Persentasi Kel 6 Batubara Lah

download Persentasi Kel 6 Batubara Lah

of 65

Transcript of Persentasi Kel 6 Batubara Lah

PRAKTIKUM BATUBARA

KELOMPOK 6

KELOMPOK 6AZHARI RAHMAN DUAN ARPILANOOR HAMBALI RIDHA AGUSTINA SIGIT PRASETYO (H1C109033) (H1C109046) (H1C109014) (H1C109012) (H1C107007)

PENDAHULUAN

Batubara adalah senyawa hidrokarbon padat alami, dapat dibakar, berwarna cokelat sampai hitam, berasal dari akumulasi tetumbuhan yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, mengalami tekanan dan pengerasan secara bertahap dan berlangsung sangat lama.

SEJARAH TERBENTUKNYA BATUBARA

Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik'. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah.

PERKEMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA Perkembangan industri batubara di Indonesia dimulai sekitar tahun 1980-an. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Geologi, Kementerian ESDM tahun 2009, total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia mencapai 104,940 Milyar Ton dengan total cadangan sebesar 21,13 Milyar Ton. Pada 2009 Indonesia berada di posisi ketujuh terbesar produsen batubara dunia dengan kontribusi 4,2% dan di posisi kedua terbesar sebagai eksportir batubara dengan total volume ekspor 220 Mt. Perkembangan produksi batubara nasional tidak terlepas dari permintaan dalam negri (domestik) dan luar negri (ekspor) yang terus meningkat.

Standar Nasional Indonesia menetapkan jenis batubara berdasarkan nilai kalorinya, yaitu : Batubara Kalori Rendah : < 5100 (gambut dan lignite) Batubara Kalori Sedang : 5100 - 6100 (batubara sub bituminous) Batubara Kalori Tinggi : 6100 - 7100 (batubara bituminus) Batubara Kalori Sangat Tinggi : > 7100 (batubara bituminus dan antrasit)

PERTEMUAN II PREPARASI

TUJUAN

Praktikan mengerti tentang proses preparasi sampel untuk dianalisa Praktikan mampu melaksanakan secara sederhana proses preparasi sampel untuk dianalisa

PREPARASI BATUBARADASAR TEORI : Proses preparasi sampel batubara yaitu suatu cara untk mempersiapkan sampel batubara yang akan digunakan atau dianalisa di laboratorium. Tujuan preparasi ini adalah untuk menganalisa suatu sampel yang jumlah dan ukurannya cukup untuk pengujian yang mewakili sampel asal yang dapat dikirim di suatu laboraturium untuk dianalisa.

PREPARASI BATUBARAProsedur Percobaan untuk analisa briket batubaraMaterial Batubara ukuran maksimal 5 cm

dimasukkanCrusher direduksi Material Batubara Ukuran Maksimal 3 cm Dimasukkan ke toples sebanyak 2 Kg

Sampel Briket Batubra

Preparasi untuk analisa total moistureMaterial Batubara Ukuran 1-2 mm Dimasukan Sieve No 70 Dihasilkan Batubara Ukuran 0,212mm Dimasukan Ke Toples Sampel Batubara Untuk Total Moisture

Data Hasil PengamatanNo Jenis analisa Berat Material Ukuran Material yang digunakan 3mm 0,212 mm

1 2

Briket Total Moisture

200 gr 50 gr

PERTEMUAN III BRIKET BATUBARA NONKARBONISAI

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut : Praktikan mampu melaksanakan proses pembuatan briket tidak dengan karbonisasi. Praktikan mampu menganalisa campuran bahan dalam pembuatan briket.

Dasar Teori

Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan ukuran tertentu yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya. Briket non-karbonisasi adalah briket yang tidak mengalami dikarbonisasi atau pembakaran sebelum diproses menjadi briket.

Alat dan BahanAlat

Crusher Cetakan briket Ayakan Timbangan Palu Sekop dan sendok EmberBatubara Kanji Kaolin Serbuk kayu kapur

Bahan

Prosedur PercobaanBongkah Batubara Dipecahkan Batubara (5-10 cm) Digerus Batubara (+ 3 mm/ 8 Mesh)

Dicampur

Batubara+Kaolin+ Kanji+Bahan lain (200gr) Dicetak Briket batubara Non Karbonisasi

Data Hasil PengamatanNo Jenis Briket Batubara Non-Karbonisasi (%) Batubara (%) Kaolin (%) Kanji (%) Kapur (%) Serbuk Kayu KeteranganKekuatan fisik = kuat Permukaan = halus Warna = hittam Briket sempurna = 8 buah Kekuatan fisik = kuat Permukaan = halus Warna = hitam Briket sempurna = 8 buah Kekuatan fisik = kuat Permukaan = cukup halus Warna = hitam kecoklatan Briket sempurna = 7 buah Briket yang retak = 1 buah Kekuatan fisik = kuat Permukaan = cukup halus Warna = hitam kecoklatan

1.

