pertanian berkelanjutan

22
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa yang lebih populer, aeroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Beberapa alasan yang melatarbelakanginya diantaranya adalah karena tanahnya kurang subur, atau tanah dapat dipandang sebagai media yang paling mudah bagi berkembangnya hama dan penyakit tanaman atau juga karena pertimbangan kemudahan dalam kontrol pemberian nutrisi bagi tanaman. Dalam prakteknya teknik budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan media (substrat) maupun tidak menggunakan media. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana prinsip kerja dari teknologi aeroponik dalam budidaya tanaman kentang b. Bagaimana pengaplikasian teknologi aeroponik pada budidaya tanaman kentang c. Bagaimana keuntungan dan kerugian teknik budidaya aeroponik 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui prinsip kerja dari teknologi aeroponik dalam budidaya kentang 1

Transcript of pertanian berkelanjutan

Page 1: pertanian berkelanjutan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bahasa yang lebih populer, aeroponik berarti melakukan budidaya

tanaman tanpa menggunakan media tanah. Beberapa alasan yang melatarbelakanginya

diantaranya adalah karena tanahnya kurang subur, atau tanah dapat dipandang sebagai

media yang paling mudah bagi berkembangnya hama dan penyakit tanaman atau juga

karena pertimbangan kemudahan dalam kontrol pemberian nutrisi bagi tanaman.

Dalam prakteknya teknik budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan

dengan menggunakan media (substrat) maupun tidak menggunakan media. Masing-

masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana prinsip kerja dari teknologi aeroponik dalam budidaya tanaman

kentang

b. Bagaimana pengaplikasian teknologi aeroponik pada budidaya tanaman

kentang

c. Bagaimana keuntungan dan kerugian teknik budidaya aeroponik

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui prinsip kerja dari teknologi aeroponik dalam budidaya

kentang

b. Untuk mengetahui pengaplikasian teknologi aeroponik pada budidaya tanaman

kentang

c. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian teknik budidaya aeroponik

1

Page 2: pertanian berkelanjutan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Aeroponik

Teknologi penanaman dengan teknik aeroponik merupakan teknologi bercocok

tanam yang sudah mulai banyak dilakukan oleh pengusaha agribisnis. Hasil

produksi yang ditanam dengan menggunakan teknologi ini sekarang ini sudah mulai

banyak ditemukan di berbagai pasar swalayan di kota-kota besar. Meskipun

harganya tinggi, namun sayuran ini selalu habis dibeli konsumen.

Konsumen biasanya dari kalangan menengah keatas. Alasan konsumen tetap

memburu produk ini karena kualitas baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma dan

citarasa tinggi.

Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti

daya. Jadi aeroponik adalah memberdayakan udara. Aeroponik merupakan salah satu

tipe dari hidroponik karena air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk

kabut hingga mengenai akar tanaman. Salah satu kunci keunggulan aeroponik adalah

oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara sehingga respirasi akar lancar dan

menghasilkan banyak energi.

Pada awal usaha, biasanya kualitas produksi merupakan tujuan kerja. Setelah

itu disusul dengan kuantitas dan kontinuitas. Untuk mencapai produk yang

diharapkan, banyak faktor yang mempengaruhi, seperti penguasaan sistem budidaya

dan faktor lingkungan. Setelah dapat berproduksi, kemampuan memasarkanpun

diperlukan agar usaha tersebut menguntungkan. Investasi fasilitas produksi budidaya

secara aeroponik tidak murah, begitu pula sarana, tenaga kerja, dan biaya

operasionalnya. Dengan semakin majunya teknologi aeroponik, semakin efektif

penerapannya sehingga diharapkan ada efisiensi biaya, sedangkan produksi

diharapkan akan meningkat dengan pesat.

