Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

13
PERUT TERASA PENUH , DADANYA PANAS , BATUK DAN TERASA ASAM DI MULUT Gastroesophageal reflux adalah gerakan terbalik pada makanan dan asam lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD/Penyakit Refluks Gastroesofageal) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks asam lambung dengan kadar yang abnormal dan paparan yang berulang. ETIOLOGI Penyakit gastroesofageal refluks bersifat multifaktorial. Hal ini dapat terjadi oleh karena perubahan yang sifatnya sementara ataupun permanen pada barrier diantara esophagus dan lambung. Sfingter Esofagus Bagian Bawah Aksi dari sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) mungkin adalah faktor (mekanisme) yang paling penting untuk mencegah refluks (pengaliran balik). Esofagus adalah tabung yang berotot yang memanjang dari tenggorokan bagian bawah ke lambung. LES adalah cincin dari otot yang khusus yang mengelilingi ujung yang paling bawah dari esofagus dimana ia bergabung dengan lambung. Otot yang membentuk LES adalah aktif pada kebanyakan waktu. Ini berarti bahwa ia berkontraksi dan menutup jalan lintas dari esofagus kedalam lambung. Penutupan dari jalan lintas ini mencegah refluks. Ketika makanan atau air liur ditelan, LES mengendur untuk beberapa detik untuk mengizinkan makanan atau air liur untuk lewat dari esofagus kedalam lambung, dan kemudian ia menutup kembali. Beberapa kelainan-kelainan yang berbeda dari LES telah ditemukan pada pasien-pasien dengan PRGE/GERD. Dua dari mereka melibatkan fungsi dari LES. Yang pertama adalah kontraksi LES yang lemahnya abnormal, yang mengurangi kemampuannya untuk mencegah refluks. Yang kedua adalah pengendoran-pengendoran (relaksasi-relaksasi) dari LES yang abnormal, yang disebut transient LES relaxations. Mereka adalah abnormal dalam bahwa mereka tidak menyertai menelan dan mereka berlangsung untuk waktu yang lama, sampai ke beberapa menit. Relaksasi-relaksasi yang berkepanjangan ini mengizinkan terjadinya refluks dengan lebih mudah. Transient LES relaxations (relaksasi-relaksasi LES yang sementara) terjadi 1 | Page

description

ygvhfr

Transcript of Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Page 1: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

PERUT TERASA PENUH , DADANYA PANAS , BATUK DAN TERASA ASAM DI MULUT

Gastroesophageal reflux adalah gerakan terbalik pada makanan dan asam lambung menuju

kerongkongan dan kadangkala menuju mulut. Gastroesophageal Reflux Disease

(GERD/Penyakit Refluks Gastroesofageal) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh

kegagalan dari mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks asam

lambung dengan kadar yang abnormal dan paparan yang berulang.

ETIOLOGI

Penyakit gastroesofageal refluks bersifat multifaktorial. Hal ini dapat terjadi oleh karena

perubahan yang sifatnya sementara ataupun permanen pada barrier diantara esophagus dan

lambung.

Sfingter Esofagus Bagian Bawah

Aksi dari sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) mungkin

adalah faktor (mekanisme) yang paling penting untuk mencegah refluks (pengaliran balik).

Esofagus adalah tabung yang berotot yang memanjang dari tenggorokan bagian bawah ke

lambung. LES adalah cincin dari otot yang khusus yang mengelilingi ujung yang paling bawah

dari esofagus dimana ia bergabung dengan lambung. Otot yang membentuk LES adalah aktif

pada kebanyakan waktu. Ini berarti bahwa ia berkontraksi dan menutup jalan lintas dari esofagus

kedalam lambung. Penutupan dari jalan lintas ini mencegah refluks. Ketika makanan atau air liur

ditelan, LES mengendur untuk beberapa detik untuk mengizinkan makanan atau air liur untuk

lewat dari esofagus kedalam lambung, dan kemudian ia menutup kembali.

Beberapa kelainan-kelainan yang berbeda dari LES telah ditemukan pada pasien-pasien dengan

PRGE/GERD. Dua dari mereka melibatkan fungsi dari LES. Yang pertama adalah kontraksi

LES yang lemahnya abnormal, yang mengurangi kemampuannya untuk mencegah refluks. Yang

kedua adalah pengendoran-pengendoran (relaksasi-relaksasi) dari LES yang abnormal, yang

disebut transient LES relaxations. Mereka adalah abnormal dalam bahwa mereka tidak

menyertai menelan dan mereka berlangsung untuk waktu yang lama, sampai ke beberapa menit.

