PPh pasal 21-1

44
PPh pasal 21 PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Orang Pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri Apabila kegiatan dilakukan Orang Pribadi Subjek Pajak Luar Negeri, Pajak Penghasilan pasal 26.

description

pajak pph

Transcript of PPh pasal 21-1

PPh pasal 21

• PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Orang Pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri

• Apabila kegiatan dilakukan Orang Pribadi Subjek Pajak Luar Negeri, Pajak Penghasilan pasal 26.

Pemotong PPh pasal 21/26

• Pemberi kerja badan dan orang pribadi baik kepada pegawai atau bukan pegawai

• Bendahara atau pemegang kas pemerintah• Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial

tenaga kerja serta badan yang membayar uang pensiun• Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain atas jasa dan/atau kegiatan, jasa tenaga ahli dan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan magang

• Penyelenggara kegiatan yang membayar honoraium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun.

Tidak termasuk pemberi kerja sebagai pemotong pajak

• Kantor perwakilan negara asing

• Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan MenKeu

• Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga

Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 dan atau PPh

pasal 26

• Pegawai• Penerima uang pesangon, pensiun,

tunjangan hari tua termasuk ahli warisnya• Bukan pegawai yang menerima atau

memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan

• Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaan dalam kegiatan

Penerima penghasilan ..

• Bukan Pegawai : tenaga ahli*, pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang iklan, sutradara, foto model, olahragawan, penasihat, pengajar, pelatih, penyuluh, pengarang, peneliti, penerjemah, pemberi jasa dalam bidang teknik, komputer, telekomunikasi, fotografi, agen iklan, pengawas proyek, pembawa pesanan atau menemukan pelanggan, petugas penjaja barang dagangan, petugas dinas luar asuransi, distributor MLM

* pengacara, akuntan, arsitek, dokter, notaris, penilai, aktuaris dan konsultan

Penerima penghasilan ..

Peserta kegiatan : peserta perlombaan dalam segala bidang; peserta rapat, konfrensi, sidang; peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan; peserta pendidikan, pelatihan dan magang; peserta kegiatan lainnya

Tidak termasuk penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26

• Pejabat perwakilan diplomatik dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka dengan syarat bukan WNI dan tidak menerima penghasilan di Ind dan ada azas timbal balik

• Pejabat perwakilan organisasi internasional yang telah ditetapkan MenKeu, bukan WNI, tidak mempunyai kegiatan usaha atau pekerjaan lain di Ind.

Benefit in cash dan Benefit in kind PMK-252/PJ.03./2008

Pemberi Penghasilan Benefit in cash Benefit in kind

Pemerintah Obyek pajak Non obyek pjk

Non Wajib Pajak Obyek pajak Obyek pajak

WP dikenakan PPh final Obyek pajak Obyek pajak

WP dikenakan PPh dg norma penghitungan khusus(deemed profit)

Obyek pajak Obyek pajak

Wajib Pajak Lainnya Obyek pajak Non obyek pjk

Penghitungan PKP atas pegawai tetap/bukan pegawai tetap

1 Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur (PMK No.252/PMK.03/2008 pasal 9(1) huruf a angka 1– Dasar pengenaan :

PKP = Penghasilan neto* – PTKP*Penghasilan neto = penghasilan bruto – biaya jabatan

2. Untuk pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang diperlakukan sebagai pegawai tetap, penghitungan PPh pasal 21 sama dengan pegawai tetap. – Dasar pengenaan :

PKP = Penghasilan neto* – PTKP*Penghasilan neto = penghasilan bruto – biaya jabatan

Biaya Jabatan

• Pemberian pengurang penghasilan bruto untuk karyawan tetap yang masih aktif bekerja, biaya jabatan ini merupakan biaya yang fiktif yang merupakan kebijaksanaan pemerintah karena setiap orang yang berpenghasilan , tentu ada biaya yang dikeluarkan.

• Berdasarkan Keputusan Menkeu No. 250/PMK.03/2008 sebesar 5% x penghasilan bruto atau maksimal Rp. 500.000 per bulan atau 6.000.000 pertahun, pilih yang terkecil berdasrkan masa kerja.

• Biaya jabatan melekat pada perusahaan tempat bekerja

PTKP

• Pasal 6 UU no. 7 tahun 1983 jo. UU no. 10 tahun 1994, jo UU no. 17 tahun 2000 jo UU No. 36 tahun 2008 menyatakan bahwa kepada WPOP diberikan pengurangan berupa PTKP

• PTKP melekat ke orang pribadi • PTKP tambahan diberikan kepada yang sudah menikah

dan mempunyai tanggungan maksimal 3 orang, yang diberikan kepada keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat

• PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak.

