PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM...

86
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE (StudiKasus E-Commerce MelaluiSosial Media Instagram ) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Oleh : Muhammad Khadafi NIM : 1111048000085 K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S P R O G R A M S T UD I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1437 H/2016 M

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM...

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

TRANSAKSI E-COMMERCE

(StudiKasus E-Commerce MelaluiSosial Media Instagram )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (SH)

Oleh :

Muhammad Khadafi

NIM : 1111048000085

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

P R O G R A M S T UD I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1437 H/2016 M

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN IIUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI I?-

COMMERCE

(Studi Kasus E-CommerceMelalui Sosial Media Instagram )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hrikum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukurn (SH)

Oleh:

Muhammad Khadafi

MM: 111104800008s

Pernbirnbins

/ --a'//tI

Dr. fl.,!11. Muslimin, llA

NIP : I 96808i21999031 014

K0NSE N I' R;\ S I tl U K ti 1vI BI S N I S

PROGRADI S?.TIr,I ILi\TUHTTKTi }{FAKIILTi\S SY,{RIAH DAN HUKtllll

UI\IVE RSII"{S ISLANI NEG }- RISYAR T F I{ [[}.{ }"\ TI II,LAII

JAK,.\RTA1.t36 rI/2015 S.!

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMENDALAM TRANSAKSI E-COMMERCE ( studi Kasus, E-commerce MeIaIuiSosial Media Instagram ) telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (Uh{) Syarif Hidayatullah Jakarlnpada tanggal

30 September 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperolehgelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Ilmu Hukum.

Jakarta, 30 Septemb er 201 6Mengesahkan,Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

PANITIA UJIAN:

1. Ketua

2. Sekretaris

3. Pembimbing :

4. Penguji I

5. Penguji II

NIP. 19691121 199403 I 001

Nur Rohim Yunus" LLM.NrP. 19790416201101 1 004

Dr. H. JM. Muslimin. MANIP. 19680812 199903 1 014

:Dr. H. Nahrou'i. SH. MlI.NIP. 19730215 199903 1 002

: Elviza Fauziah. SH. MF{.N]P.

.-5'

'9t216199603 1 001

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar strata I (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarla.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan dalam Pedoman Perutlisan Skripsi Fakultas Syariah dan Huhtm

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta. 30 Seltember 2016

(111104800008s)

11

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

iii

ABSTRAK

Muhammad Khadafi. NIM 1111048000085. PERLINDUNGAN HUKUM

ERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE (Studi Kasus

E-Commerce Melalui Sosial Media Instagram). Program Studi Ilmu Hukum,

Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri SyaTrif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2016 M. ix + 75 halaman.

Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang perlindungan hukum yang

didapatkan oleh konsumen dalam melakukan sebuah transaksi di media

elektronik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

ilmiah yakni dalam studi ilmu hukum, dan secara praktis maupun akademis yakni

sebagai masukan bagi penulis maupun pihak-pihak yang memiliki keinginan

untuk menganalisis perlindungan hukum yang timbul dalam transaksi elektonik.

Metode yang digunakan penulis adalah metode penelitian yuridis normatif

dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach),

pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan kasus (case

approach).

Hasil penelitian ini adalah bahwa dalam sengketa antara konsumen dan

pelaku usaha selama ini peraturan yang digunakan untuk melindungi hak-hak

konsumen adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen,namun undang-undang ini tidak secara khusus mengatur mengenai

hak-hak konsumen dalam e-commerce. Dengan kata lain, konsumen sulit

menggugat pelaku usaha e-commerce dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen karena pelaku usaha e-commerce sangat

sulit dijangkau.

Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Transaksi Elektronik, Kasus E-

Commerce Pada Instagram.

Pembimbing : Dr. H. JM. Muslimin, MA

Daftar Pustaka : Tahun 2000 sampai Tahun 2015

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Swt yang hanya dengan

hidayah, rahmat dan nikmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dalam

rangka memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana hukum. Shalawat serta salam

tak lupa penulis curahkan untuk Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umat

manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang sekarang ini.

Skripsi yang berjudul “ Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen

Dalam Transaksi E-Commerce ( Studi Kasus E-Commerce Melalui Sosial

Media Instagram ) penulis susun sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Hukum pada Konsentrasi Hukum Bisnis Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak karena keterbatasan yang dimiliki

penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

v

2. Dr. H. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H, M.H. Ketua Program Studi Ilmu

Hukum dan Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi

Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah memberikan

arahan serta masukan atas penyusunan skripsi ini.

3. Dr. H. JM. Muslimin, MA Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi ini

dengan penuh kesabaran dan memberikan arahan, saran sertakritik yang

membangun demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Pimpinan dan segenap staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan

studi kepustakaan dalam penulisan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya dosen program studi Ilmu Hukum yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan ikhlas, semoga dapat

bermanfaat dan kebaikan-kebaikannya dibalas oleh Allah Swt.

6. Kedua orang tua tercintaBapak Amrias dan Ibu Ruminiyang selalu

memberikan do’a, motivasi,

kasihsayangdandukunganbaiksecaramorildanmateril. Kalian adalah orang

tua hebat bagi penulis sehingga penulis dapat selalu tegar dalam menjalani

hidup.Semoga Allah Swt selalu memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada

bapak dan mama

7. Adik-adik tercinta Irma Suryani, Imam Al Hafiz, Fajri Ramadi, Nadia

Aryani , Irfan Zuhdi, Alfin Albir, Amelia Fitri, yang selalu menghibur dan

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

vi

memberikan semangat bagi penulis,semoga penulis dapat menjadi panutan

yang baik bagi kalian adik-adik tersayang.

8. M. Fitriyadi , Gustini, Haslinda , sebagai paman, tante dan kakak yang

senantiasa memberikan do’a dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

9. Sahabat terbaik Stanislaus Pungky Harnanta yang selalu memberikan do’a,

semangat, dandukungan bagipenulis, semoga Allah Swtselalu meridhoi

kehidupan dan segala kebaikanmu.

10. Sahabat tersayang yaitu Mazda, Pratiwi, Santy, Handinyatas

kebersamaannya yang selalu memberikan dukungan dan do’a dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga silatuhrahmi kita tetap terjalin.

11. Keluarga Besar Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Teman-

teman Ilmu Hukum 2011atas kekompakan dan kebersamaannya.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah Swt memberikan

berkah dan membalas kebaikan mereka.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi yang membaca. Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 30 September 2016 M

28 Zulhijjah 1437 H

Penulis

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah .......................................................... 1

B. IdentifikasiMasalah ............................................................... 8

C. BatasandanRumusanMasalah ................................................ 8

D. TujuandanManfaatPenelitian ................................................ 9

E. KerangkaTeoritisdanKonseptual ........................................... 10

F. Tinjauan (Review) StudiTerdahulu ....................................... 13

G. MetodePenelitian................................................................... 15

H. SistematikaPenulisan ............................................................ 17

BAB II. HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. PerlindunganHukum .............................................................. 19

a. Pengertian Perlindungan Hukum .................................... 19

b. Perlindungan Hukum Dari Sisi Pelaku Usaha …………..20

c. Perlindungan Hukum Dari Sisi Konsumen …………….. 21

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

vii

d. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari

Sisi Produk ………………………………………………21

e. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari

Sisi Transaksi .................................................................. 22

B. PerlindunganKonsumen ........................................................ 24

a. Pengertian Perlindungan Konsumen ............................... 24

C. Sumber-sumber Hukum Konsumen ...................................... 26

a. Undang – Undang Dasar Dan Ketetapan MPR ............... 26

b. Hukum Konsumen Dalam Hukum Perdata ..................... 27

c. Hukum Konsumen Dalam Hukum Publik. ..................... 27

D. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha .............................. 28

E. Hak dan Kewajiban Konsumen ............................................ 31

F. Teori Dasar Hukum Perjanjian ……………………………. 35

a. Pengertian Perjanjian ……………………………….. 35

b. Syarat Syah Perjanjian ……………………………… 35

G. Tinjauan Umum Mengenai Instagram ................................... 39

a. Sejarah Instagram ............................................................ 39

b. Perkembangan Instagram ................................................ 41

BAB III. E-COMMERCE SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES JUAL

BELI ONLINE (INSTAGRAM)

A. PengertianE-Commerce ....................................................... 44

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

viii

B. Legalitas Transaksi E-Commerce Melalui Sosial Media

(Instagram) ............................................................................ 45

C. Jenis dan Interaksi E-Commerce ........................................... 48

a. Bisnis ke Bisnis (Business to Business ) ......................... 48

b. Bisnis ke konsumen (Business to consumer) .................. 50

D. Tahap-Tahap Transaksi Konsumen....................................... 51

a. Tahap Pra-Transaksi Konsumen ..................................... 51

b. Tahap Transaksi Konsumen ............................................ 52

c. Tahap Purna Transaksi .................................................... 53

E. Bentuk Pelanggaran Hak Konsumen .................................... 55

BAB IV. IMPLEMENTASI HUKUM TERHADAP KONSUMEN

DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE PADA SOSIAL

MEDIA INSTAGRAM

A. Contoh dan Kronologi Kasus ............................................... 59

B. Tinjauan Kasus Dengan Hukum Perlindungan Konsumen ... 62

C. Analisis Penulis ……………………………………………. 67

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 70

B. Saran-Saran ........................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era tekonolgi saat ini, perkembangan terjadi pada seluruh aspek

kehidupan termasuk di dalamnya kegiatan perdagangan. Pada awalnya

perdagangan dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan bertemunya

penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Seiring

perkembangan teknologi, pasar sebagai tempat bertemunya permintaan dan

penawaran mengalami perubahan. Pembeli dan penjual tidak lagi harus

bertatap muka untuk melakukan transaksi. Munculnya internet sebagai media

baru, mendorong perubahan ini menjadi lebih maju. Kecepatan, kemudahan,

serta murahnya biaya internet menjadi pertimbangan banyak orang untuk

memakainya, termasuk untuk melakukan transaksi1.

Dengan munculnya media internet, bentuk jarak dan waktu tidak lagi

menjadi hambatan setiap orang untuk melakukan transaksi. Selain untuk

berkomunikasi, internet di luar dugaan sebelumnya telah berkembang menjadi

media untuk berbisnis. Transaksi jual beli yang dilakukan melalui media

internet pada dasarnya sama dengan transaksi jual beli pada umumnya2.

1 Imam,Sjaputra, Problematika Hukum Internet Indonesia (Jakarta: Prenhallindo, 2002),

hlm. 92

2 Ibid , hlm 92

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

2

Dengan perdagangan lewat internet ini berkembang pula sistem bisnis

virtual, seperti virtual store dan virtual company , pelaku bisnis menjalankan

bisnis dan perdagangannya melalui media internet dan tidak lagi

mengandalkan bisnis perusahaan konvensional yang nyata. Dengan adanya

fenomena yang demikian ini, yakni semakin majunya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktifitas dan efisiensi

produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai

sasaran usaha, maka perlindungan hukum terhadap konsumen dipandang

sangat penting keberadaanya. Sebab dalam rangka mengejar produktifitas dan

efisiensi tersebut, pada akhirnya baik secara langsung atau tidak langsung,

konsumenlah yang menanggung dampaknya3. Dengan kemudahan yang

ditawarkan internet, adalah suatu hal yang wajar ketika transaksi jual beli

konvensional mulai ditinggalkan. Saat ini transaksi melalui media internet

lebih dipilih karena kemudahan yang ditawarkan. Transaksi perdagangan

melalui sistem elektronik, khususnya internet, menjanjikan sejumlah

keuntungan, namun pada saat yang sama juga berpotensi terhadap sejumlah

kerugian4.

Perkembangan teknologi internet ini menimbulkan permasalahan baru

dibidang hukum, khususnya hukum perlindungan konsumen. Dalam lingkup

Dalam lingkup pembicaraan hukum dan teknologi, perlindungan konsumen

menjadi hal yang sangat efektivitas perkembangan dan penerapan teknologi

3Sri Redjeki Hartono, Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Pada Era

Perdagangan Bebas, Dalam Hukum Perlindungan Konsumen (Bandung : Mandar Maju, 2000), h.

33.

4 Edmon, Makarim, Pengantar Hukum Telematika Suatu Kompilasi Kajian, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2005), h. 342

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

3

tersebut di tengah masyarakat5. Sebaliknya Undang-Undang Perlindungan

Konsumen yang sekarang berlaku di Indonesia masih berbasis pada sesuatu

yang sifatnya fisik belum kepada virtual/maya. Transaksi perdangan melalui

media elektronik atau lazim disebut Electronic Commerce menyisakan

berbagai permasalahan yang belum ada pengaturannya. Electronic Commerce

terbentuk dari berbagai sub sistem yang tersusun secara sistematis, dan

masing-masing sub sistem tersebut memiliki permasalahnya masing-masing.

