Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2
-
Upload
oca-monica -
Category
Documents
-
view
220 -
download
22
Transcript of Petunjuk Praktikum Kfd 2012 Lay Out_2
i
KIMIA FARMASI
DASAR [Type the document subtitle]
2012
[Type the company name]
PETUNJUK PRAKTIKUM
Disusun oleh:
Hendri Wasito, S. Farm., Apt.
Rahajeng Puput A., S. Farm., Apt.
Sarmoko, M.Sc., Apt.
LABORATORIUM KIMIA-FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
KIMIA FARMASI
[Type the document subtitle]
Asus
[Type the company name]
1/1/2012
Hendri Wasito, S. Farm., Apt.
Rahajeng Puput A., S. Farm., Apt.
Sarmoko, M.Sc., Apt.
FARMASI
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Allah SWT sehingga penyempurnaan buku
petunjuk praktikum Kimia Farmasi Dasar dapat diselesaikan.
Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam
memahami pelaksanaan praktikum yang merupakan bagian
dari materi kuliah Kimia Farmasi Dasar.
Mata acara praktikum pada buku ini untuk memperkenalkan
kimia dalam ruang lingkup farmasi. Selain itu juga diberikan
dasar-dasar keselamatan kerja di laboratorium, pengenalan
alat-alat yang biasa digunakan di laboratorium.
Untuk menambah pengetahuan mengenai paktikum,
disarankan mahasiswa membaca buku referensi atau
rujukan yang ada dalam daftar pustaka petunjuk praktikum
ini, atau referensi lainnya baik sumber tertulis maupun dari
internet.
Sebagai penutup, saran dari pembaca kami terima sebagai
penyempurnaan untuk penerbitan pada tahun yang akan
datang.
Purwokerto, September 2012
Penyusun,
iv
JURNAL PRAKTIKUM
1. Jurnal praktikum merupakan catatan aktivitas, data dan
pengamatan Anda selama praktikum dan juga berfungsi
sebagai laporan akhir.
2. Jurnal ini merupakan buku F4/A4 bergaris. Tuliskan
nama, NIM, golongan dan kelompok praktikum Anda di
bagian cover.
3. Jurnal yang Anda buat harus benar-benar Anda pahami
karena akan memandu Anda dalam bekerja di
laboratorium dan sebagai dokumentasi Anda (tidak
sekedar menyalin ulang prosedur yang tertera di buku
petunjuk ini). Yang terpenting adalah Anda berusaha
memahami dan membayangkan apa yang akan Saudara
lakukan saat praktikum. Oleh karena itu, Anda bisa
berkreativitas dalam membuat prosedur pengerjaan
percobaan (bisa dengan diagram gambar, diagram alir atau
kalimat inti).
4. Nilai jurnal terutama berdasarkan pada terdapatnya
kelengkapan bagian-bagian jurnal tersebut dan ketepatan
isi masing-masing bagian tersebut.
5. Bagian-bagian jurnal adalah:
a. Identitas praktikan
b. Hari dan tanggal pelaksanaan praktikum
c. Judul percobaan
d. Tujuan percobaan
e. Prinsip percobaan: merupakan prinsip umum
percobaan yang akan dilakukan. Maksimal 2 paragraf.
f. Alat dan bahan
g. Prosedur percobaan dalam bentuk diagram alir
h. Data percobaan dan perhitungan
i. Diskusi: catatan materi diskusi kelompok dengan
asisten.
v
j. Pembahasan. Membahas hasil percobaan (PENTING:
pembahasan bukan mengulang cara kerja)
k. Kesimpulan
l. Daftar pustaka: Literatur (jurnal ilmiah, website atau
buku) yang Anda pelajari sebagai penunjang untuk
memahami materi praktikum (PERHATIAN: buku
petunjuk praktikum ini tidak termasuk di dalamnya)
6. Mahasiswa melengkapi point i-k di luar jam
praktikum dan diserahkan kembali ke laboratorium
maksimum 1 minggu setelah praktikum.
7. Kecurangan dalam pembuatan jurnal praktikum,
mencontek laporan mahasiswa/i lain akan
menyebabkan hukuman bagi kedua belah pihak.
vi
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Prosedur ini mengacu pada dokumen SOP yang berlaku di
Laboratorium Kimia Farmasi Unsoed, No: 12/KF/U/004
1. Peserta praktikum (praktikan) harus sudah berada di
dalam laboratorium sesuai waktu praktikum dengan
memenuhi semua persyaratan dan kelengkapan untuk
mengikuti praktikum.
a. Persyaratan mengikuti praktikum adalah telah
menyiapkan jurnal praktikum.
b. Kelengkapan praktikum adalah jas laboratorium
lengan panjang, name tag, sepatu, lap/serbet, dan
masker. Pastikan Anda selalu membawanya setiap
praktikum.
