ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS...
Transcript of ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS...
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH
21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI
BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER
JURNAL
Disusun Oleh:
Nama : Putri Adi Novita
NIM : 01112018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2016
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN
ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM
UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Derajat Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Putri Adi Novita
01112018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2016
1
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN
ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM
UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER
Oleh: Putri Adi Novita
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Narotama, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
menghitung PPh Pasal 21 karyawan pada CV. SINTER dan dampak yang
dihasilkan dengan menerapkan metode Gross Up untuk menghitung PPh Pasal 21
karyawan terhadap beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dibandingkan
dengan menerapkan metode Net.
Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Deskriptif data
yang dikumpulkan berupa dokumen, gambar, catatan lapangan dan kuantitatif
yang digunakan adalah menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan
perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Net dan Gross Up, menghitung beban
pajak setelah perencanaan pajak.
Melalui perhitungan terhadap PPh Pasal 21 karyawan dengan menggunakan
metode Gross Up dan Net diperoleh hasil yaitu apabila perusahaan menggunakan
metode Gross Up, perusahaan akan dapat membayar beban pajak penghasilan
badan lebih kecil daripada menggunakan metode Net.
Perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Gross Up sudah diterapkan pada CV.
SINTER dan diharapkan agar melakukan perencanaan pajak yang lain secara
legal.
Kata kunci: Perencanaan Pajak, Metode Gross Up PPh Pasal 21, Beban Pajak
Badan.
ABSTRACT
This study aims to determine the application of the method for calculating Gross
Up PPh 21 employees on the CV. SINTER and impact generated by applying the
method for calculating Gross Up PPh 21 employees of the tax burden to be paid
by the company as compared to applying the method of Net.
The researh method using quantitative descriptive approach. Descriptive data
collected in the form of documents, drawings, field notes and quantitative used
are large compute PPh 21, PPh 21 tax planning apply Net and Gross Up method,
calculate the tax burden after tax plannng.
2
Through the calculating of the PPh 21 employees using the Gross Up and the Net
result is, if companies use the Gross Up method, the company will be able to pay
his income tax expense of smaller bodies than using the Net.
Tax planning PPh 21 Gross Up method has been applied to the CV. SINTER and
is expected to be tax planning another legally.
Keywords: Tax Planning, PPh 21 Gross Up Method, Corporate Tax Burden.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling
diandalkan selain minyak bumi dan gas alam. Realisasi penerimaaan pajak selama
tahun 2015 tercatat mencapai Rp. 1.060 triliun, yang meliputi PPh non migas dan
PPh migas. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) menargetkan Rp
1.294 triliun, sehingga dapat disimpulkan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234
triliun tetapi dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan mencapai
12%. Ditahun 2014 pajak mencapai 70%, sedangkan ditahun 2015 pajak
mencapai hingga 82% (www.kemenku.go.id).
Definisi pajak dari Ratag (2013) dalam bisnis untuk perusahaan atau badan
usaha, pajak adalah beban tambahan yang berpengaruh yang akan pada
berkurangnya laba dari perusahaan atau badan usaha. Pengeluaran beban pajak
memengaruhi laba sehingga perlu diperhitungkan dalam setiap kebijakan yang
akan digunakan oleh setiap perusahaan.
Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah
utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly
Suandy, 2011:1). Salah satu dari cara legal (tidak melanggar peraturan
perpajakan) dalam mengefisiensikan beban pajak, yaitu dengan cara perencanaan
pajak (tax planning). Meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang Badan,
yaitu dengan cara mengoptimalkan penghasilan yang dikurangkan,
memaksimalkan biaya fiskal, meminimalkan biaya yang tidak diperbolehkan
sebagai pengurang dan pemilihan dari metode akuntansi. Pajak Penghasilan
perusahaan memiliki keterkaitan yang erat dalam membayar pajak perusahaan,
dan memiliki ruang besar untuk perencanaan pajaknya. Perencanaan Pajak
Penghasilan karyawan bisa dilakukan dengan mengoptimalkan yang dapat
dibiayakan, mengalihkannya dalam bentuk memberikan natura, tunjangan-
tunjangan sebagai biaya dan dapat dikurangkan sesuai peraturan perundang-
undangan perpajakan (Sahilatua dan Noviari, 2013).