Dampak negatif dari ecommerce itu sendiri cenderung merugikan konsumen.

Diantaranya dalam hal yang berkaitan dengan produk yang dipesan tidak

sesuai dengan produk yang ditawarkan, kesalahan dalam pembayaran,

ketidaktepatan waktu menyerahkan barang atau pengiriman barang dan hal –

hal lain yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Disamping itu,

bagi produsen, banyaknya jumlah orang yang dapat mengakses internet

mengakibatkan produsen kesulitan untuk mendeteksi apakah pembeli yang

hendak memesan produknya adalah pembeli yang sesungguhnya atau bukan.

Masalah perlindungan konsumen dalam e-commerce merupakan aspek yang

penting untuk diperhatikan, karena beberapa karakteristik khas e-commerce

akan menempatkan pihak konsumen pada posisi yang lemah atau dirugikan

seperti :

a. Perusahaan di internet (the internet merchant) tidak memiliki alamat

secara fisik di suatu negara tertentu, sehingga hal ini akan meyulitkan

konsumen untuk mengembalikan produk yang tidak sesuai dengan

pesanan.

5 Ibid, h. 342

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

4

b. Konsumen sulit memperoleh jaminan untuk mendapatkan ganti rugi.

c. Produk yang dibeli konsumen ada kemungkinan tidak sesuai atau tidak

kompatible dengan perjanjian awal.

Di dalam jual beli melalui internet, seringkali terjadi kecurangan.

Kecurangan-kecurangan tersebut dapat terjadi yang menyangkut keberadaan

pelaku usaha, barang yang dibeli, harga barang, dan pembayaran oleh

konsumen. Kecurangan yang menyangkut pelaku usaha, misalnya pelaku usaha

yang bersangkutan merupakan toko yang fiktif6.

Seperti kasus penipuan transaksi e-commerce yang dialami seorang

mahasiswi yang beritanya dimuat di harian Sriwijaya Post, Minggu (6/3) 2011

tatkala melakukan transaksi elektronik via media jejaring sosial, kronologisnya

mahasiswi tersebut hendak berbelanja setelah mendapatkan tawaran

menggiurkan berupa produk-produk elektronik yang mekanismenya produk-

produk tersebut ditawarkan dengan memberikan gambaran informasi berupa

foto-foto yang kemudian dkirimkan ke akun korban dengan harga miring.

Berbekal, kepercayaan dirinya kemudian berinsiatif untuk mencoba membeli

produk yang ditenggarai distributor produk elektronik berupa laptop dan

handphone tersebut berdomisili di Pulau Batam7

Menyangkut barang yang dikirimkan oleh pelaku usaha, misalnya barang

tersebut tidak dikirimkan kepada konsumen atau terjadi keterlambatan

6 Abdul Halim Barkatullah, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-

commerce Lintas Negara di Indonesia (Yogyakarta: FH UII Press, 2009), hlm. 4

7 Rendi Wijaya, Kajian Yuridis, Telaah Kasus Penipuan E-commerce Melalui Facebook,

http://jurnalrendi.blogspot.com, akses 1 Agustus 2015

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

5

pengiriman yang berkepanjangan, terjadi kerusakan atas barang yang

dikirimkan atau barang yang dikirimkan cacat, dan lain-lain.

Menyangkut purchase dan pembayaran oleh konsumen yang disangkal

kebenarannya oleh pelaku usaha. Misalnya, pelaku usaha hanya mengakui

bahwa jumlah barang yang dipesan kurang dari yang tercantum di dalam

purchase yang dikirimkan secara elektronik atau harga per unit dari barang

yang dipesan oleh konsumen dikatakan lebih tinggi dari pada harga yang

dicantumkan di dalam purchase. Dapat pula terjadi pelaku usaha mengaku

belum menerima pembayaran dari konsumen, padahal kenyataannya konsumen

sudah mengirim pembayaran untuk seluruh harga barang.

Dengan karakteristik e-commerce seperti ini konsumen akan menghadapi

berbagai persoalan hukum dan peraturan perlindungan hukum bagi konsumen

yang ada sekarang belum mampu melindungi hak-hak konsumen dalam

transaksi e-commerce lintas negara di Indonesia. Dalam transaksi e-commerce

tidak ada lagi batasan negara maka undang-undang perlindungan konsumen

masing-masing negara seperti yang dimiliki Indonesia tidak akan cukup

membantu, karena e-commerce beroperasi secara lintas batas. Dalam kaitan ini,

perlindungan hukum bagi hak-hak konsumen harus dilakukan dengan

pendekatan internasional melalui harmonisasi hukum dan kerjasama institusi-

institusi penegak hukum8

Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

8 Budi Agus Riswandi, Hukum dan Internet di Indonesia (Yogyakarta: UII Press, 2003),

hlm. 63.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

6

Transaksi Elektronik. Dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik ini diatur mengenai transaksi elektronik salah satunya adalah

kegiatan mengenai jual beli dalam media internet ini. Dalam Pasal 1 ayat (2)

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ini yang dimaksud dengan

transaksi elektronik adalah “perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik

lainnya”. Sesuai dengan pengertian di atas, maka kegiatan jual beli yang

dilakukan melalui komputer ataupun handphone dapat dikategorikan sebagai

suatu transaksi elektronik. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

juga mewajibkan pelaku usaha untuk memberikan informasi yang lengkap dan

benar. Kewajiban tersebut terdapat dalam Pasal 9 Undang-Undang Informasi

dan Transaksi Elektronik yang berbunyi : “Pelaku usaha yang menawarkan

produk melalui system elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap

dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang

ditawarkan” di antaranya:

1. Informasi yang memuat identitas serta status subjek hukum dan

kompetensinya, baik sebagai produsen, pemasok, penyelenggara maupun

perantara;

2. Informasi lain yang menjelaskan hal tertentu yang menjadi syarat sahnya

perjanjian serta menjelaskan barang dan/atau jasa yang ditawarkan seperti

nama, alamat, dan deskripsi barang/jasa9.

9 Hukum Online, “ Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Belanja Online”, artikel diakses

pada tanggal 3 Agustus 2015

darihttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50bf69280b1ee/perlindungan-hukum-bagi

konsumen belanja-online.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

7

Transaksi jual beli melalui media internet, biasanya akan didahului oleh

penawaran jual, penawaran beli dan penerimaan jual atau penerimaan beli.

Sebelum itu mungkin terjadi penawaran secara elektronik, misalnya melalui

website situs di internet atau melalui posting di mailing list dan newsgroup atau

melalui undangan untuk para customer melalui model business to customer 9,

yang dalam hal tersebut antar pihak pelaku usaha dan konsumen hanya dapat

berkomunikasi melalui media intenet dan tidak melakukan tatap muka dalam

melakukan sebuah kesepakatan, dan disini timbul pertanyaan apakah hanya

dengan kata sepakat dan tidak dengan perjanjian tertulis sebuah kepakatan

dapat terlaksana jika dilihat perkembangan jaman yang sudah sangat maju

dengan adanya teknologi tersebut yang tidak lagi merupakan paper based

economy, akan tetapi berubah menjadi digital electronic economy.

Salah satu hal yang menjadi perhatian bagi para pelaku perdagangan

melalui internet adalah terjadinyan resiko penipuan. Penipuan yang sering

terjadi antara lain berupa penjual yang tidak memberikan informasi secara

lengkap dan benar mengenai barang yang dijual, penjual yang tidak

mengirimkan barang setelah pembeli melakukan pembayaran, atau penjual

mengirimkan barang yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Bentuk penipuan

seperti ini sangat mudah terjadi karena transaksi tidak dilakukan secara tatap

muka. Transaksi dimana pembeli tidak dapat melihat langsung barang yang

akan dibelinya dapat menimbulkan resiko kerugian yang lebih besar yang harus

ditanggung oleh pembeli. Dalam hal ini pembeli sebagai konsumen harus

mendapatkan perlindungan dalam melakukan transaksi jual beli, sekalipun

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

8

dilakukan melalui media internet. Bentuk – bentuk penipuan tersebut pun

seringkali terjadi didalam proses jual beli.

B. Identifikasi Masalah

a. Apakah Undang – Undang Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999

dapat melindungi konsumen dalam melakukan transaksi e-commerce ?

b. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dalam bertransaksi

melalui media internet ( dalam kasus Instagram ) ?

c. Bagaimana peran pemerintah dalam mengedukasi masyarakat untuk lebih

mengutamakan unsur kehati-hatian dalam melakukan sebuah transaksi

pada media elektronik ?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan penelitian ini, maka permasalahan

penelitian ini akan dibatasi.Penulis membahas mengenai bagaimana

perlindungan konsumen terhadap permasalahan yang sering terjadi dalam

transaksi E-Commerce dengan memfokuskan terhadap kasus pada

transaksi jual beli di social media instagram.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah yang telah

dijelaskan oleh penulis di atas, maka permasalahan yang sekarang telah

menjadi aktifitas yang sering kita jumpai di kalangan masyarakat global

ini yaitu transaksi yang dilakukan dengan menggunakan media intenet,

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

9

namun masyarakat harus mengetahui mengenai keabsahan sebuah kontrak

elektonik dalam transaksi jual beli di media internet agar tercipta sebuah

perlindungan hukum terhadap konsumen dalam bertransaksi melalui media

internet tersebut.

Untuk menjawab permasalahan tersebut maka penulis menyajikan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dalam

bertransaksi melalui media instagram ?

b. Apa saja bentuk tanggung jawab pelaku usaha terkait memenuhi hak

konsumen dalam transaksi jual beli pada media instagram ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan batasan dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui dan menganalisa Undang – Undang Perlindungan

Konsumen No 8 Tahun 1999 dapat melindungi konsumen dalam

transaksi e-commerce atau tidak.

b. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen dalam

bertransaksi melalui media internet.

c. Untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang timbul dalam

perlindungan hukum terhadap konsumen dalam transaksi ecommerce

mengetahui penyelesaian sengketa konsumen dalam transaksi jual beli

pada media internet (Instagram).

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

10

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal

perlindungan hukum terhadap konsumen.

b. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi

pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan

objek yang sama.

c. Bagi pembaca, agar para pembaca dapat memahami bagaimana

keabsahan sebuah kontran elektronik dalam transaksi jual beli di media

intrenet dan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam transaksi

jual beli di media internet serta bagaimana mekanisme penyelesaian.

d. Sengketa konsumen dalam bertransaksi memalui media internet.

Secara akademis, penelitian ini merupakan syarat untuk meraih gelar

Sarjana Hukum dalam Program Studi Ilmu Hukum di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Menurut Muktie, A.Fadjar Perlindungan Hukum adalah

penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh

hukum saja10

. Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula

dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh

10

Tesis Hukum “Perlindungan Hukum” diakses dari http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/ pada tanggal 17 Oktober 2015

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

11

manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengan sesama

manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki

hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum11

.

2. Kerangka Konseptual

Pada bagian ini akan dikemukakan konsep dasar yang digunakan

sebagai dasar operasional dalam penelitian ini, antara lain adalah

perlindungan hukum ,perlindungan konsumen, E-Commerce, Instagram,

3. Perlindungan Hukum

Perlindungan Hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak

asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut

diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak

yang diberikan oleh hukum12

.

4. Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan

untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen13

5. E-Commerce

E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau

dapat melakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu

11

Yabpeknas Banten “Perlindungan Konsumen” diakses dari

http://www.yabpeknas.com/2015/04/perlindungan-konsumen.html pada tanggal 4 agustus 2015

12 Hukum Online “Perlindungan Hukum Menurut Ahli” diakses dari

http://www.Hukumonline.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/ pada tanggal 4

Agustus 2015

13 Wikipedia “Perlindungan Konsumen” diakses dari Perlindungan konsumen adalah

perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen pada tanggal

4 agustus 2015

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

12

cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang

memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat

menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua

kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya

operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).

Adapun pendapat mengenai pengertian E-Commerce bahwa E-commerce

mengacu pada internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit.

dimana e-commerce adalah subperangkat dari E-Bisnis. cara

pembayarannya: melalui transfer uang secara digital seperti melalui

account paypal atau kartu credit Sedangkan, E-Bisnis mengacu pada

internet tapi jangkauan lebih luas. area bisnisnya terjadi ketika perusahaan

atau individu berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi

pemasaran atau penjualan di lakukan dengan internet. dengan begitu dapat

memberikan keuntungan berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. cara

pembayarannya yaitu dengan melaui pembayaran digital secara E-Gold

dan sudah di akui di seluruh dunia dalam melakukan transaksi online14

.

6. Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke

berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang

unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga

terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda

14

Hukum Online “E-Commerce” diakses dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5517/e-commerce pada tanggal 4 agustus 2015

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

13

dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti

bergerak.

Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi

apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru, dan telepon

genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas.

Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App Store dan Google Play15

.

F. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Dalam menjaga keaslian judul penulis ajukan dalam skripsi ini perlu

kiranya penulis lampirkan juga beberapa rujukan yang menjadi bahan

pertimbangan. Antara lain :

No. Aspek Perbandingan Studi Terdahulu

1. a. Judul Skripsi

b. Fokus

c. Waktu/Tempat

Aspek Hukum Transaksi Jual Beli Secara

Online Dengan Menggunakan Media

Facebook.

Dalam skripsi ini dipaparkan aspek hukum

yang berlaku dalam hal transaksi secara

online dengan focus meneliti media social

facebook.

Universitas Jember, Jember 2011

2. a. Judul Skripsi

Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi

Jual Beli Melalui Internet Dengan Sistem

Pembayaran Melalui Rekening Bersama.

15

Wikipedia “Instagram” diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram pada

tanggal 5 agustus 2015

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

14

b. Fokus

c. Waktu/Tempat

Dalam skripsi ini dipaparkan bagaimana

konsumen mendapatkan perlindungan hukum

dalam hal penipuan jual beli online yang

menggunakan rekening bersama dan

perlindungan bagi pemilik rekening bersama

dalam jual beli online.

Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta 2013

3. a. Judul Skripsi

b. Fokus

c. Waktu/Tempat

Perlindungan Hak-Hak Konsumen Transaksi

Jual Beli Online Perspektif Hukum Islam Dan

Hukum Perspektif Indonesia.

Dalam skripsi ini dijelaskan bagaimana

perlindungan konsumen dibahas dalam ajaran

agama islam dan juga hukum konvensional

dan juga dibandingkan bagaimana kedua sisi

tersebut memberikan jaminan perlindungan

bagi konsumen.

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta

2014

Yang membedakan penelitian yang akan saya lakukan dengan

penelitian sebelumnya ini adalah dimana penelitian lain lebih mengarah

terhadap aspek hukum yang berlaku dalam kasus yang terjadi dalam

perlindungan konsumen dan penelitian lain juga lebih focus membandingkan

perlindungan konsumen dalam hukum konvensional.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

15

Dalam penelitian saya menjelaskan berbagi kasus yang terjadi dalam

transaksi e-commerce yang menjadi permasalahan baru dalam lingkungan

perdagangan dan menjelaskan bagaimana Undang-Undang yang telah ada

memberikan perlindungan terhadap konsumen yang menjadi korban dalam

penipuan jual beli online dan saya juga menjelaskan alternative apa saja yang

dapat dilakukan dalam menyelesaikan sengketa tersebut sehingga dapat

terwujud perlindungan bagi konsumen dalam hal transaksi melalui e-

commerce (pada kasus instagram).

G. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif.

Penelitian jenis ini hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam

peraturan perundang-undangan atau hukum yang dikonsepkan sebagai

kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang

dianggap pantas16

. Penelitian ini berlandaskan norma-norma hukum yang

berlaku yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.

2. Pendekatan Masalah

Dalam penelitian hukum normatif terdapat beberapa pendekatan.

Dengan pendekatan ini, Penulis akan mendapatkan informasi dari berbagai

aspek mengenai isu yang akan dibahas. Pendekatan yang digunakan dalam

16

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, cet.I,(Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004), h.118 .

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

16

penelitian hukum normatif yaitu:17

pendekatan perundang-undangan,

pendekatan kasus, pendekatan historis, pendekatan komparatif, dan

pendekatan konseptual. Dalam penelitian ini pendekatan yang Penulis

gunakan adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus dan

pendekatan konseptual.

3. Metode Memperoleh Bahan Hukum

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum bersifat

otoritatif.Artinya sumber-sumber hukum yang dibentuk oleh pihak

yang berwenang.Bahan hukum primer terdiri dari peraturan

perundang-undangan, catatan resmi dalam pembuatan perundang-

undangan.18

. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi

Transaksi Elektronik, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer).

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer.19

Terdiri dari buku-buku

teks, jurnal hukum, kamus hukum, hasil penelitian yang berkaitan

dengan pengelolaan serta perlindungan lingkungan hidup.

17

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VI,(Jakarta: Kencana,2010),h.93.

18 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet.IV,(Malang:

Bayumedia Publishing, 2008), h.141.

19 Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, cet.I,(Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004),h.119.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

17

4. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Dari bahan hukum yang sudah terkumpul baik bahan hukum

primer Maupun bahan hukum sekunder diklasifikasikan sesuai isu hukum

yang akan dibahas. Kemudian bahan hukum tersebut diuraikan untuk

mendapatkan penjelasan yang sistematis.Pengolahan bahan hukum bersifat

deduktif yaitu menarik kesimpulan yang menggambarkan permasalahan

secara umum ke permasalahan yang khusus atau lebih konkret.

Setelah bahan hukum itu diolah dan diuraikan kemudian Penulis

menganalisisnya (melakukan penalaran ilmiah) untuk menjawab isu

hukum yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.

5. Metode Penulisan Skripsi

Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. 1. 2012.”

H. Sistematika Penulisan

Pada bagian ini, penulis akan mensistematisasi persoalan-persoalan

yang akan dibahas dengan membagi ke dalam beberapa bab sebagai langkah

sistematisasi. Pada setiap bab terdiri dari sub-sub bab akan membuat tulisan

lebih terarah, saling mendukung dan menjadi satu kesatuan yang utuh, sebagai

berikut:

BAB I Tentang Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, tinjauan

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

18

(review), metode penelitian, pedoman penulisan skripsi dan

sistematika penulisan.

BAB II Tentang Hukum Perlindungan Konsumen

Terdiri dari Perlindungan Hukum, Perlindungan Konsumen,

Sumber-sumber Hukum Konsumen, Pengetian Konsumen dan

Pelaku Usaha, Tinjauan Umum Mengenai Instagram.

BAB III Tinjauan Umum E-Commerce Sebagai Media Dalam Proses

Jual Beli Online (Instagram)

Terdiri dari Pengertian E-Commerce, Legalitas Transaksi E-

Commerce Melalui Media Instagram, Jenis dan Interaksi E-

Commerce, Tahap-Tahap Transaksi Konsumen, Bentuk

Pelanggaran Hak Konsumen.

BAB IV Implementasi Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi

E-Commerce Pada Sosial Media Instagram

Terdiri dari Contoh Kasus, Tinjauan Kasus Dengan Hukum

Perlindungan Konsumen, Analisis Penulis.

BAB V Penutup

Merupakan bab penutup berisikan kesimpulan dan saran.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

19

BAB II

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Perlindungan Hukum

a. Pengertian Perlindungan Hukum

Bentuk perlindungan terhadap masyarakat mempunyai banyak

dimensi salah satunya yaitu perlindungan hukum. Adanya benturan

kepentingan didalam masyarakat harus dapat diminimalisasi dengan

kehadiran hukum dalam masyarakat. Adanya perlindungan hukum bagi

seluruh rakyat Indonesia dapat ditemukan dalam Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) , oleh karena itu maka

setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus mampu memberikan

perlindungan hukum bagi seluruh masyarakat. Terdapat beberapa pendapat

para sarjana mengenai perlindungan hukum, antara lain :

a) Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya

melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu

kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya

tersebut1

b) Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum diartikan sebagai

tindakan melindungi atau memberikan pertolongan kepada subyek

hukum dengan perangkat-perangkat hukum. Bila melihat pengertian

perlindungan hukum di atas, maka dapat diketahui unsur-unsur dari

1 Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta,

Kompas, h.121.

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

20

perlindungan hukum, yaitu2 : subyek yang melindungi , obyek yang

akan dilindungi alat, instrumen maupun upaya yang digunakan untuk

tercapainya perlindungan tersebut.

Dari beberapa pengertian mengenai perlindungan hukum di atas,

dapat disimpulkan bahwaperlindungan hukum sebagai suatu upaya untuk

melindungi kepentingan individu atas kedudukannya sebagai manusia

yang mempunyai hak untukmenikmati martabatnya, dengan memberikan

kewenangan padanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya

tersebut.Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa “Perlindungan konsumen

adalah “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan kepada konsumen”. Kalimat yang menyatakan

“segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”3.

a. Perlindungan Hukum Dari Sisi Pelaku Usaha,

1) Dimana dalam hal ini pelaku usaha berkewajiban mencantumkan

identitas dalam website, berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaku

usaha toko online, didapatkan toko online yang hanya memasang

nomor telephon dan alamat email saja tanpa mencantumkan alamat

jelas dari pelaku saha maupun identitas lainnya. Diharapakan dengan

pencantuman identitas ini dapan menjamin kepastian hukum bagi

konsumen yang bertransaksi.

2 Philipus M. Hadjon,dkk, 2011, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,Gajah

Mada University Press, Yogyakarta, h.10

3 Inosentius Samsul, 2004, Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan

Tanggung Jawab Mutlak, Universitas Indonesia, Jakarta,h.131

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

21

b. Adanya lembaga penjamin keabsahan toko online, berdasarkan penelitian,

toko online yang berada di Indonesia tidak ada lembaga penjamina

keabsahan toko tersebut, sehingga dimungkinkan konsumen bertransaksi

dengan toko online yang fiktif.

c. Perlindungan Hukum Dari Sisi Konsumen

Adanya jaminan perlindungan kerahasiaan data – data pribadi

konsumen, karena data – data pribadi tersebut jika tidak dijaga

kerahasiaannya oleh pelaku usaha dapat diperjual belikan oleh pihak lain

untuk kepentingan promosi.

d. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari Sisi Produk

Dalam menawarkan produknya, pelaku usaha diwajibkan untuk :

1) Memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai produk yang

ditawarkan sehingga konsumen tidak disesatkan terutama informasi

yang sifatnya mendasar (kualitas produk apakah asli, imitasi, baru ,

bekas, jenis produk, ukuran) disamping informasi – informasi lain

yang relevan seperti keunggulan produk. Hal ini sangat penting untuk

membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau

tidak. Berdasarkan hasil penelitian untuk pelaku usaha di Indonesia

dalam mendeskripsikan produk sangat minim informasi, hanya

menyebutkan harga dan penjelasan sedikit mengenai produk.

2) Informasi produk mengenai produk harus diberikan melalui bahasa

yang mudah dimengerti dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Dalam

hal ini mengingat e-commerce merupakan perdagangan yang melintasi

batas negara dan pelaku usaha bisa darimana saja maka untuk

penggunaan bahasa disesuaikan dengan negara asal pelaku usaha

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

22

tersebut. Jadi dalam hal ini menuntut konsumen dalam bertransaksi

dengan pelaku usaha yang bahasanya dapat dipahaminya.

3) Memberikan jaminan bahwa produk yang ditawarkan aman atau

nyaman untuk dikonsumsi atau dipergunakan.

4) Memberi jaminan bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan apa

yang dipromosikan oleh pelaku usaha.

Pengenalan suatu produk sangatlah penting karena kesalahan

konsumen memilih produk akan berakibat merugikan dirinya sendiri4.

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari Sisi Transaksi

Tidak semua konsumen paham akan cara bertransaksi melalui media

internet sehingga dalam hal ini pelaku usaha perlu mencantumkan dengan

jelas dan lengkap mengenai mekanisme transaksi serta hal – hal lain

berkenaan dengan transaksi, seperti :

1) Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh konsumen dalam melakukan

transaksi, dalam hal ini konsumen diharuskan memenuhi persyaratan –

persyaratan yang harus dipenuhi seperti mengisi data pribadi dan

alamat lengkap pada form yang ada pada website pelaku usaha. Hal ini

dilakukan untuk data administrasi dan untuk mengetahui kredibilitas

seorang konsumen.

2) Kesempatan bagi konsumen untuk mengkaji ulang transaksi yang akan

dilakukannya, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan yang

dibuat oleh konsumen. Berdasarkan penelitian pada toko online ada

fasilitas cancel order atau batal atau I don’Agree yang dapat diklik

4 Ibid, h.132

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

23

oleh konsumen jika tidak ingin melanjutkan transaksi atau

membatalkan transaksi.

3) Harga dari produk yang ditawarkan, apakah sudah termasuk ongkos

kirim atau belum. Biasanya pelaku usaha toko online menambahkan

biaya tersendiri untuk pengiriman barang. Jadi harga produk yang

tercantum dalam website pelaku usaha belum termasuk biaya

pengiriman.

4) Informasi mengenai dapat atau tidaknya konsumen mengembalikan

barang yang sudah dibeli beserta mekanismenya. Hal ini sangat

penting dimengerti oleh konsumen, karena tidak semua barang yang

menjadi pesanannya itu diterima dengan sempurna, ada kemungkinan

rusak pada saat pengiriman ataupun barang tersebut cacat produksi.

Sehingga konsumen dapat mengembalikan barang tersebut sesuai

dengan mekanisme yang telah ditentukan oleh pelaku usaha dan

konsumen mendapatkan barang yang baru lagi.