2. Mahasiswa mengisi daftar hadir praktikum dan
menyerahkan jurnal praktikum untuk diperiksa oleh
asisten.
3. Mahasiswa mengerjakan soal pre test dan dikumpulkan
ke asisten yang bertugas. Nilai minimal tes awal adalah
50, jika nilai kurang dari 50 akan diadakan tes lisan
atau tugas terstruktur tambahan.
4. Mahasiswa mengikuti pengarahan singkat acara
praktikum yang akan dilakukan
5. Mahasiswa meminjam alat-alat dan bahan yang
diperlukan dengan mengisi bon peminjaman alat
kepada petugas laboratorium. Pastikan Anda
memeriksa jumlah dan kondisi alat dengan baik.
Tandatanganilah bon peminjaman alat masing-masing
jika Anda sudah memeriksa alat-alat tersebut.
6. Mahasiswa mencatat semua data yang diperoleh dalam
buku jurnal
vii
7. Tiga puluh menit sebelum berakhirnya praktikum, alat-
alat yang sudah tidak digunakan supaya dibersihkan
dan di kembalikan ke petugas laboratorium.
8. Jika ada alat yang dipinjam rusak/pecah, segera
lakukan penggantian alat maksimal sebelum akhir
semester.
9. Simpan tas anda ditempat yang telah disediakan.
10. Asisten akan memberikan sesi khusus menjelang akhir
praktikum untuk berdiskusi dengan seluruh kelompok
untuk membahas materi praktikum.
11. Jaga kebersihan dan kerapihan lingkungan
laboratorium.
12. Kehadiran pada praktikum adalah wajib, kecuali karena
sakit (dengan menyerahkan bukti dari pihak
berwenang). Praktikum susulan tidak menjadi prioritas
untuk diselenggarakan. Nilai akhir dihitung dari jumlah
nilai total dibagi jumlah percobaan (kecuali bagi yang
sakit, dibagi kehadiran).
13. Hal-hal lain yang belum disampaikan mengenai
praktikum akan dijelaskan dalam bagian lain pada
buku ini atau disampaikan langsung pada saat
praktikum dilaksanakan atau melalui pengumuman
laboratorium.
viii
http://yellowpencil.deviantart.com/art/Lab-Safety-Poster-100183349
ix
PANDUAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM KIMIA
1. Taati dan patuhi setiap aturan laboratorium untuk
keselamatan Anda.
2. Pelajari prosedur kerja yang akan Anda lakukan dengan
baik. Tanyakan pada asisten kelompok Anda jika
terdapat hal yang masih kurang jelas.
3. Laboratorium kimia merupakan tempat bersifat
membahayakan bagi tubuh, berhati-hatilah selama
berada didalamnya.
4. Selama di laboratorium dilarang merokok, bersolek
termasuk memakai pelembab bibir dan lensa kontak,
makan dan minum. Gunakanlah selalu jas lab lengan
panjang dan sepatu tertutup sebagai alas kaki Anda
(bukan sandal). Jika Anda keluar leb, jas wajib
ditanggalkan.
5. Ikat rambut yang panjang ke arah belakang ketika
bekerja dengan bahan kimia, bahan dengan bahaya
biologi, radiosiotop atau mesin yang sedang beroperasi.
6. Usahakan tempat bekerja bersih dan bebas dari bahan
kimia dan alat yang tidak dibutuhkan lagi.
7. Bacalah MSDS (Material Safety Data Sheet) sebelum
bekerja dengan bahan kimia berbahaya.
8. Jangan pernah mencicipi atau mencium bahan kimia di
leb (kecuali ada intruksi khusus).
x
9. Tempatkan limbah padat maupun limbah cair pada
tempatnya. Jagalah kebersihan tempat kerja Anda.
10. Limbah cair dapat berupa larutan yang mengandung ion
logam berat atau pelarut organik. Masing-masing
disediakan tempat penampungnya di laboratorium.
11. Asam pekat maupun zat-zat yang berbahaya ditangani
pengerjaannya didalam lemari asam.
12. Pada umumnya zat-zat yang digunakan pada praktikum
ini telah tersedia di laboratorium. Zat-zat ini diberi label
tertentu pada wadahnya. Baca dan perhatikan dengan
teliti setiap keterangan pada label zat sebelum Anda
menggunakannya. Bekerjalah dengan cermat, jangan
menukar-nukar pipet atau tutup botol zat karena dapat
merusak zat. Selain itu jika Anda harus mengganti untuk
mengambil zat, tunggulah giliran Anda secara tertib dan
tetap hati-hati.
13. Jangan pernah bercanda, mengobrol atau bermain-main
dengan teman selama berada di laboratorium. Ingat,
potensi terjadinya kecelakaan di tempat ini sangat besar,
yang diantaranya disebabkan oleh kelalaian,
ketidakseriusan dan tidak berhati-hati ketika berada di
dalamnya. Jangan sampai Anda menyesal karena
kesalahan sendiri.
