PHBS

31

Click here to load reader

Transcript of PHBS

Page 1: PHBS

PERILAKU PHBS

Definisi

a.    Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah

risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan

aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

b.   Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan

sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

c.       Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka

jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

Page 2: PHBS

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan

(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi

masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan

kesehatannya.

2.      Konsep

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan;

diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,

perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan

penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya

digambarkan dalam bagan berikut ini :

 

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Program PHBS

Gambar 2. Prose Program PHBS

Selanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan

penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L W Green:

Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah,

memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif. Proses

pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses penindaklanjutan

dilakukan dari kiri ke kanan.

Page 3: PHBS

Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses manajemen

pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan.

a.       Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan

sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat sesejahteraan.

b.       Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,

dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang

sedang dihadapi.

c.       Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang

langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

d.       Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya

aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya.

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku

tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu yaitu

faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.

a.       Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan

suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.

b.       Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang

menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.

c.       Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak.

Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor

kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut merupakan ruang

lingkup promosi kesehatan.

Page 4: PHBS

Faktor lingkungan adalah segala faktor baik fisik, biologis maupun sosial budaya

yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat kesehatan.

Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih

menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya

masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan

peraturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak

akan berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang

memadai.

Demikian penjelasan singkat mengenai precede proceed model yang dikaitkan dengan

program PHBS. Selanjutnya sebelum melaksanakan langkah-langkah manajemen

PHBS, terlebih dahulu dilakukan kegiatan persiapan yang meliputi :

a.       Persiapan sumber daya manusia

Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen pengelola program

Promkes, bentuk kegiatannya yaitu :

1)   Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes (internal)

2)   Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan

3)   Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor

4)   Pelatihan PHBS

5)   Lokakarya PHBS

6)   Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah berjalan baik

resmi maupun tidak resmi.

b.      Persiapan teknis dan administrative

Page 5: PHBS

Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun

sumbernya serta dana yang, diperlukan.

Persiapan administrasi, dilakukan melalui :

1) Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.

2) Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.

3) Pencatatan dan pelaporan.

4) Pemantauan.

3.      Tahap Pengkajian

Tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan masalah

perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi pengkajian PHBS

secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan pengkajian sumber daya

(dana, sarana dan tenaga).

a.       Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif

2)      Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan dengan 5

program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan

JPKM dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. Data tersebut dapat

dipefoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan

lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sebagai informasi

pendukung untuk memperkuat permasalahan PHBS yang ditemukan di

lapangan. Selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis data sekunder tersebut.

Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah :

a)      Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu

Page 6: PHBS

b)      Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan

c)      Teridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah kesehatan, faktor

penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan sumber daya penyuluhan,

masalah kebijakan, administrasi, organisasi.

d)      Dan lain-lain.

3)      Cara Pengambilan Sampel PHBS Tatanan Rumah Tangga

Dalam melaksanakan pengumpulan data perilaku sehat di tatanan rumah tangga

secara keseluruhan terlalu berat untuk dilaksanakan, hal ini disebabkan karena

keterbatasan dana, waktu dan sumber daya yang ada. Untuk mengatasi hal

tersebut perlu diambil sampel yang dapat mewakili populasi.

Metoda Pengambilan sampel perilaku sehat di tatanan rumah tangga adalah

dengan rapid survai atau survai cepat (terlampir).

Sedangkan untuk tatanan lainnya dapat dilakukan keseluruh populasi.

Berikut ini cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga di tingkat

kabupaten/kota.

Untuk mengukur masalah PHBS di tatanan rumah tangga, maka jumlah sampel

harus mencukupi. Perhitungan sampel sederhana yang direkomendasikan WHO

yaitu :

30 x 7 = 210 rumah tangga (30 kluster dan 7 rumah tangga per kluster).

 

 

Di tingkat kabupaten/kota kluster dapat disetarakan dengan kelurahan atau

desa. Ada 2 tahapan kluster yang digunakan untuk tatanan rumah tangga, tahap

Page 7: PHBS

pertama dapat dipilih sejumlah kluster (kelurahan / desa), tahap kedua

ditentukan rumah tangganya.

