Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

56

Transcript of Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Page 1: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015
Page 2: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 2

Salam HR Leader!Selalu ada semangat positif dalam setiap kata yang ter-

cetak di bulletin Lay Analyst. Itulah yang kami bagikan ke-pada rekan-rekan HR Leader semuanya dimanapun berada. Semangat positif itu tetaplah semangat untuk berbagi sesuatu yang penting, informative dan tentunya memberi nilai tam-bah bagi pengetahuan rekan-rekan HR Leader. Tetap pada semangat komunitas yang kami junjung tinggi, We Learn, We Share, We Grow Together. Semangat motto tersebut tercermin dalam sebuah semangat bergagi yang membawa kesenangan. Itulah sebabnya setiap informasi dalam Lay Analyst ini adalah

cermin kebahagiaan karena bisa berbagi.Sharing Is Fun! Itulah yang menggerakkan kami untuk

terus berbagi. Tidak ada paksaan untuk berbagi, namun setiap orang yang mau terlibat dalam proyek berbagi ini, mereka mendapatkan kesempatan yang tidak terbatas.

Lay Analyst edisi ini mengangkat tema Produktivi-tas, karena tidak ada organisasi yang bertumbuh den-gan produktivitas yang lemah. Produktivitas yang tinggi menandakan adanya pertumbungan dan perkemban-gan suatu organisasi. Produktivitas merupakan hal yang umum namun penting. Produktivitas pengetahuan, produktivitas kerja, produktivitas kinerja merupakan se-mua hal yang perlu diperhatikan.

Kami sangat senang Lay Analyst edisi ini sudah bisa rekan-rekan baca. Kami berharap setiap kata dalam Lay Analyst ini berharga dan menjadi memberi pencer-ahan dalam bekerja dan mengembangkan diri terus-menerus.

Akhir kata, saya mewakili redaksi Buletin Lay An-alyst mengucapkan selamat membaca dan memetik manfaat yang tak terhingga dari setiap materi yang dibaca.

#SharingIsFun

Salam,Pemimpin Redaksi

Pengantar RedaksiOleh: Arie Frederik, S.Psi., MM.

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Page 3: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 3

Lay AnalystBuletin HR Gathering Indonesia

PENGURUS BULETIN

Penanggung Jawab & Pemimpin RedaksiArie Frederik, S.Psi., MM.@[email protected]

Editor, Desain Layout & IlustrasiAlbert Arie Bonivor Panggabean@[email protected]

Buletin Lay Analyst merupakan buletin 2 bulanan komunitas HR Gathering Indonesia (HRGI). Buletin ini terbit setiap minggu pertama bulan kedua. Buletin ini akan memapar-kan informasi dan artikel penting sesuai dengan tema bulan tersebut. Setiap terbit akan mengulas tema yang berbeda. Saat ini anda dapat membaca Buletin ini melalui email anda masing-masing. Buletin ini akan dikirimkan ke alamat email anda.

INFO COVERIlustrasi oleh

Albert Arie Bonivor Panggabean

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 3

Page 4: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 4

Page 5: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

5

entu kita sudah tidak asing lagi dengan GO-JEK, suatu perusa-

haan penyedia jasa transportasi roda dua alias ojek yang saat ini sedang menjadi fenomena. Sepanjang jalan kita akan melihat pengemudi dengan atribut helm dan jaket hijau mencolok sibuk memboncengkan penumpang dengan helm yang seragam dengan-nya. Bagaimana tidak menjadi fenom-ena? Konsumen diberikan suatu tero-bosan baru tentang jasa layanan ojek modern.

Jika anda merupakan pengguna ojek pasti memiliki gambaran yang sama dengan saya mengenai tukang ojek.

AB

13

...GO-JEK memberikangambaran baru yang

kita idam-idamkan...

T

Tukang ojek itu semena-mena baik dalam hal penentuan tarif, cara berkendara, dan perilakunya terhadap konsumen. Lupakan gambaran itu, karena GO-JEK memberikan gam-baran baru yang kita idam-idamkan. Tidak ada lagi tawar-menawar tarif yang tidak transparan. Tidak ada lagi aksi melanggar aturan lalu lintas. Tidak ada lagi muka tidak ramah ketika kita

““

Page 6: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

6

bersamanya. Bahkan anda akan diberikan lagi kemudahan tambah-an dalam hal pemesanan, cara pembayaran, hingga alternatif jasa antar lainnya (barang).

Sebenarnya model bisnis GO-JEK bukan sebagai perusahaan penyedia angkutan pada umumnya. Mereka tidak punya armada dan tidak punya supir. Mereka hanya memiliki stan-dar layanan dan sistem yang berbasis teknolo-gi. Boleh dikatakan bahwa model bisnis mereka sebenarnya hanyalah ‘jasa pengelolaan bagi para pemilik jasa angkutan”. Bahkan dibebera-pa sudut pandang, bisnis mereka bisa jadi bis-nis aplikasi, bisnis konsultan, atau bahkan bis-nis perantara.

GO-JEK Drivers

Alih-alih meng-gunakan istilah

gaji, mereka menggunakan istilah bagi hasil

go-jek.com

Page 7: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

7

Guna mengakali persoalan karena tidak memiliki armada dan sopir, model bisnis mereka men-gandalkan kerja sama dengan para pemilik ojek. GO-JEK menganggap bahwa mereka adalah mitra kunci (key partners) sehingga kata-kata gaji dirasakan kurang pas untuk

Jika mengaitkan dengan per-soalan produktivitas, jelas saja ini menjadi faktor kunci utama. Ber-gabung dengan GO-JEK akan meningkatkan produktivitas si pemilik ojek secara signifikan. Sebelum bergabung dengan tu-kang ojek, pendapatan rata-rata

menghargai jasa mereka. Alih-alih menggunakan istilah gaji, mereka menggunakan istilah bagi hasil. Peraturan yang ditetapkan ialah 80% untuk si pengemudi dan 20% untuk GO-JEK. Tapi apa nilai man-faat yang didapatkan oleh para pemilik ojek yang akan menjadi mi-tra perusahaan?

hanya berkisar 1-2 juta rupiah per bulan. Semenjak bergabung den-gan GO-JEK bisa mencapai 3-12 juta rupiah per bulan (sumber: http://news.metrotvnews.com).

...Bergabung dengan GO-JEK akan menin-gkatkan produktivitas si pemilik ojek secara

signifikan...

“Nadiem MakarimFounder & CEO GO-JEK

cdn.image.iyaa.com

Page 8: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

8

Jika menggunakan parameter waktu, maka 70% waktu kerja tukang ojek hanya menunggu pelanggan (idle time) belum lagi ditambah dengan kemacetan kota besar. GO-JEK mengembangkan aplikasi pemesanan yang dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Dengan aplikasi ini, pemilik ojek dapat memantau pesanan yang masuk dan segera melayani pelanggan. Dengan adanya aplikasi ini maka, tukang ojek dapat men-gurangi idle time mereka karena menunggu pesanan. Karena rendahnya waktu idle, wajar saja jika produktivitas mereka dapat meningkat secara signifikan.

Tampilan Aplikasi GO-JEK

AB

13

Page 9: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

9

Terdapat beberapa pembe-lajaran penting yang dapat di-simak terkait upaya peningkatan produktivitas oleh GO-JEK terse-but. Pertama, teknologi dapat menjadi pengungkit penting bagi peningkatan produktivitas. Sudah jelas sekali bahwa aplikasi yang dikembangkan mengurangi idle time dari pengemudi. Dalam be-

berapa kondisi perusahaan, ser-ing kali ada beberapa kesalahan pandang tentang teknologi. Alih-alih sebagai pengungkit, justru teknologi dianggap sebagai be-ban biaya tambahan. Pada kasus ini biasanya organisasi belum menemukan formulasi yang tepat untuk mencapai skala ekonomis atau skala lingkup-nya. Atau bah-

kan terkadang sekedar belum me-nemukan teknologi yang menjawab kondisi secara tepat (kemampuan finansial, daya dampak, hingga sistem yang dibutuhkan). Prinsip utamanya, harus dipastikan dengan adanya teknologi tersebut ada imbal balik yang signifikan terhadap upa-ya yang sudah dikeluarkan (waktu, uang, energi).