14. Jadikan laboratorium sebagai tempat untuk
mengeksplorasi dan mengasah kemampuan Anda
meneliti. Amati dengan cermat, catat, pikirkan setiap
hal yang Anda peroleh selama Anda bekerja.
15. Kecelakaan merupakan hal yang tidak dapat kita duga
kapan terjadinya. Tanamkan dalam diri Anda untuk
TIDAK PANIK.
xi
16. Jika terdapat alat gelas yang pecah, jangan bereskan
dengan menggunakan tangan. Gunakan sapu dan
sendok sampah untuk membersihkannya. Sekali lagi
jangan gunakan tangan kosong, karena selain pecahan
gelas tajam juga terdapat zat kimia di dalamnya.
17. Jika kulit terkena zat kimia, segera cuci dengan air kran.
Jika anggota badan yang terkena sangat banyak, segera
tanggalkan jas lab anda. Lapor segera ke asisten Anda
atau petugas laboratorium untuk penanganan lebih
lanjut.
18. Jika mata atau muka terkena zat kimia, semprot
langsung dengan air kran jangan digosok dengan tangan.
Ingat tangan Anda sangat mungkin telah menempel
dengan sejumlah zat kimia lain dan sangat mungkin
Anda belum mencuci tangan. Segera hubungi asisten
atau petugas laboratorium untuk membantu hal ini.
19. Apabila terjadi kebakaran di meja Anda, jangan panik
dan menjauhlah dari meja Anda jika Anda tidak
mengetahui cara menanganinya dan segera hubungi
petugas laboratorium atau asisten Anda. Kebakaran kecil
dapat diatasi dengan menutup objek dengan kain/lap
basah dan biarkan api mati sendiri atau dengan cara
disemprot dengan alat pemadam kebakaran di lab.
20. Matikan air, listrik, dan alat-alat lain sebelum Anda
meninggalkan lab.
21. Panduan keselamatan ini hanyalah upaya kita mencegah
dan meminimalkan potensi kecelakaan maupun
kerusakan di lab.
1
PERCOBAAN I
TEKNIK-TEKNIK DASAR
DI LABORATORIUM KIMIA
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal jenis dan fungsi alat-
alat yang terdapat di laboratorium kimia farmasi dasar dan
dapat menggunakannya dengan baik sesuai tujuan
penggunaan dan fungsi alat tersebut.
II. PENDAHULUAN
Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia
berdasarkan fungsinya secara umum dapat dibagi kedalam
tiga kelompok, yaitu alat ukur, alat tampung, dan alat
pendukung.
Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk
menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat ini digunakan
terutama dalam keperluan analisis kuantitatif yang
memerlukan ketepatan hasil. Alat-alat yang termasuk
kelompok alat ukur umumnya memiliki nilai ketelititan
pengukuran pada bagian depannya. Yang termasuk sebagai
alat ukur adalah gelas ukur, labu takar, pipet volume, pipet
ukur, buret dan lain-lain.
Alat tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya
adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas
zat. Seringkali memang pada alat ini tercantum sejumlah
skala, namun skala ini bisa dikatakan skala kasar saja, dan
tidak dapat dijadikan patokan terutama jika digunakan
untuk keperluan analisis kuantitatif. Beberapa contoh alat
tampung adalah gelas kimia dan labu Erlenmeyer.
2
Selain alat ukur dan alat tampung terdapat pula alat
yang terbuat dari gelas yang berfungsi sebagai pendukung.
Alat-alat ini diantaranya adalah batang pengaduk, corong
pendek, kaca arloji, botol timbang, pipet tetes dan lain-lain.
Penggunaan alat-alat laboratorium harus diupayakan
tepat sesuai tujuan dan fungsi alat tersebut.
1. Termometer
Hal yang terlihat sepele padahal cukup berisiko adalah tidak
digunakannya batang pengaduk ketika mengaduk larutan,
atau menggunakan termometer sebagai alat pengaduk.
Termometer terbuat dari bahan getas lebih mudah patah
dibandingkan batang pengaduk. Selain itu jika patah,
mungkin saja raksa yang terdapat dalam termometer menjadi
ancaman bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Sekali lagi
perhatikan dan pahami tujuan prosedur dan fungsi alat gelas
yang digunakan hendaknya sesuai.
2. Neraca
Neraca merupakan alat yang penting di laboratorium
dalam mengukur jumlah zat padat yang diperlukan. Proses
menimbang dalam analisis kuantitatif sangat penting seperti
dalam pembuatan larutan standar primer untuk analisis
kuantitatif asam basa. Saat ini selain neraca dengan
menggunakan dua lengan beban juga terdapat neraca digital
atau dikenal juga sebagai neraca analitik. Pastikan Anda
mengenal dan dapat mengoperasikan alat ini dan senantiasa
menjaga kebersihannya baik dari debu maupun sisa-sisa zat
yang ditimbang. Hindarkan pula menimbang sesuatu yang
melebihi kapsitas maksimal neraca untuk meminimalkan
potensi terjadinya kerusakan. Anda dapat menimbang zat
secara langsung maupun dengan timbang selisih. Jangan
timbang alat yang masih panas. Sebelum anda timbang,
dinginkan terlebih dulu alat di dalam eksikator beberapa
saat.