2

Page 3: pertanian berkelanjutan

Tabel 1. Perbandingan kelebihan dan kekurangan cara aeroponik dan

cara tanam di tanah

ITEM AEROPONIK TANAM DI TANAH

Kebutuhan

lahan

Luasan yang sempit masih bisa digunakan, kontur

lahan tidak harus datar, produktifitas lahan tinggi

Harus luas, realtif datar, perlu

rotasi, produktifitas lahan

tergantung jenis tanahMusim Tidak tergantung musim. Catatan: yang dimaksud di

sini adalah kita bisa menanam sepanjang musim,

walaupun tentu di musim hujan produktifitas relatif

turun karena proses fotosintesis tidak berlangsung

sempurna seperti di musim panas

Tergantung musim

Ketersediaan

barang

Ada sepanjang tahun Tidak selalu ada sepanjang

tahunKualitas

barang

Bersih, sehat, renyah, aroma kurang Tidak selalu bersih, belum

tentu sehat, relatif liat/alot,

aroma kuatSarana &

prasarana

Butuh green house, suplai listrik yang relative besar, Tidak butuh sarana yang

mahalTeknologi Teknologi menengah-tinggi Teknologi sederhana

Tenaga Kerja sedikit orang banyak orang

Investasi awal Sedang – besar Kecil – sedang

Waktu Pendek, tanpa pengolahan lahan, Sedang-panjang ada waktu

untuk pengolahan lahan, tidak

bisa setiap saat tanam dan

panenKepenuhan

nutrisi

Terpenuhi karena kita bisa mengaturnya dengan ukuran

(formula) yang pasti.

Tidak selalu (pemenuhan

kebutuhan nutrisi sulit diukur

dengan tepat)Hama dan

penyakit

Relatif aman, terlindung oleh green house Beresiko karena ruang terbuka

Fleksibilitas Tanaman dapat dipindah-pindah tanpa tanpa

mengganggu pertumbuhan; contoh: pada saat pompa

air mati, tanaman dapat dipindah ke unit produksi yang

lain.

Tanaman tidak bisa dipindah-

pindah, tanaman akan stress.

Kecepatan

adaptasi

Saat pindah tanam, bibit bisa langsung tumbuh tanpa

aklimatisasi lama

Aklimatisasi lama

3

Page 4: pertanian berkelanjutan

2.2 Metode Aeroponik

Secara detail, prinsip aeroponik sebagai berikut. Stryrofoam yang

digunakan berwarna putih, panjang 2 m, lebar 1 m dan tebal 3 cm. Stryrofoam

dibor diameter 1.5 cm dengan jarak tanam 15 x 15 cm sehingga populasi yang

diperoleh 44 tanaman/m2 atau 88 tanaman/helai stryrofoam. Bibit yang berumur

12 hari dimasukkan ke dalam lubang tanam yang dibantu dengan busa atau

rockwool. Sekitar 30 cm dibawah helai stryrofoam dipasang selang PE diameter

19 mm. Tiap 80 cm selang PE ditancapi sprinkler spray jet warna hijau dengan

curah (flowrate) 0,83 l/menit atau setara dengan 50b/jam dan bertekanan

1,5-2 atmosfir pada lubang (oritis) sprinkler.

Tenaga untuk mendorong digunakan pompa dengan daya listrik (watt)

antara 800-1.600 W dan dengan debit 200-240 l/m. pompa yang sedemikian

kuatnya dapat melayani 100-150 sprinkler atau setara lahan produksi sekitar 200

m2. Tekanan pompa min 1.5 atm, opt 2 atm (diukur dengan manometer).

Mengatur tekanan pompa perlu memperhitungkanhambatan hambatan

yang ada dalam penyaluran aliran. Misalnya, pompa berada tepat di permukaan

tanah, sedangkan semua sprinkler berada pada 60 cm diatas permukaan tanah.

Tenaga untuk menaikkan 60 cm keatas merupakan hambatan yang akan

mengurangi tekanan dan harus diperhitungkan. Selain itu, adanya percabangaan T,

siku (elbow) pada belokan, dan keran (ballvalve) juga dapat mengurangi tekanan.

Pipa penyalur yang kecil akan menghasilkan gesekan aliran larutan dengan

dinding pipa sehingga lebih baik menggunakan pipa atau selang berukuran agak

besar untuk mengurangi gesekan.

Filter digunakan untuk mengurangi kotoran yang dapat menyumbat lubang

sprinkler. Terdapat beberapa macam ukuran filter dari yang kecil, sedang dan

besar.Ukuran tersebut menggambarkan jumlah liter aliran yang dapat dilalui per

jam. Pancaran kekuatan tinggi akan membentuk kabut butiran halus dengan jarak

tembak lebih dari satu meter, dengan turbulensi tinggi dan akan mengambang

4

Page 5: pertanian berkelanjutan

lama di udara sehingga dapai mengenai seluruh sistem perakaran.