Relaksasi-relaksasi yang berkepanjangan ini mengizinkan terjadinya refluks dengan lebih

mudah. Transient LES relaxations (relaksasi-relaksasi LES yang sementara) terjadi pada pasien-

pasien dengan PRGE/GERD paling umum setelah makan ketika lambung digelembungkan

1 | P a g e

Page 2: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

dengan makanan. Transient LES relaxations juga terjadi pada indivdu-individu tanpa

PRGE/GERD, namun mereka jarang

Hiatal Hernia

Hiatal hernias berkontribusi pada refluks,

meskipun cara dimana mereka berkontribusi

tidak jelas. Mayoritas dari pasien-pasien

dengan PRGE/GERD mempunyai hiatal

hernias, namun banyak yang tidak

mempunyai. Oleh karenanya, adalah tidak

perlu untuk mempunyai hiatal hernia dalam

rangka untuk mempunyai PRGE/GERD.

Lebih dari itu, banyak orang-orang

mempunyai hiatal hernias namun tidak

mempunyai PRGE/GERD. Tidak diketahui

dengan pasti bagaimana atau mengapa hiatal

hernias berkembang.

Normalnya, LES berlokasi pada tingkat

permukaan yang sama dimana esofagus lewat

dari dada melalui diafragma dan kedalam

perut. Diafrgama adalah sekat horisontal

yang berotot yang memisahkan dada dari perut. Ketika disana ada hiatal hernia, bagian kecil dari

lambung bagian atas yang menyambung pada esofagus mendorong naik melalui diafragma.

Sebagai akibatnya, sebagian kecil dari lambung dan LES terletak di dada, dan LES tidak lagi

pada tingkat permukaan dari diafragma.Nampkanya bahwa diafragma yang mengelilingi LES

adalah penting dalam mencegah refluks. Itu adalah, pada individu-individu tanpa hiatal hernias,

diafragma yang mengelilingi esofagus berkontraksi terus menerus, namun kemudian mengendur

dengan menelan, tepat seperti LES.

Kontraksi-Kontraksi Esofagus

Seperti disebutkan sebelumnya, menelan adalah penting dalam mengeliminasi asam dalam

esofagus. Menelan menyebabkan kontraksi dari otot esofagus yang seperti gelombang cincin,

yang menyempitkan lumen (rongga bagian dalam) dari esofagus. Kontraksi, dirujuk

sebagai peristalsis, mulai pada esofagus bagian atas dan berjalan ke esofagus bagian bawah. Ia

mendorong makanan, air liur, dan apa saja dalam esofagus kedalam lambung.

2 | P a g e

Page 3: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Ketika gelombang dari kontraksi cacat/tidak sempurna, asam yang dialirkan balik tidak didorong

balik kedalam lambung. Pada pasien-pasien dengan PRGE/GERD, beberapa kelainan-kelainan

dari kontraksi telah digambarkan. Catat bahwa merokok pada hakekatnya juga mengurangi

pembersihan asam dari esofagus. Efek ini berlanjut untuk paling sedikit 6 jam setelah sigaret

terakhir.

Pengosongan Lambung

Kebanyakan refluks-refluks sepanjang hari terjadi setelah makan-makan. Refluks ini

kemungkinan disebabkan oleh relaksasi-relaksasi LES sementara yang disebabkan oleh

penggelembungan lambung dengan makanan.Pengosongan lambung yang lebih perlahan

memperpanjang penggelembungan lambung dengan makanan setelah makan-makan. Oleh

karenanya, pengosongan yang lebih perlahan memperpanjang periode sewaktu mana refluks

lebih mungkin terjadi.

Faktor yang menyebabkan terjadinya reflux

Pertambahan berat badan

makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan berkarbonat, alkohol, merokok tembakau.