...aplikasi yang dikembangkan men-gurangi idle time dari

pengemudi...

““

go-jek.com

Page 10: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

10

Sebenarnya peningkatan produktivitas melalui teknologi bukanlah hal yang baru. Bebera-pa tahun sebelumnya, Blue Bird sudah menerapkan sistem order berbasis teknologi kepada se-luruh armadanya. Bahkan jauh sebelum itu, sistem order mela-lui teknologi radio panggil sudah banyak digunakan pada pengu-saha angkutan taksi. Tapi kem-bali lagi, teknologi akan terus berkembang dan menyediakan kemudahaan bagi para penggu-na yang bisa menggunakannya secara cepat dan tepat. Kuncinya ada pada sudut pandang organ-isasi anda, apakah teknologi itu menjadi peluang atau ancaman

bagi upaya peningkatan produktivi-tas.

Kedua, teknologi bukan yang terutama untuk mendorong produk-tivitas. Boleh saja kita melakukan investasi teknologi secara masif un-tuk meningkatkan produktivitas. Tapi selama masih ada campur tangan manusia, justru aspek manusia-nya yang menjadi terutama. Mari kita kembali ke kasus GO-JEK. Biarpun sudah ada aplikasi canggih untuk memantau pesanan sekalipun, kalau dasarnya si pemilik ojek malas dan lebih senang ‘nongkrong’ di pang-kalan maka tidak akan ada bedanya dengan tidak adanya aplikasi terse-but. Disinilah faktor perilaku manu-sia memegang peranan. Pencera-han melalui motivasi atau pelatihan, desain ulang pekerjaan, penciptaan lingkungan kerja yang kondusif, men-jadi beberapa contoh tindakan yang dapat kita lakukan untuk meningkat-kan produktivitas pegawai dengan atau tanpa investasi di teknologi.

...teknologi bukan yang terutama untuk mendorong produk-

tivitas...

Page 11: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

11Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ketiga, para pelaku dalam peningkatan produktivitas dapat merasakan langsung manfaatnya kepada organisasi dan dirinya sendiri. Sebagai informasi, para pemilik ojek yang bergabung dengan GO-JEK memiliki reken-ing yang seragam dimana jerih payahnya tersebut dapat dicair-kan bukan hanya bulanan tapi harian. Dari fakta ini sebenarnya kita dapat belajar pentingnya un-tuk menyediakan quick win bagi para pelaku dalam upaya pen-ingkatan produktivitas. Sering-kali karyawan atau buruh hanya merasakan ‘janji manis belaka’ jika upaya mereka tercapai. Se-makin cepat kita memberikan mereka manfaat akan kerja keras peningkatan produktivitas maka hasilnya akan lebih baik lagi.

Hal serupa pernah dialami oleh suatu pabrik pengolahan hasil olahan laut terbesar di Surabaya. Terjadi persoalan dimana produk-

tivitas buruh pengupas udang san-gatlah rendah (tidak mampu me-menuhi pesanan karena rendahnya jumlah produksi). Dengan berkaca pada semangat menciptakan man-faat yang sangat cepat (quick win), maka dilakukanlah perubahan yang cukup radikal dalam sistem pengga-jian terhadap mereka. Sistem upah tetap harian dirubah menjadi sistem upah berdasarkan hasil kerja har-ian. Dampak yang dirasakan sejak saat itu ialah adanya peningkatan yang kapasitas yang cukup signifi-kan. Buruh pengupas udang beker-ja menjadi lebih termotivasi karena upah mereka bisa naik hingga 2-3 kali lipat.

...kita dapat belajar pentingnya untuk me-nyediakan quick win bagi para pelaku da-lam upaya peningka-

tan produktivitas...

Page 12: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

12

Terakhir, semangat meningkatkan produktivitas lahir dari kebutuhan bersama. GO-JEK secara tidak langsung menciptakan suatu seleksi alam bagi siapa yang mau bergabung atau tidak. Peningkatan produktivi-tas yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan yang signifikan bagi para pemilik ojek menjadi katalis utama. Pada perpesktif ini, semua pemilik ojek yang bergabung menjadi homogen (menjadi kebutuhan ber-sama). Pada upaya peningkatkan produktivitaas dalam organisasi tentu saja kita sering menjumpai pelaku dengan sudut pandang heterogen. Bahkan tidak sedikit yang justru menimbulkan resistensi. Oleh karena itu perlu diciptakan upaya menjadikan homogen. Setidaknya dalam hal “reason to improve”; semua harus berada pada pandangan yang sama tentang alasan kenapa harus meningkatkan produktivitas.

Selamat berkreasi dalam meningkatkan produktivitas. Ingatlah pela-jaran sederhana dari GO-JEK ini: jangan alergi menggunakan teknologi sebagai pengungkit, perhatikan juga aspek manusia, ciptakan quick win, dan samakan pandangan tentang alasan kenapa harus meningkatkan produktivitas.

...jangan alergi menggunakan

teknologi sebagai pengungkit...

““go

-jek.

com

Page 13: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Ulasan Utama

13

Tentang Penulis

NAMA :Kokoh Ronald, S.T., M.M., CSCP

• Kepala Divisi Riset dan Konsultansi PPM Manajemen• Konsultan Senior dalam bidang Organiza-tion Development dan Supply Chain Man-agement pada PPM Consulting.• Pengajar dan Dosen Strategi Bisnis, Sup-ply Chain, Strategi dan Pengembangan Or-ganisasi PPM School of Management• Penulis beberapa buku Inovasi dan Model Bisnis terbitan PPM Publishing.

E-Mail :[email protected]@gmail.com

Page 14: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015
Page 15: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Tahukah Anda ?

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 15

Hal yang biasa dilakukan oleh orang ketika men-gantuk adalah meminum kopi atau minuman lain yang mengandung kafein lainnya. Apalagi di saat jam kerja dan rapat penting. Namun, menurut penelitian bebera-pa ahli, meminum kopi pada saat mengantuk tidak baik bagi kesehatan.

Meminum kopi saat sedang merasa kantuk hanya akan menghambat rasa kantuk. Walaupun demikian, kondisi otak tetap lelah dan butuh istirahat.

Untuk itu, obat terbaik mengatasi rasa kantuk ada-lah TIDUR.

img.inspiringw

allpapers.net

Ekspresi wajah adalah hal yang paling tidak bisa disembunyikan oleh orang-orang un-tuk menutupi kondisi psikologis mereka. Ekspresi wajah dapat memberikan pesan yang sangat kuat daripada kata-kata yang diucapkan.

Menurut Dr. Alan Fridlund, seorang Profesor dari University of California, Santa Barbara mengatakan bahwa “Ekspresi wajah melambangkan perasaan seseorang, mempengaruhi interaksi sosial terjadi”.

Ada 3 situasi dimana ekspresi wajah mudah dilihat:1. Menyapa seseorang yang tidak anda sukai2. Menghadapi tekanan pekerjaan3. Ketika menerima pujianMenurut Psikolog James Rusell, P.hD. Dari University of British Columbia mengatakan

bahwa “Ekspresi wajah dapat memberitahu orang lain karakter anda secara keseluruhan, serta suasana hati seseorang apakah sedang positif atau negatif”.

eiworld.org

Page 16: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Tahukah Anda ?

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 16

Sebagian dari kita mungkin tidak ada waktu untuk melakukan peregangan di pagi hari karena bangun kesiangan atau karena memang tidak mau melakukannya.

Peregangan tubuh di pagi hari memang terli-hat sepele saat dilakukan, walaupun hanya dian-jurkan dilakukan 10 menit saja.

Manfaat peregangan rutin di pagi hari cukup banyak, seperti:

1. Meningkatkan aliran darah2. Relaksasi otot. Peregangan dapat membuat

otot lebih fleksibel3. Membuat tubuh lebih siap melakukan keg-

iatan.Sudahkah anda membiasakan diri melakukan peregangan di pagi hari secara rutin?

