PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT...

132
PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI TERHADAP PEGADAIAN SYARIAH (Studi Kasus Pesantren Al-Wasatiyah Cipondoh Kota Tangerang) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : SAUQI DAWAM NIM : 1112086000033 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Transcript of PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT...

Page 1: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT

SANTRI TERHADAP PEGADAIAN SYARIAH

(Studi Kasus Pesantren Al-Wasatiyah Cipondoh Kota Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

SAUQI DAWAM

NIM : 1112086000033

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

i

Page 3: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

ii

Page 4: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

iii

Page 5: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

iv

Page 6: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Sauqi Dawam

2. Nama Panggilan : Sauqi

3. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Mei 1994

4. Jenis Kelamin : Laki - Laki

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jl. Mandor Muhi Masjid Jami

Biturrahim Kp. Bulak Poris Kel.

Cipondoh Makmur Kec.Cipondoh

Kota Tangerang Provinsi Banten.

7. Status : Belum Menikah

8. Kewarganegaraan : Indonesia

9. No. Hp : 081280696021

10. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (1999-2005) : MI ISLAM AL-WASATIYAH

2. SMP (2005-2008) : SMP ISLAM AL-WASATIYAH

3. SMK (2008-2011) : SMA ISLAM AL-WASATIYAH

4. S1 (2012-2018) : Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Periode 2014-2015.

2. Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kec.Cipondoh Periode 2017-2019.

3. Wakil Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP-SMA Islam

Al-Wasatiyah Periode 2008 – 2010.

4. Anggota Paskibra Sekolah

5. Anggota Saka Bayangkara Kec.Cipondoh

Page 7: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of the perception of the

santri(student) community, the behavior of the santri(student) community, and the

santri(student) community preference towards Pawning of Syari'ah as measured

by the existing product of Pawnshop syari'ah. (case study of Al-Wasatiyah

Cipondoh Islamic boarding school in Tangerang City) The data used in this study

are primary data by distributing questionnaires. This study uses a method of

linear regression analysis using SPSS version 24.0 and Microsoft Excel 2007

computer programs.

The results of this study indicate that Santri(student) Community

Perception, Santri(student) Community Behavior, and Santri(student) Community

Preference, simultaneously or together have a significant influence on Pawning of

Syari'ah with sig values. 0.000 < 0.05. The results of this study show partially

that community perceptions of santri (student) have a not significant influence on

Pawning of Syari'ah with sig values. 0.228 > 0.05.

Community behavior Santri( student) has a significant effect on pawning of

Syari'ah with sig values. 0.000 < 0.05. Santri (student) Community Preference

partially influences Pawning of Syari'ah with sig values. 0.001 < 0.05.

Keywords: Perception of Santri Community, Santri Community Behavior,

Santri(student) Community Preference, pawning of syari'ah.

Page 8: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Persepsi masyarakat

santri, perilaku masyarakat santri, dan preferensi masyarakat santri terhadap

Pegadaian Syari’ah yang diukur dengan produk yang ada Pegadaian syari’ah.

(studi kasus pondok pesantren Al-Wasatiyah Cipondoh Kota Tangerang) Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menyebarkan

angket kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier

dengan menggunakan program komputer SPSS versi 24.0 dan microsoft Excel

2007.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Masyarakat Santri,

Perilaku Masyarakat Santri, dan Preferensi Masyarakat Santri, secara simultan

atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap Pegadaian

Syari’ah dengan nilai sig. 0.000 < 0.05. Hasil Penelitian ini menunjukan secara

parsial Persepsi Masyarakat Santri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Pegadaian Syari’ah dengan nilai sig. 0.228 > 0.05

Perilaku Masyarakat Santri berpengaruh secara signifikan terhadap

pegadaian Syari’ah dengan nilai sig. 0.000 < 0.05 . Preferensi Masyarakat Santri

secara parsial berpengaruh terhadap Pegadaian Syari’ah dengan nilai sig. 0.001 <

0.05.

Kata Kunci : Persepsi Masyarakat santri, Perilaku Masyarakat Santri,

Preferensi Masyarakat Santri, Pegadaian Syari’ah

Page 9: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI

MASYARAKAT SANTRI TERHADAP PEGADAIAN SYARIAH (studi

kasus pondok pesantren Al-wasatiyah)” ini dengan baik. Sholawat dan salam

semoga selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah

memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.Walaupun waktu, tenaga dan pikiran

telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki,

demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan,

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.Untuk itu penulis sangat berterimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang menjadikan

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya yang saya sayangi, Ibu. Rohmatika dan Bapak. Drs. H.

Syahrudin Alfaqir atas segala kepercayaan, kasih sayang, semangat agar saya

dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta kakak M.Arib Jaudi, S.Pd dan adik saya

Zaskiya Wirda Rahata atas dukungannya selama ini baik moril maupun

materil.

3. Kepada seluruh keluarga besarku, H.Saun (alm) dan H.Syahril (alm) yang

tak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas segala ilmu yang diberikan,

serta do’a dan semangat yang tak pernah henti untuk selalu mendukung saya.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA., AK., CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag.,M.H selaku dosen pembimbing skripsi

pertama saya yang telah meluangkan waktu, membimbing dan terus

memberikan motivasi serta arahan dengan penuh kesabaran dan pengertian

kepada penulis.

6. Ibu. RR. Tini Angraeni, ST, M.Si selaku dosen pembimbing kedua saya yang

telah meluangkan waktu, membimbing dan terus memberikan motivasi serta

arahan dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis

7. Bapak. Yoghi Citra Pratama, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah, dan Ibu RR. Tini Angraeni, ST, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Ekonomi Syariah yang telah tulus dan ikhlas memberikan layanan kepada

penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Page 10: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

ix

8. Pesantren Islam Al’wasatiyah atas bantuan dan bimbingannya selama saya

menjalani riset disana.

9. Seluruh Dosen dan seluruh Karyawan dan para staff Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terimakasih yang telah membantu

kelancaran perkuliahan dan membantu dalam mengurus berkas-berkas

penulis.

10. Sahabat-sahabat saya yang saya sayangi terkhusus siaga kampus yang selalu

menemani dan membantu selama pengerjaan skripsi ini (Dedi Iskandar,

Edwin Prasetio,SE, Ahmad Fajrul Falah, Muhammad Nurdin, SE, Aydil

Amril, Raihan Dika Aziz) serta seluruh teman-teman mahasiswa khususnya

Ekonomi Syariah angkatan 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Teruntuk sahabat-sahabat saya di luar kampus yang tak henti memberikan

semangat kepada saya (Syihabudin, Azlan Muhibuddin, Imron Rosadih).

12. Dan kepada seluruh pihak, yang tidak dapat bisa penulis sebutkan satu per

satu yang telah banyak membantu, mempermudah dan memberi arahan hingga

skripsi ini saya selesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,

oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi banyak orang.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 Oktober 2018

Sauqi Dawam

NIM. 1112086000033

Page 11: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

ABSTTRACK .................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 12

A. Persepsi .................................................................................... 12

B. Perilaku .................................................................................... 18

C. Preferensi .................................................................................. 23

D. Masyarakat Santri...................................................................... 27

E. Pegadaian Syari’ah ................................................................... 32

F. Penelitian Sebelumnya ............................................................. 50

G. Kerangka Pemikiran ................................................................ . 53

Page 12: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 56

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 56

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampe ................................. 57

C. Skala Pengukuran...................................................................... 58

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 60

E. Metode Analisis Data ................................................................ 61

F. Definisi Operasional Variabel .................................................. 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 72

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 72

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................. 72

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 92

A. Kesimpulan .............................................................................. 92

B. Implikasi ................................................................................... 93

C. Saran-saran ............................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95

LAMPIRAN ....................................................................................................... 97

Page 13: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan

2.1. Perbedaan Pegadaian Syariah

dengan Pegadaian konvensional....................................................... 46

2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 51

2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 54

3.1. Kriteria Purposive Sampel .............................................................. 58

3.2. Skala Likert ..................................................................................... 59

3.3. Durbin Watson ................................................................................ 67

3.4. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 70

4.1. Kurikulum Pembelajaran

Pondok Pesantren Al-wasatiyah ...................................................... 74

4.2. Data Sampel Penelitian ................................................................... 75

4.3. Jenis Kelamin Responden ............................................................... 75

4.4. Usia Responden ............................................................................... 76

4.5. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ........................................ 76

4.6. Hasil Uji Validitas Persepsi Masyarakat Santri .............................. 77

4.7. Hasil Uji Validitas Perilaku Masyarakat Santri .............................. 78

4.8. Hasil Uji Validitas Preferensi Masyarakat Santri ........................... 79

4.9. Hasil Uji Validitas Pegadaian Syariah ............................................ 79

4.10. Hasil Uji Reliabitas ......................................................................... 80

4.11. Hasil Uji Normal P-Plot .................................................................. 81

4.12. Hasil Uji Nomalitas Test distribution is Normal ............................. 82

4.13. Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 83

4.14. Uji Heterokedastisitas secara Scatterplot ........................................ 85

4.15. Uji Autokolerasi .............................................................................. 86

4.16. Uji Koefisien Dterminasi ................................................................ 87

4.17. Uji Parsial ........................................................................................ 88

4.18. Uji Simultan .................................................................................... 91

Page 14: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1Kuesioner Penelitian ...... ........................................................... 98

2. Lampiran 2 Data Output SPSS 24 .............................................................. 104

Page 15: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pegadaian merupakan salah satu bentuk penjaminan dalam perjanjian

pinjam meminjam dan dianggap paling praktis oleh masyarakat. Praktek

gadai dapat dilakukan oleh masyarakat umum karena tidak memerlukan suatu

tertib administrasi yang rumit dan tidak juga diperlukan suatu analisa kredit

yang mendalam seperti pada bentuk penjaminan lain. Oleh karena itu,

pemerintah merasa perlu untuk memiliki suatu lembaga keuangan yang

melayani pinjaman kepada masyarakat dengan konsep gadai

(Ridwan,2006:1).

Dalam perkembangannya, Pegadaian Syariah memiliki peranan yang

besar dalam kehidupan masyarakat, khususnya untuk golongan menengah ke

bawah, seperti slogan yang selalu disampaikan pihak gadai syariah,

“Mengatasi Masalah Sesuai Syariah”. Dengan prosedur yang sederhana,

mudah dan cepat, sehingga dana dapat segera diperoleh guna dapat

dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya. Layanan Pegadaian Syariah dapat

memenuhi kebutuhan nasabah dan persyaratan dalam hal pinjaman jangka

pendek (Zaihan dan Rosita, 2015). Pegadaian Syariah pada dasarnya sebagai

bagian dari sistem keuangan yang merupakan tatanan dalam perekonomian

suatu negara yang memiliki peran, terutama dalam menyediakan jasa-jasa di

bidang keuangan (Ahmed Al Masry, 2015).

Page 16: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

2

Dengan diresmikannya Unit Pegadaian Syariah, masyarakat memiliki

variasi pilihan lagi untuk memperoleh tambahan dana secara cepat dengan

prosedur yang mudah untuk mememuhi kebutuhannya baik untuk konsumsi

maupun usaha. Keberadaan Pegadaian Syariah dapat menjadi alternatif

pilihan dari PT Pegadaian (Persero) untuk menawarkan jasa pinjaman dengan

sistem gadai yang diharapkan dapat menggerakkan sektor rill dengan

berbagai kepentingan nasabah, terutama umat muslim. Semakin maraknya

perkembangan produk-produk berbasis syariah tidak menutup kemungkinan

nasabah non muslim tertarik untuk menggadaikan barangnya secara mudah

dan cepat untuk memperoleh dana di Pegadaian Syariah. (Hadijah, 2015)

Untuk menjalankan Pegadaian Syariah secara optimal, maka diperlukan

regulasi yang memadai, sehingga Pegadaian Syariah bisa dikelola dengan

sehat dan sesuai prinsip syariah (M.A.Sehan,2004:3). Regulasi tersebut

bertujuan untuk mengatur lebih lanjut mengenai aspek kelembagaan,

organisasi, instrumen keuangan, operasional, pengembangan sumber daya

manusia (SDM), dan pengawasan.

Usaha pegadaian didirikan berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1990,

dengan misi untuk mencegah praktek riba. Namun sebagian masyarakat

belum mengetahui keberadaan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 juni 2002, isinya bahwa pinjaman dengan

menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn

diperbolehkan. Payung hukum gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-

prinsip syariah berpegang pada Fatwa DSN MUI No 25/DSN-MUI/III/2002,

Page 17: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

3

tentang Rahn, (Soemitra, 2009). DSN (Dewan Syariah Nasional) merupakan

lembaga otonom di bawah Majelis Ulama Indonesia yang dipimpin oleh

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Fungsi utama Dewan Syariah ini

adalah mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai

dengan syariah Islam. Lembaga ini juga meneliti dan memberi fatwa bagi

produk-produk yang dikembangkan lembaga keuangan syariah di Indonesia.

(Antonio, 2001) Fatwa merupakan penjelasan tentang hukum Islam yang

diberikan oleh seorang faqih atau lembaga fatwa kepada umat, yang muncul

baik karena adanya pertanyaan maupun tidak (Wardani, 2009).

Selain pendapat mengenai dukungan gadai syariah ini, sebagian

masyarakat lainnya yang tetap menganggap bahwa transaksi di Pegadaian

Syariah adalah transaksi yang dilarang oleh syariat Islam, karena

mengandung riba atas adanya perjanjian kelebihan pembayaran pada akad

pinjaman (Advika, 2008). Terdapat beberapa alasan yang mendasari keraguan

tersebut. Pertama, terjadi penggabungan dua akad menjadi satu akad (multi

akad) yang dilarang syariah, yaitu akad gadai (atau akad qardh) dan akad

ijarah (biaya simpan). Nasabah yang menggadaikan barangnya akan

mendapat pinjaman senilai tertentu sesuai perhitungan bank, dan selanjutnya

nasabah wajib membayar biaya 'jasa pemeliharaan' emas sesuai yang

ditetapkan bank (Tarmizi, 2013). Kedua, terjadi riba walaupun disebut

dengan istilah “biaya simpan” atas barang gadai dalam akad qardh (utang)

antara Pegadaian Syariah dengan nasabah. Sebab dalam akad qardh tidak

menarik manfaat baik berupa hadiah, uang atau manfaat yang lainnya.

Page 18: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

4

Ketiga, terjadi kekeliruan pembebanan biaya simpan. Dalam kasus ini, pihak

murtahin (pegadaian syariah) disebut membebankan biaya simpan

berdasarkan nilai pinjaman yang tidak diperbolehkan (al-Jawi, 2013).

Sedangkan dari sisi kinerja operasional, Dijono mengatakan PT

Pegadaian optimistis menatap tahun 2017. Perusahaan gadai milik pemerintah

ini yakin bisa menyalurkan pinjaman Rp 41 triliun di sepanjang tahun 2017.

Target tersebut naik 15,49% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 35,5

triliun (Kontan: 2017).

Realisasi pinjaman Pegadaian tahun lalu target awal 2016 yakni sebesar

Rp 31,8 triliun. Direktur Pegadaian Dijono yakin target tersebut akan mudah

tercapai. Sebab, hingga Maret 2017 Pegadaian telah menyalurkan pinjaman

Rp 36,03 triliun. Penyaluran pinjaman tersebut berasal dari produk gadai

konvensional yakni Kredit Cepat Aman (KCA) sebesar 85%, gadai syariah

Rahn 10% dan sisanya dari produk lainnya. Tahun ini, produk gadai

konvensional masih akan menjadi andalan. Untuk mewujudkan target

tersebut, Pegadaian akan menambah gerai baru.

Dijono mengatakan, wilayah yang disasar adalah daerah dengan potensi

ekonomi tinggi. "Kami tidak memiliki konsentrasi daerah khusus yang masuk

dalam radar". Saat ini, Pegadaian mengoperasikan 4.391 gerai di seluruh

Indonesia. Rencananya Pegadaian menambah 20 gerai, sehingga jumlah gerai

menjadi 4.411 gerai. Rencana bisnis ini diharapkan bisa menggerek kinerja

Pegadaian sepanjang tahun ini. Perusahaan ini menargetkan bisa mengantongi

Page 19: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

5

laba bersih Rp 2,5 triliun. Angka ini meningkat 16,27% di bandingkan

realisasi laba bersih 2016 yakni Rp 2,15 triliun.

Hingga akhir Maret 2017, Pegadaian memproyeksikan akan mengantongi

laba bersih sebesar Rp 600 miliar. Ini artinya, hingga kuartal I tahun 2017,

Pegadaian sudah memenuhi 24% dari target laba. "Jadi, kami tinggal

mengejar Rp 1,9 triliun di sisa sembilan bulan tahun ini".

Tak hanya mengejar peningkatan kinerja. Pegadaian juga selalu

memegang prinsip kehati-hatian. Salah satu caranya dengan menjaga rasio

kredit bermasalah alias non performing loan (NPL). Dijono mengatakan,

pada tahun ini Pegadaian berusaha menjaga NPL gross di bawah 3% sekitar

1% hingga 2%. "Dijono mengatakan Untuk mengelola angka kredit

bermasalah itu, dalam waktu dekat kami akan bentuk tim collecting". Tahun

ini, Pegadaian ingin menyalurkan pinjaman Rp. 41 Triliun

(http://keuangan.kontan.co.id/news/penyaluran-pinjaman-pegadaian-naik-

155).

