PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT depan - Copy... · NIP 19670110 199303 1 001 ......
Transcript of PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT depan - Copy... · NIP 19670110 199303 1 001 ......
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
RENCANA KINERJA (RENJA)
PERWAKILAN BPKP
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2016
LAP-20/PW14/1/16
2 FEBRUARI 2016
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 i
DAFTAR ISI .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................................... 2
B. Struktur Organisasi ...... ................................................................................. 5
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ..................................................... 6
D. Sumber Daya Manusia .................................................................................. 8
BAB II PERENCANAAN KINERJA ....................................................................... 11
A. Rencana Strategis Tahun 2010 – 2014 ....................................................... 11
B. Rencana Kinerja Tahun 2014 ..................................................................... 24
C. Konsistensi Pengukuran Kinerja Tahun 2016 dengan LKj Tahun 2015 ...... 26
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 30
Lampiran : 1. Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Program
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
3. Perjanjian Kinerja Triwulan Tahun 2016
4. Rekomendasi dan Pelaksanaan Penugasan PKPT Tahun 2016
5. Target Rekomendasi dan Indikator Kinerja
6. Rencana Realisasi Rekomendasi Per IKK per Bulan Tahun 2016
7. Anggaran PKPT Sesuai RKA/KL
8. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang IPP
9. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang AN
10. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang Investigasi
11. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang APD
DAFTAR ISI
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 ii
Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan nikmatnya, penyusunan Rencana
Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 berhasil
diselesaikan.
Renja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 disusun dengan
mengacu kepada Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2015-2019 berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program dan kegiatan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan
mandat BPKP berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP).
Renja ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari substansi yang terkandung dalam
Renstra, kedalam kegiatan yang bersifat operasional dengan mempertimbangkan
ketersediaan SDM, waktu dan anggaran agar dapat dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi
sebagai salah satu alat ukur dalam pencapaian kinerja organisasi. Target-target yang telah
ditetapkan dalam Renja Tahun 2016 akan menjadi bahan dalam evaluasi capaian kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016.
Kepala Perwakilan,
Arman Sahri Harahap NIP 19670110 199303 1 001
KATA PENGANTAR
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 1
Berdasarkan Perpres Nomor 192 Tahun 2014, BPKP merupakan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Presiden Republik Indonesia.
Dalam Perpres tersebut juga ditegaskan bahwa BPKP adalah Aparatur Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) yang memiliki organisasi Kantor Pusat di Jakarta dan juga di seluruh
Provinsi di Indonesia yang disebut dengan Perwakilan BPKP.
Sebagai bagian Integral dari BPKP, Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra)
BPKP Tahun 2015-2019 dan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2015-2019 yang disusun sesuai dengan mandat BPKP pada Perpres Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan PP Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Renja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 berisi visi, misi, tujuan,
sasaran strategis, program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang
akan dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan Perpres Nomor 192 Tahun 2014 dan PP
Nomor 60 Tahun 2008 yang mengamanahkan BPKP untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional
dan melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan
yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan
berdasarkan penugasan oleh presiden, serta pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Renstra, Renja tahun 2016 ini disusun dalam bentuk
rumusan-rumusan kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, dengan
mempertimbangkan SDM, waktu dan anggaran yang tersedia agar dapat dilaksanakan,
dipantau, dan dievaluasi. Renja ini adalah sebagai salah satu alat ukur yang akan digunakan
dalam penilaian pencapaian kinerja organisasi Tahun 2016. Target-target yang telah
ditetapkan dalam Renja tahun 2016 akan menjadi bahan dalam evaluasi capaian kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 2
A. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP
menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian
pengawasan intern dan fungsi pengawasan intern. Fungsi pertama meliputi fungsi
perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas
sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan
dari Presiden dan fungsi pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan
intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional
bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya.
