Pikiran Rakyat -...
Transcript of Pikiran Rakyat -...
Pikiran Rakyat ecUNPAD'-.ex NON UNPAD
[o Senin 0 Selasa • Rabu 0 Kamis 0 Jumat 0 Sabtu 0 Minggu--------.-=------=--~~----2 3 4 5 6@8 9 10 11 12 13 14 15 1618 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31---=----=---~~-------------6P~b--O-M~~-?5Apr---O M;i-.J~~--OJ~/---6'Ag-;---bt; 0 Okt 0 Nov 0 Des
PWI dan Tuntutan ZamaOleh ACENG ABDULLAH
T ANGGAL 22 Juni ini,Persatuan WartawanIndonesia (PWI) Ca-
bang Jawa Barat akan melak-sanakan konferensi cabang(konfercab), untuk memilihketua dan pengurus barn peri-ode 2011 - 2016_ Konfercabyang akan diikuti oleh pengu-rus perwakilan PWI dari selu-ruh kabupatenfkota se-Jabarini akan semakin berat, karenaharus mampu memilih ketuadan pengurus PWI J abar yangvision er di tengah derasnyatuntutan dan zaman yang terusberubah.Perubahan dalam berbagai
bidang di tengah masyarakat,mengharuskan PWI bekerjakeras untuk mewujudkan cita-cita luhur PWI selama ini. Be-berapa di antaranya, yaitu ter-wujudnya kehidupan pers na-sional yang merdeka, profe-sional, bermartabat, dan ber-adab juga terpenuhinya hakmasyarakat untuk memperolehinformasi yang benar danbermanfaat, selain terwujudnyatugas pengawasan dan kritikuntuk kepentingan rakyat. Se-lain cita-cita itu, PWI jugaharus lebih serius memper-juangkan kesejahteraanwartawan, ,seperti yang dia-manatkan dalam PeraturanDasar dan Peraturan RumahTangga (PDfPRT) PWI pasal g.Perubahan di bidang sosial
budaya masyarakat sebagaidampak dari perkembanganteknologi dan informasi, mem-buat semua pihak termasukPWI harus meredefinisi ulangpengertian wartawan yang je-las akan berpengaruh terhadappersyaratan calon anggota. Se-lain itu, PWI juga harus lebihmeningkatkan profesionalismeanggotanya, karena dengan pe-rubahan masyarakat danmakin majunya teknologi in-formasi serta era konvergensimedia, ke depan tidak menu-tup kemungkinan, satu mediatidak perlu lagi membutuhkanjumlah wartawan yang besar,tetapi kualitas dan produktivi-tas wartawan yang meng-hasilkan karya jurnalistikbermutu dibutuhkan oleh satumedia.
Jurnalisme warga (citizenjournalism) khususnya di me-dia online dan media elektro-nik seperti radio atau televisiyang saat ini makin merebak didunia, telah membuktikanbahwa informasi dari wargabisa jauh lebih aktual diban-dingkan dengan informasiyang didapatkan olehwartawan. Jika selama ini me-dia massa lokal paling banterpunya awak wartawan sekjtartoo-an, mediajurnalisme war-ga bisa memiliki "reporter"hingga ribuan orang di berba-gai pelosok daerah. Merekamenjadi ujung tombak infor-masi didukung oleh kepemi-likan media komunikasi yangsemakin murah dan canggih.Mereka melaporkan kejadianyang ditemukannya saat pergike kantor, ke kampus, ke seko-lah, dan media tinggalmelakukan konfirmasi danmelengkapi laporan warga kekantor lembaga terkait di se-putar kejadian.Bukan hanya melaporkan
kemacetan lalu lintas, saat inipun warga dapat melaporkanhasil pertandingan olah raga,konser musik di luar negeri,sampai kejadian di pelosokdaerah yang tidak terjangkau .oleh wartawan dengan cepatdapat tersebar di media massa.Karena fenomena ini, sejumlahmedia sudah melakukan penci-utan jumlah wartawannya,bahkan di negara maju sepertiAmerika Serikat dan negara-negara Eropa, banyak koran-~.~
Kliping Humas (lnpad 2011
dan majalah yang berusia ratu-san tahun ~ejak tiga tahun ter-akhir ini akhirnya gulung tikardan berhenti terbit, karenatergilas oleh media online danmedia elektronik yang ujungtombak reporternya adalahmasyarakatsendiri.Media jurnalisme warga
OhmyNews dari Korea Selatan,~ menjadi media yang pa-lingdisegani di negeri itu. Saat ini,OhmyNews memiliki kontribu-tor hingga belasan ribu orangyang tersebar di seluruh penju-ru dunia serta memiliki edisibeberapa bahasa selain bahasaKorea.Ke depan, wartawan yang
tidak profesional serta media-:nya tidak bermartabat dan ber-adab bakal tergilas oleh zaman.Era wartawan yang hanyamengandalkan berita dari rilisatau konferensi pers sudah be-rakhir. Begitu pun media mas-sa dan wartawan yang hanyamengedepankan sensasi untukkepentingan sesaat pihak-pi-hak tertentu, baik itu penguasamaupun pengusaha, tidakakan dilirik khalayaknya. Jugamedia yang hanya mengede-pankan aneka konflik dan kek-erasan sebagai news value jugaakan ditinggalkan, karenasesungguhnya berita seperti itubukan berarti tidak menarik,tetapi tidak bermanfaat bagipembelajaran kehidupan ber-masyarakat.