Adanya pegadaian syariah belum mendapat kepercayaan dimata

masyarakat luas, hal ini dikarenakan masyarakat belum mengetahui lebih

dalam tentang pegadaian syariah. Mereka hanya memahami pegadaian

syariah dari kulit luarnya saja, namun tidak mengetehui maksud serta proses

bahkan norma-norma yang terkandung didalamnya. Kurangnya sosialisasi

tentang pegadaian syariah juga menjadi penyebab mengapa masyarakat masih

kurang paham tentang pegadaian syariah. Oleh karena itu, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi acuan oleh pembaca agar lebih memahami tentang

Page 20: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

6

pegadaian syariah, serta dapat mensosialisasikan pegadaian syariah ini kepada

masyarakat santri khususnya.

Penelitian persepsi, perilaku dan preferensi masyarakat santri terhadap

pegadaian syariah dilatar belakangi, bahwa mayoritas masyarakat Indonesia

adalah muslim, dan 54% secara fiqhiyah tidak menyetujui bunga bank.

Namun dalam praktiknya bentuk kegiatan usaha, produk, dan jasa pegadaian

syariah yang secara konseptual tidak berdasar pada bunga kurang dimengerti

oleh masyarakat, yang menyebabkan kurangnya minat masyarakat untuk

menggunakan pegadaian syariah (Jazim Hamidi, 2006).

Oleh karena itu penelitian ini lebih difokuskan pada responden

masyarakat santri pesantren karena masyarakat santri pesantren merupakan

masyarakat berpendidikan yang aktif dalam lembaga pendidikan yang

agamis, sudah tidak asing lagi bagi mereka mengenal konsep syariah karena

dalam pendidikan keislaman terdapat ilmu-ilmu fiqih dan akhlak yang

merupakan pemikiran hukum para ulama berdasarkan al-Qur’an dan hadist

serta dijadikan sebagai dasar pegadaaian syariah. Para santri juga tidak asing

dengan pegadaian. Jika melihat status santri yang banyak mempelajari ilmu

agama, fiqih dan bermuamalah dengan sesuai aturan-aturan dalam islam,

maka semakin besar peluang bagi Pegadaian Syariah untuk mempromosikan

kepada para santri.

Kondisi di atas di perkuat melalui hasil penelitian yang di lakukan oleh

Ilyda Sudardjat, (2013), mengenai Persepsi Masyarakat Tentang Gadai Emas

Di Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan di dapatkan hasil bahwa dari

Page 21: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

7

32 responden 72% dari total responden menyatakan bahwa alasannya

menggadaikan emas di Pegadaian Syariah karena proses dan syarat yang

mudah, cepat, dan aman. Sedangkan sebanyak 9 responden atau sebesar 18%

dari total responden menyatakan berpersepsi bahwa biaya atau prsentase dari

gadai kecil (0%). Sebanyak 5 orang atau sebesar 10% dari total responden

menyatakan tidak ada pilihan lain.

Pada penelitian lain, mengenai Preferensi dan Perilaku nasabah terhadap

Pegadaian Syariah didapatkan bahwa yang mendasari nasabah mengadopsi

Pegadaian Syariah ialah, hampir dari setengah peserta atau 21 responden

(42%) menyatakan karena biaya murah, sedangkan 18 responden (36%)

menyatakan karena bebas bunga, 14 responden (28%) menyatakan karena

mudah dijangkau dan 14 responden (28%) menyatakan terdesak oleh waktu

(Tuti Alawiyah, 2005).

Terdapat juga dalam penelitian lain mengenai, Potensi dan preferensi

terhadap perilaku memilih pegadaian syariah di dapat bahwa 38% responden

memilih pegadaian syariah karena motif agama untuk menghindari praktek

riba, dan lain-lain. 19% responden memilih karena motif keuntungan, 17%

responden memilih menjadi nasabah karena pelayanannya cepat, 15%

responden memilih menjadi nasabah pegadaian syariah karena motif kondisi

ekonomi, 11% responden memilih dengan motif yang bermacam-macam (Ari

Pradhanawati, 2010).

Di perkuat juga melalui hasil penelitian, Zainudin (2005) tentang

preferensi Masyarakat Terhadap Gadai Syariah pada kantor cabang pegadaian

Page 22: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

8

syariah (KCPS) Margonda Depok, dengan sampel 250 responden yang terdiri

dari 100 responden nasabah KCPS Margonda dan 150 responden masyarakat

umum/non-nasabah. Membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat umum

atau responden non-nasabah tahu kehadiran gadai syariah namun tidak

memanfaatkan dengan baik karena alasan tidak tahu prosedur/tata cara

memperoleh pinjaman, tidak mempunyai emas dan berlian sebagai gadai

(marhun), responden juga berpendapat bahwa pegadaian syariah tidak

berbeda dengan pegadaian konvensional, dan mereka bersikap malu atau jaga

gengsi.

Sedangkan responden (nasabah KCPS) yang sudah menggunakan gadai

syariah, mempunyai alasan karena tarif ijarah yang dikenakan terhadap sewa

modal adalah murah, selanjutnya menyatakan alasan agama (tidak

mengandung unsur riba, gharar, maisir, SDM dan pelayanan sesuai syariah),

dan KCPS dekat dengan rumah/tempat usaha/tempat kerja.

Sedangkan hasil penelitian, Siti Darojah Sri Wahyuni (2007) tentang

Preferensi Nasabah Pegadaian syariah studi kasus: Kantor Pegadaian unit

Layanan Syariah Jl. Dewi Sartka Jakarta, Yang menggunakan 152 sampel

terdiri dari 75 responden dari pegadaian biasa dan 77 dari pegadaian syariah

menunjukan hasil bahwa, keyakinan agama menjadi alasan utama responden

memilih pegadaian syariah bersama dengan variabel kualitas pelayanan dan

tujuan penggunaan dana.

Maknanya, responden meyakini bunga bank itu haram, dan menghendaki

pelayanan yang cepat dan murah serta nasabah yang memerlukan dana

Page 23: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

9

produktif cenderung memilih pegadaian syariah. Untuk faktor demografi,

hanya nasabah perempuan yang memiliki kecenderungan untuk menggunakan

jasa pegadaian syariah. Variabel agama tidak signifikan karena tidak semua

responden, sikalipun mereka muslim, meyakini bunga bank atau bunga yang

di kenakan di pegadain sebagai sesuatu yang haram.

Sebagaimana dinyatakan dalam penelitian PPIS Unibraw 1998, bahwa

santri bukan sekedar pelajar yang belajar di pondok pesantren tetapi luas yang

mencakup komunitas masyarakat di sekelilingnya yang menjalankan syariah

Islam, maka ruang lingkup masyarakat santri yang dimaksudkan dalam

penelitian ini menjadi terwakili yaitu suatu komunitas masyarakat yang terdiri

dari, Kyai, ustad, dan ulama (di pesantren) Fungsi keulamaan dari Kyai dapat

dilihat melalui 3 aspek (Horikosih dalam Arifin, 1993, PPIS 1998), yakni:

Sebagai pemangku masjid dan madrasah, Sebagai pengajar dan pendidik,

Sebagai ahli dan penguasa hukum Islam.

Santri pondok pesantren, yaitu siswa yang belajar di pondok pesantren,

baik santri musim maupun santri kalong, alumni santri dari suatu pondok

pesantren, yaitu siswa santri yang telah keluar dari pendidikannya di

pesantren, masyarakat yang berada di sekitar pesantren.

Penelitian ini pun berbeda dengan penelitian sebelumnya karena belum

mengungkap sisi persepsi, perilaku, dan preferensi yang terfokus pada kata-

kata tertulis atau lisan, yang dapat di amati dari individu masyarakat santri

tersebut secara holistik.

Page 24: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

10

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti memandang

penting untuk meneliti lebih lanjut mengenai Persepsi, Perilaku Dan

Preferensi Masyarakat Santri Terhadap Pegadaian Syariah. Diharapkan

penulisan ini akan mengisi kekosongan dalam pengembangan khazanah

keilmuan, khususnya kajian tentang pegadaian syari’ah di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana persepsi santri pesantren secara parsial terhadap Pegadaian

syariah ?

2. Bagaimana perilaku santri pesantren secara parsial terhadap pegadaian

syariah?

3. Bagaimana preferensi santri pesantren secara parsial terhadap pegadaian

syariah ?

4. Bagaimanakah persepsi, perilaku dan preferensi secara simultan santri

pesantren terhadap pegadaian syariah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Menguji dan menganalisis persepsi santri pesantren terhadap pegadaian

syariah

2. Menguji dan menganalisis perilaku santri pesantren terhadap pegadaian

syariah

3. Menguji dan menganalisis preferensi santri pesantren terhadap pegadaian

syariah

Page 25: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

11

4. Menguji dan menganalisis persepsi, perilaku dan preferensi secara

simultan santri pesantren terhadap pegadaian syariah.

D. Manfaat penelitian

1. Kontribusi Teoritis

a. Meningkatkan ilmu pengetahuan lembaga keuangan terutama pegadaian

syariah

b. Menambah pengetahuan tentang adanya persepsi perilaku dan sikap

santri pesantren terhadap pegadaian syariah

c. Meningkatkan pola pikir ilmiah pada penulis

2. Kontribusi Peraktisi

a. Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh

kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam upaya

memberikan pengetahuan, informasi dan sebagai proses pembelajaran

mengenai persepsi perilaku dan sikap terhadap pegadaian syariah

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan

evaluasi bagi perusahaan pegadaian syariah untuk kemajuan dimasa

depan.

Page 26: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus

indrawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas.

Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna

informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi,

ekspektasi, motivasi, dan memori (Jalaludin, 2011).

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi,

dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi

yang menggembirakan. Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan

yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya,

warna dan suara. Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul. (Etta

mamang, 2013) Persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih,

mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan

gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah persepsi tidak hanya

tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan

terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri

kita.Seseorang mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan

cepat bersifat agresif dan tidak jujur, orang lain mungkin menganggapnya

Page 27: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

13

rajin dan membantu. Masing-masing orang akan merespons secara berbeda

terhadap wiraniaga (Kotler, 2009).

Kenneth K sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan

paul E,Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas,

yaitu : seleksi, organisasi, dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada

interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu

rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu

keseluruhan yang bermakna (Deddy, 2009).

Menurut Kotler dan Amstrong (2011), ada empat sumber informasi

yang menentukan dalam mengadopsi produk. pertama, sumber pribadi

yang meliputi keluarga, teman, tetangga, dan kenalan. Kedua, sumber

komersial, diantaranya iklan, tenaga penjual dan pedagang. ketiga, sumber

publik yang meliputi media massa dan organisasi penilai konsumen.

Keempat, sumber eksperimental diantaranya penanganan, pengujian dan

penggunaan produk.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Seleksi Persepsi

a) Faktor-faktor dari luar (Veithzal, 2007)

Faktor-faktor dari luar menurut Veizhtal sebagai berikut :

1) Intensitasi

Semakin besar intensitasi stimulus dari luar, semakin besar juga

hal itu dapat dipahami.

Contoh : suara keras, warna yang menyolok akan lebih mudah

diketahui daripada yang sebaliknya.

Page 28: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

14

2) Ukuran

Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk

diketahui

Contoh: ikan yang lebih besar lebih mudah dilihat bentuk ukuran

ini akan mempengaruhi persepsi seseorang.

3) Berlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak

pilihan.

Contoh: sebuah bulatan yang berwarna menyolok akan kelihatan

lebih besar dari pada bulatan yang besarnya sama,tetapi

sekelilingnya lebih besar.

4) Pengulangan

Stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang

lebih besar daripada yang sekali dilihat atau didengar. Dikatakan

oleh Clifford morgan bahwa suatu stimulus yang diulangi akan

mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menangkap, kita

selama satu priode yakni ketika perhatian kita terhadap tugas

pekerjaan sedang memudar.sebagai tambahan pengulangan itu

akan menambah kepekaan atau kewaspadan terhadap stimulus.

5) Gerakan

Orang akan memberikan banyak perhatian kepada yang bergerak.

Contoh: mengajar sambil bergerak lebih menarik dari pada yang

duduk saja, dari gerak-gerak itu akan timbul suatu persepsi.

Page 29: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

15

b) Faktor-faktor dari dalam (Veizhtal 2007)

Faktor-faktor dari dalam menurut Veizhtal adalah sebagai berikut :

1) Belajar dan persepsi

Contoh: seorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya bahwa

daging babi itu haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka

pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu

harus dijauhi.

2) Motivasi dan persepsi

Motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh :

membicarakan masalah pangan pada masyarakat yang kelaparan

akan lebih menarik dan merangsang perhatian.

3) Kepribadian dan persepsi

Kepribadian, nilai-nilai, dan juga termasuk usia akan

mempengaruhi persepsi seseorang.

Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik

klasik sedang pada usia muda lebih senang dengan jenis untuk

musik yang lain.

3. Proses Persepsi

Proses persepsi mencakup seleksi, organisasi, dan interpretasi

perseptual. (Veizhtal, 2007)

Page 30: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

16

a) Seleksi perseptual

Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih

stimulus berdasarkan pada psikologis yang dimiliki, set psikologis

adalah berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen.

Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus

mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang

termasuk dalam definisi seleksi adalah perhatian (attention) dan

persepsi selektif (selective perception).

b) Organisasi perseptual

Organisasi perseptual (perceptual organization) berarti konsumen

mengelompokkan informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian

yang menyeluruh untuk memahami secara lebih baik dan bertindak

atas pemahaman itu, prinsip dasar dari organisasi perseptual

penyatuan adalah bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai

suatu yang dikelomkpokkan secara menyeluruh. Prinsip-prinnsip

penting dalam integrasi persepsi adalah penutupan (closure),

pengelompokkan (grouping), dan konteks (context).

1. Penutupan

Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk yang

cukup dikenal oleh para konsumen.prinsip ini digunakan untuk

memancing konsumen untuk mengisi hurup yang kosong,

sehingga menjadi suatu nama merek yang utuh, misalnya

tampilan iklan yang nama mereknya tidak ditulis lengkap

Page 31: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

17

2. Pengelompokan

Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah-

pisah agar mudah diingat disebut pengelompokan, tiga prinsip

pengelompokan untuk menggolongkan stimulus atau objek adalah

1) Kedekatan (proixmity)

2) Kesamaan (similiarty)

3) Kesinambungan (continuity).

Konsumen juga akan mengelompokkan produk berdasarkan

kesamaan (similarity), delapan bujur sangkar dan empat lingkaran

akan dikelompokkan kedalam tiga set karena masing-masing

mempunyai kesamaan. Set pertama adalah empat bujur sangkar,

set kedua empat lingkaran, dan set ketiga bujur sangkar.

Konsumen juga akan mengelompokkan simuli ke dalam bentuk

yang berkesinambungan dan tidak terpotong-potong lingkaran-

lingkaran kecil dalam gambar menunjukkan prinsip kontinuitas.

Konsumen akan melihat lingkaran-lingkaran kecil itu membentuk

sebuah arah anak panah daripada sebagai dua baris atau tujuh

kolom. Prinsip kontinuitas ini mengisyaratkan bahwa pesan dalam

iklan seharusnnya berkesinambungan mulai dari identifikasi

merek sampai pada manfaat yang bisa diperoleh oleh konsumen

seandainya konsumen membeli produk yang diiklankan.

Page 32: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

18

3. Konteks (context)

Stimuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan

dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh

karena itu, latar dari iklan akan mempengaruhi persepsi

konsumen terhadap produk.

c) Interpretasi perseptual

Proses terakhir dari perspsi adalah pemberian interpretasi atas

stimuli yang diterima konsumen. Interpretasi ini didasarkan

pada pengalaman penggunaan pada masa lalu. Yang

tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.

B. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan

seseorang mengenai lingkungan atau kejadian yang berhubungan dengan

individu. Sedang menurut Prasetijo dan Ihalauw 2005:8 adalah perilaku

konsumen dapat diartikan sebuah studi tentang bagaimana pembuat

konsumen dapat diartikan sebuah studi tentang bagaimana pembuat

keputusan (decision units), baik individu, sekelompok, ataupun

organisasi, membuat keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian

suatu produk dan mengkonsumsinya.

Schiffman dkk 2008:5 studi perilaku konsumen terpusat pada cara

individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya

Page 33: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

19

mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang atau

jasa yang berhubungan dengan konsumsi. Selain itu perilaku konsumen

merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan

pembelian.

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,

kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2009).

Prasetijo dan Ihalauw (2005) menyimpulkan bahwa perilaku

konsumen merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan:

1. Tahapan perolehan (acquestition): mencari (searching) dan membeli

(purchasing).

2. Tahap, konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan

mengevaluasi (evaluating)

3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan

konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Kotler (2003;147) menyatakan empat karakteristik atau faktor yang

mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu ;

a. Faktor budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam

pada perilaku masyarakat. Hal ini karena budaya adalah penyebab

paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Page 34: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

20

Budaya merupakan suatu petunjuk arahan pada fase pemecahan

masalah di masyarakat untuk memuaskan kebutuhan psikologis,

personal dan sosial. Sub-budaya adalah bagian kecil dari budaya atau

kelompok orang yang mempunyai sistem sama berdasarkan pada

pengalaman hidup dan situasi. Sub-budaya termasuk nasionalitas,

agama. Kelompok ras, dan wilayah geografis. Sedangkan kelas

sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur

dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah

laku yang serupa.

