PikiranRakyat -...

2
Pikiran Rakyat o Selasa o Rabu Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 e 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul '0 Ags OSep .Okt ONov ODes Menentul~an Hari J adi J awaB Oleh ADING KUSDIANA H INGGAsaat ini Provinsi Jawa Barat belum memiliki hari ja- di. Padahal, bila dilihat dari perjalanannya, sebenarnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat bukannya belum bisa menentukan dan memi- liki tanggal yang dapat dijadikan sebagai hari jadi atau titimangsa atau candrasangkala. Yang menjadi per- masalahan, masih ada kontroversi serta pro- kontra dari berbagai pi- hak dengan berbagai argumentasi dan pendekatan yang beragam. Hal itu ten- tunya menuntut semua elemen, untuk duduk bersama-sama merumuskan hari jadi Provinsi Jawa Barat itu. Dengan demikian, dapat diperoleh konsensus di dalam menentukan momentum hari ja- di provinsi ini, sehingga tidak menim- bulkan polemik berkepanjangan. , Sebenarnya, bila dilihat dari kaca- mata historis, ada tiga titimangsa atau candrasangkala waktu pilihan, dapat dijadikan sebagai dasar bagi pelacakan tanggal yang menandai sejarah berdi- rinya Provinsi Jawa Barat, yaitu 1 Januari 1926, 19 Agustus, dan 4 Juli 1950. Dalam ketiga tanggal tersebut ter- dapat beberapa rangkaian peristiwa penting, yang erat kaitannya dengan se- jarah berdirinya Provinsi Jawa Barat. Diantara kompleksitas permasalahan itu adalah pertama, Pemerintah Belan- da dalam rangka "melanggengkan" praktik-praktik penja- jahannya membentuk provinsi-provinsi di wilayah Hindia-Belan- . da. Salah satunya Provinsi Jawa Barat yang dibentuk pada 1 Januari 1926. Banyak elemen masyarakat yang mempertimbang- kan 1 Januari 1926 adalah titimangsa yang paling awal dan lebih tua dibandingkan dengan 19 Agustus 1945 ataupun 4 Juli 1950. Kedua, berdirinya Provinsi Jawa Barat dengan mengam- bil dari ketiga tanggal tersebut ditunjang dokumen-dokumen kuat, yang tertulis dalam bentuk peraturan atau undang- undang. Mengambil salah satu dari keti- ga momentum tersebut, berarti me- nafikan dokumen-dokumen lain yang sama kuatnya. Namun, bila terus ber- patokan kepada ketiga dokumen itu tanpa mengambil salah satunya, sampai kapan pun Pemprov Jawa Barat s~la- manya akan ragu di dalam menetapkan hari jadi Provinsi Jawa Barat. Idealnya, ketika menelusuri dan melacak kepastian kapan sejarah ber- dirinya Provinsi Jawa Barat, perlu dipegang beberapa kriteria yang dapat dijadikan landasan. Pertama, momen- tum tanggal tertentu dijadikan sebagai hari berdirinya atau terbentuknya suatu provinsi ditunjang adanya fakta his- toris, yang secara konseptual benar. Artinya, ada dokumen tentang diben- Kliping Humas Unpad 2010 rat tuknya Provinsi Jawa Barat. Kedua, dalam melacak " jarah pendirian provinsi harus dipenuhi dan ditemukan kelengkapan persyaratan legal-formal. Dibentuknya Provinsi Jawa Barat tertulis dalam bentuk per- aturan atau undang-undang. Ketiga, seharusnya momentum ber- dirinya satu provinsi memiliki makna simbolis-politis. Artinya, tanggal yang dipilih dapat memberikan kebanggaaan kepada masyarakatnya sebagai hasil dari perjuangan masyarakat yang bersangkutan. Jangan ada kesan bahwa suatu provinsi berdiri merupakan hasil pemberian belaka dari satu bangsa yang pernah menjajah. Keempat, suatu provinsi berdiri harus logis. Biasanya provinsi ada, manakala negara induknya sudah ada. Pengambilan momentum 1 Januari 1926 hanya memenuhi kriteris kesatu dan kedua. Namun, untuk mernenuhi kriteria ketiga dan keempat sanzat sulit. Momentum 1 Januari 1926 tidak memiliki maknasimbolis-politis, yang dapat memberikan kebanggaaan kepa- da masyarakat Jawa Barat sebagai hasil perjuangan masyarakat, s hingga menimbulkan kesan, keb eradaan Provinsi Jawa Barat merupakan "pem- berian" bangsa Belanda. Ta ggal itu juga lemah, karena tidak logis suatu provinsi ada, manakala negara sebagai induknya belum ada. Dari 1945 sampai sekarang, kita hidup dalam bingkai NKRI yang sudah merdeka bukan wilayahjajahan Pemerintah Belanda. Selanjutnya, momentum 4 Juli 1950 hanya bisa memenuhi kriteria pertama, kedua, dan keempat. Pada subs inya, peraturan atau VV yang dibuatkan hanya bersifat reaksentuasi terhadap keputusan-keputusan has' sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan In-

