Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

12
JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT SENGAJA DIKOSONGKAN © 2020 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun 1 , Sri Maryati 2 , Husna Tiara Putri 1 1 Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu Way Huwi Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. 2 Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Kec. Coblong, Kota Bandung. Email : [email protected] Sengaja dikosongkan ABSTRAK Teluk Kota Bandar Lampung memiliki permasalahan persampahan yaitu adanya tumpukan sampah disepanjang Teluk Kota Bandar Lampung dan kontribusi dari daerah aliran sungai (DAS) di Kota Bandar Lampung. Permasalahan persampahan yang terjadi dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem, sehingga untuk mengetahui permasalahn persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju perlu dilakukan 1) identifikasi sumber-sumber tumpukan sampah; 2) identifikasi ketersediaan infrastruktur; 3) identifikasi perilaku masyarakat dalam mengelola persampahan. Data-data yang diperlukan diperoleh melalui observasi dan Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil studi yang didapatkan berupa terdapat permasalahan sampah yang terdiri dari 1) beragamnya tumpukan sampah yaitu terdapat 59 titik sumber-sumber sampah di Teluk Kota Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju yang terdiri dari beberapa jenis kegiatan seperti permukiman, perdagangan dan jasa, dan industri; 2) terdapat tumpukan sampah di Teluk Kota Bandar Lampung; 3) minimnya ketersediaan infrastruktur persampahan eluk Kota Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju; 3) perilaku masyarakat Teluk Kota Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju. Kata Kunci : Teluk, Sungai, Persampahan A. PENDAHULUAN Sampah laut adalah bahan padat yang sulit terurai, sisa dari hasil pabrikan, olahan yang dibuang atau dibiarkan pada lingkungan laut dan pesisir UNEP (2009) dalam (World Bank, 2018). Sampah laut dapat terdiri dari barang atau benda yang digunakan dan dibuat oleh manusia dan secara sengaja dibuang ke laut atau sungai, dibiarkan berada di pantai atau pesisir, terbawa arus aliran sungai, saluran pembuangan air, air limpasan, dan terbawa arus angin (World Bank, 2018:1). Sampah diklasifikasikan berdasarkan asalnya, menurut Gelbert dkk (1996) dalam (Yones, 2007) sampah diklasfikasikan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sumber-sumber sampah adalah asal timbulan sampah. Menurut Gelbert

Transcript of Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Page 1: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT

SENGAJA DIKOSONGKAN

© 2020 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973

ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP

Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran

Sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun1, Sri Maryati2, Husna Tiara Putri1

1Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu Way Huwi Kec. Jati Agung, Kabupaten

Lampung Selatan. 2Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Kec. Coblong, Kota Bandung.

Email : [email protected]

Sengaja dikosongkan

ABSTRAK

Teluk Kota Bandar Lampung memiliki permasalahan persampahan yaitu adanya

tumpukan sampah disepanjang Teluk Kota Bandar Lampung dan kontribusi dari

daerah aliran sungai (DAS) di Kota Bandar Lampung. Permasalahan

persampahan yang terjadi dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem,

sehingga untuk mengetahui permasalahn persampahan di Teluk Kota Bandar

Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju perlu

dilakukan 1) identifikasi sumber-sumber tumpukan sampah; 2) identifikasi

ketersediaan infrastruktur; 3) identifikasi perilaku masyarakat dalam mengelola

persampahan. Data-data yang diperlukan diperoleh melalui observasi dan Teknik

analisis yang digunakan yaitu analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil studi

yang didapatkan berupa terdapat permasalahan sampah yang terdiri dari 1)

beragamnya tumpukan sampah yaitu terdapat 59 titik sumber-sumber sampah di

Teluk Kota Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS

Sukamaju yang terdiri dari beberapa jenis kegiatan seperti permukiman,

perdagangan dan jasa, dan industri; 2) terdapat tumpukan sampah di Teluk Kota

Bandar Lampung; 3) minimnya ketersediaan infrastruktur persampahan eluk Kota

Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju; 3)

perilaku masyarakat Teluk Kota Bandar Lampung dan DAS Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju. Kata Kunci : Teluk, Sungai, Persampahan

A. PENDAHULUAN

Sampah laut adalah bahan padat yang sulit terurai, sisa dari hasil pabrikan,

olahan yang dibuang atau dibiarkan pada lingkungan laut dan pesisir UNEP (2009)

dalam (World Bank, 2018). Sampah laut dapat terdiri dari barang atau benda yang

digunakan dan dibuat oleh manusia dan secara sengaja dibuang ke laut atau sungai,

dibiarkan berada di pantai atau pesisir, terbawa arus aliran sungai, saluran

pembuangan air, air limpasan, dan terbawa arus angin (World Bank, 2018:1).