Dalam konteks kultural, jika suatu produk tidak dapat lagi

diterima karena nilainya tidak dapat lagi memuaskan kebutuhan

maka masyarakat harus siap merevisi penawarannya.

b. Faktor sosial

Faktor sosial perilaku masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peran dan status

sosial masyarakat, kelompok kecil merupakan orang atau kelompok

yang berperan sebagai titik referensi dari individu untuk membentuk

nilai, sikap serta perilaku baik secara umum maupun khusus.

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.

Keluarga adalah orang atau pihak yang dihubungkan karena

pertalian darah atau keturunan dengan perkawinan. Anggota

keluarga dapat sangat mempengaruhi perilaku masyarakat.

Keterlibatan suami istri sangat bervariasi menurut kategori produk

Page 35: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

21

dan menurut tahap proses pembelian. Peran dan status sosial

konsumen yaitu seseorang individu mempunyai tugas peranan yang

berbeda saat berpartisipasi dalam keluarga ataupun organisasi.

Seseorang individu mempunyai peranan beragam dalam keluarga

(Kotler, 2003).

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi keputusan pembelian juga dipengaruhi berbagai

karakteristik dari individu itu sendiri. Mulai dari umur dan tahap dari

hidup. Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama

masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan, rekreasi

sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh

tahap daur hidup keluarga, tahap-tahapan yang mungkin dilalui oleh

keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pekerjaan seseorang

mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya pekerjaan kasar

cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan

pekerja kantor lebih banyak membeli jas dan dasi. (Kotler, 2003)

Situasi ekonomi, kondisi ekonomi seseorang akan

mempengaruhi pilihan produk. Gaya hidup, orang yang berasal dari

sub-budaya, kelas sosial, pekerjaan yang sama mungkin mempunyai

gaya hidup yang jauh berbeda. Gaya hidup adalah pola kehiduppan

seseorang yang diwujudkan dalam psikografiknya. Gaya hidup

mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau

kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan

Page 36: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

22

berinteraksi seseorang secara keseluruhan didunia. Kepribadian dan

konsep diri, kepribadian seseorang yang jelas mempengaruhi

perilaku membelinya. Kepribadiannya menhacu pada karakteristik

psikologi unik yang menyebabkan respon yang relative konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungan sekitarnya (Kotler, 2003).

d. Faktor psikologi

Faktor psikologi Pilihan dikonsumsi seseorang lebih lanjut

dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting, motivasi, persepsi,

pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan

yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara

untuk memuaskan kebutuhan tadi. Seseorang mempunyai banyak

kebutuhan pada suatu saat. Kebutuhan biologis , yang muncul dari

keaadaan yang tegang seperti lapar, haus, atau merasa tidak nyaman.

Setelah itu kebutuhan psikologis, yang sering muncul dari

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki.

Kebanyakan dari kebutuhan ini tiak cukup kuat memotivasi

seseorang supaya bertindak pada suatu saat. Kebutuhan berubah

menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat itensitas yang

mencukupi.(Kotler. 2003) keyakinan dan sikap. Melalui tindakan

dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya ini pada waktunya, akan mempengaruhi perilaku

konsumsi.

Page 37: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

23

C. Preferensi

1. Pengertian Preferensi

Preference mempunyai makna pilihan atau memilih. Istilah

preferensi untuk mengganti kata preference dengan arti yang sama atau

minat terhadap sesuatu. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan

untuk memilih. Menurut doris grober preferensi media umumnya

meminta pengguna media untuk mengurutkan preferensi pengguna

Terhadap suatu media (Vivian, 2010)

Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif

(individu), yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang.

Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel

barang yang mereka berikan pada konsumen (Indiarto.2011). yang perlu

diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen terhadap

pendapatan dan harga.

2. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan

membeli terdiri atas lima tahap (Kotler dan Amstrong, 2011) yaitu :

1. Pengenalan masalah

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses

pengambilan kepututsan pembeli dimana konsumen mengenali suatu

masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara

keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Pada tahap ini

pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis

Page 38: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

24

kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang

memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya masalah

tersebut, konsumen termotivasi untuk memilih produk tertentu.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak

informasi. Apabilla dorongan konsumen begitu kuat dan produk

yang memuaskan berada dari jangkauan, konsumen kemungkinan

besar akan membelinya. Namun jika produk yang diinginkan berada

jauh dari jangkauan, walaupun konsumen mempunyai dorongan

yang kuat, konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhan dalam

ingatan atau melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi

merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian

dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak

informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya akan

meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. Konsumen

dapat memperoleh informasi dari sumber mana pun, misalnya :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman. Tetangga, kenalan

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan

c. Sumber publik: media masa, organisasi penilai pelanggan

d. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan

menggunakan produk.

Page 39: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

25

3. Evaluasi berbagai alternatif

Pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternatif (alternatif

evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif pembelian tergantung

pada konsumen individu dan situasi pembelian tertentu. Pemasar

harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana mereka

mengevaluasi alternatif merek. Jika mereka tahu bahwa proses

evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-langkah

untuk mempengaruhi keputusan pembelian.

4. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli

produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen (purchase

decision) adalah pembelian merek yang paling disukai. Namun

demikian, ada dua faktor yang bisa muncul diantara niat untuk

membeli dan keputusan pembelian yang mungkin mengubah niat

tersebut. Faktor pertama adalah sikap orang lain : faktor kedua

adalah situasi yang tidak diharapkan. Jadi, pilihan dan niat untuk

membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

Page 40: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

26

5. Perilaku pasca pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli

konsumen. Setelah membeli produk, konsumen bisa puas atau tidak

puas, dan akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (post-

purchase behaviour) yang tetap menarik bagi pemasar. Perilaku

pasca pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembelian dimana konsumen mengambill tindakan lebih

lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan

yang mereka rasakan.

Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang

dirasakan dari produk merupakan faktor yang menentukan apakah

pembeli puas atau tidak. Jika produk gagal memenuhi harapan,

konsumen akan kecewa : jika harapan terpenuhi, konsumen akan

puas: jika harapan terlampaui, konsumen akan sangat puas.

Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang

mereka terima dari penjual, teman dan sumber lainnya. Jika penjual

melebih-lebihkan kinerja produknya, harapan konsumen tidak akan

terpenuhi, dan hasilnya adalah ketidakpuasan. Semakin besar

kesenjangan antara harapan dengan kinerja, semakin besar

ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjkkan bahwa penjual harus

membuat pernyataan yang jujur mengenai kinerja produknya

sehingga pembeli bisa terpuaskan.

Page 41: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

27

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual terus

berlangsung lama sesudahnya. Pemasar perlu memusatkan perhatian

pada proses pembrlian dan bukan pada keputusan pembelian saja.

D. Masyarakat Santri

Masyarakat santri merupakan salah satu pilar penting dalam

perkembangan agama Islam di Indonesia. Kepercayaan, nilai dan perilaku

pesantren turut mempengaruhi masyarakat di luar pesantren. Pola hubungan

ini menjadikan dunia pesantren menjadi alternatif ideal bagi perubahan di

masyarakat (Abdurrahman,2001)

Pengaruh masyarakat santri terhadap masyarakat indonesia masih kuat,

baik dalam peran pesantren sebagai pusat tarekat maupun pendidikan anak-

anak. (Julia day vol 60, 2001).

Dalam kurun waktu cukup lama, dijawa sudah berkembang tradisi besar

Islam. Tradisi ini lahir sebagai hasil strategi para penyebar islam awal adalam

mensikapi proses akulturasi dengan budaya masyarakat lokal. Tradisi besar

yang kemudian dikenal dengan istilah “tradisi pesantren” itu menjadi babak

baru dalam sejarah Jawa karena berhasil menjadi budaya tandingan bagi

masyarakat pedalaman, hindu-jawa yang digawangi kalangan istana dan

keraton jawa.

Dengan lahirnya budaya tandingan yang berkembang dipedesaan, maka

Islam jawa bukan lagi tampil sebagai subkultur, tetapi telah berkembang

sedemikian rupa menjadi sebuah tradisi besar (great tradition). (Suryo, 2001)

Page 42: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

28

Pesantren sebagai bagian intristik dari mayoritas muslim indonesia dapat

ditelusuri dari aspek historis pesantren yang keberadaannya relatif cukup

lama. Penelitian tentang pesantren menyebutkan, pesantren sudah hadir

dibumi nusantara seiring dengan penyebaran islam dibumi pertiwi ini. Ada

yang menyebutkan, pesantren sudah muncul sejak abad akhir ke-14 atau awal

ke-15, didirikan pertama kali oleh maulana malik ibrahim yang kemudian

dikembangkan lebih jauh oleh sunan ampel. Namun berdasarkan data yang

lebih dapat dipertanggung jawabkan, pesantren dalam pengertiannya yang

sesungguhnya tumbuh-kembang sejak akhir abad ke-18. Dalam hal itu,

tegalsari dianggap sebagai pesantren tertua.(Martin, 2004).

1. Pengertian Pesantren

Pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan tertua yang

tumbuh dan berkembang secara swadaya dalam masyarakat muslim

indonesia. Lembaga pendidikan yang khas Indonesia ini bisa dilacak

sejak awal kehadiran dan da’wah Islam di Indonesia (Hasan , 2001).

Penyiaran islam khususnya dijawa relatif tidak menimbulkan

problem konfliktual karena proses akulturasi, akomodasi, dan

transformasi terhadap lembaga semisal yang telah eksis sebelumnya yang

dimainkan oleh agama hindu budha. (Husni Rahim, 2001)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai

asrama tempat santri atau siwa-siswa belajar mengaji. Secara istilah,

pesantren diartikan sebagai lembaga pendidikan islam dimana santri

biasa tinggal dipondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan

Page 43: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

29

kitab umum bertujuan menguasai pengetahuan agama islam secara detail

serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan

menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat. (Abu

Hamid, 1993)

Abdurrahman mas’ud mendefinisikan pesantren refers to a place

where the santri devotes most of his or her time to live in and acquire

knowledge. (Ismail, 2000). Definisi diatas menunjukkan betapa

pentingnya sosok pesantren sebagai sebuah totalitas lingkungan

pendidikan dalam makna dan nuansanya secara menyeluruh. Secara

definitif Imam Zarkasyi, mengartikan pesantren sebagai lembaga

pendidikan islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai

sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatann yang

menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bimbingan kyai yang

diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. (Amir , 1996)

Istilah dan aktifitas tentang pesantren juga sering dipersamakan

dengan pondok namun ada yang menggabungkan dua istilah tersebut

menjadi pondok pesantren. Pondok dapat diartikan sebagai tempat

penginap bagi santri yang belajar pada seorang kyai atau dilembaga

pendidikan pesantren yang tempat tinggalnya jauh.(Wahjoetomo, 2000).

2. Tipe Pesantren

Setiap pesantren memiliki ciri khusus akibat perbedaan selera kyai

dan keadaan sosial budaya maupun sosial geografis yang

mengelilinginya. Dari berbagai tingkat konsistensi dengan sitem lama

Page 44: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

30

dan keterpengaruhan oleh sistem modern, secara garis besar pondok

pesantren dapat dikatagorikan kedalam tiga tipe (Departemen agama

2003).

a. Pondok Pesantren Salafiyah

Salaf artinya lama, dahulu atau traditional. Pomdok pesantren

salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelanggarakan

pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang

berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran agama islam

dilakukan secara individual atau kelompok dengan konsistensi pada

kitab-kitab klasik, berbahasa arab.

b. Pondok Pesantren Kholafiyah (Asyriyah)

Khalaf artinya kemudian atau belakangan sedangkan ashri artinya

sekarang atau modern. Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok

pesantren yang menyelanggarakan kegiatan pendidikan dengan

pendekatana modern, melalui satuan pendidikan formal, baik

madrasah (MI. MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP,

SMA ,dan ,SMK) atau nama lainnya.

c. Pondok Pesantren Kombinasi

Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah sebagaimana penjelasan

diatas, sebagian besar yang ada sekarang adalah pondok pesantren

yang berada diantara rentangan dua pengertian diatas. Sebagian

besar pondok pesantren yang mengaku dan menamakan diri

Page 45: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

31

pesantren salafiyah, pada umumnya juga menyelenggarakan

pendidikan secara klasikal dan berjenjang.

3. Pengertian Santri

Santri didefinisikan berarti orang-orang yang belajar buku-buku suci

dari agama hindu. Pengertian ini diambil dari kata santri dari akar kata

dari bahasa india. Pendapat lain menyebutkan bahwa santri berasal dari

bahasa jawa yang berarti “ cantrik” orang yang mengikuti seorang guru

kemana guru itu pergi menetap. (Zamkhasyari, 2002)

Definisi masyarakat santri dikemukakan oleh Moh. Yahya (2010)

sebagai masyarakat yang mengadopsi nilai-nilai positif pesantren.

Nilai-nilai yang diajarkan dipesantren merupakan transformasi dan

tauladan seorang kyai atau guru kepada santri atau murid dan masyarakat

sekitarnya. Pemahaman keilmuan dan uswah yang diperoleh dipesantren

juga diterapkan oleh para alumni ketika kembali ke masyarakatnya.

4. Unsur-Unsur Masyarakat Santri

Masyarakat santri terdiri dari empat komponen, (Mahmud, 2001) yaitu :

1) Kyai, ustad, dan ulama (dipesantren); fungsi ke ulamaan dari kyai

dapat dilihat melalui 3 aspek, yakni :

a. Sebagai pemangku masjid dan madrasah

b. Sebagai pengajar dan pendidik

c. Sebagai ahli dan penguasa hukum islam

Misi utama seorang kyai adalah sebagai pengajar dan pengajur

dakwah islam, dan mengambil peran lanjut orang tua. Ia sebagai

Page 46: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

32

guru sekaligus pemimpin rohaniah keagaamaan serta bertanggung

jawab untuk perkembangan kepribadian maupun kesehatan

jasmaniyah anak didiknya. Dengan otorita rokhanah kyai sekaligus

menyatakan hukum dan aliran-alirannya, lewat kitab-kitab islam

klasik

1) Santri pondok pesantren : yaitu siswa yang belajar dipondok

pesantren, baik santri musim maupun santri kalong.

2) Alumni santri dari suatu pondok pesantren, yaitu siswa santri yang

telah keluar dari pendidikannya dipesantren.

3) Masyarakat yang tinggal disekitar pesantren.

E. Pegadaian syariah

1. Pengertian Pegadaian Syariah

Menurut Zainuddin (2008), Gadai (Rahn) adalah menahan barang

jaminan yang bersifat materi milik si peminjam (rahin) sebagai jaminan

atas pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut

bernilai ekonomis, sehinga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh

jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari

barang gadai dimaksud, bila pihak yang menggadaikan tidak dapat

membayar utang pada waktu yang ditentukan.

Menurut Wasitho (2011), Ar-rahn (gadai) adalah harta yang

dijadikan jaminan utang (pinjaman) agar bisa dibayar dengan harganya

oleh pihak yang wajib membayarnya, jika dia gagal (berhalangan)

melunasinya.

Page 47: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

33

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) pasal 1150

disebutkan : “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang

berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh

seseorang yang berhutang atau oleh orang lain atas namanya, dan yang

memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil

pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang

yang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang

barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk

menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang

harus didahulukan.”

Secara bahasa, gadai (ar-Rahn), berarti al-tsubut dan al-habs yaitu

penetapan dan penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn

adalah terkunjung dan terjerat. Sedangkan menurut syara’ artinya Akad

yang objeknya menahan harga tehadap sesuatu hak yang mungkin

diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. Dalam definisi rahn adalah

barang yang digadaikan, rahin adalah orang menggadaikan, sedangkan

murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman. Sedangkan secara

etimologi ar-rahn berarti Atsubuutu wa dawamu artinya tetap dan kekal,

atau al-habsu wa luzumu artinya pengekangan dan keharusan dan juga

bisa berarti jaminan (Wahbah al-juhaili, 2005).

Gadai syariah (Rahn) adalah harta yang tertahan sebagai jaminan

utang sehingga bila tidak mampu melunasinya, harta tersebut menjadi

bayarannya sesuai dengan nilai utangnya (Habiburrahim, 2012).

Page 48: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

34

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa ar-rahn adalah

menjadikan barang berharga sebagai jaminan utang. Dengan begitu

jaminan tersebut berkaitan erat dengan utang piutang dan timbul dari

padanya. Sebenarnya pemberian utang itu merupakan suatu tindakan

kebajikan untuk menolong orang yang sedang dalam keadaan terpaksa

dan tidak mempunyai uang dalam keadaan kontan. Namun untuk

ketenangan hati, pemberian utang memberikan suatu jaminan. Bahwa

utang itu akan dibayar oleh yang berutang. Untuk maksud itu pemilik

uang boleh meminta jaminan dalam bentuk barang berharga (Abdul

Rahman Ghazaly.dkk, 2015).