Perencanaan pajak PPh Pasal 21 juga menjadi kebijakan perusahaan, sebab
selain untuk mendapatkan laba perusahaanpun harus memperhatikan
kesejahteraan karyawannya (Hussin, 2013). Dengan menggunakan gross-up
method perusahaan menjadi efisien (minimal) dalam pembayaran beban pajaknya.
Walau tax planning (perencanaan pajak) ini sederhana, akan tetapi berpengaruh
terhadap beban pajak yang efisien.
Penelitian ini dilakukan di CV. SINTER yaitu perusahaan yang bergerak
dibidang manufaktur bahan pokok (jagung pecah, beras, dan tepung gaplek) yang
mulai beroperasi tahun 1985. CV. SINTER merupakan perusahaan yang
berorientasi dalam mencari laba. Besarnya pengeluaran suatu perusahaan
3
berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan. Salah satu pengeluaran tersebut
adalah beban pajak penghasilan.
CV. SINTER belum melakukan manajemen pajak secara efisien, sehingga
perlu membuat manajemen pajak yang apik dan terorganisir sehingga pajak
penghasilan perusahaan efisien tanpa harusberbuat curang. Manajemen pajak
dapat dilakukan dengan cara menyusun perencanaan pajak, pelaksanaan
kewajiban perpajakan, dan pengendalian pajak yang baik sehingga terhindar dari
segala yang menyebabkan peningkatan pajak penghasilan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan perencanaan
pajak PPh Pasal 21 yang diterapkan pada CV. SINTER berdasarkan legalitas dan
menganilisa pengaruh signifikan tidaknya perencanaan pajak penghasilan
terhadap pajak badan yang dibayarkan CV. SINTER.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Mardiasmo (2013:1)
mendefinisikan pajak
“Pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara bedasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum”.
Perencanaan Pajak
Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah
utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly
Suandy, 2011:1). Tujuan dari penerapan perencanaan pajak menurut penelitian
terdahulu Natakharisma dan Sumadi (2014) adalah untuk menghemat pengeluaran
beban pajak, mengetahui perkembangan peraturan perpajakan, mengalihkan
biaya-biaya yang tidak dianggap sebagai biaya fiskal.
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap suatu
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan lain-lain dengan nama
dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. (Mardiasmo, 2013:188).
tarif pajak berdasarkan pasal 17 UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan
UU No.36/2008.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif
Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Di atas Rp 50.000.000 sampai Rp 250.000.000 15%
Di atas Rp 250.000.000 sampai Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30% Sumber: Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008
Rumus Perhitungan Gross-Up Method
Menurut UU PPh No. 36 tahun 2008 Berikut ini adalah rumus untuk
menentukan besaran tunjangan pajak yang di Gross-Up:
4
Lapisan Rumus
Lapisan 1
(PKP x 5/95) PKP s/d Rp 175.000.000
Lapisan 2 ((PKP – 175.000.000) x
15/85) + 25.000.000)) PKP diatas Rp 175.000.000 s/d Rp 217.500.000
Lapisan 3 ((PKP – 217.500.000) x 25/75) + 32.500.000)) PKP diatas Rp 217.500.000 s/d Rp 405.000.000
Lapisan 4 ((PKP – 405.000.000) x
30/70) + 95.000.000)) PKP diatas Rp 405.000.000
Sumber: www.ortax.org
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan perencanaan pajak PPh Pasal 21
metode net dan gross-up, menghitung beban pajak setelah perencanaan pajak.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan catatan lapangan,
wawancara dan dokumen resmi lainnya.
Metode Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini yang digunakan adalah:
1) Data sekunder
Data sekunder dibagi menjadi dua menurut Sugiyono (2013) adalah
sebagai berikut:
(1) Data Internal: Profil Badan Usaha CV. SINTER, Laporan
Laba/Rugi tahun 2014 dan 2015, Perincian gaji karyawan tetap
tahun 2015.
(2) Data Eksternal: Literatur, Jurnal, Skripsi yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil
penelitian ini.
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui:
1) Observasi
Pada penelitian ini yang dilakukan observasi partisipatif yang pasif,
karena peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, akan
tetapi tidak berperan langsung dalam kegiatan tersebut.
2) Wawancara
Berkomunikasi dengan Staf Akuntansi (Arif Hidayat). Hal-hal yang
berkaitan dengan struktur organisasi, perhitungan laba/rugi, daftar gaji
karyawan.