Sampah diklasifikasikan berdasarkan asalnya, menurut Gelbert dkk (1996) dalam

(Yones, 2007) sampah diklasfikasikan menjadi sampah organik dan sampah

anorganik. Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sampah, sumber-sumber sampah adalah asal timbulan sampah. Menurut Gelbert

Page 2: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

104 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

dkk. (1996) dalam (Yones, 2007), sumber-sumber sampah yaitu Permukiman,

Pertanian dan perkebunan, Sisa bangunan dan konstruksi gedung, Sisa perdagangan

dan perkantoran, Industri,

Teluk Kota Bandar Lampung sebagai hilir dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju sebagai hulu memiliki

permasalahan persampahan yaitu terjadinya penumpukan sampah dengan jumlah

cukup besar. Sampah-sampah yang menumpuk ini digunakan masyarakat untuk

membangun rumah sebagai tempat tinggal dan membentuk reklamasi melalui

sampah sejak tahun 1980 (Noval Andriansyah, Tribun Lampung, 22 April 2018).

Sungai di Kota Bandar Lampung memiliki kontribusi menyumbangkan sampah ke

Teluk Kota Bandar Lampung, yang terdiri dari aliran sungai awi menuju ke arah

RS Urip Sumoharjo, Sungai Kedamaian Tanjung Karang Timur, sungai di Jl.

Antasari, dan Sungai Belau (Ahmad Amri, Lampost, 11 November 2018).

Permasalahan sampah yang terjadi di Teluk Kota Bandar Lampung dan sepanjang

Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

jika dibiarkan akan merusak ekosistem dan memberikan pencemaran kepada

ekosistem dan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan persampahan di Teluk

Kota Bandar Lampung dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS

Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju. Daerah aliran sungai yang dilakukan

penelitian mengaliri Kecamatan Bumi Waras, Kecamatan Kedamaian, Kecamatan

Kedaton, Kecamatan Panjang, Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Tanjung Karang

Barat, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kecamatan Tanjung Karang Timur,

Kecamatan Teluk Betung Barat, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kecamatan

Teluk Betung Timur, dan Kecamatan Way Halim (merujuk pada Gambar 1).

Permasalahan infrastruktur persampahan dilihat dari sumber-sumber penghasil

sampah, tumpukan sampah di Teluk Kota Bandar Lampung, permasalahan

penyediaan infrastruktur persampahan, dan permasalahan perilaku masyarakat

dalam pengelolaan sampah.

Page 3: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 105

Gambar 1. Peta Wilayah Studi

Sumber: Hasil Olahan ArcGIS, 2020

B. METODE PENELITIAN

Data primer dalam bentuk observasi sumber-sumber tumpukan sampah di

Teluk Kota Bandar Lampung dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau,

DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju dengan memperhatikan jenis kegiatan

dan permasalahan penyediaan infrastruktur persampahan. Observasi sumber-

sumber tumpukan sampah dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Avenza Map.

Hasil observasi digunakan untuk mengetahui sumber-sumber penghasil tumpukan

sampah, klasifikasi sampah, tumpukan sampah di Teluk Kota Bandar Lampung,

permasalahan penyediaan infrastruktur persampahan, dan perilaku masyarakat

dalam pengelolaan sampah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari:

1. Analisis spasial. Analisis spasial dilakukan setelah mendapatkan data observasi

sumber-sumber tumpukan sampah. Analisis dilakukan dengan overlay peta

atau menggabungkan data hasil observasi tumpukan sampah dengan data peta

wilayah studi. Kemudian dilakukan digitasi melalui citra Google Earth dengan

membandingkan titik lokasi tumpukan sampah dengan gambar yang

ditampilkan dari citra Google Earth untuk mengetahui tumpukan sampah di

Teluk Kota Bandar Lampung.

2. Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan permasalahan persampahan

di Teluk Kota Bandar Lampung , DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan

DAS Sukamaju berdasarkan dari hasil observasi.