Lingkungan kerja ternyata mempengaruhi kepribadian anda. Sanna Balsari-Plasule, kandidat PhD di bidang psikologi sosial dari University of Cambridge, Inggris memberi-

kan tes kepribadian bagi para karyawan di biro pemasaran dan survei tentang kehidupan mer-eka di kantor.

Dari hasil survei tersebut ditemukan bahwa ketidaksesuaian antara sikap alami seseorang dengan kepribadian di kantor menyebabkan gangguan serius pada kesehatan mental.

Ketika anda memiliki kecenderungan un-tuk mengubah sifat dan kepribadian guna me-nyesuaikan diri dengan situasi, seperti di karir dan lingkungan kerja, maka kecenderungan ini akan berbahaya bagi kesehatan mental anda. Bahkan kesehatan mental yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan fisik anda.

Riset yang dilakukan oleh Brian Little men-emukan bahwa berpura-pura saat di kantor da-pat mengacaukan fungsi sistem saraf otonomi

yang berpengaruh pada detak jantung, pencernaan, pernapasan hingga gairah seksual.

data

1.w

hicd

n.co

m

thefitindian.com

Page 17: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

PerjuanganLionel Messi&

Ananda SukarlanOleh : Anugerah

Page 18: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 18

Apa yang Anda ketahui tentang Ananda Sukarlan?

Pianis besar dunia berkebang-saan Indonesia yang tinggal di Spanyol? Ya, berarti Anda cu-kup mengenalnya!

Apa yang Anda ketahui ten-tang Lionel Messi? Pemain sep-ak bola besar dunia dari Argen-tina? Sekali lagi, ya, Anda cukup mengenalnya!

Ananda Sukarlan belajar piano klasik di bawah bimbin-

gan almarhum Rudi Laban di Yayasan Pendidikan Musik, Ja-karta. Saat itu Ananda tidak lulus ujian kenaikan kelas dari kelas 6 ke pra-konservatorium 1. Menurut kisahnya, Ananda Sukarlan tidak berhenti men-coba dan berusaha. Setahun kemudian, dia kembali mendaf-tar, namun kembali gagal. Pada akhirnya Ananda Sukarlan baru berhasil setelah mengalami 3 kali kegagalan selama 3 tahun berturut-turut.

liput

an6.

com

Page 19: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 19

Lionel Messi yang saat ini kita kenal dengan kualitas permainan memukaunya di lapangan hijau per-nah mengalami masalah hormonal pada masa kecilnya. Tubuhnya tidak kunjung bertambah tinggi layaknya anak-anak normal lainnya. Orang tua Messi yang cemas akhirnya memba-wa Messi kecil ke dokter dan Messi harus menjalani pengobatan rutin. Selama masa pengobatan, Messi se-lalu mendapat suntikan di kaki kiri pada malam hari. Keesokan harinya, suntikan diberikan di kaki kanannya. Begitlah kehidupan yang harus di-jalani Lionel Messi selama 3 tahun berturut-turut. Hasilnya cukup luma-yan. Tinggi badan Messi setara den-gan anak umur 9 tahun saat dia su-dah berusia 11 tahun.

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

foot

yren

ders

.com

Page 20: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 20

Faktanya hanya sedikit orang yang mengetahui per-juangan Ananda Sukarlan dan pep-

erangan Lionel Messi terhadap pe-nyakitnya. Sebagian besar orang melihat

m e r - eka sebagai pia-nis dan pesepakbola sukses dunia. Orang tidak paham betul perjalanan hidup mereka sebe-lum menjadi terkenal seperti sekarang ini. Yang orang-orang ketahui adalah menjadi apa mer-eka saat ini. Melalui kisah di atas, kita bisa melihat bahwa keban-yakan orang lebih melihat hasil ketimbang proses. Harus diakui

bahwa hasil sangatlah mudah terlihat dan mudah diterima oleh kebanyakan orang. Berbe-da dengan sebuah proses, han-ya orang-orang tertentu yang mengetahui dan mau memaha-minya sebagai langkah menuju sebuah hasil yang diharapkan. Hasil bisa kita lihat dalam wak-tu yang sangat singkat. Semen-tara proses, kita butuh waktu yang sangat lama, bahkan tidak terduga sampai kapan proses itu harus dijalani.

amaz

on.c

om

Manajemen

Page 21: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 21

Saat kagum melihat penampi-lan Ananda di panggung, tidak banyak orang yang berpikiran, “Whoa, berapa jam dalam sehari dia habiskan untuk berlatih?”. Hal yang sama ketika penonton ter-pesona menyaksikan kemampuan Messi dalam bermain sepak bola. Namun tidak banyak pula yang berpikir, “Waw! Bagaimana dia melatih fisiknya sehingga dia bisa bermain seperti itu?”.

Hal tersebut menggambarkan bahwa secara otomatis, pikiran ma-nusia cenderung mengarah pada sebuah hasil yang bisa dilihat, bu-kan sebuah proses untuk menuju hasil tersebut. Hasil memang lebih menyenangkan daripada melihat sebuah prosesnya. Hasil adalah sebuah pencapaian yang dapat di-lihat dan dirasakan sensasinya.

Dinamika di dalam organisa-

si juga memiliki kecenderungan yang sama. Organisasi cenderung memperhatikan hasil (Result Ori-ented) dan tiidak sedikit pula yang menutup mata terhadap sebuah proses. Para pemimpin organisasi mungkin lupa, bahwa hasil yang baik keluar dari proses yang baik pula. Saya tidak menyalahkan maupun membenarkan mereka. Tuntutan bahwa operasional har-us selalu berputar cepat memaksa mereka bersikap demikian. Mari menganalisa situasi-situasi terse-but!

...pikiran manusia cenderung mengarah

pada sebuah hasil yang bisa dilihat...

raps

cene

.cz

21

Page 22: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 22

Saya ingin mengutip tulisan Stephen Covey. Ia menggambar empat kuadran dengan tingkat urgensi pada garis X dan tingkat kepentingan pada garis Y. Kuad-ran 1 berisi pekerjaan yang tidak penting dan darurat. Saya menye-butnya sebagai ‘gangguan waktu kerja’. Kuadran 2 berisi pekerjaan yang penting dan darurat. Saya suka menyebutnya sebagai ‘pe-madam kebakaran’. Kuadran ini sangat khas, yaitu pekerjaan yang diselesaikan hanya saat muncul masalah. Organisasi yang cend-erung berfokus pada hasil tanpa

mempedulikan penyusunan sistem biasanya berorientasi pada kuadran ini.

Kuadran 3 berisi pekerjaan yang penting namun tidak darurat, yaitu pekerjaan yang ‘stratejik dan ber-sifat jangka panjang’. Butuh wak-tu yang cukup lama untuk melihat hasil dari pekerjaan semacam ini. Pemimpin yang kurang sistematis biasanya akan melihat pekerjaan semacam ini sebagai lambat dan tidak penting. Sedangkan kuadran paling menyedihkan adalah kuadran 4, yaitu pekerjaan yang tidak pent-ing dan tidak darurat.

Page 23: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 23

Organisasi harus terus berg-erak, namun sistem juga harus dibangun. Mau tidak mau ang-gota organisasi harus bekerja simultan, yaitu menyelesaikan masalah yang ada dengan cara sementara (kuadran pemadam kebakaran) sambil menyusun sistem untuk mengatasi masalah itu muncul.

Benang akan menjadi kusut dan bom waktu akan dimulai, yaitu saat organisasi cenderung menuntut hasil dalam waktu cepat tanpa sama sekali meny-usun sistem untuk menanggu-langi masalah itu. Kebakaran akan terus terjadi dan organisasi akan berjalan di tempat dengan perasaan bahwa permasalahan yang dihadapi itu-itu saja tanpa ada perkembangan apapun. Or-ganisasi akan lebih menuntut api dipadamkan ketimbang meny-iapkan sistem untuk mencegah

terjadinya kebakaran, sementara itu pekerjaan yang stratejik dan bersifat jangka panjang cenderung membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih lama.

