Pikiran Rakyat -...

3
~~~ Pikiran Rakyat o Selasa 4 5 20 o Mar o Rabu -(i) 22 OMei o Kamis . Jumat 8 9 10 11 23 2~ 25 26 OJun OJul . Ags o S,bl" 0 MI".." ~ 12 13 14 15 16 27 28 29 3U 31 o Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des o Senin 123 17 18 19 OJan OPeb 6 21 OApr " " Sastra 'dan Pelllbentul~an ~ .-. .~. ~ ._.~. _ ~._' ,...J'"'n'__"-'~~ Identitas Bangsa __ ::.- - .'. '''-', -. '" P--" '__. __~_. -:z;;.I. -. Oleh HARFlYAH WIDIAWATI P ERBINCANGAN mengenai sastra dan kebangsaan bukan- . lah hal yang baru. Kedua enti- tas tersebut memang terkait erat. Bebe- rapa topik yang sering dibahas di anta- ranya adalah peran serta sastra dalam membentuk gagasan tentang sebuah bangsa. Peran serta sastra atau lebih lu- asnya lagi tulisan-tulisan cetak, dalam me~bentuk nasionalisme negara-bang- sa Asia dan Afrika, misalnya telah diba- has oleh Benedict Anderson dalam Imagined Communities. Dalam kon- teks Indonesia, mUflculnyamajalah dan koran terbitan Sino-Cina dan Indo-Era- pa di akhir abad ke-19 membantu me- nyebarluaskan gagasan-gagasan revolu- si di Eropa, yang akhimya menjadi cikal bakal munculnya semangat persatuan dan perlawanan terhadap,pemerintah kolonial. Tulisan Teeuw dan Goenawan Mohamad membahas betapa lembaga penerbitan, Balai Poestaka, dirintis pe- merintah kolonial Belanda untuk mem- budayakan nilai modem ke dalam ma- syarakat Indonesia tradisional. Nilai-ni- lai modem disebarluaskan dan dikemas dalam bentuk bacaan yang "menghi- bur" dan "mendidik" pembacanya. Pe- nyensoran dilakukan oleh Balai Poesta- ka untuk menyeleksi bacaan yang layak terbit dan dibaca di tanah Hindia. Ma- ka tak heran bila karya-karya sastra ter- bitan Balai Poestaka memiliki tendensi untuk tidak kritis terhadap kolonialis- me Belanda. Begitulah bahasa yang mengejawan- tah dalam karya-karya sastra selalu mempunyai dua sisi. Pada masa kolo- nial ia bisa digunakan oleh orang- orang pribumi untuk membentuk na- sionalisme, tetapi pada saat yang sarna juga bisa digunakan oleh pemerintah kolonial untuk melanggengkan penja- jahan. Bahasa Melayu yang menjadi ci- kal bakal bahasa Indonesia'dianggap dapat mempersatukan para pemuda yang beIjuang di tanah yang sarna. De- ngan menggunakan bahasa Melayu In- donesia in~,para sastrawan dari berba- gai pulau dapat berbagi perasan keter- tindasan, yang mereka alami, secara nasional. Namun, bahasa tersebut me- miliki keterbatasan karena tidak bisa mewadahi perasaan-perasaan intim 10- kal yang hanya dimungkinkan oleh ba- hasa daerah. Pada masa pascakemerdekaankarya sastra yang muncul dilihat oleh Maier (dalarn Foulcher dan Day, 2002) mere- presentasikan kecemasan pascakoloni- al' Transisi ke modemitas dan ke iden- titas negara bangsa menimbulkan ke- gamangan. Makna dari kemerdekaan tersebut dipertanyakan. Apakah arti- nya Indonesia? Bila sebelumnya nasio- nalisme dilihat dalam kerangka patrio- tisme atau narasi besar lainnya, kini nasionalisme dilihat dari kacamata yang lebih sehari-hari, banal. Hal ini tercermin dalam bahasa karya-karya sastra yang lebih eksperimental. Bila dalam karya Balai Poestaka bahasanya lebih teratur, kaku, dan seragam, da- lam karya pascakemerdekaan bahasa- nyalebihlonggar,terpecah,daninkon- sisten karena sedang mencari akar bu- daya dan kenyamanan yang nanti menjadi identitasnya. Kliping t1umos Unpod 2009 --

Transcript of Pikiran Rakyat -...

Page 1: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../2009/...sastradanpembentukidentitasbangsa.pdf · teks Indonesia, mUflculnya majalah ... titas negara bangsa menimbulkan