Biasa 1

80

10

10

-

-

2.

Biasa 2

75

15

10

-

-

3.

Biomass 1

65

10

15

5

5

4.

Biomass 2

70

10

10

5

5

Briket sempurna = 8 buah

Pengolahan Data

Dari total berat campuran 200 gr maka dapat dicari berat masing-masing dalam campuran. Contoh perhitungan : Batubara : 80% x 200 gr = 160 gr Kaolin : 10% x 200 gr = 20 gr Kanji : 10% x 200 gr = 20 gr

PembahasanPada campuran I dan 2 sampel yang dihasilkan terbentuk dengan baik dengan jumlah briket 8 buah dari 8 lubang cetakan, kekuatan fisik briket kuat, ini disebabkan saat pengisian campuran di alat cetak diisi rata, campuran kanji yang sesuai serta permukaan briket yang halus, hal ini disebabkan ukuran butir yang relatif seragam dari batubara dan kaolin yang digunakan. Hasil pembuatan briket yang kurang maksimal terdapat pada campuran 3, briket non karbonisasi biomas hasil yang diperoleh dari 8 cetakan hanya 7 yang berhasil dan 1 retak, hal ini disebabkan karena pada saat proses pengangkatan briket dari alat cetakan briket terlalu keras atau tidak behati-hati sehingga menimbulkan retakan pada briket serta pengisian pada alat cetakan yang tidak merata. Pada campuran 4 briket yang berhasil ada 8 buah dari 8 lubang cetakan. Campuran 3 dan 4 memiliki sifat fisik kuat yang dikarenakan campuran kanji yang sesuai dan proses pencampuran yang merata. Warna briket hitam kecoklatan dikarenakan adanya tambahan serbuk kayu dan permukaan briket yang cukup halus karena ukuran butir campuran yang cukup seragam.

KESIMPULAN Dalam percobaan ini di dapat campuran briket yang bagus dengan komposisi 80% batubara, 10% kaolin dan 10% kanji dari 200 gram Semakin ditambah atau dikurangkan dari komposisi campuran yang ideal maka hasil briket akan kurang maksimal Briket yang bagus dalam pembuatannya memiliki kekuatan fisik yang bagus, kuat dan kompak, tidak hancur, permukaan halus dan tidak adanya briket yang hancur pada proses percetakan

PERTEMUAN IV UJI PEMBAKARAN BRIKET NON KARBONISASI

Tujuan percobaan

Praktikan mampu menganalisa kaitan campuran bahan dalam pembuatan briket non-karbonisasi dengan hasil pembakaran briket batubara non-karbonisasi.

Dasar teori Tingkat keberhasilan pembuatan briket dapat dianalisa salah satunya dengan uji pembakaran briket Sifat briket yang baik antara lain tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran, punya kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah, punya suhu pembakaran yang tetap dengan jangka waktu yang lama, setelah dibakar masih punya kekuatan tertentu sehingga mudah untuk dikeluarkan dari dalam tungku. Pembakaran briket ditentukan oleh faktor waktu, suhu dan kualitas pembakaran. Karakteristik pembakaran briket batubara dipengaruhi oleh jumlah briket batubara yang dibakar dan jenis tungku yang digunakan. Tahapan-tahapan dalam pembakaran briket batubara : Tahap pengeringan Tahap pembakaran Zat terbang Tahap pembakaran Karbon padat Tahap terakhir pembakaran sisa karbon

Alat dan BahanAlat Kompor briket Korek api Ember

Bahan Briket batubara non karbonisasi kalori 6000kkal Minyak Tanah

Prosedur PercobaanBriket Batubara NonKarbonisasi Kalori 6000 kkal

direndamEmber Berisi Minyak

dimasukanKompor Briket dibakar Hasil

Data Hasil PengamatanNo Nama Sampel Biasa 1 Analisa Kemudahan terbakar Sulit (33,46 mmenit) Analisa Asap Putih Analisa Bau Sedikit tercium bau belerang Bau belerang menyengat Bau belerang dan minyak tanah tercium menyengat Bau belerang dan minyak tanah tercium menyengat Analisa Abu Analisa Durasi Pembakaran 01 : 20 : 00 Keterangan 1.