Dalam hal ini, anggota organ-isasi tidak harus menunggu per-an pemimpin. Kita bisa dan harus memulai dari diri sendiri untuk be-lajar berpikir dan bekerja secara stratejik. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa garis pem-batas di tengah harus kita geser sesuai dengan arah anak panah berwarna merah. Sifat pekerjaan yang darurat tidak mungkin hil-ang. Organisasi pasti akan meng-hadapi masa-masa darurat. Sama seperti pekerjaan yang sebetulnya kurang penting. Namun, dengan memperbesar kuadran stratejik dan jangka panjang, pekerjaan akan lebih tersistem dan anggota organisasi pun bisa bekerja den-gan lebih nyaman. (INUG)

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

bhm

pics

.com

23

Page 24: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Pengalaman

Masa DepanTidak Selalu Berlaku Untuk

chilm

arkr

esea

rch.

com

Page 25: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 25

Pernahkah anda ber-temu dengan se-orang teman yang

pernah mengalami sebuah pen-galaman tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain. Sebut saja naman-ya Putri. Putri bersama kelu-arganya pernah m e m p e r c a y a i saudaranya un-tuk mengatur keuangan bisnis mereka. Semua urusan keuan-gan dalam usaha yang mereka jalankan sudah menjadi tanggung jawan sau-daranya itu. Artinya mereka hanya mendapatkan laporan dari saudaranya dan membayar upah untuk saudaranya yang sudah membantu mereka.

Dalam perjalanan waktu, di tengah kesuksesan usaha mereka, terjadi hal yang tidak diinginkan oleh semua orang. Mereka ditinggal kabur oleh

saudaranya dengan membawa semua uang yang dihasilkan dari bisnis tersebut.

Kejadian ini membuat trau-ma tersendiri bagi mereka sekel-uarga. Mereka kecewa terhadap saudara sendiri. Saudara yang harusnya dipercaya dan bisa di-andalkan, ternyata menikam

dari belakang juga. Yang lebih pahitnya adalah yang ditikam saudara sendiri. Sungguh menyakit-kan.

Putri dan keluarg-anya menjadi terpuruk dan trau-ma karena kejadian ini. Usaha mereka yang bangkit dan jaya perlahan menurun dan ditinggal pelanggan. Ini disebabkan kar-ena mereka masih merasa kece-wa terhadap saudara dan tidak mempertahankan usaha tetap berjalan dengan baik tanpa sau-daranya itu. Kehilangan hasil dari usaha membuat mereka merasa tertekan dan mengingat kejadi-an tersebut setiap waktu.

“...Tidak ada situasi dan keadaan psikologis manusia yang abadi di

dunia ini...”

Manajemen

25

Page 26: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 26

“...kita harusnya tidak terpuruk dalam

pengalaman masa lalu kita...”

Pengalaman ini pun digener-alisasikan terhadap semua sau-daranya. Mereka tidak pernah lagi mempercayakan sesuatu kepada saudara sendiri. Mereka menjadi sulit untuk mempercayai orang lain. Mereka menganggap tidak ada lagi yang bisa dipercayai, ke-luarga tidak, apalagi orang lain.

Mereka mencoba untuk membangun kem-bali usaha dan bis-nis mereka, namun mereka menjadi kesulitan untuk mengembangkan-nya. Mereka ber-pikir bahwa sulit untuk meny-erahkan kepercayaan kepada orang lain. Mereka bekerja terus-menerus dengan kemampuan sendiri. Hal-hal penting dikenda-likan sendirian. Akhirnya mereka merasa kelelahan dan makin frus-trasi karena tidak berkembang menjadi lebih baik. Mereka pun menyerah dan tidak lagi memulai bisnis mereka.

Overgeneraslisasi terhadap

masa lalu dan pengalaman bu-kanlah sikap yang tepat dalam menghadapi hari ini dan masa depan. Tidak ada situasi dan keadaan psikologis manusia yang abadi di dunia ini. Sikap orang-orang pun tidak pernah abadi. Semua selalu berubah mengikuti situasi dan keadaan di sekitarnya.

Tekanan hidup, permasalahan yang dihadapi, tingkat kepenatan psikolo-gis, hubungan so-sial yang dibina bisa membuat sikap

orang berubah-ubah tak me-nentu. Bisa bertahan dengan satu sikap dalam setiap keadaan juga tidak baik. Bahkan terka-dang dinilai tidak bisa menye-suaikan diri. Merubah sikap se-tiap saat pun tidak baik, karena kita hanya menjadi bunglon dan tidak punya pendirian. Walau-pun kita dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan yang kita hadapi.

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Page 27: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 27

“...Menjalani kehidupan saat

ini bukan perkara mudah...”

Pengalaman buruk dan tidak menyenangkan biasanya akan menjadi tembok penghalang kita. Sebaliknya pengalaman yang me-nyenangkan akan kita kenang se-lalu, dan pasti akan diulang. Men-gapa bisa begitu? Kita memilih pengalaman yang menyenang-kan saja. Sementara pengalaman tidak menyenangkan kita buang dan kita anggap berbahaya, seh-ingga setiap kondisi kita general-isasikan dalam setiap keadaan.

Faktanya, situasi masa lalu su-dah berubah dari situasi hati ini. Situasi hari ini sudah pasti berbe-da dengan situasi dan keadaan di masa akan datang. Bahkan tidak diketahui situasi apa yang kita terima di masa depan. Masa de-pan selalu menjadi misteri yang tak pernah terpecahkan oleh ma-nusia.

Pengalaman masa lalu me-mang meninggalkan kenan-gan yang tidak menyenangkan. Membuat kita terus mengenang

kejadian yang menyusahkan perasaan dan hidup kita. Ke-hidupan saat ini dalam dimensi waktu sendiri. Sudah melewa-ti dimensi waktu sebelumnya dan belum memasuki dimensi waktu masa depan. Dimensi waktu saat ini memiliki situasi dan kondisi lingkungan yang

berbeda, hubungan sosial yang berbeda, permasalahan dan te-kanan yang juga berbeda.

Berada dalam dimensi wak-tu saat ini membuat kita harus-nya tidak terpuruk dalam pen-galaman masa lalu kita. Kita bisa menggunakannya sebagai bahan evaluasi untuk keber-hasilan di masa depan.

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 27

Page 28: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 28

Apa yang dialami di masa lalu dipelajari dan ditemukan titik per-masalahannya dan diselesaikan dengan baik di saat ini. Tujuannya adalah agar kejadian yang tidak me-nyenangkan dimasa lalu tidak per-nah terulang lagi. Kita terkadang lupa dengan kehidupan kita saat ini. Kita hanya hidup di kejadian yang tidak menyenangkan di hidup kita dan hidup da-lam khayalan ke-hidupan yang me-nyenangkan bebas dari permasalahan versi keinginan kita. Kita tidak lagi menyadari bahwa pengalaman itu adalah kenangan, bukan keadaan yang harus dihidupi saat ini. Hidup kita saat ini adalah kehidupan kita yang sebenarnya. Kehidupan yang lepas dari bayangan masa lalu dan bebas dari khayalan akan kehidu-pan ideal yang kita ciptakan sendiri dalam pikiran dan perasaan.

Menjalani kehidupan saat ini bu-kan perkara mudah. Kita selalu diir-

Manajemeningi oleh cerita-cerita dan pengala-man di masa lalu. Kita juga dihantui oleh bayang-bayang harapan akan kehidupan di masa depan yang belum jelas bentuknya. Menjalani hidup sebenarnya di dimensi waktu saat ini, dimensi waktu yang real. Semua keadaan lingkungan nyata, orang-orang sekitar kita semuanya nyata, benda yang kita sentuh juga

adalah barang-ba-rang nyata.

Hidup dalam kenyataan adalah hidup di hari ini, saat ini dan dimensi waktu sekarang.