Obat-obatan tertentu. Dalam keadaan normal, jika kita menelan, maka klep esofagus bagian

bawah – klep yang memisahkan esofagus dengan ruangan lambung – akan terbuka dan

makanan dapat memasuki lambung. Setelah itu, klep tersebut akan menutup kembali. Jika

klep tersebut gagal menutup, maka asam lambung akan masuk ke esofagus, sehingga

timbullah GERD.Beberapa macam obat yang dapat mengganggu fungsi klep esofagus bawah

antara lain :

Antikolinergik, seperti oksibutinin, hiosiamin, dan antidepresan tertentu.

Sedatif dan transkualizer seperti diazepam atau temazepam.

Teofilin

Penghambat kanal kalsium dan nitrat.

Progesteron

Narkotik ((opioid) seperti kodein dan hidrokodon

Juga, beberapa suplemen obat dan makanan – terutama yang digunakan secara terus menerus –

dapat meningkatkan peradangan yang telah terjadi pada GERD. Suplemen atau obat tersebut

antara lain :

Suplemen kalium

3 | P a g e

Page 4: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Suplemen besi

Suplemen vitamin C

Obat-obat NSAIDs (non-steroidal anti-inflammatory drugs) seperti aspirin dan

ibuprofen.

Antibiotik seperti tetrasiklin

PATOFISIOLOGI

Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high pressure zone) yang

dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter (LES). Pada individu normal, pemisah ini

akan dipertahankan kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan,

atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari gaster ke

esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah (< 3

mmHg).

Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme :

1. Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat

2. Aliran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan

3. Meningkatnya tekanan intraabdominal

ANAMNESIS

Satu anamnesis berkaitan sejarah dan perjalanan penyakit adalah penting untuk diagnosis

yang tepat. Kaedah yang digunakan adalah secara auto anamnesis dengan bertanya terus kepada

pasien. Dapat juga dilakukan alo anamnesis pada ahli keluarga pasien untuk mengetahui

perjanalan penyakit. Pasien disoal samada mengalami/ menderita:

Ada merasa nyeri atau tidak enak di bahagian epgastrium/ retrosternal bawah

Rasa nyeri/ terbakar (heartburn) atau rasa tidak enak dibelakang tulang sternum yang

merupakan gejala umum GERD.

Ada mengalami kesulitan menelan(disfagia), sakit ketika menelan(odinofagia), mual dan rasa

pahit di lidah.

Timbul gejala esophageal seperti suara serak, laryngitis, batuk serta asma

Nyeri yang dialami berlaku pada waktu bila. Kebiasannnya pasien GERD menderita nyeri

pada waktu siang hari iaitu selepas makan. Ada juga yang menderita refluks semasa tidur.

4 | P a g e

Page 5: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Menanyakan pasien samada merokok, kekerapan mengambil kafein, coklat, makanan

berlemak, serta cara pemakaian pasien(ketat/ tidak),atau sedang mengikuti terapi obat-obat

tertentu. Hal ini kerana faktor-faktor berikut dapat memperburuk gejala GERD yang dialami

pasien.

PEMERIKSAAN

Fizik

Pemeriksaan fisik tenggorokan dan larynx

Pasien yang menderita GERD sering mempunyai simptom batuk, suara parau dan sakit

tengorokan.Tanda –tanda inflamasi pada larynx dan tenggorokan menunjukkan GERD

Penunjang

Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama, beberapa pemeriksaan

penunjang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis GERD, yaitu :

Endoskopi saluran cerna bagian atas

Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas merupakan standar baku untuk diagnosis

GERD dengan ditemukannya mucosal break di esophagus (esofagitis refluks).

Dengan melakukan pemeriksaan endoskopi dapat dinilai perubahan makroskopik dari mukosa

esophagus, serta dapat menyingkirkan keadaan patologis lain yang dapat menimbulkan gejala

GERD. Jika tidak ditemukan mucosal break pada pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian

atas pada pasien dengan gejala khas GERD, keadaan ini disebut non-erosive reflux disease

(NERD).Ditemukannya kelainan esofagitis pada pemeriksaan endoskopi yang dipastikan dengan

pemeriksaan histopatologi (biopsi), dapat mengkonfirmasikan bahwa gejala heartburn atau

regurgitasi tersebut disebabkan oleh GERD.Pemeriksaan histopatologi juga dapat memastikan

adanya Barrett’s esophagus, displasia, atau keganasan. Tidak ada bukti yang mendukung

perlunya pemeriksaan histopatologi/biopsy pada NERD.Terdapat beberapa klasifikasi kelainan

esofagitis pada pemeriksaan endoskopi pada pasien GERD, antara lain klasifikasi Los Angeles

dan klasifikasi Savarry-Miller.