~~~ Pikiran Rakyato Selasa

4 5

20

o Mar

o Rabu

-(i)22

OMei

o Kamis . Jumat8 9 10 1123 2~ 25 26

OJun OJul . Ags o S,bl" 0 MI".." ~12 13 14 15 16

27 28 29 3U 31

o Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des

o Senin

123

17 18 19

OJan OPeb

621

OApr

""

Sastra 'dan Pelllbentul~an~ .-. .~. ~ ._.~. _ ~._' ,...J'"'n'__"-'~~

Identitas Bangsa__ ::.- - .'. '''-', -. '" P--" '__. __~_. -:z;;.I. -.

Oleh HARFlYAH WIDIAWATI

P ERBINCANGAN mengenaisastra dan kebangsaan bukan-

. lah hal yang baru. Kedua enti-tas tersebut memang terkait erat. Bebe-rapa topik yang sering dibahas di anta-ranya adalah peran serta sastra dalammembentuk gagasan tentang sebuahbangsa. Peran serta sastra atau lebih lu-asnya lagi tulisan-tulisan cetak, dalamme~bentuk nasionalisme negara-bang-sa Asia dan Afrika, misalnya telah diba-has oleh Benedict Anderson dalamImagined Communities. Dalam kon-teks Indonesia, mUflculnyamajalah dankoran terbitan Sino-Cina dan Indo-Era-pa di akhir abad ke-19 membantu me-nyebarluaskan gagasan-gagasan revolu-si di Eropa, yang akhimya menjadi cikalbakal munculnya semangat persatuandan perlawanan terhadap,pemerintahkolonial. Tulisan Teeuw dan GoenawanMohamad membahas betapa lembagapenerbitan, Balai Poestaka, dirintis pe-merintah kolonial Belanda untuk mem-budayakan nilai modem ke dalam ma-syarakat Indonesia tradisional. Nilai-ni-lai modem disebarluaskan dan dikemasdalam bentuk bacaan yang "menghi-bur" dan "mendidik" pembacanya. Pe-nyensoran dilakukan oleh Balai Poesta-ka untuk menyeleksi bacaan yang layakterbit dan dibaca di tanah Hindia. Ma-ka tak heran bila karya-karya sastra ter-bitan Balai Poestaka memiliki tendensiuntuk tidak kritis terhadap kolonialis-me Belanda.

Begitulah bahasa yang mengejawan-tah dalam karya-karya sastra selalu

mempunyai dua sisi. Pada masa kolo-nial ia bisa digunakan oleh orang-orang pribumi untuk membentuk na-sionalisme, tetapi pada saat yang sarnajuga bisa digunakan oleh pemerintahkolonial untuk melanggengkan penja-jahan. Bahasa Melayu yang menjadi ci-kal bakal bahasa Indonesia'dianggapdapat mempersatukan para pemudayang beIjuang di tanah yang sarna. De-ngan menggunakan bahasa Melayu In-donesia in~,para sastrawan dari berba-gai pulau dapat berbagi perasan keter-tindasan, yang mereka alami, secaranasional. Namun, bahasa tersebut me-miliki keterbatasan karena tidak bisamewadahi perasaan-perasaan intim 10-kal yang hanya dimungkinkan oleh ba-hasa daerah.