Banyak dan warnanya hitam keabu-abuanBanyak dan warnanya hitam keabu-abuan Sedikit dan warnanya hitam keabu-abuan

19 kali penambahan minyak tanah 11 kali penambahan minyak tanah 14 kali penambahan minyak tanah 10 kali penambahan minyak tanah

2.

Biasa 2

Mudah (15,6 menit)

Putih

00 : 55 : 00

3.

Biomass 1

Mudah (13,26 menit)

Putih

00 : 27 : 35

4.

Biomass 2

Mudah (11,46 menit)

Putih

Sedang dan warnanya hitam keabu-abuan

00 : 25 : 50

PembahasanPada praktikum batubara kali ini jenis briket yang digunakan adalah briket batubara non karbonisasi yang berbahan dasar batubara kalori 6000 kkal. Pada briket batubara kali ini ada 4 campuran (briket batubara non karbonisasi biasa 1 dan 2, dan briket batubara non karbonisasi biomas 1 dan 2) dengan persentase yang berbeda pada masing-masing campuran. Briket yang paling baik adalah pada campuran 4 karena durasi pembakaran paling serta bau belerang, briket yang paling buruk adalah briket campuran 1 karena durasi pembakaran yang singkat dan bau belerang dan minyak tanah yang menyengat. Perbedaan lamanya durasi pembakaran disebabkan oleh perbedaan campuran komposisi terhadap banyak sedikitnya komposisi batubara. Mudahnya kemudahan terbakar pada briket dipengaruhi oleh kepadatan briket dan rongga pada briket.

KESIMPULAN Pada pembakaran briket semakin banyak udara yang mengisis rongga-rongga briket maka semakin cepat proses pembakaran. Durasi pembakaran dan kemudahan bakar briket sangat dipengaruhi oleh persentase batubara yang digunakan dan kekompakkan briket yang dihasilkan. Semakin banyak komposisi batubara yang digunakan akan semakin lama durasi pembakarannya tetapi semakin sulit dibakar.

PERTEMUAN V BRIKET BATUBARA KARBONISASI

Tujuan PercobaanTujuan dalam praktikum ini adalah : Praktikan mengerti mengerti briket batubara karbonisasi Praktikan mampu melaksanakan proses pembuatan briket karbonisasi Praktikan menganalisa campuran bahan dalam pembuatan briket.

Dasar Teori Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara sampai suhu dan waktu tertentu pada kondisi rendah oksigen untuk

menghilangkan kandungan zat terbang batubara. Fungsi utama karbonisasi adalah meningkatkan nilai kalor karena pelepasan kandungan air. Proses karbonisasi memerlukan suhu 2000C-10000C.

Memerlukan suhu yang tinggi menjadi alasan mengapa dalam aplikasi pembuatan briket banyak ditinggalkan, terutama skala kecil menengah.

Alat dan BahanAlat

Crusher Cetakan briket Ayakan Timbangan Tungku Karbonisasi Palu Sendok EmberBatubara kalori 6000 kkal Kanji Kaolin Serbuk kayu kapur

Bahan

Prosedur PercobaanBatubara kalori 6000 kkal ukuran 5-10 cm Tungku karbonisasa dihasilkan Batubara karbonisasi ukuran 5-10 cm Batubara karbonisasi ukuran 3 mm dicampur Batubara karbonisasi + Kaolin+Kanji, total berat 200 gr Briket batubara karbonisasi Dicetak dan di keringkan Digerus dengan crusher Dibakar selama 2 jam

Data Hasil PengamatanNo Jenis Briket Batubara Karbonisasi (%) Batubara (%) Kaolin (%) Kanji (%) Kapur (%) Serbuk Kayu KeteranganKekuatan fisik = kuat Permukaan = halus Warna = hitam pekat Briket sempurna = 8 buahKekuatan fisik = kuat Permukaan = halus Warna = hitam pekat Briket sempurna = 8 buah Kekuatan fisik = agak rapuh Permukaan = agak kasar Warna = hitam kecoklatan Briket sempurna = 8 buah

1.

Biasa 1

80

10

10

-

-

2.

Biasa 2

75

15

10

-

-

3.

Biomas 1

65

10

15

5

5

4.