PTKP

• PTKP untuk karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri

• Dalam hal karyawati tidak kawin, pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya

• Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, maka diberikan PTKP atas kawin dan maksimal dengan 3 tanggungan

PTKP (PMK 162/PMK.011/2012)

PTKP Tahunan Bulanan Harian

TK / - 24.300.000 2.025.000 67.500

TK / 1 26.325.000 2.193.750 73.125

TK / 2 28.350.000 2.362.500 78.750

TK / 3 30.375.000 2.531.250 84.375

K / - 26.325.000 2.193.750 73.125

K / 1 28.350.000 2.362.500 78.750

K / 2 30.375.000 2.531.250 84.375

K / 3 32.400.000 2.700.000 90.000

Perusahaan mengikuti program Jamsostek

Uraian Pemberi kerja KaryawanJKK, JKM, JPK apabila dibayar perusahaan

Biaya bagi perusahaan

Penghasilan (digabung dg ph bruto gaji)

JKK, JKM, JPK apabila bibyar karyawan

Bukan pengurang bagi karyawan

Iuran JHT dibayar perusahaan

Biaya bagi perusahaan

Tidak menambah penghasilan bruto

Iuran JHT dibayar oleh karyawan

Biaya bagi karyawan (pengurang ph bruto)

Tarif pajak

• Lapisan Penghasilan Kena Pajak

• Sampai dengan Rp50.000.000 5%

• Diatas Rp50 jt sd Rp250 jt 15%

• Diatas Rp250 jt sd Rp500 jt 25%

• Diatas Rp500.000.000 30%

• Apabila tidak berNPWP pemotongan PPh pasal 21 menggunakan tarif diatas dengan 20% lebih besar

Gaji 10,000,000 JKK 0,3% 30,000 JKM 0,54% 54,000 Penghasilan Bruto 10,084,000 Biaya Jabatan (500,000)Iuran Pensiun (200,000)Penghasilan Neto 9,384,000 Disetahunkan x12 112,608,000 PTKP (K/2)WP (24,300,000)Istri (2,025,000)2 Tanggungan (4,050,000)Penghasilan Kena Pajak 82,233,000

PPh 21 Setahun5% x 50.000.000 = 2,500,000 15% x 32.233.000 = 4,834,950 7,334,950 PPh 21 sebulan7.334.950 : 12 = 611,246

Hadi (ber NPWP) bekerja pada PT. A mulai tahun 2012 dengan gaji sebulan mulai januari 2013 sebesar Rp. 10.000.000, JKK sebesar 0,3% dan JKM 0,54% ditanggung oleh perusahaan, sementara iuran pensiun sebesar 2% dipotong dari gaji Hadi. Hadi menikah dan memiliki dua anak. Hitung besarnya PPh 21 untuk bulan januari 2013

Jurnal

Biaya Gaji 10,000,000 Biaya JKK 30,000 Biaya JKM 54,000 Hutang JKK & JKM 84,000 Hutang Iuran Pensiun 200,000 Hutang PPh Pasal 21 611,246 Kas 9,188,754

Hutang PPh Pasal 21 611,246 Kas 611,246

Hutang JKK & JKM 84,000 Kas 84,000

Hutang Iuran Pensiun 200,000 Kas 200,000

Penghasilan tidak teratur

PPh pasal 21 atas bonus, THR, jasa produksi, tantiem, dan penghasilan tidak teratur lainnya dihitung dengan cara mengurangkan PPh Pasal 21 atas seluruh penghasilan (termasuk penghasilan tidak teratur lainnya misal bonus) dengan PPh pasal 21 atas penghasilan teratur (tidak termasuk bonus).

Gaji 10,000,000 JKK 0,3% 30,000 JKM 0,54% 54,000 Penghasilan Teratur 10,084,000Disetahunkan x 12 121,008,000 THR 20,000,000 Penghasilan Bruto setahun 141,008,000 Biaya Jabatan setahun (6,000,000)Iuran Pensiun setahun (2,400,000)Penghasilan Neto 132,608,000 PTKP (K/2)WP (24,300,000)Istri (2,025,000)2 Tanggungan (4,050,000)Penghasilan Kena Pajak 102,233,000 PPh 21 Setahun dengan THR5% x 50.000.000 = 2,500,000 15% x 52.233.000 = 7,834,950 10,334,950 PPh 21 Setahun tanpa THR 7,334,950 PPh 21 atas THR 3,000,000

Hadi bekerja pada PT. A mulai tahun 2009 dengan gaji sebulan mulai januari 2013 sebesar Rp. 10.000.000, JKK sebesar 0,3% dan JKM 0,54% ditanggung oleh perusahaan, sementara iuran pensiun sebesar 2% dipotong dari gaji Hadi. Hadi menikah dan memiliki dua anak. Pada bulan Agustus, Hadi menerima THR sebesar dua bulan gaji. Hitung besarnya PPh 21 atas THR pada bulan Agustus 2013.