masyarakat masa kini akan ke-butuhan informasi, semakintinggi dan sangat berbeda de-ngan masyarakat dekade se-belumnya. Sekarang sudahbukan zamannya orang disu-guhi oleh informasi semau guewartawannya. Berita asal-asalan yang beraroma amplopdari press release atau pressconference tidak akan di-sentuh. Wartawan profesionalharus mengolah bahan beritatadi menjadi berita denganmenambahkan dari sumber in-formasi yang lain. Media kon-vensional tidak lagi menjadisatu-satunya sumber informasibagi masyarakat. Internetmenjadi alternatif sumber in-formasi apa saja, kapan saja,dan di man a saja. Asal adaperangkat teknologinya, segu-nung informasi ada di sana.Dulu, khalayak media cen-
derung pasif dalam mencariinformasi, sekarang di erateknologi informasi, info apapun yang dibutuhkan olehkhalayak dengan gampangnya,bahkan bisa didapat dengancara yang mudah dan murahlewat kotak kecil berwujudtelefon seluler yang bersifatmobile, da-pat dibawa kemana-rnana. Khalayak mediamasa kini semakin aktif, untukmencari informasi bermutudan yang betul-betul dibu-tuhkannya.Tugas PWI semakin berat,
karena tidakmudah meng-ubah mindsetpar aanggotanya,terlebih paraanggota senioryang sudahmalang melin-tang selamabelasan hinggapuluhantahun. Anekaprogrampelatihanharus di-lakukan untukmeningkatkan
wawasan, baik wawasan jurnal-isme barn, pola pikir, sikap danperilaku, serta profesionalismewartawan masa kini.Memang ini sangat berat,
tetapi jika organisasi ke-wartawanan ingin berwibawadan semakin disegani
Tugas pengurus PWI punsemakin berat, ketika ke de-
pan media massa tempat paraanggotanya bekerja harus
melakukan efisiensi, karenatuntutan zaman yang terus
berubah.
PeranPWIPWI sebagai organisasi pro-
fesi kewartawanan terbesardan tertua di Indonesia, harusberani mengubah paradigmadan wawasan para anggotanyamengenai profesi kewar-tawanan masa kini. Tuntutan
perubahan harus dilakukan.Secara kognitif menambahwawasan terhadap aneka pe-rubahan yang terjadi keli-hatannya tidak terlalu sulit di-lakukan, tetapi secara konatifmengubah mindset, sikap, danperilaku yang berkaitan den-gan profesi ini agak susah.Sebelum era reformasi, pro-
fesi wartawan sangat disegani.Akan tetapi, sekarang ditakuti,sehingga rasa hormat terhadapprofesi yang satu ini semakinluntur. Ini akibat ulah oknumwartawan yang selalu datangke berbagai kantor pemerinta-han bukan untuk mencari ba-han berita, tetapi memiliki tu-juan lain.Tugas pengurus PWI pun
semakin berat, ketika .ke depanmedia mass a tempat paraanggotanya bekerja harusmelakukan efisiensi, karenatuntutan zaman yang terusberubah. Tidak menutup ke-mungkinan anggota yang tidakbisa menyesuaikan diri dengantuntutan zaman, akan menjadikorban perampingan jumlahwartawan. Untuk itu, PWIharus ikut memperjuangkankeberlangsungan hidup ang-gotanya. Kesejahteraan anggo-ta PWI bukan sekadar mem-berikan bingkisan Lebaran se-tahun sekali, tetapi sesungguh-nya antara profesionalismedengan kesejahteraan meru-pakan dua sisi mata uang yangsaling memengaruhi, karenasemakin profesional bidangkerja seseorang akan semakinmemperbesar posisi tawar seo-rang wartawan di mana pundia bekerja.Untuk kewibawaan organ-
isasi, PWI pun harus lebihtegas kepada para anggotanyayang tidak taat terhadap KodeEtik Jurnalistik. Itu karenadalam kode etik yang dimi-likinya, PWI memiliki tekaduntuk mengembangkan danmemantapkan sosok wartawanprofesional, penegak kebe-naran, nasionalis, konstitu-sional, demokratis, serta beri-man dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa.***
Penulis, mantan PengurusCabang PWI Jabar, kini dosenJurusan Jurnalistik FakultasIlmu Komunikasi (Fikom)Universitas Padjadjaran.