5
3) Dokumentasi
Mengumpulkan data-data dari CV. SINTER berupa data based CV.
SINTER arsip atau laporan-laporan lainnya.
4) Triangulasi
Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah
menganalisa laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan, menghitung
pph 21 karyawan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data adalah dengan cara:
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Peneliti memperoleh landasan teori mengenai perencanaan pajak dan
implementasinya melalui literatur, jurnal, skripsi yang berhubungan
dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil
penelitian ini.
2) Analisis selama di Lapangan model Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2013), yaitu:
(1) Reduksi Data
Penelitian ini memfokuskan pada data gaji karyawan CV.
SINTER dengan gaji diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena
Pajak) dan laporan laba/rugi CV. SINTER 2015.
(2) Penyajian Data
Laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan 2015 yang kemudian
dibandingkan dengan perhitungan pajak yang sudah ditambah
dengan variabel lain untuk mendapatkan penghematan beban
pajak.
(3) Kesimpulan
Kesimpulan penelitian penerapan perencanaan pajak dengan
pemilihan menggunakan metode net dan gross-up akan
berpengaruh terhadap beban pajak badan.
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan beban pajak badan dalam
penerapan perencanaan pajak terutang PPh Pasal 21, beban pajak akan lebih
efisien dengan menggunakan metode gross-up.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Laporan Laba/Rugi CV. SINTER
K E T E R A N G A N 2015 2014
PENJUALAN
Penjualan Trading
Penjualan Trading 193.631.843.300 229.121.985.833,25
Rph Penjualan Trading 315.642.419 366.159.070,00
6
Penjualan Manufaktur
Penjualan Manufaktur 58.553.748.700 63.623.764.500,00
Rph Penjualan Manufaktur 23.498.453 82.363.404,00
PENJUALAN LOKAL BERSIH 251.846.451.128 292.297.227.859,25
Penjualan Ekspor
Penjualan Ekspor 35.120.845.634 13.354.282.799,00
Rph Penjualan Ekspor 614.083.114 239.852.361,00
PENJUALAN EKSPOR BERSIH 34.506.762.520 13.114.430.438,00
TOTAL PENJUALAN BERSIH 286.353.213.648 305.411.658.297,25
HARGA POKOK PENJUALAN
PERSEDIAAN AWAL 87.683.384.872 63.439.703.865
KOREKSI SALDO AWAL
Pembelian Trading 186.637.740.381 190.293.751.919,14
Rph Pembelian Trading 3.946.503.931 4.891.445.224,14
TOTAL PEMBELIAN TRADING 182.691.236.450 185.402.306.695,00
Pembelian Impor 3.350.546.340 82.489.027.924,24
Rph Pembelian Impor 18.374.340 12.394.034.667,47
TOTAL PEMBELIAN IMPOR 3.332.172.000 70.094.993.256,76
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL 273.706.793.322 318.937.003.816,76
BIAYA LANGSUNG
Biaya Pembelian
Ongkos Angkut Pembelian 534.104.000 564.036.370,00
Ongkos Bongkar Manufaktur - 2.573.008.310,84
Ongkos Bongkar Trading 824.362.234
Biaya Impor 301.278.371 4.790.925.775,64
Biaya Pembelian Lain-lain 423.112.090 -
Biaya Gudang
Biaya Gudang Manufaktur 1.205.390.312 -
Biaya Gudang Trading 122.764.219 -
Biaya Gudang Lain-Lain 652.862.620 -
Bahan Pembantu
Plastik - -
Zak 2.638.969.859 1.997.104.500,00
Roll - 20.125.000,00
Benang 17.668.500 17.895.000,00
Terpal 25.244.500 16.266.000,00
Bahan Bakar Oli 174.297.220 685.655.703,00
Fumigasi 230.095.830 320.706.246,76
7
Bahan pembantu lain2 130.852.500 139.695.000,00
Listrik 755.610.904 489.820.286,00
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan Gedung 33.257.900 2.006.000,00
Perawatan Mesin & Peralatan 732.625.134 644.743.194,18