Klasifikasi Los Angeles

Derajat

kerusakan

Gambaran endoskopi

A Erosi kecil-kecil pada mukosa esophagus dengan diameter < 5 mm

B Erosi pada mukosa/lipatan mukosa dengan diameter > 5 mm tanpa saling

berhubungan

5 | P a g e

Page 6: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

C Lesi yang konfluen tetapi tidak mengenai/mengelilingi seluruh lumen

D Lesi mukosa esophagus yang bersifat sirkumferensial (mengelilingi seluruh

lumen esophagus)

Esofagografi dengan barium

Dibandingkan dengan endoskopi, pemeriksaan ini kurang peka dan seringkali tidak

menunjukkan kelainan, terutama pada kasus esofagitis ringan. Pada keadaan yang lebih berat,

gambar radiology dapat berupa penebalan dinding dan lipatan mukosa, ulkus, atau penyempitan

lumen. Walaupun pemeriksaan ini sangat tidak sensitive untuk diagnosis GERD, namun pada

keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai nilai lebih dari endoskopi, yaitu pada stenosis

esophagus derajat ringan akibat esofagitis peptic dengan gejala disfagia, dan pada hiatus hernia.

Pemantauan pH 24 jam

Episode refluks gastroesofageal menimbulkan asidifikasi bagian distal esophagus.

Episode ini dapat dimonitor dan direkam dengan menempatkan mikroelektroda pH pada bagian

distal esophagus. Pengukuran pH pada esophagus bagian distal dapat memastikan ada tidaknya

refluks gastroesofageal. pH dibawah 4 pada jarak 5 cm di atas LES dianggap diagnostik untuk

refluks gastroesofageal.

Tes Bernstein

Tes ini mengukur sensitivitas mukosa dengan memasang selang transnasal dan melakukan

perfusi bagian distal esophagus dengan HCl 0,1 M dalam waktu kurang dari 1 jam. Tes ini

bersifat pelengkap terhadap monitoring pH 24 jam pada pasien-pasien dengan gejala yang tidak

khas. Bila larutan ini menimbulkan rasa nyeri dada seperti yang biasanya dialami pasien,

sedangkan larutan NaCl tidak menimbulkan rasa nyeri, maka test ini dianggap positif. Test

Bernstein yang negative tidak menyingkirkan adanya nyeri yang berasal dari esophagus.

DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja

Penyakit Refluks Gastro Esofageal (PRGE) atau GastroEsophageal Reflux Disease

(GERD), umumnya dirujuk sebagai PRGE/GERD atau refluks asam (acid reflux), adalah kondisi

dimana isi cairan dari lambung dimuntahkan/dialirkan kembali (refluxes) kedalam esofagus.

Cairan dapat meradang dan merusak lapisan (menyebabkan esophagitis) dari esofagus meskipun

tanda peradangan yang terlihat terjadi pada minoritas dari pasien-pasien. Cairan yang

dimuntahkan biasanya mengandung asam dan pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Pepsin dan

empedu juga mungkin melukai esofagus, namun peran mereka dalam menghasilkan peradangan

6 | P a g e

Page 7: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

dan kerusakan esofagus adalah tidak sejelas peran dari asam. Cara yang biasa PRE/GERD

didiagnosa adalah dengan gejala karakteristiknya, heartburn (rasa panas/nyeri di dada).

Heartburn paling sering digambarkan sebagai perasaan terbakar dari sub-sternal (dibawah bagian

tengah dada) yang terjadi setelah makan dan seringkali memburuk ketika berbaring (terlentang).

Untuk mengkonfirmasi diagnosis, dokter sering merawat pasien dengan obat untuk menekan

produksi asam oleh lambung. Jika heartburn kemudian berkurang banyak, diagnosis dari

PRGE/GERD dipertimbangkan sebagai konfirmasi. Pendekatan membuat diagnosis ini pada

basis dari respon gejala pada perawatan umumnya disebut percobaan therapeutic.