Fungsi kedua berupa pengawasan intern yang terdiri dari: (a) pelaksanaan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan
akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional
dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di
dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah, serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;
(b) pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah; (c) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko,
pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis; (d) pengawasan terhadap perencanaan
dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran
pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap
kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya
pencegahan korupsi; (e) pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja
pemerintah pusat; dan (f) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi
penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan badan lainnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 3
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) mengamanahkan BPKP untuk melakukan pengawasan intern atas
akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara dan kegiatan berdasarkan penugasan oleh presiden, serta
pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan bagian integral dari BPKP
sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-
06.00.00.286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah
dengan Perubahan Ketujuh Keputusan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013 tanggal 18
Februari 2013 mempunyai tugas pokok:
“Melaksanakan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta
Penyelenggaraan Akuntabilitas di Daerah Sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku”
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Perwakilan BPKP adalah:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan
pengurusan barang milik/kekayaan negara.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat strategis
dan/atau lintas Departemen/Lembaga/Wilayah.
5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Pusat dan Daerah.
6. Evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.
7. Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha
pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang
didalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang
diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan akuntabilitas
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 4
kinerja pada badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontrak
bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha
milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan
pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah
lainnya.
10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian
mutu pengawasan.
11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
Fungsi pengawasan tersebut, jika dikaitkan dengan fungsi Perwakilan BPKP pada pasal 3
keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001, PP 60/2008, dan peran
auditor internal, maka peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai
berikut:
1. Quality assurer bagi pengawalan RPJMD dalam konteks RPJMN.
2. Mitra kerja eksekutif dalam memperbaiki efektivitas manajemen risiko dan tata kelola
(governance) melalui pembangunan sistem pengendalian intern yang efektif.
3. Promotor bagi pewujudan sinergi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan
peningkatan kapasitas APIP.
Penyelenggaraan peran di atas, menekankan efektivitas dan efisiensi sebagai dasar
pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Untuk itu, disusun
strategi dalam model Balanced Scorecard (BSC) yang memuat rumusan dan jaringan
kinerja yang hendak dicapai. Model tersebut dilandasi oleh pemahaman dan
pengembangan tentang peningkatan modal SDM (kompetensi), perbaikan model
organisasi (iklim kerja dan manajerial) dan peningkatan model informasi. Selain itu,
melalui proses internal akan terwujud kegiatan pengawasan yang berbasis risiko,
terbangunnya pola kemitraan yang efektif dengan stakeholders, serta terpenuhinya
kepatuhan terhadap kebijakan dan aturan.
Stakeholders Perwakilan BPKP terdiri dari stakeholders internal, serta eksternal yaitu
Pemerintah Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota), masyarakat (beneficiaries),
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 5
pelaksana kebijakan (Pemda, Instansi Vertikal, BUMN/D, Universitas Negeri), komunitas
profesi, BPK-RI Perwakilan, DPRD, dan para mitra kerja (Bawas, Polri, Jaksa, dan KPK).
Pada perspektif stakeholders, kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Perwakilan
BPKP harus menghasilkan laporan/dokumen yang bermanfaat dan tepat waktu bagi
stakeholder dan mendorong terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik.
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan
Perubahan Kedua Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor KEP-713/K/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat terdiri dari satu Kepala Perwakilan, 1 Kepala Bagian, 4 (empat) Kepala
Bidang, 4 (empat) Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional, dengan tugas
sebagai berikut :
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program
pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan,
rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan.
Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan
pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan
penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil
pengawasan.
Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas
permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas, dan
evaluasi hasil pengawasan.
Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,
program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good Corporate
Governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik negara, pertamina,
cabang usaha pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan
lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah
atas permintaan daerah serta evaluasi hasil pengawasan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 6
Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan
pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara,
badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan dan pemberian
bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :
.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
BPKP melaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan sebagai berikut :
Pre-emptif
Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan
untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN.
Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten.
Preventif
Kelompok kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultansi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan
Kepala Bagian
Tata Usaha
Utama
Kepala
Perwakilan
Bidwas
Instansi
Pemerintah Pusat
Bidwas
Akuntabilitas
Pemerintah Daerah
Bidang
Akuntan Negara
Bidang
Investigasi
Kelompok Jabatan
Fungsional
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 7
dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko, dan
pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur manajemen
pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral
hazard di birokrasi.
Represif
Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan
kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi
melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan
terselesaikannya kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
Tiga strategi tersebut kemudian diefektifkan pada dua peran yaitu assurance dan
consultancy. Peran assurance selanjutnya dispesifikkan lagi menjadi quality assurance.