Perawatan Kendaraaan 288.462.962 45.064.140,00
Biaya Penyusutan 1.119.635.532 1.222.222.279,22
Biaya Langsung Lain-lain
Biaya Sewa 2.244.000.000 1.683.000.000,00
Biaya Lain-Lain 445.786.173 1.552.924.227,20
TOTAL BIAYA LANGSUNG 12.900.380.860 16.765.198.032,85
PERSEDIAAN AKHIR 43.439.703.865 87.683.384.872
HARGA POKOK PENJUALAN 243.167.470.317 248.018.816.977,61
LABA KOTOR 43.185.743.331 57.392.841.319,64
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Penjualan
Ongkos Angkut & Muat Penjualan 4.285.370.742 2.996.651.601,38
Bi Transfer 1.383.250 1.357.000,00
Bi Penjualan lain2 227.132.662 182.884.500,00
Bi Ekspor 3.475.929.729 1.670.026.952,20
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 7.989.816.383 4.850.920.053,58
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
Biaya Admin Umum Karyawan
Gaji Karyawan 5.946.940.240 4.678.342.390,00
Lembur Karyawan 1.651.650 4.182.100,00
Tunjangan Karyawan - -
Lain-lain - -
Tunjangan PPH
-
Biaya Admin Umum Aktiva Tetap
Perawatan Gedung 150.000 475.000,00
Perawatan Mesin & Kendaraan 1.412.235 11.076.285,00
Perawatan Inventaris 3.165.000 4.325.000,00
Biaya Penyusutan 31.688.816 44.836.694,53
Biaya Admin Umum Lain’’
8
Listrik & Telepon 71.056.143 61.914.585,00
Biaya Asuransi 290.792.522 89.896.692,84
Biaya Perjalanan Dinas 86.800.481 4.635.000,00
Biaya ATK 5.071.400 5.268.673,00
Biaya RTK 20.083.250 20.072.999,20
Biaya Admin Bank 26.394.225 42.902.038,66
Biaya Lain-Lain 210.835.521 312.265.290,12
Biaya Pajak
202.150.717,00
Biaya Piutang Tak Tertagih 751.248.601
TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN 7.447.290.084 5.482.343.465,36
LABA OPERASI 27.748.636.864 47.059.577.800,70
PENDAPATAN & BIAYA DILUAR
USAHA
Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Jasa Giro 20.830.052 24.374.309,62
Selisih Lebih Pembulatan 180 7,25
Pendapatan lain-lain - 31.889.416,90
Laba Penjualan Aktiva Tetap 38.000.000
Biaya Diluar Usaha
Biaya bunga kredit 4.578.675.759 4.445.062.204,99
Selisih Kurang Pembulatan 4 940,64
Biaya Lain-Lain 1.868.333.448 208.507.501,00
Selisih Kurs
Laba Rugi Kurs (840647918) (4.098.634.486,97)
Biaya Pajak -
Biaya Pajak Kini -
Biaya Pajak Tangguhan -
TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA (7.228.826.897) (8.695.941.399,83)
LABA SEBELUM PAJAK 20.519.809.967 38.363.636.400,88 Sumber: Data diolah
Pembahasan Penelitian
Perbandingan PPh 21 Terutang Karyawan CV. SINTER 2015 dengan
menerapkan metode net dan gross-up
9
No. Nama Karyawan
PPh 21 terutang
Net
(dalam satuan
rupiah)
Gross-Up
(dalam satuan
rupiah)
Selisih
(dalam satuan
rupiah)
1. Heru 453.600 477.474 23.874
2. Rininta 484.475 509.974 25.499
3. Ogut 647.162 681.223 34.061
4. Dwi Ratna 784.475 825.763 41.288
5. Sandra 789.562 831.118 41.556
6. Meilianti 793.975 835.763 41.788
7. Andrew 793.975 835.763 41.788
8. Puspa 799.062 841.118 42.056
9. Lie 813.213 856.013 42.800
10. Ivan 869.125 914.868 45.743
11. Ny. Soegiantoro 27.700.000 32.666.667 4.966.667
12. Siany 73.250.000 98.428.571 25.178.571
13. Hairyanto 240.800.000 344.000.000 103.200.000
14. Hariadi 322.400.000 460.571.429 138.171.429
15. Merlia 344.490.962 492.129.946 147.638.984 TOTAL 1.015.869.586 1.435.405.690 419.536.104 Sumber: Data diolah, 2015
Total PPh 21 terutang dari 15 karyawan CV. SINTER sebesar Rp.
1.015.869.586,00 untuk metode net, sedangkan sebesar Rp. 1.435.405.690,00
untuk metode gross-up. Selisih PPh 21 terutang untuk dua metode tersebut
sebesar Rp. 419.536.104,00.