Melakukan semuanya sebaik mung-kin adalah cara terbaik menjalani hidup. Sampai ada istilah bahwa hidup kita di masa depan ditentu-kan di hari ini. Selamat menjalani hari yang istimewa setiap hari. Hari ini adalah sebuah hadian terindah bagi kita. Hari yang penuh kejutan dan kenyataan yang menyenang-kan untuk diterima dan dijalani.(ARI)

Sumber:“60 Days Managing

Habits and Mindset” (E-book),

Arie Frederik

Page 29: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

PRODUKTIFHARUSLAH

RAPAT

mar

ketin

glan

d.co

m

Page 30: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 30

Rapat merupakan satu unsur penting dalam sebuah manajemen.

Dalam rapat semua ide di bicara-kan dan dikemukakan. Disinilah ide-ide dan gagasan mengenai sebuah gagasan diulas secara mendalam. Rapat diperlukan untuk membahas perencanaan, evaluasi pelaksanaan ataupun tindak lanjut dari hasil evaluasi. Namun, seringkali rapat dilaku-kan dengan tidak efektif. Kary-awan melakukan banyak rapat yang tidak menghasilkan sebuah gagasan dan keputusan. Waktu berjam-jam habis untuk memba-has sesuatu yang tidak jelas tu-juannya. Bahkan lebih buruk lagi, apa yang akan di bahas dalam ra-pat tidak jelas.

Bagi orang-

orang yang sudah aktif di organ-isasi dan banyak terlibat di dalam rapat kepengurusan dan kegiatan organisasi, rapat bukanlah hal yang sepele. Seluruh persiapan kegiatan akan dimulai dalam sebuah rapat. Baik itu rapat pembentukan panitia, rapat menentukan tema kegiatan, rapat rutin perkembangan rencana hingga rapat evaluasi hasil kegia-tan. Rapat adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan sebuah organisasi. Begitu juga di pekerjaan, di kantor, rapat adalah hal yang penting dan tidak bisa dihindari. Permasalahannya adalah apakah rapat yang kita jalankan selama ini sudah efektif? Jika belum efektif, mungkin anda perlu menjalankan tips-tips ini dalam rapat anda den-gan rekan kerja ataupun dengan

atasan anda.

napo

nash

ville

.com

30

Page 31: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 31

Ide ini saya dapatkan dari orang tua saya yang notabene hanyalah seorang guru yang tidak popular, dan tinggal di daerah terpencil. Saya mendap-atkan nasihat ini sejak saya men-jadi ketua di beberapa organisasi kepemudaan di sekolah maupun di gereja. Dan posisi itu berlanjut menempel di saya sampai saya kuliah dan lulus kuliah. Saran yang sampai saat ini saran itu

masih saya ingat dan pegang den-gan teguh. Ternyata saran tersebut beberapa minggu lalu saya temu-kan lagi dalam sebuah catatan se-orang konsultan terkenal yang be-rasal dari McKinsey, Victor Cheng. Gagasan yang sama persis dan tidak ada beda sedikitpun.

Rapat perlu dijadwalkan den-gan serius. Jika tidak, rapat akan amburadul dan tidak jelas waktu-nya. Rapat akan berlangsung tidak

naponashville.com

Page 32: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 32

efektif. Dengan tidak terjadwalnya waktu rapat, makan sulit bagi pemimpin rapat menentukan tujuan dari rapat yang di-jalankan. Menentukan tujuan rapat menja-di krusial. Tujuan rapat harus diselaraskan dengan target waktu yang dimiliki. Jika kita hanya memiliki waktu 2 minggu untuk merilis sebuah kegiatan promosi produk baru, seorang pemimpin perlu menentu-kan hari apa saja para anggota yang ter-libat berkumpul dan melakukan pemba-hasan perkembangan kegiatan. Pemimpin bukan hanya memikirkan waktu rapat, namun juga harus dipikirkan waktu untuk bekerja dan menjalankan hasil rapat.

Nah, setiap rapat perlu memiliki tujuan yang jelas. Tujuan rapat bisa membahas perkembangan pekerjaan hasil rapat sebe-lumnya ataupun membahas hal-hal yang masih harus dipenuhi di rapat selanjutnya. Rapat haruslah berorientasi pertemuan sebelumnya dan pertemuan selanjutnya hingga hari pelaksanaan kegiatan. Agar efetif, rapat perlu dibuat 3 tahap:

img.archiexpo-com

Page 33: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 33

Tahap pertama, pe-

nyampaian tujuan rapat

saat ini.

Tahap pertama ini merupa-kan tahap dimana pemimpin rapat perlu menyampaikan tu-juan dari rapat ini dilakukan. Hal yang perlu disampaikan agar efektif adalah mengenai apa yang harus dicapai dari rapat, estimasi waktu rapat akan ber-langsung dan alasan mengapa orang-orang yang diundang perlu untuk hadir dan menyam-paikan gagasannya. Tidak ada gunanya mengundang orang-orang yang tidak hubungannya dengan topik rapat saat itu. Hal itu bisa membuat rapat menjadi tidak efektif dan tidak focus.

Pada tahap ini perlu pemimpin rapat menyampaikan

juga satu persatu agenda topik atau isu yang akan dibicarakan bersama selama rapat. Peraturan rapat juga merupakan hal penting untuk disepakati bersama, apakah rapat sifatnya terbuka untuk dis-kusi tanya jawab setiap saat atau setiap setiap bagian menyampai-kan laporannya, kemudian baru dipersilakan bagian lain memberi komentar atau masukannya. Se-mua hal itu merupakan kesepaka-tan dalam rapat. Oleh karena itu, sebelum rapat perlu persiapan. Tidak ada rapat/meeting yang efektif tanpa sebuah perencanaan yang matang.

Dalam dunia kerja, rapat selalu dilakukan ditengah kesibukan ker-ja masing-masing. Oleh karena itu, sangat diperlukan perencanaan

hillaryfox.com

33

Page 34: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 34

y a n g m a - tang sebe-

lum rapat dilakukan. Persia-pan rapat yang tidak matang hanya membuat peserta rapat membuang waktu produktif mereka dan membuat mereka tidak menghasilkan apapun. Mereka tidak berkontribusi positif selama rapat dan juga tidak menyelesaikan pekerjaan mereka yang seharusnya kare-na menghadiri rapat yang tidak jelas.

Jika kita sebagai peserta rap-at undangan, kita bisa saja tidak mengikuti sebuah undangan rapat jika rapat tersebut tidak memiliki tujuan dan agenda ra-pat yang jelas. Waktu adalah hal yang sangat berarti. Rapat yang

tidak memiliki agen-da yang jelas hanya

membuang-buang wak-tu saja. Kita bisa bertanya

mengenai tujuan dan agenda rapat, atau jika tidak jelas kita dap-at meninggalkan ruang rapat dan kembali mengerjakan pekerjaan yang dapat kita kerjakan. Tidak perlu membuang waktu untuk hadir di sebuah pertemuan rapat yang tidak memiliki tujuan yang jelas. Hal ini juga harus menjadi pertimbangan pemimpin rapat, bahwa mereka tidak berhak me-marahi peserta rapat yang malas-malasan hadir mengikuti rapat jika rapat yang dilakukan tidak jelas tujuan dan agendanya.

Tahap kedua, merupak-

an tahap inti.

Pada tahap kedua ini, merupa-kan wadah pembahasan hasil ra-pat minggu lalu dan hasilnya, lalu perkembangan pekerjaan masing-masing anggota sesuai dengan kesepakatan di rapat sebelumnya

Manajemen

opusmeetingrooms.com

Page 35: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Manajemen

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 35

dan rencana pekerjaan yang akan dipenuhi oleh masing-mas-ing anggota keesokan harinya. Pada tahap ini, setiap peser-ta rapat perlu menyampaikan perkembangan pekerjaan mere-ka berdasarkan hasil rapat sebe-lumnya, kendala yang dihadapi, ataupun apapun yang diperlu-kan untuk membuat pekerjaan-nya berjalan dengan baik. Pada tahap ini setiap peserta rapat bisa menyampaikan ide dan ga-gasannya terhadap apa yang dikerjakannya berupa evaluasi atau alternatif solusi yang efek-tif dalam usaha mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Tahap ketiga, penutu-

pan rapat.