Langkah-langkah cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga

Langkah 1   :  List kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten

Langkah 2   :  Tulis jumlah desa yang berada pada masing – masing kecamatan

Langkah 3   :  Beri nomor urut d

esa mulai no 1 sampai terakhir

Langkah 4   :  Hitung interval desa dengan cara total desa / 30 = X

Langkah 5   :  Tentukan nomor Muster pertama desa. Dengan mengundi nomor

unit desa. selanjutnya desa kedua dapat ditentukan dengan

menambahkan interval. Demikian seterusnya hingga diperoleh 30

kluster.

Langkah 6   :  Dan desa yang terpilih diambil secara acak 7 rumah tangga.

4)      Analisis dan Pemetaan PHBS

Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis dengan cara

manual atau dengan menggunakan program EPI INFO. Selanjutnya

dapat dibuat pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) dan nilai

PHBS sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV. Berdasarkan hasil pemetaan,

diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengan tepat dan terarah.

Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahan yang ada

di masyarakat dan memotivasi pengelola program untuk meningkatkan

klasifikasi PHBS. Diharapkan masyarakat yang bersangkutan, lintas sektor.

Page 8: PHBS

LSM peduli kesehatan, swasta khususnya Pemda kabupaten / kota dan TP PKK

mempunyai komitmen untuk mendukung PHBS.

Berdasarkan kajian perilaku dan pemetaan wilayah, maka dihasilkan Pemetaan

PHBS, ditentukan prioritas masalah perilaku kesehatan, dan ditentukan

alternatif intervensi penyuluhan.

5)      Menentukan Prioritas Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan analisis yang

akan menjadi dasar pembuatan rencana intervensi. Caranya dengan

memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :

a)      Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan mudah?

b)      Mengapa terjadi demikian ?

c)      Bagaimana penanggulangannya ?

d)      Apa rencana tindakannya ?

e)      Berapa sumber dana yang tersedia ?

f)        Siapa yang mengerjakan ?

g)      Berapa lama mengerjakannya ?

h)      Bagaimanakah jadwal kegiatan pelaksanaannya ?

Selanjutnya dilakukan strategi komunikasi PHBS, yang meliputi antara lain

pesan dan media yang akan dikembangkan, metode apa saja yang digunakan.

pelatihan yang perlu dilaksanakan dan menginventarisasi sektor mana saja yang

dapat mendukung PHBS.

b.       Pengkajian PHBS secara kualitatif

Page 9: PHBS

Setelah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukan pengkajian

kualitatif. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang

kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya perilaku masyarakat yang tidak

terungkap dalam kajian kuantitatif PHBS.

Ada dua metoda untuk melakukan pengkajian PHBS secara kualitatif, yaitu:

1)   Diskusi Kelompok Terarah (DKT).

Adalah diskusi informal bersama 6 s/d 10 orang, tujuannya untuk

mengungkapkan informasi yang lebih mendalam tentang masalah perilaku

PHBS.

Dalam DKT :

a)      Diperlukan seorang pemandu yang terampil mendorong orang untuk saling

bicara dan memperoleh pemahaman tentang perasaan dan pikiran peserta

yang hadir terhadap masalah tertentu.

b)      Melibatkan dan memberikan kebebasan peserta untuk mengungkapkan

pendapat dan perasaannya.

c)      Memperoleh informasi tentang nilai-nilai kepercayaan dan perilaku

seseorang yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara biasa.

2)      Wawancara Perorangan Mendalam (WPM).

Adalah wawancara antara pewancara yang trampil dengan perorangan selaku

sumber informasi kunci, melalui serangkaian tanyajavvab (dialog) yang bersifat

terbuka dan mendalam.

Dalam WPM :

Page 10: PHBS

a)      Pewawancara adalah seorang yang terampil dalam menggali informasi

secara mendalam tentang perasaan dan pikiran tentang masalah tertentu.

b)      Sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yang dianggap mampu

dan dipandang menguasai informasi tentang masalah tertentu.

c)      Tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam

c.       Pengkajian sumber daya (dana, tenaga dan sarana)

Pengkajian sumber daya dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program PHBS,

bentuk kegiatannya :

1)      Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitas (jumlah) dan pelatihan yang

pernah diikuti oleh lintas program maupun lintas sektor.