5) Mekanisme penyelesaian sengketa. Hal ini sangat penting

diinformasikan dengan jelas oleh pelaku usaha kepada konsumen,

karen tidak selamanya suatu transaksi berjalan dengan lancar,

adakalanya sengketa antar pelaku usaha dengan konsumen terjadi.

Sehingga perlu diatur dengan jelas mengenai mekanisme penyelesaian

sengketa. Berdasarkan penelitian pelaku usaha di Indoneisa tidak

mencantumkan mekanisme penyelesaian sengketa. Sehingga tidak ada

kepastian hukum dalam meyelesaikan sengketa antara pelaku usaha

dengan konsumen.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

24

6) Jangka waktu pengajuan klaim yang wajar Dalam hal pengajuan klaim

ini diharapkan jangka waktu tidak terlalu singkat karena jika terlalu

singkat akan merugikan konsumen itu sendiri.

7) Pelaku usaha harus menyediakan suatu rekaman transaksi yang setiap

saat bisa diakses oleh konsumen yang didalamnya berkaitan dengan

transaksi yang telah atau sedang dilakukan oleh konsumen. Rekaman

transaksi ini dapat dijadikan suatu bukti di persidangan jika terjadi

sengketa antara pelaku usaha dan konsumen

8) Bagaimana mekanisme pengiriman barang Mekanisme pengiriman

barang perlu diketahui dengan jelas oleh konsumen, karena disini

konsumen akan memilih dengan cara apa barang pesanannya dikirim,

melalui kurir, jasa pengiriman atau Cash On Delivery (COD).

B. Perlindungan Konsumen

a) Pengertian Perlindungan Konsumen

AZ. Nasution, SH memberikan batasan dari hukum perlindungan

konsumen yaitu keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang

mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya

dengan para penyedia barang dan/atau jasa konsumen5. Dengan demikian

Hukum Perlindungan Konsumen digunakan apabila antara konsumen

dengan pelaku usaha yang mengadakan suatu hubungan hukum, kemudian

terjadi permasalahan yang dipicu oleh kedudukan yang tidak seimbang

tersebut.

5 Az Nasution , Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar , (Jakarta: Diadit Media,

2006), h. 4.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

25

Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen dalam Pasal 1 angka (1),

menyebutkan bahwa, ”Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

konsumen”. Artinya, Pemerintah memberikan kepastian hukum kepada

konsumen dalam hal perlindungan terhadap hak-hak dan kepentingannya.

Meskipun UU Perlindungan Konsumen ini bertujuan untuk melindungi

kepentingan konsumen bukan berarti mengabaikan kepentingan pelaku

usaha yang mempunyai peranan penting dalam dunia perdagangan dan

pemenuhan akan kebutuhan masyarakat6.

Menurut Pasal 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, perlindungan

konsumen bertujuan :

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri;

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang atau jasa;

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan

dan menuntut hak – haknya sebagai konsumen;

4. Menciptakan perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi;

6 Ibid, h. 4.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

26

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha menegnai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan,dan keselamatan konsumen7.

C. Sumber – Sumber Hukum Konsumen

Disamping Undang-Undang Perlindungan Konsumen, hukum

konsumen ditemukan di dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Sebelumnya telah diuraikan bahwa Undang-Undang Perlindungan

Konsumen berlakusetahun sejak disahkannya (tanggal 20 April 2000). Dengan

demikian dan ditambah dengan ketentuan Pasal 64 (ketentuan peralihan)

undang-undang ini, berarti untuk “membela” kepentingan konsumen.

Sekalipun peraturan perudang-undagan itu tidak khusus diterbitkan untuk

konsumen atau perlindungan konsumen, setidak-tidaknya ia merupakan

sumber juga dari hukum konsumen dan/atau hukum perlindungan konsumen.

Beberapa diantaranya akan diuraikan sebagai berikut.

a. Undang-Undang Dasar dan Ketetapan MPR

Hukum konsumen, terutama Hukum Perlindungan Kosumen

mendapatkan landasan hukumnya pada Undang-Undang Dasar 1945,

pembukaan alinea keempat yang berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk

membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi

7 Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2011), h. 1-

22.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

27

segenap bangsa Indonesia”. Umumnya, sampai saat ini orang bertumpu

pada kata “segenap bangsa” sehingga ia diambil sebagai asas tentang

persatuan seluruh bangsa Indonesia (asas persatuan bangsa). Akan tetapi,

disamping itu, dari kata “melindungi” menurut AZ.Nasution di dalamnya

terkandung pula asas perlindungan hukum pada segenap bangsa tersebut.

Perlindungan hukum pada segenap bangsa itu tentulah bagi segenap

bangsa tanpa kecuali.

b. Hukum Konsumen Dalam Hukum Perdata

Dengan hukum perdata dimaksudkan hukum perdata dalam arti

luas, termasuk hukum perdata, hukum dagang serta kaidah-kaidah

keperdataan yang termuat dalam berbagai peraturan perundang-udangan

lainnya. Kesemuanya itu baik dalam hukum tertulis maupun hukum

perdata tidak tertulis (hukum adat).

Kaidah-kaidah hukum perdata umumnya termuat dalam Kitab

Undang- Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Di samping itu, tentu

saja juga kaidah-kaidah hukum perdata adat, yang tidak tertulis tetapi

ditunjuk oleh pengadilan dalam perkara tertentu. Patut kiranya

diperhatikan kenyataan yang ada dalam pemberlakuan berbagai kaidah

hukum perdata tersebut8.

c. Hukum Konsumen Dalam Hukum Publik

Dengan hukum publik dimaksudkan hukum yang mengatur

hubungan antara negara dan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara

8 Celina Tri Siwi Krstiayanti, Hukum Perlindungan Konsumen , (Jakarta : Sinar Grafika, 2011) h.40-

50.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

28

negara dengan perorangan.Termasuk hukum publik dan terutama dalam

kerangka hukum kosumen dan/atau hukum perilndungan konsumen,

adalah hukum administrasi negara, hukum pidana, hukum acara perdata

dan/atau hukum acra pidana dan humum internasional khusunya hukum

perdata Indtenasional.

Jadi, segala kaidah hukum maupun asas-asas hukum ke semua

cabang-cabang hukum publik itu sepanjang berkaitan dengan hubungan

hukum kosumen dan/atau masalahnya dengan penyedia barang dan atau

penyelenggara jasa, dapat pula diberlakukan. Dalam kaitan ini anatara lain

ketentuan perizinan usaha, ketentuanketentuan pidana tertentu, ketentuan-

ketentuan hukum acara dan berbagai konvensi dan/atau ketentuan hukum

perdata Internsioal.

Di antara kesemua hukum publik tersebut, tampaknya hukum

administrasi negara, selanjutnya disebut hukum administrasi, hukum

pidana, hukum internasional khususnya hukum perdata internasional dan

hukum acara perdata serta hukum acara pidana paling banyak pengaruhnya

dalam pembentukan hukum konsumen9.

D. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha

Konsumen merupakan pihak yang memiliki peranan penting dalam

transaksi penjualan barang dan/atau jasa. Pelaku usaha dalam melakukan

produksi, pendistribusian maupun pemasaran suatu produk barang dan/atau

9 Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian

Baku ( Standar ) , Dalam BPHN, Simposium Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen, ( Bandung : Binacipta, 1986 ) h. 56

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

29

jasa, mempunyai suatu sasaran yaitu agar dapat menarik pihak konsumen

supaya mau membeli produk yang ditawarkannya.

Sekalipun pada umumnya masyarakat Indonesia sudah memahami siapa

yang dimaksud dengan konsumen, tetapi hukum positif Indonesia sampai

tanggal 20 April 1999 belum mengenalnya, baik hukum positif “warisan” dari

masa yang masih berlaku berdasarkan Aturan Peralihan Pasal II Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maupun peraturan

perundang-undangan baru hasil karya bangsa Indonesia10

.

Istilah “Konsumen” merupakan suatu istilah yang tidak asing dan telah

memasyarakat. Banyak literatur yang mencoba untuk mendefinisikan istilah

ini. Istilah “konsumen” berasal dari kata consumer atau consument, yang

secara harfiah adalah “orang yang memerlukan, membelanjakan atau

menggunakan; pemakai atau pembutuh.”11

Az. Nasution, SH juga

mengemukakan itu beberapa batasan mengenai konsumen, yaitu :

a. Konsumen dalam arti umum adalah setiap orang yang mendapatkan

barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu;

b. Konsumen-antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau

jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang/jasa lain atau untuk

diperdagangkan (tujuan komersial);

10 Az Nasution , Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar , (Jakarta: Diadit

Media, 2006), h. 36.

11 N.H.T. Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, Cet.

1, (Bogor : Grafika Mardi Yuana, 2005), h. 23.

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

30

c. Konsumen-akhir adalah setiap orang alami yang mendapatkan

danmenggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi

kebutuhanhidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak

untuk diperdagangkan kembali (nonkomersial).

Unsur memperoleh/mendapatkan digunakan dalam batasan ini karena

perolehan barang atau jasa itu oleh konsumen tidak saja karena hubungan

hukum jual-beli, sewa menyewa, pinjam-pakai, jasa angkutan perbankan,

konstruksi asuransi dan sebagainya, tetapi dapat juga pemberian sumbangan,

hadiah-hadiah baik berkaitan dengan hubungan komersial (pemasaran,

promosi barang/jasa tertentu) maupun dalam hubungan lain-lainnya

UUPK juga memberikan pengertian mengenai konsumen, sebagaimana

yang termuat pada Pasal 1 angka (2) dan Penjelasannya. Pasal 1 angka (2)

UUPK menyatakan bahwa: “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang

dan atau jasa yang tersedia di masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,

keluarga,orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.”12

.

Istilah pelaku usaha merupakan pengertian yuridis dari istilah

produsen13

. Pengertian pelaku usaha juga telah dirumuskan secara khusus

dalam UUPK yaitu:

12 Indonesia , undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen,

LN No.42 tahun 1999, TLN No. 3821, pasal 1 angka (2).

13 N.H.T. Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, Cet.

1, (Bogor : Grafika Mardi Yuana, 2005), h.. 24.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

31

“Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai usaha

berbagai bidang ekonomi.”

Pengertian pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 1 butir 3 UUPK ini,

mempunyai cakupan yang luas karena meliputi penjual grosir, leveransir

sampai pada pengecer. Namun dalam pengertian pelaku usaha tersebut,

tidaklah mencangkup eksportir atau pelaku usaha di luar negeri, karena

UUPK membatasi orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk

badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan

atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia14

.

Pengertian pelaku usaha yang bermakna luas tersebut, akan

memudahkan konsumen korban menuntut ganti kerugian. Konsumen yang

dirugikan akibat penggunaan produk, tidak kesulitan dalam menemukan

kepada siapa tuntutan akan diajukan, karena banyak pihak yang dapat

digugat15

.

E. Hak dan Kewajiban Konsumen

Seringnya terjadi pelanggaran terhadap masalah perlindungan konsumen

dan UUPK dikarenakan salah satunya adalah ketidaktahuan konsumen

14 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada, 2007), h. 9.

15 Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum

Acara serta Kendala Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 67-68.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

32

maupun pelaku usaha mengenai hak dan kewajiban mereka. Walaupun dalam

UUPK hal itu diatur, tetapi kenyataannya tidak sedikit orang yang belum

pernah membaca UUPK ataupun belum mengetahui tentang keberadaan dari

UUPK itu sendiri. Maka dari itu penting sekali bagi konsumen untuk

mengetahui hak dan kewajiban mereka dalam kegiatan ekonomi yang

dilakukannya. Berikut ini adalah hak dan kewajiban pihak yang sangat terkait

dengan hukum perlindungan konsumen.

Hak dan Kewajiban Konsumen

Baik konsumen maupun pelaku usaha, memiliki hak dan kewajiban

yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh mereka. Jika terjadi

pelanggaran akan hak-hak konsumen atau konsumen mengalami kerugian

sebagai akibat dari pelaku usaha yang tidak melaksanakan apa yang

menjadi kewajibannya, maka konsumen dapat menuntut pelaku usaha

tersebut untuk bertanggung jawab. Sebaliknya, konsumen tidak dapat

menuntut pelaku usaha untuk bertanggung jawab jika konsumen tidak

melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya16

.

Secara umum, terdapat empat hak dasar konsumen yang mengacu

pada President Kennedy’s 1962 Consumer’s Bill of Right. Ke empat hak

tersebut yaitu:

1. Hak untuk memperoleh keamanan (the right to safety);

2. Hak untuk mendapat informasi (the right to be informed);

3. Hak untuk memilih (the right to choose);

16

Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta : PT. Grasindo, 2000),

h.16

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

33

4. Hak untuk didengar (the right to be heard)17

.