Gejala-Gejala Dari PRGE/GERD Yang Tidak Menyulitkan

Gejala-gejala dari PRGE/GERD yang tidak menyulitkan adalah terutama rasa panas/nyeri

didada, muntah, dan mual. Gejala lain terjadi ketika ada komplikasi dari PRGE/GERD dan akan

didiskusikan dengan komplikasi.

a) Rasa Nyeri/Panas Di Dada (Heartburn)

Ketika asam refluks (mengalir balik) kedalam esofagus pada pasien dengan

PRGE/GERD, serat syaraf pada esofagus distimulasi. Stimulasi syaraf ini berakibat paling

umum pada rasa panas/nyeri di dada (heartburn), nyeri yang adalah karakteristik dari

PRGE/GERD. Heartburn biasanya digambarkan sebagai nyeri yang membakar ditengah

dada. Ia mungkin mulai tinggi diatas perut dan mungkin meluas naik kedalam leher. Pada

beberapa pasen, bagaimanapun, nyerinya mungkin tajam atau seperti tekanan, daripada rasa

terbakar. Nyeri jenis ini dapat meniru nyeri jantung (angina). Pada pasien lain, nyerinya

mungkin meluas ke belakang (punggung). Karena refluks asam adalah lebih umum setelah

makan, heartburn adalah lebih umum setelah makan.

b) Muntah

Muntah adalah penampakan dari cairan yang dialirkan balik dalam mulut. Pada

kebanyakan pasien dengan PRGE/GERD, biasanya hanya kwantitas yang kecil dari cairan

memcapai esofagus, dan cairan menetap dalam esofagus bagian bawah. Adakalanya pada

beberapa pasien dengan PRGE/GERD, kwantitas cairan yang lebih besar, adakalanya

mengandung makanan, dialirkan balik dan mencapai esofagus bagian atas.

7 | P a g e

Page 8: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

c) Mual

Mual adalah umum pada PRGE/GERD. Pada beberapa pasien, bagaimanpun, ia mungkin

sering atau parah dan mungkin berakibat pada muntah. Faktanya, pada pasien dengan mual

dan/atau muntah yang tidak dapat dijelaskan, PRGE/GERD adalah satu dari kondisi pertama

yang dipertimbangkan. Adalah tidak jelas mengapa beberapa pasien dengan PRGE/GERD

mengembangkan terutama rasa panas/nyeri di dada (heartburn) dan yang lain

mengembangkan terutama mual.

Diagnosis Diferensial

Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal

itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau

borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum

adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang kosong.

Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H.

pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.

Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu.

Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi

gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini.

Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal

ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung.

Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan

memerlukan perawatan segera. Gejala-gejala perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian

atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, Mual, Muntah,Kehilangan

selera, Kembung, Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan, Kehilangan berat bada.

PENATALAKSAKNAAN

Terapi

Medikamentosa

Berikut adalah obat-obatan yang dapat digunakan dalam terapi medikamentosa GERD :

8 | P a g e

Page 9: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Antasid

Golongan obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan gejala GERD tetapi tidak

menyembuhkan lesi esofagitis. Selain sebagai buffer terhadap HCl, obat ini dapat memperkuat

tekanan sfingter esophagus bagian bawah. Kelemahan obat golongan ini adalah rasanya kurang

menyenangkan, dapat menimbulkan diare terutama yang mengandung magnesium serta

konstipasi terutama antasid yang mengandung aluminium, penggunaannya sangat terbatas pada

pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

Antagonis reseptor H2

Yang termasuk dalam golongan obat ini adalah simetidin, ranitidine, famotidin, dan

nizatidin. Sebagai penekan sekresi asam, golongan obat ini efektif dalam pengobatan penyakit

refluks gastroesofageal jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus.

Golongan obat ini hanya efektif pada pengobatan esofagitis derajat ringan sampai sedang serta

tanpa komplikasi.

Obat-obatan prokinetik

Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD karena penyakit ini lebih

condong kearah gangguan motilitas. Namun, pada prakteknya, pengobatan GERD sangat

bergantung pada penekanan sekresi asam.

Metoklopramid

Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor dopamine. Efektivitasnya rendah dalam

mengurangi gejala serta tidak berperan dalam penyembuhan lesi di esophagus kecuali dalam

kombinasi dengan antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton. Karena melalui sawar

darah otak, maka dapat timbul efek terhadap susunan saraf pusat berupa mengantuk, pusing,

agitasi, tremor, dan diskinesia.