Pada tahap ketiga ini, adalah mempertegas hasil rapat yang dijalankan saat ini dan membuat kesepakatan apa yang akan dik-erjakan masing-masing anggota serta kapan harus bertemu lagi menyampaikan perkembangan

pekerjaan. Tahap penutup ini ada-lah momen untuk membuat kes-epakatan dan target kerja masing-masing bagian. Hasil rapat yang sudah dijalani harus disampaikan lagi kepada seluruh anggota. Tu-juannya adalah apa yang dibahas selama rapat diterima oleh selu-ruh peserta rapat dan disepakati untuk dijalankan bersama.

Diluar dari tahap-tahap pent-ing pertemuan rapat, hal yang tidak kalah penting harus diper-hatikan adalah kehadiran seorang notulen. Notulen harus mencatat poin-poin keputusan dan kesepak-atan dalam rapat, karena keputu-san dan kesepakatan itulah yang disepakati bersama dan akan di-laksanakan bersama. Selain itu, notulen membantu pemimpin ra-pat dan anggota tidak kehilangan pesan dan kesepakatan selama ra-pat berlangsung.

Sudah efektifkah rapat/meet-ing anda? (ARI)

Page 36: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 36

Menengok Revisi dan RealisasiKebijakan Jaminan Hari Tua

Oleh : Rosa Sekar Mangalandum

bpjsketenagakerjaan.go.id

Jika diingat ke bela-kang, tepatnya tang-gal 30 Juni 2015,

peresmian Badan Penyeleng-gara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Cilacap, Jawa Tengah. Dengan peresmian ini, BPJS Ketenagak-erjaan telah secara sah meng-gantikan tugas Jamsostek.

Tetapi, tak lama kemu-dian, salah satu kebijakan

BPJS Ketenagakerjaan diprotes masyarakat. Kebijakan tersebut berkaitan dengan Jaminan Hari Tua, dipopulerkan oleh media den-gan singkatan JHT.

Protes tersebut terutama di-picu oleh kekesalan atau keke-cewaan sejumlah buruh yang mengajukan klaim JHT. Menurut ketentuan sebelum 30 Juni 2015, jika pekerja sudah berhenti beker-ja dan mencapai usia kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu satu

Page 37: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 37

bulan, klaim JHT mereka masih dilayani. Tetapi, pada 1 Juli 2015, klaim seperti ini tidak dilayani lagi.

Tidak dilayaninya lagi klaim JHT seperti ini dikarenakan BPJS Ketenagakerjaan kini mengacu pada ketentuan baru, yakni Un-dang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Per-aturan Pemer-intah Nomor 46 Tahun 2015 ten-tang Penyeleng-garaan Program JHT (PP JHT). PP JHT sendiri ditu-runkan dari UU No. 40 Tahun 2004 tadi.

Menurut PP JHT Pasal 22 Ayat 1, manfaat JHT hanya bisa dibayarkan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan jika pe-serta berusia 56 tahun, men-inggal dunia, atau mengalami cacat tetap total. Pasal ini sama

dengan UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 37 Ayat 1.

PP JHT juga mengatur bah-wa dalam rangka mempersiap-kan diri memasuki masa pensiun, pembayaran manfaat JHT dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu jika peserta telah memi-liki masa kepesertaan paling sing-kat 10 tahun (early withdrawal).

Menurut PP JHT Pasal 22 Ayat 4 dan 5, pengam-bilan sebagian manfaat JHT untuk tujuan k e p e m i l i k a n rumah, paling banyak 30% dari saldo JHT pe-serta atau untuk keperluan lain

dalam persiapan pensiun, paling banyak 10%. Aturan tersebut ditu-runkan dari UU No 40 Tahun 2004 Pasal 37 Ayat 3.

Yang diprotes adalah pasal early withdrawal. Masyarakat, di-wakili sejumlah tokoh buruh, poli-

bpjsketenagakerjaan.go.id

Page 38: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 38

tisi, dan petisi Change.org yang dimulai oleh Galang Mahardi-ka, memandang bahwa PP JHT Pasal 22 ini justru merugikan pekerja dibanding ketentuan sebelum 30 Juni 2015.

Dahulu UU No 3 Tahun 1992 dan PP No 14 Tahun 1992 men-gatur, peserta yang berhenti bekerja meski belum berusia 55 tahun dapat mengambil manfaat JHT sekaligus asalkan mempunyai masa kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu 1 bulan. Kini PP No 46 Tahun 2015 mengatur, peserta yang dapat mengambil manfaat JHT harus mempunyai masa kepe-sertaan 10 tahun dan manfaat

yang dapat diambil hanya 30% un-tuk kepemilikan rumah atau 10% untuk keperluan lain persiapan pensiun.

Untuk menyelesaikan per-masalahan JHT yang kini dipan-dang masyarakat merugikan pihak pekerja, Presiden Joko Widodo, Menteri Tenaga Kerja M. Hanif Dhakiri, dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya mencari solusi bersama-sama demi kepentingan program dan pekerja. Respons mereka dinilai cepat dan perlu di-apresiasi.

Untuk sementara, pemerin-tah menawarkan 2 pilihan solusi yang masih dikaji pemerintah

bpjsketenagakerjaan.go.id

Page 39: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 39

lebih lanjut untuk menuntas-kan permasalahan PP JHT. Pertama, manfaat JHT bisa di-ambil seluruhnya jika pekerja terkena PHK, meninggalkan In-donesia untuk selamanya, dan berhenti dari kepesertaan pro-gram BPJS Ketenagakerjaan. Kedua, manfaat tersebut da-pat dicairkan sebesar 30% dari total saldo jika peserta sudah mempunyai masa kepesertaan minimal 10 tahun. Sisa manfaat JHT yang 70%-nya akan dapat diambil saat pekerja memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat tetap total.

Elvyn G. Massasya menyat-akan, seperti diberitakan Kom-pas.com, “Nah kenapa direvisi, ini lebih pada kearifan, masih banyaknya PHK. Revisi ini nanti mengatur pencairan JHT untuk

PHK tidak ada masa kepesertaan. Jadi, pekerja yang bekerja 2 tahun, tiga tahun pun jika terkena JHT, bisa mencairkan jaminan hari tu-anya.”

Realisasi revisi kebijakan PP JHT, sejauh ini, terwartakan juga lewat akun Twitter @hanifdhakiri, milik Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. Tak sedikit pekerja yang mengabarkan kepuasan mereka karena sudah dapat mencairkan manfaat JHT 1-2 minggu sebe-lum Idul Fitri tiba. Salah satunya, Hasan Basri lewat akun @rasban-ten, “@hanifdhakiri terima kasih sudah mendengar kami pak, uang JHT saya cair, ibu saya nangis krn bahagia anaknya yg kena PHK da-pet haknya.”

(Sebagian besar artikel ini dis-arikan dari “Hakikat Jaminan Hari Tua” dalam harian Kompas, 16 Juli 2015, halaman 6.)

bpjsketenagakerjaan.go.id

Page 40: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Humor

40

Sekretaris Tidak Mau Menjawab Telepon

Bos sangat jengkel dengan sekretaris barunya. Dia mengabaikan mengangkat tele-pon ketika berdering.

“Anda harus menjawab telepon”, katanya kesal.“Baiklah”, jawabnya, “tapi rasanya jadi konyol. Sembilan dari sepuluh telepon adalah

untuk Anda!”

Pekerjaan Sesuai dengan Bidang Studi

Sesudah lulus kuliah di universitas, seorang mahasiswa fakultas mesin dan alat elektronik coba melamar pekerjaan di suatu perusahaan.Bos perusahaan itu sangat puas dengan syarat-syarat yang dimilikinya dan bermaksud akan menerimanya sebagai salah seorang pegawainya, maka itu dia menanyakan lebih lanjut apa saja tuntutannya.

Dia berkata: "Pertama, pekerjaan harus sesuai dengan jurusan yang saya pelajari; kedua, harus diberi sebuah kantor khusus yang independen dan ketiga, harus ada tele-pon khusus." Setelah berpikir sejenak, sang bos menyanggupi akan memenuhi semua tuntutan itu.

