bahwa program ini bertujuan: mening- katkan proses percepatan pem- bangunan di perdesaan. a) Me- wujudkan tatanan desa memba- ngun yang secara fisik memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, kelemba- gaan, serta sarana dan prasara- na yang memadai menuju Desa Peradaban. b) Meningkatkan perilaku masyarakat desa yang mendukung pola hidup bersih, sehat, tertib, dan aman serta ke- cintaan terhadap lingkungan. c) Meningkatkan kesempatan ber- usaha dan bekeIja serta terbuka- nya lapangan kerja baru yang merupakan hasil kreativitas dan inovasi desa. d) Menjadikan de- sa sebagai pusat kegiatan bagi masyarakat desa, agar betah tinggal di desa. e) Mewujudkan masyarakat desa yang betah tinggal di desa, sehingga masya- rakat desa tersebut dapat lebih fokus dalam membangun desa dan mengurangi tingkat urbani- sasi. f) Menyediakan sarana dan prasarana dasar bagi pengem- bangan sosial ekonomi masya- rakat desa, seperti sarana dan prasarana pendidikan, kesehat- an, ibadah, hiburan, olah raga, ruang terbuka hijau, perbelanja- an, dan pelayanan masyarakat. g) Mewujudkan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat desa untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memfasilitasi proses pem- berdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Mendorong desa Disebutkan pula bahwa Prog- ram Desa Membangun Menuju Desa Peradaban dimaksudkan untuk mendorong desa yang berpotensi dalam kategori ber- kembang agar maju dan mandi- ri dalam peningkatan kineIja pe- merintahan desa, peningkatan kualitas sarana dan prasarana desa, serta peningkatan kesejah- teraan masyarakat desa.

Transcript of PikiranRakyat -...

Pikiran Rakyato Senin o Selasa o Rabu • Kamis (j Jumat (] Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 @18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

OPeb OMar (lApr OMei C)Jun eJul GAgs OSep

lDesa Peradaban, Peradaban

Oleh DEDE MARIANA

PEMERINTAH Provin-si Jawa Barat di bawahkepemimpinan Guber-

nur Ahmad Heryawan dan Wa-kil Gubernur Dede Yusuf pada2010 ini telah melansir konseppembangunan desa bertajukDesa Peradaban yang akan dite-rapkan di 100 (seratus) desa ter-pilih di Jawa Barat. Setiap desaterpilih akan didanai satu miliarrupiah. Jumlah yang cukup be-sar untuk ukuran di perdesaan.Tentu program ini harus didu-kung dan disukseskan karenaapabila berhasil akan sangatmenyentuh masyarakat di akarrumput, yakni masyarakat diperdesaan. Untuk menuju ke-berhasilan program tersebut,ada dua sisi yang harus dicerma-ti yakni sosialisasi dan imple-mentasi. Dua sisi ini, sering kalimenjadi lahan rawan teIjadinya''kongkalikong'' dan kemungkin-an "sunat-menyunat" dari sisipendanaan. Tulisan ini akanmemberikan beberapa catatanterkait rencana implementasiprogram tersebut untuk didisku-sikan lebih lanjut.

Pertama, istilah Desa Per-adaban sepertinya terlalu beuratku ngaran: peradaban yang ma-na? Apa standar peradabannya?Kalau berani gunakan saja isti-lah Desa Peradaban Islam, ini.lebih fokus danjelas ukurannya.Sebab tidak ada yang salah ka-lau tema peradaban Islam digu-nakan, bukan lantaran wargaJawa Barat mayoritas beragamaIslam tetapi memang harus dia-kui secara objektif bahwa per-adaban Islam perlu diimple-mentasikan, tidak sekadar di-perdebatkan.

Kedua, petunjuk pelaksanaansoal Desa Peradaban hanyamengatur bagaimana caramemberikan bantuan keuanganke desa dari APBD provinsi, ar-tinya antara isi program dan ke-masannya tidak sinkron. Perso-alan lain yang lebih penting, se-perti bagaimana agar anggaranAPBD tersebut bisa sampai kedesa sasaran dan digunakan

menurut ukuran kebutuhan ma-sing-masing desa, tidak denganjelas diatur dalam regulasi terse-but. Padahal ini menjadi pentingagar ada keterlibatan publikagar ikut melakukan kontrol ter-hadap program tersebut.