Transcript of PikiranRakyat -...

Page 1: PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/pikiranrakyat-20101014... · aha-usaha pendirian "negara boneka" seperti negara Pasundan bentukan

Pikiran Rakyato Selasa o Rabu • Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 e 1517 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul '0 Ags OSep .Okt ONov ODes

Menentul~an Hari Jadi Jawa B

Oleh ADING KUSDIANA

H INGGAsaatini ProvinsiJawa Barat

belum memiliki hari ja-di. Padahal, bila dilihatdari perjalanannya,sebenarnya PemerintahProvinsi Jawa Baratbukannya belum bisamenentukan dan memi-liki tanggal yang dapatdijadikan sebagai harijadi atau titimangsaatau candrasangkala.Yang menjadi per-masalahan, masih adakontroversi serta pro-kontra dari berbagai pi-hak dengan berbagai argumentasi danpendekatan yang beragam. Hal itu ten-tunya menuntut semua elemen, untukduduk bersama-sama merumuskan harijadi Provinsi Jawa Barat itu. Dengandemikian, dapat diperoleh konsensus didalam menentukan momentum hari ja-di provinsi ini, sehingga tidak menim-bulkan polemik berkepanjangan., Sebenarnya, bila dilihat dari kaca-mata historis, ada tiga titimangsa ataucandrasangkala waktu pilihan, dapatdijadikan sebagai dasar bagi pelacakantanggal yang menandai sejarah berdi-rinya Provinsi Jawa Barat, yaitu 1

Januari 1926, 19 Agustus, dan 4 Juli1950. Dalam ketiga tanggal tersebut ter-dapat beberapa rangkaian peristiwapenting, yang erat kaitannya dengan se-jarah berdirinya Provinsi Jawa Barat.Di antara kompleksitas permasalahan

itu adalah pertama, Pemerintah Belan-da dalam rangka "melanggengkan"

praktik-praktik penja-jahannya membentukprovinsi-provinsi diwilayah Hindia-Belan-

. da. Salah satunyaProvinsi Jawa Baratyang dibentuk pada 1Januari 1926. Banyakelemen masyarakatyang mempertimbang-kan 1 Januari 1926adalah titimangsayang paling awal danlebih tua dibandingkandengan 19 Agustus1945 ataupun 4 Juli1950.Kedua, berdirinya

Provinsi Jawa Barat dengan mengam-bil dari ketiga tanggal tersebut ditunjangdokumen-dokumen kuat, yang tertulisdalam bentuk peraturan atau undang-undang. Mengambil salah satu dari keti-ga momentum tersebut, berarti me-nafikan dokumen-dokumen lain yangsama kuatnya. Namun, bila terus ber-patokan kepada ketiga dokumen itutanpa mengambil salah satunya, sampaikapan pun Pemprov Jawa Barat s~la-manya akan ragu di dalam menetapkanhari jadi Provinsi J awa Barat.Idealnya, ketika menelusuri dan

melacak kepastian kapan sejarah ber-dirinya Provinsi Jawa Barat, perludipegang beberapa kriteria yang dapatdijadikan landasan. Pertama, momen-tum tanggal tertentu dijadikan sebagaihari berdirinya atau terbentuknya suatuprovinsi ditunjang adanya fakta his-toris, yang secara konseptual benar.Artinya, ada dokumen tentang diben-