Domperidon

Golongan obat ini adalah antagonis reseptor dopamine dengan efek samping yang lebih

jarang disbanding metoklopramid karena tidak melalui sawar darah otak.

Walaupun efektivitasnya dalam mengurangi keluhan dan penyembuhan lesi esophageal

belum banyak dilaporkan, golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus LES serta

mempercepat pengosongan lambung.

Cisapride

Sebagai suatu antagonis reseptor 5 HT4, obat ini dapat mempercepat pengosongan lambung

serta meningkatkan tekanan tonus LES. Efektivitasnya dalam menghilangkan gejala serta

penyembuhan lesi esophagus lebih baik dibandingkan dengan domperidon.

Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa oktasulfat)

9 | P a g e

Page 10: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Berbeda dengan antasid dan penekan sekresi asam, obat ini tidak memiliki efek langsung

terhadap asam lambung. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pertahanan mukosa

esophagus, sebagai buffer terhadap HCl di eesofagus serta dapat mengikat pepsin dan garam

empedu. Golongan obat ini cukup aman diberikan karena bekerja secara topikal (sitoproteksi).

Penghambat pompa proton (Proton Pump Inhhibitor/PPI)

Golongan obat ini merupakan drug of choice dalam pengobatan GERD. Golongan obat-

obatan ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enzim H, K

ATP-ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung.Obat-obatan ini

sangat efektif dalam menghilangkan keluhan serta penyembuhan lesi esophagus, bahkan pada

esofagitis erosive derajat berat serta yang refrakter dengan golongan antagonis reseptor

H2.Umumnya pengobatan diberikan selama 6-8 minggu (terapi inisial) yang dapat dilanjutkan

dengan dosis pemeliharaan (maintenance therapy) selama 4 bulan atau on-demand therapy,

tergantung dari derajat esofagitisnya.

Non-medikamentosa

Operasi

Obat-obat yang digambarkan diatas biasanya efektif dalam merawat gejala dan komplikasi

dari PRGE/GERD. Meskipun demikian, adakalanya mereka tidak efektif. Prosedur operasi yang

dilakukan untuk mencegah refluks secara teknik dikenal sebagai fundoplication dan disebut

operasi refluks atau operasi anti-refluks. Sewaktu fundoplication, segala kantong hiatal hernial

ditarik kebawah diafragma dan dijahit disana. Sebagai tambahan, bukaan (opening) pada

diafragma yang melaluinya esofagus lewat diperketat sekitar esofagus. Akhirnya, bagian atas

dari lambung yang berdekatan pada bukaan dari esofagus kedalam lambung dibungkus sekitar

esofagus bagian bawah untuk membuat sfingter esofagus bagian bawah tiruan. Semua dari

operasi ini dapat dilakukan melalui sayatan pada perut (laparotomy) atau menggunakan teknik

yang disebut laparoscopy. Sewaktu laparoscopy, alat penglihat kecil dan alat-alat operasi

dimasukan melalui beberapa tempat-tempat tusukan yang kecil pada perut. Prosedur ini

menghindari keperluan untuk sayatan perut yang besar.

Komplikasi yang paling umum dari fundoplication adalah menelan makanan yang menempel

pada sfingter tiruan. Untungnya, penempelan biasanya adalah sementara. Jika itu bukan

sementara, perawatan endoskopi untuk meregangkan (melebarkan) sfingter tiruan biasanya akan

menghilangkan persoalan. Hanya adakalanya perlu untuk operasi kembali untuk merevisi operasi

sebelumnya.

10 | P a g e

Page 11: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

Endoskopi

Baru-baru ini, teknik endoskopi untuk perawatan PRGE/GERD telah dikembangkan dan

diuji. Satu tipe dari perawatan endoskopik melibatkan penjahitan area dari sfingter esofagus

bagian bawah, yang pada dasarnya memperketat sfingter. Tipe kedua melibatkan aplikasi dari

gelombang frekwensi radio pada bagian bawah dari esofagus tepat diatas sfingter. Gelombang

menyebabkan kerusakan pada jaringan dibawah lapisan esofagus dan bekas luka atau parut

(fibrosis) terbentuk. Bekas luka menyusut dan menarik jaringan sekitarnya, dengan demikian

memperketat sfingter dan area diatasnya.