Koreksi Fiskal
Net Method Gross-Up Method
(dalam satuan rupiah) (dalam satuan rupiah)
A Koreksi Fiskal Positif: A Koreksi Fiskal Positif:
1. Biya PPh 21 1.015.869.586 - -
B Koreksi Fiskal Negatif: B Koreksi Fiskal Negatif:
1. Biaya Penyusutan 224.588.906 1. Biaya Penyusutan 224.588.906
2.
Biaya lain-lain yang
terdapat
33.175.000
2.
Biaya lain-lain yang
terdapat
33.175.000
dalam biaya umum lain-
lain
dalam biaya umum lain-
lain
3.
Pendapatan jasa giro yang
terdapat
20.830.052
3.
Pendapatan jasa giro yang
terdapat
20.830.052
dalam pendapatan diluar
usaha
dalam pendapatan diluar
usaha
4.
Biaya lain-lain yang
terdapat
20.600.000
4.
Biaya lain-lain yang
terdapat
20.600.000 dalam biaya diluar usaha dalam biaya diluar usaha
Total 1.315.063.544 Total 299.193.958 Sumber: Data diolah, 2015
10
K E T E R A N G A N 2014 2015
Net Gross-Up
PENJUALAN
Penjualan Trading
Penjualan Trading 229.121.985.833,25 193.631.843.300 193.631.843.300 193.631.843.300
Rph Penjualan Trading 366.159.070,00 315.642.419 315.642.419 315.642.419
Penjualan Manufaktur
Penjualan Manufaktur 63.623.764.500,00 58.553.748.700 58.553.748.700 58.553.748.700
Rph Penjualan Manufaktur 82.363.404,00 23.498.453 23.498.453 23.498.453
PENJUALAN LOKAL BERSIH 292.297.227.859,25 251.846.451.128 251.846.451.128 251.846.451.128
Penjualan Ekspor
Penjualan Ekspor 13.354.282.799,00 35.120.845.634 35.120.845.634 35.120.845.634
Rph Penjualan Ekspor 239.852.361,00 614.083.114 614.083.114 614.083.114
PENJUALAN EKSPOR BERSIH 13.114.430.438,00 34.506.762.520 34.506.762.520 34.506.762.520
TOTAL PENJUALAN BERSIH 305.411.658.297,25 286.353.213.648 286.353.213.648 286.353.213.648
HARGA POKOK PENJUALAN
11
PERSEDIAAN AWAL 63.439.703.865 87.683.384.872 87.683.384.872 87.683.384.872
KOREKSI SALDO AWAL
Pembelian Trading 190.293.751.919,14 186.637.740.381 186.637.740.381 186.637.740.381
Rph Pembelian Trading 4.891.445.224,14 3.946.503.931 3.946.503.931 3.946.503.931
TOTAL PEMBELIAN TRADING 185.402.306.695,00 182.691.236.450 182.691.236.450 182.691.236.450
Pembelian Impor 82.489.027.924,24 3.350.546.340 3.350.546.340 3.350.546.340
Rph Pembelian Impor 12.394.034.667,47 18.374.340 18.374.340 18.374.340
TOTAL PEMBELIAN IMPOR 70.094.993.256,76 3.332.172.000 3.332.172.000 3.332.172.000
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL 318.937.003.816,76 273.706.793.322 273.706.793.322 273.706.793.322
BIAYA LANGSUNG
Biaya Pembelian
Ongkos Angkut Pembelian 564.036.370,00 534.104.000 534.104.000 534.104.000
Ongkos Bongkar Manufaktur 2.573.008.310,84 - -
Ongkos Bongkar Trading 824.362.234 824.362.234 824.362.234
Biaya Import 4.790.925.775,64 301.278.371 301.278.371 301.278.371
Biaya Pembelian Lain-lain - 423.112.090 423.112.090 423.112.090
12
Biaya Gudang
Biaya Gudang Manufaktur - 1.205.390.312 1.205.390.312 1.205.390.312
Biaya Gudang Trading - 122.764.219 122.764.219 122.764.219
Biaya Gudang Lain-Lain - 652.862.620 652.862.620 652.862.620
Bahan Pembantu
Plastik - - - -
Zak 1.997.104.500,00 2.638.969.859 2.638.969.859 2.638.969.859
Roll 20.125.000,00 - - -
Benang 17.895.000,00 17.668.500 17.668.500 17.668.500
Terpal 16.266.000,00 25.244.500 25.244.500 25.244.500
Bahan Bakar Oli 685.655.703,00 174.297.220 174.297.220 174.297.220
Fumigasi 320.706.246,76 230.095.830 230.095.830 230.095.830
Bahan pembantu lain2 139.695.000,00 130.852.500 130.852.500 130.852.500
Listrik 489.820.286,00 755.610.904 755.610.904 755.610.904
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan Gedung 2.006.000,00 33.257.900 33.257.900 33.257.900