Prasarana yang dibutuhkan dalam teknologi ini adalah prasarana green

house, prasarana irigasi dan berbagai peralatan.

a. Prasarana green house

Greenhouse merupakan bangunan yang dibuat untuk melindungi tanaman

dari gangguan luar, misalnya cahaya matahari, hujan, angin, maupun hama dan

penyakit.

1. Serra Plastik

Rangka serra plastik berasal dari kayu atau bambu. Adapun atapnya

menggunakan platik UV (ultra violet). Sisi serra plastik hendaknya diberikan kasa

(screen) untuk untuk menghindari hama masuk, ventilasi dan meredam kecepatan

angin.

2. Serra Net

Atapnya terbuat dari net plastik hitam untuk mengurangi intensitas cahaya,

tetapi hama dapat masuk kebun dan air hujan dapat masuk. Net mempunyai daya

redam cahaya yang berbeda-beda, misalnya 45%, 55%, 65%, 75% dan 85%. Pada

umumnya net yang digunakan 65% berarti 65 % daari cahaya teredam dan hanya

35% yang dapat menembus masuk dalam serra. Kelemahan menggunakan net

adalah pada saat mendung atau pagi hari intensitas yang masuk tidaak cukup

untuk fotosintesis dengan baik.

3. Serra Kasa

Terbuat dari kasa (screen nylon) atau kasa nyamuk. Ada beberapa warna

putih, hijau, kuning muda dan biru. Bila menggunakan kasa putih maka cahaya

akan leluasa masuk dalam serra. Bila diinginkan cahaya yang agak redup karena

disesuaikan dengan kebutuhan tanaman maka dapat dipilih kasa yang berwarna

hijau.

Kasa dapat ditembus oleh hujan sehingga lahan menjadi besek daan

lembab serta pekerja tidak daapat leluasa melakukan perawatan. Dalam kondisi

5

Page 6: pertanian berkelanjutan

lembab, tanaman mudah terserang penyakit cendawan. Air hujan dapat

terakumulasi di bagian tengah kasa sehingg bagian tersebut menggelendong.

b. Prasarana irigasi

Yang dibutuhkan :

- Tong untuk pekatan nutrisi

- Tandon larutan

- Pralon

- Selang PE

- Bak tanaman

- Pompa air (bertekanan tinggi dan bervolume besar)

- Sprinkler

- Timer

- Genset atau generator

c. Peralatan yang dibutuhkan

1 EC-meter (electro conductivity, penghantaran listrik)

Merupakan alat untuk mengukur kepekatan hara dalam larutan. Satuan

ukurannya mS atau mmho. Pemakaiannya cukup dicelepkan ke dalam larutan

hara.

2. TDS-meter (Tottal dissolved solutes/solids)

Merupakan jumlah bobot garam-garam yang terlarut. Angka yang tertera

mempunyai satuan ppm. TDS sekitar 700 ppm setara dengan EC 1 mS. Anjuran

angka TDS 640 ppm atau 700 ppm.

3. PH-meter

Cara penggunaan dicelupkan pada larutan nutrisi. Setelah alatnya dipakai

maka harus dicuci dengan airbersih atau aqua destilata sebelum digunakan untuk

menera larutan lain.

6

Page 7: pertanian berkelanjutan

4. Higrometer

Kelembaban optimal adalah 70%. Higrometer dipasan

ditengah pertanaman sekitar 30 cm diatas tajuk tanaman. Dengan demikian

kelembaban yang tercatat merupakan kelembaban di sekitar tajuk tanaman. Dengan

peletakan tersebut, angka RH-nya mudah terlihat dari kejauhan sehingga kita dapat

cepat bertindak bila terjadi penyimpangan.

5. Termometer

Alat pengukur suhu atau temperatur kadang disatukan dengan higrometer

sehingga pengamatannya hanya sekali. Suhu udara optimum sekitar 250C untuk

sayuran daun yang dibudidayakan secara aeroponik. Suhu tersebut sebenarnya

lebih disesuaikan dengan jenis tanamannya. Karena pada umumnya jenis sayuran

yang dibudidayakan berasal dari negeri beriklim sedang.