Jurnal

Biaya Gaji 10,000,000

Biaya THR 20,000,000

Biaya JKK 30,000

Biaya JKM 54,000

Hutang JKK & JKM 84,000

Hutang Iuran Pensiun 200,000

Hutang PPh Pasal 21 3,611,246

Kas 26,188,754

Penghitungan Penghasilan neto

Tidak disetahunkan Disetahunkan

Karyawan yang baru bekerja di periode berjalan

Pendatang dari luar negeri dalam periode berjalan

Karyawan yang berhenti bekerja di periode berjalan

Karyawan yang berhenti karena meninggal dunia

Karyawan yang berhenti karena meninggalkan Indonesia selama-lamanya

Mutasi dari pemberi kerja yang sama

Contoh penghitungan

• Pegawai yang baru bekerja pada tahun berjalan

• Pegawai yang berhenti bekerja pada tahun berjalan

• Pegawai yang berhenti bekerja karena meninggal dunia

• Pegawai yang dimutasi pada pemberi kerja yang sama

Penghitungan PPh pasal 21 atas Asuransi

• Untuk asuransi jiwa, bukan merupakan objek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat 3 huruf e UU PPh .

• Sedangkan Asuransi hari tua merupakan objek pajak, sesuai dengan PP No. 149 tahun 2000 dan Kep-DJP No.545/PJ./2000 pasal 14 dan bersifat final. Asuransi Hari Tua yang diterima secara sekaligus akan dikenakan PPh pasal 21 final dan dipotong oleh Jamsostek dengan penghitungan sebagai berikut.

• Jumlah Asuransi yang diterima Rp60.000.000• Batas tidak kena pajak Rp25.000.000• Asuransi yang kena pajak

Rp35.000.000• PPh terutang

5% x Rp25.000.000 =Rp1.250.00010% x Rp10.000.000 =Rp1.000.000Jumlah Rp2.250.000

Penghitungan PKP bagi pegawai tidak tetap

• Pegawai tidak tetap yang dibayar secara bulanan atau jumlah akumulatif dalam 1 bulan telah melebihi PTKP 1 bulan untuk diri wajib pajak sendiri

• PKP : Penghasilan bruto – PTKP*

*PTKP dihitung berdasarkan harian dan bulanan berdasarkan penghitungan penghasilannya

Lanjutan …

• Apabila jumlah penghasilan kumulatif dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp6.000.000, PPh pasal 21 dihitung dengan tarif pasal 17(1) UU PPh atas jumlah Penghasilan kena pajak disetahunkan

• Termasuk dalam pengertian bukan pegawai adalah 1. distributor MLM/direct selling2. petugas dinas luar asuransi yang bukan pegawai3. penjaja barang dagangan yang bukan pegawai4. Penerima bukan pegawai lainnya yang menerima penghasilan secara berkesinambungan dalam 1 tahun

• Penerima penghasilan bukan pegawai memperoleh pengurangan PTKP sepanjang yang bersangkutan telah mempunyai NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan pemotong pajak serta tidak memperoleh penghasilan lainnya.

Penghitungan PPh Pasal 21 atas upah harian yang dibayar harianPer 1 Januari 2009 (PMK No.254/PMK.03/2008)