Dan berdasarkan pengertian gadai yang dikemukakan oleh para ahli

hukum Islam di atas, penulis berpendapat bahwa gadai (rahn) adalah

menahan barang jaminan yang bersifat materi milik si peminjam (rahin)

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, barang yang diterima

tersebut bernilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (murtahin)

memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian

utangnya dari barang gadai dimaksud, bila pihak yang menggadaikan

tidak dapat membayar utang pada waktu yang telah ditentukan.

2. Landasan Hukum

Dasar hukum Rahn sebagai kegiatan muamalah dapat merujuk pada

dalil-dalil yang didasarikan pada Al-Qur’an, sunnah, ijma, dan fatwa

DSN-MUI. Hasil pelacakan penulisan atas Mu’jam al-Mufahras,

sedikitnya terdapat tiga kata yang seakar dengan kata rahn dalam

Page 49: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

35

Al-Qur’an, (1) Rahin dalam QS. At-Tuur (52):21, (2) Rahina dalam QS.

Al-Muddatsir (74):38, (3) Farihan dalam QS. Al-Baqarah (2):283.

a. Al-Qur’an

QS. Al-Baqarah (2): 283

الذي فليؤد بعضا بعضكم أمن فإن وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرهان مقبوضة

ربه وليتق أمانته اؤتمن قلبه آثم فإنه يكتمها ومن الشهادة تكتموا ول للا تعملون بما وللا

عليم

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang

berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian

yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan

amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan

persaksian. dan Barang siapa yang menyembunyikannya, Maka

Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”

b. Hadist

Sebagaimana dikisahkan Ummul Mukminin Aisyah r.a, beliau

menceritakan :

عليه وسلم اشترى طعاما من يهودي إلى أجل ورهنه درعا من حد يدأن النبي صلى للا

“Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli

bahan makanan dari seorang yahudi dengan cara berutang, dan

Page 50: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

36

beliau menggadaikan baju besinya.”(Hr. Al-Bukhari no. 2513 dan

Muslim no. 1603).

Muhammad Akram Khan menyatakan bahwa paling tidak ada

empat hadis yang dijadikan sebagai dasar rumusan gadai syariah, di

antaranya: (1) hadis dari Aisyah r.a yang diriwayatkan oleh Imam

Muslim; (2) hadis dari Anas bin Malik r.a yang diriwayatkan oleh

Ibn Majah; (3) hadis dari Abu Hurayrah yang diriwayatkan oleh

Imam al-Bukhari; dan (4) hadis riwayat Abu Hurayrah r.a

(Muhammad Akram Khan, 1994: 200-202).

c. Ijma

Para ulama sepakat membolehkan akan Rahn (al-Zulaihi, al-

Fiqh al-Islami wa Adillatuhu,1985,V:181). Selain itu, Para ulama

sepakat bahwa ar-rahn dibolehkan tetapi tidak diwajibkan, sebab

gadai hanya bersifat jaminan saja jika kedua belah pihak tidak saling

mempercayai (Rahmat Syafe’i, 2006:160-161).

Firman Allah Farihaanun Maqbuudhah pada ayat di atas adalah

irsyad (anjuran baik) saja kepada orang yang beriman, sebab pada

lanjutan ayat tersebut dinyatakan “akan tetapi jika sebagian kamu

mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang di percayai itu

menunaikan amanatnya (utangnya)” (QS. Al-Baqarah:83).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Dewan Syariah

Nasional pada tanggal 26 Juni 2002 mengeluarkan Fatwa DSN

Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, menetapkan bahwa

Page 51: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

37

pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang

dalam bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan umum dan

ketentuan penutup yang tercantum dalam fatwa tersebut.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa legalitas

gadai telah memiliki dasar pijakan yang kuat karena di dukung oleh

dalil-dalil yang di dasarkan pada Al-Qur’an, sunnah, ijma’ulama,

fatwah DSN-MUI. Oleh sebab itu, pegadaian saat ini haru melampui

tradisi gadai yang di bangun pada masa Rasulullah SAW (Ade

Sofyan Mulazid, 2016:10).

3. Rukun dan Syarat Gadai Syariah

a. Rukun Gadai Syariah

Menurut Andri Soemitra (2017:285), rukun gadai terdiri dari adanya

ijab dan kabul; adanya pihak yang berakad, yaitu pihak yang

menggadaikan (rahin) dan yang menerima gadai (murtahin); adanya

jaminan (marhun) berupa barang atau harta; dan adanya utang

(marhun bih).

b. Syarat Gadai Syariah

Menurut Abdul Ghofur Ansori (2018:160), syarat agar gadai dapat

dipenuhi yaitu :

a) Ijab Kabul (Sighat)

Hal ini dapat dilakukan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan,

asalkan saja di dalamnya terkandung maksud adanya perjanjian

gadai di antara para pihak.

Page 52: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

38

b) Orang yang bertransaksi (Aqid)

Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi orang-orang yang

bertransaksi gadai yaitu rahin (pemberi gadai) dan murtahin

(penerima gadai) adalah telah dewasa, berakal sehat, dan atas

keinginan sendiri.

c) Adanya barang yang digadaikan (Marhun)

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk barang yang akan

digadaikan oleh rahin (pemberi gadai) adalah dapat

diserahterimakan, bermanfaat, milik rahin secara sah, jelas,

tidak bersatu dengan harta lain. Dengan demikian barang-barang

yang tidak dapat diperjualbelikan tidak dapat digadaikan.

d) Utang (Marhun bih)

Menurut ulama Hanafiyah dan Syafiiyah syarat sebuah utang

yang dapat dijadikan alas hak atas gadai adalah berupa utang

yang tetap dapat dimanfaatkan, utang tersebut harus lazim pada

waktu akad, utang harus jelas dan diketahui oleh rahin dan

murtahin. Jika terdapat perselisihan mengenai besarnya utang

antara rahin dan murtahin maka ucapan yang diterima adalah

ucapan rahin atau murtahin dengan disuruh bersumpah, kecuali

bila rahin atau murtahin bisa mendatangkan barang bukti.

4. Mekanisme Operasional Gadai Syariah

Menurut Heri Sudarsono (185), mekanisme operasional pegadaian

syariah dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 53: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

39

a. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadain syariah untuk

medapat pembiayaan. Kemudian pegadai menaksir barang jaminan

untuk dijadikan dasar dalam pemberian pembiayaan.

b. Pegadaian syariah dan nasabah menyetujui akad gadai; akad ini

mengenai berbagai hal, seperti kesepakatan biaya administrasi, tafif

jasa simpan, pelunasan, dan sebagainya.

c. Pegadai syariah menerima biaya-biaya administrasi dibayar di awal

transaksi, sedangkan untuk jasa simpan di saat pelunasan utang.

d. Nasabah melunasi barang yang digadaikan menurut akad; pelunasan

penuh, ulang gadai, angsuran, atau tebus sebagainya.

Dalam buku “Lembaga Keuangan Syariah Tinjauan Teoritis dan

Praktis” (2010:281), untuk dapat memperoleh layanan dari pegadaian

syariah, masyarakat hanya cukup menyerahkan harta geraknya (emas,

berlian, kendaraan, dan lain-lain) untuk dititipkan disertai dengan salinan

tanda pengenal. Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai taksiran

barang bergerak itu yang akan dijadikan sebagai patokan perhitungan

pengenaaan sewa simpanan (jasa simpan) dan plafon uang pinjam yang

akan diberikan. Taksiran barang ditentukan berdasarkan nialai intrinsik

dan harga pasar yang telah ditentukan oleh perum pegadaian. Maksimal

uang pinjam yang akan diberikan yakni 90% dari nilai taksiran barang.

Penggolongan pinjaman dan biaya administrasi yang diterapkan pada

pegadaian syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 54: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

40

Golongan Marhun Bih Plafon Marhun Bih

(Rupiah)

Biaya Administrasi

(Rupiah)

A 20.000 – 150.000 1.000

B 151.000 – 500.000 5.000

C 501.000 – 1.000.000 8.000

D 1.005.000 – 5.000.000 16.000

E 5.010.000 – 10.000.000 25.000

F 10.050.000 – 50.000.000 40.000

G 20.100.000 – 50.000.000 50.000

H 50.100.000 – 200.000 60.000

Tarif Ijarah:

No. Janis Marhun Penghitungan Tarif

1. Emas, Berlian Taksiran/Rp 10.000 x 85 x jangka

waktu/10

2. Elektronik Taksiran/Rp 10.000 x 90 x jangka

waktu/10

3 Kendaraan Bermotor Taksiran/Rp 10.000 x 95 x jangka

waktu/10

Penjelasan:

− Tarif ijarah dihitung dari nilai taksiran barang jaminan/marhun.

− Tarif ijrah dihitunh dengan kelipatan 10 hari, satu hari dihitung 10

hari.

Sebagai simulasi, misalkan nasabah memiliki barang jaminan emas

dengan nilai taksiran Rp 10.000.000 maka marhun bih maksimum yang

diperoleh nasabah tersebut yaitu Rp 90.000.000 (90% dari taksiran).

Maka, besarnya ijarah yang menjadi kewajiban nasabah per 10 hari yaitu:

10.000.000/10.000 x 85 x 10 x 10 x 10 + 85.000. jika nasabah yang

menggunakan marhun bih selama 25 hari, berhubung ijarah ditetapkan

dengan kelipatan 10 hari, maka besarnya ijarah yaitu Rp255.000 (85 x 3).

Page 55: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

41

Ijarah dibayarkan pada saat nasabah melunasi atau memperpanjang

marhun bih.

Pegadai syariah akan memperoleh keuntungan hanya dari beasewa

tempat yang dipungut bukan tambahan berupa bungan atau sewa modal

yang diperhitungkan dari suatu pinjam. Sehingga di sini dapat dikatakan

proses pinjam meminjam uang bukan sebagai “lipstick” yang akan

menarik minat konsumen untuk menyimpan barangnya dipegadaian

(Mardani, 2015:186-187).

5. Perlakuan Bunga Dan Riba Dalam Perjanjian Gadai

Gadai pada prinsipnya merupakan kegiatan utang piutang yang

murni berfungsi sosial. Namun, hal ini berlaku pada masa Rasulullah

Saw, masih hidup. Rahn pada saat itu belum berupa sebuah lembaga

keuangan formal seperti sekarang ini, sehingga aktivitas gadai hanya

berlaku bagi perorangan. Jadi pada saat itu masih mungkin jika aktivitas

tersebut hanya berfungsi sosial dan rahin tidak berkewajiban memberikan

tambahan apapun dalam pelunasan utangnya. (Muhammad dan Solikhul

Hadi, dalam Andrian Sutedi, Hukum Gadai, hal:47).

Kondisi saat ini, gadai sudah menjadi lembaga keuangan formal

yang telah diakui oleh pemerintah. Mengenai fungsi dari Pengadaian

tersebut tentu sudah bersifat komersiil. Artinya Pegadaian harus

memperoleh pendapatan guna menggantikan biaya-biaya yang telah

dikeluarkan, sehingga Pegadaian mewajibkan menambahkan sejumlah

uang tertentu kepada nasabah sebagai imbalan jasa. Minimal biaya itu

Page 56: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

42

dapat menutupi biaya operasional gadai. Gadai yang ada saat ini, dalam

praktiknya menunjukkan adanya beberapa hal yang dipandang

memberatkan dan mengarahkan kepada suatu persoalan riba, yang

dilarang oleh syara' (Andrian Sutedi, Hukum Gadai,hal 48).

Pada dasarnya akad ar-rahn adalah akad atau transaksi utang

piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya. Menurut Hendi Suhendi

setidaknya ada 3 faktor yang dapat menimbulkan unsur riba dalam akad

gadai (Abdul R, 2010: 270-271).

a. Apabila dalam akad gadai tersebut ditentukan bahwa ar-rahin

(pegadai) harus memberi tambahan kepada al-murtahin (penerima

gadai) ketika membayar utangnya.

b. Apabila akad gadai ditentukan syarat - syarat, kemudian syarat

tersebut dilaksanakan.

c. Apabila ar-rahin tidak mampu membayar utangnya hingga waktu

yang ditentukan, kemudian al-murtahin menjual al-marhun dengan

tidak memberi kelebihan harga marhun kepada al-rahin. Padahal

utang al-rahin lebih kecil dari nilai ar-marhun.

Riba’ terjadi apabila dalam akad gadai ditemukan bahwa peminjam

harus memberi tambahan sejumlah uang atau persentase tertentu dari

pokok utang, pada waktu membayar utang atau pada waktu lain yang

telah ditentukan penerima gadai. Hal ini lebih sering disebut juga dengan

‘bunga gadai’, yang pembayarannya dilakukan setiap 15 (lima belas) hari

sekali. Sebab apabila pembayarannya terlambat sehari saja, maka

Page 57: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

43

nasabah harus membayar 2 (dua) kali lipat dari kewajibannya, karena

perhitungannya sehari sama dengan 15 hari. Hal ini jelas merugikan

pihak nasabah, karena ia harus menambahkan sejumlah uang tertentu

untuk melunasi hutangnya.

Padahal biasanya orang yang menggadaikan barang itu untuk

kebutuhan konsumtif. Namun, apabila tidak maka dilihat dari segi

komersiil, pihak Pegadaian dirugikan, misalnya karena inflasi, atau

pelunasan yang tidak tepat waktu, sementara barang jaminan tidak laku

dijual. Karena itu aktivitas akad gadai dalam Islam, tidak dibenarkan

adanya praktik pemungutan bunga karena dilarang syara’, dan pihak

yang terbebani merasa dianiaya dan tertekan, karena selain harus susah

payah mengembalikan hutangnya, penggadai juga masih berkewajiban

untuk membayar bunganya (Andrian Sutedi, Hukum Gadai,hal 48).

6. Gadai Di Lembaga Keuangan Syariah

Dalam lembaga keuangan syariah akad rahn menggunakan metode

fee based income atau mudharabah karena nasabah dalam menggunakan

marhun bih (uang pinjaman) mempunyai tujuan yang berbeda – beda.

Misalnya untuk konsumsi, membayar uang sekolah atau tambahan modal

kerja, penggunaan metode mudharabah belum tepat penggunaanya. Oleh

karena itu, lembaga keuangan syariah menggunakan metode fee based

income. Sebagai penerima gadai atau murtahin kan mendapat surat bukti

rahn (gadai) berikut akad pinjam meminjam yang disebut akad gadai

syariah dan akad sewa tempat (ijarah) (Ascarya, 2011: 108-109).

Page 58: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

44

Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak

diperpanjang maka pegadai menyetujui agunan (marhun) milikinya dijual

oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat

merupakan kesepakatan antara pegadai (rahin) dengan penerima gadai

(murtahin) untuk penyimpanan barang gadai (marhun). Pada dasarnya

pegadaian syariah berjalan atas tiga akad transaksi syariah yaitu:

(Ascarya, 2011).

a. Akad Qardh

Pada akad ini di gunakan sebagai akad utang piutang antara pegadai

(rahin) dan penerima gadai (murtahin) tanpa ada tambahan

pengembalian dari utang tersebut (Ascarya, 2011).

b. Akad Rahn

Pada akad ini dimaksudkan untuk menahan harta dari pegadai

sebagai jaminan atas utang, pihak penerima gadai memperoleh

jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian atas

piutangnya (Abdul R, 2010).

c. Akad Ijarah

Pada akad ini digunakan sebagai pemindahan hak guna atas

barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan jaminan (marhun). Melalui

akad ini lembaga keuangan syariah dimungkinkan untuk

menarik sewa atas penyimpanan barang jaminan milik nasabah

yang telah melakukan akad gadai syariah (Abdul R, 2010).

Page 59: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

45

7. Perbedaan Pegadaian Syariah Dan Pegadaian Konvensional

Secara umum terutaman jika dilihat dari aspek manajemen dan

administrasi, pegadaian syariah tidak jauh berbeda dengan pegadaian

konvensional. Pegadaian syariah mempunyai asas, fungsi, dan tujuan

yang sejalan dengan asas, fungsi , dan tujuan pegadaian nasional. Bahkan

dalam implementasi operasional pegadaian syariah hampir mirip dengan

pegadaian konvensional, karena keduanya sama-sama menyalurkan uang

pinjaman berdasarkan hukum gadai dan fidusia. Disamping itu, keduanya

sama-sam merupakan lembaga yang menyalurkan pembiayaan kepada

masyarakat yang berorientasi pada keuntungan (Ade Sofyan Mulazid,

2016).

Keduanya juga sama-sama berada dalam bingkai sistem pegadaian

nasional yang tunduk pada aturan hukum yang sama, yakni hukum

pegadaian nasional. Akan tetapi, meskipun secara umum terdapat

beberapa persamaan, namun oleh karena pegadaian syariah memiliki

prinsip tersendiri terutama dalm melaksanakan kegiatan usahanya, yang

tidak mungkin bisa dikompromikan dengan sistem yang berlaku pada

pegadaian konvensional, maka dengan sendirinyadalm beberapa aspek

antara pegadaian syariah dan pegadaian konvensional terdapat beberapa

perbedaan prinsip (Ade Sofyan Mulazid, 2016).