Dalam rancangan akademik UUPK yang dikeluarkan Fakultas

Hukum Univesitas Indonesia dan Departemen Perdagangan, dikemukakan

enam hak konsumen, yaitu enam hak dasar yang disebut pertama,

ditambah dengan hak untuk mendapatkan barang dan atau jasa sesuai

dengan nilai tukar yang diberikannya, dan hak untuk mendapatkan

penyelesaian hukum yang patut18

.

Hak dan kewajiban dari konsumen diatur dalam ketentuan Pasal 4

dan Pasal 5 UUPK. Pasal 4 UUPK menetapkan bahwa konsumen memiliki

hak-hak sebagai berikut:

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan atau jasa;

b. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang

dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan atau jasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau

jasa yang digunakan;

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

17

Ibid, h.16

18

Ibid , h. 40

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

34

f. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

g. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau

penggantian apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai

dengan perjanjian atau sebagaimana mestinya; dan

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.

Selain hak, tentunya konsumen juga memiliki kewajiban-kewajiban

yang harus dipenuhi. Pasal 5 UUPK menetapkan empat kewajiban

konsumen sebagai berikut:

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan

dan keselamatan;

b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan

atau jasa;

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; dan

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut19

.

Adanya kewajiban konsumen membaca atau mengikuti petunjuk

informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa

demi keselamatan dan keselamatan merupakan hal penting yang perlu

19

Ibid, h.40

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

35

diatur, karena sering pelaku usaha telah menyampaikan peringatan secara

jelas pada suatu produk, tetapi konsumen tidak membaca peringatan secara

yang telah disampaikan kepadanya.Dengan pengaturan kewajiban ini maka

memberikan konsekuensi pelaku usaha tidak bertanggung jawab apabila

konsumen yang bersangkutan menderita kerugian akibat mengabaikan

kewajiban tersebut.

F. Teori Dasar Hukum Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, Perbuatan dengan mana satu

orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau

lebih. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan hukum antara

dua orang atau lebih yang disebut Perikatan yang di dalamya

terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak.

b. Syarat Syah Perjanjian

Syarat sah perjanjian ada 4 (empat) terdiri dari syarat subyektif dan

syarat objektif, diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu Syarat

Subyektif (menyangkut para pembuatnya). Tidak dipenuhinya

syarat dibawah ini, mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan

(voidable).20

1. Sepakat ( Pasal 1321 - 1328 KUHPerdata )

20

Wordpress “Pengertian dan Syarat Perjanjian” diakses dari

https://0wi3.wordpress.com/2010/04/20/hukum-perjanjian/ pada tanggal 3 Oktober 20016.

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

36

Supaya perjanjian menjadi sah maka para pihak harus sepakat

terhadap segala hal yang terdapat di dalam perjanjian dan

memberikan persetujuannya atau kesepakatannya jika ia memang

menghendaki apa yang disepakati. Dalam preambule perjanjian

(sebelum masuk ke pasal-pasal), biasa tuliskan sebagai berikut

"Atas apa yang disebutkan diatas, Para Pihak setuju dan sepakat

hal-hal sebagai berikut:"

Pencantuman kata-kata setuju dan sepakat sangat penting dalam

suatu perjanjian. Tanpa ada kata-kata ini (atau kata-kata lain yang

bermaksud memberikan ikatan atau setuju saja atau sepakat saja),

maka perjanjian tidak memiliki ikatan bagi para pembuatanya.

Setuju dan sepakat dilakukan dengan penuh kesadaran di antara

para pembuatnya, yang bisa diberikan secara lisan dan tertulis.

Suatu perjanjian dianggap cacat atau dianggap tidak ada apabila:

1. mengandung paksaan (dwang), termasuk tindakan atau ancaman

atau intimidasi mental.

2. mengandung penipuan (bedrog), adalah tindakan jahat yang

dilakukan salah satu pihak, misal tidak menginformasikan adanya

cacat tersembunyi.

3. mengandung kekhilafan/kesesatan/kekeliruan(dwaling), bahwa

salah satu pihak memiliki persepsi yang salah terhadap subyek dan

obyek perjanjian. Terhadap subyek disebut error in persona atau

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

37

kekeliruan pada orang, misal melakukan perjanjian dengan seorang

artis, tetapi ternyata perjanjian dibuat bukan dengan artis, tetapi

hanya memiliki nama dengan artis. Terhadap obyek disebut error

in substantia atau kekeliruan pada benda, misal membeli batu akik,

ketika sudah dibeli, ternyata batu akik tersebut palsu

2. Cakap (Pasal 1329 - 1331 KUHPerdata )

Pasal 1329 KUHPerdata menyatakan bahwa setiap orang adalah

cakap untuk membuat perjanjian, kecuali apabila menurut undang-

undang dinyatakan tidak cakap. Kemudian Pasal 1330 menyatakan

bahwa ada beberapa orang yang tidak cakap untuk membuat

perjanjian, yakni

1) Orang yang belum dewasa (dibawah 21 tahun, kecuali yang

ditentukan lain)

2) Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele or

conservatorship); dan

3) Perempuan yang sudah menikah

Berdasarkan pasal 330 KUHPerdata, seseorang dianggap dewasa

jika dia telah berusia 21 tahun atau kurang dari 21 tahun tetapi telah

menikah. Kemudian berdasarkan pasal 47 dan Pasal 50 Undang-

Undang No 1/1974 menyatakan bahwa kedewasaan seseorang

ditentukan bahwa anak berada di bawah kekuasaan orang tua atau

wali sampai dia berusia 18 tahun.

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

38

Berkaitan dengan perempuan yang telah menikah, pasal 31 ayat (2)

UU No. 1 Tahun 1974 menentukan bahwa masing-masing pihak

(suami atau isteri) berhak melakukan perbuatan hukum.

Selain itu khusus suami istri, mohon diperhatikan juga apakah

dalam perkawinan terdapat perjanjian pisah harta.

Syarat Obyektif (menyangkut para pembuatnya). Tidak

dipenuhinya syarat dibawah ini, mengakibatkan perjanjian batal

demi hukum (null and void)

3. Hal tertentu (Pasal 1332 - 1334 KUHPerdata)

Pasal 1333 KUHPerdata menentukan bahwa suatu perjanjian harus

mempunyai pokok suatu benda (zaak)yang paling sedikit dapat

ditentukan jenisnya. Suatu perjanjian harus memiliki objek tertentu

dan suatu perjanjian haruslah mengenai suatu hal tertentu (certainty

of terms), berarti bahwa apa yang diperjanjikan, yakni hak dan

kewajiban kedua belah pihak. Barang yang dimaksudkan dalam

perjanjian paling sedikit dapat ditentukan jenisnya (determinable).

4. Sebab yang halal (Pasal 1335 - 1337 KUHPerdata)

Syarat sahnya perjanjian yang keempat adalah adanya kausa hukum

yang halal. Jika objek dalam perjanjian itu illegal, atau

bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum, maka

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

39

perjanjian tersebut menjadi batal. Sebagai contohnya, perjanjian

untuk membunuh seseorang mempunyai objek tujuan yang illegal,

maka kontrak ini tidak sah.

Menurut Pasal 1335 jo 1337 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu

kausa dinyatakan terlarang jika bertentangan dengan undang-

undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Suatu kausa dinyatakan bertentangan dengan undang-undang, jika

kausa di dalam perjanjian yang bersangkutan isinya bertentangan

dengan undang-undang yang berlaku. Untuk menentukan apakah

suatu kausa perjanjian bertentangan dengan kesusilaan (geode

zeden) bukanlah hal yang mudah, karena istilah kesusilaan tersebut

sangat abstrak, yang isinya bisa berbeda-beda antara daerah yang

satu dan daerah yang lainnya atau antara kelompok masyarakat

yang satu dan lainnya. Selain itu penilaian orang terhadap

kesusilaan dapat pula berubah-ubah sesuai dengan perkembangan

jaman.21

G. Tinjauan Umum Mengenai Instagram

1. Sejarah Instagram

Instagram berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc.

merupakan sebuah teknologi startupyang hanya berfokus kepada

21

Sindikat “ Syarat Syah Perjanjian “ diakses dari http://www.sindikat.co.id/blog/syarat-sahnya-perjanjian pada tanggal 3 Oktober 2016

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

40

pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya

Burbn,Inc sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam

HTML5 Mobile (hiper text markup language 5), namun kedua CEO

(Chief Executive Officer), Kevin Systromdan juga Mike Krieger,

memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu

mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada

akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di

dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi

Burbnyang sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam

iPhone, yang dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi

Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang

adadan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya

memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk

menyukai sebuah foto, itulah yang akhirnya menjadi awal mulai

munculnya media sosial instagram.

Nama instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi

aplikasi ini. Kata „insta‟ berasal dari kata „instan‟, seperti kamera

polaroidyang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan „foto instan‟.

Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, Sedangkan

untuk kata gram‟ berasal dari kata „telegram‟, dimana cara kerja

telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang

lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat

mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

41

informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat.

Penggunaan media sosial

Instagram pun terus bertambah jumlahnya, menurut pengumuman

layanan photo sharing

tersebut pada Selasa (25/3/2014) kemarin, pengguna media sosial

instagramtelah mencapai lebih dari 200 juta diseluruh dunia.Angka itu

naik dari sekitar 150 juta pengguna enam bulan sebelumnya, serta 100

juta pengguna sekitar satu tahun yang lalu22

.

2. Perkembangan Instagram

Dizaman sekarang ini, teknologi semakin canggih. Hal ini terlihat

juga dengan semakin banyaknya aplikasi baru yang bermunculan, dan

salah satu yang menarik perhatian adalah aplikasi Instagram. Mungkin

untuk sekarang ini hampir rata-rata anak muda telah mempunyai akun

instagram, entah itu digunakan untuk posting foto dan mungkin juga

hanya digunakan untuk melihat foto-foto orang saja.

Kehadiran kamera berkualitas tinggi pada smartphone membuat

banyak orang mempunyai aktivitas baru yang menyenangkan. Orang

akan mudahnya mengambil gambar dimanapun dan kapanpun dengan

menggunakan kamera smarphone ini. Dan biasanya setelah mengambil

sebuah gambar, orang tersebut tidak sabar lagi untuk pamer. Dan

akhirnya foto-foto tersebut diupload ke sosial media seperti Instagram.

22

Wikipedia “Instagram” diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram pada tanggal 18 September 2015

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

42

Instagram memang menjadi pilihan utama anak-anak muda sekarang

untuk mempostingkan foto-foto kegiatan yang sedang mereka lalukan.

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik

Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong

foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera

Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3

yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.

Awalnya, Kevin dan Mike menciptakan aplikasi mobile web

bernama Burbn. Aplikasi ini punya fitur semacam check-in lokasi,

pengguna akan mendapatkan poin di aplikasi ini setiap kali mereka

check-in saat bergaul dengan teman, posting foto, dan banyak lagi.

Tapi, karena fitur di dalam aplikasi Burbn terlalu banyak, mereka

membuat aplikasi baru yang lebih simple yaitu Instagram. Kalau

aplikasi yang terdahulu punya banyak fitur, Kevin dan Mike sengaja

membuat Instagram dengan 3 macam fitur doang, yaitu posting foto,

komentar dan like. Jadi, pengguna Instagram nggak perlu repot atau

bingung untuk mainin social media ini. Nama Instagram diambil dari

kata “insta” yang berasal dari kata “instan”. Kata instan juga diambil

dari cara kerja kamera Polaroid yang menghasilkan foto secara instan.

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

43

Makanya, lambang Instagram mirip kayak kamera Polaroid. Sedangkan

“gram”, diambil dari kata “telegram” yang berarti cara kerjanya

mengirimkan informasi secara cepat23

.

23

Gudang Ilmu Komputer “Perkembangan Instagram” diakses dari http://www.gudangilmukomputer.com/2015/12/sejarah-dan-perkembangan-aplikasi-sosial-media-instagram.html pada tanggal 19 september 2015

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

44

BAB III

E-COMMERCE SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES JUAL

BELI ONLINE ( INSTAGRAM )

A. Pengertian E-Commerce

Electronik Commerce atau disingkat E-Commerce adalah kegiatan bisnis

yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufacturers),

service provider, dan perdagangan perantara (intermediaries) dengan

menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer networks), yaitu E-

Commerce sudah meliputi seluruh spectrum kegiatan komersial. Onno w.

Purbo dan Aang Arif Wahyudi mencoba menggambarkan E-Commerce

sebagai suatu cakupan yang luas mengenai teknologi, proses dan praktik yang

dapat melakukan transaksi bisnis tanpa menggunakan kertas sebagai sarana

mekanisme transaksi . Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti

melalui e-mail atau bisa melalui World Wibe Web1.

