PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

30
PERPAJAKAN ( 4 SKS )

Transcript of PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Page 1: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

PERPAJAKAN

( 4 SKS )

Page 2: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Penilaian

• TUGAS – 25%

• KEHADIRAN – 25 %

• UJIAN TENGAH SEMESTER – 25%

• UJIAN AKHIR SEMESTER – 25%

Page 3: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

SISTEM PAJAK DI

INDONESIA

PERTEMUAN KE-1

Page 4: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Definisi Pajak

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.: iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum

Page 5: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Ciri-ciri Pajak

1. Kontribusi, Prestasi, Iuran yang dibayarkankepada penguasa / Negara (yang berhakmemungut pajak hanyalah Negara)

2. Berdasarkan Undang-undang serta aturanpelaksanaannya ( dapat dipaksakan

3. Tanpa jasa timbal ( kontraprestasi ) dariNegara yang secara langsung dapatditunjukkan

4. Digunakan untuk membiayai rumah tanggaNegara, yaitu pengeluaran umum yangbermanfaat bagi masyarakat luas

Page 6: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Fungsi Pajak

Reguler mengatur

Budgeter anggaran negara

Page 7: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Fungsi Pajak

Fungsi Budgeter

sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagipembiayaan pengeluaran - pengeluaranpemerintah. Misal: dimasukkannya pajakdalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri

Fungsi Reguler (mengatur)

sebagai alat untuk mengatur ataumelaksanakan kebijakan dibidang sosial danekonomi. Misal: pajak yang tinggi dikenakankepada minuman keras, dengan tujuan untukmengurangi konsumsi minuman keras

Page 8: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Azas pajak

Equality : Adil

Certainty : ada kepastian hukum

Convinience : Mudah

Economic : Efisien

Page 9: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Asas-asas Pemungutan Pajak

(Four Maxims of Adam Smith)

1. Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil danmerata, yaitu pajak dikenakan kepada orangpribadi yang harus sebanding dengankemampuan membayar pajak atau ability to paydan sesuai dengan manfaat yang diterimaAdil dimaksudkan bahwa setiap Wajib Pajakmenyumbangkan uang untuk pengeluaranpemerintah sebanding dengan kepentingannyadan manfaat yang diminta

Page 10: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

2. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenangOleh karena itu, Wajib Pajak harus mengetahuisecara jelas dan pasti besarnya pajak yangterutang, kapan harus dibayar serta batas waktupembayaran

Asas-asas Pemungutan Pajak

(Four Maxims of Adam Smith)

Page 11: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Asas-asas Pemungutan Pajak

(Four Maxims of Adam Smith)

3. Convenience

Kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajaksebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidakmenyulitkan Wajib Pajak.Sebagai contoh pada saat Wajib Pajakmemperoleh penghasilan. Sistem pemungutan inidisebut Pay as You Earn

Page 12: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Asas-asas Pemungutan Pajak

(Four Maxims of Adam Smith)

4. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan danbiaya pemenuhan kewajiban pajak bagi WajibPajak diharapkan seminimum mungkin, demikianpula beban yang dipikul Wajib Pajak

Page 13: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Teori-teori Pemungutan Pajak

Teori Asuransi

Dalam perjanjian asuransi diperlukanpembayaran premi. Premi tersebutdimaksudkan sebagai pembayaran atas usahamelindungi orang dari segala kepentingannya,misalnya keselamatan atau keamanan hartabendanyaTeori asuransi ini menyamakan pembayaranpajak dengan pembayaran premi

Page 14: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Teori-teori Pemungutan Pajak

Teori Kepentingan

Memperhatikan beban pajak yang harusdipungut dari masyarakat. Pembebanan iniharus didasarkan pada kepentingan setiaporang pada tugas pemerintah termasukperlindungan jiwa dan hartanyaOleh karena itu, pengeluaran Negara untukmelindunginya dibebankan pada masyarakat

Page 15: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Teori-teori Pemungutan Pajak

Teori Gaya Pikul

Dasar keadilan pemungutan pajak terletakdalam jasa-jasa yang diberikan oleh Negarakepada masyarakat berupa perlindungan jiwadan harta bendanyaOleh karena itu, untuk kepentinganperlindungan, maka masyarakat akanmembayar pajak menurut gaya pikulseseorang

Page 16: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Teori-teori Pemungutan Pajak

Teori Bakti (teori kewajiban pajak mutlak)

berdasarkan pada pertimbangan bahwaNegara mempunyai hak mutlak untukmemungut pajakDi lain pihak, masyarakat menyadari bahwapembayaran pajak sebagai suatu kewajibanuntuk membuktikan tanda baktinya terhadapNegaraDengan demikian, dasar hukum pajak terletakpada hubungan masyarakat dengan Negara

Page 17: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Teori-teori Pemungutan Pajak

Teori Asas Gaya Beli

Mendasarkan bahwa mengambil gaya beli dari

masyarakat untuk rumah tangga negara dan

menyalurkannya kembali ke masyarakat

dengan maksud untuk memelihara kehidupan

negara.