Peran assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan reviu. Peran ini meminta
para auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang kesesuaian
penyelenggaraan risk management, control, dan governance process dengan kualitas
yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma yang diberlakukan
untuk praktik dimaksud.
Consulting dilakukan dengan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis, pengembangan
sistem. Pada peran consulting BPKP mempunyai keunggulan untuk meningkatkan tata
kelola pemerintahan. Hal ini tercermin dari kepercayaan instansi-instansi pemerintah
baik di tingkat pusat maupun daerah dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP
dalam rangka membenahi sistem dan tata kelolanya, antara lain sistem akuntansi,
asistensi penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).
Peran BPKP tersebut kemudian dipertegas dengan terbitnya dua Instruksi Presiden
(Inpres), yaitu Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka
mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Inpres Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015. Kedua inpres tersebut sangat
strategis dalam mengukuhkan peran dan partisipasi BPKP untuk meningkatkan kualitas,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pembangunan nasional dan pelaksanaan
APBN/APBD guna mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat melalui
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 8
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sekaligus pencegahan
dan pemberantasan KKN.
D. Sumber Daya Manusia
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat didukung dengan tenaga SDM yang cukup
handal, dengan posisi pegawai per 31 Desember 2015 sebanyak 105 orang, dengan
rincian sebagai berikut:
Posisi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Per 31 Desember 2015
Jabatan Jumlah
(orang)
%
Pejabat Struktural 10 9,62
Pejabat Fungsional Auditor 74 70,48
Pejabat Fungsional Arsiparis 2 1,90
Pranata Komputer - -
Fungsional Umum 19 18,10
Jumlah 105 100
Komposisi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kelompok Jabatan Posisi Tingkat Pendidikan
31/12/2015 Sampai dengan 31Desember 2015
S2 S1/D.IV D.III SLTA SLTP SD
Pejabat Struktural 10 4 6 - - - -
Fungsional Auditor 74 1 47 26 - - -
Fungsional Arsiparis 2 - - - 2 - -
Fungsional Pranata Komputer - - - - - - -
Fungsional Umum 19 - 18 - 1
Jumlah 105 5 53 26 20 - 1
Dari jumlah 104 orang tersebut, terdapat dari 74 orang auditor, dengan komposisi
sebagai berikut:
Jenjang Pegawai
Pengendali Mutu -
Pengendali Teknis 12
Ketua Tim 12
Anggota Tim 50
Total 74
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 9
Jumlah auditor sebanyak 74 orang tersebut bila dibandingkan dengan beban kerja
sebagaimana tercermin dalam realisasi penugasan PKPT dan Non PKPT yang
dilaksanakan masih kurang dengan uraian sebagai berikut:
Proyeksi Penugasan tahun 2016
Uraian 2013 2014 2015 2016 PKPT 307 375 356 197
Non PKPT 260 269 327 100
Total PP 567 635 664 297
HP pengawasan 70% 23.550 17.809 13.920 9.514
Total HP 33.642 25.441 19.910 14.197
Kebutuhan auditor pada tahun 2016 dengan kondisi 197 PP dan HP sebanyak 14.197
termasuk dalam kategori A3 atau 10 GT yang membutuhkan auditor sebanyak 104
orang, sedangkan auditor yang ada saat ini berjumlah 73 orang, sehingga masih terdapat
kekurangan sebanyak 31 orang auditor, dengan rincian sebagai berikut:
Auditor Kebutuhan Kondisi Kelebihan/(Kekurangan)
Daltu 4 - (4)
Dalnis 10 12 2
Ketua Tim 30 13 (17)
Anggota Tim 60 49 (11)
Jumlah 104 74 (31)
Disamping kekurangan tenaga auditor, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
masih kekurangan tenaga tata usaha sebanyak 16 orang sebagai berikut:
No Jabatan Jml Pegawai
yang Dibutuhkan
Jml Pegawai Saat Ini
Lebih (Kurang)
Sub Bagian Program dan Pelaporan
1 Pranata Komputer 1 - (1)
2 Pengadministrasian Umum 5 6 (auditor) 1
3 Penyedia Layanan Informasi Kehumasan
1 1 -
Total Sub Bagian Program dan Pelaporan
7 7 -
Sub Bagian Kepegawaian
1 Analis Kepegawaian 4 - (4)
2 Pengadministrasi Umum 3 3 -
Total Sub Bagian Kepegawaian 7 3 (4)
Sub Bagian Keuangan
1 Pembuat Daftar Gaji/Tunjangan Kinerja
2 - (2)
2 Bendahara Pengeluaran Tingkat II 1 1 -
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 10
No Jabatan Jml Pegawai
yang Dibutuhkan
Jml Pegawai Saat Ini
Lebih (Kurang)
3 Pengadministrasi Perjalanan Dinas 2 1 (1)
4 Penata Usaha Keuangan Tingkat II 2 - (2)
5 Pengelola SAI tingkat II 1 1 -
6 Verifikatur Keuangan 2 1 (1)
Total Sub Bagian Keuangan 10 4 (6)
Sub Bagian Umum
1 Pengadministrasi Umum 1 1 -
2 Pengadministrasi Umum (Bidang Investigasi)
1 1 -
3 Pengadministrasi Umum (Bidang Instansi Pemerintah Pusat)