Biomas 2

70

10

10

5

5

Kekuatan fisik = agak rapuh Permukaan = agak kasar Warna = coklat kehitamanBriket sempurna = 8 buah

Pengolahan Data

Dari total berat campuran 200 gr maka dapat dicari berat masing-masing dalam campuran. Contoh perhitungan : Diketahui : Batubara = 80 % Kanji = 10 % Kaolin = 10 % Berat batubara : 80/100 x 200 gr = 160 gr Berat kanji : 10/100 x 200 gr = 20 gr Berat kaolin : 10/100 x 200 gr = 20 gr

PembahasanPada campuran 1 dan 2 briket batubara karbonisasi, briket yang dihasilkan 8 buah dari 8 lubang cetakan cetakan. Kekutan fisik kuat karena pembagian campuran yang merata pada cetakan dan cmpuran kanji yang pas. Permukaan briket yang halus karena ukuran butir campuran yang seragam dan berwarna hitam pekat karena di dimonasi oleh warna batubara. Pada campuran 3 dan 4 briket yang berhasil dicetak semuanya yaitu berjumlah delapan buah. Kekutan fisik agak rapuh karena adanya penambahan komposisi serbuk kayu dan kapur serta kurangnya komposisi dari kanji. Permukaan briket agak kasar karena ukuran butir campuran yang kurang seragam dan berwarna hitam kecoklatan karena adanya penambahan serbuk kayu.

PenutupKesimpulan Pada percobaan ini komposisi yang paling baik adalah campuran 1 dengan komposisi batubara 80 % , kaolin 10 %, dan kanji 10 %. Sedangkan komposisi yang kurang baik adalah campuran 3 dengan komposisi batubara 65 %, kanji 15 % , dan kaolin 10 %, serbuk kayu 5%, kapur 5%. Karbonisasi bertujuan untuk menekan Volatile matter (zat terbang) serta menaikkan nilai kalori dari batubara.

PERTEMUAN VI UJI PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA KARBONISASI

TUJUANPraktikan mampu menganalisa kaitan campuran bahan dalam pembuatan briket karbonisasi dengan hasil pembakaran briket karbonisasi.

Dasar Teori Tahapan dalam pembakaran bahan bakar padat adalah

pengeringan, devolatilisasi, dan kemudian pembakaranarang Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran bahan bakar padat, diantaranya yaitu ukuran partikel, kecepatan aliran udara, jenis bahan bakar, dan Temperatur udara

pembakaran

Alat dan BahanAlat Kompor briket Korek api Ember

Bahan Briket batubara karbonisasi kalori 6000 kkal Minyak Tanah

Prosedur PercobaanBriket batubara karbonisasi kalori 6000 kkal dimasukkan Ember + minyak tanah dimasukkan Kompor briket dibakar Hasil

Data Hasil PengamatanNo Nama Sampel 1. Biasa 1 Analisa Kemudahan terbakar Mudah (5 menit 25 detik) Analisa Asap Putih Analisa Abu Sedikit dan berwarna hitam keabuan Analisa Durasi Pembakaran 01 : 12 : 00 Keterangan 12 kali penambahan minyak tanah.

2.

Biasa 2

Mudah (5 menit 55 detik)

Putih

Sedikit dan berwarna hitam keabuanSedikit dan berwarna hitam keabuan Sedikit dan berwarna hitam keabuan

00 : 59 : 00

10 kali penambahan minyak tanah

3.

Biomas 1

Mudah (3 menit 39 detik)

Putih

00 : 45 : 12

15 kali penambahan minyak tanah

4.

Biomas 2

Mudah (5 menit 12 detik)

Putih

00 : 50 : 08

15 kali penambahan minyak tanah

PembahasanPada campuran 1, 2, 3, dan 4 analisa kemudaha terbakarnya tergolong mudah karena waktu penyalaan hingga menjadi bara kurang dari 20 menit. Abu yang dihasilkan sedikit karena unsur pengotor pada batubara tidak terlalu banyak dan berwarna hitam kecoklatan karena adanya penambahan bahan lain pada campuran. Asap berwarna putih berhubungan dengan sedikitnya asap karena adanya kaolin yang dapat mengurangi asap. Campuran yang memiliki durasi pembakaran paling lama adalah campuran 1 yaitu 1 jam 12 menit, karena bahan batubaranya lebih banyak dibanding campuran lain. Campuran yang mempunyai durasi pembakaran paling cepat adalah campuran 3 yaitu 59 menit, karena komposisi batubaranya paling sedikit.