Page 4: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

106 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dirumuskan sejumlah

permasalahan yang terjadi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS

Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju. Adapun permasalahan yang dimaksud

adalah sebagai berikut: 1. Terdapat tumpukan sampah dari berbagai sumber di sepanjang Daerah Aliran

Sungai (DAS) Belau, DAS Lunik, DAS Kuala, DAS Sukamaju

Gambar 2. Peta Pesebaran Sumber-Sumber Tumpukan Sampah di Teluk Kota Bandar

Lampung dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Sumber: Hasil Olahan ArcGIS, 2020

Berdasarkan hasil observasi sumber-sumber sampah dominan berasal dari jenis

kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa dan industri. Titik sumber-sumber

tumpukan sampah yang didapatkan sebanyak 59 titik, yang terdiri dari 49 titik

tumpukan sampah di permukiman, 6 titik tumpukan sampah di perdagangan jasa,

dan 4 titik tumpukan sampah di industri. Sumber sampah di permukiman

merupakan sumber sampah paling besar karena permukiman yang ada memiliki

kepadatan tinggi. Sumber sampah permukiman paling besar terdapat di Kelurahan

Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur (sekitar hutan bakau) dengan luas

sekitar 40.000 m2 dan Kelurahan Panjang Selatan Kecamatan Panjang dengan luas

Page 5: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 107

sekitar 450 m2 (merujuk pada Gambar 3). Jenis sampah yang dihasilkan

bermacam yaitu sampah organik dan anorganik, seperti sampah sisa makanan,

plastik, dan botol.

Gambar 3. Kondisi Sumber-Sumber Sampah di Permukiman

Sumber: Hasil Observasi, 2019

Kawasan pedagangan dan jasa yang ditemukan sumber sampah seperti pasar

tradisional dan pertokoan. Sampah-sampah yang dihasilkan di sekitar kegiatan

perdagangan dan jasa berasal dari sampah bawaan daerah aliran sungai dan

permukiman sekitar. Sumber sampah di perdagangan dan jasa paling besar terdapat

di Pasar Ikan Sukaraja dengan luas sekitar 500 m2 dan di Daerah Aliran Sungai

(DAS) Kuala, Kecamatan Kedamaian Jl. Pangeran Antasari dengan luas sekitar 40

m2 (merujuk pada Gambar 4). Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah

anorganik seperti sisa kayu, sisa bambu, kardus, triplek, dan kemasan plastik.

Gambar 4. Kondisi Sumber-Sumber Sampah di Perdagangan dan Jasa

Sumber: Hasil Observasi, 2019

Sampah-sampah yang dihasilkan di sekitar kegiatan industri berupa barang

rongsokan sisa produksi dan ban-ban kendaraan yang terbuang ke laut dan sungai.

Sumber sampah di industri paling besar terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS)

Lunik, Kecamatan Panjang dengan luas sekitar 200 m2 dan DAS Kuala Kecamatan

Tanjung Karang Timur dengan luas sekitar 40 m2 (merujuk pada Gambar 5).

Kawasan industri pada umumnya memiliki pengelolaan sampah sendiri atau khusus

industri.

Page 6: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

108 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Gambar 5. Kondisi Sumber-Sumber Sampah di Industri

Sumber: Hasil Observasi, 2019

2. Terdapat tumpukan sampah di Teluk Kota Bandar Lampung dan sepanjang

Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Gambar 6. Peta Persebaran Tumpukan Sampah di Teluk Kota Bandar Lampung Sumber: Hasil Olahan ArcGIS, 2020

Page 7: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 109

Berdasarkan hasil observasi dan digitasi citra Google Earth didapatkan

tumpukan sampah dalam jumlah besar di sekitar Teluk Kota Bandar Lampung.

Tumpukan sampah yang didapatkan digunakan masyarakat di sekitar Teluk Kota

Bandar Lampung untuk membuat reklamasi pantai seperti yang terjadi di

Kecamatan Panjang dan Kecamatan Bumi Waras. Selain itu tumpukan sampah

dihasilkan dari masyarakat yang membuang sampah secara terus menerus ke Teluk

Kota Bandar dan terbawa arus dari daerah aliran sungai (DAS) di Kota Bandar

Lampung. Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 6.

3. Tidak tersedianya Infrastruktur Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung

dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan

DAS Sukamaju.