3
Gambar 1.1. Gambar neraca analitik
3. Bak cuci
Bak cuci yang terdapat di laboratorium bukan tempat
pembuangan sampah. Anda tidak diperkenankan membuang
sampah yang berupa padatan seperti padatan korek api,
kertas dan lain-lain ke dalamnya. Buang sampah padat
ditempat limbah padat. Zat-zat cair juga memiliki aturan
sendiri. Jika anda membuang sidikit sisa asam maupun basa,
buang sambil membuka aliran air kran kedalam bak cuci.
Zat-zat yang mengandung logam berat seperti Cu, Pb dan
lain-lain harus dibuang terlebih dahulu di tem
cair. Pelarut organik juga memiliki tempat penampungan
khusus. Jangan buang pelarut organi ke bak cuci.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
III.1. Pengenalan Alat Laboratorium
Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan
digunakan di Laboratorium Kimia, Gambarlah alat tersebut
pada buku kerja kalian dan praktekkan cara penggunaan alat
tersebut sesuai dengan instruksi yang diberikan.
ambar neraca analitik
bukan tempat
tidak diperkenankan membuang
sampah yang berupa padatan seperti padatan korek api,
. Buang sampah padat
zat cair juga memiliki aturan
g sidikit sisa asam maupun basa,
buang sambil membuka aliran air kran kedalam bak cuci.
zat yang mengandung logam berat seperti Cu, Pb dan
lain harus dibuang terlebih dahulu di tempat limbah
juga memiliki tempat penampungan
ke bak cuci.
Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan
digunakan di Laboratorium Kimia, Gambarlah alat tersebut
penggunaan alat
4
Gambar 1.2. Peralatan umum di laboratorium
III.2. Teknik Dasar Kerja Laboratorium
Berikut ini diuraikan beberapa teknik dasar kerja di
Laboratorium Kimia, praktekkan cara penggunaan alat
tersebut sesuai dengan instruksi yang diberikan.
5
Gambar 1.3. Menentukan volume larutan dalam suatu
buret atau gelas ukur
Gambar 1.4 Botol penyimpanan zat kimia
6
Gambar 1.5. Teknik mencium bau/gas
7
Gambar 1.6. Teknik pemipetan dan pemindahan larutan
* jangan pernah memipet bahan dengan mulut, gunakanlah
peralatan yang tepat untuk pemipetan
Gambar 1.7. Teknik menempatkan kertas saring dalam
corong
8
Teknik pengenceran larutan menggunakan labu takar
9
PERCOBAAN II
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan menguasai
teknik-teknik dasar dan prinsip proses pemisahan dan
pemurnian suatu campuran.
II. PENDAHULUAN
Pemisahan dan pemurnian suatu campuran menjadi
komponen penyusunnya merupakan kegiatan yang sering
dilakukan, khususnya yang bergelut dibidang kimia. Proses
memperoleh suatu unsur seringkali merupakan proses
panjang yang mungkin terdiri dari banyak tahap. Misalnya
logam tembaga murni baru diperoleh melalui serangkaian
tahap tertentu. Garam meja yang kita konsumsi melewati
banyak tahap sebelum bisa diperoleh sebagaimana yang kita
dapat di rumah. Demikian pula halnya dengan bahan bakar
yang kita kenal seperti solar, merupakan fraksi dari berbagai
campuran yang kemudian dipisahkan dari sumbernya.
Beberapa proses pemisahan yang biasa dilakukan adalah
dekantasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, destilasi, dan
kromatografi.
10
Gambar 2.1. Pemisahan dengan cara filtrasi
Jika kita memiliki campuran, misalnya antara
padatan dan zat cair yang masing-masing telah terpisah,
maka kita bisa memisahkan padatan dan zat cair yang
terpisah/tidak larut tersebut dengan cara menuangkan zat
cairnya. Proses ini disebut dekantasi. Namum ada kalanya
padatan dan zat cair masih tercampur sehingga membantu
memisahkannya dengan cara sentrifugasi. Biasanya zat padat
dapat kita pisahkan dengan cara lain seperti filtrasi
menggunakan alat bantu berupa suatu kertas saring dengan
ukuran pori tertentu. Proses ini dpat dimodifikasi dengan
menggunakan alat tambahan untuk mempercepat proses
penyaringan, misalnya dengan menggunakan pengisap
Buchner.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan relatif suatu zat didalam zat cair yang
berbeda. Proses ekstraksi yang sederhana dapat dilakiukan
dengan memnggunakan suatu corong pisah. Prinsip ekstraksi
11
juga mendasari penggunaan soxhlet. Pemilihan jenis pelarut
yang paling optimum dalam proses ekstraksi sangat penting,
sehingga ekstraktan yang dipilih harus memiliki kemampuan
melarutkan yang lebih baik dibandingkan pelarut semula.