Menurut WTO E-Commerce adalah suatu proses meliputi produksi,

ditribusi, pemasaran, penjualan dan pengiriman barang serta jasa melalui

Elektronis. Sedangkan menurut para akademisi yang mendefinisikan E-

Zantara penjual dan pembeli atau pihak-pihak lainnya dalam hubungan

kontrak yang menggunakan media elektronik atau digital yang dalam

prosesnya tidak diperlukan temu muka dan transaksi dilakukan secara lintas

1 Onno w.Purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal e-Commerce (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2001), h.1-2.

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

45

batas. Sarana yang memungkinkan dilakukannya penjual dan pembelian

produk dan infomasi melalui internet dan layanan-layanan online lainya.

E-commerce merupakan bidang yang multidisipliner (multidiciplinary)

yang mencangkup bidang-bidang teknik seperti jaringan data telekomunikasi,

pengamanan, penyimpanan, dan pengambilan data (retrieval) dari multi

media, bidang-bidang bisnis seperti pemasaran (marketing), pembelian dan

penjualan ( Procurement and purchasing), penagihan dan pembayaran (billing

and payment), manajemen jaringan ditribusi (supply chain management), dan

aspek-aspek hukum seperti information privacy, hak milik intelektual

(intelectual property), perpajakan (taxation), pembuatan perjanjian, dan

penyelesaian hukum lainnya. Jadi secara singkat dapat dideskripsikan, bahwa

E-commerce adalah suatu bentuk bisnis modern melalui sarana internet,

karenanya E-commerce dapat dikatakan sebagai perdagangan di internet2..

B. Legalitas Transaksi E-Commerce Melalui Media Internet (Instagram)

Jual beli produk (barang/jasa) yang dilakukan melalui media internet

dimungkinkan untuk dilakukan karena memang sampai saat ini tidak ada

larangan akan hal tersebut di Indonesia. Pada prinsipnya (dengan beberapa

pengecualian seperti pada Pasal 5 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik– UU ITE), penggunaan

media instagram atau suatu media elektronik lainnya untuk transaksi jual beli

2 Esther Dwi Magfirah, “Perlindungan Konsumen Dalam E-commerce” , diakses dari www.

solusihukum.com. pada tanggal 20 September 2015

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

46

produk diserahkan kepada kebebasan para pihak untuk menentukannya

(tergantung dari kesepakatan antara penjual dan pembeli).Pasal 19 UU ITE

menyebutkan bahwa: “Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik

harus menggunakan Sistem Elektronik yang disepakati.”

Kecuali untuk surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam

bentuk tertulis, dan surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang

harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat

pembuat akta maka transaksinya tidak sah jika dilakukan secara elektronik

(Pasal 5 ayat [4] UU ITE). Contohnya, transaksi jual beli tanah yang

perjanjiannya harus dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)3.

Transaksi jual beli yang terjadi melalui Internet itu sah dan mengikat para

pihak sepanjang kontrak elektroniknya (perjanjian jual beli yang

dibuat/dilakukan dengan cara komunikasi melalui internet) memenuhi syarat

sahnya suatu perjanjian. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”), yang berbunyi:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya”

Adapun syarat sahnya kontrak elektronik berdasarkan Pasal 1320

KUHPerdata jo. Pasal 47 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP PSTE”) yaitu:

3 Academia “Legalitas Transaksi E-Commerce” diakses dari

http://www.academia.edu/8096465/ASPEK_HUKUM_TRANSAKSI_JUAL-

BELI_BERBASIS_E-COMMERCE_DALAM_SISTEM_HUKUM_INDONESIA pada tanggal

29 September 2015

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

47

a. Syarat Subjektif yang mana jika tidak terpenuhi maka perjanjian dapat

dibatalkan oleh salah satu pihak (selama belum ada pembatalan maka

perjanjian tetap sah), yaitu:

1. Adanya kesepakatan para pihak mengenai harga dan produk, tanpa ada

paksaan, kekhilafan maupun penipuan;

2. Kecakapan para pihak yang membuat perjanjian. Pada dasarnya orang

yang sudah dewasa, sehat akal pikiran dan tidak dilarang oleh undang-

undang (seperti tidak dinyatakan pailit oleh pengadilan) adalah cakap

menurut hukum. Sedangkan, “Dewasa” berdasarkan Pasal 330

KUHPerdata adalah berusia sudah 21 tahun atau sudah/pernah

menikah.

b. Syarat objektif yang mana jika tidak terpenuhi maka perjanjian batal demi

hukum, dianggap tidak pernah ada perjanjian sehingga tidak memiliki

kekuatan mengikat secara hukum, yaitu:

1. Produk yang merupakan objek perjanjian harus tertentu (definite) dan

dapat dilaksanakan (possible).

2. Sebab yang halal (lawful), isi dan tujuan dari perjanjian jual beli

tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,

kesusilaan dan ketertiban umum. Sebagai contoh: jual beli dilakukan

bukan untuk barang yang dilarang oleh peraturan perundang-

undangan (contohnya bukan barang illegal)

Informasi elektronik berupa isi percakapan/komunikasi melalui

instagram antara penjual dengan pembeli dapat dijadikan salah satu alat untuk

membuktikan dan menerangkan perjanjian yang terjadi antar para pihak. Pasal

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

48

5 ayat (1) UU ITE menyebutkan bahwa: “Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum

yang sah.”

Jadi, suatu transaksi jual beli tidak akan disangkal keabsahannya

hanya karena bukti transaksi jual belinya semata-mata dalam bentuk

elektronik.

C. Jenis dan Interaksi E-Commerce

Pada dasarnya, perdagangan/transaksi E-Commerce dapat di

kelompokkan menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu : transaksi Busines to

Business (B to B), dan Business to Consumer (B to C)4. Dua kelompok inilah

yang menyelimuti hamper semua transaksi E-Commerce yang ada. Business to

Business merupakan system komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis.

Para pengamat E-Commerce mengakui akibat terpenting adanya sistem

komersial yang berbasis web tampak pada transaksi Business to Business4.

a) Bisnis ke Bisnis (Business to Business)

Bisnis ke bisnis merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku

bisnis atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan

(dalam hal ini pelaku bisnis) yang dilakukan secara rutin dan dalam

kapasitas atau volume produk yang besar. Aktivitas E-Commerce dalam

4 Wiwied Widyaningsih “E-Commerce” diakses dari,

wiwied.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files /slide_E-Commerce.pdf . pada tanggal 25

September 2015

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

49

ruang lingkup ini ditujukan untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis

itu sendiri. Pebisnis yang mengadakan perjanjian tentu saja adalah para

pihak yang bergerak dalam bidang bisnis yang dalam hal ini mengikatkan

dirinya dalam suatu perjanjian untuk melakukan usaha dengan pihak

pebisnis lainnya. Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian dalam hal ini

adalah Internet Service Provider (ISP) dengan website atau keybase (ruang

elektronik), ISP itu sendiri adalah pengusaha yang menawarkan akses

kepada internet.

Sedangkan internet merupakan suatu jalan bagi komputer- komputer

untuk mengadakan komunikasi bukan merupakan tempat akan tetapi

merupakan jalan yang dilalui. Dilihat dari karakteristiknya, transaksi E-

Commerce B to B, mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Tranding partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka

sudah saling terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.

Pertukaran informasi hanya berlangsung di antara mereka dan karena

sudah sangat mengenal, maka pertukaran informasi tersebut dilakukan

atas dasar kebutuhan dan kepercayaan;

2. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berskala dengan

format data yang telah disepakti. Jadi, service yang digunakan antara

kedua sistem tersebut sama dan menggunakan standar yang sama;

3. Salah satu pelaku tidak harus menunggu patner mereka lainnya untuk

mengirim data; dan

4. Model yang umum digunakan adalah pear to pear, di mana processing

intelegance dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

50

b) Bisnis ke Konsumen (Business To Consumer)

Business to consumer dalam E-Commerce merupakan suatu

transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan pelaku usaha dan pihak

konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat

tertentu5. Dalam transaksi bisnis ini produk yang diperjualbelikan mulai

produk barang dan jasa baik dalam bentuk berwujud maupun dalam

bentuk elektronik atau digital yang telah siap untuk dikonsumsi.

Business to Consumer (B to C) merupakan transaksi jual beli melalui

internet antara penjual barang dengan konsumen (end user). Business to

Consumer dalam Ecommerce relatif banyak ditemui dibandingkan dengan

Business to Business. Dalam transaksi E-Commerce jenis B to C, hampir

semua orang dapat melakukan transaksi baik dengan nilai transaksi kecil

maupun besar dan tidak dibutuhkan persyaratan yang rumit. Konsumen

dapat memasuki internet dan melakukan pencarian (search) terhadap apa

saja yang akan dibeli, menemukan web site, dan melakukan transaksi.

Dalam transaksi ini, konsumen memiliki bargaining position yang

lebih baik dibanding dengan perdagangan konvensional karena konsumen

memperoleh informasi yang beragam dan mendetail. Kondisi tersebut

memberi banyak manfaat bagi konsumen karena kebutuhan akan barang

dan jasa yang diinginkan dapat terpenuhi. Selain itu juga terbuka

kesempatan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan jasa sesuai

dengan keinginan dan kemampuan finansial konsumen dalam waktu yang

5 Jay MS ,”Peran E-Commerce dalam Sektor Ekonomi dan Industry” pada seminar sehari

ed., aplikasi internet di era millenium ketiga, ( Jakarta 2001), h.7.

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

51

relatif efisien. Karakteristik transaksi E-Commerce Business to Consumer

adalah sebagai berikut :

1. Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secara umum pula;

2. Service yang dilakukan juga bersifat umum sehingga mekanismenya

dapat digunakan oleh banyak orang. Contohnya, karena sistem web

sudah umum dikalangan masyarakat, maka sistem yang digunakan

adalah sistem web pula;

3. Service yang diberikan berdasrkan permintaan konsumen berinisiatif

sedangkan produsen harus siap memberikan respon terhadap inisiatif

konsumen;

4. Sering dilakukan pendekatan client-server, yang mana konsumen di

pihak klien menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan

pihak penyedia barang atau jasa (business procedure) berada pada

pihak server.

D. Tahap – Tahap Transaksi Konsumen.

Yang dimaksud dengan transaksi konsumen adalah suatu proses

terjadinya peralihan pemilikan atau penikmatan barang atau jasa dari pelaku

usaha penyedia barang dan/atau jasa kepada konsumen. Tahap-tahap transaksi

konsumen yang lazim terjadi yaitu:

a. Tahap Pra-Transaksi Konsumen

Pada tahap pra-transaksi konsumen, transaksi (pembelian,

penyewaan, peminjaman, pemberian hadiah komersial dan sebagainya)

belum terjadi. Konsumen masih mencari keterangan dimana barang atau

jasa kebutuhannya dapat ia peroleh, berapa harga dan apa pula syarat-

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

52

syarat yang ia harus penuhi, serta mempertimbangkan berbagai fasilitas

atau kondisi dari transaksi ia inginkan6.

Dalam hal ini pelaku usaha sebagai penyedia atau penjual, harus

menyediakan informasi yang jujur dan tidak menyesatkan berkaitan

dengan barang dan/atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena, informasi

tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen sebelum

memutuskan untuk melakukan pembelian.

Pentingnya penyampaian informasi yang benar terhadap konsumen

mengenai suatu produk, agar konsumen tidak salah terhadap gambaran

mengenai suatu produk tertentu. Penyampaian informasi terhadap

konsumen tersebut dapat berupa representasi, peringatan maupun berupa

instruksi7.

b. Tahap Transaksi Konsumen

Pada tahap ini transaksi peralihan suatu barang ataupun

penyelenggaraan jasa dari pelaku usaha kepada konsumen telah terjadi.

Konsumen dalam hal ini, sudah terikat dengan berbagai persyaratan guna

memperoleh barang atau jasa bersangkutan misalnya mengenai

persyaratan pembayaran, harga, dan sebagainya.

Faktor lain yang juga berpengaruh pada konsumen dalam tahap ini

adalah beberapa praktek bisnis yang dijalankan pengusaha untuk

6 Az. Nasution , Konsumen dan Hukum, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), h. 39.

7 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada, 2007), h. 55

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

53

mempertahankan atau meningkatkan pemasaran produk usahanya atau

penyerapan produknya oleh masyarakat8.

Permasalahan yang sering timbul dalam tahap transaksi konsumen

adalah pada perikatan yang telah disepakati oleh pelaku usaha dan

konsumen. Terdapat perjanjian dengan syarat-syarat baku, terutama

perjanjian dengan syarat-syarat baku yang ditentukan secara sepihak.

Mengenai keadaan tersebut, Pasal 18 UUPK memberikan pengaturan

secara khusus atas batasan dalam pencantuman klausula baku dalam suatu

perjanjian yang dilarang oleh UUPK. Dalam penjelasan pasal tersebut,

dikemukakan bahwa larangan ini dimaksudkan untuk menempatkan

kedudukan konsumen setara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsip

kebebasan berkontrak.

c. Tahap Purna-Transaksi Konsumen

Tahap ini disebut juga tahap purna-jual. Pada tahap ini konsumen

mulai memanfaatkan barang dan/atau jasa yang diperolehnya dari

transaksi dengan pelaku usaha bersangkutan.