Muchlasin juga menjelaskan ada beberapa perbedaan antara

pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Perbedaan terletak pada

Page 60: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

46

barang jaminan, akan yang digunakan, sistem pendapatan, penentuan

besaran pendapatan dan perlakuan atas denda.

Barang jaminan pada Pegadaian Syariah merupakan benda bergerak

dan tidak bergerak yang boleh/dapat diperjualbelikan. Sementara pada

Pegadaian konvensional adalah benda bergerak. Pada Pegadaian Syariah

akad yang digunakan yakni Rahn, serta Rahn dan ijarah. Pada Pegadaian

konvensional akad berupa perjanjian kredit dengan hak gadai.

Pada Pegadaian Syariah sistem pendapatan atas dasar ujrah (sewa),

mu’nah (jasa pemeliharaan) atau atas dasar lain sesuai dengan

kesepakatan dan sesuai prinsip syariah. "Pada Pegadaian konvensional

atas dasar bunga," ujar dia, melalui siaran pers kepada (Republika.co.id.).

Tabel 2.1

Perbedaan Pegadaian Syariah dan Pegadaian Konvensional

No Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional

1. Didasarkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 103 Tahun

2000 dan Hukum Agama Islam

Didasarkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000

2. Biaya administrasi menurut

ketetapan berdasarkan

golongan barang

Biaya administrasi menurut

prosentase berdasarkan golongan

barang.

3. Bilamana lama pengembalian

pinjaman lebih dari akad,

barang gadai nasabah dijual

kepada masyarakat.

Bilamana lama pengembalian

pinjaman lebih dari perjanjian

barang gadai dilelang kepada

masyarakat.

4. Jasa simpanan dihitung dengan

Konstanta x Taksiran

Sewa modal dihitung dengan

Prosentase x Uang Pinjaman (UP)

5. Maksimal jangka waktu 3 bulan

dan 1 hari dihitung 5 hari.

Maksimal jangka waktu 4 bulan dan

1 hari dihitung 15 hari

6. Tidak mengenakan bunga pada

nasabah yang mendapatkan

pinjaman.

Mengenakan bunga (sewa modal)

terhadap nasabah uang memperolah

pinjaman.

7. Istilah-istilah yang digunakan :

a. Rahn

Istilah-istilah yang digunakan :

a. Gadai

Page 61: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

47

b. Murtahin

d. Marhun

e. Marhun bih

b. Pegadaian

d. Barang pinjaman

e. Pinjaman

Sumber: Bank and Financial Instuition Management (2007:1354)

8. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Gadai Syariah

Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk

mempertanggung jawabkan suatu resiko yang berkaitan dengan

keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan

sesuatu yang dipertanggungkan. Selain itu, sesuatu yang

dipertanggungkan itu semata-mata menyangkut kepentingan yang

menimbulkan kerugian keuangan tertanggung atas segala sesuatu yang

dipertanggungkan tersebut (Susilo, 2000: 15).

Secara substantif, pegadaian syariah memiliki tiga prinsip yang

bersumber pada kajian ekonomi Islam (Ade Sofyan Mulazid, 2016: 23).

Mannan berpendapat bahwa prinsip pengembangan ekonomi tidak saja

mengacu pada proses dimana masyarakat dari suatu negara

memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk menghasilkan kenaikan

produksi barang dan jasa secara terus-menerus. Akan tetapi, Islam

memiliki prinsip-prinsip pengembangan yang dibingkai dengan kerangka

hubungan dengan Allah dan menyeimbangkan antar-kehidupan di dunia

dan di akhirat (al-Syathibi, jilid II: 4). Di antara prinsip-prinsip tersebut

adalah :

1. Prinsip Tauhid (Tawhid)

Gadai denga prinsi tawhid dapat mengukuhkan konsep non

materielistik dan di pahami sebagai triangle, di mana ketaatan

Page 62: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

48

kepada Tuhan di letakkan pada posisi puncak, sedangkan manusia

dan alam di letakkan pada posisi sejajar yang saling membutuhkan.

Manusia di berikan amanat untuk memanfaatkan alam (sebagai

resources) dan di dorong untuk menghasilkan output yang dapat

bermanfaat bagi semua pelaku ekonomi (Andika Jati Zohella, 2009).

Output itu sendiri tidak mutlak dimilikinya karena pada harta yang

dimilikinya ada hak orang lain yang membutuhkan (Ade sofyan

Mulazid, 2016).

2. Prinsip Tolong Menolong (Ta’awun)

Abu yusuf (w. 182 H) dalam al-kharaj meyebutkan bahwa

prinsip yang harus di letakkan dalam transaksi gadai adalah ta’awun

(tolong menolong), yaitu prinsip saling membantu antar sesama

dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerja sama

ekonomi dan bisnis. Hal ini sesuai dengan anjuran Al-Qur’an “Dan

tolong-menolonglah kamu dallam berbuat kebajikan dan takwa serta

janganlah bertolong-menolong dalam berbuat keji dan

permusuhan.” (QS. Al-Maidah, 4: 2). Realitas prinsip ta’awun pada

transaksi gadai mengindikasikan ikatan kuat antara tradisi manusia

dengan agama yang muncul akibat konsekuensi logis terhadap

berkembangnya aktivitas manusia yang bergerak secara cepat (Abu

yusuf ya’kub bin Ibrahim: 34). Prinsip ini juga telah di sampaikan

Abu Ubaid (w. 224 H) dalam al’Amwal. Ia berpandangan bahwa

Page 63: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

49

prinsip ta’awun sesama manusia dapat meningkatkan taraf hidup

(Kairo: Dar al-fikr, 1975: 166).

Menurut Sa’id Sa’ad Martan, prinsip ini berorientasi pada sosial

adalah usaha sesorang untuk membantu meringankan beban

saudaranya yang ditimpah kesulitan melalui gadai syariah (Beirut:

Mu’assasah al’Risalah, 1999: 76).

3. Prinsip Bisnis (Tijarah)

Afzalur Rahman menyatakan bahwa bisnis (perdagangan)

adalah suatu kegiatan yang di anjurkan dalam Islam. Nabi seringkali

menekankan pentingnya bisnis dalam kehidupan manusia, dalam

Hadits yang di riwayatkan oleh Ahmad Nabi SAW bersabdah

“Hendaklah kamu berdagang, karena didalamamnya terdapat 90%

pintu rezeki.” (Imam Jalaludin, Al’Jam’i Ash-Shoghir, I: 341).

Namun demikian, dalam mencari laba harus dengan cara yang di

benarkan oleh syariah. Hal ini bertujuan agar kesejahteraan manusia,

baik di duniawi maupun kebahagian akhirat dapat tercapai. Umar

Chapra meyebutnya dengan istilah al-falah. Muhammad Syafi’i

Antonio berpendapat dalam kacamata Islam tidak ada di kolomi

antara usaha-usaha untuk pembangunan ekonomi maupun sektor-

sektor lainnya dengan persiapan untuk kehidupan di akhirat nanti.

Karena itu, kegiatan bisnis gadai syariah, tanpa mengikuti aturan-

aturan syariah. Maka akan membawa kehancuran.

Page 64: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

50

Prinsip-prinsip busnis di atas, menjadi pedoman dalam usaha

pegadaian sepanjang masa. Karena itu, prinsip-prinsip usaha

pegadaian ialah :

a. Harus di dasari sikap saling ridha di antara kedua belah pihak,

sehingga para pihak tidak merasa dirugikan atau dizalimi

b. Menegakkan prinsiip keadilan dalam proporsi keuntungan

c. Kegiatan bisnis tidak melakukan investasi pada usaha yang di

haramkan seperti usaha-usaha yang merusak mental dan moral

d. Bisnis harus terhindar dari praktik gharar (ketidak Pastian),

tadlis (penipuan) dan maysir (judi)

e. Dalam kegiatan bisnis, baik utang-piutang maupun bukan,

hendaklah dilakukan pencatatan (akuntansi) (Ade Sofyan

Mulazid, 2016: 26).

Dengan demikian, ketiga pprinsip di atas menjadi acuan dasar

dalam pengembangan pegadaian syariah, serta penerapannya dalam

kehidupan sosio-ekonomi. Kurang kuatnya salah satu dasar tersebut,

maka akan menyebabkan lambatnya gerak pengembangan lebaga

bisnis itu sendiri, serta tidak akan mampu mencapai kesejahteraan

hidup (Ade Sofyan Mulazid, 2016: 26-27).

F. Penelitian Sebelumnya

Sebelum peneliti melakukan penelitian ini, telah ada penelitian terdahulu

yang meneliti mengenai variable persepsi, prilaku dan preferensi masyarakat

Page 65: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

51

terhadap pegadaian syariah. Diantaranya seperti yang akan penulis jabarkan

pada pembahasan dibawah ini.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu Tentang Pegadaian Syari’ah

No.

Nama Dan

Tahun Terbit

Variabel

Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

1.

Meilinda Sari

Ilyda

Sudardjat

(2013)

Persepsi

Masyarakat

Tentang Gadai

Emas Di

Pegadaian

Syariah

Cabang Setia

Budi Medan

persamaan

penelitian ini

terletak pada

variabel bebas

yang digunakan

adalah persepsi

masyarakat

perbedadaan

pada

penelitian ini

terletak pada

studi kasus

yang

berbeda.

Penelitian ini

menunjukkan

hubungan yang

signifikan dan

positif diantara

Persepsi

Masyarakat

terhadap gadai

emas di

pegadaian

syariah.

2. Tuti Alawiyah

(2005)

Preferensi Dan

Perilaku

Nasabah

Terhadap

Pegadaian

Syariah

persamaan

penelitian ini

terletak pada

variabel bebas

yang digunakan

adalah

Preferensi Dan

Perilaku.

perbedadaan

pada

penelitian ini

terletak pada

variabel

bebas lain

yaitu

persepsi.

Hasil penelitian

ini adanya

hubungan yang

positif antara

pelayanan dan

sistem

operasional

pegadaian

syariah dengan

preferensi dan

perilaku

nasabah.

3.

Ari

Pradhanawati

(2010)

Potensi dan

preferensi

terhadap

perilaku

memilih

pegadain

syariah

persamaan

penelitian ini

terletak pada

variabel bebas

yang digunakan

adalah

preferensi dan

perilaku.

perbedaan

pada

penelitian ini

terletak pada

variabel

bebas lain

yaitu potensi

sedangkan

penelitian

tidak

memakai

Variabel

mempunyai

potensi

pengaruh paling

besar atas

perilaku

memilih

pegadaian

syariah.

Page 66: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

52

variabel

tersebut.

4.

Syaifuddin

Romadhoni

Wilopo

Sunarti

(2016)

Pengaruh

persepsi

konsumen

terhadap citra

perusahaan

Survey pada

konsumen pt

pegadaian

cabang malang

kantor

Blimbing

persamaan

penelitian ini

terletak pada

variabel bebas

yang digunakan

adalah persepsi.

perbedaan

pada

penelitian ini

terletak pada

tidak

menggunaka

n variabel

bebas lain

perilaku dan

preferensi.

Variabel bebas

pada penelitian

ini menunjukkan

berpengaruh

signigfikan dan

berpengeruh

positif terhadap

Citra

Perusahaan.

5. Muhammad

Ari Safi’i

(2016)

Preferensi

Masyarakat

Terhadap

Gadai Syariah

(Studi Kasus

Gadai Emas

BRI Syariah

Yogyakarta)

Preferensi

Masyarakat

Terhadap

Gadai Syariah

(Studi Kasus

Gadai Emas

BRI Syariah

Yogyakarta)

persamaan

penelitian ini

terletak pada

variabel bebas

yang digunakan

adalah

Preferensi.

perbedadaan

pada

penelitian ini

terletak pada

studi kasus

yang berbeda

juga tidak

menggunaka

n variabel

bebas lain

persepsi dan

perilaku.

Penelitian ini

menunjukkan

hubungan yang

signifikan dan

positif diantara

Preferensi

Masyarakat

Terhadap Gadai

Syariah (Studi

Kasus Gadai

Emas BRI

Syariah

Yogyakarta).

6.

Maran

Marimuthu,

Indra

Kolandaisamy

(2017)

Custimers’

Preferences on

Ar-Rahnu:

Exploring the

Adoption of

the Islamic-

Based

Pawnshop

Using PLS

persamaan

penelitian ini

terletak pada

variabel bebas

yang digunakan

adalah

Preferensi.

perbedadaan

pada

penelitian ini

terletak pada

studi kasus

yang berbeda

juga tidak

menggunaka

n variabel

bebas lain

persepsi dan

perilaku.

Penelitian ini

menujukkan

hubungan yang

signifikan dan

positif antara

preferensi

dengan gadai

syariah (studi

kasus di

pegadaian

syariah Klang

Valley)

7.

Azila Abdul

Razak

(2011)

Economic and

Religious

Significance of

Persamaan

penelitian ini

terletak pada

perbedadaan

pada

penelitian ini

Penelitian ini

menujukkan

hubungan yang

Page 67: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

53

the Islmic and

Conventional

Pawnbroking

in Malaysia:

Behavioural

and

Perception

Analysis

variabel bebas

yang digunakan

adalah perilaku

dan persepsi

terletak pada

studi kasus

yang

berbeda, juga

tidak

menggunaka

n variabel

bebas lain

preferensi.

signifikan dan

positif antara

perilaku dan

persepsi

terhadap gadai

syariah.

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sitensa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solussi atau alternative solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat

disajikan dalam bentuk bagan, deskriptif kualitatif, dan atau gabungan

keduanya. Abdul Hamid (2007:26).

Sedangkan menurut M. Hariwiaya (2008:44) kerangka pemikiran

merupakan pondasi tempat proyek penelitian secara keseluruhan didasarkan.

Hal ini dikembangkan dan digambarkan secara logis dan diperluas jaringan

asosiasi antar variabel-variabel yang telah didefiniskan melalui proses-proses

seperti wawancara, observasi dan survey literature. Jadi kerangka pemikiran

merupakan suatu langkah yang penting dalam proses penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian, dan

landasan teori yang menjelaskan pengaruh persepsi, perilaku ,dan preferensi

masyarakat santri pesantren terhadap pegadaan syari’ah maka disusunlah

kerangka berpikir dari penelitian ini dalam gambar berikut:

Page 68: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

54

Tabel 2.3

Kerangka Berpikir

Metode Analisis Data :

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolonieritas

c. Uji Heterokedastisitas

d. Uji Autokorelasi

2. Analisis Regresi Linier Berganda

3. Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

b. Uji F (Simultan)

c. Uji Adjusted R Square

Pondok Pesantren Al’Wasatiyah

Persepsi Santri (x1) Perilaku Santri (x2) Preferensi Santri (x3)

Pegadaian syariah(Y)

Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

2. Uji realibilitas

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Implikasi

Page 69: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

55

Persepsi (X1), perilaku (X2) , dan preferensi (X3) masyarakat santri

pesantren terhadap pegadaian syariah. Sedangkan variabel terikatnya (Y)

adalah pegadaian syariah yang akan diuji baik secara parsial maupun

simultan.

Page 70: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian adalah proses untuk menemukan solusi dalam sebuah masalah

melalui pembelajaran dan analisa dari faktor-faktor situasional, metode

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu (Sekaran dan Bougie 2013: 2). Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian desktiptif dan kausalitas. Karena penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Persepsi, Perilakku dan Preferensi Masyarakat

Santri Pondok Pesantren Al-Wasatiyah Terhadap Pegadaian Syariah.

Penelitian deskriptif menurut Sekaran dan Bougie (2013: 97)

“Descriptive studies are often designed to collect data that describe the

characteristics of person, events, or situations”. Tujuan dari penelitian

deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang

berkaitan.

Penelitian kausalitas menurut Sekaran dan Bougie (2013: 98) “a study in

which the researcher wants to delineating one or more factors that are

causing a problem”. Jadi tujuan dari riset kausalitas adalah untuk memahami

variabel-variabel mana yang menjadi variabel independen (mempengaruhi)

dan variabel dependen (dipengaruhi).

Page 71: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

57

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012; 117) adalah “wilayah generelisasi

(umum) yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk mempelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya” Populasi adalah sumber data

dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas.

(Deni Darmawan, 2013:137). Populasi yang akan dijadikan dalam

objek penelitian ini adalah masyarakat santri pondok pesantren

Al’Wasatiyah Cipondoh kp.Dongkal Kota Tangerang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono 2014: 116). Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability

sampling menurut Sugiyono (2014: 120) adalah tehnik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel. Jenis

sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

(Sugiyono 2014: 122). Dimana sampel yang digunakan apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:

Page 72: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

58

Tabel 3.1

Kriteria Purposive Sampel

NO. Kriteria Sampel Sampel

1.

Pengurus pesantren yang belum pernah

menggunakan atau mengenal pegadaian syariah

atau belum pernah menjadi nasabah.

73

2.

Pengurus pesantren Al-Wasatiyah yang sudah

pernah menggunakan dan mengerti tentang

pegadaian syariah atau sudah pernah menjadi

nasabah.

62

Total keseluruhan 135

Jumlah Sampel Yang digunakan 62

Sumber : data pondok pesantren Al-Wasatiyah.

Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus

pondok pesantren Al-Wasatiyah yang berjumlah 135 pengurus. Dalam

penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh

pengurus santren sebanyak 135 pengurus dengan menghitung ukuran

sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling

menurut (Sugiyono 2014: 122).