Hari berikutnya, waktu mahasiswa itu datang ke kantor untuk mulai bekerja ba-rulah jelas bahwa pekerjaannya ialah mengoperasikan lift.

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

wis

egee

k.co

m

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 40

Page 41: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Humor

41

Melamar Pekerjaan

Percakapan pada suatu ruang personalia yang sedang mencari pegawai baru :Boss : Nama saudara siapa ?Pelamar : Anton pak...Boss : Coba ceritakan tentang keluarga saudara ...!!Pelamar : Saya 2 bersaudara, adik saya masih kuliah di Bandung .. Orang Tua Saya ting-gal di Surabaya .. Kakek dan nenek dari Bapak tinggal di Solo.. Kakek dan nenek dari Ibu tinggal di Medan .. Paman dan Pakde semua tinggal di Jakarta ..Boss : Apakan saudara dapat berbahasa inggris ?Pelamar : Yes .. sir ..Boss : now tell to me about your family in english !!Pelamar : Sorry sir .. i don’t have family in english

Konglomerat

Seorang konglomerat kuno meninggal karena sakit jantung setelah salah satu supermarketnya kebakaran. Di rumah duka telah berkumpul anggota keluarga untuk menyampaikan duka cita.Anak 1 : Pah, Ini Mey-mey maapin kesalahan saya ya pah...Anak 2 : Ini Ahong pah, saya juga.....Anak 3 : Kalau saya Icing...Anak 4 (anak bungsu) : Saya Hendra paah...ma’af saya baru datang dari toko...Tiba-tiba mayatnya bangun, “Hayyyaaa, sumua ala li sinii, siapa yang jaga tokoooo... ntal lugiii lagii”.

Humor

i.ytim

g.co

m

Page 42: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 42

Karakteristik Konsultan yang Hebat

Victor Cheng menyebutkan ada 5 karakteristik konsultan hebat.

1. Mereka suka menyelesaikan masalahSeorang konsultan yang hebat, akan selalu menyelesaikan se-

luruh permasalahan yang datang dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalitasnya. Mereka menyukai buku teka-teki dan segala sesuatu yang memberikan mereka kesempatan untuk men-ganalisas situasi dan menemukan solusinya.

2. Konsultan cenderung memiliki kredensial yang kuat – secara akademik, profesionalitas dan keperibadian

Seorang konsultan yang baik akan menyelesaikan semua hal di kehidupannya dimana orang lain tidak sempat memikirkan untuk melakukannya. Mereka tidak hanya memiliki prestasi akademik dan karir profesionalnya, mereka juga melakukan hal-hal besar dan terli-hat tidak masuk akal tanpa memikirkan kompensasi yang bisa mer-eka terima.

elem

ents

beha

vior

alhe

alth

.com

Page 43: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 43

3. Konsultan selalu belajarBelajar bukanlah soal mengikuti sekolah atau mendapatkan ge-

lar akademik, konsultan selalu belajar sepanjang hidupnya. Mereka secara konstan menambah pengetahuan dan mereka selalu menye-lesaikan dengan sempurna apa yang ingin pelajari.

4. Konsultan memiliki keterampilan membangun hubun-gan

Seorang konsultan yang hebat bukanlah orang yang lama bek-erja di perusahaan konsultan dan telah lama menjadi seorang kon-sultan. Konsultan yang hebat memiliki kemampuan membangun hubungan positif dengan kliennya, rekan kerjanya dan orang-orang di tempat dia bekerja.

5. Konsultan selalu menikmati (atau dapat mentoleransi) perjalanan

Tidak semua orang yang bekerja sebagai konsultan menyukai travelling, tapi seorang konsultan yang hebat menyukainya. Mereka mengetahui program perlakuan terbaik untuk mereka, bagaimana mengemas tas mereka dengan sangat baik, dan kepada siapa mer-eka harus bicara selama di perjalanan.

Itulah 5 karakteristik konsultan yang hebat. Memahami karakter-istik ini mampu memberikan pemahaman kepada anda tentang ke-hidupan konsultan. Apakah anda memiliki kelima karakteristik ini?

(Disarikan dari email Victor Cheng “Characteristics of Good Con-sultants”)

rosa

rioco

unse

ling.

com

Page 44: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

TANJUNGKARANG“....Ketika Pantai Begitu Tenang....”

Kabupaten DonggalaSulawesi Tengah

@abthirteen

Page 45: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Rehat Dulu

45

Tidak banyak orang mengetahui lokasi pantai yang berada di “punggung” Pulau Sulawesi ini. Letak nya relatif tidak terlalu jauh dari ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, Palu. Keindahan

pantai ini sudah mulai dijamah sejak tahun 90-an, namun promosi yang kurang membuat pantai ini agak kurang dikenal didalam negeri, namun wisatawan asing sudah banyak yang berkunjung ke pantai ini.

Rehat Dulu

prince-john-dive-resort.com

Page 46: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Rehat Dulu

46

Lokasinya berada di Kabupaten Donggala, dari Bandara Mutiara Palu hanya sekitar 1 jam perjalanan mengguna-kan kendaraan pribadi atau umum. Sepanjang perjalanan anda akan disuguhkan oleh pe-mandangan pantai dan gunung sekaligus. Anda juga akan melewati Jembatan Palu IV atau Jembatan Ponulele yang menjadi ikon baru kota Palu. Ini merupa-kan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan ketiga di dunia. ka

skus

.co.

id

Page 47: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Rehat Dulu

47

Ada banyak penginapan di Pan-tai ini, anda tinggal pilih yang ses-uai dengan perbekalan. Mulai dari yang murah meriah Rp. 50.000 – Rp. 200.000,- atau yang cu-kup mahal hingga jutaan rupiah. Ada dua perintis penginapan di pantai ini. Pertama adalah Prince John Dive Resort, milik seorang berkebangsaan Jerman. Resort ini me-nawarkan cukup banyak fasilitas dan sangat cocok bagi anda pecin-ta Scuba diving, ini dikarenakan re-

Prince John Dive ResortFoto oleh : Petra & Dieter Mobusprince-john-dive-resort.com

Harmoni CottageFoto oleh : @abthirteen

sort ini menawarkan ban-yak paket Diving. Kedua adalah Harmoni Cottage. Penginapan milik warga lokal ini menawarkan harga yang cukup ber-sahabat dan sambutan hangat layaknya keluar-ga baru. Tepat didepan

kamar anda, anda akan melihat pantai privat untuk dinikmati sep-uasnya.

Air yang jernih dan pasir putih-nya menjadi jamuan pertama yang

dapat anda nikmati. Menu selan-jutnya anda akan dapat menikmati pemandangan bawah laut yang in-

Page 48: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Rehat Dulu

48

dah. Tak perlu me-nyelam lebih dalam, dengan snorkeling saja anda dapat me-nikmatinya. Perala-tan snorkeling juga disewakan dengan harga yang bersa-habat.

Ada beberapa spot snorkeling yang bagus dan cocok bagi para pemula. Anda tidak perlu menyelam, anda ting-

gal melihat ke bawah air dan anda dapat menikmati pemandangan nya. Bagi anda yang tidak bisa ber-enang, anda dapat menyewa jaket pelampung yang pastinya dengan harga yang bersahabat. Namun bagi anda yang tidak mau terjung langsung ke air, anda dapat me-naiki kapal wisata yang memiliki kaca dibagian tengah nya untuk menikmati pemandangan terumbu karang terumbu karang.

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Rehat Dulu

@abthirteen

@abthirteen

@abthirteen

Page 49: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Rehat Dulu

49

Malam hari dapat anda lewati dengan bersantai di pinggir pan-tai. Dipastikan anda tidak akan masuk angin karena angin dipantai ini cenderung tenang sepanjang tahun. Tenang dengan arti ses-ungguhnya sehingga daun pun kadang jarang bergerak.