Perawatan Mesin & Peralatan 644.743.194,18 732.625.134 732.625.134 732.625.134
13
Perawatan Kendaraaan 45.064.140,00 288.462.962 288.462.962 288.462.962
Biaya Penyusutan 1.222.222.279,22 1.119.635.532 895.046.626 895.046.626
Biaya Langsung Lain-lain
Biaya Sewa 1.683.000.000,00 2.244.000.000 2.244.000.000 2.244.000.000
Biaya Lain-Lain 1.552.924.227,20 445.786.173 445.786.173 445.786.173
TOTAL BIAYA LANGSUNG 16.765.198.032,85 12.900.380.860 12.675.791.954 12.675.791.954
PERSEDIAAN AKHIR 87.683.384.872 43.439.703.865 43.439.703.865 43.439.703.865
HARGA POKOK PENJUALAN 248.018.816.977,61 243.167.470.317 242.942.881.411 242.942.881.411
LABA KOTOR 57.392.841.319,64 43.185.743.331 43.410.332.237 43.410.332.237
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Penjualan
Ongkos Angkut & Muat Penjualan 2.996.651.601,38 4.285.370.742 4.285.370.742 4.285.370.742
14
Bi Transfer 1.357.000,00 1.383.250 1.383.250 1.383.250
Bi Penjualan lain2 182.884.500,00 227.132.662 227.132.662 227.132.662
Bi Ekspor 1.670.026.952,20 3.475.929.729 3.475.929.729 3.475.929.729
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 4.850.920.053,58 7.989.816.383 7.989.816.383 7.989.816.383
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
Biaya Admin Umum Karyawan
Gaji Karyawan 4.678.342.390,00 5.946.940.240 5.946.940.240 5.946.940.240
Lembur Karyawan 4.182.100,00 1.651.650 1.651.650 1.651.650
Tunj Karyawan - - - -
Lain-Lain - - - -
Tunjangan PPH - - 1.435.405.690
Biaya Admin Umum Aktiva Tetap
Perawatan Gedung 475.000,00 150.000 150.000 150.000
Perawatan Mesin & Kendaraan 11.076.285,00 1.412.235 1.412.235 1.412.235
Perawatan Inventaris 4.325.000,00 3.165.000 3.165.000 3.165.000
15
Biaya Penyusutan 44.836.694,53 31.688.816 31.688.816 31.688.816
Biaya Admin Umum Lain''
Listrik & Telepon 61.914.585,00 71.056.143 71.056.143 71.056.143
Biaya Asuransi 89.896.692,84 290.792.522 290.792.522 290.792.522
Biaya Perjalanan Dinas 4.635.000,00 86.800.481 86.800.481 86.800.481
Biaya ATK 5.268.673,00 5.071.400 5.071.400 5.071.400
Biaya RTK 20.072.999,20 20.083.250 20.083.250 20.083.250
Biaya Admin Bank 42.902.038,66 26.394.225 26.394.225 26.394.225
Biaya Lain-Lain 312.265.290,12 210.835.521 177.660.521 177.660.521
Biaya Pajak 202.150.717,00
Biaya Piutang Tak Tertagih 751.248.601 751.248.601 751.248.601
TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN 5.482.343.465,36 7.447.290.084 7.414.115.084 8.849.520.774
LABA OPERASI 47.059.577.800,70 27.748.636.864 28.006.400.770 26.570.995.080
PENDAPATAN & BIAYA DILUAR
USAHA
-
16
Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Jasa Giro 24.374.309,62 20.830.052 - -
Selisih Lebih Pembulatan 7,25 180 180 180
Pendapatan Lain-Lain 31.889.416,90 - 38.000.000 -
Laba Penjualan Aktiva Tetap 38.000.000 - 38.000.000
Biaya Diluar Usaha -
Biaya bunga kredit 4.445.062.204,99 4.578.675.759 4.578.675.759 4.578.675.759
Selisih Kurang Pembulatan 940,64 4 4 4
Biaya Lain-Lain 208.507.501,00 1.868.333.448 1.847.733.448 1.847.733.448
Selisih Kurs -
Laba Rugi Kurs (4.098.634.486,97) (840647918) (840647918) (840647918)
Biaya Pajak - - -
Biaya Pajak Kini - - -
Biaya Pajak Tangguhan - - -
TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA (8.695.941.399,83) (7.228.826.897) (7.229.056.949) (7.229.056.949)
17
LABA SEBELUM PAJAK 38.363.636.400,88 20.519.809.967 20.777.343.821 19.341.938.131
Sumber: Data diolah, 2015
Laba sebelum pajak tahun 2014 sebesar Rp. 38.363.636.400,88. Tahun 2015 sebelum melakukan rekonsiliasi sebesar Rp.