C. Skala pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai

variabel yang di ukur dengan instrumen tertentu dapat di nyatakan dalam

bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisiensi dan komunikatif

(Sugiyono,2005:88).

Page 73: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

59

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014:

132). maka variabel yang akan di ukur di jabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut di jadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

(Sugiyono,2005:92). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan

alternatif jawaban sebagai berikut

1. STS = Sangat Tidak Setuju

2. TS = Tidak Setuju

3. KS = Kurang Setuju

4. S = Setuju

5. SS = Sangat Setuju

Tabel 3.2

Skala Likert

Makna Jawaban Skor Jawaban

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Kurang Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Page 74: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

60

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bisa dilihat dari setting-nya, data dapat

dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium

dengan metode experimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu

seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka

penumpulan data dapat menggunakan sumber premier dan sumber sekunder.

Selanjutnya, bila dilihat dari cara pengumpulan data dapat dilakukan melalui

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan

gabungan ketiganya (Sugiyono 2014: 193).

1. Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono 2014: 193). Data primer diperoleh

dengan menggunakan kuesioner yang disusun secara sistematis dengan

beberapa pilihan jawaban menggunakan skala likert. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 199). Dan kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer dengan

menyebar kuesioner secara langsung kepada masyarakat santri pondok

pesantren Al-Wasatiyah, dalam hal ini adalah santri yang diperlukan

informasinya dalam mendukung penulisan skripsi, serta penelitian ini

Page 75: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

61

menggunakan skala likert dengan 5 point yaitu 1 menyatakan sangat

tidak setuju sampai dengan poin 5 untuk menyatakan sangat setuju.

2. Data Skunder

Data skunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau

penelitian arsip yang menurut peristiwa masa lalu. Data skunder dapat

diperoleh dari jurnal, majalah. Buku, data statistik maupun dari internet,

(Brawono,2006:30).

E. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner akan di olah

dan dianalisis dengan tujuan data yang diolah tersebut menjadi sebuah

informasi, sehingga karakteristik dapat lebih mudah dipahami untuk dijadikan

dasar pengambilan keputusan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan

bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 24.

1. Uji Validitas dan Realibitas

a. Uji Validitas

Hair et al. (2010: 7) adalah “the degree to which a measure

accurately represents what it is supposed to.” Validitas merupakan

instrumen untuk mengukur secara akurat terhadap sesuatu yang

diteliti. Validitas bertujuan untuk mengukur apakah pertanyaan

dalam kuesioner yang sudah dibuat benar-benar dapat mengukur apa

yang hendak kita ukur. (Ghozali,2011: 52).

Pengujian ini dapat dilakukan dengan membangdingkan hasil r

hitung dengan r tabel (kritis), dimana nilai r tabel dicari dengan df =

Page 76: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

62

n – (k+1) pada tingkat alpha yang ditentukan (Hair et al, 2010: 176).

r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation,

jika r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid dan jika r

hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur

reliabilitas menggunakan uji statistik alpha cronbach. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,060.

(Imam ghazali,2011:48)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapan awal yang digunakan sebelum

analisis linear berganda (Imam Ghozali, 2011:105). Ketika asumsi tidak

terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar

asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel independent dan variabel dependent keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Imam

Page 77: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

63

Ghozali, 2011: 160). Data yang baik dan layak dalam penelitian

adalah yang memiliki distribusi normal.

Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya

dengan melihat kurva normal probability plot. Normalitas dapat

dilihat dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal grafik. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal,

maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan

bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik)

menyebar menjauh dari garis diagonal maka tidak menunjukkan pola

distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali, 2011: 160).

Untuk Uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non-

parametik Kolmogorov-Smrirnov (K-S) untuk mengetahui

signifikansi data terdistribusi normal. Dalam uji Kolmogorov-

Smirnov, suatu data dikatakan normal jika nilai asymptotic

significance lebih dari 0,05 (Ghozali, 2011: 161).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel

independent atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear

yang sempurna atau mendekati sempurna. Uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi dengan variabel bebas (independent). Model regresi yang

Page 78: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

64

baik mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas atau tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2011: 171).

Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel –

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independent yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel

independent sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi

variabel dependent.

2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent.

Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di

atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar

variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas.

Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek

kombinasi dua atau lebih variabel independent.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independent manakah yang

dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian

Page 79: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

65

sederhana setiap variabel independent menjadi variabel

dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent

lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang

terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama

dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat

kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance

= 0.10 sama dengan tingkat kolinieritas 0.95. Walaupun

multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF,

tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel

independent mana sajakah yang saling berkolerasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika

berbeda disebut heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011:138).

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung

Page 80: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

66

situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di studentized.

Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas (Imam Ghozali, 2011: 139).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya) jika

terjadi korelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi (Imam

Ghozali, 2011: 140).

Page 81: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

67

Tabel 3.3

Durbin Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau

negative Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali (2011:111)

3. Uji Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh

dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan

memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih

variabel bebas.(Ety,dkk,2007;138). Regresi linear berganda bertujuan

menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap

satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan

menggunakan dua atau lebih variabel bebas (Ety,dkk,2007;138)

Adapun persamaan regresi linear berganda tersebut yaitu:

Y = a+b1x1+b2x2+b3x3=e

Dimana :

Y = Pegadaian syariah

X1 = persepsi masyarakat santri pesantren

X2 = perilaku masyarakat santri pesantren

X3 = preferensi masyarakat santri pesantren

a = konstanta

e = standar eror

Page 82: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

68

a. Koefisien determinasi

Uji koefisien determinasi berguna mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel bebas dalam merangkai variabel terikat, yaitu

mengetahui seberapa besar variabel independen menjelaskan

variabel dependen, namun untuk regresi linear berganda sebaiknya

menggunakan R square yang telah disesuaikan atau tertulis adjusted

R square, karena telah disesuaikan dengan jumlah variabel

indevenden yang digunakan dalam penelitian. (Bhuono,2005;51).

4. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap

variabel devenden. Jika nilai probibality t lebih besar dari 0,05 maka

tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen (koefisien regresi tidak signifikan) sedangkan jika nilai

probibality t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi

signifikan) (Imam Ghozali, 2011:98).

b. Uji simultan (F)

Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel

independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen \untuk mengambil

keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan

Page 83: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

69

tingkat signifikasi (alpha) sebesar 5% (0,05) jika nilai probibality f

lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat diprediksi

untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh (Ghazali, 2011)

dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan

dimaksudkan untuk mengukur besarnya analisis persepsi, Perilaku

dan preferensi masyarakat santri terhadap pegadaian syariah.

F. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel utama yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen) yaitu sebagai berikut:

1) Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah ;

a) Persepsi masyarakat santri pesantren (X1)

b) Perilaku masyarakat santri pesantren (X2)

c) Preferensi masyarakat santri pesantren (X3)

2) Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah terhadap pegadaian

syariah yang diukur melalui produk dan prinsip pegadaian syari’ah.

Secara keseluruhan, penentuan indikator serta definisi operasional

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam tabel

berikut ini :

Page 84: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

70

Tabel.3.4

Operasional Variabel Penelitian

No. Variable Definisi

operasional Sub Variabel Indikator Pengukuran

1 Persepsi Persepsi adalah

pengalaman

tentang objek,

peristiwa, atau

hubungan-

hubungan yang

diperoleh

dengan

menyimpulkan

informasi dan

menafsirkan

pesan.

(Jalaluddin,

2011:50)

a. Seleksi

Perseptual

b. Organisasi

Perseptual

c. Interpretasi

perseptual

a. Sesuai dengan

prinsip syari’ah

b. Sesuai dengan

budaya yang

membentuk

kepribadian

c. Kelompok

referensi (ustad

atau kyai)

d. Informasi produk

e. Produk yang

dikenal dalam

pegadaian

syari’ah

f. Produk dan

interpretasi

Interval

2 Perilaku Perilaku adalah

studi tentang

bagaimana

individu,

kelompok, dan

organisasi

memilih,

membeli,

menggunakan,

dan bagaimana

barang, jasa,

ide, atau

pengalaman

untuk

memuaskan

kebutuhan dan

keinginan

mereka (Kotler,

2009:166)

a. Faktor

sosial

b. Faktor

budaya

c. Faktor

pribadi

d. Faktor

psikologi

a. Pemanfaatan

pegadaian

syari’ah

b. Kebutuhan si

pegadai dengan

pengadaian,

People

c. Place dan antara

pribadi dan

pegadaian

d. Minat yang besar

terhadap

pegadaian

syari’ah

e. Kehalalan, proses

transaksi dalam

pengadaian

syar’ah

f. Price, harga yang

ditawarkan

Interval

Page 85: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

71

3 Preferensi Preferensi

merupakan

sebagai selera

subjektif

(Individu) yang

diukur dengan

utilitas, dari

bundle berbagai

barang. (Vivian,

2010 : 567)

a. Pengenalan

masalah

b. Pencarian

informasi

c. Evaluasi

berbagai

alternatif

d. Keputusan

pemilihan

terhadap

suatu

pegadaian

syariah

e. Perilaku

pasca

pemilihan

terhadap

suatu

pegadaian

syariah

a. Memilih dan

mengenal perihal

pegadaian

syari’ah

b. Seleksi dalam hal

pegadaian

c. kenyamanan

d. Keyakinan akan

kehalalan

transaksi dalam

pegadaian

syari’ah

e. Rasa puas

Interval

4 Pegadaian

Syariah

Pegadaian

syariah (rahn)

secara harfiah

adalah tetap,

kekal, dan

jaminan. Secara

istilah rahn

adalah apa yang

disebut dengan

barang jaminan,

agunan, cagar,

atau

tanggungan.

Rahn yaitu

menahan barang

sebagai jaminan

atas utang

(Basyir, 1993:

50).

a. Pengertian

gadai

b. Landasan

hukum

c. Rukun dan

syarat

gadai

syariah

d. Mekanism

e

Operasiona

l gadai

e. Masalah

riba dalam

gadai

f. Gadai di

lembaga

keuangan

syariah

a. Produk

penghimpunan

dana

b. Produk jasa

c. Prinsip Tauhid

(Tawhid)

d. Prinsip Tolong-

menolong

(Ta’awun)

e. Prinsip Bisnis

(Tijaroh)

Interval

Page 86: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

72

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah pondok pesantren Al-Wasatiyah

Dalam penelitian ini objek penelitian adalah santri pondok pesantren

Al-wasatiyah di kota Tangerang. Pesantren merupakan lembaga

pendidikan yang kompetens dalam bidang ilmu agama, pondok pesantren

Al-wasatiyah merupakan salah satu pesantren yang berasaskan

ahlussunnah wal jama’ah. Nama “Al-Wasatiyah” yang berarti

‘Pertengahan’, Al-Wasatiyah berharap dapat melahirkan generasi muslim

qur’ani yang mampu mengembangkan nilai-nilai islam ditengah

masyarakat, lembaga ini dalam sejarahnya dikelola oleh yayasan pondok

pesantren Al-Wasatiyah adalah lembaga pendidikan formal yang didirikan

oleh seorang ulama terkemuka di kota Tangerang yaitu KH. Ahmad Romli

HM. Beliau adalah seorang ahli agama yang sudah tidak diragukan lagi

keilmuan agamanya oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar.

Awalnya lembaga ini adalah pendidikan non formal berupa pengajian

dan kajian ilmu agama, namun seiring perkembangan zaman akhirnya

lembaga ini berusaha untuk menjadi lembaga yang diakui di masyarakat

maupun pemerintahan. Tujuan didirikannya lembaga ini adalah

menciptakan insan yang berkualitas, baik ilmu umum maupun agama.

Adapun jenjang pendidikan lembaga ini adalah Pondok Pesantren, MI,

SMP dan SMA.

Page 87: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

73

Sejak awal berdiri pada tahun 2001, pesantren ini telah berkomitmen

memperjuangkan pendidikan umat Islam melalui upaya mempersiapkan

kafa’ah generasi muslim yang intelektualis, holistis dan mampu

mengintegrasikan ilmu dan skill nya secara modern dan terarah dengan

tetap memprioritaskan akhlakul karimah sebagai karakter utama.

Saat pertama kali dibuka, pondok pesantren Al-Wasatiyah hanya

diminati 28 0rang santri yang berasal dari sekitar Jakarta dan Tangerang

saja, berbekal semangat yang tinggi dan dorongan dari keluarga, KH.

Ahmad Romlih HM terus mengibarkan bendera Al-Wasatiyah di sela-sela

dakwahnya di seluruh nusantara. Seiring waktu santri pun terus

berdatangan dari berbagai daerah dan propinsi di Indonesia setiap

tahunnya dengan jumlah santri mukim atau non mukim saat ini lebih dari

359 orang.

Sesuai dengn tekad pendirinya, pondok pesantren Al-Wasatiyah tidak

hanya menerapkan kurikulum pendidikan agama saja, namun berbagai

disiplin ilmu termasuk skill pun diadopsi. Termasuk penekanan bahasa

arab dan inggris (bilingual) dalam keseharian santri. Oleh karenanya,

tenaga pendidik didatangkan dari berbagai lulusan Uniersitas serta alumni

pesantren modern dan salafy lainnya.

Dalam pembelajaran agama mengunakan sistem materi khusus

pelajaran agama. Adapun lama belajar adalah 6 tahun, pendidikan ini

diwajibkan bagi santri putra maupun putrid. Sistem pembelajaran untuk

memahami kitab-kitab klasik dengan sistem weton dan sorogan. Dalam

Page 88: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

74

pembelajaran ilmu agama pesantren Al-Wasatiyah sudah memiliki

kurikulum sendiri untuk pemadatan materi agama, kurikulum yang

dimiliki diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kurikulum Pembelajaran Pondok Pesantren Al-wasatiyah

No. Tingkat Kelas Materi Pembelajaran

1 Tingkat dasar I - Safinatu najah (dasar-dasar ilmu fiqih)

- Akhlaqul banin wal banat (Ilmu akhlaq)

- Al-quran (Tajwid dan tahsin)

- Talim’muta’alim (Adab dalam belajar)

- Taqriib (fiqih)

2 Kelas II - Talim muta’alim (Adab dalam belajar)

- Madharijah Su’ud (fiqih)

- Risalatul Najah (Tauhid)

- Al’quran (tajwid dan tahsin)

3 Kelas III - Al Jurmiyyah (bahasa arab atau sastra arab)

- Sulam taufiq (fiqih dan tauhid)

- Hadits arba’in nawawi (Hadits pilihan)

- Addaroryul bahiyah (tauhid)

- Sulam munajab (fiqih)

4 Kelas IV - Al imrithy (sastra arab)

- Targhib wa targhib (fiqih)

- Nususul Adabiyyah (tauhid dan tasauf)

5 Kelas V - Al-fiyyah 1 (bahasa arab)

- Fathul Mu’in (fiqih)

Sumber : Pondok pesanren Al-wasatiyah.

Semua materi pembelajaran pondok pesantren di ajarkan secara

klasikal dan kitab-kitabnya mengambil dari karangan ulama-ulama

mazhab Imam Syafi’i

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pengajar pesantren

Al-Wasatiyah. Berikut ini adalah deskripsi mengenai jumlah data

Page 89: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

75

responden dan identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis

kelamin, usia, dan jenjang pendidikan terakhir.

a. Data Jumlah Kuisioner yang disebarkan

Tabel 4.2 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang disebarkan

kepada responden.

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Presentase

1 Jumlah Kuesioner yang disebar 62 62%

2 Jumlah Kuesioner yang tidak kembali 0 0%

3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat kembali 0 0%

4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 62 62%

Sumber : Data primer yang diolah

b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut menyajikan uji deskripsi responden berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 4.3

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 29 25,7%

Perempuan 33 29,2%

Jumlah 113 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 29 orang atau 25,7%

responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 33 orang atau

33% responden berjenis kelamin perempuan.

c. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan

usia.

Page 90: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

76

Tabel 4.4

Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase

25-30 14 12,4%

31-40 38 33,6%

>40 10 8,8%

Jumlah 113 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden pengajar yang ada pada

pondok pesantren Al-Wasatiyah usia 25-30 tahun 12,4%, usia 31-40

tahun 33,6%, >40 tahun 8,8%.

d. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.5

Tingkat Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Frekuensi Persenntase

D3 16 14,2%

S1 39 34,5%

S2 5 4,4%

S3 2 1,8%

Jumlah 113 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa responden

yang ada pada pengajar pondok pesantren Al-Wasatiyah mempunyai

pendidikan D3 16 orang 14,2%, S1 39 orang 34,5%, S2 5 0rang 4,4%,

dan S3 2 orang 1,8%.

Page 91: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

77

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson

Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya sig 2- tailed dibawah 0.05 maka butir pertanyaan

tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji

validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Persepsi masyarakat santri perilaku masyarakat santri preferensi

masyarakat santri serta produk dan prinsip perbankan syari’ah dengan

62 sampel responden.

Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel

yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Uji Validitas Persepsi Masyarakat (PM)

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Persepsi Masyarakat Santri

Nomor Butir

Pertanyaan

Corrected Item-Total

Correelation

Keterangan

PM 1 0,317 Valid

PM 2 0,417 Valid

PM 3 0,124 Valid

PM 4 0,387 Valid

PM 5 0,543 Valid

PM 6 0,456 Valid

PM 7 0,276 Valid

PM 8 0,226 Valid

PM 9 0,399 Valid

PM 10 0,172 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Page 92: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

78

Tabel 4.6 menunjukkan variabel Persepsi Masyarakat Santri

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 hal ini menunjukan bahwa masing-

masing pertanyaan pada variabel Persepsi Masyarakat dapat diandalkan

dan layak sebagai penelitian.

2) Uji Validitas Perilaku Masyarakat Santri (PR)

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Perilaku Masyarakat Santri

Nomor Butir

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correelation

Keterangan

PR 1 0,295 Valid

PR 2 0,281 Valid

PR 3 0,269 Valid

PR 4 0,519 Valid

PR 5 0,143 Valid

PR 6 0,482 Valid

PR 7 0,374 Valid

PR 8 0,213 Valid

PR 9 0,476 Valid

PR 10 0,424 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menunjukkan variabel Perilaku masyarakat Santri (PR)

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi (2-tailednya) lebih kecil dari 0.05. hal ini menunjukan

bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel Perilaku Masyarakat

Santri dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

Page 93: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

79

3) Uji Validitas Preferensi Masyarakat Santri (PM)

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Preferensi Masyarakat Santri

Nomor Butir

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correelation

Keterangan

PM 1 0,227 Valid

PM 2 0,484 Valid

PM 3 0,208 Valid

PM 4 0,400 Valid

PM 5 0,572 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan variabel Preferensi Masyarakat Santri (PP)

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi sig 2-tailed lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukan

bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel preferensi dapat

diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

4) Uji Validitas Pegadaian Syariah (GS)

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Pegadaian Syariah

Nomor Butir

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correelation

Keterangan

GS 1 0,366 Valid

GS 2 0,610 Valid

GS 3 0,423 Valid

GS 4 0,454 Valid

GS 5 0,410 Valid

GS 6 0,258 Valid

GS 7 0,546 Valid

GS 8 0,459 Valid

GS 9 0,461 Valid

GS 10 0,326 Valid

Sumber : Data primer yang dioleh

Page 94: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

80

Tabel 4.9 menunjukkan variabel prinsip pegadaian syari’ah (GS)

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi 2-tailed lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukan bahwa

masing-masing pertanyaan pada variabel Produk dan prinsip perbankan

syari’ah dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

1. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha berada diatas 0.60. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji

reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel cronbach’s

alpha

Keterangan

Persepsi Masyarakat 0,650 Reliabel

Perilaku Masyarakat 0,683 Reliabel

Preferensi Masyarakat 0,608 Reliabel

Pegadaian Syariah 0,768 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel persepsi

sebesar 0.650, perilaku sebesar 0.683, preferensi sebesarr 0.608, dan

pegadaian syari’ah 0.768. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai

cronbach’s alpha lebih dari 0.60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang

Page 95: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

81

konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan

diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji nomalitas data ini untuk mengetahui data dalam variabel yang

akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan

dalam penelitian ini adalah data yang memiliki distribusi normal.

Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya:

1) Normal P-Plot

Uji normalitas data dengan Normal P-Plot, suatu variabel

dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang

menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data

searah mengikuti garis diagonal.

Tabel 4.11

Hasil Uji Normal P-Plot

Sumber : Data primer yang diolah

Page 96: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

82

Dengan melihat tampilan grafik Normal P-Plot maupun

histogram, dapat disimpulkan grafik Normal P-Plot terlihat titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu

jauh atau melebar, kemudian dilihat pada grafik histogram yang di

mana memberikan pola distribusi yang melenceng ke kanan yang

artinya adalah data berdistribusi normal.

Selain menggunakan grafik P-Plot, uji normalitas juga dapat

dilakukan dengan cara menguji statistic Kolmogorov-Smirnov.

Apabila nilai Asymp. Sig. (2 - tailed) berada diatas 0,05 maka dapat

disimpulkan data residual berdistribusi normal.

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Test distribution is Normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 62

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,31076895

Most Extreme Differences Absolute ,094

Positive ,048

Negative -,094

Test Statistic ,094

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data primer yang diolah

Page 97: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

83

Berdasarkan tabel nilai Asymp. Sig (2 - tailed) di dapat sebesar

0,200 dan berada diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

residual dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Asumsi model regresi berganda yang perlu diperhatikan

selanjutnya adalahuntuk mengetahui ada tidaknya gejala

multikolinieritas di dalam tabel, yaitu terdapat hubungan yang

sempurna atau mendekati sempurna antara bebas (variable independen).

Untuk menguji apakah antara variabel-variabel independen yang

digunakan cara menghitungnya adalah Variance Inflation Factor (VIF)

dan Tolerance. Kriteria untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya

multikolinieritas adalah nilai VIF memiliki angka berkisar 1 hingga 10

dan nilai Tolerance diatas 0,10 dan mendekati 1. Berikut ini adalah

hasil dari uji multikoliniearitas :

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,298 5,085 ,059 ,953

JML_X1 ,138 ,113 ,124 1,218 ,228 ,834 1,200

JML_X2 ,477 ,121 ,421 3,931 ,000 ,755 1,324

JML_X3 ,719 ,214 ,347 3,355 ,001 ,808 1,238

a. Dependent Variable: JML_Y

Sumber: Data primer yang diolah

Page 98: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

84

Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar

angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance

persepsi masyarakat sebesar 0.834, perilaku masyarakat sebesar 0.755,

dan preferensi masyarakat santri sebesar 0.808. Selain itu nilai VIF

untuk persepsi masyarakat sebesar 1.200, perilaku masyarakat sebesar

1.324, dan preferensi sebesar 1.238. Suatu model regresi dikatakan

bebas dari problem multiko apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi

tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian

ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas

dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan

Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2012).

Berikut adalah hasil uji Heterokedastisitas menggunakan analisis grafik

dengan Scatterplot :

Page 99: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

85

Tabel 4.14

Uji Heteroskedastisitas

Metode Grafik

Sumber : hasil data diolah

Hasil output uji Heteroskedatisitas pada tabel 4.14 diatas

menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan bahwa angka 0 (nol) pada

sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

memperediksi pegadaian syariah berdasarkan variabel yang

mempengaruhi, yaitu persepsi masyarakat, perilaku masyarakat dan

preferensi masyarakat.

d. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut

waktu (time series) atau ruang (cross section). Uji asumsi klasik

Page 100: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

86

autokorelasi ini dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (Suliyanto,

2011)

Tabel 4.15

Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,980a ,960 ,933 3,00795 1,991

a. Dependent Variable: Total

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.15 Diatas, diperoleh nilai Durbin – Watson sebesar

1991. Nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan

tingkat signifikansi 5% (0,05) dengan jumlah sampel (n) sebanyak 62

orang dan jumlah variable bebas (k) 3, maka pada tabel Durbin –

Watson didapatkan nilai du sebesar 1,689 dan nilai dl sebesar 1,480.

Arena nilai Durbin – Watson lebih besar dari nilai du (1,689) dan

kurang dari 4 – du (2,311) ini sesuai dengan rumus du < dw < 4 – du

maka didapat nilai yaitu: 1,689 < 1,991 < 2,311, berdasarkan hasil

tersebut disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-varabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Imam Ghozali, 2011).

Page 101: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

87

Tabel 4.16

Uji Koefisien Dterminasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,980a ,960 ,933 3,00795

a. Dependent Variable: Total

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.16 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,960

atau 9,6%, ini menunjukkan bahwa variabel Pegadaian syari’ah yang

dapat dijelaskan oleh variabel persepsi masyarakat santri , perilaku

masyarakat dan preferensi masyarakat adalah sebesar 9,6%. Sedangkan

sisanya sebesar 0.40 atau 4,0% variabel yang lain atau variabel yang

tidak di teliti penulis

b. Uji Secara Parsial (t)

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,

sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011).

Tabel 4.17

Uji Parsial (t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,298 5,085 ,059 ,953

JML_X1 ,138 ,113 ,124 1,218 ,228

JML_x2 ,477 ,121 ,421 3,931 ,000

JML_X3 ,719 ,214 ,347 3,355 ,001

a. Dependent Variable: JML_Y

Sumber : Data primer yang diolah.

Page 102: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

88

Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Y = 0,298 + 0,138X1 + 0,477X2 + 0,719X3 + e

Konstan = 0,298

Nilai Kostan positif variabel persepsi, perilaku dan preferensi. Bila

variabel tersebut naik atau berpengaruh dalam satuan, maka variabel

Pegadaian syariah akan naik atau terpenuhi

Persepsi X1 = 0,138

Merupakan nilai koefisien regresi variabel persepsi terhadap

pemahaman pegadaian syari’ah (Y) akan mengalami peningkatan 0,138

atau 1,38% koefisien bernilai positif artinya antara variabel persepsi

dan pegadaian syari’ah positif.

Perilaku X2 = 0,477

Merupakan nilai koefisien regresi variabel perilaku terhadap

pemahaman pegadaian syari’ah (Y) akan mengalami peningkatan 0,477

atau 4,77% koefisien bernilai positif artinya antara variabel persepsi

dan pegadaian syari’ah positif.

Prefernsi = 0,719

Merupakan nilai koefisien regresi variabel perilaku terhadap

pemahaman pegadaian syari’ah (Y) akan mengalami peningkatan 0,719

atau 7,19% koefisien bernilai positif artinya antara variabel persepsi

dan pegadaian syari’ah positif.

Page 103: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

89

Hipotesis 1: Persepsi Masyarakat Santri Terhadap Pegadaian

Syariah

H1 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel persepsi

masyarakat santri terhadap variabel pegadaian syari’ah secara parsial.

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel persepsi

masyarakat santri mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.228. Hal ini

mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap

Pegadaian syari’ah karena pendapat atau persepsi masyarakat santri

terhadap pegadaian syariah sangat beragam.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Nana Diana Widya Febryari Anita program studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa

Karawang tentang Persepsi Masyarakat Tntang Gadai Emas Di

Pegadaian Syariah Cabang Karawang.

Hipotesis 2: Perilaku Masyarakat Santri Terhadap Pegadaian

Syariah.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel perilaku

masyarakat santri terhadap variabel pegadaian syari’ah secara parsial.

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel perilaku

masyarakat mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini

mengindikasikan bahwa perilaku masyarakat santri berpengaruh positif

dan secara signifikan terhadap Pegadaian syari’ah karena tingkat

Page 104: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

90

signifikansi yang dimiliki variabel perilaku masyarakat santri lebih

kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Azila Abdul Razak (2011) tentang Economic and

Religious Significance of the Islmic and Conventional Pawnbroking in

Malaysia: Behavioural and Perception Analysis, dimana variabel

preferensi memberikan pengaruh yang positif terhadap perbankan

syari’ah.

Hipotesis 3: Preferensi masyarakat santri terhadap Pegadaian

syari’ah.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel preferensi

masyarakat santri terhadap variabel Pegadaian syari’ah secara parsial.

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel preferensi

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001.

Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi masyarakat

berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap Pegadaian syari’ah

karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel preferensi lebih kecil

dari 0,05.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Maran Marimuthu, Indra Kolandaisamy (2017) tentang

Custimers’ Preferences on Ar-Rahnu: Exploring the Adoption of the

Islamic-Based Pawnshop Using PLS, dimana variabel preferensi

memberikan pengaruh yang positif terhadap perbankan syari’ah.

Page 105: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

91

c. Uji Secara Simultan (F)

Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F

dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam

model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji

secara simultan.

Tabel 4.18 berikut menggambarkan hasil uji statistik F.

Tabel 4.18

Uji Simultan (F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 643,493 3 214,498 19,214 ,000b

Residual 647,491 58 11,164

Total 1290,984 61

a. Dependent Variable: JML_Y

Sumber: data primer yang diolah

Hipotesis 4 : Persepsi, Perilaku dan Preferensi Masyarakat Santri

Pondok Pesantren Al-Wasatiyah Terhadap Pegadaian Syari’ah.

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel Persepsi

Masyarakat, Perilaku Masyarakat, Preferensi Masyarakat terhadap

variabel Pegadaian Syari’ah secara simultan.

Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F diperoleh

sebesar 19,214 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini

layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari

0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat, perilaku

masyarakat dan preferensi masyarakat santri berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap Pegadaian Syariah.

Page 106: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

92

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masyarakat pesantren adalah masyarakat yang ada di sekitar lingkungan

pesantren diantaranya adalah para santri dan tenaga pengajar di pesantren

tersebut, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

pengetahuan serta pengaruh dari persepsi, perilaku, preferensi masyarakat

santri pondok pesantren Al-Wasatiyah Cipondoh Kota Tangerang terhadap

Pegadaian syari’ah. Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis dan

pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengujian yang dilakukan terhadap pemahaman persepsi berpengaruh

secara positif terhadap Pegadaian syari’ah sehingga membuktikan pula jika

semakin besar persepsi santri akan pegadaian syariah maka semakin besar

pula keinginan yanng kuat santri tersebut memahami dan menggunakan

produk pegadaian syariah.

2. Pengujian yang dilakukan terhadap pemahaman perilaku berpengaruh

secara positif terhadap Pegadaian syari’ah sehingga membuktikan pula jika

semakin besar perilaku santri akan pegadaian syariah maka semakin besar

pula keinginan yang kuat santri tersebut memahami dan menggunakan

produk pegadaian syariah.

Page 107: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

93

3. Pengujian yang dilakukan terhadap pemahaman preferensi berpengaruh

secara positif terhadap Pegadaian syari’ah sehinggga membuktikan pula

jika semakin besar preferensi santri akan pegadaian syariah maka semakin

besar pula keinginan yang kuat santri tersebut memahami dan

menggunakan produk pegadaian syariah.

4. Pengujian yang dilakukan terhadap pemahaman persepsi, perilaku dan

preferensi diuji secara bersama terhadap Pegadaian syari’ah sehingga

variabel penelitian dikatakan bahwa persepsi masyarakat santri, perilaku

masyarakat santri, dan preferensi masyarakat santri berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap Pegadaian syari’ah sehingga semakin

besar pula keinginan yang kuat santri tersebut memahami dan

menggunakan produk pegadaian syariah.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan yang telah diuraikan menyatakan

bahwa ketiga variabel independen, yakni persepsi masyarakat santri , perilaku

masyarakat santri dan preferensi masyarakat santri berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel Y Pegadaian syari’ah pada uji F.

Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian yang serius bagi pegadaian

syariah di Indonesia mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

terhadap pegadaian Syari’ah, terutama mengenai persepsi dan prilaku

masyarakat santri karena variabel persepsi dan prilaku masyarakat santri

paling berpengaruh terhadap pegadaian syari’ah, sesuai dengan hasil yang

didapatkan melalui kuesioner. Pegadaian syari’ah harus lebih memperhatikan

Page 108: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

94

seluruh aspek yang menyangkut persepsi masyarakat santri, perilaku

masyarakat santri dan preferensi masyarakat santri agar jasa Pegadaian

syari’ah meningkat.

C. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan, ialah sebagai berikut:

Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian selanjutnya dapat

menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya yang memiliki tema yang sama yaitu pengaruh persepsi

masyarakat santri , perilaku masyarakat santri dan preferensi masyarakat

santri terhadap pegadaian syari’ah. Penelitian selanjutnya disarankan untuk

mengkaji komponen lain selain masalah persepsi , perilaku , preferensi dan

pegadaian syari’ah yang telah dibahas oleh penulis atau dengan dimensi dan

indikator yang berbeda serta didukung oleh teori-teori atau penelitian terbaru.

Page 109: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

95

DAFTAR PUSAKA

Mulazid, Ade Sofyan. “Kedudukan Sistem Pegadaian”, Edisi Pertama. Penerbit

PRENADAMEDIA GROUP : Jakarta, 2016

Soemitra, Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Prenada Media : .

2017.

Anshori, Abdul Ghofur. “Perbankan Syariah di Indonesia”. UGM Press :

Yogyakarta. 2018.

Mardani. “Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia”. Prenada

Media : 2015.

Marimuthu, Maran dan Kolandaisamy, Indraah. “Costumers’ Preferences on Ar-

Rahnu: Exploring the Adoption of the Islamic-Based Pawnshop Using

PLS”. Malaysia, 2017.

Abdul, Rozak, Azila. “Economic and Religious Significance of the Islamic and

Conventional Pawnbroking in Malaysia: Behavioural and Perpection

Analysis”. Malaysia, 2011.

Amin Hanudin. “Modelilling Ar-Rahnu Use in Eastern Malaysia: Perspectives of

Muslimah”. Malaysia, 2011.

Afdhila, Galis, Kurnia. “Analisis Implementasi Pembiayaan Ar-Rahn (Gadai

Syariah) Pada Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landungsari Malang.

Malang, 2015.

Hadijah, Siti. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah

Menggunakan Jasa Pegadaian Syariah Kantor Cabang Pegadaian Syariah

(KCPS)”. Denpasar, 2015.

Zaihan Bin Mohammad Noar, Norsita Lin Bt Ahmad. “The Effectiveness of Al-

Rahn (Islamic Pawn Broking Scheme) on Socio-Economic Needs: A Case

Study in Kuantan and Kuala Trengganu”. Revelation and Science, Vol. 05,

No. 02, (1437 H/2015) 14-23. Malaysia, 2015.