1 2 1
4 Pengadministrasi Umum (Bidang Akuntan Negara)
1 1 -
5 Pengadministrasi Umum (Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah)
2 2 -
6 Sekretaris Pimpinan Tingkat II (Kepala Perwakilan)
2 1 (1)
7 Caraka 2 0 (2)
8 Pengganda 2 1 (1)
9 Arsiparis 2 2 -
10 Pengelola Perpustakaan 1 0 (1)
11 Pengelola BMN dan Barang Persediaan Tingkat II
2 1 (1)
12 Teknisi Mekanikal & Elektrikal 2 1 (1)
Sub Total Sub Bagian Umum 19 13 (6)
Total Kekurangan Tata Usaha 43 27 (16)
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 11
Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal dalam proses berakuntabilitas untuk
melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Dengan visi, misi, dan strategi yang
jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan
potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana Strategis dengan pengukuran,
penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur
penting dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan
dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga mulai tahun
2012, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus
menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30
November 2012 serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tanggal 7 Mei 2013 tentang Perubahan
Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
AA.. RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss TTaahhuunn 22001155 -- 22001199
Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang memiliki relevansi terhadap
pengungkapan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Renstra Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-2019 yang mengacu kepada Renstra BPKP
tahun 2015-2019, menunjukkan komitmen yang berisi visi, misi, strategi dan faktor
pendukungnya. Dokumen ini merupakan perangkat manajemen yang penting untuk
mengefektifkan agenda reposisi dan revitalisasi BPKP yang telah dicanangkan sebagai
komitmen bersama seluruh jajaran BPKP.
Fungsi Renstra adalah sebagai pedoman bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat dalam rangka meningkatkan perannya sebagai organisasi publik yang memberikan
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 12
pelayanan jasa di bidang pengawasan pembinaan SPIP, yang diharapkan mampu
memberikan kontribusi bagi pencapaian kinerja pembangunan di daerah.
Struktur Renstra BPKP Tahun 2015-2019 mengacu pada restrukturisasi program dan
Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015-
2019 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor
5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010. Sedangkan Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat disusun dengan mengacu kepada
Renstra BPKP di atas.
Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019
yang disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat berisi Visi
sebagai berikut:
Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh
segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai
penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
Dalam rangka mencapai visi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu:
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola
Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi
Kalimantan Barat
Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.
Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif, yang tercermin dari :
1. PERNYATAAN VISI
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat”
2. PERNYATAAN MISI
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 13
1) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
a) Akuntabilitas
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi
assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip
dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan
masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan
penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara
pemerintahan.
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun
2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi
pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Kementrian/ Lembaga/ Pemprov/
Pemkot/ Pemda (KLPK) melalui jasa assurance dan jasa consultancy. Jasa
assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang
capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan
jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit
dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan
peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan
keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan,
kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan
tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional.
Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan
assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP
60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi
Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan
intern sebagai seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 14
b) Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP
melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya
fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan
keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal,
kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015 2019,
sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP termasuk
mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional
dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.
c) Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti
kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern
BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai
pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong
mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan
keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas
LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang
LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada
penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang
diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk
menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum
Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan
pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan
pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan mencakup
antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan
Negara/ Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi
Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 15
Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang,
(e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.
d) Pengelolaan Pembangunan Nasional
Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan
secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara,
namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional.
Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan,
yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib, (2) dimensi
pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi
pemerataan dan kewilayahan.
Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untuk
melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan
pembangunan nasional secara komprehensif, sinergis dan integratif. BPKP
bersama APIP terkait, mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas
sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian sasaran pembangunan
terkait KLPK-nya masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan
kapabilitas pengawasan intern APIP.
Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus konsisten
dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan kepada BPKP
yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor. Dengan melakukan
pengawasan intern terfokus pada pembangunan nasional dan yang
menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, BPKP berkontribusi pada
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas
(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana
untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini terdapat dua
atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola keuangan untuk
pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan tanggung jawab untuk
menyukseskan tujuan pembangunan nasional. Tanggung jawab ini
mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengan kewenangan masing-
masing. Pelaksanaan kewenangan ini sering menghambat sinergisitas yang
pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 16
pengawasan intern yang berkualitas dari BPKP diharapkan dapat
menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program
pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasuk rekomendasi
perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran pembangunan.
2) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah
yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern
BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara
partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat
struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam
menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan
termasuk korporasi.
Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran dan
target pemerintahan dan pembangunan serta laporan pertanggungjawaban
yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan
dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka transparansi tersebut, para
penyelenggara menyiapkan diri untuk menjelaskan capaian targetnya dan
menjelaskan jika terjadi kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan
dan pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas
pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi masyarakat,
transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan tercipta tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.
b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka
mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan
pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi
keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan
pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 17
dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk
melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk
meningkatkan maturitas SPIP seluruh tingkat tatanan pemerintahan bahkan
hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP
KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-
masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan
pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari
sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi
pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan
tindakan manajemen pemerintah. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan
pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam
pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur
pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap
konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan
menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan
pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan
implementasi SPIP secara keseluruhan.
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung
dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan
korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik
antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk
penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan
fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan
untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem
Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk
lanjutan dari pengawasan melekat.
c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten di Wialyah Provinsi Kalimantan Barat
Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap
pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 18
budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya
kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran
APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan
tugas dan fungsinya.
Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas
dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan
PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas
APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan
kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada
peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi;
(b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan
intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan
Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f)
struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.
Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai dalam periode 2015- 2019
yaitu:
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional yang Bersih dan Efektif;
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah; dan
3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten.
Terdapat 3 Sasaran strategis yang dilaksanakan guna mendukung tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan yaitu :
1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional di Wilayah Kalimantan Barat.
3. TUJUAN STRATEGIS
4. SASARAN STRATEGIS
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 19
2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah,
Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di wilayah Provinsi
Kalimantan Barat.
3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Kalimantan Barat.
a. Indikator Kinerja Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.
Tujuan dan indikator pengukurannya adalah sebagai berikut :
No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan
Uraian Target 2019
1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Minimal 73% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini WTP
11 dari 15 Pemda
95% Laporan Keuangan PHLN yang diaudit di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini dukungan wajar
95% dari seluruh Kegiatan PHLN yang diaudit
50% BUMD yang didampingi penyelenggaraan akuntansinya mendapat opini WTP
50% dari seluruh BUMD yang didampingi penyelenggaraan akuntansinya mendapat opini WTP
80% Pemerintah Daerah di Provinsi kalimantan Barat menerapkan prinsip Kepemerintahan Good Public Governance
12 dari 15 Pemda Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah kategori sangat tinggi
5. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 20
No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan
Uraian Target 2019
100% BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat memenuhi kriteria Good Corporate Governance (GCG)
Seluruh BUMN/BUMD yang dibina memenuhi kriteria GCG
95% permintaan bantuan dari Instansi Penegak Hukum dalam penanganan kasus korupsi dapat ditindaklanjuti.