Pada masa pascakemerdekaankaryasastra yang muncul dilihat oleh Maier(dalarn Foulcher dan Day, 2002) mere-presentasikan kecemasan pascakoloni-al' Transisi ke modemitas dan ke iden-titas negara bangsa menimbulkan ke-gamangan. Makna dari kemerdekaantersebut dipertanyakan. Apakah arti-nya Indonesia? Bila sebelumnya nasio-nalisme dilihat dalam kerangka patrio-tisme atau narasi besar lainnya, kininasionalisme dilihat dari kacamatayang lebih sehari-hari, banal. Hal initercermin dalam bahasa karya-karyasastra yang lebih eksperimental. Biladalam karya Balai Poestaka bahasanyalebih teratur, kaku, dan seragam, da-lam karya pascakemerdekaan bahasa-nyalebihlonggar,terpecah,daninkon-sisten karena sedang mencari akar bu-daya dan kenyamanan yang nantimenjadi identitasnya.

Kliping t1umos Unpod 2009

--

Page 2: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../2009/...sastradanpembentukidentitasbangsa.pdf · teks Indonesia, mUflculnya majalah ... titas negara bangsa menimbulkan

Banyak persoalan yang dapat diba-has mengenai kesusastraan modernpascakemerdekaan.Misalnya kritikussastra dapat menggarisbawahi pem-bentuk~ kilnon sastra (canonforma-tion) dalam hubungannya denganpembangunan bangsa (nation buil-ding). Karya-karya yang menjadi ka-non, dipelajari dan dibahas di institusiakademis, pembahasannya diterbitkandi media nasional seringkali paralelperkembangannya dengan projek pem-bangunan bangsa. Karya sastra yangdapat bertahan bukan saja karya yangni.emiliki kualitas formal sastra yangtinggi, melainkan juga karya yang da-pat bersaing secara ekonomi, politis,dan sosial. Ambilah contoh kanonisasipada masa Lekra. Karya sastra yangdapat bertahan adalah karya yangmengusung gagasan sosialisme, yangberbentuk rea)isme sosial; sastra men-jadi alat propaganda politik. Muncul-nya manikebu sebagai reaksi atas poli-tisasi sastra ini dapat dilihat sebagaiupaya kontestasi terhadap definisi ke-bangsaan yang dibangun oleh Lekra.

Demikian pula dalam kondisi sastrakontemporer Indonesia. Munculnyakontestasi terhadap sastra Utan Kayu,sastra wangi, sastra pesantren, chicklit,dap. teenlit, dapat dilihat sebagai ber-agamnya cara memaknai dominasi, ca-ra memaknai normalitas, cara memak-nai diri, cara memahami semesta yangditempati oleh diri. Pada akhirnya "ca-ra memahami" ini tidak bisa dilepas-kan dari konteks kebangsaan karenabangsa merupakan elemen yang ber-anggotakan individu; identitas bangsaadalah identitas kelompok yang ter-

bentuk dari jalinan identitas individu.Dengan demikian, banyaknya indivi-

du yang menulis tema tertentu, menun-jukkan kondisi bangsa pada masa terse-but. Bila banyak sastrawan yang menu-lis tema mesianisme maka dapat dilihatkerinduan sekaligus ketidakmampuananak bangsa untuk menciptakan kondi-si ideal; bila banyak penyair menulisdengan menggunakan genre tertentu,puisi romantikmisalnya, terlihat pulapengharapan penyair tersebut akantransendensi melalui mediasi alamoDo-minasi sastra kanon dari latar budayatertentu juga membangun sikap bangsatertentu. Dominasi budaya Hindu-Jawadalam karya-karya sastra Orde Baru,misalnya, membangun sikap-sikap pa-tuh terhadap penguasa, pasrah (mimo)terhadap takdir.

Demikianlah sastra bukan hanyamenjadi representasi dari semangat za-mannya, sastra dapat menjadi alterna-tif untuk memahami kondisi suatubangsa. Sejarah suatu bangsa tidak ha-nya dapat dilihat dari buku sejarahnya,atau dari tulisan-tulisan di jurnal, ko-ran dan majalah nasional. Sastramengungkapkan hal-hal banal yang ti-dak bisa diungkapkan oleh buku seja-rah ataupun undang-undang dasar se-buah bangsa. Sastra menampakkanyang oleh Williams disebut sebagaistructure offeeling suatu bangsa. Olehkarena itu, untuk memahami identitasbangsa, bacalah karya sastra yang di-produksi oleh bangsa tersebut. ***

Penulis, pengajar pada ProgramStudi Sastra Inggris Universitas Pad-jadjaran.