Pegadaian Syariah Berekspansi.Republika, 9 April 2010.

Hukum Nasional Di Indonesia”. Indonesi, 2012.

Page 110: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

96

Ariani,Dian, persepsi masyarakat umum terhadap bank syari’ah di Medan

(2007)

Arif, Mahmud 2001 “Tradisi Keilmuan dan Moralitas Pesantren” Jurnal

Ilmu Pendidikan Islam, No 1

Bruinesen, Martin Van, 1999 Kitab kuning pesantren dan Tarekat ; Tradisi-

Tradisi Islam di Indonesia, Bandung

BI (Bank Indonesia) (2000) potensi , preferensi dan perilaku masyarakat jawa

tengah dan DIY terhadap Bank syari’ah

Bawono, Anton. Multivariate analysisis dengan SPSS

Bhuono Agung , Strategi jitu memilih metode statistic penelitian dengan

SPSS 2005

Darmawan,Deni, Metode Penelitian Kuantitatif 2013

Dhofer, Zamkhasyar 2002 Tradisi pesantren, Jakarta

Ety rocgaety, dkk 2007 , Metodologi Penelitian Bisnis ; Dengan Aplikasi

SPSS

Ghazali,Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Badan penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang

Hamid, Abu, 1993, Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren di Sulawesi

Selatan

Howell, Julia Day, 2001, Ufism and the Indonesian Islamic Revival, The

Journal of Asian Studier, Vol, 60, No,3

Hartono Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial, Bandung

Kasmir, 2014 , Manajemen Perbankan, Edisi Revisi ke 12 (Rajawali Pers)

Ridwan. “Analisis Perhitungan Pegadaian Umum Dan Pegadaian Syariah Dalam

Konteks Gadai Emas”. Indonesia, 2016.

Page 111: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

97

LAMPIRAN 1

Page 112: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

98

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

TERHADAP PEGADAIAN SYARIAH

KUESIONER

Identitas Responden

Mohon identitas Santriwan/wati & Alumni diisi dengan memberi tanda check list

(√) pada data, sebagai berikut :

1. Umur : 25 – 30 Th 31 - 40 Th

➢ 41 Th

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Jenjang Pendidikan : D3 S1

S2 S3

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Petunjuk Pengisian Kuesioner Siswa / Siswi diminta untuk menjawab

pertanyaan dibawah ini, kemudian dimohonkan menjawab pernyataan tersebut

dengan memberikan tanda check list (√) satu dari lima alternatif jawaban yang

terdapat dalam pernyataan tersebut:

SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

NAMA :

Page 113: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

99

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Masyarakat Santri X1

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1

Dengan menggunakan jasa pegadaian

syari’ah anda dapat merealisasikan salah

satu akad yang ada didalamnya

2

Pegadaian syari’ah merupakan

pegadaian yang menggunakan syari’at

Islam dimana syari’at tersebut harus

dijalankan untuk membentuk pribadi

muslim yang sejati

3

Sistem dan produk-produk pegadaian

syari’ah sesuai dengan prinsip-prinsip

Islam

4

Informasi/Ilmu pengetahuan yang anda

dapat/terima tentang pegadaian syari’ah

menjadikan anda untuk menggunakan

jasa tersebut

5 Dalam keadaan tertentu anda sangat

membutuhkan jasa pegadaian syariah

6 Pegadaian syariah memberi pelayanan

yang cepat dan aman

7 anda perlu mengenal macam-macam

produk dari pegadaian syari'ah tersebut

8

Keragaman produk yang diberikan

pegadainan syariah memudahkan anda

dalam menggunakan produk sesuai

kebutuhan

9 produk pegadaian syariah banyak

memberi manfaat untuk anda

10

Setujukah anda terhadap informasi yang

menyatakan bahwa produk-produk

pegadaian syariah sama dengan

pegadaian konvensional

Page 114: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

100

Distribusi Jawaban Responden Mengenai perilaku masyarakat santri X2

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Saya sudah pernah menggunakan

jasa pegadaian syariah

2 Proses pengajuan rahn tidak memakan

waktu lama

3

Saya merasa nyaman karena fasilitas

yang diberikan oleh pegadaian syariah

lebih menguntungkan

4

Saya tidak akan menggunakan

pegadaian lain untuk saya gunakan

karena minat yang besar

5 saya akan memilih pegadaian

syariah karena sesuai ajaran Islam

6

Saya merasa nyaman karena fasilitas

yang diberikan oleh pegadaian syariah

lebih menguntungkan

7

Saya menggunakan pegadaian syariah

karena pelayanan yang diberikan

ramah

8

Saya menggunakan pegadaian syariah

karena lokasi mudah di jangkau atau

tersebar luas di seluruh wilayah

Indonesia

9

Saya menggunaka pegadaian syariah

karena ujroh yang dikenakan tidak

terlalu mahal

10 Promosi atau produk-produk di

pegadaian syariah cukup menarik

Page 115: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

101

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Preferensi masyarakat santri X3

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Anda lebih menyukai produk-produk

pegadaian syari’ah

2

Anda lebih cocok terhadap sistem

pegadaian syari’ah dibandingkan

perbankan konvensional

3

Anda lebih nyaman berhubungan

dengan pegadaian syari’ah dibanding

pegadaian konvensional

4

Produk-produk pegadaian syari'ah

lebih anda minati karena anda telah

mempelajari dalam lingkungan

pesantren yang sesuai dengan ajaran

Islam

5

Anda lebih suka menggunakan

pegadaian syariah dibandingkan

pegadaian yang lain karena

pegadaian syariah lebih sesuai

dengan Agama ajaran Islam yang

saya anut

Page 116: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

102

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pegadaiann Syariah (Y)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1

Akad Qardh, Rahn, ijarah yang

digunakan untuk berjalannya

transaksi di pegadaian syariah sesuai

apa yang terdapat dalam ajaran Islam

yang didapat dipondok pesantren

2

Prinsip tauhid, tolong menolong dan

bisnis merupakan acuan di dalam

pegadaian syariah

3

Prinsip tauhid, tolong menolong dan

bisnis bermanfaat untuk kemajuan

pegadaian syariah

4 Ar’rahn menjadikan barang berharga

sebagai jaminan berhutang

5

Dalam penyaluran dana kepada

nasabah, pihak pegadaian syariah

menerapkan prinsip murabahah (jual

beli)

6

Pegadaian syariah adalah pegadaian

yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syari‟ah/Islam

7

Pegadaian syariah lembaga

penghimpun dan penyalur dana sesuai

dengan prinsip ajaran Islam

8

Pegadaian syari'ah adalah salah satu

bermuamalah sesuai dengan ajaran

Islam

9 Anda merasakan kepuasan dalam

bertransaksi di pegadaian syari'ah

10

Anda merasa yakin akan keamanan

dalam bertaransaksi di pegadaian

syari'ah

Page 117: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

103

LAMPIRAN 2

DATA OUTPUT SPSS 24

Page 118: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

104

DATA RESPONDEN

Umur Jenis

Kelamin

Jenjang

Pendidikan

3,00 1,00 2,00

2,00 1,00 3,00

3,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

1,00 1,00 3,00

1,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

3,00 1,00 2,00

2,00 1,00 1,00

2,00 1,00 1,00

2,00 2,00 2,00

1,00 2,00 1,00

2,00 1,00 2,00

3,00 1,00 2,00

2,00 2,00 2,00

2,00 2,00 1,00

2,00 2,00 1,00

2,00 2,00 1,00

3,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

2,00 2,00 3,00

2,00 2,00 1,00

2,00 2,00 1,00

3,00 1,00 2,00

3,00 1,00 2,00

2,00 1,00 1,00

2,00 1,00 1,00

1,00 2,00 1,00

2,00 2,00 3,00

2,00 2,00 1,00

1,00 1,00 1,00

3,00 1,00 2,00

3,00 1,00 2,00

3,00 2,00 2,00

2,00 2,00 1,00

Page 119: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

105

2,00 2,00 1,00

2,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

2,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

1,00 1,00 2,00

1,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

2,00 2,00 2,00

1,00 2,00 2,00

1,00 2,00 4,00

2,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

1,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

1,00 2,00 2,00

2,00 2,00 2,00

1,00 2,00 3,00

2,00 2,00 1,00

1,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

2,00 1,00 4,00

1,00 1,00 2,00

2,00 1,00 2,00

Page 120: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

93

Jawaban Butir Pertanyaan

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10

4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 4 5 4 2 1 2 2 4 2 1 3 4 2 1 2 4 5 3 4

3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3

4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 3 5 4 5 5 4 4 5 3 4 3 2 4 4 5 5 5 4

3 4 1 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 3 4 4 4 5 4 2

4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4

4 4 1 4 4 5 3 4 4 5 3 5 4 4 4 3 4 3 4 3

3 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3

4 3 4 5 2 5 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4

5 4 5 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4

3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3

4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2

4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5

5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 3 5 3 4 3 3 3 4 2 4 4 2 2 4 3 3 3 3

2 4 1 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 5 4 2

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4

2 2 1 4 2 1 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2

3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3

2 4 2 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 2 2 4 2 4 3

3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4

3 4 2 3 4 5 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3

Page 121: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

94

3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3

3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3

4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 3 4 5 4 5 3

4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3

4 3 5 4 4 4 3 3 3 4 1 3 4 2 4 2 4 3 4 3

4 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4

3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 5 3 5 5 5 5 5 5 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3

2 4 2 5 5 2 5 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5

3 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5

5 3 5 5 4 5 3 3 4 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5

3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4

2 4 2 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3

3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3

4 3 4 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4

4 4 5 5 5 3 4 3 4 4 3 4 5 2 4 2 4 3 4 2

2 2 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 5 5 5 4

2 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5

3 3 2 3 3 2 4 4 3 5 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2

3 4 3 5 3 5 5 3 4 5 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3

4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 2 2

3 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 2 5 5 5 5 4

3 3 1 5 1 2 3 5 5 5 3 4 5 1 5 3 4 4 5 1

4 3 3 4 4 5 4 4 5 3 2 5 4 3 4 3 5 1 5 2

3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

Page 122: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

95

3 3 5 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3

4 5 3 5 5 4 4 3 4 5 3 5 4 3 5 4 4 3 3 3

2 4 2 4 4 4 4 2 4 1 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4

2 3 2 4 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3

5 3 4 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4

4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 2 4 4 5 3 4 5 3 5 4

4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 1 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 2

2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4

4 4 1 4 5 5 4 3 4 5 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2

Page 123: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

93

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10

5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

2 3 4 4 5 4 1 2 3 3 4 1 3 1 3

3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3

4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 2 3

4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4

3 5 4 4 4 5 3 2 2 2 4 3 3 3 3

3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4

3 5 4 5 5 5 4 3 4 2 5 5 4 5 4

5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5

2 4 5 4 3 5 4 4 3 3 4 3 2 3 3

4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4

3 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 4 4 4 4

3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4

4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4

3 5 5 5 5 4 3 3 5 4 2 4 4 4 4

3 4 2 4 5 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2

3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4

3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4

4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4

3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 3 3 4 4 3 3 3 4 3 5 3 3 3 4

Page 124: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

94

5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4

3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 3 3 3

5 4 4 4 5 4 3 3 5 3 4 4 3 2 4

3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4

4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3

4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 5 5 3 3 5 5 4 4 3 3 3 4

1 2 5 5 3 5 5 4 5 5 3 5 4 4 1

4 4 5 3 4 5 5 5 5 3 5 4 5 4 3

4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4

4 5 4 5 4 4 3 3 5 1 5 3 3 4 3

4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3

3 3 3 3 3 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

4 5 3 5 5 4 5 5 4 2 4 3 5 5 5

4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 2 5 5 3

2 5 3 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

2 3 2 4 3 4 5 5 1 4 3 3 2 1 4

3 4 5 4 4 5 2 3 4 3 4 3 2 3 3

2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2

2 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3

3 3 5 5 4 4 3 3 5 4 3 3 2 3 4

5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4

4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3

4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5

4 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 3

Page 125: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

95

PROFIL RESPONDEN

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

25-30 14 12,4 22,6 22,6

31-40 38 33,6 61,3 83,9

>40 10 8,8 16,1 100,0

Total 62 54,9 100,0

Missing System 51 45,1

Total 113 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pria 29 25,7 46,8 46,8

wanita 33 29,2 53,2 100,0

Total 62 54,9 100,0

Missing System 51 45,1

Total 113 100,0

Jenjang Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

D3 16 14,2 25,8 25,8

S1 39 34,5 62,9 88,7

S2 5 4,4 8,1 96,8

S3 2 1,8 3,2 100,0

Total 62 54,9 100,0

Missing System 51 45,1

Total 113 100,0

Page 126: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

96

UJI INSTRUMEN PENELITIAN

Validitas Persepsi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x11 34,1935 14,323 ,317 ,446 ,624

x12 33,8226 14,411 ,417 ,314 ,607

x13 34,5000 14,582 ,124 ,454 ,687

x14 33,2742 15,219 ,387 ,253 ,620

x15 33,5484 13,006 ,543 ,456 ,573

x16 33,3387 12,949 ,456 ,305 ,590

x17 33,7903 15,021 ,276 ,459 ,632

x18 33,9194 15,288 ,226 ,412 ,641

x19 33,6613 14,556 ,399 ,353 ,611

x20 33,4516 15,432 ,172 ,156 ,653

Validitas Perilaku

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x21 33,2903 13,455 ,295 ,238 ,672

x22 32,5968 14,868 ,281 ,325 ,670

x23 32,5968 14,671 ,269 ,249 ,672

x24 32,9516 11,883 ,519 ,412 ,619

x25 32,8871 15,118 ,143 ,207 ,693

x26 33,0161 12,770 ,482 ,365 ,631

x27 32,5484 14,186 ,374 ,561 ,656

x28 32,7903 14,464 ,213 ,158 ,684

x29 32,4355 13,988 ,476 ,522 ,643

x30 33,0968 12,810 ,424 ,440 ,643

Page 127: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

97

Validitas Preferensi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x31 16,2258 3,456 ,227 ,260 ,643

x32 15,7742 3,292 ,484 ,284 ,491

x33 15,6452 3,872 ,208 ,100 ,629

x34 15,5161 3,598 ,400 ,399 ,538

x35 15,6774 3,107 ,572 ,385 ,442

Validitas pegadaian syariah

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

y1 32,9194 18,928 ,366 ,316 ,758

y2 33,3710 16,139 ,610 ,558 ,723

y3 33,2258 17,719 ,423 ,429 ,750

y4 33,1290 17,327 ,454 ,325 ,746

y5 33,4677 17,466 ,410 ,405 ,752

y6 33,1613 19,187 ,258 ,225 ,769

y7 33,4677 16,483 ,546 ,407 ,732

y8 33,5161 17,434 ,459 ,463 ,746

y9 33,4839 16,582 ,461 ,483 ,746

y10 33,4032 18,572 ,326 ,269 ,762

Page 128: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

98

UJI RELIABILITAS

Reliabilitas Persepsi X1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of Items

,650 ,678 10

Reliabilitas Perilaku X2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of Items

,683 ,689 10

Reliabilitas Preferensi X3

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of Items

,608 ,627 5

Reliabilitas Pegadaian syariah Y1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of Items

,768 ,764 10

Page 129: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

99

UJI NORMALITAS

Metode Grafik

Metode Non-Grafik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 62

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,31076895

Most Extreme Differences

Absolute ,094

Positive ,048

Negative -,094

Test Statistic ,094

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 130: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

100

UJI ASUMSI KLASIK

UJI Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,298 5,085 ,059 ,953

JML_X1 ,138 ,113 ,124 1,218 ,228 ,834 1,200

JML_X2 ,477 ,121 ,421 3,931 ,000 ,755 1,324

JML_X3 ,719 ,214 ,347 3,355 ,001 ,808 1,238

a. Dependent Variable: JML_Y

Uji Heteroskedastisitas

Metode Grafik

Page 131: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

101

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,980a ,960 ,933 3,00795 1,991

a. Dependent Variable: Total

Uji Kelayakan Suatu Model

Koefisiensi Determinasi (R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,980a ,960 ,933 3,00795

a. Dependent Variable: Total

Analisis Regresi Berganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,980a ,960 ,933 3,00795

a. Dependent Variable: Total

Uji Goodnes of Fit

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 643,493 3 214,498 19,214 ,000b

Residual 647,491 58 11,164

Total 1290,984 61

a. Dependent Variable: JML_Y

b. Predictors: (Constant), JML_X3, JML_X1, JML_x2

Page 132: PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45248/2/SAUQI DAWAM-FEB.pdf · PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT SANTRI

102

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,298 5,085 ,059 ,953

JML_X1 ,138 ,113 ,124 1,218 ,228

JML_x2 ,477 ,121 ,421 3,931 ,000

JML_X3 ,719 ,214 ,347 3,355 ,001

a. Dependent Variable: JML_Y

Tabel Durbin Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau

negative Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali (2011: 111)

Positive

Autocorrelation

Inconclusive

No evidence of

Autocorrelation

Inconclusive

Negative

Autocorelation

0 dl du 2 4-dU 4-dL 4

Sumber: Anderson et al (2014:790)