KESIMPULAN Briket yang paling baik adalah pada campuran 1 yaitu dengan komposisi batubara 80%, kaolin 10%, kanji 10% dengan durasi pembakaran 1 jam 12 menitdan yang kurang baik yaitu pada campuran 3 dengan komposisi batubara 65%, kanji 15%, kaolin 10%, serbuk kayu 5%, dan kapur 5%. Kompoisi batubara sangat berpengaruh pada durasi pembakaran briket.

PERTEMUAN VII ANALISIS PROXIMATE

TUJUAN PRAKTIKUMpraktikan mengerti dan mampu melaksanakan, menganalisa, dan membandingkan cara kerja surface moisture batubara dengan metode ASTM dan ISO.

DASAR TEORI Surface moisture ialah istilah yang dipergunakan oleh international standard (ISO), BS, AS sedangkan ASTM mempergunakan istilah free moisture. Free Moisture ialah jumlah air yang menguap apabila contoh batubara yang baru diterima atau yang baru diambil, dikeringkan dalam ruangan terbuka pada kondisi tertentu sampai didapat berat. Residual Moisture ialah jumlah air yang menguap dari contoh batubara yang sudah kering (setelah free moisturenya menguap) apabila dipanaskan kembali pada suhu 105 110 derajat celcius, proses pengerjaan untuk mendapatkan nilai residual moisture merupakan tahap kedua dari penetapan total moisture. Total Moisture ialah seluruh jumlah air yang terdapat pada batubara dalam bentuk inherent dan adherent pada kondisi saat batubara tersebut diambil contohnya (as sampled) atau pada pada kondisi saat batubara tersebut diterima (as received).

ALAT DAN BAHAN Alat Oven Cawan kaca Timbangan Sendok

Bahan Batubara yang telah dipreparasi, kalori 6000 kkal

PROSEDUR PERCOBAANMenurut ASTM D-3320Cawan kosong Sampel batubara yang sudah dipreparasi ukuran 0,212 mm Cawan + sampel

Ditimbang dan dicatat

Ditimbang sebanyak 1 gram

Diletakkan Temperatur 106c selama 1,5 jam, diambil, didinginkan dan diletakkanOven

Desikator

Cawan + sampel ditimbangHasil

Menurut ISO 11722

Cawan kosong Sampel batubara yang sudah dipreparasi ukuran 0,212 mm Cawan + sampel

Ditimbang dan dicatat

Ditimbang sebanyak 1 gram

Diletakkan Temperatur 106c selama 3 jam, diambil, didinginkan dan diletakkanOven

Desikator

Cawan + sampel ditimbangHasil

DATA HASIL PENGAMATANHasil Pengamatan dengan Metode ASTM D-3302 Sampel Berat cawan (gram) Berat sampel (gram) Berat cawan + sampel (gram) Berat cawan + sampel setelah di oven (gram Keterangan

A

37,64

1

38,64

38,56

Waktu = 1,5 jam Suhu = 106C Waktu = 1,5 jam Suhu = 106C

B

37,55

1

38,55

38,49

Hasil Pengamatan dengan Metode ISO 11722

Sampel Berat cawan (gram)

Berat sampel (gram)

Berat cawan + sampel (gram)

Berat cawan + sampel setelah di oven (gram

Keterangan

A

33,27

1

34,27

34,20

Waktu = 3 jam Suhu = 106C Waktu = 3 jam Suhu = 106C

B

32,10

1

33,10

33,04

PENGOLAHAN DATAContoh perhitunga dengan metode ASTM D-3302 Diketahui Untuk : Sampel A Mr = m1 = 1 gr m2 = 38,64 gr m3 = 38,56 gr Ditanya : Mr ? Mf ? Mar ? Jawab : Mr = m2 m3 m1

x 100%

38,64 gr 38,56 gr = 1gr = 8%

x 100%

Mf

=

38,64 gr 38,56 gr 38,56 gr 37 ,64 gr

x 100%

= 8,69 %

Mar

= Mf + Mr

1 Mf 100

1 8,69 = 8,69 + 8 100 = 8,69 + 8 ( 1 0,9131) = 15,99 %

Contoh perhitungan dengan metode ISO 11722 Diketahui : Sampel B m1 = 1 gr m2 = 33,10gr m3 = 33,04 gr Ditanya : Mr ? Mf ? Mar ? Jawab : Mr