Kepuasan konsumen atau kekecewaannya berkenaan dengan

transaksi yang diselenggarakan dapat menjadi kenyataan. Kepuasaan

konsumen akan menyebabkan konsumen untuk selanjutnya setia dan tidak

beralih dari merek barang atau jasa tertentu, sehingga pelaku usaha

bersangkutan akan dapat mempertahankan langganannya.

Sebaliknya, keadaan menjadi berbeda apabila konsumen merasa

tidak puas terhadap kegunaan dan/atau pemakaian dari suatu barang atau

8 Az. Nasution , op.cit., hlm. 46, mengutip dari Mr. R.B.M. Keurentjes, Agressieve

Handelspraktijken, Kluwer-Deventer 1986, h. 2.

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

54

penyelenggaraan jasa yang diperoleh dari pelaku usaha. Dalam hal ini

konsumen merasakan kerugian dari penggunaan barang dan/atau jasa

bersangkutan. Konsumen yang merasa mengalami suatu kerugian

lazimnya mengajukan suatu keluhan kepada pelaku usaha tersebut. Pelaku

usaha tetap harus memberikan perlindungan dan pelayanan yang baik atas

keluhan yang diajukan oleh konsumen dalam tahap purna-transaksi ini.

Berkaitan dengan hal itu, UUPK memberikan pengaturan atas

tindakan yang harus dilakukan oleh pelaku usaha dalam tahap purna

transaksi, antara lain:

1. Pasal 7

huruf f:

Pelaku usaha wajib memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan

pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

huruf g:

Pelaku usaha wajib memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau

dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

2. Pasal 19 ayat (1)

Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas

kerusakan pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat

mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau

diperdagangkan.

3. Pasal 25 ayat (1)

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

55

Pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatannya

berkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

wajib menyediakan suku cadang dan/atau fasilitas purna jual dan

wajib memenuhi jaminan atau garansi sesuai dengan yang

diperjanjikan.

4. Pasal 26

Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan

dan/atau garansi yang disepakati dan/atau diperjanjikan.

Tahap-tahap diatas tidaklah secara tegas terpisah satu sama lain.

Mungkin saja tahap pertama dan kedua langsung terjadi dalam satu

kegiatan transaksikonsumen. Misalnya konsumen datang ke suatu toko

melihat barangnya, mencari dan mendapat sekedar informasi mengenai

barang tersebut. Ketika konsumen merasa sudah cukup “mengenal”

produk tersebut, maka ia langsung membelinya (mengadakan transaksi

konsumen)9. Tahap-tahap transaksi konsumen tersebut diatas diperlukan

agar dapat dengan mudah memahami akar permasalahan dan mencarikan

jalan penyelesaian dalam penyelesaian sengketa transaksi konsumen.

E. Bentuk Pelanggaran Hak Konsumen.

Seperti diketahui bahwa UUPK menetapkan tujuan perlindungan

konsumen antara lain adalah untuk mengangkat harkat kehidupan konsumen,

maka untuk maksud tersebut berbagai hal yang membawa akibat negatif dari

pemakaian barang dan atau jasa harus dihindarkan dari aktivitas perdagangan

9 Ramadhan Rizky Perdana Hamzah, “Perlindungan Konsumen Pengguna Jasa

Ketenagalistrikan: Studi Kasus Penerapan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh PT. PLN (Persero),’’

(Skripsi Sarjana Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2009), h. 24.

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

56

pelaku usaha. Sebagai upaya untuk menghindarkan akibat negatif pemakaian

barang dan atau jasa tersebut, UUPK menentukan berbagai larangan bagi

pelaku usaha yang terdiri dari 10 pasal, dimulai dari Pasal 8 sampai dengan

Pasal 1710

.

Dalam Pasal 8 yang termasuk perbuatan-perbuatan yang dilarang

dilakukan pelaku usaha yaitu:

(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang

dan atau jasa yang:

b. Tidak memenuhi atau tidak sesuai denga standar yang dipersyaratkan

dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah

dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket

barang tersebut;

d. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam

hitungan menurut ukuran yang sebenarnya;

e. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran

sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang

dan atau jasa tersebut;

f. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan,

gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam

label atau keterangan barang dan atau jasa tersebut;

10 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada, 2007), h. 65.

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

57

g. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,

keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan atau jasa tersebut;

h. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu

penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tersebut;

i. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana

pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label;

j. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat

nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan

pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku

usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan

harus dipasang/dibuat; dan

k. Tidak mencantumkan informasi dan atau petunjuk penggunaan barang

dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan yang berlaku.

(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau

bekas dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar

atas barang dimaksud.

(3) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan

yang rusak, cacat atau bekas atau tercemar, dengan atau tanpa memberikan

informasi secara lengkap dan benar.

(4) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)

dilarang memperdagangkan barang dan atau jasa tersebut serta wajib

menariknya dari peredaran.

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

58

Substansi dari Pasal 8 tertuju dua hal, yaitu larangan memproduksi barang

dan atau jasa dan larangan memperdagangkan barang dan atau jasa yang

dimaksud.

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

59

BAB IV

IMPLEMENTASI HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

TRANSAKSI E-COMMERCE PADA SOSIAL MEDIA

INSTAGRAM

A. Contoh dan Kronologi Kasus

Kasus 1

Seseorang yang bernama Asta yang merupakan pemilik online shop di

instagram berencana untuk memulai bisnis jual beli snack import dan memilih

ovomaltine sebagai fokus bisnisnya. Dalam memulai bisnisnya, Asta mulai

mencari supplier yang memberikan harga termurah dan terpercaya sehingga

menemukan supplier untuk bisnis snack importnya dari instagram dengan

akun @anekastuff_id sebagai supplier snack ovomaltine. Akun

@anekastuff_id menjual dengan harga yang sangat murah dibawah harga

pasaran, bebas ongkos kirim dan tidak ada minimum order yang menjadikan

Asta sangat antusias untuk membeli melalui akun @anekastuff_id sebagai

supplier online shopnya di instagram tersebut. Namun transaksi pembelian

dari akun @anekastuff_in ini hanya melalui sms saja. Keanehan ditemukan

oleh Asta bahwa testimonial dari supplier akun @anekastuff_id ini ada yang

dari line. Karena sudah merasa menemukan supplier yang sangat murah dari

harga pasaran , keanehan tersebut baru dia sadari setelah melakukan transfer

uang pembayaran senilai Rp. 210.000,00 ke rekening atas nama Johan Wijaya

sebagai supplier dengan akun @anekastuff_id. Setelah melakukan transfer

korban menanyakan melalui sms kapan barang pesanan sampai dan pelaku

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

60

penipuan @anekastuff_id menjawab barang akan sampai dalam waktu 2 hari.

Namun setelah lebih dari 2 hari bahkan 2 minggu korban tidak mendapat

konfirmasi mengenai barang pesanannya dan pelaku tidak dapat dihubungi.

Karena merasa tertipu oleh pelaku @anekastuff_id , korban pun melakukan

pengecekan dan mendapatkan banyak informasi bahwa pelaku dengan

instagram @anekastuff_id ini sangat cerdik dan telah lama melakukan

penipuan dengan cara sering mengganti nomor rekening, nomor handphone

dan akun instagram @anekastuff_if juga sering berganti-ganti. Pelaku

@anekastuff_id mengganti nama instagramnya, melakukan private pada akun

instagramnya dan menghapus semua testimonial mengenai penipuannya.

Korban juga menyebarkan informasi penipuan tersebut di beberapa group dan

ternyata juga banyak yang menjadi korban pelaku penipuan dengan aku

instagram @anekastuff_id. Korban juga melakukan pencarian informasi di

google dan mendapatkan berbagai kasus penipuan yang dilakukan oleh pelaku

sejak tahun 2013.

Kasus 2

Seperti yang menimpa seorang dokter gigi berinisial NP, warga Cilandak. Dia

yang tertarik dengan penjualan kucing di social media instagram malah ditipu

mentah-mentah oleh sang penjual. Kucing seharga Rp3 juta itu gagal menjadi

koleksinya. Korban awalnya berniat untuk menambah koleksi kucingnya dan

sengaja mencarinya di instagram. Dia kemudian tertarik dengan salah satu

kucing yang dijual itu. Nomor telepon yang tertera dalam instagram itu pun

langsung dihubungi. Perjanjian pun kemudian dilakukan antara kedua belah

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

61

pihak. Kata sepakat kemudian terlontar dan NP diwajibkan mengirim uang

tersebut ke rekening yang dituju sang penjual. Uang tersebut kemudian

dikirim ke rekening BRI 032801001159533 atas nama Reski. Sang penjual

menjanjikan kucing tersebut akan sampai paling lama 12 jam ke rumah NP.

Lama ditunggu kucing tersebut tak kunjung diterima. NP pun berpikir dirinya

sudah ditipu dan memutuskan melaporkan kejadian ini ke Polres Metro

Jakarta Selatan, kemarin sore. Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan

Kompol Aswin membenarkan laporan itu.NP, warga Cilandak Barat, Jakarta

Selatan, tertipu saat membeli kucing melalui online shop di instagram. Akibat

kejadian itu, korban kehilangan uang sebesar Rp3.000.000 dan melaporkan

kasus penipuan tersebut dilaporkan ke Mapolres Jakarta Selatan1.

Kasus 3

Kasus selanjutnya cukup melegakan bagi konsumen. Setelah deal transaksi,

penjual memberikan nomer resi (airwaybill number) untuk proses pengecekan di

website layanan ekspedisi. Mungkin kita akan sedikit bernafas lega karena itu

artinya penjual tidak menipu. Namun barang tidak kunjung tiba, setelah dicek di

website ternyata resi invalid atau mungkin barang datang hanya saja sangat jauh

berbeda atau tidak sesuai. Sebagai contoh, seorang wanita bernama Intan yang

berprofesi sebagai wedding singer Jakarta melakukan pembelian baju dress yang

akan digunakan ketika bekerja sebagai wedding singer. Mengingat instagram

menjadi social media yang juga dimanfaatkan sebagai online shop dengan banyak

pilihan , Intan memilih baju dress yang terdapat di instagram dengan nama

1 Wordpress “Penipuan Online Shop Instagram” diakses dari

http://amiekusuma.wordpress.com/2013/09/30/waspada-modus-penipuan-online-shop-penjual-and-pembeli-wajib-masuk/ pada tanggal 25 september 2015

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

62

@RauffaApparel. Setelah menentukan pilihannya dan melakukan transaksi

pembayaran dengan total nominal Rp.1.000.000 rupiah. Intan menunggu barang

yang dia beli di instagram dan setelah barang sampai ternyata tidak sesuai harapan.

Baju dres yang dipilih intan di instagram tidak sesuai dengan kondisi fisik baju dress

yang dia dapatkan baik dari segi warna maupun bahan yang dijanjikan. Hal ini salah

satu kasus yang sering terjadi dalam transaksi e-commerce , produsen melakukan

penipuan dengan menggunakan foto-foto palsu untuk menarik perhatian konsumen

sedangkan barang yang dijanjikan tidak sesuai perjanjian baik dari segi bahan,

ukuran maupun warna.

B. Tinjauan Kasus Dengan Hukum Perlindungan Konsumen

Beragam kasus yang muncul berkaitan dengan pelaksanaan transaksi

terutama faktor keamanan dalam e-commerce pada sosial media instagram ini

tentu sangat merugikan konsumen. Padahal jaminan keamanan transaksi e-

commerce sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen

penggunanya. Pengabaian terhadap hal tersebut akan mengakibatkan pergeseran

terhadap falsafah efisiensi yang terkandung dalam transaksi e-commerce menuju

ke arah ketidakpastian yang nantinya akan menghambat upaya pengembangan

pranata e-commerce2.

Beberapa kasus tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan hukum

perlindungan konsumen dilihat dari pendekatan utama Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU PK) dan Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

2 Ebookcollage“ Tinjauan kasus e-commerce dengan hukum perlindungan konsumen” diakses

dari poehttp://ebookcollage.blogspot.co.id/2013/06/perlindungan-hukum-terhadap-konsumen.html pada tanggal 1 April 2016

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

63

(PP PSTE). PP PSTE sendiri merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elekronik (UU ITE).

Dengan pendekatan UU PK, kasus yang terjadi tersebut dapat simpulkan sebagai

salah satu pelanggaran terhadap hak konsumen.

Pasal 4 UU PK menyebutkan bahwa hak konsumen adalah :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan;

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. Hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian

atau tidak sebagaimana mestinya;

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

64

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan

lainnya.

Di sisi lain, kewajiban bagi pelaku usaha (dalam hal ini adalah penjual

online), sesuai Pasal 7 UU PK adalah:

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,

perbaikan dan pemeliharaan;

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa

yang berlaku;

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau

garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

65

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

perjanjian3.