Tipe ketiga dari perawatan endoskopik melibatkan suntikan dari material kedalam

dinding esofagus pada area dari LES. Material yang disuntikan dimaksudkan untuk

meningkatkan tekanan pada LES dan dengan demikian mencegah refluks. Pada satu perawatan

material yang disuntikan adalah polymer. Sayangnya, penyuntikan dari polymer menjurus pada

komplikasi yang serius, dan material untuk suntikan tidak lagi tersedia. Perawatan yang lain

melibatkan suntikan dari pellet-pellet yang dapat mengembang juga telah dihentikan. Informasi

yang terbatas tersedia tentang tipe ketiga dari suntikan yang menggunakan gelatinous

polymethylmethacrylate microspheres. Perawatan endoskopik mempunyai keuntungan dari tidak

memerlukan operasi.

Pencegahan Relaksasi LES Sementara

Relaksasi LES sementara nampaknya menjadi cara yang paling umum dimana refluks

asam tejadi. Meskipun tersedia obat yang mencegah relaksasi, mereka mempunyai terlalu banyak

efek- sampingan untuk bermanfaat secara keseluruhan. Banyak perhatian sedang diarahkan pada

perkembangan dari obat yang mencegah relaksasi ini tanpa penyertaan efek sampingan.

Pencegahan

Modifikasi gaya hidup merupakan salah satu bagian dari penatalaksanaan GERD, namun

bukan merupakan pengobatan primer. Walaupun belum ada studi yang dapat memperlihatkan

kemaknaannya, namun pada dasarnya usaha ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi refluks

serta mencegah kekambuhan.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam modifikasi gaya hidup adalah meninggikan posisi

kepala pada saat tidur serta menghindari makan sebelum tidur dengan tujuan untuk

meningkatkan bersihan asam selama tidur serta mencegah refluks asam dari lambung ke

11 | P a g e

Page 12: Perut Terasa Penuh , Dadanya Panas , Batuk Dan Terasa Asam Di Mulut

esophagus, berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol karena keduanya dapat menurunkan

tonus LES sehingga secara langsung mempengaruhi sel-sel epitel, mengurangi konsumsi lemak

serta mengurangi jumlah makanan yang dimakan karena keduanya dapat menimbulkan distensi

lambung, menurunkan berat badan pada pasien kegemukan serta menghindari pakaian ketat

sehingga dapat mengurangi tekanan intraabdomen, menghindari makanan/minuman seperti

coklat, teh, peppermint, kopi dan minuman bersoda karena dapat menstimulasi sekresi asam,

jikan memungkinkan menghindari obat-obat yang dapat menurunkan tonus LES seperti

antikolinergik, teofilin, diazepam, opiate, antagonis kalsium, agonis beta adrenergic,

progesterone.

PROGNOSIS

Prognosis dari penyakit ini baik jika derajat kerusakan esofagus masih rendah dan pengobatan

yang diberikan benar pilihan dan pemakaiannya. Pada kasus-kasus dengan esofagitis grade D

dapat masuk tahap displasia sel sehingga menjadi Barret’s Esofagus dan pada akhirnya Ca

Esofagus.

GERD dan Asma

Banyak penelitian yang membahas hubungan antara GERD dan asma tetapi sampai saat ini

masih belum ada kesimpulan yang jelas apakah GERD yang dapat menjadi penyebab terjadinya

asma ataukah asma yang menjadi penyebab GERD. Yang banyak dijumpai pada pasien GERD

dengan riwayat asma adalah bahwa GERD dapat memperburuk serangan asma. Begitupun

penyakit asma dan beberapa obat nya juga dapat memperburuk gejala yang dialami.

Ada beberapa kemungkinan GERD dapat menjadi penyebab serangan asma :

1. Asam lambung yang mengalir balik ke esophagus juga mengiritasi j kerongkongan, jalan nafas

atau bahkan paru-paru. Sehingga menyebabkan sulit untuk inhalasi (bernafas) dan juga

menyebabkan batuk yang terus-menerus.

2. Asam lambung yang sampai ke esophagus menyebabkan saraf reflex disekitarnya terangsang

menyebabkan tertutupnya jalan nafas untuk mencegah asam lambung masuk kedalaam saluran

nafas tersebut. Penutupan saluran nafas sementara ini mengakibatkan nafas yang pendek-pendek

12 | P a g e