Kromatografi merupakan teknik pemisahan
berdasarkan perbedaan kekuatan interaksi suatu zat
diantara dua fasa yang dikenal sebagai fasa gerak dan fasa
diam. Bearan yang dikenal dalam proses kromatografi
diantaranya adalah factor retensi (Rf).
Destilasi merupakan pross pemisahan yang
berdasarkan perbedaan titik didih zat cair. Titik didih zai cair
merupkan suatu suhu saat tekanan uap zat tersbut sama
dengan tekanan luar/tekanan atmosfir. Tekanan uap
merupakan sifat fisis zat yang tergantung pada suhu, dan
cenderung meningkat dengan meningkatnya suhu. Pada saat
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan luar, maka
seluruh bagian zat cair mimiliki kemampuan/energi yang
mencukupi untuk dapat berubah menjadi uap. Dua tahap
penting yang terjadi dalam proses destilasi adalah pendidihan
dan pengembunan. Beberapa contoh teknik destilasi adalah
destilasi sederhana, destilasi uap dan destilasi vakum.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Masukkan 2-3 sendok bubuk kapur ke dalam gelas kimia
yang berisi air 30 ml lalu. Masukkan 1/3 campuran ke
dalam sebuah tabung reaksi. Diamkan selama 30 menit.
Pisahkan dengan cara dekantasi. Sisa campuran dalam
gelas dipisahkan dengan cara filtrasi menggunakan
kertas saring. Bandingkan hasil yang diperoleh !
2) Larutkan garam dapur yang masih kotor dengan air
sedikit mungkin. Saring dengan menggunakan kertas
saring dan corong pendek. Tampung filtrat dalam cawan
12
penguap kemudian panaskan hingga semua air
menguap. Apa yang Anda peroleh?
3) Ambil 5 ml larutan berwarna lalu masukkan ke dalam
corong pisah dan encerkan dengan 100 mL aquadest.
Tambahkan 25 mL kloroform kedalam corong pisah,
kocok secara perlahan selama 5 menit dan didiamkan
beberapa saat, amati apa yang terjadi ? Tampung fraksi
air dan lakukan kembali ekstraksi dengan 25 mL
kloroform, Apa yang terjadi dan apa kesimpulan Anda ?
4) Ambil 5 ml larutan berwarna lalu masukkan dalam
tabung reaksi. Tambahkan sejumlah karbon aktif ke
dalamnya. Dekantasi campuran tersebut! Apa yang
terjadi dengan campuran? Apa kesimpulan Anda?
5) Buat kertas saring seperti pada gambar berikut!
A B C D
Gambar 2.2. Kromatografi kertas
6) Totolkan spidol aneka warna pada masing-masing titik
A, B,C dan D. Rekatkan kertas pada pensil/bolpoint
dengan menggunakan selotip sedemikian rupa
sehingga dapat diletakkan dalam posisi tegak lurus
dan ujung bagian bawahnya tercelup pada larutan
alkohol dalam gelas. Keluarkan kertas saring dari
13
dalam gelas jika alkohol sudah mencapai batas atas,
kemudian keringkan. Apa kesimpulan Anda?
7) Pisahkan zat pewarna dari pelarutnya dengan
menggunakan peralatan destilasi sederhana! Pasang
peralatan seperti yang terlihat pada gambar! Jangan
lupa masukkan batu didih! Catat suhu terjadinya
tetesan destilat pertama! Anda akan dibantu asisten
untuk melakukan percobaan ini.
Gambar 2.3. Pemisahan dengan cara destilasi
sederhana
14
PERCOBAAN 3
MENGENAL REAKSI KIMIA
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal ciri-ciri umum
terjadinya beberapa reaksi kimia.
II. PENDAHULUAN
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu
menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa
ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi
disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki
ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi
kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan
elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia,
walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga
dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi kimia merupakan contoh yang paling sesuai
untuk perubahan kimia. Pada reaksi kimia, satu zat atau
lebih diubah menjadi zat baru. Zat-zat yang bereaksi disebut
pereaksi (reaktan). Zat baru yang dihasilkan disebut hasil
reaksi (produk).
