Perpajakan - PPh 21

download Perpajakan - PPh 21

of 5

Transcript of Perpajakan - PPh 21

  • 7/29/2019 Perpajakan - PPh 21

    1/5

    PPh Pasal 21

    Pengertian

    Pajak Penghasilan Pasal 21 atau biasa di sebut dengan PPh Pasal 21

    adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

    pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan

    pekerjaan atau jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi

    Subjek Pajak dalam negeri.

    Pajak Penghasilan (PPh ) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan atau

    dipotong dari penghasilan yg sumbernya dari Indonesia dan diterima oleh wajib

    pajak Luar Negeri baik pribadi maupun badan selain bentuk usaha tetap (But) di

    Indonesia.

    Dasar hukum PPh 21

    Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

    undang No. 28 Tahun 2007.

    Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilansebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36

    Tahun 2008.

    Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

    dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran

    dan Penyeroran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata

    Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara

    Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008 tentangPenetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari

    Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang

    Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.

    Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,

    dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26.

    Dasar Hukum PPh 26

    UU No.36 tahun 2008 tentang PPh (Pajak Penghasilan). Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-31/PJ/2009 yang telah diubah

    dengan PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman teknis tata cara pemotongan

    dan pelaporan PPh Pasal 21 dan atau PPh Pasal 26

  • 7/29/2019 Perpajakan - PPh 21

    2/5

    Tarif Pajak Penghasilan Pasah 21 / PPh21

    1. Pegawai Negara, Pegawai Negeri Sipil / PNS, anggota TNI Polri yangmenerima honorariun serta bentuk imbalan lain yang berasal darikeuangan negara atau keuangan daerah penghasilan dipotong pph 21

    sebesar 15% kecuali untuk golongan IId atau lebih rendah, TNI Polri

    pangkat Peltu ke bawah atau Ajun Insp. / Tingkat I ke bawah.

    2. Orang yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upahborongan dan uang saku harian yang jumlahnya lebih dari Rp. 24.000

    sehari namun kurang dari Rp. 240.000 kena potongan 5% dari penghasilan

    bruto setelah dikurangi dengan PTKP (penghasilan tidak kena pajak)

    harian atau apabila tahunan maka dibagi 360.

    3. Orang yang menerima pesangon, Tunjangan Hari Tua, Tebusan Pensiunatau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus. Untuk yangnominalnya antara Rp. 25.000.000 sampai dengan Rp. 50.000.000 terkena

    potongan pph21 sebesar 5%. Untuk antara Rp. 50.000.000 sampai dengan

    Rp. 100.000.000 terkena pph 21 sebesar 10%. Kemudian untuk antara Rp.

    100.000.000 sampai dengan Rp. 200.000.000 dipotong pph21 20% danyang terakhir apabila menerima Rp. 200.000.000 lebih terkena potongan

    pph21 25%.

    4. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dikenakan potonganpenghasilan pph 21 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto yaitu

    50% (lima puluh persen) dari penghasilan bruto. Tenaga ahli contohnya

    seperti arsitek, dokter, pengacara, akuntan, konsultan, notaris, penilai dan

    aktuaris.

    5. Orang yang menerima honor atau honorarium, hadiah / penghargaan, beasiswa, uang saku, komisi, dan bentuk pembayaran lain sebagai imbalan

    atas jasa dan kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya

    hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau kegiatan. Mantan

    Pegawai yang menerima jasa produksi, bonus, gratifikasi dan tantiem.

    Peserta program pensiun yang menarik dananya pada dana pensiun semua

    dikenakan tarif berdasarkan pasal 17 Undang-undang PPh dikali

    Penghasilan Bruto.

    6. Pegawai tetap, pegawai tidak tetap, pemagang, calon pegawai, penerimapensiun bulanan, distributor multi level marketing atau MLM serta directselling dan kegiatan sejenis dikenakan tarif sesuai dengan yang ada di

    Pasal 17 Undang-Undang PPh 21 dikali dengan Penghasilan Kena Pajak

    (PKP). Berikut ini adalah cara menghitung penghasilan kena pajak / pkp :

    Pegawai tetap dihitung dengan cara mengurangi penghasilan kotordengan biaya jabatan sebesar 5% maksimal Rp. 1.296.000 setahun atau

    Rp. 108.000 per bulan dikurangi lagi dengan biaya iuran pensiunm

    iuran jaminan hari tua dan dikurangi lagi dengan PTKP atau

    penghasilan tidak kena pajak.