Ketiga, adanya repetisi kebia-saan mendahulukan jargon se-mentara konsepnya kurang ataubahkan tidak matang, tidak ter-ukur. Seharusnya kebiasaanmendahulukan jargon harus se-gera dihilangkan dengan me-numbuhkan semangat meng-ajak peran publik untuk meru-muskan hingga mengevalusi im-plementasi satu kebijakan.

Keempat, positifnya sakitu geaya kahayatrg, walaupun seha-rusnya disertai konsep yang ma-tang dan ada keseriusan dariyang bertanggung jawab atasprogram tersebut. Sebab jika ti-dak, khawatir cacag nangka-eun, artinya, sebelum programini diregulasikan harus dima-tangkan dulu ide dan bagaima-na implementasinya. Pada poinini, kita patut memberi apresia-si atas diluncurkannya programtersebut. Yang jelas, politicalwill-nya sudah ada. Tinggal ba-gaimana publik turut terlibatmengawasi political action-nya.

Setiap regulasi, termasuk per-aturan gubernur dan keputusangubernur, harus dibaca secarautuh sebagai satu kesatuan yangmasing-masing bagian tidak bi-sa dipisahkan. Yang diangkat

Kliping Humas Unpad 2010

esa

dalam tulisan ini hanya bebera-pa bagian, terutama yang olehpenulis dianggap patut untuk di-ketahui publik. Dalam Peratur-an Gubernur tentang PedomanProgram Desa Peradaban di Ja-wa Barat disebutkan bahwaprogram ini bertujuan: mening-katkan proses percepatan pem-bangunan di perdesaan. a) Me-wujudkan tatanan desa memba-ngun yang secara fisik memilikipotensi sumber daya alam dansumber daya manusia, kelemba-gaan, serta sarana dan prasara-na yang memadai menuju DesaPeradaban. b) Meningkatkanperilaku masyarakat desa yangmendukung pola hidup bersih,sehat, tertib, dan aman serta ke-cintaan terhadap lingkungan. c)Meningkatkan kesempatan ber-usaha dan bekeIja serta terbuka-nya lapangan kerja baru yangmerupakan hasil kreativitas daninovasi desa. d) Menjadikan de-sa sebagai pusat kegiatan bagimasyarakat desa, agar betahtinggal di desa. e) Mewujudkanmasyarakat desa yang betahtinggal di desa, sehingga masya-rakat desa tersebut dapat lebihfokus dalam membangun desadan mengurangi tingkat urbani-sasi. f) Menyediakan sarana danprasarana dasar bagi pengem-bangan sosial ekonomi masya-rakat desa, seperti sarana danprasarana pendidikan, kesehat-an, ibadah, hiburan, olah raga,ruang terbuka hijau, perbelanja-an, dan pelayanan masyarakat.g) Mewujudkan kemampuankelembagaan masyarakat danaparat desa untuk memberikanpelayanan kepada masyarakatdan memfasilitasi proses pem-berdayaan masyarakat dalampelaksanaan pembangunan.

Mendorong desaDisebutkan pula bahwa Prog-

ram Desa Membangun MenujuDesa Peradaban dimaksudkanuntuk mendorong desa yangberpotensi dalam kategori ber-kembang agar maju dan mandi-ri dalam peningkatan kineIja pe-merintahan desa, peningkatankualitas sarana dan prasaranadesa, serta peningkatan kesejah-teraan masyarakat desa.

Sementara itu, dalam Kepu-tusan Gubemur tentang Bantu-an Keuangan dalam Rangka De-sa Membangun Menuju DesaPeradaban di Jawa Barat, dipu-tuskan: memberikan bantuankeuangan dalam rangka desamembangun menuju Desa Per-adaban di Jawa Barat yang ber-sumber dari Anggaran Penda-patan dan Belanja Daerah(APBD) Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2010 padaBelanja Bantuan Keuangan ke-pada Desa dan Kelurahan de-ngan kodering1.20.03.00.00.5.1.7.03.01,sebe-sar Rp. 100.000.000.000 (sera-tus miliar rupiah) untuk 100 de-sa di 17kabupaten di Jawa Baratdengan ketentuan masing-ma-sing desa Rp 1.000.000.000.