Kliping Humas Unpad 2010

rat

tuknya Provinsi Jawa Barat.Kedua, dalam melacak " jarah

pendirian provinsi harus dipenuhi danditemukan kelengkapan persyaratanlegal-formal. Dibentuknya ProvinsiJawa Barat tertulis dalam bentuk per-aturan atau undang-undang.Ketiga, seharusnya momentum ber-

dirinya satu provinsi memiliki maknasimbolis-politis. Artinya, tanggal yangdipilih dapat memberikan kebanggaaankepada masyarakatnya sebagai hasildari perjuangan masyarakat yangbersangkutan. Jangan ada kesan bahwasuatu provinsi berdiri merupakan hasilpemberian belaka dari satu bangsayang pernah menjajah.Keempat, suatu provinsi berdiri harus

logis. Biasanya provinsi ada, manakalanegara induknya sudah ada.Pengambilan momentum 1 Januari

1926 hanya memenuhi kriteris kesatudan kedua. Namun, untuk mernenuhikriteria ketiga dan keempat sanzat sulit.Momentum 1 Januari 1926 tidakmemiliki maknasimbolis-politis, yangdapat memberikan kebanggaaan kepa-da masyarakat Jawa Barat sebagai hasilperjuangan masyarakat, s hinggamenimbulkan kesan, keb eradaanProvinsi Jawa Barat merupakan "pem-berian" bangsa Belanda. Ta ggal itujuga lemah, karena tidak logis suatuprovinsi ada, manakala negara sebagaiinduknya belum ada. Dari 1945 sampaisekarang, kita hidup dalam bingkaiNKRI yang sudah merdeka bukanwilayahjajahan Pemerintah Belanda.Selanjutnya, momentum 4 Juli 1950

hanya bisa memenuhi kriteria pertama,kedua, dan keempat. Pada subs inya,peraturan atau VV yang dibuatkanhanya bersifat reaksentuasi terhadapkeputusan-keputusan has' sidangPanitia Persiapan Kemerdekaan In-

Page 2: PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/pikiranrakyat-20101014... · aha-usaha pendirian "negara boneka" seperti negara Pasundan bentukan

donesia pada 19 Agustus 1945.Pengambilan momentum itu juga ku-rang memiliki makna simbolis-politis,karena walaupun Provinsi Jawa Baratdibentuk pada tanggal itu oleh pemerin-tah RI, secara geopolitik wilayah JawaBarat baru saja melepaskan diri dari us-aha-usaha pendirian "negara boneka"seperti negara Pasundan bentukan pe-merintah Belanda yang berusahamemecah belah kembali NKRI.

Adapun momentum 19Agustus 1945. bisa mendekati keempat kriteria itu.

Pertama, berdirinya Provinsi Jawa Baratsecara konseptual benar karenadidukung dokumen. Kedua, pendirianProvinsi Jawa Barat memenuhi syaratlegal-formal, karena tertulis sebagaihasil keputusan sidang Panitia Persia-pan Kemerdekaaan Indonesia. Ketiga,tanggal itu memiliki makna simbolis-politis, karena bangs a Indonesia barusaja menginjak dua hari hidup sebagaibangsa merdeka. Sangat wajar masya-rakat Jawa Barat mendukungnya den-gan menjadikan wilayahnya sebagaibagian integral dari NKRI. Keempat,berdirinya Provinsi Jawa Barat bisa di-terima akal pikiran, karena negara in-duknya (NKRI) sudah ada.

Dalam konteks .ini, yang paling pen-ting adalah apakah kita akan melihatproses sejarah berdirinya Provinsi JawaBarat dari perspektif ke-Indonesia-an/NKRI secara komprehensif atautidak? Jika mau melihat dari perspek-tif ke-Indonesia-an, apakah akanmengambil 'momentum 19 Agustus1945 yang dasarnya lebih kuat atau 4Juli 1950. Demikian, semoga dapatmenjadi refieksibagi kita semua seluruhwarga J awa Barat.*'"*

Penulis, Kandidat Doktor flmu Se-jarah Universitas Padjadjaran.