Reaksi kimia bisa diidentifikasikan berdasarkan
beberapa ciri yang menyertainya. Perubahan yang terjadi
dapat berubahnya warna, timbulnya gas, naiknya
suhu/turunnya suhu, atau terbentuk zat lain berupa
endapan. Tidak setiap pencampuran dua zat kimia
15
membentuk reaksi secara langsung. Sejumlah reaksi
memerlukan kondisi-kondisi yang mendukung untuk dapat
terjadi.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Sediakan 3 buah tabung reaksi bersih, 1, 2 dan 3,
kemudian tempatkan larutan-larutan berikut masing-
masing sebanyak 10 tetes. Dalam tabung 1 larutan HCl
0,1 M, tabung 2 CH3COOH 0,1 M, dan tabung 3 NaOH
0,1 M. Amati perubahan yang terjadi pada masing-
masing tabung setelah ditambahkan 1 tetes indikator!!
Tambahkan 10 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung 1
dan tabung 2. Amati apa yang terjadi!!! Sebutkan reaksi
yang terjadi!
2) Tempatkan 1 ml H2C2O4 dalam sebuah tabung reaksi,
kemudian tambahkan 2 tetes H2SO4 2 M, lalu kocok
tabung dan amati. Tambahkan KMnO4 0,05 M tetes
demi tetes (sambil dikocok) hingga warna larutan yang
terbentuk tidak hilang. Ulangi pekerjaan ini dengan
mengganti H2C2O4 dengan Fe2+. Bandingkan laju
hilangnya warna ungu diantara kedua prosedur ini !!!
Sebutkan jenis reaksi ynag terjadi !
3) Sebanyak 1 ml NaCl 0,1 M direaksikan dengan AgNO3
0,1 M sebanyak 5 tetes. Apa yang terjadi?
4) Sediakan 4 buah tabung reaksi, A, B, C, dan D. Isi
tabung A dan B dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Isi tabung C
dan D dengan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M. Tambahkan 10 tetes
HCl 1 M ke dalam tabung A dan C lalu kocok.
Bandingkan!. Tambahkan 10 tetes NaOH 1 M ke dalam
tabung B dan D lalu kocok. Bandingkan! Apa
kesimpulan Anda ?
5) Ambil 1 ml larutan I2, tambahkan indikator amilum.
Kemudian tambahkan vitamin C berlebih. Amati
16
perubahan warna yang terjadi. Apa yang dapat Anda
simpulkan?
6) Siapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan
kertas lakmus. Tempatkan 5 ml larutan (NH4)2SO4
dalam tabung kemudian tambahkan 5 tetes NaOH 1M,
dan segera hubungkan tabung dengan pipa kaca yang
dibagian ujungnya telah terdapat kertas lakmus. Amati
perubahan yang terjadi!
7) Siapkan kertas/selulosa secukupnya kemudian
bakarlah dengan menggunakan api, apa yang terjadi?
Kerjakan prosedur yang sama, namun sebelum kertas
terbakar sempurna, masukkan kertas yang terbakar
tersebut pada beker glass dan tutup rapat, apa yang
terjadi? Apa yang dapat anda simpulkan?
17
PERCOBAAN IV
KIMIA ASAM-BASA
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami prinsip menyangkut
suatu asam-basa, membuat indikator asam basa dari bahan
lingkungan rumah, menentukan pH kira-kira bahan-bahan
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mengenal
teknik titrasi asam-basa.
II. PENDAHULUAN
Zat kimia yang bersifat sebagai suatu asam dan basa
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
kita. Dari 10 zat terbanyak yang digunakan di industri setiap
tahunnya, 6 diantaranya merupakan suatu asam/basa (asam
sulfat, asam klorida, asam nitrat, ammonia, natrium
hidroksida, natrium karbonat). Sejumlah zat pembersih
anionik seperti alkil benzen sulfonat linier, alfa olefin
sulfonat, dan natrium tripolifosfat merupakan bahan aktif
dasar yang diproduksi oleh industri sabun dan deterjen. Obat
maag (antacids) sebagian diantaranya mengandung kalsium
karbonat. Asam sitrat yang terdapat pada buah-buahan
digunakan dalam pembuatan aneka juice, jelly, dan selai.
Tingkat keasaman maupun kebasaan suatu larutan
diukur berdasarkan konsentrasi ion hidrogen didalamnya.
Konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan dapat
bervariasi mulai dari konsentrasi yang lebih besar dari 1 M
(asam kuat) hingga lebih kecil dari 10-14 M yang merupakan
suatu basa kuat. Dalam suatu larutan, konsentrasi ion
hidrogen, [H+], lebih banyak dinyatakan dalam bentuk negatif
logaritma konsentrasi ion hidrogen yang dikenal dengan pH
larutan.
18
pH = -log [H+]
Penentuan pH dapat dilakukan dengan menggunakan
suatu zat yang dikenal dengan nama indikator visual.
Penambahan ini ke dalam suatu larutan dapat menyebabkan
perubahan yang dapat teramati (perubahan warna), sehingga
pada pH larutan yang berbeda, perubahan yang terjadi juga
berbeda. Indikator asam-basa merupakan suatu senyawa
organik dengan massa molekul besar. Senyawa ini bersifat
sebagai suatu asam lemah yang berdisosiasi.