95% dari seluruh permintaan APH
Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil Provinsi Kalimantan Barat sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
100% terpenuhi indikator proses WBK dan WBBM
2 Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Level Maturitas SPIP Pemda
3 dari skala 5
Efektivitas SPI Korporasi
3 dari skala 5
3 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Kalimantan Barat
Level APIP Pemda 85% APIP berada di level 3
b. Indikator Kinerja Sasaran
Terdapat tiga sasaran strategis sebagai indikator pencapaian tujuan BPKP.
Pencapaian sasaran strategis ini merupakan cermin dari dampak yang ditimbulkan
dari pemanfaatan atau capaian outcome program yang diselenggarakan. Untuk
mengetahui dan dapat menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran
strategis ditetapkan target sasaran strategis sebagai kondisi nyata pada tahun
2019 untuk tiga sasaran strategis BPKP yaitu :
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 21
No Uraian Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Uraian Target 2019
1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
3 dari skala 5
Persentase Tindak Lanjut rekomendasi hasil pengawasan
90%
2 Meningkatnya Maturitas SPIP pada KLPK dan Program Prioritas Pembangunan Nasional
Level Maturitas SPIP K/L/Pemda
75% Pemda level 3 maturitas SPIP
Efektivitas SPI Korporasi
75% Korporasi level 3 maturitas SPIP
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawas Intern K/L/Pemda
Level APIP Pemda 85% Pemda kapabilitas APIP level 3
Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi
BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan
kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur.
Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk
mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP
tersebut terdiri dari:
1) Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan
nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah (Program 06);
2) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perwakilan
BPKP (Program 01).
Program 01 bersifat generik antar K/L yaitu, Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Program ini ditujukan untuk memastikan
terciptanya kondisi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan
oleh kedeputian teknis. Baik program teknis pengawasan (Program 06) maupun
6. PROGRAM DAN KEGIATAN
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 22
program dukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
oleh unit kerja atau satuan kerja di lingkungan BPKP.
Untuk mencapai sasaran yang dimaksud maka dirumuskan program sebanyak 4
program dengan indikator kinerja sebagai berikut :
No Uraian Program Indikator Kinerja Program
Uraian Target 2019
1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
60%
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
100%
Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hokum
90%
2 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/ korporasi
Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3)
100%
Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)
35,71%
Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik
100%
Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
60%
Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
60%
Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
60%
3 Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
100%
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
85%
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
0%
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
100%
Kapabilitas APIP Pemerintah 0%
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 23
No Uraian Program Indikator Kinerja Program
Uraian Target 2019
Provinsi (Level 1)
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
0%
4 Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
100%
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
90%
Tingkat Kepuasan Stakesholder atas Pelayanan Perwakilan BPKP
8,0 skala Likert
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
8,0 skala Likert
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
8,0 skala Likert
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan umum perkantoran
8,0 skala Likert
Sedangkan target kinerja sasaran program per indikator kinerja setiap tahunnya
disajikan dalam Lampiran 1
Untuk tercapainya kinerja masing-masing indikator tersebut selama masa Renstra
dilaksanakan melalui 2 program utama sebanyak 13 kegiatan pengawasan (program
06) dan 3 kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Perwakilan BPKP (program 01), yaitu:
1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
Kementerian/Lembaga Bidang Perekonomian;
2. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
Kementerian/Lembaga Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;
3. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
4. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang Akuntan
Negara;
5. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang
Investigasi;
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 24
6. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Perekonomian dan
Kemaritiman;
7. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan;
8. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah;
9. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Investigasi;
10. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Regional Kedaerahan;
11. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah;
12. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Akuntan Negara;
13. Pelaksanaan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur serta
Kapabilitas APIP Daerah;
14. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembeyaran
gaji/tunjangan;
15. Fasilitasi Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat;
16. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP.