Terkait dengan ketiga kasus diatas, lebih tegas lagi Pasal 8 UUPK

melarang pelaku usaha untuk memperdagangkan barang/jasa yang tidak

sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan

atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut ( kasus 3), dan jelas

pelaku usaha melanggar hak-hak konsumen yang tertera pada pasal 4 UU

PK hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang dijanjikan ( kasus 1 dan 2 ). Berdasarkan pasal tersebut,

ketidaksesuaian spesifikasi barang yang diterima dengan barang tertera

dalam iklan/foto penawaran barang ( kasus 3 ) merupakan bentuk

pelanggaran/larangan bagi pelaku usaha dalam memperdagangkan barang

begitu juga dengan pelanggaran hak-hak konsumen yang telah dilakukan

oleh pelaku usaha.

Pada kasus 3 , konsumen sesuai Pasal 4 huruf h UU PK tersebut berhak

mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

sebagaimana mestinya. Sedangkan, pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7

huruf g UU PK berkewajiban memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

3 Hukum Online “Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce” diakses dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50bf69280b1ee/perlindungan-konsumen-dala-e-commerce pada tanggal 2 April 2016

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

66

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan

tidak sesuai dengan perjanjian.

Apabila pelaku usaha tidak melaksanakan kewajibannya, pelaku usaha

dapat dipidana berdasarkan Pasal 62 UUPK, yang berbunyi:

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1)

huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling

banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)”.

Dalam UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen disebutkan

dalam pasal 1(1) ketentuan umum tentang definisi dari pelindungan

konsumen. Yakni, segala upaya menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan kepada konsumen. Jelas, butir-butir yang tertera

dalam pasal 1(1) bisa dimaknai sebagai representasi bahwa pentingnya

Negara berkomitmen menjamin hak-hak konsumen dalam bertransaksi

barang dan jasa dalam dunia usaha. Yang dimaksudkan dengan barang dan

jasa dalam UU No. 8 tahun 1999 pasal 1 (4) menyatakan bahwa “Barang”

adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak

maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan,

yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau

dimanfaatkan oleh konsumen. Serta pasal1 (5) Jasa adalah setiap layanan

yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat

untuk dimanfaatkan oleh konsumen.

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

67

Secara normative, UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

menyebutkan bahwa dalam pasal 4 huruf (a) menyatakan hak konsumen

adalah kenyamanan, keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi

barang/jasa. Kemudian dijelaskan lagi pasal 4 huruf (c), (d), (e), (f), (g),

(h), (i), yakni hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, hak untuk didengar pendapat

dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan, hak untuk

mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa

perlindungan konsumen secara patut, hak untuk mendapat pembinaan dan

pendidikan konsumen, hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar

dan jujur serta tidak diskriminatif, hak untuk mendapatkan kompensasi,

ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang

diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Disini tertera jelas bahwa secara yuridis normative, Negara telah

menjamin hak-hak konsumen dalam melakukan transaksi jual beli barang

dan jasa4.

C. Analisis Penulis

UUPK belum dapat melindungai konsumen dalam transaksi e-

commerce karena ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam UUPK

belum mengakomodir hak – hak konsumen dalam transaksi e-

commerce. Hal tersebut dikarenakan ecommerce mempunyai

karakteristik tersendiri dibandingan dengan transaksi konvensional. 4 Wordpress “Tinjauan Kasus E-Commerce Dengan Hukum Perlindungan Konsumen” diakses dari

http://jurnalrendi.blogspot.co.id/2011/09/kajian-yuridis-telaah-kasus-penipuan-e.html Pada Tanggal 2 April 2016

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

68

Karakteristik tersebut adalah : tidak bertemunya penjual dan pembeli,

media yang digunakan adalah internet, transaksi dapat terjadi melintasi

batas – batas yuridis suatu negara, barang yang diperjualbelikan dapat

berupa barang/jasa atau produk digital seperti software. Berdasarkan

hasil penelitian, pada transaksi e-commerce hak – hak konsumen

sangat riskan sekali untuk dilanggar, dalam hal ini konsumen tidak

mendapatkan hak – haknya secara penuh dalam transaksi e-commerce.

Apabila diperhatikan, hak – hak konsumen yang secara normatif diatur

oleh UUPK terkesan hanya terbatas pada aktivitas perdagangan yang

bersifatnya konvensional. Di samping itu perlindungan difokuskan

hanya pada sisi konsumen serta sisi produk yang diperdagangkan

sedangkan perlindungan dari sisi pelaku usaha seperti informasi

tentang identitas perusahaan pelaku usaha serta jaminan kerahasiaan

data-data milik konsumen belum diakomodir oleh UUPK, padahal hak

– hak tersebut sangat penting untuk diatur untuk keaman konsumen

dalam bertransaksi.

Keterbatasan UUPK untuk melindungi konsumen dalam bertransaksi

ecommerce juga tampak pada terbatasnya ruang lingkup pengertian

pelaku usaha. Pasal 1 ayat (3) undang -undang ini menyebutkan, yang

dimaksud pelaku usaha adalah “Setiap orang perseorangan atau badan

usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum

yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

69

bersama – sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha

dalam berbagai bidang ekonomi”.

Sedangkan menurut penjelasan pasal 1 ayat (3) UUPK, yang termasuk

dalam pelaku usaha adalah “pelaku usaha yang termasuk dalam

pengertian ini adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi,

importir, pedagang, distributor, dan lain – lain.

Melihat pengertian di atas sangatlah sempit sekali ruang lingkup

pengertian pelaku usaha yang diatur oleh UUPK, dimana pelaku usaha

yang diatur dalam undang – undang ini adalah pelaku usaha yang

wilayah kerjanya di wilayah negara Republik Indonesia. Padahal jika

kita lihat dari karakteristik dari ecommerce, salah satunya adalah

perdagangan yang melintasi batas – batas negara maka pengertian

pelaku usaha dalam UUPK ini tidak dapat menjangkau jika pelaku

usaha tersebut tidak berada di wilayah negara Republik Indonesia.

Akan tetapi UUPK tetap masih menjangkau pelaku usaha toko online

yang melakukan usahanya di wilayah negara Republik Indonesia.

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil yang telah dipaparkan oleh penulis maka kesimpulan yang

dapat diambil oleh penulis adalah :

1. Perlindungan konsumen terhadap tindakan penipuan jual beli online

(melalui instagram)/wanprestasi dalam transaksi e-commerce, khususnya

dalam hal pengaturan tentang perlindungan konsumen terhadap tindakan

wanprestasi pelaku usaha dalam e-commerce masih perlu dibenahi lagi.

Pada dasarnya, belum ada ketentuan yang mengatur secara khusus

mengenai perlindungan konsumen terhadap tindakan penipuan jual beli

online (melalui instagram)/wanprestasi dalam transaksi e-commerce.

Selama ini peraturan yang digunakan untuk melindungi hak-hak konsumen

adalah Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, namun undang-undang ini tidak secara khusus mengatur

mengenai hak-hak konsumen dalam e-commerce. Dengan kata lain,

konsumen sulit menggugat pelaku usaha e-commerce dengan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen karena

pelaku usaha e-commerce sangat sulit dijangkau. Sedangkan peraturan

yang digunakan untuk mengatur mengenai transaksi e-commerce adalah

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, namun dalam undang-undang ini, tidak ada ketentuan yang

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

71

secara khusus mengatur mengenai perlindungan konsumen terhadap

tindakan penipuan jual beli online (melalui instagram)/wanprestasi dalam

transaksi e-commerce. Seharusnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ini disesuaikan dengan

perkembangan e-commerce, termasuk banyaknya kasus kerugian

konsumen yang muncul dalam masyarakat, akibat tindakan penipuan

dalam jual beli online/wanprestasi dari pelaku usaha e-commerce,

sehingga dapat dibuat suatu ketentuan dalam undang-undang ini mengenai

perlindungan konsumen terhadap penipuan jual beli online (melaluin

instagram)/wanprestasi pelaku usaha dalam transaksi e-commerce.

2. Tanggung jawab pelaku usaha yang melakukan penipuan jual beli online

(melalui instagram)/wanprestasi terhadap konsumen yang menjadi korban

pada umumnya dapat berupa dua bentuk, yaitu pengembalian uang dan

penggantian barang baru. Pada kenyataannya, penggantian barang dengan

barang yang baru tersebut biasanya membutuhkan waktu yang lama,

sehingga konsumen sering merasa diabaikan kepentigannya. Hal

terpenting yang perlu diperhatikan konsumen yang mengalami kerugian

adalah berani melakukan komplain kepada pelaku usaha yang

bersangkutan, karena dengan melakukan komplain konsumen telah

berusaha untuk menuntut dan memperjuangkan haknya.

.

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

72

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan oleh penulis maka

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Konsumen agar lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi

ecommerce, mengingat antara konsumen dan pelaku usaha tidak saling

bertatap muka dan tidak saling mengenal, maka tindak kecurangan dari

pelaku usaha yang tidak beretikad baik akan lebih mudah muncul. Oleh

karena itu, perlu sikap teliti serta waspada dari konsumen dalam

melakukan kesepakatan dalam transaksi ecommerce.

2. Bagi Pelaku Usaha agar tidak melakukan tidakan wanprestasi guna

memperoleh keuntungan yang berlebih. Dasar dalam membuka usaha e-

commerce adalah “kepercayaan” (trust) dari konsumen, oleh karena itu,

pelayanan dengan kualitas yang tinggi serta etikad baik dalam melakukan

usaha dalame-commerce sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan

usaha dari pelaku usaha e-commerce tersebut.

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

73

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004

Barkatullah , Abdul Halim , Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam

Transaksi E-commerce Lintas Negara di Indonesia Yogyakarta: FH UII

Press, 2009

Fuady, Munir, Pengantar Hukum Bisnis; Menata Bisnis Modern di Era Global,

Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2005.

Gunawan,Johanes, Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung: Universitas

Katolik Parahyangan, 2010.

Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:

Bayumedia Publishing, 2008

Indrajid, Richardus Eko , E-Commerce: Kiat dan Strategi Bisnis Di Dunia Maya,

Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2001

Makarim, Edmon, Pengantar Hukum Telematika Suatu Kompilasi Kajian.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2010

Miru, Ahmadi, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011

Nasution,Az Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar , Jakarta: Diadit

Media, 2006

Nugroho, Susanti Adi, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari

Hukum Acara serta Kendala Implementasinya, Jakarta: Kencana, 2008

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

74

Philipus M. Hadjon,dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2011

Rahardjo, Satjipto, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta: Kompas,

2003

Ramadhan,Rizky Perdana Hamzah, “Perlindungan Konsumen Pengguna Jasa

Ketenagalistrikan: Studi Kasus Penerapan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh

PT. PLN (Persero),’’ Depok : Skripsi Sarjana Hukum Universitas

Indonesia, 2009

Redjeki, Sri Hartono, Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Pada Era

Perdagangan Bebas, Dalam Hukum Perlindungan Konsumen Bandung :

Mandar Maju, 2000

Riswandi, Budi Agus, Hukum dan Internet di Indonesia Yogyakarta: UII Press,

2003

Samsul,Inosentius, Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan Tanggung

Jawab Mutlak, Jakarta: Universitas Indonesia, 2004

Sjaputra, Imam, Problematika Hukum Internet Indonesia Jakarta: Prenhallindo,

2002

Siahaan, N.H.T., Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk,

Cet. 1, Bogor : Grafika Mardi Yuana, 2005

Tri Siwi Krstiayanti Celina, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar

Grafika, 2011.

W.Purbo Onno dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal e-Commerce , Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2001

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41563/1/MUHAMMAD... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN

74

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Yuntho,Emerson, Class Action Sebuah Pengantar, Jakarta : ELSAM, 2005

Website :

Hukum Online “E-Commerce” diakses dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5517/e-commerce pada

tanggal 4 agustus 2015

Hukum Online, “ Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Belanja Online”, artikel

diakses pada tanggal 3 Agustus 2015 dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50bf69280b1ee/perlindungan

-hukum-bagi konsumen belanja-online.

Wijaya Rendi, Kajian Yuridis, Telaah Kasus Penipuan E-commerce Melalui

Facebook, http://jurnalrendi.blogspot.com, akses 1 Agustus 2015

Wikipedia “Instagram” diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram pada

tanggal 5 agustus 2015

Wikipedia “Instagram” diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram pada

tanggal 18 September 2015

Wikipedia “Perlindungan Konsumen” diakses dari Perlindungan konsumen adalah

perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak

konsumen pada tanggal 4 agustus 2015

Yabpeknas Banten “Perlindungan Konsumen” diakses dari

http://www.yabpeknas.com/2015/04/perlindungan-konsumen.html pada

tanggal 4 agustus 2015