20.519.809.967,00. Tahun 2015 setelah dilakukan perencanaan pajak dan rekonsiliasi maka laba sebelum pajak untuk metode net
sebesar Rp. 20.777.343.821,00 sedangkan metode gross-up sebesar Rp. 19.341.938.131,00.
Besarnya pendapatan dan beban perusahaan maka akan menghasilkan laba sebelum pajak, sedangkan besarnya laba sebelum
pajak akan berpengaruh terhadap beban pajak yang akan dibayar oleh perusahaan, semakin tinggi laba sebelum pajak suatu
perusahaan maka akan lebih tinngi pula beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00:
(Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak
= (Rp. 4.800.000.000,00 : Rp. 43.410.332.237,00) x Rp. 20.777.343.821,00
= Rp. 2.297.408.133,00
25% x 50% x Rp. 18.479.935.688,00 = Rp. 287.176.017,00
Sisanya 25% x Rp.18.479.935.688,00 = Rp. 4.619.983.922,00
Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER Tahun 2015 dengan menggunakan Net Method adalah sebesar
Rp. 287.176.017,00 + Rp. 4.619.983.922,00 = Rp. 4.907.159.939,00.
Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00:
(Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak
= (Rp. 4.800.000.000,00 : 43.410.332.237,00) x Rp. 19.341.938.131,00
= Rp. 2.138.691.372,00
25% x 50% x Rp. 2.138.691.372,00 = Rp. 267.336.422,00
Sisanya 25% x Rp. 17.203.246.759,00 = Rp. 4.300.811.690,00
Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER pada Tahun 2015 dengan menggunakan metode Gross-Up adalah
sebesar Rp. 267.336.422,00 + Rp. 4.300.811.690,00 = Rp. 4.568.148.111,00.
18
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) CV. SINTER sudah menerapkan perencanaan pajak (tax planning) dengan baik
karena telah menerapkan gross-up method, yaitu dengan memberikan tunjangan
pajak yang sama besarnya dengan PPh Pasal 21 karyawan.
2) Dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER
dapat mengefisiensi beban pajak.
3) Penghematan pembayaran pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00 cukup
signifikan jika CV. SINTER melakukan metode perhitungan PPh Pasal 21
karyawannya dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode
gross-up.
4) Dengan menggunakan net method, perusahaan harus membayar pajak
penghasilan terutang badan sebesar Rp. 4.907.159.939,00.
5) Dengan menggunakan metode yang saat ini digunakan perusahaan atau gross-up
method, perusahaan harus membayar pajak penghasilan terutang badan sebesar
Rp. 4.568.148.112,00.
6) Dengan penerapan metode Gross-Up, perusahaan dapat membayar pajak
penghasilan perusahaan yang lebih kecil, yaitu lebih kecil sebesar Rp.
339.011.827,00 dari Net Method. Maka dapat disimpulkan dengan menggunakan
metode Gross-Up, CV. SINTER dapat melakukan penghematan pembayaran
pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi alternatif
bagi CV. SINTER dalam membuat suatu perencanaan pajak bagi perusahaan sebagai
berikut:
1) Dalam perhitungan PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER tetap menerapkan
gross-up method. Karena dengan menggunakan metode Gross-Up, perusahaan
akan memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
(1) Perusahaan akan dapat melakukan penghematan pembayaran pajak
penghasilan badan (tax saving).