- ,---

Page 3: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../2009/...sastradanpembentukidentitasbangsa.pdf · teks Indonesia, mUflculnya majalah ... titas negara bangsa menimbulkan

Nigeria dan Warisan Kekerasangoo _ ,_".,'.~._r " ..,. .-,...,..,,.. ~ ' ._~ ' -,~ .=-. - ~

I..Oleh MAHFUD

kudeta, dall ini bermula karenaadanya pertentangan yang ta-jam antara penganut Islam danKristen. Penyebab utamanyaadalah kekuasaari militer yangbegitu dominan, serta rule ofthe game yang ditetapkan pe-merintah kolonial Inggds di-anggap tidak adil bagi kalanganIslam. Kekerasan yang merupa-'kan warisan dari kaJ.onialisasiInggris dimulai ketika diberla-kukannya Pax Brittanica yangmengatur setiap Muslim yangakan bepergian atau memba-ngun masjid harus mendapat-kan mn dari pemerintah koloni-al. Sebaliknya, pemeluk Kristentidak dikenakan mn serupa.

Pel'Seteruan etnis berlatar be-lakang sentimen agama ini punberlanjut hingga negeri ini mer-deka 1 Oktober 1963 denganpresiden pertamanya, Dr.Mnamdi Azikiwe dan AlhajiAbubakar Tafawa Balewa seba-gai Perdana Menterinya. Ke-kuasaan mereka dikudeta Let-nan Kolonel Yakubu Gowon pa-da 29 Juli 1966 sehingga me-nyebabkan perang saudara pa-da 1967-1970, karena NigeriaTimur ingin memisahkan diridari pemerintahan federal Nige-ria. "Perang Biafra" ini dapat di-padanlkan Jenderal Gowon pa-da 12Januari 1970. Namun, pe-merintahan Jenderal Gowonpun dikudeta Jenderal MurtalaMuhammad pada 20 Juli 1975.

Selanjutnya, Murtala Muham-mad terbunuh pada 13Februari1976, digantikan Jenderal Olu-segun Obasanyo.

Pada 1 Oktober 1979, diada-kan pemilihan presiden seearademokratis, dan terpilih Alhaji

Etnis dan agapla Shehu Shagari dari Partai Na-Nigeria memiliki penduduk sional Nigeria. Presiden Shehu

150 juta orang, dengan kompo- Shagari terpilih kembali padasisi Muslim dan Kristen berim- 1983,'namun pada 31Desemberbang, dan biasanya hidup ber- 1983, Shehu Shagari dikudetadampingan dengan damai, Mayor Jenderal Muhammadumeskipun kadang ada kekeras- Buhari. Nasib Muhammaduan antarpenduduk. Perimbang- Buharijuga tak lebih baik, kare-an kekuatan Islam dan Kristen na pada 27 Agustus 1985, diku-dimanfaatkan Inggris ketika deta Mayor Jenderal Ibrahimmenjajah Nigeria. Babangida. Pemerintahan Ba-

Pada 1960-an, Inggris men- bangida berakhir pada 26 Agus-ciptakan negara Nigeria buatan tus 1993 dan digantikan Chiefyang termasuk di dalamnya Ernest Shonekan. Pada 17No-dua ratus kelompok etnis yang vember 1993, Jenderal Saniberbieara dalam bahasa-baha- Abaeha terpilih sebagai presi-sa yang berbeda. Tiga kelom- den, pada tahun itujuga diada-pok etnis utama adalah Hausa- kan pemilihan umum, dan ter-Fulani yang Muslim, Igbo yang . pilih Moshood Abiola. Namun,Katolik, dan Yoruba yang eam- kemenangan Moshood Abiolapuran Muslim dan Kristen. Ba- I tak pernah diakui, malah dia di-tasan-batasan administratif tangkap dan dipenjara.yang dieiptakan pemerintah Pada Juni 1998, Sani Abaehakolonial Inggris memperdalam wafat dan kedudukan dia di':pemisahan kelompok-kelom- gantikan anggotajunta militerpok etni~ tersebut. Jenderal Abdulsalam Abubakar.