    Penerima pensiun bulanan dihitung dengan cara mengurangipenghasilan bruto dengan biaya pensiunan sebesar 5% dikurangi Rp.

  • 7/29/2019 Perpajakan - PPh 21

    3/5

    432.000 setahun atau Rp. 36.000 sebulan, lalu dikurangi lagi dengan

    PTKP atau penghasilan tidak kena pajak.

    Untuk pegawai tidak tetap, calon pegawai, pegawai magang / pemagangdihitung denga cara mengurangi penghasilan kotor dengan PTKP atau

    penghasilan tidak kena pajak.

    Untuk Distributor multi level marketing atau mlm, direct selling danyang mirip atau sejenis dihitung dengan cara mengurangi penghasilan

    bruto dengan PTKP perbulan.

    Contoh perhitungan

    Hendry, status sudah menikah dengan 2 orang anak, bekerja pada PT. Royal Bali

    Cemerlang, memperolehGaji Pokok Rp 10,000,000 setiap bulannya. PT. Royal

    Bali Cemerlang mengikut sertakan Hendry masuk asuransi (JAMSOSTEK), untuk

    itu PT. Royal Bali Cemerlang membayar :

    Premi Jaminan Hari Tua (JHT) = 3.7% dari Gaji Pokok

    Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) = 0.5% dari Gaji Pokok

    Premi Jaminan Kematian (JK) = 0.30% dari Gaji Pokok

    Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) = 0.2% dari Gaji Pokok

    PT. Royal Bali Cemerlang juga mengikut sertakan Hendry ke dalama program

    pensiun, untuk itu perusahaan membayar premi pension untuk Hendry sebesar Rp150,000 setiap bulannya, sedangkan Hendry juga harus membayar Rp

    100,000 setiap bulannya yang langsung di potongkan dari Gajinya.

    Gaji pokok 10.000.000

    Tunjangan asuransi (jamsostek)

    Dibayar perusahaan Dibayar pegawai

    Tunjangan hari tua 3.7% 370.000 2% 200.000

    Jaminan kecelakaan kerja 0.5% 50.000

    Jaminan kematian 0.3% 30.000

    Jaminan hari tua 150.000 100.000

    Total tunjangan 600.000 300.000

  • 7/29/2019 Perpajakan - PPh 21

    4/5

    Perhitungan PPh 21

    Gaji pokok 10.000.000

    Premi JKK 50.000

    Premi JK 30.000

    Gaji bruto 10.080.000

    Pengurangan

    Biaya jabatan 5% (max 108.000) (108.000)

    Iuran JHT (200.000)

    Iuran Pensiun (100.000)

    (408.000)

    Penghasilan netto pegawai sebulan 9.672.000

    Penghasilan netto setahun (12x9.672.000) 116.064.000

    Dikurangi PTKP:

    Untuk WP sendiri 13.200.000

    Status Menikah 1.200.000

    2 Anak (2 x 1.200.000) 2.400.000

    (16.800.000)

    Penghasilan kena pajak 99.264.000

    PPh 21 setahun:

    25.000.000 x 5% 1.250.000

    25.000.000 x 10% 2.500.000

    49.264.000 x 15% 7.389.600

    PPh 21 Setahun : 11.139.600

    PPh 21 sebulan (11.139.600 : 12) 928.300

  • 7/29/2019 Perpajakan - PPh 21

    5/5

    Jurnal akuntansi pada buku perusahaan:

    Saat pembayaran gaji

    Biaya gaji 10.000.000

    Kas 8.771.700

    Utang PPh Pasal 21 928.300

    Titipan iuran JHT 200.000

    Titipan iuran pensiun 100.000

    Saat penyetoran PPh pasal 21:

    Utang PPh 21 928.300

    Kas 928.300

    Saat penyetoran premi Asuransi

    Titipan iuran JHT 200.000

    Titipan iuran pensiun 100.000

    Biaya tunjangan Asuransi 600.000

    Kas 900.000

    Buku besar

    Biaya gaji 10.000.000

    Biaya tunjangan asuransi 600.000

    Kas 10.600.000