2)      Penjajagan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektoral dalam

jumlah dan sumbernya.

3)      Penjajagan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlah dan

sumbernya.

4.      Tahap Perencanaan

Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi

komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:

a.       Menentukan Tujuan

Berdasarkan kegiatan pengkaj ian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS

wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah perilaku

kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya berdasarkan

masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian sumber daya PKM ditentukan

tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHBS yang ditemukan.

Page 11: PHBS

Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatif ditemukan masalah merokok pada

tatanan rumah tangga, maka ditentukan tujuannya.

Tujuan Umum       :   Menurunkan prosentase keluarga yang tidak merokok selama

satu tahun.

Tujuan Khusus      :   Menunuikan prosentase tatanan rumah tangga yang merokok.

dari 40% menjadi 20%.

b.      Menentukan jenis kegiatan intervensi

Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi yang

akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan berbagai alternatif

intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan dengan dikaitkan

pada ketersediaan sumber daya.

Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada :

1)      Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yang sesuai

dengan urutan masalah PHBS.

2)      Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai PHBS hasil

kajian rendah.

3)      Penentuan tatanan yang akan diintervensi, yaitu menentukan tatanan yang

akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanan tertentu.

Kemudian secara bertahap dikembangkan ke tatanan lain

4)      Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu mengembangkan

PHBS pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenis sasaran untuk tiap tatanan.

Misalnya, satu unit tatanan sekolah. satu unit pasar untuk tatanan tempat

umum, satu unit industri rumah tangga untuk tatanan tempat kerja. Rumusan

Page 12: PHBS

rencana kegiatan intervensi terpilih pada intinya menipakan operasionalisasi

strategi PHBS, yaitu :

a)      Advokasi, kegiatan pendekatan pada para tokoh / pimpinan Wilayah.

b)      Bina suasana, kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas program lima

sektor, organisasi kemasyarakatan, LSM, dunia usaha, swasta, dll.

c)      Gerakan masyarakat, kegiatan mempersiapkan dan menggerakkan

sumber daya, mulai mempersiapkan petugas, pengadaan media dan sarana.

Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, Namur untuk

menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukan dari hasil

pengkajian.

Contoh, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga yang

membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan analisis data kualitatif melalui

FGD ternyata penyebabnya adalah tidak adanya tempat sampah. Pada situasi ini

kegiatan yang bernuansa bina suasana akan lebih banyak porsinya dibanding

dengan kegiatan lainnya.

Contoh lain, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga

yang tidak memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukan analisis kualitatif,

diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak mengerti manfaat pemeriksaan

kehamilan. Kondisi seperti ini kegiatan gerakan masyarakat akan lebih banyak

dilakukan dibanding kegiatan lainnya.

Serangkaian alternatif lain yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil

pengkajian PHBS adalah :

1)      Rancangan intervensi penyuluhan massa dan kelompok

Page 13: PHBS

Penyuluhan massa dilakukan dengan topik umum, yaitu PHBS yang secara

keseluruhan merupakan masalah di wilayah kerja tersebut.

Penyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah PHBS yang lokal

sifatnya

2)      Rancangan intenvensi penyuluhan terpadu lintas program/sektor

Pemetaan wilayah menghasilkan rumusan masalah PHBS antar wilayah,

sehingga bisa dirancang “Paket Penyuluhan Terpadu” di wilayah tersebut.

Misal: di desa A terdapat 3 masalah utama, yaitu JPKM, Air bersih dan

KIA/KB, maka dapat dilakukan penyuluhan terpadu yang berisi 3 hal tersebut.

Disini petugas kesehatan berfungsi sebagai penggerak lintas program dan

lintas sektor, untuk selanjutnya bersama-sama melaksanakan penyuluhan

diwilayah tersebut.

5.      Tahap Perencanaan

a.       Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambil

keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani dalam berperilaku

sehat, memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada

anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil

keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang

secara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.