(2) Perusahaan tidak akan dirugikan dari segi fiskal, sebab dalam pembayaran
PPh Pasal 21 karyawan untuk perusahaan tidak dikenai koreksi fiskal.
(3) Perusahaan memberikan take home pay kepada karyawan lebih besar,
karyawanpun merasa lebih termotivasi untuk giat dalam bekerja yang pada
akhirnya akan membuat kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
2) Sebaiknya perusahaan mencari strategi penerapan perencanaan pajak lain yang
sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku (secara legal) sehingga
penerapan pernecanaan pajak CV. SINTER dapat lebih maksimal. Perencanan
pajak yang dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Mengganti pemberian tunjangan makan dalam bentuk makan ditempat kerja atau makan bersama, karena pemberian dalam bentuk tunjangan makanan
akan ditambahkan kepenghasilan. Dengan memberikan makan bersama atau
19
makan ditempat kerja dapat menambah keakraban antar pegawai, karyawan
tidakperlu keluar kantor untuk membeli makan diluar, dan juga menjadi
biaya fiskal sehingga dapat mengurangi laba fiskal.
(2) Memberikan fasilitas pulsa HP untuk bagian pemasaran atau marketing
karena akan dapat dibiayakan, akan dikenakan koreksi fiskal sebesar 50%.
(3) Dengan mengadakan seminar atau kursus (pendidikan) maka biaya tersebut
juga akan menjadi pengurang laba fiskal (dapat dibiayakan), selain itu juga
karyawan akan menambah pengetahuan dan lebih berpotensi yang
berhubungan dengan bidang pekerjaannya.
3) CV. SINTER agar mengikuti perkembangan (up to date) dalam peraturan-
peraturan perpajakan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, L. dan Nurul, I. (2013). Implementasi Tax Planning Pajak Penghasilan Badan PT.
Indojaya Mandiri. Vol. 2 No. 10, 1-19. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas
STIESIA Surabaya. http://ejournal.stiesia.ac.id (Download 10 November 2015).
Dewi, S. S. (2014). Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Mengoptimalkan Pembayaran Pajak
Pada PT. Rutan Di Surabaya. Vol. 3 No.2, 1-12. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi,
Universitas Surabaya. http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id (Download 10
November 2015).
Gobel, M. (2013). Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan Tunjangan Makan
dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal Emba ,
Vol.1 No.4, 1868-1878. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 4 Desember 2015).
Hussin, S. (2013). Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode
Gross, Net, Dan Gross Up Dan Dampaknya Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan
Koperasi Satya Ardhia Mandiri (Kosami). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repostory.uinjkt.ac.id (Download 30
September 2015).
Kalangi, F. (2014). Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Hotel Sahid Kawanua
Manado. Emba ISSN 2303-1174 , 1-9. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015).
Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Andi Yogyakarta.
Noviari, N. dan Sahilatua P. F. (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21
Sebagai Strategi Penghematan Pembayaran Pajak. ISSN: 2302-8556 , 1-20. Jurnal
Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana. http://download.portalgaruda.org
(Download 17 Oktober 2015).
Penerimaaan pajak dan realisasi pendapatan pajak tahun 2015. http://www.kemenku.go.id.
Pohan, A.C. (2011). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama.
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
20
Ratag, G. A. (2013). Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan Aktiva tetap Untuk
Menghitung PPh Badan Pada PT. Bank Sulut. Jurnal Emba , Vol.1 No.3, 950-958.
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 25 Oktober 2015).
Rori, H. (2013). Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Emba ,
Vol.1 No.3, 410-418. Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan.
Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015).
Rumus untuk menentukan besarnya jumlah tunjangan pajak. http//www.ortax.org.
Suandy, E. (2011). Perencanaan Perpajakan. Salemba Empat.
Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kombinasi. Alfabeta Bandung.
Sumadi, K. I dan Nathakharisma V. (2014). Analisis Tax Planning Dalam Meningkatkan
Optimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pada PT. Chidehafu. ISSN: 2302-8556 , 1-
16. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana.
http://download.portalgaruda.org (Download 10 November 2015).
Wafa, A.I (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Sebagai Strategi
Penghematan Pembayaran Pajak Perusahaan (Studi Kasus Pada Pdam Kabupaten
Banyuwangi). Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Jember.
http://download.repostory.unej.ac.id (Download 9 Oktober 2015).
Waluyo. (2014). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.