BB.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunn 22001166
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Perwakilan BPKP provinsi Kalimantan Barat
melaksanakan 4 program dengan 20 indikator kinerja, dengan uraian sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Satuan Target
I. Sasaran Program / Kegiatan : Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional
dan pengelolaan keuangan Negara/daerah
Indikator Kinerja Program
1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 45
2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
% 100
3 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada % 90
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 25
No Indikator Kinerja Satuan Target
aparat penegak hokum
II. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
1 Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3) % 100
2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 14,29
3 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik % 100
4 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
% 52
5 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
% 52
6 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
% 58
III. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0
2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) % 0
3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100
4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 28,57
5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 0
6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 0
Indikator Kinerja Kegiatan
1 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rekomendasi 125
2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rekomendasi 30
3 Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita
Rekomendasi 4
4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rekomendasi 34
IV. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 100
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan % 90
Tingkat Kepuasan Stakeholder atas Pelayanan Perwakilan BPKP
Skala Likert 7
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 7,8
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Skala Likert 7,6
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan umum perkantoran
Skala Likert 7,6
Indikator Kinerja Kegiatan
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP laporan 80
Terlaksananya rehabilitasi rumah dinas Negara M2 200
Terlaksananya rehabilitasi berat rumah dinas M2 100
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 26
No Indikator Kinerja Satuan Target
Terlaksananya rehabilitasi pagar komplek rumah negara M2 326
Dalam tahun 2016 Perwakilan BPKP provinsi Kalimantan Barat mendapat dana sebesar
Rp22.190.135.000,00 untuk melaksanakan kegiatan:
No Indikator Kinerja Ouput Jumlah Dana (Rp)
1 Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan Penyelenggaraan SPIP
3.040.028.000,00
2 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan serta Pembayaran Gaji/Tunjangan BPKP
17.667.070.000,00
3 Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 867.577.000,00
4 Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana 615.460.000,00
Jumlah 22.190.135.000,00
Secara detail Perjanjian Kinerja Tahun 2016 berikut target per triwulan disajikan dalam
Lampiran 2 dan 3.
CC.. KKoonnssiisstteennssii PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann LLKKjj TTaahhuunn 22001155..
Perjanjian Kinerja tahun 2016 berbeda dengan tahun 2015, dengan demikian pengukuran
kinerja akan berbeda. Untuk itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah
melakukan analisis menyeluruh pelaksanaan PKPT Tahun 2016, ketercapaian indikator
kinerja Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan konsistensi pengukuran kinerja dengan
Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015.
Berdasarkan PKPT Tahun 2016, RKA/KL dan Perjanjian Kinerja yang telah diusulkan ke
Biro Perencanaan dan Pengawasan serta dikaitkan dengan Laporan Kinerja (LKj) Tahun
2015 terlihat adanya perbedaan nama indikator kinerja yang disebabkan adanya jenis
indikator yang tahun sebelumnya tidak diuraikan serta adanya kelompok indikator yang
berbeda, untuk itu perlu dilakukan analisis penugasan PKPT Tahun 2016 untuk dapat
mengelompokkan ke dalam jenis indikator yang disesuaikan dengan Perjanjian Kinerja
Tahun 2016.
Sesuai dengan LKj Tahun 2015 yang disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015
masing-masing indikator keberhasilan penugasan pengawasan diukur dengan :
1. Keberhasilan rekomendasi hasil pengawasan diukur dengan 10 indikator keberhasilan
yaitu :
a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 27
Kebendaharaan Umum Negara (IPP)
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)
b Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi
c Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan korporasi
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat
d Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah Daerah
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat
e Tindak Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah
f Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH
g Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan
h Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L
2. Keberhasilan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP diukur dengan indikator
keberhasilan berupa tindak lanjut rekomendasi pembinaan penyelenggaraan SPIP
pemerintah daerah.
3. Keberhasilan rekomendasi tata kelola APIP diukur dengan indikator persentase APIP
yang berada dilevel 2 dan 3 IACM.