Page 14: PHBS

Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan

kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya peraturan

tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.

Langkah-langkah Advokasi

1)      Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau

tersier

2)      Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.

3)      Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.

4)      Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik dan

metoda yang tepat.

5)      Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.

6)      Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.

b.      Mengembangkan Dukungan Suasana

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/suami/bapak ibu, kakek, nenek, dan lain-lain.

Tujuannva adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan

suasana yang mendukung dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga.

Caranya antara lain melalui anjuran untuk selalu datang ke Posyandu

mengingatkan anggota keluarga untuk tidak merokok di dekat ibu hamil dan balita.

Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder,

seperti petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas program Lembaga Swadaya

Masyarakat, yang peduli kesehatan, para pembuat op dan media masa. Tujuannya

adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang

Page 15: PHBS

mendukung dilaksanakannya PHBS. Caranya antara lain melalui penyuluhan

kelompok, lokakarya, seminar, studi banding,

pelatihan, dsb.

Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :

1)      Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana,

seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

2)      Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan

dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.

3)      Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan

disempurnakan.

4)      Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.

c.       Gerakan Masyarakat

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti bapak,

ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya dengan cara

menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya agar

kelompok sasaran meningkat pengetahuannya kesadaran maupun kemampuannya,

sehingga dapat berperilaku sehat. Caranya dengan penyuluhan perorangan.

kelompok, membuat gerak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Ditingkat petugas strategi ini ditujukan kepada sasaran primer, meliputi pimpinan

puskesmas. kepala dinas kesehatan, pemuka masyarakat. Tujuannya meningkatkan

motivasi petugas untuk membantu masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di

bidang kesehatan Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya,

seminar, studi banding,  pelatihan, dll.

Page 16: PHBS

Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat

1)      Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan pembinaan.

2)      Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti

pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluhan individu,

kelompok dan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.

3)      Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan

dalam bentuk komitmen dan sumber daya.

4)      Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah diujicoba dan

disempurnakan.

5)      Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan

lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.

6)      Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan,

eksekutif).

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak;

pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :

A (Apreciation)    :   penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.

I (Involvement)     :   keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.

C (Commitment)   :   kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan, tugasnya.

Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya kegiatan

yang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :

1)      Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat

2)      Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektor terkait serta

3)      dunia usaha.

Page 17: PHBS

4)      Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan

5)      Kegiatan pembinaan, bimbingan dan supervisi.

6)      Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.

7)      Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor,

organisasi kemasyarakatan dan kelompok profesi.

8)      Mengembangkan pesan dan media spesifik.

9)     Melaksanakan uji coba media dll.

6.      Tahap Pemantauan dan Penilaian

a.       Pemantauan

Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau

dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.

Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,

topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan

dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-

kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.

Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke

tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi

penyuluhan PHBS.

b.      Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS

lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan

Page 18: PHBS

keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang telah

dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan.

Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya

dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil

evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah

mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan

melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data

hasil evaluasi PHBS.

Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok tahun 2001

menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar 73,6 %

Cara melakukan penilaian melalui :

1)      Pengkajian ulang tentang PHBS

2)      Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

3)      Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota (SP2TP)

4)      Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,

kader dan keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

1)      Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

2)      Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3)      Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4)     Adanya peningkatan program PHBS

7.      Indikator PHBS Rumah Tangga

a.       Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Page 19: PHBS

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga keehatan (bidan, dokter dan tenaga

para medis lainnya)

b.      Memberi bayi ASI eksklusif

Adalah bayi usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan

makanan atau minuman lain.

c.       Menimbang bayi dan balita

Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya

setiap bulan.

d.      Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,

mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,

dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.

e.       Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.

Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat

masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat

membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan

kuman masih tertinggal di tangan.

f.        Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran

manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa

atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan

kotoran dan air untuk membersihkannnya.

Page 20: PHBS

g.       Memberantas jentik di rumah

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan pemeriksaan jentik

secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

h.       Makan buah dan sayur setiap hari

Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi

sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat

penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan

pemeliharaan tubuh.

i.         Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,

dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

j.        Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik

bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000

bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan

Carbon Monoksida (CO).