Nigeria menjadi sorotan du- Kekuasaan militer mutlak sela-nia karena terjadi silih bergan- ma 10 tahun di Nigeria diakhiritinya kekuasaan dengan eara Jenderal Abdulsalam Abubakar

dengan mengadakan pemilihanumum. Pada Februari 1999,mantanjenderal 1970-an, Olu-segun Obasanyo (~ari et!l~ Y~ _.. __I:8D .....

S EPULUH tahun berlalus.ejak Nigeria,bangsapenghasil minyak dan

berpenduduk terbesar Afrika,mengakhiri kekuasaan militer-nya dan menjadi negara demo-krasi. Transformasi, walaupunlambat dan penuh persoalan,telah menjadi eiri yang ditandaidengan tiga kali pemilihanumum berturut-hirut, yang ter-akhir pada 2007. Di tengah ge-liat proses demokratisasi ini,Nigeria masih tetap teraneamkonflik-konflik yang berkaitandengan etnis, agama, masyara-kat, dan sumber daya.

Nuansa'dari gambaran gejo-lak ini pun kembali menderanegeri ini. Sekitar 600 orang te-was saat kerusuhan bernuansaagama tersebut, dan sedikitnya100.000 orang mengungsi keti-ka bentrokan bersenjata terjadiantara aparat keamanan danmilisi bersenjata Bako Harampimpinan Muhammad Yusuf diMaiduguri negara bagian Bor-no, Nigeria Utara. .

Bentrokan itu dipieu serang-an kelompok Bako Haram yangartinya "pendidikan terlarang"terhadap sejumlah kantor pe-merintah dan pos-pos polisi pa-da Minggu (26/7) setelah se-jumlah pengikutnya ditahan.Kelompok ini menolak sistempendidikan barat yang diberla-

kukan pemerintah dan menun-tut pemberlakuan sistem syari-ah secara lebih ketat. Pada haki-katnya, kekerasan yang terjadidi Nigeria ini erat kaitannya de-ngan faktor sejarah, terutamapada masa kolonialisme Ing-gris.

ruba), terpilih sebagai presidenseeara demokratis. Ironisnya,kemenangan Obasanjo didu-kung suku Hausa, yang notabe-ne Muslim, sedangkan suku Yo-ruba (sebagian Kristen) tempatObasanjo berasal kurang mem-berikan dukungannya.

Terpilihnya Obasanyo bukanberarti persoalan ini selesai, ka-rena komunitas Muslim di ba-gian utara yang menguasai 12dari 36 negara bagian meng-inginkan diberlakukannya sya-riah. Ke-12 negara bagian ituterdiri atas Sokoto, Zamfara,Katsina, Kano, Jigawa, Yobe,Borno, Kebbi, Niger, Kaduna,Bauehi, dan Gombe.

Meskipun sebagian besarmaSyarakat di 12 negara bagianini setuju diberlakukannya hu-kum syariah, tak urung tetapmenimbulkan tantangan yanghebat dari penganut Kristen,sehingga menewaskan ratusanpenduduk, baik dari kalang?-nKristen maupun Islam di Zam-fara, Kano, dan Sokoto. Inilahmungkin gambaran sulit perse-teruan etnis yang selalu mende-ra Nigeria. ***

Penulis, staf pengajar ma-ta kuliah hukum internasionalpada Fakultas Hukum Univer-sitas Syiah Kuala, Darusal-lam, Banda Aceh, sedangmengambil Program Doktor diUnpad Bandung.