2.3 Aeroponik Kentang

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortikultura

yangsangat penting di Indonesia, karena sebagai sumber karbohidrat yang kaya

proteinuntuk menunjang program diversifikasi pangan. Sekarang ini industri

makananyang bersumber dari kentang semakin berkembang, sehingga kebutuhan

akan kentang meningkat. Seiring dengan meningkatnya permintaan kentang

konsumsi,maka kebutuhan benih kentang juga akan meningkat sehingga tehnik

perbanyakanbenih kentang secara cepat dengan teknologi penanaman secara

aeroponik sangatdiperlukan sesuai dengan permintaan akan benih yang sangat

meningkat.Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-

rataharian 18-24°C, dengan kelembapan 70-90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d18°C.

kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh

baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.Sistem Aeroponik

satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkanpenggunaan air, hanya saja kalau

aeroponik memberdayakannya dengan melaluiudara (pengkabutan), oleh karenanya

7

Page 8: pertanian berkelanjutan

air pada system aeroponik berisi larutannutrisi (hara) yang disemprotkan kepada

akar tanaman yang menggantung.

8

Page 9: pertanian berkelanjutan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tehnik Budidaya Perbanyakan Bibit Kentang G0 dengan System Aeroponik

1.    Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu,

dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan

untukkontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pembuatan instalasi

untuk pertanaman  dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau plastic

lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu

sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa

menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm.

sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE

16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 –

80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr)

yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan

mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai

kabut.

2.    Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan

masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media

tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk

9

Page 10: pertanian berkelanjutan

perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang

digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan. Setelah

tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki   5 – 7 helai

daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik

(screen house).

3.    Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya  tanaman tersebut

dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian

dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit

tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup

dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga

batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak

terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler  secara otomatis selama 18

jam dalam 1 hari.

10

Page 11: pertanian berkelanjutan

4.    Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik  antara lain :

Mengecek sprinkler agar larutan hara  (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan

lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan

permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;

Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh;

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk

yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.

5.    Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut

terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

11

Page 12: pertanian berkelanjutan

6.    Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman

atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang

pertumbuhannnya menurun.

12

Page 13: pertanian berkelanjutan

3.2 Analisis Usaha Budidaya Kentang sisten Aeroponik

13

Page 14: pertanian berkelanjutan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a Teknik aeroponik merupakan teknologi modern dengan peralatan dan

bahan yang cukup mahal dan memerlukan biaya cukup tinggi, tetapi

untuk investasi jangka panjang teknik ini dapat diperhitungkan sesuai

dengan program perencanaan dalam memproduksi benih.

b Dalam budidaya ini dapat meningkatkan laba hingga mencapai 67%.

Tersedianya benih berkualitas dan bersertifikat akan mempengaruhi

peningkatan produktivitas lebih dari rerata produksi secara nasional

yaitu 16,94 t/ha (sebagian besar petani masih menggunakan benih

tidak berkualitas atau generasinya tidak jelas), sehingga

produktivitasnya rendah ( <10 t/ha).

14

Page 15: pertanian berkelanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Agung, L.S. 2008. System Aeroponik pada Sayuran.

http://www. a m azingfarm.com

Anonymous.2012.http://bandung.detik.com/read/2009/05/29/094250/1139107/684/

menanam-kentang-di-udara-dengan-aeroponik. Diakses tanggal 15

Desember2012

Anonymous.2012.http://blogs.unpad.ac.id/arsyadhafidbindiab/2010/06/02/teknik-

aeroponik-terobosan-perbanyakan-cepat-benih/. Diakses tanggal 15

Desember2012

Anonymous.2012.http://kecamatanpangalengan.wordpress.com/2010/06/23/teknik-

aeroponik-terobosan-perbanyakan-cepat-benih/. Diakses tanggal 15

Desember2012

Anonymous.2012.http://kentangbenih.blogspot.com/. Diakses tanggal 15

Desember2012

Anonymous.2012.http://obstetriginekolog\i.com/gambar/

aeroponik+balitsa+usia+kentang+60+hst.html. Diakses tanggal 15

Desember2012

Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik Sayuran. Budidaya dengan Sistem Pengabutan.

Penebar Swadaya. Jakarta.

15