Upah Sehari

Tidak lebih dari Rp, 200.000 Lebih dari Rp. 200.000

Dikurangi Rp. 200.000

Tidak dipotong PPh PPh Terutang 5%

Pada saat telah melebihi Rp. 2.025.000 dalam 1 bulan

dikurang ptkp hariansebenarnya

PKP Tarif 5% PPh ps 21

Perhitungan pegawai tidak tetap yang dibayar bulanan

DisetahunkanDikurangi PTKP

PKP x Tarif Ps. 17

PPh setahunPPh sebulan

Contoh penghitungan PPh pasal 21

Kasus 1PT. Jujur memberikan Tn. X (WP status TK/0) upah sebesar Rp250.000/hari selama 12 hari atas pekerjaan mengecat ruangan.Upah sehari Rp250.000Batasan TKP Rp200.000Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000PPh terutang 5%x50.000 Rp 2.500Pemotongan PPh tersebut dilakukan sampai dengan hari ke-8Pada hari ke-9 dihitung PPh Pasal 21 sbb:Penghasilan selama 9 hari Rp2.250.000PTKP 9 hari (67.500x 9) Rp 607.500PKP Rp1.642.500PPh terutang Rp1.642.500 x 5% Rp 82.125Yang telah dipotong 8 x Rp2.500 Rp 20.000 PPh yang kurang bayar Rp 62.125PPh yang dibayar hari ke 10,11,12 adalah :Rp 200.000 – Rp67.500 = Rp132.500 x 5% Rp 6.625

Contoh penghitungan PPh Pasal 21

Apabila pemberian upahnya diberikan pada akhirbulan, maka penghitungan PPh pasal 21 adalahsebagai berikut :• Jumlah penghasilan 1 bulan Rp 3.000.000• Penghasilan 1 tahun Rp36.000.000• PTKP (TK/0) Rp24.300.000• PKP Rp 11.700.000• PPh terutang 1 tahun x 5% Rp 585.000• PPh terutang 1 bulan Rp 48.750

Jurnal :Biaya Upah Rp 3.000.000

Hutang Pph 21 Rp 48.750Kas Rp 2.951.250

Lanjutan …Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungandengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas , yang terdiri dari pengacara,

akuntan, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak , bintang film, bintang

sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.

3. Olahragawan;4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah;6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem

aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi ekonomi dan sosial serta pemberi jasa pada suatu kepanitiaan;

7. Agen iklan;8. Pengawas atau pengelola proyek;9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi

perantara;10. Petugas penjaja barang dagangan;11. Petugas dinas luar asuransi;12. Distributor perusahaan MLM atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya

Penghitungan PPh pasal 21 bukan pegawai

• Tarif Pasal 17 x {(50% x Ph bruto) – PTKP} (Kumulatif)1. Berkesinambungan,2. Mempunyai NPWP, dan3. Penghasilan semata-mata dari pemotong

• Tarif Pasal 17 x (50% x Ph. Bruto) Kumulatif1. Berkesinambungan,2. Tidak mempunyai NPWP, atau3. Penghasilan tidak semata-mata dari pemotong

• Tarif Pasal 17 x 50% x Ph. Bruto Tidak berkesinambungan

Contoh penghitungan PPh pasal 21

Kasus 2Tn. K (TK/0) bukan Wajib Pajak memberikan jasa membersihkan AC dengan honor sebesar Rp240.000Penghitungan PPh pasal 21Objek Pajak 50% x 240.000 = Rp120.000PPh pasal 21 (5% + (5% x 20%)) x Rp120.0006% x Rp120.000 = Rp 7.200

Contoh penghitungan PPh pasal 21 untuk tenaga ahli

Kasus 3Chrisman Hadi sebagai seorang notaris menerima Honor dari PT. Keputran sebesar Rp 50.000.000 dan Rp80.000.000 masing-masing pada bulan Februari dan Agustus 2009.Honorarium Bulan Februari Rp50.000.00050% x 50.000.000 = 25.000.000Penghitungan PPh pasal 21 bulan Februari adalah Rp25.000.000 x 5% Rp1.250.000

Honorarium Bulan Agustus Rp80.000.00050% x Rp80.000.000 = Rp40.000.000Penghitungan PPh pasal 21 bulan Agustus adalahRp25.000.000 x 5% Rp1.250.000Rp.15.000.000 x 15% Rp2.250.000

Rp.3.500.000

Contoh penghitungan PPh pasal 21 untuk distributor MLM

• Kinclong (TK/-) mempunyai penghasilan berupa honor dari PT. Thoriq sehubungan dengan kegiatan multilevel marketing dari produk peralatan rumah tangga sebesar Rp40.000.000 pada bulan Februari 2009.

• Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Februari 2009 adalah sbb:Penghasilan bruto bulan Februari 2009, 50% x 40jt = Rp20.000.000PTKP (TK/0)/bulan Rp 2.025.000Penghasilan Kena Pajak Rp17.975.000PPh pasal 21 5% x Rp17.975.000 Rp 898.750

• Apabila bulan September 2009 diterima honor sebesar Rp84.000.000Penghasilan bruto bulan September 2009 , 50% x 84jt Rp42.000.000PTKP (TK/0)/bulan Rp 2.025.000Penghasilan kena pajak Rp39.975.000PPh pasal 21 5% x 32.025.000 Rp 1.601.250 15% x 7.950.000 Rp 1.192.500Jumlah Rp 2.793.750

Penghitungan PPh pasal 21 atas bukan pegawai yang

mempekerjakan orang lain

• Ph Bruto tidak termasuk bagian gaji atau upah gaji dari pegawai yang di pekerjakan

• Ph bruto bagi yang melakukan penyerahan jasa dan material atau barang hanya dihitung atas pemberian jasanya saja, kecuali apabila dalam kontrak/perjanjian tidak dapat dipisahkan

Penghitungan PPh pasal 21 atas dokter yang praktek di RS atau klinik

• Penghitungan penghasilan bruto dari uang jasa yang diberikan pasien kepada rumah sakit atau klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil antara dokter dan pihak rumah sakit atau klinik

• Dokter Nyoman praktek di RS Tahes dengan perjanjian bagi hasil 70:30 dengan pihak rumah sakit. RS Tahes menerima uang sebesar Rp4.000.000 dari pasien. Penghasilan bruto yang dimaksud adalah sebesar Rp4.000.000

1. Tarif Pasal 17 x Ph. Bruto Kumulatif– Honorarium yang bersifat tidak teratur yang diterima

atau diperoleh Komisaris/dewan pengawas yang bukan pegawai tetap pada perusahaan yang sama

– Jasa produksi,tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh oleh mantan pegawai

– Penarikan Dana pensiun oleh peserta program pensiun yang berstatus sebagai pegawai dari Dapen yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu

2. Tarif Pasal 17 x Ph. Bruto– Setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak di

pecah, yang diterima oleh peserta kegiatan

Penghitungan PPh pasal 21 untuk

bukan pegawai tertentu

Atas Penghasilan Pegawai atau karyawan yang dikenakan Pajak

bersifat Final

• Penghasilan bruto berupa honorarium yang diterima oleh pejabat negara, PNS, dan anggota ABRI yang sumber dananya berasal dari keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali dibayarkan kepada PNS golongan II d kebawah dan anggota TNI/POLRI berpangkat Peltu ke bawah. (PP no 45 tahun 1994)

• Penghasilan atas uang pensiun, pesangon, PHK dan sejenisnya yang dibayar sekaligus akan dikenakan PPh, namun ada batas tidak kena pajak apabila penghasilannya Rp50.000.000 atau kurang. (PP No. 68 tahun 2009)

Tidak termasuk dalam pengertian Penghasilan yang dipotong PPh

pasal 21

Berdasarkan Pasal 8 PMK no 252/PMK.03/2008 termasuk bukan penghasilan karyawan baik tetap maupun tidak tetap, antara lain :1.Pembayaran klaim dari perusahaan asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna dan asuransi bea siswa

2.Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali yang diatur tersendiri dalam peraturan perpajakan yang berlaku

Tidak termasuk dalam pengertian Penghasilan yang dipotong PPh

pasal 213. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun

yang pendiriaan telah disahkan oleh menkeu serta iuran Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja

4. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang diberikan oleh pemerintah

5. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja

6. Zakat yang diterima oleh Orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan pemerintah

Tunjangan Pajak

Penghitungan tunjangan pajak• Lapisan I

1/12 x (5% x PKP) 95%

• Lapisan II1/12 x (15% x PKP) – 5.000.000

85%• Lapisan III

1/12 x (25% x PKP) – 30.000.000 75%

• Lapisan IV1/12 x (30% x PKP) – 55.000.000

70%

PESANGON

Uang Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan hubungan kerja, termasuk uangpenghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Pesangon ditentukan sebagai berikut :

– sebesar 0% atas penghasilan bruto sampai dengan Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah);

– sebesar 5% atas penghasilan bruto diatas Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah);

– sebesar 15% atas penghasilan bruto diatas Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah);

– sebesar 25% (dua puluh lima persen) atas penghasilan bruto diatas Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

Contoh SoalPak Robert pensiun terhitung 1 agustus 2013, menerima uang pesangon dari perusahaan sebesar Rp. 600 juta. Hitung besarnya PPh 21

0% x 50,000,000 = - 5% x 50,000,000 = 2,500,000 15% x 400,000,000 = 60,000,000 25% x 100,000,000 = 25,000,000

87,500,000

JurnalBiaya Pesangon Rp 600,000,000 Hutang PPh 21 Rp 87,500,000 Kas Rp 512,500,000