Habiskan malam bersama sahabat dan orang terkasih atau pun bagi anda yang ingin menyendiri menikmati suasana pantai yang tenang. (AB13)

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

@abthirteen

@abthirteen

49

Page 50: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 50

Meningkatkan ProduktivitasDengan

Menulis

thecripplegate.com

Page 51: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Umum

51

Daniel H. Pink, penulis terkait manajemen, kerja dan bisnis, menyebutkan dunia bisnis masa depan akan dikuasai oleh mereka yang kuat penggunaan otak

kanannya. Otak kanan adalah bagian otak yang disebut-sebut bertanggung jawab atas kreativitas, imajinasi, visual-isasi, desain, dan intuisi. Menurut Pink, dunia bisnis modern butuh orang-orang kreatif, yang bisa memikirkan inovasi apa yang dibutuhkan organisasinya. Dunia bisnis butuh orang yang mengasah imajinasinya untuk menjadikan dunia sedikit lebih baik.

Salah satu keterampilan yang dibutuhkan dalam men-gasah kreativitas adalah menulis.

Menulis membantu seseorang mengajak orang lain ke alam imajinasinya hingga ke detail terkecil. Keterampilan

51

Page 52: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Umum

52

menulis makin penting dengan peningkatan frekuensi komu-nikasi seseorang melalui tulisan, termasuk terkait dengan peker-jaan. Frekuensi komunikasi melalui email, aplikasi chatting dan media sosial sejajar atau bahkan lebih banyak dibanding frekue-nsi tatap muka dan telepon.

Tulisan, disadari atau tidak, akan membentuk persepsi orang lain terhadap kepribadian sang penulis. Termasuk menjadi dasar orang lain untuk menebak tingkat intelijensi, kreativitas atau bahkan kemampuan interpersonal dari penulis. Di bidang apap-un, industri apapun, menulis menjadi keterampilan yang perlu diasah terus menerus.

Sekalipun keterampilan menulis semakin penting, ternyata masih banyak orang yang takut untuk menulis. Padahal, tidak ada teori saklek dalam menulis. Seperti menggambar, atau naik sepeda, menulis hanya perlu dimulai. Anda bisa memulai dari persepsi tentang objek yang ingin ditulis. Biarkan kreativitas dan imajinasi mengalir seiring keinginan otak kanan. Biasakan untuk

Umum

Page 53: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Umum

53

terus menulis, meskipun mung-kin terasa tidak ingin menulis, tak perlu takut salah atau benar. Hajar saja!

Uniknya, bagian terpenting dari menulis bukan terletak pada bagian menulisnya. Bagian ter-penting dari kegiatan menulis adalah mengedit. Mengutip Er-nest Hemingway, novelis dan war-tawan Amerika, “Write Drunk, Edit Sober.” Penulis harus meliarkan imajinasinya seperti orang mabuk, kemudian mengedit untuk me-nenangkan kemabukan.

Mengedit menjadi penting untuk memastikan dua hal. Yang pertama, agar orang tertarik un-tuk mulai membaca tulisan. Yang kedua, agar pembaca nyaman un-

tuk tetap membaca hingga akhir tulisan.

Qaris Tajudin, redak-tur Majalah Tempo,

menyebutkan ada

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

empat hal yang harus diperhati-kan dalam proses mengedit. Hal terpenting adalah memastikan tu-lisan fokus, terkurung dalam sudut pandang atau angle yang sempit. Setiap pilihan kata merepresenta-sikan isi tulisan. Misal, persempit angle tulisan Kebutuhan Kecer-dasan Emosional dalam Organisasi menjadi Dicari Eksekutif dengan Kecerdasan Emosional Tinggi. Pas-tikan angle tulisan tercermin dari judul.

53

Page 54: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015

Umum

54

Kedua, jungkir balikkan tulisan Anda. Pindahkan paragraf, kalimat, dan kata hingga merangkai sebuah alur. Jadikan diri Anda seperti pembaca yang haus alur yang menarik. Alur tu-lisan pun tak harus linier, deduktif atau induktif. Buatlah alur cerita yang sesuai dengan Anda, dan tetap menarik. Bisa saja membayangkan diri Anda seperti penulis script Interstellar atau Star Wars.

Ketiga, paksa tulisan Anda berdiet. Gunakan kalimat yang ringkas. Buang kata-kata yang tak perlu. Minimalisir kata pen-ghubung seperti sudah. Tak perlu menyebut sesuatu yang sudah jelas seperti naik ke atas atau turun ke bawah.

Terakhir, jadilah polisi bahasa dalam proses mengedit. Pastikan tidak ada typo. Perbaiki setiap titik, koma, tanda sambung, hingga spasi dari setiap kata. Bedakan antara im-buhan dengan preposisi (kata depan).

Selain mengasah kreativitas, proses menulis dan menge-dit tak disadari punya beberapa manfaat dalam menunjang produktivitas seseorang. Disadari atau tidak, mengedit mem-buat penulis berani menentukan prioritas. Bagian mana yang harus dipertahankan, bagian mana yang kurang penting dan harus dibuang. Aktivitas menulis juga membantu sang penu-lis untuk mengemukakan pendapat. Keterampilan menulis berguna untuk mempersiapkan diri saat harus presentasi, terutama di depan publik.

Setelah tahu kegunaan menulis, semoga Anda jadi ter-tarik membiasakan diri menulis. Tak perlu takut. Mengutip tagline Nike, Just Do It.

54

Page 55: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015

Lay Analyst Juli - Agustus 2015 55

1. Gambar buku : dibandingkan logo sebelum-nya, gambar buku pada logo baru dibuat lebih sederhana. Buku merupakan perlambang ilmu pengetahuan yang selalu kita bagikan dalam komunitas ini. Buku yang digambarkan dibuat tidak utuh, hal ini menandakan bahwa ilmu yang dibagikan dalam komunitas ini selalu berkem-bang, selalu ada bagian ilmu baru yang selalu melengkapi buku ilmu yang ada.

2. Gambar Pita : Pada gambar buku ditambah-kan pula pita penanda halaman, ini menunjukkan keaktifan dalam pembagian ilmu dan informasi. Pada prakteknya, setiap pengajar cenderung memberikan penanda tertentu pada halaman buku yang berisi materi yang akan disampaikan-nya, hal ini dilakukan untuk memudahkan men-cari materi yang akan disampaikan saat menga-jar.

3. Siluet gambar atap rumah : Gambar buku dan pita penanda halaman secara siluet akan mem-bentuk gambar atap rumah dengan cerobong asap. Hal ini merupakan gambaran dari seman-gat “Gathering”. Setiap individu di komunitas ini secara aktif berkumpul secara langsung maupun melalui media sosial.

4. Warna Biru Tua : Warna biru tua diambil dari warna laut yang mewakili Indonesia dengan laut-nya yang luas. Laut juga sebagai penanda jarak, namun walaupun berada ditempat yang terpisah, kami selalu dapat terkoneksi ke komunitas ini dan terus berbagi ilmu.

5. Warna Biru Muda : Warna biru muda diambil dari warna langit. Langit sebagai penanda bahwa ilmu yang kita bagikan sangatlah tidak terbatas. Merupakan semangat komunitas ini untuk bela-jar dan berbagi ilmu yang tidak terbatas.

6. Warna Emas : Warna Emas merupakan pen-anda kekayaan dan kejayaan. Komunitas ini in-gin terus berbagi kekayaan intelektual melalui berbagi ilmu dan informasi. Harapan kami pula agar semua orang dapat mencapai kejayaannya masing-masing.

7. Tagline “We Learn, We Share, We Grow To-gether” berwarna hitam : Merupakan seman-gat komunitas ini untuk selalu belajar, berbagi dan tumbuh bersama. Diletakkan dibawah logo sebagai simbol bahwa semangat inilah yang me-landasi komunitas ini berdiri.

8. Font / Tipe Huruf : Font yang dipilih meru-pakan font yang tidak memiliki sudut lancup dan tajam yang tegas. Ini mencerminkan sisi “Fun” dari komunitas ini. Berbagi ilmu tidak harus se-lalu serius, namun dengan cara-cara yang lebih santai dan menyenangkan.(AB13)

Arti & Makna Logo HRGI

Page 56: Majalah Lay Analyst Juli-Agustus 2015