Sumber-sumber sampah yang ada di Teluk Kota Bandar Lampung dan DAS

Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, DAS Sukamaju timbul karena adanya

permasalahan pengelolaan sampah, salah satunya adalah permasalahan

infrastruktur persampahan. Berikut ini penjabaran mengenai permasalahan

infrastruktur persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, DAS Belau, DAS

Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju:

1. Infrastruktur persampahan tidak tersedia di Kecamatan Panjang dan Daerah

Aluran Sungai (DAS) Lunik seperti tempat pembungan dan pemindahan

sampah sementara (TPS) dan pengumpulan sampah ke rumah. Hal ini

mengakibatkan masyarakat melakukan penimbunan sampah untuk dijadikan

reklamasi daratan sebagai permukiman baru.

Gambar 7. Permasalahan Infrastruktur Persampahan

Sumber: Hasil Observasi, 2019

2. Infrastruktur persampahan tersedia tapi cakupan pelayanan belum melayani

seluruh masyarakat di Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung

Timur, seperti tempat pembuangan dan pemindahan sampah sementara (TPS)

dan fasilitas gerobak sampah. Masyarakat di Kelurahan Kota Karang

mendapatkan pengumpulan sampah secara bergantian dan tidak menentu, hal

ini menyebabkan masyarakat membuang sampah secara sembarangan ke laut.

Page 8: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

110 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Gambar 8. Permasalahan Infrastruktur Persampahan

Sumber: Hasil Observasi, 2019

3. Infrastruktur persampahan tidak tersedia pada permukiman padat di Teluk

Kota Bandar Lampung, Kecamatan Bumi Waras seperti wadah komunal,

gerobak sampah, dan tempat pembuangan dan pemindahan sampah sementara

(TPS). Hal ini mengakibtkan masyarakat tidak dapat melakukan pengelolaan

sampah dan memilih untuk langsung membuang sampah ke laut.

Gambar 9. Permasalahan Infrastruktur Persampahan

Sumber: Hasil Observasi, 2019

4. Infrastruktur persampahan tidak tersedia pada hulu dan hilir Daerah Aliran

Sungai (DAS) Kuala (di Kecamatan Bumi Waras, Kecamatan Tanjung Karang

Timur, Kecamatan Way Halim, dan Kecamatan Tanjung Karang Pusat) seperti

wadah komunal, gerobak sampah, dan tempat pembuangan dan pemindahan

sampah sementara (TPS). Masyarakat pada umumnya membuang sampah

secara sembarangan ke sungai dan membakar sampah masing-masing di

sekitar rumah. Hal ini menyebabkan sampah yang dibuang ke sungai terbawa

arus dan menumpuk di laut.

Page 9: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 111

Gambar 10. Permasalahan Infrastruktur Persampahan

Sumber: Hasil Observasi, 2019

1. Infrastruktur persampahan tidak tersedia pada hulu Daerah Aliran Sungai

(DAS) Belau, Kecamatan Teluk Betung Selatan, terdapat perumahan

bedeng di sekitar DAS yang tidak memiliki infrastruktur persampahan.

Masyarakat di sekitar DAS tidak melakukan pengelolaan sampah dan

memilih membuang sampah secara sembarangan ke sungai.

Gambar 11. Permasalahan Infrastruktur Persampahan

Sumber: Hasil Observasi, 2019

4. Perilaku Membuang Sampah Sembarangan oleh Masyarakat di Teluk Kota

Bandar Lampung dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau, DAS

Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan sampah khususnya infrastruktur

persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, DAS Belau, DAS Kuala, DAS

Lunik, dan DAS Sukamaju mengakibatkan perilaku masyarakat untuk membuang

sampah secara sembarangan ke laut. Masyarakat tidak memiliki pemilihan untuk

melakukan pengelolaan sampah mulai dari rumah-rumah warga sampai ke tempat

pembuangan dan pemindahan sampah sementara (TPS). Berikut ini penjabaran

permasalahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di Teluk Kota

Bandar Lampung, DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju.

1. Masyarakat dengan menggunakan gerobak pribadi melakukan pengumpulan

sampah dari ruko dan rumah-rumah warga di Kecamatan Bumi Waras, lalu

membuang sampah secara sembarangan ke laut, dalam proses pengumpulan

sampah tersebut masyarakat mendapatkan pungutan sebesar Rp 5.000 per

sekali angkut.

Page 10: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

112 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Gambar 12. Permasalahan Perilaku Masyarakat

Sumber: Hasil Observasi, 2019

2. Infrastruktur sampah tersedia di beberapa lokasi pada permukiman di Daerah

Aliran Sungai (DAS) Belau seperti pengumpulan sampah dengan gerobak

sampah dari petugas kebersihan dan wadah komunal yang dibuat oleh

masyarakat. Namun, masih ada masyarakat yang membuang sampah

sembarangan ke sungai karena tidak semua masyarakat ikut pengumpulan

sampah.