HIn ↔ H+ + In-
Bentuk spesi yang lebih dominan menentukan warna
yang akan teramati. Jika HIn lebih dominant maka warna
yang teramati kita istilahkan sebagai warna asam, dan
sebaliknya jika spesi In- yang lebih dominant maka kita sebut
sebagai warna basa. Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
akan mempengaruhi kesetimbangan disosiasi indikator dalam
larutan tersebut.
Beberapa indikator pH yang umum digunakan
diantaranya adalah fenolftalein, metil merah, metil jingga dan
lain-lain. Indikator ini digunakan dalam proses titrasi untuk
menentukan titik akhir titrasi. Proses titrasi asam-basa
dikenal dengan istilah reaksi netralisasi. Berikut ini
merupakan data interval pH dan perubahan warna masing-
masing indikator tersebut.
Indikator
Warna Interval
pH Asam Basa Titik
Akhir
Fenolftalein Tidak
berwarna Ungu
Merah
muda 8 - 10
Metil
Merah Merah Kuning Jingga 4 – 6
Metil
Jingga Merah Kuning Jingga 3 - 5
19
Dalam proses titrasi asam basa dikenal suatu zat yang
disebut sebagai standar, yaitu zat yang kita ketahui
konsentrasinya dengan pasti. Zat standar ini digunakan
untuk menentukan konsentrasi sampel. Zat standar terbagi
menjadi standar primer seperti asam oksalat dan standar
sekunder seperti NaOH.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Siapkan beberapa macam bunga berwarna – warni atau
sayur/buah (kol ungu, anggur, stroberi, arbei). Potong
kecil-kecil, lalu gerus dengan menggunakan mortar.
Tambahkan sejumlah 5 ml isopropil alkohol ke dalamnya,
lalu aduk dengan menggunakan batang pengaduk. Saring
dan tampung filtratnya dalam tabung reaksi. Apa warna
indikator yang Anda peroleh? simpan indikator ini untuk
percobaan berikutnya!
2) Siapkan plat tetes, lalu isi lubang-lubangnya dengan
larutan berbagai pH (pH 1-12) masing-masing sebanyak 5
tetes. Tambahkan masing-masing 2 tetes filtrat yang Anda
peroleh dari tahap sebelumnya. Amati perubahan yang
terjadi dan tentukan trayek perubahan warna indikator
yang Anda punyai!!! Sebagai pembanding, lakukan
langkah kerja yang sama dengan menggunakan indikator
universal, fenolftalein, metil merah. Tentukan trayek
perubahan warna ketiga indikator ini? Berdasarkan hasil
yang diperoleh, kira-kira indikator Anda dapat digunakan
untuk aplikasi apa ???
20
1 2 3 4 5 6
A
B
C
D
3) Bawalah sejumlah bahan yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari (5 jenis per orang) seperti : sabun,
pasta gigi, minuman ringan, dan lain-lain. Tempatkan
masing-masing 3 tetes dalam plat tetes, kemudian
tambahkan 1 tetes indikator universal. Berapa pH masing-
masing bahan yang anda bawa tersebut? Termasuk asam
atau basa-kah bahan-bahan tersebut ?
4) Pengenalan Titrasi Asam – Basa. Ambil 25 ml sampel HCl
yang belum diketahui kadarnya dalam labu titrasi. Titrasi
dengan larutan NaOH yang telah diketahui adarnya (telah
dibakukan) menggunakan indikator fenolftalein. Tentukan
konsentrasi sampel HCl !
pH3 pH4 pH5 pH6 pH7 pH8
pH9
pH10
pH11 pH12
21
Gambar 4.1. Teknik mengisi buret dengan larutan NaOH
dan titrasi
22
PERCOBAAN 5
LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami prinsip daya hantar
listrik beberapa larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Mahasiswa mengetahui sifat fisika kimia beberapa larutan
elektrolit dan non elektrolit tentang daya hantar listrik,
perbedaan voltase dan arus listrik yang ditimbulkan.
II. PENDAHULUAN
Daya hantar listrik adalah kemampuan substansi
tenaga listrik dari ujung substan sampai ujung yang lain.
Daya hantar ini tidak hanya dimiliki oleh benda padat
namun juga benda cair maupun larutan. Perpindahan
tenaga listrik tersebut berarti akan menyebabkan timbulnya
arus listrik. Adanya arus listrik ternyata disebabkan oleh
perpindahan elektron dari unsur yang lain, terutama dalam
reaksi kimia seperti raksi reduksi-oksidasi. Perpindahan
elektron tersebut berlangsung dari reduktan ke oksidan.
Mobilitas ion dipengaruhi oleh:
1. Kekuatan listrik, kekuatan yang menimbulkan
potensial antara dua elektrode dan muatan ion yang
menyebabkan gerakan menuju ke salah satu elektrode
2. Sifat elektroforetik, terjadi bila muatan yang
berlawanan mengelilingi ion yang bersangkutan
sehingga terjadi dua lapisan muatan, kejadian ini
23
akan menyebabkan menurunnya sifat konduktivitas
larutan.