Berdasarkan hasil survei danpengolahan data calon lokasi sa-saran oleh Badan Pemberdaya-an Masyarakat dan Pemerintah-an Desa Provinsi Jawa Baratrinciannya meliputi: a) Kabupa-ten Sukabumi, sebesar Rp7.000.000.000 untuk tujuh de-sa. b) Kabupaten Cianjur, Rp6.000.000.000 untuk enamdesa. c) Kabupaten Bogor, Rp8.000.000.000 untuk delapandesa. d) Kabupaten Cirebon, Rp8.000.000.000 untuk delapandesa. e)Kabupaten Kuningan,Rp. 7.000.000.000 untuk tujuhdesa. f) Kabupaten Majalengka,Rp 6.000.000.000 untuk enamdesa. g) Kabupaten Indramayu,Rp 6.000.000.000 untuk enamdesa. h) Kabupaten Subang, Rp5.000.000.000 untuk lima de-sa. i) Kabupaten Purwakarta, Rp3.000.000.000 untuk tiga desa.j) Kabupaten Karawang, Rp6.000.000.000 untuk enamdesa. k) Kabupaten Bekasi, Rp.4.000.000.000 untuk empatdesa.l) Kabupaten Tasikmalaya,Rp 7.000.000.000 untuk tujuhdesa. m) Kabupaten Sumedang,Rp 5.000.000.000 untuk limadesa. n) Kabupaten Garut, Rp8.000.000.000 untuk delapandesa. 0) Kabupaten Ciamis, Rp6.000.000.000 untuk enamdesa. p) Kabupaten Bandung,Rp 5.000.000.000 untuk limadesa. q) Kabupaten Bandung

Barat, Rp 3.000.000.000 untuktigadesa.

Apa yang kemudian dapat ki-ta serap dari kebijakan tersebut?Pertama, jelas ini soal "memba-gikan" anggaran yang sudah di-setujui DPRD Jawa Barat mela-lui Peraturan Daerah tentangAPBD Jawa Barat 2010 sebagaikewenangan gubemur untukkepentingan warga Jawa Baratmelalui pemerintahan di tingkatdesa. Sampai di sini tidak adahal yang istimewa. Namun, per-soalannya kemudian bisa sajamuncul ketika dana tersebut da-lam pencairan, pendistribusian,penggunaan, dan pengawasan-nya berlangsung melalui agendatersembunyi. Dalam konteks inidiperlukan transparansi danakuntabilitas terhadap publik.Bagaimanakah keterlibatan war-ga desa di dalam proses penye-rapan dana tersebut maupun didalam penggunaannya.

Kedua, program ini sebetul-nya bisa menjadi ujung tombakmeningkatkan kesejahteraanmasyarakat di tingkat desa, asaldilaksanakan secara konsistendan konsekuen melalui pelibat-an peran serta masyarakat. Ar-tinya, kalau Adam Smith perca-ya bahwa jika tiap individu se-jahtera maka masyarakat punakan sejahtera, konsep itu bisakita adaptasikan dengan prog-ram Desa Peradaban. Jika tiapdesa rakyatnya bisa sejahteramelalui program Desa Peradab-an, maka kecamatan, kabupa-ten, dan provinsi pun bisa pulamenjadi sejahtera.

Tulisan ini sebenamya hanyamerupakan langkah awal seba-gai bentuk partisipasi penulisselaku warga Jawa Barat. Se-bab, langkah-langkah berikut-nya harus dilakukan secara ber-sama-sama oleh setiap anasirstakeholders di Jawa Barat. Itu-lah sebabnya program DesaPeradaban sejatinya harus bisamelahirkan peradaban desayang lebih memajukan warga-nya.***

Penulis, Guru Besar IlmuPemerintahan UniversitasPadjadjaran Bandung.