Gambar 13. Permasalahan Perilaku Masyarakat

Sumber: Hasil Observasi, 2019

3. Pengumpulan sampah tersedia dari petugas kebersihan per seminggu sekali di

hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Belau Kecamatan Teluk Betung Barat.

Sampah diangkut dengan meletakkan kantong sampah masyarakat di pinggir

jalan raya, lalu diambil oleh petugas kebersihan. Masyarakat sekitar mengakui

ada yang membuang sampah secara sembarangan ke sungai karena

pengangkutan sampah dilakukan hanya sekali dalam seminggu. Infrastruktur

persampahan seperti bak-bak sampah tidak tersedia karena sudah rusak dan

hilang.

Page 11: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 113

Gambar 14. Permasalahan Perilaku Masyarakat

Sumber: Hasil Observasi, 2019

4. Masyarakat dan pemerintah juga membuat rambu-rambu “dilarang membuang

sampah ke sungai” sebagai norma sosial dan peringatan bagi masyarakat untuk

tidak membuang sampah secara sembarangan ke laut dan sungai. Menurut

Bapak Mukhtar (warga di Kelurahan Kuripan) Pemberian rambu-rambu

tersebut membuat beberapa masyarakat peduli untuk tidak membuang sampah

secara sembarangan, tapi masih banyak juga masyarakat yang membuang

sampah secara sembarangan ke laut dan sungai, hal ini dikarenakan tidak

tersedianya infrastruktur persampahan untuk melakukan pengelolaan sampah.

Gambar 15. Permasalahan Perilaku Masyarakat

Sumber: Hasil Observasi, 2019

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, tumpukan sampah terdapat pada Teluk Kota Bandar

Lampung, daerah aliran sungai (DAS) Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS

Sukamaju dengan jenis-jenis kegiatan sekitar berupa permukiman, perdagangan

dan jasa, dan industri. Tumpukan sampah dihasilkan akibat dari tidak tersedianya

infrastruktur persampahan dan membuat perilaku masyarakat membuang sampah

secara sembarangan ke laut dan sungai. Permasalahan persampahan di Teluk Kota

Bandar Lampung terjadi karena masyarakat tidak memiliki pilihan untuk

melakukan pengelolaan sampah mulai dari rumah-rumah warga sampai ke tempat

pembuangan dan pemindahan sampah sementara (TPS). Kondisi ini jika dibiarkan

akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem di Teluk

Kota Bandar Lampung, DAS Belau, DAS Kuala, DAS Lunik, dan DAS Sukamaju.

Page 12: Permasalahan Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung ...

Yabes Davin Arne Hasiholan Tambun, Sri Maryatu, dan Husna Tiara Putri, Permasalahan

Persampahan di Teluk Kota Bandar Lampung, Daerah Aliran Sungai Belau, DAS Kuala,

DAS Lunik, dan DAS Sukamaju

114 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Ibu Sri Maryati dan Ibu Husna Tiara Putri untuk arahan dan

bimbingan dalam penelitian sehingga artikel ini dapat ditulis.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, A. (2018, November 11). Sungai di Bandar Lampung Sumbang Sampah

Cemari Teluk Lampung. Dipetik November 4, 2018, dari Lampost.co:

http://www.lampost.co/berita-sungai-di-bandar-lampung-sumbang-

sampah-cemari-teluk-lampung.html

Andransyah, N. (2018, April 22). Begini Rencana Aksi Pemprov untuk Bersihkan

Sampah di Pesisir Teluk Bandar Lampung. Dipetik November 4, 2018, dari

Tribunlampung.co.id: http://lampung.tribunnews.com/2018/04/22/begini-

rencana-aksi-pemprov-untuk-bersihkan-sampah-di-pesisir-teluk-bandar-

lampung

RI (Republik Indonesia). (2008). Undang-Undang No.18 tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia.

World Bank. (2018). Kajian Cepat Laporan Sintesis Hotspot Sampah Laut

Indonesia. Jakarta: World Bank Group.

Yones, I. (2007). Kajian Pengelolaan Sampah di Kota Ranai Ibu Kota Kabupaten

Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Semarang: Program Pasca Sarjana Ilmu

Lingkungan Universitas Diponegoro.