3. Sifat relaksasi, mobilitas ion seolah-olah ditarik oleh
ion yang bermuatan berlawanan dibelakang ion
tersebut, sehingga akan menghambat mobilitas ion
sesungguhnya.
Konduktan adalah daya hantar listrik yang memiliki
satuan siemens atau Ohm-1. Titrasi konduktometri dapat
digunakan untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat.
Penggunaan langsung memang kurang spesifik karena semua
jenis ion yang ada ikut berperan dalam konduktivitas, yang
sering digunakan adalah untuk mengontrol pembuatan air
bebas mineral dan air suling karena air murni mempunyai
konduktivitas sekitar 5x10-5 Ohm per cm. Konduktometri
dapat juga dipergunakan untuk pemantauan limbah senyawa
anorganik pada air buangan industri dan sebagai detektor
pada pemisahan dengan cara kromatografi penukaran ion
dan untuk memantau proses interaksi kimia.
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada
jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun
konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat.
Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar
lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit
lemah.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Percobaan pertama
1. Siapkan larutan NaCl 0,1 M dalam air suling 100,0
ml
2. Pindahkan larutan tersebut ke dalam buret 50,0 ml
3. Ambillah larutan tersebut masing-masing 5,0 ml;
20,0 ml; dan 50,0 ml dengan menggunakan buret,
24
dan masukkan dalam labu takar kemudian encerkan
menjadi 100,0 ml dengan air suling.
4. Tuangkan air suling sebanyak 100,0 ml ke dalam
gelas piala, dan ukur daya hantar listriknya seperti
pada gambar.
Ket : Multimeter dihubungkan dengan larutan garam
yang berada dalam gelas piala, dan adaptor,
sedangkan dari adaptor terdapat logam sebagai
anoda yang masuk kedalam larutan garam
Gambar 5.1. Percobaan daya hantar listrik
5. Tuangkan larutan uji (larutan 3) kedalam gelas piala
200 ml, ukur daya hantar listrik dengan
memindahkan tombol multi meter ke Ohm meter.
Ujung-ujung kawat dari multi meter diletakkan di
tepi kiri dan kanan dinding gelas piala dengan ujung
menyentuh dasar gelas
6. Buatlah daya hantar (ohm) untuk tiap jenis larutan
yang berbeda tingkat pengencerannya. Buatlah garis
hubungan antara pengenceran dan daya hantar.
kabel
Gelas piala dan lar. Garam
El. Logam
Adaptor
- +
Multimedia
Kabel
25
7. Buatlah kurva hubungan daya hantar Ohm sebagai
sumbu X dan tingkat pengenceran sebagai sumbu Y.
B. Percobaan kedua
1. Buatlah larutan garam CuSO4 0,1 M dalam seratus
(100,0 ml) air suling, kemudian lakukan seperti
percobaan pertama. (lakukan pula percobaan blanko)
2. Catat dan buat tabel pengenceran dan daya hantar
listrik, serta buat kurva hubungan antara
pengenceran (Y) dan daya hantar listrik (X).
3. Pertanyaan: Mengapa sifat daya hantar kedua
larutan garam tersebut berbeda?
- Hitung bagaimana cara membuat larutan
NaCl 0,1 M dalam 100,0 ml
- Membuat larutan asam asetat 0,1 M dalam
100,0 ml
- Membuat larutan glukosa 1% dalam 100 ml
- Membuat larutan CuSO4 0,1 M dalam 100,0
ml
- Mengapa larutan tersebut diatas semuanya
tidak dapat menghantarkan arus listrik?
- Mengapa larutan CuSO4 0,1 M berbeda daya
hantar listriknya dengan larutan NaCl 0,1 M
26
Cara pengamatan percobaan : Daya Hantar Listrik
No Jenis larutan Ampere Ohm
(tahanan)
Daya
hantar
Volt
NaCl 0,1 M
20x
5x
Lar CuSO4 0,1 M
20x
5x
Lar Glukosa 1%
As.Asetat 0,1 M
20x
5x
Etanol 96%
Etanol 10%
Aquadest
27
DAFTAR PUSTAKA
Bradi, J.E., 1990, General Chemistry, Principles and Structure,
John Wiley and Sons, New York.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ch. Petrucci, R. H., and Harwood W. S., 1997, General
Chemistry, Principles and Modern Applications,
Prentice Hall International, New Jersey.
Hunter, R.J., Simson, P.G., DR. Carswell, D.J., 1983, Part 1,
Chemical Scence, Science Press, Sidney.
Skoog, D.A., 1983, Prinsip of instrumental Analisis, Saunder
College Publishing, Tokyo, Japan.
29
http://farmasi.unsoed.ac.id