Page 18: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Sistem Pemungutan Pajak

Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistempemungutan pajak yang memberiwewenang kepada pemerintah (fiskus)untuk menentukan besarnya pajakyang terutang

Page 19: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Sistem Pemungutan Pajak

Self Assessment System

Sistem ini merupakan sistempemungutan pajak yang memberiwewenang, kepercayaan dan tanggungjawab kepada Wajib Pajak untukmenghitung, memperhitungkan,membayar dan melaporkan sendiribesarnya pajak yang harus dibayar

Page 20: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Sistem Pemungutan Pajak

Witholding Tax

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada pihak ketiga

untuk memotong atau memungut besarnya pajak

yang terutang oleh Wajib Pajak

Page 21: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Tarif Pajak

1. Tarif sebanding / proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadapberapapun jumlah yang dikenai pajaksehingga besarnya pajak yang terutangproporsional terhadap besarnya nilai yangdikenai pajak

Contoh:

Untuk penyerahan Barang Kena Pajak didalam daerah pabean akan dikenakan PajakPertambahan Nilai sebesar 10%

Page 22: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Tarif Pajak

2. Tarif tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama)terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajaksehingga besarnya pajak yang terutang tetap

Contoh :

Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyetgiro dengan nilai nominal berapapun adalahRp 3.000

Page 23: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Tarif Pajak

3. Tarif progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besarbila jumlah yang dikenai pajak semakin besar

Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresifdibagi:

a. Tarif progresif progresif: kenaikan persentasesemakin besar

b. Tarif progresif tetap: kenaikan persentase tetap

c. Tarif progresif degresif: kenaikan persentasesemakin kecil

Page 24: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Tarif Pajak

4. Tarif degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecilbila jumlah yang dikenai pajak semakin besar

Page 25: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

HUKUM PAJAK

Kumpulan peraturan-peraturan yang

mengatur hubungan antara pemerintah

sebagai pemungut pajak dan rakyat

sebagai pembayar pajak

Page 26: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Sistematika Hukum Pajak

Hukum pajak materiil

Memuat norma-norma yang menerangkankeadaan, perbuatan, peristiwa hukum yangdikenakan pajak (objek-objek), siapa yangdikenakan pajak (subjek), berapa besarpajak yang dikenakan, segala sesuatutentang timbul dan hapusnya utang pajakdan hubungan hukum antara pemerintahdan Wajib Pajak

Contoh: UU PPh, UU PPN

Page 27: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Sistematika Hukum Pajak

Hukum pajak formal

memuat bentuk / tata cara untuk mewujudkanhukum pajak materiil menjadi kenyataan,hukum pajak formal ini memuat:

Tata cara penetapan utang pajak

Hak-hak fiskus untuk mengawasi WPmengenai keadaan, perbuatan dan peristiwayang dapat menimbulkan utang pajak

Kewajiban WP, misal penyelenggaraanpembukuan / pencatatan dan hak-hak WajibPajak mengajukan keberatan dan banding

Contoh: UU KUP

Page 28: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Jenis Pajak Berdasarkan Golongan

Pajak Langsung

Pajak yang harus dipikul sendiri oleh WajibPajak dan tidak dapat dibebankan ataudilimpahkan kepada orang lain

Contoh: Pajak Penghasilan

Pajak Tidak Langsung

Pajak yang pembebanannya dapatdilimpahkan kepada pihak lain

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

Page 29: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Jenis Pajak berdasarkan Wewenang Pemungut

Pajak Pusat

pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untukmembiayai rumah tangga negara

Contoh: PPh, PPN

Pajak Daerah

pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untukmembiayai rumah tangga daerah

Pajak Daerah terdiri atas :

Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diAtas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, PajakHiburan, Pajak Reklame

Page 30: PERPAJAKAN ( 4 SKS ) - Dewantara

Jenis Pajak berdasarkan Sifat

Pajak Subjektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkanpada subjeknya, dalam arti memperhatikankeadaan diri Wajib Pajak

Contoh: PPh

Pajak Objektif

Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,

tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

Contoh: PPN dan PPnBM