m2 m3 = m1=

x 100%

33,10 gr 33,04 gr 1gr = 6%

x 100%

Mf

=

33,10 gr 33,04 gr 33,04 gr 32 ,10 gr

x 100%

= 6,38%

Mar

1 Mf = Mf + Mr 100 1 6,38 = 6,38 + 6 100 = 6,38 + 5,6172% = 11,99 %

HASIL PENGOLAHAN DATAMetode Sampel

Residu Moisture (%)8

Free Moisture (%)8,69

Total Moisture (%)15,99

A

ASTMB 6 6,38 11,99

A ISO B

7

7,53

14,00

6

6,38

11,99

PEMBAHASANAnalisis proximate bertujuan untuk menganalisa kandungan air dalam batubara. Metode yang digunakan pada analisa ini yaitu standar ASTM D-3302 dengan waktu pemanasan selama 1,5 jam dan standar ISO 11722 dengan lama waktu pemanasan 3 jam dengan suhu yang sama. Hasil pengolahan data dengan metode ASTM pada tabel hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa persentase untuk residu moisture, free moisture dan total moisture lebih besar dibandingkan menggunakan metode ISO. Hal ini dikarenakan lamanya pemanasan di oven lebih cepat 1,5 jam dibandingkan dengan metode ISO.

KESIMPULAN Perbedaan metode ASTM dan ISO terdapat pada lamanya pemanasan sampel di oven, yaitu pada ASTM 1,5 jam dan pada ISO 3 jam pada suhu yang sama yang menyebabkan perbedaan persentase pada residu moisture, residu moisture dan total moisture.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Batubara dan Pemanfaatannya (Online). (http://www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2011. pada pukul 16.00 WITA)Anonim. 2011. Batubara dan Pemanfaatannya (Online). (http://www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 2 Desember 2011. pada pukul 22.45 WITA) Anonim. 2011. Briket Batubara (Online). (http://www.beritaiptek.com/static.php? diakses tanggal 30 Oktober 2011 pukul 17.50 WITA) Anonim.2011. Briket Batubara. (Online). (http://www.beritaiptek.com/static.php?, diakses tanggal 7 November 2011 pukul 21.06 WITA) Anonim. 2011. Pemanfaatannya dan Sejarah Batubara (Online). (http://www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2011. pada pukul 16.15 WITA) Anonim. 2011. Moisture Batubara. (Online). (http:// dhams.wordpress.com/2010/10/14.moisture_batubara.html. diakses tanggal 1Desember 2011 pukul 18.49 WITA)

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Moisture Batubara. (Online). (http://www.Idansum.wordpress.cooni.com/moisture.batubara bagian 2/dic.html diakses tanggal 1Desember 2011 pukul 18.49 WITA)

Anonim. 2011. Pembakaran Briket. (Online) (http://www.beritaiptek.com/staticphppage=profil diakses pada tanggal 7 November 2011 pukul 21.08 WITA)Anonim. 2011. Pembakaran Briket (Online). (http://www.beritaiptek.com/static.page.profil diakses tanggal 13 November 2011. pukul 21.08 WITA) Anonim. 2011. Pembakaran Briket (Online). (http://www.beritaiptek.com/static.page.profil. Diakses tanggal 2 Desember 2011. pukul 22.00 WITA)

Anonim. 2011. Pusat Informasi Briket Batubara (Online). (http://www.tekmira.esdm.qo.id/ briket/undex.html Diakses 2011. pukul 21.00 WITA)

tanggal 13 November

Anonim. 2011. Pusat Informasi Briket Batubara (Online). (http://www.tekmira.esdm.qo.id/ briket/undex.html. Diakses tanggal 29 November 2011. pukul 21.00 WITA)

DAFTAR PUSTAKADinas Perindagkan. 2011. Industri Briket Batubara (http://www.net.esdm.qo.com/ industri. Diakses tanggal 13 November 2011. pukul 21.15 WITA) Nurhakim. 2011. Diktat Perkuliahan batubara. Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru Sukandarrumidi. 1995. Batubara dan Gambut. Gadjah Mada University press :Yogyakarta

Taufiq Akbar, Muhammad. 2007. Laporan Praktikum Batubara. Fakultas Teknik. Universitas Lambung Mangkurat : BanjarbaruTim Asisten Batubara. 2011. Modul dan Penuntun Praktikum Batubara. Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru

Yani Arlan Ahmad, wandi. 2011. Laporan Praktikum Batubara. Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru

TERIMAKASIH