Sementara untuk tahun 2016, sesuai arahan Biro Perencanan dan Pengawasan Perjanjian
Kinerja Tahun 2016 memuat indikator dan target sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Satuan Target
Sasaran Program / Kegiatan : Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional
dan pengelolaan keuangan Negara/daerah
1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 45
2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tatakelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
% 100
3 Persentase penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum
% 90
4 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi level 3 % 100
5 Maturitas SPIP Kabupaten/Kota level 3 % 0
6 Persentase BUMN dengan skor GCG baik % 100
7 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
% 52
8 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
% 52
9 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
% 58
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 28
No Indikator Kinerja Satuan Target
10 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100
11 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 28,57
13 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1) % 71,43
Apabila target kinerja dikaitkan dengan PKPT Tahun 2016 dan Laporan Kinerja (LKj)
Tahun 2015 maka terlihat adanya perbedaan penetapan indikator outcome dan
kelompok rekomendasi yang dihasilkan dari PP di dalam PKPT Tahun 2016. Atas dasar
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyelesaikan analisis
keterkaitan antara PP di dalam PKPT dengan Indikator Kinerja di dalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2016 dengan uraian sebagai berikut :
a. Indikator kinerja “Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional” akan diukur dengan cara merata-rata keberhasilannya
pelaksanaan rekomendasi sebagai berikut :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara
yang melibatkan bidang IPP dan APD;
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan yang melibatkan bidang
APD, IPP;
Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan yang melibatkan bidang IPP dan
APD;
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah yang melibatkan bidang
APD;
Rekomendasi Hasil Pengawasan Nawa Cita yang melibatkan bidang APD dan IPP;
Rekomendasi Hasil Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah yang
melibatkan bidang APD;
b. Indikator kinerja “Persentase tindak lanjut rekomendasi tatakelola, manajemen risiko
dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” akan diukur dengan cara merata-rata
keberhasilannya pelaksanaan rekomendasi yang melibatkan bidang akuntan negara
yaitu yaitu rekomendasi sebagai berikut :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi.
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi.
c. Indikator kinerja “Persentase penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada
Aparat Penegak Hukum” akan diukur dengan cara rata-rata keberhasilannya
pelaksanaan rekomendasi yang melibatkan bidang investigasi yaitu rekomendasi
sebagai berikut :
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 29
Rekomendasi Keinvestigasian.
Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan.
Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L.
Rekomendasi Hasil Pengawasan Nawa Cita.
d. Indikator kinerja “Maturitas SPIP tingkat provinsi dan kabupaten” akan diukur dengan
menilai keberhasilan pelaksanaan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP
Pemda yang melibatkan bidang APD dengan melakukan pengukuran maturitas SPIP
pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
e. Indikator kinerja Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik.
Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) dan
Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
diukur dengan keberhasilan indikator rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP
korporasi dengan membandingkan pembilang dan penyebut masing-masing indikator
tersebut yang melibatkan bidang akuntan negara.
f. Indikator kinerja “Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang
dibina” diukur dengan keberhasilan indikator rekomendasi hasil pengawasan Nawa
Cita.yang melibatkan bidang akuntan negara.
Indikator kinerja “Kapabilitas APIP” diukur dengan keberhasilan pelaksanaan
rekomendasi rekomendasi perbaikan kapabilitas APIP tentunya dengan melakukan
assessment pada inspektorat provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi
Kalimantan Barat. Khusus untuk indikator ini tidak direncanakan kegiatannya di dalam
PKPT dikarenakan adanya batasan output dari Biro Perencanaan dan Pengawasan,
namun telah diantisipasi dengan melakukan analisis KM1 dan KM2 dengan
mencantumkan 13 kegiatan Kapabilitas APIP untuk Pemerintah Provinsi dan 6
Kabupaten Kota di kegiatan penugasan NPKPT Bidang APD.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Rencana Kinerja Tahun 2016 30
Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 telah
diselaraskan dengan restrukturisasi program dan kegiatan, serta mengacu kepada Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 seperti diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor 5 Tahun 2009 yang diterbitkan
tanggal 11 Agustus 2009 dan Renstra BPKP tahun 2016.
Renja ini merupakan komitmen bersama seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2016 yang wajib ditegakkan dan dilaksanakan agar dapat
tercapai visi, misi, dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan tersebut
tidak semata untuk kepentingan BPKP sendiri, namun untuk kepentingan yang lebih luas,
yaitu kepentingan pemerintah/ Presiden dalam melaksanakan pembangunan nasional.
Akhirnya, menjadi tugas dan kewajiban seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat, para pejabat dan pegawai BPKP, untuk bersama-sama melangkah dalam
tindakan yang harmonis untuk melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan visi dan
misi yang telah dirumuskan dalam Renja ini. Pencapaian kinerja memang bukan hal yang
mudah, untuk itu diperlukan tekad, ikhtiar dan perjuangan terus menerus untuk
menunjukkan bahwa BPKP memang mampu memenuhi harapan stakeholders.
BAB III PENUTUP